gambaran kualitas limbah cair rumah sakit ernaldi …
TRANSCRIPT
i
GAMBARAN KUALITAS LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT
ERNALDI BAHAR PROVINSI
SUMATERA SELATAN
TAHUN 2019
Oleh
LARA PUSPITA SARI
15.13201.10.22
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2019
ii
GAMBARAN KUALITAS LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT
ERNALDI BAHAR PROVINSI
SUMATERA SELATAN
TAHUN 2019
Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh
LARA PUSPITA SARI
15.13201.10.22
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2019
iii
ABSTRAK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 06 Juli 2019
LARA PUSPITA SARI
Gambaran Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
(xv + 38 halaman, 3 tabel, 2 bagan, 3 lampiran)
Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum, berartinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia
seutuhnya. Pengolahan limbah rumah sakit yang merupakan bagian dari upaya
penyehatan lingkungan rumah sakit juga merupakan tujuan untuk melindungi
masyarakat akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari air limbah
rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan diketahuinya gambaran kualitas limbah cair Rumah
Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 27 Mei sampai dengan tanggal 19 Juni 2019. Desain penelitian adalah
observasional analitik dalam pendekatan deskriftif. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua air limbah yang berasal dari hasil yang diteliti Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Sampel dalam penelitian ini pada dua titik yaitu
titik I pada Inlet instalasi pengolahan air limbah (IPAL), titik II Outlet hasil buangan
dari instalasi pengolahan air limbah. Analisa data diperoleh dari hasil pemeriksaan
laboratorium dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabel dan diuraikan
dalam bentuk narasi dan dibuat satu kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsentrasi intlet air limbah pada
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan TSS 186mg/l, PH 4,15mg/l,
BOD5 10,9mg/l, COD 32mg/l, Amonia (NH3) 0,05mg/l. Konsentrasi outlet air limbah
TSS 268mg/l, PH 6,80mg/l, BOD5 27,5mg/l, COD 87mg/l, Amonia (NH3) 0,14mg/l.
Simpulan penelitian ini keadaan intlet limbah menunjukkan bahwa dari
beberapa parameter belum memenuhi syarat pH Asam. TSS melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Men.LHK RI No. 68 Tahun 2016. Keadaan
outlet limbah telah memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan. Disarankan
untuk dapat mengembangkan proses pengelolaan air sebelum masuk ke intlet unit
pengolahan air limbah sehigga semua parameter tetap memenuhi syarat tiap tahunnya
baku mutu yang telah ditetapkan untuk melakukan pekerjaan yang dapat
meningkatkan kinerja dan produktivitass kerja.
Kata Kunci : Kualitas, Limbah, Cair, Rumah Sakit
Daftar Pustaka : 17 (2010-2018)
iv
ABSTRACT BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Student Thesis, 06 July , 2019
LARA PUSPITA SARI
Overview of the Quality of Liquid Waste in Ernaldi Bahar Palembang Hospital
in 2019
(xv + 38 pages, 3 tables, 2 charts, 3 attachments)
Efforts to improve public health as one of the elements of public welfare, mean
for the full development of Indonesia's human resources. The treatment of hospital
waste, which is part of efforts to improve the hospital environment, is also a goal to
protect the public from the dangers of environmental pollution from hospital waste
water.
This study aims to find out the description of the quality of liquid waste in
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Hospital. The research was conducted in 27
May 19 June 2019. The study design was observational analytic in a descriptive
approach. The population in this study were all wastewater originating from the
results of the research of Ernaldi Bahar Hospital Provinsi Sumatera Selatan. The
sample in this study was at two points, namely point I in the waste water treatment
plant (IPAL) inlet, point II of the outlet from the waste water treatment plant. Data
analysis was obtained from the results of laboratory examinations analyzed
descriptively by using tables and described in narrative form and made a conclusion.
The results of this study indicate that the concentration of wastewater intlet at
Ernaldi Bahar Hospital Provinsi Sumatera Selatan TSS 186mg / l, PH 4.15mg / l,
BOD5 10.9mg / l, COD 32mg / l, Ammonia (NH3) 0.05mg / l. The concentration of
wastewater outlet TSS 268mg / l, PH 6.80mg / l, BOD5 27.5mg / l, COD 87mg / l,
Ammonia (NH3) 0.14mg / l.
The conclusion of this study is that the state of the waste intlet indicates that
some parameters have not met the acid pH requirements. TSS exceeds the quality
standards that have been set based on the Republic of Indonesia's Minister of Law
Regulation No. 68 of 2016. The situation of waste outlets has met the standard quality
requirements that have been set. It is recommended to be able to develop the water
management process before entering the intlet of the wastewater treatment unit so
that all parameters still meet the requirements of the annual quality standards that
have been set to do work that can improve performance and work productivity.
Keywords : Quality, Waste, Liquid, Hospital
References : 17 (2010-2018)
v
vi
vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Biodata
Nama : Lara Puspita Sari
Tempat/Tanggal Lahir : Pagaralam, 01 Mei 1997
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Alamat : Desa Tanjung Pasai Kecamatan Dempo Utara
Kelurahan Rebah Tinggi Kota Pagaralam
Nomor Telepon : 085267909581
Email : [email protected]
Orang Tua
Ayah : Supran
Ibu : Rusmi
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 65 Kota Pagaralam Tahun 2003-2008
2. SMP Negeri 08 Kota Pagaralam Tahun 2008-2011
3. SMK Muhammadiyah Kota Pagaralam Tahun 2011-2014
4. STIK Bina Husada Palembang Tahun 2015-2018
viii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orang tuaku, Ayahanda tercinta (Supran) dan Ibunda tercinta (Rusmi)
yang senantiasa mendoakanku, mendukungku, terima kasih karena kalian telah
membesarkan saya dengan penuh cinta dan kasih sayang, kalian tak mengenal lelah
demi memenuhi kebutuhan saya, telah memberikan dukungan moril maupun materi
serta telah menjadi motivator terbesar dalam hidup saya dalam menggapai cita-cita.
Saudara kandungku yang tersayang, kakakku (Munita dan Vera), dan kakak
iparku (Hengki dan Fadil) Serta anak-anakku (Reiyen dan Kenzi), yang
mengharapkan keberhasilanku, terima kasih telah memberikan dukungan dan
semangat kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini, dan terima kasih atas nasehat
dan doanya selama ini tanpa kalian semua saya bukanlah siapa-siapa, terima kasih
telah mendorong saya jauh lebih semangat tanpa mengeluh sehingga saya bisa
melewati ini semua.
Motto :
“Jangan memandang orang disekitarmu dengan fisik dan materi tetapi pandanglah
mereka dengan ketulusan hati nurani nya dan ingat kebaikannya bukan kejahatannya
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada.
Dengan selesainya penulis skripsi ini, mengucapkan terimakasih Kepada
Dr. Amar Muntaha, SKM, M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulis skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Chairil Zaman, M.Sc
selaku Ketua STIK Bina Husada, dan Ibu Dian Eka Anggreny, SKM, M.Kes, selaku
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat, yang telah memberikan kemudahan
dalam pengurusan administrasi penulisan skripsi ini.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepada Ibu Dian
Eka Anggreny, SKM, M.Kes Ibu Siti Fatimah, SKM, MKM dan Ibu Ameria
Komariah, SKM, M.Kes, selaku penguji dalam penyusunan skripsi, dan Ibu Atma
Deviliawati, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Akademik selama mengikuti
pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bina Husada.
Palembang 06 Juli 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
ABSTRACT ............................................................................................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................................. vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO ........................................................................ viii
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................. ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
1.4.1 Bagi Peneliti ......................................................................................... 6
1.4.2 Bagi STIK Bina Husada ........................................................................ 6
1.4.3 Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan ............... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Air Limbah .......................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Air Limbah ......................................................................... 7
2.1.2 Komposisi Air Limbah Rumah Sakit ................................................... 9
2.1.3 Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit .............................................. 11
2.2 Parameter Air Limbah ...................................................................................... 11
2.2.1 BOD (Biologi oxygen demand) ........................................................... 11
2.2.2 COD (Chemical oxygen demand) ........................................................ 13
2.2.3 Ammonia (NH3) .................................................................................. 14
2.3 Dampak Air Limbah ........................................................................................ 14
2.3.1 Gangguan Kesehatan ........................................................................... 14
2.3.2 Penurunan kualitas lingkungan ............................................................ 15
2.3.3 Gangguan terhadap keindahan ............................................................. 15
xi
2.3.4 Gangguan terhadap kerusakan benda ................................................... 16
2.4 Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ........................................................... 17
2.4.1 Pengertian Rumah Sakit ....................................................................... 17
2.4.2 Fungsi Rumah Sakit ............................................................................. 19
2.4.3 Klasifikasi Rumah Sakit....................................................................... 19
2.5 Kerangka Teori ................................................................................................ 21
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 22
3.3.1 Populasi .................................................................................................. 22
3.3.2 Sampel .................................................................................................... 22
3.4 Kerangka Konsep ............................................................................................ 23
3.5 Definisi Operasional ........................................................................................ 24
3.6 Metode Pengukuran ......................................................................................... 25
3.6.1 Alat dan Bahan Serta Prosedur ............................................................ 25
3.7 Pengumpulan Data ........................................................................................... 26
3.7.1 Data Primer .......................................................................................... 28
3.7.2 Data Sekunder ...................................................................................... 28
3.8 Pengolahan Data .............................................................................................. 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan .............................................................................................................. 29
4.1.1 Pendahuluan ........................................................................................ 29
4.1.2 Data Identitas Rumah Sakit .................................................................. 29
4.1.3 Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan .................................................................................................. 31
4.1.4 Sejarah Singkat..................................................................................... 32
4.1.5 Visi ....................................................................................................... 33
4.1.6 Misi ...................................................................................................... 33
4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium ..................................................................... 33
4.3 Keadaan Intlet Limbah ..................................................................................... 34
4.4 Keadaan Outlet Limbah ................................................................................... 35
4.5 Pembahasan ...................................................................................................... 36
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 37
5.2 Saran ................................................................................................................ 37
5.2.1 Bagi Peneliti ......................................................................................... 37
5.2.2 Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan .............. 38
5.2.3 Bagi STIK Bina Husada ....................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 24
Tabel 4.1 Hasil Intlet Pada Air Limbah Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan .................................................................... 34
Tabel 4.2 Hasil Outlet Pada Air Limbah Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan .................................................................... 35
xiv
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan
Bagan 2.1 Kerangka Teori ..................................................................................... 21
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 23
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Lampiran 1 : Hasil Uji Laboratorium
Lampiran 2 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 3 : Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan dan penanganan limbah rumah sakit sudah sangat mendesak dan
menjadi perhatian internasional.Isu ini telah menjadi agenda pertemuan internasional
yang penting.Tanggal 18 Oktober 2013 telah dilakukan pertemuan High Level
Meeting on Environmental and Health South-East Asean Contries di Bangkok. Salah
satu pertemuan awal oleh Solid Hazardous Waste yang akan menindaklanjuti tentang
penanganan limbah yang berkaitan dengan limbah domestik dan limbah medis.1
Menurut WHO (World Health Organization) Rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Selain itu, rumah
sakit juga ditunjang oleh unit-unit lainnya seperti, ruang operasi, laboratorium,
farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah.2
Upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum, berartinya bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia
seutuhnya. Masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang diharapkan mampu
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
1
2
derajat kesehatan setinggi-tingginya. Rumah sakit merupakan salah satu sarana
kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat
tersebut.3
Rumah sakit sebagai salah satu tempat untuk sarana pelayanan untuk
menangani, merawat dan pengobatan akan menghasilkan limbah cair dalam jumlah
yang cukup banyak dan kualitasnya perlu mendapat perhatian karena di dalamnya
mempunyai bahan yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungannya.
Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair,
padat dan gas. Rumah sakit tidak hanya menghasilkan sampah biasa, namun juga
menghasilkan sampah infeksius dan sampah medis lainnya yang dapat mengganggu
kesehatan dan salah satu media penyebaran penyakit.4
Sejalan dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat, lokasi rumah
sakit yang dulunya jauh dari daerah pemukiman penduduk tersebut sekarang
umumnya telah berubah dan berada ditengah pemukiman penduduk tersebut sekarang
umumnya telah berubah dan berada ditengah pemukiman penduduk yang cukup
padat, sehinggah masalah pencemaran akibat limbah rumah sakit baik limbah padat
atau limbah cair sering menjadi pencetus konflik antara pihak rumah sakit dengan
masyarakat yang ada di sekitarnya.5
Pengelolaan limbah RS yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya
kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari pasien ke pasien,
dari pekerja ke pasien, maupun dari dan ke masyarakat pengunjung Rumah Sakit.
Limbah cair Rumah Sakit dapat mengandung bahan organik dan anorganik yang
3
umumnya diukur dengan parameter BOD, COD, TSS, dan lain-lain.Limbah tersebut
kemungkinan besar mengandung mikro-organisme pathogen atau bahan kimia
beracun berbahaya (B3) yang dapat menyebabkan penyakit infeksi dan dapat terbesar
ke lingkungan sekitar Rumah Sakit.Untuk mencegah agar tidak menimbulkan
masalah yang tidak diinginkan diatas maka perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil Rapid Assessment tahun 2007 yang dilakukan oleh Ditjen
P2MPL Direktorat Penyediaan Air dan Sanitasi yang melibatkan DinKes
Kabupaten/Kota, menyebutkan bahwa sebanyak 648 rumah sakit dari 1.476 rumah
sakit yang ada, yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) baru
sebanyak 36%. Dari jumlah tersebut kualitas limbah cair yang telah melalui proses
pengolahan yang memenuhi syarat baru 52%.5
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Riset Universitas Indonesia
Tahun 2007 pengolahan limbah rumah sakit di Indonesia menunjukan hanya 53,4%
rumah sakit yang melaksanakan pengolahan limbah cair dan dari rumah sakit yang
mengelola limbah tersebut 51,1% melakukan dengan instalasi IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) dan septic tank (tangki septik). Pemeriksaan kualitas limbah
hanya dilakukan oleh 57,5% rumah sakit dan dari rumah sakit yang melakukan
pemeriksaan tersebut sebagian besar telah melakukan pemeriksaan tersebut sebagian
besar telah memenuhi syarat baku mutu.5
Semakin tinggi tipe rumah sakit semakin kompleks jumlah dan jenis limbah
yang dihasilkan, bahkan karena kompleksitasnya melebihi beberapa jenis industri
4
pada umumnya. Jenis limbah rumah sakit juga memiliki rentang dari berbagai bahan
organik, bahan berbahaya, radioaktif bahkan bakteri dan mikroba parthogenik. Salah
satu penyakit yang ditimbulkan akibat limbah cair rumah sakit adalah infeksi
nosokomial.
Pengolahan limbah rumah sakit yang merupakan bagian dari upaya penyehat
lingkungan rumah sakit juga merupakan tujuan untuk melindungi masyarakat akan
bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari air limbah rumah sakit serta
mencegah meningkatnya infeksi nosokomial di lingkungan rumah sakit, sebab telah
diketahui bahwa limbah rumah sakit dapat mengandung potensi bahaya yang bersifat
infeksi, toksik dan radioaktif.
Limbah cair yang dihasilkan dikhawatirkan mengandung bahan yang
berbahaya yang memiliki potensi dampak penting terhadap penurunan kualitas
lingkungan dan secara langsung memiliki potensi bahaya kesehatan bagi penduduk
sekitar rumah sakit.Sumber limbah cair yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Palembang merupakan hasil buangan dari pasien, pengunjung maupun pekerja
di rumah sakit tersebut.Limbah cair dari pelayanan medis ini berasal dari kamar
mandi, wastafel. Kloset, ruang cuci instrumentasi medic, buangan dialisat, sisa
buangan penderita dan lain-lain.5
Dari hasil paparan di atas, mengenai dampak dan bahaya yang di timbulkan
oleh limbah rumah sakit apabila tidak dikelola dengan baik, sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang kualitas limbah cair pada rumah sakit Ernaldi
Bahar Palembang Tahun 2019.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
Bagaimana kualitas air limbah pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera Selatan
Tahun 2019.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Bagaimanakah gambaran kualitas limbah cair pada rumah sakit Ernaldi Bahar
Sumatera Selatan Tahun 2019.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui kualitas limbah cair berdasarkan parameter suhu Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Sumatera Selatan Tahun 2019.
b. Mengetahui kualitas limbah cair berdasarkan parameter pH Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Sumatera Selatan Tahun 2019.
c. Mengetahui kualitas limbah cair berdasarkan parameter BOD (Biological
Oxugen Demand) di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera Selatan Tahun
2019.
d. Mengetahui kualitas limbah cair berdasarkan pamrameter COD
(Chemicall Oxygen Demand) di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera
Selatan Tahun 2019.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini tentu menjadi sangat penting bagi penulis terutama untuk
melatih cara berfikir dan kemampuan mengidentifikasi serta menganalisa masalah
kesehatan hingga mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut.
1.4.2 Bagi STIK Bina Husada
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada
mahsiswa dalam rangka pengembangan ilmu kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan lingkungan.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera Selatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi rumah
sakit Ernaldi Bahar Palembang dan memberikan masukan dan sumbangan pemikiran
kepada pihak rumah sakit tentang proses pengolahan air limbah rumah sakit sehingga
rumah sakit dapat lebih meningkatkan pengawasan terhadap mutu air limbah yang
dibuang ke badan air.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti ini merupakan penelitian kesehatan masyarakat yang untuk
mengetahui pengawasan kebersihan lingkungan limbah cair. Dilaksanakan pada
tanggal 27 Mei sampai dengan tanggal 19 Juni di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan, dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian
kualitatif dengan uji Laboratporium.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Limbah
2.1.1 Pengertian Air Limbah
Air limbah atau buangan adalah kombinasi dari cairan dan sampah-sampah
cair yang berasal dari daerah permukima, perkotaan, perdagangan, dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada.6
Dalam mencapai tujuan pembangunan di bidang kesehatan, pelayanan rumah
sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang
memerlukan penanganan dan perhatian seksama. Rumah sakit merupakan institusi
pelayanan kesehatan terhadap individu pasien, keluarga dan masyarakat dengan inti
pelayanan medik, baik preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif yang
diselenggarakan secara terpadu agar mencapai pelayanan kesehatan yang paripurna.
Rumah sakit juga merupakan institusi yang mengembangkan pelayanan kompetitif
yaitu dengan menyediakan pelayanan yang cepat, akurat, manusiawi, aman dan
nyaman. Untuk menciptakan suasana aman dan nyaman harus dihindari dampak
negatif yang dapat timbul akibat kegiatan rumah sakit, di antaranya terhambatnya
proses penyembuhan dan pemulihan penderita,timbulnya pengaruh buruk pada
petugas, tercemarnya lingkungan.7
7
8
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan bidang kesehatan dengan bidang
preventif. Kegiatan dari rumah sakit menghasilkan limbah baik itu limbah padat,
limbah cair maupun gas. Limbah cair rumah sakit merupakan limbah infeksius yang
masih perlu pengelolaan sebelum dibuang ke lingkungan.7
Di indonesia pengolahan dan pengelolaan air limbah rumah sakit yang sangat
menghawatirkan, di mana hanya 36% dari rumah sakit memiliki treatment air
limbah(IPAL) dan 64% dari air limbah di buang langsung ke badan air penerima atau
menggunakan sumur resapan. (prayitno dkk 2014 pengolahan air limbah rumah sakit
merupakan salah satu utama prasyarat untuk mengurangi dampak berbahaya pada
lingkungan hidup. Rumah sakit merupakan sumber penting berbagai macam senyawa
mikro-kontaminan hasil dari diagnostik, laboratorium dan kegiatan penelitian di satu
sisi dan obat ekskresi pasien di sisi lain.8
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Mengingat dampak yang mungkin
timbul, maka diperlukan upaya pengelolaan yang baik meliputi pengelolaan sumber
daya manusia, alat dan sarana, keungan dan tatalaksana pengorganisasian yang
ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi
persyaratan kesehatan lingkungan.9
Air limbah rumah sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari rumah
sakit yang kemungkinan mengandung bahan kimia beracun dan radioaktif. Upaya
pengelolaan limbah rumah sakit telah dilaksanakan dengan menyiapkan perangkat
lunaknya yang berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman dan kebijakan-
9
kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan
rumah sakit.Disamping itu secara bertahap dan berkesinambungan.Departemen
Kesehatan mengupayakan instalasi pengelolaan limbah rumah sakit.Sehingga sampai
saat ini sebagian rumah sakit pemerintah telah dilengkapi dengan fasilitas
pengelolaan limbah, meskipun perlu untuk disempurnakan.Namun harus disadari
bahwa pengelolaan limbah rumah sakit masih perlu ditingkatkan lagi.10
2.1.2 Komposisi Air Limbah Rumah Sakit
Komposisi air limbah rumah sakit tidak banyak berbeda dengan air limbah
rumah tangga, kjhbahwa dari segi mikrobiologi sekalipun, air limbah yang berasal
dari bagian penyakit menular atau sanatorium TBC karena organism belum
dipisahkan melalui pengolahan setempat.11
Komposoisi air limabh rumah sakit ini bervariasi tergantung dari jenis dan
bahan-bahan yang digunakan dalam aktivitasnya. Jika ditinjau dari bentuk sampah
dan limbah yang dibuang oleh rumah sakit, maka komposisi air limbah terdiri dari
tiga komponen utama yakni :
a. Bahan Padat
Merupakan bahan yang tidak berguna sebagai hasil dari seluruh kegiatan rumah
sakit yang tidak digunakan atau dibuang.
