gaya bahasa dalam majas perbandingan pada ...yogyakarta: program studi pendidikan bahasa sastra...

88
i GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL “ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN” KARYA SINDHUNATA: KAJIAN SEMANTIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun oleh: Maria Ani Marini 121224069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 01-Mar-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

i

GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA

NOVEL “ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN”

KARYA SINDHUNATA: KAJIAN SEMANTIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Maria Ani Marini

121224069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

SKRIP SI

GA YA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA

NOVEL "ANAK BAJANG MENGGIRING ANGJN"

KARYA SINDHUNATA: KAJIAN SEMANTIK

Disusun Oleh :

Maria Ani Mar· i

Pembimbing I

NIM: 21224069

Pembimbing II

Prof Dr. Pranowo Septina Krismawati, S.S., M.A.

Pada tanggal, 29 Juli 2019

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Administrator
Rectangle
Page 3: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Ketua

Sekretaris

Anggota I

Anggota 2

Anggota 3

SKRIPSI

GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA

NOYEL "ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN'

KARYA SINDHUNATA; KAJIAN SEMANTIK

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Maria Ani Marini

121224469

Teiah dipertahankan di depan Panitia Pengujipada tanggal31 Juli 2019

dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguj i

Nama Lengkap

: Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M. Hum.

: Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.

: Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.

: Septina Krismawati, S.S., M.A.

. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M. Hum.

Itas Keguruan Ilmu Pendidikanitas Sanata

Harsoyo, M.Si.

ilt

Yogyakarta, 31 Juli 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Administrator
Rectangle
Page 4: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Tuhan Yesus yang Maha Pemurah yang senantiasa

memberi berkat-Nya.

2. Ayahku, Almateus Sumiyno yang selalu berjuang dan

memberikan dukungan moral maupun materiil sampai

saat ini dengan penuh cinta kasih.

3. Ibuku, Veronica Lili Supraptiningsih yang tak pernah

lelah berdoa dan memberikan dukungan moral dengan

penuh kasih sayang.

4. Yulius Ary Dhana Waricta yang selalu memberikan

dukungan moral dan materiil dengan penuh cinta dan

perhatian.

5. Nicodemus Rajosenja Yoma Waricta yang selalu

menjadi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

v

6. Sahabat-sahabatku Elisabet Ani Ayu Senjaya, Vivi

Damayanti, Reni Damayanti yang selalu memberi

bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

7. Teman seperjuangan Dida, Siwi, dan Rion dalam

menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh semangat

dan rasa saling menghargai dalam proses mengerjakan

tugas akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

vi

MOTO

Ketika kamu kecewa marahlah, ketika kamu gagal mengeluhlah, ketika kamu

terluka menangislah, tapi ketika kamu jatuh, berdirilah lalu larilah sekencang

yang kamu mampu. Karena kemampuan yang kamu miliki hanya kamu yang

dapat mengupayakannya.

(Maria Ani Marini)

Awalilah hidupmu dengan mimpi-mimpi indahmu, tapi jangan sesekali hidup

dalam mimpi. Karena mimpi yang hidup adalah bukti kualitas diri sedangkan

hidup dalam mimpi sama saja berdiri di garis start tanpa berlari.

(Maria Ani Marini)

Keputusasaan datang karena kegagalan, kekecewaan, penghinaan, dan hilangnya

kesempatan. Dan ketidakberdayaan adalah puncaknya. Yakinlah disitu tangan

Tuhan akan datang di dalamnya melalui tangan-tangannya yang lain.

(Maria Ani Marini)

Manusia tidak cukup hidup dengan kekurangan kemudian dicaci ataupun harus

mencaci. Mereka lebih butuh dihargai ataupun harus menghargai. Sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

vii

apapun kekurangan seseorang, ia pasti memiliki satu pemikiran besar yang butuh

untuk dihargai. Tidak lain hanya untuk dianggap sebagai manusia yang mampu

berpikir.

(Maria Ani Marini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengansesungguhnya bahwa skiipsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 1 Juli 2019

Penulis

MariaAni Marini

vilt

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Administrator
Rectangle
Page 9: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

LEMBAR PERNYARATAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangandi bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama

Nomor Induk Mahasiswa

: MariaAni Marini

:121224069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA

NOVEL "ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN'

KARYA SINDIIUNATA: KAJIAN SEMANTIK

Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sana Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikan di internet

atau media lain untuk kepentingn akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan dari saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 3 I Juli 2019

tx

Maria Ani Marini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Administrator
Rectangle
Page 10: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

x

ABSTRAK

Marini, Maria Ani. 2019. Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada Novel

“Anak Bajang Menggiring Angin” Karya Sindhunata: Kajian

Semantik. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini menganalisis majas perbandingan dalam novel Anak Bajang

menggiring Angin karya Shindunata. Penelitian ini merupakan penelitian

kepustakaan dengan sumber data novel Anak Bajang Menggiring Angin.

Penelitian ini memiliki tujuan mengidentifikasi dan menganalisis jenis majas

perbandingan yang terdapat dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin

kemudian menganalisis makna dari setiap penggunaan gaya bahasa yang

digunakan pada novel Anak Bajang Menggiring Angin.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini,

yaitu teknik membaca, mencatat dan menginventarisasi. Instrumen dalam

penelitian ini yaitu peneliti sendiri yang merupakan alat pengumpul data utama

analisis data dilakukan dengan tahapan: (1) mengidentifikasi dan

menginventarisasi data hasil temuan, (2) mengklasifikasi hasil temuan

berdasarkan jenis majas dan ciri penanda, (3) menginterpretasi makna hasil

analisis data, (4) mendeskripsikan hasil analisis data tersebut

Hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penelitian

menunjukkan dua hal penting yakni jenis majas perbandingan yang ditemukan ada

empat jenis gaya bahasa dari sepuluh gaya bahasa dalam taeori yaitu: gaya bahasa

simile atau perumpamaan, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, dan

gaya bahasa anitesis. Kedua, makna yang ingin disampaikan melalui setiap gaya

bahasa dalam majas perbandingan sangat beragam, disesuaikan konteks kalimat.

Tujuan pemaparan makna agar pembaca sastra memahami setiap bentuk gaya

bahasa kias yang digunakan.

Kata Kunci: Jenis majas perbandingan, Makna gaya bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

xi

ABSTRACT

Marini, Maria Ani. 2019. “Comparison Speech Figure in Novel „Anak Bajang

Menggiring Angin‟ by Shindunata: Semantic Research.” Thesis.

Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study

Program, Faculty of Teacher and Teachers’ Training, Sanata Dharma

University Yogyakarta.

This research analyzes Comparison Speech Figure in novel Anak Bajang

Menggiring Angin written by Shindunata. This research is a literature study with

a source of novel Anak Bajang Menggiring Angin. This purpose of this research is

to identify and analyze the type of comparison speech figure which is found in

novel Anak Bajang Menggiring Angin, then analyze the meaning in every use of

language style which is used in novel Anak Bajang Menggiring Angin.

The techniques used in data gathering in this research are reading

technique, taking notes and inventory. The instrument of this research is the

research itself which is the main data gathering and data analysis tool and the

steps are: (1) identifying and inventorying data result, (2) clarifying data result

according to the type of language style and signal feature, (3) interpreting the

meaning of data analysis result, (4) describing the data analysis result.

The result of analysis and discussion conducted shows 2 important things,

first, they are 4 out of 10 types of comparison speech figure in the theory, they

are: simile or analogy, metaphor, personification, and antithesis. Second, the

meaning which is intentionally showed through every language style in

comparison speech figure is various, adjusted with sentence context. The purpose

of presenting the meaning is to make the literature readers understand every used

language style.

Key word: comparison speech figure type, language style meaning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

xii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

sehingga dengan berkat dan pernyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada Novel “Anak

Bajang Menggiring Angin” Karya Sindhunata: Kajian Semantik .ini dengan baik

sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas

Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi

ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo,S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

3. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

4. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan

perhatian dan kesabaran, membimbing, mermotivasi, dan memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

xiii

berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal

hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baaik.

5. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing II yang dengan

perhatian dan kesabaran, membimbing, mermotivasi, dan memberi

berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal

hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baaik.

6. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku triangulator yang bersedia meluangkan

waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang

dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan,

bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah

sampai selesai.

8. Ibu Theresia Rusmiyati sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu

sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam

menyelesaikan kuliah di PBSI sampai menyusun skripsi ini.

9. Kedua orang tua, Bapak Almateus Sumiyono dan Ibu Veronica Lili

Supraptiningsih yang telah memberi cinta, doa, dan dukungan baik secara

moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah sampai

selesai ini.

10. Yulius Ary Dhana Waricta yang sudah memberi dukungan moral dan

materiil dengan penuh kasih sayang dan perhatian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

11. Nicodemus Rajosenja Yoma Waricta yang selalu menjadi motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabatku Elisabet Ani Ayu Senjaya, Vivi damayanti, Reni dan

Damayanti yang selalu memberikan doa, semangat, bantuan, dan perhatian

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-ternan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSD

angkatan 2012 kelas A-C yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Terima kasih dinamika belajar yang pernah kita lalui mulai dari awal

perkuliahan sampai penulis selesai menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak lainnya yang dengan berbagai cara

telah membantu dan mendukung penulis dalam keseluruhan proses pendidikan di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini. Tanpa mengurangi rasa hormat

kepada berbagai pihak tersebut yang namanya tidak sempat disebutkan satu per

satu di dalam tulisan ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Walaupun demikian, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta,3l J:uJi2019

Penulis

Maria Ani Marini

XIV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Administrator
Rectangle
Page 15: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………............. i

HALAMANPENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING……………….......... ii

HALAMANPENGESAHAN DOSEN PENGUJI .......................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

MOTO ............................................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... viii

LEMBAR PERNYARATAN PERSETUJUANPUBLIKASI ..................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... x

ABSTRACT ..................................................................................................... xi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..... xv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..... 1

1.1 LatarBelakang………..………………………..………………….…... 1

1.2 RumusanMasalah ……………………………..…………………….... 4

1.3 Tujuanpenelitian ………………………………..………………...….. 4

1.4 ManfaatPenelitian ………………………………..………………….... 4

1.5 BatasanIstilah ……………………………………..………………….. 6

1.6 SistematikaPenulisan ……..………………………..……………….... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

xvi

BAB II LANDASAN TEORI ……………………..…………………….…. 8

2.1 Penelitian yang Relevan …………………………………………….. 8

2.2 KajianTeori …………………………………………………………. 11

2.2.1 Novel.......................... …………………………….……………….. 11

2.2.2 Semantik …………………………………………..………………... 13

2.2.3 Majas …....................………………………….……………………. 15

2.3 KerangkaBerpikir……………………………..…………………..... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………… 23

3.1 JenisPenelitian ……………………………..……………………... 23

3.2 Data danSumber Data ……………………………..……………... 23

3.3 MetodedanTeknikPengumpulan Data ………………………...…... 24

3.4 InstrumenPenelitian ………………………………………………. 25

3.5 MetodedanTeknikAnalisis Data ………………...……………….... 26

3.6 Triangulasi Data ………...………………………………………… 29

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 31

4.1 Deskripsi Data .................................................................................. 31

4.2 HasilAnalisisData ............................................................................. 33

4.2.1 Jenis-jenisMajasPerbandingan ........................................................ 33

4.3 Pembahasan ..................................................................................... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

xvii

BAB VPENUTUP ......................................................................................... 44

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 44

5.2 Saran .................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA .………………………………………………………. 46

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Bahasa dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat

seperti bidang pendidikan, sosial, budaya, dan agama. Manfaat utama bahasa ialah

sebagai alat komunikasi. Melalui komunikasi akan terbentuk sebuah relasi.

Komunikasi yang terbentuk berupa komunikasi verbal sehari-hari antar

perorangan, surat-menyurat atau penulisan undangan untuk acara khusus,

menyampaikan materi belajar oleh guru kepada murid di sekolah, untuk

musyawarah, dan lain sebagainya.

Sebagai media ekspresi karya sastra, bahasa sastra dimanfaatkan oleh

sastrawan guna menciptakan efek makna tertentu guna mencapai efek estetik.

