fix1

20
LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG PAVILIUN 3 RSUD SALATIGA “FUNGSI MANAJEMEN : PENGENDALIAN (CONTROLLING) ” Disusun Untuk Memenuhi Tugas PKK 2 Manajemen Keperawatan Semester VI Dosen Pengampu : Eko Susilo, S.Kep.,Ns.,M.Kep Disusun Oleh : Nama : Wiwik Wijayanti Nim : 010112a109 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: viia-alfa-beespe

Post on 08-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

menejemen

TRANSCRIPT

LAPORAN

PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG PAVILIUN 3 RSUD SALATIGA

FUNGSI MANAJEMEN : PENGENDALIAN (CONTROLLING) Disusun Untuk Memenuhi Tugas PKK 2 Manajemen Keperawatan Semester VI

Dosen Pengampu : Eko Susilo, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Wiwik Wijayanti

Nim : 010112a109

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2015LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Manajemen Keperawatan Di Ruang Paviliun 3 RSUD Salatiga dimulai pada tanggal 27 April 2015 2 Mei 2015 telah diperiksa dan disetujui pada hari Sabtu, 2 Mei 2015.

Salatiga, 2 Mei 2015

Pembimbing Akademik

Pembimbing lahan praktik Stase Manajemen Keperawatan

RSUD Salatiga

STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Eko Susilo, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangPelayanan keperawatan professional merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan , berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritualyang komperhensif ditujukan kepada individu , keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencangkup seluruh proses kehidupan manusia.

Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,keterbatasan pengetahuan,setra kurangnya kemauan,untuk melaksanakan kehidupan sehari hari secara mandiri. Kegiatan dilakukan dalam upaya penngkatan kesehatan, mencegah penyakit penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama ( Primary Helth Care) sesuai dengan wewenang , tanggung jawab dan etika profesi keperawatan.Perawatan sudah dilaksanakan sejak adanya manusia dan yang jadi sasarannya adalah manusia dari sejak lahir sampai dengan datangnya kematian.Di Indonesia pekerjaan perawat dikerjakan berdasarkan naluri perasaan keibuan untuk merawat anak-anaknya (Mother Instinct). Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia telah banyak di pengaruhi oleh penjajah diantaranya Jepang, Belanda, dan Inggris. Dalam perkembangan di Indonesia di bagi menjadi beberapa bagian diantaranya:1. Zaman KunoSeperti juga di Negara-negara lainnya keperawatan diserahkan kepada perempuan yang merawat keluarganya Penyakit dianggap perbuatan setan yaitu dukun, cara pengobatan dengan menggunakan daun-daunan.2. Zaman penjajahan BelandaTahun 1596 Cornelis De Houtman adalah orang Belanda pertama yang datang ke Indonesia pada zaman penjajahan.3. Zaman VOC, (1602 1799)Orang-orang Belanda datang ke Indonesia pertama kali dengan maksud untuk berdagang. Dalam usaha perdagangannya itu di bentuklah VOC. Sehubungan dengan adanya staf dan tentara maka dua usaha kesehatan. Untuk itu didirikanlah rumah sakit yang pertama yang bernama " Binnen Hospital " didirikan pada tahun 1641 bertempat di Batavia ( sekarang Jakarta) Tenaga perawatannya diambil dari penduduk pribumi ( Bumi Putera ) yang diberi nama Zieken oppaser ( penjaga orang sakit) Rumah sakit ini dibawah pengawasan dokter militer.Pada tahun 1724-1744) di luar kota didirikan rumah sakit yang kedua yang diberi nama : Buiten Hospital mengantikan Binnen Hospital yang di tutup pada tahun1808. Karena VOC dibubarkan 1799 maka oleh pemerintahan Belanda menyerahkan kepada pemerintah Indonesia yang kemuudian membentuk Organisasi Negara " Hindia Belanda". Pada tahun zaman penjajahan belanda I ( 1799-1811 ) tidak ada usaha kesehatan yang boleh dikatakan menonjol pada umumnya merupakan usaha lanjutan dari apa yang telah ada. Pengaruh kententaraan pada keperawatan mulai ada usaha-usaha dibidang kesehatan yang antara lain : MGD ( Militaire Gezondsheids Dienst ) - dinas kesehatan tentara BGD (Burgerlije Gezon Dienst ) dinas kesehatan rakyat.4. Zaman Penjajahan Inggris Tahun 1811-1816Gubernur Jenderal Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Usaha-usaha di bidang kesehatan tersebut dinyatakan dalam kata-katanya "kesehatan adalah milik manusia". Usaha-usahanya: Mengadakan vaksinasi umum, Memperbaiki perawatan orang sakit gila (jiwa), Memperbaiki perawatan dari orang-orang tahanan.5. Zaman Penjajahan Belanda II (1816-1942)Setelah pemerintahan diserahkan kembali pada Belanda, maka usaha-usaha kesehatan nampak maju. Prof. Dr. Reinwardt menyusun undang-undang kesehatan, diantaranya tentang praktek dokter, kebidanan, pengobatan dan lain-lain untuk wilayah sekitar Batavia pada 1819 oleh Residen V Pabst didirikan rumah sakit untuk umum di Jakarta, diantara rumah sakit Stadsverban di Glodok. Rumah sakit ini mempunyai perlengkapan yang sederhana. Pada tahun 1919 rumah sakit Stadsverban menjadi CBZ (Central Burgerlijke Ziekeninrichting) yangkemudian dipindahkan di Salemba.6. Zaman Penjajahan Jepang (1942-1945)Pada zaman penjajahan jepang keperawatan di Indonesia boleh dikatakan mundur. Pimpinan rumah sakit yang tadinya adalah orang-orang belanda di ambil alih orang-orang jepang dan sebagian oleh bangsa Indonesia. Obat-obatan sangat kurang,oleh karenanya wabah penyakit dimana-mana. Bahan-bahan balutan sangat kurang,sampai dipergunakannya daun pisang dan pelapah pisang.7. Zaman Kemerdekaan (1945-1961)Keadaan rumah sakit dan perawatan mengalami kekurangan-kekurangan terutama obat-obatan. Semenjak tahun 1949 pemerintahan mulai membangun dan menyusun kenbali perbaikan-perbaikan di lapangan kesehatan.8. Tahun 1962 sekarangPerawatan mulai berkembang dengan pesat,dengan didirikannya pendidikan akademi keperawatan (AKPER) dan pada tahun 1962 dan Program Studi Ilmu keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonsia di Jakarta (1985), yang membawa dampak positif terhadap pelayanan perawatan. Pendekatan perawatan menggunakan proses perawatan yang berdasarkan pada kebutuhan manusia seutuhnya.

Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, karena manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan rencana perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan organisasi keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat memerlukan pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan devisi keperawatan (Swanburg, 2000). Dewasa ini telah ditetapkan pendekatan manajemen berdasarkan MPKP. MPKP diterapkan dalam bentuk proses manajemen yang terdiri dari tahapan proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling). Pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian penampilan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian atau pengontrolan meliputi: menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja, melakukan pengukuran prestasi kerja, menetapkan pakah prestasi kerja sesuai dengan standar, mengambil tindakan korektif.Berdasarkan latar belakang diatas maka mahasiswa tertarik untuk melakukan praktek manajemen keperawatan di Ruang Pavilliun 3 RSUD Salatiga.B. Tujuan1. Tujuan UmumSetelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 1 minggu di Ruang Paviliun 3 RSUD Salatiga, diharapkan kami seluruh mahasiswa dapat memperoleh gambaran tentang pendokumentasian yang baik dengan pendekatan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) sesuai dengan SOP dan SAK.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa dapat :

a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan sesuai pendekatan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) tentang pengelolaan dengan mengidentifikasi masalah yang ada di ruangan dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving cycle) di Ruang Paviliun 3 RSUD Salatiga.

b. Bersama perawat menentukan prioritas masalah yang terkait dengan masalah-masalah yang dijumpai dalam pengelolaan ruangan di Ruang Paviliun 3 RSUD Salatiga.

c. Bersama perawat menyusun perencanaan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan berdasarkan prioritas masalah yang sudah dipilih dengan pendekatan MPKP dan sesuai fungsi manajemen di Ruang Paviliun 3 RSUD Salatiga.

C. Manfaat1. Institusi pendidikanMembantu dalam proses belajar mengajar terutama menerapan manajemen keperawatan di ruang perawatan dan memberikan informasi bagi mahasiswa maupun dosen terutama mengenai pelaksanaan manajemen asuhan dan manajemen pelayanan dalam melakukan pengelolaan ruangan.2. Mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan teori manajemen keperawatan secara langsung dan dapat mencari alternatif pemecahan masalah ketika menghadapi hambatan dan kesulitan selama penerapan manajemen asuhan dan pelayanan di ruang perawatan.

3. Rumah sakit

Sebagai bahan masukan untuk perencanaan pengembangan bangsal Model Praktik Keperawatan Profesional dan sebagai bahan informasi untuk melakukan evaluasi terhadap Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur yang sudah ada dan mengadakan Standar Operasional Prosedur yang belum ada sehingga dapat melakukan perbaikan kualitas mutu pelayanan keperawatan secara bertahap.

4. Ruang Paviliun 3 RSUD Salatiga

Sebagai informasi tentang keadaan terbaru mengenai pelaksanaan MPKP di ruang pavilliun 3 sehingga dapat mengadakan perbaikan secara bertahap dan terencana.D. Metode

Problem solving sickle :

1. Pengkajian-pengkajian aspekaspek manajemen keperawatan di unit rawat inap.2. Perumusan masalah manajemen keperawatan di ruang rawat inap bersama perawat ruangan.3. Memprioritaskan masalah manajemen keperawatan yang ditemukan.4. Mengembangkan alternatif penyelesaian masalah berdasarkan penyebabnya untuk masalah yang menjadi prioritas masalah utama.5. Memilih alternative penyelesaian masalah yang mungkin dapat dilakukan.6. Melaksanakan alternative penyelesaian masalah yang dipilih dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.7. Mengevaluasi hasil penyelsaian masalah yang dilakukan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN (DOKUMENTASI)A. Dokumentasi keperawatanRekam medis menurut Peraturan Menteri Kesehatan republik indonesia nomor 269/MENKES/PER/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis/terekam tentang identitas pasien, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik di rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas pasien, anamnesa penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelatanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat (Rustiyanto, 2009).Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan sudah disediakan formulir pengkajian dan catatan perawatan. Asuhan keperawatan yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien, sehingga pelaksanaan dokumentasi keperawatan ini seharusnya sudah maksimal.B. Tujuan pelaksanaan pendokumentasiannmenurut ( Keliat Anna, 2006 )1. Tujuan Umum

Memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada perawat dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses pelayanan asuhan keperawatan.2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kinerja perawat dalam perannya sebagai pelayanan asuhan keperawatan sehingga berhasil membantu pasien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

b. Meningkatkan efektifitas sistem pelayanan keperawatan sehingga berdaya guna,berhasil guna dan keefektifan sarana dan efisiensi prasarana untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.c. Meningkatkan kualitas pengelolaan pelayanan situasi secara umum.

d. Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.C. Manfaat PendokumentasianPendokumentasian dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan optimalnya pemberian asuhan keperawatan yang nantinya akan meningkatkan derajat kesehatan pasien.BAB III

ANALISA SITUASI

A. Pengkajian

Fungsi ManajemenAspekSub AspekMetode KajiSumber Data

PengendalianDokumentasiDokumentasi yang meliputi Pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, evaluasi di ruang MPKP Paviliun 3Wawancara dan observasiKepala Ruang Paviliun 3

1. Masalah :Kurang optimalnya pelaksanaan pendokumentasian dalam fungsi pengendalian (SOP dan SAK) berhubungan dengan Asuhan keperawatan kepada pasien kurang maksimal

2. Hasil Kajian :Kepala ruang mengatakan sudah memiliki SOP dan SAK untuk tindakan pemberian prosedur asuhan keperawatan. Selama ini ruang pavilliun 3 masih mengacu pada SAK yang ada, dalam memberikan asuhan keperawatan, khususnya sebagai panduan interaksi untuk masalah keperawatan yang sering muncul. Setiap tindakan keperawatan yang dilakukan sudah berdasar pada SOP karena SOP yang mengatur tindakan keperawatan, Pendokumentasian, dan lain-lain.

Dan hasil wawancara dengan kepala ruang Paviliun 3 juga mengatakan bahwa perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pendokumentasian belum sesuai dengan SAK dan SOP. Sehingga kepala ruang perlu melakukan kegiatan supervisi dan diskusi agar perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan SAK dan SOP yang telah ditetapkan.Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan pada ruang pavilliun 3 :

a. PengkajianHasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan bahwa pengkajian dilakukan sudah sesuai dengan (SOP) yang meliputi data fokus (data subjektif dan data objektif) dan masalah keperawatan, sedangkan alasan masuk, faktor presipitasi dan predisposisi, kebutuhan persiapan pulang, dikaji oleh bagian Poli RS atau IGD. Pengkajian data dasar terdokumentasi jadi satu dengan rekam medis, sedangkan pengkajian fokus terdokumentasi dalam rekam keperawatan.Format pengkajian di ruang pavilliun 3 meliputi aspek-aspek identitas pasien, alasan masuk, faktor predisposisi, dan aspek medik. Format pengkajian ini dibuat agar semua data relevan tentang masalah pasien saat ini, yang lampau atau yang potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap. Berdasarkan lembar catatan medik di ruang pavilliun 3 didapatkan (Catatan Medik) sudah lengkap pengkajiannya dan dituliskan dalam lembar pengkajian.b. Diagnosa KeperawatanBerdasarkan hasil wawancara dengan karu di ruang pavilliun 3 didapatkan hasil pada aspek diagnosa sudah sesuai dengan kondisi pasien, dimana perumusan diagnosa keperawatan sudah sesuai dengan SOP. Dalam perumusan diagnosa keperawatan tidak ada evaluasi terhadap masalah klien, diagnosa masih mengikuti catatan medis yang diisi pada saat pasien datang. Karu mengatakan, walaupun pembagian tim sudah dilakukan akan tetapi pendokumentasian terhadap perkembangan klien kadang-kadang tidak dilakukan sehingga menjadi penghambat bagi pemberi asuhan yang masih baru, baik bagi perawat operan ataupun mahasiswa praktikan untuk memunculkan masalah keperawatan yang baru.

c. PerencanaanBerdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang, Selama ini pelaksanaan perencanaan keperawatan belum berjalan optimal. Berdasarkan observasi semua perawat melakukan pendokumentasian terhadap perkembangan pasien pada rekam medis pasien. Berdasarkan catatan medis pasien di ruang pavilliun 3 terdapat intervensi keperawatan tetapi rasionalnya belum berjalan maksimal.

d. TindakanBerdasarkan hasil wawancara dengan karu di ruang pavilliun 3 didapatkan hasil bahwa aspek tindakan sudah sesuai masing-masing masalah keperawatan (MK), dan dengan menggunakan strategi pelaksanaan yang sudah sesuai SOP, tetapi berdasarkan observasi tindakan sudah sesuai tetapi jika ditemukan masalah keperawatan baru pada pasien, masih digunakan tindakan yang sama dan hasil evaluasi dan pendokumentasian masih sama atau tidak dilakukan validasi kembali. Berdasarkan lembar catatan medis pasien di ruang pavilliun 3 didapatkan implementasi belum sesuai dengan rencana asuhan keperawatan.e. Evaluasi Berdasarkan hasil observasi dari beberapa dokumentasi asuhan keperawatan didapatkan hasil evaluasi dari tindakan keperawatan sudah mengacu pada tujuan yang dilakukan tetapi SOAP belum relevan dengan masalah keperawatan yang ada.Contoh masalah Implementasi di Ruang Pavilliun 3:

Seharusnya :Hari/tgl/jamImplementasiResponTTD

Senin, 4 Mei 2015

Jam 07.001. Operan jaga

2. Observasi tanda-tanda vital dan KU

3. Memberikan therapy sesuai advis dokter

4. Memberikan lingkungan yg nyaman untuk pasien dan keluargaS : lemes, Luka jempol kaki kiri

O : KU : Cm

TD: 150/90 mmHg

S : 36,5C

N : 88x/m

RR : 20x/m

A : Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi

1. Pantau TTV

2. Mempertahankan teknik keseterilan alat saat Perawatan luka

B. Rumusan Masalah

Data FokusMasalah

Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan karu mengatakan kurang optimalnya proses pendokumentasian terutama dalam implementasi (SOAP) belum sesuai dengan SOP dan SAK.Hasil Observasi : 1. Belum optimalnya proses dokumentasi 2. Belum ada uraian yang jelas tentang implementasi3. Tidak semua perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai SOP dan SAKBelum optimalnya Pendokumentasian dalam fungsi pengendalian (pelaksanaan SAK dan SOP) berhubungan dengan Asuhan keperawatan kepada pasien kurang maksimal. Yang meliputi :1. Lengkap

2. Kurang Lengkap

3. Tidak lengkap

C. Alternatif Cara Penyelesaian Masalah

Penyebab masalahRencana penyelesaian masalah

1. Belum optimalnya SOP sebagai panduanpendokumentasian.2. Perawat kurang antusias dalam melaksanakanpendokumentasian sesuai SOP1. Mendiskusikan dan membuatpendokumentasian pelaksanaan sesuai standar SOP dan SAK.

2. Memberikan contoh proses pendokumentasian yang sesuai SOP.