b. Bahan Cair
Semua limbah cair yang berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif.
10
c. Bahan Gas
Dapat terjadi langsung berupa gas atau bau busuk, uap bahan kimia yang bocor,
bahan pencemar udara yang tidak langsung dari incinerator atau pembakar
sampah.
Dari ketiga kelompok diatas, dapat dikategorikan dalam dua kategori yaitu :
a. Limbah Kegiatan Klinis
Yang termasuk defenisi umumnya berasal dari kegiatan pelayanan medic
perawatan, poliklinik, farmasi, bedah atau kamar operasi, sisa benda tajam, kimia,
infeksi, radioaktif, jaringan bentuk tubuh dalam bentuk padat maupun cair.
b. Limbah kegiatan non klinis
Yang termasuk definisi umumnya berasal dari kegiatan kantor, dapur, pencucian,
mesin diesel dan buangan dari tanam-tanaman.12
Pada kenyataannya mengenai komposisi air limbah, selain terdiri dari air, juga
terdiri dari bahan padatan yakni partikel dari bahan organic dan anorganik. Secara
garis besar bahwa bahan padat yang terdapat dalam air limbah terbagi menjadi
dua kelompok sebagai berikut :
1) Organik
Bahan-bahan organic terdiri dari protein 65%, kharbohidrat 25% dan lemak
10.Bahan-bahan ini sebagian besar terurai yang merupakan sumber makanan
dan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme termasuk bakteri.
11
2) Anorganik
Bahan-bahan anorganik adalah terdiri dari butiran, garam-garam dan metal.
Bahan ini biasanya dalam keadaan mengendap, melayang, terapung dan
terlarut.13
2.1.3 Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit
Seperti limbah cair lainnya, limbah cair rumah sakit juga memiliki
karakteristik yang meliputi:
a. Karakteristik fisik
Karakteristik fisik terdiri dari warna, bau, suhu, padatan serta kelarutan.
b. Karakteristik kimia
Karakteristik kimia terdiri dari bahan organic, bahan-bahan anorganik dan gas .
c. Karakteristik biologis
Karakteristik biologis yaitu kandungan mikroorganisme dalam air limbah terdiri
dari bakteri, fungi, algae, protozoa, virus dan cacing.
2.2 Parameter Air Limbah
Untuk dapat menilai kualitas hidrosfer, pada dasarnya orang dapat memeriksa
keberadaannya masing-masing elemen fisik, kimia, biologis radiology di dalam air
sesuai dengan standar kualitas air yang dikehendaki ataupun yang berlaku.
2.2.1 BOD (Biological Oxygen Demand)
BOD adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau milligram atau liter (Mg/I)
yang diperlukan untuk menguraikan benda organic oleh bakteri sehingga limbah
tersebut menjadi jernih kembali.14
12
BOD atau kebutuhan oxygen biologis, adalah jumlah oxygen yang dibutuhkan
oleh mikro organisme didalam air lingkungan untuk memecah (mendegradasi) bahan
buangan organic yang ada di dalam air lingkungan tersebut. Sebenarnya peristiwa
penguraian bahan buangan oreganik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di
dalam air lingkungan adalah proses alamia yang mudah terjadi apabila air lingkungan
mengandung oxygen yang cukup.
Pada umumnya air lingkungan atau air alam mengandung mikroorganisme
yang dapat memakan, memecah, menguraikan (mendegradasi) bahan buangan
organic.Jumlah mikro mikroorganisme di dalam air lingkungan tergantung pada
tingkat kebersihan air.Air yang bersih (jernih) biasanya mengandung mikroorganisme
yang relative lebih sedikit dibandingkan dengan air yang telah tercemar oleh bahan
buangan yang bersifat anti seftik, atau bersifat racun, seperti phenol, kreolin, deterjen,
asam sianida, insektisida dan sebagainya jumlah mikroorganisme juga relative
sedikit.Untuk keadaan seperti ini perlu penambahan mikroorganisme yang telah
menyesuaikan (beradaptasi) dengan bahan buangan.Mikroorganisme yang
memerlukan oksigen untuk memecah bahan buangan organik sering disebut dengan
bakteri aerobic.Sedangkan mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen tersebut
dengan bakteri anaerobic.
Air limbah banyak mengandung senyawa organik dapat diuraikan oleh
beberapa organisme terutama organism yang terdapat dilingkungan.Organisme
pengurai aerobic, umumnya terdiri dari mikroorganisme seperti bakteri yang bekerja
dalam air mengurai senyawa organik menjadi karbondioksida dan air.Proses-proses
13
ini membutuhkan oksigen.Jika jumlah bahan organik dalam air sangat sedikit, maka
bakteri aerob mudah memecahkan tanpa mengganggu keseimbangan oksigen dalam
air. Semakin banyak zat organik yang terkandung dalam air, maka kebutuhan oksigen
oleh bakteri untuk menguraikan akan semakin tinggi pula, sehingga oksigen terlarut
dalam air akan menurun bahkan mungkin akan habis.
Jika tingkat oksigen terlarut rendah, maka organism yang hidupnya
menggunakan oksigen seperti ikan dan bakteri aerob akan mati. Jika bakteri aerob
mati, maka organism aerob akan menguraikan bahan organik dan menghasilkan
bahan seperti methane dan H2S.
2.2.2 COD (Chemical Oxygen Demand)
COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oxygen yang diperlukan
agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia.
