gambaran alur penerbitan rekomendasi ijin tenaga …
TRANSCRIPT
GAMBARAN ALUR PENERBITAN REKOMENDASI IJIN TENAGA
KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM
TAHUN 2018
Oleh:
I Gusti Ayu Agung Desya Paramita Adiartha
Rina Listyowati, S.SiT, M.Kes (197105292008122001)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul
“Gambaran Alur Penerbitan Rekomendasi Ijin Tenaga Kesehatan Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Karangasem Tahun 2018”. Laporan penelitian ini merupakan laporan
yang penulis buat sebagai hasil yang diperoleh selama melakukan penelitian di Dinas
Kesehatan Kabupaten Karangasem,
Dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan
bantuan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana;
2. dr. Ni Wayan Arya Utami. M.App.Bsc, Ph.D selaku ketua panitia dan seluruh
anggota panitia penyelenggara kegiatan penelitian;
3. Rina Listyowati,SSiT,M.Kes selaku dosen pembimbing akademik (PA) yang
telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan sarannya dalam
pembuatan dan penyelesaian laporan ini;
4. I Dewa Nyoman Oka Suparta, SST sebagai pembimbing lapangan yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan sarannya dalam pembuatan dan
penyelesaian laporan ini;
5. Seluruh staf di Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
seksi Sumber Daya Kesehatan, atas bimbingan, arahan, informasi, serta saran-
sarannya dalam pembuatan dan penyelesaian laporan ini;
6. Seluruh staf Tata Usaha dan dosen PSKM FK UNUD atas bantuan dan
bimbingannya kepada penulis dalam mempersiapkan dan melaksanakan
kegiatan dan penyelesaian laporan penelitian;
iii
7. Keluarga, sahabat, dan teman-teman penulis di PSKM FK UNUD yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungannya dalam
membuat dan menyelesaikan laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi
pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan
ini.
Denpasar, 22 November 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................ Error! Bookmark not defined.
IDENTITAS PESERTA PKL ..................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 3
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 3
1.3 Manfaat ............................................................................................................... 4
1.3.1 Bagi Mahasiswa ........................................................................................... 4
1.3.2 Bagi Universitas.......................................... Error! Bookmark not defined.
1.3.3 Bagi Tempat PKL ........................................................................................ 4
1.3.4 Bagi Program Studi ..................................................................................... 5
BAB II ANALISIS SITUASI ...................................................................................... 6
2.1 Analisis Situasi Umum ....................................................................................... 6
2.1.1 Gambaran Umum…………………………………………………………..6
2.1.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi…………………………………………….6
2.1.3 Sumber Daya Manusia……………………………………………………..7
2.1.4 Struktur Organisasi………………………………………………………...7
2.2 Analisis Situasi Khusus ...................................................................................... 8
2.2.1 Gambaran Umum Seksi…………………………………………………....8
v
2.2.2 Perijinan Di Dinas Kesehatan Kab. Karangasem……………………… 10
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH .................. 12
3.1 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 12
3.2 Prioritas Masalah .............................................................................................. 14
3.2.1 Metode USG……………………………………………………………...14
3.2.2 Hasil Metode USG……………………………………………………….16
BAB IV PEMAPARAN HASIL ................................................................................ 18
4.1 Masalah Waktu Penerbitan Rekomendasi Ijin Tenaga Kesehatan ................... 18
4.2 Analisis Penyebab Masalah .............................................................................. 21
BAB V ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH ............................................... 26
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 29
6.1 Simpulan ........................................................................................................... 29
6.2 Saran ................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 31
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 33
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Skala Likert USG……………………………………………………15
Tabel 3.2 Metode USG……………………………………………………….…16
Tabel 4.1 SOP Surat Rekomendasi Izin Praktik Tenaga Kesehatan…………….19
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kab. Karangasem……………8
Gambar 4.2 Diagram Fishbone Analisis Penyebab Masalah…………………….23
x
DAFTAR SINGKATAN
Diklat = Pendidikan dan Pelatihan
Diskes = Dinas Kesehatan
IBI = Ikatan Bidan Indonesia
IDI = Ikatan Dokter Indonesia
Kab = Kabupaten
Kadis= Kepala Dinas
KTP= Kartu Tanda Penduduk
Nakes = Tenaga Kesehatan
PDGI = Persatuan Dokter Gigi Indonesia
PKL= Praktek Kerja Lapangan
PMPTSP= Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
PNS = Pegawai Negeri Sipil
PPNI = Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PTGMI =Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia
Renstra = Rencana Strategis
RS= Rumah Sakit
SDK= Sumber Daya Kesehatan
SDM = Sumber Saya Manusia
SIP = Surat Ijin Praktik
SOP = Standar Operasional Prosedur
STPT= Surat Terdaftar Pengobat Tradisional
xi
STR= Surat Tanda Registrasi
Sunprog = Susunan Program
UMOT= Usaha Mikro Obat Tradisional
UPT = Unit Pelaksana Teknis
UPTD= Unit Pelaksana Teknis Dinas
USG = Urgency, Seriousness, Growth
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terjadi peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan melalui peningkatan: upaya kesehatan; pembiayaan kesehatan; sumber
daya manusia kesehatan; sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan; manajemen
dan informasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat (Renstra Diskes
Karangasem, 2016).
Dalam pembangunan kesehatan ini tentunya membutuhkan organisasi untuk
mengelola sistem kesehatan agar pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan baik,
salah satu organisasi tersebut yaitu Dinas Kesehatan. Dinas kesehatan merupakan
badan yang bertugas melaksanakan otonomi daerah di bidang kesehatan sebagai
fungsi teknis kesehatan dalam merumuskan kebijakan teknis di Bidang Kesehatan.
fungsi dinas kesehatan yaitu : merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan,
menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah, pembinaan terhadap Puskesmas
sebagai Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan, mengelola urusan Tata Usaha
Dinas, serta melaksanakan kegiatan fungsional dalam lingkup kesehatan (Diskes
Karangasem, 2018).
Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem merupakan salah satu instansi
pelaksana dan bagian dari Pemerintah Kabupaten Karangasem yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang kesehatan dan
bertanggungjawab kepada Bupati Karangasem melalui Sekretaris Daerah Kabupaten
Karangasem. Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem memiliki 14 UPTD yaitu
terdiri dari 12 Puskesmas, Laboratorium dan RS Pratama. Berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
2
Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Karangasem, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Karangasem dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, dibantu oleh
seorang Sekretaris dan 3 orang Kepala Bidang, yaitu : Bidang Kesehatan Masyarakat,
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan dan
Sumber Daya Kesehatan. Sekretaris membawahi 2 Sub Bagian yaitu : Sub Bagian
Umum, Kepegawaian, dan Keuangan serta Sub Bagian Sunprog, Evaluasi dan
Pelaporan. Kepala Bidang masing-masing membawahi 3 Seksi. Bidang Kesehatan
Masyarakat membawahi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi; Seksi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; serta Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olahraga. Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
membawahi Seksi Surveilans, Bencana, dan Imunisasi; Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular; serta Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa. Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya
Kesehatan membawahi Seksi Pelayanan Kesehatan; Seksi Kefarmasian, Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan; serta Seksi Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan (Renstra Diskes Karangasem, 2016).
Salah satu kegiatan yang dikelola Dinas Kesehatan yaitu perijinan tenaga
kesehatan. Dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diperlukan sumber
daya kesehatan yang cukup dan mempunyai keahlian di bidangnya. Tenaga kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan tersebut yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, dan tenaga keteknisan medis.
Ijin yang diberikan kepada tenaga kesehatan tersebut merupakan bentuk pengaturan,
pembinaan, dan pengawasan terhadap tenaga kesehatan agar selalu memberikan
pelayanan kesehatan berdasarkan keahlian, kewenangan di bidang keilmuan, serta
dilakukan sesuai tanggungjawab profesi. Tujuan perijinan tenaga kesehatan pada
dasarnya adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari praktek
3
pemberian pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi standar, agar tidak
membahayakan keselamatan dan kesehatan, serta memberikan perlindungan hukum
pada pelaksana pelayanan yang dilakukan sesuai dengan standar profesinya.
Pada tahun 2017 setelah dikeluarkannya Peraturan Bupati Karangasem Nomor
70 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perizinan dan Non
Perizinan, maka alur perijinan di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem
mengalami perubahan. Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem yang sebelumnya
merupakan lembaga yang mengeluarkan SIP Tenaga Kesehatan, sekarang hanya
mengeluarkan Surat Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan berdasarkan hasil visitasi
terhitung sejak bulan Mei 2018. Sedangkan lembaga yang mengeluarkan SIP Tenaga
Kesehatan sekarang ini adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PMPTSP). Karena pentingnya perijinan tenaga kesehatan serta perubahan alur
tersebut maka perlu diketahui alur perijinan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Alur Penerbitan Rekomendasi Ijin Tenaga
Kesehatan pada Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan, Bidang Pelayanan
Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran umum Seksi Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan, Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan,
Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem.
2. Untuk mengetahui gambaran umum perijinan dan alur penerbitan
rekomendasi ijin tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem.
4
3. Mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah yang terdapat dalam
pengelolaan rekomendasi ijin tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Karangasem.
4. Mencari alternatif pemecahan masalah yang terdapat dalam pengelolaan
rekomendasi ijin tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi peneliti
1. Mendapatkan gambaran keterampilan dan pengetahuan mengenai program
di Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan, Bidang Pelayanan
Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem.
2. Mendapatkan pengetahuan dalam mengidentifikasi permasalahan serta
solusi pemecahan masalah yang terjadi pada pengelolaan rekomendasi ijin
tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem.
1.3.2 Bagi Universitas
1. Terbinanya jejaring kerjasama dengan institusi tempat penelitian dalam
upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadaan antara substansi akademik
dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
2. Dapat menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem
sebagai upaya peningkatan kualitas mahasiswa PS. Kesehatan Masyarakat.
1.3.3 Bagi Tempat Penelitian
1. Dapat memberikan ilmu masukan dan arahan serta saling bertukar informasi
antar petugas Dinas Kesehatan dan peneliti.
2. Mendapat pengembangan informasi kesehatan antar petugas dan peneliti.
5
1.3.4 Bagi Program Studi
1. Laporan penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan evaluasi
pembelajaran.
2. Mendapatkan masukan untuk penyempurnaan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja.
3. Terbinanya jaringan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem dalam meningkatkan keterkaitan dan kesepadaan antara
substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Situasi Umum
2.1.1 Gambaran Umum
Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem merupakan salah satu instansi
pelaksana dan bagian dari Pemerintah Kabupaten Karangasem yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang kesehatan dan
bertanggungjawab kepada Bupati Karangasem melalui Sekretaris Daerah Kabupaten
Karangasem. Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem berlokasi di Jalan Ahmad
Yani, Subagan, Amlapura. Visi dan misi yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Karangasem adalah :
Visi : Terwujudnya Karangasem Sehat berlandaskan Tri Hita Karana.
Misi :
1) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan
2) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
3) Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular
4) Menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan yang merata, berkualitas, dan
akuntabel
5) Mengembangkan kebijakan dan manajemen kesehatan
2.1.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Bupati Karangasem Nomor 33 Tahun 2013 tanggal 28
November tahun 2013 tentang perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Karangasen
Nomor 40 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Dinas Daerah Kabupaten Karangasem,
bahwa Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten
7
Karangasem, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekeratris Daerah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem mempunyai tugas pokok
melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di Bidang Kesehatan sebagai fungsi
teknis kesehatan dalam merumuskan kebijakan teknis di Bidang Kesehatan.
Dalam melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud, Dinas Kesehatan
Kabupaten Karangasem menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Kesehatan.
2. Menunjang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
3. Pembinaan terhadap Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis di Bidang
Kesehatan.
4. Pengelolaan urusan Tata Usaha Dinas.
5. Pelaksanan Kegiatan Fungsional dalam Lingkup Kesehatan.
2.1.3 Sumber Daya Manusia
Ketenagaan merupakan bagian penting yang perlu mendapat perhatian khusus
dalam meningkatkan pelayanan. Di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem sendiri
sumber daya manusianya terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan Tenaga
Kontrak. Jumlah PNS yaitu 55 orang dan Tenaga Kontrak yaitu 52 orang.
