garis lurus yang dihalangi oleh bangunan.pdf
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM 2
SURVEY DAN PEMETAAN
Garis Lurus yang Dihalangi Oleh Bangunan
Dosen Pembimbing : Drs. Syamsul Bahri, M.T.
Seksi 44165
Disusun Oleh
Afdhal Husnuzan
1102364
Anggota Kelompok 3
Arief Dwi Purnomo
Irpan Johari
Yogi Novendri
S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
PENGUKURAN 2
Membuat Garis Lurus yang Dihalangi Oleh Bangunan
A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan garis lurus dengan
menggunakan alat sederhana.
2. Mahasiswa dapat mengestimasikan panjang sebuah garis yang
terhalangi oleh sebuah bangunan.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan prinsip perhitungan segitiga
sebangun.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum “Membuat Garis Lurus yang Dihalangi Oleh Bangunan”
dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Selasa/ 26 Februari 2013
Pukul : 08.30 – 12.00 WIB
Tempat : Rumah Hijau FMIPA
C. Dasar Teori
Pada saat pengukuran dan atau pembuatan garis lurus di lapangan,
kondisinya tidak selalu mulus dan mudah. Terkadang ada sebuah
bangunan atau pohon besar yang menghalangi ketika di lapangan. Oleh
karena itu, kita harus menguasai teknik pembuatan garis lurus yang
dihalangi oleh bangunan dengan baik agar dapat mengestimasikan panjang
garis yang kita perlukan.
Pembuatan garis lurus yang terhalangi oleh bangunan dapat
dilakukan dengan menggunakan prinsip segitiga sebangun dibantu dengan
penggunaan skala kecil segitiga sama kaki dari segitiga yang terbentuk
dari titik-titik pengukuran primer/ utama.
D. Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. 7 buah yalon
2. 7 buah pen ukur
3. Meteran (50m)
4. Odometer
5. Alat tulis
6. Kalkulator
E. Prosedur Kerja
Adapun prosedur/ langkah-langkah kerja dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut
1. Tancapkan yalon pada sisi kiri (A) dan sisi kanan (B) serta satu yalon
di bagian depan bangunan (C) sehingga yalon C dapat membidik ke
arah yalon A dan yalon B (Gambar 1).
Gambar 1
2. Buatlah garis bantu AC dan BC dengan membidik satu yalon diantara
AC dan BC dengan jarak sekitar 2m dari titik C. Kemudian buatlah
titik D dan E (seperti pada gambar 2) dengan jarak 1m dari titik C.
Tandai jarak tersebut dengan pen ukur. Kemudian ukur jarak dari titik
D ke titik E. Segitiga CDE selanjutnya akan digunakan untuk prinsip
perhitungan segitiga sebangun.
Gambar 2
3. Buatlah tiga titik (F, G dan H) pada garis BC (seperti pada gambar 3)
dengan membidik yalon dari titik bidik C terhadap B. Perkirakan agar
titik-titik tersebut tidak saling menimpa ketika diukur dengan segitiga
sama kaki CDE. Kemudian catatlah jarak BF, BG dan BH.
Gambar 3
4. Ukurlah jarak 1 meter dari titik F ke arah B, kemudian tandai dengan
pen ukur. Selanjutnya, gunakan ukuran segitiga CDE tadi untuk
membuat segitiga sama kaki FDE. Setelah posisinya pas, tandai titik D
dengan pen ukur sehingga didapatkan segitiga ACB yang sebangun
dengan segitiga F’FB. Kemudian dengan prinsip perhitungan segitiga
sebangun hitunglah nilai FF’.
Gambar 4
5. Langkah yang sama diberlakukan terhadap titik G dan H sehingga
didapatlah titik-titik G’ dan H’ yang panjangnya didapatkan dari
prinsip perhitungan segitiga yang sebangun antara G’GB dan H’HB
dengan ACB (lihat gambar 5).
Gambar 5
6. Setelah didapatkan jarak antara F-F’, G-G’ dan H-H’ dengan
menggunakan prinsip perhitungan segitiga sebangun, ukurlah jarak
antara titik B dengan F’, G’, dan H’. Artinya titik-titik tersebut berada
pada satu garis lurus.
