gambaran sistem distribusi obat dan bahan medis...

237
i GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh: Vira Rahmayanti NIM: 1112101000014 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017/1438

Upload: hadien

Post on 31-Aug-2018

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

i

GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN

MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

Vira Rahmayanti

NIM: 1112101000014

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017/1438

Page 2: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

i

Page 3: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

ii

Page 4: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

iii

Page 5: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, Juni 2017

Vira Rahmayanti, NIM: 1112101000014

GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS

PAKAI (BMHP) DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

xvi+235 halaman, 15 tabel, 11 bagan, 10 lampiran

ABSTRAK

Distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit merupakan

suatu kegiatan yang bertujuan untuk tersalurkannya obat dan bahan medis habis

pakai dengan menjamin ketersediaan, keamanan, ketepatan jenis, ketepatan jumlah,

dan ketepatan waktu yang terjangkau dan sesuai dengan standar mutu pelayanan.

Pada penerapannya di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang

Selatan diketahui masih terdapat kendala pada distribusi obat dan bahan medis

habis pakai seperti masih adanya keterlambatan distribusi dan belum terlaksananya

standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

menggunakan desain studi kasus dan metode pengumpulan data berupa wawancara,

observasi, dan telaah dokumen. Informan yang akan menjadi informan dalam

pengambilan data primer di RSU Kota Tangerang Selatan meliputi kepala bagian

pelayanan farmasi rawat inap, kepala bagian penyimpanan dan distribusi/kepala

gudang farmasi, petugas pelaksana distribusi, kepala ruangan rawat inap, dan dua

orang perawat yang diambil secara purposive sampling.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masih terdapat komponen input

yang kurang seperti sumber daya manusia dan sarana prasarana. Pada proses

ditemukan juga proses yang tidak optimal, salah satunya proses administrasi, proses

penyampaian berita, proses pengeluaran fisik, proses angkutan, dan proses

pembongkaran dan pemuatan. Output ditemukan 30 jenis obat yang pernah kosong

pada tahun 2016, sehingga dapat menghambat distribusi serta masih ditemukan

ketidaktepatan jenis dan jumlah obat maupun bahan medis habis pakai yang diminta

dengan yang didistribusikan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada RSU

Kota Tangerang Selatan untuk melakukan perbaikan sistem seperti melakukan

sosialisasi standar operasional prosedur, pengembangan sistem informasi rumah

sakit, dan pengadaan trolley khusus di Instalasi Rawat Inap.

Kata kunci: Distribusi, Obat, Bahan medis habis pakai, Distribusi obat dan bahan

medis habis pakai, Instalasi Rawat Inap, Rumah Sakit

Daftar Bacaan: 44 (1977-2017)

Page 6: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

v

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH MAJOR

SPECIALISATION OF HEALTH CARE MANAGEMENT Undergraduate Thesis, June 2017

Vira Rahmayanti, NIM: 1112101000014

DISTRIBUTION SYSTEM OF MEDICINES AND CONSUMABLE

MEDICAL SUPPLIES IN SOUTH TANGERANG CITY GENERAL

HOSPITAL INPATIENT CARE, 2017: A DESCRIPTIVE STUDY

xvi +235 pages, 15 tables, 11 charts, 10 appendixes

ABSTRACT

Distribution of medicines and consumable medical supplies in hospital is

aimed to distribute medicines and consumable medical supplies by ensuring the

availability, safety, type accuracy, number precision, and affordable timeliness in

accordance to the service quality standard. In reality, South Tangerang General

Hospital Inpatient Care found many obstacles in the distribution of medicines and

consumable medical supplies like the delay of supplies distribution and the poor

implementation of established standard operating procedure (SOP).

This research is a qualitative, descriptive research with case study design

using interviews, observation, and document review for data collection. Informants

for this research consists of: head of inpatient pharmacy department, head of storage

and distribution department/head of pharmaceutical, officer of distribution unit,

head of inpatient care room, and two nurses chosen through purposive sampling

technique.

Results showed that there still some lacking in component within input stage

like human resource and infrastructures. There are also some problem in processing

stage, especially in administration process, report submission, physical dispensing,

and in loading-unloading process. Within output stage, there were some problems

in 2016 where 30 types of medicines were empty of stock, which could hinder the

distribution process. There were also a founding of inaccuracy in the type and

amount of medicines and consumable medical supplies between the requested items

with the distributed goods. Based on these results, it is suggested for South

Tangerang City General Hospital to improve their system by socializing the

established standard operating procedures, developing hospital information system

and providing special trolley for Inpatient care.

Keywords: Distribution, medicine, consumable medical supply, Distribution of

medicines and consumable medical supplies, Inpatient Care, Hospital

Bibliography: 44 (1977-2017)

Page 7: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

vi

RIWAYAT PENULIS

Nama :Vira Rahmayanti

NIM : 1112101000014

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Agustus 1994

Alamat : Jalan Cilandak Dalam VIII RT. 001/RW. 01

Nomor 30, Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan

Cilandak, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Kode

Pos: 12430

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswi

Telepon : 081281080369 / 08999067995

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2012 – sekarang Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan,

Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

Jakarta

2009-2012 MAN 11 Jakarta

Jakarta Selatan, DKI Jakarta

2006-2009 MTsN. 19 Jakarta

Jakarta Selatan, DKI Jakarta

2000-2006 SDIT Al Hikmah Jakarta

Jakarta Selatan, DKI Jakarta

1999-2000 TK Islam At Tarbiyah Jakarta

Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Pengalaman Organisasi dan Pencapaian

2015 – sekarang Sekretaris Karang Taruna RW. 01 Cilandak Barata

Jakarta Selatan

Page 8: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

vii

2014 – 2015 Sekretaris II Health Care Management Association

(HACAMSA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2012 – sekarang Ketua Divisi Humas Ikatan Alumni MAN 11

Jakarta (ILMI) Angkatan 2012

2009 – 2011 Ketua Divisi PHD Remaja Masjid Jami’ Al Falah

(REMIFA) Jakarta

2010 – 2011 Bendahara OSIS MAN 11 Jakarta Selatan

2007 – 2008 Sekretaris OSIS MTsN. 19 Jakarta Selatan

Pengalaman Kerja

2014 Tim Pemantau Pemilu Presiden Wilayah RT. 001

RW. 001 Cilandak Barat, Jakarta Selatan

Desember 2014 - Januari

2015

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Puskesmas

Rawa Buntu Serpong, Tangerang Selatan

April 2016 - Mei 2016 Magang di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Pamulang, Tangerang Selatan

Page 9: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah (skripsi) yang

berjudul “GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS

HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT

UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu

(S1) pada jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dorongan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat wal’afiat, keridhoan,

kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menjalankan dan

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Orang tua saya yaitu Abi (Drs. H. Hanapi) dan Mamah (Hj. Siti

Rahmah) serta adik-adik tercinta yaitu Rafika Khairunnisa, Karina

Azharani, dan Muhammad Nadhiel Alisyan, penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga atas semua do’a, kasih sayang,

dorongan, dukungan dan motivasi serta semangat yang tiada henti

kepada penulis dalam setiap kondisi yang penulis hadapi.

3. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S. KM., M. Kes selaku Dekan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fajar Ariyanti, M. Kes., Ph. D. selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, S. KM., M. KM. selaku Pembimbing I

dan Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si. selaku Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan, motivasi, dan meluangkan waktu

sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik.

Page 10: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

ix

6. Ibu Ela Laelasari, S.KM, M.Kes. selaku pembimbingan akademik

penulis.

7. Ibu Yayu Setyaningsih, S.Farm dan Ibu Evi Budi Ardiyanti, S.Si., Apt.

selaku Pembimbing Lapangan yang telah memberikan arahan dan

bimbingan di tempat penelitian.

8. Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS., Bapak Baequni, M.Kes, Ph.D.,

dan Bapak Mustakim, S.KM, M.KM., selaku penguji skripsi yang telah

memberi saran dan kritik yang sangat membangun bagi penulis.

9. Seluruh dosen program studi kesehatan masyarakat yang telah

memberikan ilmu dan mengajarkan banyak hal kepada penulis.

10. Ibu Ima yang telah sabar membantu penulis menyelesaikan urusan

administrasi.

11. Sahabat-sahabat tercinta yaitu Tantri Permadani, Halida Mutia, Erika

Hidayanti, Paramita Maulidah, Ayufhyta, Andini Septiani, Ika

Nursayfitri, Nurazizah, Tyas Widya Utami, Yolanda Mutiara, Indah

Dwi Mursini, Daliza Auva, Lulu Innajma, dan Fitri Nur’aini terima

kasih banyak atas semangat dan dukungan dari kalian yang selalu

menemani disaat suka maupun duka.

12. Miftahul Ridwan Zulfany selaku teman terbaik penulis yang selalu ada

disetiap saat dalam memberikan semangat, motivasi, dorongan dan

dukungan serta mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi. Terima kasih sudah ada disetiap suka, senang, sedih, keluh

kesah penulis selama menyusun skripsi ini.

13. Bang Ari, Bang Iir, Kak Deffy, Kak Meli, Kak Nung, Kak Ali, Bang

Bito, Bang Andi, Bang Beng dan Zaky selaku abang sepupu dan kakak

ketemu gede, terima kasih untuk selalu ada disaat suka, duka, keluh dan

kesah dalam menyelesaikan tugas akhir ini, dan yang telah memberikan

kata-kata semangat/bijak dan motivasi serta dorongan untuk segera dan

segera menyelesaikan skripsi ini.

14. Kak Fajar dan Kak Nurul selaku saudara sepupu yang beralih menjadi

pembimbing dadakan selama tiga minggu terakhir pendaftaran yang

Page 11: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

x

telah bersedia membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan

skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuangan MPKers 2012: Luqman, Rico, Tyo, Saeful,

Santo, Mamih Rika, Zia, Jupe, Laily, Ica Balon, Nuril, Umi, Ica Naing,

Ayuhap, Aida, Hesti, Fitri, Ratna, Toy, dan Merry, terima kasih telah

mengajarkan banyak pengalaman bahwa dengan kerja keras dan

kerjasama yang baik maka segala sesuatunya dapat diwujudkan.

16. Kesmas EURO 2012, mudah-mudahan kita semua sukses, dilancarkan

segala sesuatunya dan lulus menjadi Sarjana Kesehatan Masyarakat

yang bermanfaat.

17. Qibo, Bang Tompel, Bang Jelen, Alpa, Kak Amel, Kak Nopi, Indri, dan

Tira selaku rekan-rekan Karang Taruna RW. 01 dalam memberikan

semangat dan dukungan untuk segera menyelesaikan tugas akhir kuliah

yaitu skripsi.

18. Pihak lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan

terima kasih atas doa dan dukungannya, mudah-mudahan Allah SWT

memberikan balasan yang lebih baik.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar meskipun dengan

berbagai keterbatasan yang dimiliki. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatian dan dukungannya,

penulis ucapakan terima kasih.

Jakarta, Juni 2017

Penulis

Page 12: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

xi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................ Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

RIWAYAT PENULIS ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH ...................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

2.1 Logistik Rumah Sakit .................................................................................... 9

2.2 Manajemen Logistik Rumah Sakit .............................................................. 15

2.3 Manajemen Instalasi Farmasi ...................................................................... 22

2.4 Sistem Distribusi Obat dan Alat Kesehatan ................................................ 32

2.5 Instalasi Rawat Inap .................................................................................... 40

2.6 Kerangka Teori ............................................................................................ 43

BAB III KERANGKA PIKIR ............................................................................... 45

3.1 Kerangka Pikir ............................................................................................. 45

3.2 Definisi Istilah ............................................................................................. 48

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 53

4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 53

Page 13: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

xii

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 53

4.3 Informan Penelitian ..................................................................................... 53

4.4 Intrumen Penelitian ..................................................................................... 54

4.5 Sumber Data ................................................................................................ 54

4.6 Pengumpulan Data ...................................................................................... 55

4.7 Analisis Data ............................................................................................... 56

4.8 Validasi Data ............................................................................................... 59

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................. 62

5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan ............... 62

5.2 Karakteristik Informan ................................................................................ 64

5.3 Distribusi Obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Kota Tangerang Selatan ............................................................................... 64

5.4 Input Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan ............................................. 73

5.5 Proses Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan ..................................... 95

5.6 Output Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan ................................... 105

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 113

6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 113

6.2 Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat Inap.... 113

6.3 Input Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan ........................................... 114

6.4 Proses Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan ................................... 123

6.4 Ouput Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan ................................... 133

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 136

7.1 Simpulan .................................................................................................... 136

7.2 Saran .......................................................................................................... 137

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 138

LAMPIRAN ........................................................................................................ 142

Page 14: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Logistik Rumah Sakit (Febriawati, 2013) ........................................... 15

Bagan 2. 2 Siklus Logistik Rumah Sakit .............................................................. 22

Bagan 2. 3 Alur Distribusi Sentralisasi ................................................................. 33

Bagan 2. 4 Alur Distribusi Desentralisasi ............................................................. 34

Bagan 2. 5 Alur Pelayanan Resep Individu untuk Rumah Sakit ........................... 35

Bagan 2. 6 Alur Distribusi Unit Dose ................................................................... 38

Bagan 2. 7 Kerangka Teori ................................................................................... 44

Bagan 3. 1 Kerangka Pikir .................................................................................... 46

Bagan 5. 1 Alur Kerja Pelayanan Pasien Rawat Inap ........................................... 90

Bagan 5. 2 Alur Kerja Distribusi BMHP ke Ruang Rawat Inap ........................... 93

Bagan 5. 3 Alur Kerja Distribusi Obat dan BMHP ke Apotik .............................. 94

Page 15: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Istilah ...................................................................................... 48

Tabel 4. 1 Triangulasi Metode .............................................................................. 61

Tabel 5. 1 Pelayanan Rumah Sakit ....................................................................... 63

Tabel 5. 2 Karakteristik Informan ......................................................................... 64

Tabel 5. 3 Jumlah Pegawai di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 ........................................................................................... 74

Tabel 5. 4 Jumlah Pegawai di Apotik RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

.............................................................................................................. 74

Tabel 5. 5 Jumlah Pendidikan Terakhir Pegawai di Apotik RSU Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017 .............................................................................. 76

Tabel 5. 6 Jadwal Shift di Apotik RSU Kota Tangerang Selatan ........................ 77

Tabel 5. 7 Jumlah Pegawai di Gudang Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 ........................................................................................... 78

Tabel 5. 8 Jumlah Pendidikan Terakhir Pegawai di Instalasi Farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017 ............................................................ 82

Tabel 5. 9 Jumlah Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 ........................................................................................... 84

Tabel 5. 10 Jadwal Shift Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang

Selatan .................................................................................................. 84

Tabel 5. 11 Sarana dan Prasarana di Apotik RSU Kota Tangerang Selatan Tahun

2017 ...................................................................................................... 85

Tabel 5. 12 Pengisian Format Form Permintaan Barang di RSU Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017 .............................................................................. 97

Tabel 5. 13 Pengisian Format Kartu Stok Barang di RSU Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 ......................................................................................... 100

Page 16: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

xv

DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH

AA : Asisten Apoteker

APT : Apoteker

ASHP : the America Society of Health System Pharmacist

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

BMHP : Bahan Medis Habis Pakai

FEFO : First Expired First Out

IFRS : Instalasi Farmasi Rumah Sakit

IPAL : Instalasi Pengelolaan Limbah

KARU : Kepala Ruagan

KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

KEPMENKES : Keputusan Menteri Kesehatan

MCU : Medical Check Up

MENKES : Menteri Kesehatan

OOD : One Day Doses

PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan

PMA : Penanaman Modal Asing

POAC : Planning, Organizing, Actuating, dan Controling

RANAP : Rawat Inap

RS : Rumah Sakit

Page 17: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

xvi

RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

RSU : Rumah Sakit Umum

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

RSUP : Rumah Sakit Umum Pemerintah

S1 : Strata Satu

SBBK : Surat Bukti Barang Keluar

SDM : Sumber Daya Manusia

SK : Surat Keputusan

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMF : Sekolah Menengah Farmasi

SOP : Standar Operasional Prosedur

TANGSEL : Tangerang Selatan

TT : Tempat Tidur

Page 18: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan rumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi

sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit

(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan

bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik (World Health Organization).

Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit, bahwa

rumah sakit didefinisikan sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit

diklasifikasikan dalam kelas rumah sakit berdasarkan fasilitas dan kemampuan

rumah sakit dalam menyelenggarakan pelayanan. Dalam Permenkes No.

340/Menkes/per/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Pelayanan Farmasi

merupakan pelayanan penunjang klinik yang harus dimiliki oleh setiap jenis

klasifikasi rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Umum Tipe A, B, C, dan D.

Rumah sakit memberikan berbagai pelayanan, jenisnya dapat dibagi

menjadi dua golongan besar yaitu pelayanan utama dan pelayanan pendukung.

Pelayanan utama terdiri atas pelayanan medik, pelayanan keperawatan, dan

pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian rumah sakit merupakan suatu

pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan

dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien (Permenkes RI No: 58 Tahun 2014). Hal

tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit yang

menyebutkan bahwa pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada

pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi

klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Page 19: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

2

Pelayanan kefarmasian termasuk pelayanan utama di rumah sakit,

hampir seluruh pelayanan yang diberikan baik pelayanan rawat jalan maupun

rawat inap berintervensi dengan sediaan farmasi (Siregar, 2004). Pelayanan

farmasi juga merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus merupakan

revenue center utama di dalam rumah sakit. Hal tersebut mengingat bahwa lebih

dari 90% pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi

(obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan bahan medis habis pakai, alat

kedokteran, dan gas medik), dan 40-50% dari seluruh pemasukan atau anggaran

rumah sakit dan yang terbesar adalah berasal dari pengelolaan perbekalan

farmasi, seperti obat-obatan dan bahan farmasi (Febriawati, 2013).

Pelayanan farmasi di rumah sakit merupakan pelayanan yang mengelola

perbekalan farmasi di rumah sakit yang terdiri dari serangkaian siklus yang

dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, penghapusan,

monitoring, dan evaluasi. Sistem distribusi rumah sakit merupakan tatanan

jaringan sarana, personel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan

berorientasi penderita dalam kegiatan penyampaian perbekalan farmasi beserta

informasinya kepada penderita (Febriawati, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di United Kingdom Hospital dan

German Hospital pada tahun 1998 bertujuan untuk membandingkan tiga

macam sistem distribusi obat, yaitu sistem persediaan obat di ruangan, sistem

dosis unit dan sistem tradisional. Hasil dari penelitian ini, kesalahan pemberian

obat paling banyak terjadi pada sistem persediaan obat di ruangan (8%), diikuti

dengan sistem tradisional (5,1%), dan kemudian sistem dosis unit (2,4%).

Kesalahan pemberian obat dapat dikurangi dengan menyediakan tempat

penyimpanan obat individual bagi masing-masing pasien (Taxis; dkk, 1999).

Pada tahun 2002, The American Society of Health-System Pharmacist

(ASHP) membuat penelitian yang bertujuan untuk menganalisis proses

distribusi obat dan alat kesehatan bagi pasien rawat inap di rumah sakit,

teknologi yang digunakan untuk distribusi obat, persiapan obat, dan

penggunaan pencatatan daftar obat. Penelitian ini dilakukan pada 6812 rumah

Page 20: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

3

sakit di Amerika. Hasil dari penelitian ini adalah meningkatnya waktu distribusi

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena peningkatan beban kerja, adanya

tuntutan untuk mengurangi biaya, kekurangan tenaga kerja termasuk tenaga di

Instalasi Farmasi dan perawat (ASHP, 2002).

Pada tahun 1996, diadakan penelitian Analisa Proses Distribusi Obat

dan Alat Kesehatan di Instalasi Farmasi RS Puri Cinere. Penelitian tersebut

bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi obat dan alat kesehatan di

Instalasi Farmasi RS Puri Cinere. Hasil dari penelitian ini adalah segera dibuat

standar prosedur baku dan tertulis, untuk memudahkan distribusi obat diusulkan

pemberian secara dosis unit serta penggabungan gudang obat dan gudang alkes

menjadi Gudang Farmasi, sehingga distribusi obat dan alkes dari Gudang

Farmasi ke Apotik langsung ke unit pemakai (Diansari, 1996).

Selain itu, pada tahun 2002, diadakan penelitian Analisa Sistem

Distribusi Obat/Alat Kesehatan Habis Pakai di Rawat Inap RS Karya Husada

Cikampek. Hasil dari penelitian ini adalah masih kurangnya sarana dan

ketenagaan yang kompeten di Instalasi Farmasi dan Ruang Rawat Inap.

Pelaksanaan sistem distribusi obat dikerjakan oleh perawat. Dari Instalasi

Farmasi juga didapat adanya obat sisa yang dikembaikan pasien rawat inap

(Mulyono, 2009).

Pada tahun 2010, dilakukan penelitian tentang analisa sistem distribusi

obat dan alat kesehatan di departemen rawat inap rumah sakit Royal Taruma,

dimana hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa masih terdapat masalah

yang terjadi pada sistem distribusi obat dan alat kesehatan diantaranya waktu

pemberian obat dan alat kesehatan yang tidak tepat karena keterlambatan dari

pemberian obat dan alat kesehatan itu sendiri di departemen rawat inap RS

Royal Taruma (Dirgagunarsah, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum Daerah Tarakan, masih ditemukan beberapa masalah

ketidakefisienan pada tahap distribusi diantaranya terjadi pada ketidakcocokan

antara jumlah fisik dengan kartu stok sebesar 93,27%, hal ini dikarenakan

Page 21: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

4

kurangnya ketelitian petugas gudang, kemudian terdapat obat kadaluarsa

dan/atau rusak pada tahun 2008 adalah 0,23% dan tahun 2009 adalah 0,48% hal

ini dikarenakan obat tersebut kurang diperlukan pasien (Hakim, 2011).

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan adalah rumah sakit

pemerintah tipe C yang mulai beroperasi sejak 29 Maret 2012. RSU Kota

Tangerang Selatan selalu berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan

paripurna sesuai dengan standar dan profesionalisme untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat, dengan motto “melayani sepenuh hati.” Instalasi

Farmasi adalah salah satu bagian dari penunjang medik RSU Kota Tangerang

Selatan, tetapi keberadaannya sangat penting untuk menunjang keberhasilan

perkembangan profesional rumah sakit dan juga terhadap penerimaan Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan (Profil RSU Kota Tangerang

Selatan).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, sebagai

rumah sakit yang baru mulai operasional sejak empat tahun yang lalu, RSU

Kota Tangerang Selatan masih mengalami beberapa kendala di Instalasi

Farmasi, terutama dalam hal distribusi obat. Untuk mendistribusikan obat, RSU

Kota Tangerang Selatan menggunakan metode sentralisasi dengan

menyelenggarakan tiga sistem distribusi yaitu distribusi perbekalan farmasi

untuk pasien rawat inap, distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan,

dan distribusi perbekalan farmasi untuk unit penunjang/instlasi lain/ruang

rawat. RSU Kota Tangerang Selatan menggunakan dua sistem distribusi yaitu

sistem kombinasi dan sistem unit dose. Sistem distribusi obat di ruangan rawat

inap dengan sistem distribusi obat dosis unit mempunyai kelebihan dibanding

sistem yang lain, karena bertujuan agar pasien mengkonsumsi obat yang tepat,

dosis yang tepat, dan waktu pemberian yang tepat (Kartidjo, 2007).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dan observasi,

diketahui bahwa RSU Kota Tangerang Selatan menetapkan standar opersional

prosedur (SOP) bagi Instalasi Farmasi, bahwa salah satu yang sudah di tetapkan

di dalam standar operasional prosedur (SOP) adalah melakukan pengecekan

jumlah bahan medis habis pakai (BMHP) dengan SBBK bersama dengan

Page 22: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

5

petugas Gudang Instalasi Farmasi dan petugas atau perawat unit pelayanan

Instalasi Rawat Inap yang meminta. Namun, dalam pelaksanaannya, masih ada

petugas Gudang Instalasi Farmasi dan petugas atau perawat yang tidak

melakukan pengecekan terlebih dahulu pada bahan medis habis pakai (BMHP)

yang sudah di distribusikan, sehingga sering terjadi penumpukan obat dan

bahan medis habis barang (BMHP) di Instalasi Rawat Inap dan akan

memungkinkan ketidaktepatan jumlah bahan medis habis pakai yang diminta

dengan yang diterima dan terjadinya kerusakan pada bahan medis habis pakai

akibat tidak dilakukannya pengecekan terlebih dahulu. Selain itu, RSu Kota

Tangerang Selatan menetapkan sasaran mutu yang terdapat di rencana strategi

RSU Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan mutu pelayanan

kefarmasian bagi Instalasi Farmasi yaitu distribusi obat untuk pasien baru, tidak

boleh melebihi 1 (satu) jam. Waktu 1 jam dihitung sejak pasien masuk ke

ruangan rawat inap sampai mendapatkan dosis pertama. Akan tetapi, Instalasi

Farmasi belum sepenuhnya dapat mengikuti sasaran mutu tersebut karena

belum mencapai indikator yang ditentukan dalam sasaran mutu untuk pasien

dari seluruh pasien baru memerlukan waktu lebih dari jam yang ditentukan

untuk distribusi obat dan bahan medis habis pakai dari Instalasi Farmasi ke

Instalasi Rawat Inap.

Dari temuan-temuan di Instalasi Farmasi dan Instalasi Rawat Inap RSU

Kota Tangerang Selatan dan belum pernah dilakukannya penelitian di RSU

Kota Tangerang Selatan mengenai sistem distribusi obat, maka perlu diadakan

suatu penelitian untuk mengetahui masalah yang terdapat di dalam sistem

distribusi obat di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan dalam mengelola

Instalasi Farmasi baru berjalan selama empat tahun (2012-2016). Studi

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, masih ditemui masalah dalam

distribusi obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) terutama di Instalasi

Rawat Inap yaitu RSU Kota Tangerang Selatan menetapkan rencana strategis

bagi Instalasi Farmasi, namun rencana strategis tersebut tidak berjalan dengan

Page 23: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

6

semestinya. Selain itu, dalam melakukan distribusi obat dan bahan medis habis

pakai terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah di tetapkan,

namun SOP tersebut belum berjalan secara teknis atau pelaksanaannya. Oleh

karena itu, peneliti ingin mengetahui terkait sistem distribusi obat dan bahan

medis habis pakai (BMHP) di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang

Selatan tahun 2017.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan gambaran sistem distribusi

obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) di rawat inap RSU Kota Tangerang

Selatan, maka peneliti membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana input (sumber daya manusia, sarana, prosedur) dari sistem

distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap RSU

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 ?

2. Bagaimana proses (Proses Administrasi, Proses Penyampaian Berita, Proses

Pengeluaran Fisik Barang, Proses Angkutan, Proses Pembongkaran dan

Pemuatan) dari sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 ?

3. Bagaimana output (obat dan bahan medis habis pakai tersalurkan ke

instalasi rawat inap dengan efisien) dari sistem distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 ?

1.4 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Mengetahui sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di

Intalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2017.

B. Tujuan Khusus

Page 24: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

7

1. Mengetahui input (sumber daya manusia, prosedur, dan sarana) dari

sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat

Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017.

2. Mengetahui proses (Proses Administrasi, Proses Penyampaian Berita,

Proses Pengeluaran Fisik Barang, Proses Angkutan, Proses

Pembongkaran dan Pemuatan) dari sistem distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017.

3. Mengetahui output (obat dan bahan medis habis pakai tersalurkan ke

instalasi rawat inap dengan efisien) dari sistem distribusi obat dan

bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

A. Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

Manfaat yang dapat diperoleh bagi RSU Kota Tangerang Selatan

terutama pada bagian Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

adalah hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan dalam

membuat keputusan terkait sistem distribusi obat dan bahan medis habis

pakai, serta dapat memberikan masukan dalam memperbaiki sistem yang

digunakan dalam distribusi obat dan bahan medis habis pakai di RSU Kota

Tangerang Selatan.

B. Peneliti

Peneliti dapat belajar mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari

pendidikan tentang sistem distribusi obat di rumah sakit.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang berjudul “Gambaran Sistem Distribusi Obat dan Bahan

Medis Habis Pakai (BMHP) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017” dilakukan oleh mahasiswi peminatan

Manajemen Pelayanan Kesehatan jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada bulan Maret sampai dengan bulan April

Page 25: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

8

2017 di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini

bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan desain studi kasus dan

metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan telaah

dokumen pada sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan. Analisis data dilakukan dengan

menelaah data melalui triangulasi data. Data primer diperoleh dari hasil

wawancara mendalam dengan pihak manajemen, karyawan di Instalasi

Farmasi, karyawan di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan. Data

sekunder diperoleh dari dokumen prosedur kerja dan laporan lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini. Data di analisis sesuai kebutuhan

berdasarkan teori yang berkenaan dengan materi penelitian dan pelaksanaan di

rumah sakit.

Page 26: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logistik Rumah Sakit

Menurut Tunggal A.W (2010), proses logistik berhubungan erat dengan

aktivitas kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung.

Proses ini tidak hanya berputar di sekitar aktivitas pabrik, juga mempunyai

peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat (Febriawati, 2013).

Logistik menurut Aditama, T.Y (2003) merupakan suatu ilmu

pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penetuan

kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan serta

penghapusan matrial atau alat-alat (Febriawati, 2013).

Logistik merupakan bagian dari instansi yang tugasnya adalah

menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional

instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai

kebutuhan) dangan harga serendah mungkin. Dalam hal ini perlu dihindari

terjadinya over promised inter delivered.

A. Kegiatan dan Tujuan Logistik Rumah Sakit

Kegiatan logistik adalah pengembangan operasi yang terpadu dari

kegiatan pengadaan atau pengumpulan bahan, pengangkutan atau

transportasi dari pengumpulan bahan tersebut, kemudian penyimpanan

bahan yang baru datang maupun barang yang untuk kebutuhan (Febriawati,

2013)

1. Kegiatan Logistik

a. Pemilihan lokasi, penempatan bahan baku, suku cadang, dan barang

jadi.

b. Penggunaan fasilitas yang tersedia dari organisasi yang bersangkutan.

c. Penyiapan transportasi serta alat pengangkutan barang.

d. Masalah pembukuan dan pencatatan.

Page 27: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

10

e. Pelaksanaan komunikasi yang bersuasif sebagai penyampaian ide

konsep, gagasan, dan informasi dari individu satu atau bagian-bagian

lain dalam organisasi perusahaan.

f. Kegiatan pengurusan sebagai kegiatan untuk mengelola bahan baku,

suku cadang, dan barang jadi yang disesuaikan dengan jenis

spesifikasi.

g. Kegiatan penyimpanan sebagai kegiatan untuk menahan bahan baku

suku cadang, serta barang sampai pada batas waktu tertentu tanpa

mengurangi kualitas barang yang bersangkutan.

2. Kegiatan logistik mempunyai tiga tujuan

a. Tujuan Operasional

Agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan

mutu yang memadai.

b. Tujuan Keuangan

Upaya operasional dapat terlaksana dengan biaya yang

serendah-rendahnya. Nilai persediaan yang sesungguhnya dapat

tercermin di dalam sistem akuntansi.

c. Tujuan Pengamanan

Agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,

penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar

lainnya.

Sedangkan Menurut H. Subagya MS (1994) tujuan manajemen

logistic adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material

dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang

dapat dipakai, ke lokasi dimana dibutuhkan, dengan total biaya yang

terendah. Melalui proses logistic inilah material mengalir ke perusahaan

yang sangat luas dari Negara Industri dan produk-produk yang

didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.

Page 28: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

11

Menurut Tjandra Yoga Aditama (2003) sasaran penyelenggaraan

logistic adalah mencapai level sokongan manufacturing pemasaran yang

telah ditentukan sebelumnya dengan total biaya yang serendah mungkin.

Sedangkan tanggung jawab seorang manajer logistic adalah merencanakan

dan mengelolah suatu sistem operasi yang mampu mencapai sasaran

tersebut. Ciri-ciri utama logistic adalah integrasi berbagai dimensi dan

tuntutan terhadap pemindahan dan penyimpanan yang strategis.

Logistik Terpadu menurut Tjandra Yoga Aditama (2003)

merupakan suatu konsep yang terdiri dari dua usaha yang berkaitan satu

sama lain, yaitu operasional logistic dan koordinasi logistic.

Aspek operasional logistik merupakan manajemen pemindahan dan

penyimpanan material dan produk perusahaan. Operasi logistik dapat

dipandang sebagai suatu hal yang berawal dari pengangkutan pertama

material atau komponen-komponen dari sumber perolehannya dan berakhir

pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah kepada pelanggan atau

konsumen (Febriawati, 2013)

Koordinasi logistik adalah identifikasi kebutuhan pergerakan dan

penetapan rencana memadukan seluruh operasi logistik. Fungsi koordinasi

lgistik adalah untuk memastikan bahwa seluruh pergerakan dan

penyimpanan dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien (Febriawati,

2013).

Koordinasi dapat dibagi kedalam 4 (empat) bidang manajerial yaitu:

1. Peramalan (forecasting) pasar produk

2. Pengolahan pesanan

3. Perencanaan operasi

4. Procurement atau perencanaan kebutuhan material

B. Bentuk-Bentuk Logistik di Rumah Sakit

1. Dapur atau bahan makanan

2. Farmasi

3. Laboratorium

Page 29: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

12

4. Air

5. Alat tulis kantor

6. Barang inventaris

7. Kerumah tanggaan (listrik, sabun, sapu, dan karbol)

8. Suku cadang peralatan medis

9. Alat tenun (linen dan loundry)

10. IPAL Rumah Sakit (Instalasi Pengelolaan Limbah) atau barang habis

pakai tahan lama, dan barang inventaris (bergerak dan tidak bergerak).

C. Peran Logistik di Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan suatu satuan usaha melakukan kegiatan

produksi. Kegiatan produksi rumah sakit adalah produksi jasa, sehingga

yang dimaksud dengan kegiatan logistik adalah manajemen persediaan

bahan barang serta peralatan yang dibutuhkan dalam rangka produksi jasa

tersebut (Febriawati, 2013).

Pada definisi menurut pendapat lain bahwa bagian logistik adalah

bagian yang menyediakan barang dan jasa dalam jumlah, mutu dan waktu

yang tepat dengan harga yang sesuai. Dari segi manajemen modern maka

tanggung jawab bagian logistik lebih diperluas dengan:

1. Menjaga kegiatan yang dapat memasok material dan jasa secara tidak

terputus (uninterrupted).

2. Mengadakan pembelian investaris secara bersaing (kompetitif).

3. Menjadwal investasi barang pada tingkat serendah mungkin.

4. Mengembangkan sumber pasokan yang dapat dipercaya dan alternatif

pasokan lain.

5. Mengembangakan dan menjaga hubungan baik dengan bagian-bagian

lain.

6. Memantapkan integrasi yang maksimal dengan bagian-bagian lain.

7. Melatih dan membina pegawai yang kompeten dan termotivasi dengan

baik.

Page 30: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

13

Menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang harus

disediakan rumah sakit dapat dikelompokam menjadi persediaan farmasi,

persediaan makanan, persedian logistik umum dan teknik.

Sedangkan biaya rutin terbesar untuk logistik di rumah sakit pada

umumnya terdapat pada pengadaan persediaan farmasi meliputi:

1. Persediaan obat, mencakup obat-obatan esensial, non esensial, obat-

obatan yang cepat atau lama terpakai.

2. Persediaan bahan kimia, menyangkut persediaan untuk kegiatan

operasional laboratorium dan produksi farmasi intern, serta kegiatan non

medis.

3. Persediaan gas medik, kegiatan pelayanan bagi pasien di kamar bedah,

ICU, atau ICCU membutuhkan beberapa janis gas medik.

4. Peralatan kesehatan, berbagai peralatan yang dibutuhkan bagi kegiatan

perawatan maupun kegiatan kedokteran yang dikelompokan sebagai

barang habis pakai serta barang tahan lama atau peralatan elektronik dan

non elektronik (Febriawati, 2013).

Barang atau bahan-bahan yang sudah disediakan bagian logistik

rumah sakit tersebut tentunya perlu dilakukan Inventori Control yang

bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara persediaan dan

permintaan. Oleh karena itu hasil Stock Opname harus seimbang dengan

permintaan yang didasarkan atas satu kesatuan waktu tertentu, misalnya satu

bulan atau dua bulan atau kurang dari satu bulan (Febriawati, 2013).

Pengadaan barang yang dalam sehari-hari dapat disebut juga dengan

pembelian yang merupakan titik awal dari pengendalian persediaan. Jika

titik awal sudah tidap tepat, maka pengendalian akan sulit untuk dikontrol.

Pembelian harus menyesuaikan dengan pemakaian, sehingga ada

keseimbangan anatara pemakaian dan pembelian (Febriawati, 2013).

Dalam pengendalian persediaan terdapat dua jenis keseimbangan,

yaitu keseimbangan total dan keseimbangan komposisi. Keseimbangan total

adalah keseimbangan antara seluruh persediaan dan seluruh permintaan,

Page 31: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

14

dengan kata lain antara seluruh pembelian dengan seluruh penjualan secara

professinal.

D. Penilaian Mutu Logistik Rumah Sakit

Menurut Tjandra Yoga Aditama (2003) mutu pelayanan logistik

sendiri diukur dari total biaya yang dikeluarkan dan prestasi yang dicapai.

Pengukuran prestasi adalah menyangkut tersedianya (availability) barang,

kemampuan (capability) dilihat dari waktu pengantaran, konsisten dan mutu

(quality) dari usaha. Biaya logistik mempunyai hubungan langsung dengan

kebijakan prestasi. Semakin tinggi prestasi, maka semakin tinggi total biaya

logistik (Febriawati, 2013).

Fungsi utama seorang manajer logistik di rumah sakit adalah

menjamin mutu pelayanan yang baik. Penyediaan barang dalam proses

logistik harus dapat memuaskan konsumen, baik karyawan rumah sakit

yang membutuhkan maupun pasien atau masyarakat yang dilayani. Maka

dari itu, diperlukan adanya kualitas manajemen logistik yang baik. Kunci

keberhasilan pelayanan logistik dengan kualitas yang baik adalah dengan

melakukannya secara baik, secara terus menerus dalam berbagai keadaan

dan sedapat mungkin mencapai hasil yang diharapkan (Febriawati, 2013).

E. Ciri-Ciri Penting Logistik Rumah Sakit

1. Spesifik, berarti terkait dengan pelanggan dan profesi tertentu, seperti

obat, film rontgen, dan lain-lain.

2. Harga yang variatif dari sangat murah sampai sangat mahal seperti

lampu Ct Scan dan kasa steril.

3. Jumlah item yang sangat banyak, maka sering dikelola secara

departemental sesuai pelayanan dan profesi.

Page 32: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

15

Bagan 2. 1 Logistik Rumah Sakit (Febriawati, 2013)

2.2 Manajemen Logistik Rumah Sakit

Kata manajemen berasal dari bahasa Italia yaitu manneggiare yang

berarti “mengendalikan”, atau dalam bahasa Inggris yang berarti seni

mengendalikan kuda, dalam bahasa Prancis yang mengadopsi kata dari bahasa

Inggris menjadi management yang memiliki arti seni melaksanakan dan

mengatur. Banyak para ahli yang mendefinisikan istilah manajemen secara

umum diantaranya yaitu:

1. Definisi Klasik dari Mery Parker Follet menyebutkan manajemen adalah

suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

2. George Terry menyatakan bahwa pada dasarnya manajemen terdiri dari

planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC).

3. Stoner mendefinisikan manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi usaha-usaha dari anggota

organisasi dan dari sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

4. Longest menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang

melibatkan hubungan interpersonal dan teknologi, yang akan digunakan

untuk mencapai seluruh atau setidaknya sebagian tujuan organisasi dengan

menggunakan tenaga manusia yang ada serta sumber daya lain.

Logistik di

Rumah

Sakit

Gizi

UmuTehnik

Komposis

i

Keseimbangan

Total Seluruh kegiatan

di Rumah Sakit

Alat

Mutu

Inventor

y

Control

Obat

Page 33: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

16

5. Menurut Ordway Tead, mendefinisikan manejemen sebagai sebuah proses

dan perangkat yang mengarahkan dan membimbing kegiatan organisasi

untuk mencapai tujuan.

6. Menurut John D. Millet, manajemen adalah proses memimpin dan

melancarkan pekerjaan dari orang yang terorganisir secara formal untuk

mencapai tujuan.

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa

manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit,

ada tiga alasan utama yang disampaikan oleh George R. Terry seperti yang

dikutif oleh Herlambang Susatyo dan Arita Murwani (2012) dalam Febriawati

(2013), mengapa sebuah organisasi membutuhkan manajemen. Tiga alasan

tersebut adalah:

1. Untuk mencapai tujuan, manajemen dibtuhkan untuk mencapai tujuan

organisasi dan tujuan pribadi.

2. Untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan yang saling

bertentangan, manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara

tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling

bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi,

seperti pemilik dan karyawan, kreditur, konsumen, pemasok, serikat

pekerja, masyarakat dan pemerintah.

3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Suatu pekerjaan sebuah organisasi

dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum

digunakan adalah dengan mengukur efisiensi dan efektifitas. Efisiensi dan

efektif bukanlah suatu hal yang sama. Efisiensi adalah kemampuan

seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Sedangkan

efektifias adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau

peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Manajemen kesehatan menurut Notoadmodjo adalah suatu kegiatan

atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas

kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program

Page 34: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

17

kesehatan. Dalam arti lain, manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan

manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga

yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan

masyarakat.

Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi

kesehatan di Indonesia seperti Kantor Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan

di Daerah, rumah sakit dan puskesmas serta jajarannya.

Ruang lingkup manajemen kesehatan secara garis besar mengerjakan

kegiatan yang berkaitan dengan:

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

2. Manajemen Keuangan (mengurusi cash flow keuangan)

3. Manajemen Logistik (mengurusi logistik obat dan peralatan kesehatan)

4. Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen

(mengurusi pelayanan kesehatan)

Beberapa kebijakan manajemen operasional dalam manajemen

kesehatan di Indonesia yang sudah mendapat perhatian dalam menghadapi

krisis bidang kesehatan sampai dengan saat ini adalah:

1. Meletakan landasan kebijakan kesehatan yang lebih bersifat pencegahan

(preventif).

2. Kebijakan obat nasional diarahkan untuk permasyarakatan obat-obatan

esensial dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, program obat

pembuatan obat generik dengan harga yang lebih murah.

3. Meskipun dengan dalih untuk membuka peluang bagi penanaman modal

asing (PMA), pembatasan jumlah industri farmasi dilaksanakan secara

ketat.

4. Etika kedokteran dan tanggung jawab profesi mendapat porsi besar dalam

pendidikan dokter agar dokter yang ditamatkan dapat berfungsi sebagai

cendikiawan di bidang kesehatan dengan jiwa non profit dengan jumlah

yang lebih banyak.

Page 35: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

18

5. Kesehatan merupakan hak masyarakat yang perlu terus diperjuangakan

terutama penduduk miskin karena sudah merupakan komitmen global

pemerintah.

Salah satu ruang lingkup manajemen pelayanan kesehatan adalah

manajemen logistik, manajemen logistik merupakan suatu bidang manajemen

yang tugasnya khusus mengurusi logistik obat dan peralatan kesehatan yang ada

dalam pelayanan kesehatan.

Definisi manajemen logistik menurut Drs. Amin Widjaja Tunggal Ak.

MBA (2010) dalam Febriawati (2013) merupakan proses yang secara strategik

mengatur pengadaan bahan (procurement), perpindahan dan penyimpanan

bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi terkait) melalui

organisasi dan jaringan pemasaran dengan cara tertentu sehingga keuntungan

waktu yang akan datang melalui pemenuhan pesanan dengan biaya yang efektif.

Menurut Tjandra Yoga Aditama (2002) bahwa manejemen logistik

adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan

dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan

pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat. Prinsip-prinsip dalam

manajemen adalah pegangan umum untuk dapat terselenggaranya fungsi-fungsi

logistik dengan baik.

Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah

sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan

kimia, gas medik, dan peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan

logistik umum dan teknik (Febriawati, 2013).

Menurut Dr. dr. H. Boy S. Sabarguna (2009) dalam Febriawati (2013)

Manajemen logistik adalah manajemen dan pengendalian barang-barang,

layanan dan perlengkapan mulai dari akuisisi sampai disposisi dan di dalam

manajemen logistik terdapat elemen-elemen penting yaitu:

1. Strategi terpadu untuk menjamin bahwa bahan barang, jasa dan

perlengkapan dibeli dengan biaya total yang terendah.

Page 36: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

19

2. Strategi terkait untuk menjamin bahwa persediaan dan biaya simpan di

pantau dan dikendalikan secara agresif.

Menurut Dr. dr. H. Boy S. Sabarguna (2009) dalam Febriawati (2013)

terdapat 15 langkah manajemen logistik, antara lain:

1. Tingkat Persediaan : menentukan tingkat persediaan yang tersedia di dalam

setiap departemen yang bersangkutan.

2. Identifikasi : identifikasi pasokan atau permintaan atau penggunaan untuk

setiap departemen pengguna selama satu periode 24 jam.

3. Daftar Produk : membuat bagan daftar dari semua produk yang akan

digunakan oleh setiap departemen.

4. Frekuensi : menentukan frekuensi pergantian pasokan, yang bergantung

pada jenis sistem yang dipilih dan target untuk tingkat persediaaan yang

tersedia dan angka perputaran.

5. Persyaratan : pengidentifikasi persyaratan fungsional dan spesifikasi yan

diperlukan bagi semua kereta bursa, bila mana sistem tersebut digunakan.

6. Lokasi : menentukan lokasi yang layak untuk pasokan di areal pengguna.

7. Waktu : menentukan waktu peninjauan persediaan, pemesanan dan

penyediaan kembali.

8. Metode : mengidentifikasi dan menentukan metodelogi yang dipilih.

9. Sistem : menyusun sistem kerja atau penyimpanan catatan yang sesuai.

10. Konfigurasi : menyesuaikan tata letak, konfigurasi dan tngkat persediaan

pada sumber-sumber pasokan untuk mengakomudasi sistem baru.

11. Pelatihan : melaksanakan program-program pendidikan saat layanan, bagi

semua personil yang terlibat dan terpengaruh oleh sistem baru.

12. Mekanisme Penelusuran : membuat suatu mekanisme untuk menelusuri

permintaan persediaan yang tidak rutin atau acak yang terjadi di luar sistem

dasar untuk menetapkan kesinambungan keefektifan sistem tersebut dan

kelayakan tingkat sampai produk serta tingkat persediaan.

13. Kebijakan dan Prosedur : membuat suatu kebijaksanaan dan prosedur untuk

membuat perubahan-perubahan sebagaimana layaknya.

Page 37: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

20

14. Proyek Percobaan : memulai pelaksanaan baik atas dasar suatu proyek

percobaan (pilot project), dasar kelompok atau zona, ataupun seluruh rumah

sakit.

15. Penjadwalan : menjadwalkan pertemuan untuk meninjau kemajuan dan

membuat beberapa modifikasi yang perlu.

A. Fungsi-Fungsi Manajemen Logistik Rumah Sakit

Menurut Tjandra Yoga Aditama (2003) fungsi-fungsi manajemen

logistik sama artinya dengan fungsi manajemen pada umumnya, hanya

karena untuk kepentingan tujuan logstik maka fungsi manajemen logsitik

adalah sebagai berikut (Febriawati, 2013):

1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan

sasaran-sasaran, pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.

Penentuan kebutuhan merupakan perincian (detailering) dari fungsi

perencanaan, dari semua faktor yang memperngaruhi penentuan

kebutuhan harus diperhitungkan.

2. Fungsi Penganggaran

Merupakan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan

kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah

biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku

secara langsung.

3. Fungsi Pengadaan

Merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan

operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan dan

penentuan kepada instansi-instansi pelaksanaan.

4. Fungsi Penyimpanan dan Penyaluran

Page 38: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

21

Merupakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran

perlengkapanan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu

untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.

5. Fungsi Pemeliharan

Merupakan usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan

kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang inventaris.

6. Fungsi Penghapusan

Merupakan berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari

pertanggung jawaban yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi

penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (asset) karena

kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari

segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut, dan karena hal-

hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Fungsi Pengendalian

Merupakan fungsi inti dari pengelolahan perlengkapan yang

meliputi usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan

pengelolahan logistik. Dalam fungsi ini diantaranya terdapat kegiatan

pengendalian inventarisasi (inventory control) yang merupakan unsur-

unsur utamanya.

B. Siklus Logistik Rumah Sakit

Siklus logistik adalah proses dari sebelum terjadinya kegiatan

logistik sampai kegiatan tersebut dapat di evaluasi. Di awali dengan

perencanaan sampai dengan proses pengawasan dan pengendalian, yang

melibatkan semua unsur organisasi mulai dari pimpinan tingkat atas sampai

dengan tingkat pemakai (user).

Perencanaan

Penganggaran Pengahapusan

Page 39: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

22

Bagan 2. 2 Siklus Logistik Rumah Sakit

2.3 Manajemen Instalasi Farmasi

Pelayanan kefarmasian tidak hanya berfokus pada pengelolaan obat

sebagai komoditi, tetapi pada saat ini, pelayanan kefarmasian adalah pelayanan

yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari

pasien. Dalam memberikan pelayanan, seorang apoteker dituntut untuk

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan berinteraksi langsung dengan

pasien. Tujuan dilakukannya interaksi adalah untuk memberikan informasi,

monitoring penggunaan obat, mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan

(Kepmenkes No. 1027/2007).

Menurut Siregar, C.J.P. (2004) Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

adalah suatu bagian, unit, devisi atau fasilitas dirumah sakit, tempat semua

kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditunjukan untuk keperlua rumah sakit

itu sendiri. Pekerjaan kefarmasian adalah permbuatan, termasuk pengendalian

mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi

obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi

obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Febriawati,

2013).

Page 40: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

23

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kementerian Kesehatan Nomor

1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit bahwa

pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada

pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi

klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit

bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit

tersebut. Mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi yang

menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan

kepuasan pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata masyarakat, serta

penyelenggaraan sesuai dengan standar pelayanan profesi yang ditetapkan

serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi. Pengendalian mutu adalah suatu

mekanisme kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap pelayanan yang

diberikan, secara terencana dan sistematis, agar dapat diidentifikasi peluang

untuk peningkatan mutu serta menyediakan mekanisme tindakan yang diambil

sehingga terbentuk proses peningkatan mutu pelayanan farmasi yang

berkesinambungan (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004).

A. Tujuan

Tujuan pelayanan farmasi sesuai dengan Standar Pelayanan Instalasi

Farmasi (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

1. Tujuan Pelayanan Instalasi Farmasi

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam

keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan

keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan

prosedur kefarmasian dan etik profesi.

c. Melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)

mengenai obat.

d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang

berlaku.

Page 41: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

24

e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah

dan evaluasi pelayanan.

2. Tugas Pokok Instalasi Farmasi

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional dan

optimal berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.

c. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).

d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan farmasi.

e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.

g. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.

h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formalarium rumah sakit.

B. Fungsi

Fungsi pelayanan farmasi sesuai dengan Standar Pelayanan

Instalasi Farmasi (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah

sakit.

b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.

c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan

yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan

ketentuan yang berlaku.

f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan

persyaratan kefarmasian.

g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di

rumah sakit.

Page 42: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

25

2. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

a. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.

b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan alat kesehatan.

c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat dan alat kesehatan.

d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat

kesehatan.

e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.

f. Memberikan konseling kepada pasien/keluarga.

g. Melakukan pencampuran obat suntik.

h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.

i. Melakukan penanganan obat kanker.

j. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.

k. Melakukan pencatatan setiap kegiatan.

l. Melaporkan setiap kegiatan.

C. Administrasi dan Pengelolaan

Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya

pelayanan farmasi yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada

dan standar pelayanan keprofesian yang universal. Administrasi dan

pengelolaan sesuai dengan Standar Pelayanan Instalasi Farmasi

(Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004).

1. Adanya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi,

wewenang dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam

maupun di luar pelayanan farmasi yang ditetapkan oleh pimpinan

rumah sakit.

2. Instalasi Farmasi harus meyelenggarakan rapat pertemuan untuk

membicarakan masalah-masalah dalam peningkatan pelayanan

farmasi.

3. Adanya Komite/Panitia Farmasi dan Terapi di rumah sakit dan apoteker

Instlasi Farmasi Rumah Sakit menjadi sekretaris komite/panitia.

Page 43: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

26

Fungsi dan Ruang Lingkup Panitia Farmasi dan Terapi:

a. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya

bilamana perlu. Pemilihan obat untuk dimasukan dalam

formularium harus didasarkan pada efek terapi, keamanan, harga

obat dan meminimalkan duplikasi.

b. Panitia Farmasi dan Terapi mengevaluasi untuk persetujuan usulan

obat baru atau dosis obat.

c. Membantu instalasi farmasi dalam meninjau kebijakan dan

peraturan penggunaan obat.

d. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.

D. Staf dan Pimpinan

Menurut Standar Pelayanan Instalasi Farmasi (Kepmenkes Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004), pelayanan farmasi diatur dan dikelola demi

terciptanya tujuan pelayanan instalasi farmasi. Personalia pelayanan farmasi

adalah sumber daya manusia yang melakukan pekerjaan kefarmasiaan di

rumah sakit dengan persyaratan: mempunyai ijin kerja, dan terdaftar di

Departemen Kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasiaan

dilaksanakan oleh tenaga farmasi profesional yang berwenang berdasarkan

undang-undang. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan

beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan beban kerja adalah

kapasitas tempat tidur dan BOR, jumlah resep atau formulir per hari, volume

perbekalan farmasi. Untuk pelayanan kefarmasian yang ideal, 30 tempat

tidur (TT) dilayani oleh 1 Apoteker.

1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit dipimpin oleh Apoteker yang telah

terdaftar di Departemen Kesehatan dan mempunyai suart ijin kerja.

2. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya Farmasi

(D3) dan Tenaga Menengah Farmasi (AA).

3. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek

hukum dan peratuan-peraturan farmasi baik terhadap pengawasan

distribusi maupun administrasi barang farmasi.

Page 44: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

27

4. Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk melangsungkan

dan mengawasi pelayanan farmasi.

5. Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan pimpinan farmasi.

E. Fasilitas dan Peralatan

Fasilitas menurut Standar Pelayanan Instalasi Farmasi (Kepmenkes

Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004), harus tersedia ruangan, peralatan dan

fasilitas lain yang dapat mendukung administrasi, profesionalisme dan

fungsi teknik pelayanan farmasi, sehingga menjamin terselenggaranya

pelayanan farmasi yang fungsional, profesional dan etis.

1. Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin semua

barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik dan dapt dipertanggung

jawabkan sesuai dengan spesifikasi masing-masing barang farmasi dan

sesuai dengan peraturan.

2. Tersedianya fasilitas produksi obat yang memenuhi standar.

3. Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat.

4. Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan edukasi.

5. Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep.

6. Ruangan perawatan harus memiliki tempat penyimpanan obat yang baik

sesuai dengan peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik.

7. Obat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian rupa demi menjamin

keamanan setiap staf.

a. Bangunan

Menurut Standar Pelayanan Instalasi Farmasi (Kepmenkes

Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004), fasilitas bangunan, ruangan, dan

peralatan harus memnuhi ketentuan dan perundang-undangan

kefarmasiaan yang berlaku:

1) Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit.

2) Terpenuhinya luas yang cukup untuk penyelenggaraan asuhan

kefarmasian di rumah sakit.

Page 45: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

28

3) Dipisahkan antara fasilitas untuk penyelenggaraan manajemen,

pelayanan langsung pada pasien, dispensing serta ada penanganan

limbah.

4) Dipisahkan juga antara jalur steril, bersih dan daerah abu-abu, bebas

kontaminasi.

5) Persyaratan ruang tentang suhu, pencahayaan, kelembaban, tekanan

dan keamanan baik dari pencuri maupun binatang pengerat. Fasilitas

peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk

perlengakapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril

maupun cair untuk obat luar atau dalam.

b. Pembagian Ruangan (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004):

1) Ruang kantor

2) Ruang pimpinan

3) Ruang staf

4) Ruang kerja/adminitrasi

5) Ruang pertemuan

c. Ruang Produksi (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

Lingkungan kerja ruang produksi harus rapih, tertib, dan efisien

untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi sediaan dan dipisahkan

antara:

1) Ruang produksi sediaan non steril

2) Ruang produksi sediaan steril

d. Ruang Penyimpanan (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi,

temperatur sinar/cahaya, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk

menjamin mutu produk dan keamanan petugas yang terdiri dari:

1) Kondisi Umum untuk Ruang Penyimpanan

- Obat jadi

- Obat produksi

- Bahan baku obat

Page 46: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

29

- Alat kesehatan dan lain-lain

2) Kondisi Khusus untuk Ruang Penyimpanan

- Obat termolabil

- Alat kesehatan dengan suhu rendah

- Obat mudah terbakar

- Obat/bahan obat berbahaya

- Barang karantina

e. Ruang Distribusi/Pelayanan (Kepmenkes No.1197/Menkes/SK/X/2004)

1) Ruang distribusi yang cukup untuk seluruh kegaiatan farmasi rumah

sakit

2) Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan (Apotik)

3) Ada ruang khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan

obat

4) Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap (satelit farmasi)

5) Ruang distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan

6) Ada ruang khusu/terpisah dari ruang penerimaan barang dan

penyimpanan barang

7) Dilengkapi kereta dorong trolley

f. Ruang Konsultasi (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

Sebaiknya ada ruang khusus untuk apoteker memberikan

konsultasi pada pasien dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan

kepatuhan pasien. Dipisahkan antara ruang konsultasi untuk pelayanan

rawat jalan (apotik) dan ruang konsultasi untuk pelayanan rawat inap.

g. Ruang Informasi Obat (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

Sebaiknya tersedia ruangan sumber informasi dan teknologi

komunikasi dan penanganan informasi yang memadai untuk

mempermudah pelayanan informasi obat. Luas ruangan yang dibutuhkan

untuk pelayanan informasi obat:

1) 200 tempat tidur : 20 meter2

2) 400-600 tempat tidur : 40 meter2

Page 47: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

30

3) 1300 tempat tidur : 70 meter2

h. Ruang Arsip Dokumen (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

Harus ada ruangan khusus yang memadai dan aman untuk

memelihara dan menyimpanan dokumen dalam rangka menjamin agar

penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan tehnik manajemen

yang baik.

i. Peralatan (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

terutama untuk perlengakapan dispensing baik untuk sediaan steril, non

steril, maupun cair untuk obat luar. Fasilitas peralatan harus dijamin

sensitif pada pengukuran dan memenuhi persyaratan, penerapan dan

kalibrasi untuk peralatan tertentu setiap tahun. Peralatan minimal yang

harus tersedia:

1) Peralatan untuk menyimpan, peracikan dan pembuatan obat baik

nonsteril maupun aseptik.

2) Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip

3) Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan

informasi obat.

4) Lemari penyimpanan khusus untuk nerkotika

5) Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil

6) Penerangan, sarana air, ventilasi dan system pembungan limbah

yang baik.

7) Alarm

F. Kebijakan dan Prosedur

Menurut Standar Pelayanan Instalasi Farmasi (Kepmenkes Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004), semua kebijakan dan prosedur yang ada harus

tertulis dan dicantumkan tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut.

Peraturan dan prosedur yang ada harus mencerminkan standar pelayanan

Page 48: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

31

farmasi mutakhir yang sesuai dengan peraturan dan tujuan pelayanan

farmasi itu sendiri.

1. Kriteria kebijakan dan prosedur dibuat oleh kepala instalasi,

panitia/komite farmasi dan terapi serta para apoteker.

2. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan

apoteker menganalisa secara kefarmasian.

3. Obat adalah bahan berkhasiat dengan nama generik.

4. Kebijakan dan prosedur yang tertulis harus mencantumkan:

a. Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi perencanaan,

pengadaan, penerimaan, pembuatan/produksi, penyimpanan,

pendistribusian, dan penyerahan.

b. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan

efek samping obat bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta

pencatatan penggunaan yang salah dan atau dikeluhkan pasien.

c. Pemberian konseling/infromasi oleh apoteker kepada pasien maupun

keluarga pasien dalam hal penggunaan dan penyimpanan obat serta

berbagai aspek pengetahuan tentang obat demi meningkatkan derajat

kepatuhan dalam penggunaan obat.

d. Pengamanan pelayanan farmasi dan penyimpanan obat harus

terjamin.

5. Harus ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah

dan atau mengatasi masalah obat.

G. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Menurut standar pelayanan Instalasi Farmasi (Kepmenkes Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004), setiap staf di rumah sakit harus mempunyai

kesempatan untuk meningkatakan pengetahuan dan keterampilannya.

1. Apoteker harus memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun

program pengembangan staf.

2. Staf yang baru mengikuti program orientasi sehingga mengetahui tugas

dan tanggung jawab.

3. Adanya mekanisme untuk mengetahui kebutuhan pendidikan bagi staf.

Page 49: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

32

4. Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan

program pendidikan berkelanjutan.

5. Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi:

a. Penggunaan obat dan penerapannya

b. Pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasi

H. Evaluasi dan Pengendalian Mutu

Menurut Standar Pelayanan Instalasi Farmasi (Kepmenkes Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004), pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas

pelayanan kefarmasian yang bermutu tinggi, melalui cara pelayanan farmasi

rumah sakit yang baik.

1. Pelayanan farmasi dilibatkan dalam program pengendalian mutu

pelayanan rumah sakit.

2. Mutu pelayanan farmasi harus di evaluasi secara periodik terhadap

konsep, kebutuhan, proses dan demi menunjang peningkatan mutu

pelayanan.

3. Apoteker dilibatkan dalam merencanakan program pengendalian mutu.

4. Kegiatan pengendalian mutu mencakup hal-hal berikut:

a. Pemantauan : pengumpulan semua informasi yang penting yang

berhubungan dengan pelayanan farmasi.

b. Penilaian : penilaian secara berkala untuk menetukan masalah-

masalah pelayanan dan berupaya untuk memperbaiki.

c. Tindakan : bila masalah-masalah sudah dapat ditentukan maka harus

diambil tindakan untuk memperbaikinya dan didokumentasi.

d. Evaluasi : efektivitas tindakan harus di evaluasi agar dapat diterapkan

dalam program jangka panjang.

e. Umpan balik : hasil tindakan diinformasikan kepada staf.

2.4 Sistem Distribusi Obat dan Alat Kesehatan

Sistem distribusi obat adalah tatanan jaringan sarana, personel,

prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan berorientasi penderita

dalam kegiatan penyampaian sediaan obat beserta informasinya kepada

penderita. Sistem distribusi obat mencakup penghantaran sediaan obat yang

Page 50: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

33

telah di- dispensing Instalasi Farmasi RS ke daerah tampat perawatan penderita

dengan keamanan dan ketepatan obat, ketetapan penderita, ketetapan jadwal,

tanggal, waktu, dan metode pemberian, dan ketetapan personel pemberi obat

kepada penderita serta keutuhan mutu obat (Febriawati, 2013). Sistem

distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan

mempertimbangkan (Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004):

1. Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada.

2. Metode sentralisasi atau desentralisasi.

3. Sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau

kombinasi.

Bentuk-Bentuk Pendistribusian Logistik Farmasi Rumah Sakit

(Febriawati, 2013):

1. Sentralisasi

Sentralisasi merupakan penyimpanan dan pendistribusian semua

obat/barang farmasi dipusatkan pada satu tempat. Seluruh kebutuhan

obat/barang farmasi setiap unit perawatan/pelayanan baik untuk kebutuhan

individu maupun kebutuhan dasar ruangan disuplai langsung dari pusat

pelayanan farmasi tersebut.

Bagan 2. 3 Alur Distribusi Sentralisasi

Gudang Rawat Inap

Rawat Jalan

Rawat Darurat

Bedah Pusat

Page 51: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

34

(Sumber: Febriawati, 2013)

2. Desentralisasi

Desentralisasi merupakan pelayanan mempunyai cabang di dekat

unit perawatan/pelayanan sehingga penyimpanan dan penditribusian

kebutuhan obat atau barang farmasi unit perawatan/pelayanan tersebut baik

untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan dasar ruangan tidak lagi

dilayani dari pusat pelayanan farmasi.

Bagan 2. 4 Alur Distribusi Desentralisasi

(Sumber: Febriawati, 2013)

Jenis sistem distribusi obat untuk penderita rawat inap (Febriawati, 2013):

1. Sistem distribusi obat resep individu

Resep individual adalah resep yang ditulis oleh dokter untuk tiap

penderita. Pada sistem ini, kebutuhan barang farmasi individu pasien tidak

Page 52: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

35

tersedia di ruang perawatan, tetapi harus diambil/ditebus di tempat

pelayanan farmasi dengan membawa resep/instruksi pengobatan dari

dokter. Tempat pelayanan farmasi tersebut dapat di instalasi farmasi rumah

sakit, apotik baik yang ada di dalam maupun yang di luar rumah sakit. Waku

yang dibutuhkan untuk menyiapkan oabt menjadi lama, akan tetapi farmasi

rumah sakit atau farmasi komunitas terlibat dalam proses review maupun

penyiapan resep. Selanjutnya semua obat yang ditebus tersebut di bawa ke

ruang perawatan untuk di serahkan kepada perawat untuk di simpan. Biaya

pengobatan yang di tanggung pasien tinggi karena setiap sis obat yang tidak

digunakan tetap harus dibayar.

Bagan 2. 5 Alur Pelayanan Resep Individu untuk Rumah Sakit

Sumber: Febriawati, 2013

Keuntungan dari sistem ini adalah:

Pasien Dokter

Perawat

APOTIK RS

Keluarga

Keluarga

APOTIK

LUAR

Keuangan

Perawat

Page 53: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

36

a. Semua resep dikaji langsung oleh apoteker yang dapat memberi

keterangan atau informasi kepada perawat berkaitan dengan obat

penderita.

b. Memberi kesempatan interaksi profesional anatara Farmasis-Dokter-

Perawat-Penderita.

c. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas perbekalan.

d. Mempermudah penagihan biaya oleh perbekalan.

Keterbatasan sistem distribusi obat resep individual adalah sebagai berikut:

a. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai pada penderita.

b. Jumlah kebutuhan personal di IFRS meningkat.

c. Memerlukan jumlah perawat dan waktu yang lebih banyak untuk

penyiapan obat di ruang pada waktu konsumsi obat.

d. Terjadi kesalahan obat karena kurang pemeriksaan pada waktu

penyiapan konsumsi.

2. Sistem distribusi obat persediaan pelengkap di ruangan (floor stock)

Pada sistem ini kebutuhan obat/perbekalan farmasi dalam jumlah

besar baik untuk kebutuhan dasar ruangan maupun kebutuhan individu

pasien yang diperoleh dari tempat pelayanan farmasi baik sentralisasi

maupun desentralisasi, disimpan di ruang perawatan. Kebutuhan obat dasar

maupun obat individu langsung dapat dilayani oleh perawat tanpa harus

menebus/mengambil dulu dari tempat penyimpanan farmasi. Proses

pengolahan inventaris, penyiapan dan peracikan obat/barang farmasi

tersebut derta penyampaiannya pada pasien sepenuhnya menjadi tanggung

jawab atau beban pekerjaan perawat. Pelayanan dengan sistem ini paling

cepat, karena semua barang kebutuhan ada dalam satu ruangan.

Keuntungan dari sistem distribusi obat persedian lengkap diruangan adalah:

a. Obat yang diperlukan segera tersedia bagi penderita

b. Peniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai di IFRS

c. Penguragan penyalinan kembali order obat

d. Pengurangan jumlah personil IFRS yang diperlukan

Page 54: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

37

Keterbatasan sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruangan adalah:

a. Kesalahan obat sangat meningkat karena order obat tidak dapat

dikasih oleh Apoteker. Di samping itu, penyiapan obat dan konsumsi

obat dilakukan oleh perawat sendiri, tidak ada pemeriksaan ganda.

b. Persediaan obat di unit perawat meningkat, dengan fasilitas ruangan

yang sangat terbatas.

c. Pencurian obat meningkat.

d. Meningkatnya bahaya karena kerusakan obat.

e. Penambahan modal investasi, untuk menyediakan fasilitas

penyimpanan obat yang sesuai di tiap aerah perawatan penderita.

f. Diperlukan waktu tambahan bagi perawat untuk menangani obat.

g. Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat.

3. Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan persediaan di

ruangan

Rumah sakit menerapkan sistem ini, selain menerapkan sistem

distribusi resp/order individual sentralisasi, juga menerapkan distribusi

persediaan di ruangan yang terbatas. Jenis dan jumlah obat yang tersedia di

ruangan (daerah penderita) ditetapkan oleh PFT dengan masukan dari

instalasi farmasi rumah sakit dan dari pelayanan keperawatan. Sistem

kombinasi diadakan untuk mengurangi beban kerja instalasi farmasi rumah

sakit. Obat yang disediakan di ruangan adalah obat yang diperlukan oleh

banyak penderita, setiap hari diperlukan, dan biasanya adalah obat yang

harganya relative murah, mencakup bat resep atau obat bebas.

Keuntungan sistem ini adalah:

a. Semua resep/order individual dikaji langsung oleh apoteker.

b. Adanya kesempatan berinteraksi profesional anatara apoteker-

dokter-perawat-penderita.

c. Obat yang diperlukan dapat segera tersedia bagi penderita (obat

persediaan di ruang).

d. Beban instalasi farmasi rumah sakit dapat berkurang.

Page 55: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

38

Keterbatasan dari sistem ini adalah:

a. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai kepada penderita

(obat resp individu).

b. Kesalahan obat dapat terjadi (obat dari persediaan di ruang).

4. Sistem distribusi obat dosis unit

Obat dosis unit adalah obat yang di order oleh dokter untuk

penderita, terdiri atas satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing

dalam kemasan dosis tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup untuk

suatu watu tertentu. Penderita hanya membayar obat yang dikonsumsi saja.

Sistem distribusi obat dosis unit adalah metode dispensing dan pengendalian

obat yang dikoordinasi instalasi farmasi dan rumah sakit. Sistem dosis unit

dapat berbeda dalam bentuk tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit,

unsur khusus berikut adalah dasar dari semua sisem dosis unit yaitu obat

dikandung daatan alam kemasan unit tunggal, di dispensing dalam bentuk

siap konsumsi, untuk kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam persediaan

dosis, dihantarkan keruang perawatan atau tersedia pada ruang perawatan

penderita tiap waktu.

Bagan 2. 6 Alur Distribusi Unit Dose

Pasien Dokter

Perawat

Instalasi Farmasi

UNIT DOSE

Page 56: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

39

Sumber: Febriawati, 2013

Keuntungan dari penerapan sistem ini adalah:

a. Penderita menerima pelayanan instalasi farmasi rumah sakit 24 jam

sehari dan penderita membayar hanya obat yang di konsumsi saja.

b. Semua dosis yang diperlukan pada unit perawatan telah disiapkan

oleh instalasi farmasi rumah sakit.

c. Pengurangan kerugian biaya obat yang tidak terbayar oleh penderita.

d. Penyiapan sediaan intravena dan rekonstitusi obat oleh instlasi

farmasi rumah sakit.

e. Menghemat ruangan di unit perawat dengan meniadakan persediaan

ruang obat-obatan.

f. Peniadaan duplikasi order obat yang berlebihan dan pengurangan

pekerjaan menulis di unit perawatan dan instalasi farmasi rumah

sakit.

g. Adanya sistem pemeriksaan ganda dengan meninterprestasi

resep/order dokter dan membuat profil pengobatan penderita (P-3)

oleh apoteker da perawat memeriksa obat yang disiapkan instalasi

farmasi rumah sakit sebelum dikonsumsikan. Jadi sistem ini

mengurangi resiko kesalahan obat.

h. Mengurangi kehilangan pendapatan.

i. Meniadakan pencurian dan pemborosan obat.

j. Memperluas cakupan dan pengendalian instalasi farmasi rumah sakit

secara keseluruhan sejak dari dokter menulis resep/order sampai

penderita menerima dosis unit.

Page 57: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

40

k. Kemasan dosis unit secara tersendiri-sendiri diberi etiket dengan

nama obat, kekuatan, nomor kendali dan kemasan tetap utuh sampai

obat siap di konsumsikan pada penderita.

l. Sistem komunikasi pengorderan dan penghantaran obat bertambah

baik.

m. Apoteker dapat datang ke unit perawat/ruang penderita, untuk

melakukan konsultasi obat, membantu memberikan masukan kepada

tim, sebagai upaya yang diperlukan untuk perawatan penderita yang

lebih baik.

n. Pengurangan biaya total kegiatan yang berkaitan dengan obat

menyeluruh.

o. Pengendalian yang lebih besar oleh apoteker atas pola beban kerja

instalasi farmasi rumah sakit dan penjadwalan staf.

p. Penyesuaian yang lebih besar untuk prosedur kemputerisasi dan

otomatis.

2.5 Instalasi Rawat Inap

Rawat Inap merupakan komponen dari pelayanan rumah sakit.

Kapasitas itu diukur dengan jumlah tempat tidur. Dalam decade terakhir,

jumlah tempat tidur tetap digunakan sebagai ukuran tingkat hunian, pelayanan

dan keuangan rumah sakit meskipun hanya (10%) dari seluruh pelayanan yang

membutuhkan rawat inap.sebuah institusi dapat dikatagorikan sevagai rumah

sakit apabila memiliki paling sedikit 6 tempat tidur untuk merawat orang sakit

dengan lama perawatan di rumah sakit di atas 24 jam setiap kali admisi

(Depkes, 1994).

Instalasi rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah

sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi,

diagnose, terapi, rehabilitasi medic dan atau pelayanan medic lainnya (Depkes

RI, 1997).

Menurut UU No. 3 tahun 1992 tentang jaminan social tenaga kerja

menyatakan bahwa rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit

dimana penderita tinggal atau mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan

Page 58: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

41

dari Pelaksana Pelayanan Kesehatan atau rumah sakit Pelaksana Pelayanan

Kesehatan lain. Ruang pasien rawat inap adalah ruanga untuk pasien yang

memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara

berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap rumah sakit akan

mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-sendiri sesuai dengan

tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada

pasiennya (Kemenkes RI, 2012).

A. Kegiatan Instalasi Rawat Inap

Menurut Pahlevi (2009) dalam Anggita (2012) ada 7 kegiatan dalam

pelayanan rawat inap, diantaranya:

1. Penerimaan Pasien (Admission),

2. Pelayanan Medik,

3. Pelayanan Penunjang Medik,

4. Pelayanan Perawatan,

5. Pelayanan Obat,

6. Pelayanan Makanan,

7. Pelayanan Administrasi Keuangan.

B. Kualitas Pelayanan Rawat Inap

Menurut Jacobalis (1990) yang dikutip dari Pahlevi (2009) dalam

Anggita (2012) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah

sakit dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya:

1. Penampilan keprofesian atau aspek klinis

Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku dokter

dan perawat serta tenaga profesi lainnya.

2. Efisiensi dan efektifitas

Aspek ini merupakan pemanfaatan semua sumber daya di

rumah sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.

3. Keselamatan pasien

Page 59: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

42

Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien.

4. Kepuasan pasien

Aspek ini merupakan kepuasan fisik, mental dan social pasie

terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan

pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan

sebagainya.

Menurut Jacobalis (1993) dalam Anggita (2012), pelayanan

kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit erat kaitannya dengan dokter,

perawat, atau petugas lain di rumah sakit, aspek hubungan antar manusia,

kemanusiaan, kenyamanan atau kemudahan fasilitas dan lingkungan,

peralatan dan perlengkapan, serta biaya pengobatan.

Menurut Muslihuddin (1996) dalam Anggita (2012), mutu asuhan

pelayanan rawat inap dikatakan baik apabila:

1. Memberikan rasa tentram kepada pasien.

2. Seluruh pegawai rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang

professional baik kepada pasien maupun keluarga pasien, sejak pasien

pertama kali masuk hingga pasien pulang.

Dari kedua aspek tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

a. Petugas penerima pasien dalam melakukan pelayanan terhadap pasien

harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien

memerlukan penanganan segera.

b. Penanganan pertama dari perawat harus mampu membuat pasien

menaruh kepercayaan bahwa pengobatan yang diterima dimulai secara

benar.

c. Penanganan oleh para dokter yang professional akan menimbulkan

kepercayaan pasien bahwa mereka tidak salah memilih rumah sakit.

d. Ruangan yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada

rumah sakit.

e. Peralatan yang memadai dengan operator yang professional.

Page 60: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

43

f. Biaya pengobatan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

sehingga pelayanan di rumah sakit tidak hanya dapat dinikmati oleh

masyarakat yang mampu saja, masyarakat tidak mampu pun dapat

menikmatinya.

C. Alur Proses Pelayanan Pasien di Instalasi Rawat Inap

Terdapat tiga tahapan pada alur proses pelayanan di Instalasi Rawat

Inap yang akan dilalui oleh pasien, yaitu:

1. Bagian Penerimaan Pasien (Admission Departement),

2. Ruang Perawatan, dan

3. Bagian Administrasi dan Keuangan.

2.6 Kerangka Teori

Menurut Seto, dkk (2001) Pengelolaan logistik dapat tercapai, apabila

sudah menetapkan unsur-unsur dari manajemen itu sendiri. Agar tujuan yang

telah ditetapkan dapat dicapai, maka manajemen memerlukan unsur atau

sarana atau “the tool of management” yang meliputi unsur 5 M yaitu:

1. Man : manusia, SDM yang diperlukan

2. Money : uang yang dibutuhkan

3. Methods : metode/sistem yang digunakan

4. Materials : bahan-bahan yang digunakan

5. Machines : mesin-mesin yang digunakan

6. (plus Market : pasar yang digunakan untuk menjual produknya atau

jasanya).

Untuk dapat terselenggaranya manajemen yang baik, unsur-unsur

tersebut diproses melalui fungsi-fungsi manajemen. Prinsip-prinsip

manajemen tersebut merupakan pegangan umum untuk terselenggaranya

fungsi-fungsi logistik dengan baik.

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan

oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai kesatuan organisasi dalam

upaya menghasilkan sesuatu yang ditetapkan (Azwar, 2010).

Page 61: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

44

Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu

dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara

keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi

untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila terdapat prinsip pokok atau cara kerja

sistem ini di terapkan, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan

nama pendekatan sistem (system approach). Pendekatan sistem merupakan

penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan

mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi (Azwar,

2010).

Bagan 2. 7 Kerangka Teori

Dari bagan 2. Dapat diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) tahapan pendekatan

sistem untuk terselenggaranya fungsi-fungsi logistik terutama pada sistem

distribusi. Tahap pertama melakukan analisis pada masukan dari unsur manajemen

itu sendiri yang teridiri dari sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana,

mesin, dan metode. Tahap kedua melakukan analisis melalui proses dari fungsi-

fungsi logistik itu sendiri dan kemudian tahap ketiga akan mengetahui ketersediaan

bahan logistik di rumah sakit. Dari ketiga tahap tersebut akan dilakukan di sekitaran

area penelitian.

Area Penelitian

Input

a. SDM

b. Anggaran

c. Sarana dan

Prasarana

d. Mesin

e. Metode

Proses

Perencanaan

Penganggaran

Pengadaan

Penyimpanan

Pendistribusian

Pengawasan

Pengendalian

Output

Tersedianya

bahan logistik

di rumah sakit

Page 62: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

45

BAB III

KERANGKA PIKIR

3.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mengetahui gambaran

sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap

rumah sakit dengan menggunakan pendekatan sistem yang meliputi input,

proses dan output.

Menurut Seto, dkk (2001) Pengelolaan logistik dapat tercapai, apabila

sudah menetapkan unsur-unsur dari manajemen itu sendiri. Unsur-sunsur

tersebut meliputi 5M yaitu SDM, Anggaran, Saran dan Prasarana, Metode dan

Mesin. Namun pada penelitian ini, peneliti hanya memasukan beberapa unsur

meliputi sumber daya manusia (SDM), sarana dan prosedur. Unsur tersebut

dijadikan substansi-substansi input karena kemungkinan besar memberikan

pengaruh atau berkaitan langsung terhadap sistem distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap rumah sakit. Selain itu, substansi

tersebut memungkinkan untuk diteliti di rumah sakit tersebut.

Substansi-substansi yang terdapat dalam unsur input ini akan

mempengaruhi proses. Proses yang menjadi substansi penelitian adalah salah

salah satu dari fungsi-fungsi logistik yaitu distribusi. Menurut Subagya (2010)

dalam Febriawati (2013) Distribusi atau penyaluran merupakan kegiatan atau

usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ketempat lainnya.

Substansi yang mempengaruhi penyaluran atau distribusi tersebut antara lain:

proses administrasi, proses penyampaian berita (data informasi), proses

pengeluaran fisik barang, proses angkutan, proses pembongkaran dan

pemuatan. Kelima proses ini dijadikan sebagai substansi penelitian karena

substansi-substansi tersebut paling menentukan terhadap sistem distribusi obat

dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit.

Page 63: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

46

Output dari penelitian ini mengacu pada Permenkes Nomor 58 Tahun

2014 yang mendefiniskan bahwa distribusi merupakan suatu rangkaian dalam

rangka meyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

medis habis pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan atau

pasien dengan tetap menjamin mutu (kualitas), ketepatan jenis, ketepatan

jumlah, dan ketetapan waktu. Maka output dari penelitian ini adalah

tersalurkannya obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) ke Instalasi Rawat

Inap yang efektif dan efisien. Dari penjelasan di atas, maka didapatkan

kerangka pikir yang tergambar dalam bagan di bawah ini:

Bagan 3. 1 Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini akan dilihat substansti-subtansi yang

mempengaruhi kegiatan yang berada dalam kotak putus-putus di dalam

kerangka pikir, sebagai berikut:

a. Sumber Daya Manusia

b. Sarana dan Prasarana

c. Prosedur

Masukan

a. SDM

b. Sarana dan

Prasarana

c. Prosedur

Proses

Alur proses distribusi:

a. Proses Administrasi

b. Proses Penyampaian

Berita (data informasi)

c. Proses Pengeluaran

Fisik Barang

d. Proses Angkutan

e. Proses Pembongkaran

dan pemuatan

Keluaran

Tersalurkannya obat

dan bahan medis habis

pakai (BMHP) ke

Instalasi Rawat Inap

dengan efisien

Page 64: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

47

d. Proses administrasi

e. Proses penyampaian berita (data informasi)

f. Proses pengeluaran fisik barang

g. Proses angkutan

h. Proses pembongkaran dan pemuatan

i. Tersalurkannya obat dan bahan medis habis pakai ke Instalasi Rawat Inap

dengan efektif dan efisien.

Pada bagan kerangka konsep yang digambarkan di atasa, dapat dilihat

bahwa secara sistem terdapat 9 (sembilan) substansi yang mempunyai keterkaitan

terhadap terjadinya suatu sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di

Instalasi Rawat Inap. Substansi input antara lain SDM, Sarana dan Prosedur.

Sedangkan pada substansi proses terdapat enam substansi antara lain proses

administrasi, proses penyampaian berita (data informasi), proses pengeluaran fisik

barang, proses angkutan, proses pembongkaran dan pemuatan. Dari substansi input

dan proses tersebut, maka dapat diketahui output dari distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit.

Page 65: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

48

3.2 Definisi Istilah

Tabel 3. 1 Definisi Istilah

No. Substansi Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

1 SDM Adalah tenaga yang terlibat

langsung dalam

melaksanakan proses

distribusi obat dan bahan

medis habis pakai dan

gambaran pekerjaannya

ketika tenaga tersebut

melakukan perannya dalam

proses distribusi obat dan

bahan medis habis pakai

beserta latar belakang

pendidikan formal dan non

formal dari tenaga tersebut.

1) Observasi

2) Telaah

dokumen

3) Wawancara

a. Pedoman

Telaah

Dokumen

b. Pedoman

wawancara

1) Informasi tentang:

- Jumlah Pegawai di

Instalasi Farmasi

- Pegawai atau perawat

yang terlbiat dalam

distribusi obat dan

bahan medis habis

pakai di Instalasi

Rawat Inap

- Uraian tugas pegawai

di Instalasi Farmasi

- Latar belakang

pendidikan formal

karyawan di Intalasi

Farmasi

- Latar belakang

pendidikan non formal

(pelatihan) yang

pernah diikuti oleh

pegawai

- Jadwal shift pegawai

dan perawat

Page 66: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

49

2 Sarana dan

Prasarana

Adalah fasilitas yang

digunakan untuk proses

distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di

Instalasi Farmasi dan di

Instalasi Rawat Inap.

1) Observasi

2) Telaah

dokumen

3) Wawancara

a. Pedoman

wawancara

Informasi mengenai fasilitas

yang digunakan dalam

pelaksanaan distribusi obat

dan bahan medis habis pakai

di Instalasi Rawat Inap dan

kecukupan alat sesuai

kebutuhan.

3 Prosedur Adalah pedoman/instuksi

kerja tertulis yang

digunakan semua petugas

sebagai pedoman dalam

pelaksanaan kegiatan

distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di RSU

Kota Tangerang Selatan.

1) Telaah

Dokumen

2) Wawancara

3) Observasi

a. Pedoman

Wawancara

b. Pedoman

telaah

dokumen

1) Prosedur kerja yang

digunakan sebagai

pedoman

2) Kesesuaian prosedur

kerja dengan pelaksanaan

teknis

4 Proses

Administrasi

Adalah keseluruhan

kegiatan yang berkaitan

dengan pencatatan dalam

pelaksanaan distribusi obat

dan BMHP serta

penyusunan laporan yang

berkaitan dengan distribusi

secara rutin atau tidak rutin

dalam periode bulanan,

triwulan, semesteran atau

tahunan.

1) Telaah

dokumen

2) Wawancara

a. Pedoman

Wawancara

Informasi mengenai

pencatatan dan penyusunan

laporan distribusi obat dan

BMHP secara rutin atau

tidak rutin dalam periode

bulanan, triwulan,

semesteran atau tahunan.

Page 67: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

50

5 Proses

penyampaian

berita

Adalah kegiatan dalam

berkomunikasi atau

memberikan informasi antar

pegawai baik pegawai di

Intalasi Farmasi maupun

pegawai/perawat di Instalasi

Rawat Inap terkait

pemesanan obat dan bahan

medis habis pakai dengan

menggunakan alat atau

sarana sebagai media

sebelum dilakukannya

distrbusi obat dan bahan

medis habis pakai.

Informasi tersebut dapat

dilakukan secara lisan,

tertulis ataupun melalui

gambar.

1) Observasi

2) Telaah

Dokumen

3) Wawancara

Pedoman

wawancara

Pedoman

telaah

dokumen

Informasi tentang:

a. Yang terlibat dalam

proses penyampaian

berita

b. Metode yang digunakan

dalam proses

penyampaian berita

pada saat distribusi obat

dan bahan medis habis

pakai dari instalasi

farmasi ke instalasi

rawat inap.

c. Jadwal pelaksanaan

penyampaian berita.

d. Kendala pada saat

proses penyampaian

berita tersebut.

6 Proses pengeluaran

fisik barang

Adalah kegiatan keluarnya

obat dan bahan medis habis

pakai setelah dilakukannya

pemesanan dengan cara atau

metode yang digunakan

dalam pengeluaran fisik

barang yang sudah dipesan.

1) Observasi

2) Telaah

Dokumen

3) Wawancara

a. Pedoman

telaah

dokumen

b. Pedoman

wawancara

Informasi tentang :

a. Yang terlibat dalam

proses pengeluaran fisik

barang

b. Tahapan atau metode

yang digunakan dalam

pengeluaran fisik barang

(obat atau bahan medis

habis pakai) pada saat

dilakukan distribusi dari

Page 68: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

51

instalasi farmasi ke

instalasi rawat inap.

c. Kendala yang terjadi pada

saat proses pengeluaran

fisik barang.

7 Proses angkutan Adalah kegiatan membawa

barang yang sudah

dikeluarkan (obat dan bahan

medis habis pakai) dari

Instalasi Farmasi ke

Instalasi Rawat Inap dengan

menggunakan alat atau

sarana dalam pengangkutan

barang.

1) Observasi

2) Pedoman

Wawancara

a. Pedoman

Wawancara

Informasi tentang:

a. Yang terlibat dalam

proses angkutan

b. Alat pengangkut apa saja

yang digunakan pada saat

distribusi obat dan bahan

medis habis pakai dari

instalasi farmasi ke

instalasi rawat inap.

c. Kendala yang terjadi

dalam proses angkutan

tersebut.

Page 69: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

52

8 Proses

pembongkaran dan

pemuatan

Adalah kegiatan

menurunkan dan

penyusunan barang di

Instalasi Rawat Inap (obat

dan bahan medis habis

pakai) yang sudah di

distribusikan dari Instalasi

Farmasi.

1) Observasi

2) Wawancara

a. Pedoman

wawancara

Informasi tentang:

a. Yang terlibat dalam

proses pembongkaran dan

pemuatan

b. Metode yang digunakan

dalam proses

pembongkaran dan

pemuatan

c. Kendala yang terjadi

9 Tersalurkannya

obat dan bahan

medis habis pakai

(BMHP) ke

Instalasi Rawat

Inap dengan

efisien.

Obat dan bahan medis habis

pakai (BMHP) yang

tersalurkan di Instalasi

Rawat inap dapat memenuhi

kriteria efisien yang

ditetapkan oleh Permenkes

Nomor 58 Tahun 2014

1) Observasi

2) Wawancara

3) Telaah

Dokumen

a. Pedoman

observasi

Pedoman

wawancara

Hasil distribusi sesuai

indikator efisiensi distribusi

obat dan bahan medis habis

pakai yang ditetapkan oleh

Permenkes Nomor 58 Tahun

2014 terdiri dari:

1. Ketersediaan dan

Kemanan

2. Ketepatan Jenis

3. Ketepatan Jumlah

4. Ketepatan Waktu

Page 70: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

53

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif

dengan menggunakan desain studi kasus. Menurut Bogdan dan Taylor dalam

Moleong (2000), penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian

ini merupakan pengamatan langsung pada sistem yang sedang berjalan

disertai waawancara mendalam dengan informan yang terlibat dalam

pelaksanaan distribusi obat dan bahan medis habis pakai di instalasi rawat

inap RSU Kota Tangerang Selatan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU Kota Tangerang Selatan, yang

beralamat di Jalan Padjajaran No. 101, Pamulang Barat, Tangerang Selatan,

Banten 15417. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan

bulan April 2017.

4.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan

metode purposive sampling, dimana informan penelitian secara langsung

ditentukan oleh peneliti sesuai dengan kriteria pemilihan informan, yaitu:

a. Kesesuaian (appropriatness)

Informan dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki berkaitan

dengan sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di RSU Kota

Tangerang Selatan.

Page 71: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

54

b. Kecukupan (adequacy)

Data dan informasi yang diperoleh dapat menggambarkan seluruh

kegiatan yang berkaitan dengan penelitian secara lengkap dan jelas.

Informasi yang terkait dengan pelaksanaan distribusi obat dan

bahan medis habis pakai di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang

Selatan diperoleh melalui beberapa informan yaitu:

1. Kepala Bagian Distribusi Obat dan BMHP Instalasi Farmasi RSU

Kota Tangerang Selatan.

2. Kepala Bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap

3. Petugas Pelaksana Distribusi Obat dan BMHP Instalasi Farmasi

RSU Kota Tangerang Selatan.

4. Kepala Ruangan atau Perawat Instalasi Rawat Inap RSU Kota

Tangerang Selatan

4.4 Intrumen Penelitian

Pada penelitian ini peneliti yang melakukan wawancara mendalam

secara langsung kepada informan, selain itu peneliti juga melakukan

observasi langsung pada kegiatan sistem distribusi obat dan bahan medis

habis pakai dan juga melakukan telaah dokumen. Instrumen yang digunakan

pada penelitian ini antara lain pedoman wawancara, lembar observasi, dan

telaah dokumen, alat tulis, laptop, kamera dan alat perekam.

4.5 Sumber Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan

distribusi obat dan bahan medis habis pakai di RSU Kota Tangerang

Selatan, serta dilakukan wawancara mendalam dengan informan-

informan yang telah ditetapkan dengan menggunakan pedoman

wawancara mendalam dan lembar ceklist. Selain itu, data primer juga

didapat melalui telaah dokumen dengan menggunakan pedoman telaah

Page 72: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

55

dokumen yang berhubungan dengan kegiatan distribusi obat di RSU

Kota Tangerang Selatan.

b. Data Sekunder

Selain data primer, juga dilakukan pengumpulan data sekunder

yang berasal dari studi dokumentasi yang berkaitan dengan distribusi

obat dan BMHP. Data sekunder ini nantinya akan menunjang hasil dari

penilitian. Data sekunder ini terdiri dari:

- Profil Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

- Profil Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan

- Prosedur kerja atau Standar Operasional Prosedur (SOP)

- Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)

- Form Permohonan Permintaan Barang

- Laporan Pencatatan Stok obat dan BMHP

- Kartu Stock

4.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa

cara diantaranya:

a. Wawancara mendalam (indepth interview)

Untuk mendapatkan data secara mendalam, akurat dan terbuka

dilakukan wawancara mandala, bersama informan kunci dalam proses

distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap yaitu kepala bagian

distribusi obat dan BMHP, petugas pelaksana distribusi obat dan BMHP

di Instalasi Rawat Inap, serta kepala ruangan atau perawat di Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan dalam mendapatkan data pimer

mengenai distribus obat an BMHP.

Page 73: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

56

b. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap suatu obyek

atau orang lain atau pengumpulan data melalui pengamatan visual

dengan menggunakan panca indera. Objek dalam penelitian yang diamati

adalah job desk atau uraian tugas pelaksana distribusi obat dan BMHP,

sarana dan prasarana, dan SOP distribusi obat dan BMHP dalam proses

distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap.

c. Telaah Dokumen

Telaah dokumen merupakan pengumpulan data melalui

pencatatan terhadap dokumen. Dokumen disini adalah job desk atau

uraian tugas pelaksana distribusi obat dan BMHP, standar oprerasional

prosedur (SOP), dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan proses

distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang

Selatan.

4.7 Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menginterprestasikan data yang telah diolah. Pendekatan ini mengidentifikasi

persamaan dan perbedaan data kualitatif, sebelum berfokus pada hubungan

antara bagian-bagian yang berbeda dari data, sehingga berusahan untuk

menggambarkan peristiwa dan atau menjelaskan kesimpulan dari berbagai

arah. Proses dan prosedur analisis data dimulai dari Transcription,

Familirisation with the interview, Coding, Developing a working analytical

framework, Applying the analytical framework, Chariting data into

framework matrix, dan Interpreting data (Gale, 2013).

1. Trasnscription

Rekaman audio dan video menjadi sangat penting dalam

membantu mengumpulkan data. Rekaman ini digunakan pada saat

wawancara mendalam bersama infroman sehingga semua informasi

Page 74: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

57

ketika wawancara bisa didapatkan. Setelah dilakukan wawancara

terhadap informan yang berhubungan dengan distribusi obat dan BMHP

maka hasil wawacara tersebut akan di transkrip secara manual sehingga

data yang didapat bisa dipindahkan dalam bentuk tulisan.

2. Familirisation with the interview

Setelah dilakukan transkrip dari hasil pengumpulan data oleh

peneliti, perlu juga dilakukan familirisasi data yaitu dengan cara

mengulang kembali data yang telah ditranskrip. Tujuan dilakukan

familirisasi adalah untuk mengetahui lebih dalam data yang ditranskrip

sehingga bisa mengetahui dan memahami setiap data yang ditranskrip.

Hasil dari wawancara terhadap informan tentang distribusi obat

dan BMHP di Instalasi rawat Inap dalam bentuk transkrip dengan

dilakukan pengulangan atau pencocokan dari data yang telah ditranskrip

tadi dengan data mentah yang berupa catatan atau rekaman sehingga data

yang di dapatkan bisa lebih akurat dalam mengurangi kesalahan dalam

menerjemahkan data.

3. Coding

Setelah dilakukan familirisasi untuk memudahkan peneliti dalam

mengelola data, maka selanjutnya dilakukan coding, yaitu dengan cara

mengkategorikan data yang didapat. Kategori atau coding di dalam

penelitian ini dibagi dalam pendomain yaitu SDM, sarana, prosedur,

proses administrasi, proses penyampaian berita, proses pengeluaran fisik

barang, proses pengeluaran fisik barang, proses angkutan, proses

pembongkoran dan pemuatan, kualitas obat, ketepatan jenis obat,

ketepatan jumlah obat, dan ketepatan waktu pemberian obat di Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan.

Page 75: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

58

4. Developing a working analytical framework

Setelah dilakukan coding terhadap data yang dianalisis, maka

setiap substansi akan dibagi lagi menjadi code yang lebih besar seperti

SDM, sarana, dan prosedur akan masuk kedalam kode input dari

distribusi obat dan BMHP, kemudian proses administrasi, proses

penyampaian berita, proses pengeluaran fisik barang, proses angkutan

serta proses pembongkaran dan pemuatan akan masuk kedalam kode

proses distribusi obat dan BMHP, serta kualitas obat, ketepatan jenis,

ketepatan jumlah dan ketepatan waktu akan masuk kedalam output dari

distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang

Selatan.

5. Applying the analytical framework

Setelah dilakukan pengkodean, maka selanjutnya data yang telah

ditranskrip sebelumnya dimasukkan kedalam setiap kode masing-masing

data yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga pada setiap kode akan

berisikan semua data yang telah ditranskrip.

6. Chariting data into framework matrix

Kemudian setelah semua data sudah dikodekan menggunakan

kerangka analisis, maka akan dilanjutkan dengan meringkas semua data

dalam matriks untuk setiap tema dari berbagai metode pengumpulan

data.

Bentuk matriks tersebut berisikan semua data dari berbagai

sumber data dari informan seperti kepala bagian distrbusi obat dan

BMHP, petugas pelaksana distribusi obat dan BMHP, kepala ruangan

atau perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan.

Kemudian dimasukkan data dari metode pengumpulannya yaitu

wawancara mednalam, observasi, dan telaah dokumen.

Page 76: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

59

7. Interpreting data

Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah interprestasi data

atau penarikan kesimpulan dengan cara data yang telah dikelompokkan

sebelumnya akan dilakukan analisis terhadap data tersebut atau di

interprestasikan hasilnya baik dari komponen input proses distribusi,

komponen proses distribusi, dan output dsri distribusi itu sendiri.

Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam

bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada dilapangan,

pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian

diambil intisarinya saja. Sehingga bisa mendapatkan gambaran sistem

distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Kota Tangerang Selatan.

4.8 Validasi Data

Untuk menjaga keabsahan dan keakuratan data yang diperoleh,

peneliti melakukan validasi data. Dalam penelitian ini validasi data yang

dilakukan dengan menggunakan riangulasi sumber dan triangulasi metode,

yaitu:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber

(Sugiyono, 2012). Triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan

membandingkan dan melakukan pemeriksaan terhadap hasil wawancara

dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada beberapa informan

yang berbeda.

b. Triangulasi Metode

Triangluasi metode berarti peneliti menggunakan metode

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, metode yang

Page 77: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

60

digunakan selain wawancara mendalam, juga dilakukan dengan metode

observasi dan telaah dokumen. Observasi dan telaah dokumen dilakukan

untuk mendukung hasil wawancara yang dibandingkan dengan struktur

organisasi, uraian tugas dan SOP.

Dengan dilakukannya triangulasi data pada penelitian ini

diharapkan peneliti dapat melakukan analisis secara tepat, akurat, dan

terpercaya. Sehingga didapatkan analisis data yang tepat, akurat dan

terpercaya. Adapun tabel triangulasi data pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel :

Page 78: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

61

Tabel 4. 1 Triangulasi Metode

Faktor-Faktor Penelitian

Triangulasi Data

Triangulasi Metode Triangulasi Sumber

Wawawcara

Mendalam Observasi

Telaah

Dokumen

Informan

Kunci

Informan

Pendukung

Sumber Daya Manusia √ √ √ √ √

Prosedur √ √ √ √ √

Sarana dan Prasarana √ √ - √ √

Proses Administrasi √ - - √ √

Proses Penyampaian Berita √ √ √ √ √

Proses Pengeluaran Fisik Barang √ √ √ √ √

Proses Angkutan √ √ - √ √

Proses Pembongkaran dan

Pemuatan √ √ - √ √

Tersalurkannya obat dan bahan

medis habis pakai ke Instalasi

Rawat Inap dengan efektif dan

efisien.

√ √ - √ √

Page 79: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

62

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan dan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat Kota Tangerang Selatan, yaitu dengan

memperbanyak fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah Kota Tangerang

Selatan. Kota Tangerang Selatan memiliki 25 puskesmas terdiri dari 21

puskesmas perawatan dan 4 puskesmas non perawatan yang memberikan

pelayanan kesehatan khususnya masyarakat Kota Tangerang Selatan namun

dirasakan belum sepenuhnya memadai, dimana kasus rujukan ke Rumah Sakit

cukup tinggi, sementara jarak Rumah Sakit Pemerintah dari Kota Tangerang

Selatan relatif jauh (seperti: RSUP Fatamawati, RSCM, dan lain-lain).

Berdasarkan Rumah sakit Umum Pemerintah Kota Tangerang Selatan pertama

kali diresmikan oleh Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah dan direktur

pertama yaitu drg. Hj. Ida Lidia pada tanggal 07 April 2010 yang bertepatan

dengan hari kesehatan sedunia dengan nama RSUD As Sholihin dan pada

tanggal 29 Maret 2010 rumah sakit ini berpindah ke Jalan Raya Padjajaran No.

101 Pamulang dengan bangunan lima lantai dan berkapasistas 133 tempat tidur.

A. Visi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

“Menjadi Rumah Sakit pilihan yang bermutu dan amanah (Aman,

Nyaman, Mandiri, dan Ramah) di Kota Tangerang Selatan.

B. Misi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, modern,

dan terstandarisasi.

2. Meningkatkan SDM kesehatan yang profesional dan religius.

3. Meningkatkan sistem informasi yang terbuka dan menerima globalisasi

sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bermanfaat.

4. Berupaya mengikuti perkembangan IPTEK, serta sarana pendukung

yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.

C. Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Page 80: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

63

Tujuan Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan yaitu

memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna sesuai dengan standar

dan profesionalisme untuk meningkatkan derajat kesehatan mayarakat.

Hal ini didukung oleh motto Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

yaitu “Melayani Sepenuh hati”.

D. Pelayanan Rumah Sakit

Pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang

Selatan terbagi menjadi dua yaitu pelayanan medis dan pelayanan

penunjang, pelayanan ini meliputi:

Tabel 5. 1 Pelayanan Rumah Sakit

Layanan Medis

Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan

1. NICU

2. ICU

3. Rawat Inap Anak

4. Rawat Inap Penyakit

Dalam

5. Rawat Inap Paru

6. Rawat Inap Nifas

7. Rawat Inap Bedah

1. Poliklinik Syaraf

2. Poliklinik Penyakit Dalam

3. Poliklinik Anak

4. Poliklinik Bedah

5. Poliklinik Gigi Ortho Denti

6. Poliklinik Paru

7. Poliklinik Kulit dan

Kelamin

8. Poli Dots

9. Poliklinik Jiwa

10. Dokter Anastesi

11. Poliklinik VCT

12. Poliklinik Bedah Tulang

13. Poliklinik Medical Check

Up (MCU)

14. Poliklinik Rahabilitas

Medik

15. Poliklinik Laboratorium

Layanan Penunjang

Laboratorium

Klinik

Apotik

dan

Farmasi

Radio

Diagnostik

Penunjang

Diagnostik

Lain

1. Hematologi

2. Kimia

Klinik

3. Cairan

Tubuh lain

1. Apotik

24 jam

2. Gudang

1. Ultra

Sonogrrafi

2. Konvensional

Radiologi

Spirometri

Sumber: Profil Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Page 81: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

64

5.2 Karakteristik Informan

Informan pada penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang yang teridiri: 3

(tiga) orang dari Instalasi Farmasi dan 3 (tiga) orang dari Instalasi Rawat Inap.

Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan perizinan dan kesibukan dari

pihak rumah sakit baik dari Instalasi Farmasi maupun Instalasi Rawat Inap

sehingga informan yang terpilih berjumlah 6 (enam) orang yang tetap dapat

mewakili dan memberikan informasi yang tepat dan memadai peneltian.

Informan terbagi menjadi informan kunci, informan utama, dan informan

pendukung. Berikut informan tersebut:

Tabel 5. 2 Karakteristik Informan

No. Informan

Pendidikan

Terakhir

Lama

Kerja

Jenis Kode

Informan

1. Kepala bagian

penyimpanan

dan distribusi

gudang

S. Farm 7 tahun Informan Kunci INF1

2. Kepala bagian

pelayanan

farmasi rawat

inap

Apt 6 tahun Informan Kunci INF2

3. Staf pelaksana

distribusi

ruangan dan

apotik

SMA 7 tahun Informan

Pendukung

INF3

4. Kepala

Ruangan 1

S. Kep 7 tahun Informan Kunci IRI01

5. Perawat D4 Keb 7 tahun Informan

Pendukung

IRI02

6. Perawat D4 Kep 5 tahun Informan

Pendukung

IRI03

5.3 Distribusi Obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Kota Tangerang Selatan

Berdasarkan hasil pengamatan, distribusi obat dan BMHP yang

dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

terbagi menjadi 3 (tiga) komponen penting yang berkaitan dengan alur

distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap, berikut adalah flowcart

distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap:

Page 82: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

65

Page 83: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

66

Instalasi Rawat Inap Apotik Gudang Farmasi

Distribusi obat dan bahan medis habis

pakai dari gudang farmasi ke apotik

Memberikan form permintaan obat yang

sudah di isi permintaan obat sesuai stok

yang sudah kosong/tinggal sedikit Cek

Stok

Kosong/tinggal

sedikit

Ada

_____

____

Petugas Gudang

Mengambil dan menerima

from permintaan obat

Mengambil dan

mempersiapkan

obat sesuai form

pemintaan

Penyimpanan

Ada di

gudang

dalam

Tidak ada/

di gudang

luar

Mempersiapkan

mobil jika

permintaan

banyak/motor jika

permintaan sedikit

A

Page 84: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

67

Menuliskan jumlah obat yang sudah diambil

pada masing-masing kartu stok obat yang

ada di gudang

Membuat Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)

sesuai dengan obat yang di keluarkan

Mengirim obat atau memberikan obat Petugas Apotik Petugas Gudang

Melakukan pengecekan jenis dan

jumlah obat secara bersamaan

Petugas gudang, petugas apotik dan kepala

instalasi farmasi menandatangani SBBK

Meletakkan obat dirak penyimpanan sesuai jenis

Selesai

A

Page 85: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

68

Distribusi Obat di Instalasi Rawat Inap

Tidak

Jelas

Jelas

Dokter memberikan resep pasien

Perawat Memberikan resep ke petugas apotik

Petugas Apotik

Menerima resep dan memeriksa kelengkapan

resep serta keabsahan resep dan memeriksa

kesesuaian farmasetik

Konsultasi

resep Dokter

Cek

Stok

Tidak Ada Ada

Perawat

A

B

Page 86: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

69

Menganjurkan

pasien

untuk membeli

obat

di apotik luar

Entry data

resep

Mengambil dan mempersiapkan obat

sesuai dengan permintaan resep

Menyerahkan obat Perawat

Mencatat pengeluaran

obat dalam form rekapan

Mengarsipkan rekapan dan

resep sesuai jenisnya

Selesai

A B

Page 87: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

70

Instalasi Rawat Inap Apotik Gudang Farmasi

Distribusi Bahan Medis Habis Pakai

(BMHP) di Instalasi Rawat Inap

Ada

Tidak mengisi from

Kosong/

Tinggal Sedikit

Memberikan form permintaan BMHP Kepala Ruangan

Cek Stok

persediaan

BMHP

Petugas Gudang

Mengisi form permintaan barang berupa

jenis dan jumlah sesuai stok BMHP

yang kosong/tinggal sedikit

Page 88: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

71

Memberikan form permintaan

barang yang sudah di isi Petugas Gudang

Mengambil dan menerima

form permintaan obat

Merekap jenis dan jumlah dari

seluruh ruangan menjadi satu

Mempersiapkan mobil dan berangkat ke

gudang luar, karena penyimpanan seluruh

BMHP berada di gudang luar

Sampai di gudang luar

Mengambil BMHP sesuai form pemintaan

Menuliskan jumlah BMHP yang sudah

diambil pada masing-masing kartu stok

BMHP yang ada di gudang

Page 89: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

72

Mempersiapkan BMHP dan memisahkan

serta melakukan pengepakan BMHP

berdasarkan permintaan di setiap ruangan

Memasukan pengepakan ke mobil dan

kembali ke gudang dalam di RS

Memberikan BMHP di setiap ruangan

sesuai pengepakan BMHP Kepala Ruangan/Perawat

Menerima barang dan memasukan

barang ke tempat penyimpanan barang

yang ada di ruangan

Kepala ruangan dan petugas gudang

menandatangani SBBK

SBBK di arsipkan oleh penanggung

jawab gudang/kepala gudang

Selesai

Page 90: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

73

Dari 3 (tiga) komponen penting di atas yaitu alur distribusi obat dari

gudang farmasi ke apotik sebelum di distribusikan ke Instalasi Rawat Inap,

kemudian distribusi bahan medis habis pakai dari gudang farmasi ke instalasi

rawat inap dan terakhir yaitu distribusi obat dari apotik ke instalasi rawat inap

dengan sistem distribusi obat ODD (One Day Doses). Dari ketiga alur tersebut

terdapat beberapa proses dalam distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat

Inap, proses distribusi ini didukung oleh input dalam pelaksanaannya. Berikut

input, proses, dan output distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap.

5.4 Input Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Input merupakan masukan dari suatu sistem yang sudah dan sedang

berjalan. Masukan dari sistem distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat

Inap terdiri dari sumber daya manusia, sarana dan prosedur.

A. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu input dari

distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap.

Sumber daya manusia yang terkait distribusi obat dan bahan medis habis

pakai di Instalasi Rawat Inap adalah sumber daya manusia di Instalasi

Farmasi dan sumber daya manusia di Instalasi Rawat Inap. Sumber daya

manusia di instalasi farmasi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu sumber daya

manusia di Apotik dan sumber daya manusia di Gudang Farmasi. Sumber

daya manusia yang terkait dalam distribusi obat dan bahan medis habis

pakai (BMHP) dijelaskan dari wawancara mendalam dan telaah dokumen.

a. Instalasi Farmasi

Berdasarkan hasil wawancara mendalam bersama beberapa

informan, jumlah seluruh pegawai yang tersedia di Instalasi Farmasi

berjumlah 25 orang yang terdiri dari: 8 (delapan) Apoteker antara lain

Kepala Bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap, 14 (empat belas) Asisten

Apoteker antara lain Kepala Bagian Penyimpanan dan Distribusi, serta 3

(tiga) Admin antara lain Petugas Pelaksana Distribusi Obat dan Bahan

Page 91: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

74

Medis Habis Pakai. Keterangan ini didapatkan dari salah satu kepala

bagian penyimpanan dan distribusi, berikut kutipan wawancaranya:

“24 apa 25 yaa? 24 tambah 1, 25 dong yaa. Apotekernya 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8 delapan apotekernya. AA dikurangin wawan, jajang, akbar.” (INF1)

Berikut jumlah pegawai di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

Kota Tangerang Selatan:

Tabel 5. 3 Jumlah Pegawai di Instalasi Farmasi

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Jabatan Jumlah

1. Apoteker 8

2. Asisten Apoteker 14

3. Admin 3

Total 25

Sumber: Telaah Dokumen dan Hasil Wawancara

Berikut adalah sumber daya manusia di instalasi farmasi yang

terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

a. Apotik

Instalasi Farmasi di RSU Kota Tangerang Selatan terbagi menjadi

2 (dua) bagian, yaitu apotik dan gudang farmasi. Hal ini dikarenakan

terpisahnya antara apotik dan gudang farmasi. Apotik merupakan salah

satu sarana pelayanan kesehatan yang terkait pada distribusi obat dan

bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap. Berdasarkan hasil

wawancara, jumlah pegawai yang tersedia di apotik berjumlah 20 (dua

puluh) orang yang terdiri dari: 8 (delapan) orang apoteker antara lain

Kepala bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap dan 12 (dua belas) orang

asisten apoteker. Berikut adalah jumlah pegawai di apotik:

Tabel 5. 4 Jumlah Pegawai di Apotik

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Jabatan Jumlah

1. Apoteker 8

2. Asisten Apoteker 12

Total 20

Sumber: Telaah Dokumen dan Hasil Wawancara

Page 92: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

75

Berdasarkan hasil pengamatan jumlah pegawai di Apotik

berjumlah 18 (delapan belas) orang yang terdiri dari: 6 (enam) apoteker

dan 12 (dua belas) asisten apoteker, hal ini dikarenakan 2 (dua) apoteker

yang tidak ada di apotik merupakan Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala

bagian Pengadaaan, sehingga di apotik hanya ada 6 (enam) apoteker.

Dalam melaksanakan distribusi obat dan BMHP dari Instalasi

Farmasi ke Instalasi Rawat Inap, petugas di Apotik memiliki peranan dan

uraian tugas permasing-masing petugas salah satunya Kepala Bagian

Pelayanan Farmasi Rawat Inap. Berikut kutipan wawancara dari beberapa

informan yang melakukan distribusi:

“mengakomodir kebutuhan obat high alert, emergency yang di stok di atas

yang ada, emang harus itu, coba kalau misalkan kita ga ada obat

emergency, pasiennya kejang-kejang diatas, jadi kami harus cepat

penanganannya, habis itu mengentry resep sama rekap resesp.” (INF2)

Berdasarkan hasil pengamatan, berikut adalah uraian tugas dari

Kepala bagian pelayanan farmasi rawat inap sebagai berikut:

1. Entry resep rawat inap

2. Revisi entrian resep

3. Pengambilan atau penyiapan resep obat

4. Etiketing resep

5. Peracikan obat

6. Penyerahan obat (pemberian informasi obat kepada pasien)

7. Merekap pengeluaran obat di apotek

8. Penyerahan nomor antrian

9. Stock opname rutin bulan

10. Mencatat dan menghitung fisik pengeluaran obat psikotropik

dan narkotika

Hal ini didukung oleh telaah dokumen dari uraian tugas Kepala

bagian pelayanan farmasi rawat inap yang sudah ditetapkan sebagai

berikut:

1. Entry resep rawat inap

Page 93: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

76

2. Revisi entrian resep

3. Pengambilan atau penyiapan resep obat

4. Etiketing resep

5. Peracikan obat

6. Penyerahan obat (pemberian informasi obat kepada pasien)

7. Merekap pengeluaran obat di apotek

8. Penyerahan nomor antrian

9. Stock opname rutin bulan

10. Mencatat dan menghitung fisik pengeluaran obat psikotropik

dan narkotika

Maka dapat dikatakan, uraian tugas dari Kepala bagian pelayanan

farmasi rawat inap yang diterapkan sudah dilakukan dengan sesuai

berdasarkan telaah dokumen.

Latar belakang pendidikan di apotik masih bervariasi, terutama

masih banyak yang berlatar belakang pendidikan SMF. Berikut kutipan

wawancara dengan kepala bagian pelayanan farmasi rawat inap:

“apoteker yang disini, 8, ada D3, walaupun SMF masih banyak, tapi kan

itu yang sudah ada disini, jadi memang kita ada yang peraturan baru,

peraturan baru itu kita harus D3 sekarang. (INF2)

Berikut hasil pengamatan jumlah pendidikan terakhir pegawai di

Apotik Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan:

Tabel 5. 5 Jumlah Pendidikan Terakhir Pegawai di Apotik

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Pendidikan Jumlah

1. Apoteker 6

2. S1 Farmasi 1

3. D3 1

4. SMF 10

Total 18

Sumber: Hasil Wawancara dan Telaah Dokumen

Dari table diatas, terdapat ketidaksesuaian antara hasil wawancara

dan observasi. Hal ini dikarenakan 8 (delapan) apoteker yang dimaksud

dalam hasil wawanacara sudah termasuk dengan 2 (dua) apoteker yaitu

Page 94: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

77

Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala bagian Pengadaan, sedangkan

berdasarkan ppengamatan Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala bagian

Pengadaan tidak menetap di apotik, sehingga jumlah apoteker yang ada di

apotik yaitu 6 (enam) apoteker.

Pelatihan kinerja merupakan suatu kegiatan untuk memperbaiki

kemampuan dan meningkatkan kinerja. Dalam melakukan distribusi obat

dan bahan medis habis pakai, petugas apotik sudah pernah mengikuti

pelatihan, namun bukan pelatihan tentang distribusi obat dan bahan medis

habis pakai, melainkan pelatihan dalam hal lain sehingga petugas apotik

belum pernah mengikuti pelatihan terkait distribusi obat dan bahan medis

habis pakai di instalasi rawat inap.

“kalau pelatihan, sebenenarnya kalau untuk apoteker yaa sudah ada

beberapa, kita sudah hadapin, kaya something keselamatan pasien,

terkadang dari farmasi itu ada orangnya, pengendalian kesejahteraan

obat, kemudian dari psv, kita pun dari organisasi IAI ini kita sedang

membuat training khusus bagi apoteker-apoteker yang bekerja dirumah

sakit, itu setiap tahun loh, jadi setiap bulan ada, dan dari RSU tangsel itu

kita ada, ada yang kita kirim kesana, termasuk saya sendiri ikut. Tapi

kalau untuk cara distribusi belum pernah ada.” (INF2)

Jadwal jam kerja untuk di Apotik terbagi menjadi 4 (empat) shift

yaitu shift pagi, shift middle, shift siang dan shift malam. Berikut adalah

jadwal shift petugas apotik yang terbagi menjadi 4 shift yaitu:

Tabel 5. 6 Jadwal Shift di Apotik

RSU Kota Tangerang Selatan

No. Shift Jam

1 Shift Pagi 07.00 – 14.00 WIB

2 Shif Middle 10.00 – 17.00 WIB

3 Shift Siang 14.00 – 21.00 WIB

4 Shif Malam 21.00 – 07.00 WIB

Sumber: Hasil Wawancara

Keterangan tersebut didapatkan dari hasil wawancara dengan

kepala bagian farmasi rawat inap di apotik:

“4 shift ya, karna ada yang middle, karna kita itu juga menyesuaikan

dengan kondisi pasien, dari volume banyak engganya pasien, karna kita

Page 95: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

78

makin banyak, dan SDM kita pas-pasan gitu yaa, mungkin masih dibilang

kurang, nah makanya kita siasati ada yang masuk middle, karna berkaitan

dengan bobot kerja dari waktu, jadi ada 4, kalau pagi dari jam 7 sampai

jam 2, jam 2 sampai jam 9, jam 9 sampai 7 lagi, kalau yang middle itu dari

jam 10 sampai jam 5 gitu.” (INF2)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah

sumber daya manusia di Apotik masih dikatakan kurang, dan dari segi

kualitas latar belakang pendidikan pegawai di Apotik masih dikatakatan

kurang terutama Apoteker karena di Apotik lebih banyak pegawai yang

berlatar belakang pendidikan SMF dibandingkan dengan Apt, S1, dan D3

serta sumber daya manusia di apotik belum pernah mengikuti pelatihan

terkait distribusi obat dan bahan medis habis pakai.

b. Gudang Farmasi

Jumlah pegawai yang tersedia di gudang farmasi berjumlah 5

(lima) orang terdiri dari: 2 (dua) orang asisten apoteker antara lain Kepala

Gudang Farmasi atau Kepala bagian Penyimpanan dan Distribusi serta 3

(tiga) Admin antara lain petugas pelaksana distribusi obat dan bahan medis

habis pakai. Berikut adalah jumlah pegawai di gudang farmasi:

Tabel 5. 7 Jumlah Pegawai di Gudang Farmasi

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Jabatan Jumlah

1. Asisten Apoteker 2

2. Admin 3

Total 5

Sumber: Telaah Dokumen dan Hasil Wawancara

Petugas di gudang farmasi memiliki peranan dan uraian tugas

permasing-masing petugas seperti Kepala Bagian Penyimpanan dan

Distribusi (Kepala Gudang) dan petugas pelaksana distribusi. Berikut

kutipan wawancara dari beberapa informan yang melakukan distribusi:

“kalau mba ninin, biasanya kalau setiap hari…apa jadwalnya kamis ya,

mengambil permintaan, kan kita punya form permintaan, jadi dari

ruangannya minta dulu jumlahnya, nama barangnya, jenisnya apa yang

di minta untuk kebutuhan seminggu nah baru direkap tuh sama mba ninin,

kan mereka yang minta kan, jadi setiap poli misalnya satu poli, satu poli

Page 96: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

79

satu permintaan jadi satu rawat inap misalnya rawat inap lantai empat

ruang bedah itu satu permintaan jadi mereka bertanggung jawab atas

barang mereka sendiri, terus apa nanti mba ninin yang merekap, misalnya

masker untuk kebutuhan satu rumah sakit yaa di akumulasi berapa banyak

diambil nanti dipecah-pecah lagi berdasarkan permintaannya, yang

mecah-mecah biasanya mereka bertiga, mba ninin yang ngambil yang

rekapitulasi terus yang ngambil barangnya.” (INF1)

“Sebagai pengambil amprahan, sama mempersiapkan, kemudian

distribusi, dan yang memberikan form permintaan.” (INF3)

Berdasarkan hasil pengamatan, berikut adalah uraian tugas dari

Kepala bagian Penyimpanan dan Distribusi (Kepala Gudang Farmasi)

sebagai berikut:

1. Membuat pembukuan obat dan BMHP

2. Pengelolaan barang kadaluarsa

Petugas pelaksana distribusi memiliki uraian tugas sebagai berikut:

1. Mengambil form permintaan ruangan setiap minggu

2. Menyiapkan barang medis habis pakai untuk didistribusikan

keruangan

3. Distribusi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai ke

ruangan

4. Mengecek kesesuaian barang dengan surat bukti barang keluar

5. Penyerahan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai ke

ruangan

6. Merapikan susunan sediaan farmasi dan bahan medis habis

pakai ke masing-masing lemari

7. Etiketing barang datang sesuai dengan sumber anggaran (BLUD

dan E-Katalog)

8. Memindahkan barang kadaluarsa ke tempat yang telah

disediakan

9. Menjaga kebersihan gudang

Hal ini didukung oleh telaah dokumen dari uraian tugas pegawai

yang sudah ditetapkan sebagai berikut:

Page 97: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

80

Kepala bagian penyimpanan dan distribusi memiliki uraian tugas

sebagai berikut:

1. Membuat pembukuan obat dan BMHP (seperti: mencatat mutasi

sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, membuat dan

mencatat buku penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis

habis pakai, membuat dan mencatat buku barang habis pakai

sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta membuat dan

mencatat laporan semesteran sediaan farmasi dan bahan medis

habis pakai).

2. Melakukan stok opname (seperti: menyiapkan form stok

opname, menghitung jumlah sediaan farmasi dan bahan medis

habis pakai, menyesuaikan serta merapihkan susunan sediaan

farmasi dan bahan medis habis pakai).

3. Pengelolaan barang kadaluarsa (seperti: mengkarantina barang

kadaluarsa, menghitung jumlah sediaan farmasi dan bahan

medis habis pakai yang masuk masa expire).

Sedangkan petugas pelaksana distribusi memiliki uraian tugas

sebagai berikut:

1. Mengambil form permintaan ruangan setiap minggu

2. Menyiapkan barang medis habis pakai untuk didistribusikan

keruangan

3. Distribusi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai ke

ruangan

4. Mengecek kesesuaian barang dengan surat bukti barang keluar

5. Penyerahan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai ke

ruangan

6. Stok opname (menghitung jumlah sediaan farmasi dan bahan

medis habis pakai)

7. Stok opname (menyesuaiakan jumlah dan tanggal kadaluarsa

sdiaan farmasi dan bahan medis habis pakai dengan kartu stok)

Page 98: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

81

8. Merapikan susunan sediaan farmasi dan bahan medis habis

pakai ke masing-masing lemari

9. Membuat paketan OK

10. Etiketing barang datang sesuai dengan sumber anggaran (BLUD

dan E-Katalog)

11. Memindahkan barang kadaluarsa ke tempat yang telah

disediakan

12. Menjaga kebersihan gudang

Berdasarkan hasil pengamatan dari uraian tersebut ditemukan

perbedaan dari hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen antara lain

masih terdapat beberapa uraian yang tidak dapat diobservasi yaitu uraian

tugas dari kepala bagian penyimpanan dan distribusi serta petugas

pelaksana distribusi. Uraian tugas berikut adalah melakukan stok opname.

Stok opname tidak dapat diobservasi karena pada saat dilakukan

wawancara dengan kepala bagian penyimpanan dan distribusi menjelaskan

bahwa stok opname sudah dilakukan di bulan Februari, baru akan

dilakukan stok opname kembali pada bulan Mei, karena stok opname

dilakukan pada setiap 3 (tiga) bulan sekali. Selain itu, dari hasil

pengamatan juga terdapat uraian tugas yang tidak dapat diobservasi yaitu

uraian tugas dari petugas pelaksana distribusi. Uraian tugas yang dimaksud

adalah membuat paketan OK. Karena beradasarkan hasil wawancara

dengan petugas pelaksana distribusi menjelaskan bahwa yang membuat

paketan OK tersebut adalah apoteker atau sudah ada penanggung jawab

tersendiri.

Latar belakang pendidikan di gudang farmasi lebih banyak lulusan

SMF dan SMA dibandingkan Apt, S1 dan D3. Berikut kutipan wawancara

dengan kepala bagian pelayanan farmasi rawat inap:

“disini wawan janjang akbar lulusan SMA, mba ninin SMF tapi lagi sambil

kuliah lagi si sekarang, terus kalau saya baru lulus kemarin S1.”

Page 99: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

82

Berikut hasil pengamatan jumlah pendidikan terakhir pegawai di

Apotik Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan:

Tabel 5. 8 Jumlah Pendidikan Terakhir Pegawai

di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Pendidikan Jumlah

1. S1 Farmasi 1

2. SMF 1

3. SMA 3

Total 5

Sumber: Hasil Wawancara dan Telaah Dokumen

Dari table diatas, jumlah pegawai yang lulusan SMA lebih banyak

dengan jumlah 3 (tiga) orang dibandingkan dengan jumlah pegawai

lulusan S1 dan SMF yang hanya berjumlah 1 (satu) orang.

Pelatihan kinerja merupakan suatu kegiatan untuk memperbaiki

kemampuan dan meningkatkan kinerja Berdasarkan hasil wawancara

dengan petugas gudang farmasi bahwa belum pernah mengikuti pelatihan

khusus untuk distribusi obat dan bahan medis habis pakai, begitu juga

dengan pelatihan yang lain, petugas gudang belum pernah sama sekali

mengikuti pelatihan dalam kegiatan apapun, sehingga dalam melakukan

kegiatan atau membuat form dilakukan dengan ide atau kreasi sendiri.

Berikut kutipan wawancara dengan kepala bagian penyimpanan dan

distribusi serta petugas pelaksana distribusi:

“tidak pernah kita mah, kita udah pinter sendiri. karena dari awal masuk

sini bener-bener meraba ngerjain ajah vir nih, buku penerimaan gini, kita

berkreasi sendiri dari berkreasi sendiri sampai dapat form bakunya dari

tim audit baru kita ikutin, ini yang putih-putih nih, ini baku dari mereka,

yang biru-biru ini kita masukin sendiri karna kebutuhan kita, karna

sumber anggarannya ada ekatalog kan, terus dari penyedianya, nomor

batch untuk retur kan, retur barang kalau ada yang expirer, jadi kita

berkarya sendiri.” (INF1)

“Belum pernah sama sekali dari pertama kali masuk belum ada.” (INF3)

Petugas gudang tidak menggunakan jadwal shift, melainkan hanya

terdapat jadwal hari kerja, karena jadwal petugas gudang mengikuti jadwal

jam kerja di Manajemen Rumah Sakit itu sendiri yaitu masuk setiap hari

Page 100: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

83

Senin sampai dengan Hari Jum’at. Hari Senin sampai hari Kamis dari jam

07.30 – 16.00 WIB, sedangkan hari Jum’at dari jam 07.30 – 16.30 WIB.

“senin sampai jum’at, karna kita ikutin manajemen.”(INF3)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah

sumber daya manusia di gudang farmasi sudah mencukupi, karena dilihat

dari beban kerja dari pegawai itu sendiri. Namun dari segi kualitas, latar

belakang pendidikan pegawai di gudang farmasi masih dikatakatan kurang

terutama Apoteker karena di gudang farmasi tidak ada apoteker, pegawai

di gudang farmasi lebih banyak pegawai yang berlatar belakang

pendidikan SMA dibandingkan dengan Apt, S1, dan D3 serta sumber daya

manusia di apotik belum pernah mengikuti pelatihan terkait distribusi obat

dan bahan medis habis pakai.

c. Instalasi Rawat Inap

Instalasi rawat inap RSU Kota Tangeratang Selatan memiliki 7

(tujuh) ruangan rawat inap, dari ketujuh tersebut hanya 3 (tiga) ruangan

yang dapat didapatkan informasinya yaitu ruang rawat penyakit dalam,

ruangan rawat nifas dan ruangan rawat bayi. Berdasarkan hasil wawancara

jumlah perawat dari masing-masing ruangan berjumlah 20 (dua puluh)

perawat untuk ruang rawat penyakit dalam, 15 (lima belas) perawat untuk

ruang rawat nifas dan 16 (enam belas) perawat untuk ruang rawat intenstif

perawatan bayi (NICU). Berikut adalah kutipan wawancara dari masing-

masing informan:

“disini perawatnya ada 20 perawat.” (IRI01)

“perawatnya sebenernya tadinya kita ada 14, sekarang ditambah lagi jadi

tambah 2, jadinya 15, yang berenti 1, jadi 15. Baru naik kemarin ya.”

(IRI02)

“saat ini ada 16 perawat disini.” (IRI03)

Berikut adalah jumlah perawat di masing-masing ruang rawat inap:

Page 101: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

84

Tabel 5. 9 Jumlah Perawat di Instalasi Rawat Inap

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Jabatan Jumlah

1. Rawat Inap

Penyakit Dalam 20

2. Rawat Inap Nifas 15

3. NICU 16

Total 51

Sumber: Hasil Wawancara

Perawat di Instalasi Rawat Inap sudah pernah mengikuti pelatihan,

namun pelatihan yang pernah diikuti bukan merupakan pelatihan mengenai

distribusi obat dan bahan medis habis pakai melainkan pelatihan tentang

pelatihan lain diluar distribusi seperti pelatihan BBLR yang sudah pernah

diikuti oleh perawat di ruang NICU sehingga perawat di instalasi rawat inap

belum pernah mengikuti pelatihan terkait distribusi obat dan bahan medis

habis pakai.

“pelatihan distribusi belum pernah, tapi ada pelatihan NICU nya yang

khusus untuk 3 bulan, ada pelatihan BBLR, ada pelatihan kayak intervensi

kaya PICC.” (IRI03)

Perawat diruangan rawat inap memiliki jadwal shift yang terbagi

menjadi 3 (tiga) shift yaitu:

Tabel 5. 10 Jadwal Shift Perawat di Instalasi Rawat Inap

RSU Kota Tangerang Selatan

No. Shift Jam

1 Shift Pagi 07.00 – 14.00 WIB

2 Shift Siang 14.00 – 21.00 WIB

3 Shif Malam 21.00 – 07.00 WIB

Sumber: Hasil Wawancara

Berikut hasil wawancara dengan salah satu kepala ruangan di

Instalasi Rawat inap:

“Shiftnya ada 3, pagi sore malam.” (IRI02)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sumber

daya manusia di instlasi rawat inap sudah mencukupi. Namun dalam

kualitas, perawat di instalasi rawat inap belum pernah mengikuti pelatihan

terkait distribusi obat dan bahan medis habis pakai.

Page 102: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

85

B. Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan fasilitas yang digunakan dalam melakukan

distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap.

Ruangan yang terkait dengan sarana distribusi obat dan bahan medis habis

pakai di Instalasi Rawat Inap adalah apotik, gudang farmasi, dan instalasi

rawat inap. Data sarana didapatkan melalui wawancara mendalam,

observasi dan telaah dokumen. Berikut adalah sarana di masing-masing

ruangan:

a. Apotik

Berdasarkan hasil observasi maka dapat diketahui bahwa sarana

dan prasarana yang ada di Apotik Rumah Sakit Umum Kota

Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

Tabel 5. 11 Sarana dan Prasarana di Apotik

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No Sarana dan Prasarana Hasil

Ket Ya Tidak

1 Ruang penerimaan resep

a. 1 set meja dan kursi √

b. 1 set komputer √

2 Ruang pelayanan resep dan peracikan √

3 Ruang penyerahan obat √

4 Ruang konseling √

5 Ruang penyimpanan sediaan farmasi,

alat kesehatan dan bahan medis habis

pakai

6 Ruang distribusi/pelayanan

a. Ada ruang khusus/terpisah dari

ruang penerimaan barang dan

penyimpanan barang

b. Dilengkapi kereta dorong trolley √

6 Ruang arsip √

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan sudah memiliki

sarana dan prasarana yang sudah ditetapkan. Namun 1 set komputer

yang dimaksud diatas bukan merupakan 1 set komputer untuk

Page 103: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

86

menuliskan resep secara komputerisasi, melainkan 1 set komputer

yang sudah terhubung oleh sistem informasi rumah sakit yang hanya

untuk mengentry data resep, menentukan harga dan melihat stok

persediaan di apotik. Jadi dapat dikatakan, semua resep yang masuk

di apotik masih manual dari tulisan tangan dokter. Selain itu, belum

adanya ruangan khusus/terpisah dari ruang penerimaan barang dan

penyimpanan barang.

b. Gudang Farmasi

Sarana dan prasarana distribusi juga merupakan salah satu input

yang mendukung kelancaran kegiatan distribusi obat dan bahan medis

habis pakai di instalasi rawat inap. Sarana distribusi obat dan bahan

medis habis pakai yang disediakan oleh manajemen RSU Kota

Tangerang Selatan berdasarkan observasi terdiri dari satu ruangan

gudang yang berukuran 3,49 x 2,47 m2 dengan kelengkapan sebagai

berikut.

1. Gudang memiliki pintu dan lantai gudang sudah diberi keramik.

Namun gudang tidak memiliki jendela, karena gudang jenis ini

termasuk kedalam jenis gudang yang tertutup.

2. Pintu yang sudah dilengkapi dengan finger print, sehingga tidak

bisa dimasuki dengan sembarangan orang kecuali petugas

gudang.

3. Meja kerja petuga yang disertai kursi (diatasnya terdapat 2 buah

komputer, 1 buah telepon, printer dan ATK)

4. Pendingin ruangan/AC untuk mengatur suhu ruangan

5. Terdapat pemisahan antara ruang penyimpanan obat dengan

ruangan penyimpanan bahan medis habis pakai. Dimana gudang

farmasi di RSU Kota Tangerang Selatan terbagi menjadi 4

(empat) gudang yang terpisah dan masing-masing gudang

merupakan tempat penyimpanan obat dan bahan medis habis

pakai yang berbeda-beda.

Page 104: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

87

Selain itu, sarana distribusi obat dan bahan medis habis pakai

juga terdapat prasarana distribusi obat dan bahan medis habis pakai

yang disediakan oleh RSU Kota Tangerang Selatan untuk menunjang

kegiatan distribusi obat dan bahan medis habis pakai.

Berdasarkan hasil observasi, prasarana yang disediakan untuk

distribusi obat dan bahan medis habis pakai di gudang farmasi utama

yang ada di RSU Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 (tujuh) lemari

penyimpanan yaitu 2 (dua) buah lemari kayu, 2 (dua) buah lemari

penyimpanan obat psikotropika dan narkotika, 1 (satu) lemari/rak

besi, 2 (dua) buah lemari besi penyimpanan berkas atau rekapan.

Selain lemari penyimpanan, terdapat juga 1 (satu) buah kulkas dan 2

(dua) buah fleezer untuk penyimpanan obat dengan suhu tertentu,

serta 2 (dua) buah trolley dan 1 (buah) mobil. Berikut adalah

pernyataan informan berkaitan dengan ketersediaan prasarana di

gudang farmasi:

“ada 1 mobil, 2 trolley, terus kita pakai kardus. masukin kardus ke

masing-masing ruangan, sudah dinamakan, misalnya poli gigi,s udah

dinamain tinggal distribusiin, terus serah terima.” (INF1)

Sejauh ini sarana dan prasarana distribusi obat dan bahan

medis habis pakai yang disediakan oleh RSU Kota Tangerang Selatan

masih dikatakan belum mencukupi kebutuhan. Sarana dan prasarana

yang disediakan masih minim sehingga menghambat petugas dalam

melakukan distribusi obat dan bahan medis habis pakai. Ini

sebagaimana pendapat yang diungkapkan informan berikut:

“Kalau sarana sudah mencukupi, yang kurang kendaraannya saja,

kaya misalnya kan kaya kendaraan, kendaraan motor, karna kalau

mobil terus kan, kadang-kadang kalau ada yang cito tidak mungkin

pakai mobil buat mengambil satu biji gitu kan, terlalu ribetlah kalau

pakai mobil, terus kan juga cito kan sifatnya, jadi harus cepet-cepet,

kalau pakai mobil kan belum juga karna macet, jadi kalau pakai

motor kan bisa lebih cepet.” (INF3)

Hambatan yang terjadi misalnya seperti terpisahnya gudang

penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai, hal ini dikarenakan

Page 105: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

88

belum ada ruang untuk pembuatan gudang baru dan besar yang satu

halaman dengan rumah sakit itu sendiri. Hal ini menyebabkan petugas

seringkali bermundar mandir dari gudang antar gudang yang

memakan banyak tenaga dan waktu. Sebagaimana penyetaan

informan sebagai berikut:

“iya hambatan kita itu saja paling, gudang masih pisah dan jauh dari

rumah sakit, jadi capek juga kalau harus bolak balik dari gudang ke

gudang yang ada diluar.”

Sarana dan prasarana yang tersedia di gudang farmasi masih

sangat minim dan membuat petugas mengalami beberapa masalah

dalam melakukan distribusi obat dan bahan medis habis pakai seperti

kurangnya kendaraan bermotor untuk barang yang bersifat cito dan

terpisahnya gudang farmasi.

c. Instalasi Rawat Inap

Berdasarkan hasil observasi, sarana dan prasarana yang

tersedia di Instalasi Rawat Inap terkait distribusi obat dan bahan medis

habis pakai adalah sebagai berikut:

1. Lemari/rak penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai

2. Trolley emergency

3. Kompuer

4. Meja dan kursi

Sejauh ini sarana dan prasarana distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di instalasi farmasi yang disediakan oleh RSU Kota

Tangerang Selatan masih dikatakan belum mencukupi kebutuhan.

Sarana dan prasarana yang disediakan masih minim sehingga

menghambat petugas dalam melakukan distribusi obat dan bahan

medis habis pakai. Ini sebagaimana pendapat yang diungkapkan

informan berikut:

“iya. kecuali yang ruangan operasi dia ada trolley khusus. Kalau

yang dibuat di ruangan rawat inap itukan harusnya ada tapi karna

terbatas ya otomatis pake kursi roda.”(IRI02)

Page 106: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

89

“sudah si, tapi sebenernya kalau sistemnya udah bagus, kita tidak

usah minta juga sudah tau kebutuhan berapa, bmhpnya berapa, karna

system disini kan SIR nya belum berjalan, jadi masih manual.”

(IRI01)

Sarana dan prasarana yang tersedia di instalasi rawat inap

masih sangat minim dan membuat petugas mengalami beberapa

masalah dalam melakukan distribusi obat dan bahan medis habis pakai

seperti belum tersedianya trolley khusus untuk ruang rawat inap, dan

belum adanya sistem komputerisasi dalam permintaan barang

sehingga masih melakukan permintaan barang secara manual atau

tulisan tangan.

C. Prosedur

Prosedur merupakan pedoman tertulis yang digunakan semua

petugas sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan distribusi obat dan

bahan medis habis pakai di RSU Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan

hasil wawancara sebagian besar informan menjelaskan bahwa bekerja

menggunakan pedoman berupa standar operasional prosedur (SOP).

Sebagiannya kecilnya menjelaskan bahwa SOP tersebut berdaraskan dari

hasil kegiatan sehari-hari yang dilakukan, dan sebagaian kecilnya lagi

menjelaskan bahwa bekerja menggunakan SOP namun tidak mengetahui

SOP tersebut seperti apa karena tidak pernah mendapatkan dokumen

tersebut serta tidak ada sosialisasi terkait SOP tersebut.

“pedoman ya, paling SOP sebagai acuan kita, semua yang kita kerjain

disini, termasuk yang dirawat inap, lengkap.” (INF2)

“kita ada SOP. SOP itu ada juga karena ikutin dari kegiatan kita sehari-

hari saja.” (INF1)

“iya kalau tidak salah SOP namanya, tapi saya tidak tahu SOPnya seperti

apa, soalnya saya tidak pernah lihat SOP itu terus dikasih tau juga ga

kayanya.” (INF3)

a. Apotik

Page 107: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

90

Berdasarkan hasil telaah dokumen, di Apotik terdapat 1 (satu)

standard operasional prosedur (SOP) yang berkaitan dengan distribusi obat

dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap yaitu Standar

Operasional Prosedur tentang pelayanan pasien di rawat inap. Berikut

adalah isi dari dokumen tersebut:

1. Melakukan penerimaan dan pemeriksaan kelengkapan dan

keabsahan resep, serta melakukan pemeriksaan kesesuaian

farmasetik.

2. Mengkonsultasikan kepada dokter penulis resep jika ada

ketidakjelasan.

3. Melakukan proses administrasi seperti pemasukan data resep

ke sistem informasi rumah sakit.

4. Menyiapkan perbekalan kesehatan sesuai dengan permintaan

resep.

5. Menyerahkan perbekalan kesehatan kepada perawat

ruangan/petugas lain yang ditunjuk.

6. Mencatat pengeluaran dalam form rekapan.

7. Mengarsipkan rekapan dan resp sesuai jenisnya

Berikut adalah hasil pengamatan dari alur kerja pegawai dalam

pelayanan pasien di rawat inap:

Bagan 5. 1 Alur Kerja Pelayanan Pasien Rawat Inap

Page 108: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

91

Berdasarkan hasil pengamatan, seluruh alur kerja petugas dalam

pelayanan pasien rawat inap sudah sama dengan standard operasional

prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.

b. Gudang Farmasi

Berdasarkan hasil telaah dokumen, di gudang farmasi terdapat 2

(dua) standard operasional prosedur yang berkaitan dengan distribusi obat

dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap yaitu standard

operasional prsedur (SOP) tentang distribusi barang medis habis pakai ke

unit pelayanan (ruangan) dan standard operasional prosedur (SOP) tentang

distribusi obat dan bahan medis habis pakai ke depo farmasi (apotik).

Berikut adalah isi dari dokumen standard operasional prosedur (SOP)

tentang distribusi barang medis habis pakai ke unit pelayanan (ruangan):

Melakukan penerimaan dan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan

resep

Melakukan proses administrasi dengan pemasukan data resep ke

sistem informasi rumah sakit

Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik

Menyiapkan perbekalan kesehatan sesuai dengan permintaan resep

Mencatat pengeluaran dalam form rekapan

Mengkonsultasikan kepada dokter penulis resep jika ada

ketidakjelasan

Menyerahkan perbekalan kesehatan kepada perawat ruangan yang

ditunjuk

Mengarsipkan rekapan dan resep sesuai jenisnya

Page 109: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

92

1. Petugas gudang melakukan cek fisik BMHP yang ada di

ruangan di unit pelayanan.

2. Kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk mengisi dan

menandatangani from pemintaan barang.

3. Petugas gudang mengambil from permintaan BMHP di

seluruh ruangan unit pelayanan.

4. Petugas gudang menyiapkan BMHP sesuai from permintaan

BMHP dan stok yang tersedia.

5. Penanggung jawab gudang membuat surat bukti barang keluar

(SBBK) sesuai dengan BMHP yang dikeluarkan.

6. Melakukan pengecekan jumlah BMHP dengan SBBK bersama

dengan petugas gudang dan unit pelayanan yang meminta.

7. BMHP diterima dan SBBK ditandatangani oleh kepala

ruangan atau petugas yang mewakili.

8. SBBK ditandatangani penyimpan barang dan pejabat yang

berwewenang.

9. SBBK diarsipkan oleh penanggungjawab gudang.

Standard operasional prosedur (SOP) tentang distribusi obat dan

bahan medis habis pakai ke depo farmasi (Apotik) merupakan pedoman

alur distribusi obat dan bahan medis habis pakai yang bersifat steril yang

akan didistribusikan ke Apotik, persediaan obat dan bahan medis habis

pakai di Apotik dilakukan untuk persediaan obat dan bahan medis habis

pakai dari permintaan instalasi rawat inap maupun rawat jalan, berikut

adalah isi dokumen dari pedoman SOP tersebut:

1. Petugas farmasi mengambil form permintaan obat dan BMHP

yang sudah diisi dan ditandatangani oleh penanggung jawab

atau koordinator depo farmasi.

2. Menyiapkan obat dan BMHP sesuai form permintaan obat dan

BMHP.

3. Menuliskan jumlah obat atau BMHP yang diambil pada kartu

stok gudang

Page 110: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

93

4. Membuat Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) sesuai dengan

obat dan BMHP yang dikeluarkan

5. Melakukan pengecekan jenis, jumlah obat dan BMHP dengan

SBBK bersama dengan petugas farmasi dari depo farmasi

yang meminta

6. SBBK ditandatangani oleh petugas gudang, petugas depo

farmasi dan kepala instalasi farmasi.

Berikut adalah hasil pengamatan alur kerja petugas dalam distribusi:

Bagan 5. 2 Alur Kerja Distribusi BMHP ke Ruang Rawat Inap

Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar alur kerja petugas

dalam distribusi bahan medis habis pakai ke ruangan sudah sama dengan

standard operasional prosedur (SOP). Namun sebagian kecil masih terdapat

alur kerja petugas yang tidak sama dengan SOP. Alur kerja yang tidak sama

dengan yang dilakukan oleh pegawai pada saat distribusi adalah petugas

memberikan form permintaan barang terlebih dahulu ke ruangan, kemudian

Petugas gudang memberikan from permintaan BMHP keruangan ranap

SBBK diarsipkan oleh penanggungjawab gudang

SBBK ditandatangani penyimpanan barang dan pejabat yang

berwewenang

Memberikan BMHP dan diterima serta SBBK ditandatangani oleh

kepala ruangan atau petugas yang mewakili

Penanggung jawab gudang membuat surat bukti barang keluar (SBBK)

sesuai dengan BMHP yang dikeluarkan

Petugas gudang mengambil kembali from permintaan BMHP di seluruh

ruangan ranap

Kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk mengisi dan

menandatangani from permintaan barang

Page 111: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

94

petugas gudang tidak melakukan cek fisik BMHP terlebih dahulu yang

masih tersedia di ruangan di unit pelayanan, serta BMHP yang sudah

didistribusikan dari gudang ke ruangan rawat inap langsung ditandatangani

SBBK oleh kepala ruangan atau perawat, kemudian BMHP langsung

dimasukan ke dalam lemari penyimpanan tanpa melakukan pengecekan

jumlah BMHP secara bersamaan (petugas gudang dan perawat).

Bagan 5. 3 Alur Kerja Distribusi Obat dan BMHP ke Apotik

Berdasarkan hasil pengamatan, seluruh alur kerja petugas dalam

distribusi obat dan bahan medis habis pakai di apotik sudah sama dengan

standard operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil petugas masih belum

mengetahui dokumen standard operasional prosedur (SOP) karena tidak

pernah diberikan atau melihat dokumen tersebut dan tidak pernah ada

Petugas farmasi mengambil form permintaan obat dan BMHP yang

sudah diisi dan ditandatangani oleh penanggung jawab atau

koordinator depo farmasi.

Membuat Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) sesuai dengan obat dan

BMHP yang dikeluarkan

Menyiapkan obat dan BMHP sesuai form permintaan obat dan BMHP.

Melakukan pengecekan jenis, jumlah obat dan BMHP dengan SBBK

bersama dengan petugas farmasi dari depo farmasi yang meminta

Menuliskan jumlah obat atau BMHP yang diambil pada kartu stok

gudang

SBBK ditandatangani oleh petugas gudang, petugas depo farmsi dan

kepala instalasi farmasi.

Page 112: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

95

sosialisasi terkait standar operasional prosedur (SOP) tersebut serta masih

terdapat alur kerja petugas yang masih belum sama dengan yang sudah

ditetapkan pada standar operasional prosedur (SOP).

5.5 Proses Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Proses merupakan tahapan dari suatu sistem yang sudah dan sedang

berjalan. Tahapan dari sistem distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap

terdiri dari proses administrasi, proses penyampaian berita, proses pengeluaran

fisik barang, proses angkutan, serta proses pembongkaran dan pemuatan

barang.

1. Proses Adminstrasi

Proses administrasi merupakan keseluruhan kegiatan yang berkaitan

dengan pencatatan dalam pelaksanaan distribusi obat dan BMHP serta

penyusunan laporan yang berkaitan dengan distribusi secara rutin atau tidak

rutin dalam periode bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Distribusi dan Kepala

Bagian Pelayanan Farmasi Rawat inap bahwa proses admintrasi yang

dilakukan dalam periode harian, bulanan dan semesteran. Berikut adalah

kutipan wawancara:

“Setiap pencatatan barang yang kita ambil, kita catat di kartu stok, pertama

permintaan form dari ruangan kita sesuai dengan barang yang kita punya,

misalnya masker, kita selalu punya, kan memang ada beberapa barang

yang memang tidak selalu ada seperti writing paper kemarin yang OK

minta terus kita tidak ada, jadi tidak kita kasih, terus misalnya ada, kita

ambil barangnya, dicatat dikartu stok kan pengeluaran barang, terus nanti

di entry di surat bukti barang keluar (SBBK) baru nanti dimasukin ke

laporan pengeluaran barang, gitu. Jadi kita tau stok akhir barang sesuai

tidak dengan kartu stoknya.” (INF1)

“di setiap ada resep masuk, nanti kita lakukan proses administrasi buat

pemasukan data resep ke sistem informasi rumah sakit, terus nanti dibikin

laporan perbulan sama semesterannya.” (INF2)

“Kalau SBBK itu di setiap mengeluarkan barang, jadi setelah barang

diambil, terus sudah selesai, kita bikin SBBK, baru SBBK selesai baru di

entry ke laporan pengeluaran barangnya.” (INF3)

Page 113: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

96

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses

administrasi dalam distribusi obat dan bahan medis habis pakai dilakukan

setiap periode harian, bulanan dan semesteran.

2. Proses Penyampaian Berita

Proses penyampaian berita merupakan proses komunikasi atau

memberikan informasi antar petugas apotik dengan petugas gudang farmasi,

petugas gudang farmasi dengan perawat, dan petugas apotik dengan perawat

terkait permintaan obat dan bahan medis habis pakai. Komunikasi atau

memberikan infromasi yang dimaksud bisa secara langsung, secara tertulis

ataupun sistem komputerisasi. Berdasarkan hasil wawancara bahwa yang

terlibat dalam proses penyampain berita adalah petugas apotik, petugas

gudang dan kepala ruangan atau perawat.

“Karunya (kepala ruangan), kalau BMHP karunya yang bikin permintaan

kalau engga karu, dia biasanya satu ruangan sudah menunjuk siapa yang

penanggung jawab BMHP itu, jadi nanti dia yang bikin permintaan,

kemudian sudah dikasih ke petugas kita yang keliling, biasanya kalau engga

akbar, wawan, wawan yang lebih sering. terus kalau obat, petugas

apotiknya.” (INF1)

“yang terlibat itu farmasis, perawat, dokter, sama tenaga medis.” (INF2)

“biasanya saya, dan orang apotik sama perawat juga.” (INF3)

Berdasarkan hasil wawancara, proses penympaian berita distribusi

obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap menggunakan

metode penyampaian berita secara komunikasi langsung dan tertulis

(manual). Seluruh informan menjelaskan bahwa metode penyampaian

berita yang dilakukan yaitu metode langsung dan tertulis.

Distribusi barang medis habis pakai dari gudang ke instalasi rawat

inap maupun distribusi obat dan bahan medis habis pakai dari gudang ke

apotik menggunkan form permintaan barang atau surat bukti barang keluar

(SBBK) yang diberikan dan diisi secara manual. Serta distribusi obat dan

bahan medis habis pakai dari instalasi rawat inap ke apotik menggunakan

resep pasien secara manual yang telah diberikan oleh dokter. Berikut adalah

Page 114: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

97

hasil wawancara dengan beberapa informan tentang metode yang digunakan

dalam distribusi obat dan barang medis habis pakai:

“kalau dari kita hanya form saja, seperti form itu tuh (sambil nunjuk bentuk

form pemintaan) jadi nanti ada form surat bukti barang keluar jadi buat

kita satu dan buat di rawat inapnya satu, begitupun diapotik.”(INF1)

“untuk permintaan obat kita by resep, atau ada lembar obat pasien, jadi

formnya tersendiri gitu.” (INF2)

“format, formatnya orang gudang biasanya keliling, setiap kamis dia

keliling memberikan format yang kita minta, nanti besoknya atau hari

jum’atnya dikasih barangnya.” (IRI01)

“kalau obat pakai resep yang dikasih sama dokter saja.” (IRI03)

Berikut adalah cara pengisian form permohonan permintaan obat

dan barang medis habis pakai dari gudang farmasi ke ruangan maupun dari

gudang farmasi ke apotik berdasarkan telaah dokumen:

1. Yang menerima dari bagian

2. Nomor

3. Nama dan Kode Barang

4. Jumlah (angka)

5. Satuan

6. Tanggal pemberian form

7. Tanda tangan, Nama, NIP, Pangkat/Gol yang meminta

8. Tanda tangan, Nama, NIP, Pangkat/Gol yang menyerahkan

petugas farmasi.

Berikut adalah hasil pengamatan petugas dalam pengisian form

permohonan permintaan obat dan bahan medis habis pakai dari gudang

farmasi ke ruangan maupun dari gudang farmasi ke apotik:

Tabel 5. 12 Pengisian Format Form Permintaan Barang

di RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No Format Hasil

Ket Ya Tidak

1 Yang menerima dari

bagian

2 Nomor √

Page 115: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

98

3 Nama dan Kode Barang √

4 Jumlah (angka) √

5 Satuan √

6 Tanggal pemberian form √

7 Tanda tangan, Nama,

NIP, Pangkat/Gol yang

meminta

8 Tanda tangan, Nama,

NIP, Pangkat/Gol yang

menyerahkan petugas

farmasi.

Sumber: observasi

Berdasarkan table diatas, dari hasil pengamatan dapat dikatakan

bahwa petugas sudah mengisi from permintaan barang secara tepat dan

sesuai dengan yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, sebagian besar

infroman menjelaskan bahwa masih terdapat kendala terkait proses

panyampaian berita yaitu belum terdapat sistem komputerisasi, sistem

komputerisasi dibutuhkan agar lebih memudahkan dan tidak perlu untuk

datang dan melakukan pengisian secara manual atau tertulis karena hal ini

dilihat dari kurangnya sumber daya manusia itu sendiri. Sebagian kecil

informan menjelaskan bahwa kendala yang terkait proses penyampaian

berita adalah masih terdapat mis komunikasi antara petugas instalasi farmasi

dengan perawat di instalasi rawat inap.

“kita menginginkan yang lebih enak dan lebih canggihlah, lebih modern

gitu kan, yang tinggal di klik-klik saja sudah langsung sampai, dan mereka

juga tidak terlalu pusing, kalau misalkan, dilihat gitu kan barang ini ada

tidak, disetiap mau amprahan atau barang-barang yang bisa dimprah apa

saja, jadi lebih enak, kalau sekarang kan masih bentuk lisan dan tertulis

aja.” (INF3)

”iya langsung saja, karna belum ada komputerisasi. seharusnya ada biar

lebih mudah juga kan” (IRI02))

“harusnya kompterisasi, jadi tidak perlu kesini lagi.” (IRI01)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses

penyampain berita menggunakan metode langsung dan tertulis yaitu form

permintaan barang atau surat bukti barang keluar (SBBK) untuk distribusi

Page 116: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

99

barang dari gudang farmasi keruangan maupun ke apotik dan pemberian

resep secara manual untuk distribusi kerungan rawat inap. Kendala yang

terjadi pada proses penyampaian berita adalah belum tersedianya

komputerisasi.

1. Proses Pengeluaran Fisik Barang

Tahapan setelah proses penyampaian berita adalah proses

pengeluaran fisik barang yang sudah dilakukan permintaan barang dari

instalasi rawat inap ke apotik ataupun ke gudang farmasi dan permintaan

barang dari apotik ke gudang farmasi. Berdasarkan hasil wawancara,

seluruh informan menjelaskan bahwa yang terlibat dalam proses

pengeluaran fisik barang adalah petugas apotik dan petugas gudang, karena

obat dan bahan medis habis pakai hanya tersimpan di apotik dan gudang

farmasi.

“semua petugas gudang bisa, cuma yang paling sering mba ninin.” (INF1)

“petugas apotik yang nerima resep saat itu. jadi yang ada di apotik siapa

saja bisa.” (INF2)

Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menjelaskan bahwa

metode yang digunakan dalam proses pengeluaran fisik barang adalah

FEFO (First Expired First Out). FEFO merupakan barang yang lebih awal

kadaluarsa harus dikeluarkan terlebih dahulu dan didistribusikan. Setelah

dikeluarkan barangnya petugas perlu mengisi atau menulis di kartu stok

barang tersebut untuk mencatat tanggal pengeluaran barang, jumlah, dan

sisa barang yang keluar atau yang masuk, dan tulis tanggal kadaluarsa serta

tanda tangan.

“FEFO, jadi yang expired duluan kita keluarin yang datang duluan dan

expired duluan kita keluarin walaupun dia datangnya duluan tapi dia

expirednya duluan, tetap kita keluarin.” (INF1)

“keluar fisik barang pakai FEFO, jadi dilihat mana barang yang ED nya

sudah mulai dekat, maka itu yang diambil.” (INF2)

Page 117: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

100

Berikut adalah cara pengisian kartu stock barang di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan berdasarkan telaah dokumen

yaitu:

1. Nama Barang

2. Satuan

3. Tanggal Masuk atau Keluar Barang

4. Jumlah Barang Masuk

5. Jumlah Barang Keluar

6. Jumlah Barang Sisa

7. Keterangan (Tanggal Expire Date dan Paraf petugas yang

mengambil barang)

Berikut adalah hasil pengamatan petugas dalam pengisian form

permohonan permintaan obat dan bahan medis habis pakai dari gudang

farmasi ke ruangan maupun dari gudang farmasi ke apotik:

Tabel 5. 13 Pengisian Format Kartu Stok Barang

di RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No Format Hasil

Ket Ya Tidak

1 Nama barang √

2 Satuan √

3 Tanggal masuk atau

keluar barang

4 Jumlah barang masuk √

5 Jumlah barang keluar √

6 Jumlah barang sisa √

7 Keterangan (Tanggal

Expire Date dan Paraf

petugas yang mengambil)

Sumber: observasi

Berdasarkan table diatas, dari hasil pengamatan dapat dikatakan

bahwa petugas sudah mengisi kartu stok barang secara tepat dan sesuai

dengan yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menjelaskan bahwa

dalam proses pengeluaran fisik barang masih terdapat kendala, kendala yang

Page 118: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

101

terjadi berdasarkan hasil wawancara adalah masih ada perbedaan jumlah

antara jumlah dikartu stok dengan jumlah yang ada ditempat penyimpanan,

hal ini terjadi karena metode yang digunakan dalam penulisan di kartu stok

masih manual dan barang yang dihitung juga masih dihitung secara manual.

Selain itu, kendala lainnya yaitu terdapat beberapa barang dengan merek

yang sama tapi dengan dua anggaran yang berbeda, jadi jika dilakukan

proses pengeluaran fisik barang masih terdapat kesalahan dalam

pengeluaran fisik barang tersebut, misalkan jika yang dikeluarkan harus dari

dana yang BLUD tapi yang dikeluarkan dana yang dari Ekatalog, maka akan

ada perbedaan jumlah antara kartu stok dengan stok jumlah ditempat

penyimpanan.

“kendalanya sering lupa atau suka ada yang keselisih, karna kan kita masih

manual, terkadang kita juga masih banyak yang lain gitu, terus ribet sama

yang lain juga jadi lupa, jadi suka ada perbedaan antara kartu stok dengan

jumlah barang pada saat pengeluaran fisik barang.” (INF2)

“kadang kita kan punya barang misalnya barang BLUD sama ekatalog

yang sering banyak kembar, misalnya barang amoxcicilin BLUD beli,

ekatalog beli, ekatalog belum keluar, BLUD belum habis, takut nanti ada

kesalahan ambil, yang diambil nanti barang yang baru datang.” (INF1)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses

pengeluaran fisik barang menggunakan metode FEFO (First Expired First

Out) barang yang tanggal kadaluarsanya duluan maka barang tersebut yang

diambil dan didistribusikan terlebih dahulu. Setelah barang dikeluarkan

petugas melakukan pengisian kartu stok barang. Dalam proses pengeluaran

fisik barang hanya petugas apotik dan petugas gudang saja yang terlibat

dalam proses tersebut, karena obat dan bahan medis habis pakai hanya

tersimpan di apotik dan di gudang saja. Selain itu, masih terdapat kendala

dalam proses pengeluaran fisik barang salah satunya adalah masih terdapat

berbedaan jumlah barang yang keluar, berbedaan jumlah di kartu stok

dengan jumlah stok di tempat penyimpanan.

8. Proses Angkutan

Proses selanjutnya yang dilakukan dalam distribusi obat dan bahan

medis habis pakai adalah proses angkutan barang. Proses angkutan ini

Page 119: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

102

dilakukan dari apotik dan gudang farmasi ke instalasi rawat inap dengan

menggunakan alat pengangkut. Berdasarkan hasil wawancara, seluruh

informan menjelaskan bahwa yang terlibat dalam proses angkutan obat dan

bahan medis habis pakai dari apotik ke ruang rawat inap adalah perawat,

sedangkan yang terlibat dalam proses angkutan bahan medis habis pakai

dari gudang ke apotik maupun ke ruang rawat inap adalah petugas gudang.

“saya atau engga akbar dan jajang.” (INF3)

“perawat yang shift di jam itu, dia yang mengambil, jadi tergantung shift

dan kebutuhan pasien” (IRI02)

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar informan menjelaskan

bahwa alat angkut yang digunakan dalam distribusi obat dan BMHP adalah

1 buah trolley dan kardus. Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa alat

angkut yang digunakan adalah kursi roda dan diangkut sendiri dengan

tangan oleh perawat.

“biasanya mah kita bawa saja, mereka sudah di pak dalam kardus itu yang

sudah di cover per pasien pakai plastic itu kan yang masing-masing,

awalnya dikardus, paling kita kalau pagi, ada obat nicu ga gitu, ada,

yaudah kita angkat, sekalian kita naik ke atas. karena setau saya trolley ada

di kamar operasi cuma ada satu trolley untuk distribusi, itu kita ambil dari

OK pinjem. Kalau enteng, baru angkat sendiri.” (IRI03)

“Kalau dari apotik dia pakai di dus, perawat kita yang ngambil. Kalau

malam juga perawat yang mengambil tapi pakai kursi roda.” (IRI01)

“biasanya kalau distribusi bawa kursi roda gitu, kecuali yang ruangan

operasi dia ada trolley khusus. kalau yang dibuat di ruangan rawat inap

itukan harusnya ada tapi karna terbatas ya otomatis pake kursi roda.”

(IRI02).

Sedangkan alat angkut bahan medis habis pakai dari gudang farmasi

ke ruangan rawat inap ataupun apotik menggunakan 1 buah trolley dan

karton atau kardus.

“jadi semuatnya pakai trolley, jadi nanti dia bolak balik vir, misalnya ke

lantai satu dulu baru nanti ambil lagi ke bawah buat kelantai selanjutnya.”

(INF1)

“menggunakan trolley, Kalau susunan di trolley, kita susun yang rata dulu

yang rapih dulu, kita taruh dulu, misalkan yang satuan gitu baru di taruh

di atasanya bisa pakai karton, kartonnya kan sudah berkardus kan pas

Page 120: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

103

disana juga sudah kita distribusiin nama ini nama ruangan ini, kan dia

langsung dipak, langsung rapih gitu.” (INF2)

“pakai trolley yang tadi.” (IRI01)

Berdasarkan hasil wawancara, seluruh infroman menjelaskan bahwa

tahapan dalam penyusunan barang di alat angkut adalah mempersiapkan

barang yang akan di distribusikan terlebih dahulu, kemudian dimasukan ke

dalam kardus untuk penyimpanan sementara yang sudah dimasukan sesuai

ruangan, lalu diletakan serta disusun secara rapih di trolley dan terakhir di

distribusikan ke setiap ruangan, begitu juga dengan tahapan penyusunan

dari apotik ke ruang rawat inap, namun ada perbedaan kalau dari apotik ke

ruang rawat inap, jika barang yang diminta banyak, maka akan

menggunakan kursi roda, sedangkan jika sedikit, maka menggunakan

angkut sendiri oleh perawat.

“kita siapin dulu barangnya yang mau didistribusiin sesuai ruangan, terus

kita susun dikardus habis itu diletakan ke trolley.” (INF1)

“barang yang mau didistribusiin sudah ada, habis itu dimasukin ke kardus

sesuai ruangan, terus ditaruh ditrolley habis itu didistribusiin.” (INF2)

Dalam proses angkutan barang masih terdapat kekurangan atau

kendala. Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menjelaskan

bahwa kendala yang terjadi adalah belum ada trolley khusus untuk ruangan,

sehingga jika ingin melakukan distribusi obat dari ruangan ke apotik dengan

jumlah yang besar atau banyak, terpaksa menggunakan kursi roda yang ada

diruangan, dan untuk trolley yang ada di gudang masih belum memadai dan

terdapat sedikit kerusakan.

“biasanya resep turun sekali per rawat inap, jadi resep sekali turun banyak,

dikasih dari perawatnya nanti disiapin, kita nyiapin per pasien baru nanti

diangkut ke atas pakai kursi roda gitu.” (IRI02)

“seharusnya pakai trolley, trolley kita kan tidak ada kalau diruang rawat

inap.” (IRI03)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses

angkutan distribusi melibatkan perawat untuk obat dan petugas gudang

untuk bahan medis habis pakai. Alat angkut yang digunakan pada perawat

Page 121: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

104

untuk distribusi obat ke apotik menggunakan kursi roda dan diangkut

sendiri dengan tangan. Sedangkan alat angkut yang digunakan petugas

gudang ke ruangan adalah trolley dan kardus atau karton. Proses alat angkut

masih ditemukan kekurangan atau kendala yaitu belum ada trolley khusus

untuk ruangan sehingga menggunkan kursi roda.

9. Proses Pembongkaran dan Pemuatan

Proses selanjutnya yaitu proses terakhir yang dilakukan dalam

distribusi obat dan bahan medis habis pakai yaitu proses pembongkaran dan

pemuatan di Instalasi Rawat Inap. Proses pembongkaran merupakan proses

setelah barang sampai diruang rawat inap dan diturunkan kemudian serah

terima di instalasi rawat inap, begitu juga dengan dari gudang farmasi ke

apotik. Sedangkan proses pemuatan merupakan proses penempatan barang

di tempat penyimpanan yang ada diruang rawat inap dari gudang farmasi,

serta pemuatan di apotik dari gudang farmasi. Berdasarkan hasil

wawancara, Seluruh informan menjelaskan bahwa tenaga yang terlibat

dalam proses pembongkaran dan pemuatan adalah petugas gudang dan

perawat diruangan.

“petugas gudang dan perawat.” (INF1)

“saya dan perawat ruangan.” (INF3)

Sedangkan proses pemuatan hanya dilakukan oleh perawat ruangan

saja. Karena sudah tanggung jawab ruangan itu sendiri.

“kalau itu sudah penanggung jawab perawatnya, bukan kita. Iya kita serah

terima, setelah itu tanggung jawab ruangannya.” (INF1)

“Itu sudah tanggung jawab mereka, karna kan kita cuma nganter sama

ngamprah.” (INF3)

“Biasanya kita bareng-bareng, karena kita tidak terlalu banyak meresepin

juga, kan disini pasien bayi dosisnya kecil-kecil, paling kita lihat stoknya di

hari itu, sudah cukup apa engga gitu.” (IRI03)

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar informan menjelaskan

bahwa proses pembongkaran dilakukan pengecekan terlebih dahulu dan

proses pemuatan sudah tanggung jawab perawat diruangan. Sebagian kecil

Page 122: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

105

menjelaskan bahwa proses pembongkaran dan pemuatan barang adalah

serah terima dan kemudian di simpan ditempat penyimpanan.

“seharusnya di cek antara petugas yang distribusi dengan dipenerimanya.”

(INF1)

“palingan setelah serah terima lagsung kita taruh lemari.” (IRI02)

Seluruh informan menjelaskan bahwa masih terdapat kendala dalam

proses pembongkaran dan pemuatan barang seperti masih terdapat

penumpukan barang pada saat pemuatan ditempat penyimpanan, masih

kurangnya pegawai untuk melakukan pengecekan, dan kurang tempat

penyimpanan obat maupun BMHP. Hal ini didapat dari hasil wawancara

dengan perawat diruangan:

“masih ada penumukan barang diruangan sewaktu lagi pemuatan barang

ditempat penyimpanannya.”(INF1)

“karna kita kurang SDM nya, jadi yaudah kita masukin saja, ngecek juga

soalnya tenaganya juga tidak ada, kita tuh pekerja perawat terlalu tumpang

tindih, apa aja, maksdunya itu kan khusus administrasi yang ngecek segala

macam, sejauh ini perawat semua, jadi yaudahlah mau gimana

lagi.”(IRI01)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses

pembongkaran dan pemuatan barang di instalasi rawat inap dilakukan oleh

perawat dan petugas gudang. Tahapan yang dilakukan adalah pemberian

dan pengecekan barang, serah terima kemudia disimpan di tempat

penyimpanan yang ada diruangan. Adapun kendala yang terjadi yaitu

kurangnya SDM yang mengakibatkan tidak dilakukannya pengecekan

barang sebelum ditempatkan ke tempat penyimpanan diruangan.

5.6 Output Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Output dari distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi

Rawat Inap dilihat dari ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai yang

efektif dan efisien di instalasi rawat inap.

A. Tersalurkannya obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat

Inap dengan efisien

Page 123: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

106

Tersalurkannya obat dan bahan medis habis pakai yang efisien

dapat dilihat dari ketersediaan dan keamanan, ketepatan jenis, ketepatan

jumlah dan kepatan waktu. Dalam hal ini peneliti akan melihat obat dan

barang medis habis pakai yang didistribusikan ke instalasi rawat inap

melalui wawancara mendalam dengan kepala ruangan atau perawat

diruangan yang merupakan informan kunci dari penelitian ini.

1. Ketersediaan

Berdasarkan laporan buku kosong di gudang farmasi RSU

Kota Tangsel diketahui bahwa ketersediaan obat di Rumah Sakit

Umum Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016 sering ditemukan

obat yang stoknya kosong digudang, stok kosong yang pernah terjadi

pada tahun 2016 adalah sebanyak 30 macam obat dan 35 macam obat

yang mempunyai stok yang hampir habis. Hal ini juga didukung oleh

hasil wawancara mendalam yang dilakukan bersama informan,

informan menyebutkan bahwa keadaan jumlah obat pada tahun ini

tidak cukup bagus:

“kalau jumlah obat digudang, belum terlalu bagus kayaknya, karena

masih ada stok yang kosong dan stok yang hampir habis tahun ini,

yaitu karena kita sering terkendala pemesanan obat yang obat lama

dateng kadang sudah di tunggu lama tapi distributor mengirim surat

kosong jadinya kita harus beli keluar ke Non E-catalogue yang

harganya tentu lebih mahal dan bakal makan waktu lebih lama lagi”

(INF1).

Faktor yang mempengaruhi ketersedian obat digudang adalah

keterlambatan waktu pengajuan pemesanan yang dilakukan,

pemesanan dilakukan pada saat stok obat hampir habis dan stok sudah

habis. Hal ini dikarenakan pengajuan yang terlambat dari gudang,

tidak adanya sistem informasi sehingga menyebabkan pemantauan

jumlah obat digudang masih manual sehingga tidak ada peringatan

jika obat telah memasuki jumlah minimum stok. Selain itu terdapat

juga kendala dari waktu tunggu obat yang lama dari distributor obat

dikarenakan kekosongan obat pada distributor. Hal ini berdasarkan

hasil wawancara kepada tiga informan, ketiganya menyebutkan

Page 124: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

107

bahwa kekosongan obat dipengaruhi oleh keterlambatan waktu

pemesanan obat.

“Faktor yang mempengaruhi kekosongan obat di tahun ini salah

satunya keterlamabatan pengajuan pemesanan dari kita (gudang).

Pemesanan yang terlambat tidak bisa mengcover kebutuhan obat di

rumah sakit sehingga terjadi kekosongan obat, ini karena kita belum

mempunyai sistem informasi digudang jadi kita tidak mengetahui jika

jumlah obat telah memasuki jumlah minimum. Selain itu juga

keterlambatan pengiriman dan ada beberapa obat yang tidak

terealisasi menjadi salah satu faktor kekosongan obat” (INF1).

“kosongnya obat di gudang tahun ini dikarenakan oleh beberapa hal,

yaitu pembelian yang dilakukan pengirimannya sering terlambat.

Lalu kita juga terlambat mengajukan pemesanan sehingga kita tidak

bisa mengcover kebutuhan obat. Ini karena monitoring yang kita

lakukan digudang masih manual “ (INF2)

2. Keamanan

Keamanan merupakan pernyataan tanggapan perawat di Instalasi

Rawat Inap terhadap kualitas/mutu pada keamanan obat yang dihasilkan

dalam distribusi obat dan bahan medis habis pakai. Keamanan yang

dimaksud adalah tidak terdapat kerusakan atau kecatatan dan kadaluarsa

pada obat dan barang medis habis pakai yang didistribusikan.

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar informan

menjelaskan bahwa kualitas dari keamanan obat dan BMHP masih

dikatakan sesuai dengan yang diminta dan baik-baik saja, namun masih

terdapat kendala atau kerusakan yang terjadi diantaranya perubahan warna

pada obat yang injeksi atau cair, obat yang sudah hampir habis masa

expirenya, masih diresepkan atu didistribusikan dan masih ditemukan

kemasan obat dan BMHP yang rusak atau cacat. Sebagian kecil informan

menjelaskan bahwa kualitas obat dan BMHP masih tidak menentu, karena

masih ditemukan kerusakan pada obat maupun BMHP.

“kualitas obat dan bmhp, biasanya kalau kualitas obatnya yaa sesuai

dengan yang kita minta aja. bmhp juga begitu. tapi masih suka ditemukan

kerusakan kaya obat yang apa yaa, dia udah warnanya udah kuning,

seharusnya kan masih putih tapi dia udah kuning, tapi kita ga akan kita

kasih, nanti kita lapor ke apotik, atau ada obat yang dia pecah, kita ga

Page 125: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

108

kasih, atau ada yang satu bulan mau expire itu pernah diresepin, tapi itu

langsung kita ke pasiennya, karna selama ini kadang-kadang dari control

kita juga, karna obat numpuk, harusnya kan retur, tapi karna sdm tadi

kurang, jadinya gitu. Kalau yang dari gudang si jarang yang bermasalah

yaa, kalau yang bmhp yaa, kalau yang kaya handscoon steril itu kan

masuknya lewat apotik ga lewat gudang, kalau gudang itu yang handscoon

non steril lewat gudang, tapi kalau yang steril lewat apotik, gitu. Apa ini

penyimpanannya kurang bagus sampai bisa berjamurnya gitu kan,

soalnya pernah dipaksa dipakai, itu yang bedaknya mungkin yang udah

byuurrr, terus baunya duuhh kok bau gitu kan, yahh yaudah deh, udah ga

bagus nih, terus yaudah kita pulangin, retur disebutnya, buat minta yang

baru. Nah pernah kejadian besoknya, dikirim lagi, kok ini dikirim lagi,

bukannya dibuang, ini gimana si, jadi yaudahlah buang aja, maksudnya

kan udah ga layak kan gitu kan, apa lagi untuk bayi.” (IRI01)

“sejauh ini masih dibilang baik-baik aja.walaupun suka ada yang rusak

juga, kaya waktu itu pernah tuh umi nemuin obat cair atau injeksi gitu tapi

warnanya udah keruh atau berubah gitu warnanya, emang petugasnya

yang engga tau atau gimana, tapikan jadinya apa yaa, jadi ga bisa dipakai

kan, kalau bhmp mah palingan pernah kemasannya ada yang rusak, tapi

kalau dalamnya masih bisa dipakai yaa kita pakai, kalau engga yang kita

bilang.” (IRI02)

“suka tidak menentu si,kadang nanti bagus kadang engga. Misalnya kalau

obat paling yang dekat-dekat expire yaa, tapi udah diingetin si, misalkan

kalau pun ga expire, tapi warna obatnya berubah kaya yang injeksi, yang

ampul-ampul gitu, paling udah langsung kita singkirin, kaya handscoon

misalnya handscoon pernah kita nerima kaya berjamur didalamnya gitu,

kok kayak gitu, gitu kan, yaudah bu iis deh tuh yang koordinasi ke

gudangnya.” (IRI03)

Berdasarkan hasil observasi di gudang farmasi terhadap obat dan

bahan medis habis pakai yang tersedia di gudang penyimpanan sebelum

didistribusikan, diketahui bahwa secara garis besar ketersediaan obat di

gudang farmasi sudah sesuai dengan kebutuhan, akan tetapi memang ada

beberapa obat dan barang medis habis pakai yang terkadang tidak melihat

keamanan dari obat dan bahan medis habis pakai di gudang farmasi. Hal

ini dikarenakan terpisahnya jarak antara gudang farmasi dengan gudang

penyimpanan.

3. Ketepatan jenis dan jumlah

Ketepatan jenis merupakan kebutuhan obat dan bahan medis habis

pakai sudah sesuai dengan yang diminta dan yang didistribusikan.

Page 126: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

109

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian penyimpanan dan

distribusi jumlah obat di bulan Februri – Maret ini berjumlah 469 jenis

obat, sedangkan bahan medis habis pakai berjumlah 567 jenis. Namun,

berdasarkan hasil wawancara seluruh infroman menjelaskan bahwa

ketersedian obat dan BMHP masih dapat dikatakan tidak menentu, karena

masih ditemukan beberapa kesalahan pada jenis misalnya jenis obat yang

diminta dengan yang didistribusikan masih terdapat ketidaksamaan.

Sedangkan BMHP belum pernah ditemukan kesalahan jenis.

