gambaran umum wilayah penelitian 4.1 gambaran umum kota...

14
36 BAB IV Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya Palangka Raya adalah kota yang menjadi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak pada : 113°30– 114°07Bujur Timur dan 1°35' – 2°24Lintang Selatan. Wilayah administrasi Kota Palangka Raya terdiri atas 5 (lima) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit yang terdiri dari 30 Kelurahan . Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dibagi ke dalam 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25 Km2, 583,50 Km2, 352,62 Km2, 572 Km2 dan 1.053,14 Km2. Palangka Raya adalah kota yang masih cukup muda umurnya di bandingkan kota lain yang menjadi ibukota provinsi. Pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, Lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Dengan berlakunya Undang- undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des. 52/12/2-206, maka ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959. Selanjutnya, Kecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahap

Upload: lamdien

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

36 

 

BAB IV Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya

Palangka Raya adalah kota yang menjadi Ibukota Provinsi Kalimantan

Tengah. Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak pada : 113°30′ – 114°07′

Bujur Timur dan 1°35' – 2°24′ Lintang Selatan. Wilayah administrasi Kota

Palangka Raya terdiri atas 5 (lima) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan

Pahandut, Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit yang terdiri dari 30

Kelurahan . Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2

(267.851 Ha) dibagi ke dalam 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut,

Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit dengan luas masing-masing

117,25 Km2, 583,50 Km2, 352,62 Km2, 572 Km2 dan 1.053,14 Km2.

Palangka Raya adalah kota yang masih cukup muda umurnya di

bandingkan kota lain yang menjadi ibukota provinsi. Pembentukan Provinsi

Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957,

Lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara

Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut

Undang-undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik

Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-undang Nomor 27 Tahun

1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima)

Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Dengan berlakunya Undang-

undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des. 52/12/2-206, maka

ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan

Tengah ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959. Selanjutnya,

Kecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahap

Page 2: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

37 

 

mengalami perubahan dengan mendapat tambahan tugas dan fungsinya, antara

lain mempersiapkan Kotapraja Palangka Raya. Kahayan Tengah ini dipimpin oleh

Asisten Wedana, yang pada waktu itu dijabat oleh J. M.Nahan

Peningkatan secara bertahap Kecamatan Kahayan Tengah tersebut dalam

rangka pembentukan provinsi dan ibukota provinsi, lebih nyata lagi setelah

dilantiknya Bapak Tjilik Riwut sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Kalimantan Tengah pada tanggal 23 Desember 1959 oleh Menteri Dalam Negeri,

dan Kecamatan Kahayan Tengah di Pahandut dipindahkan ke Bukit Rawi. Pada

tanggal 11 Mei 1960, dibentuk pula Kecamtan Palangka Khusus Persiapan

Kotapraja Palangka Raya yang dipimpin oleh J.M. Nahan. Selanjutnya sejak

tanggal 20 Juni 1962 Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka

Raya dipimpin oleh W. Coenrad dengan sebutan Kepala Pemerintahan Kotapraja

Administratif Palangka Raya.

Dari sisi populasi, jumlah penduduk kota Palangka Raya sendiri tergolong

kota yang tidak pada penduduk. Kota yang memiliki luas 276,851 ha ini hanya

memiliki populasi sebanyak 224.663 jiwa, yang mana 51,14% laki-laki dan 48,86

% perempuan. Berdasarkan luas wilayah dibanding dengan jumlah penduduk

yang ada, kepadatan penduduk Palangka Raya tergolong jarang, dimana ada

hanya sekitar 84 orang per km perseginya. Dari keseluruhan penduduk Palangka

Raya, 68,73 % berumur 15 tahun ke atas yang merupakan penduduk usia

produktif secara ekonomis.

Tabel 1

Data jumlah Penduduk Palangka Raya

Agama & Aliran

Kepercayaan

Jumlah Penduduk

Laki-laki

Perempuan Jumlah

Page 3: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

Islam 89 557 85 081 174 638

Kristen 36 912 37 056 73 968

Katolik 2 347 2 262 4 609

Hindu 2 023 2 081 4 104

Budha 247 200 447

Konghucu 13 7 20

Aliran Kepercayaan 1 178 1 172 2 350

Total 132 277 127 859 260 136

Sumber : Buku Palangka Raya Dalam Angka 2010

Penduduk di Palangka Raya sendiri terdiri dari berbagai macam etnis, yaitu Suku

Dayak sebagai masyarakat lokal, dan berbagai etnis pendatang lain seperti Suku

Banjar, Jawa, Batak, Bugis, Ambon, Padang, dan lain-lain

4.2 Dewan Adat Dayak (DAD)

Dewan ada dayak (DAD) adalah organisasi etnis yang ditujukan untuk

masyarakat yang bersuku bangsa Dayak. Organisasi ini bertujuan untuk

melestarikan kebudayaan-kebudayaan Dayak yang saat ini berhadap dengan

tantangan jaman dan era modern. Organisasi ini tidak hanya berupaya

mengupayakan keletarian kebudayaan tidak hanya dari bidang kesenian semata,

tetapi kebudayaan dayak secara menyeluruh hingga sampai pada kehidupan

masyarakat dayak sehari-hari dan hukum adat.

DAD pertama kali bentuk pada bulan Mei 2001, yang diprakarsai oleh

beberapa orang tokoh Dayak yang berasal dari Kalimantan Barat, Kalimantan

Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, yang berdomisili di

Balikpapan. DAD mulai melakukan berbagai kegiatan yang berupaya untuk

melestarikan kebudayaan dayak, namun belum hingga menyeluruh Kalimantan.

Pengembangan dan perluasan DAD sendiri terus menerus diupayakan hingga ke

38 

 

Page 4: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

39 

 

seluruh kalimantan. Akhirnya pada tahun 2004, DAD di sahkan dalam lingkup

seluruh Kalimantan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) Dewan Adat Dayak

se Kalimantan (DADK), di Pontianak Kalimantan Barat. Disahkan DAD ini

ternyata mempercepat meluasnya keberadaan DAD di Seluruh Kalimantan.

Dengan segera kemudian berbagai cabang DAD didirikan di berbagai daerah.

Keberadaan DAD di berbagai daerah di Kalimantan membawa berbagai

pergerakan dari masyarakat dayak sendiri dalam berbagai bidang, mulai dari

pemberdayaan masyarakat, pendidikan, ekonomi, bahkan pemecahan berbagai

konflik dan masalah HAM. Tetapi pergerakan DAD di tiap daerah ini belum

menuju gerakan bersama yang benar-benar terkoordinir dan mengarah pada

gerakan bersama dengan tujuan bersama yang jelas. DAD di tiap daerah masaiah

bergerak dengan berbagai permasalahan yang terjadi di daerah masing-masing dan

belum punya gerakan bersama, terutama yang terwujud dalam program bersama.

Pada tahun 2006 DAD kembali mengadakan Munas, dengan nama

Musyawarah II Dewan Adat Dayak se Kalimantan, dengan salah satu keputusan

penting untuk membentuk satu organisasi Dayak lainnya yang memiliki cakupan

nasional, yaitu Majelis Adat Dayak Nasional (MADN). Organisasi ini bukanlah

organisasi yang kemudian benar-benar terlepas dari DAD sebagai

pemprakarsanya. MADN berdiri dengan tujuan untuk mengkoordinasikan

keberadaan seluruh lembaga adat dan organisasi masyarakat Dayak yang dalam

lingkup nasional. Pada kenyataannya lembaga dan organisasi Dayak, tidak hanya

terdapat di Kalimantan, tetapi juga di daerah lain seperti di Jakarta, Jawa tengah,

Yogyakarta, dan berbagai kota lain. Organisasi Dayak di luar Kalimantan ini

adalah organisasi yang didirikan oleh orang-orang dayak yang tinggal dan

berdomisili di luar Kalimantan.

MADN yang terbentuk dari Munas II DADK merupakan lembaga

tertinggi dari segi hirarkis di semua Lembaga Adat Dayak yang ada di

Kalimantan. MADN menjadi wadah bagi hubungan antara semua DAD se

Kalimantan dan Lembaga Adat lainnya Di kalimantan Tengah sendiri Lembaga

Page 5: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

40 

 

Ada Dayak memiliki hirarki, yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah No. 16 Tahun 2008, pasal 4. Hirarki tersebut adalah :

1. Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) adalah lembaga adat tingkat

nasional yang bertugas sebagai lembaga koordinasi, sinkronisasi,

komunikasi, pelayanan, pengkajian, wadah menampung dan

menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan semua tingkat Lembaga Adat

Dayak.

2. Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah merupakan Lembaga

Adat Dayak tingkat Provinsi, bertugas melaksanakan program kerja

dari MADN, menjalankan fungsi koordinasi dan supervisi terhadap

seluru Dewan Adat Dayak kabupaten/Kota di wilayah Kalimantan

Tengah.

3. Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten/Kota adalah Lembaga Adat

Dayak tingkat Kabupaten/Kota, bertugas melaksanakan program kerja

dari Dewan Adat Dayak tingkat Provinsi, menjalankan fungsi

koordinasi dan supervisi terhadap seluruh Dewan Adat tigkat

Kecamatan dan Lembaga Kedemangan di wilayahnya.

4. Dewan Adat Dayak (DAD)Kecamatan adalah Lembaga Adat Dayak

di tingkat Kecamatan, bertugas melaksanakan program kerja dari

Dewan Adat Dayak kabupaten/Kota, menjalankan fungsi koordinasi

dan supervisi terhadap seluru Dewan Adat Dayak tingkat Desa dan

Kelurahan; Kedamangan dipimpin oleh seluruh Dewan Adat Dayak

tingkat Desa/Kelurahan sebagai Ketua Kerapatan Mantir/Let

Perdamaian Adat tingkat Kecamatan.

5. Dewan Adat Dayak (DAD) Desa/Kelurahan adalah Lembaga Adat

Dayak tingkat Desa/Kelurahan, bertugas melaksanakan program kerja

DAD tingkat Kecamatan; Kerapatan Mantir/Let Perdamaian Adat

Desa/Kelurahan.

Page 6: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

Gambar 2

Struktur Lembaga Adat Dayak

41 

 

                                                           

4.3 Musyawarah Penolakan FPI

Penolakan FPI di Palangka Raya pertama kali berawal bukan pada tataran

masyarakat biasa. Penolakan ini berawal dari info tentang akan akan didirikan dan

diresmikannya pendirian FPI Cabang Kalimantan Tengah di Palangka Raya pada

tanggal 11 Februari 2012. Info ini bersumber dari Komunitas Intelejen Daerah

(KOMINDA) cabang Kalimantan Tengah. Info ini kemudian di teruskan ke

KESBANGPOLINMAS Kalimantan Tengah1.

Bersama dengan KESBANGPOLIMAS, KOMINDA kemudian

mengadakan pertemuan dengan berbagai kelompok masyarakat dan tokoh-tokoh

masyarakat yang ada di kalimantan tengah pada tanggal 9 Februari 2012. Pada  

1  Hasil dari wawacancara dengan Yansen Binti, Ketua Gerakan Pemuda Dayak Indonesia (GPDI), organisasi binaan dari DAD. Penuturan Yansen Binti kemudian Dibenarkan oleh Sabran Achmad, Ketua DAD Kalimantan Tengah. 

MAJELIS ADAT DAYAK NASIONAL

DEWAN ADAT DAYAK PROVINSIKALIMANTAN TENGAH

DEWAN ADAT DAYAK PROVINSIKabupaten/Kota

DEWAN ADAT DAYAK PROVINSIKecamatan

DEWAN ADAT DAYAK PROVINSIDesa/Kelurahan

Kedamangan dan Kerapatan Mantir Perdamaian Adat 

Kecamatan 

Kerapatan MantirPerdamaian Adat Desa/Kelurahan 

Garis  hitam           : Hubungan KoordinasiGaris Putus‐putus   : Hubungan Hirarki  

Page 7: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

42 

 

pertemuan ini tercatat dihadiri seluruh kelompok dan tokoh yang ada di Palangka

Raya, dari semua kelompok etnis, agama, dan kelompok masyarakat lainnya.

Salah satu organisasi yang diundang dan ikut dalam pertemuan tersebut adalah

MADN, yang kemudian di wakili oleh DAD Kalimantan Tengah. Tujuan dari

pertemuan ini adalah memberikan info terkait kegiatan peresmian FPI Cabang

Palangka Raya dan semua kelompok dimintai pandangannya.

Pada pertemuan tersebut setiap kelompok kemudian menyampaikan

pandangannya terkait info yang telah diberikan. Setelah satu persatu pihak yang

ikut dalam pertemuan tersebut, kemudian didapatkan kesimpulan bahwa setiap

pihak yang hadir belum merasa bahwa FPI berdiri di Kalimantan Tengah,

khususnya di Palangka Raya. Pernyataan yang dikeluarkan tersebut di dasari

alasan bahwa FPI adalah organisasi yang kerap menggunakan kekerasan di tengah

masyarakat. Semua pihak yang hadir dalam pertemuan itu khawatir dengan

masuknya FPI di Kalimantan Tengah akan merusak kerukunan masyarakat dan

antar umat beragama yang sudah terjalin dengan baik.

Keesokan harinya, DAD Kalimantan Tengah dan MADN mengadakan

rapat Pleno yang berlokasi Rumah Betang di Sekretarian MADN/DAD yang

kebetulan berada di area komplek kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Ada

beberapa agenda yang dibicarakan dalam rapat tersebut, salah satunya agenda

utama adalah persiapan peresmian organisasi Dayak baru yang bernama Barisan

Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (BATAMAD). Sementara itu, hasil

pertemuan yang diadakan KESBANGPOLINMAS hanyalah info pada akhir rapat

dan direncanakan sebagai agenda untuk rapat pleno selanjutnya.

Di saat rapat sedang berlangsung, secara mendadak ada massa yang datang dan

berkumpul Betang. Massa yang datang ternyata adalah masyarakat Dayak yang

tidak hanya datang dari Palangka Raya, tetapi juga dari daerah-daerah di

sekitarnya. Masyarakat tersebut berkumpul di luar rencana dan tanpa undangan.

Kebanyakan datang karena mobilisasi dan info melalui sms dan info dari mulut ke

mulut. Massa yang berjumlah lebih dari seratus (100) orang ini kemudian

Page 8: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

menanyakan apakah benar pada tanggal 11 akan diadakan pelantikan pengurus

dan peresmian FPI Cabang Kalimantan Tengah di Palangka Raya.

Gambar/Foto 3 dan 4

Situasi pada saat massa datang ke kesekretariatan MADN/DAD

43 

 

Gambar/Foto 4

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

Page 9: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

Pihak MADN/DAD membenarkan info yang massa tanyakan. Jawaban

tersebut membuat massa menjadi riuh dan mulai bangkit emosinya. Bahkan massa

sempat mengekspresikan emosinya dengan menari-nari dan memainkan alat

musik yang memang sengaja di bawa. Melihat keadaan ini maka kemudian rapat

pleno dihentikan dan MADN, melalui DAD, mengadakan musyawarah bersama

masyarakat yang sudah hadir di rumah betang. Hal ini dilakukan agar dapat

menampung pendapat dan aspirasi masyarakat Dayak yang sudah hadir pada saat

itu2. DAD langsung membuka rumah Betang dan mempersilahkan massa yang

sudah hadir untuk masuk. Seketika saat itu juga ruma betang menjadi penuh dan

bahkan ada banyak orang yang tidak bisa masuk ke dalam rumah betang.

Gambar/Foto 5

Kondisi diluar Betang saat musyawarah dimulai

44 

 

                                                           

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

 

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

2 Musyawarah Ini Langsung ditangani Oleh DAD Provinsi Kalimantan Tengah. 

Page 10: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

Gambar/Foto 6

Pihak DAD sedang menyampaikan sambutan kepada masyarakat yang hadir

dalam msuyawarah

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

Pada pelaksanaan musyawarah mendadak tersebut, DAD memberikan info

yang sebenarnya mulai terkait info pelantikan pengurus dan peresmian FPI di

Palangka Raya, serta pertemuan yang diselengggarakan oleh

KESBANGPOLINMAS. Selesai memberikan info, DAD memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada massa untuk berbicara dan memberikan

pendapat dan menyampaikan aspirasinya.

Hasil dari musyawarah mendadak yang diadakan oleh DAD akhirnya tetap

sama dengan hasil yang didapat dari pertemuan yang diselengarakan

KESBANGPOLINMAS. Masyarakat dayak yang ikut musyawarah di Betang

menolak kehadiran FPI di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangka Raya. FPI

dianggap sebagai organisasi yang menggunakan kekerasan. Kehadiran FPI yang

merupakan organisasi yang dekat dengan label kekerasan membuat masyarakat

yakin bahwa kehadiran FPI hanya akan merusak kerukunan yang sudah ada.

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

45 

 

Page 11: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

46 

 

Masyarakat menolak kehadiran FPI karena mereka merasa kearifan lokal

yang ada, yang di kemas dengan semboyan “budaya betang” sudah cukup baik

menciptakan kerukunan. Budaya huma betang (rumah panjang) adalah budaya

hidup rukun yang diangkat dari budaya dayak. Pada zaman dulu orang dayak

tinggal di rumah panjang secara komunal. Meskipun didalamnya terdapat

perbedaan secara ekonomi, status sosial, atau bahkan kepercayaan, penghuninya

tetap rukun dan hidup dengan solidaritas. Budaya inilah yang kemudian dan

dikembangkan di Kalimantan Tengah, termasuk di Palangka Raya. Kerukunan

yang di dasarkan pada pemahamn inilah yang dikhawatirkan akan rusak dengan

kehadiran FPI.

Masyarakat Dayak yang hadir tidak hanya sampai pada kesepakatan untuk

menolak kehadiran FPI. Pada penghujung musyawarah, DAD diminta untuk

membuat surat pernyataan sikap dan pers release terkait kesepakatan yang dibuat

dalam musyawarah. Surat pernyataan dalam pers release tersebut memuat 16

point yang berisi tentang kronologis pembuatan surat tersebut dan point yang

memuat tentang pernyataan Penolakan FPI oleh DAD atas nama masyarakat

Dayak di Palangka Raya dan sekitarnya

Page 12: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

Gambar/Foto 7

Pihak DAD Membacakan Surat Pernyataan Hasil Musyawarah

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

Gambar/Foto 8,9 dan 10

47 

 

Page 13: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

Surat Pernyataan Sikap Menolak Kehadiran FPI di Kalimantan Tengah

Gambar/Foto 9 Sumber : Dayan, 10 februari 2012

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

48 

 

Page 14: Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3835/5/T1_352006002_BAB IV.pdf · ... 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia

Gambar/Foto 10

Sumber : Dayan, 10 februari 2012

 

49