Untuk menyampaikan makna tersebut, pengarang sering menggunakan majas

untuk memberikan efek tertentu bagi pembacanya. Secara teoretis, majas

merupakan pemanfaatan dari kekayaan bahasa, terutama bahasa yang dipakai

pada umumnya dalam masyarakat di tanah air.

Adanya majas menyebabkan kalimat menjadi menarik perhatian. Majas

mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran

menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup (Pradopo, 2012:62). Majas juga membuat

kalimat menjadi bermakna lebih halus meski makna sebenarnya adalah ungkapan

kasar. Selain itu, majas juga merupakan ciri khas dari kelompok sastrawan saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

2

menuliskan ide atau gagasan serta perasaannya, baik secara lisan maupun tulisan.

Dengan demikian menjadi identitas penting dari sastrawan dilihat dari kaya yang

dihasilkannya.

Ada banyak macam majas, namun meskipun bermacam-macam,

mempunyai sesuatu hal (sifat) yang umum, yaitu majas-majas tersebut

mempertalikan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan sesuatu yang

lain. Menurut Tarigan (1986:113), majas dapat terbagi empat macam, yaitu: majas

perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan. Dari

ke empat majas terebut, yang akan dipaparkan penulis adalah majas perbandingan.

Berdasarkan hasil rurvei yang peneliti lakukan dengan cara membaca novel-novel

yang dianggap menarik, penulis menemukan sumber data berupa novel yang di

dalamnya mengandung gaya bahasa yang dominan ke majas perbandingan.

Sehingga peneliti memutuskan untuk memakai majs perbandingan sebagai dasar

dalam menganalisis novel ini. Majas perbandingan adalah jenis majas yang

membandingkan sesuatu. Membandingkan satu benda dengan benda lainnya,

membandingkan satu hal dengan hal lainnya. Majas perbandingan di bagi lagi di

antaranya adalah majas perumpamaan, metafora, personifikasi, alegori, dan

antitesis.

Majas merupakan bahasa kias yang harus dimaknai. Makna ini tidak

eksplisit tapi harus ditafsirkan. Dalam ilmu linguistik, pemaknaan ini dikaji dalam

bidang yang disebut semantik. Menurut M. Breal (melalui Parera 2004:42),

semantik ialah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik. Sedangkan

dalam pemaknaannya, di dalam majas terdapat bermacam-macam gaya bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

3

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secarakhas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Menurut Keraf

(melalui Tarigan, 1985:5), sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga

unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik

Gaya bahasa atau majas sering ditemukan dalam karya sastra khususnya

novel. Karena adanya makna yang tidak eksplisit seperti diuraikan dalam novel

perlu dikaji melalui teori semantik agar majas atau gaya bahasa dapat diketahui

maknanya. Salah satu novel yang kaya akan majas perbandingan ialah novel karya

Sindhunata yang berjudul “Anak Bajang Menggiring Angin”. Setiap kalimat yang

ada dalam novel ini tidak hanya mengandung majas perbandingan saja, melainkan

majas-majas yang lainnya. Novel ini dipilih oleh peneliti sebagai sumber data

dalam penelitiannya karena dianggap kaya akan gaya bahasa yang tergolong pada

gaya bahasa pada majas perbandingan.

Berdasarkan hal di atas, peneliti mengambil topik tentang penggunaan

majas perbandingan pada karya sastra fiksi dengan menggunakan kajian semantik

yang didasari dari surfei penelitian tentang penggunaan majas perbandingan pada

karya sastra fiksi masih jarang diteliti oleh peneliti lain. Majas memiiki hubungan

dengan kosa kata, begitu juga dengan semantik, karena tanpa semantik, makna-

makna konotatif yang terkandung dalam majas itu sendiri akan sulit dipahami.

Oleh karena itu manfaat pemakaian majas perbandingan dalam novel “Anak

Bajang Menggiring Angin” yaitu memperhalus makna atau ungkapan yang

terkandung di dalamnya serta mempermudah dalam menangkap makna yang

terkandung dalam majas, karena dianalisis menggunakan kajian semantik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yanga akan dibahas dalam

penelitian ini dapat dirumuskan apa sajakah gaya bahasa dalam majas

perbandingan pada novel Anak Bajang Menggring Angin karya

Shindunata: Kajian Semantik?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

mendeskripsikan macam-macam gaya bahasa dalam majas perbandingan

yang terdapat pada novel Anak Bajang Menggiring Angin karya

Sindhunata: Kajian Semantik.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan

pada novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Shindunata: Kajian

Semantik ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan. Oleh sebab itu, penelitian ini memiliki dua manfaat,

yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelit ian ini diharapkan dapat memperluas kajian dan

memperkaya khasanah teoretis tentang majas perbandingan dalam

bahasa Indonesia menggunakan kajian semantik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

5

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di bidang

pendidikan, masyarakat umum, peneliti lain, dan peneliti sendiri.

1.4.2.1 Bagi praktisi pendidikan, misalnya guru, dapat

menggunakan novel sebagai alat bantu mengidentifikasi

majas perbandingan pada saat memberikan pelajaran

pada siswa.

1.4.2.2 Bagi dosen pengajar bahasa Indonesia, penelitian ini dapat

digunakan sebagai referensi bahan ajar khususnya mata

kuliah semantik dan pengkajian puisi.

1.4.2.3 Bagi penulis novel dapat menggunakan majasm

perbandingan secara bervariasi dalam hasil tulisannya,

sehingga lebih berfariatif dan tidak membosankan.

1.4.2.4 Bagi masyarakat umum dapat mengetahui lebih dalam

tentang majas perbandingan dan dapat membantu

masyarakat umum dalam mengetahui makna tulisan

seseorang baik pada novel, cerpen, puisi dan sebagainya.

1.4.2.5 Bagi peneliti lain dapat membantu penelitian-penelitian

yang selanjutnya, yang berhubungan dengan majas

perbandingan.

1.4.2.6 Bagi peneliti sendiri, sebagai orang yang mempelajari

bahasa Indonesia terutama majas, dapat menggunakan

majas perbandingan dengan baik dan sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

6

situasi kapan menggunakan majas perbandingan dengan

tepat, sehingga pembaca yang membaca dapat

memahami makna tulisan dengan baik.

1.5 Batasan Istilah

Beberapa istilah yang perlu diberi batasan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1.5.1 Majas

Majas (figure of speech) ialah pilihan kata tertentu sesuai dengan

maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek

keindahan. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni: majas

perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas

perulangan.

1.5.2 Majas Perbandingan

Majas yang dilihat dari segi makna dan tidak dapat ditafsirkan

sesuai dengan makna kata-kata yang membenruknya. Majas ini

memperbandingkan sesuatu denganyang lain.

1.5.3 Novel

Novel dideskripsikan sebagai sebuah karya prosa fiksi yang cukup

panjang tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek

(Nurgiyantoro, 2009:9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

7

1.5.4 Makna

Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu

sendiri terutama kata-kata (Fatimah, 1993:5).

1.5.5 Semantik

Semantik adalah cabang linguistik yang bertugas semata-mata

meneliti makna kata, bagaimana mula-mulanya, bagaimana

perkembangannya, dan apa sebab-sebabnya terjadi perubahan

makna dalam sejarah bahasa (Slamet Mulyono, 1964:1).

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian adalah sebagai berikut. Bab I berisi uraian

tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan istilah, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi

uraian tentang landasan teori yang menguraikan tentang penelitian yang relevan,

kajian teori, dan kerangka berpikir. Bab III berisi uraian tentang metode penelitian

yang menguraikan tentang jenis penelitian, data dan sumber data, metode dan

teknik pengumpulan data, instrumen penelitia, metode dan teknik analisis data,

dan trianggulasi data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab V

berisi penutup yang terdiri atas simpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini berisi uraian tentang (1) penelitian yang relevan, (2) kajian

teori, dan (3) kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang topik-topik

penelitian yang sejenis dengan peneliti lain. Kajian teori berisi tentang berbagai

teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini, terdiri atas teori

majas (jenis-jenis majas sudah termasuk di dalamnya), semantik, novel dan makna

majas dalam kajian semantik. Keranga berpikir berisi tentang acuan teori

berdasarkan penelitian yang relevan dan landasan teori untuk menjawab rumusan

masalah. Uraian secara lengkap akan dipaparkan dalam bab landasan teori ini.

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel

“Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik diketahui

oleh penulis belum pernah dilakukan. Jika dilihat dari segi judul novel, memang

sudah pernah dilakukan penelitian, namun dilihat dari segi topik belum pernah

dilakukan. Terkait penelitian ini, terdapat penelitian yang relevan dengan

penelitian yang berkaitan dengan majas perbandingan. Oleh karena itu, pada

bagian ini akan diuraikan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh Paulina

Sukmana Puti (2013) yang berasal dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

9

Indonesia dan Daerah serta penelitian Saiful Munir (2013) yang berasal dari

Universitas Negeri Semarang; Fakultas Bahasa dan Seni.

Paulina Sukmana Puti (2013) dengan skripsinya yang berjudul Majas

Perbandingan dalam Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya

Djenar Maesa Ayu. Penelitian tersebut bertujuan: 1) mendeskripsikan majas

perbandingan yang digunakan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya

Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu, 2) mendeskripsikan makna yang disampaikan

melalui majas perbandingan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya

Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Metode yang digunakan adalah kepustakaan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen dalam buku Mereka

Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Objek penelitianya adalah majas

perbandingan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya

Djenar Maesa Ayu. Data penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung

gaya bahasa dalam kumpulan cerpen dalam buku Mereka Bilang, Saya Monyet!

Karya Djenar Maesa Ayu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik baca-catat. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan

peneliti di atas peneliti mendapatkan hasil penelitiannya yang berupa temuan

mengenai majas perbandingan yang digunakan pada kalimat yang terdapat pada

novel diantaranya, majas metafora, personifikasi, alegori, simile, alusi, eponim,

epitet, sinekdoke, metonimia, antomonasia, hipalase, ironi, satire, inuendo,

paronomasia, tifrasis.

Saiful Munir (2013) dengan skripsinya yang berjudul Diksi dan Majas

dalam Kumpulan Puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S: Kajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

10

Stilistika. Penelitian yang dilakukan peneliti ini bertujuan: 1) Mendeskripasikan

penggunaan diksi dan fungsinya dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam

karya Sutikno W.S. 2) Mendeskripsikan penggunaan majas dan fungsinya dalam

kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S. Metode yang

digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Teknik analisis menggunakan teknik

analisis diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian adalah diksi, majas,

dan fugsinya dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S.

Objek penelitiannya berupa teks sastra. Sumber data dalam penelitian berupa

kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam yang ditulis oleh Sutikno W.S.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan kedua peneliti di atas peneliti

mendapatkan hasil penelitiannya yang berupa majas yang digunakan dalam

cerepen dan puisi berupa jenis-jenis majas seperti majas perbandingan, majas

perbandingan, majas metafora, majas perumpamaan epos, majas personifikasi,

majas metonimina, majas sinekdoke, dan majas alegori. Majas di atas merupakan

majas yang mendominasi pada penelitian mengenai majas pada cerpen dan puisi

yang dilakukan oleh Paulina Sukmana Puti dan Saiful Munir.

Berdasarkan kedua penelitian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian

Paulina Sukmana Puti (2013) dan Saiful Munir (2013) menganalisis/menyebutkan

jenis-jenis majas pada kumpulan puisi dan cerpen (Paulina Sukmana Puti (2013)

pada Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu

dan Saiful Munir (2013) pada Kumpulan Puisi Nyanyian dalam Kelam karya

Sutikno W.S. Posisi penelitian ini semata-mata menganalisis jenis dan makna dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

11

majas perbandingan yang ada pada novel Anak Bajang Menggiring Angin karya

Sindhunata. Melalui majas dan gaya bahasa maka dapat ditemukan makna bahasa

kias yang digunakan pengarang novel dalam menulis karyanya.

2.2 Kajian Teori

Penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada

novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik

dalam analisisnya menggunakan beberapa teori yang akan digunakan sebagai

pisau analisis, di antaranya: pemakaian majas (jenis-jenis majas sudah termasuk di

dalamnya), novel, ruang lingkup semantik, dan kajian semantik pada majas.

Namun, teori yang digunakan sebagai dasar dalam menganalisis data pada novel

Anak Bajang Menggiring Angin adalah teori novel, semantik, dan gaya bahasa.

Berikut pemaparan terkait teori yang menjadi landasan peneliti dalam penelitian

ini.

2.2.1 Novel

Novel merupakan salah satu karya sastra yang banyak diminati

oleh masyarakat luas, terlebih kalangan muda. Dalam sejarahnya, novel

diartikan sebagai karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai

budaya, sosial, pendidikan dan moral. Menurut KBBI novel adalah

karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan

seseorang dengan orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat

setiap pelaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

12

Novel bukan hanya sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang

tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek. Terlepas dari ciri khas

sebuah novel, novel tidak lahir hanya di era modern ini. Kemudian seiring

perkembangan zaman, novel mengalami perubahan baik dari segi bahasa

(termasuk majas di dalamnya), alur cerita, maupun latar cerita. Semua

berkembang seiring berkembangnya zaman akan teknologi dan budaya.

Perkembangan yang membawa perubahan tersebut, menjadikan novel

memiliki karakteristik masing-masing.

Menurut Burhan Nurgiantoro (1995:5), novel merupakan sebuah

karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model-

model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui

berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, (dan penokohan),

latar, sudut pandang, dal lain-lain yang bersifat imajiner. Seperti

dikemukakan di atas, ada perbedaan antara kebenaran dalam dunia fiksi

dengan kebenaran di dunia nyata. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah

kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang telah

diyakini “keabsahannya” sesuai dengan pandangannya terhadap masalah

hidup dan kehidupan. Dari segi panjang cerita, novel jauh lebih panjang

daripada karya fiksi yang lainnya. Novel dapat mengemukakan sesuatu

secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih

detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih

kompleks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

13

Kelebihan novel yang khas adalah kemampuannya menyampaikan

permasalahan yang kompleks secara penuh, megkreasikan sebuah dunia

yang “jadi”. Dari pengertian novel diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa novel ialah karang prosa fiksi yang dilihat dari segi

panjang cerita jauh lebih panjang dari karangan fiksi lainnya yang di

dalamnya berisi cerita berdasarkan keyakinan pengarang dengan didukung

oleh unsur-unsur pembangun novel seperti, plot, tema, penokohan, dan

latar.

2.2.2 Semantik

Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani

sema (kata benda yang berarti “tanda” atau “lambang” yang dimaksud

dengan tanda atau lambang yaitu sebagai padanan kata sema itu adalah

tanda ingu5stik. Ferdinand de Saussure berpendapat bahwa padanan kata

sema itu adalah tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata sema itu

adalah tanda linguistik seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de

Saussure (1966), yaitu yang terjadi dari (1) komponen yang mengartikan,

yang berwujud betuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang

diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Sedangkan

semantik menurut M. Breal (melalui Parera, 2004), semantik merupakan

cabang studi linguistik general. Oleh karena itu, semantik di sini adalah

satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik.

Menurut Abdul Chaer (2013:4), semantik dapat diartikan sebagai

ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

14

analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik. Dari pendapat

beberapa ahli mengenai semantik di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa semantik ialah cabang ilmu lingustik yang

mempelajari tentang makna dan arti.

Ada banyak teori yang telah dikembangkan oleh para pakar filsafat

dan linguistik sekitar konsep makna dalam dalam studi semantik. Adapun

teori-yeori tentang makna yaitu (1) Teori Referensial, (2) Teori

Kontekstual, (3) Teori Mentalisme, dan (4) Teori Formalisme. Teori

Referensial atau Korespondensi merujuk kepada segi tiga makna seperti

yang dikemukakan oleh Ogden dan Richard. Makna, demikian Ogden dan

Richard, adalah hubungan antara reference dan referent yang dinyatakan

lewat simbol bunyi bahasa baik berupa kata maupun frase atau kalimat

simbol bahasa dan rujukan atau referent tidak mempunyai hubungan

langsung. Teori ini menekankan hubungan langsung antara reference

dengan referent yang ada di alam nyata. Pada Teori Kontekstual J. R. Firth

mewariskan pikiran tentang konteks situasi dalam analisis makna.

Makna sebuah kata terikat pada lingkungan kultural dan ekologis

pemakai bahasa tertentu itu. Teori Kontekstual mengisyaratkan pula

bahwa sebuah kata atau simbol ujaran tidak mempunyai makna jika ia

terlepas dari konteks. Walaupun demikian, ada pakar semantik yang

berpendapat bahwa setiap kata mempeunyai makna dasar atau primer yang

terlepas dari kontekssutuasi. Pada Teori Mentalisme yang dikemukakan

oleh F. De Saussure yang pertama menganjurkan studi bahasa secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

15

sinkronis dan membedakan analisis bahasa atas la parole, la langue, dan le

lengage, secara tidak nyata telah memelopori teori makna yang bersifat

mentalistik. Ia menghubungkan bentuk bahasa lahirian (la parole) dengan

„konsep‟ atau citra mental penuturnya (la langue).

Teori makna mempersoalkan bagaimana hubungan antara ujaran

dengan makna. Ujaran itu berupa simbol yang secara linguistik dibedakan

atas morfem terikat, proses morfemis, kata, frase, klausa, kalimat, dan

wacana. Munculah teori referensial, teori mentalisme, teori kontekstual,

dan teori pemakaian. Teknis analisis makna merupakan salah satu usaha

untuk mengelompokkan, membedakan, dan menghubungkan masing-

masing hakikat makna.

2.2.3 Majas

Bahasa merupakan suatu alat yang sangat penting dalam kehidupan

bersosial. Ketika seorang menggunakan bahasa untuk berkomunikasi atau

menyampaikan sebuah ide. Seseorang memiliki cara masing-masing dalam

menyampaikan sebuah pemikiran kepada orang lain. Cara yang sangat dominan

adalah melalui bahasa. Melalui bahasa, seseorang akan lebih mudah dalam

menyampaikan pemikiran yang ia miliki. Majas menjadi salah satu bagian dalam

bahasa yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pemikiran seseorang.

Majas atau bahasa kias (figure of speech) ialah pilihan kata tertentu sesuai

dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek

keindahan. Melalui majas seseorang ingin menyampiakan pemikirannya secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

16

lembut, santun, meskipun sebenarnya bermakna kasar, sindiran, makian, dan lain-

lain. Berdasarkan pengertian majas menurut beberapa ahli di atas, maka penulis

dapat menyimpukan bahwa majas ialah bahasa kias yang digunakan oleh penyair

untuk menyampaikan ceritanya agar tampak lebih indah, menarik dan penuh

dengan makna. Menurut Tarigan (1985) dalam bukunya yang berjudul Pengajaran

Semantik, gaya bahasa dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu: (1)

Majas Perbandingan, (2) Majas Pertentangan, (3) Majas Pertautan, dan (4) Majas

Perulangan. Adapun penjelasan majas perbandingan beserta gaya bahasanya

adalah sebagai berikut:

Majas perbandingan adalah majas yang dilihat dari segi makna dan

dapat ditafsirkan sesuai dengan makna kata-kata yang membentuknya. Majas ini

memperbandingkan sesuatu dengan yang lain. Adapun jenis-jenis majas

perbandingan yaitu:

2.2.3.1 Perumpamaan atau simile

Simile adalah sejenis majas yang membandingkan antara dua

hal yang pada dasarnya berlainan atau sengaja dianggap sama

antara satu dengan lainnya yang dinyatakan dengan kata-kata

depan dan penghubung seperti: seperti, sebagai, bagaikan,

umpama, laksana,ibarat, bak, penaka, serupa, layaknya dan

lain-lain.

Contohnya:

1) Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam

2) Seperti langit dan bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

17

3) Ibarat mengejar bayangan di siang hari

2.2.3.2 Metafora

Metafora adalah gaya bahasa pengungkapan berupa

perbandingan yang implisit denga menghilangkan kata seperti,

layaknya, bagaikan, antara dua hal yang berbeda.

Contohnya:

1) Aku adalah angin yang kembara

2) Dia dalah anak emas pamanku

3) Cinta adalah bahaya yanglekas jadi pudar

2.2.3.3 Personifikasi

Personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat insan

barang yang tidak bernyawa dari ide yang abstrak. Majas ini

dapat pula diartikan sebagai penggambaran benda-benda yang

tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.

Contohnya:

1) Mentari mengintip wajahku lewat jendela;

2) Hujan memandikan tanaman di siang hari;

3) Angin membelai rambut indahmu;

4) Hatinya berkata bahwa cintanya bukan untukmu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

18

2.2.3.4 Alegori

Alegori adalah suatu cara yang menyatakan sesutu dengan

sesutu yang lain, melalui kiasan atau penggambaran. Alegori

merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan,

tempat atau wadah obyek atau gagasan yang diperlambangkan.

Contohnya:

1) Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman

2) Kebahagiaan itu diumpamakan sayur yang jika kita

menambahkan bumbu dengan lengkap dan sesuai takaran,

maka sayur akan terasa enak dimakan seperti halnya

kebahagiaan, ia dapat disebut kebahagiaan apabila kita

mampu menaburinya dengan bumbu cinta, ketulusan,

kesabaran, dan keikhlasan yang bersumber dari hati.

3) Hidup kita diumpamakan dengan biduk atau bahtera yang

terkatung-katung di tengah lautan.

2.2.3.5 Antitesis

Antitesis adalah gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau

perbandingan antara dua antonim (yaitu salah satu yang

mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan)

Contohnya:

1) Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.

2) Aneh, gadis secantik si Ani diperistri pemuda sejelek si Ari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

19

2.2.3.6 Depersonifikasi

Depersonifikasi adalah gaya bahasa yang membedakan manusia

atau insan.

Contohnya:

1) Kalau dikau menjadi samodra, maka daku menjadi bahtera.

Kalau dikau samodra, daku bahtera.

2) Andai kamu menjadi langit, maka dia menjadi tanah.

Andai kamu langit, dia tanah.

Dalam contoh di atas terlihat pembendaan insan itu:

a) dikau samodra

daku bahtera

b) kamu langit

dia tanah

2.2.3.7 Pleonasme dan Tautologi

Pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan),

yang sebenarnya tidak perlu. Suat acuan disebut pleonasme bila

kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh.

Contohnya:

1) Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya

sendiri.

2) Dia telah menebus sawah itu dengan uang tabungannya

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

20

Suatu acauan kita sebut tautologi kalau kata yang berlebihan itu

pada dasarnya mengandung perulangan dari (sebuah) kata yang

lain.

Contohnya:

1) Kami tiba di rumah jam 4.00 subuh.

2) Orang yang meninggal itu menutup mata buat selama-

lamanya.

2.2.3.8 Perifrasis

Perifrasis adalah sejenis gaya bahasa yang agak mirip dengan

pleonasme. Keduanya mempergunakan kata-kata lebih banyak

daripada yang dibutuhkan. Walaupun begitu terdapat perbedaan

yang penting antara keduanya. Pada gaya bahasa perifrasis,

kata-kata yang berlebihan itu pada prinsipnya dapat diganti

dengan sebuah kata saja. Keraf (melalui Tarigan, 1985:31)

Contohnya:

1) Anak saya telah menyelesaikan kuliahnya di Jurusan

Bahasa Indonesia FPBS-IKIP bandung. (= lulus atau

berhasil).

2) Ayahanda telah tidur dengan tenang dan beristirahat

dengan damai buat selama-lamanya. (= meniggal atau

berpulang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

21

2.2.3.9 Antisipasi atau Prolepsis

Antisipasi atau prlepsis adalah gaya bahasa yang mendahului

atau penetapan yang mendahului tentang sesuatu yang masih

akan dikerjakan atau akan terjadi. Misalnya: mengadakan

peminjaman uang berdasarkan perhitungan uang pajak yang

masih akan dipungut Shadily (melalui Tarigan, 1985:33)

Contohnya:

1) Kami sangat gembira, minggu depan kami memperoleh

hadiah dari Bapak Bupati.

2) Mobil yang malang itu ditabrak oleh truk pasir dan jatuh ke

jurang

2.2.3.10 Koreksi atau epanortosis

Koreksio atau epanortosis adalah gaya bahasa yang berwujud

mula-mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi kemudian

memeriksa dan memperbaiki mana-mana yang salah

Contohnya:

1) Dia benar-benar mencintai neng Tetty, eh bukan, Neng

Terry.

2) Saya telah membayar iuran sebanyak tujuh juta, tidak, tidak,

tujuh ribu rupiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

22

2.3 Kerangka Berpikir

Pada bagian ini akan dipaparkan oleh peneliti kerangka berpikir yang

digunakan dalam penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas

Perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata:

Kajian Semantik. Gaya bahasa merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan

pikiran dengan menggunakan bahasa-bahasa yang bersifat putis. Dalam hal ini

penggunaan gaya bahasa juga dapat menambahkan kosakata bagi para siswa

terutama dalam sebuah karya sastra baik itu puisi maupun prosa. Pada

kenyataannya masih kurangnya pemahaman terhadap penggunaan gaya bahasa

yang digunakan dalam karya astra.

Salah satu faktor yang membuat kurangnya pemahaman terhadap gaya

bahasa yakni pembaca tidak mampu membedakan gaya bahasa dan majas.

Penggunaan majas terutama majas perbandingan dalam novel Anak Bajang

Menggiring Angin karya Shindunata ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis

gaya bahasa, ciri penanda dan makna dari setiap gaya bahasa dalam majas

perbandingan. Dengan data berupa frasa dan kalimat yang dicurigai sebagai gaya

bahasa perbandingan dengan sumber data yaitu novel Anak Bajang Menggiring

Angin karya Shindunata. Kendala peneliti cukup sulit menentukan gaya bahasa

dalam majas perbandingan dari sekian ribu kata yang terdapat pada novel tersebut,

namun dengan berbekal teori-teori dan wawasan peneliti, maka peneliti

menemukan beberapa frasa dan kalimat yang dicurigai sebagai majas

perbandingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

23

Data yang ditemukan dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin ini,

akan dideskripsikan makna dan maksudnya. Setiap data akan ditafsirkan

maknanya dan maksudnya ke dalam bahasa yang mudah dipahami. Karena bahasa

yang digunakan dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin ini menggunakan

gaya bahasa yang berbentuk bahasa kias. Artinya setiap data akan ditafsirkan

dengan bahasa yang sederhana oleh peneliti denganberbekalkan beberapa teori

dan contoh. Harapannya dengan mendeskripsikan gaya bahasa dalam novel ini

dapat memberikan pemahaman bagi pembaca sastra mengenai makna dan maksud

penggunaan gaya bahasa yang digunakan oleh Shindunata. Selain itu juga dapat

memperkaya kosakata pada setiap karya sastra baik itu puisi, prosa maupun drama

bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia sastra dan peminat sastra.

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Perpikir

Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada Novel Anak Bajang Menggiring

Angin karya Sindhunata: Kajian Semantik

Teori Semantik

Majas Perbandingan

Gaya Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III ini peneliti akan membahas tentang metodologi penelitian

yang mencangkup tentang (1) jenis penelitian, (2) sumber data penelitian, (3)

metode dan teknik pengumpulan data, (4) Instrumen penelitian, (5) metode dan

teknik analisis data, dan (6) trianggulasi data. Uraian secara lengkap bagian bab

metodologi penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat peneliti pada bab I di atas,

peneliti menetapkan bahwa penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Berdasarkan topik yang dipilih penulis yaitu berupa majas

perbandingan dalam karya sastra fiksi, dalam pengumpulan maupun analisisnya,

peneliti banyak menggunakan frasa dan juga menggunakan deksripsi atau narasi.

Jadi, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena analisis data

berupa paparan deskritif tentang gaya bahasa dalam majas perbandingan pada

novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik.

3.2 Data dan Sumber Data

Data pada penelitian ini adalah kalimat yang mengandung majas

perbandingan yang terdapat pada “Novel Anak Bajang Menggiring Angin” karya

Sindhuata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

24

Arikunto (2010:85) mengatakan bahwa sumber data adalah benda, hal atau

orang tempat penelitian mengamati, membaca, atau bertanyatentang data.

Berdasarkan pengertian sumber data di atas, sumber data penelitian ini berasal

dari “Novel Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata. Secara garis

besar, penelitian ini menggunakan sumber berasal dari “Novel Anak Bajang

Menggiring Angin” karya Sindhunata, dengan datanya berupa cuplikan kalimat

yang mengandung majas perbandingan pada “Novel Anak Bajang Menggiring

Angin” karya Sindhunata.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data.

Penelitian ini, berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada

novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik

mengharuskan peneliti untuk membaca dan menulis ulang/mencatat tulisan yang

mengandung majas perbandingan dalam setiap kalimat yang terdapat pada

paragraf. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode simak dalam

pengumpulan data. Hal ini dikarenakan dijelaskan Sudaryanto (2015: 203) bahwa

munculnya metode simak/penyimakan karena memang dalam pengambilan data,

peneliti melakukan penyimakan; dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak

penggunaan bahasa.

Metode simak, menurut Sudaryanto (2015: 203) metode simak memiliki

teknik-teknik yang dapat digunakan dalam penerapannya, peneliti dalam metode

simak menggunakan teknik catat. Peneliti mencatat kalimat yang mengandung

majas perbandingan pada kalimat yang terkandung dalam setiap paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

25

Pencatatan data menurut Sudaryanto (2015: 6) terdapat tiga transkripsi yaitu

transkripsi fonetis, transkripsi fonemis, dan transkripsi ortografis. Masalah

kefoneman dengan transkripsi fonetis, masalah kemorfeman dengan transkripsi

fonemis, dan masalah kefrasaan, keklausaan, kekalimatan, dan kewacanaan, dan

yang lain sejenisnya dengan transkripsi ortografis. Maka data dari penelitian ini

berupa novel berjudul “Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata. dan

dalam pencatatannya menggunakan transkripsi ortografis (berupa tulisan).

Pada penelitian ini, pebeiti menggunakan teknik baca dan catat. Menurut

Prastowo (2007: 87) teknik pengumpulan data lainnya yang dignakan untuk

memprtinggi derajat kepercayaan data antara lain adalah teknik triangulasi,

catatan lapangan, focus group, penelitian historis dan sejarah hidup, analisis

sejarah, dan lain sebagainya. Jadi, peneliti dalam pengumpulan data

menggunakan metode simak dengan teknik catat (setelah semua dokumen/data

yang dibutuhkan terkumpul peneliti menggunakan metode simak dengan teknik

catat dalam mencari kalimat yang mengandung majas perbandingan pada novel

“Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 203,) instrumen penelitian adala alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Moleong (2011:168)

menyebutkan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

26

perencana, pelaksana pengumpul data, analisis data, penafsir data, dan pada

akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Oleh karena itu, instrumen penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam

Majas Perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya

Sindhunata: Kajian Semantik adalah peneliti sendiri yang berbekal imu

pengetahuan mengenai bidang kajian penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti

memiliki peranan penting dalam penelitian ini. Peneliti sendiri melakukan telaah,

atau melakukan eksplorasi terhadappebelitian terkait majas perbandingan ini yang

mengguakan novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata. Untuk

dapat melakukan perencanaan sampai pelaporan data, peneliti harus memiliki

bekal pengetahuan mengenai semantik, majas, dan makna.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian sangat dibutuhkan, karena pada tahap ini

data yang sudah ditetapkan atau dikumpulkan kemudian dianalisis. Moleong

(1989: 112) mengatakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan

dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. Hal ini sejalan dengan Bogdan & Biklen (melalui

Syamsuddin, 2007: 110) yang mengatakan bahwa analisis data adalah proses

pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan

pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

27

kepada orang lain. Analisis data melibatkan pengerjaan organisasi data, pemilahan

menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal

yang penting dan dipelajari, dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada

orang lain.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti dalam analisis data penelitian ini,

menggunakan metode agih karena bahasa yang diteliti memiliki hubungan dengan

hal-hal di dalam bahasa yang bersangkutan. Tenik analisis data penelitian ini

adalah teknik analisis dekriptif. Analisis deskriptif adalah analisis dengan merinci

dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian dalam bentuk

kalimat. Data tersebut biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis

didasarkan pada tabel tersebut (Nurastuti, 2007: 130).

Secara garis besar, berikut langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam

menganalisis data dalam penelitian ini.

(1) Peneliti membaca novel “Anak Bajang Menggiring Angin” karya

Sindhunata.

(2) Peneliti mengumpulkan kalimat yang mengandung majas

perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggiring Angin” karya

Sindhunata.

(3) Peneliti mengklasifikasikan majas perbandingan dan menafsirkan

makna setiap majas perbandingan dengan cara memposisikan peneliti

sebagai mitra wicara dari data yang mengandung majas perbandingan

dan didasarkan pula konteks dari tuturan yang mengandung majas

perbandingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

28

(4) Peneliti memasukan hasil klasifikasi data ke dalam tabel yang berisi

jenis majas perbandingan, dan makna majas.

(5) Peneliti menyerahkan hasil data kepada triangulator untuk dicek

keabsahannya.

(6) Peneliti mendeskripsikan data yang sudah dicek triangulator pada bab

pembahasan.

(7) Peneliti melakukan penyimpulan terhadap hasil penelitian berdasarkan

temuan peneliti dan teori semantik khususnya majas perbandingan.

NO Klasifikasi

Kode

Jenis Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan

1. Gaya Bahasa Simile atau Perumpamaan S

2. Gaya Bahasa Metafora M

3. Gaya Bahasa Personifikasi P

4. Gaya Bahasa Depersonifikasi De

5. Gaya Bahasa Alegori Al

6. Gaya Bahasa Antitesis An

7. Gaya Bahasa Pleonasme Pl

8. Gaya Bahasa Perifrasis Pe

9. Gaya Bahasa Antisipasi Anti

10. Gaya Bahasa Koreksio K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

29

3.6 Triangulasi Data

Teknik triangulasi memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori

sebagai teknik pemeriksaan data. Sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam metode kualitatif Patton (melalui Moleong, 1989: 195). Hal

itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan

umum dengan apa yang dikatannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang

dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatannya

sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5)

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Triangulasi dengan metode, menurut Patton (melalui Moleong, 1989: 195)

terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi

penyidik dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk

keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat

lainnya membantu mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data.

Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba (melalui Moleong, 1989:

196), berdasarkan anggapan bawa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat

kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

30

Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa triangulasi sangat penting

ketika peneliti telah selesai dalam menganalisis datanya. Triangulasi dilakukan

agar data yang dianalisis benar-benar valid dan hasilnya pun dapat dipercayadan

dipertanggung jawabkan. Melihat topik peneliti, peneliti berencana akan

menggunakan triangulasi dengan teknik penyidik yaitu memanfaatkan peneliti

atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan

data. Pihak lain yang akan melakuka pengecekan dalam triangulasi ialah Bapak

Dr. Y. Karmin, M.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

31

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, terdapat tiga bagian penting yang meliputi deskripsi data, analisis

data dan pembahasan.

4.1 Deskripsi Data

Majas atau mahasa figuratif adalah ungkapan dalam bentuk bahasa kias

yang mempunyai banyak makna dan maksud yang disampaikan sehingga sebuah

karya sastra menjadi lebih hidup dan menarik. Majas dipandang lebih efektif

untuk menyatakan apa yang dimaksud penyair, karena: (1) mampu menghasikan

kesenangan imajinatif; (2) sebagai cara untuk mengasilkan imaji tambahan dalam

puisi, sehingga yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi atau karya sastra

lainnya lebih nikmat dibaca; (3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas

perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair; (4) bahasa

figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan

dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang

singkat Perrine (melalui Waluyo, 1991:83).

