gambaran kebiasaan merokok orang tua yang …repository.unjaya.ac.id/2468/1/adiar hafidh nurrohim...

36
GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG MEMILIKI BALITA PNEUMONIA DI PUSKESMAS PIYUNGAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: ADIAR HAFIDH NURROHIM 2213036 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

Upload: dolien

Post on 26-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG MEMILIKI BALITA PNEUMONIA DI PUSKESMAS PIYUNGAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

ADIAR HAFIDH NURROHIM

2213036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2017

Page 2: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –
Page 3: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –
Page 4: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul

“Gambaran Kebiasaan Merokok Orang Tua yang Memiliki Balita Pneumonia di

Puskesmas Piyungan”

Penelitian ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai

pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Kuswanto Harjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Tetra Sartika Adinugraha, M.Kep,. Sp.,Kep.M.B selaku Ketua Prodi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan.

4. Yanita Trisetiyaningsih, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis dalam

penyusunan penelitian.

5. Dwi Yati, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah memberikan

bimbingan serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan penelitian

6. Responden orang tua yang memiliki balita pneumonia di wilayah kerja

Puskesmas Piyungan Kab.Bantul.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, atas

segala amal kebaikan dan bantuanya. Akhirnya besar harapan penulis semoga dapat

bermanfaat bagi semua.

Yogyakarta, 2017

Adiar Hafidh Nurrohim

Page 5: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i LEMBAR PERSETUJUAN ii LEMBAR PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN viii INTISARI ix ABSTRACK x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang 1 B. Rumusan masalah 4 C. Tujuan penelitian 4 D. Manfaat penelitian 4 E. Keaslian penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 8

1. Kebiasaan merokok 8 a. Definisi 8 b. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok 9

2. Orang tua 10 a. Definisi orang tua 10 b. Fungsi orang tua 11 c. Peran orang tua 11

3. Kejadian pneuomonia pada balita 11 a. Definisi pneumonia 11 b. Etiologi pneumonia 12 c. Penanganan pneumonia 12 d. Faktor yang berhubungan dengan Pneumonia pada Balita.. 13

B. Kerangka teori 16 C. Kerangka konsep 19 D. Pertanyaan Penelitian 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana penelitian 20 B. Tempat dan waktu penelitian 20 C. Populasi dan sampel 20 D. Variabel penelitian 21 E. Definisi operasional 21

Page 6: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

vi

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data 22 G. Analisa dan model statistik 22 H. Etika penelitian 23 I. Rencana Pelaksanaan Penelitian 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 29

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 29 2. Gambaran Karakteristik Responden 29 3. Gambaran Kebiasaan Merokok 30

B. Pembahasan 30 1. Karakteristik Responden 30 2. Kebiasaan Merokok Orangtua 32

C. Keterbatasan Penelitian 34

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 38 B. Saran 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 7: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional 19 Tabel 4.1 Karakteristik Orangtua Yang Memiliki

Balita Pneumonia 28 Tabel 4.2 Karakteristik Balita Pneumonia 29 Tabel 4.3 Kebiasaan Merokok Orang Tua 30

Page 8: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 18 Gambar 2.2 Kerangka konsep 19 Gambar 4.1 Denah Lokasi Wilayah Kerja Puskesmas

Piyungan.. 30

Page 9: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan menjadi responden Lampiran 2. Informed Consent Lampiran 3. Data Karakteristik Balita Lampiran 4. Kuesioner Kebiasaan Merokok Orang Tua yang Memiliki Balita

Pneumonia Lampiran 5. Hasil Karakteristik Responden Lampiran 6. Hasil Uji Statistik menggunakan SPSS

Page 10: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

x

GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG MEMILIKI BALITA PNEUMONIA DI PUSKESMAS PIYUNGAN.

Adiar Hafidh Nurrohim1, Yanita Trisetyaningsih2

INTISARI

Latar Belakang : Pneumonia merupakan penyakit infeksi akut pada jaringan paru-paru (alveoli) Angka kematian balita akibat pneumonia dinyatakan menjadi penyebab kematian terbesar sekitar 1,2 juta balita setiap tahun. Indonesia juga merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki tingkat konsumsi dan produksi rokok yang tinggi. Tujuan Penelitian : Mengetahui Gambaran Kebiasaan Merokok Orang Tua yang Memiliki Balita Pneumonia di Puskesmas Piyungan. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 41 responden dengan mengunakan tehnik total sampling. Tehnik pengambilan data mengunakan kuesioner kebiasaan merokok. Hasil : Sebagian besar orang tua dari balita yang memiliki penyakit pneumonia di Puskesmas Piyungan memiliki kebiasaan merokok sebesar 82,9%. Kesimpulan : Diketahui gambaran kebiasaan merokok orang tua balita yang memiliki penyakit pneumonia di Puskesmas Piyungan lebih dari 50%. Yaitu dari 41 responden 34 responden menyatakan memiliki kebiasaan merokok dan 7 responden menyatakan tidak memiliki kebiasaan merokok. Kata Kunci : Kebiasaan merokok orang tua, balita pneumonia ___________________________________ 1Mahasiswa SI Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen SI Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 11: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

xi

DESCRIPTION OF PARENTS SMOOKING HABIT WHO HAVE PNEUMONIA IN TODDLERS AT PIYUNGAN COMMUNITY HEALTH CENTER

Adiar Hafidh Nurrohim1, Yanita Trisetyaningsih2

ABSTRACK

Background : Pneumonia is an acute infection of the lung tissue (Alveoli). Toddlers mortality rate cause pneumonia is which cause a high rate of 1,2 million toddlers mortality every years. Indonesia is also one of developing countries that has level consuraption and high of cigarettes production. Objectives of the research : To find out the description of parents smoking habit who have pneumonia in toddlers at Piyungan Community Health Center. Research method : This research was an description method using cross sectional design. The sample consisted of 41 respondents was using total sampling technique. Data collection was done using of smoking habit questionnaire. Result : Most of the parents who have pneumonia in toddlers at Piyungan Community Health Center is 82,9 %. Conclusion : There is known description of parents smoking habit who have pneumonia in toddlers at Piyungan Community Health Center more than 50 %. Namely from 41 respondents 34 respondents claimed to have smoking habits and 7 respondents stated no smoking habit.

Key Words : Parent smoking habit, pneumonia in toddlers.

___________________________________ 1 Student of Nursing Study Program S1 of Institute oh Health Science of Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Lecturer of Nursing Study Program S1 of Institute oh Health Science of Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 12: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumonia merupakan penyakit infeksi akut pada jaringan paru-paru

(alveoli). Pneumonia ini merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka

kematian sangat tinggi, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara

maju. Angka kematian balita akibat pneumonia dinyatakan menjadi penyebab

kematian terbesar sekitar 1,2 juta balita setiap tahun. Setiap jam terdapat 230

balita di dunia yang meninggal karena pneumonia (WHO, 2013). WHO

memperkirakan angka kejadian pneumonia suatu negara dengan kematian

bayi diatas 40 jiwa per 1000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% pertahun pada

usia balita. Kejadian pneumonia balita di Indonesia diperkirakan 10% - 20%

pertahun. Program P2 ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Akut)

menetapkan angka 10% balita sebagai target penemuan pneumonia balita

pertahun pada suatu wilayah kerja. Diperkirakan 10% dari penderita

pneumonia akan meninggal bila tidak diberi pengobatan. Atau sekitar 250.000

kematian akibat pneumonia setiap tahunya. Pneumonia merupakan penyebab

utama kematian balita yaitu sekitar 2 juta kematian (1 kematian setiap 15

detik) dari 9 juta kematian setiap tahunnya pada usia tersebut (Susanto, 2016).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

2013 pneumonia selalu masuk 10 besar penyakit di Indonesia. Tahun 2013

pravelansi balita yang menderita pneumonia di Indonesia sebanyak 23,42%

atau sekitar 549.708 balita. Kasus pneumonia balita tidak mengalami

penurunan setiap tahunya yaitu antara 23% - 27%, dan kematian akibat

pneumonia pada balita sebesar 1,19% ( Balitbangkes RI, 2013).

Berdasarkan hasil Profil Dinas Kesehatan Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2015 bahwa jumlah kasus pneumonia balita yang di

Page 13: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

2

temukan dan ditangani mengalami fluktuatif, secara keseluruhan angka

pneumonia di DIY tahun 2012 sebanyak 15,7% atau 2.936 kasus, mulai

meningkat yaitu dari 1.739 pada tahun 2011. Tahun 2014 Dinkes DIY

mencatat angka penderita pneumonia balita paling banyak berada di

Kabupaten Bantul yaitu 6.805 kasus. Kabupaten sleman sebanyak 6.316

kasus, Kulon Progo sebanyak 2.216 kasus, Gunung Kidul sebanyak 4.104

kasus, dan terendah di Kota Yogyakarta sebanyak 1.937 kasus (Dinkes DIY,

2015).

Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita

adalah faktor-faktor yang terdiri dari usia balita, riwayat pemberian ASI,

status gizi, dan kebiasaan merokok orangtua ataupun keluarga. Menurut

penelitian Mokoginta, et.al. (2012) menunjukkan bahwa pemberian ASI

eksklusif, jenis lantai, kondisi lantai, status gizi serta paparan asap rokok dan

ventilasi rumah merupakan faktor risiko kejadian pneumonia pada anak balita.

Menurut Hartati (2012) didapatkan tiga variabel faktor anak balita yang paling

berpengaruh terhadap kejadian pneumonia yaitu usia, riwayat pemberian ASI

dan status gizi. Faktor perilaku yang berhubungan dengan kejadian

pneumonia adalah kebiasaan merokok. Faktor yang paling berpengaruh besar

terhadap kejadian pneumonia pada anak balita adalah kebiasaan merokok.

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam

kehidupan sehari-hari sehingga dimana-mana mudah menemukan orang

merokok khususnya lelaki dan lainya wanita, anak kecil – tua renta, kaya

miski – miskin, dan tidak ada terkecuali (Bustan, 2007). Indonesia juga

merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki tingkat konsumsi

dan produksi rokok yang tinggi. Rerata proporsi perokok saat ini di Indonesia

adalah 29,3%. Proporsi perokok saat ini terbanyak di Kepulauan Riau dengan

perokok setiap hari 27,2% dan kadang-kadang merokok 3,5%. Proporsi

penduduk umur ≥15 tahun yang merokok dan mengunyah tembakau

cenderung meningkat, berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar 34,2%, Riskesdas

Page 14: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

3

2010 sebesar 34,7% dan Riskesdas 2013 menjadi 36,3%. Provinsi tertinggi

pada 2013 adalah Nusa Tenggara Timur 55,6% (Riskesdas, 2013).

Menurut data dari Dinkes DIY (2008), banyak penyakit telah terbukti

akibat dari merokok, baik secara langsung maupun tidak. Kebiasaan merokok

telah menimbulkan masalah kesehatan di DIY dilaporkan pravalensi perokok

mencapai 30% dari total penduduk. Pada tahun 2008 terdapat 56% rumah

tangga di DIY tidak bebas asap rokok. Hasil tersebut semakin bertambah

karena banyaknya jumlah penduduk dan adanya pengaruh pergaulan.

Merokok sudah menjadi hal biasa di masyarakat Indonesia. Rokok dijual

murah dan bebas di toko-toko sehingga hal tersebut mempermudah

masyarakat untuk mengkonsumsi rokok. Pabrik rokok di Indonesia sudah

semakin menjamur membuat distribusi rokok meluas. Iklan rokok yang

provokatif beredar di media elektronik, media cetak, bahkan di media luar

ruang memicu remaja dan anak-anak untuk tidak merokok. Penelitian

mengenai dampak asap rokok terhadap anak telah banyak dilakukan. Bahwa

asap rokok berdampak buruk bagi kesehatan anak. Dampak yang ditimbulkan

bisa dalam jangka pendek dan jangka panjang, mulai dari sekedar batuk-batuk

sampai kematian. Masalah rokok merupakan masalah yang kompleks

sehingga dampak rokok bisa dihindari dengan kerjasama dari berbagai pihak.

Namun, yang terpenting adalah peran dari orang tua dan masyarakat dalam

menciptakan lingkungan yang sehat (Poltekkes Depkes Jakarta 2010).

Anak-anak yang orang tuanya merokok bisa mengalami batuk, pilek,

dan radang tenggorokan serta penyakit paru-paru yang lebih tinggi. Balita

yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok beresiko 5,743

kali lebih besar menderita pneumonia dibanding dengan balita yang serumah

dengan anggota keluarga yang tidak merokok (Sugihartono dan Nurjazuli,

2012).

Penyakit pneumonia ini dinyatakan sebagai pembunuh teganas bagi

anak dibawah usia 5 tahun di dunia. Kematian pada anak usia balita akibat

Page 15: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

4

pneumonia lebih banyak bila dibandingkan akibat penyakit lain termasuk

malaria, AIDS, dan campak. Bahaya yang mengancam balita sangat serius.

Seringkali orang tua menyepelekan tanda awal yang nampak seperti gejala flu

biasa. Angka kematian balita akibat pneumonia dinyatakan menjadi penyebab

kematian terbesar sekitar 1,2 juta balita setiap tahun. Setiap jam terdapat 230

balita di dunia yang meninggal karena pneumonia (WHO, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di puskesmas

Piyungan Kabupaten Bantul pada bulan mei 2017 didapatkan data bahwa

penderita pneumonia pada balita pada tahun 2016 mencapai 155 anak dan

merupakan terbanyak yang berada di Kabupaten Bantul, dan data bulan

januari sampai maret 2017 terdapat 36 anak yang menderita pneumonia. Dan

dari 100% keluarga yang belum melaksanakan PHBS sebesar 47,87%

termasuk keluarga yang masih memiliki kebiasaan merokok yang tercatat di

Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah

“bagaimana gambaran kebiasaan merokok orang tua yang memiliki balita

pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahui bagaimana gambaran kebiasaan merokok orang tua yang

memiliki balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui karakteristik responden keluarga yang memiliki balita

pneumonia

Page 16: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

5

b. Diketahui gambaran orangtua balita pneumonia yang memiliki

kebiasaan merokok.

c. Diketahui gambaran orangtua balita pneumonia yang tidak memiliki

kebiasaan merokok

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini memberi manfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Manfaat Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber

informasi dalam pengembangan penelitian selanjutnya khususnya

mengenai gambaran kebiasaan merokok orang tua yang memiliki balita

pneumonia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi keluarga

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi orang tua untuk

tidak merokok di dekat balita.

b. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan pedoman

dalam melakukan asuhan keperawatan serta menjadi acuan untuk

melakukan pendidikan kesehatan khususya pada balita dan PHBS

kepada orangtua.

c. Bagi instansi Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan dapat

sebagai pedoman dalam menyusun langkah dan strategi untuk

meningkatkan kerjasama antara puskesmas dengan orang tua guna

melatih orang tua untuk tidak merokok di dekat anak.

Page 17: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

6

d. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk

meningkatkan pengetahuan bagaimanakah gambaran kebiasaan

merokok orang tua yang memiliki balita pneumonia.

E. Keaslian Penelitian

1. Hartati, S. (2012), dengan judul faktor risiko terjadinya pneumonia pada anak

balita dengan mengambil sampel 138 anak balita dengan desain cross

sectional dengan hasil regresi holistic didapatkan 4 faktor risiko yang

berhubungan secara bermakna yaitu, usia balita, riwayat pemberian ASI,

status gizi balita, dan kebiasaan merokok orang tua. Perbedaannya dengan

peneliti adalah terdapat pada variabel dan jumlah sampel. Sedangkan

persamaanya adalah jenis pendekatannya yaitu cross sectional.

2. Jelita, N. (2016), dengan judul gambaran karakteristik balita yang mengalami

pneumonia di puskesmas piyungan Bantul, dengan hasil dari 134 responden

balita yang mengalami pneumonia sebagian besar usia balita (1-3 tahun) yaitu

sebanyak 53 balita (39.6%). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

deskriptif dengan desain cross sectional.

Perbedaanya dengan peneliti adalah variabel dan jumlah sampel penelitian.

Sedangkan persamaan dengan peneliti adalah lokasi dilakukan penelitian serta

jenis pendekatan cross sectional.

3. Mokoginta, D, et.al. (2012), dengan judul faktor resiko terjadinya pneumonia

pada anak balita dengan mengambil sampel 61 anak balita dengan metode

purposive sampling dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian

ASI eksklusif, jenis lantai, kondisi lantai, status gizi dan ventilasi rumah

merupakan faktor risiko kejadian pneumonia pada anak balita dengan nilai

OR masing-masing 4,47; 3,21; 1,97; 1,18 2,03. Variabel kebiasaan merokok

Page 18: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

7

dan pengetahuan ibu bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian

pneumonia pada anak balita.

Perbedaan dengan peneliti adalah cara pengambilan sampel. Sedangkan

persamaan dengan peneliti adalah variabel pneumonia pada balita yang akan

diteliti.

4. Efni, Y. (2014), dengan judul faktor resiko yang berhubungan dengan

kejadian pneumonia pada balita dengan sampel 27 kasus dan 27 kontrol

dengan menggunakan desain case control study dengan hasil penelitian

mendapatkan balita pada kelompok kasus yang tidak mendapatkan ASI

eksklusif (81,5%), paparan asap rokok (74,1%), riwayat bayi berat lahir

rendah (3,7%), tidak mendapatkan imunisasi campak (40,7%) dan gizi kurang

(25,9%).

Perbedaan dengan peneliti adalah desain penelitian. Sedangkan persamaan

dengan peneliti adalah variabel yang diteliti adalah pneumonia.

Page 19: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas Piyungan Kabupaten

Bantul adalah berada di Kecamatan Piyungan dimana Kecamatan

Piyungan merupakan satu dari 17 kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul

yang terletak di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakara, dengan luas

wilayah seluruhnya 32,554 Km2 dan merupakan 6,38% dari seluruh luas

wilayah Kabupaten Bantul. Kontur geografis meliputi dataran rendah pada

bagian tengah, perbukitan pada bagian timur, dengan bentang alam relatif

membujur dari timur ke barat. Tata guna lahan yaitu Pekarangan 36,16 %,

Sawah 33,19 %, Tegalan 14,90 % dan Tanah Hutan 3,35 %. Wilayah kerja

Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul merupakan jalur trnsportasi

wisata yang cukup padat, sehingga dengan padatnya transportasi tersebut

diikuti tingginya polusi udara di sekitar wilayah kerja Puskesmas

Piyungan Kabupaten Bantul. Dan sebagian besar dari masyarakat

memiliki pekerjaan sampingan sebagai petani baik disawah dan dikebun.

Dan sebagian besar ibu dari balita hanya sebagai ibu rumah tangga yang

mengakibatkan kurang pengetahuan tentang penyebab pneumonia pada

balita.

Batas wilayah kerja Puskesmas Piyungan adalah : Sebelah Utara

berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Berbah dan Prambanan Sleman,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Patuk Gunungkidul,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pleret dan Dlingo Bantul,

dan Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Banguntapan

Bantul.

