furosemide adalah salah satu jenis obat yang akrab dimiliki oleh dokter umum di seluruh indonesia

5
Furosemide adalah salah satu jenis obat yang akrab dimiliki oleh dokter umum di seluruh Indonesia. Furosemide termasuk dalam golongan obat diuretik, obat golongan diuretik ini berfungsi dalam mengurangi reabsorpsi natrium sehingga meningkatkan ekskresi natrium dan juga air. Melihat bahwa obat ini digunakan dalam meningkatkan ekskresi cairan, obat ini dapat digunakan untuk mengobati hipertensi,edema, edema paru, dan gagal jantung yang bersifat akut. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati pasien yang terkena hiperkalsemia dengan cara meningkatkan ekskresi ion kalsium. Dalam mengurangi tekanan darah yang tinggi, furosemide dapat berfungsi sebagai obat golongan diuretik yang meningkatkan ekskresi cairan dari tubuh. Terlalu banyak cairan di tubuh dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan penyakit. Di orang yang berpotensi menderita tekanan darah tinggi, banyaknya cairan di dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah. Pada orang yang menderita kerusakan ginjal, tingginya cairan tubuh dapat menyebabkan edema atau penumpukan cairan pada tubuh. Terlalu banyak cairan dapat menyebabkan edema Fungsi furosemide untuk mengobati gagal jantung disebabkan oleh kemampuan venodilasi dari obat tersebut. Meningkatnya diameter pembuluh vena akan mengurangi preload atau cairan yang kembali ke jantung. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya beban kerja jantung sehingga menyebabkan perbaikian simptomatik terhadap kondisi pasien. Namun, selain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkan diatas, obat yang paling terkenal dengan nama dagang Lasix ini juga memiliki beberapa efek samping. Efek samping paling berbahaya adalah meningkatkan toksisitas obat digitalis pada pasien dalam keadaan hipokalemia. Furosemide juga dapat menyebaban kelainan metabolik berupa alkalosis metabolik, alkalosis metabolik ini disebabkan keadaan hipokloremia dan hipokalemi yang dihubunkan dengan penggunaan obat ini. Oleh karna itu, selama pemberian obat ini sangat

Upload: abdurraafi-maududi-dermawan

Post on 23-Oct-2015

293 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Furosemide Adalah Salah Satu Jenis Obat Yang Akrab Dimiliki Oleh Dokter Umum Di Seluruh Indonesia

Furosemide adalah salah satu jenis obat yang akrab dimiliki oleh dokter umum di seluruh Indonesia.

Furosemide termasuk dalam golongan obat diuretik, obat golongan diuretik ini berfungsi dalam

mengurangi reabsorpsi natrium sehingga meningkatkan ekskresi natrium dan juga air. Melihat bahwa

obat ini digunakan dalam meningkatkan ekskresi cairan, obat ini dapat digunakan untuk mengobati

hipertensi,edema, edema paru, dan gagal jantung yang bersifat akut. Selain itu, obat ini juga dapat

digunakan untuk mengobati pasien yang terkena hiperkalsemia dengan cara meningkatkan ekskresi ion

kalsium.

Dalam mengurangi tekanan darah yang tinggi, furosemide dapat berfungsi sebagai obat golongan diuretik

yang meningkatkan ekskresi cairan dari tubuh. Terlalu banyak cairan di tubuh dalam kondisi tertentu

dapat menyebabkan penyakit. Di orang yang berpotensi menderita tekanan darah tinggi, banyaknya

cairan di dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah. Pada orang yang menderita kerusakan ginjal,

tingginya cairan tubuh dapat menyebabkan edema atau penumpukan cairan pada tubuh.

Terlalu banyak cairan dapat menyebabkan edema

Fungsi furosemide untuk mengobati gagal jantung disebabkan oleh kemampuan venodilasi dari obat

tersebut. Meningkatnya diameter pembuluh vena akan mengurangi preload atau cairan yang kembali ke

jantung. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya beban kerja jantung sehingga menyebabkan

perbaikian simptomatik terhadap kondisi pasien.

Namun, selain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkan diatas, obat yang paling terkenal dengan

nama dagang Lasix ini juga memiliki beberapa efek samping. Efek samping paling berbahaya adalah

meningkatkan toksisitas obat digitalis pada pasien dalam keadaan hipokalemia. Furosemide juga dapat

menyebaban kelainan metabolik berupa alkalosis metabolik, alkalosis metabolik ini disebabkan keadaan

hipokloremia dan hipokalemi yang dihubunkan dengan penggunaan obat ini. Oleh karna itu, selama

pemberian obat ini sangat disarankan kepada dokter unuk memonitor level ion di dalam tubuh.

Furosemide ini juga dihubungkan dengan kerusakan telinga dalam. Kerusakan telinga dalam ini

disebabkan oleh sifat ototoksik furosemide. Namun, kejadian kerusakan teling dalam ini jarang terjadi.

Umumnya, furosmide dikonsumsi secara oral, namun terdapat juga sediaan intravena dan intramuskular.