Data yang dihimpun dalam penelitian ini berupa frasa atau kalimat yang

dianggap sebagai majas perbandingan dalam novel Anak Bajang Menggiring

Angin karya Shindunata. Tarigan (1985:6), membagi majas menjadi empat

kelompok, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan

majas perulangan. Dalam penelitian ini peneliti membahas majas perbandingan

sebagai objek kajian maka dari itu peneliti menggunakan memilih pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

32

Tarigan sebagai teori yang digunakan dalam penelitian ini. Majas perbandingan

adalah majasa bahasa Indonesia yang memperbandingkan sesuatu dengan yang

lain.

Berdasarkan teori terdapat sepuluh jenis gaya bahasa pada majas

perbandingan. Dari hasil penelitian terhadap novel ini, peneliti menemukan 4 gaya

bahasa pada majas perbandingan yang kemudian digunakan oleh peneliti untuk

membantu menemukan dan mendeskripsikan majas perbandingan dalam novel

tersebut. Gaya bahasa pada majas perbandingan dibagi menjadi sepuluh gaya

bahasa yakni gaya bahasa simile atau perumpamaan, gaya bahasa metafora, gaya

bahasa personifikasi, gaya bahasa depersonifikasi, gaya bahasa allegori, gaya

bahasa antitesis, gaya bahasa pleonasme atau tautologi, gaya bahasa perifrasis,

gaya bahasa antisipasi atau prolepsis, dan gaya bahasa koreksio atau epanotrosis.

Sedangkan empat gaya bahasa yang ditemukan peneliti yaitu gaya bahasa, simie,

metafora, persinifikasi, dan antitesis.

Mengingat data yang ditemukan cukup banyak, maka dalam sajian ini

masing-masing gaya bahasa dari majas perbandingan akan ditampilkan beberapa

contoh tergantung pemakaian gaya bahasa dalam novel ini. Namun, ada beberapa

data yang akan ditampilkan satu contoh saja dikarenakan minimnya penggunaan

gaya bahasa tersebut. Selain itu ada beberapa gaya bahasa yang tidak ditemukan

dalam novel ini, sehingga peneliti tidak menampilkan datanya dan hanya

menampilkan yang ditemukan saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

33

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Jenis-jenis Majas Perbandingan

Majas perbandingan menurut Tarigan terbagi menjadi gaya bahasa

perumpamaan, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa

depersonifikasi, gaya bahasa allegori, gaya bahasa antitesis, gaya bahasa

pleonasme atau tautologi, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa antisipasi atau

prolepsis, dan gaya bahasa koreksio atau epanotrosis. Dalam novel Anak Bajang

Menggiring Angin, Sindhunata menggunakan majas perbandingan sebagai salah

satu gaya pengarang untuk mengembangkan ceritanya. Dalam uraian ini, peneliti

akan mejabarkan analisis data dari majas perbandingan yang telah ditemukan.

4.2.1.1 Gaya Bahasa Simile atau Perumpamaan

Gaya bahasa perumpamaan adalah Gaya bahasa perbandingan dua

hal pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Gaya

bahasa yang terkandung dalam data akan dipaparkan sebagai berikut:

a. “Mendung bagaikan bidadari menangis di Negeri Lokapala”. (hal. 3)

(S.1)

b. “Air matanya jatuh bagai batu-batu hitam menutupi kehijauan

rerumputan”. (hal.3) (S.1)

c. “Wajahnya bersinar seperti surya di fajar pagi”. (hal. 8) (S.1)

d. “Tangisannya keras bagaikan guntur yang terdengar sampai ke negeri-

negeri seberang lautan”. (hal.45) (S.2)

e. “Matanya seperti bola api, panas terasa nafsunya”. (hal.103) (S.4 )

Gaya bahasa pada contoh kalimat (a) dengan kode (S.1)

mengandung makna membandingkan dua hal. Contoh terebut menjelaskan

bahwa cuaca mendung berarti tanda atau keadaan langit yang akan turun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

34

hujan bagaikan bidadari menangis. Kata menangis sendiri memiiki arti

hujan yang turun dari langit yang mendung.

Analisis pada kalimat (b) dengan kode (S.1) mengandung jenis

gaya bahasa simile atau perumpamaan. Hal ini sejalan dengan gaya bahasa

simile yaitu gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berbeda

namun dianggap sama oleh pengarang. Kalimat ini menggambarkan

adanya perbandingan dua hal yakni “air mata” dan “batu-batu hitam”. Dari

kedua unsur tersebut jelas sangat berbeda namun, dianggap sama oleh

pengarang dilihat dari segi “pergerakannya”. Dalam cerita dijelaskan

bahwa Dewi Sukesi salah satu tokoh perempuan yang tinggal di Negeri

Lokapala sedang menangis, air matanya jatuh bagai batu-batu hitam

menutupi kehijauan rerumputan. Kesunyian tanpa bintang. Kesedihan

tanpa bulan. Malmnya berhias dengan ratapan awan-awan tebal.

Analisis pada kalimat (c) dengan kode (S.1) mengandung jenis

gaya bahasa simile atau perumpamaan. Kalimat tersebut menjelaskan

perbandingan wajahnya dengan surya di fajar kali ini pengarang

menggunakan kata pembanding seperti sebagai penanda gaya bahasa

perumpamaan. Sangat jelas bahwa kalimat (c) ada dual hal yang

dibandingkan yakni “wajahnya” sebagai tokoh dalam cerita, sedangkan

“surya di fajar sebagai matahari pagi. Diceritakan bahwa Dewi Sukesi

sedang bertanya-tanya dengan ayahnya mengenai Sastra Jendra

Hayungningrat Pangruwating Diyu. Dewi Sukesi bertanya-tanya

mengenainya dan akan menyerahkan hidupnya bagi orang yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

35

mengartikan Sastra Jendra itu dengan wajah berbinar-binar. Pengarang

hendak menggambarkan sosok Dewi Sukesi yang dengan kepasrahannya

dan keinginnya mengetahui makna Sastra Jendra itu dengan menceritakan

melalui wajahnya yang bersinar ketika mengatakan kalimat kepasrahannya

itu.

Pada kalimat (d) dengan kode (S.2) digolongkan ke dalam gaya

bahasa simile atau perumpamaan kalimat tersebut jelas membandingkan

dua hal yakni tangisan dan guntur. Tangisan keras merupakan ungkapan

batin atau perasaan marah dan murka, sedangkan guntur merupakan suara

gemuruh di langit saat terjadi hujan deras perbandingan keduanya secara

implisit berbeda, namun secara sengaja dianggap sama oleh pengarang.

Pada kalimat (e) dengan kode (S.4) digolongkan ke dalam gaya

bahasa simile atau perumpamaan. Kalimat tersebut membandingkan dual

hal yaitu mata dengan bola api. Mata diartikan sebagai indra penglihatan

yang penuh ekpresi sedangkan bla api diartikan sebagai simbol kemarahan

atau kemurkaan.

Analisis gaya bahasa simile pada lima contoh kalimat di atas secara

jelas membandingkan dua hal yang berbeda namun dianggap sama oleh

penulis. Hal ini sejalan dengan pengertian gaya bahasa perumpamaan

adalah gaya bahasa yang pda hakikatnya berlaian dan yang sengaja

disamakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

36

4.2.1.2 Gaya bahasa Metafora

Gaya bahasa metafora adalah membuat perbandingan antara dua

hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup

walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata

seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, penaka, laksana, serupa seperti

pada majas perumpamaan. Gaya bahasa metafora dapat dikatakan sebagai

gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sebenarnya

melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan

dalam Novel Anak Bajang Menggiring Angin ditemukan beberapa gaya

bahasa metafora antara lain sebagai berikut:

a. “Dan keindahannya itu adalah bunga tanjung, yang tiada berbudi,

tapi mekar dalam keharumannya karena persekutuannya dengan alam

semesta. (hal.12) (M.125)

b. “Nyanyian-nyanyian mereka adalah badai yang mengerikan” (hal.13)

(M.1)

c. “Wisrawa, kau pendeta berhati srigala” (hal .24) (M.1)

d. “Anakku kau adalah mata hidupku” (hal.74) (M.2)

Pada contoh kalimat (a) denga kode (M.1) mengandung gaya

bahasa metafora. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara pengarang

membandingkan dua hal yang berbeda yakni “keindahannya” yang identik

dengan sifat suatu benda dan “bunga tanjung” yang merupakan bunga

paku yang hidup di rawa-rawa. Pengarang sengaja menciptakan frasa

tersebut sehingga terkesan lebih bermakna. Dalam frasa tersebut

pengarang tidak mengguunakan kata pembanding karena memang gaya

bahasa ini tidak menggunakan kata pembanding.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

37

Analisis kalimat (b) dengan kode (M.1) tergolong kedalam jenis

gaya bahasa metafora. Pengarang membandingkan dua hal yakni

“nyanyian-nyanyian” yang identik dengan suara yang diucapkan oleh

manusia yang mengandung arti dan “badai” yang merupakan fenomena

alam yang berwujud angin dengan tekanan tinggi dan mampu merusak

segala yang dikenainya. Dalam frasa tersebut pengarang tidak

menggunakan kata pembanding karena mema berbedang gaya bahasa ini

tidak menggunakan kata pembanding karena memang gaya bahasa ini

tidak menggunakan kata pembanding.

Data kalimat (c) dengan kode (M.1) mengandung gaya bahasa

metafora yang terletak pada frasa “pendeta” yang identik dengan tokoh

agama yang berjiwa rohani, penuh kebijaksanaan, kasih, dan religius.

Sedangkan “srigala” identik dengan hewan yang buas dan senang

memangsa hewan lain. Jadi pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa

seseorang yang dianggap suci, berbudi dan religius belum tentu memiiki

sifat dan hati yang baik.

Contoh kalimat (d) kode (M.2) di atas mengandung gaya bahasa

metafora karena pada kalimat tersebut membandingkan “anakku” yang

bearti orang yang sangat dibanggakan dan selalu didoakan oleh orang

tuanya. sedangkan “mata hidup” memiliki makna orang yang megangap

sesuatu sangat berharga dan menjadi pandangan hidup bagi orang tuanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

38

4.2.1.3 Gaya Bahasa Personifikasi

Personifkasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak

bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Dengan kata lain,

personifikasi menerapkan sifat-sifat atau tingkah laku manusia terhadap

benda mati. Dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin banya

ditemukan frasa atau kalimat yang menggunakan gaya bahasa

personifikasi. Dari sekian banyak gaya bahasa personifikasi yang

digunakan pengarang, maka peneliti hanya memaparkan empat contoh

gaya bahasa personifikasi dari novel Anak Bajang Menggiring Angin

sebagai berikut:

a. “Sinar bulan yang mulai pudar menjamah rambut Dewi Lokawati

yang telah berubah keputih-putihan”. (hal.5) (P.1)

b. “Begitu tiba di atas telaga Sumala, angin ribut itu membelai Retna

Anjani”. (hal. 45) (P.2)

c. “Sungai-sungai mengalir deras, membawakan lagu kesedihan”.

(hal.92) (P.3)

d. “Langit berdetak, bintang-bintangnya meneteskan gerimis air

matanya”. (hal.101) (M. 4)

Kalimat (a) pada dara di atas mengandung gaya bahasa

personifikasi hal ini terlihat jelas penginsanan pada benda mati aatau hal

yang tidak dapat dilakukan manusia sehingga terlihat sekakan hidup dapat

dibuktikan dengan frasa “Sinar bulan yang mulai pudar menjamah rambut

Dewi Lokawati”. Perihal “menjamah” merupakan sebuah pekerjaan yang

mampu dilakukan oleh manusia. Arti “menjaman” yakni menyentuh atau

mengenai rambut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

39

Kalimat (b) dengan kode (P.2) di atas, mengandung gaya bahasa

personifikasi dapat dibuktikan melalui kata yang digunakan yakni”angin

ribut” dan “membelai”. Angin ribut merupakan fenomena alam dimana

angin bertiup sangat kencang dan merusak lingkungan yang dikenainya

sedangkan membelai yaitu menyentuh secara berulang-ulang dengan

lembut. “Membelai” merupakan pekerjaan yang dakukan oleh manusia

jika dilihat dari frasa tersebut, pengarang membandingkan bahwa benda

mati seakan melakukan pekerjaan layaknya manusia angin ribut

diibaratkan sedang membelai rambut seorang wanita. Hal ini sejalan

dengan pengertian gaya bahasa personifikasi yaitu melekatkan sifat

kemanusiaan pada barang atau hal yang tidak bernyawa.

