gambaran umum provinsi sumut ntt

12
4.1 Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8° – 12° Lintang Selatan dan 118° – 125° Bujur Timur. Batas-batas wilayah : Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia Sebelah Timur dengan Negara Timor Leste Sebelah Barat dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat. NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni, Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar: Flores, Sumba, Timor dan Alor (FLOBAMORA) dan pulau- pulau kecil antara lain: Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang, Parmahan, Rusah, Samhila, Solor (masuk wilayah Kabupaten Flotim/ Lembata), Pulau Batang, Kisu, Lapang, Pura, Rusa, Trweng (Kabupaten Alor), Pulau Dana, Doo, Landu Manifon, Manuk, Pamana, Raijna, Rote, Sarvu, Semau (Kabupaten Kupang/ Rote Ndao), Pulau Loren, Komodo, Rinca, Sebabi, Sebayur Kecil, Sebayur Besar Serayu Besar (Wilayah Kabupaten Manggarai), Pulau Untelue (Kabupaten Ngada), Pulau Halura (Kabupaten Sumba Timur, dll. Wilayah administrasi Pemerintah Provinsi NTT meliputi 20 Kabupaten dan 1 Kota Madya. berikut rinciannya : Tabel 4.1 Wilayah Administrasi Pemerintah Provinsi NTT No Kabupaten/ Kota Kecamatan Desa Kelurahan

Upload: ade-kurniawan

Post on 01-Jan-2016

119 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

4.1 Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur

A. Letak Geografis dan Administrasi WilayahProvinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8 12 Lintang Selatan dan 118 125 Bujur Timur.

Batas-batas wilayah :

Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores

Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia

Sebelah Timur dengan Negara Timor Leste

Sebelah Barat dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat.

NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni, Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar: Flores, Sumba, Timor dan Alor (FLOBAMORA) dan pulau-pulau kecil antara lain: Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang, Parmahan, Rusah, Samhila, Solor (masuk wilayah Kabupaten Flotim/ Lembata), Pulau Batang, Kisu, Lapang, Pura, Rusa, Trweng (Kabupaten Alor), Pulau Dana, Doo, Landu Manifon, Manuk, Pamana, Raijna, Rote, Sarvu, Semau (Kabupaten Kupang/ Rote Ndao), Pulau Loren, Komodo, Rinca, Sebabi, Sebayur Kecil, Sebayur Besar Serayu Besar (Wilayah Kabupaten Manggarai), Pulau Untelue (Kabupaten Ngada), Pulau Halura (Kabupaten Sumba Timur, dll.Wilayah administrasi Pemerintah Provinsi NTT meliputi 20 Kabupaten dan 1 Kota Madya. berikut rinciannya :

Tabel 4.1

Wilayah Administrasi Pemerintah Provinsi NTT

NoKabupaten/ KotaKecamatanDesaKelurahan

1Kupang3021822

2Timor Tengah Selatan3222812

3Timor Tengah Utara914034

4Belu2419612

5Alor1715817

6Flores Timur1820917

7Sikka2114713

8Ende2019123

9Ngada97816

10Manggarai913217

11Sumba Timur2214016

12Sumba Barat6458

13Lembata91377

14Rote Ndao8737

15Manggarai Barat71165

16Nagekeo78416

17Sumba Tengah443-

18Sumba Barat Daya8942

19Manggarai Timur610410

20Kota Kupang4-49

21Sabu Raijua6425

J u m l a h2852.469300

Sumber : BPS, NTT Dalam Angka 2012:Luas wilayah daratan 48.718,10 km2 atau 2,49% luas Indonesia dan luas wilayah perairan 200.000 km2 diluar perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Secara rinci luas wilayah menurut Kabupaten/ Kota adalah sebagai berikut:Tabel 4.2Luas DaerahNusa Tenggara Timur Menurut KabupatenNoKabupatenLuas DaerahPresentase

1Sumba Barat737,421,56

2Sumba Timur7.000,5014,78

3Kupang5.898,2612,46

4Timor Tengah Selatan3.947,008,34

5Timor Tengah Utara2.669,665,64

6Belu2.445,575,16

7Alor2.864,606,05

8Lembata1.266,382,67

9Flores Timur1.812,853,83

10Sikka1.731,923,66

11Ende2.046,624,32

12Ngada1.620,923,42

13Manggarai4.188,908,85

14Rote Ndao1.280,002,70

15Manggarai Barat2.947,506,22

16Sumba Barat Daya1.445,323,05

17Sumba Tengah1.869,183,95

18Nagekeo1.416,962,99

19Manggarai Timur2.502,245,28

20Kota Kupang160,340,34

NTT47.349,90100,00

Sumber : BPS, NTT Dalam Angka 2012

B.Topografi

Apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah NTT dapat dibagi atas 5 bagian besar, yaitu :

1. Agak berombak dengan kemiringan 3-16 %.

2. Agak bergelombang dengan kemiringan 17-26 %.

3. Bergelombang dengan kemiringan 27-50 %.

4. Berbukuti-bukit bergunung dengan kemiringan lebih besar dari 50 %.

5. Dataran banjir dengan kemiringan 0-30 %Keadaan topografi demikian mempunyai pengaruh pula terhadap pola kehidupan penduduk, antara lain pola pemukiman digunung-gunung, sehingga terdapat variasi adat dan tipologi kehidupan yang sangat besar antara suatu daerah dengan daerah lainnya.C.Penggunaan LahanSetiap kabupaten di NTT memiliki perbedaan kondisi fisik lahan yang bervariasi dalam hal topografi, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air sungai, sehingga pemanfaatan lahan di masing-masing kabupaten berlainan. Wilayah NTT sebagian besar merupakan kawasan hutan dan sisanya berupa lahan pertanian (sawah dan ladang/tegalan), perkebunan, kebun dan lain-lain.Sektor kehutanan dan pertanian merupakan andalan Provinsi Nusa Tenggara Timur.Lahan sawah sebagian besar terdapat di daerah pesisir pantai utara dan pesisir sungai yang merupakan sawah tadah hujan dan sawah pasang surut. Sementara itu, pertanian lahan kering meliputi dataran rendah dan daerah lereng di kaki gunung.Dari luas wilayah 47.349,90 km2, wilayah daratan berpotensi tanah kering seluas 1.528.258 ha dengan lahan fungsional seluas 689.112 ha (45%).

Tabel 4.3Penggunaan Lahan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

NoPenggunaan Lahan Luas (Ha)

1Sawah172.400

2Tegalan333.493

3Ladang 291.417

4Tambak3.335

5Kolam2.237

6Pemukiman141.344

7Lahan Penggembalaan653.983

8Perkebunan173.187

9Hutan milik513.462

10Kawasan Hutan1.808.990

11Lain-lain641.142

Sumber : BKPM 2011, Potensi Investasi Provinsi Nusa Tenggara Timur 2011D.Kependudukan

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010Jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 4683827 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 905943 jiwa (19,34 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 3777884 jiwa (80,66 persen). Penduduk laki-laki Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 2326487 jiwa (49,67%) dan perempuan sebanyak 2357340 jiwa (50,33%). Seks Rasio adalah 99, berarti terdapat 99 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.

Seks Rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Lembata sebesar 89 dan tertinggi adalah Kabupaten Sumba Barat sebesar 107.

Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 105, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 89 sampai dengan 106, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 98.Penyebaran penduduk terbanyak di NTT masih bertumpu di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebesar 9,41 persen dari total penduduk NTT, menyusul Kabupaten Belu sebesar 7,53 persen, dan Kota Kupang sebesar 7,17 persen. Sedangkan kabupaten yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit atau terendah adalah Sumba Tengah, Sabu Raijua, dan Sumba Barat masing-masing berjumlah 62.510 orang, 73.000 orang, dan 111.023 orang.Sementara Kabupaten Sikka di Pulau Flores merupakan kabupaten yang paling banyak penduduknya untuk wilayah di luar Pulau Timor, yakni sebanyak 300.301 orang.Kabupaten/kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Kupang sebanyak 2.093 orang/Km2, sedang tingkat kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Sumba Timur yakni 33 orang/Km2.Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur dapat kita lihat pada tabel berikut : Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur Menurut Kabupaten/Kota, 2010 dan 2011Kabupaten/KotaPenduduk(orang)Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%)

201020112000-20102010-2011

Sumba Barat110 993113 1892,321,37

Sumba Timur227 732232 2372,111,29

Kupang304 548310 5732,531,27

Timor Tengah Selatan441 155449 8811,251,30

Timor Tengah Utara229 803234 3491,711,25

Belu352 297359 2662,401,34

Alor190 026193 7851,471,36

Lembata117 829120 1602,741,26

Flores Timur232 605237 2071,651,19

Sikka300 328306 2691,311,28

Ende260 605265 7611,151,21

Ngada142 393145 2102,111,30

Manggarai292 451298 2362,291,38

Rote Ndao119 908122 2801,951,20

Manggarai Barat221 703226 0893,071,43

Sumba Tengah62 48563 7212,791,31

Sumba Barat Daya284 903290 5392,291,42

Nagekeo130 120132 6941,851,25

Manggarai Timur252 744257 7441,991,40

Sabu Raijua72 96074 4031,301,17

Kota Kupang336 239342 8923,521,34

Nusa Tenggara Timur4 683 8274 776 4852,071,31

Sumber: Sensus Penduduk 2010 dan Proyeksi Penduduk 2011-2015

E. Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi dapat dilihat dari peran atau kontribusi dari masing - masing sektor ekonomi. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah domestik . Sektor - sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian sehingga sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu daerah. Namun, sektor yang mempunyai kontribusi kecil tidak bisa diabaikan, sebab bisa jadi di masa mendatang sektor tersebut berkembang dan menjadi sektor unggulan di daerah tersebut, seperti yang disajikan p ada persamaan . Adapun Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan struktur ekonomi yang terdiri dari sembilan sektor, dan untuk penyederhanaan sembilan sektor tersebut dikelompokkan menjadi sektor primer (sektor 1 dan 2),

sekunder (sektor 3, 4 dan 5) serta sektor tersier (sektor 6, 7, 8 dan 9) pada periode penelitian tahun 2007 sampai 2010 di Provinsi NTT. Tabel 4.4

Struktur Ekonomi Provinsi NTT tahun 2007-2010Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa selama periode penelitian peranan sektor primer dan sekunder terhadap PDRB Provinsi NTT cenderung menurun dan peran ini berpindah ke sektor tersier. Tingginya peranan sektor primer khususnya pertanian pada tahap - tahap awal pembangunan, disebabkan karena usaha- usaha di sektor primer sebagian besar dikerjakan dengan skala - skala kecil atau usaha rakyat dan teknologinya belum berkembang seperti sekarang. Pada saat teknologi masih terbatas, pilihan usaha di sektor pertanian merupakan pilihanyang tepat karena umumnya sektor pertanian dalam pengelolaannya dapat dengan teknologi yang sederhana dan modal yang relatif kecil.

Berdasarkan komposisi nilai PDRB, dapat diketahui bahwa sektor yang memberikan kontribusi tertinggi dalam pembentukan PDRB Provinsi NTT adalah sektor pertanian (38,45 persen ). K ontribusi sektor pertanian mengalami fluktuatif dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, begitu pula secara absolut PDRB sektor pertanian terus mengalami fluktuatif. Tingginya peran sektor pertanian ini, didukung oleh beberapa subsektor tanaman bahan makanan yang menjadi unggulan dari masing - masing daerah dalam meningkatkan nilai tambah.

Sektor kedua yang memberikan kontribusi terbesar bagi pembentukan PDRB Provinsi NTT adalah sektor jasa - jasa (24,69 persen ). Sektor ini cenderung meningkat selama kurun waktu 2007-2010. Semakin meningkatnya kontribusi di sektor ini sebagai akibat dari semakin tingginya aktivitas perekonomian di subsektor pemerintahan umum.

Adapun sektor ketiga yang memberikan kontribusi terbesar bagi pembentukan PDRB Provinsi NTT adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (16,76 persen ). Sektor ini cenderung meningkat selama kurun waktu 2008 -2010. Semakin meningkatnya kontribusi di sektor ini sebagai akibat dari semakin tingginya aktivitas perekonomian di subsektor perdagangan besar dan eceran.F. Permasalahan

Kemiskinan dan kesenjangan merupakan dua masalah dalam konteks pembangunan setiap bangsa. Pengentasan kemiskinan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan tidak dengan sendirinya mengatasi kesenjangan . Begitu pula sebaliknya, kemerataan kesejahteraan tidak senantiasa serta merta mengentaskan semua orang dari kemiskinan. Masalah kemiskinan muncul karena ada sekelompok anggota masyarakat yang secara struktural tidak mempunyai peluang dan kemampuan yang memadai untuk mencapai kehidupan yang layak Kabupaten Sabu Raijua merupakan kabupaten penyumbang terbesar penduduk miskin di Provinsi NTT yang menduduki peringkat pertama dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi NTT, yakni sebesar 41,16 persen penduduknya dikategorikan penduduk miskin. Kondisi ini dimungkinkan karena kabupaten Sabu Raijua adalah kabupaten termuda yang merupakan pemekaran.

Adapun yang menduduki peringkat terakhir adalah Kabupaten Flores Timur, yakni sebesar 9,61 persen penduduknya dikategorikan penduduk miskin. Hal ini mengindikasikan adanya pemerataan pembangunan yang dapat dinikmati segenap lapisan masyarakat Kabupaten Flores Timur.

Tabel 4.5 juga menyajikan adanya tingkat kemiskinan yang cukup signifikan di antara kabupaten/kota di Provinsi NTT dengan rata - rata persentase penduduk miskin sekitar 23 persen. Hal ini mengindikasikan adanya trickle down effect berjalan lambat atau tingkat pertumbuhan ekonomi tidak sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat lapisan bawah. Oleh karena itu program pengentasan kemiskinan sangat penting, di samping program pemerintah lainnya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibarengi pemerataan pembangunan yang

senantiasa dinikmati berbagai lapisan masyarakat (growth with equity).