fisiologi sistem endokrin.doc
DESCRIPTION
anfisTRANSCRIPT
ANATOMI FISIOLOGI
OLEH; YENI SRIMULYANI
AKADEMI PERAWATAN YATNA YUANA LEBAK- BANTEN
JLN. JEND. SUDIRMAN KM.2 RANGKAS BITUNG BANTEN
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
A. Pengertian
Kata endokrin berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Sekresi ke dalam” , zat
aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti
“merangsang”.
Pengertian kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan
kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Fungsi kelenjar endokrin :
1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh
jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi, glukosa pada usus halus
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air
Kontrol system tubuh (integrasi tubuh) dilaksankan oleh:
Sistem saraf yaitu oleh susunan saraf pusat.
Sistem hormonal /endokrin yaitu zat kimia terutam auntuk metabolisme.
Ciri-ciri kelenjar endokrin:
Tidak mempunyai saluran.
Langsung masuk ke peredaran darah
Masuk melalui milliu interior.
Apabila produksinya berlebihan atau kekurangan akan menimbulkan gejala
spesifik.
Bekerja jauh dari kelenjarnya misanya thirosil.
Aktif dengan kadar yang kecil; ukuran pikkogram s/d mikogram disebut juga
Trace Element.
Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh endokrin.
Struktur Kimia Hormon
1. Berbentuk steroid (berasal dari Mesoderm) diantaranya Estrogen, progesterone,
testoteron, glukokortikoid, adrenal androgen.
2. Berbentuk Peptida dan Protein, diantaranya: Insulin, vasopressin, oxitosin, Gastrin,
etc.
3. Polipeptida
4. Berbentuk amine; Tyroksin.
Fase Pembentukkan Hormon:
Bahan dasar hormon; Precursor yaitu cholesterol tubuh, prohormon.
Pengeluaran Hormon; hormon dikeluarkan sebagai free hromon, dijaringan target
terjadi efek jaringan; ada yang aktif dan ada yang tidak aktif. Sisa dibuang dieksresi
dihepar menjadi ren dan masuk ke ginjal diikat oleh glukoronida.
Transport;
Dalam darah diikat oleh protein tertentu (protein binding hormon) agar tidak bekerja
dan dapat singgah dimana saja, dalam bentuk tidak aktif. Dapat membentuk
antihormon (karena terikat protein) terikat dalam protein yang bermaksud sebagai
penghematan hormon. Free hormon ditangkap oleh reseptor yang akan
menimbulkan efek metabolic aktif dan tidak aktif, kemudian akan dieksresi dalam
bentuk glukoronida.
Efek Hormon dan sifat kerja hormon;
Antagonis; Bekerja berlawanan/saling mengurangi respon, seperti pada hormon
estrogen dan progesterone di dalam uterus. Sinergisme: Bekerja saling
menunjang /memperkuat respon. seperti pada hormon progesterone dan estrogen
didalam glandula mammae.
Metabolisme
Kelebihan hormon menyebabkan hormon tersebut tidak terpakai sehingga akan
mengalami metabolisme di hepar kemudian kaan mengadakan konjugasi dengan sulfat
membentuk either dan ester.
Fungsi system Hormonal
Aspek fisiologis hormon:
Fungsi sintesa dan sekresi hormon
Proses metabolisme (anabolic/katabolic) karbohidrat, protein dan lipid.
Kontraksi, relaksasi dan metabolisme otot.
Fungsi reproduksi; diferensiasi, pematangan gonad dan gametosis.
Merangsang/menghambat proliferasi jaringan untuk pertumbuhan.
Eksresi dan reabsorpsi elektrolit (anion/kation).
Permisif effek hormon lain.
Perilaku; agresif, seksual dan maternal.
Kesimpulan fungsi hormon:
1. Morphogenesis (pertumbuhan) misalnya Growth Hormon.
2. Integrasi Aktivitas autonomis: simpatis respon dan gambaran seksual.
3. Mempertahankan suasana di dalam tubuh misalkan: distribusi makanan, air,
elektrolit dan stress/ kompoisisi makanan. Mengatur reaksi terhadap
rangsangan/respon stress.
Kelenjar Endokrin:
Feed Back Mechanism:
Konsep dasarnya ada hubungan timbal balik (feed back efek), hubungan biasanya terjadi
dengan hormon diatasnya.
Hormon (-)
Jaringan
Target
Jaringan Endokrin
(-)
Jaringan Endokrin
(+)
Hormon (+)
Jar target
Ahierarchy of closed loop system adalah suatu hirarki yang tertutup
Skema Mekanisme FeedBack:
Bebarapa macam Hubungan Kelenjar Endokrin dengan Sel Target
X Kelenjar endokrin X
X’ Sel
Metabolisme turun Metabolis
me naik
Short Loop
HypothalamusB A
Hormon Tropik
Releasing Hormon (+)
Hypopise
B
Hormon
Kelenjar
(+) (-)
Hipotalamus
X’ Kelenjar EndokrinContoh Hormon: Insulin Glukagon
PTH Calcitonin
Kelenjae Endokrin akan menghasilkan; General hormon dan local hormon misalnya
pada saluran pencernaan tergantung pada organ-organnya masing-masing.
Bebarapa Golongan Hormon:
1. Golongan Amin
Epineprin, norepineprin, tiroksin, triiodotironin, melatonin, histamin, serotonin.
X”Sel
Contoh Hormon: Vasopresin Epineprin Growth Hormon
X Hipothalamus
X’ Anterior Pituitari
X “ Kel. Endokrin
X’” Sel
Contoh Hormon: Tyroksin Kortisol Gonad Hormon
2. Golongan Steroid: Estrogen, progesterone, testoteron, Adrenal androgen,
glukokortikoid dan aldosteron.
3. Golngan peptide Protein: Insulin, glukagon, Growth Hormon.
Mekanisme Kerja Hormon:
Tentang reseptor:
Makin banyak jumlah reseptor didalam sel makin banyak hormon yang ditangkapnya,
sehingga menimbulkan efek yang kuat.
Reseptor pada umumnya berupa protein
Lokasi reseptor:
Membran sel; akan menimbulkan efek jika bereaksi dengan hormon dari golongan
protein.
Sitoplasma; bereaksi dengan hormon dari golongan steroid.
Nukleus; bereaksi dengan hormon dari golongan amine.
Second Masangger
Hubungan hormon dan reseptor akan mengaktifkan system masangger camp
kemudian akan mengaktivasi protein kinase (PiP2) mengakibatkan ca Intra sel aktif.
Hormon steroid akan ditangkap oleh reseptor yang berada di membran sel kemudian
Karen asel yang ditangkap itu berupa large binding protein sehingga akan dipecah-
pecah menjadi samil protein supaya dapat masuk ek nucleus utnuk menimbulkan
efek hormonnya, berupa proses transkripsi dan transisi utnuk proses sintesa protein.
Pengaturan:
Hormon mengatur tingkat aktifitas jaringan dengan cara; mengubah reaksi kimia,
mengubah permeabilitas membran sel dan mengaktivasi mekanisme sel (yang Spesifik).
Hipothalamus
Hipofise
Releasing Faktor Inhibiting Faktor
Hipotalamus
Hubungan antara hypothalamus dengan hipofise (menghasilkan tropic hormon) yaitu
dengan adanya “portal system”.
Anterior Hipofise, Posterior hipofise, vena dan cabang-cabang pleksus.
Hormon-hormon yang diproduksi:
Tyrotropin releasing Factor (TRF) dihasilkan oleh Nc Paraventrikuler.
Corticotropin Releasing Factor (CRF_ dihasilkan oleh hipotalamus anterior.
Somatotropin Releasing Factor ( SRF) dihasilkan Nc Lateral dan Ventromedial
preoptikus.
Prolacting Inhibiting Factor (PIF) dihasilkan oleh lateral preoptikus.
Tropik Hormon ( hasil adeno
hipofise)
Target Gland
Sirkulasi Darah
Target Organ
Stimulating Hormon
Hormon
B. Organ Endokrin Yang Terdapat Dalam Tubuh
1. Kelenjar Hipothalamus
Terletak di batang otak khsusnya di dienchepalon, dekat dengan ventrikel
otak ketiga ( ventrikulus tertius). Hipothalamus sebagai pusat tertinggi system
kelenjar endokrin yang menjalankan fungsnya melalui humoral (hormonal) dan
saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut factor R dan I
mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol
terhadap hipofise posterior berlangsng melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil
yang membawa secret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik
hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
1. ACRH : Adrenocortico Releasing Hormon
ACIH : Adenocortico Inhibiting Hormon
2. TRH : Tyroid Releasing Hormon
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
3. Gn RH : Gonadotropin Releasing Hormon
Gn IH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
4. PTRH : Parathyroid Releasing Hormon
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
5. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
6. GRH : Growth Releasing Hormon
GIH : Growth Ihibiting Hormon
7. MRH : Melanosit Releasing Hormon
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Hipothalamus sebagai bagian dari system endokrin mengontrol sintesa
dan sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja
hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
2. Kelenjar Hipofisis
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalia basis cranii,
berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus, yaitu
lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kia 2/3 bagian dari
hipofise. Lobus anterior disebut juga adenohipofise. Lobus posterior hanya 1/3
bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga
neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus
posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediete (pars intermediete) adalah area diantara lobus
anterior dan posterior, fungsinya belum dikeahi secara pasti, namun beberapa
referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit
stimulating hormon (MSH). Secra histlogis, sel-se kelenjar hipofise
dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:
Sel-sel Somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori,
berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipfise. Sel-sel inilah
yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan.
Sel-sel lacotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-
350 nm menghasilkan prolaktin atau laktogen.
Sel-sel tirtroph berbentuk polyhedral, mengandung granula skretori dengan
diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
Sel-sel gonadotroph diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung
granula sekretori, menghasilkan FSH dan LH.
Sel-sel kortikotroph diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula
terbesar, menghasilkan ACTH.
Sel nonsekretoy terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25 % sel kelenjar
hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan
karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah
carmosin dan eritrosyn. Sel foli-kular adalah sel-sel berfolikel.
Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik, hormon tropik akan
mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon
nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise
dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofis edijuluki master of gland.
Adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang
memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ
endokrin. Kelenjar ini dikatakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormon-
hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya.
Kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yakni :
Lobus anterior ( Adeno hipofisis ) . Menghasilkan sejumlah hormon yang
bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang
lain.
a. Hormon Somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh
b. Hormon Tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon tiroksin.
c. Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH ), mengendalikan kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks.
d. Hormon Gonadotropik, berasal dari Follicle Stimulating Hormone
( FSH) yang merangasang perkembangan folikel dekraf dalam ovarium
dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
e. Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium dan testosteron dalam testis. Luteinizing
Hormone ( Interstisial Cell Stimulating Hormone = ICSH )
Lobus posterior disebut juga neurohipofise. Mengeluarkan dua jenis
hormon:
a. Hormon Antidiuretik ( ADH ),mengatur jumlah air yang keluar melalui
ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
b. Hormon Oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu
melahirkan dan mengeluarkanb air susu sewaktu menyusui .Kelenjar
hipofise terletak didasar tengkorak,didalam fosa hipofise tulaang spenoid.
3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tyroid terletak pada leher bagain depan, tepat dibawah kartilago
krikoid, di samping kiri dankanan rachea. Pada orang dewasa beratnya kira-ira
18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri dan kanan yang
dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai
ketebalan kurang lebih 2 cm, lebar 2.5 cm dan panjang 4 cm. Tiap-tiap lobus
mempunyai lobus mempunyai lobuli yang di masing-masin lobuli terdapat
rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa. Kelenjar tyroid
mendapat supali darah dari arteri tyroidea superior dan arteri tyroidea inferior.
Arteri tiroidea superior merupakan percabangan dari arteri karotis eksternal dan
arteri tyridea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.
Lobus kanan kelenjar tyroid mendapat suplai darah ynag lebih besar
dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan
kolinergik. Saraf adrenegik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal
dari nervus vagus.
Kelenjar tyroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
Tirokalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan
tirokalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.
Mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur
pertumbuhan jasmani dan rohaani. Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah
besar vesikel yang dibatasi oleh epitelium silindeer, disatukan oleh jaringan ikat.
Sel-selnya mengeluarkan serat cairan yang bersifat lekat yaitu, koloid tiroid yang
mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini
mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun
melalui saluran limfe .Fungsi kelenjar tiroid dari :
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2. Mengatur penggunaan oksidasi
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida
4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental
Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretimismus dan penyakit
miksedema. Hiper fungsi menyebabkan penyakit eksotalmik goiter. Sekresi
tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu
hormon tirotropiki. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan
metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai
perangsang proses oksidasi mengatur penggunaan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida.
Hipofungsi hipotiroidisme bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan
sekret pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai
kretimisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik, pada orang dewasa
kekurangan sekresi menyebabkan miksedema proses metabolik mundur dan
terdapat kecendrungan untuk bertambah berat, geraknya lambat, cara berfikir
dan berbicara lamban, kulit menjadi tebel dan keringat, rambut rontok, suhu
badan di bawah normal dan denyut nadi perlahan. Hipersekresi, penambahan
sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid dimana semua gejalanya merupakan
kebalikan dari miksedema yaitu : kecepatan metabolisme meningkat, suhu tubuh
tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi naik.
4. Kelenjar Paratiroid
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat dua kelenjar kecil, yaitu kelenjar
paratiroid, didalam leher. Sekresi paratiroid, yaitu hormon paratiroid, mengatur
metabolisme zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur didalam darah dan
tulang.
Hipoparatiroidisma, terjadinya kekurangan kalsium didalam darah atau
hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas
kejang dan konvulsi, khususnya pada tangan dan kaki yang disebut karpofedal
spasmus : simptom-simptom ini dapat cepat diringankan dengan pemberian
kalsium.
Hiperparatiroidisma/over-aktifitas kelenjar, biasanya ada sangkut
pautnya dengan pembesarannya (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi
kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan
kembali kedalam serum darah, dengan akibat terjadinya penyakit tulang dengan
tanda-tanda khas bahwa beberapa bagian keropos, yang dikenal sebagai osteitis
filorosa sistika, karena terbentuk kista pada tulang. Kalsiumnya diendapkan di
dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
5. Kelenjar Timus
Terletak didalam torax, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakhea.
Warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Fungsinya mengaktifkan
pertumbuhan badan dan mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
6. Kelenjar Supra Renalis/Adrenal
Kelenjar adrenal jumlahnya ada dua, terdapat pada bagian atas dari ginjal
kiri dan kanan. Kelenjar ini terbagi atas dua bagian, yaitu :
a. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang
disebut korteks.
b. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epiriefrin) dan noradrenalin
(non epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan di bawah pengendalian sistem persyarafan
simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi, seperti marah dan takut
serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa
hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah Hidrokortison,
Aldosteron dan Kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme,
pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot. Pada insufiesiensi adrenal (panyakit
addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling lemah, terutama karena
tidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan namun dalam
jumlah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan kortison.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian korteks terdiri dari :
a. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam
b. Mengatur dan mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang
dan protein
c. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
a. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer
b. Relaksasi bronkus
c. Konraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga
berguna untuk mengurangi pendarahan pada operasi kecil
7. Kelenjar Pienalis ( Epifise )
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil
merah seperti sebuah cemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui
dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu
pankreas dan kelenjar kelamin.
8. Kelenjar Pankreatika
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II
terdiri dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon
sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon insulin :
mengendalikan kadar glukosa bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki
kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan lemak.
Kepulauan Langerhans
Pulau-pulau Langerhans berbentuk oval tersebar diseluruh pankreas
Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau Langerhans. Sel dalam pulau ini
dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnanannya, separuh dari sel ini
mensekresi insulin, yang lain menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan
pada bagian eksokrin pankreas. Fungsi kepulauan Langerhans adalah sebagai
unit ekskresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi
insulin, glikogen dan polipeptida pankreas, serta menghambat sekresi glikogen.
9. Kelenjar kelamin
Kelenjar testika = terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan
hormon testosteron. fungsi hormon testos teron yaitu menentukan sifat
kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain. Serta
menghasilkan sel mani (Spermatozoid). Mengontrol pekerjaan seks sekunder
pada laki-laki.
Kelenjar Ovarika = terdapat pada wanita, terletak pada ovarium
disamping kiri dan kanan uterus. Menghasilkan hormon progesteron dan
estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan
sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
Guyton and Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Jakarta EGC; 1995
Hudak, Gallo, Keperawatan Kritis Volume I; Pendekatan Holistik, Edisi VI, Jakarta, EGC; 2000
Ignatavicius, Workman and Mishler, Medical Surgical Nursing a Nursing Process Aproach, Vol 3, W. B. Saunder’s Company; 1995
Kozier, Fundamental of Nursing; Concept, Process and Practice, Addison Wesley Publishing Company, Philadelphia; 1991
Long, Barbara, C, Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Keperawatan , Yayasan IAPK Padjajaran Bandung, Bandung; 1996
Luckman and Sorrensen’s, Medical Surgical Nursing Apsychophysiology Approach, Fourth Edition, Vol 1, W. B. Sounder’s Company; 1993
Monahan and Neighbors, Medical Surgical Nursing For Clinical Practice, Vol 3, W. B. Saunder’s Company; 1998
R. Hotma, Asuhan keperawatan pada Gangguan Endokrin, Jakarta; EGC; 2003
Smletzer, Suzzane, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, EGC; Jakarta; 1997
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN, EDISI 9
OLEH : GUYTON DAN HALL
PENERBIT BUKU KEDOKTERAN, EGC
2. ANATOMI FISIOLOGI UNTUK SISWA PERAWAT, EDISI 2
OLEH : DRS. H. SYAIFUDDIN B. Ac
PENERBIT BUKU KEDOKTERAN, EGC
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS
OLEH : EVELYN. C. PEARCE
PENERBIT PT. GRAMEDIA PUSTAKA UMUM
MAKALAH
Dosen : Yeni Srimulyani, S.Kep
DISUSUN OLEH :DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
Murwani AstutiResty Lusiana
Siti ParyatiErna Susanti
Titin PuspitasariEka Rosa IndahwatiMa’rifatul Hasanah
Estika LindayaniRia Okfriday
Suhartini
AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAKAKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAKTAHUN 2003 / 2004TAHUN 2003 / 2004