gambar 4.1 layout laboratorium · total praktikum proses manufaktur yang dilaksanakan mahasiswa...
TRANSCRIPT
15 Universitas Kristen Petra
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Laboratorium
Laboratorium Proses Manufaktur merupakan laboratorium yang dimiliki
Progam Studi Teknik Mesin yang digunakan untuk praktikum Mahasiswa Teknik
Mesin dan Mahasiswa Teknik Industri yaitu Praktikum Proses Manufaktur,
laboratorium ini memiliki satu laboran dan enam asisten laboratorium yang bertugas
untuk menjaga keberlangsungan praktikum dengan baik. Hal-hal yang dipelajari
dalam praktikum Proses Manufaktur antara lain tentang mesin-mesin yang berkaitan
dengan proses produksi, cara penggunaan, pengoperasian mesin secara manual, serta
cara mengoperasikan mesin dengan baik dan benar.
Pengoperasian mesin secara umum bisa dengan dua cara yaitu pengoperasian
mesin secara konvensional dan pengoperasian mesin secara non-konvensional.
Mesin-mesin yang digunakan pada Praktikum Proses Manufaktur untuk mahasiswa
Teknik Industri adalah mesin konvensional yaitu mesin bubut, mesin shaping, mesin
milling, dan mesin las.
Praktikum Proses Manufaktur untuk Mahasiswa Teknik Mesin lebih detil
dibandingkan praktikum untuk Mahasiswa Teknik Industri. Total Praktikum Proses
Manufaktur yang dilaksanakan Mahasiswa Teknik Mesin adalah sepuluh kali
pertemuan terdiri dari satu kali briefing awal, dua kali praktikum bubut, dua kali
praktikum shaping, dua kali praktikum miling, satu kali praktikum las smaw, satu kali
praktikum las tig dan satu kali praktikum las acy. Sedangkan untuk mahasiswa
Teknik Industri ada enam kali pertemuan terdiri dari satu kali briefing awal, satu kali
praktikum bubut, satu kali praktikum shaping, satu kali praktikum milling, satu kali
praktikum las smaw, satu kali praktikum las.
16 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.1 Layout Laboratorium
17 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2a Meja Utama Ruangan A Gambar 4.2b Peralatan Kebersihan
Gambar 4.2c Peralatan Tidak Digunakan Gambar 4.2d Barang Pengerjaan Labor
Gambar 4.2e Mesi-Mesin Praktikum
18 Universitas Kristen Petra
Laboratorium Proses Manufaktur berlokasi di Gedung Q Universitas Kristen
Petra yang berada pada lantai dasar gedung Q dengan menempati area seluas 2201cm
x 1142cm. Ruangan laboratorium dibagi menjadi 3 ruangan yaitu, 1) ruangan
pelaksanaan praktikum, sebagian besar aktifitas praktikum dilakukan pada ruangan
ini, 2) ruangan asisten laboratorium yang digunakan asisten laboratorium untuk
melakukan aktifitas seperti memeriksa kelengkapan mahasiswa dalam mengikuti
praktikum, dan 3) ruangan untuk laboran yang digunakan untuk mengawasi keadaan
laboratorium. Layout (ruangan A) dapat dilihat pada Gambar 4.1, yang mana A
menunjukkan ruangan pelaksanaan praktikum, B adalah ruangan asisten laboratorium
dan C adalah ruangan laboran.
Kondisi awal yang terekam di ruangan A seperti tampak pada Gambar 4.2a
banyak peralatan yang sering digunakan seperti obeng dan gerinda, peralatan-
peralatan tersebut digunakan dalam keberlangsungan praktikum, peralatan-peralatan
yang akan digunakan bisa diambil di meja utama ruangan A dan peralatan yang
setelah digunakan akan diletakkan kembali pada meja ruangan A, gambar dari meja
utama ruangan A dapat dilihat pada Gambar 4.2a.
Pada ruangan A terdapat peralatan-peralatan kebersihan yang sering
digunakan untuk membersihkan ruangan dan mesin seperti sapu dan kain lap,
peralatan-peralatan tersebut diletakkan dilantai dan tidak mempunyai lokasi yang
tetap, gambar dari peralatan kebersihan dapat dilihat pada Gambar 4.2b.
Selain itu di ruangan A juga terdapat peralatan-peralatan yang sudah tidak
digunakan seperti hasil TA Mahasiswa Teknik Mesin dan barang bekas yang terletak
di sudut belakang ruangan A, peralatan-peralatan tersebut sangat berdebu dan belum
memiliki tempat penyimpanan yang pasti karena Laboratorium Proses Manufaktur
tidak mempunyai gudang penyimpanan, gambar peralatan-peralatan yang sudah tidak
digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.2c.
Pada ruangan A juga terdapat barang yang sedang dikerjakan laboran yang
merupakan order pengerjaan dari luar praktikum seperti pagar dan besi-besi, gambar
pengerjaan barang dari labor dapat dilihat pada Gambar 4.2d. Sedangkan mesin-
mesin yang digunakan untuk praktikum belum diletakkan di lantai secara permanen,
19 Universitas Kristen Petra
mesin-mesin terebut setelah digunakan akan bergeser dari tempanya, gambar dari
beberapa mesin praktikum dapat dilihat pada Gambar 4.2e.
Gambar 4.3 Layout Ruangan B
20 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4a Lemari Kaca Gambar 4.4b Lemari Loket
Gambar 4.4c Tempat Alat Tulis Gambar 4.4d Meja Ruangan B
21 Universitas Kristen Petra
Ruangan asisten laboratorium terletak disisi sebelah kanan ruangan, dengan
menempati area seluas 425x415 cm, ruangan asisten laboratorium (ruangan B)
berisikan tempat penyimpanan peralatan praktikum, lemari penyimpanan barang
pribadi mahasiswa, tempat penyimpanan peralatan tulis, dan meja tempat
pemeriksaan laporan mahasiswa. Layout ruangan dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Tempat penyimpanan peralatan praktikum berupa lemari kaca yang diletakkan
pada sudut ruangan B. Lemari ini digunakan untuk menyimpan peralatan praktikum
seperti helm las dan kacamata las. Di lemari kaca tersebut ditempelkan peringatan
untuk mengembalikan peralatan setelah selesai digunakan. Gambar dari lemari kaca
dapat dilihat pada gambar 4.4a.
Tempat penyimpanan peralatan kedua adalah lemari loket yang memiliki dua
puluh loket penyimpanan, lemari tersebut digunakan untuk menyimpan barang
pribadi mahasiswa seperti tas, dan laptop, mahasiswa yang mengunakan lemari
tersebut dapat menandai lemari loketnya agar barang pribadi mahasiswa tidak
mengalami kehilangan, gambar lemari loket dapat dilihat pada Gambar 4.4b.
Tempat penyimpanan peralatan ketiga adalah tempat penyimpanan peralatan
tulis, tempat penyimpanan ini diletakkan diatas meja, dan digunakan untuk
menyimpan peralatan tulis, peralatan yang akan digunakan diambil di tempat
penyimpanan peralatan dan peralatan yang setelah digunakan diletakkan kembali
pada tempat penyimpanan peralatan. Peralatan tulis tersebut terdiri dari pensil, tip-ex
dan penghapus dan biasa digunakan oleh asisten laboratorium untuk memeriksa
laporan mahasiswa dan juga biasa digunakan mahasiswa untuk mencatat kebutuhan
praktikum seperti ukuran besi yang akan dibubut. Gambar dari tempat penyimpanan
peralatan dapat dilihat pada gambar 4.4c.