Page 20: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

30

Puskesmas Piyungan memiliki visi yaitu Menjadi Puskesmas

pilihan bagi masyarakat Piyungan dan sekitarnya. Untuk mewujudkan visi

tersebut Puskesmas Piyungan memiliki misi Memberikan pelayanan

kesehatan dasar yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan,

Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau, Memberikan

pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif (pelayanan dasar yang

lengkap sesuai dengan standart Puskesmas). Serta Motto dari Puskesmas

Piyungan adalah “KEPUASAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAN

KAMI”.

Gambar 4.1 denah lokasi dari wilayah kerja Puskesmas Piyungan

Kabupaten Bantul.

2. Gambaran Karakteristik Responden

a) Karakteristik Orangtua Yang Memiliki Balita Pneumonia

Ditampilkan dalam tabel 4.1 karakteristik orangtua yang memiliki

balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.

Page 21: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

31

Tabel 4.1 Karakteristik Orang Tua Yang Memiliki Balita Pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.

Karakteristik Frekuensi

(F) Presentase

(%) Pekerjaan Orang Tua

PNS

13

31.7 Swasta 18 43.9 Buruh 9 22.0

Tidak Bekerja 1 2.4 Usia Orang Tua

20 – 35 tahun 13 31,7 36 – 45 tahun 19 46,3 46 – 55 tahun 9 22,0

Total 41 100 Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik

orangtua yang memiliki balita pneumonia sebagian besar memiliki

pekerjaan swasta sebanyak 43,9 %. Dan dengan rentang usia sebagian

besar berusia antara 36 – 45 tahun sebanyak 46,3 %.

b) Karakteristik Balita Pneumonia

Ditampilkan dalam tabel 4.2 karakteristik balita pneumonia di

Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.

Tabel 4.2 Karakteristik Balita Pneumonia di Puskesmas Piyungan

Bantul

Karakteristik Frekuensi

(F) Persentase

(%) Usia Balita Pneumonia 1 – 2 Tahun 26 63,4 2,1 – 3 Tahun 11 26,8 3,1 – 4 Tahun 4 9,8 Jenis Kelamin Balita Pneumonia Laki – Laki 19 46,3 Perempuan 22 53,7 BBL Balita Pneumonia BBLR < 2500 gram 8 19,5 Normal 2500 gram – 4000 gram 33 80,5 Riwayat Pemberian ASI ≥ 6 Bulan 15 36.6

Page 22: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

32

< 6 Bulan 26 63.4 Status Gizi Balita Pneumonia Kurang 5 12.2 Baik 34 82.9 Lebih 2 4.9 Total 41 100 Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan karakteristik usia balita

pneumonia yaitu sebagian besar adalah responden dengan rentang usia 1

– 2 tahun sebanyak 63,4 %. Jenis kelamin balita pneumonia yaitu

sebagian besar adalah responden dengan jenis kelamin perempuan

sebanyak 53,7 %. Berat Badan Lahir balita pneumonia yaitu sebagian

besar adalah responden dengan berat badan lahir normal sebanyak 80,5

%. Riwayat Pemberian ASI sebagian besar adalah responden dengan

riwayat pemberian ASI <6 bulan (tidak eksklusif) sebanyak 63,4 %.

Status gizi sebagian besar responden adalah dengan status gizi yang baik

sebanyak 82,9 %.

3. Kebiasaan Merokok

Ditampilkan dalam tabel 4.3 gambaran kebiasaan merokok orangtua yang

memiliki balita pneumonia.

Tabel 4.3 Kebiasaan Merokok Orang Tua yang Memiliki Balita Pneumonia.

Karakteristik Frekuensi

(F) Presentase

(%) Merokok 34 82.9

Tidak Merokok 7 17.1 Total 41 100.0

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kebiasaan

merokok orangtua yang memiliki balita yaitu sebagian besar adalah

responden yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 34 responden

dengan presentase 82,9 %.

Page 23: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

33

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa orangtua dari balita

pneumonia di Puskesmas Piyungan sebagian besar bekerja sebagai swasta.

Dan dengan rentang usia sebagian besar berusia antara 36 – 45 tahun

sebanyak 19 responden dengan presentase 46,3 %. Serta dari penelitian ini

menunjukan bahwa balita pneumonia dengan karakteristik responden

berdasarkan usia balita pneumonia yaitu sebagian besar adalah responden

dengan rentang usia 1 – 2 tahun sebanyak 26 responden. Hasil ini sesuai

dengan penelitian Jelita Nurariyani (2016), dengan judul gambaran

karakteristik balita yang mengalami pneumonia di puskesmas piyungan

Bantul, dengan hasil dari 134 responden balita yang mengalami

pneumonia sebagian besar usia balita (1-2 tahun) yaitu sebanyak 53 balita

(39.6%). Selain itu Depkes RI (2009) menyatakan anak-anak yang berusia

0-24 bulan lebih rentan terhadap pneumonia dibanding anak-anak yang

berusia di atas 2 tahun hal ini dipengaruhi oleh kekebalan (imunitas) bayi.

