from nothing to something ldk

10
Bismillahirrahmanirrahim... Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan hati kita untuk selalu berhimpun dalam kebaikan. Begitu indah kebersamaan dalam jalan dakwah ini, meski halang dan dan duri selalu menghampiri. Tak terasa, waktu kian bergulir sejak tahun 2012 silam yang merupakan awal dari hijrah diri ini. LDK Sunan Kalijaga bak sebuah perahu besar yang tengah mengarungi samudera dakwah di kampus UIN ini. Agaknya kata “From nothing to something” adalah kata yang sangat pantas untuk menggambarkan bagaimana perjuangan teman-teman LDK di kampus –yang katanya- putih ini. Teringat dulu perjuangan para senior kita di dakwah kampus, yang memperjuangkan jama’ah ini dengan penuh ikhlas, dan totalitas yang tiada batas. Di UIN sendiri, LDK merupakan transformsi dari LDM yang telah lama berdiri di kampus ini, yang kemudian harus terpaksa bubar karena suatu hal. Awal dari perjalanan LDK tentu tidak semudah yang kita rasakan sekarang. Haru rasanya ketika mendengar bagaimana perjuangan para senior dakwah ini dalam mengemban amanah dakwah ini. Mengadakan kajian di emperan, berselisih dengan petugas keamanan, deruan air hujan, menjadi hal yang mungkin biasa bagi mereka saat itu. Tentu tugas kita hanyalah menyampaikan, jika kita mundur maka pasti Allah akan menggantinya dengan generasi yang lebih baik. Tak terasa, 4 tahun sudah LDK ini memulai perjalanannya. Sahabat, Pernahkah kita bertanya, Mengapa harus dakwah kampus ?, terlebih lagi bagi orang seperti saya yang berada

Upload: azef-maoelana-djamil

Post on 16-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Essay

TRANSCRIPT

Page 1: From Nothing to Something LDK

Bismillahirrahmanirrahim...

Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan hati kita untuk selalu berhimpun

dalam kebaikan. Begitu indah kebersamaan dalam jalan dakwah ini, meski halang dan

dan duri selalu menghampiri. Tak terasa, waktu kian bergulir sejak tahun 2012 silam

yang merupakan awal dari hijrah diri ini. LDK Sunan Kalijaga bak sebuah perahu besar

yang tengah mengarungi samudera dakwah di kampus UIN ini.

Agaknya kata “From nothing to something” adalah kata yang sangat pantas

untuk menggambarkan bagaimana perjuangan teman-teman LDK di kampus –yang

katanya- putih ini. Teringat dulu perjuangan para senior kita di dakwah kampus, yang

memperjuangkan jama’ah ini dengan penuh ikhlas, dan totalitas yang tiada batas. Di

UIN sendiri, LDK merupakan transformsi dari LDM yang telah lama berdiri di kampus

ini, yang kemudian harus terpaksa bubar karena suatu hal. Awal dari perjalanan LDK

tentu tidak semudah yang kita rasakan sekarang. Haru rasanya ketika mendengar

bagaimana perjuangan para senior dakwah ini dalam mengemban amanah dakwah ini.

Mengadakan kajian di emperan, berselisih dengan petugas keamanan, deruan air hujan,

menjadi hal yang mungkin biasa bagi mereka saat itu. Tentu tugas kita hanyalah

menyampaikan, jika kita mundur maka pasti Allah akan menggantinya dengan generasi

yang lebih baik. Tak terasa, 4 tahun sudah LDK ini memulai perjalanannya.

Sahabat, Pernahkah kita bertanya, Mengapa harus dakwah kampus ?, terlebih

lagi bagi orang seperti saya yang berada dalam lingkungan kampus yang berlabel islam,

“Mengapa kita harus berdakawah dikampus yang sudah berlabel islam ini..?

Perlukah..?”. Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh senior kita di dakwah

kampus yaitu Muhammad Yusuf Ridwansyah dalam bukunya yang berjudul Analisis

Instan Problematika Dakwah Kampus bahwa dakwah kampus merupakan bagian

penting dari terciptanya perbaikan akan suatu peradaban. Oleh karena itu, dengan

berdakwah di kampus artinya kita telah memberikan kontribusi untuk terciptanya suatu

peradaban madani yang telah kita cita-citakan. Perlu kita ingat bersama bahwa objek

dakwah kita dikampus bukanlah pelajar sembarangan, tetapi pelajar yang telah memiliki

gelar ‘Maha’, yaitu Mahasiswa. Kurang keren apa coba tuh gelar..? So pasti lebih keren