2.1.4 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Karangasem, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas, dibantu oleh seorang Sekretaris dan 3 orang Kepala Bidang, yaitu :
Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan. Sekretaris membawahi 2
Sub Bagian dan Kepala Bidang membawahi 3 Seksi. Di samping itu Dinas Kesehatan
8
memiliki 14 UPTD yaitu terdiri dari 12 Puskesmas, Laboratorium dan RS Pratama.
Kepala UPTD dibantu oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Tipe B. Berdasarkan Peraturan Bupati
Karangasem Nomor 37 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Karangasem.
2.2 Analisis Situasi Khusus
2.2.1 Gambaran Umum Seksi
Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan berada di bawah Bidang
Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan. Tugas utama dari Seksi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas kesehatan Kab.
Karangasem
9
Pengembangan Sumber Daya Kesehatan yaitu mengembangkan sumber daya
kesehatan melalui beberapa program dan kegiatan yaitu :
1) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, yang bertujuan
meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur di Dinas Kesehatan dan UPT
kesehatan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan formal.
2) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, yang bertujuan agar terselenggara
pelayanan kesehatan yang memenuhi standar melalui kegiatan evaluasi dan
pengembangan standar pelayanan kesehatan serta peningkatan standar
perijinan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Revisi Peraturan Bupati Karangasem Nomor 37 Tahun 2016
Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Karangasem. Kepala Seksi Pengembangan Sumber
Daya Kesehatan pada Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :
a. merumuskan rencana kegiatan Seksi Sumber Daya Kesehatan;
b. menyiapkan petunjuk pelaksanaan Seksi Sumber Daya Kesehatan;
c. merencanakan dan mengembangkan Sumber Daya Kesehatan;
d. melaksanakan Diklat bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
e. menyelenggarakan pengkajian, penelitian/survey dan pengembangan sumber
daya kesehatan;
f. memimpin, mengkoordinasikan dan mendistribusikan pelaksanaan tugas
kepada bawahan sesuai bidangnya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
dengan baik;
g. menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan karir;
h. mengevaluasi, merumuskan dan menyusun laporan kinerja dan melaporkan
hasil pelaksanaan kegiatan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban;
i. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; dan
10
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis.
2.2.2 Perijinan di Dinas Kesehatan Kab. Karangasem
Salah satu program yang dikelola Dinas Kesehatan yaitu Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan. Program ini dilakukan melalui kegiatan perijinan di bidang
kesehatan. Perijinan tersebut yaitu ijin operasional klinik, surat ijin apotek, ijin toko
obat, ijin produksi pangan industri rumah tangga, ijin optikal, ijin laboratorium
kesehatan, ijin mendirikan dan operasional RS kelas C dan RS kelas D, ijin
operasional pest control, serta SIP tenaga kesehatan.
Ijin berupa SIP yang diberikan kepada tenaga kesehatan tersebut merupakan
bentuk pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap tenaga kesehatan agar
selalu memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan keahlian, kewenangan di bidang
keilmuan, serta dilakukan sesuai tanggungjawab profesi. Tujuan perijinan tenaga
kesehatan pada dasarnya adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari
praktek pemberian pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi standar, agar tidak
membahayakan keselamatan dan kesehatan, serta memberikan perlindungan hukum
pada pelaksana pelayanan yang dilakukan sesuai dengan standar profesinya.
Untuk mendapatkan SIP tenaga kesehatan, maka tenaga kesehatan harus
mengajukan permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan melalui
organisasi profesi, kemudian organisasi profesi mengajukan berkas permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan, seksi perijianan tenaga kesehatan malakukan telaah
terhadap berkas permohonan, jika belum memenuhi syarat berkas dikembalikan ke
organisasi profesi dan jika permohonan memenuhi syarat administrasi maka Kepala
Dinas Kesehatan mengeluarkan surat ijin praktek/kerja dan diserahkan ke organisasi
profesi kemudian diserahkan kepada pemohon. Namun pada tahun 2017 setelah
dikeluarkannya Peraturan Bupati Karangasem Nomor 70 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perizinan dan Non Perizinan, maka bentuk
perijinan di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem mengalami perubahan. Dinas
11
Kesehatan Kabupaten Karangasem tidak lagi mengeluaran SIP Tenaga Kesehatan
namun hanya mengeluarkan Surat Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan
berdasarkan hasil visitasi terhitung sejak bulan Mei 2018. Untuk SIP Tenaga
Kesehatan dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PMPTSP).
Alur penerbitan rekomendasi setelah dikeluarkannya Peraturan Bupati Karangasem
Nomor 70 Tahun 2017 yaitu :
1) Pemohon membawa kelengkapan berkas yang terdiri dari STR, surat
pernyataan tempat praktik, rekomendasi dari organisasi profesi, rekomendasi
Kepala Puskesmas, pas foto, surat ijin pimpinan instansi, dan fotokopi KTP
yang kemudian akan di registrasi oleh kepala seksi SDK.
2) Selanjutnya bila berkas telah lengkap maka Tim melakukan visitasi ke tempat
praktek pemohon, apabila sudah layak Tim visitasi menyerahkan hasil
visitasi dan dokumen pemohon ke seksi SDK.
3) Tim memverifikasi kembali draft rekomendasi izin praktik yang telah dibuat,
apabila sudah benar diserahkan kepada Kepala Seksi.
4) Kepala Seksi meneliti draft rekomendasi izin praktik tenaga kesehatan, jika
belum sesuai harus diperbaiki, jika sudah benar akan diparaf dan diserahkan
kepada Kepala Dinas Kesehatan.
5) Kepala Dinas Kesehatan menerbitkan rekomendasi izin praktik tenaga
kesehatan dengan menandatangani draft rekomendasi izin praktik tenaga
kesehatan yang sudah disiapkan.
6) Pemberitahuan kepada tenaga kesehatan yang bersangkutan/petugas yang
mengurus rekomendasi izin praktik bahwa rekomendasi izinnya sudah selesai.
7) Mengarsipkan salinan rekomendasi surat izin praktik tenaga kesehatan.
