gama edit

9
Obat – obatan yang digunakan : - decain 0,5 % - Piton 1 amp - Ranitidin 50 mg - Ondansentron 4mg - Dexa 10 mg Jumlah cairan Durante op/ Tranfusi : RL 500 cc 3.6 Diagram Observasi tekanan darah dan nadi 15,30 15,45 16,00 16,15 16,30 16,45 17,00 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Nadi Sistol e

Upload: iputubagushermawan

Post on 09-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gamael

TRANSCRIPT

Obat obatan yang digunakan: decain 0,5 % Piton 1 amp Ranitidin 50 mg Ondansentron 4mg Dexa 10 mg

Jumlah cairan Durante op/ Tranfusi : RL 500 cc

3.6 Diagram Observasi tekanan darah dan nadi

BAB IVPEMBAHASAN

4.1 Pre OperatifPada kasus diatas diperoleh data pasien seorang perempuan umur 40 tahun, dengan diagnosis preeklamsi beratG3P2A0 hamil 37-38 minggu fase aktif presentasi kepala tunggal hidup. akan dilakukan tindakan sectio sesarea dengan anastesi umum.Dimana tidak dilakukan anastesi spinal, karena salah satu kontraindikasi dari anastesi spinal adalah preeklamsi berat,dan juga pasien ini tampak gelisah, sehingga tindakan operasi ini dipilih tindakan anastesi umum.Akan dibahas mengenai preoperatif, durante operatif dan post operatif pada pasien iniPreoperatif terdiri dari persiapan pasien anamnesis dan kunjungan pasien sehari sebelum operasi, dari anamnesis diketahui bahwa pasien tidak mempunyai riwayat penyakit asma, alergi, dan tidak adanya infeksi saluran pernapasan, pasien juga tidak mempunyai riwayat hypertensi.tetapi pada pemeriksaan fisik didapat penigkatan tekanan darah dan pasien tampak gelisa , dimana hal ini sesuai dengan teori bahwa pasien dengan preeklamsi berat memiliki penigkatan tekanan darah sebagai batas diambilnya tekan darah 140 mm sistolik dan 90 diastolik , tapi juga kenaikan sistolik 30 mmHg atau diastolis 15 mmHg diatas tekanan yang biasa merupakan petanda.Tekanan darah dapat mencapai 180 mmHg sistolik dan 110 mmHg diastolik tapi jarang mencapai 200 mm .Darah hasil pemeriksaan lab terdapat protein urin +3, dimana hal ini sesuai dengan teori bahwa prioteinuria sering diketemukan pada prekelamsi, rupa-rupanya karena vasospasmus pembuluh- pembuluh darah ginjal . Proteinuria biasa nya timbul lebih lambat dari hipertensi dan tambah berat .Dalam kasus ini didiagnosa PS ASA III. Dengan prekelamsi berat, karena dari hasil pemeriksaan lab di temukan protein urin +3 dan pasien juga mempunyai riwayat hipertensi dalam kehamilan. Pada pasien inijuga dari perhitungan IMT ditemukan berat badan masih dalam batas normal, karena IMT nya 21,1 kg dengan rumus : Berat badan (Kg) IMT = 62/1,542[Tinggi badan (m)]2TABEL KATEGORI INDEKS MASA TUBUH IMT KATEGORI

< 18,5Berat badan kurang

18,5 22,9Berat badan normal

23,0Kelebihan berat badan

23,0 24,9Beresiko menjadi obes

25,0 29.9Obes I

30,0Obes II

Sumber: Centre for Obesity Research and Education 2007

4.2 Durante OperatifTindakan pemilihan jenis anastesi pada pasien obstetri diperlukan beberapa pertimbangan. Teknik anastesi disesuaikan dengan keadaan umum pasien, jenis dan lamanya pembedahan dan bidang kedaruratan. Metode anastesi sebaiknya seminimal mungkin mendepresi janin, sifat analgesi cukup kuat, tidak menyebabkan trauma psikis terhadap ibu dan bayi, toksisitas rendah,aman,nyaman, relaksasi otot tercapai tanpa relaksasi rahim dan memungkinkan ahli obstetri bekerja optimal. pada pasien ini kemudian dilakukan terminasi kehamilan dengan seksio sesarea dengan anestesi blok subaraknoid dengan decain 0,5 %. pemilihan jenis anestesi pada pasien ini sudah tepat karena relative murah, pengaruh sistemik minimal,menghasilkan analgesi yang adekuat dan kemampuan mencegah respon stress lebih sempurna. Namun pada jenis anestesi ini dapat menyebabkan hipotensi, akan tetapi selama operasi tidak ditemukan adanya tanda tanda hipotensi pada observasi. Hipotensi tidak terjadi pada pasien ini karena telah dilakukan pencegahan sebelumnya dengan pemberian cairan pre operasi berupa RL 1000 ml.Sesaat setelah bayi lahir dan plasenta diklem diberikan Pytogin (Oxytocin) 1 x 10 IU (1ampul ) diberikan secara bolus IV. Pemberian Oksitosin bertujuan untuk mencegah perdarahan dengan merangsang kontraksi uterus secara ritmik atau untuk mempertahankan tonus uterus post partum, dengan waktu partus 3-5 menit dan diberikan setelah bayilahir.

TERAPI CAIRAN Kebutuhan Cairan Intake

Pre Operatif Input Puasa : 103 x 12 = 1236 : 130 x 12 = 1560Out put Urine : 744 cc IWL : 310 Balance Cairan : 1500 -1054 = 446 .

Durante Operatif Input : Infus Kristaloid 500 cc + koloid 500 cc Output : Penguapan : 6 x 62 = 372 cc Perdarahan :200 cc .Urine :150 cc . Defisit Cairan :1000 772 = 228 + 446 = 674 cc.

Post Operatif Input :Clinimiks 1000 cc . Output: Perkiraan Produksi.urine 20 jam :1420 cc . IWL : 516 .Balance cairan : 1000 1936+ 674= - 284 ccPre operatif : 500 cc RL II kolf + MgSo4 200 cc.Durante Operasi : Gelafusal 500 cc , RL 500 CC . Post Operatif : clinimiks 1000 cc .

BAB IVPENUTUP

5.1 Kesimpulan Preeklamsi berat dan BSC dua kali pada G3P2A0 hamil 37-38 minggu fase aktif janin presentasi kepala tunggal hidup. Teknik anestesi dengan blok subaraknoid dengan Bupivacaine 0,5 % 20 mg. Untuk mencegah udem laring dan mengurangi nyeri diberikan dexametason sebanyak 10 mg. Perawatan post operatif dilakukan di RR obgyn dengan diawasi vital sign, tanda-tanda perdarahan. 5.2 Saran - Bagi wanita hamil disarankan agar selalu memeriksakan kehamilan secara teratur dan berobat secara baik .- Sebelum operasi dilakukan, perlu pemeriksaan Screening HIV mengingat tingginya angka HIV/AIDS di Papua sehingga seluruh petugas medis dapat melakukan tindakan dengan tingkat keamanan yang tinggi.