gambar teknik

60
GAMBAR TEKNIK (TINGKAT 2) MODUL OLEH : SARWANTO,S.Pd.T

Upload: cruz-arwan

Post on 14-Apr-2017

2.412 views

Category:

Education


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambar teknik

GAMBAR TEKNIK(TINGKAT 2)

MODUL

OLEH : SARWANTO,S.Pd.T

Page 2: Gambar teknik

1. Proyeksi Piktorial

Macam proyeksi, antara lain:1. Proyeksi piktorial isometri2. Proyeksi piktorial dimetris 3. Proyeksi piktorial miring4. Perspektif

Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi.

Page 3: Gambar teknik

1.Proyeksi IsometrisCiri-ciri gambar isometris adalah:a) Ciri pada sumbu Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut

30° terhadap garis mendatar. Sudut antara sumbu satu terhadap sumbu

lainya 120 °.b) Ciri pada ukuran Panjang gambar pada

masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarkan

Page 4: Gambar teknik

Proyeksi Isometris

Page 5: Gambar teknik

Proyeksi isometris dengankedudukan terbalik

Page 6: Gambar teknik

Proyeksi isometris kedudukanhorizontal

Page 7: Gambar teknik

2. Proyeksi Dimetris

Proyeksi dimetris mempunyai ketentuan:

a). Sumbu utama mempunyai sudut: α=7°dan β= 40°-42°

b). Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2, dan pada sumbu z 1 : 1.

Page 8: Gambar teknik

Proyeksi Dimetris

Page 9: Gambar teknik

3. Proyeksi Miring (sejajar)

a) Pada proyeksi miring, sumbu x berimpit dengan garis horizontal/mendatar dan sumbu y mernpunyai sudut 450 dengan garis mendatar.

b) Skala ukuran, yaitu skala pada sumbu x 1:1, pada sumbu y = 1 : 2, dan skala pada sumbu z = 1: 1

Page 10: Gambar teknik

Proyeksi Miring (sejajar)

Page 11: Gambar teknik

Gambar Perspektif

Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. perspektif dengan satu titik hilang.b. Perspektif dengan dua titik hilang.c. Perspektif dengan tiga titik hilang.

Page 12: Gambar teknik

Gambar Perspektif

Page 13: Gambar teknik

Proyeksi Ortogonal

Untuk menampilkan gambar-gambar dua dimensi.

Memerlukan lebih dari satu bidang proyeksi.a.Gambar pada bidang proyeksi di depan benda

disebut pandangan depan.b. Gambar pada bidang proyeksi di atas benda

disebut pandangan atas.c. Gambar pada bidang proyeksi di sebelah kanan

benda disebut pandangan samping kanan.

Page 14: Gambar teknik

Macam-macam pandangan

Page 15: Gambar teknik

Bidang-Bidang Proyeksi

Page 16: Gambar teknik

a) Proyeksi di Kuadran I (Proyeksi Eropa)

Bila suatu benda diletakkan di atas bidang horizontal, di depan bidang D, (depan) dan di sebelah kanan bidang V (vertikal) maka benda tersebut berada di kuadran I. jika benda yang terletak di kuadran I kita proyeksikan terhadap bidang-bidang H, V, dan D,

Page 17: Gambar teknik

Proyeksi di kuadran I

Page 18: Gambar teknik
Page 19: Gambar teknik

b) Proyeksi di Kuadran III (Proyeksi Amerika)

Bidang-bidang H, V. dan D untuk proyeksi di kuadran III (proyeksi Amerika)

1. Pada bidang H ditempatkan pandangan atas

2. Pada bidang D ditempatkan pandangan depan

3. Fada bidang V diternpatkan pandangan samping kanan

Page 20: Gambar teknik

Contoh pandangan proyeksi Amerika

Page 21: Gambar teknik

Simbol Proyeksi

Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditetapkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan.

Page 22: Gambar teknik

Anak Panah

Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan tempat/posisi atau arah pemotongan sedangkan angka ukuran ditempatkan di atas garis ukur atau di sisi kiri garis ukur

Page 23: Gambar teknik

Penentuan Pandangan

Page 24: Gambar teknik
Page 25: Gambar teknik

Penetapan Jumlah Pandangan

Jumlah pandangan dalam satu objek/gambar tidak semuanya harus digambar misalnya untuk benda-benda bubutan sederhana, dengan satu pandangan saja yang dilengkapi dengan simbol (lingkaran) sudah cukup untuk memberikan informasi yang jelas.

Page 26: Gambar teknik

Gambar Potongan

Gambar potongan atau irisan fungsinya untuk menjelaskan bagian-bagian gambar benda yang tidak kelihatan

misalnya dari benda yang dibor (baik yang dibor tembus maupun dibor tidak tembus) lubanglubang pada flens atau pipa-pipa, rongga-rongga pada rumah katup, dan rongga-rongga pada blok mesin.

Page 27: Gambar teknik

Gambar potongan atau irisan dapat dijelaskan dengan menggunakan pemisalan benda yang dipotong dengan gergaji

Page 28: Gambar teknik

Tanda Pemotongan

Tanda pemotongan ini terdiri atas:a. Tanda pemotongan dengan garis sumbu

dan kedua ujungnya di tebalkan (lihat Gambar 5.59).

b. Tanda pemotongan dengan garis tipis bergelombang bebas (lihat Gambar 5.60).

c. Tanda pemotongan dengan garis tipis berzigzag (lihat Gambar 5.60).

Page 29: Gambar teknik

Tanda Pemotongan

Page 30: Gambar teknik

Menempatkan Gambar Penampang/Potongan

Page 31: Gambar teknik

Benda-benda yang Tidak Boleh Dipotong

Benda-benda yang tidak boleh dipotong yaitu benda-benda pejal, misal : poros pejal, jari-jari pejal dan semacamnya (lihat Gambar 5.63a).

benda-benda tipis, misal: pelat-pelat penguat pada dudukan poros dan pelat penguat pada flens (lihat Gambar 5.63b).

Bagian-bagian yang tidak boleh dipotong tersebut yaitu bagian-bagian yang tidak diarsir.

Page 32: Gambar teknik

Benda-benda yang Tidak Boleh Dipotong

Page 33: Gambar teknik

Jenis-jenis Gambar Potongan

Jenis-jenis gambar potongan/ irisan terdiri atas :1. Gambar potongan penuh2. Garnbar potongan separuh3. Gambar potongan sebagian/setempat atau lokal4. Gambar potongan putar5. Gambar potongan bercabang atau meloncat

Page 34: Gambar teknik

Gambar Potongan Separuh

Page 35: Gambar teknik

1.Gambar Potongan Penuh

Page 36: Gambar teknik

Gambar Potongan Sebagian

Page 37: Gambar teknik

Gambar Potongan Putar

Page 38: Gambar teknik

Gambar Potongan Bercabang atau Meloncat

Page 39: Gambar teknik

Garis Arsiran Untuk membedakan gambar proyeksi yang

dipotong dengan gambar pandanagn, maka gambar potongan/ irisan perlu diarsir. Arsir yaitu garis-garis miring tipis yang dibatasi oleh garis-garis batas pemotongan.

Page 40: Gambar teknik

Sudut dan Ketebalan Garis Arsiran

Sudut arsiran yang dibuat adalah 450 terhadap garis sumbu utamanya, atau 450 terhadap garis batas gambar, sedangkan ketebalan arsiran digunakan garis tipis

Page 41: Gambar teknik

Macam-macam Arsiran

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada gambar yangdiarsir antara lain:1. sudut dan ketebalàn garis arsiran2. bidang atau pengarsiran pada bidang yang luas3. pengarsiran bidang yang berdampingan4. pengarsiran benda-benda tipis5. peletakan angka ukuran pada gambar yang diarsir6. macam-macam garis arsiran yang disesuaikan

dengan bendanya.

Page 42: Gambar teknik

Sudut dan ketebalan garis arsiran

Page 43: Gambar teknik

Arsiran pada bidang luas dan bidang berdampingan

Page 44: Gambar teknik

Angka Ukuran dan Arsiran

Jika angka ukuran terletak pada arsiran (karena tidak dapat dihindari), maka angka ukurannya jangan diarsir

Page 45: Gambar teknik
Page 46: Gambar teknik

Penulisan Angka Ukuran

Penulisan angka ukuran ditempatkan di tengah-tengah bagiar atas garis ukurnya, atau di tengah-tengah sebelah kiri ganis ukurnya.

Page 47: Gambar teknik

Pengukuran Ketirusan

Untuk mencatumkan ukuran benda yang mempunyai bentuk miring, ukuran kemiringannya dicantumkan dengan harga tangen sudutnya.

Page 48: Gambar teknik

Penunjukan ukuran jari-jari

Pengukuran Ketebalan

Page 49: Gambar teknik

Penunjukan Ukuran pada bagian yang dikerjakan khusus

Untuk memberikan keterangan gambar pada benda-benda yang dikerjakan khusus, misalnya dikartel pada bagian tertentu atau dihaluskan dengan ampelas halus, maka pada bagian yang dikerjakan khusus tadi gambar luarnya diberi garis tebal bertitik

Page 50: Gambar teknik

Jenis-jenis Penulisan Ukuran

Penulisan ukuran pada gambar kerja, menurut jenisnya terdiri atas;

1. Ukuran berantai2. Ukuran paralel (sejajar)3. Ukuran kombinasi4. Ukuran berimpit5. Ukuran koordinat6. Ukuran yang berjarak sama7. Ukuran terhadap bidang referensi

Page 51: Gambar teknik

1. Ukuran berantai

Kelebihannya adalah mempercepat pembuatan gambar kerja, Kurangannya adalah dapat mengumpulkan toleransi yang

semakin besar, sehingga pekerjaan tidak teliti. Oleh karena itu pencantuman ukuran secara berantai ini pada

umumnya dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak mernerlukan ketelitian yang tinggi.

Page 52: Gambar teknik

2. Ukuran paralel (sejajar)

Page 53: Gambar teknik

3. Ukuran kombinasi

Page 54: Gambar teknik

4. Ukuran berimpit

Ukuran berimpit yaitu pengukuran dengan garis-garis ukur yang ditumpangkan (berimpit) satu sama lain. Ukuran berimpit ini dapat dibuat jika tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam membaca gambarnya

Pada pengukuran berimpit ini, titik pangkal sebagai batas ukuran/patokan ukuran (bidang referensi)nya harus dibuat lingkaran, dan angka ukurannya harus diletakkan dekat anak panah sesuai dengan penunjukan ukurannya.

Page 55: Gambar teknik

5. Pengukuran koordinat

Jika pengukuran berimpit dilakukan dengan dua arah, yaitu penunjukan ukuran ke arah sumbu x dan penunjukan ukurah ke arah sumbu y dengan bidang referensinya di 0, maka akan didapat pengukuran “koordinat”

Page 56: Gambar teknik

6. Pengukuran yang berjarak sama

Page 57: Gambar teknik

7. Pengukuran terhadap bidang ‘referensi

Bidang referensi adalah bidang batas ukuran yang digunakan sebagai jatokan pengukur Contoh : pengukuran benda kerja bubutan terhadap bidang datar/rata

Page 58: Gambar teknik

8. Pengukuran alur pasak

Jika kita memberikan ukuran diameter pada penampang/potongan yang beralur pasak, misalnya pada kopling, roda gigi, atau alur pasak pada puli, maka penunjukan ukuran diameternya seperti

Page 59: Gambar teknik

9. Pengukuran pada lubang

Page 60: Gambar teknik

10. Pengukuran profil