12
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH
3.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah didapatkan beberapa masalah pada Program
Standarisasi Pelayanan Kesehatan pada kegiatan perijinan. Permasalahan tersebut
yaitu :
1) Kurangnya Informasi Terkait Perubahan Alur Perijinan
Diketahui setelah dikeluarkannya Peraturan Bupati Karangasem Nomor 70
Tahun 2017 maka perijinan diserahkan ke Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP). Namun penyerahan tersebut
bersifat bertahap. Belum semua perijinan diserahkan. Perijinan yang sudah
diserahkan yaitu: ijin operasional klinik, surat ijin apotek, ijin toko obat, ijin
produksi pangan industri rumah tangga, ijin optikal, ijin laboratorium
kesehatan, SIP dokter/dokter gigi, SIP bidan, SIP perawat, SIP perawat gigi,
SIP tenaga farmasi, SIP tenaga gizi, SIP sanitarian, SIP radiographer, SIP
fisioterapi, SIP analis, ijin mendirikan dan operasional RS kelas C dan RS
Kelas D, serta ijin operasional pest control. Sedangkan perijinan yang belum
diserahkan yaitu : SIP refraksionis, STPT, UMOT, Laik Sehat, serta Grading.
Karena Perturan Bupati Karangasem tersebut maka alur perijinan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Karangasem mengalami perubahan. Sebelumnya
permohonan ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan melalui organisasi
profesi, kemudian organisasi profesi mengajukan berkas permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan, seksi perijianan tenaga kesehatan malakukan telaah
terhadap berkas permohonan, jika belum memenuhi syarat berkas
dikembalikan ke organisasi profesi dan jika permohonan memenuhi syarat
administrasi maka Kepala Dinas Kesehatan mengeluarkan surat ijin
praktek/kerja dan diserahkan ke organisasi profesi kemudian diserahkan
kepada pemohon. Namun setelah dikeluarkannya Peraturan Bupati
13
Karangasem Nomor 70 Tahun 2017 maka Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem hanya mengeluarkan Surat Rekomendasi Kepala Dinas
Kesehatan berdasarkan hasil visitasi sedangkan SIP dikeluarkan oleh Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP). Kurangnya
informasi menyebabkan pemohon tidak mengetahui alur yang baru sehingga
masih banyak kasus pemohon datang ke Dinas kesehatan Kabupaten
Karangasem untuk mencari ijin, yang seharusnya berkas dibawa ke Dinas
PMPTSP lebih dulu.
2) Kurangnya SDM
Permasalahan lain yang ditemui berdasarkan hasil wawancara dengan staf)
yaitu kurangnya SDM untuk tim visitasi. Tim visitasi merupakan
perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem yang
bertempat di masing-masing kecamatan dan ditetapkan berdasarkan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem Nomor 31 Tahun
2018 Tentang Pembentukan dan Susunan Keanggotaan Tim Penilai Perizinan
Bidang Kesehatan Kabupaten Karangasem. Tugas tim visitasi yaitu
melaksanakan penilaian perizinan di bidang kesehatan dan bertanggujawab
dan melaporkan segala hasil pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Karangasem.
3) Waktu Penerbitan Rekomendasi Yang Lama dan Tidak Sesuai SOP
Bersadarkan catatan yang ada diketahui waktu untuk mencetak rekomendasi,
tanda tangan kepala dinas, dan penyerahan berkas ke Dinas PMPTSP rata-rata
membutuhkan waktu 7 hari. Ini juga belum termasuk untuk waktu visitasi
yang tidak pasti. Diketahui pula berdasarkan hasil studi dokumen diketahui
bahwa waktu yang dibutuhkan untuk penerbitan rekomendasi tidak sesuai
SOP. Setelah dikeluarkannya Peraturan Bupati Karangasem Nomor 70 Tahun
2017, terjadi perubahan alur perijinan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem. Tujuan dari perubahan ini yaitu untuk mempermudah perijinan
agar dikelola oleh satu lembaga namun nyatanya malah mempersulit alur yang
14
semakin panjang dan berbelit-belit sehingga waktu yang diperlukan untuk
menerbitkan ijin semakin lama.
3.2 Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah maka ditetapkan satu prioritas masalah.
Penetapan prioritas masalah dapat dilakukan denga menggunakan berbagai metode
yaitu metode Delbeg, metode Hanlon, metode Delphi, metode pembobotan, metode
dengan rumus, dan metode USG. Pada penentuan prioritas masalah pada kegiatan
perijinan yang dikelola Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan, Dinas
Kesehatan Kabupaten Karangasem akan digunakan metode USG. Penggunaan
metode USG karena kelebihan metode USG ini adalah dalam menentukan prioritas
masalah, waktu yang dibutuhkan cepat.
3.2.1 Metode USG
Penetapan prioritas masalah akan menggunakan salah satu metode yaitu
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG adalah metode
penetapan prioritas masalah dengan teknik skoring. Ada tiga kriteria yang
dipertimbangkan dalam penetapan prioritas, yaitu urgency, seriousness, dan
growth (Andiyani, 2015). Skor yang digunakan menggunakan skala likert 1-5 (5 =
sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil).
Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan (Iswahyudi, 2010). Semakin penting dan mendesaknya
suatu masalah semakin tinggi urgensi masalah tersebut. Pada masalah perijinan
semakin penting dan mendesaknya masalah perijinan tersebut untuk diselesaikan
maka semakan tinggi tingkat urgensinya.
Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau
tidak (Iswahyudi, 2010). Semakin tinggi dampak masalah tersebut, semakin serius
masalah tersebut. Pada masalah perijinan semakin besar dampak masalah tersebut
maka semakin tinggi tingkat keseriusannya.
15
Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah (Iswahyudi, 2010). Semakin
cepat kemungkinan berkembangnya masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya. Pada masalah perijinan semakin besar tingkat perkembangan
masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.
Berikut skala likert 1-5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat
kecil) untuk urgency, seriousness, dan growth :
U (Urgency) S (Seriousness) G (Growth)
Mendesaknya masalah Keseriusan masalah Berkembangnya masalah
1: Sangat tidak mendesak 1: Sangat tidak serius 1: Sangat tidak berkembang
2: Tidak mendesak 2: Tidak serius 2: Tidak berkembang
3: Cukup mendesak 3: Cukup serius 3: Cukup cepat berkembang
4: Mendesak 4: serius 4: Cepat berkembang
5: Sangat mendesak 5: Sangat serius 5: Sangat cepat berkembang
Kelemahan dari metode USG ini adalah penentuan prioritas yang bersifat
subjektif, oleh karena itu perlu menetapkan kriteria untuk masing- masing unsur USG
tersebut untuk mengurangi tingkat subjektivitas. Umumnya digunakan pemberian
skor skala 1-5, semakin tinggi tingkat urgensi, keseriusan masalah, maupun
pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing- masing
unsur tersebut. Kelebihan metode USG ini adalah dalam menentukan prioritas
masalah, waktu yang dibutuhkan cepat.
