gambaran tingkat pengetahuan lansia terhadap hipertensi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi,
terjadi di masyarakat. Hipertensi dapat terjadi pada semua umur. Apalagi kasus
hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia
dan menjadi faktor resiko utama insiden penyakit kardiovaskuler. Karenanya,
control tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang yang lanjut usia.
Jose Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN Cipto
Mangunkusuma, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya
menjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan
hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan. Jenis yang demikian lebih
sulit untuk diobati disbanding hipertensi esensial atau pada pasien yang lebih
muda.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan
kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar the silent killer. Hipertensi
merupakan pembuluh tersembunyi. Hipertensi bias menyebabkan timbulnya
penyakit jantung, stroke dan ginjal. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan
masalah yang besar dan serius. Disamping karena prevalensinya yang tinggi dan
cenderung meningkat dimasa yang akan dating, juga karena tingkat keganasanya
yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian.
Cipto Mangunkusumo (2007)
Hipertensi juga menjadi faktor utama terjadinya penyakit jantung
koroner, yang terutama menyerang di atas usia 75 tahun. Sebagai
konsekuensinya, kontrol tekanan darah merupakan kunci utama menjaga
kesehatan kardiovaskular. Dokter juga harus melakukan edukasi terus menerus
untuk menghindari terjadinya hipertensi sistolik. Tidak ada standar tertentu
untuk menentukan kategori umur yang dikatakan tua, namun pengertian lanjut
usia (lansia) ialah manusia di atas usia 60 tahun. Berdasarkan Global Risk
Assesment Scoring Chart dari penelitian Framingham, berat badan seiring usia
juga akan meningkatkan risko terjadinya PJK setiap kenaikan lima tahun.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan
prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup
tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan
lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensinya di
daerah luar Jawa dan Bali lebih besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal
tersebut terkait erat dengan pola makan, terutama konsumsi garam, yang
umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali. Karena itulah, kepedulian
masyarakat terhadap hipertensi perlu ditingkatkan.
Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang serius.
Hipertensi saat ini terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah penyakit
jantung dan kanker. Penyakit ini sangat terkait dengan pola hidup seseorang.
Insiden hipertensi sangat berbeda-beda pada setiap daerah. Pada sebagian
besar masyarakat (tidak seluruhnya), tekanan darah cenderung meningkat
mengikuti pertambahan umur. Ditemukan pula bukti bahwa ada faktor keturunan
pada tekanan darah tinggi, walaupun pola genetik yang tepat belum dapat pada
usia lanjut, tekanan darah tinggi akan naik secara bertahap elastisitas jantung
pada usia 70 tahun menurun sekitar 50 % dibandingkan orang berusia 20 tahun.
Oleh karena itu, tekanan darah pada wanita tua yang mencapai 170/90 mmHg
dan pada pria tua yang mencapai 160/100 mmHg masih dianggap normal.
Menurut Stieglizt mengatakan bahwa gangguan sirkulasi darah seperti
hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak
(koroner) dan ginjal merupakan penyakit yang sangat erat hubungannya dengan
proses menua. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia
80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun.
Lansia juga mengalami berbagai penurunan fungsi. Terkait
dengan pengetahuan hipertensi. Proses menua itu memang normal terjadi dan
tidak bisa dihindari. Tua adalah tahap dimana banyak sel organ tubuh menjadi
aus, rusak dan bahkan tidak bisa berfungsi lagi. Proses penuaan itu mengenai
semua organ tubuh. Cepat atau lambatnya berbagai kemunduran itu akan
menimbulkan banyak gangguan karena banyak organ tubuh tidak lagi berfungsi
seperti sedia kala. Proses ini pasti akan datang, tapi sulit dipastikan kapan
mulainya. Gejala yang awal yang dikenali adalah munculnya kemunduran fungsi
organ. Kemunduran itu membuat seseorang merasa tidak nyaman, bisa karena
merasa penampilannya tidak menarik lagi atau karena kekurangan lain. Menurut
penelitian yang dilakukan WHO, community study terhadap penduduk Jawa
Tenah pada tahun 1979, penyakit-penyakit kronis yang biasa muncul pada lansia
antara lain rematik/arthritis, darah tinggi (hipertensi). Sekitar 60% lansia akan
mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun. Secara individu, pada usia di atas
55 tahun, terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan
masalah fisik, mental, sosial ekonomi dan psikologis. (Agung Waluyo, 2001)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
penelitian “Gambaran tingkat pengetahuan lansia mengenai penyakit hipertensi
di Panti Wreda Dewantara Slarang”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah "Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi di
Panti Wreda Dewantara Slarang tahun 2009".
C. Tujuan Penelitian
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan
karya tulis ini adalah
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi di
Panti Wreda Dewantara Slarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia mengenai pengertian
penyakit hipertensi di Panti Wreda Dewantara Slarang.
b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia mengenai faktor
penyebab penyakit hipertensi di Panti Wreda Dewantara Slarang.
c. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia mengenai gejala-gejala
dari penyakit hipertensi di Panti Wreda Dewantara Slarang.
d. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia teataag komplikasi dari
penyakit hipertensi di Panti Wreda Dewantara Slarang.
e. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan lansia mengenai cara
pengobatan, 1 penanganan pada penyakit hipertensi di Panti Wreda
Dewantara Slarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan lansia tentang hipertensi pada lansia di Panti Wreda Dewantara
Slarang tahun 2009.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah,
khususnya mengenai tingkat pengetahuan pada lansia mengenai
hipertensi di Panti Wreda Dewantara Slarang.
b. Bagi lansia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan lansia tentang hipertensi di Panti Wreda Dewantara Slarang.
c. Bagi Panti Wreda Dewantara
Sebagai bahan masukan bagi pihak Panti Wreda sehingga termotivasi
untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang sering
terjadi pada lansia.
d. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan
penyuluhan tentang kesehatan pada lansia khususnya mengenai
hipertensi dan bahayanya.
e. Bagi Institusi Pendidian Akper Serulingmas Cilacap
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan lansia mengenai hipertensi di Panti Wreda Dewantara
Slarang.
E. Keaslian Penelitian
Dari beberapa Literatur dan sumber yang digunakan penulis, penulis
belum menemukan adanya judul penelitian “Gambaran Tingkat Pengetahuan
lansia mengenai penyakit hipertensi di Panti Wreda Dewantara Slarang” yang
pernah diteliti atau digunakan sebagai bahan penelitian sebelumnya. Judul
tersebut benar-benar belum pernah digunakan sebagai bahan penelitian.