food waste

6
Linda Apriliani/ 22030111130051 Dampak Food Waste terhadap Perubahan Iklim, Air, dan Tanah Food Waste Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Makanan sangat diperlukan oleh makhluk hidup untuk kelangsungan hidup. Makanan yang dikonsumsi tersebut akan dicerna oleh alat pencernaan manusia yang kemudian diubah menjadi zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, dengan mengkonsumsi makanan tubuh manusia juga akan mendapatkan asupan energi untuk melakukan berbagai aktivitasnya setiap hari. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung gizi yang cukup untuk kebutuhan tubuh. Porsi makan juga penting untuk diperhatikan karena makan dengan porsi yang terlalu sedikit dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan makanan menjadi tidak terpenuhi. Di sisi lain, makan berlebihan secara terus-menerus dapat mengakibatkan obesitas. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya porsinya cukup. Seringkali ketika makan di restoran atau di rumah, banyak makanan yang tidak dihabiskan. Menurut FAO, 1,3 miliar ton makanan terbuang percuma setiap tahun. Ini sama dengan sepertiga dari total makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia. Besarnya jumlah makanan yang terbuang itu terjadi saat dunia juga mengalami masalah dengan naiknya harga pangan dan menurunnya produksi di beberapa tempat. Diantara temuan penting adalah bahwa konsumen di negara-negara kaya membuang

Upload: lynda-apriliani

Post on 17-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dampak food waste terhadap perubahan iklim, air dan tanah

TRANSCRIPT

Linda Apriliani/ 22030111130051

Dampak Food Waste terhadap Perubahan Iklim, Air, dan TanahFood Waste

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Makanan sangat diperlukan oleh makhluk hidup untuk kelangsungan hidup. Makanan yang dikonsumsi tersebut akan dicerna oleh alat pencernaan manusia yang kemudian diubah menjadi zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, dengan mengkonsumsi makanan tubuh manusia juga akan mendapatkan asupan energi untuk melakukan berbagai aktivitasnya setiap hari.

Makanan yang dikonsumsi harus mengandung gizi yang cukup untuk kebutuhan tubuh. Porsi makan juga penting untuk diperhatikan karena makan dengan porsi yang terlalu sedikit dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan makanan menjadi tidak terpenuhi. Di sisi lain, makan berlebihan secara terus-menerus dapat mengakibatkan obesitas. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya porsinya cukup. Seringkali ketika makan di restoran atau di rumah, banyak makanan yang tidak dihabiskan. Menurut FAO, 1,3 miliar ton makanan terbuang percuma setiap tahun. Ini sama dengan sepertiga dari total makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia.Besarnya jumlah makanan yang terbuang itu terjadi saat dunia juga mengalami masalah dengan naiknya harga pangan dan menurunnya produksi di beberapa tempat. Diantara temuan penting adalah bahwa konsumen di negara-negara kaya membuang makanan sebanyak 222 juta ton, jumlah yang sama dengan volume produksi makanan di Afrika sub-Sahara.

Di negara berkembang limbah dan kerugian makanan terjadi terutama pada tahap awal rantai nilai makanan dan dapat ditelusuri kembali ke kendala keuangan, manajerial dan teknis dalam teknik panen serta fasilitas penyimpanan dan pendinginan. Dengan demikian, penguatan rantai pasokan melalui petani dukungan dan investasi di bidang infrastruktur, transportasi, serta perluasan-dan industri makanan kemasan dapat membantu untuk mengurangi jumlah kerugian makanan dan limbah.

Pada negara-negara dengan tingkat pendapatan menengah dan tinggi makanan yang terbuang dan hilang terutama pada tahap akhir dalam rantai pasokan. Berbeda dengan situasi di negara-negara berkembang, perilaku konsumen memainkan peran besar di negara-negara industri. Selain itu, studi ini mengidentifikasi kurangnya koordinasi antara para pelaku dalam rantai pasokan sebagai faktor penyebabnya. Perjanjian petani-pembeli dapat membantu untuk meningkatkan tingkat koordinasi. Selain itu, meningkatkan kesadaran di kalangan industri, pengecer dan konsumen serta menemukan penggunaan yang bermanfaat untuk menyimpan makanan yang saat ini dibuang langkah-langkah berguna untuk mengurangi jumlah kerugian dan limbah.Dampak Food Waste

Makanan yang terbuang merugikan ekonomi dunia senilai $750 miliar/Rp8,5 triliun per tahun. Dampak dari limbah makanan bukan hanya keuangan. Secara lingkungan, limbah makanan menyebabkan pemborosan penggunaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida, bahan bakar yang lebih banyak digunakan untuk transportasi, dan banyak lagi makanan membusuk, menciptakan lebih banyak metana - salah satu gas rumah kaca yang paling berbahaya yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Metana memiliki kekuatan 23 kali lebih kuat dari CO2 sebagai gas rumah kaca. Besarnya jumlah makanan yang dikirim ke tempat pembuangan sampah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemanasan global.1,3 milyar ton makanan yang terbuang mengonsumsi air setara dengan 250 km3 per tahun atau setara dengan volume air Danau Jenewa. Diperlukan 1,4 miliar hektar lahan 28% dari lahan pertanian dunia guna memroduksi pangan yang terbuang ini. Limbah pangan ini juga menambah emisi gas rumah kaca, penyebab perubahan iklim dan pemanasan global sebesar 3,3 miliar ton per tahun.Limbah pangan serealia di Asia menimbulkan masalah besar, menghasilkan emisi karbon, mengkonsumsi air dan lahan. Proses produksi padi misalnya, menghasilkan emisi metana dan gas rumah kaca mulai dari penanaman hingga paska panen. Tidak hanya makanan pokok, limbah pangan juga mencakup limbah sayuran, buah-buahan dan daging.

Walaupun limbah daging tergolong rendah, dampak produksi daging terhadap lingkungan sangat besar. Produksi daging memerlukan lahan dan menghasilkan jejak karbon yang tinggi terutama di negara maju dan negara-negara Amerika Latin yang menghasilkan 80% dari keseluruhan limbah daging. Kontribusi limbah daging di negara berpendapatan tinggi tidak termasuk negara Amerika Latin mencapai 67%.

Limbah buah-buahan di Asia, Amerika Latin dan Eropa juga sangat tinggi, membuang air dalam jumlah besar. Sementara limbah sayuran di negara-negara maju di Asia, Eropa, Asia Selatan dan Asia Tenggara menghasilkan emisi gas rumah kaca dipengaruhi oleh kondisi iklim yang memercepat penguraian. Namun semua bisa beraksi menjadi solusi dari masalah limbah makanan ini. Mulai dari produsen, konsumen, hingga peritel.

Perubahan IklimMakanan yang terbuang dan secara sia-sia menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini terjadi karena saat proses pembusukan makanan, bakteri yang mnegurai menghasilkan gas metana yang cukup banyak. Di Amerika Serikat, sampah organik merupakan komponen tertinggi kedua dari tempat pembuangan sampah, yang merupakan sumber terbesar dari emisi metana.Proses terjadinya pemanasan global diawali dari cahaya matahari yang sebagian dikembalikan keangkasa dan sebagian lagi diserap oleh bumi (pantulan tersebut dikembalikan lagi dalam wujud radiasi inframerah). Radiasi matahari tadi melalui bumi melalui atmosfer, karena semakin banyak radiasi matahari tadi di lapisan atmosfer bumi sehingga menyebabkan lubang ozon. Kebanyakan dari radiasi matahari diserap oleh permukaan bumi dan memanaskannya. Radiasi inframerah dipancarkan oleh permukaan bumi,Radiasi infra merah yang dipancarkan kembali oleh bumi diserap oleh CO2 di atmosfer yang kemudian sebagian dipancarkan ke angkasa, sebagian lagi dikembalikan ke atmosfer bumi dan CO2 yang kembali ke atmosfer bumi itulah yang disebut dengan pemanasan global (global warming).

Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam benua mulai mencair, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di mana-mana, menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.

Penyakit tropis menyebar, malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.

Pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut dan polusi akibat kegiatan manusia.

Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka.