fluida tugas 1

17

Click here to load reader

Upload: eka-yuniarti

Post on 09-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fisika

TRANSCRIPT

Page 1: fluida tugas 1

A. Cara Kerja Mengukur Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika

jantung memompakan keseluruh tubuh. Umumnya semakin rendah tekanan

darah, semakin sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi

tertentu ketika tekanan darah sangat rendah merupakan bagian suatu

penyakit).

Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang

mengandung oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan

keseluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh

darah yang lebih besar bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah

yang lebih kecil hingga berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk

jaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah yang sangat kecil yang

disebut kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan

menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan demi

kelangsungan hidup. Kemudian darah yang tidak beroksigen kembali ke

jantung melalui pembuluh darah vena, dan dipompa kembali ke paru-paru

untuk mengambil oksigen lagi.

Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan

darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal sebagai

tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya,

dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik.

Tekanan sistolik dan diastolik ini diukur ketika Anda memeriksakan tekanan

darah.

Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk tiap individu. Namun,

secara umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang dewasa (=18

tahun) adalah 120/80, angka 120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80

disebut tekanan diastolik. Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang

dari batasan normal. Jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita

Page 2: fluida tugas 1

tekanan darah tinggi/hipertensi. Sebaliknya, jika kurang dari nilai normal, orang

tersebut menderita tekanan darah rendah/hipotensi.

Tekanan darah vena yang rendah dan tekanan darah pada system

paru –paru relatif rendah. Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Setiap

kontraksi jantung dalam 1 menitnya terpompa 80 ml darah , sehingga sel

darah merah telah beredar ke satu siklus dalam tubuh. Pada setiap darah 80%

berada dalam sirkulasi sistemik, dan 20% dalam sistem sirkulasi paru – paru.

Darah dalam sirkulasi sistemik kurang lebih 20% berada di arteri, 10% dalam

kapiler dan 70% di dalam vena. Pada sirkulasi paru – paru 7% berada dalam

kapiler paru – paru sedangkan 93% berada antara arteri paru – paru dan

pembuluh vena paru – paru.

Pengukuran tekanan darah ini menggunakan sfigmomanometer yang

terdiri dari manometer air raksa, pressure cuff dan stetoskop. Stetoskop

diletakan pada lengan daerah volar tepat diatas arteri brakhialis, melalui

stetoskop akan terdengar suara vibrasi turbulensi darah yang di sebut bunyi

korotkoff ( suara K ). K ini adalah tekanan sistolik. Tekanan diturunkan terus

sehingga pada suatu saat bunyi k ini adalah kedengarannya, saat ini

menunjukan tekanan diastolik.

Metode pemeriksaan yang paling umum digunakan untuk menentukan

tekanan darah pasien adalah metode tak langsung, metode auskultasi

menggunakan stetoskop dan sfigmomanometer. Bagian alat yang

digunakan untuk diikatkan pada lengan berisi kantong karet yang dapat

mengembang (Rhonda M. Jones, 2008). Kantongnya terhubung ke

manometer (Gambar 5-7). Karena manometer aeroid mudah hanyut,

maka harus dikalibrasi paling sedikit sekali setahun dan harus ditinggalkan

pada keadaan nol. Karena lingkar lengan berbeda-beda, maka juga

tersedia berbagai macam ukuran pengikat lengan (misalnya untuk anak-

anak, dewasa, dan orang dewasa yang besar). Untuk menentukan

ukuran pengikat lengan ini bandingkan panjang kantong pengukur

Page 3: fluida tugas 1

tekanan darah tadi denganlingkar lengan pasien. Anda harus merasakan

kantong di dalam pengikat lengan tadi. Untuk pengukuran yang paling

akurat, panjang kantong harus paling sedikit 80% lingkar lengan (Gambar

5-8) (Rhonda M. Jones, 2008).

Gambar 5-7 Pengikat lengan dan sfigmomanometer.

Pengukuran tekanan darah dianggap tak langsung, kaena tekanan dalam

pembuluh darah secara tidak langsung diukur dengan melihat tekanan

dalam pengikat lengan. Ketika udara dipompakan ke dalam pengikat

lengan, tekanan dalam pengikat lengan tersebut akan meningkat. Ketika

tekanan dalam pengikat lengan tadi melebihi tekanan arteri brakhial

pasien, arteri akan tertekan dan aliran darah akan berkurang dan

akhirnya berhenti. Bersamaan dengan mengeluarkan udara dari pengikat

lengan, kantong akan mengempis dan tekanan pada pengikat lengan

berkurang. Ketika tekanan dalam pengikat lengan sama dengan tekanan

arteri, darah akan mulai mengalir kembali. (Gambar 5-9) (Rhonda M.

Jones, 2008).

Gambar 5-8 Penentuan ukuran

pengkikat lengan untuk

mengukur tekanan darah.

Panjang lengan harus paling

sedikit 80% lingkar lengan.

Page 4: fluida tugas 1

Gambar 5-9 Suara Korotkoff dan pengukuran tekanan darah. (Diadaptasi

dari Jarvis C. Physical Examination and Health Assessment, 3rd ed.

Philadelphia: WB Saunders, 2000;192)

Aliran darah dalam arteri menghasilkan suara yang spesifik, yang disebut

suara Korotkoff yang terjadi dalam 5 fase:

Fase I : lemah, jelas dan ketuk (tekanan sistolik)

Fase II: swooshing

Fase III: nyaring (crisp), lebih intensif (tapping)

Fase IV: muffling (pada dewasa hal ini menunjukkan keadaan hiperkinetik

jika fase ini terus berlangsung selama pengikat lengan mengempis).

Fase V: hilangnya suara (pada dewasa, tekanan diastolik) (Rhonda M.

Jones, 2008).

Suara-suara ini digunakan untuk mengidentifikasi tekanan darah

sistolik dan diastolik. Agar dapat mengukur dengan sangat akurat, ikuti

langkah-langkah berikut:

• Tanyakan kepada pasien apakah pasien merokok atau mengkonsumsi

kafein dalam 30 menit sebelum pemeriksaan. Jika ya, catat informasi ini;

• Pasien harus didudukkan pada kursi dengan punggung tersangga dan

lengan kosong dan disangga pada keadaan paralel setara jantung;

Page 5: fluida tugas 1

• Pengukuran dimulai paling sedikit setelah 5 menit beristirahat;

• Tentukan ukuran pengikat lengan yang sesuai untuk pasien (lihat

Gambar 5-8);

• Palpasi arteri brakhial sepanjang lengan atas bagian dalam;

• Posisikan agar kantong yang ada pada pengikat lengan di tengah di

atas arteri brakhial, kemudian ikat pengikat lengan tadi agar pas

melingkari lengan, usahakan ujung tepi bawah pengikat lengan tersebut 1

inci di atas antekubital (Gambar 5-10) (Rhonda M. Jones, 2008).

Gambar 5-10 Penempatan pengikat lengan dan stetoskop yang tepat

untuk mengukur tekanan darah.

1. Posisikan manometer agar lurus terhadap pandangan mata;

2. Instruksikan pada pasien untuk tidak berbicara selama pengukuran;

3. Tentukan tingkat inflasi maksimum. (Sembari palpasi nadi radial,

pompa pengikat lengan hingga ke titik di mana nadi tidak lagi

terdengar, tambahkan 30 mmHg pada pembacaan ini);

4. Dengan cepat kendurkan/biarkan udara keluar dari kantong lengan

dan tunggu 30 detik sebelum memompanya kemabali;

5. Sisipkan ujung stetoskop; cek agar mengarah ke depan pada

tempatnya;

Page 6: fluida tugas 1

6. Tempatkan bel stetoskop tanpa menekan, tapi cukup erat hingga

kedap udara, di atas arteri brakhial (lihat Gambar 5-10). Lihat bahwa

diafrgama stetoskop juga dapat digunakan; namun, bel akan leih

sensitif untuk mendengan suara frekuensi rendah (tekanan darah)

dan sedapat mungkin bel digunakan jika memungkinkan. Ketika

pertama kali belajar mendengarkan tekanan darah, mungkin lebih

mudah menggunakan diafragma daripada bel;

7. Pompa dengan cepat pengikat lengan sampai maksimum (seperti

yang telah ditentukan sebelumnya);

8. Perlahan biarkan udara keluar (deflate/kempiskan pengikat lengan)

dengan penurunan tekanan teratur sebesar 2-3 mmHg/detik;

9. Catat pembacaan tekanan ketika pertama kali terdengan dua

suara berturutan (Korotkoff Fase 1). Ini adalah tekanan darah sistolik;

10. Catat pembacaan tekanan ketika suara terakhir terdengar (Korokoff

FaseV). Ini adalah tekanan diastolik;

11. Tetap dengarkan sampai 20 mmHg di bawah tekanan diastolik,

kemudian dengan cepat kempeskan pengikat lengan;

12. Catat tekanan darah pasien dengan angka genap beserta posisi

pasien (misalnya, duduk, berdiri, berbaring), ukuran pengikat lengan,

dan lengan yang diukur;

13. Tunggu 1-2 menit sebelum mengulangi kembali pembacaan

menggunakan lengan yang sama (Rhonda M. Jones, 2008). Untuk

hasil pengukuran yang paling akurat, 2 atau lebih pembacaan, tiap

pembacaan terpisah 2 menit, dicari nilai rata-ratanya. Jika 2

pembacaan pertama berbeda lebih dari 5 mmHg harus dilakukan

pembacaan ulang (pengukuran tekanan darah diulang lagi) dan

kemudian dirata-rata. Tekanan darah normal dewasa adalah

sistolik kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg

(Rhonda M. Jones, 2008).

Page 7: fluida tugas 1

Ada pula cara kerja dari pengukuran tekanan darah menggunakan

Tensimeter, sebagai berikut :

A. Alat Bahan

a. Spynomanometer

b. Stetoskop

c. Pengukur waktu

d. Bangku Harvard setinggi 19 inci untuk pria dan 17 inci untuk wanita (1

inci = 2,54 cm)

e. Metronom (frekuensi 2x ayunan per detik)

B. Cara Kerja Mengukur tekanan darah dengan tensimeter

Cara memasang manset yang benar.

1. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehinga tidak terlilit manset

2. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm di atas fossa kubiti

3. Pipa karet jangan menutupi fossa kubiti

4. Manset diikat dengan cukup ketat

5. Stetoskop diafragma terletak tepat di atas denyut arteri brachialis

(Guyton & Hall, 1997).

Mengukur tekanan darah dengan spygnomanometer :

1. Probandus mengambil berada pada posisi duduk, lengan bawah

berpangku di

atas paha, pergelangan supinasi

2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dengan auskultasi seperti

percobaan A, tentukan tekanan sistolik dan diastolic

3. Turunkan tekanan manset sampai posisi nol Sambil meraba arteri

radialis, naikkan tekanan manset sampai denyut arteri radialis tidak

teraba. Tekanan terus dinaikkan sampai 30mmHg di atasnya.

Page 8: fluida tugas 1

4. Tanpa mengubah letak jari, turunkan tekanan manset sampai denyut

arteri radialis kembali teraba. Pada saat arteri radialis teraba,

manometer Hg menunjukkan tekanan sistolik (Ganong, 2002).

Mengukur kesanggupan kardiovaskuler seseorang

1. Metronom diatur sehingga memberikan irama 120x/per meniy;

2. Probandus berdiri mengahadap bangku Harvard dengan sikap tenang.

Metronom mulai dijalankan;

3. Probandus menempatkan salah satu kaki yang kanan ataupun yang kiri

di atas bangku tepat pada detikan pertama metronom;

4. Pada detikan kedua, kaki lainnya dinaikkan ke atas bangku, sehingga

probandus berdiri tegak di atas bangku;

5. Pada detikan ketiga, kaki yang pertama naik ke atas diturunkan;

6. Pada detikan keempat, kaki yang masih di atas bangku diturunkan pula,

sehingga probandus berdiri di depan bangku;

7. Segera setelah itu probandus disuruh duduk dan denyut nadinya

dihitung selama 30 detik, sebanyak 3 kali (Ganong, 2002).

Page 9: fluida tugas 1

B. Cara Kerja Mengukur Volume Udara di Paru-paruMetodologi Percobaan :

A. Alat1.      Spirometer

2.      Kapas Alkohol

B. Cara Kerja Selama melakukan percobaan, naracoba menutup lubang hidung serapat

mungkin dan menghembuskan udara pernapasan ke dalam spirometer melalui

mouth piece-nya secara benar tanpa melihat skala pada spirometer. Masing-

masing pengukuran dilakukan 3 kali.

a. Untuk mengukur volume tidal,  mula-mula naracoba melakukan pernafasan

biasa (pernafasan reflekstoris) dan memasukkan udara ekspirasinya ke

mulut pipa. Setelah itu pengamat skala spirometer melihat dan mencatat

besar ventilasinya. Normal laki-laki dan wanita sama 500 ml.

b. Untuk mengukur volume cadangan inspirasi, mula-mula naracoba

melakukan inspirasi sekuat-kuatnya dan memasukkan udara ekspirasinya

sampai ekspirasi normal. Setelah itu pengamat skala spirometer melihat dan

mencatat besar ventilasinya. Normal pada laki-laki 3300 ml dan pada wanita

1900 ml.

c. Untuk mengukur volume cadangan ekspirasi, mula-mula naracoba menarik

nafas secara biasa kemudian melakukan ekspirasi biasa kemudian

memasukkan udara ke mulut pipa dengan ekspirasi sekuat-kuatnya. Setelah

itu pengamat melihat dan mencatat besar ventilasinya. Normal 1000 ml

pada laki-laki dan 700 ml pada wanita.

d. Untuk mengukur kapasitas vital, mula-mula naracoba melakukan inspirasi

sekuat-kuatnya di ikuti ekspirasi sekuat-kuatnya. Setelah itu pengamat skala

Page 10: fluida tugas 1

spirometer melihat dan mencatat besar ventilasinya. Normal pada laki-laki

4800 ml dan pada wanita 3100 ml.

e. Untuk menentukan kapasitas inspirasi yaitu dengan menjumlah volume

cadangan inspirasi dan volume tidal.

f. Untuk menentukan kapasitas vital prediksi yaitu dengan menjumlahkan

volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi dan volume

tidal.

C. Hasil Dari praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

           

NAMA NARACOBA

JENIS KELAMIN

UMUR TINGGI BADAN (cm)

BERAT BADAN (kg)

KAPASITAS VITAL

Rasnah Perempuan 18

Tahun

155 46 1.      3200 ml

2.      3500 ml

3.      2800 ml

Rahmawati R Perempuan 18

Tahun

149 48 1.      2700 ml

2.      3200 ml

3.      3300 ml

D. Pembahasan Kapasitas vital paru-paru adalah udara yang masuk dan keluar pada saat

tubuh melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat-kuatnya atau volume

cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi.

Perbedaan kapasitas vital pada tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh

Page 11: fluida tugas 1

beberapa factor, antara lain : jenis kelamin, usia, tinggi badan, dan berat

badan.

Volume paru sejak masa anak-anak terus meningkat sesuai dengan

bertambahnya usia dan perkembangan tubuh anak (Guyton & Hall, 1996).

Volume paru ini mencapai nilai maksimal pada usia antara 19-21 tahun.

Sampai masa pubertas, daya tahan kardiorespirasi anak perempuan dan anak

laki-laki tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai daya tahan

kardiorespirasi pada wanita lebih rendah

Di samping itu, terlihat pada hasil praktikum di atas, diketahui bahwa terdapat

hubungan yang cukup kuat antara factor tinggi badan dan berat badan dengan

kapasitas paru seseorang. Hal tersebut ditunjukkan, pada naracoba dengan

tinggi badan 155 cm dan berat badan 46 kg (naracoba 1) memiliki kapasitas

vital paru yang lebih besar dibandingkan dengan naracoba dengan tinggi

badan 149 cm dan berat badan 48 kg (naracoba 2).

Peristiwa tersebut kemungkinan disebabkan oleh lebih banyaknya massa

jaringan lemak yang tertimbun pada otot-otot tubuh termasuk otot diafragma

naracoba 2 dibandingkan dengan naracoba 1, dimana jaringan lemak itu dapat

memberikan beban tambahan pada dinding thorax dan abdomen sehingga

mengakibatkan peregangan pada otot diafragma dan kesulitan rongga dada

dan paru untuk berkembang yang memungkinkan udara yang terhirup tidak

terlalu banyak ketika proses inspirasi karena tekanan udara dalam paru-paru

cukup besar dibandingkan tekanan udara luar atau keterbatasan gerakan

pernapasan sehingga mengakibatkan kapasitas vital paru kecil.

Berbagai macam volume dan kapasitas vital paru tidak hanya dipengaruhi oleh

ukuran dan pengembangan tubuh, tetapi juga oleh posisi tubuh, dimana

frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi

diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi

duduk. dan frekuensi pernapasan posisi tidur terlentang lebih cepat

dibandingkan posisi tengkurap. Frekuensi pernapasan adalah intensitas

Page 12: fluida tugas 1

memasukkan atau mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya intensitas

pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali.