fix makalah

14
MAKALAH PRODUK BERBAHAN BAKU KARET “BALON” Disusun oleh: Kelompok 4 FIOLA HAMANDA PRISILIA (131710101022) DINI NOVITASARI (131710101113) DZIKRI KURNIA (131710101061) ANGGI KUSUMA PAMUNGKAS (131710101037)

Upload: bahtiar-qori

Post on 11-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

contoh produk hilir balon

TRANSCRIPT

MAKALAH PRODUK BERBAHAN BAKU KARET

BALONDisusun oleh:

Kelompok 4FIOLA HAMANDA PRISILIA

(131710101022)

DINI NOVITASARI

(131710101113)DZIKRI KURNIA

(131710101061)ANGGI KUSUMA PAMUNGKAS(131710101037)JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2015

BAB 1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil perkebunan dan pertanian, salah satunya adalah karet. Indonesia merupakan salah satu penghasil karet terbesar di dunia setelah Thailand. Wilayah di Indonesia yang merupakan penghasil karet adalah di Sumatera dan Kalimantan. Luas areal perkebunan karet terbagi atas perkebunan rakyat (84,66%), perkebunan besar negara (7,11%), perkebunan besar swasta (8,23%), sedangkan produksi perkebunan rakyat sebesar 78,97%, perkebunan besar negara 10,08% dan perkebunan swasta sebesar 10,95%. Lateks karet alam didapat dari pohon Hevea brasiliensis, famili Euphorbiaceae yang ditemukan di kawasan tropikal Amazon, Amerika Selatan. Menurut Tim Penulis PS (2009), karet merupakan tanaman tahunan yang memiliki tinggi mencapai 15-25 m, memiliki batang yang lurus dan percabangan yang tinggi, dan memiliki daun yang terdiri dari tiga tangkai daun utama dan tiga tangkai anak daun. Karet merupakan bahan polimer yang elastis dan sangat berguna dalam menghasilkan berbagai macam produk seperti kasur karet, bahan-bahan otomatif, bahan-bahan rumah tangga dan sebagainya (Spilane, 1989) Karet dapat diolah menjadi berbagai produk seperti alat kesehatan dan laboratorium (pipet, selang stetoskop, sarung tangan, dan kondom), ban, perlengkapan kendaraan lain (pedal sepeda dan motor, kaca mobil), perlengkapan pakaian atau olahraga (sepatu dan sandal, bola sepak, volley dan basket, dan pakaian selam), perlengkapan teknik industri (oil seal, selang dan belt conveyer), perlengkapan anak dan bayi (balon, dot susu, perlak), perlengkapan rumah tangga (karet) dan barang lain (pelampung) (Departemen Perindustrian, 2007).Salah satu produk dari karet yaitu balon. Balon termasuk jenis mainan yang berisikan gas seperti helium, hidrogen, nitrogen monoksida dan udara. Balon dapat dimanfaatkan menjadi hiasan dan mainan. Maka dari itu dibutuhkan penyusunan makalah ini agar mahasiswa lebih memahami dan kemudian dapat diterapkan oleh mahasiswa. 1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:1. untuk mengetahui pengertian balon,2. untuk mengetahui sejarah adanya balon,3. untuk mengetahui proses pembuatan balon,4. untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan balon, dan5. untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pembuatan balon.BAB 2. PEMBAHASAN2.1. Pengertian BalonBalon adalah sebuah kantung fleksibel yang umumnya berisikan gas seperti helium, hidrogen, nitrogen monoksida dan udara, Beberapa jenis balon benar-benar murni digunakan sebagai elemen dekorasi, sedangkan jenis lainnya digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Balon-balon pertama dibuat dari bahan mirip membran yang berasal dari hewan (animal bladder). Balon-balon modern dibuat dari bahan semacam karet, lateks, chloroprene dan nilon.2.2. Sejarah Adanya Balon

Menurut Merlin (1994), masyarakat Aztec-lah yang pertama kali membuat balon dengan bahan usus besar kucing yang ditujukan sebagai persembahan bagi dewa.

Pada mulanya balon dibuat dengan berbahan baku bagian tubuh hewan. Di Eropa pada abad XIV-XVI, di masa Renaisans balon dibuat dari kandung kemih hewan yang diisi air. Bagian-bagian tubuh binatang yang digunakan untuk balon yaitu kandung kemih, usus dan perut. Menurut Jean Merlin, Kaufman, dan Greenverg, cara pembuatannya yaitu membersihkan usus besar lalu dilakukan penjahitan dengan serat tanamn khusus. Serat tanaman ini akan kuat lekat menempel setelah mengering karena dijemur sinar matahari dan akan menghasilkan balon yang kedap udara dan baru ditiup.

Menurut Patrick Robertson (1978), Michael Faraday sebagai pembuat balon karet pertama pada tahun 1824. Cara pembuatannya yaitu dua lembar karet dipotong bulat, ditumpuk lalu dipres sisinya. Otomatis karet melunak dan menempel. Bagian dalam antara dua lembaran itu diberikan tepung agar tidak saling lengket.

Balon mengalami evolusi, pada tahun berikutnya balon mainan diperkenalkan oleh produsen perintis karet Thomas Hancock tetapi bentuknya berupa satu set alat yang terdiri aras sebotol karet cair dan alat tiup. Lalu tahun 1874 diperkenalkan balon yang tahan terhadap perubahan suhu oleh J.G. Ingram dari london. Balon ini disebut prototipe balon modern. Hingga pada akhirnya balon mengalami perkembangan baik variasi bentuk dan kualitasnya yang tidak mudah meletus.2.3. Cara Pembuatan Balon

Pada suatu industri, pembuatan balon menggunakan metode atau proses pencelupan. Metode atau proses pencelupan merupakan suatu teknik yang menghasilkan barang dari lateks yang dilakukan dengan mencelupkan suatu pembentuk (cetakan) yang telah dibersihkan ke dalam formulasi lateks, selama pembentuk dicelupkan di dalam formulasi lateks, partikel partikel lateks yang bersentuhan dengan permukaan pembentuk mengalami proses penghilangan kestabilan dan membentuk suatu lapisan atau filem, dimana filem yang terbentuk mempunyai bentuk yang sama dengan pembentuk (cetakan) yang dicelupkan ke dalam formulasi lateks tersebut dan apabila filem ini dikeringkan, produk lateks akan berhasil. Teknik pencelupan ini digunakan untuk menghasilkan produk yang tipis dan berongga seperti balon.

Untuk pengolahan lateks, pertama lateks dicampurkan dengan zat perwarna, lalu dilakukan mixing selama 15 16 jam sehingga formulasi lateks ini homogen atau tercampur merata. Pembentuk (cetakan) dibersihkan dengan menggunakan uap panas, kemudian pembentuk yang telah bersih dicelupkan ke dalam koagulan yaitu asam asetat, yang berfungsi agar produk yang dihasilkan mempunyai ketebalan sederhana yaitu 0,2 0,8 mm. Setelah itu dilakukan pengeringan agar asam asetat yang ditambahkan tidak menetes ke dalam formulasi lateks (balon), karena apabila asam asetat menetes pada formulasi lateks maka akan menyebabkan penghilangkan kestabilan lateks dalam tangki dan akan menghasilkan partikel partikel kecil sehingga akan mengakibatkan kecacatan (Harahap, 2008). Langkah selanjutnya pembentuk dicelupkan ke dalam formulasi lateks dan ditunggu hingga kering. Setelah kering, balon dibawa ke mesin penggulung utuk menggulung bagian bawah sehingga produk mudah untuk ditiup. Kemudian, balon dicelupkan ke dalam air panas selama 60 menit. Hal tersebut berfungsi untuk meningkatkan warna pada balon sehingga warnanya lebih cerah. Kemudian balon yang telah dicelupkan ke dalam air panas, dicelupkan kembali ke dalam air dingin untuk menurunkan suhu balon tersebut. Setelah itu, balon dibawa ke tahap selanjutnya yaitu melepaskan balon dari pembentuknya (cetakan) dengan cara balon dialirkan udara agar menguap dan terlepas dari pembentuknya cetakan. Selanjutnya, balon yang telah terlepas dimasukkan ke dalam mesin pembersih yang dialiri air dengan suhu 100 F untuk membersihkan balon dari sisa sisa bahan kimia yang menempel. Tahap terakhir yaitu pemeriksaan kualitas dengan cara balon dialiri udara dan dilewatkan ke dalam cahaya lampu.2.4. Kelebihan dan KekuranganProduk balon tiup memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan balon tiup:

1. Kelebihana. Murahb. Elastis 2. Kekurangana. Kesat

b. Berukuran kecil

c. Rawan kebocoran

d. Mudah terlepas2.5. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas BalonFaktor yang mempengaruhi kualitas balon yaitu:

1. kualitas lateks yang digunakan

Jika kualitas latek yang digunakan jelek maka dapat mempengaruhi daya elastisitas dari balon,sehingga balon yang dihasilkan mudah meletus.

2. Suhu TinggiSuhu tinggi dapat mimpengaruhi tingkat kelekatan antar lapisan lateks pada proses pencetakan.

3. Pencetakan (pelekatan antara dua lembar lateks)Jika pada proses pencetakan kurangnya penekanan dapat menyebabkan balon yang dihasilkan berlubang dan mudah meletus.

4. Pengeringan

Agar koagulan yang ditambahkan tidak menetes ke dalam formulasi lateks (balon), karena apabila koagulan menetes pada formulasi lateks akan menyebabkan penghilangkan kestabilan lateks dalam tangki dan akan menghasilkan partikel partikel kecil sehingga akan mengakibatkan kecacatan.

BAB 3. PENUTUP3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah yang telah dibuat yaitu:

1. balon merupakan kantung fleksibel yang diisi gas seperti helium, hydrogen, nitrogen monoksida dan udara, serta berbahan dasar karet,2. balon pertama kali dibuat menggunakan kantung kemih kucing sebagai persembahan untuk dewa.dapat terbuat dari usus atau perut hewan yang dijait dengan serat tumbuhan khusus kemudian dikeringkan dan ditiup,3. pembuatan balon dengan dengan lateks yang dilakukan pewarnaan dan dimixing .pencetakan dengan dua lembar lateks yang nantinya dilakukan pengepresan dan penambahan tepung didalamnya agar tidak lengket.kemudian dikeringkan dan dilakukan penggulungan dibagian bawah agar mudah ditiup. Dicelupkan air panas agar warna lebih cerah dan dicelupkan air dingin untuk menurunkan suhu.dilepaskan dari cetakan , kemudian dibersihkan dengan dialiri air dengan suhu 100 F,

4. balon memiliki kelebihan dan kekurangan, dan

5. faktor yang mempengaruhi kualitas balon yaitu kualitas lateks yang digunakan, suhu tinggi, pencetakan, dan pengeringan.

3.1. SaranSebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat dihasilkan balon yang memiliki banyak kelebihan daripada kekurangannya sehingga dapat memperbaiki kualitas balon.DAFTAR PUSTAKADepartemen Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Karet. Jakarta: Departemen Perindustrian.Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Merlin, Jean.1994. Great Ballons! The Compelete Book of Ballon Sculpting: Richard Kaufman and Alan Greenberg.

Robertson, Patrick. 1978. The Book of Firsts. New York: Bramhall Hous.Spillane, J. 1989. Komoditi Karet. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Kanisius.Tim Penulis P S. 2009. Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Penebar Swadaya.Lateks dan zat pewarna

Mixing, t = 15 16 jam

Formulasi lateks

Cetakan

Dicelupkan ke dalam koagulan

Pengeringan

Pencelupan

Pengeringan

Penggulungan

Pencelupan ke dalam air panas, t = 60 menit

Pencelupan ke dalam air dingin

Pelepasan dari cetakan

Balon

Pembersihan (alat pembersih, T = 100 F)

Pemeriksaan kualitas