ganang ramadhan filsafat b
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Ganang Ramadhan Filsafat B
1/6
Ganang Ramadhan
210110110495
Filsafat Komunikasi B
Pengerti an Kebenaran
Kebenaran adalah suatu nilai utama di dalam kehidupan manusia, sebagai nilai-nilai yang
menjadi fungsi rohani manusia, artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan selalu berusaha
memeluk suatu kebenaran (Syam dalam Sofyan, 2010: 425). Sedangkan menurut Russel (dalam Sofyan,
2010: 425) mengatakn bahwa kebenaran adalah suatu sifat kepercayaan dan diturunkan dari kalimat
yang menyatakan kepercayaan tersebut. Kebenaran merupakan suatu hubungan antara suatu
kepercayaan dan fakta. Menurut Djaelani (dalam Sofyan, 2010: 425) kebenaran adalah persesuaian
antara pernyataan dengan fakta-fakta itu sendiri atau pertimbangan (judgment) dan situasi yang
dipertimbangkan itu berusaha melukiskannya.
Kebenaran adalah soal hubungan antara pengetahuan dan apa yang dijadikan objeknya, yaitu
apabila terdapat persesuaian dalam hubungan antara objek dan pengetahuan kita tentang objek itu
(Gazalba dalam Sofyan, 2010: 426). Menurut adalah kesesuaian dengan fakta. Kebenaran adalah
perwujudan dari pemahaman subjek tentang sesuatu, terutama yang bersumber dari sesuatu yang di luar
subjek, yaitu fakta, peristiwa, nilai-nilai (norma hukum) yang bersifat umum. Kebenaran menurut Plato
dan Aritoteles adalah pernyataan yang dianggapbenar itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan sebelumnya (Jalaludin dalamSofyan, 2010: 426). Kebenaran itu tampaknya bersifat relatif
sebab apa yang dianggap benar oleh suatu masyarakat atau bangsa, belum tentu akan dinilai sebagai
suatu kebenaran oleh masyarakat atau bangsa lain. Dari beberapa pengertian di atas, penulis memahami
bahwa kebenaran adalah sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta dan bersifat relatif. Artinya apa
yang dianggap seseorang benar, belum tentu orang lain menganggap benar.
1. Sifat Kebenaran
Menurut Mintaredja (dalamSofyan, 2010: 430) mengatakan kebenaran dapat digunakan
sebagai suatu benda yang konkret atau abstrak. Subjek menyatakan suatu preposisi yang diuji memiliki
suatu kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri. Kebenaran dalam filsafat dibedakan menjadi tiga
hal.
a. Kebenaran yang berkaitan dengan kualitas pengetahuan hal ini terbagi atas.
1. Pengetahuan biasa memiliki inti kebenaran sifatnya subjektif, artinya amat terikat pada subjek yang
mengenal. Dengan demikian, pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar, sejauh sarana
untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau tidak ada penyimpangan.
-
7/22/2019 Ganang Ramadhan Filsafat B
2/6
2. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang tetap menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan
menerapkan metodologi yang khas pula. Kebenaran ilmiah bersifat relatif, maksudnya kandungan
kebenaran mendapatkan revisi yaitu selalu diperkaya oleh penemuan yang paling mutakhir.
3. Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafat
yang sifatnya mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis, dan spekulatif.
Sifat kebenaran dalam pengetahuan filsafat itu absolut.
4. Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama memiliki sifat dogmatis. Suatu
agama selalu dihampiri oleh keyakinan tertentu, sehingga pernyataan dalam kitab suci agama memiliki
kebenaran sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahami.
b. Kebenaran dikaitkan dengan karakteristik, cara atau alat yang digunakan seseorang membangun
pengetahuannya. Implikasi dari pengguna alat untuk memperoleh pengetahuan melalui alat indera
tertentu akan mengakibatkan karakteristik yang dikandung oleh pengetahuan memiliki cara tertentu
untuk membuktikannya.
c. Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Terjadinya relasi atau
hubungan antara subjek dan objek.
2. Teor i-Teori Kebenaran
a. Teori koherensi
Teori ini menegaskan bahwa suatu proposisi (pernyataan suatu penegetahuan) diakui benar
atau sahih jika proposisi itu memiliki hubungan dengan ide atau gagasan dari proposisi sebelumnya
yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logika sesuai dengan keterangan dan ketentuan logika.
Teori koherensi adalah kebenaran yang ditegakkan atas dasar hubungan keputusan baru dengan
keputusan-keputusan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya terlebih dahulu. Matematika dan
silogisme adalah contoh teori koherensi. Contoh: 3 + 4= 7; 5 + 2=7; 6 + 1=7. Tiga pernyataan tadi
benar dan konsisten, sebab pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan
pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang dianggap benar.
b. Teori Korespondensi
Teori ini mengatakan bahwa suatu pengetahuan itu benar, apabila proposisi bersesuaian dengan
realitas yang menjadi objek pengetahuan itu dan kepastian inderawi. Dengan demikian, kesahihan
pengetahuan itu dapat dibuktikan secara langsung. Suatu pernyataan benar apabila materi pengetahuan
yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan objek yang dituju. Ibu kota
Indonesia adalah Jakarta. Maka pernyataan itu benar oleh karena pernyataan itu berkorespenden
dengan objek aktual yaitu Jakarta memang Ibu Kota Republik Indonesia.
c. Teori Pragmatis
-
7/22/2019 Ganang Ramadhan Filsafat B
3/6
Menegaskan bahwa pengetahuan itu sahih, jika proposisinya memiliki konsekuensi kegunaan
atau benar-benar bermanfaat bagi yang memiliki pengetahuan itu. Aliran pragmatisme menyatakan
bahwa nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah praktis. Teori kesahihan pragmatis adalah teori kesahihan yang
termasuk teori tradisional, selain koheren dan korespodensi. Teori berkembang pada abad XIX dan awal
abad XX.
Suatu pernyataan benar diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan praktis. Konsekuensi dari pernyataan tersebut memunyai kegunaan praktis dalam
kehidupan manusia. Sekiranya ada orang mengatakan teori X tersebuat dikembangkan teknik Y dalam
meningkatkan kemampuan belajar dan ternyata secara aktual bahwa teknik Y dalam meningkatkan
kemampuan belajar, maka teori X dianggap benar, sebab teori X ini adalah bersifat fungsional dan
memunyai kegunaan. Suatu benar kalau dapat dimanfaatkan secara praktis dan tidak
mempermasalahkan hakikatnya.
d. Teori kesahihan semantik
Teori yang menekankan arti dan makna suatu proposisi. Menurut teori ini arti dan makna
sesungguhnya mengacu pada referensi atau realitas dan bisa juga arti definitif dengan menunjuk ciri
khas yang ada. Teori kebenaran semantik menyatakan bahwa proposisi itu memunyai nilai kebenaran
bila proposisi itu memiliki arti.
e. Teori kebenaran sintaksis
Proposisi yang mengikuti keteraturan gramatika yang telah diisyaratkan. Suatu adalah benar,
bila mengikuti atau mematuhi hal yang diisyaratkan dari proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar
dari hal yang diisyaratkan, maka proposisi itu memunyai arti.
f. Teori kesahihan logika yang berlebihan
Teori ini hendak menunjukkan bahwa proposisi menunjukkan bahwa proposisi logis yang
memiliki term berbeda, tetapi berisi informasi sama, dan tidak perlu dibuktikan lagi atau sudah menjadi
bentuk logik yang berlebihan. Misal, siklus adalah lingkaran atau lingkaran adalah bulatan dan
sebagainya. Proposisi lingkaran bulat tidak perlu dibuktikan lagi karena lingkaran adalah sesuatu yang
terdiri dari rangkaian titik tertentu, sehingga berupa garis yang bulat. Teori ini banyak dianut olah
kelompok aliran positivism, seperti Ayer, Gallagher.