COD menggambarkan total oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan
organik secara kimiawi, baik yang dapat di dekomposisi secara biologis
(biodegradable) maupun yang sukar didekomposisi secara biologis
(nonbiodegradable). Oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang
diperlukan untuk mengoksidasi air sample.14
Chemical Oxygen Demand (COD) dapat digunakan untuk menentukan bahan
organik yang terdapat pada air limbah.COD secara umum lebih tinggi dari BOD
dikarnakan lebih banyak bahan-bahan yang terkandung di air limbah bisa dioksidasi
secara kimiawi dibandingkan secara biologis.Untuk sebagian type dari limbah, sangat
besar kemungkinannya untuk mengkorelasikan antara COD dengan BOD. Hal ini
14
sangat berguna karena COD dapat ditentukan dalam waktu 3 jam bila dibandingkan
dengan BOD yang membutuhkan waktu selama lima hari. Ketika menetapkan
korelasi antara keduanya, pengukuran COD dapat digunakan untuk menetapkan
keuntungan yang lebih baik untuk rencana pengolahan, control dan operasional.
2.2.3 Ammonia (NH3)
Ammonia (NH3) adalah gas yang tidak berwarna, memiliki bau yang
merangsang. Ammonia (NH3) adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu proses desinpeksi dengan chlor
Ammonia (NH3) terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion
ammonium atau ammonia.14
2.3 Dampak Air Limbah
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak
buruk bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut
sebagai berikut.15
2.3.1 Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan
penyakit bawaan air (water borne diseases).Selain itu di dalam air limbah mungkin
juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya.Adakalanya air limbah yang
tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya
nyamuk, lalat, kecoa dan lain-lain).
15
Selain resiko yang disebabkan oleh mikroba, senyawa toksikpun dapat
menyebabkan kematian dan penderitaan manusia seperti kematian akibat keracunan
pestisida dalam air minum atau keracunan akibat logam berat.
2.3.2 Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya : sungai dan
danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai contoh,
bahan organik yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat
menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut (Dissolved Oxygen) di dalam
sungai tersebut. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan didalam air yang
membutuhkan oksigen akan merembes kedalam air tanah, sehingga menyebabkan
pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar maka kualitasnya akan menurun
sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukkannya.
2.3.3 Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalahnya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu
kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan.Contoh yang sederhana
adalah air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan
perubahan warna pada badan air penerima.Walaupun pigmen tersebut tidak
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan
terhadap badan air penerima tersebut.Kadang-kadang air limbah dapat juga
mengandung bahan-bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau.Bila
air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan
keindahan pada badan air tersebut.
16
Air yang tercemar seringkali mengeluarkan bau yang sangat menusuk hidung
atau berubah warna menjadi hitam, coklat atau merah tergantung dari jenis
pencemaran yang ada. Keadaan ini akan mengganggu segi keindahan yang dipunyai
air.
2.3.4 Gangguan Terhadap Kerusakan Benda
Adakanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri
anaerobic menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat memprtcepat proses
perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan
buangan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya
pemeliharaannya semakin besar juga,dan berarti akan menimbulkan kerugian
material.
Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air limbah mempunyai sifat
yang menggumpal pada suhu air normal, dan akan berubah menjadi cair apabila
berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang berubah benda cair pada saat
dibuang kesaluran air limbah akan menumpuk secara kumulatif pada saluran air
limbah karena mengalami pendinginan dan lemak ini akan menempel pada dinding
saluran limbah yang pada akhirnya akan menyumbat air limbah. Selain penyumbatan
dapat juga terjadi kerusakan pada tempat dimana lemak tersebut menempel yang
biasanya berakibat timbulnya kebocoran.
17
2.4 Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit
2.4.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut Departemen Kesehatan RI (2010) Rumah Sakit adalah merupakan
suatu institusi pelayanan kesehatan terhadap individu pasien, keluarganya dan
masyarakat umum dengan inti pelayanan medik dari segi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitative yang prosesnya secara terpadu agar mencapai pelayanan kesehatan
paripurna.16
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelanggarakan upaya
pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan
gawat darurat, pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses
kegiatan hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial, budaya dan dalam
penyelanggaraan upaya dimaksud dapat mempergunakan teknologi yang di
perkirakan mempunyai potensi besar terhadap lingkungan.
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu upaya
peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat pabrik
dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi,
laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah,
serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Disamping pelayanan pokok tersebut, seiring dengan perkembangan yang
terjadi selama ini, rumah sakit juga mengembangkan pelayanan komprehensif yaitu
dengan menyediakan pelayanan yang cepat, akurat, manusiawi, aman dan
18
nyaman.Meskipun rumah sakit mempunyai pelayanan yang komprehensif namun
pada dasarnya lebih mengutamakan pada pelayanan penyembuhan dan pemulihan
yang bersifat darurat, akurat, dan kronis.
Selain itu rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif yang
menyebabkan tujuan utama rumah sakit sebagai penyelenggara asuhan pasien yang
berkualitas tinggi belum tercapai, dan akhirnya seringkali rumah sakit kehilangan
citranya dan berubah fungsi menjadi tempat yang memberikan kesan yang tidak
teratur, kotor, tidak nyaman dan berbahaya.
Salah satu prinsif sanitasi rumah sakit yang harus ditekankan adalah
pencegahan terjadinya infeksi nosokomia.Infeksi yang terjadi di rumah sakit akibat
infeksi silang (cross infection) maupun swa infeksi (self infection) infeksi silang
adalah timbulnya penyakit akibat adanya factor lingkungan (infeksi antara host,
agent, environment).Sedangkan swa infeksi adalah timbulnya penyakit atau makin
parahnya kondisi seseorang karena factor lingkungan.
Ada beberapa kelompok masyarakat yang mempunyai resiko untuk mendapat
gangguan karena buangan rumah sakit.Pertama, pasien yang dating ke Rumah Sakit
untuk memperoleh pertolongan pengobatan dan perawatan Rumah Sakit.Kelompok
ini merupakan kelompok yang paling rentan.Kedua, karyawan Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas sehari-harinya selalu kontak dengan orang sakit yang merupakan
sumber agent penyakit.Ketiga, pengunjung atau pengantar orang sakit yang
berkunjung kerumah sakit, resiko terkena gangguan kesehatan akan semakin besar.
Keempat, masyarakat yang bermukim di sekitar Rumah Sakit, lebih-lebih lagi bila
19
Rumah Sakit membuang hasil buangan Rumah Sakit tidak sebagaimana mestinya
kelingkungan sekitarnya akibatnya adalah mutu lingkungan menjadi turun
kualitasnya, dengan akibat lanjutnya menurunnya derajat kesehatan masyarakat
dilingkungabn tersebut. Oleh karena itu, Rumah Sakit wajib melaksanakan
pengelolaan buangan Rumah Sakit yang baik dan benar dengan melaksanakan
kegiatan sanitasi Rumah Sakit.
2.4.2 Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai fungsi sebagai berikut (Depkes RI, 2010) :
a. Melalui poli klinik diharapkan dapat memberikan pengobatan kepada
penderita dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitarnya.
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik penderita
maupun bukan penderita. Artinya dapat memberikan pelayanan kesehatan
baik pengobatan maupun bidang pencegahan.
c. Sebagai tempat penelitian bidang kesehatan.
d. Sebagai tempat latihan dan pendidikan tenaga medis atau perawat
termasuk paramedik.