Table 3.1 Skala Likert USG
16
3.2.2 Hasil Metode USG
Masalah yang terdapat pada pengelolaan perijinan tenaga kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Karangasem yaitu: kurangnya informasi terkait perubahan alur
perijinan, kurangnya SDM, dan waktu penerbitan rekomendasi yang lama dan tidak
sesuai SOP.
Penentuan prioritas masalah didapatkan dengan cara melihat nilai total yang
paling tinggi berdasarkan hasil kuesioner penentuan prioritas masalah yang penulis
berikan kepada 3 orang staf. 3 orang staf ini merupakan staf di Seksi Pengembangan
Sumber Daya Kesehatan yang membawahi perijinan tenaga kesehatan. Nilai total
tersebut didapatkan dengan cara menjumlahkan jumlah nilai urgency dari seluruh
responden dengan jumlah nilai seriousness dari seluruh responden dan dengan jumlah
nilai growth dari seluruh responden.
NO MASALAH
Urgency
(Urgensi)
Seriousness
(Keseriusan)
Growth
(Perkembangan
Masalah)
TOTAL
1 Kurangnya informasi
terkait perubahan
alur perijinan
2+2+3 = 7 2+3+3 = 8 2+2+2 = 6 21
2 Kurangnya SDM 3+2+2 = 7 3+3+3 = 9 3+3+2 = 8 24
3 Waktu penerbitan
rekomendasi yang
lama dan tidak sesuai
SOP
4+3+5 = 12 4+4+4 = 12 4+4+4 = 12 36
Table 3.2 Metode USG
17
Skor yang digunakan menggunakan skala likert 1-5. (5 = sangat besar, 4 = besar, 3
= sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil)
Dari table 3.2 di atas dapat dilihat masalah yang memiliki tingkat urgency,
seriousness, serta growth tertinggi adalah waktu penerbitan rekomendasi yang lama
dan tidak sesuai SOP. Dengan nilai urgency sebesar 12, seriousness sebesar 12, serta
growth sebesar 12. Berdasarkan hasil penjumlahan ketiga kriteria (U, S, G) dari
seluruh masalah, maka dapat ditentukan yang menjadi prioritas masalah pengelolaan
perijinan tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem yaitu waktu
penerbitan rekomendasi yang lama dan tidak sesuai SOP dengan total nilai sebesar
36. Ini berarti permasalahan waktu penerbitan rekomendasi yang lama dan tidak
sesuai SOP pada kegiatan perijinan di Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem merupakan permasalahan yang paling
penting dan mendesak, paling besar dampaknya, serta paling besar tingkat
perkembangan masalahnya sehingga harus segera ditangani.
18
BAB IV
PEMAPARAN HASIL
4.1 Masalah Waktu Penerbitan Rekomendasi Ijin Tenaga Kesehatan
Berdasarkan hasil metode USG didapatkan prioritas masalah yaitu waktu
penerbitan rekomendasi yang lama dan tidak sesuai SOP. Bersadarkan catatan yang
ada diketahui waktu untuk mencetak rekomendasi, tanda tangan kepala dinas, dan
penyerahan berkas ke dinas PMPTSP rata-rata membutuhkan waktu 7 hari. Ini juga
belum termasuk untuk waktu visitasi yang tidak pasti. Bila dilihat pada SOP maka
waktu penerbitan rekomendasi ini tidak sesuai dengan SOP.
Perubahan alur perijian di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem dilakukan
secara bertahap. Walau Peraturan Bupati Karangasem Nomor 70 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perizinan dan Non Perizinan
telah dikeluarkan pada tahun 2017, namun Dinas kesehatan Kabupaten Karangasem
baru menyerahkan perijinan nakes ke Dinas PMPTSP pada April 2018. Itupun belum
sepenuhnya karena Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem masih mengeluarkan
Surat Rekomendasi Kepala Dinas yang merupakan salah satu syarat mendapatkan ijin
nakes terhitung sejak bulan Mei 2018.
Jumlah Surat Rekomendasi Nakes yang diterbitkan dari bulan Mei hingga November
2018 berjumlah 46 buah.
19
1 Meregistrasi surat permohonan rekomedasi,
memeriksa
kelengkapan dokumen persyaratan meliputi:
2 (dua)hari
1. STR yg diterbitkan dan dilegalisir
asli o.Konsil Kedokteran Indonesia
2. Surat pernyataan memiliki tempat
praktik atau surat keterangan dr
sarana pelayanan kesehatan sbg
tmpt praktiknya
3. Rekomendasi dr org.profesi di wil.
praktik
4. Rekomendasi dari Kepala Pusk.
5. Pas foto berwarna uk.4x6 2 lbr &
3x4 1 lbr utk satu tmpt prakik
6. Surat izin dari pimpinan instansi
7. Fotocopy KTP Terbaru
2 Tim melakukan visitasi ke tempat praktek
pemohon,
apabila sudah layak, Tim visitasi
menyerahkan hasil visitasi dan dokumen
pemohon ke bid. SDK ya
Chek List 2 (dua) hari Hasil Visitasi
3 Tim memverifikasi kembali draft
rekomendasi izin praktik
yang telah dibuat, apabila sudah benar
diserahkan kepada Kepala Bidang
4 Kepala Bidang meneliti draft rekomendasi
izin praktik
tenaga kesehatan, jika belum sesuai harus
diperbaiki, jika sudah benar akan diparaf dan
diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan.
tidak
KET
Surat Rekomendasi Izin
Permohonan Praktik Tenaga
Kesehatan
Data Kelengkapan
Persyaratan Izin
Praktik Tenaga
Kesehatan
Data Tenaga Kesehatan
yang
Memiliki Izin Praktik
20 (dua
puluh)
menit
Data Dukung
Pengajuan
Izin Praktik Tenaga
Kesehatan
Terkumpul
KEPALA DINAS
KESEHATAN
PENANGGUNG
JAWAB SIP
MUTU BAKU
OUTPUT
WAKTU
KELENGKAPANTIM VISITASI
No KEGIATAN
Draft Surat Rekomendasi
Izin
Praktik Tenaga Kesehatan
yang Telah Diparaf Kepala
Bidang
30 ( tiga
puluh)
menit
Surat Rekomendasi
Izin
PraktikTenaga
Kesehatan Yang
Telah
ditandatangani
KEPALA SEKSI SDK
KEPALA BIDANG
SDK
Table 4.1 SOP Surat Rekomendasi Izin Praktik Tenaga Kesehatan
20
5 Kepala Dinas Kesehatan menerbitkan
rekomendasi izin
praktik tenaga kesehatan dengan
menandatangani draft rekomendasi izin
praktik tenaga kesehatan yang sudah
disiapkan
6 Pemberitahuan kepada tenaga kesehatan
yang
bersangkutan/petugas yang mengurus
rekomendasi izin praktik bahwa
rekomendasi izinnya sudah selesai
7 Mengarsipkan salinan rekomendasi surat izin
praktik
tenaga kesehatan
Surat Rekomendasi Izin
Praktik
Tenaga Kesehatan
30 (tiga
puluh)
menit
Surat Rekomendasi
Izin
Praktik Tenaga
Kesehatan
Surat Rekomendasi Izin
Praktik Tenaga
Kesehatan
15 (lima
belas)
menit
Surat Rekomendasi
Izin Praktik Tenaga
Kesehatan
21
4.2 Analisis Penyebab Masalah
Metode untuk mengetahui penyebab timbulnya suatu masalah dapat
menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagrams) maupun pohon masalah
(Problem tree) (Asmoko, 2013). Analisis pohon masalah merupakan suatu alat
atau teknik pendekatan untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah.
Analisis pohon masalah menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari
beberapa faktor yang saling terkait. Menganalisis suatu masalah menggunakan
analisis pohon masalah dapat membantu untuk mengilustrasikan antara maslaah,
penyebab masalah, dan akibat masalah. Analisis ini digunakan untuk
menghubungkan berbagai isu atau faktor yang berkontribusi pada masalah
organisasi. (Asmoko, 2013).
Sedangkan untuk analisis penyebab masalah waktu penerbitan
rekomendasi yang lama dan tidak sesuai SOP, penulis menggunakan diagram
Fishbone. Diagram Fishbone sering juga disebut dengan istilah diagram Ishikawa
merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara
grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan
suatu permasalahan. Konsep dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar
diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka
tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya.
Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal
meliputi : Materials (bahan baku) yaitu berkaitan dengan ketersediaan bahan baku
utama atau bahan baku penolong yang terkait dengan akar masalah, dengan
melihat aspek kualitas bahan baku tidak sesuai standar, bahan baku tidak lengkap,
kuantitas bahan baku tidak seragam, ukuran dan spesifikasi tidak standar.
Machines (peralatan) segala masalah yang terkait dengan aspek peralatan, mesin
maupun physical tools lainnya. Misalnya perawatan mesin-mesin, fasilitas
pendukung mesin, ketidak lengkapan mesin atau peralatan, pengkalibrasian mesin
yang tidak standar, daya tahan mesin yang lemah, dan kesulitan dalam
penggunaan mesin. Man (sumber daya manusia) Adalah segala hal permasalahan
yang terkait dengan aspek tenaga kerja dilihat dari aspek lemahnya pengetahuan,
kurang ketrampilan, pengalaman, kelelahan, kekuatan fisik, lambatnya kecepatan
kerja dan banyak tekanan kerja. Methods (metode) adalah segala hal masalah
22
terkait dengan metode dan prosedur kerja. Misalnya prosedur kerja tidak ada,
prosedur kerja tidak jelas, metode sulit dipahami, metode tidak standar, metode
tidak cocok, metode yang bertentangan dengan metode lainnya. Money (dana)
Terkait dengan aspek keuangan dan finansial yang belum mendukung dan mantap,
(Asmoko, 2013 ).
23
Waktu penerbitan
rekomendasi yang
lama dan tidak sesuai
SOP
Metode
Manusia
Alat
Kurangnya sosialisasi perubahan
alur ke masyarakat
Kurangnya pencatatan
berkas masuk dan keluar
Kurannya computer
untuk setiap staf
Kurangnya media sosialisasi
Kurangnya jumlah
SDM untuk tim visitasi
Kurangnya kompetensi
staf seksi
pengembangan SDK
Gambar 4.2 Diagram Fishbone Analisis Penyebab Masalah
24
Berdasarkan gambar 4.2 diatas maka dapat dilihat bahwa penyebab waktu
penerbitan rekomendasi yang lama dan tidak sesuai SOP dilihat dari diagram
Fishbone sebagai berikut :
1. Dari sisi Man (Sumber Daya Manusia) terdapat permasalahan tentang :
a. Kurangnya jumlah SDM untuk tim visitasi
Kurangnya jumlah SDM untuk tim visitasi dikarenakan untuk setiap
kecamatan hanya ada seorang petugas untuk visitasi sesuai profesinya.
Keterlambatan penerbitan rekomendasi selain disebabkan jumlah SDM
juga disebabkan karena kesibukan SDM tersebut. Petugas visitasi yang
juga merupakan petugas kesehatan harus dapat membagi waktu untuk
melakukan visitasi, pengisian berkas visitasi, maupun membawa
berkas hasil visitasi ke dinas kesehatan. Untuk melakukan visitasi
maka tim visitasi harus membuat janji terlebih dahulu dengan
pemohon dan menyamakan jadwal dengan pemohon yang memiliki
profesi serupa misalnya dokter yang memiliki jadwal praktek atau jaga
yang berbeda yang menyebabkan waktu untuk visitasi juga terhambat.
Tim visitasi ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Karangasem Nomor 31 Tahun 2018 Tentang
Pembentukan dan Susunan Keanggotaan Tim Penilai Perizinan Bidang
Kesehatan Kabupaten Karangasem.
b. Kurangnya kompetensi staf seksi Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan
Diketahui bahwa jumlah staf di Seksi Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan berjumlah 4 orang. Sedangkan yang bertanggungjawab
untuk membuat rekomendasi perijinan nakes adalah satu orang.
Kurangnya kompetensi staf yang lain terkait rekomendasi perijinan
nakes ini menyebabkan bila staf yang bertanggungjawab tidak
hadir/cuti maka pembuatan surat rekomendasi juga akan terhambat.
2. Dari Sisi Methods (Metode) terdapat permasalahan tentang :
a. Kurangnya sosialisasi perubahan alur ke masyarakat
25
Kurangnya sosialisasi perubahan alur perijinan ini menyebabkan
masyarakat yang akan mencari ijin tidak mengetahui harus membawa
berkas ke Dinas PMPTSP terlebih dahulu. Pemohon yang tidak
mengetahui perubahan alur tersebut akan pergi ke dinas kesehatan. Hal
ini secara tidak langsung membuat pembuatan rekomendasi akan
menjadi lebih lama.
b. Kurangnya pencatatan untuk berkas masuk dan keluar
Berdasarkan studi dokumen diketahui bahwa terdapat kekurangan pada
pencatatan untuk berkas masuk dan keluar. Pencatatan hanya
dilakukan untuk tanggal cetak rekomendasi, tanggal tanda tangan oleh
Kadis, dan tanggal pengambilan rekomendasi oleh pemohon. Tidak
terdapat catatan untuk masuknya berkas pemohon, penyerahan berkas
ke tim visitasi, dan penyerahan berkas hasil visitasi ke Dinas
Kesehatan. Hal ini menyebabkan waktu untuk visitasi tidak diketahui
secara pasti dan untuk menilai kinerja tidak dapat dilakukan karena
kurangnya pencatatan.
3. Dari sisi Machines (Peralatan) terdapat permasalahan tentang :
a. Kurangnya computer untuk setiap staf
Kurangnya computer untuk setiap staf ini menyebabkan pembuatan
rekomendasi yang harus menggunakan computer dapat terhambat
karena staf harus menggunakan computer secara bergantian. Diketahui
bahwa terdapat 2 buah computer yang dapat digunakan oleh 4 orang
staf.
b. Kurangnya media sosialisasi
Kurangnya media sosialisasi alur perijinan seperti pamphlet, spanduk,
atau lainnya menyebabkan kurangnya informasi di masyarakat terkait
perubahan alur perijinan.
26
BAB V
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan diagram fishbone dapat dilihat permasalahan yang
menyebabkan waktu penerbitan rekomendasi yang lama dan tidak sesuai SOP.
Dari hasil analisis tersebut dapat dilakukan beberapa hal sebagai alternatif
penyelesaian masalah yaitu :
1. Dari sisi Man (Sumber Daya Manusia)
a. Kurangnya jumlah SDM untuk tim visitasi
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu penambahan
jumlah SDM untuk kecamatan yang kekurangan tim visitasi
berdasarkan laporan maupun evaluasi kinerja maupun beban kerja.
SDM memegang peranan penting dalam keberhasilan pencapaian
tujuan organisasi. Berhasil atau tidaknya tergantung pada kemampuan
sumber daya manusia dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Karena
pentingnya sumber daya manusia tersebut maka harus dilakukan
manajemen sumber daya manusia. Manajemen SDM adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan
terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efesien (Samsuni, 2017).
b. Kurangnya kompetensi staf seksi Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan
Alternatif pemecahan masalah yaitu dengan diadakan pelatihan untuk
semua staf tentang perijinan nakes agar dapat memback-up pekerjaan
staf yang tidak hadir/cuti. Selain pelatihan upaya lain yang dapat
dilakukan yaitu sharing sehingga semua staf mengetahui
tanggungjawab dan pekerjaan masing-masing serta mampu
menumbuhkan rasa memiliki dan gotongroyong saling membantu.
Menambahan ketrampilan dan pengetahuan diperlukan agar kegiatan
dapat dilakukan secara optimal. Kurangnya kompetensi maupun
27
ketrampilan dan pengetahuan karyawan akan berpengaruh terhadap
kinerja serta produktivitas. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Sedangkan produktifitas adalah keluaran (output) produk
ataupun jasa persatuan masukan (input) sumber daya yang digunakan
dalam suatu proses produksi. Untuk meningkatkan produktivitas kerja
perlu adanya tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian
bekerja, karena apabila tenaga kerja tidak memiliki keahlian dan
keterampilan akan berakibat menurunnya produktivitas dan merugikan
tempat kerjanya (Samsuni, 2017).
2. Dari Sisi Methods (Metode)
a. Kurangnya sosialisasi perubahan alur perijinan. Alternatif pemecahan
masalah yang dapat dilakukan yaitu pihak terkait seperti Dinas
Kesehatan dan Dinas PMPTSP harus melaksanakan sosialisasi kepada
masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik atau melalui
pertemuan formal maupun nonformal. Selain itu pemanfaatan stand
Dinas Kesehatan maupun Dinas PMPTSP di Mall Pelayanan Publik
harus digencarkan untuk mensosialisasikan informasi tersebut. Pihak
lain yang juga sangat besar perannya yaitu pemerintah agar
mensosialisasikan kepada masyarakatnya. Begitu pula organisasi
profesi yang mewadahi langsung tenaga kesehatan tersebut harus turut
mensosialisasikan informasi terkait perijinan tenaga kesehatan.
Berdasarkan lampiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Pembentukan Tim Penilai
Perizinan Bidang Kesehatan Kabupaten Karangasem organisasi profesi
yang terlibat dalam perijinan tersebut yaitu Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) cabang Karangasem, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)
cabang Karangasem, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang
Karangasem, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten
Karangasem, Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI)
cabang Karangasem, Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik
28
DPC Denpasar, serta Persatuan Ahli Gizi Indonesia Kabupaten
Karangasem.
b. Kurangnya pencatatan untuk berkas masuk dan keluar
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu perlu
dilakukan pencatatan berkas baik tanggal masuk, berkas diserahkan ke
tim visitasi, tanggal visitasi, penyerahan hasil visitasi ke Dinas
Kesehatan, pencetakan rekomendasi, tanda tangan Kadis, dan
penyerahan rekomendasi ke pemohon. Hal ini untuk meminimalisir
kesalahan dalam pengelolaan. Selain itu juga dapat digunakan untuk
mengukur kinerja apakah telah sesuai SOP atau belum. Pencatatan
dilakukan secara manual maupun elektronik. Pencatatan manual
dilakukan agar terdapat back-up data bila data elektronik hilang.
Sedangkan pencatatan elektronik dilakukan agar ada back-up data bila
data manual rusak ataupun hilang.
3. Dari sisi Machines (Peralatan)
a. Kurangnya computer untuk setiap staf
Alternatif yang dapat dilakukan yaitu pengadaan computer agar
pengerjaan rekomendasi dapat dilakukan secara optimal dan tidak
perlu menunggu bila computer digunakan untuk pekerjaan lain.
Pengadaan komputer di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem
menggunakan anggaran dari APBD II dengan proses pengadaan
melalui e-catalog.
b. Kurangnya media sosialisasi
Alternatif yang dapat dilakukan yaitu perlu disediakan media
sosialisasi berupa pamphlet, spanduk, siaran di radio lokal, maupun
yang lainnya selain dari pemberitahuan langsung di Dinas Kesehatan
maupun Dinas PMPTSP dan stand di Mall Pelayanan Publik. Hal ini
agar masyarakat mengetahui mengenai perubahan alur perijinan,
syarat, dan yang lainnya secara jelas dan cepat.
29
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik simpulan yaitu :
1. Perijinan tenaga kesehatan dalam Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan merupakan salah satu program yang dikelola oleh Seksi
Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem yang merupakan bentuk pengaturan, pembinaan, dan
pengawasan terhadap tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan
kesehatan berdasarkan keahlian, kewenangan di bidang keilmuan, serta
dilakukan sesuai tanggungjawab profesi dan memberikan perlindungan
kepada masyarakat dari praktek pemberian pelayanan kesehatan yang
tidak memenuhi standar, agar tidak membahayakan keselamatan dan
kesehatan, serta memberikan perlindungan hukum pada pelaksana
pelayanan yang dilakukan sesuai dengan standar profesinya.
2. Setelah dikeluarkannya Peraturan Bupati Karangasem Nomor 70 Tahun
2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perizinan
dan Non Perizinan, maka bentuk perijinan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem mengalami perubahan. Dinas Kesehatan Kabupaten
Karangasem tidak lagi mengeluaran SIP Tenaga Kesehatan namun hanya
mengeluarkan Surat Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan berdasarkan
hasil visitasi terhitung sejak bulan Mei 2018. Untuk SIP Tenaga Kesehatan
dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PMPTSP).
3. Permasalahan yang dialami karena perubahan alur tersebut yaitu :
kurangnya informasi terkait perubahan alur perijinan, kurangnya SDM,
dan waktu penerbitan rekomendasi yang lama dan tidak sesuai SOP.
30
4. Hasil prioritas masalah perijinan tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Karangasem yaitu waktu penerbitan rekomendasi yang lama
dan tidak sesuai SOP.
5. Berdasarkan analisis penyebab masalah waktu penerbitan rekomendasi
yang lama dan tidak sesuai SOP menggunakan diagram fishbone maka
didapatkan penyebab masalah dilihat dari sisi manusia yaitu kurangnya
jumlah SDM untuk tim visitasi serta kurangnya kompetensi staf seksi
Pengembangan SDK, dari sisi metode yaitu kurangnya sosialisasi
perubahan alur ke masyarakat serta kurangnya pencatatan berkas masuk
dan keluar, dari sisi alat yaitu kurangnya komputer untuk setiap staf serta
kurangnya media sosialisasi. Sedangkan hal yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan tersebut yaitu dari sisi manusia dengan
penambahan jumlah SDM untuk tim visitasi serta pelatihan untuk staf
seksi Pengembangan SDK, dari sisi metode dengan menggencarkan
sosialisasi ke masyarakat serta melakukan pencatatan berkas masuk dan
keluar secara lengkap, dari sisi alat dengan menambah komputer untuk
setiap staf serta menyediakan media sosialisasi.
6.2 Saran
Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan, maka saran yang dapat
diberikan sebagai alternatif pemecahan masalah yaitu:
1. Kepada stakeholder terkait agar melakukan evaluasi terkait alur penerbitan
rekomendasi secara menyeluruh agar mengetahui permasalahan dan dapat
merencanakan kebijakan untuk menggulangi permasalahan tersebut baik
penambahan SDM untuk visitasi, pengadaan barang, pelatihan untuk staf
maupun penyediaan media sosialisasi.
2. Kepada staf maupun pihak terkait agar gencar melakukan sosialisasi
perubahan alur kepada masyarakat.
3. Kepada staf agar melakukan mencatatan berkas secara lengkap dan aktif
menambah pengetahuan terkait perijinan tenaga kesehatan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Andiyani, N.N.K. 2015. “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Proyek Alaya Ubud Extention PT. Tunas Jaya
Sanur” (laporan magang). Denpasar: Universitas Udayana.
Asmoko, H. 2013 A. Memahami Analisi Pohon Masalah. Jakarta: Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.
Asmoko, H. 2013 B. Teknik Ilustrasi Masalah Fishbone Diagrams. Jakarta:
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten
Karangasem Tahun 2016.
Iswahyudi, A. E. 2010. Perencanaan Tingkat Puskesmas Menjamin
Keterbukaan Pelayanan Kesehatan. Pasuruan: Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem Nomor 31 Tahun
2018 Tentang Pembentukan Dan Susunan Keanggotaan Tim Penilai
Perizinan Bidang Kesehatan Kabupaten Karangasem.
Peraturan Bupati Karangasem Nomor 37 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Karangasem.
Peraturan Bupati Karangasem Nomor 70 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perizinan Dan Non Perizinan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem Tahun 2016-2020.
32
Samsuni. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam UIN Antasari Banjarmasin. Vol XVII No.31.
Web Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem. 2018. Diakses: 2 November
2018. Pada : diskes.karangasemkab.go.id
33
LAMPIRAN
Diklat Imunisasi 2018
Ruang Seksi Pengembangan SDK
34
Komputer untuk membuat Surat Rekomendasi