Kalimat pada contoh (c) denga kode (P.3) di atas, dogolongkan ke

jenias gaya bahasa personifikasi karena kata “membawakan” lebih tertuju

pada sifat seseorang, namun digunakan pada benda mati yakni “sungai-

sungai”. Pada frasa tersebut sungai-sungai diibaratkan seperti manusia

yang dapat menyanyikan sebuah lagu layaknya manusia. Makna dari frasa

ini adalah bencana banjir atau air bah yang melanda daerah sekitar sungai

dan menimbulkan banyak korban.

Pada kalimat (d) halaman kode (P.4) di atas digolongkan ke dalam

gaya bahasa personifikasi terlihat bahwa pengarang menggabarkan behwa

benda mati seolah-olah hidup. Dapat dibuktikan melalui pemilihan kata

“meneteskan” pada frasa tersebut. Bintang-bintang seolah hidup dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

40

melakukan pekerjaan atau kebiasaan yang dilakukan manusia yaitu

meneteskan air mata kesedihan atau air mata karena haru.

4.2.1.4 Gaya Bahasa Antitesis

Antitesis ialah gaya bahasa yang mengadakan komparasi

perbandingan antara dua antonim. Pada novel Anak Bajang Menggiring

Angin hanya ditemukan satu gaya bahasa antitesis saja. Frasa yang

mengandung gaya bahasa antitesis ini diperoleh berdasarkan hasil analisis

oleh peneliti terhadap novel tersebut. Berikut contoh frasa gaya bahasa

perbandingan yang peneliti temukan:

“Oh, manusia yang pemberani, keberaniannmu itulah tombak yang akan

mengburkanmu sendiri.”

Pada kalimat di atas pengarang membandingkan kata “pemberani”

dengan “tombak” yang memiliki makna berbeda. Pemberani merupakan

sifat dari seseorang yang dala dirinya mempunyai kemantapan hati dan

rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan

sebagainya. Sedangkan tombak diartikan sebagai alat atau senjata untuk

perang atau berburu yang sangat tajam. Pada konteks ini, makna dari gaya

bahasa ini adalah keberanian yang mengantarkan diri seseorang pada

kematian. Pada umumnya keberania dikaitkan dengan sebuah

keberhasilan, kebaikan, kepahlawanan, sedangkan pada kalimat ini

keberanian dibandingkan dengan tombak yang akan membinasakan diri

sendiri. Bukan sebuah kemenangan atau sikap kepahlawanan namun

kematian dan kesengsaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

41

4.3 Pembahasan

Pemajasan merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggayabahasaan,

maknanya tidak menunjuk pada makna harafiah kata-kata yang mendukungnya,

melainkan pada makna yang ditambahkan, makna yang tersirat. Penggunaan

bentuk-bentuk kiasan dalam kesastraa, dengan demikian merupakan salah satu

bentuk penyimpangan kebebasan, yaitu penyimpangan makna. Pemakaian bentuk

kiasan tersebut disamping untuk membangkitkan suasana dan kesan tertentu,

tanggapan indra tertentu, juga dimaksud untuk memperindah penuturan itu

sendiri. Pemilihan dan penggunaan bentuk kiasan bisa saja berhubungan dengan

selera, kebiasaan, kebutuhan, dan kreatifitas pengarang. Bentuk pemajasan yang

banyak digunakan oleh pengarang adalah bentuk pemajasan yang banyak

dipergunakan adalah bentuk perbandingan atau persamaan, yaitu mebandingkan

sesuatu dengan yang lain melalui ciri-ciri kesamaan antara kedua, misalnya yang

berupa ciri fisik, sifat, suasana, tinkah laku dan sebagainya (Wicaksono, 2014:30)

Majas perbandingan menurut Tarigan (2013:7), dapat dikelompokkan

menjadi beberapa jenis antara lain: gaya bahasa simile atau perumpamaan, gaya

bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa pleonasme, gaya bahasa

perifrasis, gaya bahasa antisipasi atau prolepsis atau gaya bahasa koreksio atau

epanortosis.

Gaya bahasa perumpamaan adalah adalah sejenis majas yang

membandingkan antara dua hal yang pada dasarnya berlainan atau sengaja

dianggap sama antara satu dengan lainnya yang dinyatakan dengan kata-kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

42

depan dan penghubung seperti: seperti, sebagai, bagaikan, umpama,

laksana,ibarat, bak, penaka, serupa.

Gaya bahasa metafora yaitu gaya bahasa pengungkapan berupa

perbandingan yang implisit denga menghilangkan kata seperti, layaknya,

bagaikan, antara dua hal yang berbeda. Gaya bahasa Personifikasi adalah jenis

majas yang melekatkan sifat insan kepada barang yang tidak bernyawa dari ide

yang abstrak. Majas ini dapat pula diartikan sebagai penggambaran benda-benda

yang tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Sedangkan

depersonifikasi adalah gaya bahasa yang membedakan manusia atau insan.

Gaya bahasa alegori adalah suatu cara yang menyatakan sesutu dengan

sesutu yang lain, melalui kiasan atau penggambaran. Alegori merupakan metafora

yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah obyek atau gagasan

yang diperlambangkan.

Antitesis adalah gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau

perbandingan antara dua antonim (yaitu salah satu yang mengandung ciri-ciri

semantik yang bertentangan). Adapun gaya bahasa pleonasme adalah pemakaian

kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Suat acuan disebut

pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh.

Perifrasis adalah sejenis gaya bahasa yang agak mirip dengan pleonasme.

Keduanya mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Walaupun begitu terdapat perbedaan yang penting antara keduanya. Pada gaya

bahasa perifrasis, kata-kata yang berlebihan itu pada prinsipnya dapat diganti

dengan sebuah kata saja. Keraf (melalui Tarigan, 1985:31)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

43

Antisipasi atau prlepsis adalah gaya bahasa yang mendahului atau

penetapan yang mendahului tentang sesuatu yang masih akan dikerjakan atau

akan terjadi. Misalnya: mengadakan peminjaman uang berdasarkan perhitungan

uang pajak yang masih akan dipungut Shadily (melalui Tarigan, 1985:33) dan

yang terakhir adalah gaya bahasa koreksio atau epanortosis adalah gaya bahasa

yang berwujud mula-mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memeriksa

dan memperbaiki makna-makna yang salah.

Depersonifikasi adalah gaya bahasa yang membedakan manusia atau

insan.berikutnya adalah gaya bahasa pleonasme dan tautologi yaitu pemakaian

kata yang muzir (berlebihan), yang sebenenarnya tidak perlu suatu acuan disebut

pleonasme apabila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh. Gaya

bahasa yang terakhir adalah koreksi atau epanortosis yaitu gaya bahasa yang

berwujud mula-mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memeriksa dan

memperbaiki makna-mkana yang salah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

44

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan

pada Novel “Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik

ini peneliti memaparkan dua hal penting, yakni pertama, penggunaan jenis gaya

bahasa dan novel Anak Bajang Menggiring Angin. Kedua, analisis makna yang

terkandung dari setiap gaya bahasa yang terdapat dalam novel Anak Bajang

Menggiring Angin.

Pertama, dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin majas

perbandingan yang ditemukan yaitu empat gaya bahasa dari sepuluh jenis gaya

bahasa dalam majas perbandingan, yakni gaya bahasa perumamaan atau simile,

metafora, personifikasi, dan antitesis. Kelima jenis gaya bahasa ini, yang paling

sering atau dominan dipakai oleh pengarang dalam menulis cerita adalah gaya

bahasa simile, kemudian urutan kedua gaya bahasa personifikasi, ketiga metafora,

dan urutan ke empat antitesis.

Kedua, makna yang ingin dismpaikan melalui gaya bahasa dalam majas

perbandingan sangat beragam disesuaikan konteks kalimatnya. Tujuan pemaparan

makna agar pembaca sastra memahami setiap bentuk gaya bahasa yang

digunakan. Penggunaan setiap gaya bahasa dalam sebuah karya sastra memiliki

tjuan agar ceritanya lebih hidup dan berwarna sehingga pembaca lebih tertarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

45

membaca ceritanya selain itu juga bagi pembaca yang teliti, pasti menangkap

maksud dan tujuan yang terkandung di dalamnya.

5.2 Saran

Peneliti menyadari bahwa peneitian ini masih banyak kekurangan oleh

karena itu, peneliti mengharapkan agar penelitian tentang majas dikembangkan

lebih luas oleh peneliti selanjutnya. Dalam pebelitian ini, peneliti hanya berfokus

pada satu majas saja yakni majas perbandingan dan makna yang disampaikan.

Apabila ada peneliti lain yang ingin meneliti mengenai majas sekiranya tidak

hanya berfokus pada satu majas saja. Peneliti lain hendaknya meneliti beberapa

majas dengan objek karya sastra lainnya dalam lingkup bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

46

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dewa, I Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi. 2011. Semantik: Teori dan

Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Djajasudarma, Fatimah 1993. Semantik 1 Pengantar ke Arah Ilmu Makna.

Bandung: PT Eresco

Faruk. 2002. Novel-Novel Indonesia Tradisi Balai Pustaka 1920-1942.

Yogyakarta: Gama Media.

Iyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

J. D. Parera. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

J. Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja

Karya.

Keraf, Gorys. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Flores: Arnodus Ende.

Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Pradopo, Racmad Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Prastowo, Andi. 2016. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Sindhunata. 2003. Anak Bajang Menggiring Angin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana

University Press.

Sumardjo, Jakob. 1982. Novel Populer Indonesia. Yogyakarta: CV Nur Cahaya.

Sumardjo, Jakob.1983. Pengantar Novel Indonesia. Jakarta: PT Karya Unipress.

Tarigan, Henri Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Tabulasi Penggunaan Majas Perbandingan dalam Novel Anak Bajang Menggiring Angin

Karya Shindunata: Kajian Semantik

Petunjuk : Berilah tanda centang (V) pada kolom triangulator (setuju aau tidak setuju) dan berikan komentar pada kolom keterangan triangulator.

No. Jenis Majas

Perbandingan

Novel Anak

Bajang

Menggiring Angin

Data Makna Semantik dan Penjelasan Triangulator Keterangan

Triangulator Setuju Tidak

Setuju

1. Simile/perumpam

aan

Bagian Satu 1.Mendung bagaikan bidadari

menangis di Negeri Lokapala.

(hal. 3)

Cuaca mendung yang disertai rintik

hujan

Pengarang membandingkan kata

mendung dengan bidadari menangis .

2.Air matanya jatuh bagai batu-

batu hitam menutupi kehijauan

rerumputan. (hal.3)

Air mata yang menetes karena duka

atau kesedihan yang sangat

mendalam, sehingga membuat

semua yang menyaksikan ikut

bersedih.

Pengarang membandingkan air mata

yang jatuh dengan batu-batu hitam

yang menutupi kehijauan rerumputan.

Banyaknya tangisan kesedihan

sehingga membuat suasana dan

keadaan yang tenang dan bahagia jadi

hilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

3.Kedua matanya bagaikan

matahari kembar. (hal. 3)

Matanya berbinar menandakan

sedang bahagia

Pengarang membandingkan kata

kedua matanya dengan matahari

kembar . Dua mata dibandingkan

matahari kembar seperti sepasang

mata yang bersinar bahagia.

4.Ia menaburkan bunga dari

angkasa, runtuh seperti emas-

emas jatuh. (hal. 3)

Bunga yang berjatuhan dari langit

menandakan bahwa kebahagiaan

yang diharapkan telah datang.

Pengarang membandingkan kata

menaburkan bunga dengan emas-

emas. Bunga yang bertaburan dari

langit diumpamakan sebagai emas

jatuh yang memiliki makna

kebahagiaan/keberuntungan.

5.Hatinya mengeras seperti

sebilah keris pusaka yang haus

akan darah para dewa. (hal. 3)

Dirinya menjadi angkuh dan

ambisius.

Pengarang membandingkan kata

mengeras dengan sebilah keris yang

memiliki makna keangkuhan dan sifat

ambisius.

6.Wajahnya bersinar seperti

surya di fajar pagi. (hal. 8)

Wajah yang berseri-seri karena

bahagia.

Pengarang membandingkan wajah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

dengan surya yang memiliki makna

wajah yang berseri-seri bahagia seperti

matahari yang bersinar di pagi hari.

7.Hatinya seperti tertusuk

panah-panah matahari. (hal.9 )

Seseorang yang perasaannya sedang

merasa sakit dan sedih karena

dilukai seseorang.

Mpengarang membandingkan hati

dengan panah-panah yang memiliki

makna perasaan yang sakit atau sedih

seperti tertusuk panah.

8.Alengka bagaikan berubah

menjadi sejuta kegelapan.

(hal.10)

Penghuni kerajaan Alengka yang

sedang mengalami duka atau

kesedihan yang amat dalam.

Pengarang membandingkan Alengka

dengan sejuta kegelapan yang

memiliki makna sebuah keadaan pada

suatu tempat/kerajaan yang sedang

mengalami kesedihan atau duka yang

dalam.

9. Jalannya seperti kembang

setaman yang melambai-lambai.

(hal.17)

Cara berjalannya atau langkahnya

terkesan pelan atau bergemulai dan

tampak indah.

Pengarang membandingkan kata

jalannya dengan kembang yang

melambai-lambai yang memiliki

makna keelokan cara berjalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

seseorang yang gemulai dan terlihat

indah.

10. Wisrawa bagai mandi lautan

darah (hal.17)

Wisrawa sedang terluka parah

hingga berlumuran darah.

Pengarang membandingkan sosok

Wisrawa dengan mandi darah yang

memiliki makna keadaan seseorang

yang sedang terluka sangat parah

secara fisik hingga mengeluarkan

banyak darah.

11. Langit seperti ladang hitam.

(hal.22)

Langit yang sedang mendung

Pengarang membandingkan langit

dengan ladang hitam yang memiliki

makna suasana langit yang mendung

dan akan terjadi hujan deras.

12. Matanya bagai tertutup debu.

(hal.23)

Matanya terpejam sangat rapat

Pengarang membandingkan mata

dengan tertutup debu yang memiliki

makna makna mata yang terpejam

sangat rapat seperti kemasukan

debunyang banyak sehingga tidak

dapat membuka mata sama sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Bagian Dua 13. Kau diam seperti tugu batu

(hal.38)

Seseorang yang diam tanpa

melakukan aktivitas apapun.

Pengarang membandingkan diam

dengan tugu batu yang memiliki

makna sebuah sikap diam tanpa

aktivitas sama sekali atau diam yang

tidak berguna.

14. Tangisannya keras bagaikan

guntur yang terdengar sampai ke

negeri-negeri seberang lautan.

(hal.45)

Tangisan yang sangat kencang

terdengar sehingga membuat semua

orang yang berada di sekitar

kerajaan mendengar.

Pengarang membandingkan tangisan

dengan guntur yang memiliki makna

sebuah tangisan yang amat keras

sampai terdengar seisi kerajaan dan

sekeliling kerajaan.

15. Puncak Gunung

Sunyapringga bagaikan ingin

menyentuh langit. (hal.57)

Puncak gunung yang sangat tinggi

hingga jika dilihat dari kejauhan

seakan ingin bersentuhan dengan

awan.

Pengarang membandingkan gunung

dengan menyentuh langit yang

memiliki makna gunung yang

tingginya sepintas terlihat seperti

hampir menyentuh langit/awan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Bagian Tiga 16. Menyerbu laksana badai

yang menggeret tubuh-tubuh

raksasa ke gunung-gunung.

(hal.77)

Serangan besar yang mampu

mengancurkan benda-benda di

sekitarnya.

Pengarang membandingkan menyerbu

dengan badai yang memiiki arti

serangan yang membuat orang

disekitarnya terpental jauh.

17. Wajahnya segar bagai

gerimis hujan di punjung yang

indah. (hal.83)

Wajahnya tampak berseri dan

menawan.

Pengarang membandingkan wajah

dengan gerimis yang memiliki makna

ekspresi wajah yang terlihat berseri

atau senang karena suatu hal.

18. Kegembiraan seperti

meledak. (hal.89)

Kebahagaan yang sangat besar

Pengarang membandingkan kata

gembira dengan meledak yang

memiliki makna sebuah kebahagiaan

atau perasaan bahagia yang tiba-tiba

muncul.

19. Angin dari barat laut seperti

menghembuskan belati-belati

tajam. (hal.92)

Angin yang berembus sangat

kencang sehingga mampu

memporak-porandakan benda-

benda di sekitarnya.

Pengarang membandingkan angin

dengan belati-belati yang memiliki

makna angin yang datang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

kencang dan terasa semilir

menghempas dingin mengenai tubuh.

20. Dewi Kekayi seperti disiram

air dingin. (hal.92)

Dewi Kekayi yang sedang menggigil

kedinginan.

Pengarang membandingkan Dewi

denga air dingin yang memiliki makna

keadaan Dewi Kekayi yang menggigl

kedinginan.

21. Kebebasan itu bagaikan

pohon yang bertumbuh dengan

sendirinya, bila ada alam yang

menyuburkannya. (hal.95)

Kebebasan yang tidak terikat pada

hal apapun hanya saja

membutuhkan ruang gerak.

Pengarang membandingkan kebebasan

dengan pohon yang memiliki makna

kebebasan yang tiba-tiba datang dan

tidak terikat pada apapun .

22. Tugasmu berat, Barata,

seperti berlayar di samudra

dengan perahu kecil. (hal.96)

Tugas yang sulit untuk dikerjakan

karena alat bantu yang digunakan

tidak memadadi.

Pengarang membandingkan tugas

degan berlayar yang memiliki makna

tugas yang sulit unuk dikerjakan

karena sarana pencapaiannya tidak

memadai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Bagian Empat 23. Ketiga anak manusia ini

bagaikan kumbang-kumbang

yang baru saja mengenal

keindahan hutan dengan

kembang-kembangnya. (hal.101)

Tiga bersaudara yang menginjak

dewasa dan mulai mengenal lawan

jenisnya dan merasakan cinta.

Pengarang membandingkan ketiga

anak dengan kumbang-kumbang yang

memiliki makna tiga orang anak yang

beranjak dewasa dan mengenal cinta.

24. Cinta Sinta terasa harum

bagai wewangian kembang-

kembang disekitarnya. (hal.101)

Cinta Sinta yang tulus dan suci.

Pengarang membandingkan cinta Sinta

dengan wewangian yang memiliki

makna cinta Sinta yang tulus dan suci

ikut dirasakan oleh orang-orang di

sekitarnya.

25. Matanya seperti bola api,

panas terasa nafsunya. (hal.103)

Mata yang membelalak marah

penuh dengan emosi dan ambisi.

Pengarang membandingkan mata

dengan bola api yang memiliki makna

kemarahan yang terlihat di matanya

yang penuh dengan ambisi dan emosi.

26. Langkahnya gemulai,

bagaikan daun-daun

beterbangan. (hal.106)

Langkah yang perlahan dan penuh

kehati-hatian.

Pengarang membandingkan langkah

gemulai dengan daun-daun yang

memiliki makna langkah yang

perlahan dan penuh kehati-hatian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

dalam pergerakannya.

27. Mata Danareja seperti

berbunga dalam kekecewaan.

(hal.115)

Mata Danareja yang tampak

bahagia meski sebenarnya penuh

dengan kekecewaan.

Pengarang membandingkan mata

dengan berbunga dalam kecewa yang

memiliki makna sebuah perasaan

bahagia ditengah perasaan kecewa.

28. Pendeta tua terkejut bukan

buatan, ia seperti disambar kilat

yang mengerikan. (hal.121)

Pendeta tua yang merasa sangat

terkejut.

Pengarang membandingkan terkejut

dengan disambar kilat yang memiliki

makna perasaan sangat terkejut yang

muncul secara tiba-tiba.

Bagian Lima 29. Maka Kera Putih ini pun

melesat seperti halilintar yang

dibidikkan Dewa Indra.

(hal.176)

Kera putih yang melompat dengan

sangat cepat.

Pengarang membandingkan melesat

dengan halilintar yang memiliki

makna seeokar kera putih yang

melompat sangat cepat berbeda

dengan kera-kera yang lain.

30. Mendadak suasana menjadi

terang-benderang. Bintang-

bintang bagai berjatuhan.

(hal.194)

Suasana dan keadaan kerajaan

yang berubah menjadi terang dan

tenang serta menampakkan

keindahannyaa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Pengarang membandingkan bintang-

bintang dengan berjatuhan yang

memiliki makna sebuah keadaan yang

yang menjadi tenang dan terlihat

keindahannya.

Bagian Enam 31. “Kakakku, jadikan hatimu

bagaikan samudra yang luas

seakan tak bertepi, tapi tenang

dan sabar di tepi-tepinya.

(hal.316)

Seorang kakak yang diharapkan

memiliki hati yang lapang dan

sabar yang tidak ada batasnya.

Pengarang membandingkan

hati/perasaan dengan samudra yang

memiliki makna hati seorang kakak

yang diharapkan selalu sabar sampai

kapanpun dan tidak pernah hilang

kesabarannya atau tidak terbatas

kesabarannya.

32. Maka turunlah hujan darah

bagaikan air bah di tanah

Alengka. (hal.334)

Pertempuran yang menjatuhan

banyak korban.

Pengarang membandingkan hujan

darah dengan air bah yang memiliki

makna sebuah pertempuran besar yang

menjatuhkan banyak korban dan

pertumpahan darah.

Bagian Tujuh 33. Surya lelah matanya, bagai

mata orang yang semalam

terganggu tidurnya oleh asmara.

(hal. 354)

Hari yang mulai sore dan gelap

Pengarang membandingkan surya

dengan mata yang memiliki makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

matahari yang mulai terbenam

menandakan sore telah tiba.

2. Metafora Bagian Satu 34. Dan keindahannya itu adalah

bunga tanjung, yang tiada

berbudi, tapi mekar dalam

keharumannya karena

persekutuannya dengan alam

semesta. (hal.12)

Keindahan yang terlihat murni

Pengarang membandingkan keindahan

= bunga tanjung yang memiliki makna

bahwa keindahan itu sepeti bunga

tanjung yang tumbuh, mekar dan

harum karena didukung oleh alam

yang hijau dan subur.

35. Nyanyian-nyanyian mereka

adalah badai yang mengerikan.

(hal. 13)

Nyanyian-nyanyian yang

menandakan akan terjadi

marabahaya atau kehancuran.

Pengarang membandingkan nyanyian-

nyanyian = badai yang memiliki arti

pujian-pujian atau mantra-mantra yang

berisi keburukan, sumpah serapah

dengan tujuan kehancuran.

36. “Wisrawa, kau pendeta

berhati srigala.”

(hal.24)

Orang yang dianggap suci oleh

kebanyakan orang namun ternyata

memiliki hati yang jahat.

Pengarang membandingkan pendeta =

srigala yang memiliki makna seorang

yang pada hakikatnya dianggap

suci/taat agama namun sebenarnya

perannya itu hanya untuk menutupi

keburukan hatinya/sifat jahatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Bagian Dua 37. “Anakku kau adalah mata

hidupku.” (hal.74)

Seorang anak yang menjadi

harapan dan pandangan hidup bagi

orang tuanya.

Pengarang membandingkan anak =

mata hidup yang memiliki makna

seorang anak yang selalu menjadi

harapan, pandangan hidup dan

kebanggaan bagi orang tuanya.

3. Personifikasi Bagian Satu 38. Di pangkuannya, pertiwi

dipeluknya dalam kedamaian.

(hal. 3)

Di bawah kepemimpinannya,

kerajaan menjadi damai dan

sejahtera.

