flora normal mata dan kuman penyebab infeksi mata

Upload: nur-camelia-pragnanda

Post on 13-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Flora Normal Mata

TRANSCRIPT

FLORA NORMAL MATA DAN KUMAN PENYEBAB INFEKSI MATA

Disusun untuk memenuhi tugas Stase

Mikrobiologi Klinik

Oleh :

Dr. Satya Hutama Pragnanda

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

BAB IPENDAHULUAN

Mata bagian luar mengandung bermacam-macam jaringan yang terintegrasi untuk melindungi mata terhadap infeksi. Jaringan penunjang bola mata seperti periorbita, kelopak dan bulu mata, kelenjar Meibom dan air mata yang memproduksi, meratakan, dan mengalirkan lapisan air mata; melindungi mukosa mata yang sensitif.

Tulang pembentuk orbita dan kelopak mata melindungi mata dari trauma. Kelopak mata mencegah kekeringan permukaan okuler dan membantu aliran air mata dengan cara berkedip. Berkedip memompa air mata dari kelenjar membasahi permukaan mata menuju kantung air mata. Aliran air mata ini membantu menyingkirkan mikroba dari permukaan mata. Air mata yang diproduksi glandula lakrimalis sendiri memiliki zat-zat antimikroba tertentu.

Epitel dari permukaan bola mata sendiri membentuk barrier terhadap invasi mikroba, melalui cara fagositosis. Antigen-presenting cells seperti sel Langerhans di konjungtiva membawa antigen ke jaringan limfe regional dan membentuk respon imun.Koloni bakteri di tepi kelopak mata dan konjungtiva, normal ditemukan dan menguntungkan. Interaksi antara permukaan luar bola mata dengan bakteri resident nonpatogen menurunkan kesempatan bakteri patogen untuk menginvasi.Invasi bakteri patogen dapat melalui banyak cara. Antara lain melalui jalur transplasenta, paparan dari partikel jari tangan dan melalui udara atau kontak seksual, hematogen, penyebaran dari penyakit adnexa, dan penjalaran dari jalan napas bagian atas melalui duktus nasolakrimalis. Adanya immunocompromised local dan sistemik merupakan factor predisposisi terjadinya infeksi mata. Pasien dengan AIDS (Acquired ImmunoDeficiency Syndrome) flora normal non patogen pun dapat menyebabkan penyakit.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

FLORA NORMAL MATAKoloni bakteri pada tepi kelopak mata dan konjungtiva adalah normal dan bermanfaat untuk mata. Interaksi antara permukaan bola mata dan bakteri resident nonpatogenik menurunkan kesempatan bakteri patogen untuk menginvasi. Spektrum dari flora normal sendiri bervariasi tergantung dari umur dan bahkan kondisi geografis host. Setelah lahir, mata infant umumnya menjadi tempat berbagai species bakteri diantaranya Staphylococcus aureus , Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli. Selama dua dekade pertama kehidupan manusia streptococci dan pneumococci menjadi bakteri predominan. Seiring pertambahan umur, bakteri gram negatif banyak ditemui, tetapi yang paling umum ditemui adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan diphteroid (Corynebacterium xerosis). http://www.google.com/imgres?imgurl=http://sph.bu.edu/otlt/MPH-Modules/PH/PH709_B_Competition/Normal_Flora_Table.png

RELATIVE PREVALENCE OF THE NORMAL FLORA OF THE OUTER EYE

MicroorganismNormal ConjunctivaNormal Eyelid Margin

Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus aureus

Micrococcus spp

Corynebacterium spp

Propionibacterium acnes

Streptococcus spp (common in children)

Haemophilus influenza (comm.in child)

Moraxella spp

Enteric gram-negative bacilli

Bacillus spp

Anaerobic bacteria

Yeasts (Malassezia furfur,Candida spp, etc)

Filamentous fungi

Demodex spp+ + +

+ +

+

+ +

+ +

+

+ -

+ -

+ -

+ -

+

-

+ -

-+ + +

+ +

+ ++ +

+ +

+ -

-

-

-

-

+ -

+

-

+ +

Source : American Academy of Ophthalmology. External Disease and Cornea. Section 8, Chapter 4, Page 97, Table 4-1.Dalam kondisi kultur yang sesuai, Propionibacterium acnes, Malassezia furfur dan Candida spp bisa dikultur dari mata. Parasit seperti Demodex folliculorum dan Demodex brevis terdeteksi pada tepi kelopak mata individu normal yang sehat. Secara klinis, penggunaan antibiotic atau kortikosteroid topical, atau kondisi tertentu seperti dry eye dapat menghambat air mata dan menyebabkan peubahan spectrum kelopak mata dan flora konjungtiva.MEKANISME PERTAHANAN MATA BAGIAN LUARMata bagian luar mengandung bermacam-macam jaringan yang melindungi mata terhadap infeksi. Jaringan penunjang bola mata seperti periorbita, kelopak dan bulu mata, kelenjar Meibom dan air mata yang memproduksi, meratakan, dan mengalirkan lapisan air mata; melindungi mukosa mata yang sensitif.

Tulang pembentuk orbita dan kelopak mata melindungi mata dari trauma. Kelopak mata mencegah kekeringan permukaan okuler dan membantu aliran air mata dengan cara berkedip. Berkedip memompa air mata dari kelenjar membasahi permukaan mata menuju kantung air mata. Aliran air mata ini membantu menyingkirkan mikroba dari permukaan mata. Air mata yang diproduksi glandula lakrimalis sendiri memiliki zat-zat antimikroba tertentu. Tambahan, makromolekul yang disekresi oleh glandula lakrimalis mengandung zat-zat antimikroba seperti :

Lisozim meluruhkan dinding sel bakteri, sementara -lysin merusak membrane plasma bakteri

Lactoferin menghambat metabolism bakteri dengan cara mengikat zat besi, meningkatkan fungsi antibody airmata, dan mengaktivasi komplemen

Immunoglobulin A memicu imunitas antigen spesifik di permukaan bola mata Lapisan lipid kelenjar Meibom mengurangi penguapan laisan tear film dan secara tidak langsung melindungi epitel kornea dari kekeringan dan perlukaan

Mucin yang diproduksi sel goblet menghambat penempelan mikroba ke epitel permukaan bola mata

Cytokines termasuk Epidermal Growth Factor (EGF), Transforming Growth Factor Beta (TGF-s) dan Hepatocyte Growth Factor (HGF)

PATOGENESIS INFEKSI OKULAR

Infeksi pada permukaan bola mata dapat terjadi melalui berbagai cara. Infeksi dapat melalui jalur transplasenta menuju fetus; kontak langsung pada jalan lahir selama persalinan; paparan melalui jari tangan, partikel udara, ataupun kontak seksual; secara hematogen ( tetapi jarang) ; perluasan dari penyakit saluran pernafasan atas melalui duktus nasolacrimalis. Kejadian infeksi terjadi bergantung pada kondisi yang memungkinkan terjadinya kontak dengan mikroba patogen. Konjungtivitis adenovirus epidemica berkembang setelah mukosa kontak dengan secret orang yang terinfeksi. Infeksi ocular melalui seksual seperti gonococcus dan chlamydial conjunctivitis terjadi melalui kontak mata dengan sekresi genital yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Infeksi zoonotic ditularkan melalui kontak dengan binatang yang terinfeksi ataupun vector.

Resiko infeksi oportunis juga dapat terjadi melalui penggunaan desinfektan yang tidak sepenuhnya steril pada instrumen bedah ( Mycobacterium chelonei ), pemakaian cairan pembersih buatan atau air keran untuk membersihkan lensa kontak ( Acanthamoeba ), atau trauma dengan tanah atau sayuran ( Bacillus cereus , bermacam jamur ).

Permulaan, tingkat keparahan dan karakteristik infeksi sendiri dipengaruhi oleh virulensi mikroba patogen, jumlah inoculum, dan tingkat kekuatan mekanisme pertahanan host.

1. Virulensi

Faktor virulensi ini menggambarkan kemampuan mikroba untuk melakukan penempelan, penetrasi, replikasi, dan pada beberapa kasus, bertahan yang dapat meningkatkan kesempatan infeksi.

2. AdherenPenempelan organisme ke permukaan epitel mata adalah langkah pertama. Banyak bakteri menggunakan adhesin, yaitu protein mikroba yang mengikat erat molekul permukaan sel host.

3. EvasionMenghindari interaksi dengan elemen yang tidak diinginkan seperti sel imun dengan cara ekspresi exopolisakarida menjadi biofilm yang dapat menghindari fagositosis.

4. InvasionBeberapa bakteri mampu menembus langsung epitel yang intact. Termasuk didalamnya yaitu : Neisseria gonorrhoeae, Neisseria meningitides, Corynebacterium diphtheriae, Shigella spp.Invasi mikroba dibantu oleh protease yang menyebabkan sel lisis dan degradasi matrix ekstraseluler. Exotoxin seperti yang diproduksi streptococcus, staphylococcus, dan Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan nekrosis sel kornea.Acanthamoeba dan jamur tertentu memproduksi Collagenase, Pseudomonas Elastase dan Alkali protease merusak kolagen dan proteoglikan kornea.5. Replication and PersistenceSebagian besar organisme hilang dari tempat infeksi seiring infeksi akut. Beberapa bertahan, seperti HSV dan VZV di sel ganglion trigeminal. Chlamydia di phagosome intraseluler. Pembentukan biofilm menghambat pengenalan bakteri oleh sel imun.

6. Inoculum Jumlah mikroba untuk menyebabkan infeksi berbeda-beda setiap spesies.

7. Host DefenceIntrinsic Anatomical MechanismsBisa menjadi faktor predisposisi infeksi mata :

Keringnya epitel permukaan mata akibat lagophthalmos, ectropion, exophthalmos, penurunan refleks kedip karena Parkinson dan keratokonjungtivitis sicca.

Microtrauma epitel terjadi karena trichiasis, pemakaian lensa kontak, pemakaian protesa, pemakaian obat topical yang mengandung pengawet dalam jangka panjang, paparan jahitan operasi.

Abrasi traumatic akut, bullous keratopathy, recurrent corneal infection.

Defek epitel persisten akibat mekanisme neurotropic, seperti postherpetic hypoesthesia, diabetic neuropathy.

Operasi dimana ada kerusakan epitel konjungtiva.

Immunologic competenceImmunocompromise local maupun sistemik merupakan predisposisi infeksi okuler. Pemakaian kortikosteroid topical, kondisi patologis kornea atau konjungtiva yang sudah ada sebelumnya, atau pasien AIDS.PRINCIPAL CAUSES OF EXTERNAL OCULAR INFECTIONS

ConditionVirusesBacteriaFungiParasites

Dermatoblepharitis

Blepharitis

Conjungtivitis

Keratitis

Dacryoadenitis

Canaliculitis

Dacryocystitis Herpes simpleks

Varicella-zoster

Herpes simpleks

Molluscum contagiosum

Adenovirus

Herpes simpleks

Herpes simpleks

Epstein-Barr virus

MumpsStaphylococcus aureus

Streptococcus spp

Staphylococcus spp

Moraxella spp

Chlamydia trachomatis

Staphylococcus aureus

Streptococcus spp

Neisseria gonorrhoe

Haemophilus influenza

Moraxella spp

Pseudomonas aeruginosa

Staphylococcus

aureus

Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus

Aureus

Streptococcus pneumonia

Actinomycetes

Staphylococcus spp

Streptococcus spp

Fusarium spp

Aspergilus spp

Candida albicansPhthirus pubis

Acanthamoeba spp

Source : American Academy of Ophthalmology. External Disease and Cornea. Section 8, Chapter 4, Page 101, Table 4-2.