Gambar 6
Gambar 7
7. Hitunglah panjang garis AB dengan menggunakan perhitungan
segitiga sebangun antara segitiga ACB dengan setiap segitiga F’FB,
G’GB dan H’HB. Kemudian bandingkan hasil analisanya.
F. Tabel Pengamatan
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, maka diperoleh
data-data sebagai berikut:
No. Garis Panjang (centimeter)
1. AC 765
2. BC 2210
3. CD = CE 100
4. DE 112,6
5. BH 455
6. BG 755
7. BF 1009
8. HH’ 157,5
9. GG’ 261,35
10. FF’ 349,3
11. BH’ 421
12. BG’ 708
13. BF’ 938
G. Analisa Data
Berdasarkan data yang ditinjau, didapatkan 4 segitiga yang
sebangun. Satu adalah segitiga utama, dan tiga lagi adalah segitiga dengan
ukuran yang lebih kecil dibandingkan segitiga utama. Semua segitiga ini
didapatkan sebangun karena titik-titiknya didapatkan dari perpanjangan
garis segitiga sama kaki yang panjang sisi-sisinya ditentukan dari segitiga
utama, yaitu segitiga ACB.
1. Segitiga FF’B
Panjang sisi FF’ diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
FF′
AC=
BF
BC
FF′ = 1009cm x765cm
2210cm
FF’ = 349,3cm
Setelah titik F’ ditandai dengan pen ukur, jarak BF’ kemudian diukur
dengan meteran dan didapatkan hasilnya adalah BF’ = 938cm
2. Segitiga GG’B
Panjang sisi GG’ diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
GG′
AC=
BG
BC
GG′ = 755cm x765cm
2210cm
GG’ = 261,35cm
Setelah titik G’ ditandai dengan pen ukur, jarak BG’ kemudian diukur
dengan meteran dan didapatkan hasilnya adalah BG’ = 708cm
3. Segitiga HH’B
Panjang sisi HH’ diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
𝐻𝐻′
𝐴𝐶=𝐵𝐻
𝐵𝐶
𝐻𝐻′ = 455𝑐𝑚 𝑥765𝑐𝑚
2210𝑐𝑚
HH’ = 157,5cm
Setelah titik H’ ditandai dengan pen ukur, jarak BH’ kemudian diukur
dengan meteran dan didapatkan hasilnya adalah BH’ = 421cm
Setelah didapatkan jarak BF’, BG’ dan BH’, maka dengan prinsip
perhitungan segitiga sebangun kita dapat menghitung jarak garis AB yang
terhalang oleh bangunan tersebut. Dari data yang telah dianalisa, maka
dapat dihitung nilai AB. Akan diperoleh 3 buah data nilai AB. Dan untuk
solusinya, maka nilai-nilai AB tersebut dihitung rata-ratanya.
Sebangun ACB dengan H’HB
BA1
BH′=
BC
BH
BA1 = 2210cm x421cm
455cm
BA1 = 2044,86cm
Sebangun ACB dengan G’GB
BA2
BG′=
BC
BG
BA2 = 2210cm x708cm
755cm
BA2 = 2072,42cm
Sebangun ACB dengan F’FB
BA3
BF′=
BC
BF
BA3 = 2210cm x938cm
1009
BA3 = 2054,49 cm
Dari tiga data panjang BA yang didapatkan, maka dihitunglah BA rata-
rata. Artinya adalah BA yang hasilnya mewakili dari tiga analisa diatas.
BA =2044,86 + 2072,42cm + 2054,49cm
3
BA = 2057,26cm
Jadi, jarak dari titik A ke B yang dihalangi oleh bangunan adalah
2057,26cm atau 20,5726 m.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Jarak dari dua buah titik yang dihalangi oleh suatu bangunan dapat
diketahui dengan menggunakan prinsip perhitungan segitiga sebangun.
2. Perpanjangan segitiga sama kaki yang panjang sisi-sisinya diperoleh
dari segitiga utama dapat digunakan untuk membuat segitiga sebangun
lainnya.
3. Dari analisa sebagaimana telah diuraikan di atas, diperoleh jarak dari
titik A ke titik B adalah sejauh 20,5726 meter.