fisiologi oklusi pembahasan

19
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Dasar Teori Menurut arti dari asal kata oklusi , yaitu occlure yang artinya mendekatkan dua permukaan yang berhadapan sampai kedua permukaan saling berkontak. Menurut teori , oklusi merupakan kontak antara gigi geligi yang berhadaoan secara langsung dalan suatu hubungan biologis yang dinamis diantara komponen sistem stomatognatik akibat dari perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula selama pergerakan Mandibula. Dapat dikatakan bahwa . oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system. Selain faktor gigi-geligi , masih ada faktor lain yang terlibat dalam oklusi. Contohnya seperti , otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler serta sendi temporomandibular (STM) (Hamzah, Zahseni; dkk). 1.2 Konsep Dasar Oklusi Dari aspek sejarah perkembangannya, dikenal tiga konsep dasar oklusi yang sejauh ini diajarkan dalam pendidikan kedokteran gigi. a. Oklusi seimbang (balanced occlusion) oklusi dapat dikatakan baik suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan 1

Upload: zakiyya-ulpiyah

Post on 17-Dec-2015

277 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sxsxw

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1Dasar TeoriMenurut arti dari asal kata oklusi , yaitu occlure yang artinya mendekatkan dua permukaan yang berhadapan sampai kedua permukaan saling berkontak. Menurut teori , oklusi merupakan kontak antara gigi geligi yang berhadaoan secara langsung dalan suatu hubungan biologis yang dinamis diantara komponen sistem stomatognatik akibat dari perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula selama pergerakan Mandibula. Dapat dikatakan bahwa . oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system. Selain faktor gigi-geligi , masih ada faktor lain yang terlibat dalam oklusi. Contohnya seperti , otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler serta sendi temporomandibular (STM) (Hamzah, Zahseni; dkk).

1.2Konsep Dasar OklusiDari aspek sejarah perkembangannya, dikenal tiga konsep dasar oklusi yang sejauh ini diajarkan dalam pendidikan kedokteran gigi.a.Oklusi seimbang (balanced occlusion)oklusi dapat dikatakan baik suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik. Oklusi dikatakan seimbang bila tarikan otot-otot pengunyahan antara kanan dan kiri seimbang. Pada pembuatan gigi tiruan, bila tarikan otot tidak seimbang maka gigi tiruan sulit stabil di dalam mulutb.Oklusi morfologis (morphologic occlusion)oklusi morfologik yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak. Dinilai dari segi morfologis, ada rumus baku untuk menilai idealnya gigi yang berkontak dalam keadaan diam.c.Oklusi dinamisoklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Peran serta otot, saraf dan sendi rahang ikut menciptakan pengunyahan yang sempurna.Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal (Gunadi, Haryanto A; dkk).

1.3Jenis-jenis Oklusia.Oklusi Ideal , merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan hubungan fungsional yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.b.Oklusi Normal, menurutLeory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan sehat.Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:1.oklusi statikmerupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik).Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.2.oklusi dinamikmerupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun kedepan (antero-posterior).Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukanpada balancing side.c.Oklusi sentrikadalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra posisi ataupun overhanging restoration.Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya2.Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.3.Protrusif Contact Position (PCP)adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan ke anterior4.Working Side Contact Position (WSCP)adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1.Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak2.Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak3.Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi anterior, sedang pada gigi posterior4.Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalamklasifikasi diatas. (Hamzah, Zahreni,dkk)

1.4Hubungan Mandibula Terhadap MaksilaRelasi sentrikmerupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih kebelakang dari oklusi sentris (mandibula terletak paling posterior dari maksila) atau kondil terletak paling distal darifossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi-geligi dalam keadaanIntercuspal Contact Position(ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada posisi RCP.Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position)yaitu jarak antara oklusal premolar RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks dan posisi tegak lurus. Pada keadaan ini otot-otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukkan otot-otot kelompok elevator dan depressor tonus adan kontraksinya dalam keadaan seimbang, dam kondil dalam keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk setiap individu.

BAB IIHASIL PERCOBAAN

2.1 Pemeriksaan oklusi sentrik

Relasi gigiNomor gigi

Rahang atas2726252414151617

Rahang bawah3736353444454647

2.2Pemeriksaan Relasi sentrik

Relasi mandibula terhadap maksilaOverjet

Oklusi sentrik3mm

Relasi sentrik4mm

2.3 Pemeriksaan oklusi sentrikRelasi gigi anteriorJarak (mm)

Overjet3mm

Overbite5mm

Curp to marginal ridge141517242527

444547343537

Cusp to fossa1626

4636

2.4 Pemeriksaan oklusi dinamikTipe oklusi Dinamik pada orang coba , yaitu Unilateral Balanced Occlusion

2.5 Pemeriksaan Oklusi yang idealNo.IndikatorYaTidak

1Saat melakukan oklusi sentris , apakh hubungan kedua rahang stabil

2Saat melakukan oklusi sentrik , apakah mengalami hambatan

3Saat melakukan pergerakan relasi sentris ke oklusi sentris apakah mengalami hambatan

4Saat melakukan pergerakan mandibula ke anterior , apakah mengalami hambatan

5Apakah ada kontak prematur pada saat intercuspal Contact position (ICP)

6Apakah ada kontak prematur pada saat Retruded Contact position (RCP)

7Apakah ada kontak prematur pada saat Protrusif Contact position (PCP)

2.6 Pemeriksaan gerakan mandibulaNo.KegiatanHasil pengamatan

1Gerakan mandibula membuka-menutup mulutTidak ada hambatan

2Gerakan mandibula ke arah posterior-anteriorTidak ada hambatan

3Pemeriksaan gerakan mandibula ke arah lateralTidak ada hambatan

4Koordinasi gerakan mandibulaTidak ada hambatan

5Gerakan mandibula

a. Saat menundukKerja otot membuka dan menutup mulut lebih ringan

b. Saat menengadahKerja otot membuka dan menutup mulut lebih berat

c. Saat tidur terlentangKerja otot membuka dan menutup mulut lebih ringan

d. Saat tidur miring ke sampingKerja otot membuka dan menutup mulut lebih berat

e. Saat duduk istirahatKerja otot seimbang

BAB IIIPEMBAHASAN

Dari percobaan yang kami (kelompok C1) lakukan , didapatkan :3.1 Pemeriksaan oklusi sentrikOrang coba diinstrusikan untuk membuka dan menutup mulut sampai gigi pada kedua rahang saling menyentuh (ICP). Kemudian orang coba diminta menggerakkan rahang bawhanya ke posisi kontak maksimal seposterior mungkin (RCP) , namun rahang bawah masih mampu bergerak ke lateral tanpa hambatan.Pada percobaan ini , orang coba berjenis kelamin perempuan. Didapatkan bahwa semua gigi geligi posterior saling kontak antara gigi geligi rahang atas dan gigi geligi posterior rahang bawah , misalnya gigi 17 kontak dengan gigi 47 dan seterusnya. 3.2 Pemeriksaan Relasi SentrikPengukuran jarak gigit orang coba dilakukan dengan bantuan jangka sorong. Orang coba diinstruksikan untuk menggerakkan mandibula ke posterior dan diminta untuk mempertahankan posisi tersebut beberapa saat. Selanjutnya didapatkan jarak horizontal insisal insisive rahang atas terhadap bidang labial insisive rahang bawah (diukur dengan jangka sorong) . Instruksikan orang coba untuk membukamulut, dianjurkan menutup mulut sampai giginpada kedua rahang menyentuh(ICP), pertahankan posisi ini. Kemudian memberi tanda garis dengan pensil tinta pada permukaan gigi premolar pertama rahang atas yang bersambung ke rahang bawah kanan dan kiri. Kemudian orang coba menggerakkan rahang bawah ke posisi kontak maksimal seposterior mungkin (RCP) namun masih bisa bergerak ke laterlal tanpa rasa nyeri. Catat berapa mm jarak pergeseran ICP dan.Hasilnya , ditemukan jarak gigit saat oklusi sentris pada gigi insisive yaitu 3 mm . Sednagkan jarak gigit sata relasi sentris untuk gigi insisive yaitu 4 mm , jadi jawak pergeseran dari posisi ICP ke RCP adalah 2mm.3.3 Pemeriksaan oklusi sentrisPada pemeriksaan oklusi sentrik ini orang coba dalam posisi duduk dengantenang, dengan posisi bidang oklusi sejajar lantai. Kemudian instruksikan untukmembuka mulut lalu menutupkan mulut sampai gigi pada kedua rahang salingmenyentuh (ICP). Orang coba menggerakan RB ke posisi kontak maksimal seposterior mungkin (sentrik/RCP), namun rahang bawah masih mampu bergerakke lateral tanpa disertai rasa nyeri.Pada percobaan ini, kami menggunakan orang coba dengan jenis kelamin perempuan . Hasilnya , gigi yang terjadi relasi gigi anterior cusp to marginal ridge yaitu gigi P1 , P2 dan M2 . Sedangkan untuk relasi Cusp to fossa adalah gigi M2 bersama dengan gigi pasangannya. Didapatkan pula Overjet yaitu 3 mm dan Overbite 5 mm.3.4 Pemeriksaan Oklusi dinamik Diketahui , bahwa ada klasifikasi mengenai pola oklusi akibat gerakan rahang bawah sebagai berikut :1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisikeseimbangn, keduanya dalam keadaan kontak;2. Unilateral balanced occlusion. Bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontakdan sisi keseimbangan tidak kontak;3. Mutually protected occlusion. Dijumpai kontak ringan pada gigi geligi anterior,sedang pada gigi posterior tidak kontak;4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi diatasBerdasarkan pengamatan yang kami amati, tipe oklusi dinamik orang coba adalah unilateral balanced occlusion , karena gigi geligi posterior orang coba pada sisi kerja dan keseimbangan tidak kontak. 3.5 Pemeriksaan oklusi yang idealMenurut Andrew ( 1972 ) terdapat enam kunci oklusi yang normal , berdasarkan pada hasil penelitiannya yang dilakukan pada 120 subjek , yaitu :1. Hubungan yang tepat dari gigi- gigi molar pertama tetap pada bidangsagital2. Angulasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang transversal3. Inklinasi mahkota gigi gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital4. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual5. Kontak yang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masinglengkung gigi, tanpa celah maupun berjejal- jejal6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.

Setelah dilakukan pemeriksaan , tidak terdapat hambatan pada orang coba saat melakukan oklusi sentris . Tidak ada juga kontak prematur saat ICP , RCP maupun PCP.

BAB IVKESIMPULAN

Dari praktikum yang telah kami lakukan , dapat disimpulkan bahwa Oklusi merupakan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan mandibula , karena adanya interaksi antara dental system,skeletal system dan muscular system. Pemeriksaan oklusi statik memperlihatkan adanya posisi oklusi cusp tomarginal dan cusp to fossa. Pemeriksaan oklusi sentrik menunjukkan adanya hubungan gigi geligi posterior pada saat mandibula digerakkan ke lebih posterior. Ada dua macam istilah oklusi yaitu oklusi ideal dan oklusi normal Oklusi normal dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu oklusi statik dan dinamik Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antarakomponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antargeligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Overbitemerupakantinggigigityangdiukurdariinsisisaledge insisiv atas dengan insisal edge insisiv bawah dan overjet merupakan tinggi gigit yang diukur dari insisisal edge insisiv atas ke bagian labial insisivbawah. Overjet dan overbite normal memiliki panjangdan tinggi sebesar 1-2 mm.Pemeriksaan oklusi ideal menunjukkan adanya gerakan oklusi sentrik,relasi sentrik ke oklusi sentris, dan pergerakan mandibula ke anterior yang normaldan tidak ditemukan adanya hambatan.Selain itu juga terjadi kontak prematur gigigeligi pada gerakan ICP, RCP, dan PCP.Dari data dapat disimpulkan bahwakontak gigi geligi prematur banyak padagerakan oklusi PCP.Pada pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila yaitu pemeriksaan relasi sentrik yang ditentukan dengan cara mengukur jarak gigitsaatoklusi sentris, jarak gigi saat relasi sentris dan jarak pergeseran dari posisi ICP keRCP. Faktor-faktor yang mempengaruhi oklusi gigi manusia antara lain:a. Variasi genetikb. Perkembangan gigi-geligi secara acakc. Adanya gigi-gigi supernumeraryd. Otot-otot dan jaringan sekitar rongga mulute. Trauma

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Zahreni drg, dkk. 2009.Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog Stomatognatik.Jember: UnejHamzah, Zahreni; dkk. 2008.Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia.Jember : Bag. Biomedik Lab Fisiologi Manusia FKG Universitas Jember.Soeyoto; Wiyono, Adi; Nindyo P. Aris. 2009.Gigi dan Mulut.http://rssm. Iwarp.com/konsultasi.html.Thomson, Hamish. 2007.Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC

6