Berdasarkan data karakteristik responden lain yaitu menurut jenis

kelamin balita pneumonia yaitu sebagian besar adalah responden dengan

jenis kelamin perempuan sebanyak 22 responden dengan persentase 53,7

%. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang Hartati (2011) di RSUD

Pasar Rebo Jakarta bahwa balita berjenis kelamin laki-laki yang sebanyak

55,8% atau 77 responden. Jenis kelamin (seks) menurut Hananto (2014)

adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak

seseorang lahir. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Depkes RI (2009) menyebutkan laki – laki adalah salah satu resiko

kejadian pneumonia pada balita. Beberapa penelitian menemukan

sejumlah penyakit saluran pernapasan yang dipengaruhi oleh adanya

perbedaan fisik anatomi saluran pernapasan pada anak laki – laki dan

Page 24: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

34

perempuan . Secara umum dalam ukuran tertentu saluran pernapasan anak

laki – laki lebih kecil dibandingkan dengan anak perempuan. Hal ini dapat

meningkatkan frekuensi penyakit saluran pernapasan.

Selain data karakteristik responden diatas masih ada data

karakteristik berdasarkan berat badan lahir balita. Diketahui bahwa

karakteristik responden berdasarkan Berat Badan Lahir balita pneumonia

yaitu sebagian besar adalah responden dengan berat badan lahir normal

sebanyak 33 responden. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Kusmilarsih (2015) dengan hasil bahwa riwayat berat badan lahir balita

pneumonia sebagian besar adalah tidak BBLR yaitu sebanyak 88,6%.

Rata-rata distribusi berat badan lahir balita pneumonia yang paling

banyak yaitu 3100 gram yang tergolong tidak BBLR, sedangkan berat

badan lahir yang tergolong BBLR paling banyak yaitu 2400 gram

sebesar 11,4%. Namun penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Efni (2014) yang mengatakan BBLR merupakan salah

satu factor penyebab pneumonia.

Karakteristik balita pneumonia dengan riwayat pemberian ASI

sebagian besar adalah responden dengan riwayat pemberian ASI <6 bulan

(tidak eksklusif) sebanyak 26 responden dengan persentase 63,4 %. Hasil

ini sejalan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chovron

(2015) yang menyatakan ada hubungan pemberian ASI ekslusif dengan

kejadian pneumonia pada balita yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Pedan Klaten. Dikarenakan ASI adalah makanan terbaik bagi

bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan. ASI memiliki banyak kandungan

seperti vitamin, mineral, lemak, karbohidrat, dan protein sehingga

memiliki peran yang sangat penting untuk melindungi anak dari infeksi

seperti pneumonia dan diare.

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik status gizi sebagian

besar responden adalah dengan status gizi yang baik sebanyak 34

Page 25: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

35

responden dengan persentase 82,9 %. Namun hasil ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Surasmi (2012) yang menyatakan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara status gizi balita dengan kejadian

Pneumonia. Kejadian pneumonia dapat disebabkan karena daya tahan

tubuh lemah, dan keadaan gizi buruk merupakan faktor risiko yang

penting untuk terjadinya ISPA. Balita dengan status gizi lebih/gemuk

mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik dari balita dengan status gizi

kurang maupun status gizi buruk.

2. Kebiasaan Merokok Orang Tua

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dari 41 responden orangtua

yang memiliki balita pneumoni 34 responden menyatakan memiliki

kebiasaan merokok, sedangkan 7 responden menyatakan tidak merokok.

Dari hasil ini tergambarkan bahwa kebiasaan merokok adalah salah satu

faktor yang menyebabkan terjadinya pneumonia pada balita. Kebiasaan

merokok orang tua sebagian besar adalah kepala keluarga dengan perokok

aktif, hal ini dapat mengganggu perokok pasif yaitu anggota keluarga

yang tidak merokok namun terkena asap rokok, terutama balita-balita

yang sering terkena dampaknya. Karena perokok pasif lebih sering berada

di dekat keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok sehingga udara

yang dihirupnya sudah terkontaminasi oleh asap rokok yang

mengakibatkan penyakit pada pernafasan lainnya.

Menurut penelitian yang dilakukan Hartati (2012) mengatakan

bahwa kebiasaan merokok orangtua merupakan faktor yang menyebabkan

balita menderita pneumonia. Efni (2014) juga menyatakan bahwa dari 27

kasus balita pneumonia sebanyak 74,1 % paparan asap rokok dari

kebiasaan merokok orangtua merupakan faktor pencetus dari pneumonia

pada balita. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mokoginta (2012) yang menyatakan bahwa variabel

Page 26: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

36

kebiasaan merokok dan pengetahuan ibu bukan merupakan faktor risiko

terhadap kejadian pneumonia pada anak balita. Jelita (2016) juga tidak

mencantumkan kebiasaan merokok orangtua kedalam faktor resiko yang

berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita dimana hasil

penelitian tersebut juga tidak sesuai dengan hasil penelitian ini.

Udara yang bersih merupakan komponen yang utama didalam

rumah yang sangat diperlukan manusia untuk hidup sehat. Sirkulasi udara

yang bersih berkaitan dengan ventilasi. Paparan asap rokok dari orang tua,

keluarga ataupun lingkungan sekitar dan asap hasil pembakaran bahan

bakar untuk memasak dan pemanasan dengan konsentrasi tinggi dapat

merusak mekanisme pertahanan paru sehungga akan memudahkan

timbuknya ISPA bahkan Pneumonia. Asap rokok merupakan penyebab

paling dominan terhadap polusi dalam ruangan. Beberapa gas yang

dihasilkan dari perilaku merokok seperti SO2, NO2, CO dan CO2. Selain

itu juga dihasilkan partikel debu PM2,5 dan PM10 yang dapat

menyebabkan gangguan pernapasan, salah satunya adalah pneumonia

(Kemenkes RI, 2013)

Anak-anak yang orang tuanya merokok bisa mengalami batuk,

pilek, dan radang tenggorokan serta penyakit paru-paru yang lebih tinggi.

Balita yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok

beresiko 5,743 kali lebih besar menderita pneumonia dibanding dengan

balita yang serumah dengan anggota keluarga yang tidak merokok

(Sugihartono dan Nurjazuli, 2012).

C. Keterbatasan Penelitian

1) Kesulitan

Penelitian ini memiliki keterbatasan ataupun kesulitan dalam

melaksanakanya. Keterbatasan dari penelitian ini adalah tidak

maksimalnya pra penelitian atau kurang ekektifnya study pendahuluan

Page 27: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

37

dikarenakan terbatasnya akses yang diberikan saat study pendahuluan

yang dikarenakan sedang adanya renovasi di Puskesmas sehingga

peneliti kesulitan untuk mendapatkan data lengkap dari responden

yang akan diteliti. Selain itu saat melakukan penelitian kendala jalanya

penelitian adalah alamat / data responden yang tidak lengkap yang

menyebabkan peneliti serta asisten peneliti terkendala untuk

menemukan rumah responden, serta tidak semua responden selalu

berada dirumah dikarenakan bekerja atau aktifitas lain diluar rumah

yang mengakibatkan peneliti ataupun asisten peneliti harus menunggu

untuk mendapatkan data dari responden.

2) Kelemahan

Kelemahan dari penelitian ini adalah penelitian ini hanya

menggambarkan kebiasaan merokok orangtua yang memiliki balita

pneumonia tanpa menghubungkan kebiasaan merokok orangtua

dengan kejadian pneumonia pada balita.

Page 28: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran kebiasaan merokok orangtua

yang memiliki balita di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul dapat ditarik

beberapa kesimpulan yaitu:

1. Diketahui gambaran kebiasaan merokok orangtua yang memiliki balita

pneumonia sebanyak 82,9 % yaitu 34 dari 41 orangtua yang memiliki

balita pneumoni menyatakan memiliki kebiasaan merokok.

2. Diketahui gambaran kebiasaan merokok orangtua yang memiliki balita

pneumonia sebanyak 17,1 % yaitu 7 dari 41 orangtua yang memiliki balita

pneumoni menyatakan tidak memiliki kebiasaan merokok.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian mengenai gambaran

kebiasaan merokok orangtua yang memiliki balita pneumonia di Puskesmas

Piyungan Kabupaten Bantul, maka ada beberapa saran yang diajukan sebagai

bahan pertimbangan, yaitu:

1. Bagi keluarga

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi

orang tua untuk tidak merokok di dekat balita. Serta bisa lebih

meningkatkan pola hidup sehat sesuai dengan PHBS dan dapat berhenti

untuk merokok.

2. Bagi Perawat

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan pedoman

dalam melakukan asuhan keperawatan serta menjadi acuan untuk

Page 29: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

39

melakukan pendidikan kesehatan khususya pada balita dan PHBS kepada

orangtua.

3. Bagi instansi Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan dapat

sebagai pedoman dalam menyusun langkah dan strategi untuk

meningkatkan kerjasama antara puskesmas dengan orang tua guna melatih

orang tua untuk menjalankan PHBS terutama tentang merokok.

4. Bagi peneliti lain

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi

untuk meningkatkan pengetahuan bagaimana gambaran kebiasaan

merokok orang tua yang memiliki kebiasaan merokok. Dan peneliti dapat

menghubungan antara kebiasaan merokok orang tua dengan kejadian

pneumonia pada balita.

Page 30: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

40

DAFTAR PUSTAKA

Bambang. (2012). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita Umur 12 - 48 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mijen Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.

Bustan, M. (2007). Epidemologi Penyakit Menular. Rineka Cipta. Yogyakarta

Chovron. (2015). Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta

Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. Jakarta

Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2010). Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinas Kesehatan DIY. (2008). Riset Kesehatan DIY. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Republik Indonesia

Dinkes Daerah Istimewa Yogyakarta. (2013a). Profil Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta

_________. (2013b). Profil Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta

Dinkes Daerah Istimewa Yogyakarta. (2015a). Profil Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta.

_________. (2015b). Profil Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta

Dinkes Kabupaten Bantul. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2015.

Dharma, K,K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian Edisi Revisi. Trans Info Media. Jakarta

Efni, Y. (2014), Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita, UNAND. Padang

Elizabeth, L.A. (2010). Stop Merokok Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Garai Ilmu. Yogyakarta.

Hananto. (2014). Analisis Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada

Balita. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta

Page 31: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

41

Ita, K. (2010) Hubungan antara status merokok anggota keluarga dengan lama pengobatan ISPA Balita di Kecamatan Jenawi, Tesis.

Kusmilarsih. (2014). Hubungan berat badan lahir (BBL) dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian pneumonia pada balita di puskesmas tawangsari kabupaten Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta

Mokoginta, D. (2012), Faktor Risiko Kejadian Pneumonia pada Anak Balita, Universitas Hasanudin. Makasar.

Muktasim, A. (2012). Hubungan Status Gizi Dengan Rawat Inap Pasien Pneumonia Balita Di RSUD Moewardi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Munir, Z. (2010). Pengertian Orang Tua. PT Refika Aditama. Bandung.

Notoadmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nurariyani, J. (2016), Gambaran karakteristik balita yang mengalami pneumonia. Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Yogyakarta.

Pamungkas. (2012). Analisis Faktor Resiko Pneumonia pada Balita di 4 Provinsi di Wilayah Indonesia Timur [Skripsi]. Universitas Indonesia. Jakarta.

Pertiwi, I. (2010). Pengertian Orang Tua. PT Refika Aditama. Bandung.

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar Penelitian. Badan Pengembangan Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI

Riyadi, S. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Anak, Jakarta.

Machmud, R. (2006). Pneumonia balita di Indonesia dan Peran Kabupaten dalam Penanggulangannya. Padang: Andalas University Press

Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.

Soekanto, S (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers

Sugihartono dan Nurjazuli. (2012). Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Vol 11. No 1. April 2012

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dn R&D. Alfabeta. Bandung.

Surasmi, A. (2012). Status Gizi Balita Pada Kejadian Pneumonia Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Surakarta

Susi, H. (2012), Faktor Risiko Terjadinya Pneumonia pada Anak Balita. Universitas Indonesia. Depok.

Page 32: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

42

Sutomo, B. (2010). Menu sehat alami untuk batita dan balita. Jakarta. PT. Agro Media Pustaka

Tantry, F. (2008). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesakitan Pneumonia pada Balita usia 0-59 Bulan di Propinsi NTB. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok.

WHO (2013). World Health Statitic Geneva.

Zaldy. (2010). Hubungan Antara Perilaku Merokok Orang Tua dan Anggota Keluarga Yang Tinggal Dalam Satu Rumah Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan

Page 33: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

45

Lampiran 3. Data Karakteistik Balita

DATA KARAKTERISTIK BALITA

Nama Balita :

Usia Balita : bulan/tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Berat Badan Lahir : Kg

Riwayat Pemberian ASI : < 6 bulan ≥ 6 bulan

Lama Terdiagnosa Pneumonia :

KUESIONER KEBIASAAN MEROKOK

Page 34: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –

46

Lampiran 4. Kuesioner Kebiasaan Merokok Orang Tua yang Memiliki Balita Pneumonia

Petunjuk umum pengisian :

a. Jawablah pertanyaan yang ada secara obyektif

b. Silahkan coret atau lingkari pilihan jawaban menurut pilihan anda

c. Kami menjamin kerahasiaan informasi yang akan anda berikan sesuai

dengan kode etik penelitian ilmiah.

Daftar Pertanyaan 1. Apakah anda (orang tua) merokok ?

(Apabila jawaban (Ya) lanjutkan ke pertanyaan berikutnya)

(Apabila jawaban (Tidak) lanjutkan ke pertanyaan no.2)

a. Ya b. Tidak

2. Apakah ada anggota keluarga lain yang serumah yang merokok ?

(Apabila jawaban (Tidak) cukupkan dan tidak perlu dilanjutkan ke

pertanyaan berikutnya)

a. Ya b. Tidak

3. Apakah orang tua / anggota keluarga lain merokok di dalam rumah?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah orang tua / anggota keluarga lain merokok setiap hari ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah orang tua / anggota keluarga lain selalu merokok di dekat

balita?

a. Ya b. Tidak

6. Ketika ada yang merokok di dalam rumah, apakah pintu dan jendela

dibuka?

a. Ya b. Tidak

KUESIONER KEBIASAAN MEROKOK

Page 35: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –
Page 36: GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA YANG …repository.unjaya.ac.id/2468/1/ADIAR HAFIDH NURROHIM (2213036... · Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sejak tahun 2010 –