“iyaa kadang-kadang ada, kadang-kadang engga, suka ga nentu gitu si.

karna kan kesalahan sama jenis obat mah ada aja ya, namanya juga masih

manual gitu kan, jadi kalau jenisnya kadang ada obat yang ga sama,

diganti sama yang hampir mereknya sama ini, tapi masih harus diawasi

juga, kalau bmhp sejauh ini aman-aman aja si.”(IRI02)

“gimana yaaa, habis kaya engga nentu juga. ohh pernah beberapa kali

suka engga sesuai jenis obat yang kita minta sama yang dikasih sama

orang bawah. kesalahannya kaya misalnya minta obat panas mereknya

yang ini, tapi pas dikasih malah dengan merek yang berbeda. kan jadi

salah walaupun fungsinya sama, tapi tetap aja salah kan ya, terus kalau

bmhp jarang ditemuin si.” (IRI03)

Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menjelaskan

bahwa jumlah BMHP yang diberikan dari gudang farmasi ke instalasi

rawat inap masih terdapat kesalahan jumlah atau jumlah yang diberikan

tidak sesuai dengan yang diminta dan yang diberikan, namun hal tersebut

jika bersifat cito maka dapat diatasi segera dengan cara meminjam barang

dengan ruangan rawat inap yang lain dan jika barang tersebut sudah

diberikan kembali oleh gudang farmasi maka ruangan ranap yang

meminjam barang, berhak mengembalikan barang yang telah dipinjam

dari ranap lain. Sedangkan jumlah obat tidak pernah ditemukan kesalahah

jumlah.

“suka sesuai sama engganya si kalau dari gudang mah yang untuk

permintaan bmhp ya, cuma nanti kalau sifanya cito, palingan kita disuruh

pinjem dulu sama ruangan lain, nanti baru kita ganti kalau barangnya

udah dikirim lagi sama gudang. kalau obat engga si.” (IRI01)

“yaa gimana yaa, gitu si palingan kadang sesuai kadang engga, kalau

bmhp kurang, yaa kita disuruh pinjem sama ruangan sebelah terus ntar

diganti, kalau obat si jarang soalnya kan ga mungkin kalau obat minjem

Page 127: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

110

sama ruang sebelah juga, kan resep pasien beda-beda juga jadi gitu aja

si palingan.” (IRI02)

“kalau dari apotik, nah itu dia, ga tau ya kendalanya apa gitu, soalnya

kan jumlahnya atau barang yang diminta suka beda gitu, mungkin ga ada,

tapi maksa gitu kan, yaa paling kita konfirmasi lagi gitu, kok segini, kok

cuma segini, sedangkan kita kan bikin cairan TTN ajah pakai dispo yang

50cc itu, satu pasien itu bisa make tuh yang maksimal tuh 15 buah, satu

hari tuh, 24 jam, kadang dikasihnya cuma 5, entah itu mereka ga percaya,

atau dikiranya kita yang mau pakai atau apa gitu, kok jumlahnya cuma

segini gitu kan, kita mau buat seluruh bayi yaa kuranglah, kalau satu bayi

dikasih cuma 5, bayi itu kalau misalkan terpasang PICC lewat kateter itu

kan, itu kan dapat cairan itu dia biasanya 3 atau 4 jenis cairan, high arin,

sama lipid. Makanya diresepinnya banyak gitu, disspo, terus kok

dikasihnya cuma 5, ada apa gitu kan, apa ga percaya, ga mungkinlah kita

dirumah mau praktek pakai dispo 50cc, buat apa. Jadi pernah si ada

kejadian seperti itu. Jumlahnya suka ga sesuai, tapi kalau dari gudang,

dia konfirmasi kalau memang barang ga ada, kok ga ada gitu, memang

lagi kosong gitu, engga ngurangin jumlah, palingan kita suruh pinjem

dulu sama ruangan lain kalau cito.” (IRI03)

Berdasarkan hasil observasi di gudang farmasi terhadap obat dan

bahan medis habis pakai yang tersedia di gudang penyimpanan sebelum

didistribusikan, diketahui bahwa secara garis besar terkadang tidak

tersedia jenis atau jumlah obat dan barang medis habis pakai di gudang

karena disebabkan permintaan yang terlalu tinggi.

4. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu merupakan waktu yang dilakukan pada saat

dilakukan permintaan obat atau bahan medis habis pakai dengan waktu

yang didistribusikan baik itu rutin atau tidaknya dilakukan pada waktu

yang sama. Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menjelaskan

bahwa waktu distribusi obat dilakukan penurunan resep setiap hari atau

setiap malam ke apotik dengan membawa semua resep, kemudian besok

paginya baru diambil obat tersebut diapotik. Sedangkan bahan medis habis

pakai sudah terdapat jadwalnya yaitu seminggu sekali, untuk pemberian

form permintaan barang dilakukan pada setiap hari Kamis, dan hari Jum’at

untuk pemberian barangnya sesuai dengan yang diminta pada saat

permintaan.

Page 128: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

111

“kan buat pasien-pasien baru, yang datangnya baru malam, ga mungkin

buru-buru ke apotik untuk minta obat kan, karna kan karna terbatasanya

dari farmasi itu, makanya resep-resep obat itu dituruninnya malam, jadi

pagi mereka focus kepasien-pasien rawat jalan. jadi kita ngambilnya pagi,

sebelum pas saya datang kalau dinas jam 7 itu kita langsung mampir ke

apotik biasanya. Kalau bhmp setiap kamis ngasih formnya terus besok

baru dikasih barangnya dan terus kalau obat kita rutin, karna kan buat

pasien yaa. tapi kalau bmhp kadang rutin, tapi kadang lebih cepat malah,

rajin banget kalau gudang, pernah lebih cepat, terus mereka ga tau yaa

apa kerajinan atau apa gitu yaa, padahal baru hari selasa atau rabu, kok

udah datang, iyaa ini soalnya kalau apa namanya biar kita ga buru-buru

gitu, yaudah bagus si. gitu.” (IRI03)

“kalau bmhp seminggu sekali setiap kamis sama jum’at kalau ga salah,

terus kalau obat palingan malam kalau resepnya lagi banyak, terus besok

pagi baru kita ambil gitu. Terus rutin ko kalau buat pasien mah, terus

bmhp juga rutin si.” (IRI01)

Berdasarkan hasil observasi, distribusi obat dan bahan medis habis

pakai dilakukan setiap hari untuk kebutuhan apotik dan ruang rawat inap

serta seminggu sekali untuk kebutuhan barang medis habis pakai di ruang

rawat inap.

Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan obat dan bahan medis habis

pakai masih belum efektif dan efisien. Dari segi keamanan masih

ditemukan obat dan bahan medis habis pakai yang terjadi perubahan warna

pada obat cair, kemudian obat dan bahan medis habis pakai yang

ditemukan hampir mendekati kadaluarsa/expire date, serta ditemukan di

kerusakan dan kecacatan pada kemasan obat dan bahan medis habis pakai

yang didistribusikan. Dari segi ketepatan jenis dan jumlah masih

ditemukan ketidaktepatan jenis dan jumlah yang sesuai pada saat

permintaan dengan obat dan bahan medis habis pakai tersebut

didistribusikan. Hal ini dikarenakan terpisahnya gudang farmasi dengan

gudang penyimpanan, sehingga tidak dapat dipantau secara rutin. Selain

itu, setelah obat dan bahan medis habis pakai didistribusikan ke instalasi

rawat inap, antar petugas dan perawat tidak dilakukan pengecekan terlebih

dahulu pada barang yang sudah didistribusikan.

Page 129: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

112

Page 130: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

113

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Peneliti tidak bisa menelaah dokumen terkait uraian tugas perawat dan

standar operasional prosedur di Instalasi Rawat Inap serta dokumen terkait

ketersediaan, jenis dan jumlah obat atau bahan medis habis pakai secara rinci

dikarenakan terbatasnya izin dari pihak instalasi rawat inap dan pihak rumah

sakit.

6.2 Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat Inap

Distribusi merupakan proses penyerahan obat-obatan mulai dari

sediaan disiapkan oleh instalasi farmasi rumah sakit sampai obat diserahkan

kepada pelayanan kesehatan untuk diberikan kepada pasien. Adapun bahan

medis habis pakai yaitu sebagai indikator penunjang dalam penggunaan obat

oleh pasien (Rusdiana, 2014). Kegiatan distribusi obat dan bahan medis habis

pakai merupakan salah satu cara dalam proses menyalurkan atau menyerahkan

barang yang sudah ditetapkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan fasilitas

kesehatan dengan tetap menjamin mutu, jenis, jumlah dan ketepatan waktu. Di

rumah sakit, kegiatan distribusi merupakan salah satu bagian siklus manajemen

farmasi. Distribusi obat dan bahan medis habis pakai menjadi tanggung jawab

instalasi farmasi. Rumah sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat

menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai di unit pelayanan seperti instalasi

rawat inap. (Permenkes, 2016)

Distribusi obat dan bahan medis habis pakai telah dijalankan pihak

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan metode

sentralisasi. Untuk melihat bagaimana implementasinya di rumah sakit, maka

dalam penelitian ini menggunakan teori pendekatan sistem dengan melihat

input, proses sampai dengan ouput dari sistem atau metode yang sedang

berjalan.

Page 131: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

114

Input dari distribusi obat dan bahan medis habis pakai adalah sumber

daya manusia, sarana, dan prosedur. Proses dari distribusi obat dan bahan

medis habis pakai adalah bermula dari proses administrasi, proses

penyampaian berita, proses pengeluaran fisik barang, proses angkutan dan

proses pembongkaran serta pemuatan barang. Untuk output dari distribusi obat

dan bahan medis habis pakai itu sendiri adalah tersedianya obat dan bahan

medis habis pakai dengan melihat dari kualitas barang, ketepatan jenis,

ketepatan jumlah dan ketepatan waktu dari obat dan bahan medis habis pakai

yang didistribusikan.

6.3 Input Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Pada umumnya untuk meningkatkan suatu pelayanan ada dua cara yaitu

dengan meningkatkan mutu dan kuantitas sumber daya, tenaga, biaya,

peralatan, perlengkapan, dan material yang diperlukan dengan menggunakan

teknologi atau dengan kata lain meningkatkan input atau struktur serta

memperbaiki metode atau penerapan yang dipergunakan dalam kegiatan

pelayanan, hal ini memperbaiki proses pelayanan organisasi kesehatan (Wijono

dan Wijaya, 2012).

Input merupakan masukan yang perlu disediakan atau harus tersedia

untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses. Input memegang peranan yang

penting dalam suatu sistem. Jika input tidak tersedia dengan baik, maka dapat

menghambat kegiatan yang terjadi dalam proses pada suatu sistem, bahkan

dapat menghambat suatu sistem dalam mencapai sebuah tujuan (Febriawati,

2013).

Dalam penelitian ini kegiatan distribusi obat dan bahan medis habis

pakai di instalasi rawat inap harus dapat menyediakan input yang menunjang

proses dari kegiatan tersebut. Input dari distribusi obat dan bahan medis habis

pakai di instalasi rawat inap adalah sumber daya manusia, sarana dan prosedur.

A. Sumber Daya Manusia

Page 132: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

115

Input sumber daya manusia terkait distribusi obat dan bahan medis

habis pakai di Instalasi Rawat Inap terdiri dari pegawai di apotik, pegawai

di gudang farmasi dan perawat di ruang rawat inap. Semua sumber daya

manusia ini merupakan salah satu faktor input yang berhubungan langsung

dengan distribusi obat dan bahan medis habis pakai di instalasi rawat inap.

Sumber daya manusia ini bisa dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui kuantitas SDM di Instalasi

Farmasi baik di apotik maupun di gudang farmasi Instalasi Farmasi RSU

Kota Tangerang Selatan sudah sepenuhnya memenuhi standar klasifikasi

dan perizinan rumah sakit pada Permenkes Nomor 56 tahun 2014 yaitu 8

(delapan) orang apoteker dan 12 (dua belas) asisten apoteker serta 3 (tiga)

petugas pelaksana gudang, namun berdasarkan fakta pelaksanaan atau

fungsional jadi tidak terpenuhi karena penempatan personal atau pegawai

yang tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Dari 8 (delapan)

orang apoteker yang terdapat di apotik hanya 6 (enam) orang apoteker,

sedangkan 2 (dua) orang apoteker lainnya ditempatkan diluar apotik. Oleh

karena itu menurut beberapa informan, jumlah petugas pelaksana harian

apotik dirasa sangat kurang, karena petugas apotik bertanggung jawab

mengurusi seluruh pelayanan, penyimpanan dan pendistribusian barang

farmasi yang di pusatkan di apotik baik untuk pelayanan farmasi rawat

jalan maupun rawat inap.

Ketidakcukupan SDM secara jumlah ini tentu akan menghambat

dan berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan, hal ini sejalan

dengan Global Health Workforce Alliance (2011) yang menyebutkan

bahwa terpenuhinya jumlah tenaga kerja ini juga sangat penting karena

tenaga kesehatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian

tujuan pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan kontribusi

hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Selain itu

terpenuhinya jumlah SDM sesuai kebutuhan juga menjadi penting untuk

keberhasilan suatu rumah sakit, hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukankan oleh Ilyas (2004) yang menyatakan bahwa salah satu upaya

Page 133: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

116

penting yang dapat dilakukan oleh rumah sakit untuk menjawab tantangan

globalisasi adalah dengan merencanakan kebutuhan sumber daya manusia

yang dimilikinya secara tepat jumlah dan sesuai dengan fungsi pelayanan.

SDM di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan jika dilihat

dari segi kualitas bisa disebut masih kurang atau belum memadai, hal ini

disebabkan karena masih ada beberapa aspek kualitas SDM yang belum

memadai, hal ini disebabkan karena masih ada beberapa aspek kualitas

SDM yang belum terpenuhi. Salah satu aspek kualitas ini adalah frekuensi

pelatihan yang diikuti SDM, baik itu pegawai di apotik, pegawai di gudang

farmasi dan perawat di rawat inap masih belum terpenuhi. Dari ketiga

kategori SDM ini yang terhitung sering mengikuti pelatihan adalah

pegawai di apotik dan perawat di rawat inap walaupun tetap saja

dinyatakan kurang karena belum semua pegawai apotik dan perawat di

rawat inap mengikuti pelatihan sehingga belum menyeluruh secara merata,

apalagi pelatihan terkait distribusi obat dan bahan medis habis pakai belum

pernah diikuti oleh ketiga kategori SDM tersebut.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Mardiyoko (2008), diketahui bahwa tingkat pendidikan formal maupun

non formal sangat berpengaruhi terhadap kemampuan seseorang dalam

melaksanakan tugasnya yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan

kompetensi. Menurut penelitian tersebut dapat diartikan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin memahami pula rasa

tanggung jawabnya dalam mejalankan tugasnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya permasalahan pada

sumber daya manusia yang terdapat di apotik dapat menghambat

pelayanan kefarmasian terutama dalam distribusi obat dan bahan medis

habis pakai. Minimnya sumber daya manusia yang tersedia di apotik dapat

membuat kegiatan dalam proses distribusi obat dan bahan medis habis

pakai tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya bantuan

SDM dari gudang farmasi dalam pelaksanaan pengambilan atau

mempersiapkan obat yang ada pada resep saat pelayanan di apotik,

Page 134: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

117

sehingga dapat mengurangi beban pegawai yang ada di apotik dan perlu

dilakukan atau mengikuti pelatihan terkait distribusi obat dan bahan medis

habis pakai untuk ketiga kategori SDM yang berkaitan dengan distribusi

oabt dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap RSU Kota

Tangerang Selatan.

B. Sarana dan Prasarana

Kelengkapan fasilitas merupakan suatu faktor yang harus dipenuhi

oleh setiap wadah pemberian pelayanan kesehatan, dengan terlengkapinya

fasilitas yang digunakan dalam memberikan suatu pelayanan, maka

pelayanan akan dapat diberikan dengan maksimal. Begitu juga dengan

fasilitas yang digunakan dalam pengelolaan distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di RSU Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang

Selatan dapat diketahui bahwa fasilitas yang digunakan untuk pengelolaan

distribusi obat dan barang medis habis pakai sudah mencukupi. Fasilitas-

fasilitas tersebut digunakan untuk mendorong terwujudnya pelayanan

kefarmasian di Instalasi Farmasi dengan baik. Menurut Erniati dan

Sembiring (2012) bahwa fasilitas adalah penyedia perlengkapan-

perlengakan fiski untuk memberikan kemudahan kepada penggunanya,

sehingga kebutuhan-kebutuhan dari pengguna fasilitas tersebut dapat

terpenuhi.

Namun ada beberapa kendala yang ditemukan diantaranya kurang

memadainya kondisi luas gudang utama dan tata letak gudang yang

terpisah dari gudang utama yang terdapat di RSU Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa luas gudang penyimpanan utama

yang ada di RSU Kota Tangerang Selatan ini dinilai masih kurang

mencukupi untuk kegiatan penyimpanan dan distribusi perbekalan farmasi

serta terhambatnya proses distribusi obat dan bahan medis habis pakai

dikarenakan terpisahnya 3 (tiga) jarak gudang lainnya yang terletak di luar

RSU Kota Tangerang Selatan. Gudang utama farmasi yang tersedia di

RSU Kota Tangerang Selatan memiliki luas 3,49 x 2,47 m2 atau 8,6 m2,

Page 135: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

118

sedangkan berdasarkan Depkes RI dalam pedoman pengelolaan gudang

menyebutkan bahwa luas gudang minimal 3 x 4 m2 atau 12 m2.

Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian Prihatiningsih (2012)

yang menyebutkan bahwa adanya hubungan antara luas gudang dengan

proses kegiatan penyimpanan dan distribusi. Luas gudang yang kurang

memadai tentunya sangat menghambat petugas dalam melakukan tugas

penyimpanan dan distribusi obat maupun bahan medis habis pakai di

gudang farmasi. Dari hasil penelitian tersebut juga diketahui bahwa

gudang farmasi tidak hanya digunakan untuk menyimpan obat, namun

juga digunakan untuk menyimpan alat kesehatan, selain itu dengan

kondisi gudang yang kurang memadai tersebut, banyak barang-barang

yang menumpuk. Oleh karena itu petugas gudang menjadi tidak leluasa

bergerak pada saat melakukan pekerjaannya.

Luas gudang utama yang kurang memadai dan terpisahnya jarak 3

(tiga) gudang lainnya tentunya sangat menghambat petugas dalam

melakukan proses distribusi obat dan bahan medis habis pakai. Petugas

gudang menjadi tidak leluasa bergerak dan membutuhkan waktu yang

banyak serta lama pada saat melakukan proses distribusi, karena

perjalanan dari gudang utama ke gudang lainnya terpisah cukup jauh dan

memungkinkan terjadinya kemacetan sehingga dapat menyulitkan petugas

dan menghambat proses distribusi obat dan bahan medis habis pakai.

Selain itu, kendala yang ditemukan pada fasilitas yang berkaitan

dengan distribusi obat dan bahan medis habis pakai adalah penulisan resep

dan penulisan form permintaan barang yang masih bersifat manual.

Berdasarkan hasil penelitian, memang masih kurang terutama dalam

penerapan teknologi. Penulisan resep dan penulisan form permintaan

barang masih bersifat manual dan belum terkomputerisasi. Sistem

komputer yang sudah tersedia hanya untuk mengentry resep, billing harga

dan cek persediaan barang. Hal ini membuat banyak resep dan form

permintan barang yang tidak jelas dan tidak terbaca oleh petugas serta

memakan waktu yang cukup lama karena petugas masih perlu bermondar-

Page 136: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

119

mandir dari instalasi farmasi ke rawat inap kemudian kembali lagi ke

instalasi farmasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan Hidayanti

(2017) yang mengatakan bahwa peresepan yang masih bersifat manual dan

belum terkomputerisasi dapat mengahambat. Dampak lainnya masih

banyak ditemukannya kesalahan-kesalahan petugas dalam membaca resep

yang ditulis oleh dokter. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa sistem

komputerisasi yang baru ada hanya untuk billing harga dan cek persediaan

serta perencanaan pembelian.

Padahal penggunaan teknologi elektronik atau electronic

prescribing telah banyak disarankan digunakan di rumah sakit untuk

menurunkan angka kejadian kesalahan obat ataupun barang medis habis

pakai. Menurut American Family Physician tenaga kesehatan harus dapat

menggunakan perangkat lunak untuk mengatasi kesalahan yang terjadi

termasuk electronic prescribing dan pencarian literature di internet secara

internasional (Pollock, Bazaldua dan Dobbie 2007).

Selain itu juga, berdasarkan hasil penelitian masih terdapat kendala

yang berkaitan dengan distribusi obat dan bahan medis habis pakai yaitu

ruang distribusi/ pelayanan di apotik belum tersedianya ruang

khusus/terpisah dari ruang penerimaan barang dan penyimpanan barang.

Maka dapat dikatakan belum sesuai dengan standar pelayanan farmasi di

rumah sakit yang sudah ditetapkan di Permenkes Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 mengenai ruang distribusi/pelayanan yang

cukup seluruh kegiatan farmasi rumah sakit meliputi:

a. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan (apotik)

b. Ada ruang khusu/terpisah untuk penerimaan resep dan

persiapan obat

c. Ruangan distribusi untuk pelayanan rawat inap (satelit

farmasi)

d. Ruang distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan seperti:

Page 137: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

120

1. Ada ruang khusus/terpisah dari ruang penerimaan barang

dan penyimpnan barang

2. Dilengkapi kereta dorong trolley

Jika belum tersedianya ruang khusus/terpisah antara ruang

penerimaan barang dan penyimpanan barang di apotik, maka dapat

menghambat dan mengganggu proses berjalannya distribusi obat dan

barang medis habis pakai maupun pelayanan yang sedang dilakukan di

apotik.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maulidah (2017)

yang mengatakan bahwa salah satu hambatan tidak berjalannya sistem

distribusi yaitu belum tersedianya ruang khusus/terpisah antara ruangan

penerimaan barang dengan ruang penyimpanan barang di apotik, maka

perlu dilakukan pemisahan diantara kedua tersebut.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa lengkap atau tidaknya

suatu fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit akan

mempengaruhi terhadap kegiatan pengelolaan distribusi obat dan bahan

medis habis pakai, sehingga dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang

ada, maka dapat dinilai apakah pengelolaan distribusi obat dan bahan medis

habis pakai berjalan dengan lancar atau tidak. Kegiatan akan terlaksana

dengan baik jika segala fasilitas atau sarana dan prasarana dilihat cukup baik

dan lengkap.

C. Prosedur

Input distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan salah satunya membahas

bagaimana input prosedur yang digunakan yaitu standar operasional

prosedur (SOP) yang mempengaruhi berjalannya distribusi obat dan bahan

medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap. Input SOP pada distribusi obat

dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang

Selatan ini bisa dilihat dari pelaksanaan SOP dan kepatuhan pegawai

terhadap SOP.

Page 138: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

121

Berdasarkan telaah dokumen terdapat 3 (tiga) SOP yang berkaitan

dengan distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap

yaitu (1) SOP tentang distribusi obat dan bahan medis habis pakai di depo

farmasi (apotik), (2) SOP tentang distribusi bahan medis habis pakai di

ruangan, dan (3) SOP tentang pelayanan pasien di rawat inap. Namun

masih jarangnya sosialisasi SOP yang menyebabkan masih banyak SOP

yang belum diketahui oleh petugas.

SOP jika dilihat dari fungsinya menjadi semakin penting karena

SOP sendiri berfungsi untuk membentuk sistem kerja dan aliran kerja yang

teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan, menggambarkan

bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan

peraturan yang berlaku; menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan

kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan

pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang

ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik; serta

menetapkan hubungan timbal balik antar satuan kerja (Atmoko, 2010).

Selanjutnya input SOP juga bisa dilihat dari segi pelaksanaan dan

kepatuhan petugas terhadap SOP, berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa pelaksanaan SOP terkait distribusi obat dan bahan medis habis

pakai sudah semua dilaksanakan namun masih ada beberapa alur yang

terdapat didalam SOP yang belum dilakukan. Hal ini dikarenakan belum

semua SOP tersosialisasikan kepada pegawai. SOP yang belum

sepenuhnya terlaksana juga disebabkan tidak adanya fungsi pemantauan

dan evaluasi SOP sehingga terlaksananya atau tidaknya SOP tidak bisa

dilihat sepenuhnya yang menyebabkan tidak adanya tindakan tegas bagi

yang tidak melaksanakan, hal ini juga menyebabkan tidak adanya efek jera

bagi petugas. Selain itu bentuk kepatuhan terhadap SOP sendiri belum

semua petugas patuh baik pegawai instalasi farmasi maupun perawat,

karena hal ini disebabkan terkadang masih ada petugas yang belum

mengetahui kalau tindakan yang diambil oleh petugas tersebut ada standar

Page 139: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

122

operasional prosedurnya atau tidak dan hal ini juga disebabkan karena

belum semua SOP tersosialisasikan.

Berdasarkan hasil penelitian, pegawai belum penah mengetahui

bentuk dokumen dari SOP itu sendiri dan belum pernah ada sosialisasi

terkait SOP. Pentingnya sosialisasi ini sejalan dengan penelitian Judha

(2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

anatara tingkat pengetahuan petugas dengan kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan SOP yang pengetahuan itu salah satjnya bisa didapatkan

melauli pengadaan sosialisasi. Pernayataan sebelumnya juga sejalan

dengan penelitian Natasia (2014) yang juga menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan anatara tingkat pengetahuan petugas dengan

kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP yang pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian, memang belum pernah ada

pemantauan atau evaluasi terkait SOP, jadi belum ada sistem pemantauan

dan evaluasi yang teratur. Tidak adanya sistem pemantauan dan evaluasi

yang teratur ini menjadikan alur kerja distribusi obat dan bahan medis

habis pakai yang diberikan rumah sakit belum sepenuhnya sesuai dengan

pedoman yang ada dan hal ini bisa menyebabkan kemungkinan terjadinya

kesalahan-kesahalan selama proses distribusi. Hal ini menunjukkan

pentingnya pemantauan dan evaluasi SOP.

Pentingnya dilakukan pemantauan dan evaluasi yang juga sejalan

dengan penelitian yang dikemukakan oleh Rahmah (2008) yang

mengharuskan adanya pemantauan dan evaluasi untuk berjalannya suatu

proses pelayanan dengan baik karena dengan monitoring dapat melacak

kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan atau diharapkan

dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumya.

Monitoring meliputi kegiatan pengumpulan dan analisis data tentang

proses dan hasil dari pelaskanaan program atau kegiatan dan memberikan

rekomendasi untuk tindakan koreksi untuk melakukan tindakan koreksi.

Monitoring pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring.

Page 140: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

123

Monitoring sebenarnya lebih ditekankan pada kegiatan

mencermati proses pelaksanaan kegiatan serta adanya perubahan

lingkungan organisasi. Hasil monitoring akan memberikan umpan balik,

apakah kegiatan dapat berjalan semestinya, ataukah terjadi adanya

penyimpanan dari yang direncanakan, atau bahkan perencanaan yang tidak

tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan lingkungan. Hasil

monitoring dipakai sebagai dasar tindakan koreksi dan atau penyesuaian.

Pengertian inilah yang dimaksud sebagai pengendalian, sehingga sering

pengendalian tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan

monitoring itu sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah sebuah

kesatuan kegiatan yang sering juga disebut sebagai on-going evaluation

atau former evaluation (Rahmah, 2008).

Maka dapat disimpulkan, bahwa permasalahan substansi

masukan/input SOP yang berhubungan dengan sistem distribusi obat dan

bahan medis habis pakai di instalasi rawat inap adalah tidak dilakukannya

pengecekan persediaan atau cek fisik bahan medis habis pakai yang ada di

ruang rawat inap oleh petugas gudang serta tidak dilakukan pengecekan

jumlah bahan medis habis pakai (BMHP) dengan surat bukti barang keluar

(SBBK) bersama antara petugas gudang farmasi dengan unit pelayanan

yang meminta termasuk ruang rawat inap. Maka perlu dilakukannya

sosialisasi SOP kepada pegawai terkait distribusi obat dan bahan medis

habis pakai dan perlu dilakukan pemantauan serta evaluasi terhadap

kinerja pegawai pada saat pelaksanaan dengan yang sudah ditetapkan

didalam standar operasional prosedur.

6.4 Proses Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Proses merupakan tahapan dari suatu sistem yang sudah dan sedang

berjalan. Tahapan dari sistem distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap

terdiri dari proses administrasi, proses penyampaian berita, proses pengeluaran

fisik barang, proses angkutan, serta proses pembongkaran dan pemuatan

barang.

Page 141: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

124

1. Proses Administrasi

Proses administrasi merupakan keseluruhan kegiatan yang berkaitan

dengan pencatatan dalam pelaksanaan distribusi obat dan BMHP serta

penyusunan laporan yang berkaitan dengan distribusi secara rutin atau tidak

rutin dalam periode bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.

Pelaporan dokumen atau data-data yang berkaitan dengan distribusi

obat dan bahan medis habis pakai merupakan rangkaian kegiatan

pengelolaan obat secara tertib mulai dari saat obat diterima, disimpan

hingga didistribusikan. Tujuannya adalah agar tersedia data mengenai jenis

dan jumlah permintaan, penerimaan, persediaan, pengeluaran atau

pengguna dan data mengenai waktu dari seluruh rangkai kegiatan mutasi

obat (Dirjen Binakefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010).

Adapun dokumen-dokumen distribusi obat dan bahan medis habis

pakai yang perlu untuk dilaporkan terdiri dari laporan penerimaan barang,

laporan permintaan barang, dan laporan pengeluaran barang. Laporan

penerimaan barang dibuat tujuannya untuk mengetahui jumlah pembelian

barang farmasi di suatu rumah sakit dalam satu periode waktu tertentu

minimal 1 bulan sekali (Dirjen Binakefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010).

Sedangkan laporan mutasi atau pengeluaran barang dalam satu periode

waktu, minimal setiap 6 bulan sekali (Febriawati, 2013). Sementara itu,

laporan permintaan barang dilakukan dalam satu periode waktu tertentu.

Sehingga dari pelaporan dokumen-dokumen ini suatu instansi bisa

melakukan evaluasi pada setiap rangkaian kegiatan distribusi obat dan

bahan medis habis pakai (Sarmini, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian, pelaporan dokumen-dokumen

distribusi obat dan bahan medis habis pakai dilakukan secara rutin baik oleh

petugas apotik, petugas farmasi maupun kepala instalasi farmasi. Kegiatan

pencatatan dan pelaporan dokumen terkait distribusi obat dan bahan medis

habis pakai di instalasi rawat inap sudah mulai berjalan meskipun terkadang

masih suka mengalami keterlambatan dalam pelaporannya. Terlambatnya

Page 142: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

125

pelaporan dokumen terkait distribusi obat dan bahan medis habis pakai

disebabkan banyaknya tugas dan tanggung jawab lain yang harus dilakukan

oleh petugas apotik, petugas gudang dan kepala instalasi farmasi yang

menyebabkan tertundanya pencatatan hingga berdampak pada terlambatnya

pelaporan dokumen distribusi obat dan bahan medis habis pakai tersebut.

Padahal beberapa dokumen seperti buku pengeluaran dan surat bukti barang

keluar sangat diperlukan untuk perencanaan pembelian obat dan bahan

medis habis pakai di instalasi farmasi.

Laporan terkait distribusi obat dan bahan medis habis pakai yang

dibuat dan dilaporkan oleh petugas dan kepala instalasi farmasi terdiri dari

laporan mutasi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dan laporan

semesteran sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai. Laporan tesebut

akan dilaporkan kepada kepala isntalasi farmasi RSU Kota Tangerang

Selatan. Namun sejauh ini belum ada kegiatan evaluasi yang dilakukan dari

pihak manajemen RSU Kota Tangerang Selatan maupun kepala instalasi

farmasi itu sendiri yang berkaitan dengan distribusi obat dan bahan medis

habis pakai. Hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara kepada

informan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RS Mulya

Tangerang Tahun 2014 bahwa dalam proses administrasi belum pernah

dilakukan kegiatan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang terkait

dalam penyimpanan dan distribusi. Evaluasi dapat dikatakan penting karena

untuk melihat apakah suatu proses pelayanan sedang berjalan, sudah sesuai

dengan yang direncakan atau diharapkan.

Maka dapat disimpulkan, bahwa dengan dilakukannya proses

administrasi dalam pencatatan dan pelaporan diharapkan bisa menjadi

bahan evaluasi dan memberikan informasi yang akurat mengenai distribusi

obat dan bahan medis habis pakai di instalasi farmasi sehingga dapat

memudahkan penelusuran surat dan laporan, mendapat data atau laporan

yang lengkap untuk membuat perencanaan dan agar anggaran yang tersedia

Page 143: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

126

untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat dikelola secara efisien dan

efektif.

2. Proses Penyampaian Berita

Proses penyampaian berita merupakan proses komunikasi atau

memberikan informasi antar petugas, baik petugas apotik dengan petugas

gudang farmasi, maupun petugas gudang farmasi dengan perawat, dan

petugas apotik dengan perawat terkait permintaan obat dan bahan medis

habis pakai. Komunikasi atau memberikan infromasi yang dimaksud bisa

secara langsung, secara tertulis ataupun sistem komputerisasi. Proses

penyampaian berita di RSU Kota Tangerang Selatan dalam distribusi obat

dan bahan medis habis pakai dilakukan oleh petugas yang bertanggung

jawab seperti petugas apotik, petugas gudang maupun perawat diruangan.

Hal ini sejalan dengan penelitian di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

tahun 2009 yang mengatakan bahwa penyampaian berita merupakan

komunikasi dalam hal pengiriman, dan penerimaan informasi dalam

organisasi yang kompleks yang meliputi komunikasi internal, hubungan

manusia, komunikasi downward atau komunikasi dari atas kepada bawahan,

komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama

tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi, dan proses

mendengarkan.

Metode proses penyampaian berita di RSU Kota Tangerang Selatan

dilakukan dengan metode berkomunikasi langsung dan tertulis dengan

memberikan form permintaan obat dan bahan medis habis pakai dari apotik

ke gudang maupun form permintaan barang medis habis pakai dari ruang

rawat inap ke gudang farmasi serta pemberian resep pasein yang ditulis

secara manual oleh dokter untuk diberikan kepada perawat kemudian

perawat memberikan ke apotik. Hal ini sejalan dengan penelitian di salah

satu rumah sakit yang mengatakan bahwa proses penyampaian berita dapat

dilakukan dengan komunikasi langsung maupun dengan menulis secara

manual. Seiring dengan era informasi yang terus berkembang saat ini, pola

komuniaksi yang terjadi antara individu semakin berkembang. Hal ini tidak

Page 144: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

127

terlepas dari penggunaan teknologi komunikasi yang semakin canggih

untuk membantu manusia dalam berkomunikasi salah satunya sistem

informasi di rumah sakit (Rahayu, 2006).

Adapun tahapan dalam penulisan form permintaan barang di RSU

Kota Tangerang Selatan adalah menulis orang yang menerima dari bagian

apa misalnya dari bagian ruang perawatan nifas, kemudian menuliskan

nomor, nama dan kode barang, jumlah yang diminta, satuan barang, tanggal

pemnerian form, dan tanda tangan, nama, NIP pangkat/golongan yang minta

maupun yang menyerahkan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

proses penyampaian berita dalam distribusi obat dan bahan medis habis

pakai masih dilakukan dengan cara tertulis atau manual. Sehingga masih

terdapat kendala dalam proses penyampaian berita dalam distribusi obat dan

bahan medis habis pakai di RSU Kota Tangerang Selatan, berdasarkan hasil

wawancara kendala tersebut adalah belum dilakukannya sistem

komputerisasi pada penulisan form permintaan barang dan penulisan resep

pasien yang masih ditulis secara manual atau tulis tangan. Oleh karena itu,

disarankan untuk dikembangkan lagi sistem informasi di rumah sakit

berbasis komputer on-line yang sudah terhbung dengan Local Area Network

(LAN) untuk lebih mempermudah dan mengurangi kesalahan dalam proses

penyampaian berita. Karena sistem informasi rumah sakit yang ada di

instalasi farmasi saat ini, hanya untuk mengentry data resep, billing harga

dan cek persediaan barang.

3. Proses Pengeluaran Fisik Barang

Kegiatan pengeluaran fisik barang (obat dan bahan medis habis

pakai) di lakukan oleh petugas apotik maupun petugas di gudang farmasi

RSU Kota Tangerang Selatan. Pengeluaran fisik barang dari apotik

dilakukan setelah adanya permintaan atau masuknya resep dari unit yang

membutuhkan seperti rawat inap dan rawat jalan. Sedangkan pengeluaran

fisik barang dari gudang farmasi dilakukan setelah adanya permintaan

Page 145: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

128

barang dari apotik dan unit lain yang membutuhkan. Berdasarkan standar

prosedur operasional pengeluaran fisik barang yang berlaku di RSU Kota

Tangerang disebutkan bahwa pengeluaran fisik barang harus dilakukan

melalui gudang farmasi sebelum digunakan ke unit-unit yang

membutuhkan.

Sistem pengeluaran seperti ini merupakan jenis sistem pengeluaran

satu pintu. Sistem satu ointu yaitu suatu sistem pengeluaran fisik barang

yang dilakukan hanya melalui satu unit saja, satu sistem dan satu

pengawasan (Depkes, 1996). Keuntungan menggunakan sistem ini yaitu

memudahkan petugas dalam melakukan monitoring barang farmasi dan

menjamin mutu barang farmasi yang dikeluarkan.

Sistem pengeluaran fisik barang yang dilakukan adalah dengan

memperhatikan sistem FIFO/FEFO. Pengeluaran dengan memperhatikan

sistem FIFO/FEFO dimaksudkan agara setiap persediaan barang yang

terdapat di gudang farmasi dan apotik terhindar dari kadaluarsa.

Sebagaiman tujuan dari distribusi obat dan bahan medis habis pakai yang

dilakukan adalah menjaga mutu persediaan obat dan bahan medis habis

pakai serta meminimalisir terjadinya kerugian akibat obat rusak/atau

kadaluarsa. Selain itu, sistem pengeluaran fisik barang juga menjadi salah

satu indikator penilaian efisiensi atau ouput yang diharapkan dari sistem

distribusi obat dan bahan medis habis pakai. Semakin diperhatikannya

sistem FIFO/FEFO dalam pengeluaran obat dan bahan medis habis pakai,

maka semakin efisien juga sistem distribusi obat dan bahan medis habis

pakai (Depkes, 1996).

Pencatatan yang dilakukan pada saat pengeluaran obat dan bahan

medis habis pakai dimulai dari pencatatan pada buku pengeluaran fisik

barang oleh unit yang membutuhkan kemudian melakukan pencatatan pada

masing-masing kartu stock barang (obat dan bahan medis habis pakai) yang

akan dikeluarkan. Selanjutnya petugas membuat surat bukti barang keluar

(SBBK) atau surat mutasi. Kedua dokumen ini dapat menampilkan data

mengenai nama barang yang keluar, satuan barang, tanggal masuk atau

Page 146: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

129

keluarnya barang, jumlah barang yang masuk, jumlah barang yang keluar,

jumlah barang yang tersisa dipenyimpanan dan keterangan expire date serta

paraf dari petugas yang mengambil barang). Hal ini sejalan dengan teori

cara menampilkan data pada barang yang keluar yaitu menuliskan tanggal

pengeluaran, unit penerima, nama dan jenis obat yang dikeluarkan sehingga

bisa mendeteksi jika terjadi ketidaksesuaian jumlah obat (Febriawati, 2013).

Hal ini sesuai dengan pedoman yang dibuat oleh Dirjend

Binakefarmasian dan Alat Kesehatan (2010) yang menyebutkan bahwa

pada proses pengeluaran terdapat beberapa dokumen pencatatan yang harus

dibuat anatara lain buku harian pengeluaran obat dan surat bukti

pengeluaran obat. Namun dalam proses ini masih ditemukan kendala yaitu

masih ditemukan perbedaan jumlah barang yang keluar, perbedaan jumlah

tersebut terjadi di kartu stok dengan jumlah yang ada ditempat penyimpan,

hal ini terjadi akibat ketidaktelitian petugas dalam mengambil dan

menghitung barang yang diambil dengan yang ditulis. Sehingga petugas

disarankan untuk berhati-hati dan teliti dalam melakukan pengeluaran fisik

barang.

4. Proses Angkutan

Proses angkutan distribusi obat dan bahan medis habis pakai di

instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan merupakan proses

pemindahan barang setelah dilakukan pengeluaran fisik barang terhadap

barang yang diminta, baik pemindahan obat dan bahan medis habis pakai

dari gudang ke apotik maupun dari apotik ke ruang rawat inap dan dari

gudang ke ruang rawat inap. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Srianto (2006) yang mengartikan bahwa proses angkutan

dilakukan untuk mempermudah seorang dalam memindahkan barang-

barangnya, baik barang perdagangan barang prosuksi ke suatu tempat atau

daerah tertentu maka diperlukan suatu pengangkutan.

Page 147: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

130

Proses angkutan ini dilakukan oleh petugas gudang dan perawat.

Alat pengangkut yang digunakan dalam distribusi obat dan bahan medis

habis pakai dari gudang ke apotik menggunakan trolley dan kardus,

begitupun juga distribusi bahan medis habis pakai dari gudang ke ruang

rawat inap menggunakan trolley dan kardus. Tahapan dalam penyusunan

barang dialat angkut adalah mempersiapkan barang yang akan di

distribusikan terlebih dahulu, kemudian dimasukan ke dalam kardus untuk

penyimpanan sementara yang sudah dimasukan sesuai ruangan, lalu

diletakan serta disusun secara rapih di trolley berdasarkan bahan yang

bersifat cair atau injeksi terlebih dahulu kemudian terakhir di distribusikan

ke setiap ruangan. Hal ini sejalan dan sesuai dengan teori yang dijelaskan

oleh Prof. Abdulkadir Muhammad, SH mengenai aspek pengangkutan yang

dapat diketahui dari definisi pengangkutan adalah:

a. Pelaku, yaitu orang atau petugas yang melakukan pengangkutan.

b. Alat pengangkut, yaitu alat yang digunakan untuk menyelenggaran

pengangkutan. Alat ini digunakan secara mekanik dan memenuhi syarat

undang-undang, seperti kendaraan bermotor, mobil, trolley, kapal laut,

kapal udara dan lain-lain.

c. Barang/penumpang, yaitu muatan yang diangkut. Barang muatan yang

diangkut adalah barang perdagangan yang sah menurut undang-undang.

Dalam hal ini yaitu obat dan bahan medis habis pakai.

d. Perbuatan, yaitu kegiatan mengangkut barang sejak pemuatan sampai

dengan penurunan ditempat tujuan yang ditentukan.

e. Fungsi pengangkutan, yaitu meningkatkan kegunaan dan nilai-nilai

barang atau penumpang (tenaga kerja).

f. Tujuan pengangkutan, yaitu sampai atau tiba di tempat tujuan yang

ditentukan dengan selamat.

Namun berbeda dengan alat angkut yang digunakan oleh perawat

dalam distribusi obat dan bahan medis habis pakai dari apotik ke ruang

rawat inap, perawat menggunakan alat angkut berupa kursi roda jika barang

yang diminta banyak, sedangkan jika barang yang diminta sedikit maka

Page 148: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

131

perawat lebih memilih untuk mengangkut dengan tangan perawat tersebut.

Hal ini tidak sesuai dengan standar pelayanan farmasi di rumah sakit pada

Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 yang menjelaskan bahwa

distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan dilengkapi dengan kereta

dorong atau trolley. Sehingga ini merupakan kendala yang terjadi pada saat

distribusi di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan, karena rawat

inap belum memiliki trolley khusus yang mengakibatkan perawat terpaksa

menggunakan kursi roda pasien. Padahal fungsi dari kursi roda itu sendiri

adalah salah satu alat bantu bagi penyandang cacat kaki untuk dapat

berpindah dari satu tempat ke tempat lain, baik ditempat datar maupun

tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi (Batan, 2006).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

angkutan yang dilakukan udah sesuai dengan standar. Hanya saja ada satu

kendala yaitu alat angkut yang digunakan oleh perawat adalah kursi roda,

kursi roda tersebut digunakan oleh perawat sebagai alat distribusi obat dan

bahan medis habis pakai pada saat melakukan permintaan barang dari ruang

rawat inap ke apotik. Oleh karena itu, dapat disarankan untuk merencanakan

trolley baru dan khusus di ruang rawat inap yang akan digunakan secara

bersamaan antar rawat inap dengan sistem POS, sistem POS ini merupakan

salah satu perawat di masing-masing ruangan, ada yang bersedia menjadi

koordinator dalam distribusi obat dan barang medis habis pakai, dimana

koordinator tersebut akan secara bergantian di setiap harinya untuk

mengambil barang di apotik dengan menggunakan trolley khusus di rawat

inap sehingga sistem POS ini akan lebih efektif dan efisien dalam proses

angkutan barang di Instalasi Rawat Inap.

5. Proses Pembongkaran dan Pemuatan

Proses selanjutnya yaitu proses terakhir yang dilakukan dalam

distribusi obat dan bahan medis habis pakai yaitu proses pembongkaran dan

pemuatan di Instalasi Rawat Inap. Proses pembongkaran merupakan proses

setelah barang sampai diruang rawat inap dan diturunkan kemudian serah

terima di instalasi rawat inap, begitu juga dengan dari gudang farmasi ke

Page 149: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

132

apotik. Sedangkan proses pemuatan merupakan proses penempatan barang

di tempat penyimpanan yang ada diruang rawat inap dari gudang farmasi,

serta pemuatan di apotik dari gudang farmasi. Berdasarkan hasil

wawancara, Seluruh informan menjelaskan bahwa tenaga yang terlibat

dalam proses pembongkaran dan pemuatan adalah petugas gudang dan

perawat diruangan.

Berdasarkan standar operasional prosedur, barang yang akan

diterima di instalasi rawat inap pada saat sebelum dilakukan proses

pembongkaran perlu dilakukan pengecekan barang terlebih dahulu. Hal ini

untuk melihat apakah barang yang didistribusikan sudah sesuai dengan yang

diminta baik dari segi jumlah, jenis ataupun keamanan barang tersebut.

Namun berdasarkan hasil observasi dan wawancara, proses pengecekan

yang dilakukan sebelum proses pembongkaran tidak dilakukan terlebih

dahulu oleh pegawai gudang dan perawat. Jadi dapat dikatakan bahwa

proses pembongkaran belum sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Hal ini dikarenakan ketidakpedulian perawat dalam hal pengecekan barang.

Sehingga perawat akan baru akan sadar ketika terdapat kesalahan pada obat

dan bahan medis habis pakai di saat obat dan barang medis habis pakai

tersebut akan diberikan ke pasien.

Setelah proses pembongkaran, maka dilakukan proses pemuatan

barang ditempat penyimpanan barang yang tersedia diruang rawat inap.

Proses pemuatan disimpan berdasarkan tempat penyimpannya. Jika obat

maka disimpan dilemari/rak obat yang tersedia dirawat inap, begitu pula

dengan bahan medis habis pakai. Proses pemuatan barang di rawat inap

tidak menggunakan metode FIFO/FEFO, melainkan barang yang datang

langsung diletakkan begitu saja di tempat penyimpanannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses

pembongkaran belum sesuai dengan standar operasional prosedur yang

sudah ditetapkan di RSU Kota Tangerang Selatan, karena belum dilakukan

pengecekan terlebih dahulu pada obat dan bahan medis habis pakai yang

sudah didistribusikan. Maka dapat disarankan perlu dilakukannya

Page 150: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

133

pemantauan pada saat dilakukan proses pembongkaran oleh kepala bagian

penyimpanan dan distribusi/kepala gudang farmasi agar proses

pembongkaran dapat dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan

perawat bisa patuh terhadap standard yang ditetapkan. Begitu pula dengan

proses pemuatan, perlu dilakukan metode FIFO/FEFO pada saat proses

pemuatan di tempat penyimpanan agar obat dan bahan medis habis pakai

yang akan diberikan kepada pasien terjaga keamanannya.

6.4 Ouput Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Output dari distribusi obat dan bahan medis habis pakai di instalasi

rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan adalah ketersedianya obat dan bahan

medis habis pakai yang disalurkan dari instalasi farmasi ke instalasi rawat inap

dengan tetap menjaga keamanan, tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu pada

saat distribusi obat dan bahan medis habis pakai di instalasi rawat inap.

Ketersediaan perbekalan farmasi merupakan salah satu aspek yang sangat

penting pada suatu pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan

berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau

farmakoterapi. Sehingga keberadaan perbekalan farmasi di rumah sakit

menjadi penting dan harus selalu tersedia, sebab jika rumah sakit tidak dapat

menyediakan obat maka proses pelayanan di rumah sakit akan terhambat.

Karena obat merupakan barang penting yang harus tersedia di rumah sakit,

maka setiap rumah sakit harus berupaya untuk melakukan pengelolaan obat

termasuk kegiatan pengawasan atau pengendalian persediaan yang berfungsi

untuk menciptakan keseimbangan antara persediaan dan permintaan (Aditama,

2003).

Ketersediaan obat di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan pada

tahun lalu (2016) sering di temukan stok yang kosong di gudang farmasi selain

itu juga terdapat obat yang memiliki jumlah yang hampir habis. Diketahui

bahwa terdapat sebanyak 30 macam obat dan 35 macam obat yang mempunyai

stok yang hampir habis di gudang farmasi RSU Kota Tangsel dan dari 65 jenis

obat yang kosong dan hampir habis 32.30% dari jumlah tersebut adalah obat

yang dibeli pada saat pengadaan. Hal ini tidak sejalan dengan indikator yang

Page 151: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

134

telah ditetapkan oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan alat kesehatan 2010 bahwa

persentase stok mati seharusnya 0% atau tidak sama sekali ada kekosongan

obat.

Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa gudang farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan belum mempunyai ketersediaan obat yang cukup untuk

kebutuhan rumah sakit. Kekosongan dan kekurangan obat di gudang menjadi

salah satu masalah dalam ketersedian obat di gudang. Selain itu berdasarkan

wawancara masih ditemukan ketidaktepatan jumlah dan jenis obat dan bahan

medis habis pakai yang diminta dengan yang didistribusikan.

Menurut Tjandra (2006), output adalah jumlah barang atau jasa yang

berhasil diserahkan kepada konsumen (diselesaikan) selama periode pelaporan.

Dengan masih adanya obat dan bahan medis habis pakai yang mengalami

kekosongan dan kadaluarsa serta ketidaktepatan jenis, gudang farmasi

seharusnya menginkatkan pengelolaan persediaan dan pemantauan yang lebih

efektif dan efisien agar kebutuhan obat di rumah sakit dapat terpenuhi dengan

baik dan rumah sakit tidak mengalami kerugian.

Gusti (2008) mengatakan bahwa output adalah barang atau jasa yang

dihasilkan secara langsung dari pelaksanaan kegiatan berdasarkan input yang

digunan. Bagusnya pencapaian output tidak lepas dari baiknya input yang

dimiliki, begitu juga sebaliknya apabila input yang dimiliki tidak baik, maka

output yang dihasilkan akan tidak baik juga.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan data yang

diperoleh masih ada obat-obatan yang mengalami kekosongan dan kadaluarsa.

Dengan masih adanya permasalah tersebut makan dapat dikatakan bahwa input

masih kurang baik diantaranya sumber daya manusia yang kurang, prosedur

kerja yang tidak dilakukan sesuai standar operasional prosedur, dan sarana yag

belum memadai serta proses dari distribusi obat dan bahan medis habis pakai

di instalasi rawat inap.

Page 152: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

135

Page 153: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

136

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Input dari sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan masih kurang, baik dari sumber

daya manusia yang terkait, sarana dan prasana yang digunakan pada saat

dilakukan distribusi, serta belum tersosialisasi dan belum patuh serta belum

dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap prosedur kerja yang terdapat

di standar operasional prosedur terkait distribusi.

2. Proses dari sistem distribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan belum dilakukan sesuai dengan

alur distribusi baik dalam proses administrasi, proses penyampaian berita,

proses pengeluaran fisik barang, proses angkutan, dan proses

pembongkaran serta pemuatan.

3. Output dari sistem disribusi obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan masih terdapat kekosongan obat

sebanyak 30 macam obat dan 35 macam obat yag mempunyai stok hampir

habis, sehingga tidak sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan oleh

Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010 yaitu presentase

stok mati seharusnya 0% yang mengakibatkan masih terjadi ketidaktepatan

dalam pemberian jenis maupun jumlah pada obat dan bahan medis habis

pakai serta masih ditemukan ketidakamanan atau rusak pada obat dan bahan

medis habis pakai.

4. Prosedur kerja belum dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur yang

sudah ditetapkan dan terjadinya keterlambatan dalam pendistribusian obat

dan BMHP disebabkan sistem sentralisasi yang digunakan di Instalasi

Farmasi mengakibatkan masih kurangnya SDM terutama di Apotik dan

tidak dilakukan pengecekan obat dan BMHP terlebih dahulu pada saat

dilakukannya distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap.

Page 154: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

137

7.2 Saran

1. Kepala Instalasi Farmasi

a. Melakukan sosialisasi terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP)

terkait distribusi obat dan bahan medis habis pakai ke pegawai.

b. Diperlukan pemantauan dan evaluasi terdapat prosedur kerja pegawai

agar pegawai taat dan patuh melaksanakan distribusi sesuai dengan

standar yang sudah ditetapatkan (SOP).

c. Mengembangkan sistem informasi rumah sakit (SIRS) yang sudah ada

untuk dapat memperbarui dan mempermudah proses penyampaian

berita dalam distribusi obat dan bahan medis habis pakai.

2. Apotik

a. Pegawai perlu mengikuti pelatihan khusus terkait distribusi obat dan

bahan medis habis pakai.

b. Perlu penambahan spot baru pada ruangan agar tepisahnya antara

ruangan penyimpanan dengan ruangan penerimaan obat pada saat

distribusi

3. Gudang Farmasi

a. Pengambilan atau mempersiapkan obat dan bahan medis habis pakai

yang ada pada resep pada saat pelayanan di apotik, sebaiknya SDM yang

tersedia di gudang dapat membantu pelayanan tersebut diapotik.

b. Pegawai perlu mengikuti pelatihan khusus terkait distribusi obat dan

bahan medis habis pakai.

4. Instalasi Rawat Inap

a. Perlu direncanakan atau diadakan trolley khusus di Instalasi Rawat Inap

dan kendaraan roda dua untuk gudang farmasi.

b. Perlu dilakukan sistem POS pada perawat yang ada di Instalasi Rawat

Inap dalam melakukan distribusi obat dan bahan medis habis pakai

(BMHP).

Page 155: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

138

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Y. (2003). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2.

Jakarta: UI-Press.

American Society of Hospital Pharmacist. (2002). ASHP Guideline on Preventing

Medication Errors in Hospital. Am J Hosp Phrarm 50:305-14

Anggita, Dhita. (2012). Analisis Waktu Tunggu Pemberian Informasi Tagihan

Pasien Pulang Rawat Inap di RS Graha Permata Ibu Tahun 2012. Skripsi.

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas

Indonesia.

Atmoko, Tjipto. (2010). Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas

Kinerka Instansi Pemerintah. Diakses dari: http://e-

dokumen.kemenag.go.id/files/BX32jRZz1284857253.pdf pada 25 Mei

2017.

Azwar, Saifuddin. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1994). Standar Peralatan, Ruang dan

Tenaga Rumah Sakit. Jakarta: Dirjen Pelayanan Medis.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor: 1333/Menkes/SK/XII/1999. Standar

Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonseia.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Diansari, Iva. (1997). Analisis Distribusi Obat dan Alat Kesehatan pada Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Puri Cinere. Tesis: Universitas Indonesia.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alkes. (2014). Evaluasi dan

Implementasi Catalogue Obat.

Dirgagunarsa, Sefanya A. (2010). Analisis Sistem Distribusi Obat dan Alat

Kesehatan di Departemen Rawat Inap Rumah Sakit Royal Taruma Tahun

2010. Tesis: Universitas Indonesia.

Erniati, Cut dan Teridah Sembiring. (2012). Pengaruh Fasilitas dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap Produktivitas Kerja

Studi Kasus PTPN. Medan: Darma Agung.

Febriawati, Henni. (2013). Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Jakarta:

Gosyen Publishing. Hal. 38, 66.

Gale, Nicola K, DKK. (2013). Using The Framework Method For The Anaysis Of

Qualitative Data In Multidusciplinary Health Research. Jurnal BMC

Medical Research Methodology.

Page 156: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

139

George R. Terry. (1977). Principle Of Management, 7th Ed., Homewood Ilinois,

Richard D Irwill Inc.

Global Health Workforce Alliance. (2011). Rencana Pengembangan Tenaga

Kesehatan Tahun 2011 – 2015. Diakses dari:

http://www.who.int/workforcealliance/countries.inidonesia_hrhplan_201

1_2012.pdf pada 25 Mein 2017

Hakim, Lukman. (2011). Membangun Budaya Organisasi Unggul sebagai Upaya

Meningkatkan Kinerja Karyawan di Era Kompetitif. Surakarta: Benefit

Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 15, No. 2, hlm 148-148.

Hidayanti, Erika. (2017). Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Farmasi Klinik di

Rumah Sakit X Tahun 2017. Skripsi. Program Studi Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda, dan

Formula. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonseia.

Kartidjo, Pudhiastuti. (2007). Kuliah Tamu Program Profesi Apoteker Sekolah

Farmasi. ITB

Khadir, Muhammad. (1994). Pengangkutan Darat, Laut, dan Udara. Bandung:

Citra Aditya Bakti.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor: 340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Repbulik Indonesia. (2012). Pedoman Teknis Bagunan

Rumah Sakit Ruang Rawat Inap. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor: 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

Maulidah, Paramita. (2017). Gambaran Pengelolaan dan Pengembangan Promosi

Klinik Edukasi Diabetes dan Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit

Islam Jakarta Pondok Kopi Tahun 2017. Skripsi. Program Studi

Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah.

Page 157: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

140

Mardiyoko, I. (2008). Hubungan Kualifikasi Petugas Penerimaan Pasien Baru

Rawat Inap Dalam Kualitas Peayanan di RS Bethesda Yogyakarta.

Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Miles, Mathew B., and Huberman A. Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif:

Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru (Penerjemah Tjejep Rohendi

Rohidi), Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy J. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Mulyono, Arif. (2009). Analisis Segmen, Target, Posisi Pasar, dan Alternatif

Diferensiasi Layanan di Instalasi Rawat Inap Umum RS Karya Husada

Cikampek Tahun 2009. Skripsi. Program Studi Kahian Administrasi

Rumah Sakit. Depok: Universitas Indonesia.

Natasia, Nazvia. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP

Asuhan Keperawatan di ICU-ICCI RSUD Gambiran Kota Kediri. Diakses

dari: http://jkb/ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/513/393 pada 20

Mei 2017.

Pedersen, Craig A, Philip J. Schneider, and Douglas J. Scheckelhoff. (2003). ASHP

National Survey of Pharmacy Practice in Hospital Setting : Dispensing

and Administration 2002. American Journal of Health-System Pharmacy.

2003;60(1).

Peraturan Menteri Kesehatan. (2014). Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang

Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Prof. Dr. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Rahmah, Annisa. (2008). Analisis Sistem Pemeliharan Peralatan Kesehatan di

Rumah Sakit Kota Medan. Diakses dari;

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6662/3/08E00700.pdf.txt

. pada 22 Mei 2017.

Rusdiana, M., & Moch. Irfan, S. M. (2014). Sistem Infomasi Manajemen. Bandung:

Pustaka Setia.

Shawahna, Ramzi., dan Nisar Ur Rahman. (2008). Prescribing Errors in Psychiatry

Departement: an Audit from a Hospital in Lahore. JPPS, 5(1): 31-33.

Siregar, J.P.C dan Amalia, L. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.

Jakarta: EGC. Hal. 7, 13-15, 17-19.

Sitorus R. & Yulia. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah

Sakit: Penataan Struktur & Proses (Sistem) Pemberian Asuhan

Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: EGC

Page 158: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

141

Soerjono Seto; Yunita Nita; dan Lily Triana. (2004). Manajemen Farmasi.

Surabaya: Airlangga University Press.

Srianto, Nugroho P. (2006). Tanggung Jawab Pengangkut Pada Perjanjian

Pengangkutan Barang Melalui Laut (PT. Salam Pasifik Indonesia Lines).

Skripsi. Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

Supartiasih, N. (2002). Analisa Sistem Distribusi Obat/Alat Kesehatan Habis

Pakau di Rawat Inap RS Karya Husada Cikampek. Tesis: Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Taxis, K; Dean, B; dan Barber, N. (1999). Hospital Drug Distribution System in the

UK and Germany: a study of medication errors. Pharmacy World Science,

1: 25-31.

Page 159: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

142

LAMPIRAN

Lampiran 1

Persetujuan Wawancara

Page 160: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

143

Judul Penelitian : Gambaran Sistem Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

(BMHP) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017.

Dengan hormat,

Dengan ini, penulis memohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk menjadi

informan dan memberikan keterangan secara luas, bebas, mendalam, benar dan

jujur. Hasil informasi dan keterangan ini akan digunakan sebagai masukan untuk

pengelolaan sistem distribusi obat dan BMHP di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan serta untuk melengkapi data penelitian.

Penulis memohon izin untuk merekam pembicaraan selama proses wawancara

berlangsung dan penulis menjamin untuk menjaga kerahasiaannya. Hal tersebut

digunakan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas ketersediaan Bapak/Ibu

berpartisipasi dalam penelitian ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Hari/Tanggal :

Identitas Informan

Nama :

Pendidikan :

Lama Kerja :

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

KEPALA BAGIAN PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI

Page 161: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

144

RSU KOTA TANGERANG SELATAN

Nama :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Lama Kerja :

Jabatan :

Tanggal Wawancara :

SDM

1. Berapa jumlah petugas di instalasi farmasi yang ada sekarang?

2. Siapa yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan obat dan BMHP ke

instalasi rawat inap?

3. Apa saja latar belakang pendidikan pegawai di instalasi farmasi?

4. Apakah terdapat job desk atau uraian tugas untuk petugas di instalasi farmasi?

5. Berapa hari kerja pegawai di instalasi farmasi?

6. Bagaimana pengaturan shift pegawai di apotik?

7. Apakah sudah pernah ada pelatihan khusus untuk petugas di instalasi farmasi?

8. Kendala apa saja yang terjadi dalam distribusi obat dan BMHP di instalasi

rawat inap?

Sarana

1. Fasilitas apa saja yang telah tersedia di instalasi farmasi?

2. Fasilitas apa saja yang digunakan dalam distribusi oabat dan BMHP dari

instalasi farmasi ke instalasi rawat inap?

3. Apakah terdapat kendala pada sarana yang menghambat distribusi obat dan

BMHP di instalasi farmasi?

Prosedur

1. Apakah dalam pelaksanaan tugas terdapat prosedur kerja?

2. Apa saja prosedur yang terdapat dalam distribusi obat dan BMHP?

3. Apakah seluruh petugas distribusi obat dan BMHP telah mengetahui dan

menjalankan sesuai prosedur tersebut?

4. Kendala apa saja yang menghambat pelaksanaan prosedur distribusi obat dan

BMHP di instalasi rawat inap?

Proses Administrasi

1. Apakah terdapat pencatatan dan penyusunan laporan rutin atau tidak rutin

dalam proses distribusi obat dan BMHP dari instalasi farmasi ke instalasi rawat

inap?

Page 162: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

145

Proses Penyampaian Berita

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses penyampaian berita distribusi obat dan

BMHP?

2. Metode apa yang digunakan dalam proses penyampaian berita tersebut?

3. Kapan jadwal pelaksanaan penyampaian berita tersebut?

4. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses penyampaian berita?

Proses Pengeluaran Fisik Barang (Obat dan BMHP)

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses pengeluaran fisik barang?

2. Metode apa yang digunakan dalam pengeluaran fisik barang di instalasi

farmasi?

3. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses pengeluaran fisik barang?

Proses Angkutan

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses angkutan distribusi obat dan BMHP dari

instalasi farmasi ke instalasi rawat inap?

2. Alat pengakut apa saja yang tersedia untuk melakukan distribusi obat dan

BMHP dari instalasi farmasi ke instalasi rawat inap?

3. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses angkutan barang tersebut?

Proses Pembongkaran dan Pemuatan

1. Bagaimana tahapan pembongkaran dan pemuatan obat dan BMHP yang sudah

di distribusikan di instalasi rawat inap?

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

KEPALA BAGIAN PELAYANAN FARMASI RAWAT INAP

Page 163: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

146

RSU KOTA TANGERANG SELATAN

Nama :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Lama Kerja :

Jabatan :

Tanggal Wawancara :

SDM

1. Siapa saja yang terlibat dalam distribusi obat dan BMHP?

2. Bagaimana peranan masing-masing pegawai dalam distribusi obat dan BMHP?

3. Apa saja latar belakang pendidikan pegawai di intalasi farmasi?

4. Apakah terdapat job desk atau uraian tugas untuk petugas distribusi obat dan

BMHP?

5. Berapa kali dalam seminggu di lakukannya distribusi obat dan BMHP ke

instalasi ranap?

6. Apakah sudah pernah ada pelatihan khusus untuk petugas di instalasi farmasi?

7. Kendala apa saja yang terjadi dalam distribusi obat dan BMHP di instalasi

rawat inap?

Sarana

1. Fasilitas apa saja yang sudah tersedia di instalasi farmasi?

2. Fasilitas apa saja yang sudah tersedia dalam melaksanakan distribusi obat dan

BMHP ke instalasi ranap?

3. Apa terdapat kendala pada sarana yang menghambat distribusi obat dan

BMHP?

Prosedur

1. Apakah dalam pelaksanaan tugas terdapat prosedur kerja?

2. Apa saja prosedur yang terdapat dalam distribusi obat dan BMHP?

3. Apakah seluruh petugas distribusi obat dan BMHP telah mengetahui dan

menjalankan sesuai prosedur tersebut?

4. Kendala apa saja yang menghambat pelaksanaan prosedur distribusi obat dan

BMHP di instalasi rawat inap?

Proses Administrasi

1. Dalam periode apa dilakukannya pencatatan dan penyusunan laporan distribusi

obat dan BMHP dari instalasi farmasi ke instalasi rawat inap?

Proses Penyampaian Berita

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses penyampaian berita?

Page 164: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

147

2. Metode apa yang digunakan dalam proses penyampaian berita tersebut?

3. Kapan jadwal pelaksanaan penyampaian berita tersebut?

4. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses penyampaian berita?

Proses Pengeluaran Fisik Barang (Obat dan BMHP)

1. Siapa saja yang terlibat dalam pengeluaran fisik barang?

2. Metode apa yang digunakan dalam pengeluaran fisik barang di instalasi

farmasi?

3. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses pengeluaran fisik barang?

Proses Angkutan

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses angkutan distribusi obat dan BMHP ke

instalasi ranap?

2. Alat pengakut apa saja yang tersedia dalam melakukan distribusi obat dan

BMHP dari instalasi farmasi ke instalasi rawat inap?

3. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses angkutan barang tersebut?

Proses Pembongkaran dan Pemuatan

1. Bagaimana tahapan pembongkaran dan pemuatan obat dan BMHP yang sudah

di distribusikan di instalasi rawat inap?

Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA

PETUGAS PELAKSANA DISTRIBUSI

RSU KOTA TANGERANG SELATAN

Page 165: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

148

Nama :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Lama Kerja :

Jabatan :

Tanggal Wawancara :

SDM

1. Siapa yang terlibat dalam distribusi obat dan BMHP?

2. Bagaimana peranan-peranan pegawai dalam distribusi obat dan BMHP?

3. Apakah terdapat job desk atau uraian tugas untuk petugas di instalasi farmasi?

4. Berapa kali dalam seminggu dilakukannya distribusi obat dan BMHP di

instalasi ranap?

5. Apakah sudah pernah ada pelatihan khusus untuk petugas di instalasi farmasi?

6. Kendala apa saja yang terjadi dalam distribusi obat dan BMHP di instalasi

rawat inap?

Sarana

1. Menurut Bapak/Ibu, sarana apa saja yang dibutuhkan saat ini dalam distrubusi

obat dan BMHP?

2. Menurut Bapak/Ibu, apakah terdapat permasalahan yang dirasakan dalam hal

sarana yang dapat menghambat pelaksanaan distribusi obat dan BMHP di

instalasi rawat inap?

Prosedur

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jika dalam pelaksanaan distribusi obat dan

BMHP memiliki prosedur?

Proses Penyampaian Berita

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses penyampaian berita?

2. Metode apa yang digunakan dalam proses penyampaian berita tersebut?

3. Kapan jadwal pelaksanaan penyampaian berita tersebut?

4. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses penyampaian berita?

Proses Pengeluaran Fisik Barang

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses pengeluaran fisik barang?

2. Metode apa yang sekarang digunakan dalam pengeluaran fisik barang (obat

dan BMHP) di instalasi farmasi?

3. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses pengeluaran fisik barang?

Proses Angkutan

Page 166: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

149

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses angkutan dari instalasi farmasi ke

instalasi ranap?

2. Alat pengakut apa saja yang dibutuhkan pada saat proses angkutan dari

instalasi farmasi ke instalasi ranap?

3. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses angkutan barang tersebut?

Proses Pembongkaran dan Pemuatan

1. Bagaimana tahapan pembongkaran dan pemuatan obat dan BMHP yang sudah

di distribusikan di instalasi rawat inap?

Ketepatan Jenis

1. Jenis obat dan BMHP apa saja yang biasa di distribusikan ke ruang rawat inap?

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA

KEPALA RUANGAN ATAU PERAWAT RUANGAN

RSU KOTA TANGERANG SELATAN

Page 167: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

150

Nama :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Lama Kerja :

Jabatan :

Tanggal Wawancara :

SDM

1. Berapa jumlah perawat di ruangan yang ada sekarang?

2. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan distribusi obat dan BMHP di

ruangan?

3. Bagaimana peranan-peranan perawat dalam distribusi obat dan BMHP?

4. Apa saja latar belakang pendidikan perawat yang ada di ruangan?

5. Apakah terdapat job desk atau uraian tugas untuk perawat di ruangan?

6. Bagaimana dengan lama kerja perawat di ruangan?

7. Bagaimana pengaturan shift perawat di ruangan?

8. Apakah sudah ada pelatihan khusus untuk perawat di ruangan?

9. Kendala apa saja yang terjadi dalam distribusi obat dan BMHP di instalasi

rawat inap?

Sarana

1. Sarana apa saja yang telah tersedia dalam pengelolaan distribusi obat dan

BMHP dari instalasi farmasi ke instalasi rawat inap?

2. Sarana apa saja yang saat ini dibutuhkan ruangan dalam proses distribusi obat

dan BMHP?

3. Apakah terdapat permasalahan yang dirasakan dalam hal sarana yang dapat

menghambat pelaksanaan distribusi obat dan BMHP di instalasi rawat inap?

Prosedur

1. Apakah dalam pelaksanaan distribusi obat dan BMHP di instalasi rawat inap

terdapat prosedur?

2. Apakah seluruh petugas telah mengetahui dan menjalankan sesuai prosedur

tersebut?

3. Kendala apa saja yang berkaitan dengan prosedur distribusi obat dan BMHP di

instalasi rawat inap?

Proses Penyampaian Berita

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses penyampaian berita?

2. Metode apa yang digunakan dalam proses penyampaian berita tersebut?

3. Kapan jadwal pelaksanaan penyampaian berita tersebut?

4. Kendala apa saja yang terjadi pada saat proses penyampaian berita?

Proses Pembongkaran dan Pemuatan

Page 168: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

151

1. Bagaimana tahapan pembongkaran dan pemuatan obat dan BMHP yang sudah

di distribusikan di instalasi rawat inap?

Kualitas

1. Bagaimana dangan kualitas petugas isntalasi farmasi yang memberikan obat

dan BMHP ke ruangan? Apakah ramah atau tidak?

2. Bagaimana dengan kualitas barang (obat atau BMHP) yang diberikan dari

petugas instalasi farmasi ke ruangan? Apakah baik, cukup, atau tidak baik?

Ketepatan Jenis

1. Apakah jenis obat dan BMHP yang di minta selalu tersedia di instalasi farmasi?

2. Apakah dilakukan pengecekan terlebih dahulu terdapat jenis obat dan BMHP

yang sudah di distribusikan?

3. Apakah jenis obat dan BMHP yang telah di distribusikan dari instalasi farmasi

sesuai dengan apa yang sudah dilakukan pada saat permintaan?

Ketepatan Jumlah

1. Apakah dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap jumlah obat dan

BMHP yang sudah di distribusikan?

2. Apakah jumlah obat dan BMHP yang telah di distribusikan dari instalasi

farmasi sesuai dengan apa yang sudah dilakukan pada saat permintaan?

Ketepatan Waktu

1. Kapan dilakukannya penyampaian berita dari petugas instalasi farmasi ke

petugas instalasi rawat inap?

2. Kapan dilakukannya pendistribusian obat dan BMHP dari instalasi farmasi ke

instalasi rawat inap?

3. Apakah waktu distribusi yang dilakukan dari instalasi farmasi ke instalasi

rawat inap di hari yang tetap atau yang sama pada setiap minggunya?

Lampiran 6

Pedoman Telaah Dokumen

No. Dokumen Hasil

Keterangan Ya Tidak

1 Profil Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan

Page 169: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

152

2 Profil Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan

3 Profil Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan

4 Job Desk atau Uraian Tugas

Pegawai Instalasi Farmasi

5 Formularium Rumah Sakit

7 Prosedur Kerja (SOP)

9 Laporan Pencatatan Stock

10 Laporan Stock Opname

Lampiran 7

Pedoman Observasi

Uraian Tugas Kepala Bagian Penyimpanan dan Distribusi

No

. Deskripsi

Hasil Keterangan

Ya Tidak

Page 170: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

153

1 Membuat pembukuan obat dan

BMHP (9 buku)

a. Mencatat mutasi sediaan farmasi

dan bahan medis habis pakai

b. Memasukan harga obat kedalam

surat bukti barang keluar setiap

hari

c. Membuat berita acara serah terima

barang per faktur datang

d. Membuat dan mencatat buku

penerimaan sediaan farmasi dan

bahan medis habis pakai

e. Membuat dan mencatat buku

barang habis pakai sediaan

farmasi dan bahan medis habis

pakai

f. Membuat dan mencatat buku

mutasi barang pakai sediaan

farmasi dan bahan medis habis

pakai

g. Membuat dan mencatat buku

rekapitulasi kartu persediaan

sediaan farmasi dan bahan medis

habis pakai

h. Membuat dan mencatat laporan

semesteran sediaan farmasi dan

bahan medis habis pakai

2 Stok Opname

a. Menyiapkan form stok opname

b. Mmenghitung jumlah sediaan

farmasi dan bahan medis habis

pakai

c. Menyesuaikan jumlah dan tanggal

kadaluarsa sediaan farmasi dan

bahan medis habis pakai dengan

kartu stok

d. Merapikan susunan sediaan

farmasi dan bahan medis habis

pakai

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan

stok opname setiap bulan

3 Pengelolaan Barang Kadaluarsa

a. Mengkarantina barang kadaluarsa

b. Menghitung jumlah sediaan

farmasi dan bahan medis habis

pakai yang masuk masa expire

Page 171: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

154

c. Memasukan harga sediaan farmasi

dan bahan medis habis pakai

hingga diperoleh saldo

d. Menyiapkan data penghapusan

sediaan farmasi dan bahan medis

habis pakai

Lampiran 8

Pedoman Observasi

Uraian Tugas Kepala Bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap

Page 172: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

155

No

. Deskripsi

Hasil Keterangan

Ya Tidak

1 Entry resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,

BPJS 23 hari)

2 Revisi entrian resep

3 Pengambilan atau penyiapan resep

obat

4 Etiketing resep

5 Peracikan obat

6 Penyerahan obat (pemberian

informasi obat kepada pasien)

7 Merekap pengeluaran obat di apotek

8 Penyerahan nomor antrian

9 Stock Opname rutin bulan

10 Mencatat dan menghitung fisik

pengeluaran obat Psikotropik dan

Narkotika

Lampiran 9

Pedoman Observasi

Uraian Tugas Petugas Pelaksanan Distribusi

Page 173: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

156

No

. Deskripsi

Hasil Keterangan

Ya Tidak

1 Mengambil form permintaan ruangan

setiap minggu

2 Menyiapkan barang medis habis

pakai untuk didistribusikan ke

ruangan

3 Distribusi sediaan farmasi dan bahan

medis habis pakai ke ruangan

4 Mengecek kesesuaian barang dengan

surat bukti barang keluar

5 Penyerahan sediaan farmasi dan

bahan medis habis pakai ke ruangan

6 Stok opname (menghitung jumlah

sediaan farmasi dan bahan medis

habis pakai)

7 Stok opname (menyesuaikan jumlah

dan tanggal kadaluarsa sediaan

farmasi dan bahan medis habis pakai

dengan kartu stok)

8 Merapikan susunan sediaan farmasi

dan bahan medis habis pakai ke

masing-masing lemarinya

9 Membuat paketan OK

10 Etiketing barang datang sesuai

dengan sumber anggaran (BLUD dan

E-Katalog)

11 Memindahkan barang kadaluarsa ke

tempat yang telah disediakan

12 Menjaga kebersihan gudang

Lampiran 10

Uraian Tugas Kepala Bagian Penyimpanan dan Distribusi di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017

Page 174: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

157

No. Deskripsi Hasil

Keterangan Ya Tidak

1. Membuat pembukuan obat dan

BMHP (9 buku)

i. Mencatat mutasi sediaan

farmasi dan bahan medis

habis pakai

j. Memasukan harga obat

kedalam surat bukti barang

keluar setiap hari

k. Membuat berita acara serah

terima barang per faktur

datang

l. Membuat dan mencatat

buku penerimaan sediaan

farmasi dan bahan medis

habis pakai

m. Membuat dan mencatat

buku barang habis pakai

sediaan farmasi dan bahan

medis habis pakai

n. Membuat dan mencatat

buku mutasi barang pakai

sediaan farmasi dan bahan

medis habis pakai

o. Membuat dan mencatat

buku rekapitulasi kartu

persediaan sediaan farmasi

dan bahan medis habis pakai

p. Membuat dan mencatat

laporan semesteran sediaan

farmasi dan bahan medis

habis pakai

Sudah melakukan sesuai

dengan uraian tugas yang

sudah ditetapkan.

2. Stok Opname

f. Menyiapkan form stok

opname

g. Mmenghitung jumlah

sediaan farmasi dan bahan

medis habis pakai

h. Menyesuaikan jumlah dan

tanggal kadaluarsa sediaan

farmasi dan bahan medis

habis pakai dengan kartu

stok

i. Merapikan susunan sediaan

farmasi dan bahan medis

habis pakai

Pada saat melakukan

observasi, stok opname

sudah dilakukan di bulan

februari, sedangkan jadwal

stok opname dilakukan

setiap tiga bulan sekali, jadi

baru diadakan stok opname

lagi dibulan Mei

Page 175: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

158

j. Mengkoordinasikan

pelaksanaan stok opname

setiap bulan

3. Pengelolaan Barang

Kadaluarsa

e. Mengkarantina barang

kadaluarsa

f. Menghitung jumlah sediaan

farmasi dan bahan medis

habis pakai yang masuk

masa expire

g. Memasukan harga sediaan

farmasi dan bahan medis

habis pakai hingga diperoleh

saldo

h. Menyiapkan data

penghapusan sediaan

farmasi dan bahan medis

habis pakai

Sudah melakukan sesuai

dengan uraian tugas yang

sudah ditetapkan.

Sumber: Hasil Observasi

Uraian Tugas Kepala Bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017

No. Deskripsi Hasil

Keterangan Ya Tidak

Page 176: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

159

1. Entry resep (Rajal, Ranap,

UGD, OK, BPJS 23 hari) √

2. Revisi entrian resep √

3. Pengambilan atau penyiapan

resep obat √

4. Etiketing resep √

5. Peracikan obat √

6. Penyerahan obat (pemberian

informasi obat kepada pasien) √

7. Merekap pengeluaran obat di

apotek √

8. Penyerahan nomor antrian √

9. Stock Opname rutin bulan √

10 Mencatat dan menghitung fisik

pengeluaran obat Psikotropik

dan Narkotika

Sumber: Hasil Observasi

Uraian Tugas Pelaksana Distribusi BMHP dari

Gudang ke Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Deskripsi Hasil

Keterangan Ya Tidak

Page 177: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

160

1. Mengambil form permintaan

ruangan setiap minggu √

2. Menyiapkan barang medis

habis pakai untuk

didistribusikan ke ruangan

3. Distribusi sediaan farmasi dan

bahan medis habis pakai ke

ruangan

4. Mengecek kesesuaian barang

dengan surat bukti barang

keluar

5. Penyerahan sediaan farmasi

dan bahan medis habis pakai ke

ruangan

6. Stok opname (menghitung

jumlah sediaan farmasi dan

bahan medis habis pakai)

Pada saat melakukan

observasi, stok opname

sudah dilakukan di bulan

februari, sedangkan jadwal

stok opname dilakukan

setiap tiga bulan sekali, jadi

baru diadakan stok opname

lagi dibulan Mei

7. Stok opname (menyesuaikan

jumlah dan tanggal kadaluarsa

sediaan farmasi dan bahan

medis habis pakai dengan kartu

stok)

8. Merapikan susunan sediaan

farmasi dan bahan medis habis

pakai ke masing-masing

lemarinya

9. Membuat paketan OK

Yang membuat paketan OK

adalah apoteker di apotik

yang sudah ditunjuk untuk

bertanggung jawab pada

resep ataupun paketan ke

OK.

10. Etiketing barang datang sesuai

dengan sumber anggaran

(BLUD dan E-Katalog)

11. Memindahkan barang

kadaluarsa ke tempat yang

telah disediakan

12. Menjaga kebersihan gudang √

Sumber: Hasil Observasi

Standar Operasional Prosedur

Distribusi Barang Medis Habis Pakai (BMHP) Ke Unit Pelayanan (Ruangan)

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Uraian Kegiatan Hasil Keterangan

Page 178: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

161

Ya Tidak

1 Petugas gudang melakukan

cek fisik BMHP yang ada di

ruangan di unit pelayanan

Petugas gudang hanya

langsung memberikan dan

mengambil Form Permintaan

Barang diruang rawat inap

yang sudah ditandatangani oleh

kepala ruangan atau perawat,

tanpa melakukan cek fisik

BMHP yang ada diruangan.

2 Kepala ruangan atau petugas

yang ditunjuk mengisi dan

menandatangani Form

Permintaan Barang

3 Petugas gudang mengambil

Form Permintaan BMHP di

seluruh ruangan Unit

Pelayanan

4 Petugas gudang menyiapkan

BMHP sesuai Form

Permintaan BMHP dan stok

yang tersedia

5 Penanggung jawab gudang

membuat Surat Bukti

Barang Keluar (SBBK)

sesuai dengan BMHP yang

dikeluarkan

6 Melakukan pengecekan

jumlah BMHP dengan

SBBK bersama dengan

petugas gudang dan unit

pelayanan yang meminta

BMHP yang sudah

didistribusikan dari gudang ke

ruang rawat inap langsung

ditandatangani SBBK oleh

kepala ruangan atau perawat,

kemudian BMHP langsung

dimasukan ke dalam lemari

penyimpanan tanpa melakukan

pengecekan jumlah BMHP

secara bersama (petugas

gudang dan perawat).

7 BMHP diterima dan SBBK

ditandatangani oleh kepala

ruangan atau petugas yang

mewakili

8 SBBK ditandatangani

penyimpan barang dan

pejabat yang berwewenang

9 SBBK diarsipkan oleh

penanggungjawab gudang √

Sumber: Hasil Observasi

Page 179: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

162

Standar Prosedur Operasional

Pelayanan Pasien Rawat Inap

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

No. Uraian Kegiatan Hasil

Keterangan Ya Tidak

1 Melakukan penerimaan dan

pemeriksaan kelengkapan

dan keabsahan resep, serta

Page 180: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

163

melakukan pemeriksaan

kesesuaian farmasetik

2 Mengkonsultasikan kepada

dokter penulis resep jika ada

ketidakjelasan

3 Melakukan proses

administrasi sepeti

pemasukan data resep ke

Sistem Informasi Rumah

Sakit

4 Menyiapkan perbekalan

kesehatan sesuai dengan

permintaan resep

5 Menyerahkan perbekalan

kesehatan kepada perawat

ruangan/petugas lain yang

ditunjuk

6 Mencatat pengeluaran

dalam form rekapan √

7 Mengarsipkan rekapan dan

resep sesuai jenisnya √

Sumber: Hasil Observasi

Page 181: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

164

MATRIKS WAWANCARA MENDALAM

No. Domain Jawaban

Kesimpulan INF1 INF2 INF2 IRI01 IRI02 IRI03

Sumber Daya Manusia (SDM)

1 Jumlah tenaga

yang terlibat

Semua pegawai

terlibat dalam

distribusi obat

dan BMHP di

IRI serta

perawat.

Farmasis,

perawat, dokter,

dan tenaga medis.

Tapi pada waktu

tertentu, tenaga

kerja dibantu oleh

siswa/mahasiswa

yang sedang PKL

maupun magang.

Semua pegawai

ikut andil dan

perawat

ruangan.

Yang

bertanggung

jawab kepala

ruangan, tapi

kalau ada

permintaan bisa

penanggung

jawab khusus

atau perawat.

Kepala ruangan,

katim dan

pelaksana atau

perawat

ruangan

Semuanya

terlibat

terutama katim

Sebagian besar

informan

menjelaskan

bahwa tenaga

yang terlibat

dalam distribusi

obat dan BMHP

adalah semua

tenaga yang ada

di instalasi

farmasi dan

perawat di

instalasi rawat

inap. Sebagian

kecil

menjelaskan

bahwa pada

disaat tertentu

tenaga kerja

akan dibantu

oleh siswa/

mahasiswa yang

sedang PKL

maupun

magang.

2 Uraian tugas Kepala

distribusi

bertugas

membuat

pembukuan

obat dan BMHP

Kalau kepala

bagian pelayanan

farmasi rawat

inap entry resep,

revisi entrian

resep,

Petugas

pelaksana

bertugas

mengamprah,

mengambil

form

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa uraian

tugas dari

masing-masing

Page 182: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

165

seperti mencatat

barang yang

keluar dan

masuk,

kemudian stok

opname,

pengelolaan

barang

kadaluarsa dan

retur barang.

Kalau kepala

bagian

pelayanan

farmasi rawat

inap entry

resep,

pengambilan

dan penyiapan

resep obat dan

peracikan obat.

Sedangkan

petugas

pelaksana

distribusi

mengambil

form

permintaan

ruangan,

menyiapkan

barang atau

mengamprah,

kemudian

distribusiin

barang tersebut

keruangan dan

mengecek

pengambilan atau

penyiapan resep

obat, etiketing

resep, peracikan

obat dan merekap

pengeluaran obat

diapotik. Kalau

kepala bagian

distribusi

mencatat barang

yang keluar dan

masuk.

Sedangkan

petugas pelaksana

yang melakukan

distribusinya

misalnya

mengamprah,

menyiapkan dan

mendistribusikan

permintaan

ruangan setiap

minggu,

menyiapkan

barang,

distribusiin

barang

tersebut,

mengecek

kesesuaian

barang dan

penyerahan

barang. Kalau

kepala bagian

distribusi yang

membuat

laporan dan

mencatat setiap

barang masuk

dan keluar.

Sedangkan

kepala bagian

farmasi rawat

inap yang

bertanggung

jawab terhadap

resep pasien

seperti meracik

obat dan lain-

lain.

pegawai sebagai

berikut:

a. Kepala

bagian

distribusi

bertugas

sebagai

pembuat

laporan dan

mencatat

setiap barang

yang keluar

dan masuk.

b. Kepala

bagian

pelayanan

farmasi rawat

inap bertugas

sebagai entry

resep,

pengambilan

atau

penyiapan

resep dan

peracikan

resep.

c. Petugas

pelaksana

bertugas

sebagai yang

melakukan

amprahan,

memberikan

form

permintaan ke

ruangan,

Page 183: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

166

kesesuaian

barang.

meyiapkan

barang dan

melakukan

pengecekan

kesesuaian

barang.

3 Latar belakang pendidikan

a. Pendidikan

formal

Latar belakang

pegawai adalah

SMA, SMF,

D3, S1, dan

Apt.

SMF, D3, S1 dan

Apt

SMA, SMF,

D3, dan Apt.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa latar

pendidikan

formal dari

tenaga kerja

adalah SMA,

SMF, D3, S1

dan Apt.

b. Pendidikan

non formal

Belum pernah Untuk apoteker

sudah ada, tapi

bukan pelatihan

tentang distribusi

obat dan BMHP.

Pelatihan

distribusi obat

dan BMHP

belum pernah

ada.

Untuk pelatihan

khusus

distribusi obat

dan bmhp

untuk perawat

belum ada.

Pelatihan

distribusi obat

dan bmhp untuk

perawat belum

ada.

Untuk

pelatihan diluar

distribusi obat

dan bmhp

sudah pernah.

Sebagian besar

informan

menjelaskan

bahwa belum

pernah

mengikuti

pelatihan terkait

distribusi obat

dan BMHP.

Sebagian kecil

menjelaskan

bahwa sudah

pernah ikut

pelatihan namun

bukan pelatihan

terkait distribusi

obat dan BMHP.

Sarana

Page 184: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

167

1 Fasilitas yang

digunakan

Tersedia 1

mobil, 2 trolley,

dan

menggunkan

kardus untuk

meletakkan

barang

sementara

sebelum

diletakkan ke

alat angkut.

Untuk obat

menggunakan

plastic klip warna

biru, dan untuk

bmhp

menggunakan

trolley.

2 trolley, 1

mobil, plastic

klip obat, dan

karton/kardus

Kalau bmhp

dari gudang

menggunakan

trolley dan

kardus. Tapi

kalau untuk ke

apotik

menggunakan

kursi roda.

Kalau resep

banyak

menggunakan

kursi roda,

kalau sedikit

dibawa sendiri

begitu saja oleh

perawat. Kalau

untuk bmhp dari

gudang

menggunakan

trolley.

Trolley dan

kardus. Kalau

untuk resep

banyak

menggunakan

kursi roda

Sebagian besar

informan

menjelaskan

bahwa fasilitas

yang digunakan

untuk distribusi

obat dan BMHP

adalah 1 mobil,

2 trolley, kardus,

dan palstik klip.

Sebagian kecil

menjelaskan

bahwa fasilitas

yang digunakan

adalah kursi

roda dari

instalasi rawat

inap.

2 Ketersediaan Untuk trolley

sudah

mencukupi,

karena dilihat

dari tempat

penyimpanan

alat tersebut

(gudang) yang

masih sempit,

terpisah dan

jauh.

Untuk saat ini

sudah mencukupi,

tapi untuk kearah

yang lebih baik

masih dibilang

ada yang kurang

seperti tempat

penyimpanan obat

dan bmhp masih

seadanya, masih

butuh rak-rak

obat untuk pasien.

Trolley dan

mobil sudah

mencukupi,

hanya saja

kondisi trolley

saat ini sedikit

ada kerusakan

dan kurang

kendaraan roda

dua untuk obat

dan BMHP

yang bersifat

cito karena

kondisi gudang

yang masih

terletak pisah

dan jauh.

Untuk tempat

penyimpanan

BMHP sudah

mencukupi dan

untuk obat

hanya obat

emergency saja

yang kita stok

diruangan dan

sistem

informasi

rumah sakit

masih

dikatakan

kurang bagus.

Sudah

mencukupi, tapi

kalu untuk

akreditasi masih

belum seperti

kotak obat yang

masih kurang.

Sudah

mencukupi,

walaupun

belum sesuai

standard namun

ruangan untuk

tempat meracik

obat tersebut,

karena

diruangan ini

masih meracik

obat sendiri

dari apotik,

karena

kurangnya

tenaga apotik,

jadi tempat

meracik obat

Seluruh

informan

mejelaskan

bahwa

ketersediaan

fasilitas yang

digunakan untuk

distribusi obat

dan BMHP

sudah

mencukupi,

namun masih

terdapat kendala

atau kurangnya

fasilitas seperti

kondisi gudang

yang sempit,

terpisah dan

Page 185: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

168

dan tempat

penyimpanan

masih

digabung.

Dibutuhkan

trolley khusus

ruangan.

jauh. Selain itu,

masih kurang

rak-rak obat

untuk pasien,

dan kurang

kendaraan roda

dua untuk

barang yang

bersifat cito.

Prosedur

1 Pedoman yang

digunakan

Bekerja

menggunakan

pedoman

berupa standar

operasional

prosedur (SOP).

SOP tersebut

berisikan

berdasarkan

dari kegiatan

sehari-hari yang

dilakukan.

Bekerja

menggunkan

pedoman berupa

standar

operasional

prosedur (SOP)

yang dikeluarkan

oleh direktur.

Bekerja

menggunakan

pedoman

berupa standar

operasional

prosedur

(SOP), namun

tidak

mengetahui

SOP tersebut

seperti apa

karena tidak

pernah

mendapatkan

dokumen

tersebut dan

tidak ada

sosialisasi

terkait SOP

tersebut.

Sebagian besar

informan

menjelaskan

bahwa bekerja

menggunakan

pedoman berupa

standar

operasional

prosedur (SOP).

Sebagiannya

kecilnya

menjelaskan

bahwa SOP

tersebut

berdaraskan dari

hasil kegiatan

sehari-hari yang

dilakukan, dan

sebagaian

kecilnya lagi

menjelaskan

bahwa bekerja

menggunakan

SOP namun

tidak

mengetahui SOP

Page 186: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

169

tersebut seperti

apa karena tidak

pernah

mendapatkan

dokumen

tersebut serta

tidak ada

sosialisasi

terkait SOP

tersebut.

Proses Administrasi

1 Periode yang

dilakukan

Setiap

dilakukan

pengambilan

barang setelah

dilakukan

permintaan

barang

kemudian di

entry di Surat

Bukti Barang

Keluar (SBBK)

dan dimasukan

ke laporan

pengeluaran

barang. Agar

mengetahui

jumlah stok

akhir.

Untuk merekap

resep setiap hari,

kalau untuk

pemeriksaan ED

atau stok opname

setiap sebulan

sekali, dan untuk

pengambilan

barang/bmhp

setiap barang

keluar dicatat.

Setiap ada obat

dan BMHP

yang keluar

dilakuan

pencatatan dan

rekapan.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahawa periode

yang dilakukan

dalam proses

administrasi

adalah setiap

kali dilakukan

permintaan

barang masuk

maupun barang

keluar.

Proses Penyampain Berita

1 Tenaga yang

terlibat

Petugas gudang,

dan kepala

ruangan atau

perawat.

Petugas gudang,

petugas apotik,

dan perawat.

Kepala

ruangan,

perawat,

petugas gudang

dan petugas

apotik.

Kepala

ruangan,

perawat dan

petugas

instalasi

farmasi

Kepala ruangan,

perawat dan

petugas gudang.

Karu, katim,

perawat dan

petugas

gudang.

Seluruh

infroman

menjelaskan

bahwa tenaga

yang terlibat

dalam proses

Page 187: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

170

penyampaian

berita adalah

petugas gudang,

petugas apotik

dan kepala

ruangan atau

perawat

diruangan.

2 Metode Untuk distrbusi

BMHP dari

gudang ke IRI

menggunakan

form

permintaan

barang dan

surat bukti

barang keluar

untuk ruangan.

Untuk distribusi

obat dari apotik

ke IRI

menggunakan

resep pasien

dari dokter.

Untuk permintaan

melalui resep.

Untuk bmhp

melalui form

permintaan

barang.

Menggunakan

lisan dan form

untuk bmhp.

Untuk obat

menggunakan

resep.

Formatnya

orang gudang

dilakukan

keliling disetiap

ruangan, kalau

obat tergantung

resep pasien.

Kalau sekarang

sudah tidak

perlu

menggunakan

telpon lagi,

karena sudah

ada pegawai

yang datang

keruangan

seminggu sekali

untuk

memberikan

form

permintaan

barang apa yang

habis nanti

kepala ruangan

yang nulis di

form

permintaan.

Kalau obat kita

sesuaikan

dengan resep

saja.

Kalau bersifat

cito

menggunakan

telpon terlebih

dahulu karena

emergency,

mamti baru

resepnya

diturinin ke

apotik. Kalau

untuk bmhp

menggunakan

form

permintaan.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa metode

yang digunakan

dalam proses

penyampaian

berita

menggunakan

form permintaan

untuk BMHP

dan melalui

resep untuk

obat.

3 Waktu Untuk obat

tergantung

resep pasien.

Untuk resep

setiap hari.

Bmhp

keruangan

dilakukan

setiap hari

Setiap hari

kamis petugas

gudang keliling

memberikan

Bmhp setiap

seminggu

sekali. Kalau

obat setiap hari.

Setiap hari

kalau resep.

Kalau bmhp

Seluruh

infroman

menjeleskan

bahwa waktu

Page 188: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

171

Untuk BMHP

dilakukan

seminggu sekali

pada hari kamis

untuk

pemberian dan

pengambilan

form

permintaan

barang. Hari

jum’at

pemberian

bmhp

keruangan.

Untuk obat dan

bmhp keapotik

setiap hari, dan

bmhp keruangan

seminggu sekali.

kamis dan

jum’at serta

obat setiap

resep yang

datang.

format

permintaan, dan

besonya baru

didistribusiin.

Kalau obat

setiap malam

memberikan

resep ke apotik,

besok pagi baru

kita ambil.

seminggi

sekali.

yang dilakukan

untuk distribusi

obat dilakukan

setiap kali atau

setiap hari

tergantung resep

pasien,

sedangkan

distribusi BMHP

dilakukan setiap

seminggu sekali

pada hari kamis

dan Jum’at.

4 Kendala Belum ada

komputerisasi.

Sistem informasi

rumah sakit (SIR)

belum

sepenuhnya

berjalan.

Belum ada

komputerisasi,

selama ini

hanya langsung

komunikasi

antara pegawai

dan perawat.

Perlu diadakan

komputerisasi

agar tidak perlu

kesana-kesini

melakukan

permintaan.

Perlu diaktifin

sistem

infromasi

rumah sakit.

Kalau untuk

obat yang

bukan

emergency,

suka ditemukan

mis komunikasi

antara petugas

gudang dengan

petugas apotik,

misalkan

barang yang

diminta ini, tapi

di apotik

dibilang tidak

ada, sedangkan

ketika ditanya

di gudang

kalau barang

tersebut ada.

Tidak tahu

petugas yang

baru, atau

Sebagian besar

infroman

menjelaskan

bahwa masih

terdapat kendala

terkait proses

panyampaian

berita yaitu

belum terdapat

sistem

komputerisasi.

Sebagian kecil

menjelaskan

bahwa kendala

yang terkait

proses

penyampaian

berita adalah

masih terdapat

mis komunikasi

antara petugas

instalasi farmasi

Page 189: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

172

petugas yang

tidak

mengetahui

nama barang

tersebut.

dengan perawat

di instalasi rawat

inap.

Proses Pengeluaran Fisik Barang

1 Tenaga yang

terlibat

Petugas gudang

untuk obat dan

BMHP

digudang.

Petugas Apotik

untuk obat dan

BMHP di

Apotik.

Untuk apotik

petugas apotik.

Untuk di gudang

petugas gudang.

Petugas gudang

dan petugas

apotik.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa tenaga

yang terlibat

dalam proses

pengeluaran

fisik barang

adalah petugas

instalasi farmasi

baik petugas

apoti maupun

petugas gudang.

2 Metode Pengeluaran

barang

menggunakan

metode FIFO

dan FEFO.

FIFO dan FEFO Dilihat dari

ED, jika ED

dekat, maka itu

yang duluan

dikeluarin.

Seluruh

infroman

menjelaskan

bahwa metode

yang digunakan

dalam proses

pengeluaran

fisik barang

adalah metode

FIFO dan FEFO.

3 Kendala Kendala untuk

obat, karena

barangnya dari

berbagai macam

sumber, salah

satunya adalah

terdapat satu

Tempat

penyimpanan rak

obat dan bmhp

yang masih

kurang.

Karena masih

manual, jadi

masih ada

ditemukan

ketidaksamaan

antara jumlah

stok barang

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa masih

terdapat kendala

dalam proses

pengeluaran

Page 190: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

173

barang dengan

dua sumber

dana dan sudah

ditentukan

permasing-

masing dana

dengan

ruangannya.

Kendala untuk

bmhp untuk

saat ini tidak

ada.

yang tersimpan

dirak dengan

jumlah stok di

kartu stok,

dikarenakan

petugas yang

suka lupa

sehingga ada

keselisihan.

fisik barang

seperti masih

terdapat satu

barang dengan

dua sumber

dana, rak

penyimpanan

barang yang

masih kurang

dan belum

terdapat sistem

komputersasi.

Proses Angkutan

1 Tenaga yang

terlibat

Petugas gudang

dan perawat

ruangan.

Perawat dan

petugas gudang.

Petugas gudang

dan perawat.

Petugas

instalasi

farmasi dan

perawat

Petugas gudang

dan perawat

Perawat dan

petugas gudang

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa tenaga

yang terlibat

dalam proses

angkutan adalah

petugas gudang

untuk distribusi

BMHP dan

perawat untuk

distribusi obat

2 Alat angkut

yang digunakan

1 trolley, dan

karton atau

kardus.

1 trolley atau

dibawa sendiri

oleh perawat.

1 trolley, dan

kardus.

Kursi roda dan

dibawa sendiri

jika tidak berat.

1 trolley dari

gudang, dibawa

sendiri dan

kursi roda.

Dibawa sendiri

jika sedikit,

jika banyak

menggunakan

kursi roda dan

trolley untuk

distribusi bmhp

keruangan.

Sebagian besar

informan

menjelaskan

bahwa alat

angkut yang

digunakan

dalam distribusi

oat dan BMHP

adalah 1 buah

trolley dan

kardus. Sebagian

Page 191: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

174

kecil informan

menjelaskan

bahwa alat

angkut yang

digunakan

adalah kursi

roda dan

diangkut sendiri

dengan tangan

oleh perawat.

3 Tahapan

penyusunan di

alat angkut

Disiapkan dulu

barang yang

mau di

distribusi sesuai

ruangan,

kemudian

disusun

sementara di

dalam kardus

dan kemudian

diletakkan ke

trolley.

Ada barang yang

mau

didstribusikan,

masukan ke

kardus sesuai

ruangan

kemudian

diletakkan ke

trolley dan

didistribusikan.

Pertama

disiapkan

terlebih dahulu

barangnya,

kemudian

dipisahkan

peruangan.

Kedua

masukan

kedalam kardus

untuk

sementara agar

terlihat lebih

rapih dan

tersusun.

Kemudian baru

diletakkan di

trolley dan

didistribusikan

perlantai.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa tahapan

penyusunan di

alat angkut

adalah

mempersiapkan

barangnya

terlebih dahulu

sesuai ruangan,

kemudian

dimasukan ke

dalam kardus

untuk

penyimpanan

sementara sesuai

ruangan,

kemudian

diletakkan dan

disusun rapih di

trolley dan

terakhir

didistribusikan

ke setiap

ruangan.

Page 192: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

175

4 Kendala Ukuran trolley

yang masih

belum

memadai.

Tidak ada. Trolley yang

sudah ada

terdapat sedikit

kerusakan dan

perlu diadakan

kendaraan roda

dua untuk

barang yang

bersifat cito.

Belum ada

trolley

Perlu diadakan

trolley khusus

ruangan.

Butuh trolley

khusus.

Seluruh

informan

menjelasakan

bahwa masih

terdapat kendala

dalam proses

angkutan seperti

trolley, karena

trolley yang

sudah ada masih

dikatakan

kurang sehingga

perlu diadakan

trolley khusus di

ruangan dan

trolley yang

sudah ada,

terdapat sedikit

kerusakan

maupun ukuran

trolley yang

belum memadai.

Proses Pembongkaran dan Pemuatan

1 Tenaga yang

terlibat

Sudah tanggung

jawab perawat

di ruangan.

Perawat

diruangan.

Kepala ruangan

dan perawat itu

sendiri.

Petugas dan

perawat

Petugas dan

perawat

Semua perawat

terlibat.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa tenaga

yang terlibat

dalam proses

pembongkaran

dan pemuatan

adalah perawat

diruangan.

2 Tahapan

pembongkaran

Untuk

pembongkaran

dilakukan

Sudah

sepenuhnya

Untuk

pembongkaran

dilakukan

Langsung serah

terima dan

dimasukan ke

Diterima dan

dimasukan

Datang dari

apotik atau

gudang, terus

Sebagian besar

informan

menjelaskan

Page 193: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

176

dan pemuatan

barang

pengecekan

terlebih dahulu,

untuk pemuatan

sudah tanggung

jawab perawat.

tanggung jawab

pegawai.

pengecekan

secara

bersama-sama

antar petugas

dan perawat.

Untuk

pemuatan

sudah tanggung

jawab kepala

ruangan atau

perawat.

tempat

penyimpanan.

sesuai jenis

penyimpanan.

diterima

kemudian di

simpan

ditempat

penyimpanan.

bahwa proses

pembongkaran

dilakukan

pengecekan

terlebih dahulu

dan proses

pemuatan sudah

tanggung jawab

perawat

diruangan.

Sebagian kecil

menjelaskan

bahwa proses

pembongkaran

dan pemuatan

barang adalah

serah terima dan

kemudian di

simpan ditempat

penyimpanan.

3 Kendala Terdapat

penumpukan

barang di

ruangan pada

saat pemuatan

dipenyimpanan

barang.

Masih kurangnya

pegawai untuk

melakukan

pengecekan obat

hight

alert/emergency

diruangan.

Masih terdapat

penumpukan

barang di

tempat

penyimpanan

barang

diruangan.

Kurangnya

tenaga/perawat

sehingga

perawat terlalu

tumpang tindih

dan tidak

melalukan

pengecekan

barang yang

masuk.

Kurang kotak

obat dan bmhp

untuk

penyimpanan,

jadi masih ada

yang dicampur.

Kurang

ruangan untuk

tempat steril

yang obat

diracik.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa masih

terdapat kendala

dalam proses

pembongkaran

dan pemuatan

barang seperti

masih terdapat

penumpukan

barang pada saat

pemuatan

ditempat

penyimpanan,

masih

Page 194: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

177

kurangnya

pegawai untuk

melakukan

pengecekan, dan

kurang tempat

penyimpanan

obat maupun

BMHP.

Tersalurnya obat dan bahan medis habis pakai di Instalasi Rawat Inap

1 Kualitas obat

dan BMHP

Kualitas obat

dan BMHP

sesuai dengan

diminta saja,

karena kalau

untuk obat

pernah

ditemukan obat

yang

seharusnya

putih, tapi saat

didistribusikan

obatnya sudah

berubah warna

kuning.

Terdapat obat

yang sudah

pecah dan ada

obat yang satu

bulan mau

expire tetap

diresepin atau

distribusikan

serta terjadi

penumpukan

obat akibat

tidak langsung

Sejauh ini baik-

baik saja,

karena pernah

sebelumnya

ditemukan obat

yang expirenya

sudah hampir

mendekati,

kemudian

pernah ada

kemasan obat

dan bmhp yang

cacat atau

rusak.

Tidak menentu

karena pernah

ada obat yang

dekat-dekat

dengan expire,

obat injeksi

yang berubah

warnanya,

bmhp seperti

handscoon

pernah

ditemukan

sudah

berjamur,

aroma wangi

bedak bayi

yang sudah

tidak sedap

lagi, dan

pernah

dilakukan retur

terhadap

baranng yang

rusak, tapi hari

besoknya tetap

barang yang

seperti itu lagi

Sebagian besar

informan

menjelaskan

bahwa kualitas

obat dan BMHP

masih dikatakan

sesuai dengan

yang diminta

dan baik-baik

saja, namun

masih terdapat

kendala atau

kerusakan yang

terjadi

diantaranya

perubahan

warna pada obat

yang injeksi atau

cair, obat yang

sudah hamper

habis masa

expirenya, masih

diresepkan atu

didistribusikan

dan masih

ditemukan

kemasan obat

Page 195: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

178

diretur karena

SDM atau

perawat kurang.

Kalau untuk

bmhp tidak ada.

yang

didistribusikan

dan BMHP yang

rusak atau cacat.

Sebagian kecil

informan

menjelaskan

bahwa kualitas

obat dan BMHP

masih tidak

menentu, karena

masih

ditemukan

kerusakan pada

obat maupun

BMHP.

3 Dilakukan

pengecekan

Kalau obat

dilakukan

pengecekan

karena harus

sesuai dengan

resep, kalau

bmhp tidak.

Obat dilakukan

pengecekan,

tapi kalau bmhp

tidak dilakukan

pengecekan.

Dilakukan

pengecekkan

terlebih dahulu

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa dilakukan

pengecekan

terlebih dahulu

pada obat dan

BMHP.

Ketepatan Jenis

1 Ketersediaan

obat dan

BMHP

Kadang ada,

kadang tidak

tersedia karena

obat yang

diminta dengan

yang

didistribusikan

kadang tidak

sama, ada tapi

dengan merek

yang berbeda.

Kalau untuk

Tidak menentu

karena kalau

bmhp tidak

pernah

ditemukan

kesalahan jenis.

Kalau obat

kadang suka

ditemukan

ketidaksamaan

jenis yang

diminta dengan

Kadang-kadang

karena masih

suka ditemukan

barang yang

diminta apa,

tapi yang

diberikan

berbeda.

Seluruh

infroman

menjelaskan

bahwa

ketersedian obat

dan BMHP

masih dapat

dikatakan tidak

menentu, karena

masih

ditemukan

beberapa

kesalahan pada

Page 196: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

179

bmhp saat ini

tidak ada.

yang

disitiribusikan.

jenis misalnya

jenis obat yang

diminta dengan

yang

didistribusikan

masih terdapat

ketidaksamaan.

Sedangkan

BMHP belum

pernah

ditemukan

kesalahan jenis.

2 Dilakukan

pengecekan

Kalau obat

dilakukan

pengecekkan,

tapi kalau bmhp

langsung

dimasukan ke

tempat

penyimpanan.

Kadang

dilakukan

pengecekan,

kadang tidak,

tergantung

tingkat

kesibukan

kepala ruangan

dan perawat

pada saat itu.

Untuk obat

dilakukan

pengecekan,

untuk bmhp

tidak.

2 (dua) orang

informan

menjelaskan

bahwa untuk

obat dilakukan

pengecekan

jenis sedangkat

BMHP tidak

dilakukan

pengecekan.

Sedangkan 1

(satu) orang

informan

mengatakan

bahwa

pengecekan

dilakukan

tergantung

tingkat

kesibukan

kepala ruangan

atau perawat

diruangan.

Ketepatan Jumlah

Page 197: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

180

1 Jumlah yang

diberikan

Kalau obat

palingan tidak

ada. Tapi kalau

bmhp, jika

jumlahnya tidak

sesuai dihari

itu, dihari

besoknya akan

dipenuhi atau

dikirim lagi,

atau jika

bersifat cito

pinjem terlebih

dahulu dengan

ruangan lain,

baru nanti kalau

sudah ada

dikembalikan.

Kalau bmhp

suka tidak

sesuai dengan

jumlah yang

diminta dengan

yang

didistribusikan,

kalau kurang

pinjem

keruangan

sebelah. Kalau

obat tidak

pernah

ditemukan

kesalahan

jumlah karena

harus sesuai

dengan resep.

Sesuai kalau

dari gudang

yang untuk

permintaan

bmhp, kecuali

kalau lagi tidak

ada, dari

gudang

konfirmasi

kalau barang

kosong. Kalau

dari apotik,

suka beda

jumlah antara

jumlah barang

yang diminta

dengan yang

diberikan.

Misalkan butuh

dispo 15 buah

untuk satu hari

24 jam, tapi

nanti

dikasihnya

Cuma 5 dari

apotik, jadi

sangat jauh

perbedaannya.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa jumlah

BMHP yang

diberikan dari

gudang farmasi

ke instalasi

rawat inap masih

terdapat

kesalahan

jumlah atau

jumlah yang

diberikan tidak

sesuai dengan

yang diminta

dengan yang

diberikan,

namun hal

tersebut jika

bersifat cito

maka dapat

diatasi segera

dengan cara

meminjam

barang dengan

ruangan rawat

inap yang lain

dan jika barang

tersebut sudah

diberikan

kembali oleh

gudang farmasi

maka ruangan

ranap yang

meminjam

Page 198: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

181

barang, berhak

mengembalikan

barang yang

telah dipinjam

dari ranap lain.

Sedangkan

jumlah obat

tidak pernah

ditemukan

kesalahah

jumlah.

Ketepatan Waktu

1 Waktu yang

dilakukan

Kalau obat

tergantung

resep,

diresepkan

malam ke

apotik, besok

pagi baru

diambil di

apotik oleh

perawat. Kalau

untuk bmhp

seminggu

sekali.

Bmhp seminggu

sekali hari

kamis dan

jmu’at. Kalau

obat setiap hari.

Kalau bmhp

seminggu

sekali.

Misalkan

minggu ini

setiap hari

kamis dan

jum’at tapi

nanti minggu

besok bisa

lebih cepat hari

selasa dan rabu,

tidak tahu

karena mereka

kerajinan atau

apa. Kalau

untuk obat

setiap

diresepkan.

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa waktu

yang dilakukan

dalam distribusi

obat adalah

setiap hari atau

setiap kali ada

resep pasien,

sedangkan

distribusi BMHP

dilakukan pada

setiap seminggu

sekali.

2 Mengganggu

waktu

pelayanan

Tidak Tidak, karena

distribusi

dilakukan setiap

pagi untuk

Tidak, suka

lebih cepat

saja.

Seluruh

informan

mengatakan

bahwa waktu

yang sudah

Page 199: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

182

bahan medis

habis pakai

ditentukan tidak

mengganggu

waktu pelayanan

pada saat di

instalasi rawat

inap.

MATRIKS WAWANCARA

Pertanyaan Jawaban

Kesimpulan INF1 INF2 INF3 IRI1 IRI2 IRI3

INPUT

SDM

Berapa jumlah

pegawai saat ini?

25 Apoteker 7

Aisten Apoteker

15

Admin 3

Petugas di

gudang 5

Selebihnya di

apotik.

20 Sebelumnya ada

14 ditambah 2,

tapi yang

berhenti 1 jadi

15 sekarang.

16 -

Siapa saja yang

terlibat dalam

distribusi obat dan

BMHP di

Instalasi Rawat

Inap?

Semua pegawai

terlibat dalam

distribusi obat

dan BMHP di

IRI serta

perawat.

Farmasis, perawat,

dokter, dan tenaga

medis.

Semua pegawai

ikut andil dan

perawat

ruangan.

Yang

bertanggung

jawab kepala

ruangan, tapi

kalau ada

permintaan bisa

Kepala ruangan,

katim dan

pelaksana atau

perawat ruangan

Semuanya

terlibat

terutama katim

Semua pegawai di

instalasi farmasi

dan perawat di

instalasi rawat

inap ikut terlibat

dalam distribusi

Page 200: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

183

penanggung

jawab khusus

atau perawat.

obat dan BMHP

di Intalasi Rawat

Inap.

Bagaimanakah

gambaran uraian

tugas dari masing-

masing petugas

distribusi obat dan

BMHP?

Kepala

distribusi

bertugas

membuat

pembukuan obat

dan BMHP

seperti mencatat

barang yang

keluar dan

masuk,

kemudian stok

opname,

pengelolaan

barang

kadaluarsa dan

retur barang.

Kalau kepala

bagian

pelayanan

farmasi rawat

inap entry resep,

pengambilan

dan penyiapan

resep obat dan

peracikan obat.

Sedangkan

petugas

pelaksana

distribusi

mengambil form

permintaan

ruangan,

menyiapkan

Kalau kepala

bagian pelayanan

farmasi rawat inap

entry resep, revisi

entrian resep,

pengambilan atau

penyiapan resep

obat, etiketing

resep, peracikan

obat dan merekap

pengeluaran obat

diapotik. Kalau

kepala bagian

distribusi

mencatat barang

yang keluar dan

masuk. Sedangkan

petugas pelaksana

yang melakukan

distribusinya

misalnya

mengamprah,

menyiapkan dan

mendistribusikan

Petugas

pelaksana

bertugas

mengamprah,

mengambil

form

permintaan

ruangan setiap

minggu,

menyiapkan

barang,

distribusiin

barang tersebut,

mengecek

kesesuaian

barang dan

penyerahan

barang. Kalau

kepala bagian

distribusi yang

membuat

laporan dan

mencatat setiap

barang masuk

dan keluar.

Sedangkan

kepala bagian

farmasi rawat

inap yang

bertanggung

jawab terhadap

resep pasien

seperti meracik

Seluruh informan

menjelaskan

bahwa uraian

tugas dari masing-

masing pegawai

sebagai berikut:

a. Kepala bagian

distribusi

bertugas

sebagai

pembuat

laporan dan

mencatat

setiap barang

yang keluar

dan masuk.

b. Kepala bagian

pelayanan

farmasi rawat

inap bertugas

sebagai entry

resep,

pengambilan

atau penyiapan

resep dan

peracikan

resep.

c. Petugas

pelaksana

bertugas

sebagai yang

melakukan

amprahan,

Page 201: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

184

barang atau

mengamprah,

kemudian

distribusiin

barang tersebut

keruangan dan

mengecek

kesesuaian

barang.

obat dan lain-

lain.

memberikan

form

permintaan ke

ruangan,

meyiapkan

barang dan

melakukan

pengecekan

kesesuaian

barang.

Apa saja latar

belakang

pendidikan

pegawai?

Latar belakang

pegawai adalah

SMA, SMF, D3,

S1, dan Apt.

SMF, D3, S1 dan

Apt

SMA, SMF,

D3, dan Apt.

Latar belakang

pendidikan

pegawai di

instalasi farmasi

masih bervariasi

yaitu SMA, SMF,

D3, S1 dan Apt.

Bagaimana

dengan pelatihan

khusus yang

pernah diikuti

oleh petugas

terkait distribusi

obat dan BMHP?

Belum pernah Untuk apoteker

sudah ada, tapi

bukan pelatihan

tentang distribusi

obat dan BMHP.

Pelatihan

distribusi obat

dan BMHP

belum pernah

ada.

Untuk pelatihan

khusus

distribusi obat

dan bmhp untuk

perawat belum

ada.

Pelatihan

distribusi obat

dan bmhp untuk

perawat belum

ada.

Untuk pelatihan

diluar distribusi

obat dan bmhp

sudah pernah.

Sebagian besar

informan

menjelaskan

bahwa belum

pernah mengikuti

pelatihan terkait

distribusi obat dan

BMHP. Sebagian

kecil menjelaskan

bahwa sudah

pernah ikut

pelatihan namun

bukan pelatihan

terkait distribusi

obat dan BMHP.

Berapa jumlah

shift pegawai?

Di gudang tidak

terdapat shift. Di

apotik dibagi 4

shift.

Di apotik terbagi 4

shift: Pagi (07.00-

14.00), Middle

(10.00-17.00),

Di gudang

setiap hari

masuk dari

Senin – Jum’at

3 (pagi, siang,

dan malam)

Shift terbagi 3:

pagi, siang,

malam

Pagi, siang, dan

malam

Untuk pegawai di

apotik memiliki 4

shift yaitu shift

pagi (07.00-

Page 202: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

185

Siang (14.00-

21.00), dan

Malam (21.00-

07.00). Untuk

gudang tidak ada

shift, melainkan

masuk dari hari

Senin-Jum’at dari

jam 07.00-16.00.

dan hari Sabtu

dan Minggu

libur, karena

ikut manajemen

di atas. Kalau

apotik terdapat

4 shift.

14.00), shift

midlle (10.00-

17.00), shift siang

(14.00-21.00), dan

shift malam

(21.00-07.00).

Untuk pegawai di

gudang tidak

memiliki shift,

karena jadwal

mereka mengikut

jadwal

manajamen yaitu

masuk setiap hari

Senin-Jum’at dari

jam 07.00-16.00.

dan Untuk seluruh

perawat diruangan

memiliki 3 shift

yaitu shift pagi,

siang dan malam.

SARANA

Fasilitas apa saja

yang digunakan

dalam distribusi

obat dan BMHP

di Instalasi Rawat

Inap?

Tersedia mobil,

trolley, dan

menggunkan

karton atau

kardus.

Untuk obat

menggunakan

plastic klip warna

biru, dan untuk

bmhp

menggunakan

trolley.

Trolley, mobil,

plastic klip

obat, dan

karton/kardus

Kalau bmhp

dari gudang

menggunakan

trolley dan

kardus. Tapi

kalau untuk ke

apotik

menggunakan

kursi roda.

Kalau resep

banyak

menggunakan

kursi roda, kalau

sedikit dibawa

sendiri begitu

saja oleh

perawat. Kalau

untuk bmhp dari

gudang

menggunakan

trolley.

Trolley dan

kardus. Kalau

untuk resep

banyak

menggunakan

kursi roda

Fasilitas yang

digunakan dalam

distribusi obat dan

BMHP adalah

mobil, trolley,

kardus, karton,

palstik klip,

dibawa sendiri

tanpa alat dan

kursi roda yang

merupakan tidak

masuk dalam

standard alat

angkut distribusi.

Page 203: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

186

Bagaimana

ketersediaan

sarana dalam

menunjang proses

distribusi obat dan

BMHP di

Instalasi Rawat

Inap?

Untuk trolley

sudah

mencukupi,

karena dilihat

dari tempat

penyimpanan

alat tersebut

(gudang) yang

masih sempit.

Untuk saat ini

sudah mencukupi,

tapi untuk kearah

yang lebih baik

masih dibilang

ada yang kurang.

Trolley dan

mobil sudah

mencukupi,

hanya saja

kondisi trolley

saat ini sedikit

ada kerusakan.

Untuk tempat

penyimpanan

BMHP sudah

mencukupi dan

untuk obat

hanya obat

emergency saja

yang kita stok

diruangan.

Sudah

mencukupi, tapi

kalu untuk

akreditasi masih

belum.

Sudah

mencukupi,

walaupun

belum sesuai

standard.

Ketersediaan

sarana dalam

menunjang proses

distrbusi obat dan

BMHP di IRI

sudah mencukupi.

Apakah terdapat

kendala pada

sarana yang

mengahambat

distribusi obat dan

BMHP di

Instalasi Rawat

Inap?

Tempat

penyimpanan

obat dan bmhp

(gudang) yang

masih pisah dan

jauh.

Tempat

penyimpanan obat

dan bmhp masih

seadanya, masih

butuh rak-rak obat

untuk pasien.

Kurang

kendaraan roda

dua untuk obat

dan BMHP

yang bersifat

cito karena

kondisi gudang

yang masih

terletak pisah

dan jauh.

Sistem

informasi

rumah sakit

disini masih

dikatakan

kurang bagus.

Kotak obat yang

masih kurang.

Ruangan untuk

tempat meracik

obat tersebut,

karena

diruangan ini

masih meracik

obat sendiri dari

apotik, karena

kurangnya

tenaga apotik,

jadi tempat

meracik obat

dan tempat

penyimpanan

masih

digabung.

Dibutuhkan

trolley khusus

ruangan.

Setiap instalasi

memiliki kendala

yang sama yaitu

kurangnya tempat

penyimpanan obat

dan BMHP di

instalasi rawat

inap dan instalasi

farmasi seperti rak

obat, rak bmhp,

dan ruangan untuk

meracik.

Kurangnya alat

angkut yaitu

kendaraan roda

dua dan trolley

khusus untuk di

ruangan. Dan

sistem informasi

rumah sakit yang

belum maksimal.

PROSEDUR

Pedoman apa

yang digunakan

ketika melakukan

distribusi obat dan

BMHP di

Bekerja

menggunakan

pedoman berupa

standar

operasional

Bekerja

menggunkan

pedoman berupa

standar

operasional

Bekerja

menggunakan

pedoman

berupa standar

operasional

Sebagian besar

informan

menjelaskan

bahwa bekerja

menggunakan

Page 204: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

187

Instalasi Rawat

Inap?

prosedur (SOP).

SOP tersebut

berisikan

berdasarkan dari

kegiatan sehari-

hari yang

dilakukan.

prosedur (SOP)

yang dikeluarkan

oleh direktur.

prosedur (SOP),

namun tidak

mengetahui

SOP tersebut

seperti apa

karena tidak

pernah

mendapatkan

dokumen

tersebut dan

tidak ada

sosialisasi

terkait SOP

tersebut.

pedoman berupa

standar

operasional

prosedur (SOP).

Sebagiannya

kecilnya

menjelaskan

bahwa SOP

tersebut

berdaraskan dari

hasil kegiatan

sehari-hari yang

dilakukan, dan

sebagaian

kecilnya lagi

menjelaskan

bahwa bekerja

menggunakan

SOP namun tidak

mengetahui SOP

tersebut seperti

apa karena tidak

pernah

mendapatkan

dokumen tersebut

serta tidak ada

sosialisasi terkait

SOP tersebut.

PROSES

PROSES ADMINISTRASI

Dalam periode

apa dilakukannya

pencatatan dan

penyusunan

laporan distribusi

obat dan BMHP

Setiap dilakukan

pengambilan

barang setelah

dilakukan

permintaan

barang

Untuk merekap

resep setiap hari,

kalau untuk

pemeriksaan ED

atau stok opname

setiap sebulan

Setiap ada obat

dan BMHP

yang keluar

dilakuan

pencatatan dan

rekapan.

Page 205: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

188

di Instalasi Rawat

Inap?

kemudian di

entry di Surat

Bukti Barang

Keluar (SBBK)

dan dimasukan

ke laporan

pengeluaran

barang. Agar

mengetahui

jumlah stok

akhir.

sekali, dan untuk

pengambilan

barang/bmhp

setiap barang

keluar dicatat.

PROSES PENYAMPAIAN BERITA

Siapa saja yang

terlibat dalam

proses

penyampaian

berita distribusi

obat dan BMHP

di Instalasi Rawat

Inap?

Petugas gudang,

dan kepala

ruangan atau

perawat.

Petugas gudang,

petugas apotik,

dan perawat. Ada

juga P O S, tapi

untuk ruangan

intensif.

Kepala

ruangan,

perawat,

petugas gudang

dan petugas

apotik.

Kepala ruangan,

perawat dan

petugas instalasi

farmasi

Kepala ruangan,

perawat dan

petugas gudang.

Karu, katim,

perawat dan

petugas gudang.

Semua pegawai

instalasi farmasi

dan kepala

ruangan serta

perawat di

instalasi rawat

inap terlibat dalam

proses

penyampaian

berita distribusi

obat dan BMHP

di IRI.

Metode apa yang

digunakan dalam

proses

penyampaian

berita distribusi

obat dan BMHP

di Instalasi Rawat

Inap?

Untuk distrbusi

BMHP dari

gudang ke IRI

menggunakan

form permintaan

barang dan surat

bukti barang

keluar untuk

ruangan.

Untuk distribusi

obat dari apotik

Untuk permintaan

melalui resep.

Untuk bmhp

melalui form

permintaan

barang.

Menggunakan

lisan dan form

untuk bmhp.

Untuk obat

menggunakan

resep.

Formatnya

orang gudang

dilakukan

keliling disetiap

ruangan, kalau

obat tergantung

resep pasien.

Kalau sekarang

sudah tidak

perlu

menggunakan

telpon lagi,

karena sudah

ada pegawai

yang datang

keruangan

seminggu sekali

untuk

memberikan

Kalau bersifat

cito

menggunakan

telpon terlebih

dahulu karena

emergency,

mamti baru

resepnya

diturinin ke

apotik. Kalau

untuk bmhp

menggunakan

Metode yang

digunakan dalam

distribusi obat dan

BMHP di IRI

terbagi menjadi 2:

untuk distribusi

obat di apotik

menggunakan

resep, dan untuk

distribusi BMHP

menggunakan

form permintaan

Page 206: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

189

ke IRI

menggunakan

resep pasien dari

dokter.

form permintaan

barang apa yang

habis nanti

kepala ruangan

yang nulis di

form

permintaan.

Kalau obat kita

sesuaikan

dengan resep

saja.

form

permintaan.

barang yang

diberikan oleh

instalasi farmasi

ke instalasi rawat

inap. Keduanya

masih

menggunakan

komunikasi

langsung dan

tulisan manual.

Kapan

dilaksanakan

proses

penyampaian

berita distribusi

obat dan BMHP

di Instalasi Rawat

Inap?

Untuk obat

tergantung resep

pasien.

Untuk BMHP

dilakukan

seminggu sekali

pada hari kamis

untuk pemberian

dan

pengambilan

form permintaan

barang. Hari

jum’at

pemberian bmhp

keruangan.

Untuk resep setiap

hari.

Untuk obat dan

bmhp keapotik

setiap hari, dan

bmhp keruangan

seminggu sekali.

Bmhp

keruangan

dilakukan

setiap hari

kamis dan

jum’at serta

obat setiap

resep yang

datang.

Setiap hari

kamis petugas

gudang keliling

memberikan

format

permintaan, dan

besonya baru

didistribusiin.

Kalau obat

setiap malam

memberikan

resep ke apotik,

besok pagi baru

kita ambil.

Bmhp setiap

seminggu sekali.

Kalau obat

setiap hari.

Setiap hari

kalau resep.

Kalau bmhp

seminggi sekali.

Pelaksanaan

distribusi obat di

instalasi rawat

inap dilakukan

setiap hari, karena

tergantung dari

resep pasien yang

diberikan.

Pelaksanaan

distribusi BMHP

di instalasi rawat

inap dilakukan

setiap seminggu

sekali di hari

Kamis dan

Jum’at.

Kendala apa yang

menghambat

proses

penyampaian

berita?

Belum ada

komputerisasi.

Sistem informasi

rumah sakit (SIR)

belum sepenuhnya

berjalan.

Belum ada

komputerisasi,

selama ini

hanya langsung

komunikasi

antara pegawai

dan perawat.

Perlu diadakan

komputerisasi

agar tidak perlu

kesana-kesini

melakukan

permintaan.

Perlu diaktifin

sistem infromasi

rumah sakit.

Kalau untuk

obat yang

bukan

emergency,

suka ditemukan

mis komunikasi

antara petugas

gudang dengan

petugas apotik,

Kendala dalam

proses

penyampaian

berita distribusi

obat dan BMHP

di instalasi rawat

inap adalah butuh

diadakan dan

diaktifin sistem

Page 207: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

190

misalkan

barang yang

diminta ini, tapi

di apotik

dibilang tidak

ada, sedangkan

ketika ditanya

di gudang kalau

barang tersebut

ada. Tidak tahu

petugas yang

baru, atau

petugas yang

tidak

mengetahui

nama barang

tersebut.

komputerisasi di

sistem infromasi

rumah sakit, agar

proses

penyampaian

berita tidak perlu

untuk dilakukan

secara manual

dengan

kelilingnya

petugas dan

perawat, karena

dilihat dari jumlah

petugas yang

masih belum

mencukupi.

PROSES PENGELUARAN FISIK BARANG

Siapa saja yang

terlibat dalam

proses

pengeluaran fisik

barang?

Petugas gudang

untuk obat dan

BMHP

digudang.

Petugas Apotik

untuk obat dan

BMHP di

Apotik.

Untuk apotik

petugas apotik.

Untuk di gudang

petugas gudang.

Petugas gudang

dan petugas

apotik.

Petugas gudang

dan petugas apotik

yang terlibat

dalam proses

pengeluaran fisik

barang, karena

obat dan BMHP

yang akan

didistribusikan

tersimpan di

apotik dan di

gudang.

Metode apa yang

digunakan dalam

proses

pengeluaran fisik

barang?

Pengeluaran

barang

menggunakan

metode FIFO

dan FEFO.

FIFO dan FEFO Dilihat dari ED,

jika ED dekat,

maka itu yang

duluan

dikeluarin.

Proses

pengeluaran fisik

barang yang

dilakukan di

instalasi farmasi

untuk instalasi

Page 208: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

191

rawat inap adalah

sistem FIFO dan

FEFO.

Kendala apa saja

yang menghambat

proses

pengeluaran fisik

barang?

Kendala untuk

obat, karena

barangnya dari

berbagai macam

sumber, salah

satunya adalah

terdapat satu

barang dengan

dua sumber

dana dan sudah

ditentukan

permasing-

masing dana

dengan

ruangannya.

Kendala untuk

bmhp untuk saat

ini tidak ada.

Tempat

penyimpanan rak

obat dan bmhp

yang masih

kurang.

Karena masih

manual, jadi

masih ada

ditemukan

ketidaksamaan

antara jumlah

stok barang

yang tersimpan

dirak dengan

jumlah stok di

kartu stok,

dikarenakan

petugas yang

suka lupa

sehingga ada

keselisihan.

Masih terdapat

kendala dalam

proses

pengeluaran fisik

barang yaitu ada

beberapa obat

yang memiliki dua

sumber dana,

tempat

penyimpanan rak

obat dan bmhp

yang kurang dan

masih terdapat

tidak kesamaan

anatara jumlah

stok barang

ditempat

penyimpanan

dengan jumlah di

kartu stok.

PROSES ANGKUTAN

Siapa saja yang

terlibat dalam

proses

pengangkutan

distribusi obat dan

BMHP di

Instalasi Rawat

Inap?

Petugas gudang

dan perawat

ruangan.

Perawat dan

petugas gudang.

Petugas gudang

dan perawat.

Petugas

instalasi farmasi

dan perawat

Petugas gudang

dan perawat

Perawat dan

petugas gudang

Proses angkutan

dilakukan oleh

petugas gudang

untuk distribusi

BMHP di IRI dan

distribusi obat

dilakukan oleh

perawat ruangan.

Alat pengangkut

apa saja yang

digunakan dalam

proses distribusi

Trolley, dan

karton atau

kardus.

Trolley atau

dibawa sendiri

oleh perawat.

Mobil, trolley,

dan kardus.

Kursi roda dan

dibawa sendiri

jika tidak berat.

Trolley dari

gudang, dibawa

sendiri dan kursi

roda.

Dibawa sendiri

jika sedikit, jika

banyak

menggunakan

Alat pengangkut

yang digunakan

adalah mobil,

trolley,

Page 209: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

192

obat dan BMHP

di IRI?

kursi roda dan

trolley untuk

distribusi bmhp

keruangan.

karton/kardus,

diangkut sendiri

oleh petugas atau

perawat, dan kursi

roda yang tidak

termasuk dalam

standar alat

pengangkut

distribusi barang.

Apakah terdapat

kendala pada

proses angkutan

yang menghambat

distribusi obat dan

BMHP di IRI?

Ukuran trolley

yang masih

belum memadai.

Tidak ada. Trolley yang

sudah ada

terdapat sedikit

kerusakan dan

perlu diadakan

kendaraan roda

dua untuk

barang yang

bersifat cito.

Belum ada

trolley

Perlu diadakan

trolley khusus

ruangan.

Butuh trolley

khusus.

Kendala yang

terjadi berkaitan

trolley, ukuran

trolley yang sudah

tersedia belum

memadai, trolley

yang sudah

tersedia juga

mengalami

kerusakan fisik,

dibutuhkan

kendaraan roda

dua untuk barang

yang cito dan

trolley khusus

untuk instalasi

rawat inap.

PROSES PEMBONGKARAN DAN PEMUATAN

Siapa saja yang

terlibat dalam

proses

pembongkaran

dan pemuatan

obat dan BMHP

di IRI?

Sudah tanggung

jawab perawat

di ruangan.

Perawat

diruangan.

Kepala ruangan

dan perawat itu

sendiri.

Petugas dan

perawat

Petugas dan

perawat

Semua perawat

terlibat.

Proses

pembongkaran

dan pemuatan

obat dan BMHP

di ruangan lebih

sering dilakukan

oleh perawat

Page 210: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

193

Bagaimana

tahapan

pembongkaran

dan pemuatan

obat dan BMHP

di IRI?

Untuk

pembongkaran

dilakukan

pengecekan

terlebih dahulu,

untuk pemuatan

sudah tanggung

jawab perawat.

Sudah sepenuhnya

tanggung jawab

pegawai.

Untuk

pembongkaran

dilakukan

pengecekan

secara bersama-

sama antar

petugas dan

perawat. Untuk

pemuatan sudah

tanggung jawab

kepala ruangan

atau perawat.

Langsung serah

terima dan

dimasukan ke

tempat

penyimpanan.

Diterima dan

dimasukan

sesuai jenis

penyimpanan.

Datang dari

apotik atau

gudang, terus

diterima

kemudian di

simpan diempat

penimpanan.

Tahapan yang

dilakukan pada

saat proses

pembongkaran

adalah serah

terima barang dan

dilakukan

pengecekan

berdasarkan

petugas gudang,

tetapi berdasarkan

perawat setelah

serah terima

langsung

dimasukan ke

tempat

penyimpanan obat

dan BMHP

(proses

pemuatan).

Apakah pernah

dilakukan

pengecekan

terhahap

pemuatan barang

yang tersimpan di

IRI?

Kadang

dilakukan

pengecekan,

karena kadang

ada yang belum

satu minggu

sudah habis.

Dilakukan

pengecekan

terhadap obat high

alert/emergency

yang distok

diruangan.

Dilakukan

pengecekan

keruangan.

Tidak ada, jadi

kalau barang

datang langsung

dimasukan ke

tempat

penyimpanan.

Tidak, langsung

ditaruh dilemari.

Kadang-kadang Hampir tidak

melakukan

pengecekan

terlebih dahulu

setelah barang

datang.

Apakah terdapat

kendala dalam

pembongkaran

dan pemuatan

obat dan BMHP

di IRI?

Terdapat

penumpukan

barang di

ruangan pada

saat pemuatan

dipenyimpanan

barang.

Masih kurangnya

pegawai untuk

melakukan

pengecekan obat

hight

alert/emergency

diruangan.

Masih terdapat

penumpukan

barang di

tempat

penyimpanan

barang

diruangan.

Kurangnya

tenaga/perawat

sehingga

perawat terlalu

tumpang tindih

dan tidak

melalukan

pengecekan

Kurang kotak

obat dan bmhp

untuk

penyimpanan,

jadi masih ada

yang dicampur.

Kurang ruangan

untuk tempat

steril yang obat

diracik.

Kendala yang

terjadi pada proses

pembongkaran

dan pemuatan

berdasarkan

pegawai instalasi

farmasi masih

terdapat

penumpukan

Page 211: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

194

barang yang

masuk.

barang pada saat

pemuatan barang

di tempat

penyimpanan dan

masih kurangnya

pegawai untuk

melakukan

pengecekan obat

high alert di

ruangan.

Berdasarkan

kendala yang

dialami oleh

perawat adalah

kurangnya SDM

untuk melakukan

pengecekan dan

kurangnya tempat

penyimpanan

barang atau

ruangan.

OUTPUT

Ketersediaan dan Keamanan

Bagaimana

keamanan obat

dan BMHP yang

telah

didistribusikan ke

IRI?

Kualitas obat

dan BMHP

sesuai dengan

diminta saja.

Sejauh ini baik-

baik aja.

Tidak menentu. Kualitas obat dan

BMHP yang telah

didistribusikan

masih dikatakan

baik.

Apakah pernah

ditemukan

kerusakan atau

kecacatan pada

obat dan BMHP

yang sudah di

Pernah

beberapa kali

ditemukan.

Pernah tapi

kadang-kadang.

Pernah sekali

dua kali dalam

seminggu

Pernah ditemukan

kerusakan atau

kecacatan.

Page 212: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

195

distribusikan ke

IRI?

Kerusakan dan

kecacatan seperti

apa yang sering

terjadi?

Kalau untuk

obat pernah

ditemukan obat

yang

seharusnya

putih, tapi saat

didistribusikan

obatnya sudah

berubah warna

kuning.

Terdapat obat

yang sudah

pecah dan ada

obat yang satu

bulan mau

expire tetap

diresepin atau

distribusikan

serta terjadi

penumpukan

obat akibat

tidak langsung

diretur karena

SDM atau

perawat kurang.

Kalau untuk

bmhp tidak ada.

Pernah

sebelumnya

ditemukan obat

yang expirenya

sudah hampir

mendekati,

kemudian

pernah ada

kemasan obat

dan bmhp yang

cacat atau rusak.

Pernah kalau

obat yang

dekat-dekat

dengan expire,

obat injeksi

yang berubah

warnanya,

bmhp seperti

handscoon

pernah

ditemukan

sudah berjamur,

aroma wangi

bedak bayi

yang sudah

tidak sedap

lagi, dan pernah

dilakukan retur

terhadap

baranng yang

rusak, tapi hari

besoknya tetap

barang yang

seperti itu lagi

yang

didistribusikan

Kerusakan atau

kecatatan yang

terjadi pada obat

adalah obat-obat

yang sudah

mendekati ED

(expire date) tetap

diresepin ke

ruangan, ada

perubahan warna

pada obat injeksi

atau cair, terdapat

juga obat yang

kemasannya

sudah pecah dan

rusak.

Kerusakan atau

kecatatan yang

terjadi pada bmhp

adalah ditemukan

barang seperti

handscoon yang

sudah berjamur,

dan aroma wangi

bedak yang sudah

tidak sedap.

Kendala yang

terjadi pada obat

atau barang yang

rusak, setelah

dilakukan retur

untuk barang

baru, dan minta

diganti, tapi

Page 213: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

196

dikemudian hari

tetap barang yang

rusak tersebut

yang

diditribusikan.

Apakah dilakukan

pengecekan

terlebih dahulu

terhadap jumlah

obat dan BMHP

yang diminta

dengan yang

didistribusikan ke

IRI?

Kalau obat

dilakukan

pengecekan

karena harus

sesuai dengan

resep, kalau

bmhp tidak.

Obat dilakukan

pengecekan, tapi

kalau bmhp

tidak dilakukan

pengecekan.

Dilakukan

pengecekkan

terlebih dahulu

Dilakukan

pengecekan

terhadap jumlah

obat, tetapi untuk

pengecekan

jumlah bmhp

tidak dilakukan.

KETEPATAN JENIS

Apakah jenis obat

dan BMHP yang

diminta oleh IRI

selalu tersedia di

IF?

Kadang ada,

kadang tidak

tersedia.

Tidak menentu Kadang-kadang Hampir semua

perawat

mengatakan

ketersediaan jenis

obat yang diminta

dengan yang

didistribusikan

masih tidak

menentu, karena

nanti tersedia

ataupun tidak

tersedia.

Apakah dilakukan

pengecekan

terlebih dahulu

terhadap jenis

obat dan BMHP

yang diminta

dengan yang

didistribusikan ke

IRI?

Kalau obat

dilakukan

pengecekkan,

tapi kalau bmhp

langsung

dimasukan ke

tempat

penyimpanan.

Kadang

dilakukan

pengecekan,

kadang tidak,

tergantung

tingkat

kesibukan

kepala ruangan

Untuk obat

dilakukan

pengecekan,

untuk bmhp

tidak.

Dilakukan

pengecekan

terhadap jenis

obat, tetapi untuk

pengecekan jenis

bmhp tidak

dilakukan.

Page 214: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

197

dan perawat

pada saat itu.

Apakah pernah

terjadi kesalahan

jenis obat dan

BMHP yang

diminta oleh IRI

berbeda dengan

yang

didistribusikan

oleh IF?

Pernah tapi

tidak setiap

hari, bisa sekali

dua kali dalam

seminggu,

Kadang-kadang Pernah Pernah terjadi

kesalahan pada

jenis obat.

Kesalahan jenis

seperti apa yang

terjadi?

Obat yang

diminta dengan

yang

didistribusikan

tidak sama, ada

tapi dengan

merek yang

berbeda. Kalau

untuk bmhp saat

ini tidak ada.

Bmhp tidak

pernah

ditemukan

kesalahan jenis.

Kalau obat

kadang suka

ditemukan

ketidaksamaan

jenis yang

diminta dengan

yang

disitiribusikan.

Diminta barang

apa, tapi yang

diberikan

berbeda.

Kesalahan jenis

yang terjadi

adalah obat dan

bmhp pada saat

permintaan

dengan yang

didistribusikan

masih terjadi

perbedaan atau

tidak sesuai

dengan

permintaan.

KETEPATAN JUMLAH

Apakah pernah

terjadi kesalahan

jumlah obat dan

BMHP yang

diminta oleh IRI

berbeda dengan

yang

didistribusikan

oleh IF?

Pernah, tapi

tidak sering.

Pernah untuk

beberapa kali

Pernah Pernah ditemukan

kesalahan dalam

jumlah obat dan

bmhp yang

didistribusikan.

Page 215: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

198

Kesalahan jumlah

seperti apa yang

terjadi?

Kalau obat

palingan tidak

ada. Tapi kalau

bmhp, jika

jumlahnya tidak

sesuai dihari itu,

dihari besoknya

akan dipenuhi

atau dikirim

lagi, atau jika

bersifat cito

pinjem terlebih

dahulu dengan

ruangan lain,

baru nanti kalau

sudah ada

dikembalikan.

Kalau bmhp

suka tidak sesuai

dengan jumlah

yang diminta

dengan yang

didistribusikan,

kalau kurang

pinjem

keruangan

sebelah. Kalau

obat tidak

pernah

ditemukan

kesalahan

jumlah karena

harus sesuai

dengan resep.

Sesuai kalau

dari gudang

yang untuk

permintaan

bmhp, kecuali

kalau lagi tidak

ada, dari

gudang

konfirmasi

kalau barang

kosong. Kalau

dari apotik,

suka beda

jumlah antara

jumlah barang

yang diminta

dengan yang

diberikan.

Misalkan butuh

dispo 15 buah

untuk satu hari

24 jam, tapi

nanti

dikasihnya

Cuma 5 dari

apotik, jadi

sangat jauh

perbedaannya.

Kesalahan jumlah

yang terjadi

adalah jumlah

obat dan BMHP

yang

didistribusikan

tidak sesuai

dengan yang

dilakukan pada

saat permintaan.

KETEPATAN WAKTU

Kapan

dilakukannya

distribusi obat dan

BMHP di IRI?

Kalau obat

tergantung

resep,

diresepkan

malam ke

apotik, besok

pagi baru

Bmhp seminggu

sekali hari kamis

dan jmu’at.

Kalau obat

setiap hari.

Kalau bmhp

seminggu

sekali.

Misalkan

minggu ini

setiap hari

kamis dan

Waktu yang

dilakukan untuk

distribusi obat

adalah setiap hari

atau tergantung

resep pasien.

Kalau untuk

Page 216: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

199

diambil di

apotik oleh

perawat. Kalau

untuk bmhp

seminggu

sekali.

jum’at tapi

nanti minggu

besok bisa lebih

cepat hari

selasa dan rabu,

tidak tahu

karena mereka

kerajinan atau

apa. Kalau

untuk obat

setiap

diresepkan.

distribusi bmhp

setiap seminggu

sekali di hari

Kamis dan

Jum’at.

Apakah waktu

distribusi yang

dilakukan selalu

rutin dan tetap?

Rutin Rutin Kadang rutin,

kadang lebih

cepat.

Keseringan

rutin

Waktu yang

dilakukan untuk

distribusi selalu

rutin terutama

pada bmhp.

Apakah waktu

distribusi yang

sudah ditentukan

terutama bmhp

mengganggu di

waktu yang tidak

tepat atau pada

saat pelayanan di

IRI?

Tidak Tidak, karena

distribusi

dilakukan setiap

pagi untuk

bahan medis

habis pakai

Tidak, suka

lebih cepat saja.

Waktu distribusi

yang dilakukan

pada saat

distribusi bmhp

tidak menganggu

proses pelayanan

di IRI.

Page 217: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

200

Matriks Hasil

No Domain Unit Wawancara Observasi Telaah Dokumen Kesimpulan

Input

1 SDM Gudang

Farmasi

Jumlah pegawai yang terlibat dalam

distribusi obat dan BMHP di gudang

farmasi berjumlah 5 (lima) orang

terdiri dari: 2 (dua) orang asisten

apoteker antara lain Kepala Gudang

Farmasi atau Kepala bagian

Penyimpanan dan Distribusi serta 3

(tiga) Admin antara lain petugas

pelaksana distribusi obat dan bahan

medis habis pakai.

Uraian tugas kepala bagian distribusi

bertugas sebagai pembuat laporan dan

mencatat setiap barang yang keluar dan

masuk dan melakukan stok opname

setiap tiga bulan sekali dan uraian

tugas petugas pelaksana bertugas

sebagai yang melakukan amprahan,

memberikan form permintaan ke

ruangan, meyiapkan barang dan

melakukan pengecekan kesesuaian

barang.

Seluruh informan menjelaskan bahwa

latar pendidikan formal dari tenaga

kerja adalah SMA, SMF, dan S1.

Belum pernah mengikuti pelatihan

khusus untuk distribusi obat dan bahan

Sebagian besar

petugas gudang

sudah

melaksanakan

seluruh uraian

tugasnya, namun

sebagian kecil

masih terdapat

uraian tugas yang

belum

dilaksanakan oleh

pegawai.

Di gudang terdapat

dokumen terkait

uraian tugas dan

latar pendidikan

formal dari

pegawai.

Sumber daya manusia yang

terlibat dalam distribusi obat

dan BMHP di gudang farmasi

dalam jumlah petugas sudah

sesuai, dari segi uraian tugas

yang sudah tersedia belum

sepenuhnya dilaksanakan oleh

pegawai. Latar belakang

pendidikan petugas di gudang

farmasi lebih banyak petugas

yang berpendidikan akhir SMA

dibandingkan SMF, D3 atau S1.

Pelatihan dalam melakukan

distribusi obat dan bahan medis

itu sendiri belum pernah diikuti

sama sekali untuk pegawai

gudang, serta tidak ada jadwal

shift melainkan pegawai gudang

mengikuti jadwal jam kerja

yang sudah ditetapkan oleh

manajemen rumah sakit yaitu

senin-jum’at.

Page 218: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

201

medis habis pakai, begitu juga dengan

pelatihan yang lain, petugas gudang

belum pernah sama sekali mengikuti

pelatihan dalam kegiatan apapun,

sehingga dalam melakukan kegiatan

atau membuat form dilakukan dengan

ide atau kreasi sendiri.

Petugas gudang tidak menggunakan

jadwal shift, melainkan hanya terdapat

jadwal hari kerja, karena jadwal

petugas gudang mengikuti jadwal jam

kerja di Manajemen Rumah Sakit itu

sendiri yaitu masuk setiap hari Senin

sampai dengan Hari Jum’at. Hari Senin

sampai hari Kamis dari jam 07.30 –

16.00 WIB, sedangkan hari Jum’at dari

jam 07.30 – 16.30 WIB.

Apotik Jumlah pegawai yang terlibat dalam

distribusi obat dan BMHP di apotik

berjumlah 19 (sembilan belas) orang

yang terdiri dari: 7 (tujuh) apoteker

antara lain Kepala bagian Pelayanan

Farmasi Rawat Inap dan 12 (dua belas)

asisten apoteker.

Kepala bagian pelayanan farmasi rawat

inap bertugas sebagai entry resep,

pengambilan atau penyiapan resep dan

peracikan resep serta melakukan stok

opname setiap sebulan sekali.

Seluruh informan menjelaskan bahwa

latar pendidikan formal dari tenaga

kerja adalah SMA, SMF, D3, S1 dan

Apt.

Informan sudah

melaksanakan

seluruh uraian

tugasnya

Di apotik terdapat

dokumen terkait

jumlah petugas,

uraian tugas dan

latar pendidikan

formal dari

pegawai.

Sumber daya manusia yang ada

di Apotik dalam jumlah petugas

sudah sesuai, dari segi uraian

tugas yang sudah tersedia sudah

sepenuhnya dilaksanakan oleh

pegawai, berdasarkan latar

belakang pendidikan petugas di

apotik lebih banyak petugas

yang berpendidikan akhir SMF

dibandingkan D3 atau S1,

petugas apotik sudah pernah

mengikuti pelatihan namun

pelatihan yang pernah diikuti

dalam melakukan distribusi obat

dan bahan medis itu sendiri

belum pernah diikuti sama

sekali untuk petugas apotik serta

Page 219: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

202

Petugas apotik sudah pernah mengikuti

pelatihan, namun bukan pelatihan

tentang distribusi obat dan bahan

medis habis pakai, melainkan pelatihan

dalam hal lain.

Jadwal shift petugas apotik terbagi

menjadi 4 shift

jadwal shift di apotik terbagi

menjadi 4 shift.

Instalasi

Rawat

Inap

dari 7 (tujuh) ruangan rawat inap di

RSU Tangerang Selatan hanya bisa

dilakukan wawancara dengan 3 (tiga)

ruangan rawat inap, sehingga jumlah

perawat dari masing-masing ruangan

berjumlah 20 (dua puluh) perawat

untuk ruang rawat penyakit dalam, 15

(lima belas) perawat untuk ruang rawat

nifas dan 16 (enam belas) perawat

untuk ruang rawat intenstif perawatan

bayi (NICU).

Tidak ada uraian tugas perawat terkait

distribusi obat dan bahan medis habis

pakai.

Perawat di ruang rawat inap sudah

pernah mengikuti pelatihan, namun

bukan pelatihan tentang distribusi obat

dan bahan medis habis pakai,

melainkan pelatihan dalam hal lain.

Perawat diruangan rawat inap memiliki

jadwal shift yang terbagi menjadi 3

(tiga) shift.

- Instalasi Rawat

Inap tidak terdapat

dokumen terkait

jumlah perawat dan

uraian tugas

perawat tentang

distribusi obat dan

bahan medis habis

pakai.

Sumber daya manusia yang ada

di ruangan rawat inap berjumlah

berbeda-beda, dan belum

terdapat uraian tugas yang

terkait distribusi obat dan

BMHP, perawat di ruangan

rawat inap sudah pernah

mengikuti pelatihan namun

pelatihan dalam melakukan

distribusi obat dan bahan medis

itu sendiri belum pernah diikuti

sama sekali untuk perawat di

ruangan rawat inap dan perawat

memiliki 3 jadwal shift yaitu

pagi, sore, dan malam.

2 Sarana Gudang

Farmasi

Seluruh informan menjelaskan bahwa

fasilitas yang digunakan untuk

Fasilitas yang

digunakan masih

Fasilitas yang digunakan di

gudang farmasi berupa 1 buah

Page 220: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

203

distribusi obat dan BMHP adalah 1

mobil, 2 trolley, dan kardus.

Seluruh informan menjelaskan bahwa

ketersediaan fasilitas yang digunakan

sudah mencukupi, namun masih

terdapat kendala atau kurangnya

fasilitas seperti kondisi gudang yang

sempit, terpisah dan jauh.

bersifat manual

pada penulisan

form permintaan

barang baik dari

apotik maupun ke

instalasi rawat

inap. Terdapat 2

buah computer

untuk menginput

dan merekap

keluar masuknya

barang digudang

farmasi serta

terdapat 1 buah

mobil, 2 trolley

dan kardus.

mobil, 2 buah trolley, kardus,

dan 2 buah computer untuk

menginput dan merekap keluar

dan masuknya barang, namun

dalam penulisan form

permintaan barang masih

bersifat manual baik dari apotik

maupun ke instalasi rawat inap

dan kondisi gudang yang

sempit, terpisah dan jauh.

Apotik Seluruh informan menjelaskan

menggunakan sistem infromasi rumah

sakit untuk mengentry resep.

Seluruh informan menjelaskan bahwa

ketersediaan fasilitas yang digunakan

sudah mencukupi, namun masih

terdapat kendala atau kurangnya

fasilitas seperti kurangnya rak obat

untuk pasien.

Fasilitas yang

digunakan berupa

komputerisasi

pada sistem

informasi rumah

sakit untuk

mengentry data

resep atau

administrasi.

- Untuk mengentry resep fasilitas

di apotik sudah menggunakan

komputerisasi, namun masih

kurangnya rak obat untuk

pasien.

Instalasi

Rawat

Inap

Sebagian besar informan menjelaskan

bahwa fasilitas yang digunakan adalah

kursi roda, sebagian kecil menjelaskan

dengan menggunakan angkut sendiri

(tangan perawat).

Seluruh informan menjelaskan bahwa

ketersediaan fasilitas yang digunakan

sudah mencukupi, namun masih

terdapat kendala atau kurangnya

Fasilitas yang

digunakan berupa

manual pada

penulisan resep

dan form

permintaan

barang, serta

dalam

pengangkutan

barang

Fasilitas yang digunakan di

apotik berupa kursi roda dan

mengangkut sendiri oleh tangan

perawat, namun dalam

penulisan resep dan form

permintaan barang masih

bersifat manual baik dari apotik

maupun ke gudang farmasi dan

butuh trolley khusus untuk

ruangan rawat inap.

Page 221: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

204

fasilitas seperti trolley khusus untuk

ruangan rawat inap.

menggunakan

kursi roda atau

diangkut sendiri

oleh perawat.

3 Prosedur Gudang

Farmasi

Sebagian besar informan menjelaskan

bahwa bekerja menggunakan pedoman

berupa standar operasional prosedur

(SOP). Sebagian kecilnya menjelaskan

bahwa SOP tersebut berdasarkan dari

hasil kegiatan sehari-hari yang

dilakukan, dan sebagaian kecilnya lagi

menjelaskan bahwa bekerja

menggunakan SOP namun tidak

mengetahui SOP tersebut seperti apa

karena tidak pernah mendapatkan

dokumen tersebut serta tidak ada

sosialisasi terkait SOP tersebut.

SOP yang berkaitan dengan distribusi

obat dan BMHP di gudang farmasi

terdapat 2 SOP, yaitu distribusi obat ke

apotik sebelum didistribusikan ke

ruangan rawat inap, dan SOP tentang

distribusi BMHP ke instalasi rawat

inap.

Sebagian besar

alur kerja petugas

dalam distribusi

bahan medis

habis pakai ke

ruangan sudah

sama dengan

standard

operasional

prosedur (SOP).

Namun sebagian

kecil masih

terdapat alur kerja

petugas yang

tidak sama

dengan SOP. Alur

kerja yang tidak

sama dengan

yang dilakukan

oleh pegawai

pada saat

distribusi adalah

petugas

memberikan form

permintaan

barang terlebih

dahulu ke

ruangan,

kemudian petugas

gudang tidak

melakukan cek

fisik BMHP

Prosedur yang

terkait berupa SOP

Sudah tersediannya standard

operasional prosedur terkait

sistem distribusi obat dan

BMHP. Namun masih terdapat

ketidaksesuaian pada alur kerja

yang terdapat di standard

operasional prosedur dengan

pelaksanaannya.

Page 222: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

205

terlebih dahulu

yang masih

tersedia di

ruangan di unit

pelayanan, serta

BMHP yang

sudah

didistribusikan

dari gudang ke

ruangan rawat

inap langsung

ditandatangani

SBBK oleh

kepala ruangan

atau perawat,

kemudian BMHP

langsung

dimasukan ke

dalam lemari

penyimpanan

tanpa melakukan

pengecekan

jumlah BMHP

secara bersamaan

(petugas gudang

dan perawat).

Apotik Pedoman yang digunakan dalam

distribusi obat dan BMHP di apotik

berupa SOP.

SOP yang berkaitan dengan distribusi

obat dan BMHP di apotik terdapat 1

SOP, yaitu pelayanan pasien rawat

inap.

Seluruh alur kerja

petugas dalam

pelayanan pasien

rawat inap sudah

sama dengan

standard

operasional

prosedur (SOP)

yang sudah

ditetapkan.

Prosedur yang

terkait berupa SOP

Sudah tersediannya standard

operasional prosedur terkait

sistem distribusi obat dan

BMHP di apotik dan SOP yang

ada sudah sesuai dilakukan pada

saat pelaksanaanya.

Page 223: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

206

Instalasi

Rawat

Inap

Tidak ada prosedur terkait distribusi

obat dan bahan medis habis pakai

- Tidak ada dokumen

terkait pedoman

yang digunakan

dalam melakukan

prosedur kerja

terkait distribusi

obat dan bahan

medis habis pakai.

Tidak terdapat pedoman yang

digunakan dalam melakukan

prosedur kerja di instalasi rawat

inap terkait distribus obat dan

bahan medis habis pakai.

Proses

4 Proses Administrasi Proses administrasi yang dilakukan

dalam perekapan barang yang keluar

dan masuk di gudang dan pengentryan

data resep yang masuk di apotik

dilakukan dalam periode harian dan

penyusunan laporan dilakukan dalam

periode bulanan dan semesteran.

Perekapan barang

yang keluar dan

masuk serta

pengentryan

resep dilakukan

dalam periode

harian.

Proses administrasi sudah

dilakukan setiap hari dan

penyusunan laporan dalam

periode bulanan dan semesteran

Page 224: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

207

5 Proses Penyampaian Berita Petugas yang terlibat dalam proses

penyampaian berita adalah seluruh

petugas gudang farmasi, petugas

apotik dan perawat.

Metode yang digunakan dalam proses

penyampaian berita berupa form

permintaan barang secara tertulis yang

dinamakan form permintaan barang

atau SBBK (surat bukti barang keluar)

baik untuk distribusi obat di apotik

maupun distribusi BMHP di instalasi

rawat inap. Sedangkan penyampaian

berita dari instalasi rawat inap

menggunakan resep pasien yang

diberikan oleh dokter secara tertulis

dan manual.

Jadwal pemberian form penyampai

berita dilakukan pada setiap hari untuk

permintaan obat di apotik dan setiap

seminggu sekali untuk permintaan

BMHP di ruangan rawat inap yaitu hari

kamis dan jum’at. Sedangkan untuk

permintaan obat dari isntalasi rawat

inap di lakukan setiap hari.

Masih terdapat kendala dalam proses

penyampaian berita yaitu belum

terkomputerisasi.

Petugas sudah

melakukan

pengisian form

secara sesuai

yang terdapat di

form permintaan

obat untuk apotik

dan form

permintaan

BMHP untuk

ruangan rawat

inap.

Terdapat dokumen

cara pengisian form

permintaan obat

dan BMHP.

Penyampaian berita dilakukan

oleh seluruh petugas dengan

menggunakan metode tertulis

dan manual dengan memberikan

form permintaan barang. Form

penyampaian berita dilakukan

setiap hari untuk permintaan

obat dan bmhp di apotik dan

setiap kamis dan jum’at

dilakukan untuk permintaan

bmhp di gudang farmasi.

Namun masih terdapat kendala

karena belum terkomputerisasi.

Page 225: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

208

6 Proses Pengeluaran Fisik

Barang

Petugas yang terlibat dalam proses

pengeluaran fisik barang baik obat

maupun BMHP adalah seluruh petugas

gudang dan apotik.

Metode yang digunakan dalam proses

pengeluaran fisik barang adalah

metode FEFO.

Dalam proses pengeluaran fisik barang

masih terdapat kendala yaitu masih

terjadinya perbedaan jumlah antara

jumlah di kartu stok dengan jumlah

yang ada di tempat penyimpanan

barang.

Petugas sudah

melakukan

pengisian form

secara sesuai

yang terdapat di

form permintaan

obat untuk apotik

dan form

permintaan

BMHP untuk

ruangan rawat

inap.

Terdapat dokumen

cara pengisian

kartu stok untuk

barang yang masuk

maupun barang

yang keluar

termasuk

pengeluaran fisik

barang.

Masih ditemukan kendala dalam

proses pengeluaran fisik barang,

Page 226: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

209

7 Proses Angkutan Petugas yang terlibat dalam proses

angkutan adalah 3 orang admin atau

petugas pelaksana distribusi baik

distribusi obat ke apotik maupun

distribusi BMHP di ruang rawat inap.

Sedangkan yang terlibat dari instalasi

rawat inap yaitu perawat.

Alat angkut yang digunakan adalah 1

buah mobil untuk pengakutan obat dan

BMHP dari gudang luar ke gudang

dalam. 1 buat trolley dan kardus baik

untuk obat ke apotik maupun BMHP

ke ruang rawat inap. Sedangkan alat

angkut yang digunakan dari apotik ke

ruang rawat inap adalah kursi roda

untuk jumlah yang banyak dan

diangkut sendiri oleh perawat untuk

jumlah yang sedikit.

Tahapan dalam penyusunan obat dan

BMHP di alat angkut adalah

mempersiapkan barang terlebih

dahulu, kemudian dimasukan kedalam

kardus untuk penyimpanan sementara,

lalu diletakan dan disusun secara rapih

di trolley yang kemudian

didistribusikan.

8 Proses Pembongkaran dan

Pemuatan

Pegawai yang terlibat dalam proses

pembongkaran dan pemuatan barang di

instalasi rawat inap adalah petugas

gudang dan perawat.

Output

9 Tersalurkannya obat dan bahan

medis habis pakai di Instalasi

Rawat Inap yang efisien

Sebagian besar informan menjelaskan

bahwa keamanan obat dan BMHP

masih dikatakan sesuai dengan yang

Obat dan bahan medis habis

pakai yang sudah

didistribusikan belum efisien

Page 227: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

210

diminta dan baik-baik saja, namun

masih terdapat kendala atau kerusakan

yang terjadi diantaranya perubahan

warna pada obat yang injeksi atau cair,

obat yang sudah hamper habis masa

expirenya, masih diresepkan atu

didistribusikan dan masih ditemukan

kemasan obat dan BMHP yang rusak

atau cacat. Sebagian kecil informan

menjelaskan bahwa kualitas obat dan

BMHP masih tidak menentu, karena

masih ditemukan kerusakan pada obat

maupun BMHP.

dan sesuai dengan Permenkes

Nomor 58 tahun 2014

Seluruh infroman menjelaskan bahwa

ketersedian obat dan BMHP masih

dapat dikatakan tidak menentu, karena

masih ditemukan beberapa kesalahan

pada jenis misalnya jenis obat yang

diminta dengan yang didistribusikan

masih terdapat ketidaksamaan.

Sedangkan BMHP belum pernah

ditemukan kesalahan jenis

2 (dua) orang informan menjelaskan

bahwa untuk obat dilakukan

pengecekan jenis sedangkan BMHP

tidak dilakukan pengecekan.

Sedangkan 1 (satu) orang informan

mengatakan bahwa pengecekan

dilakukan tergantung tingkat

kesibukan kepala ruangan atau perawat

diruangan.

Seluruh informan menjelaskan bahwa

jumlah BMHP yang diberikan dari

gudang farmasi ke instalasi rawat inap

masih terdapat kesalahan jumlah atau

Page 228: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

211

jumlah yang diberikan tidak sesuai

dengan yang diminta dengan yang

diberikan, namun hal tersebut jika

bersifat cito maka dapat diatasi segera

dengan cara meminjam barang dengan

ruangan rawat inap yang lain dan jika

barang tersebut sudah diberikan

kembali oleh gudang farmasi maka

ruangan ranap yang meminjam barang,

berhak mengembalikan barang yang

telah dipinjam dari ranap lain.

Sedangkan jumlah obat tidak pernah

ditemukan kesalahah jumlah.

Seluruh informan menjelaskan bahwa

waktu yang dilakukan dalam distribusi

obat adalah setiap hari atau setiap kali

ada resep pasien, sedangkan distribusi

BMHP dilakukan pada setiap

seminggu sekali dan seluruh informan

mengatakan bahwa waktu yang sudah

ditentukan tidak mengganggu waktu

pelayanan pada saat di instalasi rawat

inap.

Page 229: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

212

TRIANGULASI DATA

No. Domain Wawancara Observasi Telaah Dokumen

1 Sumber Daya

Manusia

Sebagian besar informan menjelaskan bahwa

tenaga yang terlibat dalam distribusi obat dan

BMHP adalah semua tenaga yang ada di

instalasi farmasi dan perawat di instalasi rawat

inap. Sebagian kecil menjelaskan bahwa pada

disaat tertentu tenaga kerja akan dibantu oleh

siswa/ mahasiswa yang sedang PKL maupun

magang.

Seluruh informan menjelaskan bahwa uraian

tugas dari masing-masing pegawai sebagai

berikut:

a. Kepala bagian distribusi bertugas

sebagai pembuat laporan dan

mencatat setiap barang yang keluar

dan masuk dan melakukan stok

opname setiap tiga bulan sekali.

b. Kepala bagian pelayanan farmasi

rawat inap bertugas sebagai entry

resep, pengambilan atau penyiapan

resep dan peracikan resep serta

melakukan stok opname setiap

sebulan sekali.

c. Petugas pelaksana bertugas sebagai

yang melakukan amprahan,

memberikan form permintaan ke

ruangan, meyiapkan barang dan

melakukan pengecekan kesesuaian

barang.

Berdasarkan hasil

observasi, sebagian

besar informan sudah

melaksanakan seluruh

uraian tugasnya, namun

sebagian kecil masih

terdapat uraian tugas

yang belum

dilaksanakan oleh

pegawai.

Di Instalasi Farmasi terdapat dokumen

terkait jumlah petugas, uraian tugas dan

latar pendidikan formal dari pegawai,

sedangkan di Instalasi Rawat Inap tidak

terdapat dokumen terkait jumlah perawat

dan uraian tugas perawat tentang distribusi

obat dan bahan medis habis pakai.

Page 230: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

213

Seluruh informan menjelaskan bahwa latar

pendidikan formal dari tenaga kerja adalah

SMA, SMF, D3, S1 dan Apt.

Sebagian besar informan menjelaskan bahwa

belum pernah mengikuti pelatihan terkait

distribusi obat dan BMHP. Sebagian kecil

menjelaskan bahwa sudah pernah ikut

pelatihan namun bukan pelatihan terkait

distribusi obat dan BMHP.

2 Sarana Sebagian besar informan menjelaskan bahwa

fasilitas yang digunakan untuk distribusi obat

dan BMHP adalah 1 mobil, 2 trolley, kardus,

dan palstik klip. Sebagian kecil menjelaskan

bahwa fasilitas yang digunakan adalah kursi

roda dari instalasi rawat inap.

Seluruh informan mejelaskan bahwa

ketersediaan fasilitas yang digunakan untuk

distribusi obat dan BMHP sudah mencukupi,

namun masih terdapat kendala atau kurangnya

fasilitas seperti kondisi gudang yang sempit,

terpisah dan jauh. Selain itu, masih kurang

rak-rak obat untuk pasien, dan kurang

kendaraan roda dua untuk barang yang bersifat

cito

- -

3 Prosedur Sebagian besar informan menjelaskan bahwa

bekerja menggunakan pedoman berupa

standar operasional prosedur (SOP).

Sebagiannya kecilnya menjelaskan bahwa

SOP tersebut berdaraskan dari hasil kegiatan

sehari-hari yang dilakukan, dan sebagaian

kecilnya lagi menjelaskan bahwa bekerja

menggunakan SOP namun tidak mengetahui

SOP tersebut seperti apa karena tidak pernah

Berdasarkan hasil

observasi, sebagian

besar pegawai sudah

berkerja sesuai dengan

SOP. Sebagian kecil

masih terdapat pegawai

yang belum melakukan

distribusi sesuai SOP.

Terdapat 2 (dua) dokumen Standar

Operasional Prosedur (SOP) di Instalasi

Farmasi sebagai pedoman dalam prosedur

kerja distribusi obat dan bahan medis habis

pakai yaitu SOP tentang Distribusi Barang

Medis Habis Pakai (BMHP) ke Unit

Pelayanan (Ruangan) dan SOP tentang

Pelayanan Pasien Rawat Inap.

Page 231: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

214

mendapatkan dokumen tersebut serta tidak

ada sosialisasi terkait SOP tersebut.

Di Instalasi Rawat Inap tidak terdapat

dokumen prosedur kerja terkait distribusi

obat dan bahan medis habis pakai.

4 Proses

Administrasi

Seluruh informan menjelaskan bahwa periode

yang dilakukan dalam proses administrasi

adalah setiap kali dilakukan permintaan

barang masuk maupun barang keluar.

- -

5 Proses

Penyampaian

Berita

Seluruh infroman menjelaskan bahwa tenaga

yang terlibat dalam proses penyampaian berita

adalah petugas gudang, petugas apotik dan

kepala ruangan atau perawat diruangan.

Seluruh informan menjelaskan bahwa metode

yang digunakan dalam proses penyampaian

berita menggunakan form permintaan untuk

BMHP dan melalui resep untuk obat.

Seluruh infroman menjeleskan bahwa waktu

yang dilakukan untuk distribusi obat

dilakukan setiap kali atau setiap hari

tergantung resep pasien, sedangkan distribusi

BMHP dilakukan setiap seminggu sekali pada

hari kamis dan Jum’at.

Sebagian besar infroman menjelaskan bahwa

masih terdapat kendala terkait proses

panyampaian berita yaitu belum terdapat

sistem komputerisasi. Sebagian kecil

menjelaskan bahwa kendala yang terkait

proses penyampaian berita adalah masih

terdapat mis komunikasi antara petugas

instalasi farmasi dengan perawat di instalasi

rawat inap.

- Tahapan dalam pengisian form

permohonan permintaan barang adalah

yang menerima dari bagian atau ruangan

apa, nomor urut, nama dan kode barang,

jumlah (angka), satuan, tanggal pemberian

form, tanda tangan yang menerima, dan

tanda tangan yang menyerahkan.

6 Proses

Pengeluaran

Fisik Barang

Seluruh informan menjelaskan bahwa tenaga

yang terlibat dalam proses pengeluaran fisik

- Tahapan dalam pengisian kartu stock

adalah menulis nama barang, satuan,

tanggal barang keluar, jumlah barang

Page 232: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

215

barang adalah petugas instalasi farmasi baik

petugas apoti maupun petugas gudang.

Seluruh infroman menjelaskan bahwa metode

yang digunakan dalam proses pengeluaran

fisik barang adalah metode FIFO dan FEFO.

Seluruh informan menjelaskan bahwa masih

terdapat kendala dalam proses pengeluaran

fisik barang seperti masih terdapat satu barang

dengan dua sumber dana, rak penyimpanan

barang yang masih kurang dan belum terdapat

sistem komputersasi.

keluar, jumlah barang sisa, dan keterangan

(penulisan tanggal expire date dan paraf

petugas gudang yang mengambil barang).

7 Proses

Angkutan

Seluruh informan menjelaskan bahwa tenaga

yang terlibat dalam proses angkutan adalah

petugas gudang untuk distribusi BMHP dan

perawat untuk distribusi obat

Sebagian besar informan menjelaskan bahwa

alat angkut yang digunakan dalam distribusi

oat dan BMHP adalah 1 buah trolley dan

kardus. Sebagian kecil informan menjelaskan

bahwa alat angkut yang digunakan adalah

kursi roda dan diangkut sendiri dengan tangan

oleh perawat.

Seluruh informan menjelaskan bahwa tahapan

penyusunan di alat angkut adalah

mempersiapkan barangnya terlebih dahulu

sesuai ruangan, kemudian dimasukan ke

dalam kardus untuk penyimpanan sementara

sesuai ruangan, kemudian diletakkan dan

disusun rapih di trolley dan terakhir

didistribusikan ke setiap ruangan.

1 Mobil, 2 trolley,

karton, kardus, plastic

klip, diangkut sendiri

dan kursi roda.

-

Page 233: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

216

Seluruh informan menjelasakan bahwa masih

terdapat kendala dalam proses angkutan

seperti trolley, karena trolley yang sudah ada

masih dikatakan kurang sehingga perlu

diadakan trolley khusus di ruangan dan trolley

yang sudah ada, terdapat sedikit kerusakan

maupun ukuran trolley yang belum memadai.

8 Proses

Pembongkaran

dan Pemuatan

Seluruh informan menjelaskan bahwa tenaga

yang terlibat dalam proses pembongkaran dan

pemuatan adalah petugas gudang dan perawat

diruangan.

Sebagian besar informan menjelaskan bahwa

proses pembongkaran dilakukan pengecekan

terlebih dahulu dan proses pemuatan sudah

tanggung jawab perawat diruangan. Sebagian

kecil menjelaskan bahwa proses

pembongkaran dan pemuatan barang adalah

serah terima dan kemudian di simpan ditempat

penyimpanan.

Seluruh informan menjelaskan bahwa masih

terdapat kendala dalam proses pembongkaran

dan pemuatan barang seperti masih terdapat

penumpukan barang pada saat pemuatan

ditempat penyimpanan, masih kurangnya

pegawai untuk melakukan pengecekan, dan

kurang tempat penyimpanan obat maupun

BMHP.

- -

9 Keamanan Seluruh informan menjelaskan bahwa kualitas

pegawai sudah dikatakan rapih, baik dan

ramah.

Sebagian besar informan menjelaskan bahwa

kualitas obat dan BMHP masih dikatakan

sesuai dengan yang diminta dan baik-baik

- -

Page 234: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

217

saja, namun masih terdapat kendala atau

kerusakan yang terjadi diantaranya perubahan

warna pada obat yang injeksi atau cair, obat

yang sudah hamper habis masa expirenya,

masih diresepkan atu didistribusikan dan

masih ditemukan kemasan obat dan BMHP

yang rusak atau cacat. Sebagian kecil

informan menjelaskan bahwa kualitas obat

dan BMHP masih tidak menentu, karena

masih ditemukan kerusakan pada obat

maupun BMHP.

Seluruh informan menjelaskan bahwa tidak

dilakukan pengecekan terlebih dahulu pada

obat dan BMHP.

10 Ketepatan Jenis Seluruh infroman menjelaskan bahwa

ketersedian obat dan BMHP masih dapat

dikatakan tidak menentu, karena masih

ditemukan beberapa kesalahan pada jenis

misalnya jenis obat yang diminta dengan yang

didistribusikan masih terdapat ketidaksamaan.

Sedangkan BMHP belum pernah ditemukan

kesalahan jenis

2 (dua) orang informan menjelaskan bahwa

untuk obat dilakukan pengecekan jenis

sedangkat BMHP tidak dilakukan

pengecekan. Sedangkan 1 (satu) orang

informan mengatakan bahwa pengecekan

dilakukan tergantung tingkat kesibukan

kepala ruangan atau perawat diruangan.

- -

11 Ketepatan

Jumlah

Seluruh informan menjelaskan bahwa jumlah

BMHP yang diberikan dari gudang farmasi ke

instalasi rawat inap masih terdapat kesalahan

jumlah atau jumlah yang diberikan tidak

sesuai dengan yang diminta dengan yang

- -

Page 235: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

218

diberikan, namun hal tersebut jika bersifat cito

maka dapat diatasi segera dengan cara

meminjam barang dengan ruangan rawat inap

yang lain dan jika barang tersebut sudah

diberikan kembali oleh gudang farmasi maka

ruangan ranap yang meminjam barang, berhak

mengembalikan barang yang telah dipinjam

dari ranap lain. Sedangkan jumlah obat tidak

pernah ditemukan kesalahah jumlah.

12 Ketepatan

Waktu

Seluruh informan menjelaskan bahwa waktu

yang dilakukan dalam distribusi obat adalah

setiap hari atau setiap kali ada resep pasien,

sedangkan distribusi BMHP dilakukan pada

setiap seminggu sekali dan seluruh informan

mengatakan bahwa waktu yang sudah

ditentukan tidak mengganggu waktu

pelayanan pada saat di instalasi rawat inap.

- -

Page 236: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

219

Page 237: GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN MEDIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36640/1/Vira... · MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DI INSTALASI ... kepala bagian penyimpanan

220