geografi 1

Upload: nuranto-ilyas-baihaqi

Post on 14-Jul-2015

369 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Kekeringan . Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Kekeringan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Kekeringan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Indramayu, 13 januari 2012

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR........................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN..............................................................1 1.1 Latar Belakang............................................................1 1.2 Tujuan.......................................................................1

BAB II

ISI..................................................................................1 2.1 Pembahasan...............................................................2 2.2 Penyebab...................................................................2 2.3 Antisipasi Penanganan.................................................3 2.4 Penanggulangan.........................................................4 2.5 Pemulihan..................................................................5 2.6 Kekeringan Di Nusa Tenggara Timur............................5

BAB III PENUTUPAN...................................................................10 3.1 Kesimpulan.................................................................10 3.2 Saran.........................................................................10 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................11

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam kehidupan ini, kita membutuhkan air untuk kebutuhan sehari hari, dari mulai minum, memasak, mandi, mencuci, dan kepentingan lainnya. Tapi coba kita bayangkan jika sumber mata air disekitar kita mengalami kekeringan, dengan apa kita memenuhi kebutuhan tersebut? Bayangkan jika sungai, danau, dan laut mengalami kekeringan, dampaknya akan sangat besar untuk semua makhluk hidup. Air adalah salah satu sumber kehidupan kita. Maka dari itu kita harus menggunakan air dengan sebaik-baiknya, jangan sampai air tersebut terbuang sia-sia. Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Dampakekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan. 1.2 Tujuan y y y Agar manusia lebih memanfaatkan air Agar dapat mencegah timbulnya kekeringan Agar dapat menanggulangi kekeringan

BAB II ISI2.1 Pembahasan Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia. Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan. PBB memperhitungkan bahwa setiap tahun wilayah lahan subur seluas Ukraina hilang akibat kekeringan, pembabatan hutan, dan ketidakteraturan iklim.

2.2 Penyebab Penyebab kekeringan ada 2 (dua) faktor, yaitu : 1. Akibat alamiah a. Kekeringan Meteorologis; berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan. b. Kekeringan Hidrologis; berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air tanah. Terdapat tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunnya elevasi muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air tanah. Kekeringan hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan. c. Kekeringan Pertanian; berhubungan dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah), sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah gejala kekeringan meteorologi. d. Kekeringan Sosial Ekonomi; berkaitan dengan kekeringan yang memberi dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi, seperti: rusaknya tanaman, peternakan, perikanan, berkurangnya tenaga listrik dari tenaga air, terganggunya kelancaran

transportasi air, dan menurunnya pasokan air baku untuk industri domestik dan perkotaan. e. Kekeringan Hidrotopografi; berkaitan dengan perubahan tinggi muka air sungai antara musim hujan dan musim kering dan topografi lahan. 2. Akibat Ulah manusia Kekeringan tidak taat aturan terjadi karena: Kebutuhan air lebih besar daripada pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam atau pola penggunaan air. Kerusakan kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air akibat perbuatan manusia. Berdasarkan klasifikasi kekeringan tersebut, maka prioritas penanggulangan bencana kekeringan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Khusus untuk kekeringan yang disebabkan oleh ketidaktaatan para pengguna air dan pengelola prasarana air, diperlukan komitmen dari semua pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah ditetapkan. Kepada masyarakat perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif, sehingga memahami dan melaksanakan pola pengguna air sesuai peraturan/ketetapan.

2.3 Antisipasi Penanganan Antisipasi penanganan kekeringan dapat dilakukan melalui dua tahapan strategi, yaitu perencanaan jangka pendek dan panjang. y Perencanaan jangka pendek (satu tahun musim kering): a. penetapan prioritas pemanfaatan air sesuai dengan prakiraan kekeringan b. penyesuaian rencana tata tanam sesuai dengan prakiraan kekeringan c. pengaturan operasi dan pemanfaatan air waduk untuk wilayah sungai yang mempunyai waduk d. perbaikan sarana dan prasarana pengairan e. penyuluhan/sosialisasi kemungkinan terjadinya kekeringan dan dampaknya f. penyiapan cadangan pangan g. penyiapan lapangan kerja sementara (padat karya) untuk meringankan dampak h. persiapan tindakan darurat, antara lain: pembuatan sumur pantek atau sumur bor untuk memperoleh air, penyediaan air minum dengan mobil tangki, penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan, dan penyediaan pompa air.

y Perencanaan jangka panjang meliputi: a. pelaksanaan reboisasi atau konservasi untuk meningkatkan retensi dan tangkapan di hulu b. pembangunan prasarana pengairan (waduk, situ, embung) c. pengelolaan retensi alamiah (tempat penampungan air sementara) di wilayah sungai d. penggunaan air secara hemat e. penciptaan alat sanitasi hemat air f. pembangunan prasarana daur ulang air g. penertiban pengguna air tanpa ijin dan yang tidak taat aturan.

2.4 Penanggulangan y Sasaran penanggulangan kekeringan ditujukan kepada ketersediaan air dan dampak yang ditimbulkan akibat kekeringan. Untuk penanggulangan kekurangan air dilakukan melalui : pembuatan sumur pantek atau sumur bor untuk memperoleh air,penyediaan air minum dengan mobil tangki,penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan,penyediaan pompa air, pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat (seperti gilir giring). y Berikut juga akan dibahas upaya-upaya penanggulangan bencana kekeringan, baik non-fisik maupun fisik darurat dan fisik jangka panjang. Upaya Non Fisik Upaya non fisik merupakan upaya yang bersifat pengaturan, pembinaan, dan pengawasan. Menyusun neraca air regional secara cermat. Menentukan urutan prioritas alokasi air. Menentukan pola tanam dengan mempertimbangkan ketersediaan air. Menyiapkan pola operasi sarana pengairan. Memasyarakatkan gerakan hemat air dan dampak kekeringan. Menyiapkan cadangan/stok pangan. Menyiapkan lapangan kerja sementara. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan upaya penanganan kekeringan.

Upaya fisik darurat Penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan yang mempunyai waduk/reservoir, sehingga air yang berasal dari hujan yang terbentuk dapat ditampung. Pembuatan sumur pantek untuk mendapatkan air. Penyediaan pompa yang movable di areal dekat sungai atau

danau, sehingga pompa tersebut dapat dipergunakan secara bergantian untuk memperoleh air. Operasi penyediaan air minum dengan mobil tangki untuk memasok air pada daerah-daerah kering dan kritis.

Upaya fisik jangka panjang Pembangunan prasarana pengairan, seperti waduk, bendung karet, saluran pembawa, dan lain-lain. Pelaksanaan konservasi air dan sumber air di daerah tangkapan hujan. Penggunaan air secara hemat dan berefisiensi tinggi. Penciptaan alat-alat sanitasi yang hemat air.

2.5 Pemulihan Kegiatan pemulihan mencakup kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang, antara lain: bantuan sarana produksi pertanian, bantuan modal kerja, bantuan pangan dan pelayanan medis, pembangunan prasarana pengairan, seperti waduk, bendung karet, saluran pembawa, dan lainnya. pelaksanaan konservasi air dan sumber air di daerah tangkapan hujan, penggunaan air secara hemat dan berefisiensi tinggi, penciptaan alat-alat sanitasi yang hemat air, dan penertiban penggunaan air.

2.6 kekeringan di Nusa Tenggara Timur (NTT) Banyak masalah yang di timbulkan oleh kekeringan didaerah NTT ini, seperti di bidang kesehatan, pertanian, perkebunan, peternakan, dll. Di bidang kesehatan, banyak sekali anak-anak yang menderita gizi buruk contohnya, Fanis Nggadhu Mbolu, bocah yang tinggal di kampung terpencil di Desa Wunga, Kecamatan Hahar, Kabupaten Sumba Timur, bobotnya tinggal 8 kilogram dari seharusnya belasan kg. Begitu juga Alo Nggaba, hanya 9,5 kg dan Aldianus Manuyayu yang tinggal 11 kg. Bocahbocah ini adalah tiga di antara 20 anak yang dibina Posyandu Cendana karena menderita gizi buruk. Jika tidak segera di tanggulangi, masalah gizi buruk akan semakin meluas. Di bidang pertanian dan perkebunan, banyak tanaman yang gagal panen, contohnya, tanaman jagung yang gagal panen di daerahnya mencapai 1.416 hektar (ha), padi gogo 84,65 ha, padi sawah 78,28 ha,

kacang hijau 36,5 ha, pisang 1.014 pohon, kelapa 232 pohon, dan kayukayuan 386 pohon. Kerusakan ladang juga terjadi di Kabupaten Ende. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Ende mendata, kerusakan ladang petani terjadi di 16 desa di tujuh kecamatan, yakni Nangapanda, Lio Timur, Ndori, Maukaro, Detusoko, Ende, dan Pulau Ende. Lahan pertanian yang rusak seluas 394,95 ha. Sekitar 5.000 jiwa keluarga petani terkena dampaknya, dengan total kerugian material mencapai Rp 5,4 miliar. Kriminalitas pun mulai meningkat di perkampungan karena urusan perut sudah tidak bisa ditahan lagi. Pencurian hasil kebun merebak di sejumlah tempat. Padahal, kampung itu sebelumnya boleh dibilang aman dan tenteram. Pemerintah Provinsi NTT telah mengambil langkah darurat untuk mengantisipasi rawan pangan akibat kekeringan. Tiap kabupaten dikirim 100 ton beras, di luar beras untuk rakyat miskin (raskin). Pemerintah juga menyiagakan dana tanggap darurat, yaitu dana ancaman bencana sebesar Rp 11 miliar dan dana untuk mengatasi gizi buruk senilai Rp 1 miliar. Foto : 1.

Keterangan : tanah yang retak akibat kekeringan

2.

Keterangan : daun-daun berguguran karena kekeringan

3.

Keterangan : hewan-hewan mati kehausan akibat kekeringan

4.

Keterangan : gagal panen akibat kekeringan

5.

BAB III Penutupan3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Kekeringan bisa terjadi karena kebutuhan air lebih banyak dari pada pasokan air yang sudah tersedia. 2. Usaha agar kekeringan tidak terjadi adalah gunakan air dengan sebaik mungkin. 3.2 Saran 1. Kita harus menggunakan air dengan sebaik mungkin. 2. Berikan penyuluhan kepada semua warga agar semua warga mengerti akan pentingnya air, dan bisa memanfaatkannya agar tidak terjadi Kekeringan. 3. Mengingat resiko yang akan terjadi, semua warga harus ikut serta dalam melindungi air, tanamkan kebiasaan baik sejak dini kepada anak agar bisa ikut dalam membantu melindungi bumi kita dari hal yang kecil hingga besar.

DAFTAR PUSTAKAy y y http://piba.tdmrc.org/book/export/html/131 http://id.wikipedia.org/wiki/Kekeringan http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.co m/Lk_ecGmipWk/TuECBaSvPWI/AAAAAAAAFNg/IC0DELlUIF4/s640 /1172.jpg&imgrefurl=http://www.acehtraffic.com/2011/12/jawa -terancam-kering-mulai2015.html&h=427&w=580&sz=112&tbnid=aMcjVRhJQNcSDM: &tbnh=95&tbnw=129&prev=/search%3Fq%3Dkekeringan%26t bm%3Disch%26tbo%3Du&zoom=1&q=kekeringan&docid=MGp CqtfLYQrFAM&hl=id&sa=X&ei=99MTT_u7JcasrAeds_joAQ&sqi= 2&ved=0CEgQ9QEwBQ&dur=1216

KEKERINGANMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas Geografi

Disusun Oleh : Wulan Anjariyah NIS : 101110188 Kelas : XI IPS 1

SMA Negeri 1 Sindang Indramayu 2011/2012