Ruangan B juga memiliki tempat penyimpanan peralatan dan barang lainnya
yaitu berupa meja yang diatasnya dilapisi kaca, meja tersebut diletakkan pada sudut
ruangan B dan digunakan asisten laboratoium untuk memeriksa hasil laporan
mahasiswa dan menyimpan laporan-laporan mahasiswa. Diatas meja tersebut terdapat
tempat penyimpanan peralatan tulis, dokumen-dokumen, dan air minum asisten
laboratorium. Gambar dari meja dapat dilihat pada gambar 4.4d.
22 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5 Layout Ruangan C
23 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.6a Lemari 1 dan Lemari 2 Gambar 4.6b Meja 1 dan Meja 2
Gambar 4.6c Sofa Gambar 4.6d Meja Kecil
24 Universitas Kristen Petra
Ruangan labor terletak disisi sebelah kanan ruang asisten laboratorium,
dengan menempati area seluas 425 x 415 cm, berisi tiga buah lemari, satu komputer,
satu dispenser, tiga meja, satu pasang sofa, dan kursi. Layout ruangan laboran
(ruangan C) dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Kondisi peletakkan barang sehari-hari dapat dilihat di Gambar 4.6a dan 4.6b,
dua lemari dan dua meja yang tersedia digunakan untuk menyimpan peralatan yang
berukuran besar seperti dokumen, barang skripsi mahasiswa yang masih digunakan,
barang pribadi laboran (lemari satu dan lemari dua), sedangkan dua meja yang
digunakan untuk menyimpan peralatan yang berukuran sedang seperti dokumen,
peralatan tulis, dan komputer. Lemari besar satu diletakkan pada ujung ruangan C
berhadapan dengan pintu masuk ruangan C, lemari dua diletakkan disamping lemari
satu dan berhadapan dengan pintu masuk ruangan C, sedangkan dua meja diletakkan
disamping lemari satu dan lemari dua yang digunakan untuk menyimpan peralatan
dan barang yang berukuran sedang. Gambar dari lemari satu dan lemari dua dapat
dilihat pada Gambar 4.6a dan gambar dari meja satu dan meja dua dapat dilihat pada
Gambar 4.6b.
Ruangan C juga menyediakan peralatan sarana pendukung seperti sofa, meja
kecil, dan dispenser yang diletakkan disamping meja labor yang digunakan
mahasiswa atau tamu untuk duduk dan minum air, dikarenakan kantin gedung Q
belum tersedia maka disiapkannya dispenser agar mahasiswa tidak perlu kesusahan
dalam mencari air minum. Gambar sofa dan dispenser dapat dilihat pada Gambar 4.6c
dan gambar meja kecil dapat dilihat pada Gambar 4.6d.
Ruangan C memiliki kunci yang dipegang oleh laboran, ketika praktikum
sudah selesai ruangan C akan dikunci dan dibuka kembali pada praktikum berikutnya,
laboran juga memegang kunci ruangan B dan kunci ruangan A yang akan dikunci
setelah praktium selesai dan akan dibuka kembali oleh laboran ketika praktikum akan
dimulai.
25 Universitas Kristen Petra
4.2 Proses Praktikum
Praktikum Proses Manufaktur memiliki urutan tersendiri dalam pengoperasian
mesin-mesin produksi konvensional. Urutan dalam praktikum proses manufaktur
terdiri dari mesin bubut, mesin shapping, mesin miling, dan mesin las.
4.2.1 Bubut
Mesin bubut adalah sebuah mesin yang mencangkup segala mesin perkakas
yang memproduksi bentuk silinders dan digunakan untuk menghasilkan benda putar,
membuat ulir, pengeboran, dan meratakan permukaan benda putar. Prinsip
mekanisme gerakan pada mesin ini adalah merubah energi listrik menjadi gerakan
putar pada motor listrik, kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut.
Mesin bubut juga merupakan mesin konvensional yang masih dikerjakan dengan
tangan manusia, dan hasil yang diproses masih lama, tapi hasil kerja dari mesin ini
lebih bagus. Tujuan dari praktikum mesin bubut adalah dapat menjalankan mesin
bubut dengan baik dan benar, serta mengenal bagian-bagian mesin bubut. Alat-alat
dan bahan yang digunakan adalah jangka sorong, palu, ragum, majun, logam, dan
kacamata. Gambar dari mesin bubut dapat dilihat pada Gambar 4.7
Gambar 4.7 Mesin Bubut
26 Universitas Kristen Petra
Pengoperasian setiap mesin memiliki langkah-langkah yang berbeda-beda,
pada mesin bubut memiliki sembilan langkah dalam pengoperasiannya. Flowchart
dari proses mesin bubut dapat dilihat pada flowchart 4.1.
Flowchart 4.1 Proses Mesin Bubut.
27 Universitas Kristen Petra
4.2.2 Shaping
Mesin shaping adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengubah
permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik bertingkat, dan menyudut sesuai
dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Dalam hal ini benda kerja dalam
keadaan diam dan pahat bergerak lurus. Pada mesin shaping kita bisa mengatur mesin
untuk bekerja secara otomatis atau manual dalam pengoperasiannya. Tujuan dari
praktikum mesin shaping adalah dapat menjalankan mesin shaping dengan baik dan
benar, serta mengenal bagian mesin shaping. Alat-alat dan bahan yang digunakan
adalah mesin sekrap dan pahatnya, kikir, jangka sorong, ragum, mistar siku, penitik
nomr, penitik, kuas, palu karet, kelengkapan kunci mesin sekrap, palu konde, kaca
mata, dan L-siku. Gambar dari mesin shaping dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Mesin Shaping
28 Universitas Kristen Petra
Pengoperasian setiap mesin memiliki langkah-langkah yang berbeda-beda,
pada mesin shaping memiliki sembilan langkah dalam pengoperasian. Flowchart
dari proses mesin shaping dapat dilihat pada flowchart 4.2.
Flowchart 4.2 Proses Mesin Shaping.
29 Universitas Kristen Petra
4.2.3 Milling
Mesin milling adalah mesin yang dapat menghasilkan permukaan bidang rata
yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa cairan (coolen)
yang berguna untuk mendinginkan mata milling agar mesin tidak cepat panas.
Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Mesin
milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang
ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan. Mesin miling
merupakan salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan suatu benda
kerja dalam permukaan datar, sisi, tegak, miring, bahkan alur rodagigi. Mesin
perkakas ini mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan
menggunakan pisau milling (cutter). Tujuan dari mesin milling adalah dapat
menjalankan mesin milling dengan baik dan benar, serta mengenal bagian mesin
milling. Alat-alat dan bahan yang digunakan adalah mesin sekrap dan pahatnya, kikir,
jangka sorong, ragum, mistar siku, penitik nomor, penitik, kuas, palu karet,
kelengkapan kunci mesin sekrap, palu konde, kacamata. Gambar dari mesin milling
dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Mesin Milling
30 Universitas Kristen Petra
Pengoperasian setiap mesin memiliki langkah-langkah yang berbeda-
beda, pada mesin miling memiliki sembilan langkah dalam pengoperasiannya.
Flowchart dari proses mesin miling dapat dilihat pada flowchart 4.3.
4.3 Proses Mesin Miling Flowchart
31 Universitas Kristen Petra
4.2.4 Las
Mesin las adalah Las listrik yang menggunakan elektroda wolfram yang
bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda
wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair
elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair
pada saat terjadi busur listrik.Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk
penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Tujuan dari mesin las adalah dapat menjalankan mesin las dengan baik dan benar,
serta mengenal bagian mesin las. Alat-alat dan bahan yang digunakan adalah kaca
mata, sarung tangan, tang, kikir, elektroda, dan ST-32. Gambar dari mesin las dapat
dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Mesin Las
32 Universitas Kristen Petra
4.3 Kondisi Awal Laboratorium Proses Manufaktur
Laboratorium Proses Manufatur merupakan laboratorium yang digunakan
untuk Praktikum Proses Manufaktur oleh Mahasiswa Teknik Industri dan Mahasiswa
Teknik Mesin. Praktikum yang dilaksanakan memerlukan waktu tiga jam, dan mesin-
mesin yang dioperasikan memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi, jika mahasiswa
tidak memperhatikan dengan baik maka bisa terjadinya kecelakaan kerja yang
berakibat fatal seperti rambut tersangkut dimesin bubut. Kebersihan laboratorium
dan mesin praktikum serta keamanan praktikum memiliki pengaruh dalam praktikum
maka dari itu perlunya menjaga kebersihan laboratorium dan keamanan praktikum
agar praktikum dapat berjalan dengan baik. Berikut beberapa kondisi di Laboratorium
Proses Manufaktur :
Peralatan tidak tertata dengan baik.
Laboratorium Proses Manufaktur yang digunakan Mahasiswa Teknik Mesin
dan Mahasiswa Teknik Industri tidak tertata dengan baik dikarenakan
peralatan yang selesai digunakan ditempatkan tidak pada tempatnya dan juga
peralatan tidak memiliki tempat yang tetap untuk dikembalikan, peralatan
yang tidak dikembalikan pada tempatnya menyebabkan pencarian yang
memerlukan waktu sehingga jam praktikum tergangu. Gambar dari
laboratorium tidak tertata dengan baik dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Laboratorium Tidak Tertata dengan Baik
33 Universitas Kristen Petra
Laboratorium tidak bersih.
Kebersihan sangat penting untuk kelancaran praktikum dan kesehatan
operator, laboratorium yang tidak bersih menyebabkan operator bisa terkena
penyakit (saluran pernapasan) dan bisa menyebabkan terganggunya waktu
praktikum. Penyebab tidak bersihnya laboratorium dikarenakan peralatan
kebersihan yang digunakan tidak memiliki tempat penyimpanan yang tetap
sehingga operator susah dalam mencari peralatan kebersihan tersebut untuk
membersihkan laboratorium dan laboratorium juga tidak mempunyai jadwal
membersihkan laboratorium sehingga laboratorium tidak bersih. Gambar dari
laboratorium tidak bersih dapat dilihat pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Laboratorium Tidak Bersih
Penggunaan lemari kaca yang tidak efektif.
Lemari yang terletak pada ruangan asisten laboratorium (ruangan B)
digunakan dengan tidak efektif dikarenakan lemari tersebut berisikan
34 Universitas Kristen Petra
peralatan acak yang tidak tertata dengan baik, dan tidak memiliki peralatan
yang pasti didalam lemari tersebut, sehingga operator kesusahan dalam
mencari peralatan yang akan digunakan dan mengembalikan peralatan yang
setelah digunakan. Gambar dari lemari kaca dapat dilihat pada Gambar 4.13
Gambar 4.13 Lemari Kaca (Ruangan B)
Peralatan tulis tidak memiliki tempat penyimpanan yang baik
Peralatan yang masih belum memiliki tempat penyimpanan yang tetap seperti
peralatan tulis yaitu pensil, bulpen, penggaris, dan peralatan lainnya.
Peralatan-peralatan tulis tersebut walaupun memiliki tempat penyimpanan tapi
tetap peralatan-peralatan tersebut masih berserakan di meja, sehingga operator
kesusahan dalam mencari peralatan-peralatan tulis tersebut. Gambar dari
tempat penyimpanan peralatan tulis yang belum baik dapat dilihat pada
Gambar 4.14
35 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.14 Tempat Penyimpanan Peralatan
Tidak Terdapat Garis Batas
Laboratorium Proses Manufaktur belum diresmikan oleh Universitas Kristen
Petra, mesin-mesin yang digunakan belum memiliki tempat yang pasti
sehingga ketika mesin-mesin yang digunakan akan bergeser dari tempatnya,
sehingga Laboratorium Proses Manufaktur memerlukan garis batas agar
mesin yang digunakan tidak berpindah dari tempatnya. Gambar dari
laboratorim belum memiliki garis batas dapat dilihat pada Gambar 4.15.
36 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.15 Tidak Ada Garis Batas pada Laboratorium
Peralatan mesin yang tidak memiliki tempat penyimpanan yang tetap
Peralatan mesin yang masih belum memiliki tempat penyimpanan yang tetap
seperti tank, obeng, dan peralatan lainnya. Peralatan-peralatan mesin tersebut
tidak memiliki tempat penyimpanan yang tetap. Peralatan yang biasa
digunakan diletakkan diatas meja utama (ruangan A) atau diatas mesin,
sehingga dibutuhkan tempat penyimpanan peralatan mesin yang tetap.
Gambar dari tempat peralatan yang tidak memiliki tempat peyimpanan yang
tetap dapat dilihat pada Gambar 4.16.
37 Universitas Kristen Petra
4.16ambar Meja Utama (Ruangan A)
4.4 Perancangan 5S
Perancangan 5S yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi laboratorium
Proses Manufaktur menjadi lebih baik agar nantinya operator mudah dalam
menemukan peralatan yang akan digunakan dan laboratorium menjadi lebih bersih
dan tertata dengan baik. Agar perancangan 5S dapat berjalan dengan baik maka akan
dibuatkan progam pemantauan 5S checklist pemantauan.
4.4.1 Perancangan SEIRI
Perancangan seiri di Laboratorium Proses Manufaktur merupakan pemisahan
tiap peralatan yang ada di area laboratorium, peralatan di area laboratorium akan
didata terlebih dahulu seperti nama peralatan, jumlah peralatan dan frekuensi
penggunaan, peralatan yang sudah didata akan dikelompokan menjadi tiga bagian
yaitu peralatan yang sering digunakan, jarang digunakan, dan peralatan yang tidak
digunakan lagi, dari pengelompokan tersebut dapat diketahui peralatan mana yang
masih memerlukan perlakuan khusus dan tidak memerlukan kebutuhan khusus,
peralatan yang sudah tidak digunakan akan dipilah agar tidak memenuhi area
38 Universitas Kristen Petra
laboratorium sehingga area laboratorium lebih bersih dan tertata dengan rapi.
Peralatan yang sudah didata akan dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan,
frekuensi penggunaan terbagi menjadi tiga bagian yaitu sering digunakan, jarang
digunakan, dan tidak digunakan lagi.
4.4.1.1 Mengambil Data Peralatan
Pendataan frekuensi pengunaan didapat dari observasi laboratorium dan
wawancara terhadap operator praktikum. Berikut merupakan tabel pengelompokan
berdasarkan frekuensi pengunaan dan metode penyimpanan. Tabel frekuensi
penggunaan dan metode penyimpanan peralatan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Frekuensi penggunaan dan metode penyimpanan peralatan
Pengunaan Frekuensi pemakaian Metode Penyimpanan
Sering Peralatan yang digunakan
setiap saat
Tempat penyimpanan diletakkan
dekat dengan operator
Jarang Peralatan yang digunakan
setiap minggu/bulan
Tempat penyimpanan diletakkan
agak jauh
Tidak digunakan Peralatan yang tidak
digunakan lagi
Tempat penyimpanan diletakkan
di gudang atau dibuang
Dari pengelompokan berdasarkan frekuensi pengunaan memiliki tujuan untuk
menentukan tempat penyimpanan yang baik agar area laboratorium tertata dengan
rapi. Peralatan yang sering digunakan akan diletakkan dekat dengan operator yang
menggunakan, peralatan yang jarang digunakan akan diletakkan agak jauh dari
mahasiswa, peralatan yang tidak digunakan akan diletakkan digudang atau dibuang.
