formrefleksikasus aci
DESCRIPTION
refleksi kasusTRANSCRIPT
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA_____________________________________________________________________________________________Nama Dokter Muda: Aci Dwi Lestari
NIM: 09711060Stase
: Obstetri GynekologiIdentitas Pasien
Nama / Inisial
: Ny. S
No RM
: 359083 Umur
: 35 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosis/ kasus: G3P2A0 39mgg KPD post SC a/i gagal induksi dgn Histerektomi a/i Atonia UteriPengambilan kasus pada minggu ke : 6Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain
Form uraian1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).
Pasien datang ke Rumah sakit dr. R. Soetrasno Rembang pada tanggal 20 September 2014 jam 23.00 dengan keluhan utama kenceng-kenceng. Kenceng-kenceng sudah dirasakan 1 hari sebelum pasien dirujuk ke RS. Pasien merupakan kiriman puskesmas Sulang karena KPD sejak jam tanggal 20 September 2014 jam 13.00. Pasien menyatakan bahwa air ketubannya keluar merembes berwarna jernih dan sudah mengeluarkan lendir darah. Pasien adalah G3P2A0 hamil 39 minggu dengan perkiraan lahir tanggal 22 September 2014. Pasien telah menikah selama 15 tahun dengan suaminya yang bekerja sebagai buruh dan pasien memiliki dua anak hidup. Anak pertama pasien laki-laki lahir secara normal spontan dibantu oleh bidan dengan berat lahir 3200gr, sekarang usia nya 13 tahun. Sedangkan anak kedua pasien adalah perempuan dilahirkan secara normal spontan dibantu oleh bidan dengan berat lahir 3000gr dan sekarang berusia 6 tahun. Pasien adalah keluarga kurang mampu yang menggunakan jaminan kesehatan masyarakat.Dari pemeriksaan fisik didapatkan:
TD: 110/70; N: 82; RR: 22; S: 37C. : TFU: 33cm; His sering (2x/10 menit); DJJ: 145x/menit; pembukaan 3cm, sarung tangan lendir darah (+).
Diagnosis: G3P2A0 hamil aterm, KPD, inpartu kala I fase latenPenatalaksanaan: program SC + Histerektomi atas indikasi Atonia Uteri
2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus
Saya memilih kasus ini karena kasus ini jarang terjadi di RSUD dr. R. Soetrasno Rembang. Pasien dengan Atonia Uteri sangat jarang terjadi dan pilihan tindakan tindakan histerektomi memerlukan persetujuan segera dari keluarga. Selain itu, tindakan histerektomi adalah pilihan terakhir dari tindakan atonia uteri yang akan berakibat pasien tidak akan hamil lagi.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai * *pilihan minimal satu
Profesi seorang dokter harus dilandasi dengan etika dan hukum profesi agar tindakan yang benar. Dalam membuat keputusan dokter selalu membuat pertimbangan yang berdasarkan beneficience, autonomy, non maleficience, dan justice.
Dalam pemberian informasi kepada pasien tentang penyakitnya , kadangkala agak sulit menentukan informasi mana yang harus diberikan, karena sangat bergantung pada usia, pendidikan, keadaan umum pasien dan mentalnya. Namun secara umum dapat dilakukan pedoman seperti :1. Informasi yang diberikan haruslah dengan bahasa yang dimengerti pasien
2. Pasien harus dapat memperoleh informasi tentang penyakitnya, tindakan-tindakan yang akan diambil, kemungkinan komplikasi dan resikonya.
Sebelum mangambil keputusan melakukan tindakan histerektomi seorang dokter harus menjelaskan terlebih dahulu tindakan seperti apa yang akan diambil dengan resiko apa saja yang terjadi kepada keluarga pasien. Karena hal tersebut merupakan hak pasien untuk mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan, resiko apa yang akan terjadi baru keluarga pasien dapat memutuskan. Hal ini sesuai dengan UU Kesehatan no 23 pasal 53 bahwa setiap pasien berhak atas informasi, rahasia kedokteran, dan hak opini kedua.
4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiDari sudut pandang keislaman barangkali tindakan histerektomi ini dapat didasarkan pada kaidah fiqih. Karena seperti yang diketahui tentang resikonya, pengangkatan rahim tidak bisa dihindari dari kemudorotan, namun jika tidak dilakukan dalam kasus ini pasien mengalami atonia uteri yang apabila tidak dilakukan tindakan pengangkatan rahim akan memperburuk keadaan pasien atau bernilai mudhorot yang lebih tinggi.Sedangkan mengenai resiko yang akan terjadi pastilah pengangkatan rahim seorang perempuan merupakan ujian yang berat. Namun Allah memberikan suatu cobaan kepada hambanya tidak serta merta untuk mengujinya, namun untuk mengetahui seberapa kuat keimanan hambanya. Suatu cobaan yang diberikan Allah melatih kita untuk selalu bersabar. Firman Allah SWT : Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, dan jiwa. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mengucapkan innalilahiwainanaa ilaihi raajiuun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. Al-Baqoroh [2] : 155-157
Umpan balik dari pembimbing
.,...
TTD Dokter Pembimbing
TTD Dokter Muda
-----------------------------------
--------------------------------
Page 1