Memanusiakan bumi pertiwi layaknya

anak kecil yang dipangku dan didekap

dalam kedamaian dan kasih sayang

ibunya. Memeluk pertiwi memiliki

makna memimpin kerajaan dengan

penuh cinta hingga terwujud kerajaan

yang damai.

39. Pohon-pohon bambu raksasa

yang angker berderit-derit

menyanyi bersama angin

pegunungan. Menyampaikan

bisikan pada pohon-pohon

bambu kuning di pelataran

istana Lokapala. (hal. 4)

Pohon-pohon bambu yang besar

berderit terkena angin.

Memanusiakan pohon-pohon bambu

yang seolah dapat bernyanyi dan

menyampaikan pesan. Pohon-pohon

yang berderit memiliki makna bahwa

pohon bambu yang tertup angin akan

saling bergesekan satu dengan yang

lain sehingga akan menimbulkan

bunyi yang nyaring seakan bunyi-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

bunyi itu memiliki nada dan pesan.

40.Sinar bulan yang mulai pudar

menjamah rambut Dewi

Lokawati yang telah berubah

keputih-putihan. (hal. 5)

Hari yang mulai terang, matahari

mulai terik sehingga memancar

mengenai rambut Dewi Lokawati

yang mulai beruban.

Memanusiakan sinar bulan yang

seakan dapat menjamag/menyentuh

rambut manusia. Sinar bulan yang

menjamah rambut memiliki makna

bahwa sinar dapat memanjarkan

cahaya dan memantulkannya pada

rambut yang lembut dan kemudian

tampak berkilau.

41.”Ibu, biarkan aku ditelan

malam yang penuh janji ini.”

(hal.5)

Orang yang putus asa karena

mimpi-mimpinya tidak tercapai.

Memanusiakan malam yang seakan

dapat menelan layaknya manusia.

Ditelan malam memiliki makna

menghabiskan waktu.

42. Bunga tanjung kelelahan

karena bercumbu, maka embun

pagi kecapaian

membangunkannya. (hal.6)

Seorang wanita yang tertidur

kelelahan karena semalaman

bercinta dengan kekasihnya

sehingga sulit untuk dibangunkan

dipagi harinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Memanusiakan bunga tanjung yang

seolah manusia yang merasa kelelahan

karena bercinta semalaman dengan

kekasihnya.

43. Bumi Alengka sedang

kenyang dengan darah. (hal 7)

Kerajaan Alengka sedang

mengalami perang yang

menimbulkan banyak korban

meninggal dunia.

Memanusiakan bumi Alengka yang

seakan dapat makan dan merasa

kekenyangan karena makan yang

banyak. Bumi Alengka yang

kekenyangan memiliki makna

banyaknya pertempuran dan

pertumpahan darah yang baru saja

terjadi di Alengka.

44.Tapi kematian

mengangkatnya pada bumi yang

melengking dangan bunyi

sangakakala. (hal.13)

Kematian yang membuat seseorang

masuk ke liang kubur.

Memanusiakan kematian yang seolah

mampu mengangkat jenazah dan

menguburkannya kedalam liang kubur

layaknya manusia. Makna dari

kematian mengangkat pada bumi ialah

manusia akan dikuburkan apabila ia

sudah mengalami kematian.

45. Tertawa mereka Kesombongan yang mengakibatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

meremukkan kepala manusia.

(hal.13)

kehancuran untuk orang lain.

Memanusiakan tertawa yang seolah

mampu meremukkan kepala mansusia

layaknya manusia yang dapat

memukul, menganiaya, dan

melakukan kontak fisik terhadap

sesamanya.

46. Kubiarkan hatiku dimakan

rindu. (hal.27)

Orang yang pasrah akan

perasaannya dan tidak berusaha

untuk memaksakan keinginannya.

Memanusiakan rindu yang seolah

dapat memakan layaknya manusia

yang dapat melakukan aktivitas

makan. Hati dimakan rindu memiliki

makna perasaan yang diselimuti

sebuah kerinduan terhadap sesorang

yang tidak dapat tercapai atau

bertemu.

Bagian Dua 47. Dan hantaman ombak

samudra berteriak seperti

sangkakala yang menghentikan

peperangan. (hal.36)

Suara ombak yang bergemuruh.

Memanusiakan ombak yang seakan

dapat berteriak layaknya manusia.

Ombak yang menghentikan

peperangan maksudnya ialah

hantaman ombak yang sangat keras

dan menimbulkan suara yang

bergemuruh.

48.Begitu tiba di atas Telaga Angin yang menghempas rambut √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Sumala, angin ribut itu

membelai Retna Anjani. (hal.45)

Retna Anjani.

Memanusiakan angin ribut yang

seakan dapat membelai rambut

layaknya manusia yang dapat

membelai dengan tanganya. Makna

dari angin ribut yang membelai rambut

ialah kerasnya hembusan angin

sehingga dapat menghempas rambut.

49. Dan kesepian itu

menceritakan segala-galanya

kepadanya. (hal.56)

Orang yang menemukan

ketentraman karena suasana yang

sepi/hening.

Memanusiakan kesepian seolah dapat

bercerita pada orang lain. Makna dari

kesepian menceritakan segalanya ialah

kesunyian yang menjadi renungan atas

keadaan yang sedang terjadi.

Bagian Tiga 50. Hutan sedang tidur dalam

ketakutan di pangkuan malam.

(hal.71)

Hutan yang sepi dan gelap

Memanusiakan hutan yang seolah

dapat tidur layaknya manusia. Makna

hutan yang sedang tidur dalam

ketakutan ialah hutan yang sangat

sunyi ketika malam tiba karena tidak

ada satupun manusia yag beraktifitas

di hutan pada malam hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

51. Angin berteriak meniupkan

kabut. (hal.80)

Angin yang berhembus

menyingkirkan kabut-kabut di

udara.

Memanusiakan angin yang seolah

dapat berteriak layaknya manusia.

Meniupkan kabut maknanya ialah

berhembus dan menghempas kabut.

52. Sayang, di tengah keindahan

alam ini ada kembang menur

yang meneteskan air matanya.

(hal.86)

Adanya tangisan kesedihan di

tengah kebahagiaan.

Memanusiakan kembang menur seolah

dapat menangis layaknya perempuan

yang sedang bersedih.

Makna dari kembang menur yang

meneteskan air mata adalah seorang

gadis yang sedang bersedih di tengah

kebahagiaan keluarganya karena

merasa keinginannya tidak sejalan

dengan orang tuannya.

53. Sungai-sungai mengalir

deras, membawakan lagu

kesedihan. (hal.92)

Peristiwa banjir yang menimbulkan

korban jiwa dan kehancuran

daerah yang dilanda.

Memanusiakan sungai yang seolah

dapat menyanyikan lagu layaknya

manusia. Sungai mengalir deras

membawakan lagu kesedihan memiliki

makna sungai dengan arus yang deras

dan besar membanjiri suatu daerah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

membawa bencana untuk orang-orang

disekitarnya.

Bagian Empat 54. Langit berdetak, bintang-

bintangnya meneteskan gerimis

air matanya. (101)

Langit mendung dan petir yang

menyambar disertai gerimis.

Memanusiakan langit dan bintang-

bintang seolah dapat berdetak

layaknya jantung manusia dan bintang

yang dapat meneteskan air mata

layaknya manusia yang sedang

menangis. Langit berdetak dan bintang

bergerimis memiliki makna bahwa

malam akan turun hujan.

55. Matahari sedang mencium

lembah-lembah gunung Hutan

Danaka, ketika Rama dan Sinta

mengarungi belantara. (hal.106)

Matahari yang bersinar

memancarkan cahaya di siang hari.

Memanusiakan matahari yang seolah

dapat mencium layaknya manusia.

Matahari mencium lembah-lembah

gunung maknanya adalah hari mulai

terang, matahari memancarkan

sinarnya sampai ke lembah-lembah

gunung.

Bagian Lima 56.Matahari sudah menyibakkan

selimut awan malamnya.

(hal.153)

Terik matahari yang mulai muncul

karena hari mulai siang.

Memanusiakan matahari yang seolah

dapat menyibakkan selimut layaknya

manusia yang bangun dari tidur

kemudian menyibakkan selimutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

Menyibakkan selimut awan malam

memiki makna bahwa hari mulai

terang.

57. Dan siang pun makin

membakar marah, apinya

menjilat-jilat bumi. (hal.191)

Terik matahari sngat panas dan

terasa sampai ke bumi.

Memanusiakan api yang seakan dapat

menjilat layaknya manusia yang

memiliki lidah. Makna dari api

menjilat-jilat bumi ialah terik matahari

yang sangat panas memancar ke bumi

sehingga panasnya terasa sampai

tanah.

58. Matahari sedang bermain-

main dengan gelombang

samudra. (hal.202)

Keadaan laut dikala siang

Memanusiakan matahari layaknya

anak-anak yang sedang bermain-main.

Makna dari matahari yag bermain

dengan gelombang samudra ialah

keadaan laut dikala siang dengan

ombak yang berkejar-kejaran di

lautan.

59. Biar aku mati di tanah yang

haus darah ini. (hal.215)

Kemtian seseorang di daerah yang

sering terjadi perang.

Memanusiakan tanah yang seolah

merasakan haus layaknya manusia

yang haus akan minuman. Tanah yang

haus darah memiliki makna sebuah

daerah yang kerap kali dijadikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

tempat untuk berperang.

Bagian Enam 61. Bulan sudah selesai

berdandan, siap berjalan di

tengahmalam. (hal.231)

Bulan yang bersinar terang di

tengah malam.

Memanusiakan bulan seolah wanita

yang selesai berdandan. Bulan yang

selesai berdandan memiliki makna

pancaran bulan yang sempurna

diwaktu malam dan siap menerangi

indahnya malam.

62. Laut yang pernah

memeluknya telah menelan

harapannya. (hal.237)

Samudra yang dulu menjadi teman

berlayar sekarang telah

menenggelamkannya.

Memanusiakan laut seolah seorang

sahabat yang memeluk sahabatnya.

Laut yang pernah memeluknya telah

menelan harapannya memiliki makna

sebuah persaudaraan yang dulu erat

kini terpisah karena sebuah perbedaan.

Bagian Tujuh 63. Sementara awan-awan sedih

menghitam, merendah ingin

menjatuhkan hujannya. (hal.361)

Awan yang mulai mendung dan

akan turun hujan.

Memanusiakan awan seolah manusia

yang sedang bersedih dan ingin

menangis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

+4LrCS

Mtt-;o

\

o\c.l)rnc.l(Bo

-v5(no0b0(q

r..io2bI)

l-{F()otroC

B

J1(6I(gtr(BE(daJ't<(,)q)U

)a(€d(Bd€talal=t<

7E - tF

]n* *st

(6))-.:

h!'uA

.A!

5d ()

Xtr tr -

o gl) i

'at 6 EzJU

o0EIl

^tr-\ZH

H >

'J-

iI v9a

63T A

V:

tr=

tridbF

9F\O

ArY

H

?

cd

obI)doaao$

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA ...Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Maria Ani Marini lahir di Padang Cermin,

Lampung, tanggal 14 Juli 1993. Dia mengawali

pendidikan formalnya di sekolah dasar di SD N 2

Padang Cermin, Lampung pada tahun 2000 – 2003.

Kemudian pindah ke Bantul, Yogyakarta di SD

Kanisius Kanutan pada tahun 2003 – 2006. Setelah

itu, dia melanjutkan studinya di SMP Negeri 3 Padang Cermin Lampung pada

tahun 2006 - 2009. Pendidikan menengah atas ditempuhnya di SMA Stella Duce

Bantul, Yogyakarta pada tahun 2009 – 2012. Setelah menyelesaikan sekolah

tingkat menengah atas.

Pada tahun 2012 dia melanjutkan studinya di perguruan tinggi swasta di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia. Masa pendidikan S1 berakhir pada tahun 2019 dengan

menyelesaikan skripsi yang berjudul Gaya Bahasa pada Majas Perbandingan

dalam Novel “Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata: Kajian

Semantik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI