gambaran tumbuh kembang dan status gizi balita bawah garis merah

4
GAMBARAN TUMBUH KEMBANG DAN STATUS GIZI BALITA BAWAH GARIS MERAH Hana Ariyani1, Acep Solihat2 Abstrak Aspek tumbuh kembang balita merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang balita secara fisik maupun psikososial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tumbuh kembang dan status gizi balita Bawah Garis Merah (BGM). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh Balita BGM sebanyak 17 orang, pengambilan sampel dengan cara total sampilng. Alat pengumpulan data adalah metlin, timbangan BB dan lembar observasi Denver Development Screening Test (DDST). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan fisik Tinggi Badan (TB) balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 11 orang (64,71%). Pertumbuhan fisik Berat Badan (BB) balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori tidak normal sebanyak 17 orang (100%). Status gizi balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori gizi kurang sebanyak 17 orang (100%). Perkembangan motorik kasar balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 12 orang (70,59%). Perkembangan motorik halus balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 10 orang (58,82%). Perkembangan bahasa balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 9 orang (52,94%). Perkembangan personal sosial balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 14 orang (82,35%). Kesimpulan penelitian ini bahwa sebagian besar pertumbuhan TB termasuk kategori normal dan pertumbuhan BB termasuk kategori tidak normal. Perkembangan balita BGM sebagian besar termasuk kategori normal. Status gizi balita BGM sebagian besar termasuk kategori gizi kurang. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada orang tua supaya memperhatikan pertumbuhan dan status gizi anak serta menstimulasi perkembangan anak sejak dini. Kata Kunci : Pertumbuhan, Perkembangan, Status Gizi, Balita Abstract Growth and development of the children under five (Balita) is explains about forming process of a balita physically as well as psychosocially.This research aimed to get the description of growth and development and nutrient status of Balita in Bawah Garis Merah (BGM).This research is a descriptive study. Population of this research is all the balita with BGM about 17 person. Sampling methode was total sampling. The data collected by metlin for the height, weigth scale for the weight, and Denver Development Screening Test (DDST) observation form.The result shows that balita’s heigth physical growth was 11 persons (64,71%) in normal category. Balita’s weigth physical growth was 17 persons (100%) in abnormal category. Balita’s nutrient status was 17 persons (100%) in lack of nutrient category. Balita’s crude motoric development was 12 persons (70,59%) in normal category. Balita’s soft motoric development was 10 persons (58,82%) in normal category. Balita’s language development was 9 persons (52,94%) in normal category. Balita’s personal social development was 14 person 1 Staf Pengajar STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya

Upload: panji

Post on 10-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pandji

TRANSCRIPT

Page 1: Gambaran Tumbuh Kembang Dan Status Gizi Balita Bawah Garis Merah

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG DAN STATUS GIZI BALITA BAWAH GARIS MERAHHana Ariyani1, Acep Solihat2

Abstrak Aspek tumbuh kembang balita merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan

seseorang balita secara fisik maupun psikososial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tumbuh kembang dan status gizi balita Bawah Garis Merah (BGM). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh Balita BGM sebanyak 17 orang, pengambilan sampel dengan cara total sampilng. Alat pengumpulan data adalah metlin, timbangan BB dan lembar observasi Denver Development Screening Test (DDST). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan fisik Tinggi Badan (TB) balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 11 orang (64,71%). Pertumbuhan fisik Berat Badan (BB) balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori tidak normal sebanyak 17 orang (100%). Status gizi balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori gizi kurang sebanyak 17 orang (100%). Perkembangan motorik kasar balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 12 orang (70,59%). Perkembangan motorik halus balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 10 orang (58,82%). Perkembangan bahasa balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 9 orang (52,94%). Perkembangan personal sosial balita BGM dengan frekuensi tertinggi dalam kategori normal sebanyak 14 orang (82,35%). Kesimpulan penelitian ini bahwa sebagian besar pertumbuhan TB termasuk kategori normal dan pertumbuhan BB termasuk kategori tidak normal. Perkembangan balita BGM sebagian besar termasuk kategori normal. Status gizi balita BGM sebagian besar termasuk kategori gizi kurang. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada orang tua supaya memperhatikan pertumbuhan dan status gizi anak serta menstimulasi perkembangan anak sejak dini. Kata Kunci : Pertumbuhan, Perkembangan, Status Gizi, Balita

AbstractGrowth and development of the children under five (Balita) is explains about forming process of a balita

physically as well as psychosocially.This research aimed to get the description of growth and development and nutrient status of Balita in Bawah Garis Merah (BGM).This research is a descriptive study. Population of this research is all the balita with BGM about 17 person. Sampling methode was total sampling. The data collected by metlin for the height, weigth scale for the weight, and Denver Development Screening Test (DDST) observation form.The result shows that balita’s heigth physical growth was 11 persons (64,71%) in normal category. Balita’s weigth physical growth was 17 persons (100%) in abnormal category. Balita’s nutrient status was 17 persons (100%) in lack of nutrient category. Balita’s crude motoric development was 12 persons (70,59%) in normal category. Balita’s soft motoric development was 10 persons (58,82%) in normal category. Balita’s language development was 9 persons (52,94%) in normal category. Balita’s personal social development was 14 person

1 Staf Pengajar STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya

2 Mahasiswa Program Ners STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya

(82,35%) in normal category.Conclusion of this research that most of the balita’s heigth growth is in normal category but the weigth growth is in abnormal category. Balita’s development is in normal category. Nutrient status of the balita generally in lack of nutrient category. This research suggest that the parents of balita must concern with the balita’s growth and nutrient status and always stimulate the balita’s development. Keywords : Growth, Development, Nutrient Status dan Balita with BGM

Page 2: Gambaran Tumbuh Kembang Dan Status Gizi Balita Bawah Garis Merah

PENDAHULUANLatar Belakang

Pertumbuhan (Growth) adalah berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (Supriasa 2001). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih 1995).

Aspek tumbuh kembang pada balita saat ini adalah salah satu aspek yang diperhatikan secara serius, karena merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, balita secara fisik maupun psikososial. Sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama balita tidak sakit, berarti balita tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Para orang tua sering kali mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama (Nursalam, 2005). Aspek tumbuh kembang pada masa balita juga merupakan suatu hal yang sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya di lapangan. Biasanya penanganan yang dilakukan lebih banyak difokuskan pada mengatasi penyakitnya, sementara tumbuh kembangnya diabaikan (Nursalam, 2005).

Adapun salah satu masalah pada pertumbuhan balita yakni balita dengan Berat Badan (BB) di Bawah Garis Merah (BGM). Menurut Departemen Kesehatan (2005) Balita BGM adalah balita yang saat ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat atau tinggi badan menurut umur, mencatat pemberian kapsul vitamin A serta vaksinasi. Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada dibawah garis merah pada KMS. Jika anak berada pada BGM maka diperlukan tindakan kewaspadaan “warning” agar anak tidak mengalami menderita gangguan pertumbuhan dan penyakit infeksi serta perhatian pada pola asuh agar lebih ditingkatkan. Berat Badan BGM bukan menunjukkan keadaan gizi buruk tetapi sebagai peringatan untuk konfirmasi dan tindak lanjut. Hasil penelitian Rachmawati dkk (2013) menunjukkan bahwa balita dengan BGM sebagian besar memiliki riwayat penyakit infeksi dan cenderung lebih mudah mengalami penyakit infeksi.

Secara nasional prevalensi balita gizi buruk menurun sebanyak 0,5 persen yaitu dari 18,4 persen pada tahun 2007 menjadi 17,9 persen pada tahun 2010. Prevalensi balita pendek yang menurun sebanyak 1,2 persen yaitu dari 36,8 persen pada tahun 2007 menjadi 35,6 persen pada tahun 2010, dan prevalensi balita kurus menurun sebanyak 0,3 persen yaitu dari 13,6 persen pada tahun 2007 menjadi 13,3 persen pada tahun 2010 (RISKESDAS,2010). Pada tahun 2012 terjadi penurunan prevalensi Gizi kurang pada balita dari 18,4% menjadi 15% (Depkes RI, 2012).

Jumlah balita di Kabupaten Tasikmalaya terjadi penurunan dari tahun lalu yaitu dari 219.035 balita pada tahun 2011 menjadi sebanyak 207.473 balita pada tahun 2012. Apabila melihat dari jumlah balita yang ditimbang untuk tahun 2009 partisipasinya kurang baik, hanya 55,60% balita pernah ditimbang. Balita yang beratnya di bawah garis merah mengalami peningkatan yang semula tahun 2011 3,43% menjadi 4,48% untuk tahun 2012. Untuk gizi baik terjadi penurunan dari 90,12% pada tahun 2011 menjadi 89,35% menurut Depkes pada tahun 2012, dan hal ini cukup memprihatinkan. Kenaikan angka balita dengan Berat Badan BGM ini dirasakan karena kemampuan daya beli masyarakat golongan ekonomi bawah yang semakin menurun, sehingga pola pikir yang mereka anut bahwa sudah makan juga sudah bagus tanpa harus bergizi. Di sisi lain muncul juga permasalahan akibat pengetahuan yang kurang akan pentingnya gizi hingga ada beberapa kelompok masyarakat terutama di daerah dengan masyarakat menengah ke bawah yang sebenarnya mempunyai daya beli bahan pangan yang

Page 3: Gambaran Tumbuh Kembang Dan Status Gizi Balita Bawah Garis Merah

baik namun mereka lebih mendahulukan kebutuhan tersier daripada kebutuhan primer yaitu penyediaan makanan dengan gizi yang baik . Jumlah seluruh balita yang ada, sebanyak 207.473, tercatat hanya 130.795 balita yang ditimbang di kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2012 dengan rincian sebanyak 89,35% memiliki status gizi baik, 9,04% gizi kurang, 1,03% gizi lebih dan masih ada sisanya 0,56% dengan gizi buruk.

Kecamatan Cipatujah adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya provinsi Jawa Barat dan merupakan daerah kawasan pertanian yang mayoritas pekerjaanya sebagai petani dan buruh. Desa Kertasari adalah salah satu desa yang berada di Wilayah Kecamatan Cipatujah. Di Desa Kertasari merupakan salah satu desa yang mempunyai jumlah balita terbanyak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Desa Kertasari Kecamatan Cipatujah diperoleh jumlah balita 314 anak. Dengan persentase balita yang mempunyai tumbuh kembang baik sebanyak 67 anak (21,4%), cukup 230 anak (73,2%), dan yang mengalami gangguan pertumbuhan (BGM) sebanyak 17 anak (5,4%). Dari hasil observasi pada balita dengan BGM tampak bahwa balita mengalami keterlambatan perkembangan. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Tumbuh Kembang dan Status Gizi Balita BGM di Desa Kertasari”.

Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran karakteristik tumbuh (Berat Badan dan Tinggi Badan) kembang (Motorik Kasar, Motorik Halus, Bahasa dan Personal Sosial) dan status gizi balita BGM di Desa Kertasari Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita dengan BB yang berada pada BGM pada KMS di Desa kertasari Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya sejumlah 17 orang. Tehnnik sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu 17 orang. Analisa data menggunakan analisis deskriptif dengan tehnik persentase dan distribusi frekuensi.

Instrumen Penelitian 1. Alat timbang dengan mengunakan timbangan dacin dan alat ukur tinggi badan dengan menggunakan metlin. Untuk BB menggunakan pedoman dari WHO tahun 2005 yakni 1 tahun: 7,7 – 12 kg, 2 tahun: 9,7 – 15,3 kg, 3 tahun: 11,3 – 18,3 kg, 4 tahun: 12,7 – 21,2 kg, 5 tahun: 14,1 – 24,2 kg. Untuk