format kode dan penomoran faktur pajak

4
Format Kode dan Penomoran Faktur Pajak Menurut peraturan yang berlaku yakni PER – 159/PJ./2006, Format kode Faktur Pajak Standar terdiri dari 16 (enam belas) digit yaitu : 1. 2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi 2. 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status 3. 3 (tiga) digit berikutnya adalah Kode Cabang 4. 2 (dua) digit berikutnya adalah Kode Tahun 5. 8 (delapan) digit berikutnya adalah Nomor Seri Faktur Pajak Contoh penulisan lengkap format kode faktur pajak yaitu ’010.000-11.000001′, perhatikan posisi digit dan penempatan tanda baca titik dan strip di antara kode-kode tersebut. Adapun ketentuan pengisian Kode-kode tersebut diatas juga telah diatur dalam peraturan tersendiri, yakni : Kode Transaksi Kode transaksi yang dimaksud dalam Format Kode Faktur Pajak sesuai PER – 159/PJ./2006 adalah sebagai berikut : 01 – Untuk ‘Penyerahan kepada selain Pemungut PPN’ 02 – Untuk ‘Penyerahan kepada Pemungut PPN Bendaharawan Pemerintah’ 03 – Untuk ‘Penyerahan kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendaharawan Pemerintah)’ 04 – Untuk ‘Penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain kepada selain Pemungut PPN’ Yang dimaksud DPP dengan Nilai Lain adalah sebagaimana yng dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 567/KMK.04/2000 tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 251/KMK.03/2002. 05 – Untuk ‘Penyerahan yang Pajak Masukannya diDeemed kepada selain Pemungut PPN’ 06 – Untuk ‘Penyerahan Lainnya kepada selain Pemungut PPN’ 07 – Untuk ‘Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya Tidak Dipungut kepada selain Pemungut PPN’

Upload: henry-wijaya

Post on 23-Sep-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Format Kode Dan Penomoran Faktur Pajak

TRANSCRIPT

Format Kode dan Penomoran Faktur PajakMenurut peraturan yang berlaku yakni PER 159/PJ./2006, Format kode Faktur Pajak Standar terdiri dari 16 (enam belas) digit yaitu :1. 2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi2. 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status3. 3 (tiga) digit berikutnya adalah Kode Cabang4. 2 (dua) digit berikutnya adalah Kode Tahun5. 8 (delapan) digit berikutnya adalah Nomor Seri Faktur PajakContoh penulisan lengkap format kode faktur pajak yaitu 010.000-11.000001, perhatikan posisi digit dan penempatan tanda baca titik dan strip di antara kode-kode tersebut. Adapun ketentuan pengisian Kode-kode tersebut diatas juga telah diatur dalam peraturan tersendiri, yakni :Kode TransaksiKode transaksi yang dimaksud dalam Format Kode Faktur Pajak sesuai PER 159/PJ./2006 adalah sebagai berikut : 01 Untuk Penyerahan kepada selain Pemungut PPN 02 Untuk Penyerahan kepada Pemungut PPN Bendaharawan Pemerintah 03 Untuk Penyerahan kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendaharawan Pemerintah) 04 Untuk Penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain kepada selain Pemungut PPNYang dimaksud DPP dengan Nilai Lain adalah sebagaimana yng dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 567/KMK.04/2000 tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 251/KMK.03/2002. 05 Untuk Penyerahan yang Pajak Masukannya diDeemed kepada selain Pemungut PPN 06 Untuk Penyerahan Lainnya kepada selain Pemungut PPN 07 Untuk Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya Tidak Dipungut kepada selain Pemungut PPN 08 Untuk Penyerahan yang Dibebaskan dari pengenaan PPN atau PPN dan PPn BM kepada selain Pemungut PPN 09 Untuk Penyerahan Aktiva Pasal 16D kepada selain Pemungut PPNKode StatusKode status dari faktur pajak yang dimaksud yakni : 0 (nol) Untuk status faktur pajak Normal 1(satu) Untuk status faktur pajak PergantianKode CabangPenentuan kode cabang sebanyak 3 (tiga) digit untuk faktur pajak dibuat mengikuti aturan berikut :1. Dapat diurutkan menurut cara yang Anda anggap paling mudah, namun untuk penambahan Kode Cabang baru setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini Pengusaha Kena Pajak dapat mengurutkan Kode Cabang berdasarkan tanggal pengukuhan masing-masing Kantor Cabang.2. Kode Cabang pada Kode Faktur Pajak Standar ditentukan sendiri secara berurutan, yaitu diisi dengan kode 000 untuk Kantor Pusat dan dimulai dari kode 001 untuk Kantor Cabang.3. Kode Cabang dapat ditambah dan/atau dihentikan penggunaannya karena adanya penambahan dan/atau pengurangan Cabang sesuai dengan perkembangan usaha.4. Peruntukan Kode Cabang tidak boleh berubah, dan Kode Cabang yang sudah dihentikan penggunaannya tidak boleh digunakan kembaliKode TahunKode Tahun yang digunakan pada Nomor Seri Faktur Pajak Standar ditulis dengan mencatumkan dua digit terakhir dari tahun diterbitkannya Faktur Pajak Standar, contohnya tahun 2007 ditulis 07.Nomor Seri Faktur PajakNomor seri Faktur Pajak Standar dimulai dari Nomor Urut 1 (ditulis 6 (enam digit) atau 000001) pada setiap awal tahun takwim, yaitu mulai Masa Pajak Januari dan secara berurutan, naun bagi Pengusaha Kena Pajak yang baru dikukuhkan, Nomor Urut 1 dimulai sejak Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan. Bagi Pengusaha Kena Pajak yang memiliki cabang, maka Nomor Urut 1 (satu) dimulai pada setiap awal tahun takwim Masa Pajak Januari pada masing-masing Kantor Pusat dan Kantor-kantor Cabangnya, kecuali bagi Kantor Cabang yang baru dikukuhkan, Nomor Urut 1 dimulai sejak Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan.Maka sesuai contoh penulisan lengkap format kode faktur pajak yaitu 010.000-11.000001 mengandung makna Kode Transaksi 01 untuk Penyerahan kepada selin Pemungut PPN, kemudian Kode Status 0 untuk faktur pajak Normal, kemudian Kode Cabang 000 untuk Pusat, diikuti dengan Kode Tahun 11 untuk Tahun 2011, dan terakhir Nomor Seri Faktur Pajak urutan pertama yakni 000001.Sedikit tambahan mengenai Nomor Urut pada Nomor Seri Faktur Pajak Standar dan tanggal Faktur Pajak Standar yang harus dibuat secara berurutan. Dengan tidak membedakan antara Kode Transaksi, Kode Status Faktur Pajak Standar, atau mata uang yang digunakan dalam transaksi. Faktur yang tidak sesuai urutan kejadian transaksi, dapat dikategorikan sbg faktur pajak yang cacat, dgn demikian dapat dianggap sbg tidak membuat faktur pajak. Sanksi faktur pajak diatur pada pasal 14 ayat (4) UU KUP sebesar 2% dari DPP.Untuk memudahkan pembuatan faktur pajak, gunakanlah software Krishand PPN 1111 dan Krishand Invoicing. Agar Anda tidak perlu lagi khawatir mengenai kesalahan pengkodean dan penomoran faktur pajak yang akan dibuat. Karena setiap pembuatan faktur pajak dalam software Krishand PPN dan Invoicing.Sistem akan secara otomatis membuatkan dan mengurutkan sesuai ketentuan format kode faktur pajak. Selain itu software ini juga dapat langsung mencetak faktur pajak melalui format continuous form atau blanko (pre-printed) serta pembuatan laporan SPT Masa PPN dan mengekspor hasilnya ke e-SPT dilengkapi dengan laporan-laporan internal seperti daftar atau rekap faktur pajak keluaran, masukan, nota retur, serta penjualan yang dapat disusun per-periode, per-supplier.