Tabel dari daftar peralatan dan mesin dapat dilihat pada Tabel 4.2.
39 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Daftar peralatan dan mesin di Laboratorium Proses Manufaktur
No Nama alat Frekuensi Penggunaan
Jumlah Sering Jarang Tidak digunakan
1 Mesin bubut 2 V
2 Mesin shaping 1 V
3 Mesin miling 1 V
4 Las acy 1 V
5 Las tig 1 V
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas terdapat pendataan nama barang dan jumlah
barang yang memiliki tujuan untuk membantu dalam perencanaan seiton di
laboratorium Proses Manufaktur. Setelah pendataan peralatan, dan mesin akan
dilakukan pendataan frekuensi pengunaan peralatan dan mesin. Daftar alat, barang,
dan mesin dapat dilihat pada Lampiran 1 dan fungsi alat, barang, dan mesin dapat
dilihat pada Lampiran 2.
4.4.2 Perancangan SEITON
Tujuan dari perancangan seiton dilakukan agar operator mudah dalam mencari
barang yang akan digunakan dan mudah mengembalikan barang setelah digunakan
pada tempatnya, sehingga operator tidak membuang waktu dalam mencari barang dan
mengembalikan barang pada tempatnya, peracangan seiton dilakukan pada area
laboratorium hanya pada barang, peralatan dan mesin. Peralatan yang dibuat adalah
peralatan yang berguna untuk mempermudah operator dalam mencari barang dan
mengembalikan barang.
40 Universitas Kristen Petra
4.4.2.1 Pengelompokan Peralatan
Peralatan, dan mesin yang sudah didata berdasarkan frekuensi pengunaan
pada langkah seiri akan dikelompokkan pada langkah seiton bertujuan untuk
mempermudah dalam merencanakan tempat penyimpanan yang tetap.
Pengelompokan peralatan, dan mesin dikelompokkan berdasarkan enam kelompok
yakni mesin, barang pribadi, alat kebersihan, alat keselamatan, sarana pendukung,
dan peralatan yang tidak digunakan lagi. Tabel pengelompokan peralatan dapat
dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Pengelompokkan barang
No Pengelompokkan
1 Alat dan mesin
2 Barang pribadi
3 Peralatan kebersihan
4 Peralatan keselamatan
5 Sarana pendukung
6 Peralatan yang tidak digunakan lagi
Pengelompokan pertama yang dikelompokkan adalah pengelompokan alat dan
mesin dikarenakan alat dan mesin memiliki frekuensi penggunaan yang tinggi. Alat
dan mesin hampir digunakan setiap hari pada jam praktikum sehingga alat dan mesin
akan diletakkan dekat dengan operator. Tabel pengelompokan berdasarkan alat dan
mesin dapat dilihat pada Lampiran 3.
41 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4 Pengelompokan berdasarkan alat dan mesin
No Nama alat/mesin Jumlah
1. Mesin bubut 2
2. Mesin shaping 1
3. Mesin miling 1
4. Mesin pres 1
5. Las acy 1
Pengelompokan kedua yang dikelompokkan adalah pengelompokan barang
pribadi dikarenakan barang pribadi selalu dibawa saat jam Praktikum Proses
Manufaktur dengan memiliki frekuensi penggunaan yang sedang, barang pribadi akan
diletakkan agak dekat dengan operator agar tidak membuang waktu ketika operator
ingin mengambil barang pribadinya. Tabel pengelompokan barang pribadi dapat
dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 4.5 Pengelompokkan berdasarkan barang pribadi
No Barang pribadi Jumlah
1. Masker Terbatas
2. Peralatan tulis Terbatas
3. Handphone Terbatas
4. Tas Terbatas
5. Botol minum Terbatas
Pengelompokan ketiga yang dikelompokkan adalah pengelompokan alat
kebersihkan dikarenakan alat kebersihan sangat dibutuhkan dalam perencanaan 5S
42 Universitas Kristen Petra
yaitu seiso (kebersihan). Frekuensi penggunaan alat kebersihan adalah sering
dikarenakan alat kebersihan digunakan setiap saat setelah selesai praktikum.
Laboratroium Proses Manufaktur masih terpandang kurang bersih dikarenakan
banyak barang-barang yang tidak digunakan yang ditempatkan di laboratorium dan
masih terdapat banyak debu dan sisa benda kerja berserakan di lantai praktikum,
maka diperlukan perhatian khusus dalam menjaga kebersihan laboratorium dengan
penerapan 5S seiso (kebersihan), laboratorium yang bersih membuat praktikum
menjadi lebih nyaman dan operator tidak terkena penyakit. Tabel pengelompokan
peralatan kebersihan dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 4.6 Pengelompokan berdasarkan peralatan kebersihan
No Alat kebersihan Jumlah
1. Sapu 2
2. Skop sampah 1
3. Ember sampah 4
4. Kain lap 3
5. Exhouse 2
Pengelompokan keempat yang dikelompokkan adalah pengelompokan
peralatan keselamatan dikarenakan peralatan keselamatan sangat penting dalam
menjalankan K3 (keselamatan Kesehatan Kerja) dengan adanya peralatan
keselamatan maka operator tidak akan terkena kecelakaan kerja. Peralatan
keselamatan memiliki frekuensi penggunaan yang tinggi karena peralatan
keselamatan digunakan setiap jam praktikum dimulai. Tabel pengelompokan
peralatan keselamatan dapat dilihat pada Lampiran 6.
43 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7 Pengelompokan berdasarkan peralatan keselamatan
No Alat keselamatan Jumlah
1. Kacamata bening 2
2. Sarung tangan las 2 pasang
3. Masker Terbatas
4. Sepatu Terbatas
5. Pajangan 3
Pengelompokan kelima yang dikelompokkan adalah pengelompokan
prasarana pendukung dikarenakan peralatan prasarana pendukung membantu operator
dalam menunjang jalannya praktikum, frekuensi penggunaan peralatan prasarana
pendukung sering digunakan. Tabel pengelompokan peralatan sarana pendukung
dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 4.8 Pengelompokan berdasarkan peralatan prasarana pendukung
No Alat sarana pendukung Jumlah
1. Palu 2
2. Obeng 1
3. Bor listrik 1
4. Kipas angin 4
5. Coolen 1
Pengelompokan keenam yang dikelompokkan adalah pengelompokan
peralatan yang tidak digunakan dikarenakan peralatan yang tidak digunakan
menghambat dalam perancangan 5S, peralatan yang tidak digunakan masih sangat
44 Universitas Kristen Petra
banyak ditempatkan di Laboratorium Proses Manufaktur sehingga menyebabkan
laboratorium tidak tertata dengan baik dan tidak bersih. Peralatan yang tidak
digunakan akan dibuang atau dicarikan gudang penyimpanan agar Laboratorium
Proses Manufaktur menjadi bersih dan tertata dengan rapi. Tabel pengelompokan
peralatan yang tidak digunakan dapat dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 4.9 Pengelompokan berdasarkan peralatan yang tidak digunakan.
No Barang yang tidak diperlukan Jumlah
1. Lemari rusak 1
2. Pagar 1
3. Besi panjang 2
4. Kursi rusak 3
5. Drom 1
Perancangan langkah Seiton berikutnya adalah perancangan seiton yang
dilakukan diarea laboratorium. Rancangan dibuat untuk barang, alat dan mesin
tertentu saja yang dianggap penting dan dapat mempermudah operator dalam
beraktifitas.
