fraksi kebangkitan bangsaberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. ·...

68
FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. SEKRETARIAT : GEDUNG MPR I DPR-RI. NUSANTARA I LANTAI XVII KAMA.R 1709 JL. JEND. GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270 PKB TELP. 021 - 575 5623 - 575 5625 - 575 5626 - 575 5627 - 575 5628 FAX. 021- 575 5614 - 575 5624 E-MAIL: [email protected]. PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENITANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI Disampaikan Oleh Juru Bicara FKB DPR-RI H. Syaifu//ah Adnawi, SH. Anggota Nomor : A-451 ------------------------------------------- ------------------------------------------- Assalamu'alaikum Wr, Wb. Yang Terhormat Saudara Pim1pinan Sidang Saudara Menteri Kehakiman dan HAM Saudara-saudara Anggota Dewan dan Hadirin yang terhormat. Pertama-tama, Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah · SWT, atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bersama-sama dapat menghadiri Rapat Paripurna Dewan, dalam rangka Pemandangan Umum fraksi-fraksi atas Rancangan Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Ko1rupsi. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada beliau Junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, shahabat dan pengikutnya yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-ni1lai kebenaran, kejujuran serta menegakkan keadilan di muka bumi ini. -

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA.

SEKRETARIAT : GEDUNG MPR I DPR-RI. NUSANTARA I LANTAI XVII KAMA.R 1709 JL. JEND. GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270 • PKB TELP. 021 - 575 5623 - 575 5625 - 575 5626 - 575 5627 - 575 5628

FAX. 021- 575 5614 - 575 5624 E-MAIL: [email protected]. ~'*~g'~

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR-RI

TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENITANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Disampaikan Oleh Juru Bicara FKB DPR-RI .· H. Syaifu//ah Adnawi, SH. Anggota Nomor : A-451

--------------------------------------------------------------------------------------Assalamu'alaikum Wr, Wb.

Yang Terhormat Saudara Pim1pinan Sidang Saudara Menteri Kehakiman dan HAM Saudara-saudara Anggota Dewan dan Hadirin yang terhormat.

Pertama-tama, Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah · SWT, atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bersama-sama dapat menghadiri Rapat Paripurna Dewan, dalam rangka Pemandangan Umum fraksi-fraksi atas Rancangan Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Ko1rupsi.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada beliau Junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, shahabat dan pengikutnya yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-ni1lai kebenaran, kejujuran serta menegakkan keadilan di muka bumi ini.

-

Page 2: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada saudara Pimpinan Sidang atas kesempatan yang diberikan kepada Fraksi Kebangkitan Bangsa untuk menyampaikan Pemandangan Umum atas Rancangan Undang-undang tentang Komisi Pemberantsan Tindak Pidana Korupsi.

Saudara Pimpinan Sidang dan hadirin yang terhormat.

I' Fraksi Kebangkitan Bangsa berpandal')gan bahwa adainya Rancangan ,/ Undang-undang tentang Komiisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, merupakan langkah maju dan positif dalam rangka membersihkan praktek korupsi yang masih terus terjadi, karena pemberantasan korupsi bukanlalh perkara yang mudah, yang setiap saat dapat di berantas dan di kikis habis, di lain pihak lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidana korupsi belum dapat berfungsi secara efektif dalam memberantas praktek korupsi.

Begitu juga dengan penegakan hukum atas prakatek korupsi, menurut Fraksi Kebangkitan Baingsa masih sering mengalami jalan buntu bahkan mandul. Padahal apabila ditinjau dari sisi peraturan perundang-undangan atas pemberantasan praktek korupsi, tentunya sudah lebih dari cukup, apalagi RUU atas perubahan undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pembuktian terbalik), RUU tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang sedang kita bahas di dewan tentunya akan semakin memperkuat aspek yuridis atau peraturan perundang-undangan dalam menindak para koruptor.

Mudah-mudahan dengan adanya Undang-undang tersebut praktek korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa kasus korupsi besar hingga sampai sekarang belum juga terselesaikan, bahkan tidak ada ujung pangkalnya.

Saudara Pimpinan Sidang dan hadirin yang terhormat.

Fraksi Kebangkitan Bangsa sangat prihatin dengan kondisi bangsa yang penuh diliputi dengan praktek korupsi atau KKN. Dan yang lebih menyedihkan lagi, ternyata bangsa Indonesia pada saat ini

2

Page 3: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

menduduki rengkiing nomor empat sebagai negara terkorup di dunia. 0 Korupsi di Indonesia sudah membudaya dan melembaga di hampir seluruh instansi dan lembaga negara. Lebih parah lagi korupsi telah menyebar dan terjadi dalam lingkup lembaga yudikattif termasuk di kalangan para hakim, kejaksaan, dan instansi kepolisian yang semakin menambah parah kualitas . korupsi di Indonesia, sehingga menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa korupsi di Indonesia sudah terjadi secara sistematik dan meluas.

Korupsi di Indonesia bukan lagi sebagi kejahatan biasa, tetapi sudah menjadi kejahatan luar biasa extra-ordinary crimes., karena sudah sampai pada batas pelanggaran HAM dan hak-hak sosial serta ekonomi rakyat. Hal ini bisa kita 'lihat pada kasus-kasus korupsi yang spektakuler, dengan merugikan keuangan negara tidak hanya ratusan juta rupiah, tetapi sudah mencapai ratusan trilyun rupiah, akibat dari kejahatan itu yang sangat terbebani adalah perekonomian rakyat. Karena yang diambil oleh para koruptor adalah uang negara

· yang menjadi hak rakyat.

Bagi Fraksi Kebangkitan Bangsa korupsi tidak hanya terjadi di lingkup instansi pemerintah saja, tetapi disektor swasta pun pada saat ini sudah sama parahnya dan sangat memprihatinkan, terutama di sektor bisnis yang dalam aktivitas bisnisnya terkait atau berhubungan dengan sektor publik, misalnya di sektor perpajakan, perbankan, dan pelayanan publik.

Menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa penyebab merebaknya praktek korupsi di tanah air ini, diantaranya adalah akibat dari sistem penyelenggaraan pemerintah yang belum tertata secara tertib dan tidak terawasi secara baik, karena landasan hukum yang dipergunakan juga mengandung banyak kelemahan-kelemahan dalam implementasinya, kontrol pemerintah yang masih lemah serta penegakan hukum yang belum mampu untuk memasukkan dan menindak orang-orang yang melakukan korupsi. Untuk itu komisi ini dipandang perlu.

3

Page 4: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Saudara pimpinan sidang dan hadirin yang terhormat,.

Setelah menganalisa dan meperhatikan keterangan pemerintah dan Rancangan Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah disampaikan oleh pemerintah, menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, yaitu :

1. Dalam konsideran, belum dijelaskan secara rinci alasan-:alasan filosofis dan sosiologis sert9 ekonomis adanya Rancangan Undang­undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Kiranya diperhatikan lebih lanjut.

2. Asas pembentukan komisi ini adalah asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan um um dan proporsionalitas. Sedangkan dalam melaksanakan wewenangnya komisi bersifat independen dan belbas dari pengaruh kekuasaan apapun. Asas keterbukaan m:enurut Fraksi Kebangkitan Bangsa harus menempatkan hak-hak rakyat secara benar, yaitu memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan apa yang telah diketahui atas praktek Korupsi sekaligus membe_rikan perlindungan terhadap masyarakat yang kebetulan sebagai saksi. Ketidak beranian masyarakat memberikan informasi atas kasus Korupsi, karena tidak adanya jaminan hukum dan keselamatan bagi masyarakat yang menja:di saksi. Harap diperhatikan lebih lanjut dalam RUU ini. ·

3. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adlalah lembaga negara yang dalam melaksankan tugas dan wewenangnya bersifat independen, menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa ukuran dan kriteria independensi Komisi Pemberantasan Tindak pidana Korupsi belum ]elas, karena yang disebutkan dalam pasal 3 serta penjelasan pasal hanya bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, sedangkan dari pihak yang lain tidak ada penjelasan, sehingga RUU ini ketika menjadi undang-undang tidak akan terjadi penafsiran yang bersifat subyektif yang justru merugikan rakyat banyak. Mahon perhatian.

4

Page 5: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

4. Berkaitan dengan adanya kewenangan ·· Komisi dalam mengambil alih penyelidikan, penyidikan atau penuntutan setiap perkara korupsi sebagai:mana disebutkan dalam pasal 11, menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa perlu diatur lebih rinci dan jelas tentang pengambil alih penyelidikan atau penyidikan baik dari polisi, jaksa atau lembaga lainnya, apabila lembaga itu dianggap tidak mampu menuntaskan kasus korupsi1 atas kerja sama yang telah ditentukan, Begitu juga dengan masalah penyitaan harta hasil korupsi, harus diatur lebih lanjut, mengingat masalah penyitaaan hasil korupsi merupakan masalah yang sensitif dan memerlukan penangan secara khusus.

5. Adanya kewenangan Dewan "DPR" untuk memilih pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (pasal 26) menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa perlu dintinjau ulang. Apakah tugas dan wewenang dewan hanya sebatas melakukan uji kelayakan dan kepatutan . terhadap seluruh calon anggota komisi yang telah disaring dan dicalonkan, atau dapat menentukan segala-galanya atas Komisi ini. Apakah masalah pimpinan Komisi tidak sepatutnya diserahkan kepada internal Komisi. Harap dipertimbangkan.

6. Fraksi Kebangkitan Bangsa mengharapkan agar pasal 35 diperjelas dan dirinci kembali mengingat kasus mega korupsi justru terjadi dimasa pemerintahan yang telah lalu Menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa kewenangan komisi dalam melakukan pemeriksaan korupsi harus bersifat surut Karena korupsi merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime}, Untuk itu, ketentuan hukum tentang menjangkau kasus korupsi masa lalu (berlaku surut)' seharusnya diatur dalam Rancangan Undang-undang ini secara · jelas. Agar seluruh kasus korupsi yang terjadi dimasa lalu dapat diadili dengan dasar Undang-undang ini.

7. Berkaitan dengan pasal 50 (1) tentang pembentukan pengadilan Khusus dilingkungan peradilan umum pada pengadilan negeri. , Menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa harap diperhatikan kembali, , mengingat masalah korupsi merupakan kejahatan yang luar bisa, yang tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada lhakim khusus

5

Page 6: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

yang akan menangani pemeriksaan disidang pengadilan. Tetapi lebih efektif apabila dibentuk pengadilan ad hoc anti korupsi yang terdiri dari berbagai unsure, mengingat korupsi merupakan kejahatan luar biasa.

8. Karena tidak semua masyarakat mengetahui dan memahami akan eksistensi RUU ini ketika diundangkan, maka sebaiknya dalam RUU ini mengatur tentang sosialisasi Undang-undang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang akan dilakukan oleh pemerintah dan dapat bekerja sama dengan beberapa lembaga yang berkompeten dan peduli terhadap kasus korupsi, hal ini dianggap perlu agar rakyat mengetahui dan memahami tentang undang-undang ini.

Yang Terhormat Saudara Pimpinan Sidang Saudara Menteri Kehakiman dan HAM Saudara-saudara Anggota Dewan dan Hadirin yang terhormat.

Demikian Pemandangan Umum Fraksi Kebangkitan Bangsa atas atas Rancangan Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi., dengan harapan : Komisi ini lebih powerful! dan steril, serta terbebas intervensi dari pihak manapun. Selain itu, dalam proses pembentukan hingga sampai pengisian anggota diharapkan harus lebih steril dan diisi oleh orang-orang yang mem1iliki integritas, moral dan kredibiliitas yang tingg1i di mata masyarakat. Komisi juga harus lebih peduli dan senantiasa menindak lanjuti aspirasi yang telah disampaikan masyarakat kepada komisi, sehingga komisi ini benar-benar dapat memperjuangkan aspirasi rakyat yang menghendaki bangsa ini terbebas dari praktek korupsi.

Selanjutnya marilah RUU ini kita bahas bersama-sama di dewan, dengan melakukan koreksi dan penyempurnaan terhadap RUU ini, mengingat masih banyak kekurangan dan kelemahan. Kita Tegakkan Keadilan, Bela Kebenaran dan Raih Kemakmuran.

6

Page 7: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Akhirnya atas perhatian para anggota Dewan, saudara Menteri Kehakiman dan HAM rekan-rekan wartawan dan para hadirin kami mengucapkan terima kasih.

Wallahul Muwaffiq Illa Aquamit Thorieq, Wassalamu'alai1ram Wr. Wb.

i

Jakarta, 11 September 2001

PIM PI NAN FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR-RI

Ors. H. Ali Mas Ketua

7

Page 8: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

FRAKSI REFORMASI DE"\tVAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Gcdung Nusantara I Lantai 20 Ruang 2010, .JI. .Jcnd. Gatot Subroto1, Scnayan - Jakarta 10270 Tclp. (021) 5755810 Faks. (021) 5755811, 5755800 ·

e-mail: [email protected]

r···-·-·-"···-··--·· , ......... ,c.,.., ...... ""··--~ .... ,,.~ .. ~· - ·····-····"·-- .

PEMANDANGAN UMUM L~:~:~:r~:'" .. ::.:.::'.~r2 .. ~:::::: s I~:.~ ~...::J FRAKSI REFORMASI DPR RI

TERHADAP

RANCANG1AN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

TENT ANG

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Dibacakan Oleh : H. Mutammimul 'Ula, S.H. Nomor Anggota : A-272

Bismil/ahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum Warahamatullahi Wabarakatuh,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadlirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Sholawat dan salam, kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW -

pemimpin umat yang telah memberikan tauladan kepada kita semua

dengan. sikap dan akhlak yang mulia untuk menciptakan kehidupan

masyarakat yang beradab dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran.

Saudara Pimpinan, Para Anggota Dewan, Saudara Menteri Kehakiman

dan HAM yang kami hormati,

Korupsi merupakan permasalahan moral dan budaya yang telah

· berkembang di hampir semua sistem kehidupan, birokrasi,, dan lembaga

baik sosial, ekonomi, hukum dan politik. Korupsi di Indonesia bukan lagi

sekedar suatu fakta akan tetapi telaih menjadi penyakit sosial yang meluas,

berurat akar, dan menggurita dalam jaringan sistem kehidupan kita, korupsi

Page 9: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

telah menjadi "extra-ordinary Crimes" karena itu penanggulangannya

harus dengan "extra-ordinary"

Secara umum korupsi merupakan tindakan, baik berupa

penyelewengan hak, kedudukan, wewenang atau jabatan yang dilakukan

untuk mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi,

menyalahgunakan atau mengkhianati amanah rakyat dan bangsa, bertindak

menuruti hawa nafsu serakah untuk memperkaya diri dan mengabaikan

kepentingan umum. Paling tidak ada tujuh macam tindakan yang dapat

dikategorikan sebagai korupsi, yaitu pertama, korupsi transaksional yang

bertolak dari sikap bisnis pada berbagai transaksi di masyarakat. Di

masyarakat sering kita menghadapi kenyataan, ada ubi ada ta/as, atau ada

budi, ada balas. Kedua, korupsi ekstortif (pemerasan, penghisapan) berupa

pemaksaan korban agar menyogok, yang diikuti dengan berbagai ancaman.

Ketiga, korupsi defensif (membela diri) yaitu tindak penyuapan/penyogokan

sebagai bagian dari pembelaan dirinya. Keempat, korupsi investif yang

terjadi jika ada pengusaha atau pejabat menjalin koneksi dengan pejabat

yang lain dan memenuhi semua keingitnan dari pengusaha tersebut dengan

harapan pada saat menghadai permasalahan mendapatkan kemudahan.

Kelima, korupsi nepotis, yakni penunjukan secara tidak sah, penunjukan

kepada kroni-kroninya dengan menghalalkan berbagai cara. Keenam,

korupsi otogenik, ya:kni karena jabatan dan wewenangnya seseorang

membuat keputusan atau peraturan yang bermanfaat bagi kepentingannya

sendiri. Dan ketujuh, korupsi supportif, yaitu tindakan melindungi suatu

tindakan yang korup dengan harapan mendapat bagian dari tindakan

pejabat yang dilindungi tersebut.

2

Page 10: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Saudara Pimpinan, Para Anggota Dewan, dan Saudara Menteri

Kehakiman dan HAM yang kami hormati,

Untuk meng.antisipasi dan mengefeminasi praktek-praktek korupsi

diperlukan adanya mekanisme pengawasan sosial yang efektif dan etis.

Untuk itulah diperlukan adanya pemberdayaan hukum yang secara

konsisten, serta berpihak kepada kebenaran dan keadilan. Sejarah

kehidupan manusia telah memberikan contoh kepada kita semua, bahwa

tegaknya kebenaran dan keadilan hukum menjadi faktor teirpenting dalam

mewujudkan tatanan sosial yang baik. Pada masa kepemimpinan Nabi

Muhammad SAW telah merintis suatu lembaga pengawasan yang disebut

nizham al-hisbah. Langkah ini dilanjutkan pada masa Umar bin Khatab, dan

lembaga ini mempunyai peran yang strategis dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Melalui lembaga ini, Umar mangmbil tindakan-tindakan

tegas kepada para pedagang yang curang, penimbun barang, spekulan

yang membuat harga di pasar tidak stabil.

Di Indonesia pada saat ini penanganan korupsi diliputi suasana

kecemasan, ketidakpercayaan, skeptisme, dan apatisme. Memang secara

normatif, pemerintah telah membuat institusi pemberantas korupsi yakni

pembentukan Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(TGPTPK), yang dibentuk berdasa1rkan Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2000 dan bekerja dibawah koordinasi Kejaksaan Agung. Namun

kinerja lembaga tersebut dapat dikatakan mandul seperti lembaga-lembaga

lainnya yang mempunyai kewenangan menangani korupsi, seperti Bepeka,

BPKP, lnspektorat ,Jenderal, Kepolisian, dan Kejaksaan. Lembaga-lembaga

tersebut berada dalam lingkaran rimba hukum yang berputar-putar ibarat

labirin, mudah mas1uk bE;!rputar-putar ke dalam rimba raya, akhirnya tersesat

dan tidak tahu dimana jalan keluarnya.

Guna mengatasi kemandulan dalam pemberantasan korupsi, pada

tanggal 30 Agustus 2001, Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri selaku

Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia ad interim, telah

menyampaikan Keterangan Peme1rintah terhadap Rancangan Undang-

3

Page 11: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pengajuan

Rancangan Undang-Undang ini pada dasarnya merupakan amanat Pasal

43 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi yang mengharuskan pembentukan komisi

pemberantasan tindak pidana korupsi yang diatur dalam Undang-Undang.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah kami menyampaikan beberapa

pandangan terhadap rancangan Undang-Undang Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsii yang diajukan Pemerintah, yaitu sebagai berikut ;

1. Pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

hendaknya tidak · sekedar memenuhi perintah kontitusional

sebagaimana tercantum dalam UU No. 31 tahun 1999. Akan tetapi,

pembentukan ini merupakan suatu komitmen yang nyata untuk

memberantas korupsi di Indonesia, bukan sekedar komoditi politik atau

retorika politik untuk mempromosikan pemerintahan kepada publik,

akan tetapi sebagai upaya pembaharuan yang sangat serius terhadap

berbagai lembaga pemberantasan tindak pidana korupsi yang mandul.

Pengalaman Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(TGPTPK) untuk memberantas para hakim-hakim agung yang korup

namun gagal di tangan para hakim pengadilan negeri, dan justru

mengakibatkan para pelapornya menjadi pesakitan merupakan

pelajaran yang sangat berharga, bagaimana sulitnya memberantas

tindak pidana korupsi di Indonesia. Untuk itulah, pembentukan Komisi

ini, hendaknya betul-betul dilengkapi dengan perangkat yang menjamin

kemandirian dan keberanian untuk menyelesaikan kasus-kasus

korupsi.

2. Melalui Undang-Undang ini hendaknya · dapat di carikan jalan tengah

terhadap dualisme dalam penyerndikan dan penyidikan tindak pidana

korupsi. Selama iini, ~~~-P-°-!L~LQ,£Ul .. kejak.5gs.\Q m~.IJJJ?,.!:!E!Yc:l.i kewE:mangan -------·-·----- ,,,,,,,,.,,,,,,.,,,,,\,,'.(,•!,,,'

yang sama dalam melakuk~~--p~nyidikan dan penyelidikan. Kalau ...,_.--~----""'""' , ....... ,,, ..... ,,,.,., •• ,.,,, ... ,,' ··--· "'"'"'"'''""·'·"'''"' '"'''"'"''•"'•""''-···' .,.,_,, '"'""'""''~-,-~ .... .,.., .. ,..,.,, ..... .,,. ••• ,,, ., • .,. ,,~.~'"'-'""·''"'"""''""'""'•'"''·"'"'''"'"'"''"•'""'' fa>V •"'"""'·"''' ' ....

4

Page 12: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

dua!i.sm-e--·-ini----diblar~~~-- berlarut-larut . ~.K9.!J .... Jneny,e_babkan .. kurao.9. .. ~---~ .. ~ .. -~-·•·""'""'"""' ....... "'·..,,_,....,,, .. ._,,""''"''

efektifnya penanganan korupsi.

3. P~~b~~tuk~~ -K~1~isi·P.emberantasan Tindak Pidana Korupsi harus

mampu mengatasi hambatan dalam penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan terhadap tersangka yang berstatus hakim.

Ketidakmampuan dalam mengadili para koruptor seringkali dihadapkan

pada permasalahan prosedur perizinan untuk penyitaan dan

penggeledahan yang sering dipersulit pengadilan. Dalam berbagai

proses penuntutan, Jaksa seringkali justru berpihak kepada Hakim

bukan kepada Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Kondisi

semacam ini harus turut juga diatur dalam Undang-Undang ini,

sehingga ada sinergi yang jelas antara kejaksaan dan Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Konupsi.

4. Dalam Undang-Undang ini, hendaknya mengatur mekanisme yang

menjamin keterbukaan kerja Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi dengan memberi ketentuan yang jelas tentang kewajiban

komisi ini untuk melaporkan secara berkala kepada DPR.

5. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi harus diberi wewenang

untuk pengungkapan, penyelidikan, penuntutan, melaluka11 pendidikan

publik tentang penanggulangan masalah korupsi dan menentukan

langkah-langkah sistematis mengatasi korupsi secara nasional.

6. Pada Pasal 5 yang menyatakan "dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya, Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi", kami

berpendapat perlu ada penambahan asas keadilan.

7. Pada Pasal 10 ayat (1) yang benbunti, "pengambilalihan penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

dilakukan apabiila Komisi Pemberantasan Korupsi memperoleh

petunjuk adanya ketidakinginan ..... ". Kami berpendapat, perlu ada

penambahan jika Komisi memperoleh petunjuk adanya kompromi yang

dilakukan oleh pihak kejakasaan dan kepolisian.

5

Page 13: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

8. Pada Pasal 25 yang persyaratan umur sebagai Pimpinan Komisi

Pemberantasan Korupsi, kami berpendapat perlu dirubah menjadi

sekaurang-kurangnya berumur 30 (tiga puluh tahun) dan setinggi­

tingginya berumur 55 (lima puluh lima) tahun.

9. Dalarn undang-undang perlu ditegaskan tentang rnekaniisrne kontrol

terhadap kornisi. Tanpa adanya kontrol, kornisi dapat menjadi ajang

korupsi baru.

Saudara Pimpinan, Para Anggota Dewan, dan Saudara Menteri

Kehakiman dan Hak .Asasi Manusia yang kami hormati,

Demikianlah pernandangan umurn Fraksi Reformasi terhadap

Rancangan Undang-Undang tentang Komisi Pernberantasan Tindak Pidana

Korupsi. Kami berharap, kemunculan Undang-Undang ini tidak hanya

sekedar rnenarnbah deretan huruf-huruf mati yang tertuang dalam suatu

peraturan. Dalarn penegakan hukurn faktor yang terpenting adalah

penegakan kornitrnen yang tercantum dalam Undang-Undang secara

otentik. Kita masih melihat, bahwa pada saat ini kornitrnen para penegak

hukum belum sebesar semangat Undang-Undang-nya. Hakim masih

berperilaku konvensional dalam menguji kasus korupsi, bahkan dapat

dinyatakan kurang mernpunyai kepekaaan terhadap para koruptor.

Pengadilan telah bertindak mirip seperti mesin cuci yang membersihkan

para koruptor melalui · pengadilan, pengacara berupaya mati-matian

membela kliennya bukan membela huk.um yang semestinya.

Mengingat arti penting Undang-Undang ini, kami MENYETUJUI

Rancangan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi untuk dibahas pada tingkat berikutnya. Semoga dengan

penyusunan Undang-Undang akan tercipta gerakan masif dan mengakar

untuk memberantas korupsi. Kita hairus membangkitkan sernangat untuk

tidak memberikan toleransi terhadap tindak pidana korupsi.

6

Page 14: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Akhirnya, atas segala perhatian Saudara Pimpinan, Para Anggota

Dewan, dan Saudara Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia kami

sampaikan banyak terimakasih.

Billahittaufiq wal hidayah,

Wassalamu'alaikum Warrahmatul/ahi Wabarakatuh.

Jakarta, 11 September 2001

PIMPINAN FRAKSI REFORMASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Wakil Ketua, Sekretaris,

Ors. H. Muna1war Sholeh Dr. Ahmad Farhan Hamid, Ms.

(

7

Page 15: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI TNl/POLRI

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI TNUPOLRI A T A S

RANCANG1AN, UNDANG-UNIDANG REPUBLIK l1NDONESIA TE NTANG

KOMIS~ PEMB.ERANITASAN1 TINDAK PlDANA KORUPSI

JURU BICARA FRAKSI TNl/POLRI

AMAN SUDJANA PRAWIRA NOMOR ANGGOTA A-481

JAKARTA, 11 SEPTEMBER 2001

Page 16: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI FRAKSI TNl/POLRI

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI TNI/POLRI ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Assalamualaikum Wr Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Yth. Saudara Pimpinan Sidang; Yth. Menteri Kehakiiman dan Ham selaku Wakil Pemerintah beserta

Staf; Yth. Anggota Dewan; dan Hadirin yang berbahagia

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan karunia-1\lya, hingga kita

dapat menghadiri Sidang Paripurna Dewan hari ini dalam keadaan sehat ·

wal'afiat, guna mengikuti Pembicaraan Tingkat II atas Rancangan

Undang undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Atas nama Fraksi TNI/POLR~ perkenankanlah kami menyampaikan

ucapan terima kasih kepada pimpinan Sidang atas kese~.n yang

diberikan kepada Fraksi TNI/POLRI untuk menyampaikan

Peman~ngan Umum Fraksi TNI/Polri atas Rancangan Undang~

Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana KorupsL

Page 17: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Sidang Dewan yang kami hormati,

Masalah korupsi di Indonesia sudah merupakan masalah nasional

yang sangat-sangat merugikan negara dan masyarakat karena sudah

membudaya di seluruh lapisan masyarakat dan aparatur negara baik

eksekutif, maupun di legislatif dan yudikatif. Dari tahun ke tahun korupsi

bukan semakin berkurang bahkan semakin bertambah, baik dari segi

kuantitas maupun segi kualitasnya. Korupsi sudah terjadi secara sistemik

dan meluas menjadikannya bukan sebagai hanya ancaman yang

merugikan keuangan negara akan tetapi sudah merupakan pelanggaran

HAM terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara meluas

sehingga Fraksi TNI/Polri sepakat untuk menyatakan bahwa korupsi

tidak lagi · digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai

kejahatan luar biasa atau "extra-ord~nary crime".

Upaya-upaya pemberantasan korupsi bukan tidak pernah

dilakukan, mulai dari! pembuatan atau penyempurnaan undang-undang

tentang korupsi sampai kepada pembentukan Tim/komite/opstib sampai

yang terakhir Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

namun upaya dengan metoda penegakan hukum yang dilakukan masih

secara konvensional,, dan terbukti mengalami kemandulan sehingga

untuk memberantas korupsi secara tuntas sampai lkeakar-akarnya

memang diperlukan suatu badan yang independen dan bebas dari

pengaruh kekuasaan manapun dengan kewenangan yang tinggi dan

penuh (fullpower)

2

Page 18: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Pembentukan suatu badan atau komisi yang independen dan ,/

bebas dari pengaruh kekuasaan manapun serta memiliki wewenang

yang luas dan efektif dalam menjalankan pemberantasan korupsi

haruslah kita cermati dengan hati-hati karena pemberantasan korupsi

sudah dilaksanakan oleh institusi yang ada seperti lkejaksaan dan

kepolisian dan badan-badan lain yang berkaitan dengan pemberantasan

tindak pidana korupsi.

Pasal 43 Undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan bahwa dalam

waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak Undang-undang tersebut

diundangkan dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi dengan

wewenang koordinasi dan supervisi serta penuntutan. Oleh karena itu

sekarang ini sudah saatnya dilakukan .pembahasan Undang-undang

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Berpijak pada hal-hal seperti yang uraikan tersebut di atas; maka

kami ingin kemukakan pokok-pokok pikiran Fraksi TNI/POLRI atas

Rancangan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi, sebagai berikut :

1. Rancangan Undang-Undang ini dapat menampung seluruh aspirasi

yang ~da di masyarakat yang menginginkan adanya lembaga yang

independen dan memiliki kewenangan tinggi (full power) dengan

anggotanya terdiri dari orang-orang bersih dan jujur yang memiliki

kapabilitas (profesional) dan integritas yang tinggi terhadap

pemberantasan korupsi;

3

Page 19: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

2. Rancangan Undang-Undang inii nantinya apabila telah menjadi

undang-undang diharapkan dapat memberi sumbangan yang

signifikan terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi secara

menyeluruh, tunta1s dan adil.

Sidang Dewan yang terhormat,

Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, Fraksi TNI/Polri ingin

menyampaikan tanggapan dan selkaligus minta penjelasan terhadap

muatan RUU tersebut sebagai berikut :

1. Kewenangan Ko1misi berlaku surut.

Dalam pasal 35 disebutkan Komisi Pemberantasan korupsi

berwenang untuk melakukan penyelidikan, penyidikan atau

penuntutan terhadap tindak pidana korupsi yang terjadi

sebelum berlakunya undang-undang ini. Juga dalam pasal 11

disebutkan Komisi Pemberan-tasan Korupsi berwenang juga

mengambil alih penyelidikan, penyidikan atau penuntutan

setiap perkara korupsi yang teljadi sebelum terbentuknya

Komisi Pemberantasan Korupsi berdasarkan undang-undang

ini Artinya kewenangan Komisi lni berlaku surut. Dikaitkan dengan

pasal 8 tentang kewenangan Komisi untuk membuka kembali

penyelidikan, penyidlkan dan penuntutan atas perkara yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap, Jika kemudian d~temukan bukti

yang menimbulkan dugaan kuat adanya tindak pidana dalam proses

peradilan tindak pidana korupsi tersebut, maka haJ kewenangan

berlaku surut dapat menimbulkan ketidak pastian hukum dan ini

4

Page 20: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

bertentangan dengan asas dari tugas dan wewenang Komisi, seperti

tersebut daiam pasat 5. Mohan penjelasan dari pemerintah.

2. Kewenangan Komisi terhadap seluruh kasus tindak pidana

korupsi~

Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi seperti tersebut dalam pasal 6

butir a yaitu metakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan

terhadap pelaku tindak pidana korupsi, kami anggap terlalu. luas dan

tumpang tindih dengan tugas yang dHakukan oleh Kepolisian dan

Kejaksaaan. Oleh karena itu perlu ada penjelasan bentuk atau jenis

korupsi yang bagaimana yang akan ditangani oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi. Hal ini berkaitan dengan organisasi Komisi

yang hanya akan sampai tingkat I yaitu propinsi, sedangkan

organisasi KepoHsian maupun ~ejaksaan telah ada sampai daerah

tingkat II.

3. Organisasi Komisi Pemberantasan Korupsi.

Pasal 21 ayat (1) menyebutkan Komisi Pemberantasan Korupsi

bertugas dan seterusnya. Pasal ini menjadi rancu dengan bunyi Pasal

6 yang menyebutkan Komisi Pemberantas Korupsi mempunyai tugas

dan seterusnya. Apakah yang dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) itu

adalah Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi bertugas dq:p

seterusnya, bila benar demikian maka penyebutan Komist

Pemberantasan Korupsi atau Keputusan Komisi Pemberantasan

Korupsi pada pasal-pasal berikutnya adalah dimaksudkan sebagai

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau Keputusan Pimpinan

Komisi Pemberantasan Korupsi.

Page 21: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Selanjutnya harap dijelaskan apakah Anggota Tim Penasehat dan

Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi adalah pejabat negara.

Bagaimana dengan status pegawai pada Sekreateriat Komisi

Pemberantasan Korupsi apakah pegawai negeri atau bukan hat ini

berkaitan dengan pasal 32 junto pasal 33 tentang larangan bagr

Pimpinan, Tim Penasehat dan seluruh pegawai yang bertugas pada

Komisi pemberantasan Korupsi.

4. Prosedur penyidikan dan penyitaan.

Rancangan Undang-undang ini memberi kewenangan yang besar

dalam hal prosedur penyidikan dan penyitaan, karena cprosedur

penyidikan dan penyitaan yang didasarkan atas undang-undang lain

dinyatakan tidak berlaku oteh undang-undang ini. Namun RUU ini

tidak menetapkan sanksi dalam hal Pegawai atau Anggota Komisi

Pemberantasan Korupsi yang menyalahi prosedur yang diatur dalam

undang-undang ini ketika melakukan penyidikan atau penyitaan. Hal

ini bertentangan dengan asas proporsionalitas yang ditetapkan dalam

pasal 5. Mohon penjelasan.

s. Pembiayaan Komisi yang berasal dari Premi!

Biaya untuk pelaksanaan tugas Komrsi dibebankan kepada APBN dan

10°/o dari pengembalian keuangan negara yang berasal dari tindak

pidana korupsi, seperti disebut dalam pasal S6. Bunyi pasal ini sangat

ironis dengan upaya kita memberantas korupsi. Sebab segala sesuatu

pemberian yang berkaitan dengan pekerjaan dapat dikatagorikan

Korupsi. Selain itu, kita ketahui Kejaksaan maupun Kepotisian tidak

mendapat insentif premi seperti itu. Mahon penjelasan.

6

Page 22: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Saudara ·Pimpinan· Sidang dan hadlirin yang kami hormati,

Berdasarkan uraian Pemandangan Umum tersebut · dan setelah

.mempelajari dengan seksama RUU tentang Komisi Pemberanta·san ·

Tindak Pidana Korpusi serta memperhatikan keterangan/penjelasan

Pemerintah, maka Fraksi TNI/ Polri dengan ini menyatakan

setuju melanjutkan pen1bahasan Rancangan Undang-undang

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam

pembicaraan tingkat III.

Demikianlah Pemanda.ngan Umum Fraksi TNI/POLRI terhadap RUU

Komisi P.emberantasan Tindak l?idana Korupsi.

Sekian dan terirna kasil1.

\tVassalarnua!aikurn 'vVr Vvb.

7 ,,

Jaka1ta, 11 September 2001

Juru Bicara

AMAN SUDJ NA PRAWIRA No. -481

Page 23: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG DEWAN PERWAKILAN RA,KYAT REPUBLIK INDONESIA Gedung DPR RI Lt. 21 JI. Jend. Gatot Subroto - Jakarta 10270

Telp.5755858,5755899,5755900 Fax.5755859 e-mail: [email protected]

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG DPR-RI

ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

disampaikan oleh :

Drs. BONDAN ABDUL MAJID Anggota No.A-262

pada

RAPAT PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tanggal 11 September 2001

Page 24: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG

ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

disampaikan oleh : Drs. BONDAN ABDUL MAJID -Anggota No.A-262

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Saudara Ketua yang kami hormati; Saudara Menteri Kehakiman dan HAM beserta jajarannya yang kami hormati; Para Anggota Dewan, hadirin dan hadirat yang kami hormati.

Alhamdulillah wa syukurillah, atas segala limpahan rahmat dan

hidayat Allah SWT, pada hari ini kita dapat 1nelaksanakan Rapat

Paripurna ini dalam rangka Pe1nbicaraan Tingkat II Pembahasan

Rancangan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi.

Perkenankanlah kami atas nan1a Fraksi Partai Bulan Bintang

n1enyampaikan Pemandangan U mum atas Rancangan Undang­

Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang

telah diajukan oleh Pemerintah pada bulan Juni tahun 2001 yang lalu

dan pembahasan tingkat I dilaksanakan pada tanggal 3 0 Agustus yang

lalu.

Page 25: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Fraksi Partai Bulan Bintang menyambut baik clan

n1enyainpaikan ucapan teri1na kasih serta penghargaan kepacla

Pe1nerintah yang telah mengajukan Rancangan Unclang-Unclang ini

sebagai usul pe1nerintah untuk dibahas dengan DPR. Menurut fraksi

kmni, tindak pidana korupsi yang terjacli sekarang ini sudah berada

dala1n tingkat yang sangat me1nbahayakan kelangsungan bangsa dan

negara yang tidak bisa diatasi dengan cara-cara biasa dan

konvensional. Oleh karena itu harus acla langkah-langkah untuk

1ne1nberantasnya dengan cara-cara luar biasa yang perlu ditopang

clengan dasar hukum yang memadai.

Dalain kerangka pernikiran itulah Fraksi Partai Bulan Bintang

dapat memahami clan 1nenyambut positif pengajuan Rancangan

Undang-Undang ini disamping secara yuriclis aclalah amanah Unclang­

Undang No.l tahun 1999 sesuai denganjiwa TAP MPR No.XI Tahun

1999.

Sidang Dewan yang kami hormati,

Pada saat pembentukan Tim Gabungan Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi oleh Pemerintah lebih dari satu setengah tahun yang

lalu, masyarakat sangat berharap pada kemampuan dan keefektifan

tim itu, nainun nyatanya harapan masyarakat menjacli sima, karena

ternyata Tim itu tidak bisa berbuat banyak, ticlak bergigi dan tidak

1ne[niliki kekuasaan. Karena itu pe1nbentukan Komisi Anti Korupsi

dengqn Undang-Undang akan memberikan lanclasan yang kuat bagi

keberadaan komis.i ini yang harus 1ne1niJ iki kewenangan-kewenangan

2

Page 26: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

khusus yang lebih luas dan lebih kuat dibanding penegak hukum

lainnya yang ada seperti penyidik kepolisian maupun kejaksaan.

Terhadap 1nateri Rancangan Undang-Undang tersebut secara

mnum, fraksi kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan dan

1ne1ninta klarifikasi dari Pemerintah atas hal-hal sebagai berikut :

1. Mengenai asas keterbukaan dan prinsip kerahasiaan dalam

penyidikan. Dalam Rancangan Undang-Undang ini dianut asas

keterbukaan. Padahal disisi lain dalam proses penyelidikan dan

penyidikan ada banyak hal yang harus dirahasiakan untuk

1nenjamin terungkapnya tindak pidana yang terjadi dan menjaga

agar proses penyidikan berjalan dengan baik dan sukses.

Bagaimana batasan-batasan 1nengenai apa yang dapat dibuka dan

apa yang harus dirahasiakan, tidak diatur secara tegas dalam

Rancangan Undang-Undang ini. Mohon penjelasan Pemerintah.

2. Pengaturan mengenai tugas komisi dalam pasal 6 berbeda dengan

tugas komisi yang diatur dalain pasal 21 Rancangan Undang­

Undang. Mohon penjelasan Pemerintah.

3. Mengenai kewenangan komisi yang berkaitan dengan perbankan

akan menghadapi kendala berkaitan dengan Undang-Undang

Perbankan yang ada. Oleh karena itu harus ada penegasan bahwa

pasal-pasal Undang-Undang Perbankan mengenaii kerahasiaan

tidak berlaku terhadap kon1isi ini. Disamping itu harus ada sanksi

terhadap bank yang tidak melaksanakan perintah ko1misi begitu

3

Page 27: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

JUga terhadap alasan dari tersangka yang tidak mengindahkan

perintah komisi.

4. Kewenangan komisi untuk ine1nberhentikan sementara transaksi

keuangan, perdagangan dan lain-lain, harus dibatasi waktunya,

sehingga kewenangan komisi ini menjadi tidak tak terbatas.

Kewenangan yang tidak terbatas dapat merugikan seseorang yang

beri tikad baik.

5. Dalam Rancangan Undang-Undang ini diatur mengenai jumlah

pimpinan dan anggota Ko1nisi berjun1lah 3 (tiga) orang. Apa yang

inenjadi pertimbangan jumlah 3 (tiga) orang tersebut. Menurut

pendapat kami jumlah 3 (tiga) orang ini tidak memadai untuk

sebuah komisi yang tugasnya sangat luas dengan bobot masalah

yang sangat berat dan ban yak. Mengapa tidak 5 (lima) atau 7

(tujuh) orang sehingga memadai. Demikian pula mengenai syarat

keanggotaan panitia seleksi tim penasehat, rekruitmen pegawai,

penyidik serta penuntut tidak diatur secara jelas dan rinci dalam

Rancangan Undang-Undang ini. Menurut pendapat Fraksi kami.

karena kewenangan penasehat, pegawai, penyidik dan penuntut

sangat besar, maka perlu diatur secara tegas mengenai kriteria

pengangkatan pej abat-pej a bat terse but.

6. Hal-hal yang perlu mendapat klarifikasi dari Pemerintah adalah:

a. Apa dasar pertimbangannya yang rasional anggota atau mantan

anggota partai politik tidak boleh inenjadi anggota Komisi?

4

Page 28: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

' "

b. Apa pertimbangannya sehingga Komisi tidak boleh

mengeluarkan surat penghentian penyidikan maupun

penghentian penuntutan. Bagaimana terhadap perkara yang

sedang disidik padahal tidak cukup bukti untuk diajukan ke

Pengadilan?

Sidang Dewan yang kami muliakan.

Demikian Pemandangan U1num dari Fraksi Partai Bulan

Bintang. Masih banyak usulan-usulan dan pertanyaan-pertanyaan

lainnya dari fraksi kami yang akan kami ajukan dalam tingkat

pe1nbicaraan selanjutnya.

Akhimya Fraksi Partai Bulan Bintang dapat menenma

Rancangan Undang-Undang ini untuk dibicarakan dalam tingkat

selanjutnya.

Wabillahittaufiq wal hidayah Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 11 September 2001

PIMP IN AN

Ke tu a FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG DPR-RI

Sekretaris

ttd ttd

H. AHMAD SUMARGONO, SE HAMDAN ZOELVA, SH

5

Page 29: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI KKI

PEMANDANGAN UMUM

FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

ATAS

RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUP5I

DIBACAKAJ\T OLER :

DRS. II.A. HAMID MAPP A

NOMOR ANGGOTA : A-279

JAKARTA, 11 SEPTEMBER 2001

Page 30: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI KKI

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

ATAS RANCANGAN lJNDANG-UNDANIG

TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Disampaikan pada Rapat Paripurna DPR-RI Tanggal 11 September 2001 Oleh Juru Bicara : Drs. H.A. Hamid Mappa Nomor Anggota : A-279

· Yang Terhormat Saudara Pimpinan Sidang; Para Anggota Dewan; Saudara Menteri selaku Wakil Pemerintah beserta Segenap Jajaran; Hadirin dan Hadirat sekalian yang kami muliakan.

Assalammu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang1

Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya kita semua

dapat berkumpul bersama dalam persidangan Dewan yang1

mulia ini dalam keadaan sehat walafiat.

PKKil/PUPUl/pu p1mb""""'1.Vln tlndak pidalui k01'11.p$1.ed ll

Page 31: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Perkenankanlah saya atas nama Fraksi Kesatuan Kebangsaan

Indonesia menyampaikan Pemandangan Umum Fraksi atas

Rancangan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

Sidang Dewan yang kami hormatl

Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyambut baik:

pengajuan Rancangan Undang-Undang tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ini. Hal ini didasari oleh

pemikiran bahwa :

1. Pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi merupakan amanat Undang-Undang; yaitu amanat

dari - Undang-Undang No.31 Tahun · 1999, yang1

mengatakan bahwa "Dalam waktu paling /ambat 2 (dua)

tahun sejak undang-undang ini mulai berlaku/ dibentuk

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi'~ Karena

itu Rancanigan Undang-Undang ini penting diberi prioritas

untuk segera dibahas bersama oleh Dewan dan

Pemerintah.

FKKillPUPU//pu pemberantasan tbulak pldana korupsl.ed 2

Page 32: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

2. Perilaku korupsi sudah merupakan penyakit sosial yang V kronis; baik menyangkut kualitas, kuantitas, maupun

intensitasnya. Penyakit korupsi ini tidak hanya menyerang

aparatur Pemerintah saja, tetapi juga mera1mbah ke bidang1

· kekuasaan lainnya secara subur dan kuat.

Selain merugikan keuangan negara, korupsi seperti ini juga

merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan

ekonomi masyarakat secara luas.

Menurut pengamatan Fraksi Kesatuan Kebangsaan

Indonesia, dalam era reformasi sekarang inipun virus

korupsi masih tetap dan terus berkembang biak dengan

subur. Baik itu menyangkut cara, jenis, jumlah dan

keanekaragaman pelakunya.

3. Perlu ada upaya sistematis untuk llebih menjamin

kepastian hukum, rasa keadilan serta memberikan

perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonom1i

masyarakat.

FKKil/PUPU/lpu p1mberanta!irm dndak pldima kOl'Upsl.ed 3

Page 33: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Sidang Dewan yang kami muliakan,

Terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Komisi.

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Fraksi Kesatuan

Kebangsaan Indonesia menyampaikan sikap dan pandang1

. sebagai berikut :

1. Penyakit korupsi itu bersifat litas sistemik; ia hadir dalam1

sistem sosial peodalisme, kapitalisme, sosialisme dan

komunisme. Korupsi dapat berjangkit pada segala jenis

kelas masyarakat, organisasi negara dan pada segalai

jaman.

Oleh karena itu, Pembentukan Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi patut didukung; sebab semakin

hari semakin berat saja ketergangguan, keprihatinan,,

kerugian dan kerusakan akibat korupsi ini.

2. Adanya pemberian kewenangan yang bersifat luar biasa

yang diberikan kepada suatu lembaga baru jangan sampai

membuat terganggunya fungsi suatu lembaga hukum.

Kita perlu merenungkan secara lebih mendalam serta juga

bertekad untuk bersa1ma-sama menjaga agar supaya

FKKU/PUPUl/pu P""bmmuuun dnduk pldana korupsl.ed 4

Page 34: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

jangan sampai pembentukan suatu lembaga baru

berakibat memandulkan peranan lembaga penegak hukum

lainnya. Sebab, apabila kita tidak berhati-hati maka dapat

saja terjadi semacam pengebirian dan pemasungan

kewenangan suatu lembaga yang disebabkan oleh

ketidaksinkronan produk hukum serta · kewenangan

berlebihan. Harus diingat bahwa kewenangan berlebihan

adalah rawan dan juga cenderung korup.

3. Asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,

kepentingan umum dan proporsionalitas, haruslah tetap

terjaga dan dijaga secara benar.

4. Menurut pandangan Fraksi Kesatuan Kebangsaan

Indonesia, penanganan 1masalah korupsi selalu mencakup

3 aspek, yaitu :

4.1. aspek preventif;

4.2. aspek represif (hukum);

4.3. aspek endukatif.

FKKillPUPU!ipu pember"11UWm dndak pldana korupsl.t'tl

5

Page 35: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Oleh karenanya Rancangan Undang-Undang tentang

Komisi Pemberantasan T~ndak Pidana Korupsi inipun harus

berisikan materi dan substansi yang mencakup hal di atas

secara komprehensif.

5. Dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi, ada

dua kendala pokok yang mesti selalu diperhatikan yaitu :

6.

1) lahan garapan pemberantasan korupsi itu . dimulai

dari mana dan berakhir dimana.

2) profesionalisme aparat penegak hukum perlu

ditingkatkan agar masyarakat dapat mempercayai

bahwa pemberantasan korupsi itu merupakan

gerakan yang sungguh-sungguh dan perlu didukung

serta dapat diharapkan hasilnya secara nyata.

Lembaga-lembaga lain yang bersifat sama dengan Komisi j Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi atau

lembaga/komisi sejenis yang tugas dan fungsinya

overlapping dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi ini dapat diefisienkan dan lebih didayagunakan

FKKillPUPU/lpupm.berantllSIDI dndak pldtu1a kompsl.jrd 6

Page 36: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

dengan membubarkan saja dan mengintegrasikannya ke

dalam Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ini;

dijadikan sebagai sub komisi dengan keanggotaan yang

lebih kecil, profesional dan terpercaya.

Dengan demikian Komisii ini dapat menjadi lebih kuat dan

integral sifatnya; dapat 1menjadi institusi yang solid, kuat,

efektif, efisien dan berwibawa.

Sidang Dewan yang berbahagia,

Dalam situasi yang serba transisional sekarang ini,

pemberantasan korupsi harus dilakukan secara terencana. Yang

akan diutaman itu apa, rech matig heid atau doelmatigheid

Praktek korupsi tidak serta merta akan telihapus dengan

memenjarakan semua koruptor dari kelas teri sampai kelas

kakap tanpa pandanga bulu. Apalagi dikaitkan dengan praktek

korupsi di masa lalu.

Kita harus sadar bahwa praktek korupsi tidak secara serta

merta dapat lenyap hanya dengan penyempurnaan ketentuan

legal formal saja. Kemauan dan kemampuan Pe1merintah dalam

FKKil/PUPU//pu pemberantasan dndak pldano kOl'Upsl.~ul 7

Page 37: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

melakukan pembenahan struktur birokrasi, sistem pengawasan,

sistem akuntasi pemerintahan sangat penting; ditambah dengan

integritas serta standar moralitas pejabat publik yang juga perlu

dibenahi.

Ke depan, yang terpenting adalah bagaimana kita menciptakan

iklim, perangkat, paradigma, kebijakan dan perilaku pejabat

publik yang efektif dan efisien dengan transparansi dan

akuntabilitas yang baik, lebih berguna serta dapat dibanggakan.

Saudara Pimpinan Sidang Dewan yang berbahagia,

Berdasarkan hal-hal yang kami sampaikan tadi, maka Fraksi

Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyatakan dapat menerima

pengajuan Rancangan Undang-Undang tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan setuju untuk dibahas

pada tahap selanjutnya.

Hal-hal yang menyakut materi dan perumusan secara lebih rinci

dan mendetail akan kami sampaikan pada sidang pembahasan .

tingkat selanjutnya nanti.

.FKKillPUPU/lpu pembuantastm tlndak pldaha lctwUp&al

8

Page 38: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Demikianlah Pemandangan Umum ini kami sampaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa membimbing

kita semua di dalam menjalankan tugas yang telah

dipercayakan kepada kita sekallian.

Terima kasih.

Wassalamu~laikum Wr. Wb. Salam Sejahtera untuk kita semua

FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONE!SIA DPR-RI

Sekretaris, luru Bicara

~~·~ ISMAWAN DS. DRS. H.A. HAMID MAPPA

A-458 A-279

FKKillPUPU//pu~ dndakpldanakorupsi.'4 9

Page 39: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

PEMANDANGAN UMUM

FRAKSI PERSERIKATAN DAULATUL UMMAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TERHADAP RUU TENTANG KOMISI PEMBERANTSAN

TINDAK PIDANA KORUPSI

Dibacakan oleh : Ors. Sayuti Rahawarin

Nomor Anggota : A-253

Saudara Pimpinan Sidang yang kami hormati, .

. Saudara Menteri Kehakiman dan HAM yang kami hormati,

Para Anggota Dewan yang kami hormati,

'Hadirin yang dimuliakan o~eh Allah SWT,

Assalamu'alaikum ·warahmatullahi Wabarokatuh

A.Ihamdulillahi Rabbil' Alamin. Pertama - tama perkenankanlah kami

mengajak kita sernua untuk bersama-sama memanjatkan puja dan puji

syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahn1at, inayah dan

karunia-Nya kepada kita semua, schingga pada hari ini kita dapat

menghadiri dan mengikuti tugas konstilusional kita yaitu Rapat Paripurna

DPR RI dalarn rangka rnendengarkan Tanggapan Fraksi-fraksi atas RUU

tentang Komisi Pemberantasan Tindak l)idana Korupsi.

Page 40: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita

N abi Besar Muhammad SAW berserta keluarganya, para sahabatnya dan

para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

Sidang Dewan yang mulia,

Harus kita akui bersama bahwa korupsi di Indonesia sudah

merupakan salah satu "virus" lama yang menyebar hampir ke seluruh

jaringan tubuh pemerintahan, sehingga sejak tahun 1960-an sampai saat ini

langkah-langkah pemberantasannya pun masih tersendat-sendat. Anatomi

korupsi di Indonesia:, yang menurut Transparansi Intemasional menduduki

peringkat ke empat di seluruh dunia, menunjukkan betapa korupsi temyata

sangat sulit untuk diberantas, mengingat keterkaitannya dengan kekuasaan,

betapapun kecilnya kekuasaan itu, karena dengan kekuasaan itulah

seseorang dapat menyalahgunakan kekuasaanya untuk kepentingan pribadi,

keluarga atau kroninya. Pada mulanya korupsi muncul dan berkembang di

sektor-sektor publik, dengan bukti-bukti yang nyata bahwa dengan

kekuasaan itulah pejabat publik dapat menekan atau memerns para pencari

keadilan atau mereka yang memerlukan jasa pelayanan dari pemerintah.

Perkembangan korupsi sampai saat ini pun sudah merupakan akibat

dari sistem penyelenggaraan pemerintah yang tidak tertata secara tertib dan

tidak terawasi secara baik karena landasan hukum yang dipergunakan juga

mengandung banyak kelemahan-kelemahan dalam implementasinya.

Sulitnya memberantas korupsi diperparah lagi dengan melemahriya sistem

"check and balance" ·di antara ketiga pilar kekuasaan negara, yaitu

legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Oleh karena itu, dapatlah dimengerti,

jika korupsi di Indonesia seakan sudah melembaga dan mendekati suatu

2

Page 41: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

budaya yang hampir sulit dihapuskan. Hampir seluruh anggota masyarakat

tidak dapat menghindar diri dari "kewajiban" memberikan upeti manakala

berhadapan dengan pejabat pemerintah terutama di bidang pelayanan

publik. Tampalmya tidak memberikan sesuatu hadiah (graft) adalah

rnerupakan dosa bagi rnereka yang berkepentingan dengan urusan

pemerintahan.

Bertitik tolak dari uraian di atas jelaslah bahwa pernberantasan

korupsi bukanlah perkara yang rnudah dan segera dapat diatasi kerena

sistern penyelenggaraan pernerintah yang rnentabukan transparansi dan

rnengedepankan kerahasiaan dan ketertutupan; dengan rnenipiskan

akuntabilitas publik dan rnengedepankan pertanggungjawaban vertikal

yang dilandaskan pada primordialisme; yang menggunakan siste1n

rekruitment, mutasi dan promosi atas dasar koncoisme baik yang

didasarkan kepada kesarnaan etnis, latarbelakang politik, atau politik balas

jasa. Keadaan ini semakin dipersulit lagi dan hampir merupakan keputusan

manakala kita menyaksikan pula aparatur penegak hukum dari hulu ke hilir

terlibat ke dalam jaringan korupsi yang seharusnya dijadikan musuh

penegak hukum atau sasaran penegak hukurn itu sendiri.

Dalam konteks ini pula, keadaan semakin diperparah lagi dengan/

adanya bukti-bukti atau contoh-contoh dirnana telah terjadi perebutan

kekuasaan dalam penyidikan antara kepolisian dan kejaksaan yang sudah

berkembang sej ak dilahirkannya KUHAP pada tahun 1981. Contoh

penanganan kasus korupsi besar sudah membuktikan adanya ajang

perebutan kekuasaan tadi ditambah dengan saling lempar batu antara .. ~.~·,....,,..

keduanya dalam melaksanakap tugas-tugasnya. Stagnasi penanganan A, -

kasus-kasus korupsi besar di Indonesia semakin komplek manakala kasus

3

Page 42: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

tersebut berkaitan erat dengan kepentingan politik tertentu. Bagi Fraksi

PDU, pada semangat dan visi seperti tersebut di ataslah sebenamya RUU

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ini menemukan

konteks filosofis, yuridis dan sosiologis. Kesadaran terhadap hal inilah

yang seharusnya menjadi landasan pijak bagi kita, satu persepsi kehendak

bersama untuk membersihkan "virus" korupsi, dan juga satu visi bersarna

yang perlu segera diwujudkan dalarn waktu dekat.

Sidang Dewan yang kami Muliakan,

Sebagaimana kita ketahui, Pembentukan Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Kornpsi adalah perintah dari UU No. 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal 43 ayat (1) di sana

disebutkan bahwa "Dalam waktu paling lambat 2 ( dua) tahun sejak

undang-undang ini mulai berlaku, dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi ". Berdasarkan ketentuan tersebut, maka seharusnya paling

lambat tanggal 16 Agustus 2001 bulan kemarin, Komisi terse but sudah

terbentuk dan diatur dalam undang-undang.

Dalam kaitan pemberantasan tindak pidana korupsi itulah, Fraksi

PDU berpendapat bahwa pembentukan komisi pemberantasan tindak

pidana korupsi tersebut adalah sangat penting dan sangat mendesak .. Untuk

itu, semangat untuk membentuk komisi ini janganlah dikotori dengan

kesalahan dalam penempatan orang-orang yang akan di duduk di kornisi

itu. Kekhawatiran ini bukannya tanpa alasan, karena bukannya tidak

mungkin, pembentukan komisi ini justru di samping akan membuat

birokrasi barn, tetapi juga akan dapat menjadi surnber korupsi barn bagi

4

Page 43: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

orang-orang yang tidak bertanggung jawab, berupa penyuapan dan lain

sebagainya.

Oleh karena itu, Fraksi PDU berpendapat, di samping memberikan

kewenangan, berupa hak dan kewajiban anggota Komisi dalam

menjalankan tugasnya dalam rancangan Undang-undang ini, satu hal yang

lebih penting adalah n1enetapkan syarat-syarat yang berat bagi orang-orang

yang dapat duduk di komisi ini, rnenyusun kode etik, dewan kehorrnatan,

dan sanksi yang berat bagi anggota komisi yang melanggar. Jika perlu,

hukuman yang diberikan kepada Anggota Komisi yang rnelakukan korupsi

harus jauh lebih berat dari pelak.u kon1psi itu sendiri. Kita benar-benar

harus berani menengok kedalam diri kita sendiri sebelum menilai perbuatan

orang lain. Jika setiap orang dari diri kita berbuat yang sama, insya allah

akan diikuti oleh orang-orang yang ada disekitar kita, sehingga

terbentuklah komunitas yang saling mempercayai satu sama lain, saling

menghargai dan menghorrnati. Dan inilah ciri sebuah masyarakat yang

sehat, sebuah masyarakat yang kita dambakan dan harus diwujudkan.

Sidang Dewan yang Terhormat,

Beberapa hal yang menjadi sorotan Fraksi PDU guna

penyempumaan RUU ini adalah Pasal 7 huruf f dan g, Pasal 8 ayat ( 1) dan

ayat (3), Pasal 17, Pasal 18, Pasal 20, dan Pasal 22.

Kalau dilihat secara sepintas, maka KPTPK 1m mempunya1

kewenangan yang sangat besar. Hal ini bisa dilihat pada Pasal 7 huruf f,

dimana KPTPK bisa meminta data kekayaan penyelenggara negara kepada

KPKPN atau pihak lain yang terkait. Seharusnya, ketentuan ini ditegaskan

hanya terhadap penyelenggara negara yang diduga kuat dengan bukti

5

Page 44: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

permulaan yang cukup dalam melakukan tindak pidana korupsi. Artinya,

tidak dengan sendirinya semua data KPKPN diminta oleh KPTPK.

Besamya wewenang KPTPK juga terlihat dalam Pasal 7 huruf g, dimana

KPTPK meminta data perpajakan tersangka atau terdakwa atau orang lain

yang diduga terkait, kepada instansi pajak atau pihak lainnya .. Ketentuan ini

tentunya harus memperhatikan secara sungguh-sungguh ketentuan undang­

undang di bi dang perpaj akan.

Sementara itu, pada Pasal 8 ayat ( l), KPTPK berwenang membuka

kembali penyelidikan, penyidikan dan penuntutan atas perkara korupsi

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, jika kemudian ditemukan

bukti yang menimbulkan dugaan kuat adanya tindak pidana dalam proses

peradilan tindak pidana korupsi tersebut. Ketentuan ini dapat menimbulkan

kebingungan, karena kata "membuka kembali" perkara korupsi yang telah

inemperoleh kekuatan hukum yang tetap berarti melanggar asas ne bis in

idem dalam hukum pidana yang artinya terhadap suatu perkara yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap tidak boleh diproses kembali atas

perkara yang sama.

Sedangkan dalam Pasal 8 ayat (3), KPTPK demi kepentingan hukum

dan keadilan, berwenang mengajukan upaya hukum peninj auan kembali

perkara yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Kata-kata "demi

kepentingan hukum dan keadilan" perlu dijelaskan lebih lanjut, agar tidak

disalahgunakan dan disalahartikan di kemudian hari.

Hal lain yang masih dipertanyakan dari RUU ini adalah Pasal 1 7,

Pasal 18, Pasal 20 dan Pasal 22, dimana tidak secara jelas dan rinci

menyebutkan kualitas dan kuantitas Anggota Komisi tersebut, terutama

yang duduk di bidang penindakan yang membawahi sub bidang

6

Page 45: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan. Hal ini perlu mendapat

perhatian agar jangan sampai kualitas dan kuantitas anggota Komisi ini

Iebih rendah daripada penyidik dan penuntut yang selama ini ada, dimana

nantinya akan mempengaruhi sukses atau gagalnya upaya pemberantasan

tindak pidana korupsi di Indonesia.

Pimpinan Sidang, Para Anggota Dewan, dan Hadirin yang kami

hormati,

Demikianlah Pemandangan Umum Fraksi PDU. Beberapa persoalan,

usul dan saran Fraksi PDU tentunya tidak tertutup sampai di sini saj a,

melainkan akan terns kami upayakan dalam pembahasan-pembahasan

selanjutnya, demi sempumanya RUU ini. Atas perhatian dan kesabaran

Sidang Dewan yang terhormat, kami ucapkan banyak terima kasih.

Wallahul Muwafiq ila Aqwamit Thariq.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

K. H. Achmad Sjatari

No: A-277

Sekretaris,

Ir. Mudahan Hadzie

No: A-455

7

Page 46: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI KASIH BANGSA (F·PDKB)

Sekretariat : Ged. Nusantara I Lt. XXII Rg. 2230 JI. Jend. Gatot Subroto - Jakarta 10270 PDKB

USUI Dl!llll BAl'IOSA ({) : (021) 575 5966, 575 5967 Fax.: (021) 575 5967 E-mail: [email protected] atau [email protected]

r· .. ;; .. ~·:~~ .. :·:~·w:~·:·:,,········ '" '·--.,., __ .... ,, .. ___ _ PANDANGAN UMUM L.-... ~:::_:.:_:~'··•i:.o a"'· '1·:·l

_,,_~~.~., ... ,__,,,,.... llQ, ..!. ... ~:

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI KASIH BANGSA ---... ,. . ._~--. .. ~ .. -J MENGENAI

RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG KOMIS! PEMBERANTASAN TINDAi< PIDANA KORUPSI

.2>uonz/'ak odf. /:Jn/ .2),.. ~. J. ..7-?F/ Su-Y ...Al..214

Yth. Sdr. Pimpinan Sidang, Yth. Sdr. Menteri J(ehakiman dan HAM serta seluruh jajarannya Yth. Sdr. ParaAnggota Dewan Hadirin yang kami muliakan.

Salam sejahtera bagi kita sernua, sernoga Tuhan bersarna kita.

Pertarna-tarna rnarilah kita ucapkan syukur atas berkat dan rahrnat

Tuhan Yang Maha Esa, yang karena kasih dan karuniaNya kita

rnasih diberi kesernpatan untuk dapat rnelaksanakan dan rnenghadiri

Sidang Dewan ini dalarn kedaan :sehat walafiat.

Sdr. Pimpinan Sidang serta Anggota Dewan Yth.,

RUU tentang l(ornisi Pernberantasan Tindak Pidana l(orupsi adalah

suatu upaya yang patut dihargai dalarn rangka rnengisi kekosongan

perundang-undangan di bidang Pernberantasan Tindak Pidana

l(orupsi. Narnun karena kita sekarang sedang rnernproses rancangan

undang undang tentang Perubahan UU No.: 31 tahun 1999 tentang

Pernberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diajukan pernerintah,

rnaka karni rnengusulkan agar pernbahasan RUU ini disinkronkan

1

Page 47: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

dengan pembahasan RUU tentang Perubahan UU No.: 31 Tahun

1999 tersebut. Dengan demikian tidak akan terjadi tumpang tindih

.pembahasan ayat dan pasal dari kedua RUU tersebut.

Setelah mempelajari kedua rancangan undang undang tersebut

terdapat beberapa catatan yang perlu kami sampaikan disini:

1. Sebagaimana telah kami kemukakan dalam Pandangan Umum

Fraksi atas RUU tentang Perubahan Undang Undang Nomor 31

tahun 1999 dan pada Pandangan Umum Fraksi atas Penjelasan

Pengusul Usul Inisiatif Anggota DPR RI mengenai RUU tentang

l(omisi Pemberantasan Tindak Pidana l(orupsi, bahwa sebaiknya

kita menganut kebijakan satu pin tu (one gate policy) dimana

kewenangan penyidikan dipercayakan pada komisi dan

selanjutnya komisilah yang menetapkan keterlibatan kepolisian

dan atau kejaksaan.

· 2. Tugas dan tanggung jawab DPR yang dinyatakan di dalam RUU

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 1n1

menurut pendapat kami melampaui tugasnya sebagai badan

legislatif, misalnya:

a. dalam Pasal 3 ayat ( 4) dikatakan pembentukan Komisi

Pemberantasan l(orupsi Perwakilan Daerah ditetapkan oleh

Komisi Pemberantasan J(orupsi setelah mendapat

pertimbangan DPR.

b. Pasal I 0 ayat (2) menyatakan pengangkatan dan

pemberhentian Anggota Komisi Pernberantasan Tindak

2

Page 48: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Pidana Korupsi berdasarkan Keputusan DPR dan diresmikan

secara administratif dengan I<eputusan

l(epala Negara. Apakaih ini berarti

bertanggungjawab kepada DPR?

Presiden sebagai

bahwa komisi

Tugas dan wewenang komisi menurut Pasal 43 ayat (2) UU

No.: 31 tahun 1999 adalah mengadakan koordinasi dan

supervisi. Di dalam Keterangan Pemerintah dikatakan bahwa

Komisi ini melakukan pula tindakan pencegahan terhadap

tindak Pidana l(orupsi. Bahkan Komisi ini mempunyai

kewajiban antara lain memberikan perlindungan terhadap saksi

atau pelapor yang menyampaikan pengaduan, laporan, '

ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak

pidana korupsi.

Dengan demikian semua lembaga yang disupervisi dan

dikoordinasi oleh komisi antara lain kepolisian dan kejaksaan

seyogyanya bertanggungjawab pada DPR pula.

c. Pasal 32 ayat ( l) susunan organisasi dan tata kerja sekretariat

Komisi Pemberantasan Korupsi diatur lebih lanjut oleh

l(omisi Pemberantasan Korupsi dengan pertimbangan DPR.

d. Pegawai Sekretariat Komisi Pemberantasan I<orupsi adalah

Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan oleh DPR ses.uai dengan

peraturan perundang-undangan.

3

Page 49: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Fraksi PDKB berpendapat sebaiknya kewenangan-kewenangan

yang berlebihan tersebut perlu dipertimbangkan lagi dan

disesuaikan dengan UU No.: 31 tahun 1999 dan perubahannya

yang akan dibahas oleh D PR.

3. Kami mencermati pula, keterangan pemerintah mengenai RUU

tentang Perubahan UU No.: 31 tahun 1999 yang meneg<:tskan

bahwa ketentuan minimum pidana denda dan pidana penjara

dihapus oleh karena ketentuan tersebut dapat menimbulkan

ketidak adilan dalam korupsi yang jumlahnya kecil. Mengenai hal

ini perlu diadakan sinkronisasi yang baik antara UU No.: 31

tahun 1999 dan Perubahannya dengan RUU tentang Komisi

Pembetantasan Tindak Pidana Korupsi.

4. Wewenang yang diberikan kepada I~om}si:J>emberantasan Tindak

Pidana Korupsi, menurut pendapat kami terlalu banyak sehingga

memungkink~n terjadinya konflik kepentingan dengan berbagai

lembaga lain misalnya wewenang untuk inemb1okir simpanan

tersangka di bank (Pasal 8 ayat (2)), wewenang melakukan

penyadapan (Pasal 6 ayat g).

5. Pasal 15 mengatur tentang sumpah. Dalam ayat ( 1) dikatakan

sebelum memangku jabatannya Ketua, W akil l(etua dan Anggota

Komisi Pemberantasan Korupsi mengucapkan sumpah sesuai

dengan agamanya. Fraksi PDKB berpendapat bahwa pasal ini

seharusnya dirumuskan sebagai berikut: sebdum memangku

jabatannya l(etua, W akil l(etua dan Anggota Komisi

4

Page 50: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Pernberantasan l(orupsi rnengucapkan surnpah atau janji sesuai

dengan agama atau kepercayaannya.

Berdasarkan pertirnbangan tersebut di atas Fraksi PDKB

menyambut baik RUU tentang l(omisi Pemberantasan Tindak

Pidana l(orupsi.. Narnun kami berpendapat agar Pembahasan

RUU ini disinkronkan dengan pembahasan RUU tentang

Perubahan atas UU No.: 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana l(orupsi.

Sdr. Pimpinan Sidang serta Anggota Dewan Yth.,

Demikianlah Pandangan Umum Fraksi PD KB mengenai RUU tentang l(omisi Pemberantasan Tindak Pidana l(orupsi.

Atas perhatian Saudara-saudara anggota Dewan yang terhormat

mengikuti Pandangan Umum Fraksi kami, kami mengucapkan

banyak terima kasih.

-------

Jakarta, 11 September 2001

I<ASIH DEMI BANGSA

Prof. Dr. -In . I<. Tun A-214

@: f. pdkbldpr-rilpu kom pemb tinpidkorplsz.

5

Page 51: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIAPERJUANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK 11NDONESIA

TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

JAKARTA, 11 SEPTEMBER 2001

Page 52: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIAPERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Sekretariat : MPR I DPIR -RI, Nusantara I, lantai VI, Ruang 0608, JI. Jend. Gatot Subroto, Jakarta 10270

· ti' (021) 575 6187, 575 6180, 575 6162, Fax. 575 6188, 575 6181

--.;:w:<<,"r,,7,.,~r..'l':-:;.~·'•~··~'''""~.·~l"'\'<>'~"J.:: . .,..._""'.,.fl\"'IC'I'"'~

. PANDANGAN UMUM r .. ,._,, ... ,~-.... ~.',~~:·" !:\".Ji :;,ID OAN __ ... ''"•"'"'"·'·-·*"'"·''"''_.._...,..,...:.. ! .. ,_ ............................ .

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PER.~UANGAN .

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KOR:UPSI

================~===============~=====~============~==~=========================

Jakarta, Selasa, 11 September 2001

Disampaikan Oleh Don Murdono, SH

Anggota nomor. A - 128

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

Yang Terhormat Saudara Ketua Dan Para Wakil Ketua; '

Yang Terhormat Saudara Menteri Kehakiman dan HAM beserta jajarannya;

Saudara Anggota Dewan dan Sidang Dewan Yang Kami Muliakan;

MERDEKA !!!

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa, yang senantiasa memberikan· berkah, rahmat dan karunia-Nya, kepada kita

bersama sehingga pada hari ini dapat bertemu dan. melaksanakan Sidang Paripurna

Dewan yang mulia ini, dengan agenda penyampaian Tanggapan Fraksi-Fraksi Atas

Penjelasan Pemerintah Mengenai RUU T entang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi.

Kami Fraksi POI Perjuangan DPR-RI menyambut baik terhadap penyampaian

Rancangan Undang-Undang Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

yang ingin menanggapi situasi negara ini yang sedang menderita krisis kepercayaan

penyelenggaraan negara, terutama situasi kolusi, korupsi dan nepotisme yang sudah

sedemikian akut dan sistemik.

Page 53: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Sambutan baik dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPR-RI ini

dilandasi oleh ketulusan bathin dan landasan pemikiran rasional, berupa Pemandangan

Umum, sebagai berikut :

1. Secara normatif dapat dilihat bahwa RUU ini sesuai dengan apa yang digariskan

oleh Ketetapan MPR No. Xl/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi clan Nepotisme. Dalam pelaksanaannya

Ketetapan tersebut diwujudnyatakan dengan adanya Undang-undang No. 28 tahun

1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Koiusi,

dan Nepotisme, serta Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana

Korupsi yang merupakan revisi dari Undang-undang No. 3 tahun 1971. Kedua

Undang-undang tersebut adalah realisasi dari amanat Majelis Permusyawaratan

Rakyat yang merupakan pengejawantahan dari kehendak rakyat untuk mewujudkan

penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang bersih, bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme.

2. Kejahatan Ekonomi yang bersifat kejahatan korupsi merupakan kejahatan yang

sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Kejahatan ini memilki

modus operandi yang sangat suiit untuk diketahui serta melibatlKan banyak orang,

dan dapat merusak sendi-sendi perekonomian bangsa. Oleh karena itu, dalam

menghadapi kejahatan korupsi harus dilakukan penegaka11 hukum secara

sistematis, jujur, terbuka, independen dan berkelanjutan;

3. Penegakan hukum di bidang pemberantasan tindak pidana korupsi selama ini

dirasakan belum memberikan harapan sebagaimana yang dituntut oleh masyarakat

luas. Sangat sulit dipahami, mengapa ha.I ini bisa terjadi. Dari segi ketentuan hukum,

negara kita telah memiiliki berbagai peraturan perundang-undangan yang melarang

tindak pidana korupsi. Dalam kenyataannya, penegakan hukum masih sangat

memprihatinkan. Oleh karena itu sangat diperlukan institusi yang bersifat

independen, terdiri dari orang-orang yang memiliki integritas, kredibilitas,

profesionalitas dan komitmen yang kuat dalam memerangi tindak pidana korupsi,

sehingga mampu menegakkan hukum, khususnya undang-undang tentang

pemberantasan tindak pidana korupsi.

' 4. Dalam pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi diamanatkan untuk dibentuknya suatu Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsli. Amanat tersebut tentunya harus segera

ditindaklanjuti guna mencegah serta memberantas tindak pidana korupsi, yang

sangat merugikan masyarakat dan negara.

2

Page 54: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

•"

Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan; dan

Saudara Menteri Kehakiman Dan HAM beserta jajarannya yang T erhormat,

Mendasarkan pada hal-hal di atas, Fraksi POI Perjuangan DPR-RI

menyatakan mendukung sepenuhnya untuk membentuk undang-undang yang

mengatur Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Fraksi POI Perjuangan DPR-RI berpandangan bahwa di samping termuat

kesempurnaan dalam RUU yang telah disampaikan, diperlukan juga masukan-masukan

lain, masukan-masukan tambahan, masukan-masukan penyempurnaan, tentang hal-hal

sebagai berikut:

1. Rancangan Undang-undang ini mengandung berbagai hal positif yang dijiwai oleh

usaha perwujudan good governance dii negara kita ini. Hal tersebut tampak dari

adanya upaya pengikutsertaan elemen masyarakat. Namun perlu diperhatikan

bahwa masyarakat terbagi dalam berbagai golongan dan juga golongan

kepentingan. Saat ini telah begitu banyak terdapat lembaga swadaya masyarakat

yang mencoba ikut serta dalam penyelenggaraan good governance dan clean

goverment. Untuk itu perlu diperhatikan keberadaan mereka dalam upaya

penciptaan supporting system bagi lembaga ini, dan kiranya perllu juga hal tersebut

diatur.

2. Terlihat dalam Usulan RUU ini bahwa Komisi Pemberantasan Tindak Pidana ~\_,/'

Korupsi menjadi core institution dalam upaya pemberantasan korupsi. Perlu

diperhatikan bahwa disekelilingnya terdapat supporting institutions yang mendukung

kerja core institution. Pengaturan atau sistematisasi institusi-institusi ini perlu

diperhatikan agar tidak terjadi tumpang tindih tugas dan wewenang. Sebaiknya

ditegaskan institusi mana yang akan menjadi penyidik tunggal dan yang berwenang

mengajukan penuntutan serta institusi mana yang akan mengkoordinasi, sehingga

tidak ada ketumpangtindihan. Dalam membuat integrated system perlu pula

diperhatikan fungsi-fungsi preventif, detektif dan represif dalam pemberantasan

tindak pidana korupsi. Dan ketiganya perlu dibuat secara tegas dan jelas tidak

menggunakan kalimat-kalimat bersayap yang dapat menimbullkan ketidakpastian,

ketidaktegasan dan ketidakjelasan.

3. Pengaturan sebagaimana tercantum dalam RUU Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi, telah cukup memadai, guna mewujudkan suatu institusi yang

bertugas untuk melakukan pemberantasan terhadap tindak pidana korupsi.

Diharapkan nantinya, lembaga-lembaga terkait, seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan

3

/

Page 55: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Pengadilan serta jajaran kehakiman dapat bekerja sama untuk mewujudkan negara

yang bebas dari tindak pidana korupsi;

I

4. Sebagai suatu institµsi yang bertugas mencegah dan memberantas korupsi,

hendaknya institusi ini dapat bekerja secara independen, terbuka, profesional dan

maksimal, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat luas.

Harus diakui bahwa kejahatan korupsi tidak hanya terjadi di lbukota Negara saja. Di

daerah-daerahpun, kejahatan korupsi cukup banyak dilakukan. Dengan kata lain,

korupsi di Indonesia sudah merata sampai ke daerah-daerah. Dengan demikian,

kalau diasumsikan bahwa kejahatan korupsi telah merata di1 seluruh wilayah

Indonesia, maka perlu dipertanyakan apakah mampu Komisi yang hanya

berkedudukan di lbukota Negara dapat menangani kejahatan korupsi yang tersebar

di wilayah Indonesia.

Usulan Kami, sebagai langkah awal, hendaknya dibentuk pula Komisi yang

berkedudukan di wilayah Provinsi. Demikian pula dengan jumlah keanggotaan yang

telah ditentukan, apakah memadai untuk menangani korupsi yang demikian besar.

4. Berkaitan dengan pasal 37 RUU perlu dipertanyakan at~~--~€1~§lr.. ~pa Komisi tiqak

berwenang untuk mengeluarkan sur9t perintah penghe.ntian pe.nyiqikarJ. dan -----~--~· -- ---~~"·~ -

penuntutan, sedangkan dalam RUU tersebut komisi berwenang untuk melakukan

pe·nyiaTkarldan··penulltutari.

5. Rancangan Undang-undang yang diusulkan ini belum memanfaatkan institusi yang

telah ada dalam upaya pemberantasan lkorupsi seperti badan-badan audit internal

yang ada. Untuk itu perlu dibuat sebuah sistem yang integrated untuk

mengakomodasi lembaga yang te~ah ada sehingga komisi yang akan dibentuk tidak

bekerja dari bawah lagi.

6. Perlu diperhatikan pula bahwa lembaga yang akan dibuat agar tidak menjadi

lembaga tandingan bagi lembaga yudikatif yang sudah ada. Peran MA perlu

diperhatikan sedemikian rupa sehingga tidak tampak bahwa lembaga yang dibentuk

akan menjadi lembaga otoritarian baru dalam bidang yudikatif yang dapat

memunculkan ketidakpastian hukum baru.

7. Pembentukan sebuah lembaga tidak hanya berakibat secara materiil dalam bidang

hukum tetapi juga dalam dimensi formilnya. Karena itu hubungan-hubungan hukum

yang akan terjadi antara lembaga yang sudah ada dengan lembaga baru yang akan

4

Page 56: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

dibentuk harus diperhatikan. Hukum iber-acara perlu diperhatikan dan dibuat

sedemikian rupa, sehingga subjek hukum dalam melakukan hubungan menemukan

kepastian. Dengan demikian, keadilan dapat dijamin secara mlatif lebih besar.

Misalnya ketika menerapkan sistem pembuktian terbalik. Perlu diatur bagaimana

pembuktian terbalik itu diterapkan dan bagaimana pula kedudukan komisi. Perlu

pula diatur bagaimana komisi berperan dari peradilan di tingkat pertama sampai di

tingkat akhir.

8. Konsepsi Integrated Criminal Justice System perlu pula dipertimbangkan dalam

pembentukan komisi, sehingga pembentukan komisi tidak keluar dari sistem hukum

pidana pecara holistik. Dengan demikian, ada kesinambungan antara institusi yang

satu dengan yang lain dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi ini dan

kepastian hukum dapat secara relatif dijamin.

Fraksi kami berpandangan hendaknya Komisi in~ dibentuk secara matang, di mana

pada akhirnya mampu bekerja secara efektif guna memberantas tindak pidana

korupsi.

Saudara Pimpinan dan Anggota, Menteri Kelhakiman dan HAM Yang Terhormat,

Tanpa mengurangi arti pentingnya dan cakupan Rancangan Undang-Undang ini,

Fraksi POI Perjuangan DPR-RI berpendapat bahwa terdapat beberapa hal yang mohon

dipertimbangkan untuk diadopsi dalam Rancangan Undang-Undang ini.

Perlama, Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang bertujuan untuk

membangun keterpaduan, keterbukaan, akuntabilitas publik, dan meningkatkan daya

guna serta hasil guna aparatur penyidikan dan penuntutan dalam upaya

memaksimalkan pemberantasan tindak pidana korupsi, harus memiliki sifat

keterbukaan dalam setiap langkahnya. Sifat keterbukaan ini tidak hanya tertuang dalam

kaedah, tetapi diterapkan secara nyata, sehingga setiap masyarakat dapat mengetahui

dan mengakses setiap langkah komisi.

Selama .ini, penanganan kasus korupsi tidak dapat diketahui secara pasti oleh

masyarakat, baik tentang penyidikannya, penuntutannya, ataupun putusannya. Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi harus memiliki mekanisme, yang

memungkinkan masyarakat untuk dapat mengakses informasi yang berkaitan dengan

tindak pidana korupsi yang sedang ditanganiinya dalam setiap tingkatan.

5

Page 57: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Kedua, perlu diciptakan mekanisme kontrol agar pemberantasan tindak pidana

korupsi tidak menimbulkan viktimisasi baru, yaitu menimbulkan korban baru akibat

adanya perbuatan korupsi baru.

Bukan merupakan rahasia lagi bila banyak terjadi pemerasan-pemerasan yang

dilakukan dalam proses penegakan hukum. Seseorang yang berurusan dengan

hukum-yang seharusnya mendapatkan kejelasan yuridis-dalam kenyataannya sering

kali menjadi obyek penegak hukum. Di sinilah acapkali terjadi pemierasan-pemerasan

y~ng pada akhirnya menimbulkan korupsi dalam pemberantasan korupsi. Untuk itu,

harus diprediksi kemungkinan-kemungkinan peluang yang mungkin d:apat dipergunakan

oleh Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korups~ untuk melakukan pemerasan atau

korupsi baru. Dalam hal ini mekanisme kontrol yang bersifat transparan, yang dapat

diakses oleh setiap anggota masyarakat sangat diperlukan.

Ketiga, sebagai undang-undang yang bersifat khusus, RUU Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, hendaknya tetap memperhatikan ketentuan

perundang-undangan yang ada. Asas-asas serta ketentuan yang bersifat prinsipiil

dalam Undang-Undang nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana, hendaknya mendapatkan pierhatian yang memadai, guna menghindari

dari kekacauan dalam penegakan hukum.

Kalau dikehendaki penyimpangan dalam hal masa penahanan, hendaknya

ditentukan secara definitif batasan-batasan waktu dalam setiap proses yang ada, guna

memberikan kepastian hukum bagi si tersangka, atau terdakwa. Penyimpangan, dalam

hukum pidana khusus hanya berkaitan dengan prosedural saja. Sedangkan kepastian

hukum sangat diutamakan, demi tegaknya hukum. Dalam hal ini perlu dipikirkan hak­

hak tersangka atau terdakwa dalam proses peradilan pidana yang telah mendapatkan

pengakuan, baik secara nasional maupun internasional.

Keempat, perlu diperjelas mekanisme pemeriksaan terhadap tersangka pelaku

korupsi yang memegang jabatan tertentu. Misalnya sebagai pejabat negara, anggota

TNI, dan sebagainya. Mekanisme ini sangat perlu dirumuskan secara definitif guna

menghindari kekacauan, kelak kemudian hari. Pengalaman empirik menunjukkan

bagaimana hukum tidak dapat berfungsi dengan baik, ketika para pelaku korupsi adalah

orang-orang yang memiliiki kekuasaan. Dengan demikian, inti dari RUU ini adalah

bagaimana kemungkinan Komisi ini untuk "rnenembus" kekuatan kekuasaan yang ada.

Hal ini sangat penting karena, tindak pidana korupsi ada dalam suatu lingkaran

kekuasaan yang kuat.

6

Page 58: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Kelima, Perlu dipikirkan dan diakomodasi akan gagasan dan aspirasi masyarakat

mengenai "Pengadilan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi" atau Pengadilan

Korupsi" yang secara khusus memeriksa dan memutus perkara tindak pidana korupsi.

Pengadilan Korupsi ini s~bagaimana halnya dengan Pengadilan HAM yang memeriksa

dan memutus pelanggaran Ham berat - pada dasarnya secara institusi formal berada

dalam lingkup Peradilan Umum. Dengan demikian Pengadilan Korupsi ini bersifat

khusus dan dibentuk dalam wilayah Peradilan Umum. Keberadaannya satu paket,

sepaham dan konsisten dengan keberadaan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi, dimana pengadilan ini bersifat independen, kredibel dan profesional.

Saudara Pimpinan dan Anggota, Menteri Kehakiman dan HAM Yang Terhormat,

Berdasarkan uraian di atas maka Fraksi POI Perjuangan DPR-Rl

menyatakan' dapat menyetujui RUU Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi untuk dibahas lebih lanjut sesuai dengan tahapan pembuatan undang­

undang.

Demikian Tanggapan Fraksi POI Perjuangan DPR-RI A.tas Penjelasan

Pemerintah Mengenai RUU Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Atas nama Fraksi POI Perjuangan DPR-RI menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada yang terhormat Pimpinan dan Para Anggota Dewan,

dan Saudara Menteri Kehakiman dan HAM beserta jajarannya, disertai dengan harapan.

agar~ kita semua bertekad bersama-sama membahas dan menyempurnakan

Rancangan Undang-Undang ini, yang fungsinya sangat strategis dalam upaya

pemberantasan korupsi serta menciptakan pemerintahan yang bersih.

Wassalarriualaikum Wr. Wb.

Merdeka !

PIMPINAN FRAKSI

PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAK AT-RI

7

Page 59: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

1--~. -~~~---~-~--··~--.,~·.,·-··-····--·-.. ·······-··· .. --·~-···--····· ............. -- ..... , .. ., .. ,,., ........ ,..,, ......................... ~·----··--·--··-·"···-----·-·-·--···_,,. .. ,,_,.,,~ .... - ... ~-

'

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PART.Al GOLONGAN KARYA

TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Disampaikan oleh : Ors. A.gun GuQanc!jar Sudarsa Anggota FPG DPR RI No. A-325

Jakarta, ·1 ·1 September 2001

Page 60: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA

TENTANG KOMIS! PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Disampaikan oleh : Ors. Agun Gunandjar Sudarsa

Nomor Anggota : A-·325

Yang terhormat Saudara Pimpinan Sidang Paripurna DPR-RI,,

Yang terhormat Saudara Menteri Kehakiman dan HAM selaku Wakil Pemerintah,

Yang terhormat Saudara Anggota DPR-RI dan para hadirin yang berbahagia.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarak.atuh.

Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan

Karunia-Nya pada hari ini kita masih diberi kesempatan untuk hadir guna

mengikuti Pembicaraan Tingkat II/ Pernandangan Umurn para Anggota terhadap

Rancangan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi.

Sidang Dewan yang kami hormati,

Pada Sidang Paripurna Dewan tanggal 30 Agustus 2001 yang lalu Pemerintah

telah menyampaikan keterangannya tentang Rancangan Undang-Undang ini,

yang meliputi berbagai landasan, alasan dan tujuan serta kepentingan

dirumuskannya Rancangan Undang-Undang ini.

Fraksi Partai Golkar berpandangan, bahwa Rancangan Undang-Undang tentang

· Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ini lahir sebagai konsekwensi logis

Page 61: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

dari amanat TAP XI/MPR/1998, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1999 dan

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, yang bertujuan guna mewujudkan

sebuah pemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari KKN.

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah amanat Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 1999, produk Anggota DPR periode 1997-1999. Jadi bukan

sesuatu yang barn digagas oleh pemerintah saat ini, Kornisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi adalah produk Orde Baru yang belum terealisasikan.

Bahkan menurut Fraksi Partai Golkar, perurnusan dan pembahasannya pada saat

ini relatif terlambat, dimana pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

mengamanatkan Komisi ini harus sudah terbentuk paling lambat tanggal 16

Agustus 2001.

Komisi ini mempunyai tugas dan wewenang melakukan koordinasi dan supervisi1

termasuk melakukan penyelidikan,penyidikan dan penuntutan sesuai dengan

ketentuan perundlang-undangan yang berlaku. Keanggotaannya terdiri dari unsur

Pemerintah dan unsur masyarakat.

Ketentuan mengenai pembentukan, susunan organisasi, tata kerja, pertanggung

jawaban, tugas dan wewenang, serta keanggotaannya diatur dengan Undang­

Undang.

Demikian bunyi pasal 43 ayat (lL) sampai dengan ayat (4) Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 1999. Dengan dem~kian Fraksi Partai1 Golkar sependapat:

dengan Mahkamah Agung bahwa dari segi yuridis kebe.radaan Tim Gabungan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang dibentuk dengan PP Nomor 19

Tahun 2000 tidak memiliki landasan hukum yang kuat dan syah guna melakukan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsij, karena tidak dibentuk berdasarkan

Undang-Undang.

Oleh karena itu walaupun terlannbat, Fraksi Partai Golkar DPR menyambut:

dengan baik pengajuan Rancangan Undang-Undang ini, bahkan anggota Fraksi

kamipun bersama dengan anggota Fraksi·fraksi lain ikut menandatangani usull

2

Page 62: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

inisiatif pembentukan Rancangan Undang-Undang tentang Sadan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.. Untuk itu kami mengusulkan agar

pembahasan selanjutnya atas substansi RUU ini dengan mempersandingkan

kedua Rancangan yang telah ada, yang berasal dari DPR dan pari Pemerintah.

Sidang Dewan yang terhonnat,

Ide pembentukan Komisi ini lahir sebagai bentuk ketidak percayaan publik atas

kesungguhan dan kinetja aparat penegak hukurn dalam memberantas tindak

pidana korupsi. Dimana penyelesaian perkara tindak pidana korupsi sampai saat

ini belum menghasilkan sesuatu yang menjadi harapan publilk.

Komisi ini diharapkan dapat berf ungsi secara, efektif, efis,ien, profesional dan

independen dalam penanggulangan tindak pidana korupsi.

Fraksi setuju untuk segera dibentuk, namun demikian keberadaan Komisi ini,

janganlah mengulangi kesalahan-kesalahan yang lalu, dimana sebagai sebuah

institusi dapat sesukanya melakukan tindakan-tindakan apapun dengan dalih

kepentingan publik.

Rambu-rambu peraturan perundang-undangan dan Hak-hak Asasi Manusia yang

berlaku universal harus dijungjung tinggi.

Sidang Dewan Yang terhormat,

Secara umum Fraksi Partai Golkar berpandangan bahwa RUU yang disampaikan

Pemerintah ini dari aspek tujuan. memiliki tekad dan semangat yang sama

dengan Fraksi kami yakni mencegah, memberantas dan menanggulangi tindak

pidana korupsi, yang sangat meresahkan dan menjengkelkan publik, yang telah

membuat negara ini terpuruk, dan kehilangan kepercayaan dari publik di dalam

negeri dan dunia internasional.

Dari aspek materi atau substansi yang dirumuskan, Fraksi Partai Golkar

berpandangan bahwa masih banyak materi-materi pengaturan dalam RUU ini

yang memberikan kewenangan kepada Komisi ini yang sangat berlebihan dan

Page 63: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

cenderung menabrak, mengabaikan bahkan membat.alkan peraturan

perundangan yang berlaku, yang menjadi norma atau aturan pokoknya.

Sidang Dewan yang terhormat.

Fraksi kami sependapat bahwa kesungguhan dan kinerja aparat penegak hukum

hingga saat ini sangat diragukan, namun Fraksi kami !!9.9.k-s.ependa.pat .aµabJla ---·-:-- '

'•

keberada.~JL.d.sm.kedudukan KQrTitsi ini menjadi Sl!.P~r body, yang keberadaan, , .. ,... ',, ... ,,.,.,_.,.,,,,.,,.,,," .•.. ' ..... ,,' "'' ~ . '

kedudukan dan kewenangannya menjadi lce~ib k~JaS.C:l clan lebih tinggi dari jaj~ran " ''""'"'""······.··· ... ,.,.,' ,,.,, ...

POLRI dan Kejaksaan (\guJ).g.

Demikian halnya dengan pertanggung jawabannya apakah cukup dan apakah

benar Komisi tersebut bertanggung jawab seperti dirumuskan dalam pasal 16

RUU ini. Bagaimana posisi dan fungsi Komisi tersebut sebagai Jembaga negara

seperti yang tertuang dalam pasal 3 RUU ini dalam Sistem Hukum Tata Negara

kita. Benarkah posisi dan fungsi Komisi tersebut benar-benar terlepas dari

cabang kekuasaan ekskutif sebagai bagian dari mekanisme checks and balances

dalam Hukum Tata Negara Kita. Bukankah Presiden adalah penyelenggara

pemerintahan negara tertinggi, yang wajib mempertanggung jawabkannya

kepada MPR, termasuk mempertanggung jawabkan proses penegakan hukum

dan pemberantasan tindak pidana korupsi,

Kami berpandangan dari segi materi substansi RUU ini Komisi ini menjadi Komisi

yang lebih kuasa dari ekskutif dan lepas dari konsepsi pengaturan cabang­

cabang kekuasaan negara pada umumnya.

Sidang Dewan yang terhormat,

Fraksi kami berpandangan bahwa Komisi ini perlu dan harus segera diwujudkan

dan tidak meoJ<!di . _permanent bpc;ly __ ~~pertL y§lng diraincang dalam RUU -·--.. ----··----.,----·- - . . . . . , '·' . '·- ' ·,· ·-· •"'""•'•'"'"·"·'~"""""'""'·····"'"'''•''"'""'' ., ,,. '

...._,,__~-----~-·--

Pemerintah ini. Yang memiliki organisasi dan strukt4LYang;tidakJa!:Jh berbeda -•"'"'"""~'''"'"~•-·'~'""-'"•••._,.,,.,,. ,,,.,,,,,-,•~•·"'" ~··••-•-"'"'""~"'""'"''''»•,,,\'"'' • , ' '•' •,,.,,., '

deng_~n org(_!~i~~~i P~m~rilJ!.9.h~D.PfiQ_~ lJmllD\151, serta y~~~- r.:nemiliki kewenangan

kepolisian dan kejaksaan sekaligus menj~cJL dL ~~1!,LJq!J9?}!Q, mulai dari Pusat _.~--·-•·- ·~···-"·"'~·'""""'""""'""""'"""'""•••.,-•,••-.••••m>"•-••••,"~••••••~•"'"• n•-••"""""'"'"'""""''"""'""'""''' •• • • ' ' ' ' '•'"'''•

hingga daerah yang meliputi sellJr·ub_ '11{il~yah Indo11esia, yang diberi

4

Page 64: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

keY:t~mu1g!=!11 .. m4rekru1,!~.~~§1.9.~~t~~~C!H~. p:~yelidik .. dan penyidik tindak pidana

korupsi ~car+1T1e~ cukup diatur oleh Komisi itu sendiri. ..---·".,,,.,-.. ~--···· -..,,.

Sidang Dewan yang terhormat,

Fraksi kami berpandangan yang perlu dirumuskan dalam RUU ini adalah sebuah

Komisi yang tidak menyimpang dari sistem Hukum Ketatanegaraan yang kita

anut dalam UUD 1945, yang menjunjung tinggi Hak-hak Asasi Manusia, yang

terjaga dan terpelihara independensinya dalam menjal.ankan tugas dan

fungsinya, yang mengakui dan menghormati keberadaan institusi POLRI dan

Kejaksaan beserta kewenangannya sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yang jelas pertanggung jawabannya, yang ada mekanisme checks and

balances dalam 1intern dan ekstern Komisi, yang jelas rekruitrnen dan

pertanggung jawaban keanggotaannya, serta yang lebih penting adalah Komisi

ini tidak menjadi super dan permanent body, akan tetapi menjadi pendorong dan

penuntas proses pemberantasan korupsi agar institusHnstitusi penegak hukum

yang ada menjadi mampu dan berfongsi kembali sebagaimana menjadi harapan

publik. Maka untuk selanjut.nya Komisi ini cukup melakukan koordinasi dan

supervisi semata.

Saudara Pimpinan Saudara Menteri dan segenap Anggota yang terhormat

Serta para hadirin yan karni muliakan.

Demikian Pemandangan Umum kami.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi, memberkahi dan memberikan

petunjuk kepada kita semua guna mewujudkan sebuah pemerintahan yang baik

bebas dan bersih dari Kolusi Koruspsi, dan Nepotisme.

Wabillahitaufiq walhidayah

Wassalamu'alaikum Wr. WB.

5

Jakarta, 11 September 2001

Fraksi Partai Golongan Karya

Page 65: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUINAN MPR / DPR • RI, NUSANTARA I, JL. JENO. GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270 (f) ( 021) 575 5561·575 5562 - 575 5497 - 575 5498 - 575 - 5487 - FAX. 575 5488

e-mail : [email protected]

r~;;;;;;;,·~~~~j PEMANDANGAN UMUM ~~A~ 1::.:~-,-~"·-·"0··~~·-~~"'""' '"-FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANG NAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG

KOMIS! PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Disampaikan oleh Juru Bicara FPPP DPR-RI : H.M. Sjaiful Rachman, SH (A-23) Pada Rapat Paripurna DPR-RI, 10 September 2001

Bertempat di Gedung Nusantara I DPR-RI, Jakarta.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pimpinan Sidang Paripurna yang terhormat. Menteri Kehakiman dan HAM RI beserta seluruh jajarannya. Rekan-rekan Anggota Dewan yang terhormat. Dan hadirin sekalian yang berbahagia.

Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, kita dapat hadir di ruangan terhormat ini untuk mendengarkan penyampaian Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas Rancangari Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan · Korupsi. Seyogyanya RUU ini harus sudah dapat diselesaikan pada Bulan Agustus 2001 , untuk memberikan landasan hukum yang jelas tentang pembentukan suatu lembaga independen yang menangani kasus-kasus korupsi sebagai amanat reformasi.

ShQlawat teriring salam kita persembahkan. kepada Rasulullah Muhammad SAW, seorang pemimpin yang senantiasa amanah, jujur dan adil dalam mengemban tugas-tugas kerasulannya, semoga sebagai ummatnya kita dapat mewarisi dan mengaktualisasikan nilai-nHai kepemimpinannya.

Page 66: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

Sidang dewan yang terormat.

Seperti sudah kami kemukakan pada Sidang Paripurna DPR ketika memberi Pemandangan Umum atas RUU Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi Usul Inisiatif anggota FPPP DPR-RI yang lkini telah menjadi Usul DPR-RI, bahwa adanya Ketentuan dalam Pasal 43 UU Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah merupakan perjuangan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan dalam DPR masa bhakti 199'7-1999. Pasal ini menjadi sumber lahirnya RUU Usul Inisiatif FPPP di DPR-RI dan kini diajukan pula oleh Pemerintah dalam RUU tersendiri. Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi dimaksud sudah pula ditentukan dalam Pasal 43 tersebut. Tentu saja dimana perlu, tugas dimaksud dapat pula ditambah dan lebih dijabarkan dalam Undang-undang yang khusus mengatur Komisi tersebut.

Dari naskah RUU yang diajukan Pemerintah tersebut, dapat diketahui bahwa tugas tambahan yang diberikan kepada Komisi tersebut adalah " melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi ". (Pasal 6 huruf d ). Dari Ketentuan dalam Pasal 13 ternyata tindakan pencegahan dimaksud tidak persis sama dengan tugas yang diberikan kepada Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggara Negara ( KPKPN ) yang diatur dalam salah satu Bab UU No.28 Tahun 1999. Kalau Komisi Pemberantasan Korupsi tidak terbatas ditujukan hanya kepada Penyelenggara Negara, maka KPKPN sifat dan obyeknya terbatas, tapi tujuan kedua Komisi ini secara subtansial adalah sama. Dipihak lain, Pemerintah telah mengajukan pula RUU tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang kini memasuki Pembicaraan Tingkat II (dua ) di DPR. Dalam RUU tersebut terdapat pula Ketentuan mengenai Pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Sementara itu tindak pidana pencucian uang tidak lepas dari tindak pidana korupsi, diantara beberapa alasan terjadinya tindak pidlana tersebut.

Mengingat keterkaitan langsung maupun tidak langsung antara tugas-tugas dari ketiga Komisi tersebut, untuk mencapa~ dayaguna dan hasil guna yang maksimal, apakah belum waktunya dipikirkan untuk menyatukan Komisi­Komisi tersebut dalam rangka pembahasan RUU Tentang Pemberantasan Korupsi ini. Dalam RUU yang diajukan Pemerintah ini salah satu konsideran " mengingat "-nya menunjuk UU Nomor 28 Tahun 1999 tersebut yang merupakan UU yang lahir lebih dahulu dar~ Pasal 43 UU Nomor 31 Tahun 1999. Jika terjadi peleburan, dengan sendirinya jumlah anggota Komisi dan organisasinya harus ditinjau kembali. Bagaimana pendapat Pemerintah mengenai penyatuan Komisi-Komisi dimaksud?

Pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi bagi FPPP semula dimaksudkan untuk menciptakan sapu yang relatif bersih untuk membersihkan ruangan yang kotor, sehingga tindak pidana korupsi yang sudah menjadi semacam extra ordinary crimes bagi Indonesia, seperti juga terdapat dalam Penjelasan Umum RUU ini. Namun kenyataannya, dengan tugas yang dijabarkan dalam pasal 43 ayat (2) UU Nomor 31 Tahun 1999, berarti disamping adanya Komisi ini, masih terdapat instansi lain yang melakukan

2

Page 67: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

tugas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan yang akan disupervisi dan di koordinasi oleh Komisi ini.

Selama ini penyidikan dilakukan oleh POLRI dan Kejaksaan, untuk v-·,,,, penuntutan hanya dilakukan oleh Kejaksaan. Sedangkan penyelidikan merupakan sub sistem dari penyidikan. Kedepan nantinya menurut FPPP, bahwa tugas penyidikan hanyalah menjadi tugas dari POLRI sesuai dengan maksud yang sesungguhnya dari KUHAP (UU Nomor 8 Tahun 1981). Disamping itu, UU Nomor 31 Tahun 1999 melalui Pasal 27 masih mengenal Tim Gabungan, yaitu gabungan dari POLRI dan Kejaksaan yang dikoordinasikan Jaksa Agung. Tim Gabungan yang dimaksud sifatnya kasuistis, tidak permanen seperti secara salah diterapkan Pemerintah melalui PP Nomor 19 Tahun 2000. Ketentuan dalam Pasal 27 dimaksud bukanlah merupakan embrio Komisi Pemberantasan Korupsi. Oleh karena itu FPPP tidak risau dengan Putusan Mahkamah Agung yang membatalkan PP Nomor 19 Tahun 2000 tersebut dalam Judicial Review(hak uji materiil) yang dilakukannya. Putusan itu sudah tepat dan sesuai dengan makna terjadinya Pasal 27 dimaksud. Bubarnya Tim Gabungan yang permanen yang telah mengikutsertakan unsur masyarakat tanpa melalui Undang­undang, bukanlah akhir dari upaya pemberantasan korupsi. Sebab masih ada POLRI dan Kejaksaan yang melakukannya. Pelajaran yang perlu dipetik dari Putusan Mahkamah Agung tersebut adalah; untuk menegalKan hukum tidak harus dengan melanggar hukum. Dalam RUU ini hendaknya Ketentuan Pasal 27 UU Nomor 31 Tahun 1999 perlu dlijabarkan lebih jelas, tidak hanya seperti yang dirumuskan dalam Pasal 7 ayat (2) RUU ini.

Pimpinan sidang yang terhormat.

RUU ini memuat pula Ketentuan Hukum Acara (Bab V mulai Pasal 34 s/d Pasal 54) dan Bab VI (Rehabilitasi, Kompensasi dan Restitusi). Artinya melengkapi Hukum Acara Khusus yang telah dimuat dalam UU Nomor 31 Tahun 1999. Disamping itu terdapat Bab Ketentuan Pidana yang khusus bagi anggota Komisi dan pegawai pada Komisi (Pasal 57 dan Pasall 58). Pasal ini menunjuk pelanggaran atas Ketentuan dalam Pasal 32. Sedangkan Ketentuan Pasal 32 dimaksud dapat pula dilakukan oleh POLRI dan Kejaksaan yang melaksanakan wewenang untuk pemberantasan korupsi. Atas dasar pemikiran, bahwa Bab-balb ini sangat terkait atau terkait langsung dengan Ketentuan-ketentuan yang telah ada dalam UU Nomor 31 Tahun 1999, FPPP berpendapat sebaiknya dilakukan penyatuan atau dikompilasikan dalam UU Nomor 31 Tahun 1999. Secara kebetulan saat ini Pemerintah telah mengajukan dan sedang dalam Tingkat Pembicaraan di Dewan RUU mengenai Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Untuk itu FPPP mengusulkan kepada Dewan dan Pemerintah kiranya dalam Pembicaraan Tingkat III dibentuk Panitia Khusus yang bertugas membahas RUU tentang Komisi Pemberantasan Korupsi .t'Usul DPR dan RUU Usul Pemerintah serta RUU Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999. Dengan

3

Page 68: FRAKSI KEBANGKITAN BANGSAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200221... · 2020. 2. 21. · korupsi dan kasus korupsi dapat dikikis sampai ke akar-akarnya, mengingat beberapa

.. demikian diharapkan terjadi sinkronisasi yang lebih baik antara satu UU dengan UU lainnya, dengan prioritas lahirnya UU tentang Komisi Pemberantasan Korupsi yang seharusnya sudah terbentuk pada 6 Agustus 2001, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak UU Nomor 31 Tahun 1999 diberlakukan.

Yang terhormat Pimpiinan Sidang, Yang terhormat Rekan-rekan Anggota Dewan, Dan hadirin yang berbahagia.

Demikianlah Pemandangan Umum Fraksi Partai Persatuan Pembangunan atas RUU tentang Komisi Pemberantasan Korupsi disampaikan, dan FPPP menyatakan siap untuk membahas RUU ini lebih lanjut. Semoga dalam pembahasannya nanti kita dapat menyelesaikan RUU ini dengan waktu yang lebih singkat, dapat mengakomodir aspirasi yang berkembang di masyarakat, serta dapat segera membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi yang benar­benar dapat menjalankan tugasnya secara optimal.

Ucapan terima kami sampaikan pada Pimp~nan Sidang atas kesempatan yang diberikan. Dan pada semua Rekan-rekan yang dengan sabar mendengarkan uraian kami juga para wartawan yang meliput acara ini.

Bilahittaufiq Walhidayah, Wassa/amu '/aikum Wr,Wb.

Jakarta, 11 September 2001

PIMP I NAN FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK l~DONESIA ... 1.WakiJKe..tua.. Sekretans,

I /) . / II A,,, . ~ A • \ 0,vl K>A -, jjd_ /,_jj r\ l/\)V\,\_ ~ v• rtr' H. Muhammad Dja'far Sidik Ors. H. Endin AJ. Soefihara, MM

PU-Money laundering