fisio b5

Upload: angela-tiana

Post on 14-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BLOK 5

TRANSCRIPT

Mekanisme Sensorik

Kelompok: B5Nama AnggotaNIMTanda Tangan

Edwin kembauw102011041

Siska102012102

Aurelia Claudia Iben102012416

Ardianti Matatula102013083

Richard Arner Tukang102013084

Sylvia Indrayani102013153

Giovanni A.M102013252

Josephine Angela102013289

Jufenthia A.W102013367

Louis Ryandi102013411

Windy Silvia102013479

Alat & Bahan1. Tiga baskom berisi air dengan suhu 20C, 30C, dan 40C2. Gelas Beker3. Termometer Kimia4. Alkohol dan Eter5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut frey + jarum6. Pensil + jangka + berbagai jenis ampelas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian

Percobaan:I. Perasaan Subyektif Panas dan DinginTujuan Percobaan: mengetahui rasa panas dan dingin pada saraf sensorikOP : SiskaCara Kerja:a. Sediakan 3 baskom air dengan suhu kira-kira 20C, 30C, dan 40Cb. Masukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 20C dan tangan kiri ke dalam air yang bersuhu 40C selama 2 menitc. Catat kesan yang dialamid. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak ke dalam baskom yang berisi air bersuhu 30C. Catat kesan yang dialamie. Tiup perlahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak 10 cmf. Lalu basahi kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi dengan kecepatan seperti diatas. Bandingkan kesan yang saudara alami (antara hasil tiupan e dan f)g. Olesi sebagian kulit punggung dengan alcohol atau eter. Catat kesan yang dialami

Pembahasan: Dari suhu rendah (20) ke tinggi (30) terasa hangat.Dari suhu tinggi (40) ke rendah (30) tangan terasa dingin. Hal ini terjadi karena pada saat waskom yang berisi air biasa ada pengurangan kalor pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan ada penambahan kalor pada tangan kanan (dari dinginsampai hangat). Pada kulit punggung tangan terasa lebih dingin setelah dibasahi dengan alkohol atau eter. Hal ini terjadi karena alkohol atau eter yang dioleskan pada permukaan kulit menguap dan ketika menguap, pori pori kulit menjadi terbuka.Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor, terdapat perbedaan subyektif antara rasa panas dan dingin. Untuk mendeteksi rasa panas melalui reseptorRuffinis dan untuk mendeteksi rasa dingin melalui reseptor Krause.

Hasil:Saat tangan kiri OP dimasukkan ke air bersuhu 20(derajat), tangannya berasa dingin. Saat tangan kanan OP dimasukkan ke air bersuhu 40(derajat), tangannya berasa panas. Lalu saat kedua tangan OP dimasukkan ke air bersuhu 30(derajat) maka rasanya akan tertukar , tangan kiri menjadi terasa panas sedangkan tangan kanan menjadi berasa dingin.Kemudian bagian punggung tangan OP ditiup dengan jarak 10 cm berasa biasa saja, kemudian saat punggung tangan OP dibasahi dan ditiup dengan jarak 10 cm, tangan OP berasa dingin. Saat punggung tangan diberikan alkohol, saat tangan ditiup dengan jarak 10 cm, OP berasa sangat dingin.

Tabel 1. Perasaan Subyektif Panas dan DinginSuhuKesan pada tangan

20Tangan kanan terasa dingin

30CTangan kanan makin hangat, tangan kiri makin dingin. Setelah ditiup tangan kanan terasa biasa, tangan kiri lebih dingin.

40CTangan kiri terasa panas

Ketika ditiup kembali kedua tangan terasa biasa (normal), saat diolesi oleh alkohol maupun eter dan ditiup, tangan terasa dingin.

II. Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di KulitTujuan Percobaan: Mengetahui letak titik-titik panas, dingin, tekan, dan nyeri di kulitOP : Richard Arner Tukang

Cara Kerja:a. Letakkan punggung tangan kanan diatas sehelai kertas dan tarik garis pada pinggir tangan dan jari-jari, sehingga terdapat lukisan tanganb. Pilih dan gambarkan di telapak tangan itu suatu daerah seluas 3x3 cm2 dan gambarkan pula daerah itu di lukisan tangan pada kertas. Kotak 3x3 cm2, dibuat lagi menjadi 12x12 kotak, jadi jumlah kotak ada 144 kotak kecil.c. Tutup mata OP dan letakkan punggung tangan kanannya santai diatas mejad. Selidikilah secara teratur menurut garis sejajar titik-titik yang memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. (Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dengan air panas bersuhu 50C) Tandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta.e. Ulangi percobaan d dengan kerucut kuningan yang telah didinginkan. (Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dengan air es) Tandai titik-titik dingin yan diperoleh dengan tinta.f. Selidiki juga titik-titik tekan dengan menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik nyeri dengan jarumg. Gambarkan dengan simbol berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisan tangan dikertas (misal : panas = , dingin = , tekan = , nyeri = x)

Pembahasan:Reseptor sensorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba dikulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temeperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran dan proprioseptif. Sensasi yang dating pada tubuh kita diterima oleh reseptor yang khusus yang strukturnya lebih kompleks daripada reseptor pada kulit. Reseptor ini terletak pada indera khusus pada manusia seperti mata, telinga dimana reseptornya dilindungi oleh jaringan-jaringan disekitarnya.

a. NosiseptorReseptor nyeri/nosiseptor terletak pada daerah superficial kulit, kapsul sendi, dalam periostes tulang sekitar dinding pembuluh darah. Jaringan dalam dan organ visceral mempunyai beberapa nosiseptor. Reseptor nyeri merupakan free nerve ending dengan daerah reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit membedakan sumber rasa nyeri yang tepat. Nosiseptor sensitive terhadap temperature yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia seperti mediator kimia yang dilepaskan sel yang rusak. Rangsangan pada dendrite di nosiseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen akson mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan saraf pusatb. ThermoreseptorTemperatur reseptor atau thermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga atau empat kali lebih banyak daripada reseptor panas. Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka dikirim ke formation retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperature berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperature yang stabil. c. MechanoreseptorMechanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membrane sel. Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bias terbuka ataupun tertutup bila ada respon terhadap tegangan, tekanan dan yang bias menimbulkan kelainan pada membrane.Hasil:OP merasakan dingin ketika kerucut kuningan yang dingin di kenakan ke semua titik pada telapak tangan. OP juga merasakan tekanan pada semua titik setelah dikenakan oleh rambut frey. Rasa sakit dan panas hanya dirasakan di beberapa titik di bagian tengah.Reseptor bagi rasa sakit, tekanan, dingin, dan panas terletak pada bagian-bagian tangan tertentu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Reseptor tekanan dan dingin terletak di semua bagian telapak tangan.

III. Lokalisasi TaktilTujuan Percobaan: Menentukan perbedaan jarak titik yg dibuat oleh OP & pengamatOP: EdwinCara Kerja:a. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung jarinya.b. Mintalah orang percobaan menunjuk tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung pensil pula.c. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjukd. Ulangi percobaan sebanyak 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.

Pembahasan:Pada percobaan III yang kita lakukan dimana OP ditutup matanya dan kemudian diminta untuk mengalokasikan lima tempat yang diminta oleh pengamat yaitu ujung jari tangan, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk, didapatkan bahwa sensitivitas pada ujung jari tangan lebih besar dari pada keempat tempat lainnya seperti yang dapat dilihat dari rata rata pengukuran perbedaan jarak titik yang dibuat oleh OP dan pengamat dalam kelima tempat tersebut.

Hasil:Tabel 2. Hasil Percobaan Lokalisasi TaktilPercobaanUJUNG JARITELAPAK TANGANLENGAN BAWAHLENGAN ATASTENGKUK

14mm4mm14mm17mm3mm

24mm5mm1mm12mm4mm

34mm6mm24mm4mm3mm

43mm7mm24mm1mm16mm

510mm4mm23mm14mm14mm

RATA - RATA5mm5,2mm13,2mm9,6mm8mm

IV. Diskriminasi TaktilTujuan Percobaan: Mengetahui secara kasar ambang membedakan 2 titik OP: Giovanni A.MCara Kerja:a. Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak/bersamaan (simultan) pada kulit ujung jarib. Dekatkan kedua ujung jangka sampai di bawah ambang dan kemudian jauhkan berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2 titik.c. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka ambang terkecil sebagai ambang deskriminasi taktil tempat itu.d. Lakukan percobaan di atas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua ujung jangka secara berturut-turut (suksesif).e. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang membedakan dua titik ujung jari, tengkuk, dan pipi. Catat kesan yang dialami

Pembahasan:Kemampuan panca indra untuk membedakan keberadaan 2 titik yang mendapat rangsangan sangat dipengaruhi oleh mekanisme inhibisi lateral yang meningkatkan derajat kontras pada pola spasial yang disadari. Setiap jaras sensorik bila dirangsang, secara simultan akan menghasilkan sinyal inhibitorik lateral; sinyal ini menyebar ke sisi sinyal eksitatorik dan menghambat neuron yang berdekatan. Selain dari pusat sinyal eksitatorik, jaras lateral pendek juga menjalarkan sinyal inhibitorik ke neuron di sekitarnya. Jadi, sinyal ini lewat melelui interneuron tambahan yang mensekresi transmitter inhibitorik. Pentingnya inhibisi lateral adalah bahwa inhibisi ini menghambat penyebaran sinyal eksitatorik ke lateral sehingga meningkatkan derajat kontras dalam pola sensorik yang dirasakan di korteks serebralis.

Hasil:Tabel 3. Hasil Percobaan Diskriminasi TaktilSimultanSuksesif

Ujung jari2 cm (2 titik)1,5 cm (2 titik)1 cm (2 titik)0,5 cm (2 titik)0,3 cm (1 titik)2 cm (2 titik)1,5 cm (2 titik)1 cm (2 titik)0,5 cm (2 titik)0,3 cm (1 titik)

Pipi2 cm (2 titik)1,5 cm (2 titik)1 cm (1 titik)

2 cm (2 titik)1,5 cm (2 titik)1 cm (1 titik)

Tengkuk2,5 cm (2 titik)2 cm (1 titik)

2,5 cm (2 titik)2 cm (2 titik)1,5 cm (2 titik)1 cm (1 titik)

V. Perasaan Iringan (After Image)Tujuan Percobaan: Mengetahui adanya rasa iringan dari suatu bendaOP : Jufenthia A.WCara Kerja :a. Letakkan sebuah pensil diantara kepala dan daun telinga, lalu biarkan di tempat itu selama saudara melakukan percobaan VIb. Setelah percobaan VI selesai angkatlah pensil dari telinga anda. Catat kesan yang dirasakan

Pembahasan:Sistem saraf mempunyai sirkuit, salah satunya adalah sikuit reverberasi atau sirkuit bolak balik (oscilatory).Sirkuit ini dapat disebabkan oleh adanya umpan balik positif di dalam sirkuit neuron. Umpan balik ini ditujukan untuk merangsang kembali masukan sirkuit yang sama sehingga sirkuit itu dapat mengeluarkan letupan berulang-ulang untuk waktu yang lama. Adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik sehingga rangsangan yang telah diteruskan oleh satu neuron kembali kembali lagi kepada neuron tersebut sehingga menimbulkan perasaan iringan (after image). Hasil:Saat pensil disisipkan di atas telinga dibiarkan sampai percobaan VI kemudian diambil saat OP tidak menyadarinya dan pensil masih berasa di telinga atau yang disebut perasaan iringan.

VI. Daya Membedakan Berbagai Sifat BendaTujuan Percobaan: Mengetahui tingkat daya perbedakan berbagai macam sifat benda.OP: Jufenthia A.Wi. Kekasaran Permukaan BendaCara Kerja : a. Dengan mata tertutup, perintahkan orang percobaan untuk meraba ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-bedab. Perhatikan kemampuan orang percobaan untuk membedakan derajat kekasaran ampelasii. Bentuk BendaCara Kerja :a. Dengan mata tertutup, perintahkan orang percobaan untuk memegang benda-benda kecil yang akan diberikan (pensil, penghapus, rautan, koin, dan lain-lain)b. Minta orang percobaan untuk menyebutkan nama benda tersebut

iii. Bahan PakaianCara Kerja :a. Dengan mata tertutup, perintahkan orang percobaan untuk memegang bahan-bahan pakaian yang diberikanb. Minta orang percobaan untuk menyebutkan jenis / sifat bahan yang dirabanya

Pembahasan:

Hasil:i. Kekasaran Permukaan BendaOrang percobaan dapat membedakan dan mengurutkan derajat kekasaran ampelas.

ii. Bentuk benda Tabel 4. Hasil Percobaan Bentuk BendaBendaUkuranBentukBeratPermukaan

PenghapusKecilKotakRinganHalus

RautanBulat kecilBulatRinganHalus dan ada lubang

StabiloKotak dan balok kecilKotak dan balokRinganHalus

KartuLebar sedangPersegi panjangRingan bangetHalus

Tempat isi pensilSangat kecilBalok panjangRinganHalus

iii. Bahan pakaian

Tabel 5. Hasil Percobaan Bahan PakaianKainUkuranBentukBeratPermukaan

1TipisPersegiRinganSedikit kasar

2TebalPersegi panjangRinganBergerigi

3SedangJajar genjangRinganSedikit kasar dan bergerigi

VII. Tafsiran SikapTujuan Percobaan: Mengetahui bagaimana OP dapat menunjukkan bagian tubuh yang diinginkan oleh pengamat.OP : Jufenthia A.WCara Kerja :a. Mintalah orang percobaan untuk duduk dan menutup matab. Pegang dan gerakkan secara pasif lengan bawah orang percobaan ke dekat kepalanya, ke dekat dadanya, ke dekat lututnya, dan akhirnya gantungkan di sisi badannyac. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan orang percobaand. Mintalah orang percobaan untuk menyentuh dengan telunjuknya telinga, hidung, dan dahinya dengan perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannyae. Perhatikan apakah ada kesalahan

Pembahasan:Dari percobaan VII yang kita lakukan diketahui bahwa setelah lengan bawah OP dipegang secara pasif kemudian didekatkan ke kepala, dada, lutut, dan akhirnya digantungkan di sisi dadanya kemudian OP diminta untuk telunjuknya menyentuh telinga, hidung, dahi dengan perlahan lahan dan setiap kali setelah menyentuk 1 bagian, diminta untuk mengangkat lurus tangannya dan OP melakukannya dengan mata tertutup. Didapatkan OP dapat melakukannya dengan sangat baik.

Hasil:Tabel 6. Hasil Percobaan Tafsiran SikapTELINGA

HIDUNG

DAHI

Daftar Pustaka:1. Ganong, William F. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.2. Guyton and Hall. 2007. Textbook Of Medical Phyciology XI Edition EGC : Jakarta.