praktikum 2- flora normal

23
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TERAPAN OLEH : Kelompok : 3 (tiga) Nama : 1. Wulandari Saputri (342008130) 2. Sri rizki Agustini (342008141) 3. Mira (342008101) 4. Jumiati (342008107) 5. Khasma Botik (342008115) 6. Eka Septa. W (342007117) Kelas : V C Prodi : Pend. Biologi Dosen Pengasuh : Susi Dewiyeti, S.Si.,M.Si. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: wulandari-saputri

Post on 27-Jun-2015

1.225 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI TERAPAN

OLEH :

Kelompok : 3 (tiga)

Nama : 1. Wulandari Saputri (342008130)

2. Sri rizki Agustini (342008141)

3. Mira (342008101)

4. Jumiati (342008107)

5. Khasma Botik (342008115)

6. Eka Septa. W (342007117)

Kelas : V C

Prodi : Pend. Biologi

Dosen Pengasuh : Susi Dewiyeti, S.Si.,M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

Page 2: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

A. PRAKTIKUM KE : II (dua)

B. JUDUL : Flora Normal Pada Tubuh Manusia

C. TUJUAN : Untuk mengetahui keberadaan flora normal

pada tubuh manusia.

D. DASAR TEORI :

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu

mikroorganisme. Mikrobe tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi

juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara alamiah

menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota.

Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan

mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia

normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh

manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan

protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.

Mikrobiota normal tubuh manusia yang sehat perlu diketahui

karena alasan-alasan berikut:

1. Diketahuinya hal ini dapat membantu menduga macam infeksi yang

mungkin timbul setelah terjadinya kerusakan jaringan pada situs-

situs yang khusus.

2. Hal ini memberikan petunjuk mengenai kemungkinan sumber dan

pentingnya mikroorganisme yang teramati pada beberapa infeksi

klinis. Sebagai contoh, Escherichia coli tidak berbahaya di dalam

Page 3: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

usus tetapi bila memasuki kandung kemih dapat menyebabkan

sistitis, suatu peradangan pada selaput lendir organ ini.

3. Hal ini dapat membuat kita menaruh perhatian lebih besar terhadap

infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan

mikrobiota normal atau asli pada inang manusia.

Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat

kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)

yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada

bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan

mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun

jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora

normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme

komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora

normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-

produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin

atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini

umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari

lingkungannya.

Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum

ovale, Candida albicans.

2. Mikroorganisme sementara (transient flora)

yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang

berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu

Page 4: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini

ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh

lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora

sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika

flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi,

berbiak dan menimbulkan penyakit.

Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh

bersifat komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu

bergantung pada faktor-faktor biologis seperti suhu, kelembapan dan

tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat. Keberadaan

flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan

yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora

yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran

penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal.

Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis

vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap

diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh

bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri.

Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada

reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk

zat makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun,

penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins).

Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang

cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau

Page 5: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa

menjadi patogen.

Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh

flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh

normal. Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit

pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-

invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh

lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le

dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi

patogen.

Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia

yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung,

mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga. Organ-organ dan

jaringan biasanya steril. Tapi dalam praktikum ini hanya akan dibahas

mengenai flora normal pada epidermis kulit dan saliva saja

1. Kulit

Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara

atau dari benda-benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh

pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya.

Kulit manusia terlihat lebih mudah pecah atau rusak bila

dibandingkan dengan kulit hewan, seperti badak, gajah, dan kura-

kura. Namun kulit manusia memiliki sifat sebagai pertahanan

(barier) yang sangat efektif terhadap infeksi. Dalam kenyataanya,

Page 6: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

tidak ada bakteri yang dapat menembus kulit utuh yang “telanjang”

tanpa pelindung.

Kulit bersifat sedikit asam dengan pH 5 % dan memiliki

temperatur kurang dari 37°C. Lapisan sel-sel yang mati akan

membuat permukaan kulit secara konstan berganti sehingga

bakteri yang berada dibawah permukaan kulit tersebut akan juga

dengan konstan terbuang dengan sel mati. Lubang-lubang alami

yang terdapat di kulit, seperti pori-pori, folikel rambut, atau kelenjar

keringat memberikan suatu lingkungan yang mendukung

pertumbuhan bakteri. Namun lubang-lubang tersebut secara alami

dilindungi oleh lisozim (enzim yang dapat merusak peptidoglikan

bakteri yang merupakan unsur utama pembentuk dinding sel

bakteri gram positif) dan lipida toksik.

Pelindung lain terhadap kolonialisasi kulit oleh bakteri patogen

adalah mikroflora normal kulit. Mikroflora tersebut merupakan

suatu kumpulan dari bakteri nonpatogen yang normal berkolonisasi

pada setiap area kulit yang mampu mendukung pertumbuhan

bakteri. Bakteri patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu

bersaing dengan mikroflora normal yang ada untuk mendapatkan

tempat kolonisasi serta nutrien untuk tumbuh dan berkembang.

Mikroflora normal kulit terutama terdiri dari bakteri gram positif.

Tetapi bakteri gram negatif seperti Escherichia coli yang habitatnya

ada di dalam usus manusia, juga bisa terdapat pada kulit manusia

karena adanya kontaminasi kotoran manusia.

Page 7: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada kulit tidak

mampu bertahan hidup lama karena kulit mengeluarkan substansi

bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar keringat mengekskresikan

lisozim, suatu enzim yang dapat menghancurkan dinding sel

bakteri. Kelenjar lemak mengekskresikan lipid yang kompleks,

yang mungkin diuraikan sebagian oleh beberapa bakteri; asam-

asam lemak yang dihasilkannya sangat beracun bagi bakteri-

bakteri lain.

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-

akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada

permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies

Staphylococcus (kebanyakan S. epidermidis dan S. aureus) dan

sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak

dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti

Propionibacterium acnes, penyebab jerawat. Jumlahnya tidak

dipengaruhi oleh pencucian.

Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara

pada kulit adalah pH rendah, asam lemak pada sekresi sebasea

dan adanya lisozim. Berkeringat yang berlebihan atau pencucian

dan mandi tidak menghilangkan atau mengubah secara signifikan

flora tetap. Jumlah mikroorganisme permukaan mungkin berkurang

dengan menggosok secara kuat setiap hari dengan sabun yang

mengandung heksakloforen atau desinfektan lain, namun flora

secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan keringat,

Page 8: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

meskipun tidak ada hubungan secara total terhadap kulit bagian

lain maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat pada kulit

cenderung menyebabkan populasi mikrobiota secara keseluruhan

sangat meningkat dan dapat menimbulkan perubahan kualitatif

flora kulit.

2. Mulut

Kelembaban yang paling tinggi, adanya makanan terlarut

secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat

mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri.

Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak

bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.

Diperolehnya mikrobiota mulut. Pada waktu lahir, rongga mulut

pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat,

dan lembap yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur

terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan

senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan medium

yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai

sumber nutrien bagi mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut.

Beberapa jam sesudah lahir, terdapat peningkatan jumlah

mikroorganisme sedemikian sehingga di dalam waktu beberapa

hari spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut menjadi mantap.

Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus,

Neisseria, Veillonella, Actinomyces, dan Lactobacillus.

Page 9: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

E. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum diadakan pada tanggal 21 dan 22 desember 2010

pada pukul 10.00 WIB s/d selesai di Laboratorium FKIP Biologi

Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. ALAT DAN BAHAN

a. Alat : Cawan petri, tabung reaksi, pinset, bunsen, rak

tabung reaksi, sprayer, autoclave, inkubator, jangka

sorong, gelas kimia.

b. Bahan : Media agar MH, cotton bud steril, spiritus, alkohol

70%, epidermis kulit, saliva.

3. CARA KERJA

a. Lalukan cotton bud steril di atas bunsen.

b. Usapkan (sweb) cotton bud steril tadi pada permukaan

epidermis kulit kemudian cotton bud tadi usapkan pada

permukaan agar MH secara aseptis.

c. Ambil cotton bud baru kemudian lakukan di atas bunsen,

kemudian usapkan (sweb) cotton bud tadi pada permukaan

lidah secara aseptis.

d. Kemudian cotton bud tadi, usapkan (sweb) pada permukaan

agar MH secara aseptis.

e. Sama dengan point E pada praktikum ke I

f. Setelah inkubasi 24 jam amati koloni flora normal.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 10: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

1. HASIL

Gambar 2.1 Flora Normal pada Tubuh Manusia

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010

Page 11: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

2. PEMBAHASAN

Berdasarkan gambar dan tabel hasil pengamatan flora normal pada

epidermis kulit dan saliva di atas dapat kita ketahui bahwa pada

epidermis kulit terdapat mikroorganisme yang masing-masing

membentuk koloni.

Pada epidermis kulit sebagaimana tampak pada gambar dan tabel

diatas, terdapat bakteri ada yang terpisah sendiri-sendiri menjadi 20

koloni, tapi juga ada 3 kumpulan koloni yang tidak dapat diamati lagi

koloninya atau disebut juga blooming. Dikatakan blooming karena

populasi mikrobanya sudah terlalu banyak. Hal ini mungkin

disebabkan kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari

udara atau dari benda-benda. Sehingga mudah sekali untuk ditempeli

oleh bakteri. Selain itu pula sebagaimana kita ketahui bersama kalau

kulit memiliki pH yang sedikit asam. Namun umumnya bakteri di kulit

akan cepat terbuang dan berganti seiring dengan matinya lapisan

kulit.

Adapun faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora

sementara pada kulit adalah pH rendah, asam lemak pada sekresi

sebasea dan adanya lisozim. Berkeringat yang berlebihan atau

pencucian dan mandi tidak menghilangkan atau mengubah secara

signifikan flora tetap. Jumlah mikroorganisme permukaan mungkin

berkurang dengan menggosok secara kuat setiap hari dengan sabun

yang mengandung heksakloforen atau desinfektan lain, namun flora

secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan keringat,

Page 12: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

meskipun tidak ada hubungan secara total terhadap kulit bagian lain

maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat pada kulit cenderung

menyebabkan populasi mikrobiota secara keseluruhan sangat

meningkat dan dapat menimbulkan perubahan kualitatif flora kulit.

Selanjutnya, pada saliva sebagaimana tampak pada gambar dan

tabel diatas juga terdapat bakteri yang koloninya terpisah dan dapat

dihitung jumlahnya, yaitu sekitar 12. Serta ada juga bakteri yang

blooming seperti pada epidermis kulit sebanyak 10 koloni blooming.

Terjadinya blooming ini mungkin dikarenakan saliva itu sendiri yang

terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-

senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta

kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi

mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut. Umumnya mikroba pada

mulut jika dalam jumlah yang normal tidak berpengaruh apa-apa.

Namun bila dalam keadaan berlebihan akan menimbulkan penyakit,

pembentukan plak, bahkan bau mulut. Untuk itu penting sekali untuk

menjaga kebersihan mulut, misalnya dengan rajin menyikat gigi setiap

hari.

G. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. Pada epidermis kulit dan saliva terdapat mikroorganisme asli

penghuni tubuh manusia atau sering disebut flora normal.

Page 13: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

2. Flora normal itu sendiri jika terdapat pada tubuh dalam jumlah

yang normal tidak akan merugikan inangnya, namun bila dala

jumlah berlebihan dapat menimbulkan penyakit.

3. Banyak faktor yang mempengaruhi fluktuatifnya jumlah mikroba

pada tubuh manusia, antar lain: umur, hormon, penerapan

prinsip kesehatan dan kondisi lingkungan.

Page 14: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

H. DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, J. Michael., dan Chan, E.C.S. 2008. Dasar-Dasar

Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press: Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/mikrobota (diakses tanggal 03 Januari

2010)

Page 15: PRAKTIKUM 2- Flora Normal

I. LAMPIRAN

Gambar 2.2 alat dan bahan

Gambar.2.2-1 Bunsen Gambar. 2.2-2 Kertas label

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010

Gambar. 2.2-3 Korek Api Gambar. 2.2-4 Cutton Bud

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010

Gambar. 2.2-5 Media MH Gambar. 2.2-6 Sprayer

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010