B. Kepercayaan
Disamping berdimensi berfikir maka manusia itu berdimensi percaya. Percaya adalah sikap dan
sifat, membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu sebagai benar. Kepastian adalah sikap mental
-
7/22/2019 Ganang Ramadhan Filsafat B
4/6
atas dasar keyakinan bahwa ada kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri. Adapula
kemungkinan bahwa orang memunyai keyakinan akan kebenaran bukan karena penyelidikkan sendiri,
melainkan atas pemberitahuan pihak lain. Ahli ilmu falak mengatakan misalnya bahwa pada tanggal
tertentu akan ada gerhana bulan. Penulis yakin bahwa pemberitahuan itu benar, jadi setelah diberitahu
itu, penulis tahu akan sesuatu kebenaran. Pengetahuan yang tercapai itu disebut kepercayaan. Kepastian
terdapat karena percaya ini tidak perlu kurang pastinya dari kepastian yang diperoleh sendiri. Jadi,
kepercayaan itu adalah anggapan atau sikap mental bahwa sesuatu itu benar. Arti lain dari kepercayaan
adalah sesuatu yang diakui sebagai benar. Kita tidak bisa membayangkan manusia dapat hidup tanpa
kepercayaan apapun baik dalam arti yang pertama maupun dalam arti yang kedua.
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap,
maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Jika
keyakinan tidak ada keraguan yang akan muncul dan kesalahan akan sering kali menghalangi.
Keyakinan sangat penting dalam kehidupan seperti keyakinan dalam memeluk agama. Kepercayaan
adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premisi benar. Kita yakin
dalam satu hal maka kepercayaan akan muncul. Keyakinan sangan berdampingan dalam hidup. Contoh,
pada saat kesulitan menghampiri maka sangat di perlukan sikap keyakinan agar kesulitan yang di alami
dapat di lewatkan. Kenyakinan sangat vital dalam hidup. Tidak ada salahnya kita gunakan keyakinan
kita dengan penuh percaya, mudah-mudahan bisa membantu dalam hidup.
1. Macam-macam Kepercayaan
a. Kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari
Kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang kita akui sebagai ibu kandung kita, sesungguhnya
kita terima semata-mata atas dasar kepercayaan karena kita tidak merasa perlu membuktikannya. Kita
dapat makan sebagai hal yang dapat kita lakukan sehari-hari, apabila kita senantiasa dikuasai
kesangsian atau ketidakpercayaan atas setiap makanan yang kita makan itu. Dihubungkan dengan
contoh lain, kita tidak akan pernah naik kendaraan bermotor yang dikemudikan orang lain bila kita tidak
memunyai kepercayaan atas kendaraan (mobil, kereta api, kapal laut, pesawat terbang, dan sebagainya)
yang kita tumpangi dan bila kita memunyai kepercayaan kepada pengemudinya tanpa kita terlebih
dahulu mempelajari dan menyelidiki secara ilmiah segala seluk beluk mesin kendaraan. Tanpa kita
terlebih dahulu mengetes dan mengecek kemampuan dan kemahiran pengemudi secara seksama.
Walaupun yang kita percayai pada mulanya dengan begitu saja itu mungkin saja kemudian dapat
diperkuat dengan bukti-bukti hasil penyelidikan rasional, namun itu masalah kemudian bukan masalah
permulaan.
b. Kepercayaan dalam ilmu pengetahuan
-
7/22/2019 Ganang Ramadhan Filsafat B
5/6
Amidjaja, Rektor ITB pernah mengemukakan bahwa dalam ilmu pengetahuan yang dilandasi
dengan kesangsian, namun masalah kepercayaan tidak dapat dikesampingkan. Para pemula dalam
disiplin ilmu pengetahuan tertentu pertama-tama menerima saja terlebih dahulu suatu dalil atau aksioma
atas dasar kepercayaan. Walaupun dalam perkembangan kemudia melalui proses analisa dan penelitian
rasional akhirnya sampai juga pada dalil aksioma yang pada mulanya diterima begitu saja atas dasar
kepercayaan itu. Ilmu pengetahuan dalam mengemukakan pendapat bersandar pada ponstulat-ponstulat
tertentu atau kebenaran-kebenaran yang sudah diterima dengan begitu sebelum secara mutlak yang
diterima begitu saja atas dasar kepercayaan semat-mata. Sekali lagi kita tegaskan bahwa dalam bidang-
bidang ilmu pengetahuan sekalipun yang konon diawali dengan keraguan dan kesangsian itu sendiri.
c. Kepercayaan dalam filsafat
Seseorang yang terkemukan dari penyangsi modern ialah Descartes (1596-1650) seorang ilmu
pasti yang paling ulung pada zamannya yang juga peletak dasar rasionalisme yang sebenarnya di Eropa.
menurut aliran rasionalime akal manusia itu memang cukup kuat untuk memecahkan segala soal, cukup
kuat untuk mencapai kebenaran yang terakhir setidak-tidaknya cukup kuat untuk mengejarnya atas dasar
akal sendiri. Penuh keyakinan aliran rasionalisme percaya dengan maksud percaya adalah esa, akan hal
manusia sebagai kunci yang membuka segala rahasia. Hanyalah dapat ditanyakan keyakinan itu
berdasarkan atas apa? Pada pikiran hemat kami tidak dapat dihindarkan, keterangan bahwa penelitian
akal manusia sebagai dasar atas pangkal filsafat dan ilmu pengetahuan adalah suatu pemilihan yang ada
pada tidak akal sifatnya. Rasionalisme memilih akal itu karena kepercayaan terhadap akal. Dalam
kepercayan itu tidak dicapai dengan jalan pikiran yang akali melainkan kepercayaan itulah tidak lain
daripada keyakinan. Atas dasar rasionalisme memilih akal manusia sebagai titik berangkat atau akal
pikiran.
Tiap-tipa filosof membutuhkan suatu pangkal pikiran atau titik berangkat. Ada yang memilih akal
sebagai titik berangkat, ada yang memilih arus hidup ada yang memilih eksistensi. Pemilihan itu
tergantung daripada keyakinan ahli pikir sendiri. Jadi dalam filsafat sekalipun yang katanya mencari
keberanaran secara radikal, integral, universal itu, terbukti bahwa ada unsur atau faktor kepercayaan
tersebut menjadi pangkal tolaknya sendiri.
d. Kepercayaan dalam agama
Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayan. Hal itu akan mengahadirkan nilai-nilai guna
untuk menopang hidupnya. Sikap kepercayaan atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi,
tetapi selain kepercayaan itu dapat dianut sesuai dengan kebutuhan demikian pula cara kepercayaanpun
harus benar pula. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja dikehendaki, tetapi bahkan berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan maka dalam kenyataannya kita temui bentuk-bentuk kepercayaan
iu berbeda satu dengan yang lainnya.
-
7/22/2019 Ganang Ramadhan Filsafat B
6/6
Faktor kepercayaan ini mutlak dalam agama. Dalam agama, kepercayaan merupakan suatu
unsur yang amat penting dan dalam hal ini amat masuk akal alaannya kebenaran yang dipercayai oleh
kaum yang beragama ini diyakini sebab diberitahukan oleh yang tak dapat berdusta (Tuhan sendiri) atau
paling sedikit seorang yang menerima tugas memberitahukan kebenaran ini kepada umat manusia, ia
patut dipercaya. Percaya ialah menerima kebenaran demi kewibawaan.
Kesimpulannya adalah :
Kebenaran dapat digunakan sebagai suatu benda yang konkret atau abstrak. Subjek menyatakan suatu
preposisi yang diuji memiliki suatu kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri. Kebenaran adalah
suatu nilai utama di dalam kehidupan manusia, sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia,
artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan selalu berusaha memeluk suatu kebenaran (Syam
dalam Sofyan, 2010: 425). Sedangkan menurut Russel (dalam Sofyan, 2010: 425) mengatakn bahwa
kebenaran adalah suatu sifat kepercayaan dan diturunkan dari kalimat yang menyatakan kepercayaan
tersebut. Kebenaran merupakan suatu hubungan antara suatu kepercayaan dan fakta.
Sumber :
http://meldadedee.blogspot.com/2013/06/kebenaran-fakta-dan-kepercayaan.html
http://meldadedee.blogspot.com/2013/06/kebenaran-fakta-dan-kepercayaan.htmlhttp://meldadedee.blogspot.com/2013/06/kebenaran-fakta-dan-kepercayaan.htmlhttp://meldadedee.blogspot.com/2013/06/kebenaran-fakta-dan-kepercayaan.html