4.4.2.2 Perancangan Langkah Seiton
Tujuan dari perancangan seiton dilakukan agar operator mudah dalam mencari
barang yang akan digunakan dan mudah mengembalikan barang yang setelah
digunakan, sehingga operator tidak membuang waktu dalam mencari dan
mengembalikan barang pada tempatnya, perancangan peralatan yang dibuat seperti:
45 Universitas Kristen Petra
1. Garis batas
2. Tempat penyimpanan alat kebersihan
3. Pegboard
4. List peralatan pada lemari kaca
5. Tempat penyimpanan peralatan tulis
6. Tempat penyimpanan suku cadang
1. Garis batas
Garis batas adalah salah satu perancangan seiton yang bertujuan untuk
menata mesin, dan peralatan agar peralatan dan mesin tidak keluar dari batasnya
sehingga area laboratorium menjadi lebih rapi. Garis batas yang dirancang berwarna
kuning, merah, dan biru. Pewarnaan garis batas memiliki pengertian tersendiri garis
kuning diguunakan untuk mesin produksi, garis merah untuk peralatan yang sudah
tidak digunakan, dan garis biru untuk tempat penegerjaan labor. Manfaat dari
penambahan garis batas agar operator mudah dalam melihat mesin, dan peralatan
mana yang keluar dari garis batas, garis batas yang digunakan berupa selotip yang
ditempelkan diarea mesin dan peralatan agar garis batas tidak mudah hilang dan bisa
dilihat dengan jelas. Gambar garis batas area Labotaorium Proses Manufaktur dapat
dilihat pada Gambar 4.17.
46 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.17 Garis Batas
2. Tempat penyimpanan alat kebersihan
Perancangan tempat alat kebersihan dibuat dengan kayu dengan ukuran
panjang 30,5 cm, lebar 30,5 cm dan tinggi 121 cm , tempat peralatan tulis tersebut
digunakan untuk menyimpanan alat kebersihan seperti sapu, dan sekop sampah, alat
kebersihan yang setelah digunakan wajib ditempatkan kembali pada tempat
penyimpanan alat kebersihan agar operator yang akan mengunakan alat kebersihan
tidak perlu mencari alat kebersihan untuk digunakan atau untuk dikembalikan.
Kondisi awal laboratorium tidak memiliki tempat penyimpanan alat kebersihan yang
tetap, sehingga operator susah dalam menemukan alat kebersihan, dengan merancang
tempat alat kebersihan operator mudah dalam mencari dan mengembalikan alat
kebersihan yang digunakan. Gambar tempat alat kebersihan pada Laboratorium
Proses Manufaktur dapat dilihat pada Gambar 4.18.
47 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.18 Tempat Penyimpanan Alat Kebersihan
3. Pegboard
Perancangan tempat penyimpanan peralatan perkakas yaitu pegboard terbuat
dari kayu dengan ukuran 150 cm x 120 cm, pegboard berfungsui untuk
mempermudah mahasiswa dan staf dalam mencari dan mengembalikan barang yang
akan digunakan dan setelah digunakan, dengan perancangan pegboard pada
laboratorium Proses Manufaktur bisa menghemat waktu dalam mencari dan
mengembalikan barang, karena mahasiswa tidak perlu mencari tempat penyimpanan
alat yang akan digunakan dan alat yang akan dikembalikan. Kondisi awal
laboratorium tidak memiliki tempat penyimpanan alat perkakas yang pasti, sehingga
mahasiswa susah dalam mencari dan mengembalikan alat perkakas, alat-alat yang
akan disimpan pada pegboard seperti obeng, tang, palu, dan peralatan lainnya.
48 Universitas Kristen Petra
Pegboard yang dirancang akan memiliki 2 warna, yaitu warna putih sebagai bagian
luar dan warna coklat sebagai bentuk alat perkakas yang akan disimpan. Gambar dari
pegboard dapat dilihat pada Gambar 4.19.
Gambar 4.19 pegboard
4. List peralatan pada lemari kaca
Perancangan list barang pada lemari kaca (ruangan B) terletak pada ruangan
asisten laboratorium lemari kaca tersebut memiliki kaca pada bagian depan lemari.
List barang yang akan dipasangkan pada lemari kaca tersebut berupa kertas dengan
ukuran panjang 121 cm, lebar 41, dan tinggi 163 cm yang berisikan tabel dengan
nama peralatan dan jumlah peralatan yang ada pada lemari tersebut, list barang pada
lemari kaca tersebut digunakan untuk membantu operator dalam mengetahui
49 Universitas Kristen Petra
peralatan apa saja yang terdapat pada lemari dan dapat mengetahui jika terjadinya
kehilangan peralatan dikarenakan lemari kaca tersebut memiliki nama dan jumlah
peralatan yang tertempel pada kaca depan lemari tersebut. Gambar dari list barang
lemari kaca dapat dilihat pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20 List Barang pada Lemari Kaca
Sebelum diterapkannya 5S pada Laboratorium Proses Manufaktur, peralatan
belum memiliki tempat yang tetap. Peralatan ditempatkan diatas meja dan diatas
mesin. Peletakkan peralatan yang tidak sesuai pada tempatnya dapat menganggu
operator dalam beraktifitas dan membuat laboratorium jadi tidak rapi.
5. Tempat penyimpanan peralatan tulis
Perancangan tempat peralatan tulis ini dibuat dengan mengunakan kayu
dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 10,5 cm, tempat peralatan tulis
ini digunakan sebagai tempat penyimpanan peralatan tulis yang tetap agar operator
tidak perlu mencari peralatan tulis ditempat yang lain. Tempat peralatan tulis ini akan
diletakkan diatas meja ruang asisten laboratorium (ruangan B) dan ruang labor
(ruangan C). Gambar dari tempat peralatan tulis dapat dilihat pada Gambar 4.21.
50 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.21 Tempat Peralatan Tulis
6. Perancagan tempat penyimpanan peralatan suku cadang.
Perancangan tempat baut ini dibuat dengan menggunakan kardus yang
dilapisi eva pada bagian dalam dan bagian luar kardus dengan ukuran panjang 20 cm,
lebar 10 cm, dan tinggi 10,5 cm. Tempat perkakas ini digunakan untuk menyimpan
peralatan kecil seperti baut, mur, dan amplas. Tempat perkakas akan diletakkan diatas
meja utama ruangan A dan diberikan label nama agar mahasiswa dan laboran dapat
mengambil dan meletakkan peralatan perkakas sesuai tempatnya. Gambar dari tempat
penyimpanan peralatan perkakas dapat dilihat pada Gambar 4.22
51 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.22 Tempat Penyimpanan Suku Cadang
4.4.3 Peracangan SEISO
Perancangan seiso adalah kegiatan membersihkan peralatan yang sudah
ditata dengan rapih termasuk area kerja dan mesin-mesin. Perancangan seiso
dilakukan dengan tujuan agar mesin, peralatan dan area laboratorium menjadi bersih
dan operator tidak terkena penyakit (saluran pernapasan) dikarenakan laboratorium
yang kotor. Perancangan seiso harus dilakukan oleh setiap operator untuk menjaga
kebersihan Laboratorium Proses Manufaktur, dalam menjaga kebersihan
laboratorium bisa dilakukan dengan program kebersihan dan menambah peralatan
kebersihan di laboratorium.
4.4.3.1 Progam Kebersihan
Progam kebersihan yang dilakukan bertujuan untuk menjaga laboratorium
tetap bersih agar mesin dan peralatan nyaman digunakan dan bersih saat digunakan.
