fraktur terbuka

10

Click here to load reader

Upload: ertywitalayaltoruan

Post on 01-Jul-2015

3.042 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Terbuka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan

penanganan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. Selain mencegah

infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota

gerak. Beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam penanggulangan fraktur

terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera,secara hati-hati,debridemen

yang berulang-ulang,stabilisasi fraktur,penutupan kulit dan bone grafting yang

dini serta pemberian antibiotik yang adekuat.

1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik di bagian

bedah orthopedi RS Haji Adam Malik Medan.

Page 2: Fraktur Terbuka

BAB II

ISI

2.1 Definisi

Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan

lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga

timbul komplikasi berupa infeksi.1

Luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus

kulit (from within) atau dari luar oleh karena tertembus misalnya oleh peluru atau

trauma langsung (from without).

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi yang dianut adalah menurut Gustilo,Merkow dan Templeman

(1990)

a. Tipe I

Luka kecil kurang dari 1 cm panjangnya,biasanya karena luka tusukan dari

fragmen tulang yang menembus keluar kulit. Terdapat sedikit kerusakan

jaringan dan tidak terdapat tanda-tanda trauma yang hebat pada jaringan

lunak. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simpel,transversal,oblik pendek

atau sedikit komunitif.

b. Tipe II

Laserasi kulit melebihi 1 cm tetapi tidak ada kerusakan jaringan yang hebat

atau avulsi kulit Terdapat kerusakan yang sedang dari jaringan dengan sedikit

kontaminasi dari fraktur.

c. Tipe III

Terdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk otot,kulit,dan

struktur neurovaskuler dengan kontaminasi yang hebat Tipe ini biasanya

disebabkan oleh karena trauma dengan kecepatan tinggi

Tipe III dibagi lagi dalam tiga subtipe:

Tipe IIIa

Page 3: Fraktur Terbuka

Jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah walaupun terdapat

laserasi yang hebat ataupun adanya flap. Fraktur bersifat segmental atau

komunitif yang hebat.

Tipe IIIb

Fraktur disertai dengan trauma hebat dengan kerusakan dan kehilangan

jaringan,terdapat pendorongan (stripping) periost,tulang

terbuka,kontaminasi yang hebat serta fraktur komunitif yang hebat.

Tipe IIIc

Fraktur terbuka yang disetai dengan kerusakan arteri yang memerlukan

perbaikan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak.

Gambar 2.1 Klasifikasi Fraktur Terbuka

Page 4: Fraktur Terbuka

2.3 Penatalaksanaan

Beberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur terbuka adalah

1. Obati fraktur terbuka sebagai suatu kegawatan

2. Adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat

menyebabkan kematian

3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat,di kamar operasi dan setelah

operasi

4. Segera dilakukan debridemen dan irigasi yang baik

5. Ulangi debridemen 24-72 jam berikutnya

6. Stabilisasi fraktur

7. Biarkan luka terbuka antara 5-7 hari

8. Lakukan bone graft autogenous secepatnya

9. Rehabilitasi anggota gerak lainnya

2.3.1 Tahap-Tahap Pengobatan Fraktur terbuka

1. Pembersihan luka

Hal ini dilakukan dengan cara irigasi dengan cairan NaCl fisiologis secara

mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat.

2. Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debridemen)

Semua jaringan yang kehilangan vaskularisasinya merupakan daerah

tempat pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi secara operasi pada

kulit,jaringan subkutaneus,lemak,fasia,otot dan fragmen-fragmen yang

lepas

3. Pengobatan fraktur itu sendiri

Fraktur dengan luka yang hebat memerlukan suatu traksi skeletal atau

reduksi terbuka dengan fiksasi eksterna tulang. Fraktur grade II dan II

sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.

4. Penutupan kulit

Apabila fraktur terbuka diobati dalam waktu periode emas (6-7 jam mulai

dari terjadinya kecelakaan),maka sebaiknya kulit ditutup. Hal ini tidak

dilakukan apabila penutupan membuat kulit sangat tegang. Dapat

Page 5: Fraktur Terbuka

dilakukan split thickness skin-graft serta pemasangan drainasi isap untuk

mencegah akumulasi darah dan serum pada luka yang dalam. Luka dapat

dibiarkan terbuka setelah beberapa hari tapi tidak lebih dari 10 hari. Kulit

dapat ditutup kembali disebut delayed primary closure. Yang perlu

mendapat perhatian adalah penutupan kulit tidak dipaksakan yang

mengakibatkan kulit menjadi tegang.

5. Pemberian antibiotik

Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi. Antibiotik diberikan dalam

dosis yang adekuat sebelum,pada saat dan sesudah tindakan operasi.

6. Pencegahan tetanus

Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan

tetanus. Pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan

pemberian toksoid tapi bagi yang belum,dapat diberikan 250 unit tetanus

imunoglobulin (manusia).

2.4 Komplikasi Fraktur Terbuka

Komplikasi fraktur dapat terjadi secara spontan,karena iatrogenik atau oleh

karena tindakan pengobatan. Komplikasi umumnya akibat tiga faktor utama,yaitu

penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan infeksi. Komplikasi oleh akibat

tindakan pengobatan (iatrogenik) umumnya dapat dicegah.

1. Perdarahan, syok septik sampai kematian

2. Septikemia,toksemia oleh karena infeksi piogenik

3. Tetanus

4. Gangren

5. Perdarahan sekunder

6. Osteomielitis kronik

7. Delayed union

8. Nonunion dan malunion

9. Kekakuan sendi

10. Komplikasi lain oleh karena perawatan yang lama

2.5 Perawatan Lanjut dan Rehabilitasi Fraktur

Page 6: Fraktur Terbuka

Ada lima tujuan pengobatan fraktur:

1. Menghilangkan nyeri

2. Mendapatkan dan mempertahankan posisi yang memadai dari fragmen

fraktur

3. Mengharapkan dan mengusahakan union

4. Mengembalikan fungsi secara optimal dengan cara mempertahankan

fungsi otot dan sendi,mencegah atrofi otot,adhesi dan kekakuan

sendi,mecegah terjadinya komplikasi seperti dekubitus,trombosis

vena,infeksi saluran kencing serta pembentukan batu ginjal.

5. Mengembalikan fungsi secara maksimal merupakan tujuan akhir

pengobatan fraktur. Sejak awal penderita harus dituntun secara psikologis

untuk membantu penyembuhan dan pemberian fisioterapi untuk

memperkuat otot-otot serta gerakan sendi baik secara isometrik (latihan

aktif statik) pada setiap otot yang berada pada lingkup fraktur serta

isotonik yaitu latihan aktif dinamik pada otot-otot tungkai dan punggung.

Diperlukan pula terapi okupasi.

Page 7: Fraktur Terbuka

Daftar Pustaka

1.