2.4.3 Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Surat Keputusan Materi Kesehatan No.031 Tahun 1972 rumah sakit
diklasifikasikan atas beberapa tingkat yaitu16
:
20
a. Rumah Sakit Type A
Rumah Sakit dimana ada pelayanan spesialis dan sub spesialistis, score pelayanan
adalah tingkat nasional dan selain sebagai tempat pelayanan kesehatan, juga
digunakan untuk pendidikan dokter spesialis.
b. Rumah Sakit Type B
Rumah Sakit dimana ada pelayanan spesialistis minimal 12 spesialistis, score
pelayanan adalah setingkat propinsi dan selain pelayanan kesehatan juga
digunakan untuk pendidikan dokter umum.
c. Rumah Sakit Type C
Adalah rumah sakit yang melaksanakan pelayanan paling sedikit 4 spesialis yaitu
: penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, kebidanan, kandungan, score pelayanan
adalah tingkat kabupaten.
d. Rumah Sakit Type D
Rumah Sakit dimana pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bersifat umum.
e. Rumah Sakit Type E
Rumah Sakit khusus baik dari penderita maupun penyakitnya, score pelayanannya
pada wilayah tertentu tergantung banyaknya penderita dan penyakit.
21
2.5 Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Gambaran Kualitas Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Sumatera Selatan Tahun 2019.
Rumah
Sakit
Limbah
Rumah Sakit
Limbah
Cair
Limbah
Padat
Limbah
Gas
Limbahnon
Klinis
Limbah
Klinis
Pengelolaan
Limbah
ParameterAir
Limbah :
1. BOD
2. COD
3. Suhu
4. pH
Parameter
Air Limbah
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah observasional analitik dalam pendekatan
deskriftif untuk mengetahui gambaran kualitas air limbah Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Sumatera Selatan Tahun 2019.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Sumatera Selatan pada tanggal 27 Mei sampai dengan tamggal 19 Juni Tahun 2019.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua air limbah yang berasal dari hasil
yang diteliti Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumatera Selatan.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditekankan pada dua titik yaitu titik I pada Inlet
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang merupakan hasil gabungan berbagai
jenis air limbah pada tiap-tiap ruangan yang melakukan kegiatan di rumah sakit dan
titik II Outlet yang merupakan hasil buangan dari instalasi pengolahan air limbah.
22
23
3.4 Kerangka Konsep
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Gambaran Kualitas Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Sumatera Selatan Tahun 2019
Proses
Pengolahan
Air Limbah
Kualitas Air
Limbah (inlet)
- BOD
- COD - Suhu
- pH
Kualitas Air
Limbah (Outlet)
- BOD
- COD
- Suhu
- pH
Parameter Air
Limbah Rumah
Sakit
Badan Air
1. Memenuhi syarat
2. Tidak Memenuhi Syarat
24
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara
Ukur Alat Ukur
Hasil
Ukur
1 Kualitas Air
Limbah
(Inlet)
Semua buangan
berbentuk cairan
berasal dari kegiatan
Rumah Sakit sebelum
proses pengolahan air
limbah
Uji
Sampel
- Botol
- Incubator
- Alat Periksa
Oksigen
- Botol Oksigen
- Gelas
MS/TMS
2 Proses
pengolahan
air limbah
Suatu kegiatan yang
berfungsi untuk
membersihkan
limbah Rumah Sakit
- - MS/TMS
3 Kualitas Air
Limbah
(Outlet)
Semua buangan
berbentuk cairan
berasal dari kegiatan
Rumah Sakit setelah
proses pengolahan air
limbah
Uji
Sampel
- Pending tegak
- Batu Didih
- Pembakaran
Busen
- Pipet Ukur
MS/TMS
4 Parameter air
limbah rumah
sakit
(Sugiharto,
2011)
Standar atau batas
kadar yang diperoleh
kan bagi Rumah
Sakit sebelum
dibuang ke badan air
- - MS/TMS
25
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Alat dan Bahan Serta Prosedur Kerja
1. Pengukuran BOD5
Alat :
a. Botol inkubasi Winker
b. Incubator 200 C atau 28
0 C
c. Peralatan untuk pemeriksaan oksigen terlarut
d. Botol Oksigen
e. Gelas
Bahan :
a. Pereaksi oksigen
b. Larutan MgSO4
Pereaksi untuk pembuatan air pengencer
a. Aquades
b. Larutan penyanggah atau Buffer phospat
c. Larutan CaC12 2, 75%
d. LARYTAN fEc13. 6H2O 0,025 %
Prosedur kerja :
a. Kedalam botol BOD5 yang berisi penuh dengan contoh air
ditambahkan 2 ml larutan MgSO4 dan 2 ml larutan pereaksi Oksigen
26
b. Botol ditutup rapat lalu dikocok untuk pengendapan dan
penyempurnaan reaksi, larutan didiamkan selama lebihkurang 10
menit
c. Kemudian ditambahkan 1-2 ml larutan H2SO4 pekatdikocok hingga
larut
d. Larutanditirasi dengan thiosulfat 0,025 N sampai warna larutan
menjadi kuning muda
e. Tambahkan 1 ml larutan amylum kanji larutan menjadi warna biru
f. Penitrasian di lanjutkan sampai warna biru kuning catat ml titrasi
yangdigunakan
Perhitungan
( ) ( ) ( )
Keterangan :
DOS : DO segera (DO nol)
DO5 : DO5 hari
DO APS : Do air pengencer segera
DO AP5 : DO air pengencer 5 hari
P : Pengencer
27
2. Pengukuran COD
Alat :
a. Pending tegak (kondensor)
b. Batu didih
c. Pembakaran Bunsen
d. Pipet ukur
Bahan :
a. Larutan K2Cr207
b. FAS 0,1 N
c. HgSO4
d. Reagen H2SO4 36 N
e. Feroin
f. AgSO4
Prosedur kerja :
a. Timbang HgSO4→ hijau biru menjadi coklat merah
b. Blanco diisi air suling, dikerjakan sama dengan air suling
Perhitungan :
( ( )
28
Keterangan :
a : ml FAS yang digunakan untuk titrasi blanko
b : ml FAS yang digunakan untuk titrasi sampel
N : normality larutan
3.7 Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
Yaitu untuk mendapatkan data primer ini dilakukan pemeriksaan sampel yang
diperoleh dari analisa sampel dengan menggunakan uji laboratorium.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data yang telah ada pada arsip Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Sumatera Selatan.
3.8 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat bantu kalkulator dan Analisa data yang digunakan adalah data
yang telah diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan tabel dan diuraikan dalam bentuk narasi kemudian selanjutnya
dibuat satu kesimpulan.
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
4.1.1 Pendahuluan
RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu Organisasi
Perangkat Daerah Provinsi mempunyai tugas untuk membantu Kepala Daerah dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah di bidang kesehatan dalam rangka
mewujudkan visi daerah yaitu “Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih Maju dan Berdaya
Saing Internasional”.
Untuk mencapai visi dan misi daerah Sumatera Selatan tersebut, RS Ernaldi
Bahar dituntut untuk mempunyai visi, misi dan strategi, sasaran, program kegiatan
yang dituangkan dalam bentuk Rencana Strategi RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan.
4.1.2 Data Identitas Rumah Sakit
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan
Tipe Rumah Sakit : Kelas A
Kode Rumah Sakit : 1671061
Dasar Operasional : Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor
437/KPTS/BPKAD/2016
29
30
Tahun Pendirian : 13 Juli 1958
Luas Wilayah : Tanah : 100.300 m2
Bangunan : 28.378 m2
Status Kepemilikan : Pemerintah Provinsi
Nama Direktur : Dr. Hj. Yumidiansi F., M.Kes
Kapasitas Tempat Tidur : 250
VIP : 10
Kelas I : 38
Kelas II : 35
Kelas III : 151
UPIP (Non Kelas) : 16
Alamat Rumah Sakit : Jl. Tembusan Terminal Km 12 No.02
Kelurahan Alang-Alang Lebar Kecamatan
Alang-Alang Lebar Palembang.
Telpon Rumah Sakit : (0711) 5645126
Email Rumah Sakit : [email protected]
Website Rumah Sakit : www.rs-erba.go,id
31
4.1.3 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ernaldi Bahar
No Bangunan Utama Ketersediaan
1 Ruang Administrasi Ada
2 Ruang Rawat Jalan :
- Klinik Tumbuh kembang anak dan remaja
Ada
- Klinik Jiwa dewasa Ada
- Klinik Psikogeriatri Ada
- Klinik gangguan mental organik Ada
- Klinik Psikologi Ada
- Klinik ketergantungan obat / Napza Ada
- Klinik spesialis lain Ada
- Klinik konseling Ada
3 Ruang Rekam medic Ada
4 IGD Ada
5 Ruang rawat inap 250 TT
6 Ruang tindakan Ada
7 Ruang Rehabilitasi Medik Ada
8 Ruang Rehabilitasi Mental dan Sosial Ada
9 Ruang Radiologi Ada
10 Ruang Farmasi Ada
11 Ruang Laboratorium Ada
12 Ruang komite medik dan komite keperawatan Ada
13 Dapur / Gizi Ada
14 Ruang Pemulasaraan Jenazah Ada
15 Ruang generator set Ada
16 IPAL Ada
17 Tempat pembuangan sampah sementara dan TPS B3 Ada
18 Gudang farmasi Ada
19 Gudang Barang Ada
20 Laundry Ada
21 IPSRS / Bengkel Ada
22 Ruang perpustakaan Ada
23 Ruang diklat Ada
24 Ruang pertemuan / Gedung Serbaguna Ada
25 Tempat ibadah Ada
32
4.1.4 Sejarah Singkat
Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada mulanya bernama Rumah Sakit Jiwa yang
didirikan pada tahun 1920 seperti tertuang dalam besluit tanggal 21 Mei 1920 No. 21
dari Burgelijke Geneeskuding Dienst, kemungkinan Besluit No 41 tanggal 25
Februari 1992 tentang personalia yang bertugas ditempat itu. Padatahun 1923
dibangun “Veroleechtehuiz” (rumah perawatan) pertama di Indonesia yaitu di Ujung
Padang dan Palembang. Rumah perawatan di Palembang terletak di Jln.Wirangga
Wiro Sentiko yang sekarang ditempati oleh Polisi Militer Kodam II Sriwijaya. Pada
tahun 1942 dipindahkan ke Baturaja kemudian dipindahkan lagi ke Kurungan Nyawa
Ogan Komering Ulu (OKU) yang dipimpin oleh R.R. Setiardjo.
Rumah Sakit Jiwa Palembang mulai dibangun tahun 1954-1955 dengan nama
Rumah Sakit Suka Bangun. Karena situasi keamanan saat itu maka sebagai bangunan
ditempati oleh Batalion Basis TNI AD, Setelah keadaan aman pada tahun 1957 mulai
dirintis berdirinya Unit pelayanan Kesehatan jiwa berupa : Poliklinik Penyakit Jiwa
san Syaraf yang dipimpin oleh Dr. Chasanah Goepito, dan secara resmi dibuka pada
tanggal 13 Juli 1958.
Berdasarkan surat Pimpinan Rumah Perawatan Sakit Jiwa Kurungan Nyawa
tanggal 4 Januari 1957 No. 10/20/A/ Rpsd dan tanggal 3 Juli 1958 No.
365/20/B/Rpsd/V/58 dan tanggal 24 Juli 1958 No 258/Peg/V/58 pegawai Rumah
Sakit Jiwa suka bangun dan Kurungan Nyawa dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa
Suka Bangun berdasarkan SK Menkes No.4287/PAL/1958 disertai mutasi 21 orang
pegawai rumah sakit kurungan nyawa. Pada tanggal 18 Agustus 1958 dilakukan
33
peresmian oleh Kepala Bagian Penyakit Jiwa KEMENKES RI menjadi Rumah Sakit
Jiwa Suka Bangun yang dipimpin oleh Dr. Chasanah Goepito.
Selanjutnya sesuai perkembangannya Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang
merupakan Unit Pelaksana Tehnis Daerah (UPTD) Provinsi Sumatera Selatan
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No. 9 Tahun 2001
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No. 9
tahun 2008, pasal 47 mempunyai wewenang menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan di bidang kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan Jiwa sebagai
unggulan dan kesehatan dasar lainnya.
4.1.5 Visi
“Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sebagai Pusat Rujukan Pelayanan dan
Pendidikan Kesehatan Jiwa yang Prima dan Berdaya Saing Nasional”
4.1.6 Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
tersebut, maka kemudian diterjemahkan dalam Misi RS.Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan jiwa
2. Mengembangkan fasilitas pendidikan dan pelatihan kesehatan jiwa
4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratoium
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang dan
Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), dengan tujuan untuk
34
memperoleh gambaran mengenai kualitas limbah cair Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Palembang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada bulan Juni 2019, maka
dapat diketahui data intlet, outlet pada air limbah Rumah Sakit Ernaldi Bahar dengan
parameter pemeriksaan yaitu BOD5, COD, Amonia dan PH, hasil dapat di lihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel. 4.1
Hasil Intlet pada air limbah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan
No Parameter Satuan Batas maksimum
Yang diperolehkan
Hasil Standar
1 TSS Mg/L 30 186 Melebihi baku mutu
2 pH - 6-9 4,15 Asam
3 BOD5 Mg/L 30 10,9 Memenuhi syarat
4 COD Mg/L 100 32 Memenuhi syarat
5 Amonia (NH3) Mg/L 10 0,05 Memenuhi syarat
*) : Terakreditasi
#) : Tidak ada satuan
4.3 Keadaan Intlet Limbah
Berdasarkan tabel di atas bahwa kadar TSS, PH, BOD5, COD, Amonia air
limbah di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, dari hasil
pengukuran intlet air limbah dari Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan didapati konsentrasi TSS 186mg/l, PH 4,15mg/l, BOD5 10,9mg/l, COD
32mg/l, Amonia (NH3) 0,05mg/l. Nilai ini menunjukkan bahwa dari beberapa
parameter belum memenuhi syarat pH Asam.TSS melebihi baku mutu yang telah
35
ditetapkan berdasarkan Peraturan Men.LHK RI No. 68 Tahun 2016 Tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik Tersendiri.
Tabel. 4.2
Hasil Outlet pada air limbah Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan
No Parameter Satuan Batas maksimum
Yang
diperolehkan
Hasil Standar
1 TSS Mg/L 30 268 Melebihi baku
mutu
2 pH - 6-9 6,80 Memenuhi syarat
3 BOD5 Mg/L 30 27,5 Memenuhi syarat
4 COD Mg/L 100 87 Memenuhi syarat
5 Amonia
(NH3)
Mg/L 10 0,14 Memenuhi syarat
*) : Terakreditasi
#) : Tidak ada satuan
4.4 Keadaan Outlet Limbah
Keadaan outlet air limbah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan yang didapat adalah konsentrasi TSS 268mg/l, PH 6,80mg/l, BOD5 27,5mg/l,
COD 87mg/l, Amonia (NH3) 0,14mg/l. dari hasil pemeriksaan air limbah menyatakan
bahwa konsentrasi TSS, PH, BOD5, COD dan Amonia (NH3) telah memenuhi syarat
baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Men.LHK RI No.68 Tahun
2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik Tersendiri.
36
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa Rumah Sakit Ernaldi Bahar
provinsi sumatera selatan memiliki beberapa saluran pembuangan air limbah untuk
mengalirkan limbah ke kolam kontrol dan IPAL, sebelum dibuang ke saluran
perkotaan, oleh pada peneliti ini dilakukan pemeriksaan kualitas air limbah pada hasil
pembuangan dari kegiatan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan,
dimana sampel yang diambil yaitu pada air limbah yang tidak mengalami pengolahan
(Intlet) dan air limbah yang telah mengalami pengolahan (Outlet) yang terlebih
dahulu sebelum dibuang ke saluran perkotaan. Adapun parameter yang di ukur adalah
TSS, PH, BOD, COD dan Amonnia (NH3) yang dilakukandi laboratorium Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL).
Hasil pengukuran yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar
Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan yang
telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Men.LHK RI No.68 Tahun 2016 Tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik Tersendiri.
Dari hasil pemeriksaan telah mengalami kesalahan pengambilan sampel
sehingga hasil Outlet lebih keruh dibandingkan Intlet, karna saat pengambilan sampel
Outlet bukan di pancuran atau limbah yang baru keluar tetapi pengambilan sampel
yang sudah bercampur dengan alam maka dari itu hasil Outlet lebih keruh dari pada
Intlet.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel air limbah
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Konsentrasi intlet air limbah pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan TSS 186mg/l, PH 4,15mg/l, BOD5 10,9mg/l, COD 32mg/l,
Amonia (NH3) 0,05mg/l.
2. Konsentrasi intlet air limbah pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan TSS 268mg/l, PH 6,80mg/l, BOD5 27,5mg/l, COD 87mg/l,
Amonia (NH3) 0,14mg/l.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat gambaran kualitas limbah cair,
sehingga peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk melanjutkan peneliti di
intlet air limbah agar dapat secara maksimal menurunkan kadar Ph dan TSS air
limbah Rumah Sakit. Sedangkan peneliti outlet air limbah agar dapat secara
maksimal menurutkan kadar TSS air limbah Rumah Sakit.
37
38
5.2.2 Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
1. Diharapkan pihak Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
dapat mengembangkan proses pengelolaan air sebelum masuk ke intlet unit
pengolahan air limbah sehigga semua parameter tetap memenuhi syarat tiap
tahunnya baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Men.LHK
RI No.68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik Tersendiri.
2. Diharapkan pihak Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
lebih meningkatkan pengolahan air limbah sehingga hasil pengolahan air
limbah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan selalu
memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan
Men.LHK RI No.68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
Tersendiri.
5.2.3 Bagi STIK Bina Husada
Bagi STIK Bina Husada Palembang diharapkan dapat meningkatkan sumber-
sumber bacaan baik buku kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan proses
pengolahan air limbah yang dapat digunakan untuk melengkapi dan menambah
pengetahuan tentang proses pengolahan air limbah yang dapat menunjang penelitian
selanjutnya.
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Ali Arsad, Kualitas limbah cair di rumah sakit umum, Pengolahan dan Penangan
Limbah Rumah Sakit, 2014
https://journal.unri.ac.id
2. Prehatin Trirahayu Ningrum, Gambaran Limbah Cair, Menurut WHO (Whold
Health Organization), 2014
https://jurnal.unej.ac.id.
3. Rahmat B, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair Rumah
Sakit, 2018, Depkes RI, 2011
https://Journal.unhas.ac.id.
4. Anwar Mallongi, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair
Rumah Sakit, 2018, Depkes RI, 2013
https://journal.unhas.ac.id.
5. Rahmat B, Anwar Mallongi, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD
Limbah Cair Rumah Sakit, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit, 2018
https://journal.unhas.ac.id.
6. Metcalf and Eddy, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair
Rumah Sakit, Pengertian Limbah atau Buangan, 2011
https://journal.unhas.ac.id.
7. Anwar Mallongi, SKM.,MSc.,Ph.D, 2017 Dampak Limbah Cair Dari Aktifitas
Institusi.
cahyono,2012.
8. Anwar Mallongi, SKM.,MSc.,Ph.D, 2017 Dampak Limbah Cair Dari Aktifitas
Institusi.
mousab, dkk.2014.
9. Said, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair Rumah Sakit,
Limbah Rumah Sakit, 2012
https://journal.unhas.ac.id
10. Depkes RI, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair
Rumah Sakit, Pengertian Limbah Rumah Sakit, 2013
https://jounal.unhas.ac.id.
40
11. Depkes RI, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair Rumah
Sakit, Komposisi Air Limbah Rumah Sakit, 2013
https://jounal.unhas.ac.id.
12. Kusnoputranto, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair
Rumah Sakit, Kegiatan Non Klinis, 2011
https://journal.unhas.ac.id.
13. Sugiharto, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair Rumah
Sakit, Limbah Anorganik, 2010
http://journal.unhas.ac.id.
14. Sugiharto, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair Rumah
Sakit, Pengertian BOD, 2011
http://journal.unhas.ac.id.
15. Ricki M.Mulia, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair
Rumah Sakit, Pengertian COD dan Amonnia, 2010
http://journal.unhas.ac.id.
16. Rahmat B, Anwar Mallongi, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD
Limbah Cair Rumah Sakit 2018 Dampak Dari Air Limbah, 2010
http://journal.unhas.ac.id.
17. Agustiani dkk, Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD Limbah Cair
Rumah Sakit, Tinjauan umum dari Rumah Sakit, 2010
http://journal.unhas.ac.id.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI