geneologi pemikiran politik tan malaka ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · geonologi pemikiran...

132
GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari perspektif Islam SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas-tugas dan melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana (S1) dalam ilmu Ushuluddin Oleh : FARWIS NIM : 44 11 4 007 Program Studi FILSAFAT POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA

ditinjau dari perspektif Islam

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas-tugas dan melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana (S1)

dalam ilmu Ushuluddin

Oleh :

FARWIS

NIM : 44 11 4 007

Program Studi

FILSAFAT POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA MEDAN

2015

Page 2: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

ABSTRAK

Nama :Farwis

Nim :44.11.4.007

Jurusan :Pemikiran Politik Islam

Judul Skripsi :Geonologi pemikiran politik Tan Malaka

ditinjau dari perspektif Islam

Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada

Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil dari Barat, hal ini dapat dilihat

dari tempat lahir Tan Malaka sendiri yaitu di Minangkabau yang ke Islamanya sangat

kental, Tan Malaka mendukung aliansi Islam sebagai perjuangan untuk merdeka.

Islam merupakan spirit perlawanan atas kolonialisme dan imperealisme sehingga

jihad atau memerangi kolonialisme wajib hukumnya.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kualitatif

dengan menggunakan buku sebagai sumber utama dalam penelitian ini. Hal ini sesuai

dengan judul skripsi yaitu “Geonologi pemikiran politik Tan Malaka ditinjau dari

perspektif Islam”

Pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada MADILOG

(Materilaisme- Dialektika-Logika) yang diadopsi dari dunia Barat. Dalam revolusi,

Tan Malaka memiliki bebrapa revolusi yang dapat dijadikan sebagai perbaikan bagi

Indonesia seperti revolusi sosial, revolusi ekonomi, revolusi politik dan revolusi

pendidikan.

Sementara dalam etika politik, dasar-dasar moralitas Tan Malaka berbentuk

pada perpaduan unsur-unsur budaya dan agama yang berakumulasi pada masyarakat

yang menghasilkan paradigma baru sebagai tujuan yaitu kemerdekaan.

Page 3: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tepa tpada waktunya.Shalawat dan

salam kepada Nabi Muhammad Saw yang telah mengajarkan manusia menuju jalan

kebaikan dan kemaslahatan.

Penulis menyadari bahwa proses kegiatan penulis, penyusunan, serta

perbaikan materi skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tak terhingga kepada Bapak Prof. Dr. Katimin, M.Ag selaku pembimbing I dan Ibu

Dra. Husna Siregar, M. Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan arahan dengan tulus dan ikhlas, sehingga tulisan ini dapat terselesaikan.

Kemudian yang teristimewa saya haturkan sembah sujud tak terhingga kepada

Ayah Sofyan dan Ibu Tercinta Sabedah yang telah memberikan curahan kasih

sayang, perhatian dukungan, dan pengorbanan atas segalanya demi keberhasilan

penulis dalam penyelesaian studi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu sepantasnyalah penulis mengucapkan terima kasih kepada

beberapa pihak, di antaranya

1. Ibu Dr. Dahlia Lubis, M.Ag, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam,

Bapak Dr. Sofyan Saha, M.A Wakil Dekan I, Bapak Adenan, M.A Wakil

Dekan II dan Bapak Drs. Kamaluddin, M.A Wakil Dekan III, Fakultas

Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan pendidikan di Fakultas

Ushuluddin Jurusan Pemikiran Politik Islam.

Page 4: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

ii

2. Drs. Maraimbang Daulay, M.A selaku Ketua Program Studi Pemikiran Politik

Islam, serta Dra. Elly Warnisyah, M.A selaku sekjur Program Studi Pemikiran

Politik Islam Fakultas Ushuluddin UIN Sumatera Utara.

3. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.

4. Untuk Muhammad Nasir dan Anoni ritonga selaku Sahabat yang selalu ada

dalam setiap langkahku, yang selalu memberikan rasa persahabatan yang tiada

habisnya, serta rasa terima kasih saya atas saran dan motivasinya dalam

penulisan skripsi ini.

5. Untuk satu nama yang selalu tertulis di dalam hati Ku, semoga Allah

memberikan kemudahan dalam menjalani hidup ini.

6. Seluruh Staf Perpustakaan UIN-SU beserta seluruh pihak yang telah banyak

membantu memberikan data dan informasi selama penulis melakukan

penelitian.

7. Untuk teman yang selalu ada dalam penulisan skripsi ini Ashri Ramadhani,

Jasmani dan Muhammad Busri Rambe, Fandi Ahmad, Zulfadli Nasuion, Siti

Fatimah, Fitria Ningsih Pasaribu serta teman-teman satu angkatan dengan

penulis di Jurusan Pemikiran Politik Islam, Tafsir Hadist, Aqidah Filsafat dan

Perbandingan Agama yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

8. Serta ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabat saya yang telah mengadu

nasibnya dan mencari ilmu pengetahuan serta pengalamannya selama di

Medan, mereka adalah sahabat saya satu perjuangan Organisasi diantaranya

Muhammad Nasir, Antoni Ritonga, Muhammad Jamil, Hibban Panerangan

Siregar, Fazlur Rahman, Fahri, Safaruddin, Tuti Kurniati, Heriyanti, Cici, Evi,

Rida, Fhadlan Kamali Batu Bara,Yulisa Irmayani Lubis, Helmi, Rudiansyah,

Habibu rohman, Ozi Armansyah, Winansyah, Julida Ritonga, dinawati Hrp,

dan yang lain-lainnya yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu,

Page 5: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

iii

yang sangat berperan memberi masukan kepada saya dalam soal keilmu

pengetahuan yang sangat berkembang pesat dan membantu saya dalam

penyelesaian skripsi saya ini.

Akirnya, penulis ingin mengatakan segala bentuk kesalahan dan kelemahan di

dalam skripsi ini sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Penulis berdoa, semoga apa yang telah diberikan kepada penulis mendapat

pahala dan amal disisi Allah Swt serta senantiasa mendapat perlindungan-Nya dalam

menjalankan aktivitas kehidupan, Amin

Medan, 01 November 2015

Penulis

Farwis

Nim. 44114007

Page 6: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka................................................................................ 8

E. Kerangka Teoritik ............................................................................. 9

F. Metode Penelitian ............................................................................. 11

G. Sistematika Pembahasan ................................................................... 14

BAB II POLITIK ISLAM DI INDONESIA

A. Pengertian Politik Islam ..................................................................... 16

B. Sejarah Politik Islam Di Indonesia ................................................... 20

1. Pra Kemerdekaan ......................................................................... 26

2. Pasca Kemerdekaan Sampai ke Masa Reformasi ........................ 31

BAB III BIOGRAFI TAN MALAKA

A. Sejarah Tan Malaka ............................................................................. 49

B. Karya-Karya Tan Malaka .................................................................... 89

BAB 1V FILSAFAT POLITIK TAN MALAKA

A. MADILOG vis a vis Logika Mistika……………………………….. 96

B. Tan Malaka dan Revolusi .................................................................. 100

Page 7: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

v

1. Revolusi Sosial .............................................................................. 101

2. Revolusi Ekonomi ......................................................................... 103

3. Revolusi Politik ............................................................................. 106

4. Revolusi Pendidikan ...................................................................... 110

C. Agama dan Budaya Sumber Etika Politik.......................................... 113

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan .......................................................................................... 119

2. Saran .................................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Topik tentang Tan Malaka sangat menarik di telinga para pembaca dewasa

ini, meskipun sering kali diiringi dengan satu perdebatan panas tentang

kepahlawanannya. Biasanya pahlawan yang kontroversi ini disematkan makna

komunis sehingga komunis Tan Malaka seolah memberi image yang jelek di

Indonesia. Namun tak dapat dipungkiri komunis Indonesia di tahun awal berdirinya

sampai Indenesia merdeka memberi coretan hitam dalam tubuhnya diantaranya

peristiwa-peristiwa tersebut G 30 S PKI yang didalangi langung oleh Sekjen PKI

yaitu D.N Aidit dan pelaksananya adalah Letkol Untung.1

Kehidupan masyarakat Minangkabau yang religius banyak mempengaruhi

cara fikir Islam Tan Malakah sebagai tokoh kontroversi. Isi dan keyakinan politiknya

masih sangat kental dengan nuansa keIslaman,2 walaupun Tan Malaka menganut

komunisme. Namun Tan Malaka mendukung aliansi Islam sebagai perjuangan untuk

merdeka, sebagai kesimpulan Hamka tentang Tan Malaka bahwa fakta-fakta sejarah

menunjuk Tan Malakah sebagai tokoh refolusi Islam Minangkabau,3 sehingga Tan

1 . Tim Media Persindo.Kumpulan Pernyataan Bung Karno Tentang Gerakan 30 September

(Benarkah Gerakan 30 September di Dalangi Bung Karno?.(Yogyakarta :Media Persindo, 2006). Hal

vii

2 . Tan Malaka. Islam Dan Tinjauan Madilig. (Jakarta :Widjaja 1951).

3 . Hamka Dalam Ahmad Suhelmi. Dari Kanan Islam hingga Kiri Islam Biografi Dan

Pemikiran Politik. (Jakarta : Darul Falah 2001), hal. 173

Page 9: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

2

Malaka sering tidak sepaham dengan kawan-kawan seperjuangan lainnya. Bagi Tan

Malaka, Islam merupakan spirit perlawanan atas kolonialisme dan imperealisme4

sehingga jihad atau memerangi kolonialisme wajib hukumnya.

Kehadiran Tan Malaka dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia

masih mengundang kontroversi. Tan Malaka di satu sisi dianggap sebagai pejuang

sejati Indonesia, di sisi lain tidak lebih seorang komunis (PKI) yang bercita-cita

mendirikan negara komunis Indonesia.

Tan Malaka sebagai tokoh incognito di masa Indonesia menghadapi

kemerdekaan Tahun 1945, Tan Malaka yang disinyalir sebagai salah satu dalang

penculikan Bung Karno dan Hatta, yang dilaksanakan pemudaa sukarni,

Nitimihardjo, Elkana Tobing, Adam Malik, Chairul Shaleh dan beberapa kaum muda

lainnya mengutif dalam buku “ Detik-detik Proklamasi” yang ditulis Adam Malik,

dalam buku tersebut diceritakan penculikan yang dilaksanakan dengan salah satu

gagasan atau himbauan dari Tan Malaka secara langsung. Tulisan dalam buku

tersebut menjelaskan bahwa pemuda dan pelajar aktivis yang mempersiapkan

proklamasi dari kawasan Menteng sampai dengan Renggas Donklok, hampir

sebagian besar adalah pengikut setia Tan Malaka.Tindakan proklamasi Tan Malaka

ditunjukan pada awal tahun 1950 dengan bertemu Achmad Soebardjo sadar bahwa

tamu yang memberikan wejangan tersebut adalah Tan Malaka.Tindakan Tan Malaka

tidak berani muncul secara terang-terangan tersebut itu disebabkan kehati-hatiannya

4 . Ihsanudin, Tan Malaka Dan Revolusi Proletar. (Yogyakarta : Risist Book 2010), h. xv

Page 10: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

3

mengingat dia adalah DPO dari polisi-polisi kolonial termasuk kenpetani yang saat

itu masih berkuasa.5

Tan Malaka yang mengikrarkan dari sebagi seorang marxis.Pristiwa yang

membawanya diawali dari belajar di Belanda pada tahun 1991dalam pengalamannya

melihat pola kehidupan sosial antara kolonialisme dengan buruh pabrik6 sehingga

membawa Tan Malaka atas dirinya sebagai komunis dan materialis sekaligus

bertuhan mengakibatkan dirinyaditakuti polisi kolonial.Mengidikasikan bahwa

dirinya adalah komunis atau disebut PKI bertuhan.Kontroversi yang menarik dari

kePKIan Tan Malaka adalah sebuah ideologi Tan Malaka melahirkan dua gagasan

aktivitas pergerakan kemerdekaan bercokol pada percampuran ideologi agama dan

Komunis Marxisme-Lenimisme. Kontroversi diatas ditegaskan dalam sebuah kutipan

yang membagi kemunculan aktivis pergerakan kemerdekaan pada liam tipe ideologi.

Pertama, Islam Komunis. Mereka berasas pada ajaran Tan Malaka yang

menghubungkan ajaran tentang kesamaan dan kebersamaan manusia dalam Islam dan

komunis. Masuk dalam kelompok pertama ini adalah pemimpin PKI Sumatera Barat

tahun 1948 Haji Datuak Batuah dan mantan ketua umun partai Murba Djamaluddin

Tamim. Kedua, kalangan yang berideologi Islam nasionalis.Kelompok ini diwakili

organisasi PERMI, PSSI, Muhammadiyah dan Masyumi.Tokoh-tokohnya adalah M.

Sjafei, A.R Sutan Mansyur, Rasuna Said dan Hamka, Haji Rasuli.Ketiga, sosialis

5 . Malik, Adam. Riwayat Proklamasi 17 Agustus 1945. (Jakarta : Widjaya 1975), h. 8

6 . Ahmad Suhelmi. Dari Kanan Islam hingga Kiri Islam Biografi Dan Pemikiran Politik.

(Jakarta : Darul Falah 2001), hal. 159

Page 11: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

4

democrat yang berjumlah sedikit tapi menonjol.Mereka mengikuti pimpinan, dan

Muhammad Hatta di Batavia, seperti M. Rasjid.Keempat, Nasionalis kiri.Tipe ini

baru muncul setelah kegagalan pemberontakan PKI tahun 1926 di

Silungkang.Mereka masuk dalam Gyu Gun (Militer Jepang).Tokoh-tokohnya chatib

Sulaiman, Dahlan Djambek, dan Ahmad Husein.Kelima, kalangan komunis yang

berasal dari gerakan kiri Tan Malaka dan dipengaruhi Marxisme-lenimisme.Masuk

kedalam tipe ini adalah ketua PKI Sumatera Timur Natar Zainuddin dan Pimpinan

PKI Sumatera Barat Bachtarudin.7

Dari penjelasan corak ideologi di Indonesia ini penulis ingin melihat sejauh

mana ideologi komuis di Indonesi, dalam pengalaman Tan Malaka yang ditulis dalam

karyanya diantaranya yang berjumlah kurang lebih 26 buah, Matu Mona, Spionnage-

Dienst (Patjar Merah Indonesia).Medan (1938), Emnast. Tan Malaka di Medan.

Medan (1940), Tiga Kili Patjar Merah Datang Membela (1940), Patjar Merah

Kembali Ke Tanah Air (1940), Menuju Refublik Indonesia (1924), Dari Pendjara Ke

Pendjara, Auto Biografi, Madilog (1948), Gerpolek (1948), Parlement atau Soviet

(1920), SI Semarang dan Onderwidj (1921), Dasar Pendidikan (1921), Islam Dalam

Tinjauan Madilog (1948), Semangat Muda (1925), Masa Aksi (1926), Pandangan

Hidup (1948), Ku Handel Di Kaliurang (1948), Muslihat (1945), Pari International

(1927), Rencana Ekonomi Berjuang (1945), Aslia Bergabung (1943), Pari Dan

Nasionalisten (1927), Pari Dan PKI (1927), Politik (1945), Manifesto Bangkok

7 . Taufik Adi Susilo, Tan Malaka Biografi Singkat 1897-1949” (Yogyakarta : Ar-Ruzz

Mewdia 2008), hal. 14

Page 12: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

5

(1927), Proklamasi 17-8-43 Isi Dan Pelaksanaannya (1945), yang diselesaikannya

selama blesir ke berbagai belahan dunia, sehingga Tan Malaka mempunyai indikasi

memasukkan ideologi komunis ke Indonesia tetapi pada kenyataannya Tan Malaka

harus menghadapi Indonesia dengan nasionalitasnya, olehnya indekasi yang kuat

dalam hipotesis tentang Tan Malaka ini yang mengawali latar belakang kemunculan

pemikiran tentang aktivitas pergerakan di Indonesia. Dari kemunculan dua aliran

pemikiran Tan Malaka perlu dibeda secara luas untuk meluruskan Islam versus

Komunis.

Indekasi pertama tentang kecurigaan penulis terhadap kekalahan komunis

pada perang dunia II dan kekalahan Islam di perang dunia I antara Islam dan

Komunis telah kalah pada interium kapitalis yang mengusung politik kolonialisme

dan satu hal yang dihadapi Tan Malaka adalah kenasionalitasan yang ada di Indonesia

untuk menghadapi politik kolonialisme Belanda olehnya Tan Malaka bergabung

dengan SI 1921, sehingga memberi inspirasi penulis untuk membahas tentang wacana

kebenaran yang masih kabur dalam pemahaman Islam didalam Komunis ataukah

Komunis di dalam Islam.

Indikasi kedua Tan Malaka sebgai anak rana Minang, Islam bagi Tan Malaka

adalah adat istiadat atau budaya.Mengutif para antropologi yang berbicara tentang

fakta-fakta yang mempengaruhi serta yang menentukan tingkah laku manusia

diantaranya, faktor dari dalam diri manusia dan faktor dari luar diri manusia, salah

Page 13: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

6

satunya adalah kebudayaan.8Dari hal ini dapat ditarik sebuah pernyataan apakah betul

ideologi Islam-Komunis Tan Malaka tersirat dari faktor dalam Tan Malaka sebagai

sebuah kebutuhan dan faktor luar dari Tan Malaka yaitu budaya tradisional

Minangkabau dan pengalaman belajar Tan Malaka.

Dari dua indikasi ini kegelisahan penulismencoba untuk membedah pola pikir

Tan Malaka, akan tetapi kiranya tak mungkin penulis bedah satu persatu karya

pemikiran Tan Malaka, penulis mencari sumber dari berbagai karya Tan Malaka serta

dapatlah salah satu buku yang cocok untuk kegelisahan akademik penulis dan

hipotesis awal menyatakan bahwa kerangka pemikiran politik Tan Malaka terdapat

pada buku atau karyanya yang berjumlah kurang lebih 25 buah. Tetapi ada buku yang

sangat menarik untuk membaca pemikiran Tan Malaka yaitu Madilog dimana

pemikiran Tan Malaka menjelaskan tentang struktur gerak pemikiran yang terbagi

atas tiga gagasan besar yaitu materialisme, dialegtika dan logika.9 Buku ini

melahirkan berbagai pemikiran yang diaplikasikan secara aktif praktis, pemikiran ini

membawa Tan Malaka bergerak dalam mendirikan berbagai partai, aktif dalam aksi

kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, menjadi guru dan lain-lain. Masih dari

buku ini juga kegiatan politik yang fasip dan praktis dengan mengarang buku lain

selain Madilog yang memberi sumbangan besar pada kemerdekaan Indenesia seperti

Aksi Masa, Gerpolek, Dari penjara Ke Penjara, dan lain-lain.

8 . Arifin Budiman, Manusia Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Lakunya

Dalam Teori-Teori Antropologi Sosial. (Jakarta : Erlangga 1986), h. 36

9 . Taufik Adi Susilo, Tan Malaka Biografi Singkat 1897-1949” (Yogyakarta : Ar-Ruzz

Mewdia 2008), hal. 72-86

Page 14: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

7

B. Rumusan Masalah

Masalah utama dalam skripsi ini adalah bagaimana konsep politik Tan

Malaka. Masalah utama akan dirinci kedalam sup-sup masalah sebagai berikut :

1. Dalam bidang apa saja yang ada dalam pemikiran politik Tan Malaka?

2. Siknifikansi (kepentingan) pemikiran politik sekarang di Indonesia?

- Tan Ma di kaitkan dengan system politik di indonesia

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terbagi atas dua macam secara akademisi, dan

kegunaan.Pertama, bertujuan untuk menemukan karakter atau corak Islam kiri dalam

pemikiran politik Indonesia seperti penemuan Islam kiri di Timur Tengah sebagai

pembandingnya untuk tujuan akademis.Kedua, tujuannya memberi sumbangan

kegunaan dalam dua signifikasi aspek kegunaan yaitu :

1. Aspek keilmuan yang bersifat teoritis.

a. Pengungkapan karakteristik konsep metodologi yang ditawarkan Tan

Malaka akan memberikan suatu nuansa baru dalam kajian dan wawasan

filsafat politik terutama filsafat politik Islam. Sementara ini, kajian politik

Islam terjebak dalam ranah politik stagnasi yaitu pengakuan makna negara

Islam sebagai kiblat politik Islam dengan nuansa politik yang muncul di

negara Arab.

Page 15: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

8

b. Mengungkapkan argumentasi filsafati dari gerakan tevolusioner Tan

Malaka.

2. Aspek praktis yang bersifat fungsional.

a. Menginventarisir pemiiran politi Tan Malaka.

b. Mengkritisi kekuatan dan kelemahan pemikiran politik Tan Malaka.

D. Tinjauan Pustaka

Sepanjang pengetahuan penulis, ada beberapa penulis atau individu yang telah

mengkaji dan meneliti terhadap pemikiran Tan Malaka. Dari sejumlah tulisan yang

ada itu, penulis belum mendapatkan karya yang membahas secara khusus tentang

aspek kolaborasi antara teori politik Tan Malaka dalam Madilog dan Teori politik

islam secara konferhensif dan mendalam.

Karya besar yang muncul adalah karya Herlen Jervis yang sudah

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia “Tan Malaka, pejuang revolusioner atau

manusia murtad?” karya ini hanya bercorak pada gerakan praktis yang dilakukan Tan

Malaka.10

Karya ini juga tidak menunjukkan corak Tan Malaka dilahirkan dalam dua

lingkungan yang berbeda, indikasi bahwa Tan Malaka hidup dimasa komunis dan

kapitalisme secara otomatis tidak menjadi bahasan penting sehingga penulisan ini

bergerak kearah indikasi pemikiran yang mempengaruhi arah pemikiran Tan Malaka

dari kekalahan Islam dan komunis dari kapitalis.

10 . Herlen Jervis. “Tan Malaka, pejuang revolusioner atau manusia murtad?” Ahli Bahas

Wasid Suarto (Jakarta :Yayasan Masa, 1987)

Page 16: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

9

Karya lain adalah Zulhasril Nasir, dalam karyanya yang berjudul “ Tan

Malaka dan gerakan kiri Minang Kabau” karya ini menjelaskan hubungan

revolusioner Tan Malaka dengan demokrasi Minang Kabau.11

Karya ini sedikit mirip

dengan penulisan ini akan tetapi bidikan ini lebih lanjut adalah menjelaskan tentang

perbedaan ideologi Tan Malaka dengan tokoh pergerakan Minangkabau lainnya.

Berarti karya ini tidak mencoba menunjukkan karakter latar belakang politik Islam

Tan Malaka tapi menunjukkan secara budaya dan adat saja dan penulisan ini akan

dibidik dalam pola politik Islam ala Tan Malaka.

Jadi sejauh penglihatan penulis, sampai saat ini sudah banyak yang meneliti

tentang Tan Malaka sehingga membahas tentang Tan Malaka dengan pandangan

politik Islam menjadi sesuatu yang sangat menarik dan memunculkan keunikan-

keunuikan baru, sehingga karya Tan Malaka sebagai bahan analisis sangat menarik

untuk dikaji lebih lanjut dalam pemikiran politik Islam ala Tan Malaka yang

berkembang di Indonesia saat itu.

E. Kerangka Teoritik

Berhubung kajian ini termasuk dalam wilayah politik, maka kajian ini tidak

salah kalau dikaitkan dengan Fiqih Syasah (Fiqih Syar’ iyah), dalam hal ini

Abdurrahman Taj yang dikutip oleh Suyuti Pulungan mengatakan Fiqih Syar’ iyah

adalah hukum-hukum mengatur kepentingan negara dengan mengorganisir umat yang

11 . Nasir, Zulhasril, “ Tan Malaka dan gerakan kiri Minang Kabau”(Yogyakarta : Ombak

Pres 2007)

Page 17: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

10

sejalan dengan jiwa sayariat dan sesuai dengan dasar-dasarnya yang universal (kulli)

untuk merealisasikan tujuan-tujuannya yang bersifat kemasyarakatan, sekalipun hal

itu tidak ditunjukkan oleh nash-nash tafshili dan juz‟i dalam al-Qur‟an dan Sunnah.12

Dari definisi diatas, Asyafri Jaya Bakti mengambil asumsi bila umat Islam

berpolitik, maka batu pijakannya adalah Syariah (maqasyid syaria’ah) maka

langkahnya tidak menyalahi aturan yang digarisi oleh islam. Berbicara masalah

Maqasidu Syari‟ah yang dibicarakan adalah kemaslahatan.13

Sehingga menurut Abdul

Wahab Khalab yang dikutip oleh Asyafri Jaya Bakti dalam kaitan ini menegaskan

tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan sehingga tak satupun yang disyariatkan

baik dalam al-Qur‟an maupun As-Sunnah mengandung kemaslahatan.14

Dengan demikian dikarenakan yang diteliti adalah Geneologi pemikiran

politik, telaah terhadap konsep pemikiran politik, maka kajian ini termasuk kedalam

Syasah Syar‟iyah khususnya masalh dustrudiyah (tatanegara).

Berkaitan dengan hal ini muslim dalam memahami hubungan Islam dengan

ketatanegaraan, terbagi atas tiga aliran. Pertama, berpendirian bahwa Islam bukan

12 . Abdurrahman Taj, Al-Syasah Al-Janayah Fi As-Syariah (Mishl Maktabah Dar Al-Arab

1965), h. 10 Baca J Sututi Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintah Dalam Piagam Madinah Ditinjau

Dari Pandangan Al-Qur’an. (Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1996), h. 13

13

. Asrafi Jaya Bakti, Konsep Maqasidu Syari‟ah Menurut Asyatibi. (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 1996), h.64

14

. Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqih (Mesir Dar Al-Arabi 1968), h. 32 Baca Asrafi

Jaya Bakti, Konsep Maqasidu Syari‟ah Menurut Asyatibi. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996),

h.60 Assyatibi, Ushul Fiqih (Mesir Dar Al-Fikir Al-Arabi 1955), h. 336

Page 18: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

11

semata-mata agama dalam pengertian Barat.15

Yakni hanya menyangkut hubungan

manusia dengan Tuhan.Sebaliknya Islam adalah suatu agama yang sempurna dan

lengkap dengan pengaturan segala aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan

bernegara.Kedua, berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat,

yang tidak ada hubungannya dengan kenegaraan.16

Ketiga, aliran ini menolak dua

pendapat diatas, aliran ini berpendirian bahwa Islam tidak terdapat sistem

kenegaraan, tetapi terdapat seperangkat nilai etika bagi kehidupan bernegara.17

F. Metode Penelitian

Metode penelitian memegang peran penting dalam mencapai tujuan suatu

penelitian.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang mengkaji sejarah

pemikiran yang membidik pada ekspresi valuefree dalam saluran-saluran pola

pemikir. Olehnya proses penelitian ini menggunakan metode.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka artinya penelitian ini difokuskan

pada kajian pustaka.Suatu penelitian yang disumberkan dan difokuskan untuk

15 . Dr. M Diauddin Raiz. Teori Politik Islam (Jakarta Gema Issani 2001) h. 5

16

. H. Sirajjuddin. Politik Ketatanegaraan Islam : Studi Pemikiran Hasyimi ( Yogyakarta :

Pustaka Pelajar 2007), h. 20-21 17

. TH Sumartana. Agama Dan Negara Perspektif Islam Katolik, Budha, Hindu, Konghucu,

Protestan. (Yogyakarta : Institut Dian/intervidei 2007), h.11

Page 19: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

12

menelaah dan membahas bahan-bahan pustaka berupa buku-buku karagan Tan

Malaka.18

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian ini adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari buku-buku

yang diamati dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.Penelitian

kualitatif dilakukan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang

tersembunyi, untuk memahami makna interaksi sosial, untuk mengembangkan teori,

untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.19

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, artinya metode deskriftif-analitis

untuk mendiskriftifkan keberadaan makna yang tersirat dalam penelitian yang akan di

analisis sehingga menjabarkan bagaimana kerangka filsafat politik Tan Malaka.20

3. Teknis Pengumpulan Data

Data dalam penulisan ini dikumpulkan melalui metode dokumentasi untuk

mendapat data yang relevan, maka karya Tan Malaka dijadikan sumber primer atau

rujukan pokok. Dan sebanyak-banyaknya judul tambahan tentang Tan Malaka

18 . Antor Baker Dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta :

Kanissius 1990). H. 30

19

. lexi Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2007), h.

3

20

. Winamo Surahmad. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode Dan Teknik (Bandung:

Tarsito 1998), h.140

Page 20: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

13

sebagai pemahaman yang lebih luas dan lebih berkembang, maka buku-buku atau

informasi dari manapun yang terkait akan menjadi rujukan tambahan atau disebut

sekunder reference.21

4. Metode Pendekatan

Pendekatan penelitian ini mengandung dua dasar filosofis yang berpengaruh

pada penelitian, dua hal tersebut itu diantaranya, arkeologi pemikiran atau sejarah

pemikiran yang berbasis teks dan antropologi kebudayaan.

Pertama, arkeologi sejarah dengan menggunakan pendekatan sejarah untuk

meneliti aspek kehidupan manusia berupa aspek sosial, politik dan kebudayaan,

sebagai asas dari pendekatan pemikiran berbasis artefak baik berupa tulisan atau

benda.22

Kedua, Antropologi kebudayaan, menyelidiki seluruh cara hidup manusia

dengan akal dan struktur fisiknyayang unik untuk merubah lingkungannya dengan

pengalaman dan pengajaran yang menjadi landasan hidup dari kebudayaan itu.23

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses yang proses yang merinci usaha secaraformal untuk

menemukan tema dan merumuskan hipotesis atau ide seprti yang disarankan oleh

21 . Ibid, h. 22

22

. Uka Tjandrasasmita. Arkeologi Islam Nusantara (Jakarta: Gramedia 2009), h. 217

23

. Harsojo.Pengantar Antropologi (Bandung: Bina Cipta 1967), h. 19

Page 21: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

14

data sebagai usaha untuk memberikan bantuan kepada hipotesis. Dari definisi

tersebut Lexi Moleong menjabarkan bahwa proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uran dasar sehungga dapat

ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data.24

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini akan digunakan dua langkah verstehen

dan induktif. Pertama, analisis verstehen adalah suatu metode penelitian dan objek

nilai-nilai kebudayaan manusia, pemikiran dan makna gejala sosial yang bersifat

ganda.25

Kedua, Analisis induktif diterapkan manakala penelitian akan melakukan

suatu proses penyimpulan setelah melakukan pengumpulan data. Anaisis ini dignakan

selelah data-data telah terkumpul dan dilakukan analisis, yaitu melalui sintesis dan

penyimpulan dari umum ke kusus.26

G. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam kajian ini diuraikan menjadi beberapa bab serta sub bab

untuk memudahkan dalam penulisan dan mudah untu dipahami secara runtut. Adapun

kerangka penulisan yang tersistematika sebagai berikut :

24

. Lexy Moleang.Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007),

h. 103

25

. Kaelan. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paradigma 2005), h.

71

26

. Kaelan. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Interdisipliner (Yogyakarta: Paradigma

2010), h. 186

Page 22: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

15

Bab pertama pendahuluan, meliputi latar belakang yang merupakan deskripsi

singkat dari kegelisahan akademik, rumusan masalah adalah pernyataan singkat dari

kegelisahan akademik, tujuan penelitian adalah apa yang akan disumbangkan dalam

penelitian ini baik bersifat akademik ataupun non akademik, tinjauan pustaka atau

yang biasa disebut telaah pustaka ini digunakan untuk melihat penelitian yang sudah

pernah dilakukan sebelumnya untuk menentukan relevan atau tidaknya sebuah

penelitian, kerangka konseptual adalah kerangka teori-teori untuk menemukan teori

baru, metode penelitian adalah cara bagaimana penelitian ini akan dilaksanakan,

sistematika rancangan konten dalam penelitian.

Bab kedua pembahasan, paradigma Islam kiri dalam wacana yang disajikan

pasar dewasa ini, dan sekaligus membahas filsafat politik sebagai transpormasi

memahami politik dari sisi ideologi baik secara Komunis, Kapitalis dan Islam.

Bab Ketiga, konsep Tan Malaka dalam berpolitik praktis lewat konsep yang

ditawarkan pada public dengan karya terkenalnya Madilog untuk menumbuhkan

ideologi dan ideologi ini memunculkan karakter gabungan dari dua ideologi yaitu

Islam Komunis.

Bab keempat, menterjemahkan kerangka politik Tan Malaka yang ditulis

dalam berbagai tulisannya sehingga semua gerak yang dilaksanakan Tan Malaka

menjadi pikiran yang bersumber tentang ideologi Tan Malaka sebagai salah satu

ideologi yang turut serta dalam praktek pemikiran politiknya dengan contoh

masuknya ideologi komunisnya pada Islam Tan Malaka sehingga Tan Malaka keluar

dari PKI dan membuat partai baru diantaranya adalah PARI, MURBA dan Persatuan

Perjuangan.

Bab kelima, merupakan bab terakir sebagai bab penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran.

Page 23: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

16

BAB II

POLIIK SLAM DI INDOESIA

A. Pengertian Politik Islam

Politik dan agama adalah sesuatu yang terpisah. Dan, sesungguhnya

pembentukan pemerintahan dan kenegaraan adalah atas dasar manfaat-manfaat

amaliah, bukan atas dasar sesuatu yang lain. Jadi, pembentukan negara modern

didasarkan pada kepentingan-kepentingan praktis, bukan atas dasar

agama.Pemerintahan yang berlaku pada masa Rasulullah dan khalifah bukanlah

diturunkan Allah dari langit.Wahyu Allah hanya mengarahkan Rasul dan kaum

muslimin untuk menjamin kemaslahatan umum, tanpa merenggut kebebasan mereka

untuk memikirkan usaha-usaha menegakkan kebenaran, kebajikan, dan

keadilan.Alquran sendiri tidak mengatur urusan politik secara khusus, tetapi hanya

memerintahkan untuk menegakkan keadilan, kebajikan, membantu kaum lemah, dan

melarang perbuatan yang tidak senonoh, tercela, serta durhaka.Alquran hanya

meletakkan garis besar pada kaum muslimin, kemudian memberikan kebebasan untuk

memikirkan hal-hal yang diinginkan dengan ketentuan tidak sampai melanggar batas-

batas yang telah ditetapkan.Islam pada dasarnya adalah Siyasatullah fil

Ardh.Maksudnya, dengan Islam inilah Allah mengatur semesta alam, yang

diperuntukan kepada manusia.Islam itu secara substantif bersifat politis.Konteks

pemberian amanah kepada manusia yang dimaksud di atas adalah Istikhlaf sebagai

Page 24: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

17

konsep politik.Istikhlaf berarti "menjadikan khalifah untuk mewakili danm

melaksanakan tugas yang diwakilkan kepadanya."

Untuk lebih memahaminya, perlu kita ingat kembali bahwa Allah

memberikan manusia dua amanah :

1. Ubudiyah, yaitu untuk beribadah, penghambaan kepada Allah.

2. Amanah Kekhalifahan, hal ini lebih dekat kepada otoritas untuk

mengendalikan kehidupan (di atas bumi).

Allah SWT berfirman, "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang

beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-

sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah

menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, ..." (QS. An Nur: 55)

Dengan demikian, Islam secara substantif adalah siyasah, yaitu menghendaki

agar ummat menjalankan kepemimpinan politik.Salah satu tujuan Islam adalah

bagaimana agar bisa menerapkan kehidupan secara Islami dan agar sampai tidak ada

lagi fitnah di muka bumi. Untuk itu perlu dilakukan suatu tindakan untuk merubah

situasi saat yang masih jauh dari harapan ini agar mencapai tujuan di atas. Ada dua

pendekatan dalam agenda perubahan tersebut (secara berurut):

Page 25: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

18

1. Pendekatan secara kultural. Tersirat dalam firman Allah SWT pada Surat

Al Jumuah ayat 2, "Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf

seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada

mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah

(As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata."

2. Pendekatan secara struktural. Pendekatan inilah yang lebih bersifat siyasi.

Jadi, ketika telah terbentuk masyarakat yang Islami secara kultural, maka

dibutuhkanlah pemerintahan yang Islami. Contohnya dalam peristiwa Piagam

Madinah.Ketika itu masyarakat Madinah sudah terkondisikan sebagai masyarakat

yang Islami secara kultural. Kedua pendekatan di atas tidak dapat dipilah-pilahkan

satu sama lain. Kedua hal di atas hanyalah terkait pada tahapan perubahan saja.Jadi,

sebenarnya tidak ada istilah Islam kultural, dan Islam Politik.Islam itu adalah

menyeluruh.

Kemudian Politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah sasayasusu-

siyasah . Yang berarti (mengurusinya, melatihnya, dan mendidiknya)

dan secara bahasa adalah cara pemerintahan Islam mengurus urusan rakyatnya, serta

urusan negara, umat dan rakyatnya terkait dengan negara, umat dan bangsa lain.

Urusan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan: politik, sosial, ekonomi,

pendidikan, keamanan, dll, yang mana pada masa Rasulullah SAW makna siyasah

(politik) tersebut diterapkan pada pengurusan dan pelatihan gembalaannya. Lalu, kata

Page 26: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

19

tersebut digunakan dalam pengaturan urusan-urusan manusia; dan pelaku pengurusan

urusan-urusan manusia tersebut dinamai politikus (siyasiyun).Dalam realitas bahasa

Arab dikatakan bahwa ulil amri mengurusi (yasûsu) rakyatnya saat mengurusi urusan

rakyat, mengaturnya, dan menjaganya. Begitu pula dalam perkataan orang Arab

dikatakan : yang artinya „Bagaimana mungkin kondisi rakyat akan baik bila

pemimpinnya rusak seperti ngengat/rayap yang menghancurkan kayu. Dengan

demikian, politik merupakan pemeliharaan (ri‟ayah), perbaikan (ishlah), pelurusan

(taqwim), pemberian arah petunjuk (irsyad), dan pendidikan (ta`dib).

Rasulullah SAW sendiri menggunakan kata politik (siyasah) dalam sabdanya

: "Adalah Bani Israil, mereka diurusi urusannya oleh para nabi (tasusuhumul

anbiya). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada

nabi setelahku, namun akan ada banyak para khalifah" (HR. Bukhari dan

Muslim). Teranglah bahwa politik atau siyasah itu makna awalnya adalah mengurusi

urusan masyarakat. Berkecimpung dalam politik berarti memperhatikan kondisi kaum

muslimin dengan cara menghilangkan kezhaliman penguasa pada kaum muslimin dan

melenyapkan kejahatan musuh kafir dari mereka. Untuk itu perlu mengetahui apa

yang dilakukan penguasa dalam rangka mengurusi urusan kaum muslimin,

mengingkari keburukannya, menasihati pemimpin yang mendurhakai rakyatnya, serta

memeranginya pada saat terjadi kekufuran yang nyata (kufran bawahan) seperti

ditegaskan dalam banyak hadits terkenal. Ini adalah perintah Allah SWT melalui

Rasulullah SAW. Berkaitan dengan persoalan ini Nabi Muhammad SAW bersabda :

Page 27: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

20

"Siapa saja yang bangun pagi dengan gapaiannya bukan Allah maka

ia bukanlah (hamba) Allah, dan siapa saja yang bangun pagi namum tidak

memperhatikan urusan kaum muslimin maka ia bukan dari golongan mereka."

(HR. Al Hakim)

a. Pilar-pilar dasar dalam pemerintahan Politik Islam antara lainadalah :

1. Kedaulatan di Tangan Syara‟(hukum Islam)

2. Kekuasaan di Tangan Umat

3. Wajib Membai‟at Satu Khalifah

Struktur Pemerintahan dan Administrasi dalam sistem Khalifah Politik Islam :

1. Khalifah

2. Mu‟awin Tafwidh/Mentri tapi tidak berhak membuat UU (Pembantu

Khalifah Bidang Pemerintahan)

Mu‟awin Tanfidz (Pembantu Khalifah Bidang Administrasi) Wali/Kepala Daerah.

3. Amir Jihad – Mabes Angkatan Bersenjata

4. Departemen Keamanan Dalam Negeri

5. Departemen Luar Negeri

6. Departemen Perindustrian

7. Departemen Kehakiman

8. Departemen Penerangan

9. Kemaslahatan Publik

10. Baitul Mal (rumah penyimpan harta) Majelis Ummah/Dewan Perwakilan Rakyat

Page 28: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

21

B. Sejarah Politik Islam Di Indonesia

Bagaikan suatu perjalanan sentimental, membicarakan Islam dan politik di

Indonesia melibatkan kekhawatiran dan harapan lama yang mencekam.Daerah ini

penuh dengan ranjau kepekaan dan kerawanan, sehingga pekerjaan harus dilakukan

dengan kehati-hatian sekucupnya.Tapi berhati-hati tidaklah berarti membiarkan diri

terhambat dan kehilangan tenaga untuk melangkah, sebab jelas pembicaraan harus

dilakukan juga, mengingat berbagai alasan dan keperluan.Karena itu, untuk memulai

kajian ini, kita bisa mengungkapkan hal-hal yang terjadi pada masa Orde

Baru.Apakah yang didapati dalam Orde Baru?Ada beberapa hal yang mungkin

diingkari mengenai Orde Baru, yaitu stabilitas sosial politik dan pembangunan

ekonomi.27

Peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Presiden Soeharto memberikan

optimisme politik yang besar kepada Natsir dan para mantan aktivis

Masyumi.Optimisme itulah yang memotivasi mereka untuk merehabilitasi Masyumi,

partai yang dibubarkan Soekarno 1960 akibat keterlibatan mereka dalam gerakan

PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia).Optimisme itu kandas ditengah

jalan.Sebab ternyata pemerintah Oede Baru tidak merestui rehabilitas partai Islam

itu.Karena seperti ditulis Wertheim, pemerintahan Orde Baru Soeharto lebih khawatir

dan takut terhadap Islam dibandingkan dengan Soekarno.28

Natsir semakin menyadari

bahwa kebijakan-kebijakan awal politik Orde Baru memojokkan kalangan Islam

27Dr. Nurcholish Madjid, Cita-cita Politik Islam, Jakarta, cetakan kedua, PARAMADINA

2009, hal. 3

28

Drs. Ahmad Suhelmi, MA. Dari Kanan Islam Hingga Kiri Islam, Jakarta Timur, cetakan

pertama, DARUL FALAH 2001, hal. 48

Page 29: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

22

disatu sisi dan menempatkan kelompok kecil elite terdidik non-Muslim dalam posisi

strategis dalam Negara. Bahkan ia melihat adanya usaha sistematis dan terarah untuk

mengeliminasi umat Islam secara sosial, politik dan kebudayaan melalui fusi partai-

partai Islam awal 1970-an, intervensi pemerintah yang besar dalam persoalan-

persoalan internal dalam partai-partai Islam, perumusan rencana undang-undang

perkawinan, dimasukannya aliran kepercayaan dalam GBHN, pelarangan libur bagi

pelajar dibulan suci Ramadhan dan lain-lain. Natsir juga mengamati strategi

pembangunan ekonomi Orde Baru, yang sekalipun diakuinya berhasil meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, ternyata telah memperlebar kesenjangan sosial ekonomi

antara orang kaya dan miskin.Yang kaya makin kaya dan miskin makin

menderita.Mereka yang tergolong miskin itu sebagian besar adalah kaum Muslimin,

sedangkan yang kaya adalah penduduk non-pribumi.29

Setelah Orde Lama hancur, kepemimpinan Indonesia berada ditangan Orde

Baru. Tumbangnya Orde Lama yang umat Islam ikut berperan besar didalam

menumbangkannya, memberikan harapan-harapan baru kepada kaum Muslimin.

Namun kekecewaan muncul di masa tersebut.Umat Islam merasa, meskipun musuh

bebuyutannya, komunis, telah tumbang kenyataan berkembang tidak seperti yang

diharapkan. Rehabilitasi Masyumi, partai Islam berpengaruh yang dibubarkan

Soekarno, tidak diperkenankan. Bahkan, tokoh-tokohnya juga tidak diizinkan aktif

dalam partai Muslimin Indonesia (Parmusi) yang didirikan kemudian.

29Drs. Ahmad Suhelmi, MA. Dari Kanan Islam Hingga Kiri Islam, Jakarta Timur, cetakan

pertama, DARUL FALAH 2001, hal. 49

Page 30: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

23

Orde Baru memang sejak semula mencanangkan pembaruan sistem politik.

Pada tanggal 26 November 1966, dengan sebuah amanat dari presiden disampaikan

kepada DPRGR: RUU kepartaian, RUU pemilu dan RUU susunan MPR, DPR dan

DPRD. Yang kedua dan ketiga ditetapkan 22 November 1969.sedang yang pertama

terhenti. Pada 9 Maret 1970, fraksi-fraksi parpol di DPR dikelompokkan. Tiga tahun

kemudian, parpol difusikan ke dalam PPP dan PDI (5 Februari 1973).Pada 14

Agustus 1975 RUU kepartaian disahkan.Penataan kehidupan kepartaian berikutnya

adalah penetapan asas tunggal, pancasila untuk semua parpol, Golkar, dan organisasi

lainnya, tidak ada asas cirri, tidak ada idiologi Islam, dan oleh karena itu tidak ada

partai Islam.Asas tunggal merupakan awal dari era baru peran Islam dalam kehidupan

berbangsa ini. Peran politik (formal) Islam tidak ada lagi, tetapi sebagai agama yang

mengaku tidak memisahkan diri dari persoalan politik, tentu peran itu akan terus

berlangsung mungkin dengan pendekatan yang berbeda.30

Meskipun umat Islam merupakan 87 persen penduduk Indonesia, ide Negara

Islam secara terus menerus dan konsisten ditolak.Bahkan, partai-partai Islam, kecuali

diawal pergerakan nasional, mulai dari masa penjajahan hingga masa kemerdekaan,

selalu mengalami kekalahan.Malah dengan pembaharuan politik bangsa sekarang ini,

partai-partai (berideologi) Islam pun lenyap.

Menjelang Pancasila diputuskan Sidang Umum MPR 1983 sebagai satu-satunya

asas kekuatan politik itu, banyak kalangan yang melontarkan suara-suara

30Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

hal. 270

Page 31: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

24

kontra.Suara-suara itu makin tajam tatkala Pancasila pada akhirnya, bukan saja

diputuskan sebagai satu-satunya asas begi kekuatan-kekuatan politik, tetapi juga

terhadap organisasi-organisasi kemsyarakatan, termasuk organisasi keagamaan di

Indonesia.Adalah sangat wajar kalau suara kontra itu banyak yang berasal dari umat

Islam. Bukan saja karena latar belakang sejarah yang pernah dilaluinya, tetapi karena

pada saat gagasan itu dilontarkan, sub-sub idiologi yang pernah ada di Indonesia

sudah “terkena” gagasan itu. Hanya partai persatuan pembangunan (PPP), fusi dari

empat partai Islam Parmusi, NU, PSII, dan Perti, yang masih mempunyai ideologi

atau asas ciri, yaitu Islam.

Dengan pengasastunggalan, sebagian umat Islam menganggap bahwa penyalur

aspirasi politik Islam hilang.Terdapat kekhwatiran di kalangan sebagian mereka

terhadap ancaman sekularisasi politik dan kehidupan sosial di

Indonesia.Kekhawatiran itu muncul dari perasaan keagamaan mereka. Ada anggapan

bahwa dengan asas tunggal bagi kekuatan politik dan organisasi kemasyarakatan,

identitas keislaman mereka akan semakin memudar. Amal usaha organisasi-

organisasi keagamaan Islam pun dirasakan sia-sia.31

Untuk merumuskan situasi baru

itu sekaligus memasyarakatkan kebijaksanaan tersebut, beberapa kalangan yang sejak

semula tidak melihat kemungkinan lain, menyelenggarakan forum-forum yang

berkenaan dengan aspirasi politik Islam.Dengan menyelenggarakan kebijaksanaan

dan forum-forum tersebut dimaksudkan sebagai upaya modernisasi politik bangsa itu,

31Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

hal. 271

Page 32: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

25

umat Islam diuntungkan karena dapat melepaskan diri dari ikatan primodialismenya,

pindah dari dunianya yang sempit ke dunia yang lebih luas.Banyak pemikir Islam

yang beranggapan, dengan ditariknya Islam dari level politik, perjuangan kultural

dalam pengertian luas menjadi sangat relevan, bahkan mungkin dianggap justru lebih

efektif.32

Apa yang dimaksudkan dengan kebangkitan kembali Islam akhir-akhir ini bisa

jadi merupakan hasil kerja dari organisasi-organisasi Islam yang ada. misalkan sejak

dekade 1970-an, banyak bermunculan apa yang disebut intelektual muda Muslim

yang meskipun sering kontroversial, melontarkan ide-ide segar untuk masa depan

umat. Kebanyakan mereka adalah intelektual Muslim yang berpendidikan

“umum”.Yang terakhir ini sangat mungkin adalah buah dari kegiatan-kegiatan

organisasi-organisasi mahasiswa Islam seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI,

1947) yang sangat dominan diperguruan tinggi umum, Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia (PMII) dan lain-lain.

Setelah berlakunya asas tunggal, umat Islam dengan segala keberaniannya telah

melepaskan suatu wadah politik.Dengan lapang dada, mereka menerima Pancasila

dan berharap dapat mengisinya dengan nilai-nilai agama.Mereka ingin agar pihak-

pihak lain yang selama ini memandang curiga terhadap “Islam”, dapat mempercayai

ulama-ulama dan tokoh-tokoh Islam lainnya.33

32Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

hal. 272 33

Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. hal. 275

Page 33: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

26

1. Politk Pra Kemerdekaan

a. Masa penjajahan Belanda

Belanda datang ke Indonesia pada tahun 1596 dengan tujuan berdagang dan

mencari rempah – rempah. Kemudian, pada tahun 1602 ketika orang Belanda yang

datang semakin banyak Pemerintah Belanda mendirikan perusahaan perdagangan

yang diberi nama VOC.34

Pada tahun1755 VOC berhasil menjadi pemegang hegemoni politik pulau

Jawa dengan perjanjian Giyanti yang menyebabkan raja kehilangan kekuasaan

politiknya.Di tambah lagi dengan ikut campurnya pemerintah kolonial terhadap

kehidupan keraton yang menyebabkan peran ulama sebagai penasihat keraton

semakin tersingkir.Eksploitasi dan perampasan tanah dan sistem tanam paksa yang

menyengsarakan rakyat terus di galakkan oleh pemerintah kolonial sehingga semakin

membuat rakyat semakin ketakutan dan mencari sosok pemimpin non formal (ulama)

ketika peran para raja sudah dinggap tidak bisa mengayomi dan melindungi mereka.35

Akhirnya para ulama mendidik dan merekrut para santri dan masyarakat

untuk dijadikan prajurit sukarela yang memiliki moral dan semangat berjihad untuk

membela agama, bangsa dan negara. Mereka melakukan perlawanan dan pergolakan ,

34Abdul Azis Thaba, Islam dan Negara ( Jakarta : Gema Insani Pers, 1996), h. 126

35

Musyrifah Sunanto, Sejarah peradaban Islam Indonesia ( Jakarta : P.T. Raja Grafindo,

2005 ), h.29

Page 34: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

27

setidaknya ada empat kali peperangan besar yang melibatkan para Ulama dan santri

seperti perang Cirebon (1802-1806 ), perang Diponegoro ( 1825- 1830 ), perang Padri

( 1821-1838 ) dan perang Aceh (1873-1908) yang merupakan perang santri terlama

sehingga Belanda menghadapi peperangan tersebut sampai akhir kekuasaanya,

dimana para ulama tidak pernah absen melancarkan gerilya sampai tahun 1942.36

Kemudian seiring perjalanan waktu para ulama menyadari bahwa perjuangan

mereka tidak akan berhasil kalau melanjutkan cara-cara tradisional. Oleh karena itu

perlu diadakan perubahan perubahan yang walaupun berasal dari pengaruh kolonial

sendiri, yaitu berjuang melalui organisasi-organisasi , baik bidang sosial pendidikan

ataupun di bidang pergerkan politik.37

Diantara organisasi pergerakan sosial yang berdiri untuk kepentingan ummat

adalah:

-Pada tanngal 16 Oktober 1905 H.Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam

(SDI)

-Pada tahun 1905 berdiri Jamiatul Khairiyah

-Pada tahun 1911 SDI berubah menjadi SI

-Pada tanggal 18 November 1912 K.H. Ahmad Dahlan mendirikan

Muhammadiyah,dasar gerakan ini adalah Alquran dan Sunnah ,anti taqlidisme, dan

bid‟ah dalam agama.

-Syekh Ahmad Syurkati mendirikan gerakan Al Irsyad

36Ahmad Mansur Suryanegara , Menemukan Sejarah ( Bandung : Mizan, 1995 ), h.240

37

Musyrifah Sunanto, op.cit., h.33

Page 35: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

28

-A.Hasan dan K.H. Zamzam mendirikan Persatuan Islam 17 september 1923 di

Bandung

-Pada tanggal 31 Januari 1926 K.H.Hasyim Asy‟ari mendirikan NU yang

menitikberatkan pada kemurnian mazhab.

-Di Sumatera Barat berdiri PERTI pada tahun 1928

-Pada tanggal 30 November 1930 berdirilah Al Washliyah di Medan.

Organisasi Pergerakan Politik :

-Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam pada tahun 1923

-Permi ( persatuan Muslimin Indonesia ) didirikan sesudah Thawalib Sumatera

-Partai Arab Indonesia di bawah pimpinan AR. Baswedan didirikan untuk

memperjuangkan tanah air bangsa Indonesia.

-Pada tahun 1937 terbentuklah MIAI yang di pimpin oleh K.H Mas Mansur dan K.H.

Ahmad Dahlan.

b. Masa penjajahan Jepang

Tahun 1938-1945 terjadi Perang Dunia II antara Jerman, Italy, dan Jepang

berhadapan dengan sekutu yang terdiri dari Inggris, Prancis,Rusia, ditambah

Amerika. Front Pasifik meletus tanggal 8 Desember 1941 ketika Amerika membuka

front baru menghadapi Jepang yang menjatuhkan bom di Pearl Harbour,sebuh

pangkalan militer Amerika. Hindia-Belanda (Nusantara) dibawah jajahan Belanda

melalui pidato Ratu Wilhelmina mengumumkan perang kepada Jepang. Dengan

demikian,tak heran kalau Hindia-Belanda menjadi salah sasaran Jepang. Satu persatu

Page 36: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

29

wilayah Hindia-Belanda menyerah tanpa syarat.Pecahnya perang fasifik (1942-1945)

mengakibatkan Belanda menyerah pada bulan Maret 1942 tanpa perlawanan berarti.

Sampai tahun terakhir penjajahan Belanda,timbul kekecewaan mendalam dikalangan

Islam karna semua tuntutan mereka ditolak oleh pemerintah kolonial. Belanda lebih

banyak berunding dengan kelompok nasional sekular,yang dianggap wakil tunggal

Indonesia.

Pada awal kedatangan Jepang, timbul simpati dan harapan baru bangsa

Indonesia. Apalagi dalam siaran radio tokyo diumumkan bahwa tujuan perang fasifik

adalah mengusir orang-orang kulit putih dari bumi Asia. Sebelumnya, Jepang banyak

melakukan aktifitas internasional untuk menarik simpati bangsa-bangsa yang

beragama Islam dan meniupkan slogan anti Barat.

Kebijakan pemerinah Jepang setelah mengambil alih kekuasaan Belanda

adalah melarang semua kegiatan organisasi-organisasi politik yang ada dan berupaya

membangun organisasi semi militer dengan menjalin kerjasama dengan golongan

nasional sekuler maupun golongan Islam.Sebagai penjajah, Jepang jauh lebih kejam

daripada Belanda ,Jepang merampas semua harta milik rakyat untuk kepentinga

perang ,sehingga rakyat mati kelaparan. Tujuan mereka adalah menggalang masa

untuk mendukung rezim pendudukan. Pada awalnya Jepang berminat membentuk

sebuah perhimpunan organisasi politik melalui “Gerakan Tiga A”,dibawah pimpinan

Syamsudddin, bekas pimpinan Parindra, diharapkan dengan pembentukan organisasi

ini, rakyat indonesia akan membantu mereka dala perang pasifik dan menyukseska

Page 37: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

30

propaganda “kemakmuran Asia Timur Raya”. Karena gagal mendapat dukungan

rakyat ,”Gerakan Tiga A” dibubarkan38

,sementara itu, MIAI tetap dipertahankan dan

menjadi organisasi independen tanpa terikat pada organisasi lainnya.

Selanjutnya, sebagai ganti “Gerakan Tiga A”, Jepang membentuk Putera

(pusat tenaga rakyat) dalam rangka menggalang massa, Ada hal yang menarik dari

pembentukan Putera, hasil yang terpenting adalah meningkatnya kesadaran rakyat

Indonesia, terutama keinginan mereka untuk mencapai kemerdekaan. Jepang

menerapkan politik mendekati golongan Islam tetapi tidak terhadap kelompok

nasional sekular,Jepang mendorong dan memberi prioritas kepada kalangan Islam

untuk mendirikan organisasi dan menagakui kembali organisasi-organisasi Islam

yang belum dibekukan,tetapi tidak membolehkannya bagi organisasi-organisasi

nasional sebelum perang,Pada awal pendudukannya, Jepang membentuk kantor

Departemen Agama yang disebut Shumubu yang dibentuk pada Maret 1942, ketua

pertama seorang Jepang bernama Horie (1942) dan pada tanggal 1 Oktober 1943

Hosein Djajadiningrat diangkat menjadi kepala Shumuba,tanggal 1 Agustus 1944

digantikan oleh K.H. Hasyim Asy‟ari tetapi tugasnya dilaksanakan oleh putranya K.H

Wahid Hasyim.

Bertambahnya kekuasaan politik Islam dalam struktur pemerintahan ini

meberikan pengalaman berharga.pemerintah Jepang membubarkan MIAI pada bulan

Oktober 1943,karena dinilai anti Jepang dan tidak disukai Jepang karna tidak bisa

38Abdul Azis Tabha, Islam dan Negara, (Bandung:Gema Insani Perss,1996),hal.144-147

Page 38: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

31

dikendalikan,lalu Jepang membentuk organisasi federatif baru,Masyumi (Majelis

Syura Muslim Indonesia) pada tanggal 24 Oktober 1943 menggantikan MIAI,dalam

Masyumi seumua organisasi Muslim tergabung,basis organisasi adalah semua

organisasi yang tergabung di MIAI,Muhammadiyah,NU,dan Persis.Ketua

pertamanya adalah K.H Hasyim Asy‟ari dari NU dengan wakilnya K.H Wahab

Hasbullah. Wondoamisino dari PSII bekas ketua MIAI . Masyumi dibentuk untuk

mendukung pemerintah pendudukan Jepang,namu beberapa pemimpinnya berusaha

melencengkan tujuan tersebut,dan upaya ini berhasil ,tokoh-tokoh masyumi tetap

memegang peran politik penting meskipun Jepang telah bertekuk lutut kepada

sekutu.Pemimpin Masyumi menjalin hubungan yang erat dengan Shumbu pemimpin

kelompok Islam,selama 9 bulan pertama tahun 1944,golongan nasinal sekular

mengalami kemerosotan sehingga tidak mampu menyaingi Masyumi.

Menjelang proklamasi terutama setelah BPUPKI dibentuk,Jepang

memberikan porsi yang lebih besar kepada golongan nasional sekuler daripada

golongan Islam,Jepang nampaknya lebih mempersiapkan golongan nasinal sekuler

untuk memegang kendali politik Indonesia setelah kemerdekaan.

2. Masa Kemerdekaan Sampai Ke Masa Reformasi

Pada masa kemerdekaan, Umat Islam malah hampir tidak memiliki negara

karena kebanyakan bangsa muslim ketika itu berada dibawah penjajahan bangsa-

bangsa barat seperti Inggris, Portugis, Spanyol dan Belanda. Akan tetapi keinginan

untuk mendirikan sebuah negeri sendiri tetap ada, karena itu didalam sejarah, umat

Page 39: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

32

Islam melakukan perlawanan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan

bangsa-bangsa barat.Demikian pula perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang

mayoritas penduduknya beragama Islam dalam menentang kolonialisme

Belanda.Kehadiran bangsa-bangsa Asing di wilayah Indonesia menimbulkan dampak

besar bagi kekuatan Islam yang diwakili oleh kerajaan-kerajaan Islam nusantara

menghadapi kekuatan asing (barat) tidak dapat dihindarkan. Dari berbagai

konfrontasi itu secara keseluruhan kerajaan-kerajaan Islam nusantara dapat

dikalahkan sehingga secara sistematis mengalami deligitimasi politik yang berakhir

dengan dijajahnya sebagaian besar wilayah Nusantara

Jadi Sistem politik yang berkembang pada masa itu adalah sistem politik yang

dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam sebagai sebuah keyakinan akan kebenaran yang

hakiki dan pemberi legitimasi dalam perjuangannya.

Berdasarkan hal tersebut maka tidak mengherankan apabila politik Belanda

pada masa itu selalu diwarnai oleh kecurigaan, kewaspadaaan dan ketakutan terhadap

segala sesuatu yang berbau Islam, sehingga melakukan kebijakan yang sangat

membatasi ruang gerak umat Islam.Pendekatan yang Islamophobia ini mengalami

perubahan ketika Snouk Hurgronye menjadi penasehat kerajaan Belanda dengan

membuat rekomendasi sebagai dasar kebijakan pemerintah Hindia Belanda yakni

melakukan stabilitas keamanan dan menarik hati rakyat Indonesia dengan mendirikan

sekolah-sekolah modern.Menurut pemerintah Belanda, Produk lembaga pendidikan

ini adalah menciptakan pegawai negeri dengan tugas membantu Belanda dalam

Page 40: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

33

mensosialisasikan nilai-nilai Barat.Hal ini menurut Hurgronye sebagai langkah yang

paling efektif mengurangi dan pada akhirnya menghilangkan pengaruh Islam

Indonesia. Akan tetapi kebijakan ini menjadi boomerang karena lembaga pendidikan

tersebut melahirkan tokoh-tokoh yang memegang peranan penting dalam pergerakan

nasional Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda ini pula muncul berbagai

organisasi Islam yang sangat berpengaruh seperti Sarekat Islam (SI), Majelis Islam

A‟la Indonesia (MIAI), Persatuan Islam (Persis), Muhammadiyah dan Nahdatul

Ulama (NU).39

Berbeda dengan Belanda yang menerapkan politik netral agama, menjelang

perang Dunia II, Jepang menarik umat Islam di Indonesia dengan slogan anti Barat

yang diharapkan dapat memberikan dukungan politik terhadap Jepang dalam perang

Dunia II. Menurut Harry J. Benda perbedaan pola kebijakan Belanda dan Jepang

terhadap umat Islam disebabkan oleh:

Pertama, yang menjadi sandaran politik kolonial Belanda kaum priyayi,

sedangkan Jepang adalah golongan Islam dan nasionalis sekuler

Kedua, yang menjadi juru bicara pergerakan Nasional Belanda adalah

pemimpin nasionalis sekuler sedangkan Jepang adalah Islam ketiga, Pemerintah

Belanda cenderung tidak pernah memberikan kesempatan kepada golongan Islam

sedangkan pemerintah Pendudukan Jepang justru sebaliknya. Akomodasi politik

Islam pada masa Pendudukan Jepang didasarkan pada pertimbangan bahwa para

39Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta:PT.Pustaka LP3ES

Indonesia,1982),hlm.126.

Page 41: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

34

ulama dan pemimpin Islam yang lain tidak saja dipandang Jepang sebagai pemimpin

formal, tapi juga sebagai tokoh- tokoh masyarakat mayoritas Islam yang sangat

berpengaruh.40

Hal ini merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap peran pemimpin

informal dibandingkan dengan pemimpin formal karena jumlahnya sangat besar dan

mampu menggerakkan para pengikutnya dalam waktu singkat guna menghadapi

perang dunia II. Salah satu bentuk perhatian Jepang terhadap golongan Islam ini

adalah pemberian prioritas untuk mendirikan organisasi-organisasi Islam, yakni pada

tanggal 10 september 1943 Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah di sahkan kembali

mejadi organisasi Islam yang diakui oleh pemerintah pendudukan Jepang, disusul

dengan perserikatan umat Islam dan Persatuan Umat Islam. Bahkan sebagai

pengganti MIAI yang dibubarkan pada tahun 1943 yang dinilai anti Jepang,

Pemerintah Jepang mengizinkan pendirian organisasi gabungan dengan nama

Masyumi (majelis Syuro Muslimin Indonesia), Masyumi dibentuk dalam Muktamar

Islam Indonesia di gedung Madrasah Mu‟allimin Muhammadiya,Yogyakarta,tanggal

7-8 November 1945.Dalam Muktamar tersebut diputuskan bahwa Masyumi adalah

satu-satunya partai politik Islam di Indonesia. Ketua Majelis Syura adalah Hasyim

Asy‟ari dan salah seorang wakil ketuanya adalah putranya,Wahid Hasyim, dengan

pendukung utama Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama[10] Janji kemerdekaan

dalam waktu dekat yang diucapkan oleh perdana menteri Kuniaki Koiso didepan

40Deliar, Noer Partai – Partai Islam di Pentas Nasional. (Jakarta : Grafiti Pers1987) Hlm.77

Page 42: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

35

parlemen Jepang pada tanggal 7 September 1944 diambil oleh Jepang karena semakin

terdesak dalam perang Pasifik.

a. Kondisi Sosial Politik Negara Pada Masa Kemerdekaan.

Pasca pengakuan kedaulatan, bangsa Indonesia mengalami permasalahan

ekonomi yang sangat kompleks.Misalnya inflasi tinggi, rusaknya infrastruktur,

hutang negara meningkat, defisit anggaran, rendahnya investasi, dan lainsebagainya.

Langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah

ekonomi pasca pengakuan kedaulatan, antara lain kebijakan pemotongan uang,

konsep ekonomi nasional, program gerakan benteng, kebijakan Indonesianisasi, dan

lain-lain.

Di bidang politik, sesuai dengan isi UUDS 1950, maka Indonesia menerapkan

Demokrasi Liberal dengan sistem kabinet parlementer.Akibatnya muncul banyak

partai politik. Di sisi lain sistem pemerintahan tidak stabil karena sering terjadi

pergantian kabinet. Beberapa kabinet yang memerintah pada masa Demokrasi Liberal

antara lain Kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, AliSastroamijoyo I, Burhanudin

Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda.

Pemilu tahun 1955 dilaksanakan dua tahap, yaitu 29 September 1955 untuk

memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota

konstituante. Pemilu ini ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas politik.

Konstituante yang diharapkan mampu menghasilkan UUD ternyata

gagal,sehingga tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden

Page 43: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

36

yang membubarkan Konstituante, menyatakan kembali ke UUD 1945, dan

pembentukan MPRS dan DPAS. Keluarnya Dekrit Presiden menjadi tonggak lahirnya

Demokrasi Terpimpin.

Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi beberapa penyimpangan terhadap

Pancasila, dan UUD 1945 termasuk kebijakan politik luar negeri. Pembubaran DPR

hasil pemilu, pengangkatan presiden seumur hidup, terbentuknya poros Jakarta-

Peking, konfrontasi dengan Malaysia, sampai keluarnya Indonesia dari keanggotaan

PBB merupakan sejumlah contoh dari penyimpangan tersebut.

b. Politik Islam dalam Pembentukkan Negara pada Masa Kemerdekaan

Sebagai realisasinya maka dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 9 April 1944.Dalam pembahasan

mengenai dasar negara Indonesia merdeka terdapat dua golongan yang saling

bertentangan yakni golongan Islam dan nasionalis Sekuler.Salah satu kepentingan

umat Islam ketika itu adalah menjadikan Islam sebagai dasar negara.Tuntutan ini

menimbulkan reaksi dari kelompok nasionalis sekuler, sosialis, dan nasrni yang pada

masa itu merupakan mayoritas dalam BPUPKI.Kelompok tersebut mengajukan

pancasila sebagai dasar negara.untuk mengatasi permasalahan ini dibentuklah

“Panitia Sembilan”. Panitia ini terdiri atas lima orang dari golongan nasionalis

sekuler dan empat orang dari golongan Islam. Berdasarkan keputusan dari “Panitia

Sembilan” pada tanggal 22 Juni 1945 dicapai kesepakatan menambah tujuh kata

dalam sila pertama pancasila menjadi “ Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan

Page 44: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

37

syari‟at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Konsep ini kemudian disebut Piagam

Jakarta. Piagam ini adalah sebuah kompromi politis ideologis antara golongan yang

beraspirasi Islam dan kelompok nasionalis yang sebagian besar juga beragama Islam,

akan tetapi menolak ide negara berdasarkan Islam.

Meskipun demikian UUD 1945 yang disyahkan sehari setelah proklamasi

kemerdekaan ternyata menghapuskan tujuh kata dalam piagam Jakarta diganti dengan

Ketuhanan Yang Maha Esa dan menetapkan pencasila sebagai dasar Negara.Umat

Islam terpaksa mengalah dengan tuntutan kelompok pendukung Pencasila.Perubahan

ini dipandang oleh sebagian orang sebagai kekalahan politik wakil-wakil umat

Islam41

, Pada era pasca kemerdekaa harapan untuk semakin berperan dalam politik

tetap ada.Sarana perjuangan politik yang paling utama di era ini adalah melalui partai

Masyumi, yang mewadahi dua kelompok besar, yaitu kelompok tradisional dan

kelompok modernis.Di era Demokrasi Liberal (1945-1959) peran partai Masyumi

cukup menggembirakan.Tetapi partai ini pecah menjadi dua setelah Nahdlatul Ulama

(NU) yang pada awalnya merupakan sebuah organisasi keagamaan keluar dari

masyumi dan membentuk partai baru pada tahun 1952.Pemilu pertama tahun 1955

yang dilaksanakan selama dua kali. Pertama, pada 29 September 1955 untuk memilih

anggota-anggota DPR sedang yang kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih

anggota-anggota Dewan Konstituante. Pemilu tahun 55 ini telah menghasilkan empat

parta besar pemenang pemilu yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.

41Harry, J. Benda. Bulan Sabit dan matahari terbit, Islam di Indonesia pada masa

pendudukan Jepang. (Jakarta : Pustaka Jaya,1980). Hlm 88

Page 45: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

38

Setelah pemilu tahun 1955 selesai, terjadi perkembangan politik yang cukup

menarik. Pertentangan antara kelompok Islam dengan kelompok nasionalis sekuler

mulai terlihat dalam majelis konstituante yang membahas tentang rancangan UUD

perihal dasar negara yang akan digunakan. Pada saat itu ada tiga rancangan dasar

negara yaitu Islam, Pancasila dan Sosial-ekonomi.Rancangan tentang sosial-ekonomi

yang diajukan oleh partai buruh dan Murba hanya didukung oleh sebagian kecil

anggota Majelis Konstituante sehingga akhirnya perdebatan didominasi antara

golongan Islam dan Nasionalis sekuler yang mengajukan Pancasila sebagai dasar

negara. Perdebatan tentang dasar negara ini berakhir setelah Bung karno

membubarkan Majelis Konstituante dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 juli 1959 dan

menyerukan kembali pada UUD 1945 dengan tetap berdasarkan pancasila42

. Suasana

diatas setidaknya menggambarkan dinamika pemikiran politik pasca kemerdekaan

berkenaan dengan upaya untuk merumuskan kembali hubungan antara agama (Islam)

dan Negara yang dapat diterima secara luas oleh bangsa Indonesia. Dalam beberapa

peristiwa politik tampak bahwa upaya untuk membangun hubungan formalistik dan

Legalistik antara Islam dan sistem politik negara selalu berujung pada kebuntuan dan

pertentangan ideologis antara dua kelompok pemikiran politik di kalangan aktivis

politik muslim yakni kelompok Islam dan kelompok nasionalis sekuler. Kelompok

pertama menuntut dijadikannya Islam sebagai dasar negara sedangkan kelompok

42Ma‟rif Syafi‟i, Islam dan Masalah Kenegaraan, (Jakarta: LP3S,1987), hal.108-109.

Page 46: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

39

kedua menolak hubungan agama dan negara yang bersifat formalistik dan legalistik

seperti yang dituntut oleh kelompok Islam.

Berdasarkan pengalaman sejarah umat Islam tersebut sejumlah tokoh dan

ilmuwan muslim telah berusaha untuk merumuskan konsep-konsep dasar mengenai

negara Islam Dalam perdebatan mengenai dasar negara tersebut. Menurut

Mohammad Natsir Islam bukan semata -mata religi, yaitu agama dalam pengertian

ruhaniah saja. Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Allah dan antara

sesama manusia. Islam merupakan pedoman dan falsafah hidup yang tidak mengenal

pemisahan agama dan politik.

c. Peranan Islam dalam Konstituante

Pemimpin-pemimpin Islam Indonesia dari semua golongan menjelang

Proklamasi telah berusaha agar pelaksanaan syariah diakui secara konstitusional

dengan dicapainya suatu kesepakatan antara wakil-wakil Islam dengan para

pemimpin Nasionalis yang netral agama melalui Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni

1945.Piagam ini hanya berumur selama 57 hari, yakni sampai dengan tanggal 18

Agustus 1945.Sebagai gantinya maka sila pertama Pancasila yang semula Ketuhanan

dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti

menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada saat itu juga Presiden Soekarno

memberikan janji kepada umat Islam untuk menjadikan UUD 1945 bersifat

sementara.Janji Presiden Soekarno pada tanggal 18 Agustus 1945 tersebut sejalan

Page 47: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

40

dengan janjinya terdahulu dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 ketika dia

mengusulkan prinsip permusyawaratan sebagai salah satu sila dasar negara .

Pada tanggal 27 Januari 1953 Presiden Soekarno menyampaikan pernyataan

yang mengagetkan di Amuntai, Kalimantan Selatan, sebagaimana yang dikutip oleh

H. Endang saifuddin Anshori ketika dia berkata: negara yang kita susun dan yang kita

ingini ialah negara nasional yang melliputi seluruh Indonesia. Kalau kita dirikan

negara berdasarkan Islam, maka banyak daerah-daerah yang penduduk-penduduknya

tidak beragama Islam akan melepaskan diri, misalnya maluku, Bali, Flores, Timor,

Kai dan juga Irian barat yang belum masuk wilayah Indonesia tidak akan mau ikut

dalam Republik. (Anshari,1997 : 67) Pidato Soekarno ini mengandung banyak reaksi

dan protes dari berbagai kelompok Islam diantaranya adalah dari Gerakan Pemuda

Islam.

Usaha-usaha yang ditempuh untuk memperjelas apa yang menjadi pemikiran

Soekarno tersebut secara detail dapat dilihat dalam diskusi yang dilakukan oleh A.

Dahlan Ranuwiharjo, ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam yang

menulis surat kepada Soekarno untuk meminta penjelasan tentang hubungan antara

negara nasional dan negara Islam, dan antara Pancasila dan Ideologi Islam.43

d. Politik Masa Orde Lama

Sejak masa demokrasi Terpimpin,Indonesia mengalami masa yang disebut

Orde Lama,sebagaimana telah diterangkan sebelumnya bahwa pada tanggal 10

43Soekarno,Bung Karno,Negara Nasional dan Cita-cita Islam (Jakarta:

Seridokumentar,2003),hal 103

Page 48: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

41

Oktober 1956 ketika sidang Majlis Konstituante dibuka di Bandung,Soekarno

menyatakan bahwa Demokrasi Parlementer perlu diganti Demokrasi

Terpimpin.Walaupun mendapat tantangan dari kelompok Islam yang di pimpin oleh

ketua Masyumi waktu itu (Muhammad Natsir)44

,juga dari PSII, serta Wakil Presiden

Muhammad Hatta yang menyatakan ketidaksetujuannya. Situasi politik sejak saat itu

semakin kacau,terutama masyarakat diluar Jawa.Simpati kepada Hatta cendrung

menjadi sikap anti kepada pemerintah pusat Jakarta.Kekecewaan juga berkembang di

daerah akibat tidak adanya perhatian pusat pada pembangunan daerah penghasil

devisa.Tanggal 15 Februari 1958,pemerintah Revolusioner Republik Indonesia

(PRRI) dibentuk,

Majelis Konstituante hasil pemilu 1955 mulai bersidang di Bandung 10

November 1956 dengan tugas merumuskan UUD.Seperti diketahui ,UUD 1945 yang

menjadi landasan proklamasi telah diganti Konstitusi RIS tahun 1950,UUD masih

bersifat sementara. Karena tidak ada rancangan UU yang rapi, maka muncul

perdebatan. Namun demikian, selama dua tahun masalah yang menyangkut bentuk

negara, sistem parlementer, kekuasaan kepala negara, dapat rampung, tetapi

menyangkut dasar negara terjadi perdebatan yang sangat sulit,kesepakatan sulit

dicapai mengenai dasar negara apakah didasarkan kepada pancasila atau dasar islam .

Perdebatan muncul lagi pada BPUPKI yang akan merumuskan rancangan

UUD sebagai persiapan menghadapi Indonesia merdeka. Dalam majelis konstituante

44Deliar Noer, Partai-partai Islam di Pentas Nasional 1945 - 1965, (Jakarta:PT.Pustaka

Grafiti,1987), hal. 354.

Page 49: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

42

1955, mencoba untuk menyalurkan aspirasi secara demokratis untuk membentuk

suatu negara. Apakah negara ini Ropoblik Islam Indonesia atau cukup Republik

Indonesia saja, tuntutan dalam Majelis Konstituante dengan sebab sebagai berikut:

-Islam adalah sebuah konsep yang utuh yang tidak membedakan negara dan

masyarakat

-Islam telah tampil dalam sejarah Indonesia dalam proses terbentuknya negara dan

bangsa sejak zaman sultan beserta ulama-ulama melawan kolonial.

-Kenyataannya bahwa secara kuantitatif masyarakat Indonesia adalah Islam.

Ketiga faktor ini memberikan suatu realitas dan legalitas tuntutan umat islam

itu menjadi sangat wajar,akan tetapi ketika struktur iu duajukan untuk memperoleh

konfirmasi politik keadaannya enjadi lain,hasil pemilu tiga partai Islam

(Masyumi,NU,dan Perti) hanya memiliki 44%,kelompok pancasila 56%.Kondisi ini

juga tidak akan berhasil mencapai kuoru karena menurut peraturan untuk menetapkan

UUD harus menerima sekurang kurangnya mencapai ¾ atau 67%. Oleh karena itu

muncul usulan kembali ke UUD 1945.

Dalam Demokrasi terpimpin, Soekarno membut slogan-slogan politik,

pancasila menjadi Trisilia, diperas lagi menjadi Ekasila, yaitu gotong royong.Dalam

Demokrasi Terpimpin, Soekarno bertindak layaknya sebagai sultan-sultan dalam

sejarah lama, seluruh kehendaknya mesti dituruti,Masyumi melakukan

oposisi,sehingga keadaan Masyumi semakin kacau ketika Presiden Soekarno

mengeluarkan PenPres No.7 tahun 1959 mengenai hak hidup partai yang terlibat

Page 50: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

43

pemberontakan. Pada Agustuas 1960 Presiden mengeluarkan PenPers No.200 tahun

1960 yang mendesak pimpinan Masyumi untuk membubarkan partainya.Tanggal 13

September peimpin pusat Masyumi menyatakan pembubaran partai,dengan

pembubaran Masyumi sebagai partai yang berciri khas Islam merupakan titik awal

proses transfortasi sosial politik Indonesia kearah negara dan birokrasi,dimana

kepemimpinan dan kutub-kutub kekuatan politik tidak lagi bersandar pada kekuatan

Islam,dengan demikian,terjadi perubahan politik ulama,dari politik praktisi kearah

pembinaan umat melalui pendidikan,selain itu melalui dakwah lewat organisasi sosial

dan sekolah-sekolah seperti yang dilakukan oleh M.Natsir,Farid Prawiranegara serta

peimpin Masyumi lainnya.Berpindahnya sistem demokrasi Parlemen ke demokrasi

Terpimpin berarti berpindahnya kekuasaan dari parlemen ketangan satu orang,yaitu

Soekarno. Perubahan itu sesuai dengan tradisi budaya Indonesia,terutama Jawa, yang

smua kekuasaan, politik,ekonomi, terpusat ditangan seorang raja.

Pada Demokrasi Terpimpin,Masyumi dan PSII dibubarkan.Akan tetapi masih

ada wakil umat Islam di parlemen yaitu: NU, meskipun NU mengikui kehendak

Soekarno, tetapi NU dapat menandingi PKI, Kalau PKI membuat Lekra, NU

membuat lembaga seni budaya muslim (Lesbumi),dalam perburuhan , PKI punya

Sobsi, NU punya Serikat Buruh Muslim Indonesia (Serbumusi).Sejumlah organisasi

khusus,organisasi pelajar dan mahasiswa seperti IPNU,PMII,juga untuk

mengimbangi kekuatan PKI, NU, PSII, dan Perti mendirikan organisasi seperti HMI,

PII, Pemuda Muhammadiyah, serta IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah).

Page 51: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

44

Tahun 1964, PKI melancarkan melancarkan aksi mereka merebut tanah perkebunan,

tanah wakaf, melakukan penggerebekan, dan penganiayaan.Tahun 1965, terjadi

pemberontakan antara orang-orang PKI, dan Islam antara komunis dengan kaum

santri, sehingga menimbulkan kekacauan dimana-mana.

Dalam kondisi ekonomi dan politik tidak menentu, tersia kabar bahwa

Soekarno sakit, D.N.Aidit telah menyusun suatu rencana melakukan tindakan

kekerasan,sasarannya adalah para pemimpin angkatan darat dengan desas desus

bahwa dikalangan angkatan darat telah dibentuk Dewan Jendral yang akan

melakukan kudeta terhadap Soekarno, Pada tanggal 30 September malam, dibawah

koando Syam, ketua biro khusus CC PKI,Kolonel untung dan pasukannya melakukan

penculikan pembunuhan sejumlah Jenderal Angkatan Darat di Jakarta, peristiwa ini

terkenal dengan G30S PKI.

Pada tanggal 1 Oktobrer 1965 diadakan pertemuan antara HMI, Pemuda

Muhammadiyah, PII, dan PMRI .Dalam pertemuan ini disepakati untuk mengadakan

kerja sama menghadapi kemungkinan perebutan kekuasaan yang terjadi akibat G30S

PKI. Muhammadiyah mendorong umat Islam untuk melakukan jihad melawan PKI.45

G30S PKI adalah suatu pemberontakan terhadap pemerintah yang sah, terjadinya

peristiwa G30S PKI merupakan titik klimaks dari pertentangan idiologi yang sangat

tajam di zaman Demokrasi Terpimpin.,Tahun 1966, aksipemuda, mahasiswa dan

45Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia,(Jakarta: PT Raja Grapindo

Persada,),hal.67-75

Page 52: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

45

pelajar bersama ABRI berhasil menurunkan Soekarno dan membubarkan PKI serta

melarang seua ajaran komunis di Indonesia.

e. Politik Islam Masa Orde Baru

Sejak terjadinya G30S PKI tahun 1965, kedudukan Soekarno semakin kritis

yang mengakibatkan ia harus mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret

(SUPERSEMAR) untuk menugaskan Soeharto mengambil segala tindakan guna

menyelamatkan negara, yakni membubarkan PKI dan menangkap semua mentri yang

terlibat. Pada Bulan Juni 1966 MPRS mengadakan sidang umum ke IV yang

menetapkan SUPERSEMAR sah di mata hukum dan mengembalikan UUD 1945 dan

Pancasila secara murni dan konsekuen.Hal ini mengakibatkan konsensus nasional

dimana semua kelompok partai mesti berpegang kepada Pancasila dan UUD 1945.

Di Kalangan Umat Islam , kemenangan terhadap G30S PKI dianggap sebagai

kesempatan untuk merehabilitasi Masyumi sehingga bisa memperjuangkan Islam

melalui jalan politik. Akan tetapi Orde Baru menolak. Sebagai gantinya, tanggal 20

Februari 1968, Surat keputusan presiden No 70/68 mengesahkan partai Muslimin

Indonesia ( Parmusi).

Kemudian muncul penyederhanaan partai yang di kelompokkan menjadi

beberapa kelompok seperti :

-Kelompok Nasionalis (PNI, IPKI, Murba ) menjadi Partai Demokrasi

Indonesia(PDI)

Page 53: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

46

-Kelompok Spiritual (NU , PMI ( parmusi ) PSII ,Perti, Parkindo dan Khatolik di

lebur menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) .Belakangan karena Parkindo dan

Katolik berbeda agama maka mereka berafiliasi dengan nasionalis.

-Golongan Karya.

Pada masa orde baru, umat Islam berhasil menggalang persatuan, sehingga

pada pemilu tahun 1971 perolehan kursi partai mendapat 94 kursi. Dan pemilu tahun

1977 PPP meraih 99 kursi namun dikarenakan menghadapi pembagian kursi di

DPR/MPR dan sikap politik yang berbeda sehingga menimbulkan

ketegangan.Akibatnya, pada pemilu 1982 perolehan kursia PPP menurun dan

pembagian kursi NU merasa dirugikan.Akibatnya, dalam mukhtamar ke-24 tahun

1984 NU keluar dari PPP dan kembali ke organisasi sosial.Sehingga pada pemilu

tahun 1987 PPP mengalami ke merosotan yang luar biasa.

Menjelang di berlakukannya asas tunggal, semula umat islam banyak yang

cemas karena UU no 8/ 1985 mewajibkan semua ormas mencantumkan asas tunggal

yang berarti dilarang mencantumkan asas lain sebagai ciri khas atau identitas sendiri.

Akibatnya, partai Islam PPP harus benghapus asas islamnya dan menjadi partai

nasionalis tanpa ciri islam. Sementara sikap NU sejak dini bisa menerima pancasila

sebagai asas tunggal.Sedangkan dalam muhammadiyah lebih berhati-hati dalam

menerima asas tunggal tersebut.

Sesudah asas tunggal diterima oleh umat islam, umat islam mulai berjuang

untuk mengatasi berbagai macam masalah, seperti:

Page 54: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

47

1. Monopoli pengelolaan perjalanan haji.

2. Pelaksanaan hukum islam (RUU perkawinan).

3. Masalah antara umat dengan pemerintah yang semakin berkembang, sehingga

memunculkan MUI pada tahun 1975.

4. Masalah ekonomi pemerintah membuat Bazis (badan amil zakat infaq shodaqoh)

kemudian dibentuk juga koperasi-koperasi umat dan bank perkreditan rakyat, seperti

NU mendirikan bank Nusuma dan Muhammadiyah mendirikan bank Matahari.

Selanjutnya berdiri lah bank islam pertama tanpa bunga, yakni bank

Muamalat Namun, Soeharto adalah seorang yang dikatakan melanjutkan politik

Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa umat islam harus diberi fasilitas,

sehingga umat tersebut berkembang dalam bidang sosial keagamaan saja tetapi

dibidang politik tidak di beri kesempatan. Soeharto dalam pemerintahannya semakin

jauh kearah kekerasan.Parai politik pemerintah, Golkar merekayasa pemilu tahun

1971 dan meraih 63 suara.Golkar menarik pendukung dari mantan komunis, PNI,

masyumi dan NU sehingga menyebabkan Golkar semakin kokoh mendominasi

kekuatan politik. Kemudian Soeharto dengan kkuatan ABRI nya merekayasa segala

macam cara sehingga dapat berkuasa selama 32 tahun. Akibatnya KKN merajalela,

hutang negara dalam jumlah besar, dan hancurnya etikan nasional.Sehingga negeri

dan bangsa ini mengalami kebangkrutan dan kebobrokan moral.

Pada 19 mei 1998 tejadi unjuk rasa besar-besaran oleh mahasiswa yang

menduduki gedung DPR/ MPR dan menginginkan agar Soeharto turun dari

Page 55: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

48

jabatannya. Akhirnya pada 21 mei 1998 Soeharto resmi mengundurkan diri dan

digantikan oleh BJ Habibie yang menjadi wakil presiden pada masa itu .46

f. Politik Islam Masa Reformasi

Jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan korup membawa harapan

munculnya pemerintahan pasca orde baru yang demokratis.Hal itu tercermin dari

kebebasan mendirikan partai politik.Tercatat ada 48 partai baru yang mengikuti

pemilu 1999.Termasuk di dalamnya partai Islam.Keadaan ini juga mempengaruhi

ulama untuk kembali aktif di dunia politik dengan terjun langsung untuk

memenangkan partai tertentu sesuai dengan posisinya. Seperti kampanye pemilu

1999 ada beberapa Ulama NU yang membela partai PKB.

Selain Ulama-Ulama NU , ulama yang berasal dari Muhammadiyah dan

generasi muda Masyumi yang turut andil dalam pembentukan partai. Mereka ada

yang bergabung dengan PAN dan PBB. Pendukung PAN lebih banyak berasal dari

Muhammadiyah,sedangkan PBB ingin membangkitkan kembali perjuangan

Masyumi. Para mahasiswa dan halqah kampus turut mendirikan partai Islam , yaitu

Partai Keadilan (belakangan PKS) yang menarik sebagian ulama yang merupakan

alumnus Timur Tengah.

Belakangan, dua partai , PKB dan PAN menyatakan diri sebagai partai yang

berasaskan Pancasila dan bersifat nasionalis, tetapi basisnya adalah massa Islam.

Kehadiran ulama dalam politik seharusnya berdampak positif, dalam

pengertian memberikan sumbangan bagi terciptanya bangunan struktur politik yang

46Musyrifah Sunanto, op.cit., hlm. 76-88

Page 56: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

49

bermoral, karena ulama adalah simbol moral. Namun ketika Ulama sudah

terpolarisasi sedemikian rupa, sehingga sering antara seorang ulama dengan ulama

lain saling berhadapan dan membela partainya masing masing. Kondisi ini akan

menimbulkan perpecahan dan dampaknya membingungkan rakyat, sehingga akan

memperlemah kekuatan umat Islam sendiri yang akhirnya sering di manfaatkan oleh

golongan partai lain.47

47

Ibid,.hlm.89-91

Page 57: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

50

BAB III

BIOGRAFI TAN MALAKA

A. SEJARAH SINGKAT TAN MALAKA

Tan Malaka, dilahirkan dengan nama Sutan Ibrahim pada tahun 189748

di

Nagari Padan Gadang, Suliki, Luhak Lima Puluh Koto, Sumatra Barat. Sebagaimana

yang ditulis dalam banyak literatur, kebudayaan Minangkabau sangat kental dengan

nuansa Islami.Hal ini dibuktikan dengan semboyan adat minang yaitu; “adat basandi

syara’, syara basandi kitabullah”. (adat bersendikan syara‟ dan syara‟ bersendikan

kitabullah). Tidak terkecuali Tan Malaka, dia lahir dari keluarga muslim yang taat.

Tan Malaka menggambarkan keadaan keluarganya dengan menulis:

“sumber yang saya peroleh untuk pasal ini (agama Islam) adalah sumber

hidup. Seperti sudah saya lintaskan dahulu, saya lahir dalam keluarga Islam yang

taat.Ketika sejarah Islam di Indonesia bisa dikatakan masih pagi, diantara keluarga

tadi sudah lahir seorang alim ulama, yang sampai sekarang dianggap keramat.Ibu-

Bapak saya keduanya taat, takut pada Allah, dan menjalankan sabda Nabi.Saya

saksikan Ibu saya sakit, menentang malaikat maut sambil menyebut juz Yasin

berkali-kali dan sebagian besar isi AlQur‟an diluar kepala.Dikabarkan orang, Bapak

saya didapati pingsan dengan setengah badannya dalam air.Dia mau menjawat air

48 Mengenai kelahiran Tan Malaka, Poeze mencatat beragam data mengenai tahun

kelahirannya: 1893, 1894, 1895, 2 Juni 1896, 2 juni 1897, 1899, berdasarkan daftar penduduk Bussum

1919, Tan Malaka menulis hari kelahirannya 14 Oktober 1894, tetapi berdasarkan fakta pada tahun

1903 Tan Malaka mengikuti pendidikan di sekolah rendah maka Poeze berasumsi kurang lebih usia

Tan Malaka ketika itu 6 tahun, maka lebih tepat jika dikatakan tahun kelahiran Tan Malaka adalah

tahun 1897. lihat Harry Poeze, Tan Malaka…I, op.cit., hlm. 12

Page 58: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

51

sembahyang, sedang menjalankan tarikat.Setelah sadar, dia mengatakan dia berjumpa

dengan saya yang pada waktu itu di negri Belanda.Masih kecil sekali saya sudah bisa

tafsirkan AL-Qur‟an dan dijadikan guru muda.Ibu menceritakan soal Adam dan

Hawa dan Nabi Yusuf. Tidak jarang dia kisahkan pemuda piatu Muhammad bin

Abdullah, yang entah karena apa, mata saya terus basah mendengarrnya.”49

Keterangan mengenai masa kecil Tan Malaka dituturkan oleh Kamardi Rais

dt. P Simulie50

yang didapat dari wawancara dengan pak Said sebagai berikut:

“Otaknya cerdas, pandai mengaji, dan kaji perukunan (rukun sembahyang) dapat

dihapal dengan cepat oleh Tan Malaka, begitu juga sifat dua puluh dan lain-lain. Saya

mengaku kalah dengan Tan Malaka…di sekolah pun Tan Malaka murid yang

pandai…kemudian kami kehilangan Tan Malaka karena ayahnya yang Tuan Pakuih

(maksudnya tuan Pakhuismesteer atau kepala gudang kopi di Koto VII Tanjung

Ampalau, dekat Kumanis) memindahkan Tan Malaka untuk bersekolah disana.

Beberapa tahun kemudian dia pindah lagi ke Sariak Alahan Tigo tersebut.”51

Tan Malaka hanya memiliki seorang adik laki-laki, Komaruddin, usianya

kurang lebih 5 sampai 6 tahun dibawah Tan Malaka.52

Dalam tradisi Minangkabau,

yang menganut paham matriaktat, anak perempuan adalah harapan keluarga sebagai

penerus sejarah keluarga.Dalam satu keluarga jika tidak memiliki keturunan

49 Tan Malaka, Madilog…op.cit., hlm. 381-382

50

Ketua Umum Pucuk Pimpinan LKAAM dan mantan ketua PWI Sumatra Barat.

51

Pak Said adalah teman kecil Tan Malaka, teman samagedang (besar). orang kampung biasa

memanggilnya “Pak Saik”. Lihat Kamardi Rais dt. P Simulie, Mencari dan Menemukan Kembali Tan

Malaka…op.cit., hlm. 54

52

Harry A. Poeze, TanMalaka…l, op.cit, hlm. 12

Page 59: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

52

perempuan berarti garis keturunan keluarga terputus. Tan Malaka mengetahui benar

kondisi adat nya, sehingga dalam autobiografi nya Tan Malaka menulis : “Ibu

Minangkabau biasanya merasa ditimpa kemalangan, kalau tidak mempunyai anak

perempuan. Di Minangkabau, adat asli yang mewarisi rumah, sawah, ladang, ternak,

dan harta pusaka yang lainnya adalah anak perempuan. Sunyilah rumah di

Minangkabau, kalau tak ada anak gadis, calon ratu di rumah pekarangan serta sawah

ladangnya.Kesedihan Ibu yang terpendam dalam sanubarinya ialah tak mempunyai

anak perempuan itu.Kami berdua anak laki-laki tak memenuhi peraturan

“matriarchaat”.Peraturan berpusat pada kewanitaan. Ibu selalu merasa sunyi dari

wanita lain di Minangkabau. Kalau ditinggal anak laki-laki pun yang sebenarnya

perkara bisa buat orang di Minangkabau yang terkenanl sebagai orang perantau.”53

Kebudayaan dan falsafah Minangkabau yang kental dengan nuansa Islam

sangat nampak dalam pribadi Tan Malaka, pemikiran-pemikirannya kelak dapat

dilihat dalam frame antropologis. Sebuah penelitian dengan pendekatan ini ditulis

oleh Rudolf Mrazek dengan judul Tan Malaka, A Political Personality’s Structure of

Experience, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul

Semesta Tan Malaka. Mrazek, mencoba mengeksplorasi sejarah hidup dan segala

pemikiran Tan Malaka dengan asumsi, mengikuti Clifford Geertz, kebudayaan

sebagai “akumulasi totalitas”.Pendidikan formal yang ditempuh Tan Malaka bermula

53 Tan Malaka, Dari Penjara Ke Penjara I, Teplok Press, Jakarta, 2000, hlm. 143. lihat juga

Poeze, Ibid, hlm. 12-13

Page 60: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

53

dari kampungnya sendiri, Suliki, Padan Gadang, Sumatra Barat,54

kemudian dia

melanjutkan pendidikan sekolah kelas duasekitar tahun 1903 hingga 1908. karena

keinginan Tan Malaka terhadap pendidikan maka usai mengenyam pendidikan di

sekolah kelas dua Tan Malaka melanjutkan pendidikannya di sekolah guru

Kwekschool Ford De Kock55

. Di sekolah ini kecerdasan dan kepiawaian Tan Malaka

dalam berbagai pelajaran sangat nampak sehingga para guru-guru sangat bersimpatik

padanya. Seorang guru Belanda, Horensma,56

yang ketika itu menjabat sebagai guru

bantusangat terkesan pada Tan Malaka, ditambah lagi keluarga Horensma tidak

memiliki keturunan, sehingga Horensma dan istrinya menganggap Tan Malaka

sebagai anaknya sendiri.

Pada sekolah guru Tan Malaka termasuk murid yang periang, dia banyak disukai oleh

teman-temannya.Hampir semua kegiatan sekolah dia ikuti terutama kegiatan ekstra

seperti sepak bola dan musik.Tan Malaka bergabung dalam orkes sekolah guru dan

dalam orkes eropa di Fort De Kock yang keduanya dibawah bimbingan Horensma

langsung.Dalam kesibukannya mengenyam pendidikan di sekolah guru inilah

tepatnya pada bulan Juni tahun 1921 Tan Malaka harus kembali ke kampung

54 Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm. 20

55

Sekolah –sekolah pendidikan rendah ketika itu tidak begitu banyak, hanya ada dua sekolah,

sekolah pemerintah kelas satu dan kelas dua.Sekolah kelas satu diperuntukkan bagi anakanak kaum

priayi dan dipersiapkan untuk sekolah lanjutan.Sedangkan sekolah kelas dua hanya memberi

pendidikan yang rudemnenter saja. Harry Poeze, Tan Malaka…I, op.cit., hlm. 13

56

Sekolah Guru Negeri untuk Guru-Guru Pribumi (Kweekschool Ford De Kock) yang berada

di Bukittinggi merupakan satu-satunya lembaga untuk pendidikan lanjutan bagi orang Indonesia di

Sumatra.Didirikan pada 1856.sekarang sekolah ini menjadi SMA 2 Bukittinggi. lihat Poeze, Ibid, hlm.

17, lihat juga Safrizal Rambe, Ibid, hlm. 21, lihat juga Hasan Nasbi, Filosofi…op.cit., hlm. 42.

Page 61: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

54

halamannya untuk diangkat menjadi kepala suku (penghulu) disana dengan gelar

“Datuk Tan Malaka”57

.

Setelah acara pemberian gelar adat berlangsung Tan Malaka kembali melanjutkan

pendidikannya di sekolah guru kweekschool hingga selesai.Pada akhir tahun 1913

Horensma mengusulkan kepada Tan Malaka dan keluarganya agar Tan Malaka dapat

melanjutkan sekolah ke negri Belanda.Dan usul itu diterima baik oleh keluarga Tan

Malaka.Pada tanggal 1 Desember tahun 1913, bersamaan dengan keluarga Horensma,

Tan Malaka tercatat dalam daftar penduduk Amsterdam.58

Tetapi karena adanya

berbagai pertimbangan mengenai penerimaan Tan Malaka di sekolah Belanda maka

penerimaan Tan Malaka baru tercatat sebagai murid di sekolah Riijks Kweekschool

Haarlem pada10 Januari 1914.59

Mengenai pengalamannya di sekolah Riijks Kweekschool ini Tan Malaka

menceritakan:

“adapun para murid Riijks Kweekschool Haarlem itu mendapat ongkos belajar dari

Pemerintah Belanda seperti para murid Kweekschool Bukittinggi juga. Persamaan

57Biasanya pemberian gelar penghulu disertai dengan pertunangan yang telah diatur oleh

orang tua.Tetapi Tan Malaka menolak untuk dipertuangkan dengan alasan dia ingin melanjutkan

pendidikan di negri Belanda. Lihat Poeze, Ibid, hlm. 23. “Tan Malako” sebenarnya adalah gelar sako

adat atau gelar seorang penghulu dalam persukuan Koto, Nagari, Padan Gadang. Ada tiga priode

Datuk Tan Malako sebelum sampai ke Ibrahim. Datuk Tan Malako yang pertama itulah yang “malaco”

Nagari, Padan Gadang pada penghujung abad 18, sekitar 1789. Datuk Tan Malaok yang pertama ini

datang dari Kamang, Luhak Agam.Bersama dua kemenakannya membuka Negeri Padan Gadang.

Lihat Kamardi Rais dt. P Simulie, Mencari dan Menemukan Kembali Tan Malaka…op.cit., hlm. 55

58

Menurut data yang diperoleh Poeze, Tan Malaka dan Horensma tinggal dengan keluarga

Van Bilderbeek sejak 15-12-1913 sampai 2-2-1914.Ibid, hlm. 25

59

bid, hlm. 28 lihat juga Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit.,hlm. 21

Page 62: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

55

lain dia antara dua Kweekschool itu jarang sekali dapat dicari. Riijks Kweekschool di

Haarlem mendidik muridnya menjadi guru untuk anak Belanda, dalam bahasa

Belanda, pada hakekatnya buat anak Belanda. Kweekschool Bukittinggi melatih guru

buat anak Indonesia, terutama dalam bahasa Indonesia, untuk Hindia Belanda…pada

waktu permulaan di Riijks Kweekschool Haarlem, dengan sedih sekali saya saksikan,

bahwa pelajaran yang sudah saya terima di Kweekschool Bukittinggi sama sekali

tidak sambung menyambung dengan apa yang diberikan di Riijks Kweekschool itu.

Betul, umpamanya sama-sama diajarkan ilmu-ilmu tumbuh-tumbuhan, akan tetapi

tumbuh-tumbuhan yang mesti diperiksa dan diajarkan di negri Belanda tiadalah sama

dengan di Indonesia. begitu juga kiranya dengan ilmu bumi, ilmu mendidik

(pedagogie), ilmu menggambar, ilmu ukur (meetkunde) dan lain-lain. Ada pula ilmu

yang sama sekali mesti dipelajari dari permulaan seperti sejarah Belanda, sejarah

dunia, Aljabar, ilmu ukur ruang (stereometrie), trigonometrie, dan ilmu kodrat

(mechanica). Sebaliknya ada pula pengetahuan yang sudah saya pelajari di

Bukittinggi tetapi tiada diajarkan atau cuma sedikit sekali diajarkan di Haarlem, ialah

ilmu pisah dan ilmu pertanian.Yang terakhir dan terpenting buat guru Belanda,

tentulah bahasa Belanda. Sepintar-pintar orang Indonesia dalam mempelajari bahasa

asing, maka pemuda Belanda berumur 14-20 tahun, tentulah lebih paham bahasa ibu

dan masyarakatnya daripada orang Indonesia yang Cuma beberapa jam sehari

menerima pelajaran bahasa Belanda di kelasnya selama 6 tahun. Tetapi tiada berarti

Page 63: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

56

bahwa dalam hal ilmu saraf (grammar) saya akan kalah saja oleh murid kelas

tertinggipun.”60

Pengalamannya selama berada di negeri Belanda turut membentuk pandangan

hidup dan haluan politiknya kelak. Banyak kejadian yang Tan Malaka alami selama

di negeri Belanda, pecahnya perang dunia pertama tahun 1914 dan kerasnya

kehidupan yang dia rasakan terutama ketika jatuh sakit menderita radang paru pada

juli 1915 membuat Tan Malaka tidak dapat mengikuti kegiatan sekolah selama satu

bulan penuh.

“Dimana jasmani menderita karena kekurangan, dimana rohani terpaksa dalam

kungkungan lahir maupun batin, dimana akhirnya semua jalan menuju perubahan dan

perbaikan sama sekali buntu, maka disanalah hati terbuka, ditarik oleh persamaan

kodrat persamaan nasib dan ditolak oleh kodrat pertentangan-pertentangan, kodrat

positif dan kodrat negatif. Penolakan thesis dan anti thesis di dalam diriku adalah

bayangan dari gelora kedua kodrat itu, dalam arti sempit dan arti luasnya; dalam

keadaan rumah yang aku diami dan keadaan Eropa di masa itu, yakni dalam rumah

orang melarat dimana Eropa dan dunia seluruhnya berada dalam kancah perang

dunia pertama (1914-1918)”.61

Dengan berbagai pertimbangan Tan Malaka pindah dari asrama sekolah ke

pemondokan.Tetapi pemondokan yang pertama itu tidak sesuai dengannya terutama

60 Tan Malaka, Dari Penjara Ke Penjara I…,op.cit., hlm. 31-32

61

Tan Malaka ,Ibid, hlm. 36

Page 64: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

57

dalam hal makanan. Dengan bantuan temannya Tan Malaka mendapatkan tempat

tinggal yang lebih baik dengan bayaran yang sama di Jacobjnstraat 7-rood.62

“Dalam rumah sewaan seorang keluarga buruh, sebuah kamar kecil di jalan kecil,

kebetulan pula bernama Jacobbijnenstraat, saya mendiami kamar loteng yang

sempit gelap. Kamar disampingnya didiami oleh seorang pengungsi Belgia,

Herman, seorang pemuda bekerja pada suatu pabrik jam di kota Haarlem. Orang

muda ini meninggalkan negerinya sesudah belgia diserbu Jerman. Nyonya rumah

adalah seorang perempuan buruh, jujur, sederhana dan dalam segala-gala penuh

rasa kemanusiaan, dimasa kemanusiaan itu tak ada di dunia bagi dirinya

sendiri….Nyonya Van Der Mij hidup dengan menyewakan kamar kepada kami dan

mendapat sedikit bantuan dari anaknya yang sudah dewasa dan bekerja sebagai juru

tulis rendahan di salah satu kantor di Amsterdam…Nyonya Van Der Mij setiap dan

harus membayar ongkos suaminya di rumah sakit. Tak perlu diuraikan lebih lanjut

kemelaratan perempuan ini.Hanya perlu dinyatakan bahwa kesabaran wanita buruh

sederhana ini bukan kepalang.”63

Selama tinggal di pondokan inilah Tan Malaka mulai berkenalan dengan

buku-buku filsafat karya pemikir Jerman, Nietzsche, dan buku-buku tentang revolusi

62Kamar ini disewa oleh Tan Malaka dari 27-4-1915 sampai 11-7-1916 pada Nyonya G. Van

Der Ley – Van Herwerden. Menurut data yang diperoleh Poeze dari rekening koran yang dibuat oleh

NIOS biaya yang harus Tan Malaka bayar untuk sewa kamar itu 10f lebih mahal dari yang

sebelumnya. Harry Poeze, Tan Malaka…I, op.cit., hlm. 41

63

Ibid, hlm. 36-37

Page 65: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

58

Perancis dan Amerika.64

Tan Malaka juga sangat bersimpati dengan pergerakan yang

dilakukan kaum buruh komunis Rusia yang terjadi pada bulan oktober 1917, dan

mulai berkenalan dengan buku-buku yang berkaitan dengan Revolusi Rusia, seperti

Het Kapital karya Marx, Engels, dan Kautsky.65

Pada tahun 1916 kesehatan Tan Malaka kembali mengalami gangguan,

sedangkan pada bulan april tahun itu dia harus menempuh ujian akhir. Dengan segala

kekuatan yang dimilikinya Tan Malaka masih dapat mengikuti ujian akhir dengan

hasil yang cukup memuaskan. Selama sakit Tan Malaka dirawat oleh dr. P. Jansen,

menurutnya setelah menempuh ujian akhir Tan Malaka sebaiknya kembali ke Hindia

Belanda. Tetapi atas desakan Fabius66

Tan Malaka akhirnya pindah ke Busum pada

bulan Juni 1916. Di sini Tan Malaka mendapatkan tempat yang tepat untuk

memulihkan kesehatannya, dia katakan dalam autobiografinya suasana di tempat

barunya ini: “dapat mengeringkan air di pinggir paru-parunya dan mengembalikan

kesehatan seperti kurang lebih di Indonesia.”67

64 Hasan Nasbi, Filosofi…op.cit., hlm. 47, lihat juga Poeze, Ibid, hlm. 70, Tan Malaka

sesekali memuji Nietzsce dengan mengatakan: “kalau pernah saya ditarik oleh bahasa, maka bahasa

Nietzsche lah yang mengambil bagian amat besar. „Die Umwertung aller Werten‟, pembatalan nilainya

segala nilai.” Tan Malaka, Dari Penjara…I,op.cit., hlm. 39

65

Poeze, Tan Malaka…op.cit., hlm. 71

66

Arnoldus Nicolaas Jacobus Fabius adalah seorang tokoh sastra yang terkenal pada

masanya.Diantar buku yang pernah dia tulis adalah tentang sejarah Naarden dan Bussum, juga buku-

buku mengenai biografi Willem III dan Johan Maurits Van Nassau.Buku-buku lain yang Fabius tulis

mengenai roman tebal dan sandiwara gembira.Lihat dalam catatan kaki Poeze, Ibid, hlm. 40. Fabius

juga pernah menjabat Jenderal Mayor pertahanan Amsterdam bagian Artileri. Tan Malaka, Dari

Penjara Ke Penjara I…op.cit., hlm. 43

67

Ibid, hlm. 43

Page 66: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

59

Dalam keadaan fisik yang tidak memungkinkan bagi Tan Malaka untuk

melakukan aktifitas mempersiapkan ujian guru kepala, Tan Malaka juga harus

memikirkan hutangnya yang semakin banyak. Dalam surat Fabius kepada Horensma

tercatat hutang Tan Malaka sebesar f 3. 903,42.68

pada tanggal 28 Juni 1918 Tan

Malaka menempuh ujian tulis untuk akte kepala dan hasilnya cukup memuaskan,

tetapi untuk ujian lisan tanggal 6 dan 7 September Tan Malaka gagal karena

penyakitnya kambuh lagi. Tidak hanya sekali Tan Malaka mengalami kegagalan

dalam ujiannya, tetapi sampai tiga kali hingga akhirnya dia memutuskan untuk

kembali ke Hindia.69

Perlu dicatat disini bahwa ketika berada di Bussmu Tan Malaka

sempat menyatakan keinginannya untuk belajar di Akademi Militer Kerajaan di

Breda kepada Fabius.70

Meskipun Fabius tidak menyetujuinya tetapi hal tersebut tidak

menyurutkan semangat Tan Malaka untuk mengetahui banyak mengenai kemiliteran,

banyak buku mengenai pelajaran militer dia baca. Pengetahuannya mengenai strategi

peperangan terlihat sekali dalam buku yang ditulis tahun 1948, GERPOLEK

(GErilya-POLitik-EKonomi), dan karya ini dipuji oleh seorang Jenderal Besar A.H.

Nasution: “ Tan Malaka juga harus tercatat sebagai tokoh ilmu militer Indonesia

untuk selama-lamanya..”71

68Surat NIOS (Fabius) kepada Horensma 17-3-1919. Harry Poeze, Tan Malaka…I, op.cit.,

hlm. 74

69

Hassan Nasbi, Filososfi…op.cit., hlm. 47. dicatat oleh Poeze bahwa Tan Malaka setelah

ujian melakukan pembicaraan dengan fabius, Tan Malaka mengemukakan isi hatinya dengan

mengatakan, bergelut di dunia perguruan sebenarnya tidak sejalan dengan jiwanya. Ibid, hlm. 69

70

Ibid, hlm. 71

71

Lihat dalam kata pengantar buku Madilog oleh Wasit Suwarto…op.cit, hlm. xx

Page 67: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

60

Ditengah kesibukannya mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian guru

kepala Tan Malaka juga sering mengunjungi kegiatan-kegiatan rapat “Indie

Weerbaar” (Pertahanan Untuk Hindia) yang diadakan oleh Himpunan Hindia.Pada

tahun 1919 sebelum kembali ke Hindia nampaknya Tan Malaka mulai sadar politik,

terlihat dalam ceramah dan tulisan-tulisannya dalam terbitan himpunan “Hou en

Trouw”. Terlebih pada tanggal 10 Mei 1919 di Amsterdam diadakan percakapan

terbuka antara Suwardi dan Sneevliet72

mengenai “Kecenderungan Nasionalis dan

Sosialis dalam Pergerakan Hindia”,73

dan ini tentunya sangat mempengaruhi pikiran –

pikiran politik Tan Malaka. Pada tahun 1918 Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar

Dewantara) dan Dr. Goenawan Mangoen Koesoemo ingin kembali ke Hindia, mereka

meminta Tan Malaka untuk mewakili partainya di Nederland.74

Meskipun agak sedikit

berat akhirnya Tan Malaka menerima juga tawaran tersebut, dan pada tanggal 3-6

September 1919 Tan Malaka mewakili Himpunan Hindia ( Indische Vereeniging)

pada kongres pemuda dan pelajar ke-3 di Deventer. Dalam kongres yang dihadiri

oleh oleh tujuh puluh anggota tersebut Tan Malaka memberikan semacam praeadvies

(nasihat) tentang “Wat wil ,kan en mag Netherland thans van Indonesie

72Henk Sneevliet datang ke Hindia pada tahun 1913, bersama Ir. Adolf Baars mendirikan

organisasi sosialis pertama di Hindia tahun 1914, Perhimpunan Sosial Demokrat Hindia (Indische

Sociaal Democratische Vereeniging [ISDV]).Perhimpunan ini semula hanyalah kumpulan orangorang

Eropa, tetapi dalam perkembangan selanjutnya bekerjasama dengan orang-orang pribumi untuk lepas

dari kolonialisme.Ibid, hlm. 165

73

Ibid, hlm. 77

74

Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm. 23

Page 68: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

61

Verwachten?” (apakah yang ingin, dapat dan boleh diharapkan Negeri Belanda

sekarang dari Indonesia?)75

Ditengah keadaan dililit hutang ditambah lagi adanya pesan dari keluarga

menyarankan untuk segera kembali ke Hindia, Tan Malaka sekembalinya dari

memberikan ceramah di depan “Hou en Trouw” di Amsterdam, di jalan menuju

pemondokannya dia ditemui oleh C.W.Janssen, direktur Senembah Maatschappij

Deli, dan memberikan tawaran bekerja sama untuk memberikan pendidikan kepada

anak-anak kuli perkebunan, sebagai mitra kerjanya Tan Malaka akan didampingi oleh

orang Belanda, De Way (pernah menjadi murid Tan Malaka dalam bahasa melayu).

Semula Tan Malaka merasa bimbang dengan tawaran kerja tersebut tetapi setelah dia

pikirkan lebih matang dan dengan persetujuan tuan Fabius, Tan Malaka

menerimanya.76

Tan Malaka tiba di Indonesia tahun 1919 dan langsung mendaftarkan diri

menjadi guru di perkebunan Senembah May, Deli Serdang, Sumatra Timur. Tidak

begitu lama Tan Malaka tinggal disini, dalam aotubiografinya dia menuturkan dari

bulan Desember 1919 sampai Juni 1921.Selama berada di Deli Tan Malaka melihat

langsung kekejaman kaum kapitalis terhadap kaum miskin. Pemerasan tenaga dan

pikiran para buruh untuk kepentingan kaum bermodal menjadikan Tan Malaka

berangsur – angsur semakin sadar akan keyakinannya selama ini mengenai gagasan –

gagasan revolusi kaum pekerja.

75 Safrizal Rambe, Ibid, hlm. 23. lihat juga Poeze, Tan Malaka…op.cit., hlm. 79

76

Ibid, hlm. 83

Page 69: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

62

Para kuli kontrak bekerja lebih dari dua belas jam sehari dengan gaji f20f30

sebulan, sedangkan gaji Hopmandor f60, itupun setelah bekerja selama 15-20 tahun.

Sementara para tuan-tuan tanah bisa mencapai penghasilan f200.000 per tahunnya

belum lagi ditambah bunga modal dan keuntungan hasil kebun.77

Tan Malaka mengatakan : “ adakah tempat buat saya dalam masyarakat Deli seperti

yang coba saya gambarkan diatas? Buat saya yang berpaham radikal, ditengah-tengah

masyarakat yang mengandung pertentangan maha tajam.?”78

Tan Malaka sangat

menyadari kondisi “penindasan” terhadap bangsanya ini, tetapi Tan Malaka sengaja

tetap tinggal untuk sementara waktu demi memahami lebih jauh keadaan masyarakat

di Deli dan menabung guna melunasi hutang-hutangnya.

“akhirnya saya berharap lekas lepas dari hutang yang terasa berat, sambil

mendapatkan pengalaman yang berharga dalam pergaulan dengan bangsa sendiri

yang paling terhisap, tertindas dan terhina, sambil menyelam minum air.”79

Karena keadaan semakin tidak memungkinkan awal tahun 1921 Tan Malaka

mengundurkan diri dari pekerjaan sebagai guru. Dari Deli Tan Malaka langsung

bertolak ke Jawa, kota yang dituju adalah Semarang. Tan Malaka banyak mendengar

kabar tentang perjuangan kaum merah revolusioner yang berpusat di Semarang,

sehingga Tan Malaka langsung menuju ke Semarang untuk bergabung dengan

77 Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara I…op.cit., hlm. 73

78

Ibid, hlm. 78

79

Ibid, hlm. 79

Page 70: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

63

pergerakan – pergerakan yang ada.80

Ketika itu di Semarang terdapat markas

Vereeniging van Spoor den Tram Personeel (VSTP), Sarekat Sekerja Kereta Api,

yang diketuai Semaun (1899-1971).81

Disini Tan Malaka juga banyak berhubungan

dengan tokoh-tokoh penggerak yang lebih senior. Di Yogya Tan Malaka bertemu dan

bermalam di rumah Sutopo (mantan pimpinan surat kabar Budi Utomo) yang hendak

mendirikan sekolah dan bermaksud menjadikan Tan Malaka sebagai ketuanya.

Melalui perantara Sutopo inilah Tan Malaka dapat berkenalan dengan Semaun,

Darsono dan Cokroaminoto.82

Setibanya di kediaman Semaun di kampung Suburan, Pekalongan, Tan

Malaka jatuh sakit dan harus mendapatkan perawatan selama satu bulan di rumah

sakit.Kira-kira tanggal 10 April Tan Malaka keluar dari rumah sakit dan langsung

bekerja pada sebuah sekolah swasta. Karena semakin hari Tan Malaka semakin

menunjukkan kemajuan dalam memberikan pengajaran dan minat masyarakat

semakin besar maka Semaun segera mengadakan rapat istimewa anggota Sarekat

Islam Semarang untuk mendirikan sekolah rakyat, usul tersebut diterima dengan baik

dan pencatatan calon murid dimulai pada hari itu juga.83

80Sebenarnya niat awal Tan Malaka pergi ke Jawa untuk mendirikan perguruan yang cocok

dengan jiwa dan kondisi masyarakat Hindia ketika itu, dan niat itu akhirnya terlaksana dengan

baik.Lihat Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara I,Ibid, hlm. 105

81

Semaun (1899-1971) selain menjadi ketua ISDV dia juga menjadi ketua PKI dan pengurus

pusat Central Sarekat Islam (CSI) 1921, dan menjabat sebagai ketua Persatuan Pergerakan Kaum

Buruh (PPKB) sejak tahun 1919. lihat Poeze, TanMalaka…op.cit., hlm. 167

82

Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara I…op.cit., hlm. 106

83

Ibid, hlm 109

Page 71: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

64

Sekolah rakyat yang didirikan, biasa juga disebut sekolah Tan Malaka, segera

mendapat tempat dihati rakyat, disamping bayaran yang murah sekolah tersebut

sesuai dengan keadaan jiwa rakyat jelata yang sedang tertindas.Sehingga dimana-

mana didirikan sekolah dengan model Tan Malaka84

.Bersamaan dengan kemajuan

sekolah rakyat tersebut, dalam wilayah politik sedang berkecamuk perbedaan

pendapat dalam Sarekat Islam antara kelompok (Central Sarekat Islam) CSI, yang

diketuai Abdul Muis dan H. Agus Salim dengan PKI.85

Dalam istilah Tan Malaka

(Sarekat Islam melawan “Kesembarangan”/ Islamisme melawan Komunisme)86

.

Oleh Busro, seorang tokoh Sarekat Islam Semarang, Tan Malaka dinasehati

agar tidak ikut campur dalam urusan politik. Tetapi karena dalam tubuh Sarekat Islam

kekurangan tenaga dalam semua lapangan maka akhirnya Tan Malaka diminta

mengikuti rapat Sarekat Islam di Surabaya.Dalam rapat Tan Malaka diingatkan oleh

Semaun agar tidak menyinggung persoalan yang berkaitan dengan Komunisme.

Dalam kesempatan berpidato di depan peserta rapat Tan Malaka mengajukan usulan

agar Sarekat Islam dan PKI tidak membesarkan masalah-masalah yang menimbulkan

perpecahan bangsa, hasilnya cukup signifikan, pidato Tan Malaka yang kurang lebih

84 Permintaan pendirian sekolah datang dari Yogyakarta, Salatiga, Kaliwungu dan Bandung,

sedangkan suplai buku-buku perpustakaan akan didatangkan dari Palembang dan Sangahai. Lihat

Poeze, Ibid, hlm. 178. lihat juga Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm. 25

85

Abdul Muis dan H. Agus Salim adalah dua tokoh yang berasal dari Minangkabau seperti

Tan Malaka, mereka berdua menghendaki adanya disiplin partai yang bertujuan untuk memurnikan SI

sebagai organisasi bernuansa Islam, dengan demikian PKI tidak memiliki tempat di tubuh SI. Lihat

dalam catatan kaki Hasan Nasbi, Filosofi…op.cit., hlm. 50

86

Istilah “Kesemarangan” merujuk pada komunisme, karena pada saat itu kota semarang

adalah pusat pergerakan kaum komunis yang diketuai Semaun. Lihat Tan Malaka, Dari Penjara ke

Penjara I…op.cit., hlm. 114

Page 72: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

65

hanya 15 menit itu menyebabkan beberapa pemimpin Sarekat Islam berkenan hadir

dalam rapat PKI di Semarang.

“ Disini saya (Tan Malaka) sudah menginjak tanah lincir yang dinamai

politik. Sekali kaki menginjak tidak mudah ditarik kembali.”Karena kepiawaian Tan

Malaka dalam agitasi, teori dan mengkoordinir massa tawaran jabatan kepada dirinya

mulai berdatangan. Tan Malaka diutus oleh Semaun pergi ke Cepu untuk melihat

keadaan di sana, dan sekembalinya dari Cepu Tan Malaka diberi mandat menjadi

wakil ketua Serikat Buruh Pelikan (Tambang) Indonesia. Ketika Darsono dan

Semaun berada di Moskow, dalam kongres PKI tanggal 24 Desember 1921 Tan

Malaka menggantikan posisi Semaun sebagai ketua PKI. Dalam rapat lanjutan

keesokan pagi harinya pidato yang disampaikan Tan Malaka masih mengenai

pentingnya persatuan, disamping sedikit masalah pendidikan.Pidato itu disambut

hangat oleh Sarekat Islam dan PKI, hanya saja Abdul Muis datang terlambat sehingga

sempat mengacaukan suasana dengan mengungkit masalah lama.H. Agus Salim

bahkan tidak hadir dalam rapat tersebut.87

Beberapa hari setelah rapat PKI tersebut Tan Malaka diminta membantu

Revolusionair Vakcentrale, yang mengikat VSTP, buruh pegadaian untuk

merundingkan masalah pemogokan kaum buruh. Pada bulan Januari 1922

pemogokan buruh dilaksanakan, akibatnya Tan Malaka ditangkap dan di buang ke

Kupang (Timor) tanggal 2 maret 1922 dan pada bulan yang sama dia di eksternir ke

87 Harry A. Poeze, Tan Malaka…op.cit., hlm. 213. lihat juga Tan Malaka, Dari Penjara ke

Penjara I, Ibid, hlm. 116-117. Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm. 25

Page 73: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

66

Belanda.Dengan kapal insulinde pada tanggal 29 Maret berangkatlah Tan Malaka

dari pelabuhan Tanjung Priok menuju tempat pembuangannya, tanggal 1 April kapal

tersebut singgah di Padang, tetapi Tan Malaka tidak diperkenankan turun.Orang

tuanya juga tidak menemui Tan Malaka ketika itu, hanya beberapa orang saja yang

dapat menerobos untuk sekedar mengucapkan selamat jalan.

Tan Malaka turun di Perancis dan tinggal beberapa saat di Paris kemudian

langsung bertolak ke Rotterdam, tepat tanggal 1 Mei Tan Malaka tiba disana dan

berjumpa dengan Dr. Van Ravenstijn (CPH Partai Komunis Holland).Dr. Van

Ravenstijn menasehatkan Tan Malaka untuk hadir dalam perayaan 1 Mei di

Amsterdam yang diselenggarakan oleh Rapat bersama komunis syndikalis.Dalam

rapat tersebut Tan Malaka diberi kesempatan oleh D.J. Wijnkoop (ketua fraksi

Komunis di majelis rendah) untuk berbicara.Sambutan atas pembicaraan Tan Malaka

pada rapat tersebut menarik hati para anggota CPH (Fraksi komunis) dan

menyarankan agar Tan Malaka dapat menjadi calon anggota parlemen dalam

pemilihan berikutnya.88

Dalam pemilihan anggota parlemen Tan Malaka mendapatkan posisi nomor

urut ke-tiga, tetapi karena usia Tan Malaka ketika itu belum mencapai 30 tahun (usia

30 adalah syarat menjadi anggota) maka Tan Malaka terganjal. Sebelum pemungutan

suara usai dilakukan Tan Malaka telah berada di Berlin.Di sini Tan Malaka

88Tercatat bahwa Tan Malaka adalah orang Indonesia pertama yang pernah melakukan

pencalonan menjadi anggota parlemen di Belanda. Lihat Poeze, TanMalaka…op.cit., hlm. 265. lihat

juga Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara I…op.cit., hlm. 147

Page 74: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

67

menyempatkan diri menulis buku “Tunduk Kepada Kekuasaan Tetapi Tidak Tunduk

Kepada Kebenaran”.Dari Berlin Tan Malaka menuju Moskow guna menghadiri

kongres komunis sedunia (Komintren) IV.Kongres Komintren ke-4 yang berlangsung

tanggal 5 September sampai 5 Desember itu berjalan sangat demokratis.Pada sidang

ke 7 tanggal 12 November Tan Malaka mendapatkan kesempatan berpidato dalam

bahasa Jerman yang isinya tentang gerakan pemboikotan tanpa alasan yang

jelas.Yang paling menarik adalah gagasan Tan Malaka mengenai PanIslamisme

dengan mencontohkan kejadian pertentangan antara Sarekat Islam dan PKI. Tan

Malaka melihat Pan-Islamisme sebagai sebuah pergerakan 250 juta kaum muslim

yang berusaha lepas dari jajahan imperialisme. Dengan mengajukan beberapa data-

data dan sejarah pergerakan Islam di beberapa tempat akhirnya dalam pidatonya Tan

Malaka sampai pada kesimpulan :

“…Pan-Islamisme sekarang berarti perjuangan kemerdekaan nasional, sedangkan

agama Islam merupakan segala sesuatu bagi kaum muslim, bukan hanya agamanya

saja, tetapi juga negaranya, ekonominya, maknanya, dan segala sesuatu lainnya –

dan dengan demikian Pan-Islamisme berarti bersatunya segala bangsa muslim,

perjuangan kemerdekaan, tidak hanya untuk bangsa Arab, tetapi juga untuk bangsa

Hindustan, Jawa dan semua bangsa muslim yang tertindas. Persatuan itu secara

praktis sekarang dinamakan perjuangan kemerdekaan bukan hanya terhadap

Page 75: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

68

kapitalisme Belanda, tetapi juga terhadap kapitalisme Inggris, Prancis dan Italia,

terhadap kapitalisme di seluruh dunia. Itulah makna Pan-Islamisme sekarang…”89

Secara umum kongres Komintren ke-4 membahas cara mengkoordinasikan

dan mengkomunikasikan buruh pada semua lapisan penting sekitar pelabuhan

sekeliling lautan teduh. Dengan demikian mempermudah hubungan antara satu

negara dan negara lain yang berbasis komunis di Timur. Sebagai langkah menuju

cita-cita tersebut kongres memutuskan membentuk Biro Serikat Sekerja Timur Merah

(Red Eastern Labour Union) yang bertempat di Canton dan sebagai ketuanya

ditunjuklah Tan Malaka sekaligus mengurus majalah “The Dawn” (fajar) sebagai

media dari biro tersebut.90

Tan Malaka mengalami beberapa kesulitan dalam menulis laporan hasil

konferensi Profintren untuk Asia, disamping bahasa Inggris yang tidak begitu dia

kuasai Tan Malaka juga dihadapkan dengan perangkat alat cetak yang tidak cukup

untuk menulis huruf latin dan bahasa inggris. Ditengah-tengah kesulitan menerbitkan

majalah TheDawn kesehatan Tan Malaka mulai memburuk, sudah dua bulan lebih dia

berada di Canton laporan sedikitpun belum dibuat. Dalam proses pembuatan laporan

ini sempat terhenti karena sakit Tan Malaka semakin parah, meski pada akhirnya

dapat diselesaikan Tan Malaka segera mengambil kesimpulan untuk beristirahat di

Filipina.

89 Poeze, Ibid, hlm. 316

90

Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm. 29

Page 76: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

69

Sementara keadaan politik yang terjadi di Hindia sedang mengalami

goncangan, Gubernur Jenderal Dirk Fock semakin memperlihatkan sikap antipati

terhadap pergerakan-pergerakan perjuangan.Yang sangat dikhawatirkan oleh

pemerintah kolonial saat itu adalah pergerakan PKI yang kian frontal menyuarakan

pembangkangan dan propaganda anti imperialisme.Sejak bulan Agustus 1924 PKI

merasa perlu melakukan pemberontakan dengan turun ke jalan-jalan dan melakukan

pemboikotan. Dalam hal ini sebenarnya terjadi konflik intern PKI, sebagian orang

tidak menyetujui pemberontakan dilakukan karena menyadari alat-alat dan jumlah

massa yang belum memadai.91

Dalam rapat PKI di Prambanan yang diadakan pada bulan Desember 1925,

Komite Sentral PKI menyerukan pemberontakan melawan Belanda harus segera

dilaksanakan di seluruh Indonesia. Pergerakan mula-mula akan dilakukan di

Sumatera pada bulan Juli 1926, tetapi karena rencana pemberontakan segera

diketahui pemerintah Belanda dan adanya perselisihan antara pemimpin dan cabang-

cabang PKI maka rencana pemberontakan ditunda.92

91 Safrizal Rambe, Ibid, hlm. 30

92

Kritik paling tajam mengenai rencana pemberontakan datang dari Tan Malaka yang ketika

itu berada di Manila, menurutnya pemberontakan baru dapat dilakukan setelah adanya Aksi Massa

yang terorganisir.Surat Tan Malaka yang berisi pendapat menentang putusan Prambanan tidak sampai

pada Komite Sentral PKI, tetapi propaganda yang dilancarkan Tan Malaka membawa pengaruh

terutama bagi anggota dan cabang-cabang PKI di Sumatra Barat dan Bandung. Di Sumatra Barat PKI

terpecah menjadi dua kubu, pertama seksi Padang patuh dan setia pada organisasi Partai Jawa dan

kedua seksi Padang Panjang yang sangat dipengaruhi oleh Tan Malaka. Lihat Audrey Kahin, Dari

Pemberontakan ke Inntegrasi, terj. Drs. Azmi, Massa Aksi, Ph.D dan Drs, Zulfahmi, Dipl. I.I, Yayasan

Obor Indonesia, Jakarta, 2005, hlm. 19

Page 77: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

70

Meski tidak memiliki paspor Tan Malaka berhasil menerobos wilayah Filipina

dengan mengaku sebagai musikus dengan nama Elias Fuentes. Tan Malaka dengan

kapal Empress of Rusia tiba di Manila tanggal 20 Juli 1925.di Manila Tan Malaka

segera menemui Apolinaro G. de Los Santos, rektor Universitas Manila dan kakak

Mariano Santos. Tan Malaka diterima dengan baik karena dia membawa surat dari

Mariano Santos. Dari perkenalan dengan Los Santos inilah Tan Malaka dapat bergaul

dengan bebas bersama orangorang serikat buruh Filipina. Menurut Poeze, Partai

komunis di Filipina baru ada pada tahun 1930, maka besar kemungkinan Tan Malaka

ikut andil dalam pembentukan partai komunis di sana.93

Di Manila Tan Malaka sempat menerbitkan kembali karyanya Naar De

Republiek-Indonesia, yang di buat semasa di Canton dan dicetak pertama kali bulan

April 1925.94

Tan Malaka juga menulis karya lain, Semangat Moeda yang diterbitkan

tahun 1926 di Manila dengan bantuan Francisco Verona, redaktur harian majalah El-

Debate.95

93 Harry A. Poeze, Tan Malaka, Stritjder Voor Indonesie’s Vrijheid Levensloop van 1897 tot

1945, terj. Pergulatan Menuju Republik 1925-45, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1999, hlm. 4

94

Mengenai terbitan buku Naar de Republiek-Indonesia ini Poeze memberikan keterangan

cetakan kedua tertulis di Tokyo, seperti yang tertulis dalam buku Safrizal Rambe (hlm 31), tetapi

menurut Poeze kota Tokyo, sebagaimana yang tertulis dalam buku cetakan kedua itu sebenarnya

menunjuk kota Manila, tujuannya adalah mengelabui tokoh-tokoh polisi. Dan cetakan dalam bahasa

Indonesia merujuk pada cetakan Manila tersebut. Ibid, hlm. 4-5

95

Semasa di Filipina Tan Malaka bekerja sebagai koresponden harian majalah El Debate,

menurut Helen Jarvis, sebagaimana dikutip Safrizal Rambe, melalui perkenalannya dengan Verona-lah

Tan Malaka dapat bekerja dan menerbitkan brosur Naar De Republiek Indonesia dan Semangat

Moeda. Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm. 32. lihat juga, Helen Jarvis,

TanMalakaPejuang…op.cit., hlm. 17

Page 78: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

71

Bulan Februari 1926, Alimin datang ke Manila untuk meminta restu Tan

Malaka mengenai keputusan Prambanan. Tan Malaka mengajukan beberapa

keberatan dan menyarankan pemberontakan harus ditunda, menunggu organisasi

massa teratur di bawah satu komando. Dalam pembicaraan itu Alimin menyetujui

semua pendapat Tan Malaka, dan ketika Alimin hendak pergi ke Singapura menemui

pemimpin-pemimpin PKI yang berada di sana Tan Malaka menitipkan surat yang

berisi alasan-alasan mengenai keberatan Tan Malaka terhadap keputusan Prambanan.

Disamping itu Tan Malaka juga telah mempersiapkan “tesis-tesis” untuk dikirimkan

ke Moskow.

Tetapi selama sebulan penuh tidak ada kabar dari Alimin maka akhirnya Tan

Malaka pergi sendiri ke Singapura untuk mengetahui keadaan sebenarnya.

Kemungkinan Tan Malaka tiba di Singapura tanggal 6 Juni 1926, Setibanya disana

Tan Malaka tidak bertemu dengan Alimin yang sudah pergi bersama Muso ke Uni

Soviet. Dari keterangan Subakat dan Sugono, Ketua Serikat Buruh Kereta Api

(VSTP) yang masih berada di Singapura Tan Malaka baru menyadari bahwa Alimin

tidak menyampaikan suratnya kepada teman-teman PKI. Sedangkan Subakat dan

Sugono setelah mendengar uraian Tan Malaka mengenai keberatan Tan Malaka atas

pemberontakan yang akan dilakukan PKI dengan mudah menerima pendapat Tan

Malaka dan segera merubah haluan pergerakan.

Pada saat – saat genting inilah Tan Malaka segera menulis buku Massa Aksi

yang berisikan tuntunan pergerakan dan kritik-kritik terhadap rencana pemberontakan

Page 79: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

72

PKI. Pemberontakan PKI ketika itu belum memadai dan hanya akan membawa

dampak kerugian belaka. Bagi Tan Malaka yang terpenting saat ini adalah

mengkoordinir massa dengan memberikan pendidikan cara melakukan revolusi.

Organisasi-organisasi yang ada juga harus sesuai dengan keadaan rakyat sehingga

antara organisasi dan massa rakyat tidak terdapat gap, jika yang terjadi sebaliknya,

dalam bahasa Tan Malaka, putch,96

maka impian untuk melakukan revolusi adalah

utopia.

Sementara di lain pihak, Alimin dan Muso telah berada di Moskow, tetapi

usulan mereka untuk melakukan pemberontakan dan pengajuan dana ditolak oleh

Komintren. Komintren memiliki anggapan yang sama dengan Tan Malaka, bahwa

PKI berada di bawah “petualang-petualang putch”97

akan tetapi Alimin dan Muso

tetap tidak menghiraukan putusan Komintren, mereka tetap akan melancarkan

program yang telah disepakati sebelumnya.

Akhirnya, meski secara sporadis pemberontakan tetap dijalankan. Di Jakarta

dan Banten, Jawa Barat terjadi pada tanggal 12-13 November 1926 dan di Sumatra

96“Putch” itu suatu aksi segerombolan kecil yang bergerak diam-diam dan tak berhubungan

dengan rakyat banyak. Gerombolan itu biasanya membuat rancangan menurut kemauan dan kecakapan

sendiri dengan tidak memperdulikan perasaan dan kesanggupan massa. Ia sekonyong-konyong keluar

dari guanya dengan tidak memperhitungkan lebih dulu, apakah saat untuk ber-massa aksi sudah

matang atau belum. Dia menyangka, bahwa semua lamunannya tentang massa benar sama sekali. Dia

lupa atau tidak mau tahu bahwa massa hanya dengan

97

Lihat Helen Jarvis, Tan Malaka Pejuang…op.cit., hlm. 21. Ada kemungkinan surat Tan

Malaka yang berisi pandangan-pandangan keberatan atas pemberontakan Prambanan kepada

Komintren telah sampai dan ikut menjadi bahan pertimbangan pihak Komintren mengambil keputusan

terhadap Alimin dan Muso. Apalagi status Tan Malaka sebagai ketua agen partai komunis untuk Asia

masih diakui.

Page 80: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

73

Barat pada tanggal 1 Januari 192798

. Dengan gagalnya pemberontakan PKI tersebut

pihak pemerintah Hindia Belanda mendapatkan alasan kuat untuk menutup dan

membubarkan PKI. Tan Malaka sendiri akhirnya mulai menyadari bahwa usahanya

mencegah pemberontakan itu gagal, ironisnya, bagi golongan oposisi, Tan Malaka

dianggap sebagai dalang gagalnya pemberontakan 1926 dan dijuluki sebagai

Trotskys99

Setelah mengalami kegagalan dalam memperjuangkan pemikirannya terhadap

PKI, Tan Malaka seperti melihat sinyalemen lain dari pergerakan komunisme

internasional dan PKI di Indonesia. Komintren yang semula menjadi kiblat

pergerakan Komunis internasional menjadi sentralistik. Putusan yang di keluarkan

selalu bersifat top-down, tanpa melihat akar sosio-politik dan budaya lokal dimana

sistem komunis itu akan diterapakan. Setelah mengumpulkan data mengenai

kerusakan yang dialami PKI, ketika itu Tan Malaka telah berada di Bangkok, dia tiba

98Agitasi yang dilancarkan oleh PKI dan Sarikat Rakyat (onderbouw PKI) terus berlangsung

sehingga pemberontakan yang tidak solid diantar semua cabang itu terjadi.Akibatnya pemberontakan

di kedua tempat itu dengan mudah ditindas oleh pemerintah Hindia Belanda.Dari data – data yang ada

penangkapan oleh Pemerintah Hindia Belanda terhadap anggota PKI sejumlah 13.000 orang. Dengan

rincian sbb: yang dihukum sebanyak 4.500 orang, yang dibuang ke Digul (Irian Barat) 1.300 orang.

Bersamaan dengan itu pula pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan keputusan PKI sebagai

perkumpulan dilarang. Lihat Mohammad Sidky Daeng Materu, Sejarah Pergerakan Nasional Bangsa

Indonesia, Gunung Agung, Jakarta, 1985, hlm. 2425. lihat juga Drs. Susanto Tirtoprodjo S.H, Sejarah

Pergerakan Nasional Indonesia, Pembangunan Jakarta, Yogyakarta, 1996, hlm. 60

99

Istilah Trotskysme merujuk pada nama tokoh Leon Davidovich Trotsky (nama aslinya Lev

Davidovich Bronstein). Julukan yang sedikit mengejek ini sengaja dimunculkan oleh Stalin untuk

menunjuk orang-orang yang dianggap membelot dari Comintren seperti halnya Trotsky. Lihat dalam

catatan kaki no 47 buku Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm. 76-80 lihat Helen Jarvis, Ibid, hlm.

25

Page 81: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

74

sekitar akhir Desember 1926, bersama dua orang temannya (Jamaluddin Tamim dan

Subakat) mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI) pada tanggal 1 Juni 1927.100

PARI yang didirikan di Bangkok selanjutnya mengalami perkembangan

dalam sifat dan jangkauannya. Setelah Tan Malaka berada di Indonesia, pada bulan

Agustus 1945 Tan Malaka menulis buku berjudul PARI manifesto Jakarta. Buku ini

dibuat Tan Malaka untuk merevisi keinginan-keinginan PARI bangkok, sekaligus

menunjukkan pada teman-temanya yang masih bersembunyi bahwa PARI masih

eksis.Selama 18 tahun PARI mengalami pasang surut, hal ini disebabkan keadaan

Tan Malaka yang selalu berpindahpindah karena diburu para polisi negara

imperialis.Selama masa stagnan itu Tan Malaka menyadari bahwa keadaan dunia

telah berubah, sehingga PARI yang semula hanya berskala nasional menjadi lebih

luas, internasional.

Anggaran dasar PARI yang dibuat oleh Tan Malaka dalam bahasa Belanda

dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Subakat tidak ditemukan arsip

aslinya. Menurut Jarvis salinan asli Manifesto PARI Bangkok yang ditemukan dan

100 Dalam catatan Helen Jarvis, pembentukan Partai Republik Indonesia (PARI) pada tanggal

1 Juni 1927, Ibid, hlm. 25. Sedangkan Tan Malaka dalam autobiografinya menulis bulan juli 1927,

Dari Penjara ke Penjara I, Op.Cit, hlm. 249. lihat juga dalam PARIManifesto Jakarta 1945,Yayasan

Massa, Jakarta, 1986, hlm. 9. Bandingkan dengan yang di tulis Poeze dengan mengutip buku karya

Tamim, Sejarah PKI, PARI berdiri tanggal 2 Juni 1927 di taman istana Prachatipak, di Candi Budha

Emas, Bangkok. Sehari sebelumnya telah dibuat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PARI

(AD/ART). Poeze, Tan Malaka…II, op.cit., hlm 98. Pada tahun 1945 Tan Malaka mengeluarkan buku

dengan judul “PARI Manifesto Jakarta” , isi buku ini menyinggung tentang kelanjutan PARI Bangkok

1927. PARI yang semula merupakan singkatan dari “Partai Republik Indonesia” menjadi mengandung

arti makna yang lebih luas yaitu “Proletaris ASLIA Republik Internasional”.

Page 82: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

75

yang ada hanyalah ikhtisar revisi Manifesto Mei 1929. Dari anggaran dasar tersebut

disebutkan tujuan PARI sbb:

“Untuk mencapai kemerdekaan penuh dan sempurna selekas mungkin dan setelah itu

membentuk federasi Republik Indonesia atas dasar-dasar yang sesuai dengan kondisi

ekonomi, sosial dan politik negri ini dengan adat istiadat dan sifat penduduknya dan

yang selanjutnya dirancang untuk memajukan kesejahteraan lahir dan batin rakyat

Indonesia.”101

Sedangkan tujuan PARI yang diformulasikan Tan Malaka bulan Agustus

1945 dalam Manifesto Jakarta tidaklah ada perubahannya, hanya saja sifat dan

jangkauannya yang lebih luas:

“Akhirnya tetapi tiada kurang pentingnya nama itu sesuai dengan suasana dan

keadaan baru. Berhubungan dengan ini maka PARI mengandung arti yang lebih

dalam, ialah: PROLETARIS ASLIA-REPUBLIK INTERNASIONAL. Jadi watak

PARI tetap Proletaris seperti sediakala, dan arahnya tetap pula internasional seperti

dahulu, tetapi daerahnya sudah bertambah luas.Daerahnya sekarang, ialah daerah

yang cocok dengan pemeriksaan ahli yang bersandar atas ilmu bumi dan ilmu

bangsa (ethnology science of races), serta akhirnya cocok pula dengan pentingnya

perekonomian.”102

Mengenai Manifesto PARI Bangkok, Jarvis memberikan asumsi, sifat PARI

Bangkok adalah nasionalis dan tidak memberikan dukungan secara eksplisit kepada

101 Helen Jarvis, Ibid, hlm. 26-27

102

Tan Malaka, PARI Manifesto Jakarta, Ibid, hlm. 9-10

Page 83: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

76

sosialisme dan komunismemungkin sekali Jarvis tidak membaca karya Tan Malaka,

PARI Manifesto Jakarta, yang menegaskan bahwa tujuan PARI tidak berubah, masih

bersifat internasional. Hanya saja, memang dukungan terhadap Moskow telah

diputuskan oleh Tan Malaka, karena Moskow menjadi otoriter dan hanya sesuai

dengan keadaan Rusia dibawah kekuasaan Stalin.

Setelah mendirikan PARI di Bangkok Tan Malaka kembali ke Filipina untuk

memulihkan kesehatannya. Awal agustus Tan Malaka tiba di Manila dengan nama

samaran Hasan Ghozali (setahun yang lalu dengan nama samaran Elias Fuentes).

Segera Tan Malaka menemui temannya, Dr. Mariano Santos dan Appolianiro de Los

Santos.Mereka berdua yang memberikan pelayanan pada Tan Malaka selama di

Manila, dan juga bantuan jaminan terhadap diri Tan Malaka ketika ditangkap polisi

rahasia Amerika malam tanggal 12Agustus 1927.

Dari hasil putusan pengadilan Tan Malaka harus di deportasi ke negri asalnya, tetapi

dengan nasihat teman-temannya, Dr. Jose Abad Santos, Pengacara nasionalis veteran,

jika Tan Malaka di kembalikan ke Indonesia maka berarti menyerahkannya pada

musuh, dan apabila Tan Malaka dibiarkan tinggal di Filipina, tuduhan mengenai

pemalsuan passport akan diajukan padanya, dan implikasinya terhadap orang-orang

dibelakang Tan Malaka yang selama ini melindungi akan mendapatkan hukuman

pula. Karena itu Tan Malaka disarankan untuk pergi dari Filipina secara diam-

diam.103

103Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara I…op.cit, hlm. 265

Page 84: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

77

Keesokan harinya dengan kapal Suzana milik Filipina Tan Malaka berangkat

menuju Amoy, Tiongkok.Setelah seminggu di Amoy Tan Malaka di ajak seorang

Filipina, Ku-ja (Ki-Koq) menuju desanya, Sionching.Di desa ini Tan Malaka banyak

mendapatkan pengetahuan tentang masyarakat desa Tiongkok hingga akhirnya sekitar

tahun 1929 Tan Malaka pergi menuju Shanghai.104

September 1932 Tan Malaka terpaksa meninggalkan Shanghai karena

serangan Jepang ketika itu terhadap kota Shanghai. Dengan nama samaran Ong

Soong Le, permulaan bulan Oktober 1932 Tan Malaka tiba di Hongkong. Semula Tan

Malaka berencana melanjutkan perjalanan ke India tetapi sebelum rencana itu

dilaksanakan dia tertangkap di Hongkong.Selama kurang lebih dua setengah bulan

Tan Malaka meringkuk di dalam penjara yang akhirnya dideportasi kembali ke

Shanghai. Pada pelariannya yang ke dua di kota Amoy inilah Tan Malaka sempat

mendirikan sekolah Foreign LanguagesSchool dengan jasa teman lamanya Ka-it.

Tanggal 31 Agustus 1937 Tan Malaka kembali meninggalkan Shanghai, hal ini

diakibatkan serangan ekspansi serangan Jepang semakin meluas menuju

selatan.105

Perlu pula diketahui, dalam perjalanannya dari Amoy menuju Rangoon, di

dekat pesisir Tanaserrim, Birma, Tan Malaka melemparkan dua buku catatan penting

mengenai pengalamannya selama di beberapa negri pembuangannya ke laut.

Perjalanan menelusuri semenanjung Malaya menuju Singapura, di sini Tan Malaka

104Ibid, 284.lihat juga Helen Jarvis, Tan Malaka Pejuang…op.cit., hlm. 35

Page 85: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

78

sempat mengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah dasar dan kemudian di sekolah

menengah.

Pada tahun 1942, pesawat tempur Jepang, sekitar 125 buah, menyerang

Singapuradan dengan tidak mendapatkan perlawanan yang berarti Jepang mampu

menaklukkan Singapura (Inggris) dengan mudah. Setelah tentara Inggris menyerah

pada Jepang, pada tanggal 13 Februari 1942 dan keadaan sudah mulai membaik Tan

Malaka segera merencanakan untuk kembali ke tanah air.

Pada bulan April 1942 Tan Malaka dengan mengendarai kereta api pergi

menuju Penang, dengan maksud menyeberang melalui selat Malaka menuju Belawan,

Medan. Akhirnya bersama empat orang temannya pada pertengahan bulan Mei Tan

Malaka, melalui Penang menaiki kapal kecil menyeberangi selat Malaka.Dari Selat

Malak menuju Medan, Padang, Palembang, Lampung, dan akhirnya tiba di Jakarta

pada bulan Juli 1942.

Dengan memakai nama samaran Ramli Hussein, Tan Malaka beberapa hari

singgah di Padang, melalui Solok, Sijunjung, Jambi dan tiga hari di Palembang. Dari

Lampung Tan Malaka berangkat menuju Pulau Jawa menaiki kapal “Sri Renjet”.

Menurut keterangannya dalam Dari Penjara ke Penjara II, beretepatan dengan

keberangkatannya meunuju Jawa, dari sebuah surat kabar, Ir. Soekarno berangkat

dari pembuangannya di Palembang menuju Jakarta.Karena berbagai pertimbangan

atas keamanan dirinya, akhirnya di Jakarta Tan Malaka memilih bertempat tinggal di

Rawa Jati, dekat pabrik sepatu Kali Bata.Di sini Tan Malaka bermukim kurang lebih

Page 86: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

79

selama satu tahun lamanya, dan di tempat ini pulalah dia menuliskan karya magnum

opusnya, MADILOG dan ASLIA.106

Setelah banyak mengetahui tentang keadaan kaum buruh dan tani di

sekitar Jawa, melalui nasihat Dr. Purbocaroko, pengurus perpustakaan gedung Arca,

Tan Malaka pergi mencari pekerjaan ke Bayah, Banten. Ketika itu di Bayah terdapat

sebuah tambang batu bara, tempat ribuan romusha bekerja dibawah kekuasaan

Jepang.107

Di sinilah Tan Malaka melihat secara langsung kejamnya tentara Jepang

menginjak-injak nilai-nilai kemanusiaan di negrinya sendiri.Suatu ketika Ir. Soekarno

dan Moh.Hatta mengunjungi Bayah, dan untuk pertama kali pula Tan Malaka dapat

berdialog langsung dengan Soekarno yang selama ini di anggap pemimpin revolusi

Indonesia.Hasil dari pembicaraan singkat di muka umum itu Tan Malaka sangat

kecewa dengan putusan Soekarno yang menginginkan kerjasama dengan Jepang.108

106 Keterangan mengenai buku “ASLIA Bergabung” sangat sulit ditemukan, hanya dalam

beberapa karya Tan Malaka yang lain sedikit menyinggung tentang ASLIA (lihat MADILOG dan

Manifesto Jakarta). Menurut Tan Malaka sendiri dalam Dari Penjara ke Penjara II, ASLIA tidak

selesai dia tulis, diperkuat oleh penelitian Poeze mengenai buku ASLIA ini memang tidak selesai

ditulis Tan Malaka. Lihat Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm. 67

107

Poeze…II, Loc.cit, hlm. 299. Menurut Tan Malaka, nama perusahaan yang mengurus

tambang tersebut adalah “Bayah Kozan”, perusahaan ini milik seorang kapitalis Jepang, Sumitomo,

seluruh modal perusahaan ditanggung oleh keluarga Sumitomo tetapi hasilnya diatur sesuai dengan

keperluan tentara Jepang. Lihat Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara II…op.cit., hlm. 324

108

Dalam kunjungannya ke Bayah Soekarno usai berpidato memberikan waktu kepada para

pekerja romusha untuk bertanya, ketika itu Tan Malaka (Ilyas Husein) mengajukan keberatan atas isi

pidato Soekarno yang mengutamakan kerjasama dengan Jepang setelah itu baru merebut kemerdekaan.

Tan Malaka berpendapat sebaliknya, yang harus diutamakan adalah kemerdekaan bagi Indonesia dan

tidak ada kompromi dengan penjajah manapun.Ada kemungkinan Hatta masih mengenal Tan Malaka

ketika dia berbicara dengan Soekarno, karena Tan Malaka dan Hatta pernah bertemu di Netherland

tahun 1922. Lihat, Ibid, hlm. 356-359, 161

Page 87: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

80

Selama di Bayah Tan Malaka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk banyak

belajar mengenai keadaan masyarakat Indonesia, baik segi perekonomian, sosial,

pendidikan dan politik.Tan Malaka juga sempat melakukan aksi propaganda pada

penduduk desa dan pekerja romusha di Bayah, usahanya itu tidaklah sia-sia,

meskipun tidak bersifat massif, tetapi cukup menjadi perhatian para pemimpin ketika

itu, keributan dan penentangan terhadap kebijakan Jepang terjadi.

Pada bulan Agustus Tan Malaka pergi ke Jakarta sebagai utusan Badan

Pembantu PETA Bayah untuk menemui tokoh pemuda di Jakarta, perjalanan sebagai

utusan ini merupakan perjalanan untuk kali kedua. Tepat tanggal 15 Agustus 1945,

pukul 4 di Jalan Padang, No 3, Tan Malaka tiba di kediaman Sukarni. Setelah

beberapa saat berbincang dengan Sukarni dan Chaerul Saleh, Tan Malaka

dipersilahkan untuk istirahat di rumahnya, dan semenjak itu pula hubungan Tan

Malaka dan Sukarni sempat terputus sampai di ikrarkannya proklamasi 17 Agustus

1945. Tan Malaka sangat menyesali keadaan tersebut karena dia tidak terlibat

langsung dalam momentum paling bersejarah Negara Republik Indonesia yang

selama ini dia perjuangkan.109

109 Di sekitar proklamasi 17 Agustus 1945 Tan Malaka menceritakan kejadian pada malam 16

Agustus 1945: “ atas nama pemuda Jakarta, Sjahrir mendesak Soekarno Hatta, supaya menentukan

“sikap yang tegas” terhadap Jepang sesudah pemerintahan Jepang menyerah (14 Agustus 1945).

Tetapi Soekarni dan Hatta tak setuju dengan maksud mengadakan Massa Aksi terhadap Jepang. Maka

oleh rapat antara Sjahrir dan para pemuda diputuskan (tanggal 15 Agustus 1945 jam 22.00) :(“

menyingkirkan Soekarno Hatta sebagai penghalang Aksi Rakyat dan Pemuda. Sukarni ditunjuk untuk

menyelenggarakan penyingkiran itu dan para pemuda yang lainlain diharuskan mempersiapkan

PROKLAMASI”). Lihat Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara III, Teplok Press, Jakarta, 2000, hlm.

145-146

Page 88: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

81

Setelah proklamasi, tepatnya seminggu setelah hari kemerdekaan (25 Agustus

1945), Tan Malaka datang ke rumah Ahmad Soebardjo di Cikini, dan di sini pulalah

untuk pertama kalinya Tan Malaka membuka rahasia dirinya, siapa dia

sebenarnya.Mr. Soebardjo semula merasa kaget dengan teman lamanya ini,

(perhubungannya dengan Tan Malaka sangat dekat ketika di Belanda tahun 1919 dan

1922) dan menyangka bahwa Tan Malaka telah mati.

Tan Malaka mengatakan Ahmad Subardjo-lah orang pertama yang

mengucapkan nama aslinya semenjak kembalinya dia ke tanah air 10 Juni 1942. dan

dari Mr. Soebardjo pula Tan Malaka dapat berkenalan dengan tokoh-tokoh

perjuangan seperti, Iwa Kusuma Sumantri, Sutan Syahrir, Mr. Gatot, Dr. Buntarn dan

Sayuti Malik, permulaan september oleh Sayuti Malik, Tan Malaka dipertemukan

dengan Presiden Soekarno. Pada bulan yang sama melalui Mr.Sobardjo Tan Malaka

dipertemukan dengan Moh. Hatta di rumahnya.110

Pada tanggal 15 September 1945 Tan Malaka mencoba mengusulkan kepada

teman-temanya suatu pergerakan demonstrasi uji kekuatan (krachtproef) yang

tujuannya memisahkan dan mengetahui kekuatan kawan dan lawan.Mendengar

usulan tersebut Mr. Gatot, Mr. Soebardjo, dan Mr. Iwa Kusuma Sumantri dengan

segera menyetujuinya dan menjadikan usul demonstrasi tersebut sebagai pembahasan

dalam sidang kementrian. Pada awalnya usul mengadakan demonstrasi itu di setujui,

tetapi karena mendapat somasi dari Jepang untuk tidak melakukan demonstrasi

110Ibid, hlm. 161

Page 89: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

82

tersebut maka Soekarno dan Hatta ikut tidak menyetujuinya111

Sebagaimana yang

ditulis Tan Malaka mengenai usulan demonstrasi itu, suasana sidang ketika itu

menjadi kacau. Terdapat dua kubu yang saling bertentangan, kelompok yang pro

terhadap demonstrasi antara lain: Mr. Gatot, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, Mr.

Subardjo, Abikusno, Dewantara, dll, sedangkan kelompok yang kontra antara lain:

Soekarno-Hatta, Prof. Dr. Soepomo, dll. Menurut Tan Malaka akibat dari

pertentangan itu Soekarno dan Moh.Hatta meletakkan jabatannya sebagai Presiden

dan wakil presiden tetapi keesokan harinya Komite Nasional Indonesia (KNI)

mengangkat kembali Presidensil kabinet Soekarno-Hatta.

Pada bulan yang sama, September 1945 kali kedua pertemuan Tan Malaka

dan Soekarno, Soekarno memberikan surat wasiat politik (Testament Politik) kepada

Tan Malaka yang isinya mengatakan apabila Soekarno tertangkap oleh tentara sekutu

maka pimpinan revolusi akan diserahkan kepada Tan Malaka.112

Pada perkembangan

111Ibid, hlm, 163

112

Sebagaimana yang di kutip Safrizal Rambe, pertemuan antara Tan Malaka dan Soekarno

selama bulan September berlangsung dua kali, pertemuan itu diperantarai oleh dr. Soeharto di

rumahnya secara rahasia. Tan Malaka yang semula mengaku sebagai Abdul Radjak dari Kalimantan,

akhirnya di hadapan Soekarno dia mengaku bahwa dia adalah Tan Malaka.Pembicaraan antara

keduanya dimulai dengan pertanyaan Soekarno mengenai watak imperialisme Belanda yang pernah di

tulis Tan Malaka dalam buku Massa Aksi. Tan Malaka menjelaskan semua pertanyaan Soekarno

disertai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan mengusulkan pula agar pusat pemerintahan

dipindahkan ke pedalaman sebagai langkah bertahan apabila datang serangan mendadak dari sekutu.

Mendengar uraian Tan Malaka tersebut nampaknya Soekarno sangat yakin bahwa dia adalah Tan

Malaka yang asli, dan Soekarno tanpa ragu menunjuk pada Tan Malaka mengatakan: “kalau suatu saat

saya tidak lagi bebas bertindak,

maka kepemimpinan revolusi saya serahkan kepada anda”. Pertemuan kedua terjadi di rumah Dr.

Muawardi, disaksikan oleh Sayuti Malik, Soekarno kembali menyatakan keinginannya tersebut.

Kemudian mengenai hal tersebut Tan Malaka bercerita pada Soebardjo, dan atas usul Soebardjo

tanggal 30 September 1945, disaksikan Iwa Kusuma Sumantri, dan Gatot, Soekarno menyusun

Page 90: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

83

selanjutnya beredar pula testament politik yang hanya menyebutkan seorang nama

saja yaitu Tan Malaka. Hatta menganggap dokumen testament politik itu dipalsukan

oleh Chaerul Shaleh, dan menurut Sayuti Malik dokumen aslinya berada di tangan

Aidit, dan ketika oleh Aidit diperlihatkan kepada Soekarno, Soekarno langsung

merobekrobeknya.113

Sehari setelah penandatanganan testament politik tersebut Tan Malaka segera

berangkat meninggalkan kota Jakarta dengan maksud mengorganisir kekuatan

pemuda di Jawa. Kota yang dituju adalah Bogor, setelah berbincangbincang

mengenai keadaan politik dan langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya, Tan

Malaka bertolak ke Banten (Serang). Di serang Tan Malaka ditemui beberapa tokoh

pemuda dan memintanya untuk memimpin sebuah partai sosialis yang segera akan

dibentuk di Yogya. Mendengar usulan tersebut Tan Malaka menolaknya dengan

mengemukakan berbagai alasan dan alasan ini pula yang di sampaikan pada saat

pendirian partai sosialis di Yogya permulaan bulan September :

“terhadap maksud tamu hendak mendirikan partai, maka saya kemukakan

penganggapan saya, bahwa saatnya belum sampai, karena keadaan yang akan kita

hadapi belum lagi terang! (entah perang entah damai. Dalam masa perang

testament politik untuk Tan Malaka secara tertulis. Selanjutnya Soekarno menemui Hatta untuk dapat

pula turut serta menandatangani testament tersebut, semula Hatta merasa keberatan, tetapi setelah

diyakinkan oleh Soekarno, Hatta menyetujuinya dengan catatan menambah tiga orang lagi yaitu:

Sjahrir mewakili golongan sedang, Wongsonegoro mewakili golongan feodal, dan Dr. Sukiman

mewakili Islam, sedangkan Tan Malaka sendiri berada di posisi kiri sekali. Lihat Safrizal Rambe,

Pemikiran…op.cit., hlm. 42-44

113

Lihat http://www.xs4all.n1/2badjasur/kreasi/no2/daritestamen02.htm Untuk keterangan

lebih luas lihat Safrizal Rambe, Ibid, hlm. 42-48

Page 91: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

84

tidaklah baik kalau mendirikan pelbagai partai) tetapi yang sudah terang bagi saya

ialah apabila suatu partai diizinkan berdiri, maka besok harinya pastilah berbagai-

bagai partai akan timbul, seperti jamur di musim hujan. Segala partai dari

pelbagai golongan dan corak itu akan amat susah dikendalikan menghadapi

musuh seandainya republik diserang musuh. Sementara suasana politik itu belum

lagi terang, maka baiklah diperkuat saja pemerintah yang ada dengan para

pemimpin revolusioner yang masih ada di luar pemerintahan!.”114

Dari Yogyakarta, melalui berita radio Tan Malaka mendengar adanya

pertempuran yang sedang terjadi di Surabaya, dan menurut berita suara itu

peperangan dipimpin langsung oleh Tan Malaka. Dari Yogyakarta Tan Malaka segera

berangkat menuju Surabaya untuk ambil bagian dalam pemberontakan melawan

agresi Belanda.Di hotel Mojokerto Tan Malaka sempat ditangkap polisi dan

dimasukkan ke dalam sebuah ruangan kecil dan kotor, tetapi tidak lama kemudian

tempat itu didatangi sekelompok Pemuda Republik Indonesia (PRI) untuk mengambil

Tan Malaka.

Sementara di lain pihak pada tanggal 1 November 1945 pemerintahan Sjahrir,

didukung oleh Hatta, mengeluarkan maklumat mengakui hak milik asing di

Indonesia. Lebih jauh Hatta melangkah, pada tanggal 3 November 1945,

menginstruksikan mengadakan pembentukan partai-partai politik.115

Kecaman paling

114 Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara III…op.cit., hlm. 178

115

Mungkin sekali Hatta menginstruksikan pembentukan partai-partai politik pada tanggal 3

November 1945 karena melihat antusiasme golongan-golongan yang ada ketika itu untuk mendirikan

partai, sehingga tanpa berfikir panjang melihat keadaan situasi politik luar negri serta dampaknya bagi

Page 92: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

85

frontal datang dari Tan Malaka, dia segera mengadakan hubungan dengan tokoh-

tokoh pejuang untuk mengadakan perlawanan terhadap kebijakan Sjahrir dan Hatta.

Kebijakan lain pemerintahan Sjahrir yang dianggap keliru oleh kelompok Tan

Malaka cs mengenai perundingan yang akan ditempuh pemerintah dengan Belanda.

Maka pada tanggal 3-4-5 Januari 1946 diadakanlah Kongres Persatuan Perjuangan di

Purwokerto yang dihadiri oleh 132 organisasi ( Partai, Tentara, Laskar dan Badan).

Pada kesempatan kongres ini Tan Malaka mengajukan “Minimum Program” yang

berisi 7 pasal.Sepuluh hari kemudian pada tanggal 15-16 Januari 1946 diadakan

kongres kedua Persatuan Perjuangan di Solo yang dihadiri oleh 141 organisasi.116

Desakan PP terhadap pemerintahan Sjahrir yang akan melakukan diplomasi

dengan Belanda (Van Mook) pada tanggal 10 Februari 1946 mendapat dukungan

semakin kuat dari berbagai partai politik dan rakyat. Tan Malaka dan PP-nya tetap

pada pendirian semula, yaitu merebut kemerdekaan 100% tanpa ada kompromi

dengan negara imperialis manapun. Perseteruan antara PP dan Kabinet Sjahrir I

memuncak pada Rapat Komite Komite Nasional Pusat (KNPI) tanggal 28 Ferbuari

Indonesia, dia umumkan maklumat pendirian partai tersebut. Sebelum tanggal dikeluarkannya

maklumat mendirikan partai itu, PKI berdiri kembali tanggal 21 Oktober 1945 dan juga keinginan

sebagian tokoh pemuda (Sutan Sjahrir, Kusniani, Djohan Sjahruzah, dll.) yang mengunjungi Tan

Malaka di Banten, hendak mendirikan partai sosialis di Yogya. Lihat Wawan Tunggul Alam,

Pertentangan Sukarno vs Hatta, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm. 243. lihat juga Tan

Malaka, Ibid, hlm. 177-178.

116

Sebelum diadakan kongres kedua, beberapa petinggi negara, Soekarno, Sjahrir dan Hatta

serta para menteri di beri undangan, tetapi hanya beberapa orang saja yang hadir, menurut catatan Tan

Malaka yang hadir ketika itu adalah Mr. Soebardjo (mantan menteri luar negri), Mr. Gatot (mantan

Jaksa Agung), Panglima Besar Jenderal Sudirman, sedangkan SP Sultan Jogja dan SP Sultan

Susuhunan Solo hanya mengirimkan wakil. Lihat Tan Malaka, Ibid, hlm. 187-188

Page 93: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

86

1946, pada rapat tersebut Sjahrir nampaknya melakukan siasat politiknya dengan cara

mengundurkan diri. Pada masa kekosongan ini Tan Malaka diberi kesempatan

mendirikan kabinet baru yang sesuai dengan 7 pasal program PP tetapi segera ditolak

oleh Soekarno karena dianggap terlalu radikal.117

Soekarno ketika itu dalam dilema

besar, satu sisi dia adalah pendiri PNI yang berada di belakang PP, di sisi lain dia

mengkhawatirkan dirinya vis a vis dengan Sjahrir-Hatta dan Belanda (sekutu).

Sebagai jalan tengah, setelah pengangkatan kembali perdana menteri Sjahrir

dalam sidang KNPI tanggal 1 Maret 1946 oleh Soekarno-Hatta, maka usaha

rekonsiliasi antara kedua kubu yang sedang berseteru. Langkah yang diambil oleh

kabinet Sjahrir II adalah memasukkan sebagian program PP, namun menurut Tan

Malaka, Yamin, Ahmad Subardjo, dan Iwa Kusuma Sumantri pengutipan sebagian

minimum program hanya akan membuat program itu kabur.118

Dengan tidak begitu

menghiraukan tuntutan PP Sjahrir berniat tetap melakukan perundingan dengan Van

Mook, perundingan ini berlangsung tanggal 13 Maret 1946.Usulan mengenai

117Tan Malaka menganjurkan kemerdekaan 100% berarti kemerdekaan dalam segala bidang.

Pada titik tertentu Soekarno menyetujui program PP tersebut, tetapi Tan Malaka nampak begitu radikal

terutama dalam bidang ekonomi dengan cara merampas segala perkebunan dan industri milik Barat di

Indonesia. Tindakan ini menurut Soekarno akan memunculkan ekses negatif, sekutu akan kembali

menyerang Indonesia yang telah mengikrarkan kemerdekaan. Lihat Audrey Kahin, Dari

Pemberontakan…op.cit., hlm. 170

118

Franz Magnis-Suseno, “Tan Malaka, Menuju Indonesia Yang Sosialis”, Basis, nomor 01-

02, Januari – Februari 2001, hlm. 6

Page 94: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

87

kemerdekaan 100% dikemukakan oleh Sjahrir tetapi ditolak oleh Van Mook karena

Belanda berkeinginan mendirikan negara serikat.119

Dari perundingan yang dilakukan Sjahrir dan Van Mook melahirkan dua

perundingan yaitu: Perundingan Linggarjati (November 1946), dan perjanjian

Renville (Desember 1947). Seluruh isi perundingan disepakati oleh SoekarnoHatta

sambil memperkuat pertahanan dalam negeri.120

Sementara Tan Malaka dan teman-

temannya tetap konsisten dengan program PP melakukan agitasi mengusir sekutu.

Karena dianggap menghambat program pemerintah maka atas perintah Menteri

Pertahanan, Amir Sjarifuddin dan Menteri Dalam Negeri, Dr. Soedarsono dengan

persetujuan Soekarno pada tanggal 17 Maret 1946 Tan Malaka ditangkap di Madiun

ketika hendak mengunjungi kongres PP ke-4.121

Penangkapan Tan Malaka, yang kemudian terkenal dengan “peristiwa 3 Juli”

disusul dengan aksi penangkapan perdana menteri Sjahrir 28 Juni 1946,122

Diduga

119Menurut Wawan Tunggul Alam penolakan Van Mook terhadap usul merdeka 100% dan

hendak mendirikan negara serikat di Indonesia berakhir pada dibentuknya Republik Indonesia Serikat

(RIS).Dari perundingan antara Sjahrir dan Van Mook ini pula-lah melahirkan Perundingan Linggarjati

pada tanggal 15 November 1946 yang ditandatangani oleh Sjahrir dan Wilhelm Schermerhorn. Hasil

dari perundingan tersebut antara lain pemerintah RI yang secara de facto diakui Belanda hanya tinggal

Sumatra dan Jawa; Pembentukan Negara Indonesia Serikat; Pembentukan Uni Indonesia – Belanda

yang dikepalai oleh ratu Belanda; Pengambilan semua hak bangsa asing di daerah RI ke pada pemilik

aslinya; termasuk pula penarikan pasukan Belanda di daerah Republik. Lihat Menurut Wawan

Tunggul Alam, Pertentangan…op.cit, hlm. 245

120

Dr. Roeslan Abdulgani. dkk, Soedirman-Tan Malaka dan Persatuan Perjuangan, Restu

Agung, Jakarta, 2004, hlm. 37

121

Selain Tan Malaka sederetan nama-nama lain yang ikut ditangkap adalah: Muhammad

Yamin, Chaerul Saleh, Abikusno Tjokrosujoso, Sukarni, Djamaluddin Tamim dan Subardjo. Lihat

Audrey Kahin, Dari pemberontakan…op.cit., hlm. 170

122

Wawan Tunggul Alam, Pertentangan…op.cit., hlm. 242

Page 95: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

88

kuat penculikan tersebut dilakukan oleh seorang perwira militer bernama Abdul

Kadir Yusuf atas sepengetahuan Jenderal Sudarsono.123

Oleh para oposan Tan

Malaka, penangkapan terhadap Sjahrir didalangi oleh Tan Malaka cs. Padahal ketika

penangkapan Sjahrir terjadi Tan Malaka berada di penjara.Selama 30 bulan Tan

Malaka mendekam dalam penjara tanpa pernah diadili.124

Di sisi lain, setelah disepakati perjanjian Linggarjati yang berakibat hanya

diakuinya secara de fakto pulau Jawa dan Sumatra bagi Indonesia oleh Belanda.

Tekanan dari dalam tubuh partai Sjahrir mulai berdatangan, ironisnya tekanan

tersebut datang dari Amir Sjarifudin yang semula mendukung perundingan dengan

Belanda.Adanya “sayap kiri” dalam tubuh partai sosialis itu berakibat retaknya

hubungan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin.Sjahriri kemudian membentuk Partai Sosialis

Indonesia dan Amir Sjarifuddin mendirikan Front Demokrasi Rakyat

(FDR).125

Langkah berikutnya tekanan Amir Sjarifuddin terlihat pada saat

penolakannya terhadap perjanjian Renville, 17 Januari 1948, dan setelah bergabung

dengan Muso yang baru kembali dari Rusia dan mengkampanyekan “Jalan Baru

123

Franz Magnis Suseno, Tan Malaka, Menuju Indonesia…op.cit., hlm. 6

124

Dalam masa tahanan inilah Tan Malaka menulis 3 buku yang masing-masing diberi judul:

“Rencana Ekonomi”, “Thesis” dan “GERPOLEK (Gerilya Politik Ekonomi)”. Lihat Helen Jarvis,

Perjuangan…op.cit., hlm. 42

125

Wawan Tunggul Alam, Pertentangan…op.cit., hlm. 248

Page 96: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

89

Muso”, Amir Sjarifudin bersama Muso melakukan pemberontakan PKI di Madiun

tahun 1948.126

Melihat keadaan yang semakin kacau Soekarno segera melakukan langkah

politik dengan cara mendirikan “sayap kiri tandingan”. Ketika itu Soekarno

berpendapat: “cara terbaik untuk memerangi orang komunis yaitu dengan cara

menggerakkan orang komunis murtad.”127

Maka sebagian besar tawanan 3 Juli

dibebaskan pada tanggal 17 Agustus 1948 dan pada tanggal 16 September 1948

menyusul Tan Malaka dilepaskan.128

Setelah pemberontakan PKI Madiun ditumpas oleh pemerintah dan Madiun

dapat dikuasai, pada tanggal 19 Desember 1948 kembali agresi Belanda kedua

dilancarkan, pada peristiwa itu Presiden, Wakil Presiden dan Perdana Menteri

ditahan, pemerintahan darurat dipegang oleh Syarifudin Prawiranegara yang berada

di Bukittinggi.Sebelumnya, tanggal 7 November 1948, bertepatan dengan hari ulang

tahun Revolusi Rusia Tan Malaka bersama dengan 80.000 anggota yang hadir

mendirikan Partai Murba. Peleburan tiga partai ini ( Partai Buruh Merdeka, Partai

Rakyat dan Partai Rakyat Jelata) didirikan dengan tujuan menjadi perpanjangan

tangan keinginan rakyat mempertahankan kemerdekaan Indonesia 100%.

126 Wawan Tunggul Alam, Ibid, hlm. 242. lihat juga Safrizal Rambe, Pemikiran…op.cit., hlm.

50

127

Wawan Tunggul Alam, Ibid, hlm. 258

128

Lihat Helen Jarvis, Perjuangan…op.cit., hlm. 45-46. lihat juga Safrizal Rambe,

Pemikiran…op,cit., hlm. 59.

Page 97: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

90

Ketika negara dalam keadaan darurat, Tan Malaka yang ketika itu sedang

mengkoordinir kekuatan massa murba di Jatim sempat berpidato melalui radio Kediri

pada tanggal 21 desember 1948. Reaksi atas pidato Tan Malaka tersebut datang dari

pihak oposisi dengan menuduh Tan Malaka sebagai usaha kudeta, sementara bagi

yang pro Tan Malaka pidato itu menambah simpati rakyat terhadapnya. Dalam

keadaan negara semakin genting, Rustam Effendi menawarkan Tan Malaka

memproklamirkan mendirikan Republik Sosialis Indonesia dan Tan Malaka sebagai

presidennya, tetapi Tan Malaka menolaknya dengan alasan dia tetap pada prinsip

semula, menekankan persatuan Indonesia meskipun harus menempuh jalan

perjuangan bersenjata.129

Akhirnya pada tanggal 19 Februari 1949 ketika sedang memimpin

pasukan gerilya di pinggir sungai Brantas, desa Pethok, Kediri Tan Malaka ditangkap

dan dibunuh oleh tentara reguler “Macan Merah” Brigade S dibawah pimpinan

Letkol Surachmad.130

B. KARYA-KARYA TAN MALAKA

Mengenai karya-karya Tan Malaka, Menurut Mestika Zed, setidaknya

terdapat 27 buah tulisan berupa buku dan brosur disamping ratusan tulisannya yang

dimuat pada surat kabar Hindia.131

Namun dalam penyelidikan penulis, karya Tan

129 Safrizal Rambe, Pemikiran…op,cit., hlm. 53

130

Safrizal Rambe, Ibid, hlm. 53. Mengenai tanggal dan bulan kematian Tan Malaka terdapat

kontroversi diantara beberapa peneliti sejarah. Dalam tulisan ini mengikuti apa yang ditulis Safrizal

Rambe sesuai dengan hasil penyelidikan Partai Murba.

131

Mestika Zed, dkk, Mencari Dan Menemukan Kembali Tan Malaka…op,cit., hlm. 31.

kemungkinan berdasarkan buku dan brosur yang telah diterbitkan yayasan massa.

Page 98: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

91

Malaka diketahui sebanyak 30 buah berupa buku dan brosur, dan hanya 19 buah

darinya yang didapat penulis.

1. Sovyet atau Parlemen Ditulis tahun 1921 di Semarang

2. Sarekat Islam (SI) Semarang dan Onderwijs Ditulis tahun 1921 di Semarang

3. Dasar Pendidikan Ditulis tahun 1921

4. Tunduk Pada Kekuasaan Tetapi Tidak Tunduk Pada Kebenaran Ditulis di

Berlin tahun 1922

5. Goetji Wasiat Kaum Militer Ditulis di Saigon tahun 1924

6. Indonesiai ejo mesto na proboezjdajoesjtsjemsjavostoke Ditulis di Moskow

tahun 1924

7. Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) Ditulis di Canton

April 1925

8. Semangat Moeda Ditulis di Manila tahun 1926

9. Lokal dan Nasional Aksi di Indonesia Ditulis tahun 1926

10. Massa Actie Ditulis di Singapura tahun 1926

11. Manifesto Pari (Manifesto Bangkok) Ditulis di Bangkok tahun 1927

12. PARI dan Internasional Ditulis tahun 1927

13. PARI dan PKI Ditulis tahun 1927

14. PARI dan Nasionalisten Ditulis tahun 1927

15. MADILOG (Materialisme- Dialektika-Logika) Ditulis di Jakarta tanggal 15

Juli 1942 – 30 Maret 1943

Page 99: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

92

16. Asia Bergabung (Gabungan ASLIA) Ditulis tahun 1943

17. Politik Ditulis di Surabaya tanggal 24 November 1945

18. Rentjana Ekonomi Ditulis di Surabaya tanggal 28 November 1948

19. Moeslihat Ditulis di Surabaya tanggal 2 Desember 1948

20. Manifesto PARI (Manifesto Jakarta) Ditulis di Jakarta tahun 1945

21. Thesis Ditulis di Lawu tahun 1946

22. Pidato Purwokerto (Situasi Politik Luar dan Dalam Negeri) Ditulis tahun

1946

23. Pidato Solo Ditulis tahun 1946

24. Dari Penjara Ke Penjara Ditulis di penjara Ponorogo tahun 1946-1947

25. Uraian Mendadak Ditulis di Yogyakarta tanggal 7 November 1948

26. Koehendel di Kaliurang (Perdagangan Sapi di Kaliurang) Ditulis tanggal 16

April 1948

27. Surat Kepada Partai Rakyat Ditulis di Penjara Magelang tanggal 31 Juli 1948

28. Proklamasi 17-8-1945, Isi dan Pelaksanaannya Ditulis tanggal 16 Desember

1948

29. GERPOLEK (Gerilya Politik Ekonomi) Ditulis di Penjara Madiun tanggal 17

Mei 1948

30. Pidato Kediri Ditulis tahun 1948

Page 100: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

93

BAB IV

FILSAFAT POLITIK TAN MALAKA

Tidak mudah memang untuk mengidentifikasi ide atau gagasan Tan Malaka

dalam satu mainstream, karena sifatnya yang begitu kompleks dan seringkali secara

spontan melakukan interpretasi dan modifikasi terhadap ajaran-ajaran yang dia

terima. Semisal saja mengenai ajaran-ajaran Karl Marx dan Engels, mungkin hanya

sedikit saja yang mengingkari bahwa MarxEngels adalah atheis, Tan Malaka dengan

menelaah lebih jauh mengenai masyarakat Indonesia yang sejak semula telah

mempercayai suatu keyakinan terhadap “agama”, mengelaborasi ajaran-ajaran Marx-

Engels untuk dapat diterima di Indonesia dengan tanpa melepaskan keyakinan

terhadap agama.

Dalam buku Dari Penjara ke Penjara, Tan Malaka menulis satu bagian

tentang “Pandangan Hidup”, mungkin tulisan itu cukup membantu untuk memahami

epistimologi ide-ide Tan Malaka, tetapi dalam karya lain yang sangat representatif

untuk dapat memahami filsafat Tan Malaka, jika tidak ingin mengatakan

komprehensif, adalah MADILOG. Dalam MADILOG Tan Malaka menguraikan

tentang cara berfikir yang didasari atas “benda” (materi/matter), dia dengan jelas

menolak pandangan-pandangan yang memiliki landasan idealisme apapun nama dan

bentuknya. Memang, jika dipahami dalam frame filosofis, pandangan – pandangan

Tan Malaka seringkali mendapat ganjalan yang cukup signifikan.

Page 101: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

94

Franz Magnis Suseno dalam beberapa tulisannya mengenai Tan Malaka,

mengkritik bahwa terdapat “kekacauan” filosofis dalam pandangan Tan Malaka

ketika membagi dua kutub yang saling berseberangan yaitu materialisme dan

idealisme. Jelas sekali dalam kajian filsafat, materialisme dan idealisme tidak dapat

ditemukan dalam satu posisi, epistimologi, ontologi ataupun aksiologi. Materialisme

termasuk bagian dalam bahasan tentang dasar realitas (ontologi) sedangkan idealisme

merupakan bagian kajian mengenai dasar-dasar pengetahuan

(epistimologi).132

Kesalahan yang dilakukan Tan Malaka itu sungguh menyulitkan

pemahaman terhadap dirinya, mungkin karena itu pula banyak sebagian dari peneliti

merasa sukar dimana harus memposisikan Tan Malaka, ditambah lagi pengalaman-

pengalaman masa lalunya (agama, budaya, pendidikan) yang terkadang, bahkan

sangat dominan, ikut mempengaruhi gagasan-gagasan Tan Malaka.

Buku MADILOG yang dibuat Tan Malaka, disamping sebagai panduan

berfikir kaum proletar Indonesia juga sebagai media untuk memahami cara pikir Tan

Malaka sendiri.

”MADILOG saya maksudkan terutama sebagai cara berfikir. Bukanlah suatu

weltanschauung atau pandangan dunia; walaupun hubungan antara cara berfikir

dan pandangan dunia atau filsafat adalah seperti tangga dengan rumah. Rapat

132 Dalam bukunya, Hasan Nasbi agak tendensius, mungkin agak ceroboh, dengan berasumsi,

:“ bahwa Mark, Engels dan Tan Malaka harus dilihat dari perkembangan filsafat masa itu, dan

memposisikan mereka dalam filsafat revolusi dan filsafat pergerakan.” Yang lebih mencolok ketika

Hasan Nasbi mengatakan sebenarnya Tan Malaka menyadari akan “kekeliruan” itu hanya saja sengaja

disederhanakan demi tujuan praksis sebuah pergerakan. Lihat dalam catatan kaki Hasan Nasbi, Loc,cit,

hlm. 71. lihat Franz Magnis Suseno: “Madilog-nya Tan Malaka”, Basis, Nomor 03-04, April 2001,

hlm. 53. lihat juga Franz Magnis Suseno, Dalam Bayangan Lenin…op.cit., hlm. 23-24

Page 102: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

95

sekali. Dari cara orang berfikir, kita dapat duga filsafatnya dan dari filsafatnya kita

dapat tahu dengan cara dan metode apa dia sampai ke filsafat itu.”133

Tan Malaka mengakui dengan besar hati bahwa MADILOG (Materilaisme-

Dilaketika-Logika) dia adopsi dari dunia Barat. Pengetahuan yang diperolehnya dari

pembacaan terhadap buku – buku kaum komunis, Leon Trotsky, Lenin, Engels dan

Marx, dll. Beberapa bagian dia sisipkan pembahasan mengenai agama dan science.

Tetapi Tan Malaka tidak mengadopsi ajaran-ajaran Marxist secara literleks, banyak

modifikasi yang diberikan Tan Malaka, hal ini dilakukan karena Tan Malaka melihat

beberapa perbedaan mencolok antara negara satu dan yang lainnya. Sehingga

menurutnya ajaran Marx bukanlah dogma yang begitu saja harus diterima (taken for

granted).

Memahami Tan Malaka dalam koridor Marxist tentu beralasan cukup, melihat

beberapa tulisannya, baik implisit maupun eksplisit, menegaskan bahwa dia adalah

Marxist. Tetapi mengeneralisir Tan Malaka dalam kapasitas blue print Marxist-

Leninist mungkin perlu ditinjau ulang. Orientasi Tan Malaka dalam pergerakan

perjuangan adalah memerdekakan bangsanya dari belenggu penjajah imperialis, cara

yang ditempuh adalah revolusi, revolusi yang digerakkan oleh kaum murba.

Sedangkan tujuannya membentuk negara dengan sistem sosialis-komunis. Tan

Malaka melihat kesuksesan Rusia dibawah pimpinan Lenin (revolusi Oktober 1917)

adalah bukti nyata kekuatan kaum proletar. Tetapi Tan Malaka menyadari betapapun

133 Tan Malaka, MADILOG…op.cit., hlm. 21

Page 103: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

96

suksesnya kaum proletar pada revolusi Oktober bukan berarti seluruh gerakan

(taktikstrategi) yang dijalankan di Rusia dapat diterima begitu saja untuk diterapkan

di Indonesia. Tinjauan teoritis Marxist menyatakan, revolusi Proletariat hanya dapat

dilakukan apabila keadaan ekonomi negara berada dalam kungkungan kaum borjuasi,

(ini berarti adanya pertentangan kelas) dan sistem perekonomiannya mestilah didasari

atas kekuatan –kekuatan produksi (hanya terjadi dalam masyarakat industri modern

bukan manufaktur/agraris).

Di Indonesia kondisinya berbalik, masyarakat Indonesia, menurut Tan

Malaka, adalah masyarakat yang perekonomiannya berjalan tidak seimbang, dengan

kata lain sistem kapitalis Indonesia adalah cangkokan Barat.

“Kapitalisme di Indonesia satu cangkokan dari Eropa yang di dalam beberapa hal

tak sama dengan kapitalisme yang tumbuh dan dibesarkan dalam negerinya

sendiri, yakni Eropa dan Amerika Utara. Kapitalisme yang masih muda,… hal ini

berakibat, produksi dan pemusatannya belum mencapai tingkatan yang

semestinya. Kira-kira seperempat abad belakangan baru dimulai Industrialisasi di

Indonesia.”134

134 Uraian Tan Malaka mengenai keadaan perekonomian di Indonesia memiliki signifikansi

terhadap langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya. Tan Malaka melihat keadaan ekonomi di

Indonesia belum dapat dikategorikan sebagai “kapitalisme matang”. Sebagai contoh Tan Malaka

menguraikan bagaimana kerja industri yang dipusatkan di pulau Jawa dan beberapa tempat di Sumatra,

dan pemusatan di pulau Jawa ini mengakibatkan Industri di Indonesia akan tetap menjadi industri

pertanian, sebab hasil bumi seperti logam, batu bara, emas, minyak tanah, arang, nikel, dll yang

menjadi tulang punggung ekonomi industri banyak terdapat di Sumatra. Ditambah lagi cara kerja

produksi bumiputra diadopsi dari negeri asing (Belanda, Inggris, Amerika [Eropa]) dan bukan dari

kerja evolusi ekonomi sendiri. lihat Tan Malaka, AksiMassa…op.cit., 2000, hlm. 45-50

Page 104: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

97

A. MADILOG vis a vis Logika Mistika

Melihat kenyataan kondisi masyarakat Indonesia yang masih dalam keadaan

yang tidak memungkinkan untuk melakukan revolusi maka Tan Malaka

mengidentifikasi penyebab utama kejumudan yang dialami masyarakat Indonesia itu

dengan pertama melihat weltanschauung (pandangan hidup) bangsa dan landasan

tempat kepercayaan itu berpijak (filsafat). Kesimpulan yang diperoleh Tan Malaka

adalah bangsa Indonesia masih dalam kungkungan “logika gaib”. Logika yang tidak

memiliki alasan kuat untuk diuji kesahihannya. Disini pulalah letak signifikansi

MADILOG (Materialisme-Dialektika-Logika) karya Tan Malaka yang berusaha

merombak “cara berfikir” masyarakat Indonesia.

Contoh yang sering digunakan Tan Malaka ketika membahas logika mistika adalah

ucapan dewa Ra.135

Dewa Ra dalam melakukan penciptaan hanya dengan

mengucapkan Ptah, maka timbullah berbagai macam kreasi. Tan Malaka

membenturkan kepercayaan ini dengan filsafat materialisme, menurutnya:

“Firman Ra itulah yang menggambarkan jawaban yang paling jitu dan paling

konsekuen, jujur dasar, atas pertanyaan yang maha penting dalam filsafat…tetapi

135

Dewa Ra adalah dewa yang paling tinggi diantara dewa lain dalam kepercayaan mesir kuno. Dalam

mitos Babilonia belum mengenal teori creation ex nihilo, maka dengan sendirinya keberadaan dewa-

dewa dan manusia berasal dari bahan yang telah ada secara alamiah, suci dan abadi. Selanjutnya

masyarakat Babilonia mencoba menggambarkan zat suci tersebut dengan mengatakan zat primordial-

suci itu mirip dengan tanah berpaya di Mesopotamia yang dengan mudah melakukan kerusakan

terhadap hasil kreasi manusia. Selanjutnya dari tanah berpaya tersebut melahirkan tiga dewa; Apsu

(diidentifikasikan dengan air sungai yang manis), beristri bernama Tiamat (laut asin) dan Mummu

(sumber kekacauan). Secara emanasi ketiga dewa tersebut melahirkan dewa-dewa lain secara

berpasangan. Keturunan mereka saling berselisih hingga dan saling bunuh, dari keturunan dewa Ea –

lah nantinya melahirkan dewa Marduk (dewa matahari) lihat Karen Amstrong, Sejarah Tuhan, terj.

Zaimul Am, Mizan, Bandung, 2001, hlm. 32-34

Page 105: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

98

ilmu pasti…ialah berdasarkan filsafat yang sebaliknya. Di sini rohani yang berupa

kodrat, Kracht, Force, tiadalah barang yang dianggap terpisah, yang berdiri

sendiri…di sini daya, kodrat itu terkandung oleh matter, oleh benda. Di mana ada

benda disana baru ada daya.”136

Jika diamati, keberatan-keberatan yang diajukan Tan Malaka mengenai

kehebatan dewa Ra selalu dalam perspektif filsafat materialisme yang melahirkan

ilmu-ilmu pengetahuan empirik. Tidak jarang dia kemukakan the law of evolution-

nya Darwin untuk memperkuat argumentasinya menentang kepercayaan kuno itu.

Uraian Tan Malaka dalam rangkaian dekonstruksi logika mistika, yang dia asumsikan

sebagai cara pikir orang Asia khususnya Indonesia, nampaknya mengikuti logika

kaum Marxist. Hal demikian sangat jelas dalam uraiannya mengenai filsafat, dengan

mengikuti Engels, filsafat harus dibagi menjadi dua kutub yang saling bertentangan;

materialisme dan idealisme.137

Dalam Bab logika, Tan Malaka hanya menguraikan kembali hukum-hukum

logika yang sudah ada138

, tidak banyak yang dia sumbangkan dalam bahasan ini, dia

136 Tan Malaka, Madilog, Loc.cit, hlm. 30

137

Tan Malaka, Madilog…op.cit., hlm. 42

138

Nampaknya Tan Malaka begitu menguasai kajian logika dengan menganjurkan pembaca

MADILOG membaca buku-buku logika yang mungkin pernah dia baca, seperti: A System of Logic,

Rainative-Inductive karya John Stuart Mill; The Principles of Science: A Treatise of Logic and

Scientific Method karya Jevons (W.Stanley); Logische Untersudschungen karya Irendelenburg; Die

Prinzipien der Logik karya Wondelband; De Weg der Wetenschap,Een Handboek der Logica karya

Opzoomer; Eet Wezen der kennis, een lessboek der Logica karya Opzoomer. lihat Tan Malaka,

Madilog, loc.cit, hlm. 178-179.Sehingga wajar sesekali Franz Magnis memuji MADILOG “tidak

hanya menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan dan logika, melainkan memberikan uraian terinci, diatas

puluhan halaman, persis seperti dalam buku pelajaran logika.” Lihat Franz Magnis Suseno, Dalam

Bayangan Lenin…op.cit., hlm. 213

Page 106: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

99

menekankan bahwa logika bagaimanapun urgennya tetaplah bersifat matematis dan

kaku, maka untuk mengatasi kekurangan dalam logika, terutama dalam bidang sosial-

politk yang selalu berubah, dibutuhkan suatu perangkat tambahan yaitu dialektika.

Sekali lagi Tan Malaka memperlihatkan kecenderungannya pada filsafat

materialisme. Dialektika yang dia puja-puja adalah dialektika materialisme yang

diformulasikan Marx dan Engels. Meskipun Hegel yang menemukan hukum

dialektika, tetapi ada perbedaan yang mencolok antara Hegel dan Marx dalam

menyikapi persoalan dialektika. Hegel menyandarkan dialektika itu pada tafsiran dan

teori idealisme sedangkan Marx dan Engels mendasarinya pada materialisme.

Mengikuti analisis Plekanov, Tan Malaka menggambarkan pertentangan antara

keduanya dengan menulis: “dalam sistem Hegel, maka demiurge, creator atau

pembikin yang nyata (reality), ialah absolute idea. Buat kami, ide mutlak itu cuma

satu pemisahan (abstraction) dari gerak.”139

Sedangkan di tangan Marx dan Engels,

“dialektika yang berbasis ide itu dikembalikan ke tanah dan dialektika semacam ini

menjadi senjata revolusi semata-mata.”140

Uraian Tan Malaka mengenai cara berfikir khas MADILOG selalu berada

dalam sketsa filsafat materialisme, tujuannya tidak lain membuka kungkungan logika

mistika yang selama ini menyelimuti bangsa Indonesia. Tan Malaka meyakini dengan

sangat bahwa hanya dengan meninggalkan irrasionalitas dan mempergunakan ilmu

pengetahuan (science) bangsa Indonesia dapat keluar dari belenggu penjajahan.

139

Tan Malaka, Pandangan Hidup, Lumpen, Jakarta, 2000, hlm. 57

140

Tan Malaka, Ibid, hlm. 57

Page 107: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

100

Tetapi dalam MADILOG Tan Malaka juga menegaskan antara kemerdekaan berfikir

dan kemerdekaan bangsa tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. “Kemerdekaan

sains itu sehidup semati dengan kemerdekaan negara. Begitu juga kemerdekaan sains

bagi satu kelas, sehidup dan semati dengan kemerdekaan kelas itu.”141

Dalam uraian yang panjang tentang filsafat materialisme serta cabang-

cabangnya terdapat satu hal yang nampak janggal dalam MADILOG, yaitu ketika

menyisipkan satu bagian tentang kepercayaan. Nampaknya dalam hal ini Tan Malaka

belum dapat begitu saja melepaskan keyakinannya terhadap agama yang dia anut

sejak kecil. Bermula dari pembahasan mengenai agama asli Indonesia hingga sampai

pada kepercayaan Asia Barat (bahasa yang digunakan Tan Malaka untuk menyebut

tiga agama samawi: Yahudi, Nasrani dan Islam). Tan Malaka mengakui bahwa

masalah kepercayaan bukanlah kajian dalam MADILOG namun dia tetap beralasan

dengan mengatakan :

“Madilog tak bisa berlaku langsung atas kepercayaan…sebagian dari

pengetahuan satu kepercayaan bisa jadi sekali cocok dengan logika atau

dialektika, tetapi segala dasar buktinya (premisnya) tak takluk pada pengalaman

dan tak bisa dipraktekkan. Seperti sudah saya bilang lebih dulu, benar tidaknya

suatu kepercayaan terserah pada otak, perasaan, kemauan, atau singkatnya pada

jiwa masing-masing. Madilog tidak bisa berlaku langsung atas kepercayaan,

karena kepercayaan itu kekurangan alat untuk melangkah, yaitu matter. Tapi

dengan jalan memutar, atau tak langsung, Madilog bisa menerangkan

141 Tan Malaka, Madilog, Op.cit, hlm. 55

Page 108: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

101

kepercayaan itu dengan bersikap sebagai obor listrik yang berdiri di luar, tidak

memasuki barang itu selutuhnya.”

Penjelasan Tan Malaka menyangkut kepercayaan dalam MADILOG seperti

sedang melakukan perkawinan silang antara dua posisi yang berseberangan. Ketika

mengkaji masalah ilmu pengetahuan, logika dan dialektika Tan Malaka seringkali

menggunakan kalimat-kalimat fulgar yang bernada sinis. Tetapi di lain pihak Tan

Malaka nampak mengagungkan agamanya, Islam, sebagai agama monoteisme

paripurna.142

Bagaimana mungkin dalam satu kajian mengenai ilmu pengetahuan

modern yang mengagungkan materialisme secara bersamaan menjunjung tinggi nilai-

nilai kepercayaan yang sungguh-sungguh bermuara pada wilayah faith (immateri)?

B. Tan Malaka dan Revolusi

“revolusi bukanlah suatu pendapatan otak yang luar biasa, bukan hasil

persediaan yang jempolan dan bukan lahir atas perintah seorang manusia yang

luar biasa. Kecakapan dan sifat luar biasa dari seseorang membangun revolusi,

mempercepat atau memimpinnya menuju ke kemenangan, tetapi ia tidak dapat

menciptakan dengan otaknya sendiri. Satu revolusi ialah yang disebabkan oleh

pergaulan hidup, satu hakekat tertentu dari perbuatan – perbuatan masyarakat.

142 Tan Malaka ketika membahas agama Islam terlihat sangat tendensius dan romantisisme,

dia terpaksa mengenang kembali masa kecilnya dengan asuhan kedua orang tua yang taat kepada

aturan agama Islam. sudah semestinya Tan Malaka tidak memasukkan bagian ini dalam Madilog,

cukuplah dia terangkan “pandangan hidup” dalam autoboigrafinya bahwa pada kesimpulannya “agama

tinggal tetap sesuatu kepercayaan bagi masing-masing orang”. Lihat Tan Malaka, Pandangan

Hidup…op.cit., hlm. 28 atau Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara III…op.cit, hlm. 32. tetapi

kemungkinan lain yang mungkin saja dipikirkan Tan Malaka ketika itu adalah Tan Malaka berusaha

menegaskan cara berfikir madilog dapat didielektikakan dengan kepercayaan manapun sebagaimana

dia tulis sendiri.

Page 109: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

102

Atau disebut dengan perkataan dinamis, dia adalah akibat yang tertentu dan tak

dapat disingkirkan dari timbulnya pertentangan kelas yang makin hari makin

bertambah tajam. Ketajaman pertentangan yang menimbulkan pertempuran

ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi, sosial, politik dan psikologis.”143

1. Revolusi Sosial

Bermula dari pandangan sejarah masa lalu, Tan Malaka melihat bahwa

ketidak- setaraan sosial dalam masyarakat terjadi karena adanya keinginan sebagian

kecil orang mencaplok sebagian yang lainnya. Budaya stratifikasi sosial ini

nampaknya merupakan budaya warisan (transmission) Hindu yang kemudian berurat

berakar pada masyarakat Indonesia. Tan Malaka melihat dalam masyarakat asli

Indonesia sebenarnya tidak terdapat pertentangan antara kelompok satu dengan yang

lainnya. Dalam Pandangan Hidup Tan Malaka memberikan contoh sisitem

masyarakat Indonesia asli semisal orang Kubu (Sumatra Selatan), Semang (Malaya),

Dayak (Kalimantan) dan orang Irian di Papua.144

Pada masyarakat asli Indonesia

segala sesuatu diurus bersama dan dimiliki bersama untuk kelangsungan hidup.

Sumber – sumber alam tidak dikuasai oleh sekelompok orang tetapi sebaliknya dan

bahkan alam dimitoskan sebagai kekuatan suci tempat mereka menyandarkan hidup.

143 Tan Malaka, Aksi Massa…op.cit., hlm. 1

144

Tan Malaka, Pandangan Hidup…op.cit., hlm. 2. Contoh paling nyata masyarakat asli

Indonesia yang sekarang masih ada mungkin sekali terdapat di beberapa suku pedalaman Indonesia,

suku kubu di pedalaman Jambi dan suku Dayak di Kalimantan hingga saat ini masih dapat disaksikan

keberadaannya. Bahkan di Kalimantan terdapat agama Kaharingan yang begitu mendewakan alam

(panteisme). Mereka semua tidak pernah merasa memiliki alam sebagai otoritas satu golongan,

kalaupun terjadi konflik biasanya diselesaikan secara adat

Page 110: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

103

Dalam perkembangannya, masyarakat Indonesia yang semula masyarakat

Komunisme asli mengalami perubahan seiring masuknya agama dan budaya asing.

Hindu dengan sistem kastanya meninggalkan bekas yang cukup signifikan terhadap

sistem kemasyarakatan Indonesia, terutama di Jawa, Tan Malaka mengamati adanya

perbedaan tutur dalam masyarakat Jawa merupakan bentuk transmisi budaya Hindu

(India) yang diadopsi begitu saja. Melalui media wayang Hindu (India) secara

persuasif menyusupkan ajaran-ajaran agama, bahasa dan budayanya ke Indonesia.

Dengan bahasa kromo kasta Sudra harus berkomunikasi dengan kasta diatasnya

(Brahmanan, Ksatria dan waisa) yang menggunakan bahasa ngoko.145

Dengan adanya pembagian kelas menurut ajaran Hindu (India) Tan Malaka

mengasumsikan, selanjutnya menjadi prasyarat perkembangan masyarakat menuju

jenjang zaman perbudakan, feodalisme dan akhirnya sampai pada masa

kapitalisme.146

Ketika kekuasaan sistem kapitalisme terjadi, disinilah puncak segala

pertentangan kelas terlaksana secara sempurna. Kelas penguasa mengintimidasi kaum

lemah dan seluruh interaksi sosial tidak lagi didasari atas kemanusiaan dan

persamaan melainkan atas dasar kekuatan ekonomi dan status sosial. Dengan

145 Lihat Tan Malaka, Madilog…op.cit., hlm. 158. Perbedaan kelas dalam masyarakat

Indonesia, (khususnya Jawa) pada perkembangan selanjutnya, sesuai dengan penelitian Clifford Geertz

, menjadi Santri, Abangan dan Priyayi. Meskipun banyak bantahan mengenai pembagian kelas versi

Geertz ini tetap saja dalam beberapa tempat sering dianggap masih relevan.

146

Uraian Tan Malaka mengenai perkembangan sejarah sejalan dengan analisis kaum

Marxist. Nampaknya Tan Malaka agak sedikit memaksakan analisis Marx terhadap perkembangan

sejarah manusia dengan “materialisme historis-nya” lihat Tan Malaka, Pandangan Hidup…op.cit.,

hlm. 75-81. Karena dalam pengamatan Marx dalam Das Kapital, masyarakat Indonesia hanya

dipresentasikan oleh masyarakat Jawa, itupun melalui buku karya Raffles. A History of Java. Tan

Malaka semestinya menyadari uraiannya mengenai masyarakat pedalaman Indonesia yang tidak

seluruhnya terjebak pada sistem kapitalisme.

Page 111: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

104

demikian maka menurut Tan Malaka langkah yang harus diambil adalah melakukan

revolusi sosial. perbedaan status, budaya bahasa dan warna kulit tidak menjadikan

alasan untuk mendiskriminasi satu golongan karena secara alamiah manusia

ditakdirkan “sama”.

2. Revolusi Ekonomi

Pengisapan sumber-sumber ekonomi di Indonesia berjalan cukup lama,

sumber daya alam dan manusia diperas untuk kepentingan negaranegara penjajah.

Dalam pengamatan Tan Malaka, pemerasan dan penindasan tidak disebabkan oleh

faktor watak manusianya melainkan atas kedudukan dan cara menjalankan

kapitalnya.147

Sebagai contoh Tan Malaka menunjuk pada Portugis dan Spanyol

ketika memasuki Asia. Kedua negara tersebut menurut Tan Malaka tidak dapat

melepaskan kondisi negara asalnya yang masih bersifat feodal. Pergerakan ekonomi

masih dijalankan secara manual karena industri mesin belum tersedia. Berbeda

dengan Belanda yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1600, di negara Belanda

sebagian besar feodalisme telah terdesak oleh kaum borjuasi. Sehingga negri Belanda

yang ketika itu dalam kondisi perekonomian kapitalis muda menjajah Indonesia

dengan cara yang sama dengan keadaan ekonomi mereka, dan mereka, menurut Tan

Malaka tidak dapat menjadi negara industri karena Belanda tidak memiliki bahan

baku industri besar seperti; kapas, batu bara dan besi.148

147 Tan Malaka, Aksi Massa…op.cit., hlm. 29

148

Tan Malaka, Aksi Massa, Ibid, hlm. 41

Page 112: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

105

Di Indonesia keadaannya sangat pasif, industri bumi putera tidak mampu

bersaing dengan negara penjajah. Perusahaan minyak dan kebun-kebun terpenting

hampir semuanya dikuasai oleh Inggris. Hal ini disebabkan kurangnya kapital dan

industri bagi Belanda, maka Tan Malaka memprediksikan suatu saat untuk menyaingi

Inggris negara Belanda akan menggandeng Amerika dengan kapital di tanam di

Indonesia.149

Perkembangan dibidang perekonomian lambat laun semakin membesar,

semula para borjuasi membentuk kumpulan-kumpulan dagang untuk memperluas

wilayah jajahan. Kemudian dalam perkembangannya membuat kompeni yang lebih

luas wilayah jajahan dan bidang kerjanya. Tan Malaka menjelaskan perkembangan

tersebut, “di zaman kapitalisme modern, tidak berbentuk kongsi atau perkumpulan

melainkan sudah naik menjadi kompeni kemudian sindikasi. Dari sindikat yang

kurang terpusat dan teratur naik ke atas menjadi trust. Dari trust ke combined-trust

atau gabungan beberapa trust di dalam maupun di luar negri.150

Kondisi monopoli

perdagangan yang dikuasai oleh penjajah pada satu tahap mengalami clash (benturan)

hal demikian terjadi karena kurangnya koordinasi diantara mereka sendiri, sehingga

secara intern pertentangan itu akan mencuat ke permukaan dengan persaingan harga

yang tak terkendali. Tan Malaka menyebutnya, dengan mengutip dua aturan ekonomi

149 Tan Malaka, Aksi Massa, Ibid, hlm. 53

150

Tan Malaka, Madilog,Op.cit. hlm. 170

Page 113: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

106

kapitalis, sebagai produksi liar (anarchy in the production) dan persaingan

(concurrency).151

Tan Malaka mengetahui cara kerja sistem kapitalis yang secara intern pasti

terjadi konflik, maka Tan Malaka lebih mementingkan menanamkan kesadaran rakyat

Indonesia yang masih berada dalam “kegelapan” pengetahuan modern. Sumber daya

manusia Indonesia ketika itu (tahun 1926) yang tahu baca tulis hanya sekitar 5-6%

saja dari penduduk Indonesia yang berjumlah 55 Juta. Maka tidak mungkin rakyat

Indonesia menciptakan tenaga – tenaga teknis yang diperlukan untuk menyaingi

produksi Barat dalam waktu singkat.152

Secara teoritis pertentangan dua kelas antara Borjuasi dan Proletar dapat

terjadi di dunia kapitalis modern. Sedangkan Indonesia yang dalam kondisi

masyarakat agraris, kalaupun kapitalis tergolong kapitalis muda, tidak mungkin dapat

menyegerakan revolusi proletar seperti Rusia. Maka Tan Malaka beranggapan,

mengingat keadaan negara masih belum terbentuk, yang pertama harus dilakukan

adalah perebutan kekuasaan secara total dan menyeluruh, atau dengan bahasa Tan

Malaka, merdeka 100%. Baru kemudian menyusul persamaan distribusi dan

kesempatan kerja pada seluruh masyarakat tanpa mengenal kelas. Tetapi Tan Malaka

mengingatkan dalam melakukan perjuangan kemerdekaan analisa tetap didasari atas

analisis materialisme dialektis yang selalu mengawasi perkembangan perekonomian

151 Tan Malaka, Madilog, Ibid, hlm. 171

152

Tan Malaka, Menuju Republik Indonesia, Komunitas Bambu dan Yayasan Massa, Jakarta,

2000, hlm. 14

Page 114: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

107

dunia. “dalam taupan gelombang politk ekonomi dunia itulah kita dipaksa oleh

keadaan mengemudikan kapal negara kita yang berdasarkan politik ekonomi pula.”153

Dalam kondisi ekonomi Indonesia yang masih belum stabil gagasan Tan

Malaka mengenai sistem perekonomian komunistis nampak tetap konsisten sejak

Indonesia belum merdeka sampai Indonesia merdeka. Tan Malaka tetap menolak

kerjasama dengan negara penjajah dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia

harus diatur dan di urus sendiri dan untuk mencapainya tidak ada jalan lain kecuali

adanya kemerdekaan di bidang politik. “Bagaimanakah suatu teori ekonomi bisa

dijalankan kalau yang menjalankan itu sama sekali tiada mempunyai kekuasaan

politik?”154

“kaum murba harus menunda rencana ekonomi sejati dan besarbesaran sampai

revolusi ini selesai dengan kemenangan kaum murba. Namun selama revolusi

ini berlangsung memang kaum murba harus tetap menjalankan rencana

ekonomi. Rencana itu tak lain adalah „rencana ekonomi-perang‟. Dalam „perang

ekonomi melawan Belanda itu semua sikap dan tindakan ekonomi yang harus

dilakukan ialah: (1). Mengambil sikap dan tindakan dalam ekonomi (yaitu

dalam produksi distribusi dan lain-lain) untuk merugikan perekonomian

Belanda. (2) mengambil sikap dan tindakan dalam ekonomi yang bersifat

menguntungkan rakyat yang sedang melakukan revolusi.”155

153 Tan Malaka, Thesis, Yayasan Massa, Jakarta, 1987, hlm. 4

154

Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara II…op.cit., hlm. 376

155

Tan Malaka, GERPOLEK, Jendela, Yogyakarta, 2000, hlm. 113

Page 115: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

108

3. Revolusi Politik

Semua negara di manapun di dunia ini telah bersepakat bahwa kemerdekaan

adalah suatu hak. Kemerdekaan mengatur diri sendiri dalam segala bidang yang

menyangkut semua aktifitas pemerintahan dan rakyatnya adalah syarat utama

menegakkan suatu negara yang demokratis. Tan Malaka mengakui, “keadaan politik

Indonesia belum pernah menjadi a common good, kepunyaan umum

rakyat”156

bermula dari zaman feodal, pemerintahan dipegang oleh sekelompok kecil

orang saja dan semua kebijakan berada di tangan mereka bukan rakyat. Dalam

kaitannya dengan usaha memerdekakan bangsanya dari belenggu penjajah inilah pada

tahun 1924 Tan Malaka menulis buku Naar de Republiek Indonesia. Dalam buku ini

Tan Malaka menguraikan program nasional yang harus segera dilaksanakan terutama

oleh PKI karena partai revolusioner yang berbasis komunis di Indonesia hanya PKI

ketika itu. Berikut program-program di bidang politik:

- Kemerdekaan Indonesia dengan segera dan tak terbatas - Membentuk republik

federasi dari pelbagai pulau-pulau Indonesia

- Segera memanggil rapat nasional dan yang mewakili semua rakyat dan

agama di Indonesia - Segera memberikan hak politik sepenuhnya kepada penduduk

Indonesia baik laki-laki maupun perempuan.157

Program kerja yang dirancang Tan Malaka berkaitan dengan politik ditujukan

hanya untuk kemerdekaan bangsa Indonesia dari negara imperialis. Jika perebutan

156 Tan Malaka, Aksi Massa…op.cit., hlm. 93

157

Tan Malaka, Menuju Republik Indonesia…op.cit, hlm. 24

Page 116: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

109

kekuasaan telah terlaksana maka tindakan selanjutnya adalah mengembangkan sendi-

sendi pokok perekonomian. Dua hal inilah menurut Tan Malaka yang menjadi sin

quanon tumbuh tumbangnya suatu negara. Untuk mencapai kemerdekaan perangkat

analisis Tan Malaka selalu merujuk pada ajaran-ajaran Marx, seperti dia katakan

sendiri: “kita akui penuh bahwa aliran yang kita pakai ialah aliran Marx yang

berdasarkan pertentangan dalam hal sosial, politik, ekonomi.”158

Tan Malaka tidak pernah ragu dengan kekuatan yang dimiliki oleh rakyat

murba Indonesia untuk melakukan revolusi, dengan catatan massa aksi dibawah

organisasi partai yang teratur dan berdisiplin. Aksi-aksi yang dilakukan meskipun

harus dengan peperangan bersenjata jangan sampai terjebak pada putch. Senjata yang

dimiliki rakyat Indonesia sangat sederhana tetapi apabila dilakukan secara massif dan

teratur bersama seluruh lapisan rakyat maka kemerdekaan bukanlah suatu utopia.

Yang menarik adalah ketika Tan Malaka menjelaskan jalannya revolusi

Indonesia masih bersifat trial and error (coba-coba).159

Tan Malaka mengamati

revolusi Prancis dan Rusia tidaklah sama dengan revolusi yang akan dilakukan di

Indonesia. Menurutnya yang sama adalah cara berfikirnya yaitu materialisme

dialektis. ”Marxism is not dogma but a guide to action.”160

Tetapi dalam sebuah

158 Tan Malaka, Thesis…op.cit., hlm. 4

159

Tan Malaka mengamati belum ada acuan yang tepat untuk Indonesia melakukan revolusi,

maka bagi Tan Malaka revolusi Indonesia adalah sebuah revolusi coba-coba, dalam arti revolusi yang

sama sekali baru dan belum pernah terjadi di negara-negara lain. Lihat Tan Malaka, Thesis, Ibid, hlm.

4

160

Menurut Tan Malaka ajaran Marx yang diterapkan di Rusia memang suatu pedoman

jalannya revolusi, karena Rusia adalah negara pertama yang berhasil menerapkan ajaran-ajaran Marx

dalam bentuk pergerakan. Tetapi realitanya situasi dan kondisi perangkat menuju revolusi antara Rusia

Page 117: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

110

revolusi Tan Malaka tetap mendasari pada sikap, sifat, tindakan dan kesimpulan yang

Marxistis yaitu: cara penjelasan yang materialistis, tafsiran yang materialistis dan

semangat revolusioner.161

Bagi Tan Malaka revolusi Indonesia sudah di depan mata tidak ada alasan lagi

untuk tidak melakukan revolusi. Tan Malaka mengamati kekuatan rakyat

semakin kuat. Bermula dari analisanya terhadap jumlah pejuang, kemudian

wilayah, keuangan, kesusilaan dan organisasi (sosial) keuntungan sangat jelas

ada di pihak Indonesia, kekurangan rakyat Indonesia hanya pada persenjataan.

Akan tetapi jika perjuangan dilakukan dengan sabar dan ulet maka

kemerdekaan dari penjajah bukan mustahil dicapai.162

Tan Malaka nampaknya

sangat menyadari dalam melakukan revolusi yang dilakukan oleh tiap-tiap

golongan rakyat Indonesia mesti dibutuhkan pendidikan politik dan koordinasi.

Karena tiap-tiap golongan membawa kepentingan masing-masing, hal ini dapat

menyebabkan perpecahan dari dalam dan menghambat revolusi. Maka menurut

Tan Malaka pergerakan revolusi harus berada di bawah pimpinan orang yang

dan Indonesia sangat berbeda, maka Tan Malaka memformulasikan pokok ajaran Marxist yang tetap

sama di setiap tempat adalah (1) cara (metode) menyelesaikan dan memahamkan soal masyarakat

(social problem) ialah dengan cara dialektika (hukum pertenangan). (2) tafsiran, paham dan teori

tentang kejadian (phenomena) dalam masyarakat itu didasarkan atas teori materialisme (kebendaan).

(3). Semangat pemeriksaan dan penjelasan soal masyarakat dan tindakan yang didasarkan kepada

kesimpulan itu haruslah semangat kemajuan revolusioner. Lihat Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara

III…op.cit., hlm. 110-111

161

Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara III, Ibid, hlm. 111

162

Tan Malaka, Gerpolek…op.cit., hlm. 72-73

Page 118: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

111

mengerti, cerdik, berpandangan jauh serta memahami keadaan kaum murba

dan tiap-tiap tingkatan pergerakan yang akan dilakukan.163

Pergerakan yang dilakukan rakyat murba dalam kapasitasnya tetap merujuk

pada kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Semua kekuatan rakyat berada di

bawah satu payung yaitu kemerdekaan Indonesia 100%. Tanpa diplomasi dengan

negara manapun. Konsepkonsep politik Tan Malaka nampak tidak mengalami banyak

perubahan. Dia tetap mempercaya akurasi analisis Marxist untuk melakukan revolusi

dan menuju kemerdekaan.

4. Revolusi Pendidikan

Tidak banyak yang dapat dipelajari mengenai gagasan Tan Malaka tentang

pendidikan. Hanya satu brosur kecil yang dia tulis pada tahun 1921 di Semarang

dengan judul SI Semarang danOnderwijs yang menerangkan tentang konsep

pendidikan rakyat Indonesia. Rencananya dia akan menulis sebuah buku mengenai

pendidikan kaum murba Indonesia, seperti yang dia tulis sendiri: “tentulah akan lebih

suka lagi, kalau mempunyai satu buku, yang lebih jelas menerangkan keadaan serta

hal ikhwalnya sekolah itu.”164

Tetapi belum sempat rencananya itu direalisasikan dia

tertangkap polisi Hindia Belanda.

Tidak mengherankan kiranya apabila Tan Malaka mengurus bidang

pendidikan di sekolah-sekolah rakyat karena basic pendidikannya memang mengarah

pada pendidikan dan pengajaran. Tan Malaka menyadari pendidikan yang ada di

163 Tan Malaka, PARI Manifesto Jakarta 1945, Yayasan Massa, Jakarta, 1986, hlm. 41

164

Tan Malaka, SI Semarang dan Onderwijs, Yayasan Massa, Jakarta, tt, hlm. 1

Page 119: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

112

bawah kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda sangat sedikit dan hanya

diperuntuhkan bagi kaum bangsawan dan para penjajah. Pendidikan yang diterima

Tan Malaka sendiri adalah pendidikan dengan sistem yang dibuat oleh pemerintah

Hindia dan sekembalinya dari Belanda untuk pertama kalinya Tan Malaka sempat

mengajar anak-anak Belanda di sekolah rendah.

Disaat itulah Tan Malaka bertemu dengan Prof. Snouck Hurgronye dan diberi

nasihat akan pentingnya kesamaan perasaan, jiwa dan bahasa dalam dunia

pendidikan. “Semenjak itu saya sangsi akan arahnya didikan saya. Saya malu untuk

mendapatkan hak jadi guru mengajar anak Belanda yang tidak sebahasa, sebangsa

dengan saya, dan tak akan saya jumpakan jiwanya dengan bahasa ibunya.”165

Tan Malaka menyadari betapa penting sebuah pendidikan bagi masyarakat

Indonesia yang sedang berjuang melawan penjajah Belanda. dia mengasumsikan satu

faktor dominan yang menyebabkan bangsa Indonesia sekian lama dalam kungkungan

penjajah adalah karena kurangnya pengetahuan. Sementara sekolah-sekolah yang ada

belum lagi memadai untuk mendidik anak – anak Indonesia kelas bawah (murba).

Sekolah-sekolah Belanda, menurut Tan Malaka, adalah sekolah-sekolah yang sengaja

dirancang untuk kepentingan penguasaan kapital. Pendidikan yang berdasarkan dan

untuk kaum modal harus di lawan dengan pendidikan berdasarkan dan untuk

rakyat.166

165 Tan Malaka, Dari Penjara ke PenjaraI…op.cit., hlm. 35

166

Tan Malaka, SI Semarang dan Onderwijs…op.cit., hlm. ii

Page 120: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

113

“yakni kalau kita bandingkan dengan geest di sekolah-sekolah partikulier

ataupun H.I.S. Gouverment. Nyata buat kita yang anakanak suka bekerja keras

untuk mencari kepandaian, yang perlu kelak buat keperluan hidup (seperti

membaca, menulis, berhitung, bahasa, dsb) pada dunia kemodalan, yang tiada

mempunyai kasihan satu sama lain, pada dunia yang memberi rezeki dan

keselamatan cuma pada yang kuat dan pintar saja.”167

Dalam ringkasan program – program “sekolah rakyat”, Tan Malaka

menuliskan tiga buah target pokok yang akan dicapai: - Memberi senjata cukup, buat

pencari penghidupan dalam dunia kemodalan (berhitung, menulis, ilmu bumi, bahasa

Belanda, Jawa, Melayu, dsb.)

- Memberi haknya murid-murid, yakni kesukaan hidup, dengan jalan pergaulan

(vereenniging)

- Menunjukkan kewajibannya kelak, terhadap pada berjuta-juta kaum kromo168

Nampak sekali strategi Tan Malaka untuk menghambat lajunya pendidikan

gaya Imperialis Belanda dengan memasukkan pendidikan bahasa Belanda. “sebab

kelak perlawanannya ialah kaum modal, yang memakai bahasa Belanda, maka perlu

sekali kita ajarkan bahasa itu.”169

Dalam brosur Massa Aksi, Tan Malaka menuliskan

program-program revolusi bidang pendidikan untuk bangsa Indonesia yang akan

dilaksanakan oleh kaum murba :

167 Tan Malaka, SI Semarang dan Onderwijs, Ibid, hlm.

168

Tan Malaka, SI Semarang dan Onderwijs, Ibid, hlm. 5-6

169

Tan Malaka, SI Semarang dan Onderwijs, Ibid, hlm. 9

Page 121: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

114

- Pengajaran diwajibkan dan diberikan percuma diberikan kepada kanakkanak tiap-

tiap warga negara Indonesia sampai berumur 17 tahun dengan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang terutama.

- Meruntuhkan sistem pengajaran yang sekarang , dan mengadakan sistem baru, yang

berdasarkan langsung atas kebutuhan industri yang ada atau yang bakal diadakan.

- Memperbaiki dan memperbanyak sekolah pertukangan, pertanian dan dagang dan

memperbaiki serta memperbanyak sekolah terknik tinggi dan sekolah untuk pengurus

tata usaha.170

Program – program revolusi pendidikan yang dicita-citakan Tan

Malaka berorientasi pada pendidikan kaum murba dibawah asuhan para intelektual

murbaisme. Semangat mencerdaskan bangsa itu tidak lain merupakan sebuah usaha

memerdekakan bangsa Indonesia dan menjadikannya masyarakat berperadaban maju.

C. Agama dan Budaya Sumber Etika Politik

Bermula dari penjelasan mengenai jiwa, Tan Malaka mengikhtisarkan sebuah

kerangka teori mengenai batasan baik dan buruk (etika). Bagi Tan Malaka jiwa itu

bagian dari alam, ketika manusia mati maka jiwanya tidak lenyap atau mengalami

reinkarnasi atau juga harus menghadapi pertanggungjawaban dihadapan Tuhan.

Mengenai jiwa ini sebelum memberikan argumentasi terhadap pandangannya Tan

Malaka mengajukan beberapa pertanyaan: “tetapi di mana dan kapankah tuan

170 Tan Malaka, Aksi Massa, Loc.cit, hlm. 184

Page 122: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

115

berjumpa dengan jiwa yang terpisah dari benda, yang tidak menerima sifat

kebendaannya?”171

Tan Malaka menambahkan bahwa jiwa merupakan suatu perkembangan

selama jutaan tahun yang dibawa oleh benda dan mengikuti hukum logika dan

dialektika sehingga menjadi manusia.172

Tan Malaka juga mencoba memasuki

wilayah psikologi untuk memperkuat argumentasinya, menurutnya ada tiga pola yang

menentukan jiwa: akal, perasaan dan kemauan. Tiga pola tersebut dilihat oleh Tan

Malaka dengan memindahkannya dalam dunia praksis dan ditinjau dari teori Cara

Perubahan Bersama (Comitant Variation), perubahan sebab disertai akibat.

Sementara “tuhan” dimaknai sama dengan kekuatan dan kodrat alam, maka

kesimpulan yang diperoleh adalah jiwa itu tidak terpisah dengan alam, berdiri sendiri

sebagai anugerah sempurna yang diterima oleh manusia.173

Lantas kemanakah

perginya jiwa setelah manusia mati? Tan Malaka memberikan penjelasan layaknya

scientist, dia bersandar pada teori evolusi Darwin. Jiwa adalah melekat pada benda

(tubuh) dan ketika tubuh manusia mati (tidak bergerak), dia (tubuh) akan bertukar

bentuk, tak sekecil atompun bagian dari tubuh kita ini hilang di alam ini,174

tubuh

171 Tan Malaka, Madilog…op.cit., hlm. 421

172

Nuansa filsafat materialisme sangat nampak pada cara pikir Tan Malaka, sehingga pada

jenjang tertentu Tan Malaka harus memposisikan manusia sebagai “benda”. Artinya manusia adalah

benda sedangkan jiwa melekat pada benda. Tetapi harus dicermati juga bahwa Tan Malaka membagi

benda dalam dua golongan: benda mati dan hidup, dan keduanya saling kait mengait. Tan Malaka,

Madilog, Ibid, hlm. 422.

173

Tan Malaka, Madilog, Ibid, hlm. 425

174

Tan Malaka, Madilog, Ibid, hlm. 425

Page 123: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

116

akan berubah kualitas dan kuantitas berbaur dengan alam dan menjadi melekat pada

materi lain dan akan memiliki jiwa kembali begitu seterusnya.

Penjelasan Tan Malaka tentang jiwa tersebut mungkin hanya batu loncatan

menuju penjelasan selanjutnya yaitu tentang keimanan dan moral. Tan Malaka

melihat bagaimana berlakunya sikap dan tindakan masyarakat beragama terhadap

perbuatan baik dan buruk. Kesan yang diperoleh Tan Malaka tentang masyarakat

Indonesia, mungkin terperangkap pada kesenangan pribadi saja (egosentris) tanpa

mempertimbangkan situasi dan kondisi sosial masyarakat. Tan Malaka

mencontohkan tiga agama besar (Islam, Yahudi dan Nasrani) yang memberikan

pengharapan-pengharapan di hari pembalasan yang kekal abadi.

Bagi Tan Malaka perkara baik buruk tidak dapat dipisahkan dari kondisi

masyarakat. Baik dan buruk harus dipahami dalam koridor sosial – historis,

parameternya adalah masyarakat itu sendiri.175

Tan Malaka mengambil contoh

masyarakat Rusia setelah revolusi Oktober,” pengertian buruk baik dan iman itu oleh

175 Sekali lagi kita dapat melihat dengan jelas analogi Tan Malaka mengarah pada analisis

Marxist terhadap agama dan moralitas. Marx mengkritik agama meminjam analisis Feuerbach yang

mengidentikkan agama selalu terpaku pada teosentris. Hingga akhirnya Marx sampai pada kesimpulan

“agama adalah candu masyarakat”. Tesis Marx mengenai agama ini hendaknya dipahami dalam frame

materialisme historis. Dalam hukum perkembangan sejarah, Marx membagi struktur masyarakat

menjadi sub-struktur (basic) dan supra struktur. Sub-struktur adalah ekonomi dan supra struktur adalah

apa-apa yang menjadi perilaku dan cara berfikir masyarakat dalam segala bidangnya. Seluruh

bangunan atas (supra struktur) tersebut sangat dipengaruhi oleh substruktur, maka dengan sendirinya,

menurut Marx, cara berfikir masyarakat, agama, pendidikan, nilai, norma, dsb dipengaruhi oleh kelas-

kelas pemegang kekuatan ekonomi. Dalam dunia kapitalis kekuatan ekonomi dikuasai oleh para

borjuasi, dan untuk merebutnya dibutuhkan revolusi kaum proletar. Semangat revolusi kekuasaan

sumber ekonomi tidak akan tercapai apabila masyarakat berada dalam kungkungan logika agama yang

teosentris, mengawang, dan transenden. Agama semacam inilah yang dikutuk oleh Marx sebagai

candu.

Page 124: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

117

partai yang memimpin rakyat disana tidak lagi didasarkan atas hukuman dan ganjaran

Tuhan di akhirat.”176

Pandangan Tan Malaka terhadap moralitas dan keimanan

memang sungguh mengejutkan banyak pihak, dalam hal ini pula mungkin banyak

kesalahan penilaian orang terhadap Tan Malaka, seolah – olah Tan Malaka sedang

menelanjangi agama yang selama ini diyakini sebagai yang suci dan transcendent.

Ucapan lain Tan Malaka yang memperkuat asumsi bahwa Tan Malaka adalah anti

agama (ateis) ketika terjadi konflik dalam tubuh Sarekat Islam, seorang pernah

bertanya pada Tan Malaka, apakah Komunisme percaya pada Tuhan? Tan Malaka

menjawab dengan bahasa Belanda: ”Als ik voor God sta, ben ik Moslim, maar als ik

voor de mensen sta, ben ik geenn moelim, omdat heeft gezegd date er onder de

mensen vele duivels zijn” (jika saya berdiri dihadapan Tuhan, saya adalah seorang

muslim, tetapi jika saya berhadapan di depan manusia, saya bukan muslim sebab

bukankah Tuhan pernah mengatakan bahwa diantara manusia itu banyak setannya).177

Mengenai pandangan Tan Malaka terhadap agama ini nampaknya begitu

rumit (complicated) dan sulit untuk diterima oleh sebagian besar orang. Maka untuk

sedikit membantu memahami karakter berfikir Tan Malaka perlu pula disinggung

mengenai adat istiadat Tan Malaka, yaitu Minangkabau. Alasan meninjau adat

istiadat Minangkabau ikut mempengaruhi jiwa sosialis-komunis Tan Malaka bukan

tak beralasan, sejarah mencatat Sjahrir, Hatta dan Moh. Yamin yang juga berasal dari

176 Tan Malaka, Madilog, Ibid, hlm. 431

177

Mestika Zed. dkk, Mencari dan Menemukan Kembali…op,cit., hlm. 29. ungkapan ini

pernah juga dikatakan Tan Malaka dalam pidato sidang Komintren ke-7 di Moskow. Lihat Harry

Poeze… I, op.cit., hlm. 315

Page 125: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

118

Minangkabau memilih sosialis sebagai haluan politik mereka. Ini menunjukkan

bahwa nilai-nilai dan falsafah adat Minangkabau selaras dengan elemen dinamis

Barat modern.178

Adat dan masyarakat Minangkabau melihat konflik sebagai suatu yang

penting demi progresifitas masyarakat. Gagasan ini terkait erat dengan hukum

“dialektika” yang menekankan adanya “pertentangan” kualitas dan kuantitas menuju

arah lebih baik secara kontinyu. Jika hukum dialektika itu berupa tesis-anti tesis =

sintesis (menjadi tesis kembali) maka adat Minangkabau (alam) ditempatkan pada

tesis, antitesis nya adalah budaya, adat, pengetahuan dari luar (mengambil bentuk

dalam “rantau”)179

dan sebagai sintesisnya adalah kekayaan perspektif baru untuk

diambil dan membuang yang tidak sesuai dengan alamnya.180

Tan Malaka bukan pengecualian dalam hal ini, dia adalah putra asli

Minangkabau yang sangat memegang teguh adatnya. Dalam beberapa tulisannya

tidak jarang dia menyisipkan syair-syair Minangkabau sebagai acuan teorinya, dan

178 Mestika Zed. dkk, Mencari dan Menemukan Kembali Tan Malaka, Ibid, hlm. 29

179

Mengutip Taufik Abdullah, Poeze menulis: “Orang Minangkabau menganggap tiga daerah

yang disebut luhak sebagai inti dari negerinya, yaitu: Tanah Dara, Agama, dan Lima Puluh

Koto…daerah diluar ketiga daerah tersebut disebut rantau.” Dalam masyarakat Minangkabau terdapat

suatu kesatuan politik yang independen yaitu nagari. Sebuah nagari diketuai oleh seorang penghulu

dengan satuan terkecilnya adalah ibu dan anak-anaknya. Lihat Harry Poeze, TanMalaka…I.op.cit.,

hlm. 3-4

180

Rudolf Mrazek, Semesta Tan Malaka, Loc.cit, hlm.7-8. falsafah Minangkabau ini dengan

“alam” dan “rantau”-nya mengingatkan kita pada John. S. Dune yang menggagas teori passing over

(melintas) dari satu budaya ke budaya lain, satu cara hidup ke cara hidup lain, satu agama ke agama

lain, dan selanjutnya diikuti dengan proses coming back (kembali) yang dilakukan secara kreatif dan

simpatik untuk diterapkan pada budaya, agama dan cara hidup sendiri. Lihat Komaruddin Hidayat dan

Ahmad Gaus AF (ed), Passing Over, Gramedia Pustaka Utama dan Yayasan Wakaf Paramadina,

Jakarta, 2001, hlm. xiv

Page 126: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

119

Tan Malaka begitu bangga dengan tradisi Minangkabau yang sejalan dengan ideologi

komunis. Sepertinya adat Minangkabau pula yang membuatnya tidak ragu-ragu

membongkar logika mistika yang menyelimuti bangsa Indonesia. Budaya kritik

dalam adat Minangkabau bukan sesuatu yang tabu bahkan sangat diharapkan. Maka

sangat wajar kalau Tan Malaka secara frontal memberikan gambarannya tentang apa

saja yang dia terima dari “dunia rantau”. Karena bagi Tan Malaka apa-apa yang

diperoleh dari “rantau” harus ditrasformasikan kepada “alam Minangkabau” dan itu

bukan suatu pembangkangan tradisi melainkan sebuah kewajiban moral dalam

kapasitas Tan Malaka sebagai pemuda pemegang adat.

Gambaran mengenai pengaruh adat dan agama dalam membentuk cara pikir

dan falsafah Tan Malaka ini dapat memberikan benang merah dalam melihat ide dan

gagasan Tan Malaka. Kembali pada pembahasan etika, khususnya etika politik,181

dasar-dasar moralitas Tan Malaka berbentuk perpaduan unsur-unsur budaya dan

agama yang berakumulasi pada masyarakat. Hasil dari percampuran silang tersebut

menghasilkan sebuah paradigma baru untuk sebuah tujuan yaitu kemerdekaan

bangsa. Moralitas dan keimanan dapat berubah – ubah sesuai keadaan masyarakat

181 Penjelasan mengenai etika sangat kompleks dan debatable, agar tidak bias maka

pemaknaan etika pada tulisan ini, mengikuti Franz Magnis Suseno, pertama-tama etika dibagi menjadi

dua, yaitu etika umum dan khusus. Etika umum berbicara mengenai prinsip-prinsip dasar mengenai

tindakan manusia sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungan dengan

kewajiban manusia dalam pelbagai lingkup kehidupannya. Etika ini dapat dibagi lagi menjadi

individual dan sosial. Lihat Franz Magnis Suseno, Etika Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2003, hlm. 12-13. tetapi yang perlu dipahami disini adalah bahwa kajian tentang etika mendapatkan

sebuah refleksi filosofis dalam bentuk relativisme dan absolutisme (universal), dan hingga kini para

filosof belum dapat memberikan keputusan mengenai keduanya. Pertanyaan dapat disederhanakan

menjadi: apakah etika bersifat relative (konstruksi) ataukah absolute (universal). Lihat Mohammad A.

Shomali, Relativisme Etika, terj. Zaimul Am, Serambi, Jakarta, 2005, hlm. 25

Page 127: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

120

yang terus berubah. Tan Malaka mengingatkan: “jangan dilupakan, bahwa perkara

vital yang menentukan teguh dan lemahnya iman adalah masyarakat kita sendiri.”182

182 Tan Malaka, Madilog…op.cit., hlm. 432

Page 128: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

121

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa filsafat politik Tan Malaka

lebih mengarah kepada Madilognya yang sangat representatif yang menguraikan

tentang revolusi sosial, revolusi ekonomi, revolusi politik, revolusi pendidikan yang

telah penulis uraikan dalam pembahasan sebelumnya.

Dalam urusan revolusi Tan Malaka menganggap bahwa revolusi bukanlah

suatu pendapatan otak yang luar biasa, bukan hasil persediaan yang jempolan dan

bukan lahir atas perintah manusia yang luar biasa. Kecakapan dan sifat luar biasa dari

seseorang membangun revolusi, mempercepat atau memimpinnya menuju

kemenangan, tetapi ia tidak dapat menciptakan dengan otaknya sendiri. Satu revolusi

ialah yang disebabkan olehpergaulan hidup, satu hakekat tertentu dari perbuatan-

perbuatan masyrakat.

Tan Malaka memiliki pemahaman yang berbeda terthadap perkembangan

revolusi, dan dia membaginya dalam beberapa revolusi seperti revolusi sosial,

revolusi ekonomi, revolusi politik dan revolusi pendidikan. Dalam revolusi sosial,

Tan Malaka melihat bahwa ketidak-setaraan sosial dalam masyarakat terjadi karena

adanya keinginan sebagian kecil orang mencaplok sebagian yang lainnya. Tan

Malaka melihat dalam masyarakat asli Indonesia sebenarnya tidak terdapat

Page 129: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

122

pertentangan antara kelompok satu dengan yang lainnya, maka menurut Tan Malaka

langkah yang harus diambil adalah melakukan revolusi sosial. Perbedaan status,

budaya bahasa dan warna kulit tidak menjadikan alasan untuk mendiskriminasi satu

golongan karena secara alamiah manusia ditakdirkan sama.

Dalam revolusi ekonomi, Tan Malaka menggagas sistem kemunistis yaitu

menolak kerjasama dengan negara penjajah dalam bidang ekonomi, menurutnya

perekonomian Indonesia harus diatur dan di urus sendiri dan untuk mencapainya

tidak ada jalan lain kecuali adanya kemerdekaan di bidang politik. Dalam revolusi

politik Tan Malaka berpendapat bahwa semua negara di manapun di dunia ini telah

bersepakat bahwa kemerdekaan adalah suatu hak. Kemerdekaan mengatur diri sendiri

dalam segala bidang yang menyangkut semua aktifitas pemerintahan dan rakyatnya

adalah syarat utama menegakkan suatu negara yang demokratis.

Dalam Revolusi pendidikan, Tan Malaka menuliskan tiga buah target pokok

yang akan dicapai, pertama memberi senjata cukup, buat pencari penghidupan dalam

dunia kemodalan (berhitung, menulis, ilmu bumi, bahasa Belanda, Jawa, Melayu),

kedua memberi haknya murid-murid, yakni kesukaan hidup, dengan jalan pergaulan

(vereenniging), ketiga menunjukkan kewajibannya kelak, terhadap pada berjuta-juta

kaum kromo.

Dalam etika politik dasar-dasar moralitas Tan Malaka berbentuk perpaduan

unsur-unsur budaya dan agama yang berakumulasi pada masyarakat. Hasil dari

percampuran silang tersebut menghasilkan sebuah paradigma baru untuk sebuah

Page 130: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

123

tujuan yaitu kemerdekaan bangsa. Moralitas dan keimanan dapat berubah – ubah

sesuai keadaan masyarakat yang terus berubah. Tan Malaka mengingatkan: “jangan

dilupakan, bahwa perkara vital yang menentukan teguh dan lemahnya iman adalah

masyarakat kita sendiri.”

B. SARAN

Dalam memahami pemikiran-pemikiran Tan Malaka haruslah melihat dari

dua sisi yang berbeda, karena disatu sisi pemikiran Tan Malaka dapat melihat lebih

jauh permasalahan yang ada dan dapat memberikan solusi dari sebuah masalah, dan

disatu sisi pemikiran Tan Malaka juga dapat bersebrangan dengan pemikir-pemikir

politik yang ada bahkan cenderung berlawanan dengan pemikir-pemikir yang ada

sebelumnya.

Page 131: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

124

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqih (Mesir Darl Al-Arabi 1968)

Abdurrahman Taj. Al-Syasah Al-Jinayah Fi As-Syar’iyah (Mishl

Maktabah Dar Al-Arab 1965)

Achmad Maulana. Kamus Ilmiah populer (Yogyakarta: Absolut Press

2004)

Ahmad Baidowi dan Iman Baihaqi ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009)

Affan Gaffar. Beberapa Aspek Pembangunan Politik. (Jakarta: CP Rajwali

1983)

Ahmad Suhelmi. Dari Kanan Islam Hinnga Kiri Islam Biografi dan

Pemikiran Politik. (Jakarta: Darul Falah 2001)

Pemikiran Politik Islam Barat Kajian Sejarah Perkembangan

Negara, Masyarakat Dan Kekuasaan (Jakarta: Gramedia 2001)

Ali Syariati. Tugas Cendikiawan Muslim. (Jakarta: Rajawali 1982)

Alim Roswanto. Oksidentalisme : Mempertimbangkan Hasan Hanafi

Dalam Postkolonialisme, Sikap Kita Terhadap Imperialisme

(Yogyakarta: Jendela 2001)

Anwar Haryono. Perjalanan Politik Bangsa Menoleh Kebelakang

Menatap Masa Depan. (Jakarta: Gema Insani Pres 1997)

Anton Baker Dan Ahmad Charris Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat.

(Yogyakarta: Kanisium 1990)

Anton Bleck. Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi Hingga Kini. Alih

Bahasa Abdullah Ali Dan Mariana Arietyawati. (Jakarta: Serambi

2006)

Asrafy Jaya Bakri. Konsep Maqasidursyari’ah Menurut Asyatibi. (Jakarta:

Raja Grafindo Persada 1996)

Burhanuddin Daya. Gerakan Pembaharuan Pembaharu Pemikiran Islam

Kasus Sumatera Thawalib. (Yogyakarta: IKAP 1995)

Page 132: GENEOLOGI PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA ditinjau dari … · 2018. 8. 13. · Geonologi pemikiran politik Tan Malaka lebih mengarah kepada Islam,meskipun pemikirannya banyak yang diambil

125

Deliar Noer. Partai Islam Dipentas Nasional Kisah Dan Analisi

Perkembangan Politik Indonesia 1945-11965 (Bandung: Mizam

2000)

………Islam Dan Politik. (Jakarta: Yayasan Risalah 2003)

Eko Prasetyo. Islam Kiri Menuju Refolusi Sosial. (Yogyakarta: INSIST

2003)

H. Sirajuddin. Politik Ketatanegaraan Islam. Studi Pemikiran Hasyimi.

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2007)

Harry A. Foeze, “Verjuised En Vergeten; Tan Malaka, De Linkse

Beweging En De Indonesisce Revolutie, Jilid 2 Alih Bahasa Hersi

Setawan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2009)

Helen Jervis. Tan Malaka, Pejuang Revolusioner Atau Manusia Murtad?”

Alih Bahasa Wasid Suarto. (Jakarta: Yayasan Masa 1987)

Ihsanuddin. Tan Malaka Dan Revolusi Proletar. (Yogyakarta: Pesist Book

2010)

Imam Al-Ghazali. Pembebas Dari Kesesatan. Alih Bahasa Syaid Amir

Ali. (Jakrta: Ilham Islam 1986)

Imam Munawir. Posisi Islam Ditengah Pertarungan Ideologi Dan

Keyakinan. (Surabaya: PT. Bina Ilmu 1986)

J Suyuti Pulungan. Prinsip-Prinsip Pemerintah Dalam Piagam Madinah

Ditinjau Dari Pandangan Al-Qur’an. (Jakarta: Raja Grafindo

Persada 1996)

Kaelan. FilsafatPancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

(Yogyakarta: Paradigma 2010)

…….. Metode Penelitian Agam Kualitatif Interdisipliner.

(Yogyakarta: Paradigma 2010)

…….. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat.

(Yogyakarta: Paradigma 2005)