fotografi

7
Sebenarnya tugas kita saat memotret sangatlah mudah, kita hanya tinggal membuat sebuah garis indikator kecil (saat kita membidik) tepat berada di tengah dengan cara memutar-mutar settingan shutterspeed dan diafragma di kamera kita. Jika indikator itu sudah berada di tengah, pencet tombol shutter, jadilah sebuah foto dengan eksposure yang tepat. Tentunya kondisi di atas jika dalam kondisi yang sempurna untuk memotret, antara lain dengan adanya cahaya yang cukup dan merata. Mengenai kondisi- kondisi lain, dan cara agar tetap menghasilkan eksposure yang tepat akan kita bahas di sini. Kombinasi Antara Shutterspeed, Diafragma, dan ISO : Kapan kita harus menggunakan speed 1/1000? (speed cepat) Kapan kita harus menggunakan speed 1/50? (speed lambat) Kapan kita harus menggunakan diafragma 1.8? (diafragma besar) Kapan kita harus menggunakan diafragma 22? (diafragma kecil) Kapan harus menggunakan ISO rendah/tinggi? Mengenai pertanyaan-pertanyaan di atas, kita harus menentukan dulu prioritasnya. Karena setiap setting mempunyai keuntungan masing-masing, dan juga menghasilkan efek yang berbeda-beda pula. Diafragma Semakin besar bukaan diafragma semakin banyak cahaya yang masuk. DOF/ruang ketajaman semakin tipis. Semakin kecil bukaan diafragma semakin sedikit cahaya yang masuk. DOF/ruang ketajaman semakin luas. Shutterspeed Semakin lambat shutterspeed semakin banyak cahaya yang masuk. Semakin cepat shutterspeed semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin cepat kemampuan kamera menangkap objek. ISO Semakin rendah ISO semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin tinggi ISO semakin banyak cahaya yang masuk. Semakin sensitif sensor menangkap cahaya namun semakin banyak noise yang keluar dalam foto. ISO tinggi hanya digunakan ketika kita dalam kondisi kamera kekurangan cahaya, misalnya malam hari. Bagaimana menentukan kombinasi ketiganya? Caranya adalah menentukan prioritas foto apa yang akan anda

Upload: tyodwixprasetyo

Post on 23-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

belajar fotografi

TRANSCRIPT

Page 1: fotografi

Sebenarnya tugas kita saat memotret sangatlah mudah, kita hanya tinggal membuat

sebuah garis indikator kecil (saat kita membidik) tepat berada di tengah dengan cara

memutar-mutar settingan shutterspeed dan diafragma di kamera kita. Jika indikator itu

sudah berada di tengah, pencet tombol shutter, jadilah sebuah foto dengan eksposure yang

tepat.

Tentunya kondisi di atas jika dalam kondisi yang sempurna untuk memotret, antara lain

dengan adanya cahaya yang cukup dan merata. Mengenai kondisi-kondisi lain, dan cara

agar tetap menghasilkan eksposure yang tepat akan kita bahas di sini.

Kombinasi Antara Shutterspeed, Diafragma, dan ISO :

Kapan kita harus menggunakan speed 1/1000? (speed cepat)

Kapan kita harus menggunakan speed 1/50? (speed lambat)

Kapan kita harus menggunakan diafragma 1.8? (diafragma besar)

Kapan kita harus menggunakan diafragma 22? (diafragma kecil)

Kapan harus menggunakan ISO rendah/tinggi?

Mengenai pertanyaan-pertanyaan di atas, kita harus menentukan dulu prioritasnya. Karena setiap setting mempunyai keuntungan masing-masing, dan juga menghasilkan efek yang berbeda-beda pula.

Diafragma

Semakin besar bukaan diafragma semakin banyak cahaya yang masuk. DOF/ruang

ketajaman semakin tipis.

Semakin kecil bukaan diafragma semakin sedikit cahaya yang masuk. DOF/ruang

ketajaman semakin luas.

Shutterspeed

Semakin lambat shutterspeed semakin banyak cahaya yang masuk.

Semakin cepat shutterspeed semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin cepat

kemampuan kamera menangkap objek.

ISO

Semakin rendah ISO semakin sedikit cahaya yang masuk.

Semakin tinggi ISO semakin banyak cahaya yang masuk. Semakin sensitif sensor

menangkap cahaya namun semakin banyak noise yang keluar dalam foto. ISO tinggi hanya

digunakan ketika kita dalam kondisi kamera kekurangan cahaya, misalnya malam hari.

 

Bagaimana menentukan kombinasi ketiganya? Caranya adalah menentukan prioritas foto apa yang akan anda buat. Apakah Slow Speed,

Page 2: fotografi

Panning, Ruang Ketajaman Sempit, atau yang lainnya. Membuat foto FREEZE OBJECT

Page 3: fotografi

Jika kita ingin memotret benda yang bergerak dengan cepat, dan ingin objek itu benar-

benar tampak diam, kita harus mengatur shutterspeed secepat mungkin. Misalnya setting

shutterspeed 1/1000 detik, selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengatur diafragma

agar indikator eksposure tetap berada di tengah.

 

Page 4: fotografi

Membuat foto SLOW SPEED

Foto di atas menggunakan shutterspeed 30 detik. Karena shutterspeed yang lama, dengan

objek batu diam dan objek air yang terus bergerak, maka akan menimbulkan efek seperti di

Page 5: fotografi

atas. Dengan shutterspeed yang sangat lambat seperti itu tidak mungkin bisa dilakukan

dengan handheld (memotret dengan kedua tangan) karena rawan akan shake-blur.

Memotret dengan shutterspeed lambat harus menggunakan tripod.

 

Membuat foto PANNING

Jika ingin menghasilkan efek “Panning” (misalnya foto motor atau mobil yang sedang

berjalan dengan background yang seolah-olah bergerak), kita harus membuka kamera

lebih lama sekitar 1/30 detik. Lalu ikutilah pergerakan objek yaitu motor atau mobil tadi.

Karena kamera mengkuti pergerakan objek, maka objek akan tetap fokus namun

background akan seolah-olah bergerak.

Efek “Panning” tidak mungkin didapatkan melalui shutterspeed yang terlalu cepat.

 

Membuat foto RUANG KETAJAMAN SEMPIT

Page 6: fotografi

Pasti anda pernah melihat foto dengan suatu objek yang tajam dengan background yang

blur. Teknik sangat digemari karena dapat memperkuat objek pada foreground dan juga

terasa lebih artistik. Caranya adalah dengan bukaan diafragma yang besar, misalnya F/1.4,

F/1.8, F/2, dst. Semakin kecil angka di belakang huruf F,semakin besar bukaan

diafragmanya.

Page 7: fotografi

 

Membuat foto RUANG KETAJAMAN LUAS

Jika bukaan diafragma besar menghasilkan efek blur pada background, maka bukaan

diafragma kecil menghasilkan efek tajam dari foreground sampai background. Bukaan

diafragma kecil biasanya digunakan dalam memotret landscape, yang membutuhkan detail

dan ketajaman di seluruh bagian foto. Diafragma kecil contohnya F/11, F/16, F/22, dst.

 

Itu tadi tips-tips dasar tentang fotografi yang wajib diketahui. Fotografi itu mudah dan

menyenangkan untuk dipelajari bukan? 

Semoga dapat membantu.

Best Regrads,

Alvin Fauzie