fisiologi ibu hamil versi 2003
DESCRIPTION
yifkvkTRANSCRIPT
TUGAS DISKUSI KELOMPOK 5
MODUL REPRODUKSI
Anggota DK 5:
Andika Indra Purwantoro I11110061
Reza Redha Ananda I11112005
Novia R. Maringga I11112074
Juwita Valen R. I1011131007
Atika I1011131018
Fida Alawiyah I1011131027
Gusti Ahmad Faiz Nugraha I1011131040
Aisyah I1011131042
Ely Kusumawardani I1011131044
Akbar Taufik I1011131068
Lisa Florencia I1011131072
Yohanes Satrio I1011131076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
Perubahan Fisiologis Saat kehamilan
Pada saat kehamilan terjadi proses adaptasi baik fisiologis, anatomis dan
biokimia. Proses adaptasi ini merupakan respons terhadap rangsangan fisiologis dari
janin dan plasenta. Proses ini akan berakhir setelah proses persalinan dan menyusui,
kembali kepada keadaan prahamil hampir secara sempurna.
Banyak dari perubahan fisiologis dianggap abnormal jika terjadi pada wanita
tidak hamil misalnya peningkatan bermakna volume darah dan curah jantung. Adaptasi
seperti ini dapat mengakibatkan kegagalan ventrikel jika ibu hamil memiliki penyakit
jantung. Oleh karena itu, adaptasi fisiologis dapat disalahartian sebagai proses patologis
atau dapat memperparah keadaan suatu penyakit. Pada kehamilan normal terjadi
perubahan anatomis dan fisiologis pada hampir semua sistem organ. Berikut perubahan
fisiologis saat kehamilan ditinjau berdasarkan sistem organ:
1) Saluran reproduksi
a. Uterus
Selama kehamilan terjadi pembesaran uterus hingga mencapai > 20 L
akibat regangan dan hipertrofi mencolok sel-sel otot sementara produksi miosit
baru terbatas. Hipertrofi ini diiringi oleh akumulasi jaringan fibrosa terutama
pada lapisan otot eksternal dan peningkatan bermakna jaringan elastik.
Anyaman yang terbentuk juga ikut memperkuat dinding uterus.
Meskipun mengalami penebalan yang bermakna selama beberapa bulan
pertama kehamilan, dinding korpus sebenarnya menipis seiring kemajuan
gestasi. Pada aterm, ketebalan dinding ini hanya 1 – 2 cm. Pada bulan-bulan
terakhir kehamilan, uterus berubah menjadi suatu kantung berotot yang tipis,
lunak dan lentur. Hipertrofi uterus, pada awal kehamilan dirangsang oleh
estrogen dan progesteron. Pembesaran uterus paling mencolok terjadi di fundus.
Sejak awal kehamilan uterus sudah mengalami kontraksi ireguler yang tidak
menyebabkan nyeri. Selama trimester kedua, kontraksi ini dapat dideteksi
dengan pemeriksaan bimanual yang disebut juga kontraksi Braxton Hicks.
Kontraksi ini muncul spontan dan sporadis serta tidak berirama dengan
intensitas 5 – 25 mmHg. Kontraksi ini meningkat selama 1 – 2 minggu terakhir
kehamilan dengan frekuensi setiap 10 – 20 menit sehingga dapat mengakibatkan
rasa tidak nyaman dan persalinan palsu (false labor) pada akhir kehamilan.
Perfusi plasenta di ruang antarvilus bergantung pada aliran darah uterus
total terutama dari arteri uterina dan ovarium. Aliran darah uteroplasenta
meningkat berkisar 450 – 650 ml/menit menjelang aterm. Vena-vena uterus
mengalami peningkatan daya regang untuk menampung peningkatan massif
aliran darah uteroplasenta.
Peningkatan progresif aliran darah ibu-plasenta selama gestasi diakibatkan
oleh vasodilatasi sementara aliran darah janin-plasenta yang meningkat akibat
terus tumbuhnya pembuluh plasenta. Diameter rerata arteri uterina meningkat
hingga 2 kali lipat pada minggu ke-20. Vasodilatasi ini diakibatkan oleh
stimulasi estrogen.
b. Serviks
Serviks sudah mulai mengalami perlunakan dan sianosis pada 1 bulan
setelah konsepsi akibat peningkatan vaskularitas dan edema serviks keseluruhan
desertai hipertrosfi serta hiperplasia kelenjar serviks. Kelenjar-kelenjar serviks
mengalami proliferasi mencolok sehingga kelenjar ini akan menempati separuh
dari seluruh massa serviks. Perubahan ini mengakibatkan perluasan (eversi)
kelenjar endoserviks kolumnar yang tampak merah dan seperti beludru serta
mudah berdarah oleh trauma ringan seperti pengambilan apusan Pap (pap
smear).
Sel mukosa endoserviks memproduksi mukus lengket dalam jumlah besar
yang menyumbat kanalis servisis uteri segera setelah konsepsi. Mukus ini kaya
akan imunoglobulin dan sitokin sehingga berfungsi sebagai sawar imunologis
untuk melindungi uterus terhadap infeksi vagina. Sumbat mukus ini akan lepas
sehingga tejadi bloody show pada awal persalinan.
c. Ovarium
Selama kehamilan, ovulasi berhenti dan pematangan folikel baru ditunda.
Biasanya hanya satu korpus luteum yang ditemukan pada wanita hamil. Struktur
ini berfungsi optimal memproduksi progeteron sampai 6 – 7 minggu pertama
kehamilan. Suatu reaksi desidua berupa bercak jaringan yang meninggi dan
mudah berdarah pada dan di bawah permukaan ovarium, serupa dengan stroma
endometrium, sering dijumpai pada kehamilan dan terlihat pada kelahiran
caesar. Terjadi juga peningkatan kaliber vena-vena ovarium yang terlihat pada
kelahiran caesar.
Selama kehamilan, relaksin diproduksi oleh korpus luteum, desidua dan
plasenta serta iorgan non reproduksi. Efek biologis utamanya adalah
remodelling jaringan ikat saluran reproduksi untuk mengakomodasi persalinan,
inisiasi peningkatan hemodinamika ginjal serta penurunan osmolalitas.
Luteoma kehamilan yaitu suatu tumor ovarium padat berdiameter > 20 cm
yang terbentuk selama kehamilan dan terdiri dari sel-sel terluteinisasi akibat
reaksi luteinisasi berlebihan akan mengecil setelah kelahiran. Kista teka lutein
adalah lesi ovarium jinak berukuran sedang akibat stimulasi fisiologis
berlebihan dengan peningkatan kadar serum hCG.
d. Tuba Uterina
Otot-otot tuba uterina hanya sedikit mengalami hipertrofi selama
kehamilan. Namun, epitel mukosa tuba menjadi agak mendatar. Di stroma
endosalping mungkin terbentuk sel-sel desidua, tapi tidak terbentuk membran
desidua yang kontinu.
e. Vagina dan perineum
Selama kehamilan, terjadi peningkatan vaskularitas dan hiperemia di kulit
dan otot perineum serta vulva, disrtai pelunakan jaringan ikat di bawahnya.
Meningkatnya vaskularitas sangat mempengaruhi vagina dan menyebabkan
warnanya menjadi keunguan (tanda chadwick). Dinding vagina mengalami
peningkatan ketebalan mukosa, pelonggaran jaringan ikat dan hipertrofi sel otot
polos sebagai persiapan untuk meregang saat persalinan. Papila epitel vagina
mengalami hipertrofi sehingga terbentuk gambaran berpaku-paku halus.
Sekresi serviks ke vagina selama kehamilan sangat meningkat dan berupa
cairan putih agak kental. Cairan ini ber-pH asam, berkisar 3,5 – 6 akibat
peningkatan produksi asam laktat dan glikogen di epitel vagina oleh kerja
Lactobacillus acidophilus.
2) Kulit
Terjadi peningkatan aliran darah kulit selama kehamilan untuk mengeluarkan
kelebihan panas yang terbentuk akibat peningkatan metabolisme. Setelah
pertengahan kehamilan juga terbentuk alur-alur kemerahan yang sedikit cekung di
kulit abdomen, payudara serta paha yang disebut stria gravidarum atau stretch
marks. Pada wanita multipara, selain stria gravidarum, sering tampak garis-garis
putih keperakan mengkilap yang mencerminkan sikatriks dari stria lama.
Hiperpigmentasi terjadi pada 90% wanita dan biasanya mencolok pada wani
berkulit gelap. Garis tengah kulit abdomen (linea alba) mengalami pigentasi
sehingga berubah menjadi hitam kecoklatan (linea nigra). Kadang muncul bercak-
bercak kecoklatan ireguler berbagai ukuran di wajah dan leher emnimbulkan
kloasma atau melasma gravidarum (mask of pregnancy). Pigmentasi areola dan
kulit genital juga dapat bertambah. Hanya sedikit diketahui tentang sifat perubahan
pigmentasi meskipun melanocyte stimulating hormone meningkat secara bermakna
sejak akhir bulan kehamilan hingga aterm. Estrogen dan progesteron juga memiliki
efek merangsang melanosit.
Angioma yang disebut vascular spider terbentuk pada dua pertiga wanita kulit
putih. Angioma ini berupa tonjola-tonjolan kecil merah di kulit terutama pada
wajah, leher, dada atas serta lengan disertai dengan jari-jari menjulur keluar dari
bagian tengah lesi. Keadaan ini juga sering disebut nevus, angioma atau
telangiektasia. Eritema palmaris ditemukan selama kehamilan pada dua pertiga
wanita kulit putih. Perubahan vaskular ini kemungkiana besar akibat
hiperestrogenemia.
3) Payudara
Pada minggu-minggu awal kehamilan, wanita sering merasakan parestesia dan
nyeri payudara. Setela bulan kedua, payudara membesar dan memperlihatkan vena-
vena halus di bawah kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, lebih gelap serta lebih
tegak. Setelah beberapa bulan pertama, pemijatan lembut pada puting
menyebabkan keluarnya cairan kental kekuningan (kolostrum). Areola juga
semakin melebar dan lebih gelap. Di areola tersebut tersebar sejumlah tonjolan
kecil, kelenjar Montgomery, yaitu kelenjar sebasea hipertrofik.
4) Perubahan metabolik
Sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan janin dan plasenta, wanita
hamil mengalami perubahan metabolik secra intens. Pada trimester ketiga, laju
metabolik basal ibu meningkat 10 – 20% dibandingkan saat tidak hamil. Tambahan
kebutuhan total energi selama kehamilan diperkirakan mencapai 80 ribu kkal atau
sekitar 300 kkal/hari. Perubahan metabolik pada kehamilan yang lain meliputi:
a. Penambahan berat badan
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan akibat oleh
uterus dan isisnya, payudara dan peningkatan volume darah serta cairan
ekstrasel ekstravaskular. Penambahan berat badan rerata selama kehamilan
berkisar 12,5 kg.
b. Metabolisme air
Pada kehamilan terjadi peningkatan retensi air. Retensi ini diperantarai oleh
penurunan osmolalitas plasma sekitar 10mOsm/kg akibat perubahan ambang
osmotik untuk haus dan sekresi vasopressin. Jumlah air tambahan minimal
rerata yang diperoleh oleh ibu hamil sebesar 6,5 L dimana 3,5 L berasal dari
kandunagan air janin, plasenta dan cairan amnion dan 3 L berasal dari
peningkatan volume darah, uterus dan ukuran payudara.
Edema pitting terlihat jelas di pergelangan kaki dan tungkai khususnya pada
sore hari. Penimbunan cairan ini sekitar 1 L akibat peningkatan tekanan vena di
bawah uterus akibat sumbatan parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik
koloid interstisium juga menyebabkan edema kehamilan.
c. Metabolisme protein
Produk-produk konsepsi, uterus dan darah ibu reatif lebih kaya protein
daripada lemak atau karbohidrat. Konsenterasi asam amino lebih tinggi di
kompartemen janin daripada ibu yang diatur oleh plasenta sehingga
memekatkan asam amino ke dalam sirkulasi janin yang dapat berperan dalam
sintesis protein dan transaminasi asam amino.
d. Metabolisme karbohidrat
Kehamilan normal ditandai oleh hipoglikemia puasa, hiperglikemia pasca
makan dan hiperinsulinemia ringan. Peningkatan kadar basal insulin plasma ini
berkaitan dengan ingesti glukosa. Sensitivitas insulin mengalami penurunan 45
– 70% pada ibu hamil sehingga terjadi keadaan resistensi insulin perifer untuk
memastikan kesediaan glukosa bagi janin pasca makan. Kadar laktogen plasenta
yang meningkat mengakibatkan peningkatan lipolisis sehingga meningkatkan
konsenterasi asam lemak bebas darah yang membantu meningkatkan resistensi
jaringan terhadap insulin. Tejadi perubahan bahan bakar karbohidarat menjadi
lemak untuk mempercepat kelaparan.
e. Metabolisme lemak
Selama kehamilan, konsenterasi lemak, lipoprotein plasma meningkat
bermakna dan lemak disimpan di bagian tengah tubuh serta tersedia untik
disalurkan kepada plasenta selama trimester terakhir. Mekanisme yang
menyebabkan hiperlipidemia adalah peningkatan aktivitas lipolitik dan
penurunan aktivitas lipoprotein lipase di jaringan lemak. Selama kehamilan
terjadi juga perbaikan respons vasodilatasi akibat peningkatan konsenterasi
HDL. Kadar rerata kolesterol LDL, HDL dan trigliserida adalah 267 mg/dl, 136
mg/dl, 81 mg/dl dan 245 mg/dl.
f. Metabolisme elektrolit dan mineral
Selama kehamilan terjadi retensi natrium sebesar 1000 mEq dan kalium 300
mEq akibat peningkatan resorpsi tubulus. Meskipun terjadi peningkatan
akumulasi total natrium dan kalium, konsentrasi keduanya dalam serum sedikit
menurun akibat bertambahnya volume plasma. Namun keduanya tetea berada
dalam kisaran normal untuk wanita hamil.
Kadar kalsium serum total menurun selama kehamilan. Janin yang sedang
tumbuh menghasilkan beban tambahan bagi homeostatis kalsium ibu.
Kebutuhan ini umumnya dipenuhi oleh peningkatan 2 kali lipat penyerapan
kalsium di usus ibu oleh 1,25-dihidroksivitamin D3.
5) Perubahan hematologis
a. Volume darah
Terjadi hipervolemia dengan peningkatan 40 – 45% dari volume darah
wanita tidak hamil setelah usia 32 – 34 minggu kehamilan. Hipervolemia akibat
kehamilan memiliki fungsi penting yaitu: (1) memenuhi kebutuhan metabolik
uterus yang membesar dengan sistem vaskular yang mengalami hipertrofi hebat,
(2) menyediakan nutrien dan elemen secara belimpah untuk menunjang
pertumbuhan pesat lasenta dan janin, (3) melindungi ibu dan janin terhadap efek
buruk gangguan aliran balik vena pada posisi telentang dan berdiri, dan (4)
melindungi ibu terhadap efek buruk kehilangan darah selama proses persalinan.
Volume darah ibu mengalam peningkatan awal selama trimester pertama.
Lalu volume tersebut bertambah cepat selama trimester kedua hingga melambat
pada trimester ketiga. Ekspansi volume darah diakibatkan peningkatan plasma
dengan rerata sekitar 450 ml dan eritrosit. Di sumsum tulang terjadi hiperplasia
eritroid sedang, dan hitung retikulosit sedikit meningkat selama kehamilan
normal. Sehingga terjadi peningkatan kadar eritropoietin plasma dan berakibat
produksi maksimal eritrosit.
b. Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit
Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit agak berkurang selama kehamilan
karena plasma bertambah cukup besar. Konsentrasi hemoglobin (Hb) pada
aterm rerata 12,5 g/dl. Konsentrasi Hb < 11 g/dl terutama pada akhir kehamilan
dianggap abnormal, biasanya akibat defisiensi besi.
c. Metabolisme besi
Dari sekitar 1000 mg besi yang diperlukan selama kehamilan, sekitar 300 mg
secara aktif dipindahkan ke janin dan 200 mg diekskresi melalui saluran cerna.
Pengeluaran ini bersifat obligatorik dan berlangsung meskipun ibu mengalami
defisiensi besi. Peningkatan rerata volume eritrosit sekitar 450 ml memerlukan
500 mg besi. Kebutuhan besi menjadi besar sekitar 6 -7 mg/hari selama paruh
kedua kehamilan. Jumlah ini biasanya tidak tersedia dari simpanan besi
sehingga perlu pemberian suplemen besi.
6) Fungsi imunologis
Kehamilan diperkirakan berkaitan dengan penekanan fungsi imunologis
humoral dan selular untuk mengakomodai graft janin semialogenik yang asing.
Salah satu mekanismenya adalah supresi Th 1 dan Tc (sel T sitotoksik) yang
menurunkan sekresi IL-2, IFN-γ dan TNF-β. Hal ini juga dapat menjelaskan
kejadian remisi selama kehamilan pada sebagian penyakit autoimun seperti artritis
reumatoid, sklerosis multipel dan tiroiditis autoimun.
Tidak semua aspek imunologis mengalami penekanan. Terjadi upregulation
(peningkatan pengaktifan) sel Th2 yang meningkatkan sekresi IL-4, IL-6, dan IL-
13. Di mukus serviks kadar puncak IgA dan IgG serta IL-1 β jauh lebih tinggi
selama kehamilan yang penting bagi proteksi janin.
a. Leukosit
Sebagian dari kemotaksis leukosit PMN dan fungsi perlekatan mengalami
penekanan sejak awal trimester kedua. Hal ini mungkin akibat relaksin yang
menggangu pengaktifan netrofil. Sehingga terjadi perbaikan beberapa penyakit
autoimun dan peningkaran kerentanan terhadap penyakit autoimun tertentu.
Hitung leukosit selama kehamilan berkisar dari 5000 – 12.000/μL. Selama
persalinan, jumlah sel ini dapat sangat meningkat dengan rerata 14.000 –
16.000/ μL.
b. Penanda peradangan
Konsenterasi protein C-reaktif, suatu reaktan serum fase akut, meningkat
cepat hingga 1000 kali lipat saat terjadi trauma jaringan. Lanju endap darah
meningkat karena meningkatnya fibrnogen dan globulin plasma. Yang terakhir,
faktor komplemen C3 dan C4 juga meningkat selama trimester kedua hingga
ketiga.
c. Koagulasi dan fibrinolisis
Selama kehamilan normal, baik koagulasi maupun fibrinolisis meningkat
tetapi tetap seimbang untuk mempertahankan hemostatis. Terjadi peningkatan
konsentrasi semua faktor pembekuan kecuali faktor XI dan XIII, serta
meningkatnya kadar kompleks fibrinogen berberat molekul tinggi dengan
peningkatan fibrinogen plasma sekitar 50% atau sebesar 450 mg/dl sehingga
terjadi peningkatan laju endap darah. Penurunan sistem fibrinolitik yang
berfungsi menyingkirkan kelebihan fibrin dilawan oleh peningkatan kadar
plasminogen sehingga memastikan keseimbangan hemostatik selama kehamilan
normal.
d. Trombosit
Hitung trombosit rerata sedikit berkurang selama kehamilan menjadi
213.000/μL dibandingkan 250.000/μL. Penurunan konsentrasi trombosit
sebagian disebabkan oleh efek hemodilusi.
e. Limpa
Menjelang akhir kelahiran normal, daerah limpa membesar hingga 50%
dibandingkan trimester pertama.
7) Sistem Kardiovaskular
Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama
kehamilan. Curah jantung meningkat sejak minggu kelima dan mencerminkan
berkurangnya resistensi vaskular sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung.
Kinerja ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular
sistemik.
a. Jantung
Seiring dengan terangkatnya diafragma, jantung tergeser ke kiri dan apeks
jantung agak bergeser ke lateral dari posisinya dan pada radiografi dijumpai
peningkatan ukuran bayangan jantung. Juga terjadi efusi perikardium jinak yang
memperbesar siluet jantung. Selama kehamilan terjadi peningkatan kecepatan
nadi istitrahat sekitar 10 kali/menit dan murmur sistolik serta deviasi ringan
sumbu listrik ke kiri pada EKG.
Curah jantung. Selama kehamilan normal, tekanan arteri rerata dan resistensi
vaskular menurun, sementara volume darah dan laju metabolik basal meningkat.
Akibatnya pada awal kehamilan, curah jantung dalam posisi berbaring lateral
meningkat secara bermakna.
Selama kehamilan tahap lanjut pada wanita dalam posisi terlentang, uterus yang
membesar akan menekan aliran balik vena dari tubuh bagian bawah sehingga
menurunkan preload dan curah jantung. Selama kala satu persalinan, curah
jantung meningkat cepat. Selama kala kedua curah jelas meningkat seiring
dengan upaya ekspulsif kuat.
b. Fungsi hemodinamik pada kehamilan lanjut
Kehamilan tahap lanjut dilaporkan berkaitan dengan peningkatan kecepatan
jantung, isi sekuncup dan curah jantung. Resistensi vaskular sistemik dan paru
serta tekanan osmotik koloid berkurang secara bermakna.
c. Sirkulasi dan tekanan darah
Perubahan pada postur memengaruhi tekanan darah arteri. Tekanan arteri
brakialis saat duduk lebih rendah daripada dalam posisi berbaring lateral.
Tekanan areteri biasany menurun hingga nadir pada 24 – 26 minggu lalu
meningkat. Tekanan diastol menurun lebih rendah daripada tekanan sistol.
Stagnansi darah di kstrimitas bawah berkaitan dengan oklusi vena panggul dan
vena kava inferior oleh uterus yang membesar. Perubahan-perubahan ini bereran
dalam pembentuan edema dependen dan terjadinya varises vena di tungkai dan
vulva serta hemoroid.
d. Hipotensi posisi terlentang
Pada sekitar 10% wanita, penekanan pembuluh-pembuluh besar saat berbaring
telentang oleh uterus mengakibatkan hipotensi arteri signifikan yang disebut
supine hypotensive syndrome. Tekanan arteri uterus lebih rendah daripada
tekanan di arteri brakialis.
e. Renin, Angiostensin II, dan Volume Plasma
Sumbu renin angiostensin aldosteron berperan penting dalam kontrol tekanan
darah oleh ginjal melalui keseimbangan natrium dan air. Semua komponen dari
sistem ini meningkat pada kehamilan normal. Renin diprosuksi oleh ginjal ibu
maupun plasenta, sementara hatu ibu dan janin memproduksi angiotensinogen.
Peningkatan angiotensinogen ini akibat produksi estrogem yang tinggi selama
kehamilan normal. Stimulasi sistem renin angiostensin ini penting dalam
memelihara tekanan darah trimester pertama.
8) Saluran napas
Peningkatan keinginan untuk bernapas sering terjadi sejak awal kehamilan atau
disebut juga dispnea fisiologis. Dispnea ini diakibatkan oleh peningkatan volume
tidal yang menurunkan pCO2 darah yang secara paradoks menyebabkan dispnea.
Kapasitas residual fungsional dan volume residual menurun akibat terangkatnya
diafragma serta resistensi paru total berkurang. Peningkatan upaya respirasi dan
penurunan pCO2 darah seama kehamilan dipengaruhi terutama oleh progesteron.
Progesteron bekerja di sentral yaitu menurunkan ambang dan meningkatkan
sensitivitas respons homorefleks terhadap CO2.
Untuk mengompensasi alkalosis respiratorik yang terjadi, kadar bikarbonat
plasma berkurang dari 26 menjadi sekitar 22 mmol/L. Peningkatan minimal pH
darah menurunkan kapasitas darah ibu dalam membebaskan oksigen yang
dikompensasi oleh peningkatan 2,3-difosfogliserat di eritrosit ibu. Sehingga
hiperventilasi ibu hamil akibat penurunan pCO2 darah dapat membantu
pemindahan CO2 dari janin ke ibu dan juga mempermudah pelepasan oksigen ke
janin.
9) Sistem kemih
Konsentrasi kreatinin dan urea plasma berkurang akibat peningkatan filtrasi
glomerolus. Glukosuria selama kehamilan tidak selalu bermakna abnormal.
Peningkatan filtrasi glomerolus yang cukup besar disertai gangguan kapasitas
reabsorptif tubulus untuk glukosa adalah penyebab dari glukosuria. Proteinura
biasanya tidak terjadi selama kehamilan, kecuali dalam konsentrasi rendah selama
satau setelah persalinan berat. Persalinan dan pelahiran janin dapat mengakibatkan
hematuria akibat trauma saluran kemih bagian bawah.
Selama kehamilan juga terjadi hidronefrosis dan hidroureter normal. Setelah
berkembang hingga keluar panggul, uterus berada di atas ureter dan menekan
struktur ini di pinggir panggul. Akibatnya ureter mengalami pemanjangan dan
tergeser ke kanan. Pada sekitar 85% wanita hamil, dilatasi ureter lebih besar di sisi
kanan.
Selama kehamilan juga terjadi peningkatan frekuensi berkemih dan pengeluaran
urine total harian. Sebagian besar wanita akan mengalami episode awal
inkontinensia urine selama kehamilan.
Tabel perubahan fisiologis ginjal saat kehamilan
Perubahan Gambaran
Peningkatan ukuran ginjal Penjanng ginjal bertambah 1 cm pada
pemeriksaan x-ray
Dilatasi pelvis, kaliks dan ureter Mirip hidronefrosis pada USG atau
intravena pielografi (IVP) (lebih nyata
di kanan)
Peningkatan hemodinamika ginjal Laju filtrasi glomerolus dan aliran
plasma ginjal meningkat sekitar 50%
Perubahan metabolisme asam basa Penurunan ambang bikarbonat ginjal
sebesar 4 – 5 mEq/l dan pCO2 sebesar
10 mmHg; progesteron merangsang
pusat pernapasan
Penanganan air oleh ginjal Osmoregulasi berubah; ambang
osmotik untuk pelepasan Vasopressin
dan rasa haus menurun; laju
pengeluaran hormon meningkat;
osmolalitas seru menurun 10 mOsm/L
10) Saluran cerna
Seiring perkembangan kehamilan, lambung dan usus tergeser oleh uterus yang
membesar. Pengosongan lambung dan waktu transit usus melambat karena
hormonal dan mekanis. Pirosis (nyeri epigastrik) sering terjadi selama kehamilan
yang disebabkan refluks sekresi asam ke esofagus bawah. Hemoroid sering terjadi
selama kehamilan akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena di bawah uterus
yang membesar
a. Hati
Beberapa pemerikasaan laboratorium fungsi hati mengalami perubahan dan
dianggap abnormal saat wanita tidak hamil. Aktivitas fosfatase alkali total
berlipat dua kali. Kadar aspartat transaminase (AST), alanin transaminase, dan
bilirubin serum sedikit lebih rendah daripada nilai pada wanita tidak hamil.
Konsentrasi albumin serum menurun selama kehamilan mendekati 3 gr/dl
dibandingkan dengan 4,3 g/dl pada wanita tidak hamil. Namun albumin total
meningkat akibat peningkatan volume distribusi oleh penambahan volume
plasma. Juga terjadi penigkatan ringan kadar globulin serum.
b. Kandung empedu
Selama kehamilan, kontraktilitas kandung empedu berkurang sehingga terjadi
peningkatan saturasi kolesterol empedu akibat kerja progesteron yang
menghambat stimulasi otot polos oleh kolesistokinin sehingga berperan
meningkatkan prevalens batu empedu kolesterol pada wanita multipara.
11) Sistem endokrin
a. Kelejar hipofisis
Kelenjar hipofisis membesar selama kehamilan sebesar 135% dibandingkan saat
tidak hamil. Selama kehamilan, kadar prolaktin meningkat 10 kali lipat pada
saat aterm dibandingkan saat tidak hamil. Selama awal menyususi, terjadi
lonjakan sekresi prolaktin sebagai repons terhadap penghisapan oleh bayi.
b. Kelenjar tiroid
Selama kehamilan, tiroid membesar akibat hiperplasia jaringan kelenjar dan
peningkatan vaskularitas dan biasanya tidak mengakibatkan tiromegali
bermakna. Kehamilan memicu peningkatan mencolok kadar thyroxine-binding
globulin (TBG) akibat respons terhadap peningkata kadar estrogen. Terjadi
peningkatan hCG yang menstimulasi tiroid (efek mirip tirotropin) dan
berbanding terbalik dengan penurunan konsentrasi tirotropin.
c. Kelenjar paratiroid
Penurunan akut atau kronis kalsium plasma atau penurunan akut magnesium
sehingga merangsang pengeluaran hormon PTH. Konsentrasi PTH plasma
menurun selama trimester ketiga lalu meningkat secara progresif akibat
penurunan kadar kalsium oleh peningkatan volume plasma sepanjang sisa
kehamilan. Hasil akhir dari perubahan ini adalah hiperparatiroidisme pada
kehamilan agar pasokan kalsium ke janin memadai.
12) Sistem otot dan rangka
Lordosis progresif adalah gambaran khas pada kehamilan normal yang
mengompensasi posisi uterus yang membesar di bagian depan. Terjadi peningkatan
mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeus dan pubis selama kehamilan. Mobilitas
ini berperan sebagai respons perubahan postur ibu dan menimbulkan
ketidaknyamanan di bawah punggung pada akhir kehamilan. Pasien juga terkadang
merasakan nyeri, baal dan kelemahan ekstrimitas atas yang disebabkan tarikan
saraf ulnaris dan medianus oleh fleksi leher anterior dan melorotnya gelang bahu
secara berlebihan.
Sumber:
Cunningham, F. G. Obstetri Williams Edisi 23. Jakarta: EGC; 2010