Bersihnya laboratorium akan membuat praktikum berjalan dengan baik, serbuk-
serbuk dari hasil pengoperasian mesin yang tercecer dilantai akan disapu dan
dimasukan kedalam tempat sampah dikarenakan serbuk hasil pengoperasian mesin
sangat berbahaya jika terhirup atau masuk kedalam saluran pernapasan, dan juga
52 Universitas Kristen Petra
progam kebersihan akan membersihkan sisa-sisa oli atau kotoran kecil dalam mesin
dikarenakan kotoran kecil atau oli sisa yang terdapat dalam bagian dalam mesin akan
membuat mesin tidak bisa beroperasi atau terhambat. Permasalahan-permasalahan
yang terjadi pada mesin atau pada area laboratorium akan menghambat jalannya
praktikum dan menurunkan kualitas praktikum, agar dapat mengantisipasi
permasalahan yang ada dapat dicegah dengan cara menerapkan program kebersihan
diarea laboratorium. Progam kebersihan yang akan dilakukan seperti:
Membersihkan bagian dalam dan luar mesin dan perlatan.
Membersihkan serbuk besi yang tercecer di meja dan lantai.
Membersihkan sampah pada laboratorium setelah praktikum berakhir.
Mahasiswa dan asisten laboratorium wajib melakukan program kebersihan
setelah praktikum berakhir diarea laboratorium, sehingga laboratorium menjadi
bersih. Laboratorium yang bersih akan membuat jalannya praktikum lebih nyaman
dan meningkatkan kualitas praktikum lebih baik.
4.4.3.2 Peralatan Kebersihan
Alat kebersihan merupakan sarana pendukung dalam program kebersihan,
agar program kebersihan dapat berjalan dengan baik dibutuhkannya peralatan
kebersihan. Perencanaan penerapan langkah seiso dilakukan dengan cara mendata
peralatan kebersihan yang ada di laboratorium. Daftar alat kebersihan di laboratorium
dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Daftar alat kebersihan
No Nama Alat/Mesin Jumlah
1 Sapu 2
2 Kain lap 5
3 Tempat sampah 2
4 Skop sampah 2
53 Universitas Kristen Petra
Alat kebersihan yang terdapat pada area laboratorium masih kurang dalam
membersihkan laboratorium, dikarenakan jumlah alat kebersihan yang digunakan
masih sedikit untuk membersihkan area laboratorium dikarenakan mahasiswa dan
asisten laboratorium susah dalam menggapai peralatan kebersihan yang jauh.
Sehingga diperlukannya penambahan alat kebersihan pada tiap mesin yang ada,
berikut tabel jumlah peralatan kebersihan yang disarankan ada pada laboratorium,
tabel saran jumlah alat kebersihan dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Saran jumlah alat kebersihan
No Nama Alat/Mesin Jumlah
1 Sapu 4
2 Kain lap 10
3 Tempat sampah 4
4 Skop sampah 4
Penambahan jumlah peralatan kebersihan berdasarkan pembagian ruangan
laboratorium dan mesin-mesin. Sapu disarankan berjumlah empat dan diletakkan dua
pada area praktikum (ruangan A), 1 pada ruang asisten laboratorium (ruangan B), dan
satu pada ruangan labor (ruangan C), jumlah kain lap yang disarankan berjumlah
sepuluh dibagi berdasarkan ruangan dan jumlah mesin, setiap mesin disarankan
meyediakan satu kain lap, jumlah tempat sampah dan skop sampah disesuaikan
berdasarkan jumlah sapu yang disaranakn agar ketika mesin kotor operator tidak
kesusahan dalam mencari peralatan kebersihan lagi dan operator dapat langsung
membersihkan mesin yang kotor.
54 Universitas Kristen Petra
4.4.4 Perancangan SEIKETSU
Perancangan seiketsu bertujuan untuk menjaga 3S yang pertama seiri, seiton,
dan seiso tetap berjalan dengan baik, dalam menjalankan seiketsu perlunya diterapkan
program inspeksi agar mahasiswa dapat mengetahui apakah peralatan dan
laboratorium sudah kembali pada tempatnya dan sudah bersih, progam inspekssi yang
dilakukan dengan cara checklist.
Checklist betujuan untuk mengetahui apakah mesin dan peralatan sudah
kembali pada tempatnya dan apakah laboratorium sudah bersih atau belum,
penggunaan checklist dengan memberikan centang pada opsi yang sudah terpenuhi.
Checklist akan disertai dengan penilaian pada poin-poin yang ada, penilaian akan
dilakukan oleh kepala laboratorium ketika jam praktikum selesai.
Tanggal :
Area :
5S CHECKLIST
1. Seiri ( Ringkas) adalah memisahkan peralatan yang tidak diperlukan
dilaboratorium
Peralatan yang tidak diperlukan terdapat dilaboratorium
1 : ≥ 10 ; 2 : (7-9) ; 3 : (4-6) ; 4 : (1-3) ; 5 : Tidak ada
Peralatan yang tidak diperlukan menghalangi aktifitas laboratorium
1 : ≥ 10 ; 2 : (7-9) ; 3 : (4-6) ; 4 : (1-3) ; 5 : Tidak ada
2. Seiton (Rapi) adalah peletakkan peralatan sesuai tempatnya
Peletakkan peralatan berserakan dilaboratorium
1 : ≥ 10 ; 2 : (7-9) ; 3 : (4-6) ; 4 : (1-3) ; 5 : Tidak ada
Peletakkan hasil mesin berserakan dilaboratorium
1 : ≥ 10 ; 2 : (7-9) ; 3 : (4-6) ; 4 : (1-3) ; 5 : Tidak ada
Peletakkan dokumen berserakan dilaboratorium
55 Universitas Kristen Petra
1 : ≥ 10 ; 2 : (7-9) ; 3 : (4-6) ; 4 : (1-3) ; 5 : Tidak ada
Peletakkan peralatan melebihi garis batas lokasi
1 : ≥ 10 ; 2 : (7-9) ; 3 : (4-6) ; 4 : (1-3) ; 5 : Tidak ada
3. Seiso (Resik) adalah kegiatan untuk melakukan pembersihan
laboratorium agar terlihat bersih dan rapi
Laboratorium terdapat debu
1 : Debu berada pada semua bagian laboratorium; 2 : Debu pada
mesin, peralatan dan lantai praktikum; 3 : Debu pada mesin dan peralatan;
4 : Debu pada mesin ; 5 Tidak ada
Laboratorium terdapat sampah
1 : ≥ 10 ; 2 : (7-9) ; 3 : (4-6) ; 4 : (1-3) ; 5 : Tidak ada
Lemari atau meja terdapat sampah
1 : ≥ 10 ; 2 : (7-9) ; 3 : (4-6) ; 4 : (1-3) ; 5 : Tidak ada
Kelengkapan peralatan kebersihan
1 : Tidak ada ; 2 : Hanya ada sapu/sekop/kain lap ;
3 : Ada sapu, sekop dan kain lap ; 4 : Sapu/sekop/kain lap sesuai tempat ;
5 : Sapu, sekop, dan kain lap sesuai tempat
4. Seiketsu (Rawat) adalah kegiatan untuk melakukan pembiasaan langkah
ringkas, rapi, dan resik
Menjalankan prosedur kerja 5S
1 : Tidak mengerti ; 2 : Mengabaikan ; 3 : Melakukan kelalaian ; 4 :
Menaati progam 5S ; 5 : Mendukung progam 5S (Pemberian saran)
5. Shitsuke (Rajin) adalah kegiatan untuk melakukan 5S sebagai budaya kerja
Adanya barang pribadi diletakkan pada laboratorium
1 : > 6 ; 2 : (5-6) ; 3 : (3-4) ; 4 : (1-2) ; 5 : Tidak ada
Adanya kelalaian dalam mejalankan progam kebersihan dan langkah 5S
1 ≥ 4 kali ; 2 : 3 kali : 3 : 2 kali ; 4 : 1 kali ; 5 : Tidak ada
Gambar 4.23 5S Checklist
56 Universitas Kristen Petra
4.4.5 Perancangan SHITSUKE
Langkah perancangan yang terakhir adalah perancangan shitsuke yang
berguna untuk melakukan sesuatu dengan benar sebagai kebiasaan dan budaya,
perlakuan kebiasaan yang dilakukan diterapkan pada tempat kerja yang menetap,
manfaat dari perencanaan shitsuke adalah peningkatan perbaikan yang dilakukan
secara terus menerus pada langkah ringkas, rapi, resik, dan rajin dengan tujuan untuk
mencapai kesempurnaan dan peningkatan produktivitas dengan mengurangi
pemborosan. Kondisi awal laboratorium proes manufaktur belum memiliki kebiasaan
dan budaya untuk melakukan langkah ringkas, rapi, resik, dan rajin maka dari itu
perlunya perencanaan shitsuke agar laboratorium yang sebelumnya tidak rapi, tidak
bersih dan tidak nyaman menjadi laboratorium yang rapi, bersih, dan nyaman.
Perancangan yang dilakukan untuk menerapkan langkah shitsuke pada Laboratorium
Proses Manufaktur dengan melakukan aktivitas 15 menit 5S. Berikut dua perancanaan
dari shitsuke :
Progam 15 menit 5S
Progam 15 menis 5S ini bertujuan untuk membuat mahasiswa dan staf
laboratorium dibiasakan menjalankan 5S dengan baik dan benar, mahasiswa dan staf
wajib menjalankan progam 15 menit 5S agar laboaratorium tetap terjaga, aktivitas
yang wajib dilakukan adalah :
Membuang barang yang tidak diperlukan lagi.
Membersihkan serbuk pada mesin dan serbuk yang tercecer dilantai.
Barang, mesin, dan peralatan dikembalikan pada tempatnya.
Menjalankan program kebersihan.
Agar jalanya progam 15 menit 5S dengan baik maka diperlukan arahan dari laboran.
Pengarahan yang dilakukan laboran bertujuan agar mahasiswa yang masih salah
dalam menjalankan progam 5S dapat diperbaiki sehingga progam 15 menit 5S yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik. Dengan melakukan progam 15 menit 5S setiap
57 Universitas Kristen Petra
akhir jam praktikum akan membuat 5S menjadi suatu budaya di Laboratorium Proses
Manufaktur.
4.4.6 Pembuatan Alat Bantu
Perancangan alat bantu digunakan untuk mengingatkan operator dalam
menjalankan 5S dan juga dapat memotivasi operator dalam menjalankan 5S pada
Laboratorium Proses Manufaktur. Alat bantu yang dibuat berupa poster 5R, poster
kebersihan, dan video 5S.
1. Poster 5R
Poster 5R berisikan rangkaian kerja 5R dan pengertian 5R yaitu ringkas, rapi,
resik, rawat, rajin agar operator dapat mengerti apa yang harus dilakukan. Gambar
poster 5R dapat dilihat pada Lampiran 9.
Gambar 4.24 Poster 5R
58 Universitas Kristen Petra
2. Poster Kebersihan
Poster kebersihan berisikan ajakan untuk menjaga kebersihan dengan baik dan
benar, ajakan berupa langkah-langkah dalam menjaga kebersihan. Gambar dari
poster kebersihan dapat dilihat pada Lampiran 10.
Gambar 4.25 Poster Kebersihan
3. Daftar Inventaris
Daftar inventaris bertujuan untuk membantu operator mengetahui peralatan
apa saja yang berada pada laboratorium. Daftar inventaris berisikan nomor
peralatan, nama peralatan, dan jumlah peralatan. Gambar dari daftar inventaris
dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Daftar Inventaris
NO Nama Jumlah
1 Mesin bubut 2
2 Mesin shaping 1
3 Mesin miling 1
59 Universitas Kristen Petra
4 Las acy 1
5 Las tig 1
4. Video 5S
Video 5S berisikan tujuan, manfaat, parodi 5S, gambar sebelum dan sesudah
diterapkannya 5S, dan ajakan untuk melakukan 5S. Video 5S berdurasi tiga menit
tiga puluh enam detik dan dibuat dengan mengunakan aplikasi filmora. Video dari
5S akan dipertontonkan untuk operator ketika briefing Praktikum Proses
Manufaktur. Video 5S dapat dilihat pada Lampiran 11.
Gambar 4.26 Video 5S
4.4.7 Evaluasi Terhadap Hasil Implementasi
Langkah selanjutnya adalah evaluasi terhadap implementasi yang sudah
dilakukan pada Laboratorium Proses Manufaktur. Langkah ini bertujuan untuk
melihat hasil perbandingan sebelum diterapkannya 5S dan sesudah diterapkannya 5S
pada Laboratorium Proses Manufaktur. Hasil yang didapat akan digunakan sebagai
contoh dalam penerapan 5S. Berikut beberapa hasil sebelum dan sesudah
diterapkannya 5S pada Laboratorium Proses Manufaktur.
60 Universitas Kristen Petra
1. Pegboard
2. Tempat Suku Cadang
3. Tempat Penyimpanan Peralatan Kebersihan
4. Garis Batas
5. Tabel List Lemari Kaca
6. Tempat Penyimpanan Peralatan Tulis
7. Pemisahan Peralatan
8. Upaya Menjaga Laboratorium
9. Evaluasi Hasil Checklist
1. Pegboard
Peralatan mesin diletakkan sembarangan dan tidak pada tempatnya
dikarenakan peralatan tidak mempunyai tempat yang pasti. Sebelum adanya
pegboard operator susah dalam mencari peralatan yang akan digunakan sehinga
membuang waktu dalam pencarian peralatan. Sesudah adanya pegboard operator
tidak kesusahan dalam mencari dan mengembalikan peralatan dikarenakan sudah
tersedia tempat peralatan yang tetap, pegboard diletakkan diatas meja dan
disandarkan pada tembok agar operator mudah untuk mengambil dan meletakkan
peralatan setelah digunakan. Gambar sebelum dan sesudah diterapkannya pegboard
dapat dilihat pada Gambar 4.27
61 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.27 Sebelum dan Sesudah adanya pegboard
2. Tempat Suku Cadang
Suku cadang seperti baut dan mur berserakan dilantai, dibawah mesin-mesin
produksi, dan diruagan asisten laboratorium. Suku cadang memiliki ukuran yang
kecil dan mudah hilang, sehingga dibutuhkannya tempat suku cadang yang pasti.
Sebelum adanya tempat penyimpanan suku cadang operator kesusahan dalam
mencari baut dan mur untuk digunakan sehingga membuang waktu dalam
pencarian dikarenakan peralatan kecil tidak memiliki tempat yang pasti, suku
cadang berserakan diatas meja utama ruangan A dan diarea laboratorium. Sesudah
adanya tempat penyimpanan suku cadang operator tidak kesusahan dalam
mencari dan mengembalikan barang dan tidak membuang waktu dikarenakan
sudah adanya tempat penyimpanan suku cadang yang membuat suku cadang
memiliki tempat yang tetap. Gambar dari tempat penyimpanan suku cadang dapat
dilihat pada Gambar 4.28.
62 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.28 Tempat Penyimpanan Suku Cadang
3. Tempat Penyimpanan Peralatan Kebersihan
Peralatan kebersihan seperti sapu, kain lap, dan skop sampah tidak
mempunyai tempat penyimpanan yang pasti, maka dibutuhkan tempat
penyimpanan kebersihan yang pasti, agar operator tidak perlu membuang waktu
untuk mencari dan mengembalikan peralatan kebersihan. Sebelum adannya
tempat penyimpanan alat kebersihan, pekerja susah dalam mencari dan
mengembalikan peralatan kebersihan sehingga membuang waktu dalam
pencarian. Setelah adanya tempat peralatan kebersihan operator mudah dalam
mencari dan mengembalikan peralatan kebersihan. Gambar dari tempat
penyimpanan peralatan kebersihan dapat dilihat pada Gambar 4.29
63 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.29 Tempat Penyimpanan Peralatan Kebersihan
4. Garis Batas
Pada Laboratorium Proses Manufaktur banyak peralatan yang tidak digunakan
seperti sepede, kursi rusak, dan hasil TA mahasiswa yang berserakan diarea
laboratorium. Sebelum adanya garis batas peralatan dan mesin belum memiliki
tempat penyimpanan yang pasti dan memenuhi labotarorium, sehingga
laboratorium terlihat tidak rapi dan berserakan. Sesudah adanya garis batas,
peralatan dan mesin mempunyai tempat penyimpanan yang pasti dan
Laboratorium Proses Manufaktur mejadi lebih terlihat bersih dan rapi. Peralatan
yang sudah tidak digunakan diletakkan di sudut laboratorium dan diberikan garis
batas bewarna merah dan mesin-mesin diberikan garis batas bewarna kuning.
Gambar dari garis batas pada perlatan yang tidak digunakan dapat dilihat pada
Gambar 4.30. Gambar dari garis batas pada mesin-mesin dapat dilihat pada
Gambar 4.31, dan 4.32.
64 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.30 Sebelum dan Sesudah adanya Garis Batas
Gambar 4.31 Sebelum dan Sesudah Adanya Garis Batas
65 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.32 Sebelum dan Sesudah Adanya Garis Batas
5. Tabel List Lemari Kaca
Lemari penyimpanan peralatan pada ruangan asisten laboratorium (ruangan
B) masih belum tertata dengan baik, dan peralatan masih belum memiliki tempat
yang tetap. Sebelum adanya tabel list peralatan pada ruangan B peralatan masih
berantakan dan belum memilki tempat yang tetap sehingga peralatan sering hilang
dan operator kesusahan dalam mencari peralatan. Sesudah adanya tabel list
peralatan pada lemari kaca, peralatan jadi memiliki tempat yag tetap dan peralatan
tidak mengalami hilang. Gambar sebelum dan sesudah adanya tabel list peralatan
dapat dilihat pada gambar 4.33. Peralatan-peralatan seperti dokumen, peralatan
elektronik, dan kardus pada lemari kaca dan pada meja ruangan B dipisah dan
diletakaan pada lemari rak sehingga ruangan B menjadi lebih rapi dan bersih.
Gambar sebelum dan sesudah pemisahan dan penataan peralatan dapat dilihat
pada Gambar 4.34.
66 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.33 Tabel List Peralatan pada Lemari Kaca
Gambar 4.34 Penataan Peralatan
6. Tempat Peralatan Tulis
Peralatan tulis belum memiliki tempat penyimpanan yang baik, peralatan tulis
seperti spidol, penggaris, pulpen, dan pensil diletakkan berserakan pada meja
utama ruangan A. Sebelum adanya tempat peralatan tulis operator susah dalam
mencari peralatan tulis yang akan digunakan dan mengembalikan peralatang tulis
yang setelah digunakan disembarang tempat. Setelah adanya tempat peralatan
tulis operator mudah dalam menemukan peralatan tulis yang akan digunakan dan
67 Universitas Kristen Petra
mengembalikan peralatan tulis yang setelah digunakan. Gambar dari sebelum dan
sesudah adanya tempat peralatan tulis dapat dilihat pada Gambar 4.35.
Gambar 4.35 Sebelum dan Sesudah adanya Tempat Peralatan Tulis
7. Pemisahan Peralatan
Peralatan sedang seperti hasil mesin bubut, cat, dan coolen belum memiliki
tempat yang tetap, maka dari itu peneliti akan memisahkan dan menata peralatan
sedang pada satu tempat yang sama. Sebelum peralatan sedang dipisah dan ditata
operator kesusahan dalam mencari peralatan ketika ingin digunakan, peralatan sedang
tersebar diarea laboratorium karena tidak memiliki tempat yang tetap. Sesudah
peralatan dipisah dan ditata dengan baik dan pada satu tempat yang sama operator
lebih mudah mendapatkan peralatan yang dicari dan laboratorium menjadi lebih
bersih. Gambar sebelum dan sesudah dari pemisahan peralatan dapat dilihat pada
Gambar 4.36.
68 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.36 Sebelum dan Sesudah Pemisahan Peralatan
8. Penataan Peralatan
Peralatan seperti kawat dan besi-besi masih berantakan dan tidak memiliki
tempat penyimpanan yang tetap sehingga membuat laboratorium terlihat tidak
rapi. Peneliti memisahkan dan menata peralatan pada satu tempat yang sama.
Sebelum peralatan dipisahkan dan dirapikan laboratorium terlihat tidak rapi
dan operator kesusahan dalam mencari peralatan yang akan digunakan,
setelah pemisahan dan penataan laboratorium menjadi terlihat rapi dan
operator mudah dalam menemukan peralatan yang akan digunakan. Peralatan
seperti kawat dan besi-besi pada laboratorium ditempatkan pada satu tempat
dan lemari kawat dan besi-besi diletakkan berdekatan. Gambar sebelum dan
sesudah dari penataan peralatan dapat dilihat pada Gambar 4.37.
69 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.37 Sebelum dan Sesudah Penataan Peralatan
9. Upaya menjaga Laboratorium.
Dalam menjaga jalannya 5S dengan baik pada Laboratorium Proses
Manufaktur maka dibutuhkannya pelestarian laboratorium. Pelestarian yang
dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada operator dalam menjaga
jalannya 5S pada laboratorium, operator laboratorium terdiri dari laboran,
asisten laboratorium, dan mahasiswa praktikum. Berikut adalah pembagian
pekerjaan operator pada Laboratorium Proses Manufaktur :
Setiap operator Laboratorium Proses Manufaktur memiliki fungsi-
fungsinya tersendiri. Berikut merupakan pembagian pekerjaan.
Laboran 5S memiliki tugas untuk memberikan teguran kepada area
laboratorium yang tidak sesuai dengan 5S.
Asisten laboratorium 5S memiliki tugas sebagai pengawas dan
pengecekan di area Laboratorium Proses Manufaktur, pengecekan yang
dilakukan oleh asisten laboratorium menggunakan checklist dan asisten
laboratorium juga dapat memberikan masukan jika hasil checklist yang
didapat rendah.
70 Universitas Kristen Petra
Asisten laboratorium dan mahasiswa bertugas untuk membersihkan
laboratorium, mengembalikan peralatan laboratorium pada tempatnya, dan
memastikan mesin sudah mati.
10. Evaluasi Hasil Checklist
Evaluasi dan implementasi pada Laboratorium Proses Manufaktur juga dapat
diuji dengan menggunakan form inspeksi yaitu hasil dari pengujian checklist.
Pengujian inspeksi checklist dilakukan diarea Laboratorium Proses
Manufaktur. Hasil dari pengujian checklist dapat dilihat pada Tabel 4.12.
TABEL 4.13 HASIL PENGUJIAN CHECKLIST
Kondisi Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke Total
Sebelum 2 15 11 1 6 36
Sesudah 10 20 12 1 6 49
Gambar 3.38 Pengujian Checklist
0
5
10
15
20
25
Sebelum Sesudah
Seiri
Seiton
Seiso
Seiketus
Shitsuke
71 Universitas Kristen Petra
Pada Tabel 4.12 dan Gambar 3.37 dapat dilihat hasil dari sebelum
penerapan 5S dan sesudah penerapan 5S. Setelah diterapkannya 5S
Laboratorium mejadi lebih tertata dengan rapi, dan nyaman digunakan.
72 Universitas Kristen Petra