Selain lasix, ada beberapa merek dagang yang cukup populer seperti aisemide dan jug rosemid. 60%-

90% dari obat ini diekskresikan oleh urin dan 13-18% ini diekskresikan oleh feses dan empedu. 

Page 2: Furosemide Adalah Salah Satu Jenis Obat Yang Akrab Dimiliki Oleh Dokter Umum Di Seluruh Indonesia

Penggunaan obat ini harus dipertimbangkan secara matang pada ibu hamil/menyusui dan dibutuhkan

pengawasan karena belum ada riset skala besar menunjukan efek samping furosemide terhadap bayi

yang akan lahir.

Melihat bahwa banyak sekali manfaat obat ini dan juga efek samping yang harus diperhatikan. Maka,

sebagai dokter umum kita harus mengetahui dengan pasti kapan menggunakan obat bergolongan

diuretik ini. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa furosemide adalah sahabat karib dokter

Cegah Penyakit Kardiovaskular Kenaikan homosistein dalam darah disebabkan oleh tidak terjadinya perubahan homosistein menjadi metionin yang dimotori oleh folat. Lebih dari 80 penelitian menemukan bahwa kenaikan homosistein darah dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah penelitian menemukan bahwa penurunan homosistein darah sebesar 1 mikromol per liter telah dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 10 persen.

Mekanisme spesifik homosistein dalam menyebabkan penyakit kardiovaskular belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa peneliti telah menduga bahwa mekanismenya berhubungan dengan penggumpalan darah, vasodilasi arteri, dan penebalan dinding arteri. Sayangnya, tetap tidak ditemukan suatu bukti ilmiah bahwa menurunkan jumlah homosistein darah selalu akan menurunkan risiko kardiovaskular pada tingkat yang sama.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa suplementasi folat yang cukup, baik bagi pria mupun wanita, dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 45 persen. Meskipun demikian, mekanisme pencegahan dan penurunan risiko kardiovaskular oleh folat belum dapat diketahui secara pasti. Kesimpulan sementara para ilmuwan adalah mekanismenya merupakan suatu interaksi positif antara homosistein, folat, vitamin B6, dan vitamin B12.

Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki aneka sifat dan efek. Ketika obat diminum, tentu akan melewati lambung dan masuk ke dalam usus. Sebagian kecil obat diserap di lambung, dan sebagian besar adalah di usus halus yang permukaannya sangat luas. Pada dasarnya obat-obat dapat diserap dengan baik dan cepat jika tidak ada gangguan di lambung maupun usus, misalnya berupa makanan. Obat dapat berinteraksi dengan makanan. Uniknya, ada obat-obat yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh dengan ada/tidaknya makanan. Hal ini akan menentukan kapan sebaiknya obat diminum, sebelum atau sesudah makan. Tapi jangan salah, yang dimaksud dengan sebelum makan adalah ketika perut dalam keadaan kosong. Sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika perut masih berisi makanan, jangan lewat dari 2 jam. Kalau lebih dari dua jam setelah makan, makanan sudah diolah dan diserap, kondisinya bisa disamakan dengan sebelum makan. Antibiotika eritromisin dan amoksisilin misalnya, dan analgetikaparasetamol, akan diserap lebih baik jika tidak ada makanan, sehingga lebih baik jika diminum sebelum makan. Sedangkan obat anti epilepsi fenitoin, atau obat hipertensi propanolol misalnya, akan terbantu penyerapannya dengan adanya makanan, sehingga sebaiknya diminum sesudah makan. Selain interaksi dengan makanan secara umum, obat tertentu dapat berinteraksi secara khusus dengan senyawa tertentu dari makanan. Contoh terkenal adalah antibiotika tetrasiklin. Tetrasiklin dapat berikatan dengan senyawa kalsium membentuk senyawa yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi efek tetrasiklin. Jadi jika tetrasiklin diminum bersama susu, atau suplemen vitamin-mineral yang mengandung kalsium, efek tetrasiklin bisa jadi berkurang. Selain tetrasiklin, ada juga antibiotika golongan kuinolon, seperti siprofloksasin, ofloksasin, yang juga bisa mengikat logam-logam bervalensi dua atau tiga, seperti kalsium, magnesium, dan aluminium. Karena itu, sebaiknya tidak minum obat ini bersama-sama dengan obat-obat yang mengandung logam2 tersebut

Page 3: Furosemide Adalah Salah Satu Jenis Obat Yang Akrab Dimiliki Oleh Dokter Umum Di Seluruh Indonesia

seperti pada komposisi obat maag (antasid). Jika terpaksa harus menggunakan obat maag (antasid) bersamaan dengan antibiotika tetrasiklin atau golongan kuinolon, sebaiknya diberi selang waktu sedikitnya 2 jam.

Selain interaksinya dengan makanan, sifat suatu obat juga menentukan kapan sebaiknya obat diminum. Beberapa obat tertentu dapat mengiritasi lambung sehingga menyebabkan tukak lambung, atau memperparah sakit maag. Contoh terkenal obat yang termasuk golongan ini adalah aspirin/asetosal, kortikosteroid (deksametason, hidrokortison, dll), dan obat-obat antiradang seperti diklofenak, piroksikam, dll yang sering digunakan untuk obat rematik. Obat-obat ini harus diminum sesudah makan.

Kapan sebaiknya minum obat: pagi, siang atau sore/malam?

Waktu terbaik untuk minum obat tergantung pada jenis obatnya. Di bawah ini adalah waktu minum obat berdasarkan golongan penggunaannya.

1. Obat diabetes dan penguat jantung

Waktu yang terbaik adalah pukul 4:00 – 5:00 pagi.  Tubuh manusia paling sensitif terhadap insulin pada pukul 4-5 pagi, sehingga jika diberikan pada saat itu, efeknya paling baik, walaupun dalam dosis lebih kecil. Efek obat penguat jantung juga lebih tinggi sampai 10-20 kali pada jam tersebut dibandingkan waktu-waktu yang lain. Hal ini karena tubuh manusia juga paling sensitif terhadap digitalis. Ini secara teoritis, mungkin pada prakteknya bisa sedikit bergeser waktunya, misalnya pukul 6 pagi.

2. Obat diuretik (pelancar air seni)

Paling baik digunakan pada pukul 7 pagi. Sangat penting untuk menggunakan obat pelancar seni pada waktu yang tepat karena itu terkait dengan fungsi ginjal dan hemodinamik. Selain itu juga pada umumnya pasien dalam keadaan terjaga, sehingga tidak mengganggu waktu tidur. Obat seperti hidroklortiazid memiliki efek samping yang lebih rendah jika dipakai pada pukul 7 pagi.

3. Penurun tekanan darah (anti hipertensi)

Waktu yang paling baik adalah pada pukul 9-11 pagi. Riset menunjukkan bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 9-11 pagi, dan paling rendah pada malam hari setelah tidur. Sehingga secara umum, sebaiknya obat antihipertensi diminum pada pagi hari. Perlu hati-hati jika obat anti hipertensi diminum malam hari karena mungkin terjadi penurunan tekanan darah yang berlebihan pada saat tidur.

4. Anti asma

 Waktu yang terbaik adalah pada pukul 3-4 sore. Hal ini karena pada saat itu produksi steroid tubuh berkurang, dan mungkin akan menyebabkan serangan asma pada malam hari. Karena itu, jika steroid dihirup sore hari, diharapkan akan mencegah serangan asma pada malamnya.

5. Anti anemia

Waktu yang paling baik adalah pukul 8 malam. Penggunaan obat anemia seperti Fe glukonat atau Fe sulfat, dll memberikan efek 3-4 kali lebih baik pada waktu itu daripada jika diberikan pada siang hari.

6. Obat penurun kolesterol

Waktu yang paling baik adalah pada pukul 7-9 malam, karena memberikan efek lebih baik.

Namun sekali lagi, paparan di atas adalah panduan umum waktu minum obat. Jika sudah ada aturan pakai dari Apotek, maka gunakan sesuai waktu yang dianjurkan. Satu hal lagi yang penting dalam waktu minum obat adalah interval minum obat.

Page 4: Furosemide Adalah Salah Satu Jenis Obat Yang Akrab Dimiliki Oleh Dokter Umum Di Seluruh Indonesia

Perhatikan interval waktu minum obat

Selain waktu minum seperti dipaparkan di atas, penting pula memperhatikan interval waktu minum obat. Maksudnya, jika obat diminta untuk diminum 2 kali sehari, maka interval waktu yang tepat adalah 12 jam. Jadi, jika obat diminum jam 7 pagi, waktu minum obat selanjutnya adalah pukul 7 malam, jangan diminum pagi dan siang. Mengapa? Ini terkait dengan ketersediaan obat di dalam tubuh. Tujuan obat diminum dua kali atau tiga kali, atau yang lain, adalah untuk menjaga agar kadar obat dalam tubuh berada dalam kisaran terapi, yaitu kadar obat yang memberikan efek menyembuhkan. Hal ini tergantung pada sifat dan jenis obatnya. Ada obat yang cepat tereliminasi dari tubuh karena memiliki waktu-paro (half life) pendek, ada yang panjang. Obat yang memiliki waktu paro pendek perlu diminum lebih kerap, sedangkan jika waktu paronya panjang bisa diminum dengan interval lebih panjang, misalnya 1 kali sehari. Nah, jika obat yang mestinya diminum 2 kali sehari diminum pagi dan siang (jarak hanya 6 jam), maka mungkin dapat menumpuk kadarnya dalam tubuh yang bisa memberikan efek tidak diinginkan, sementara interval waktu minum berikutnya menjadi terlalu panjang yang memungkinkan kadar obat dalam darah sudah minimal sehingga tidak berefek.

Demikianlah sekilas info tentang waktu minum obat untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal dari penggunaan obat.