fll-tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam...

28

Upload: lamtruc

Post on 01-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir
Page 2: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

fll-TabrtirtJurnol Pemikiron ls lom

Vol. 12 No. I Mei 2012

Pengarah:St. Maryam Yusuf

Ketua Penyunting:Abdul Mun'im

Sekretaris Penyunting:M. Harir Muzakki

Dewan Penyunting:Thoha Hamim (IAIN Sunan Ampel Surabaya)

Cik Hasan Bisri (UIN Srman Gunungiati Bandung)Muhaimin (LIIN Maliki Ibrahim Malang)

Muhamrnad (UII Yo gyakarta)

Staff Dewan Penyunting:Aji Damanuri AB. Musaffa'FatoniIswahyudi BasukiAksin Wij aya Miftahul HudaMuh. Tasrif Abid Rahmanu

Tata Usaha:A. Fachruddin Lathief, Heru Bitono

Al-Tahrir adalah jumal 6 bulanan yang diterbitkan oleh STAINPonorogo sebagai media dialog seputar perkembangan pemikiranIslam dan telah Terakreditasi SK DIKTI Nomor: 64a|DIKTI/Kep/2010. Al-Tahrir mengundang para peminat studi pemikiranIslam untuk menyumbangkan tulisan yang sesuai dengan standarilmiah. Redaksi berhak melakukan revisi tanpa mengubah isi danmaksud tulisan. Alamat Redaksi: Jl. Pramuka No. 156 Po. Box.1 l6 Ponorogo 63471 Telp. 0352-481277 F ax. 0352-461893; E-mail:t ahrirst [email protected]

Terbit untuk oertama kali Januari 2001

Page 3: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Vol. 12, No. lMei 2012 ISSN 1412-7512Terakreditasi SK DIKTI Nomor: 64alDIKTI/Kep/2010

fll-TabrtirtJurnol pemikiron ls lom

DAFTAR ISISalam Redaksi

{. Problem dan Solusi PengembanganPerbankan Syari'ah Kontemporer di Indonesia

Subandi - l-19

.i. Transformasi Akad Muamalah Klasikdalam Produk Perbankan Syariah

Jamal Abdul Aziz * 2l-41

.1. Perkembangan Bank Syariah pasca UU 21 Tahun 200g

Luhur Prasetiyo - 43-62.3 Studi Efisiensi Perbankan Syariah

di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara

Iskandar - 63-86

.1. Implementasi Syari'ah Governance serta Implikasinyaterhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syari'ah

Rahman EI Junusl - 87-l l1

{. Eksistensi DPS dalam Memoderasi pengaruhPembiayaan, Kinerja Keuangan dan pengungkapan CSRpada Bank Umum Syariah di Iitdonesia

Ely Masykuroh - 113-132

$ Strategi Pemberdayaan Lembaga perekonomian Umat:Implementasi pada Kopontren di Kota Semarang

Ratno Agriyanto - 133-152

Page 4: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

* Strategi lnovasi Produksi dan Kompetitif Bisnisdalam Perspektif Islam

Ismail Nawawi - 153-173

* Orientasi Ekonomi Islam dalam Arus Trend Ekonomi EraGlobal di Tengah Kegagalan Ekonomi Kapitalisme

Muwahid Sulhan - 175-193

{. Global Warming dan Carbon Trading Perspektif Fiqh

Abdul Jalil - 195-218

Page 5: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

ORIENTASI EKONOMI ISLAMDALAM ARUS TREND EKONOMT

ERA GLOBAL DI TENGAH KEGAGALANEKONOMI KAPITALISME

Muwahid ShulhanSTAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46

Tulungagungemail: [email protected]

Abstract. The convensional economic approach that wos excessiveto fulfll personal interest in Islamic countries hos increased economtcgowth in the economy in western world. But behind this success,infact they failed to actualize lhe social vision and normative purpose

for creating economic science. In the next, it appeared a negative efectthat was same as Fukuyama said "the Great Disruption". For solvingthose dificuhy problems faced by muslim countries must be started inmaking and realizing a Paradigm. A paradigm is a basic for answeringall oJ theprcblems above. In that paradigm, there must be planted a newpremis, in developing ofthe economic in Islamic rules and the literatureof islamic economic building is based on the paradigm as in al-Qur'anand as-Sunah. al-Qur'an and al-Sunnah are the main point ofour basicreference- The second premis of this methode refuses the imitative.The kapitalisme, socialisme and lhal derivation are not the ideal type,even we can collect anolher advanlages sources for being adopted andintegrated in islamic paradigm wilhout reducing any rules.

i-)\-)lirJjl;a;t .,_",t*-:!leilr-:i,rr6':r ;-ll(,)r ̂ -i)1!FJl Jlt:u4*ll!,t4i (J, F

jua r6l-=Jl l-r.^ cl;; ;!t .4,Jt ;t-rLLt *, )l ..-;)l LliJl J! g3jr

)ttit-{ Q-\ ;i j t )r,!r..irr. rt --,1r-i.,'

r* v *w\t. 7t 7!rjc-+rir,. Ji.!l4*riGll c,)-<:Ili_,."g;".'Ur )L.j!rrj.d;;ecrf

-,Ui.dt:,"" : A AUJ{ r ll

.a iJt ;.1>r ^-;1r,,c rK,!1 .r.Jl;^:lr,,"L!rg;t;..,4r r-4 ra".)\-)t r)Jr

CF- cJr 5+r.' ,1u,i ,Ki!t :.lJL; *r; . {nLJl c,)3r C.+ Jr gr ,,l .j-,

U-+ .rrr.*. ul!,i- j.],\ -;)t ) ii At.rb -1",,, ..'i : lli,;}-)l )r ̂ ';)r !i.*U,;" t+! (a,-')Ul ,1r!r

"b Cr * FJlr U,6 !" :r+tij .+y-)t lL<-!l

..;3 oit .tl,rUott 5.,, gi t. 6,r C"4.ri l+lo :-4 ;,(Jy . ;r:Jr rr -"r)l JK-i!.F v;r)\ rK;!r

",.;i .Ji oJ, +)-yt 6,<Jl

Page 6: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

176 Al-Tahrir,Yol. 12, No. I Mei 2012 : 175.193

Abstrrk: Pendekotan ekanomi konvensional yang berlebihan terhadappemenuhan kepentingan pribadi (self interest) di Negara-negara Islam,m em ang I e I a h m e n i n gkatka n p er tumbu h an eko n o mi d al am p e re ko n o m i a ndi dunia Barat. Tetapi di balik keberhasilan ini, sesungguhnya merekagagal mewujudkan aktualisasi visi sosial dan tujuan normatif lahirnyailmu ekonomi. Hal itu kemudian juga menimbulkan efek negatif dalambentuk yang diistilahkan oleh Fukuyama "kekacauan yang besar (thegreat disruption) ". Untuk mengurai persoalan pelik yang dihadapinegeri-negeri mus lim ters e but harus dimulai dengan peletakan kerangkaberpikir Kerangkn berpikir menjadi basis untuk menjawab persoalan-persoalan diatas. Dalam kerangka berpikir tersebut harus dicanangkansebuah premis baru bahwa pembangunan ekonomi dalam kerangkaajaran Islam dan ilmu ekonomi pembangunan Islami berakar padakerangka nilai yang ada dalam al-Qur'an dan al-Sunah. al-Qur'andan al-Sunah merupakan titik ntjukan kita yang paling mendasarPremis kedua dalam pendekatan ini menolak sikap initatif. Modelkapitalis maupun sosialis serta derivasinya bukan merupakan idealtype, kendatipun kita juga dapat mengumpulkan sumber-sumber yangbermanfaat unnk diadaptasikan atau diintegrasikan dalam kemngkaIslam tanpa harus mengtrangi nilai-nilai normatif yang ada.

Keywords: kapitalisme,era global, ekonomi Islam, paradigm baru

PENDAHULUAN

Memperhatikan keadaan ekonomi umat Islam tidak ubahnya sepertimelihat ;ebuah lautan. Posisi ekonomi umat Islam dalam peta besarperekonomian ibarat riak-riak kecil di tepi pantai menghadapigelombang besar di tengah surmudera. Riak-riak kecil itu tetap adanamun senantiasa di pinggiran, tidak pernah mampu ke tengah.Secara ekonomi, umat Islam tetap eksis, namun mereka senantlasaberposisi pinggiran Qteriphera[). Tidak pernah berhasil rnenonjolke tengah, karena setiap kembali dihempas kembali ke tepian olehgelombang besar yang datang dari tengah samudera.

Posisi ekonomi umat Islam bagaikan arus kecil di dasar laut, yangdi atasnya merajalela badai besar. Tidak pemah mencuat ke atas atauke permukaan. Seliap kali ditenggelamkan ke dasar oleh badai yangmenggulung di atasnya. Begitulah kira-kira 'nasib' ekonomi umatIslam dewasa ini. Tidak saja dalam peta perekonomian sejagat, tapi

Page 7: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwahid Shulhan, Orientasi Ekonomi Islam

juga dalam peta perekonomian di tanah air. Dengan mudah dapat di-saksikan, sekaligus dirasakan, betapa umat Islam-yang merupakanmayoritas penduduk negeri ini-pada umunnya secara ekonomiberada pada posisi yang memprihatinkan. Atau dalam istilah yanglebih halus: tingkat kekayaan umat Islam tergolong rendah.

Umat Islam merupakan penduduk mayoritas di negeri ini. Olehkarenanya,buruknyapotret perekonomian sebagianbesarmasyarakatpada dasamya mencerminkanburuknya kondisi ekonomi umat Islam.Ada tiga indikator kondisi ekonomi rakyat yang biasa digunakan,yakni kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan sosial. Hinggasaat ini, angka kemiskinan dan ketimpangan pendapatan pendudukmasih sangat tinggi. Jika menggunakan standar Biro Pusat Statistik

@PS) tahun 2009, yakni batas pengeluaran Rp 200.262 per kapitaper bulan, maka jumlah orang miskin sebanyak 32,53 juta at au 14,15persen (Maret, 2009).' Batasan kemiskinan tersebut tentu masih dibawah kriteria kemiskinan dalam Islam dimana seseorang dianggaptidak miskin jika ia telah memiliki makanan, pakaian dan tempattinggal, sementara pendidikan, kesehatan, air dan listrik menjaditanggung jawab negara untuk menj aminnya. Sementara bataspengeluaran BPS bagi orang miskin tersebut tidak menekankanapakahpakaian, makanan dan tempat tinggal yang dimiliki layakdanjuga pengeluaran tersebut termasuk untuk pendidikan, kesehatan,air, listrik, yang saat ini hampir semua harus dibeli.

Kekacaual ekonomijuga terjadi secara global akibat "globalisasiekonomi" yang tidak adil. Globalisasi ekonomi yang tidak adil, ber-dampak'hanya' menguntungkan perusahaan multinasional (MultiNational Co rporations/MNCs). Globalis asi sebagian besar merupakancerita bagaimana perusahaan multinasional mengambil alih perannegara dalam menentukan j alannya perekonomian dunia. Globalisasiekonomi dan berbagai peraturan birokrasi global telah membuatkorporasl-l,.orporasr multinasional mampu bergabrmg ncnjadi satu,menyuarakan satu kepentingan. Sebanyak 200 korporasi besar papanatas dunia menguasai 28 persen aktivitas perekonomian global.Sementara itu, 500 korporasi papan atas memegang 70 persen per-dagangan dunia, dan 1000 korporasi papan atas mengontrol lebih

lBadan Pusat Statistik krdonesia,lndonesia dalam Angka 2009 (Jakata: LembagaBPS,2009), l2s.

177

Page 8: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

178 Al-Tahrir,Yol. 12. No. I Mei 2012 : 175-193

dari 80 persen hasil industri dunia.'z Hal ini memang diharapkan dansejalan dengan visi dari sistem kapitalis yang berparadigma pasar(market mechanism paradigm), y ang menyerahkan jalannya ekonomisepenuhnya kepada pasar. Pemerintah hanya akan turut campur ketikapasar diganggu oleh interupsi luar (externalities) atau kegagalanpa.sar (market failures). Padahal externalities ata.u market failuressangat bias standarnya. Globalisasi dianggap memberikan efekefisien kepada proses perdagangan dunia, meski sesungguhnya hanyamengwrtrmgkan kapitalis global sebagai pemilik MNCs. Dampaknyaadalah penghisapan atau akumulasi kekayaan hanya untuk segelintirorang dan meninggalkan kemiskinan yang meluas. Banyaknya busunglapar yang terkuak akhir-akhir ini merupakan fakta kongkit.3

UMAT ISLAM DAN PERMASALAHAIINYA

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasaryang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun,termasuk di Indonesia. Dan biasanya, untuk mengukur efektivitasupaya pengentasan kemiskinan, selalu dikaitkan dengan kinerjapertumbuhan ekonomi. Kine{ a pertumbuhan ekonomi Indonesiayang cukup mengesankan senantiasa akan dikaitkan tingkat ke-miskinan yang dialami Indonesia. Terutama sekali, bagaimanaketerkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggitersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia.Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir ini, kinerjapertumbuhan ekonomi Indonesia cukup mengesankan. Di tengahkrisis ekonomi yang menimpa perekonomian dunia, perekonomianlndonesia tetap mampu tumbuh positif dengan tingkat pertumbuh-an yang cukup tinggi. Selama tahun 2006-2010, ekonomi Indonesiasecara berturut-turut tumbuh sebesar, 5,5% (2006), 6,2% (2007),6,0% (2008), 4,5% (2009), dan sebesar 6,1% (2010). Berdasarkandata yang dikeluarkair oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tingkatkemiskinan juga terus mengalami penurunan dalam kurun waklu 5tahrm terakhir. Selama tahun 2006-2010, tingkat kemiskinan secara

zThe United Nations Humar Development Repoft, Does Globalization Help ThePoor? tei. Widyasmara dan AB Widyanta (Yogyakarta: CindelaEs Pustaka RakyatCerdas,2003), 29.

rM. Umar Chapra, T,e Fulure ofEconomics: an lslamic Perspective, terj. DanahZohar dan Ian Marshal (Jakana: SEBI, 2001),45.

Page 9: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwahid Shulhon, Orientasi Ekonomi Islam 179

berturut-turut sebesar 17,8% (2006), 16,6% (2007), I5,4o/o (2008),14,2%(2009), dan 13,3% (2010).4

Bahkan, karena indikator IPM pada hakekatnya merujuk padakonsep basic human capabilities, dapat dikatakan bahwa kemampuanmasyarakat Indonesia rmtuk memenuhi kebutuhan yang sangat men-dasar saja temyata masih ketar-ketir. Dengan kata lain, alih-alih hidupberkecukupan, masyarakat Indonesia masih belum bisa terbebas darililitan kemiskinan. Hingga saat ini, jurnlah orang miskin di Indonesiamasih sangat mencemaskan.s Pada tahun 2007, jumlah pendudukmiskin adalah 37,17 jtna orang atau 16,58% dari total penduduklndonesia. Satu tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin Indonesiasebanyak 39,30 juta atau sebesar 17,15o/o dari total jumlah pendudukIndonesia tahm tersebut (TKPK, 2007). Ini berarti jumlah orangmiskin twun sebesar 2,13 jutajiwa. Meskipun te{ adi penunrnan, secaraabsolut angka ini tetap saja besar dan melampaui keseluruhan jumlahpenduduk Selandia Baru (4 juta), Australia (12 juta), dan Malaysia (25juta). Angka kemiskinan ini menggun akar:, poverty line dari BPS sekitarRp.5.500 per kapita per hari.

Sampai saat ini masih ad,a public image bahwa Islamic leamingidentik dengan kejumudan, kemandegan serta kemunduran. Kesan inididasarkan pada kenyataan bahwa dewasa ini mayoritas umat Islamhidup di negara-negara dunia ketiga dalam serba keterbelakanganekonomi dan pendidikan. Akibat pemahaman semacam ini, penjajah-an Barat atas Timur semakin menguat. Dominasi Barat dalampelbagai hal seperti sains dan tehnologi modern, informasi, ekonomidan kultu makin menyisihkan umat Islam yang berada dalam ke-dalaman inferior complex. Umat Islam tidak hanya didikte olehhegemoni Barat, tapi lebih parah lagi mereka kehilangar jati diridan penghargaan din $elf-identity and self-esteem), sebagai akibatdari kemunduran ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan yangberkepanjangan. Konsekuensi logis dari sttuasi ini adalah prosesmarginalisasi umat Islam semakin menj adi -jadi (the marginalizationof Islamic world continues).6

4Badan Pusat Statistik lndonesia,lndonesia dalam Angka 2009 (Jakan a: Lembaga8PS,2009), 122.

5Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praklis Mengkaii Mosalahdon Kebijahtn Sosial, Cet. Ke-3 (Bandung: Alfabeta, 2005). 67

6Abdul Hamid Abu Sulayman, "Islamization of I(nowledge with SpecialReference to Political Science," American Journal oJ Islamic socnl Sciences,Yol.2(ed) fNort Americar Association of muslim scientis, 1985), 263.

Page 10: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

180 Al-Tahrir ,Yol . l2, No. 1Mei2012: 175-193

Lahimya ide yang masih diperdebatkan tentang Islamisasipengetahuan yang pada awalnya dilancarkan oleh Ismail Faruqi(Temple Universifz,4,g) sej ak tahrm 1970-an, pada dasamya dimotivasioleh kenyat aan kemunduran ini dan kerinduan akan revitalisasi potensi

umat Islam sebagaimanayang ted adi di masa silam. Konkritnya krisistersebut disebabkan oleh:

L The backwardness of the Ummah (kemrmduran umat)2. The weakness of the Ummah ( kelemahan umat)3. The intellectual stagnation of the Ummah (stagnasi pemikiran

umat)4. The absence of ijtihad in the Ummah (absenrtya Utihad umat)5.The absence of cultural progress in the Ummah (absennya

kemajuan kultural umat)?6. The Ummahb losing touch with the basic norms of Islamic

civilizalion- (tercabutnya umat dari norrna-nonna dasar per-

adaban Islam).

Poin-poin di atas pada dasarnya memrnjukkan krisis intelektualdalam dunia Islam yang berlarutlarut. Tidak diragukan lagi bahwakisis adalah penyebab sekaligus bukti dekadensi dan melempemnyaumat, yang sekaligus menghambat mereka untuk mengejar keter-tinggalan kultural dan peradaban drmia modern. Kelesuan ini bahkansering diperburuk dengan krisis politik, ekonomi, dan militer.

TREND PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

Era glohalisasi (the age of globalization), dalam beberapa literaturdinyatakan bermula pada dekade 1990-an.8 Era ini ditandai di-antaranya dengan adanya fenomena penting dalam bidang ekonomi.Kegiatan ekonomi dwria tidakhanya dibatasi oleh faktor bat as geografi,bahasa, budaya dan ideologi, akan tetapi lebih karena faktor salingrnembutuhkan dan saling bergantung satu sama lain.e Dunia menj adiseakan-akan tidak ada batas, terutama karena perkembangan

TBayard Dodge, "The Subjects and Titles ofBook written During the First FourCenturies of Islam." lslamic Cuhure (Olnober, 1954), 540.

aS. Parvez Marzoor, "lslam in the Era ofGlobalization: Muslim Attitudes TowardsModemity and Identity'' oleh Johan Meuleman (ed.). 2002. I-ondon: RoutledgecurzorLdimoat d urrJoumdl oflslamic Studies,',lol. 15, No.2, Mei 2004 (Oxford: Oxford Centrefor Islamic Studies), 280.

eJan Pronk, "Globalization: A Developmental Approach", dalam Jan NederveenPieterse (ed.), G/obal Fut res, Shaping Globalization (London" Zed Books, 2001), 43.

Page 11: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwahid Shulhan, Orientasi Ekonomi Islam 181

teknologi informasi yang begitu pesat. Keadaan yang demikianmelahirkan banyak peluang sekaligus tantangan,r0 terutama dalamupaya pengembangan ekonomi Islam.r'

Proses globalisasi diperkirakan semakin bertambah cepat padamasa mendatang, sebagaimana dikemukakan oleh Colin Rose bahwadunia sedang berubah dengan kecepat an langkah yang belum pernahterjadi sebelumnya. Kehidupan masyarakat, termasuk kehidupanhukum dan ekonominya, menj adi semakin kompleks.12 Pada dasar-nya, sistem ekonomi menunjuk pada satu kesatuan mekanismedan lembaga pengambilan keputusan yang mengimplementasikankeputusan tersebut terhadap produksi, konsumsi dan distribusi pen-dapatan.rl

Pada era global ini, terdapat berbagai macam sistem ekonominegara-negara di dunia. Meskipttn demikian, secara garis besar, sistemekonomi dapat dikelompokkan pada dua kutub, yaitu kapitalismedan sosialisme. Sistem-sistem yang lain, seperti welfare state, statecapitalism, market socialisme, democratic sosialism, pada dasamyabeke{a pada bingkai kapitalisme dan sosialisme. Akan tetapi, sejakruntuhnya Uni Soviet, sistem sosialisme dianggap telah tumbangbersama runtuhnya Uni Soviet tersebut. Oleh karena itu, sistemekonomi kapitalismelah yang hingga kini masih menjadi sistemekonomi kuat di dunia.

Perbedaan ekonomi baru dengan ekonomi lama (sebelumnya)pada dasamya lebih pada paradigma dalam melaksanakan ataumengelola dan mengembangkan aktifitas ekonomi. Ekonomi barusangat sarat dengan dinamika perubahan yang cepat, aktifitas yangseolah tanpa batas (borderless), dan jaringan yang menjadi polahubungan keseharian yang menentukan bagaimana proses nilai tambahdilakukan, serta bagaimana keterkaitan dan daya saing dibangundan dipertahankan. Terlebih penting lagr sebenamya adalah bahwa

'0walter Leimgrubet Betueen Globol and Locol, Aldershot (England: AshgatePublishing Limited, 2004), 18,

'rAbdul Rashid Moten, "Modenization and The Process of Globalization: TheMuslim Experience and Responses", dalam K.S. Nathan dan Mohammad HashimKamali (ed.),1s/an ir Southeast Asio: Political, Social and Sh'ategiec Challengesfor the2 I s t Centu ry (Singapwa: Institute of Southeast Asian Studies, 2005), 23 l.

t']Collin Rose dan Malcolm J. Nicholl,lcceleraled Leafiingfor the 21 sl Cetllury.(New Yo.k: Delacorte Press,1997), l.

'rPaul R Gregory dan Robert C Stuart, Comparatire Ecohomic Syslem (Boston:

Houghton Mimn Company, 1981), 16.

Page 12: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

182 Al-Tqhrir,Yol. 12. No. 1 Mei 2012 : 175-193

pengetahuan (knowledge) dan inovasi dianggap sebagai pendoronguttna (the driving force) bagi ekonomi baru. Kenyataan ini memangurtuk sementara ini lebih signifikan te{adi di negara ekonomi ma.;u.

Senapas dengan ekonomi baru, berkembang jargon lain yaituekonomi pengetahuan atau ekonomi berbasis pengetahuan. Ekonomipengetahuan (knowledge economl) merupakan suatu ekonomi yangmembuat penggunaan pengetahuan secara efektif untuk pembangun-an ekonomi dan sosial. lri mencakup tapping pengetahuan asing,adaptasi dan mencipakan pengetahuan untuk kebutuhan-kebutuhanspesifrk(World Bank Institute). Dalam definisi yang lair\ ekonomi ber-basis pengetahuan (lmwoledge-based economyKBE) pada dasamyamerupakan ekonomi dimana penciptaan (produksi), penyebarluasan(distribusi) dan pemanfaatan/pendayagunaan ilmu pengetahuanmenj adi penggerak utarna pertunbuhan, pengembangan kesejahteraan,dan penciptaar/perluasan lapangan kerja di semua industrVsektorekonomi.

KAGAGALAN EKONOMI KAPITALIS DAN LAHIR}TYAMAZHAB POSITIF EKONOMI GLOBALKegagalan ilmu ekonomi (kapitalisme dan variannya) dalammenyelesaikan tugas rmtuk memberikan kontribusi terhadap usahaperwujudan tujuan-tujuan kemanusiaan telah banyak menghadapigugatan. Bahaya kegagalan tersebut sudah dirasakan oleh paraekonom sepanjang sejarah ilmu ekonomi konvensional, sebagaimanayang telah disampaikan oleh ekonom, seperti Sismondi (1773-1542),Carlyle (1795-1881), Ruskin (1819-1900), Hobson (1858-1940),Tawney (1880-1962), Schumacher (1891-1971) dan Boulding (1910-1993).'4

Varian terbaru dari ilmu ekonomi pasca kegagalan sistem ekonomisosialis dan kapit alisme laisezz-faire adalah welfare economics (ilmlekonomi kesejahteraan). Ketlka welfure economics pertama kalidikembangkan pada tahun 1930-an, hal ini membangkitkan harapanyang besar. Penggunaan kalimat 'welfure' sebelt;lnkalimat economrcsmemberikan kesan bahwa ilmu ekonomi ini secara eksplisit mulai ber-

'aHutchinson, T.W., Positive Economics ond Policy Judgemxet (Londo[: Alien& Unwin, 1964); Guturar Mgdal, Objectivity in Social Research (London: GeraldDtrckworth, 1970); Robert L. Heilbroneq Economics as a 'Value-Freei S cience (SocidlResearch, 1973), 129 .

Page 13: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwahid Shulhan, Orientasi Ekonomi Islam 183

sifat normatie menjurus kepada bentuk kesej ahteraan yang diinginkansemua orang, sert a akan merekomendasikan kebij akan- kebij akan bagiaktualisasi kesejahteraan rnanusia. Namrm, harapan tersebut temyataterbukti salah tempat. Welfure economics tidak mampu untuk me-lepaskan diri dmi perangkap ilmu ekonomi konvensional lainnya.Kesejahteraan temyata hanya didefinisikan dalam bentuk keinginan-keinginan individu yang mementingkan kepentingan pribadi yangtidak memberi ruang kepada altruisme at au kepentingan kemanusiaandemi kesejahteraan semua manusia. Bahkan ia mengarah menj adiwerfreiheit atau bebas dari pertimbangan nilai sebagaimana mitra'ilmu ekonomi positif-nya'. Sejumlah ekonom juga telah berusahamenyerang pendekatan wertfre iheit dalun w elfare economics. 1 s

Banyak contoh negara yang mencoba menerapkan welfareeconomics dengan berbagai versinya. Negara-negara tesebut di-sebtt welfare state (negara kesejahteraan), mulai dari versi yang se-tengah-setengah, seperti Amerika Serikat, sampai pada bentuknyayang lebih kongkrit seperti di Swedia. Secara sederhan4 negara ke-sejahteraan didefinislkan, " is a state which provides all individuals afair distribution of the basic resources necessary to maintain a goodstandard of living".t6 Tujuan pokok negara kesejahteraan antaralain mengontrol dan mendayagrmakan sumber daya sosial ekonomiuntuk kepentingan publik; menjamin distribusi kekayaan secara adildan merata; mengurangi kemiskinan; menyediakan asuransi sosial(pendidikan, kesehatan) bagi masyarakat miskin; menyediakansubsidi untuk layanan sosial dasu bagi disadvantaged people; mem-beri proteksi sosial bagi setiap warga.

Kegagalan ilmu konvensional kapitalis dalam menciptakan ke-adilan sosial dan menyelesaikan persoalan manusia sudah tidakterbantah.'7 Secara intemasional, hal itu dapat disimak melalui bukuThe Death ofEconomics karyaOrmerod, ataumelalui b uku Economtcsas Religion karya Nelson. SeCa-ngkan secara nasional, hal itu dapatdisimak melalui buku Ekspose Ekanomik karya Sri-Edi Swasono.Sesuatu yang menggembirakan adalah telah te{adi perkembanganyang positif dalam ilmu ekonomi, dimana banyak pakar ekonomi

'5M. Umar Chapra, The Future of Economics; an Islamic Perspe.tive, Edisitedemah (Jakafia: SEBI,2001) ,45.

r6Amich Alhrrrnami, 'Negara Kesejahteraan", t(ompar, 17, Oktober, 2005, 15.r?I(hursid Ahmad, "The Future ofEconomics:An lslamic PersDectiye". Ne*,York

fihes. 28 November 1993. 19.

Page 14: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

184 Al-Tahrir,Yol. 12, No. I Mei 2012 : 175-193

telah melakukan laitik tajam terhadap kegagalan ilmu ekonomikonvensional kapitalis dan menyumbangkan pemikiraffiya denganmengemukakan ide-ide yang mengarah kepada perbaikan paradignailmu ekonomi menuju yang lebih baik yaitu perhatian terhadap nilai-nilai moral, eti( dan keadilan sosial. Misalnya dikemukakan olehThomas Friedman ketika diadakan konferensi Davos, Agustus 1997,yang menghimpun para pemimpin dari selwuh dunia. Ia mengatakanyang adinya: "Serangan terhadap mereka yang akan membangundrmiapadabasis satu dimensi, dimana perdagangan adalah segalanya,dimana hanya perhitungan-perhitungan finansial saja yang perlu,dengan mudah akan menemui serangan moral potensial terhadapglobalisasi".|8

MI,'NCULNYA BEBERAPA PARADIGMA BARU EKONON4I

Edward E. Zajac, dalam btku Political Economy of Fairness,rnenjelaskan beberapa teori keadilan ekonomi, baik yang bersifatnormatif maupun positif ekonomi, seperti John Rowls' Theory ofJustice, Robert Nozick Theory of superfairness (normatif) danPerceived Economic Justice in Public Utility Regulation ffnsitif)dan sebagainya. Perbincangan dalam buku ini selalu mengaitkanantara makro dan miko ekonomi, karena sumber persoalan moraldalam ekonomi, di antaranya karena tidak mesranya link antanmako dan mikro ekonomi. Ini seperti telah banyak dikritik tentangpembagian makro dan miko itu tidak trmtas.re

Kesulitan yang dihadapi oleh ilmu ekonomi konvensional telahdiuji oleh sejumlah pakar ekonomi terkemuka dalam suatu kajian,Economics in The Future: Towards a Nau Paradigm.2o Konsensusyang muncul dari buku ini adalah bahwa yang diperlukan mtukmenyelamatkan ilmu ekonomi dari krisis yang sedang dialaminya,bukar,lah dengan melakukan penafsiran teori ini atau teori itu ataumelalcukan perubahan-perubahan dalam paradigma ilmu ekonomi,tetapi yang diperlukan adalah mengubah paradigma itu sendiri dan

'sKhursid Almad dalam "Kata Pengantar" buku Umer Charrr4 The Future ofEconomics: An Islamic Perspective. Khunid Ahmad (2001), "IGta Pengantar' dalamUfiet Chapra, Masa Depan llmu Ekonomi: Sebuah Tnjauon Islam. terj. Ikhwan AbidinBasri (Jakarta: Gema Insani Press,200l), xvii.

teBdwardE. Zajr' Political Economy ofFaimess ( I-ondon: MIT Press. 1995), 34.

'?ol(hursid Alrmad dalam "Kata Pengaltar" buku Umer Cll.a$a, The Future oJEconomics: An Islamic PersDective. xix.

Page 15: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwqhid Shulhan, Orientasi Ekonomi Islam 185

bergerak menuju paradigma baru dimana problem-problem ekonomitidak dikaji secara terpisah, tetapi dikaji dalam konteks keseluruhansistem sosial, dimana ide-ide, visi masyarakat, dan nilai-nilai moraltidak disembunyikan, tetapi mendapatkan tempat dalam parameteryang mempengaruhi proses pembuatan keputusan ekonomi.2r

Hal ini kemudian mendorong berkembangnya beberapa aliranpemikiran yang berbeda (alternative thoughl dari pandanganmainstream. Beberapa aliran pemikiran ilmu ekonomi alternatif(alternative econonics) tersebut adalah:zz Pertama. Grant Economicsyang berpendapat bahwa tingkah laku altruistik bukan merupakansebuah penyelewengan dfii rasionalitas. Pandangan ini juga mem-berikan argumen bahwamempersamakan tingkah laku rasional denganhanya tingkah laku mementingan diri pribadi adalah tidak realistis.Perintis konsep ini mengkritik ilmu ekonomi bebas nilai, yang meng-abaikan bakat manusia dalam jangkauan analisis ekonominya.

Kedua adalah Ekonomi Humanistik (Humanistic Economics)yang mempromosikan kesej ahteraan manusia lewat cara peng-akuan dan penyatuan seluruh susunan nilai-nilai dasar manusia.Penganut ilmu ekonomi ini mengkritik asas psikologi klasik ke-manfaatan (utility) yang banyak mempengaruhi ilmu ekonomi.Asas psikologi tersebut lebih menekankan kepada nafsu dan ke-kayaan, sedangkan ekonomi humanistik lebih berkiblat kepadapsikologi humanistik yang lebih menekankan kepada kebutuhankepuasan dan perkanbangan mu:,usia- Ketiga, Ekonomi Sosial (SocialEconomics) yang mencakup reformulasi bentuk teori ekonomidengan pertimbangan-p€rtimbangan etika. Komitmen kepada penting-nya kenetralan nilai, sebagai kesucian cita-cita pencerahan ilmuyang telah diwariskan oleh ekonom masa pencerahan Barat, tidakbisa dipertahankan (untenable) dan tidak disukai yang secara diam-diam juga mencakup pertimbangan nilai. Tidak disukai karenapenelitian ilmiah tidak mampu menolak pertanynan-pertanyaanyang menyangkut tujuan publik dan prioritas sosial dalam alokasisumber daya (resources alocation).

'z'Peter Koslowski, fre Good and The Economicol, Ethical Choice in Economicsand Monagement (London: Springer-verlag), 4.

21Chapra, Maso Depan, 49.

Page 16: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

186 Al-Tqhrir.Yol. 12. No. I Mei 2012 : 175-193

PERILAKU EKONOMI YAIIG DIHARAPKAN

Pada konsepsi Islam, perilaku manusia dalam memenuhi kebutuh-an seharusnya berpijak pada landasan-landasan syari'ah. Selain itu,juga mempertimbangkan kecendenmgan-kecenderungan dari fitrahmanusia. Kemudian pada ekonomi Islam, keduanya berinteraksisecara harmonis sehingga terbentuklah sebuah mekanisme ekonomiyang khas dengan pondasi nilai-nilai Ilahiyah. Disisi lain, ekonomikonvensional mendefinisikan dirinya Sebagai segala tingkah lakumanusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas denganmenggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas. Dari definisiini, terdapat dua makna penling; pertama, definisi ini menyiratkanperilaku manusia tersebut terfokus sebagai perilaku yang bersifatindividrnl. Kedua, bahwa tingkah laku manusiaitu bukan dimaksud-kan untuk memenuhi kebutuhan (needs), tetapi pada hakekatnyauntuk memuaskan keinginan (wants) yang memang tak terbatas.zl

Ada perbedaan yang mendasar antara ekonomi Islam danekonomi konvensional dari pondasi dasar yang telah dijelaskandiatas. Pertama adalah sumber landasan nilai yang mrmcul. M.N.Siddiqi':a mengemukakan bahwa sumber utama dari perilaku daninfrastruktur ekonomi Islam adalah al-Qur'an dan as-Sunnah.Pengetahuan itu bukan buah fikiran pakar ekonomi Islam, tapi 'idelangsung' dari Allah Swt. Sementara itu, sumber pengetahuan dariperilaku dan institusi ekonomi konvensional adalah intelegensidan intuisi akal manusia melalui studi empiris. Perbedaan kedua,tentu saja terletak pada motif perilaku itu sendiri. Ekonomi Islarndibangun dan dikembangkan di atas nilai altruisme, sedangkanekonomi konvensional dibangun dan dikembangkan berdasarkannilai egoisme. Dari banyak prinsip-prinsip ekonomi Islam yangdisebutkan oleh pakar ekonomi Islam, setidaknya terdapat empatprinsip utama dalam sistem ekonomilslam.2s Pertama, menjalankanusaha-usaha yang haial Qtermissible conduct). Semua aspek, mulaidari produk, manajemen, proses produksi hingga proses sirkulasiatau distribusi, haruslah dalam keranska halal.

2\ AJisaki, Pengantar Ekonomi Islan (lakarta: Modul Kuliah STEI SEBI,2003), 16.'?aMuhammad Najatullah Siddiqi, "lslamizing Economics Tbward Islatnization of

Dbciplines", The lntemational Institute of Islamic Thought (lllT), (USA: Hemdon,Virginia, 1995),255.

15 S akti, P engantar, 20.

Page 17: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwahid Shulhan, Orientasi Ekonomi Islam 187

Usaha-usaha tersebut tidak bersentuhan dengan judi (narsir)dan spekulasi (gharar) atautindakantindakan lainnya yang dilarangsecara syariah. Hal ini juga berlandaskan pada surah al-Baqarah ayat72 & 168 serta al-Nisa' ayat 29. Dalam ekonomi Islam pada dasarnyaaktifitas apapun hukumnya boleh kecuali ada dalil yang melarangaktifitas itu secarasyaiah. Kedua, hidup hemat dan tidakbermewah-mewah (abstain from wasteful and luxurius iiving), bermakna jugabahwa tindakan-tindakan ekonomi hanyalah sekedar untuk memenuhikebutuhan (needs) bukan memuaskan keinginan (wazls). Prinsip inisej alan dengan panduan al-Qur'an dalam surah al-lfr-af: 3 1-32 dan al-Isra' : 29. Ketiga, implementasi Zak at (implementation of zakat).

Pada tingkat negara, mekanisme zakrt yarrg diharapkan adalahobligalory zalal system blkan voluntary zakat system. Disampingitq ada juga instrumen sejenis yang bersifat sukarela (voluntary),yaitu infalq shadaqah, wakaf, dan hadiah yang terimplementasi dalambangunan sosial masyarakat. Prinsip ini sebagaimana diisyaratkandalam sruah al-Taubah: 60 dan 103. Keempat,penghapusar/pelaranganriba atau bnnga (pro hibition of riba), Gharar dan Maisir .

Untuk itu perlu menjadikan sistem bagi hasll Qtroft-losssharing) dengan instrumen mudharabah d,an musyarakah sebagaipengganti sistem kedit (credit system) berikut instrumen bunga-nya (interest rate) dan membersihkan ekonomi dari segala perilakuburuk yang merusak sistem, seperti perilaku menipu, spekulasi ataujudi. Sedangkan dari penpektif konvensional, harta merupakankekayaan yang menj adi hakmilikpribadi seseorang. Islam cenderungmelihat harta berdasarkan flow concepl, yar.g sebaiknya mengalir.Sedangkan ekonomi konvensional cenderung memandangnya ber-dasarkart slock concept, yang mendorong perilaku penumpukan danpenimbunan.26

PELUAIIG DAII TANTANGA.N PENGEMBA]\IGATI EKONOMIISLAM

Keberadaan sistem ekonomi Islam merupakan konsekuensi daripandangan hidup Islam (Islamic worldview). Worldview lslamyang menjadi dasar ini oleh para ulama dan cendekiawan muslimdisebut dengan berbagai istilah; Maulana al-Maududi mengistilah-

l6Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kaiian Ekonomi Makrc(Indonesia: The Intemational Institute of Islamic Thought Indonesia,2002),22.

Page 18: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

188 Al-Tahrir,Yol. 12, No. 1 Mei 2012 : 175-193

kannya dengan al-Nuariat al-Islmni (Islamic hsion), SayyidQutb menggunakan istilah al-Tasawwur al-Islami (Islamic hsion),Mohammad Atif al-Za1.n menyebut nya al-Mabda' al-Islami (IslamicPinciple), sedangkan Syed Naquib al-Attas menarnakannya Ru yatal-Islam li al-IYujid (Islamic Worldvierv). Meskipun secara istilahte{adi perbedaan penyebutan, tetapi secara esensi terdapat kesamaankeyakinan para Ulama'dan Cendekiawan tersebut bahwa pandanganhtdvp (worldview) seorang muslim haruslah menjadikan Islamsebagai sistem hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusra,yang menjanjikan kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.Worldview ini lahir dari adanya konsep-konsep Islam yang meng-kristal menjadi kerangka berpikir (m ental framework).

Dalam aplikasinya, perkembangan sistem Ekonomi Islam ditandaidengan banyalmya lembagalembaga keuangan Syariah yang didirikanseperti Peftankan Syariab -Barl al-|ufol wa al-Tamwll, Pasar ModalSyarialq Reksadana Syariah, Pegadaian Syaria[ Asuransi Syariah danlembaga-lembaga lain yang dijalankan dengan prinsipprinsip Syariah.Semakin banyak lembagalembaga keuangan yang berasaskan prinsipprinsip dasar Syariah, semakin mernberikan altematif yang lebih besarkepada masyarakat rrrtuk menggrmakan lembaga keuangan yang tidakberdasrkan sistem bunga (lembaga keuangan konversional).

Di pihak pemerintah, pengembangan Ekonomi Islam bisa di-pacu dengan membuat undang-undang yang digunakan sebagailandasan formal dalam menj alankan kegiatan bisnis berdasarkansistem Ekonomi Islam. Misalnya momentum dan fakta keunggul-an bank Syariah dibanding bank konvensional di Indonesia padaakhir 2006. Akhir 2006 memberikan catatan fantastik tentang ke-unggulan sistem perbankan Islam yang merupakan salah satu aspekpenting Syariat Islam dalam bidang ekonomi di banding perbankankonvensional. Hal ini terlihat dari perbandingan beberapa aspekperformance operasi sistem perbankan meliputi Nun PerformingLoan/Financing OrPLA{PF), Financing/Loan to Deposits Ratio(FDRI'I-DR), simpanan bank di SBI atau SWBI, dan kinerjanyadalam menggerakkan sektor riil. Kenyataan ini mestinya bisamenjadi landasan bagi pemerintah untuk membuat regulasi yangmenj adikan bank Syariah lebih dapat berkembang. Selain itu,fakta tersebut juga mestinya bisa "membuka" mata dan hati semuamasyarakat muslim Indonesia khususnya dan masyarakat Indonesia

Page 19: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwqhid Shulhan, Orientasi Ekonomi Islam 189

secara keselwuhan untuk lebih bersungguh-sungguh menerapkanSyariat Islam dalam bidang ekonomi secara keseluruhan, karenabukti empiris tentang kermggulannya, khususnya dalam aspekperbankan, sudah tidak terbantah lagi.'z?

Di samping pengembangan konsep, strategi pengembanganEkonomi Islam tidak terlepas dari pengembangan lembaga-lembagaekonomi Syariah yang akan menjalankan kegiatanbisnis tersebut sesuardengan prinsip ekonomi Syariah. Strategi pengembangan lembagaEkonomi Islam ditujukan untuk mengoptimalkan peran lembaga inisebagai perantara (intermediary) arfiara pemilik dana (keditur) denganpihak yang memerlukan dana (debitrn) dengan mengedepankan prinsipsyariah.

Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomiIslam, di antaranya adalah belum banyaknya lembaga fundingyang menyediakan dana riset maupu beasiswa bagi mahasiswaekonomi Islam.28 Oleh karena itu, perlu ada upaya yang lebih ter-arah dan sistematis serta keatif untuk menggali sumber-sumber danaaltematif agar dapat memenuhi kebutuhan untuk mendanai pengem-bangan ekonomi Islam. Salah satu altematiftrya misalnya denganmemberdayakan institusi waqaf, zakat, infaq dan sedekah sebagaimedia pengumpul an charitable fund lmtuk kepentingan agama.

Abbas Mirakhor mengusulkan agar pendekatan dalam peng-kajian ekonomi Islam juga menggunakan pendekatan hermeunetik.Pendekatan ini berbeda dengan tafsir, karena sifat hermeunetikadalah the process of extracting economic meaning from the firstorder interpretatior.2e Dengan pendekatan ini diperkirakan ekonomiIslam ke depan akan kaya dengan teori-teori ekonomi yang betul-betul berbasis al-Qr:ran dan Sunnah.

Di antara tantangan lain yang dihadapi dalam pengembanganekonomi Islam di lndbensia adalah kurangnya pemahamanmasyarakat tertradap sistem keuangan dan perbankan syariah. Haltersebut terlihat dari belum banyaknya masyarakat yang mengakseslayanan perbankan syariah dibandingkan layanan perbankankonvensional. Untuk itu diperlukan strategi sosialisasi yang lebih

17A Riawan Amin, "Reorientasi Kebijakan Perbankan", Rep blika,4 Desember2006,'7

'?sAbbas Mirakhor,,4 ?r'o k on Islamic Economr'cs (Jeddah: Islamic Research andTraining Institute 2007), 23.

,,tbid.,18.

Page 20: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

190 Al-Tqhrir,Yol. 12, No. I Mei 2012 : 175-193

jitu kepada masyarakat. Bahkan kalau perlu diberlakukan bulankampanye ekonomi Islam di masyarakat. II.al ini misalnya ditempuhdengan cara membangun kesepakatan semua talcnir masjid diIndonesia untuk secara serentak tema khutbah jumat pada bulantertentu adalah khusus bicara tentans ekonomi Islam.

PENUTUP

Dengan demikian, economic rationality from Islamic view ber-makna: (1) konsisten dalam pilihan ekonomi (2) Content pll1harr tidakmengandung hartrr', isr-af, tabdhi, mtdarat kepada masyarakat (adisenantiasa taat kepada ru/es Allah) (3) Memperhatikan faktor ekstemalseperti kebaikan hati (alfiuism) yang sesrngguhnya, interaksi sosialyang mesra.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah perbedaan mendasar antaraekonomi Islam dan ekonomi konvensional. Di antara perbedaanmendasar itu adalah:

l. Rasionalitas dalam ekonomi konvensional adalah rationaleconomics man, yaitt tindakan individu dianggap rasional jikaterturnpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest) yangmenjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Ekonomikonvensional mengabaikan moral dan etika dalam pembelanj aandan unsur waktu adalah terbatas hanya di dunia saja tanpamemperhatikan hari akhirat. Sedangkan dalam ekonomi Islamjenis manusia yang hendak dibentuk adalah Islamic man('IbEd al-Rahman), (QS. al-Furqan:63). Islamic man dimggapperilakunya rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip Islamyang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang.

2. Sumber utama ekonomi Islam adalah al-Qur'an dan al-Sunnahatau ajaran Islam. Segala sesutu yang bertentangan dengandua sumber tersebut harus dikalahkan oleh aturan kedua sumbertersebut. Berbeda dengan ekonomi konvensional yang berdasarkanpada hal-hal yang bersifat positivistik.

3. Islam lebih menekankan pada konsep need daripadawant dalarnmenuju maslahah,karena need lebih bisa diukur dari pada want.Menurut Islam, manusia mesti mengendalikan danmengarahkanwant d,an need sehingga dapat membawa maslahah danbtkanmadarat rmtuk kehiduoan dunia dan akhirat.

Page 21: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwahid Shulhqn, Orientasi Ekonomi Islam l9l

4. Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalamekonomi konvensional adalah untuk semata--ut"."onutu-u-kan keuntungan. Semua tindakan ekonominya diarahkan unturmendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika tidak demikianjustru dianggap tidak rasional. Lain halnya dengan ekonomrIslam yang tidak hanya ingin mencapai keuntungan ekonomr,tetapi juga mengharapkan ker.rrtungan ruhani dan al_falZh.

DAFTARRUJUKAN

Ahmad, Khursid. dalam "Kata pengantar" dalam Umer Chaora.Masa Depan llmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam. iei.Ikhwan Abidin Basri. Jakarta: Gema Insani press, 2001.

Alhumami, Amich. 'Negara Kesej ahteraan", Kompas, 17, Oktober,2005.

Amin, A Riawan. "Reorientasi Kebijakan perbankan" , Repubtika, 4Desember 2006.

Badan Pusat Statistik Indonesia. Indonesia dalam Anpka 2009.Jakart a: Lembaga BPS. 2009.

Chapra, M. Umar. The Future of Economics; an Islamic perspectne.terj. Danah Zohar dan lan Marshal. Jakarta: SEBI, 200 i .

Dodge, Bayard. 'The Subjects and Titles of Book Written During rneFirst Four Centuries of Islam. " Islarn ic Culnre. Oktober, 1954.

Gregory Paul R dan Robert C Sttart. Comparative Economrc.ts/em. Boston: Houghton Miffin Company, 19g 1.

Heilbroner, Robert L. "Economics as a .Value-Free' S cience,' . SocialResearch, 1973.

Hutchinson, T.W. Positive Economics and policy Judgemnet.London: Alien & Unwin, 1964.

Karim, Adiwarm an Az-tvar. Ekonomi Islam: Suatu Kaiian EkonomiMakro. lndonesia: The Intemational Insritut; of IslamicThought Indonesia, 2002.

Koslowski, Peter The Good and The Economical, Ethical Choice inEconomics and Management. London: Springer_Verlag.

Page 22: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

192 Al-Tahrir,YoI.l2, No. I Mei 2012 : 175-193

Leimgnrber, Waltet Between Global ond Local, Aldershot. England:Ashgate Publishing Limited, 2004.

Manzoor, S. Parvez. 'Islam in the Era of Globalization: MuslimAttitudes Towards Modemity and Identity'' oleh JohanMeuleman (ed.). 2002. London: Routledge Curzon, dimuatdalarn Journal of Islamic Studies, Vol. 15, No. 2, Mei 2004,Oxford: Oxford Centre for Islamic Studies.

Mirakhor, Abbas. I Note on Islamic Economics. Jeddah: IslamrcResearch and Training Institute 2007.

Mote4 Abdul Rashid. 'Modenization and The Process of Globalization:The Muslim Experience and Responses", dalam K.S. Nathcr danMohammad Hashim l<amah (d.), Islam in Southeast Asia: Political,Social and Strategiec Challenges for the 2ln Century. Singapura:Institute ofSoutheast Asian Studies, 2005.

Myrdal, Gunnar. Objectivity in Social Research. London: GeraldDuckworth, 1970.

Pronlq Jan. "Globalization: A Developmental Approach", dalam JanNedeween Pieterse (ed.), Global Futures, Shaping Globalization.London: Zed Books, 2001.

Rose, Collin dan Malcolm J. Nicholl. Accelerated Learning for the2l't Century. New York: Delacorte Press,1997.

Sakti, Ali. Pengantar Ekonomi Islam. Jakarta: Modul Kuliah STEISEBI,2OO3.

Siddiqi, Muhammad Najatullah. Islamizing Economics TbwardIslamization of Disciplines.USA: The lntematiooal Institute ofIslamic Thought (IIIT) Hemdon, Vitginia, 1995.

Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Prahis MengkajiMasalah dan Kebijakan Sosial. Bandrmg: Alfabeta,20O5.

Sulayman, Abdul Hamid Abu. "Islamization of Knowledge withSpecial Reference to Political Science," dalarn AmertcanJoumal of Islamic social Sciences, Vol. 2 (ed) (Nort Amenca:Association of muslim scientis. 1985).

Page 23: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Muwahid Shulhan, Qrientasi Ekonomi Islam 193

The United Nations Hurnan Development Piepot. Does GtobalizationHelp The Poor? terj. Widyasmara dan AB Widyanta. yogyakarta:Cindelaras Pustaka Ralcyat Cerdas, 2003.

Zajac, Edutard E. Political Economy of Fairness. London: MITPress. 1995.

Page 24: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir
Page 25: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

LEMBAR HASIL PENILAIAN

TIM PENILAI ANGKA KREDIT

KARYA ILMIAH : JURNAL NASIONAL

Judul Jurnal Ilmiah (Artikel) : Orientasi Ekonomi Islam dalam Arus Trend Ekonomi Era Global

Penulis Jurnal Ilmiah

di Tengah Kegagalan Ekonomi Kapitalisme

: DR. H. MUWAHID SHULHAN M.Ag.

Identitas Jurnal Ilmiah : a. Nama Jurnal : Al-Tahrir

b. Nomor/Volume

c. Edisi (bulan/tahun)

d. Penerbit

e. Jumlah Halaman

No.01 Vol . 12

Mei2012

STAIN Ponorogo

175 sld 193

Kategori Publikasi Jurnal , 3 Jurnal Nasional TerakreditasiIlmiah (beri ! pada kategoriyang tepat) : I Jurnal Nasional Berbahasa Inggns atau Bahasa Resmi PBB

: f] Jurnal Nasional Berbahasa Indonesia terindeks pada DOAJ

[] Jurnal Nasional

Hasil Penil aian Peer Review :

KomponenYang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal IlmiahNilai Akhir

YangDiperoleh

NasionalTerakreditasi

:25

,/rfrt l

NasionalBhs InggrisTerindeksDOAJ = 20

f_ll l

NasionalTerindeksDOAJ: T5

t-_ll l

Nasional=10

Ea. Kelengkapan unsur isi Jurnal (10%) 2.5 2 1.5 I 2b. Ruang lingkup dan kedalaman

pembahasan (30%)1.5 6 4.5 5 7

c. Kecukupan dan kemutahirandata/informasi dan metodologi (3 0%)

/ .J 6 4.5 aJ r

d. Kelengkapan unsur dan kualitaspenerbit (30%) '

7.5 6 4.5 3 vTotal : (100%) 25 20 l5 l0 23

o / .'t/aaz

Joi{

Page 26: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Judul Jumal Ilmiah (Artikel)

Penulis Jurnal Ilmiah

Identitas Jurnal Ilmiah

Kategori Publikasi Jurnal

Ilmiah (beri { pada kategori yang tepat)

Hasil Penil aian Peer Review :

LEMBAR HASIL PENILAIAN

TIM PENILAI ANGI(A KREDIT

KARYA ILMIAH : JURNAL NASIONAL

b. Nomor/Volume

c. Edisi (bularVtahun)

d. Penerbit

e. Jumlah Halaman

Orientasi Ekonomi Islam dalam Arus Trend Ekonorni Era Global

di Tengah Kegagalan Ekonomi Kapitalisme

DR. H. MUWAHID SHULHAN M.As.

a. Nama Jurnal : Al-Tahrir

No. 01 Vol . 12

Met 2012

STAIN Ponorogo

175 s/d 193

r"1t

L: Jurnal Nasional TerakreditasiJurnal Nasional Berbahasa Inggns atau Bahasa Resmi PBBJurnal Nasional Berbahasa Indonesia terindeks oada DOAJJurnal Nasional

trtrT

KomponenYang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal IlmiahNilai Akhir

YangDiperoleh

NasionalTerakredi tasi

-_ 25

d

NasionalBhs InggrisTerindeksDOAJ = 20

l l

NasionalTer indeksDOAJ: I5

t l

Nasional:10

Ea. Kelengkapan unsur isi Jumal (10%) 2.5 2 1.5 1 2b. Ruang lingkup dan kedalaman

pembahasan (30%)1.5 6 4.5 a

J vc. Kecukupan dan kemutahiran

data/rnformasi dan metodolo gi (30%)7.5 6 4.5 J l

d. Kelengkapan unsur dan kualitaspenerbit (30%)

7.5 6 4.5 3 6Total : (100%) 25 20 15 10 JL

04, #.% /4-,+^/qq ftal /n8% /ooz

/*tn 7lt&nuVuul,

Page 27: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Judul Jurnal Ilmiah (Artikel)

Penulis Jurnal Ilmiah

Identitas Jurnal Ilmiah

Kategori Publikasi Jurnal

Ilmiah (beri tJ pada kategori yang tepat)

Hasil Penilaian Peer Review :

LEMBAR HASIL PENILAIAN

TIM PENILAI ANGKA KREDIT

KARYA ILMIAH : JURNAL NASIONAL

a. Nama Jurnal

b. NomorA/olume

c. Edisi (bulan/tahun)

d. Penerbit

Orientasi Ekonomi Islam dalam Arus Trend Ekonomi Era Global

di Tengah Kegagalan Ekonomi Kapitalisme

DR. H. MUWAHID SHULHAN M.As.

e. Juml

{'

t rJtrJTJ

Al-Tahrir

No.01 Vol . 12

Mei2012

STAIN Ponorogo

115 sld 193ah Halaman

urnal Nasional Terakreditasiurnal Nasional Berbahasa Inggris atau Bahasa Resmi PBBurnal Nasional Berbahasa Indonesia terindeks pada DOAJurnal Nasional

KomponenYang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal IlmiahNilai Akhir

YangDiperoleh

NasionalTerakreditasi

:25

,/rv1t t

NasionalBhs InggrisTerindeksDOAJ:20

LI

NasionalTerindeksDOAJ: T5

l l

Nasional:10

Ta. Kelengkapan unsur isi Jurnal (10%) 2.5 2 1.5 I -Lb. Ruang lingkup dan kedalaman

pembahasan (30%)7.5 6 4.5 J 7

c. Kecukupan dan kemutahirandata/informasi dhn metodologi (30%)

7.5 6 4.5 aJ 6.r

d. Kelengkapan unsur dan kualitaspenerbit (30%)

7.5 6 4.5 aJ 6_r

Total: (100%) 25 20 15 10 JZ

T*/^,rfv ol r'fur e.oli

Page 28: fll-Tabrtirt · keterkaitan pertunbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tersebut dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, dalam lima tahun terakhir

Judul Jurnal Ilmiah (Artikel)

Penulis Jurnal Ilmiah

Identitas Jurnal Ilmiah

Kategori Publikasi Jurnal. t

Ilmiah (beri V pada kategori yang tepat)

Hasil Penil atan Peer Review :

LEMBAR IIASIL PENILAIAN

TIM PENILAI ANGKA KREDIT

KARYA ILMIAH : JURNAL NASIONAL

a. Nama Jurnal

b. Nomor/Volume

c. Edisi (bulan/tahun)

d. Penerbit

e. Jumlah Halaman

Orientasi Ekonomi Islam dalam Arus Trend Ekonomi Era Global

di Tengah Kegagalan Ekonomi Kapitalisme

DR, H. MUWAHID SHULHAN M.As.

Al-Tahrir

No.0l Vol . 12

Mei2012

STAIN Ponorogo

175 s/d 193

Ef lurnal Nasional TerakreditasiI Jurnal Nasional Berbahasa Inggns atau Bahasa Resmi PBBI Jurnal Nasional Berbahasa Indonesia terindeks pada DOAJI JurnalNasional

KomponenYang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal IlmiahNilai Akhir

YangDiperoleh

NasionalTerakreditasi

=25

./rtl l

NasionalBhs InggrisTerindeksDOAJ = 20

L_l

NasionalTerindeksDOAJ = 15

l l

Nasional=10

Ea. Kelengkapan unsur isi Jurnal (10%) 2.5 z 1.5 I 2b. Ruang lingkup dan kedalaman

pembahasan (30%)7.5 6 4.5 1

J

/

c. Kecukupan dan kemutahirandata/informasi dan metodologi (30%)

7.5 6 4.5 3 rd. Kelengkapan unsur dan kualitas

penerbit (30%)7.5 6 4.5 1

J 7Total : (100%) t { 20 l5 l0 23

-1utundl?t/tt6

IW +l' &f,u4^0 Attu