flora normal

12
PRAKTIKUM 2 FLORA NORMAL, FAKTOR PERTUMBUHAN & ANTISEPTIK FLORA NORMAL Kuman terdapat dimana saja di alam ini, yaitu di air, tanah, udara, dan juga dipermukaan tubuh. Serta beberapa alat atau organ tubuh. Pada umumnya kuman kuman tersebut merupakan flora normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat. Flora normal atau mikrobiota adalah kumpulan organisme yang umum ditemukan secara alamiah pada orang sehat dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan host-nya. Mikroorganisme yang apabila berpindah habitat dapat menimbulkan penyakit. Bakteri memerlukan makan namun ada beberapa hal yang dapat menekan pertumbuhan bakteri yaitu suhu, sinar matahari, beberapa jenis logam berat (tembaga dan air raksa) dan bahan kimia. Bahan yang disediakan : 1. Tusuk gigi steril 2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram 3. Lempeng agar darah Cara Kerja: a. Flora Normal Mulut: 1. Siapkan objek gelas steril 2. Mensterilisasi ose dengan cara membakar pada spiritus 3. Masukkan ose ke dalam tabung NaCl fisiologis 4. Teteskan pada objek gelas 5. Mensterilisasi ose yang baru saja digunakan 6. Ambil kotoran di sela – sela gigi dengan menggunakan tusuk gigi steril 7. Letakkan tusuk gigi yang telah digunakan di atas cairan NaCl fisiologis 8. Buang tusuk gigi di bak pewarnaan 9. Keringkan objek glass dengan melewatkannya diatas uap api spirtus

Upload: nindya-primadhita

Post on 03-Jan-2016

168 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ipt

TRANSCRIPT

Page 1: Flora Normal

PRAKTIKUM 2

FLORA NORMAL, FAKTOR PERTUMBUHAN & ANTISEPTIK

FLORA NORMAL

Kuman terdapat dimana saja di alam ini, yaitu di air, tanah, udara, dan juga dipermukaan tubuh. Serta beberapa alat atau organ tubuh. Pada umumnya kuman kuman tersebut merupakan flora normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat.

F lo r a   no rma l   a t au mikrobiota adalah kumpulan organisme yang umum ditemukan secara alamiah pada orang sehat  dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan host-nya. Mikroorganisme yang apabila berpindah habitat dapat menimbulkan penyakit.

Bakteri memerlukan makan namun ada beberapa hal yang dapat menekan pertumbuhan bakteri yaitu suhu, sinar matahari, beberapa jenis logam berat (tembaga dan air raksa) dan bahan kimia.

Bahan yang disediakan :

1. Tusuk gigi steril2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram3. Lempeng agar darah

Cara Kerja:

a. Flora Normal Mulut:1. Siapkan objek gelas steril2. Mensterilisasi ose dengan cara membakar pada spiritus3. Masukkan ose ke dalam tabung NaCl fisiologis 4. Teteskan pada objek gelas5. Mensterilisasi ose yang baru saja digunakan6. Ambil kotoran di sela – sela gigi dengan menggunakan tusuk gigi steril7. Letakkan tusuk gigi yang telah digunakan di atas cairan NaCl fisiologis8. Buang tusuk gigi di bak pewarnaan9. Keringkan objek glass dengan melewatkannya diatas uap api spirtus10. Objek gelas yang telah berisi bakteri dipanaskan lalu di fiksasi dengan cara

melewatkan pada lidah api sebanyak tiga kali dengan menggunakan pinset11. Kemudian lakukan pewarnaan Gram12. Lihat hasil pada mikroskop

Hasil praktikum :

1. Flora Normal Mulut

Nacl fisiologis + kotoran gigi & pewarnaan gram

Page 2: Flora Normal

OP Deskripsi Contoh bakteriBentuk Gram Ciri tambahan

OP 1OP 2OP 3OP 4OP 5

Kesimpulan dan penjelasan :

b. Flora Normal kulit1. Letakkan jari telunjuk pada lempeng agar darah2. Eramkan pada lemari pengeram 37 C selama 24 jam3. Lihat hasil

Hasil praktikum :

2. Flora Normal Kulit

ADP + kulit telunjuk

Macam koloni Deskripsi Jenis KoloniBentuk Warna Hemolisis

Koloni 1Koloni 2Koloni 3Koloni 4Koloni 5Koloni 6Koloni 7Koloni 8Koloni 9

Kesimpulan dan penjelasan :

c. Flora Normal Udara (lab kecil)1. Siapkan 1 OP untuk memegang medium agar darah2. Angkat tangan yang memegang lempeng agar darah lebih tiggi dari bahu selama 5

menit3. Eramkan pada lemari pengeram 37 C selama 24 jam 4. Lihat hasilnya

Page 3: Flora Normal

Hasil praktikum :

3. Flora Normal Udara

ADP + flora udara

Macam Koloni

Deskripsi ∑bentuk Ukuran Tepi warna

Koloni 1Koloni 2

Kesimpulan dan penjelasan :

Page 4: Flora Normal

KEPEKAAN KUMAN TERHADAP BERBAGAI AGEN

Pertumbuhan kuman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu, pH, tekanan osmose, sinar matahari, bahan kimia, logam dan sebagainya.

Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan kuman karena kuman memerlukan suhu optimum untuk dapat tumbuh dengan baik. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen pada beberapa jenis kuman, sehingga untuk melihat pigmennya maka kuman harus ditanam dan dieram pada suhu tertentu yang optimum.

Sinar matahari, terutama sinar ultra ungu (panjang gelombang 250-265 nano-meter) dan juga sinar-sinar lain yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan kuman atau mematikan kuman. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah dipengaruhi oleh sinar ultra ungu (ultraviolet, uv).

Beberapa jenis logam berat, seperti tembaga dan air raksa, mempunyai daya penghambat pertumbuhan beberapa jenis kuman; daya hambat logam terhadap pertumbuhan kuman ini disebut daya oligodinamik, Hal ini dapat diterangkan dengan ion-ion logam tersebut mempunyai afinitas dengan protein sel kuman, yang mengakibatkan pengumpulan sejumlah besar ion-ion tersebut dan mengakibatkan denaturasi protein sel kuman.

Bahan kimia, berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan kuman, misalnya kadar gula yang tinggi, zat warna, desinfektan, antibiotika. Bahan kimia ini dapat menghambat pertumbuhan kuman, disebut efek bakteriostatik, atau dapat membunuh kuman, disebut efek bakterisid. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi, disinfeksi, antisepsis dan untuk membunuh kuman.

Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Antbiotika dapat bersifat bakteriostatik dan juga dapat bersifat bakterisid. Dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang tersedia, karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.

Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika antara lain dapat dilakukan dengan:

1. CARA CAKRAM (DISC METHOD), yaitu dengan menggunakan cakram kertas saring yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudian diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami uman yang akan diperiksa, kemudian dieram. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotika, maka kuman yang diperiksa sensitive terhadap antibiotika tersebut. Cara ini disebut juga sebagai cara difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.

Page 5: Flora Normal

2. CARA TABUNG (TUBE DILUTION METHOD), yaitu dengan membuat penipisan antibiotika pada sederetan tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini akan dapat diketahui konsentrasi terendah antibiotika yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC)

Tes kepekaan / resistensi

Bahan :

1. Lempeng agar Mueller Hinton2. Kaldu BHI 1cc3. Tusuk kapas steril4. Cakram antibiotic ( 5 macam )5. Biakan kuman : Staphylococcus aureus atau Escherichia coli

Cara kerja :

1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengkelit steril, buat suspensi dalam tabung berisi kaldu BHI steril 1cc , sesuaikan dengan standar Mc Farland 0,5

2. Ambil kapas baru lalu celupkan ke dalam suspense yang telah dibuat. 3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media

Agar secara merata ( seluruh permukaan Agar Mueller Hinton )4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup

antara cakram satu dengan cakram lain.5. Eram pada lemari pengeram 37 C , selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya

Hasil Praktikum:

4. ResistensiCakram Antibiotik + lempeng agar Mueller Hinton + bakteri

Bakteri Deskripsi KeteranganAntibiotik Diameter

Escheria coliCIP5 1,3E15 1,6S10 -AML25 -

Staphylococcus aureus

CIP5 3E15 3,1S10 1,9AML25 4,2

Kesimpulan dan penjelasan:

Page 6: Flora Normal

Antisepsis kulit:

Bahan :

1. Lempeng agar darah2. Kaldu 2cc3. Tusuk kapas steril4. Antisepsis (sabun, alkohol)

Cara kerja :

1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 wilayah dengan menggunakan pensil gelas.

a. Pada wilayah I Usap kapas steril dibasahi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada

telapak tangan, selanjutnya dioleskan pada wilayah I bagian lempeng agar darah.

b. Pada wilayah II Cuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit, kemudian usap kapas

steril yang dibasahi dengan kaldu steril pada telapak tangan, oleskan pada wilayah II pada bagian agar darah.

c. Pada wilayah III Ambil sebuah usap kapas steril, basahi dengan kaldu steril, oleskan pada

lengan bawah. Kemudian oleskan pada wilayah III pada bagian agar darah

d. Pada wilayah VI Basahi tusuk kapas dengan alcohol lalu oleskan pada voler ( sejajar lipatan

kulit) dan buang tusuk kapass tersebut. Ambil tusuk kapas yang baru dan teteskan dengan hand sanitizer dan dioleskan di tempat yang sebelumnya telah diolesi alcohol. Ambil tusuk kapas lalu baru oleskan pada lengan bawah bagian voler dan usapkan pada wilayah VI pada agar darah.

2. Eramkan lempeng agar darah ini pada 37 C selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya

Page 7: Flora Normal

Hasil praktikum:

5. Antisepsis

ADP + antisepsis

No Daerah Jumlah koloni

1. I Banyak2. II Lebih banyak3. III Lebih banyak drpd I&II

4. IV Lebih sedikit daripada I, II & III

Kesimpulan dan penjelasan:

Bagian I : tes dilakukan sebelum cuci tangan pada daerah telapak tangan.Didapatkan bakteri yang lebih sedikit, koloninya membentuk pola rough

Bagian II : tes dilakukan setelah melakukan cuci tangan pada daerah telapak tangan. Bakteri membentuk pola koloni rough. Namun, hasilnya didapatkan lebih banyak daripada bagian I. ini dapat terjadi karena terdapat kontaminasi seperti :

a. Sabun yang digunakan tidak sterilb. Air yang digunakan terkontaminasic. Orang percobaan tidak melakukan cara mencuci tangan dengan baik

dan benar sesuai standar WHOBagian III : tes dilakukan pada bagian volar yang belum dicuci. Didapatkan hasil

bakteri yang sangat banyak. Hal ini dikarenakan daerah voler lebih

I II

III IV

Page 8: Flora Normal

lembab daripada telapak tangan, jarang dibersihkan, dan terkontaminasi kuman dari baju. Bakteri membentuk koloni rough

Bagian IV : tes dilakukan pada bagian volar yang sudah di sterilkan dengan alcohol 70% dan handsanitizer. Hasil yang didapatkan terdapat jumlah bakteri yang lebih sedikit daripada bagian I,II, maupun III. Bakteri membentuk koloni rough

Page 9: Flora Normal

Laporan Praktikum 2

Flora Normal, Faktor Pertumbuhan, dan Antiseptik

Kelompok B 11

Nanda Nurdara Tahara (1102012189) Nindya Primadhita (1102012196) Wiwiek Librani S (1102012309) Rizal Fadhlurrahman (1102011250) Siti Saradita (1102012283)

Putri Prima Ramadhan (1102012218) Sandi Puspita Pratiwi (1102012259) Wandan Surya Kencana (1102012304)

Sheila Prilia Andini (1102012274)

FK Universitas YARSI Jakarta

2012/2013

Jl.Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574