fitur dasar laut

Upload: bayu-aristi

Post on 08-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Seabed

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    1/9

    T U G A S M A TA K U L I A H F I T U R D A S A R L A U T

    Ulasan Mengenai Fitur Dasar Laut

    B a y u A r i s t i w i j a y a 3 5 1 1 1 0 0 0 3 6

    J U R U S A N T E K N I K G E O M A T I K A

    F A K U L T A S T E K N I K S I P I L D A N P E R E N C A N A A N

    I N S T I T U T T E K N O L O G I S E P U L U H N O P E M B E R

    S U R A B A Y A

    2 0 1 4

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    2/9

    1

    Mengenali Fitur Dasar Laut

    1.1. Fitur Dasar Laut

    Pengetahuan mengenai topografi dasar laut bermula dari pemetaan-pemetaan yang

    sudah sejak lama dilakukan. Pada mulanya pengetahuan ini diperoleh dengan cara

    mengukur kedalaman laut dengan teknik yang sangat sederhana yakni dengan

    mengulurkan tali atau kabel yang diberi bandul pemberat ke dalam laut hingga

    menyentuh dasar. Tentu dengan teknik ini banyak kekurangan dan kelemahannya.

    Pengukuran kedalaman laut yang lebih cepat dapat menggunakan alat-alat pemancar

    gelombang suara. Dengan teknik ini pengukuran dapat dilakukan dengan cepat, karena

    kecepatan merambat suara pada air rata-rata 1.600 meter per detik. Jarak waktu yang

    diperlukan untuk perambatan bolak-balik dapat diterjemahkan menjadi kedalaman laut

    ditempat itu. Dengan prinsip teknologi inilah model kenampakan topografi dasar laut

    yang umumnya berupa peta batimetri dapat semakin disempurnakan. Peta yang

    dihasilkan dapat digunakan untuk menampilkan model 3D morfologi bawah laut

    sehingga dapat diidentifikasi fitur-fitur apa saja yang terdapat di dalamnya.

    Fitur Dasar Laut sendiri merupakan hasil pengklasifikasian dari keunikan bentuk

    morfologi/relief dasar laut, sehingga didapatkan daftar objek fitur dasar laut. Bentuk-

    bentuk dasar laut tersebut terdiri dari :

    Ridge yaitu penggungan/pegunungan dasar laut dengan puncaknya sempit

    dan lerengnya curam.

    Rise yaitu punggungan/pegunungan dasar laut dengan puncaknya luas dan

    lerengnya tidak securamridge.

    Abyssal Plain, Daerah yang relatif tebagi rata dari permukaan bumi yang

    terdapat dibagian sisi yang mengarah ke daratan.

    Trench, Bagian laut yang terdalam dengan bentuk seperti saluran seolah-olah

    terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua.

    Seamount, yaitu gunung di dasar laut dengan lereng yang curam dan

    berpuncak runcing serta kemungkinan mempunya tinggi sampai 1 km atau

    lebih tetapi tidak sampai kepermukaan laut.

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    3/9

    2

    Guyot, yaitu gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan seamount

    tetapi bagian puncaknya datar. Banyak terdapat di lautan Pasifik.

    Ambang laut(drempel), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara

    dua laut dalam.

    Lubuk laut(basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi

    karena ingresi (aliran arus laut).

    Palung laut(trog), yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut

    terjadi karena ingresi.

    Gambar 1. Model Bentuk Morfologi Dasar Laut

    1.2. Teknologi yang Diterapkan pada Identifikasi Fitur Dasar Laut

    Permukaan dasar laut semula dianggap dalam keadaan datar dan tidak mempunyai

    bentuk, tetapi beberapa ilmu pengetahuan lainnya telah membuktikan bahwa topografi

    dasar laut memiliki bentuk yang kompleks seperti daratan. Maka dari itu, untuk

    mempelajari seluk beluk dari fitur dasar laut, diperlukan kajian ilmu pengetahuan dan

    teknologi pada berbagai bidang terkait untuk mendapatkan informasi sebanyakmungkin.

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    4/9

    3

    Saat ini, berbagai macam teknologi sudah diimplementasikan untuk mengidentifikasi

    morfologi dasar laut. Pada kondisi tertentu pengamatan fitur dasar laut dapat

    menggunakan teknologi penginderaan jauh dengan memanfaatkan data satelit altimetri.

    Altimetri sendiri adalah Radar (Radio Detection and Ranging) gelombang mikro yang

    dapat digunakan untuk mengukur jarak vertikal antara permukaan bumi dengan wahana

    antariksa (satelit atau pesawat terbang). Pengukuran ini dapat menghasilkan topografi

    permukaan laut sehingga dapat menduga geoid laut, arus permukaan dan ketinggian

    gelombang. Inderaja altimetri untuk topografi permukaan laut pertama kali

    dikembangkan sejak peluncuran SKYLAB dengan sensor atau radiometer yang disebut

    S-193. Satelit altimetri yaitu : GEOS-3, SEASAT, ERS-1, dan yang terakhir yang sangat

    terkenal adalah TOPEX/POSEIDON. Satelit terakhir ini adalah satelit misi bersama

    antara Amerika Serikat (NASA) dengan Perancis (Susilo, 2000).

    Satelit altimetri memiliki prinsip penggambaran bentuk paras laut dimana bentuk

    tersebut menyerupai bentuk dasar laut dengan pertimbangan gravitasi yang

    mempengaruhi paras laut dan hubungan antara gravitasi dan topografi dasar laut yang

    bervariasi sesuai dengan wilayah. Satelit altimetri juga memberikan bentuk gambaran

    paras muka laut. Satelit ini mengukur tinggi paras muka laut relatif terhadap pusat massa

    bumi. Sistem satelit ini memiliki radar yang dapat mengukur ketinggian satelit di atas

    permukaan laut dan sistem tracking untuk menentukan tinggi satelit pada koordinat

    geosentris. Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar(transmiter),

    penerima pulsa radar yang sensitif(receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem

    ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang

    elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh

    permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Informasi utama yang ingin

    ditentukan dengan satelit altimetri adalah topografi dari muka laut. Hal ini dilakukandengan mengukur ketinggian satelit di atas permukaan laut dengan menggunakan waktu

    tempuh dari pulsa radar yang dikirimkan kepermukaan laut, dan dipantulkan kembali

    ke satelit.

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    5/9

    4

    Gambar 2. Model Morfologi Dasar Laut Berdasarkan Data Satelit Altimetri

    Untuk hasil yang lebih teliti, terdapat cara lain selain penginderaan jauh yang juga

    merupakan pengukuran tidak langsung. Metode ini memanfaatkan transmisi sinar laser

    dari pesawat terbang dan prinsip-prinsip optik untuk mengukur kedalaman perairan.

    Dikenal dengan Laser Ariborne Bathymetry (LAB), Kanada : LIDAR (Light Detecting

    and Ranging), Australia : LADS (Laser Airborne Depth Sounder), AS : AOL (Airborne

    Oceanographic LIDAR) dan HALS (Hydrographic Airborne Laser Sounder). Prinsip

    kerja LADS adalah transmisi sinar laser dari pesawat terbang dengan sudut tertentu

    terhadap sumbu vertikal ke permukaan air. Sebagian gelombang sinar laser dipantulkan

    dan dibiaskan ke segala arah dan salah satu berkasnya akan menembus ke dalam air.

    Berkas sinar laser yang menembus ke dalam air adalah 98% dari energi awalnya dan

    akan dibiaskan dengan arah mendekati garis normal akibat perubahan dari densitas

    medium yang lebih renggang ke densitas medium yang lebih rapat. Berkas gelombang

    sinar laser akan meneruskan perjalanan perambatannya di dalam air hingga menyentuh

    dasar perairan dan dipantulkan ke segala arah dan salah satu berkasnya dipantulkan

    kembali ke arah sudut datangnya. Berkas sinar yang memantul ke arah sudut datangnyakemudian meneruskan perjalanan perambatannya dan menembus batas air dan udara.

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    6/9

    5

    Karena perubahan densitas medium yang lebih rapat ke medium yang lebih renggang,

    berkas sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal dan merambat pada garis lintasan

    yang searah dengan saat pertama kali ditransmisikan dan diterima kembali di pesawat

    terbang oleh unit penerima gelombang. Teknologi LADS dioperasikan menggunakan

    pesawat terbang sekelas Fokker-27 Seri 500 dengan kecepatan terbang sekitar 145 knot

    pada ketinggian sekitar 500 m di atas permukaan laut menggunakan sistem penentuan

    posisi kinematic differential GPS. Gelombang yang digunakan adalah sinar laser infra

    merah dengan panjang gelombang 532 nm dan periode 5 ns dengan pembangkit daya

    sebesar 1 MW. Sistem ini hanya untuk kedalaman 2-50 m dengan kondisi air jernih dan

    terbuka, cakupan daerah survei yang luas dan untuk pemetaan skala kecil. Teknik

    pengukuran kedalaman dengan metode optik efektif digunakan pada perairan dangkal

    yang jernih dengan kedalaman sekitar 50 m.

    Gambar 3.Laser Airbone Bathymetry

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    7/9

    6

    Pada kasus tertentu, misalnya pemetaan detail dasar laut untuk kebutuhan analisa

    geologis dalam upaya mencari sumber minyak, pengukuran langsung di lokasi perlu

    dilakukan. Metode yang memanfaatkan prinsip dari gelombang akustik ini memberikan

    ketelitian data yang lebih tinggi. Metode ini paling sering digunakan. Gelombang

    akustik dengan frekuensi 5 kHz atau 100 Hz akan mempertahankan kehilangan

    intensitasnya hingga kurang dari 10% pada kedalaman 10 km, sedangkan gelombang

    akustik dengan frekuensi 500 kHz akan kehilangan intensitasnya pada kedalaman

    kurang dari 100 m. Alat yang digunakan adalah echosounder (perum gema) yang

    pertama kali dikembangkan di Jerman tahun 1920. Prinsip metode ini adalah

    pengukuran jarak dengan memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan dari

    tranduser. Tranduser adalah bagian dari alat perum gema yang mengubah energi listrik

    menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara) dan sebaliknya. Gelombang

    akustik merambat pada medium air hingga menyentuh dasar perairan dan dipantulkan

    kembali ke transduser.

    Teknik echo-sounding untuk menentukan kedalaman dan pemetaan dasar laut

    bertambah maju dengan berkembangnya peralatan sonar seperti SeaBeam dan

    Hydrosweep yang merupakan sistem echo-sounding multi-beam yang menentukan

    kedalaman air di sepanjang lantai laut di bawah kapal penarik, menghasilkan peta-peta

    batimetri yang sangat detail.

    Gambar 4. JenisEchosounderBerdasarkanBeam

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    8/9

    7

    1.3. Manfaat Pengetahuan Fitur Dasar Laut

    Pengetahuan yang memadai mengenai seluk beluk dari fitur-fitur dasar laut akan

    sangat membantu dalam mengidentifikasi objek dasar laut apa saja yang terdata pada

    peta batimetri. Selain itu, keberadaan objek-objek tersebut pada area yang disurvei juga

    dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam beberapa pekerjaan, seperti penentuan jalur

    pelayaran yang aman, perencanaan bangunan pinggir pantai, pendeteksian adanya

    potensi bencana tsunami di suatu wilayah, dan pertambangan minyak lepas pantai.

    Kondisi laut sangatlah dinamis, maka peta batimetri harus selalu diperbarui untuk

    memantau perubahan dan perkembangan kondisi perairan tersebut.

  • 5/19/2018 Fitur Dasar Laut

    9/9

    8

    Daftar Pustaka

    Hasanuddin Z A. 2006. Satelit Altimetri High Tech Tool for Ocean data parameter

    Collection. Kelompok Keilmuan Geodesi-FTSL. Institut Teknologi Bandung.

    Supangat, Agus dan Susanna. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut

    dan Sumberdaya Non-Hayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen

    Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

    Susilo, Setyo Budi. 2000. Penginderaan Jauh Kelautan Terapan. Institut Pertanian Bogor.

    Bogor.

    http://ilmukelautan.com/publikasi/oseanografi/fisika-oseanografi/404-penentuan-batimetri