dari gelar tikar lah..hehe. Dan teruntuk Antum wahai para aktivis dakwah kampus,

meskipun objek dakwah antum di kampus mayoritas adalah ‘makhluk-makhluk’ yang

telah dinobatkan dengan gelar ‘Maha’, janganlah engkau sekali-kali meminta untuk

Page 2: From Nothing to Something LDK

mendapat gelar yang sama yaitu ‘Maha’. Kan gak lucu kalau ada aktivis dakwah

kampus yang digelari “Mahada’i”..hehe

Kembali lagi membahas mengenai “Perlukah kita berdakwah di kampus, apalagi

kampus yang berlabel islam..?”. Saya tidak akan langsung menyimpulkan bahwa

berdakwah di kampus itu perlu/tidak. Mangga (red.bahasa sunda yang berarti

“silahkan”, saudara kandungnya “Monggo” dalam bahasa jawa) antum simpulkan

sendiri nanti. Padahal gak semuanya orang-orang yang kuliah di kampus berlabel islam

itu ngerti tentang islam itu sendiri. Saya sering membahasakannya menjadi 2 istilah

penyakit yang rasanya cukup ngeri juga untuk dikatakan, yaitu “Busung-lapar agama”

dan “Over-dosis (OD) agama”. Penyakit “Busung-lapar agama” ini biasanya diderita

oleh sebagian mahasiswa-mahasiswi yang “terpaksa” masuk kampus ini, entah karena

gak ada lagi pilihan, dipaksa oleh orang tua, biayanya relatif murah, atau apapun itu

alasannya. Sedangkan yang satu lagi, OD agama biasanya didrita oleh mereka yang

sudah ngerasa pinter karena udah berpuluh-puluh tahun belajar islam, saking pinternya

jadi keblenger. Bablas anginee...

Nah, dari uraian tersebut ternyata berdakawah dikampus memang penting, so

berikut adalah beberapa hal yang menjadi penguat dari adanya aktivitas dakwah kampus

:

1. Objek dakwah kita di kampus adalah kaum-kaum berpendidikan, memiliki

semangat juang tinggi, dan memiliki masa depan yang panjang. So,

memperbaiki mahasiswa sama saja dengan berusaha memperbaiki

peradaban.

2. Terbentuknya basis individu yang kokoh dan berafiliasi terhadap Islam.

Artinya, ketika kita berusaha memperbaiki individu yang bergelar

mahasiswa berarti kita sedang membangun fondasi dari sebuah peradaban.

Dari fondasi yang kokoh inilah suatu bangunan peradaban yang kokoh

berdiri. Seperti kita ketahui bersama bahwa tahapan membentuk sebuah

peradaban adalah bermula dari individu-individu yang kemudian membentuk

suatu jama’ah/keluarga, dari keluarga akan tecipta suatu masyarakat, dari

suatu masyarakat terlahir suatu negara, dan dari kumpulan-kumpulan negara

maka lahirlah pradaban itu. Jika Individu itu buruk, maka buruklah

peradabannya kelak. Jika individu itu baik, maka baiklah peradaban kelak.

Page 3: From Nothing to Something LDK

3. Memperbaiki Negara. Seperti kita ketahui bersama bahwa kelak ketika lulus

dari kampus, mahasiswa memiliki kesempatan yang lebih besar untuk

mengisi posisi-posisi yang strategis di masyarakat. Oleh karena itu, dakwah

kampus berperan untuk menghasilkan orang-orang yang berafiliasi kepada

islam yang kelak akan mengisi posisi-posisi strategis di masyarakat.

Seperti kita ketahui bersama bahwa kelak sekitar 20 puluh tahun kedepan,

Indonesia diprediksi akan mengalami masa-masa keemasannya, yaitu dimana jumlah

penduduk yang produktif lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif. Ini menjadi

tugas besar bagi seluruh aktivis dakwah kampus di Indonesia pada jaman ini. Tugas

ubtuk melahirkan da’i dan pemimpin masa depan yang bisa menahkodai indonesia

mengarungi masa ke-emasannya. Coba antum bayangkan jika kelak yang mengisi pos-

pos strategis di Indonesia adalah orang-orang yang sejak dari kuliah hobinya tidur saat

perkuliahan berlangsung, nongkrong-nongkron gak jelas, bahkan sering membohongi

orangtuanya hanyauntuk mendapatkan uang jajan lebih. Mau dibawa kemana

Indonesia ini..? Maka inilah pentingnya kenapa aktivitas dakwah kampus ini harus

selalu ada[.]

Memilih menjadi aktivis dakwah kampus, berarti memilih menjadi mahasiswa

super. Entah itu super sibuk, super lelah, super semangat, apapun itu yang jelas bukan

super-pel. Ketika kita sudah memilih menjadi seorang aktivis dakwah kampus, maka

hilangkan segala alasan yang membuat kita menjadi toleran dengan kewajiban-

kewajiban yang harus kita tunaikan. Sudah bukan jamannya lagi seorang ADK lulus

lama dari kampus dengan alasan karena amanah dakwah. Sudah bukan jamannya lagi

seorang ADK yang nilainya hancur kemudian mengkambing hitamkan dakwah. Justru

harus sebaliknya. Jika dakwah itu adalah kebaikan, dan enunaikan kewajiban-

kewajiban kita dikampus adalah suatu kebaikan pula, maka seharusnya 2 kebaikan

yang saling bertemu akan menimbulkn kebaikan yang lebih besr lagi. Begitulah

seharusnya, karena dakwah butuh keteladanan. Maka tawarkanlah islam dengan

senyuman, bersegeralah menuju pintu kemenangan.

Buat kamu-kamu.. iya kamu, yang sedang merasakan lelahnya berdakwah di

kampus dan beranggapan bahwa dakwah di masyarakat itu jauh lebih enak dan santai,

maka penilaian antum salah besar. Justru sebaliknya, berdakwah di kampus jauh lebih

enak dan santai dibandingkan terjun di masyarakat luas, karena bagaimanapun kampus

Page 4: From Nothing to Something LDK

hanyalah sebuah miniatur kecil dari masyarakat yang tingkat heterogenitasnya tidak

jauh lebih kompleks dibandingkan dengan masyarakat yag sesungguhnya. Maka

berdakwah di kampus adalah suatu proses dalam mempersiapkan diri untuk menjadi

lilin-lilin penerang di tingkat masyarakat kelak. Sabarlah saudaraku, dan hargailah

setiap proses. Bahkan intanpun trbentuk dari proses yang lama, tidak seperti arang yang

padahal bahan dasarnya adalah sama yaitu karbon, tetapi hasilnya dan nilai akhirnya

jauh berbeda.

Masihkah antum akan mengeluh dengan dakwah ini..? ingatlah wahai sahabatku,

sesungguhnya kita semua adalah makhluk yang mengalami kerugian. Si kaya, si miskin,

si cantik, si ganteng, semuanya mengalami kerugian kecuali orang-orang yang beriman,

beramal shaleh, saling mensihati dalam kebenaran, serta saling menasihati dalam

kesabaran.. Sebagaimana yang Allah swt firmankan dalam surat al Ashr.

.........................

Ada perumpamaan yang menarik untuk menganalogikan surat ini yang

dituliskan oleh teh Lintang dalam bukunya “Keep Calm and Read Qur’an”. Dijelaskan

bahwa kondisi manusia yang mengalami kerugian dianalogikan kedalam kondisi

manusia yang sedang tenggelam di tengah lautan. Buruknya lagi, ternyata orang

tersebut tidak sadarkan diri. Maka satu-satunya cara agar dia bisa selamat adalah sadar.

Sadar inilah yang berarti beriman. Selanjutnya, agar benar-benar selamat ternyata tidak

cukup hanya sadar tetapi juga butuh Action, yaitu satu-satunya cara jika ingin selamat

adalah berenangan mencari tepian. Berenang ke tepian inilah yang dimaksud dengan

amal soleh. Akan tetapi, ternyata setelah berusaha berenang ke tepian, dia tidak bisa

pergi jauh disebabkan salah-satu kakinya terikat oleh rantai dengan salah satu kaki

orang di dekatnya. Buruknya lagi ternyata orang itu sedang tidak sadarkan diri. Maka

satu-satunya cara agar dia bisa selamat adalah harus menyadarkan orang di dekatnya

terlebih dahulu. Setelah sadar akhirnya mereka memutuskan untuk berenang ke tepian.

Akan tetapi, lagi-lagi usahanya tidak bisa mengantarkannya untuk mencapai tepian.

Ternyata penyebabnya adalah kaki orang itu terikat oleh rantai dengan orang di

sekitarnya lagi yang sedang tidak sadarkan diri. Begitupun kaki orang yang tidak

sadarkan diri itu, terikat dengan kaki orang didekatnya yang tidak sadarkan diri pula,

begitu seterusnya. Maka satu-satunya cara agar selamat adalah dengan membangunkan

semua orang itu dan menyadarkannya bahwa mereka sedang tenggelam. Jika ingin

Page 5: From Nothing to Something LDK

selamat maka mereka harus berenang ke tepian bersama-sama. Begitulah analogi dari

saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Maka tepian itu adalah surga.

Agaknya kita perlu mengambil sedikit hikmah dari salah satu tontonan anak-

anak yaitu Dora The Explorer. Ya, meskipun tontonan ini dikhususkan untuk anak-

anak, tetapi ternyata syarat dengan hikmah yang bisa kita terapkan dalam perjalanan

dakwah di kampus. Disetiap episodenya, Dora pasti selalu melakukan perjalanan

menuju suau tempat, kadang bukit, hutan, rumah nenek, atau kemanapun itu. Dengan

bantuan Peta setiannya, dora mengajarkan kita untuk selalu mempunyai tujuan dalam

hidup, begitupun dengan dakwah kita dikampus. Silahkan jawab dalam hati kita

masing-masing, “Apa tujuan kita berdakwah ? terlebih di kampus..”. Kaitannya dengan

gerak dakwah LDK di kampus, sebaiknya kita buka kembali tumpukan kertas atau file

yang berisi Visi, Misi, dan segala hal yang berkaitan dengan gerak dakwah LDK

dikampus. Sudahkah gerak dakwah LDK selaras dengan apa yang tercantum dalam

AD/ART dan Haluan Kerjanya..? Jika tidak, maka cepat-cepatlah lakukan evaluasi.

Entah itu evaluasi gerak kerja kita, atau bahkan merevisi apa yang tercantum dalam

script landasan gerak tesebut.

Kembali ke masalah Dora. Ternyata disetiap petualangannya, Dora selalu

mendapatkan halang rintang, entah itu jembatan putus, hewan-hewan buas, dsb. Bisa

kita bayangkan, jika dalam salah satu episode yang ditayangkan ditdak ada rintangannya

sama sekali, atau bahkan dora tidak mempunyai tempat-tempat yang dituju. Saya rasa,

episode seperti itu tidak akan pernah ditayangkan. Selain itu, Dora selalu mendapatkan

gangguan dari Sweeper sang musang pencuri itu. Namun demikian, apapun

rintangannya, dora telah mempersiapkan alat-alat yang bisa membantunya yang

tersimpan dalam ransel ajaibnya. Begitupun seharusnya dengan gerak dakwah kita di

kampus. Apapun rintangan yang menghadang, kita harus selalu mempersiapkan diri

untuk menerjangnya. Jika kita gagal mempersiapkan diri maka sama saja kita

mempersiapkan kegagalan dikemudian hari. Maka mengenal medan dakwah menjadi

bagian yang penting untuk merumuskan strategi-strategi dakwah yang jitu. Bahkan jauh

belasan abad lalu, Sang guru bagi semesta alam, Nabi Muhammad SAW> telah

mencontohkannya kepada kita melalui kisah perang Tabuq. Saat itu tersiar kabar bahwa

Madinah akan diserbu oleh ribuan pasukan aliansi kafir. Maka Rasulullah SAW. dan

para sahabat pun tidak bisa tinggal diam, harus ada satu strategi untuk menyambut

Page 6: From Nothing to Something LDK

kedatangan pasukan kafir tersebut. Akhirnya, melalu majelis permusyawaratan militer

saat itu, tercetuslah ide untuk membuat parit dari seorang anak muda bernama Salman

Al-Farisi yang memang berasal dari persia. Tentunya strategi perang seperti ini, adalah

hal yang baru bagi penduduk arab saat itu. Parit ini tentunya sangat pas untuk bisa

menghadang serangan musuh ke Madinah dan sangat menguntungkan kaum Muslimin

karena saat itu Madinah dikelilingi oleh perbukitan berbatu keras, dan perkebunan

kurma. Maka hanya ada satu kemungkinan besar, yaitu musuh menyerang dari arah

utara yang tidak terhalangi oleh apapun. Oleh karena itu, dibuatlah parit dibagian utara

kota madinah sepanjang 5,5 km dengan lebar dan kedalaman tak kurang dari 3 m yang

mengantarkan kemenangan kepihak kaum muslimin saat itu.

Dora pun selalu melakukan petualangan dengan ditemani sahabat setianya

bernama Boots si monyet kecil.Selain itu dalam setiap petualangannya, Dora selalu

memberikan aksi dan senyuman terbaiknya kepada kita. Inilah bagian yang tak kalah

penting dalam mengarungi samudera dakwah kampus. Ddora yang selalu ditemani oleh

sahabatnya, mengajarkan kita bahwa berhimpun dalam satu barisan yang rapi adalah hal

yang penting dalam berdakwah. Adakalanya kita terjatuh dalam dakwah itu kawan,

maka kita butuh orang-orang yang mampu menguatkan kita untuk terus bergerak

meskipun tertatih, hingga takdir benar-benar memutuskan kita untuk tidak kuasa

bergerak lagi. Satu hal yang tidak kalah penting adalah pasanglah senyuman terbaik kita

meskipun di depan kita ada duri-duri yang akan menusuk dan mengoyakan daging para

pengemban dakwah, karena sejatinya dakwah tidak membutuhkan kita, tapi kitalah yang

membutuhkan dakwah ini. Maka tetaplah bersama Dakwah.