fisika
DESCRIPTION
FISIKATRANSCRIPT
TUGAS FISIKA
Alat dengan prinsip fisika
‘ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)’
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar Fisika
Dosen Pengampu : Eko Yulianto
Oleh :
Nama : Nimas Dwi Ayu R
NIM : 6411413126
Rombel : 04
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
berkahnya penulis dapat menyelesaikan tugas Fisika mengenai alat-alat kedokteran yang
menggunakan prinsip-prinsip fisika sebagai dasar acuannya. Dalam makalah ini penulis
mengangkat ‘Elektrokardiogram’ atau yang sering disingkat EKG sebagai materi yang akan
dibahas.
‘Tak ada gading yang tak retak’ penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah kami untuk ke depannya. Mudah – mudahan makalah ini bermanfaat
bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa – mahasiswi yang mengikuti mata kuliah dasar
Fisika.
Semarang, 10 Desember 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................................................iii
Pendahuluan .................................................................................................................1
Prinsip Kerja .................................................................................................................1
Cara Kerja .................................................................................................................2
Kegunaan .................................................................................................................4
Daftar Pustaka .................................................................................................................5
iii
PENDAHULUAN
Sejarah elektrokardiograf (EKG) bermula pada tahun 1872. Saat itu Alexander Muirhead
memperoleh rekaman detak jantung pasien di St. Bartholomew’s Hospital dengan cara
menghubungkan kabel ke pergelangan tangan pasien. Kemudian oleh John Burdon Sanderson
aktivitas tersebut divisualisasikan menggunakan electrometer kapiler Lipmann. Augustus Waller
ialah orang pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada jantung dari sudut pandang
listrik menggunakan mesin elektrokardiografnya yang terdiri atas electrometer kapiler Lippmann
yang dipasang ke sebuah proyektor. Akhirnya, prinsip elektrokardiogram baru benar-benar
digunakan oleh Willem Einthoven yang merupakan seorang dokter Belanda kelahiran Indonesia,
yakni Kota Semarang, yang membuat gebrakan dengan menggunakan galvanometer senar yang
ditemukannya pada tahun 1901, yang lebih sensitif daripada elektrometer kapiler yang digunakan
Waller. Ia menuliskan huruf P, Q, R, S dan T ke sejumlah defleksi, dan menjelaskan sifat-sifat
elektrokardiografi sejumlah gangguan kardiovaskuler. Hingga pada tahun 1924, ia mendapat
penghargaan Nobel untuk penemuannya tersebut. Dewasa ini, peralatannya pun telah
berkembang misal dengan adanya interpretasi elektrokardiogram yang dikomputerisasikan.
PRINSIP KERJA
Elektrokardiogram pada dasarnya menggunakan prinsip fisika, yakni menerapkan prinsip
‘Biolistrik’. Elektrokardiogram ini bekerja dengan prinsip mengukur perbedaan potensial listrik.
Dalam tubuh manusia menghasilkan listrik walaupun dengan jumlah yang sangat kecil, dan
apabila ada listrik, maka pasti ada perbedaan potensial atau tegangan listrik. Tegangan listrik ini
dapat mengilustrasikan keadaan denyut jantung manusia.
Rangsangan secara spontan oleh sel-sel khusus yang terdapat pada atrium kanan (SA
node) menghasilkan isyarat listrik yang akan mengatur irama jantung. SA node ini bergetar
sekitar 72 kali/menit dan bertindak sebagai ‘pace maker’. Getaran ini dapat meningkat atau
menurun, diatur oleh saraf eksternal jantung yang merupakan respon akan kebutuhan darah oleh
tubuh. Isyarat listrik tersebut menyebabkan depolarisasi otot jantung atrium dan memompa darah
ke ventrikel yang kemudian diikui oleh repolarisasi otot atrium. Isyarat listrik ini kemudian
dilanjutkan ke AV node dan menyebabkan depolarisasi ventrikel kanan dan kiri yang akan
membuat kontraksi ventrikel, sehingga darah dipompa dalam arteri pulmonalis dan ke aorta.
Saraf ventrikel dan otot ventrikel mengalami depolarisasi dan isyarat dari AV node mulai
1
kembali. Pada prinsipnya, saraf
dan otot jantung dianggap sebagai
sumber listrik tertutup dalam dada
dan perut (torso) yang dianggap
sebagai suatu konduktor listrik.
Karena tidak mungkin kelistrikan
jantung diukur secara langsung,
maka diagnostic dilakukan dengan
cara mengukur potensial listrik di
permukaan tubuh yang dihasilkan
oleh jantung.
CARA KERJA
A. Cara Kerja Alat
Pada dasarnya, seluruh jaringan listrik pada jantung mampu menghasilkan impuls listrik.
Otot jantung menghasilkan arus listrik dan disebarkan ke jaringan sekitar jantung dan
dihantarkan melalui cairan-cairan yang dikandung oleh tubuh. Sehingga sebagian kecil aktivitas
listrik ini mencapai hingga ke permukaan tubuh. Namun SA node memiliki kemampuan yang
paling besar dalam menghasilkan impuls listrik.. Apabila SA node gagal untuk menghasilkan
impuls, maka fungsinya bisa saja digantikan oleh jaringan lainnya, meskipun impulsnya
cenderung lebih rendah. Impuls listrik ini menyebabkan depolarisasi serta repolarisasi seperti
yang sudah disebutkan di prinsip alat elektrokardiogram diatas. Elektroda yang ditempatkan pada
permukaan tubuh akan merekam gelombang depolarisasi dan repolarisasi sewaktu kedua
peristiwa ini menjalar di seluruh jantung. Bila gelombang depolarisasi yang menjalar di jantung
itu bergerak menuju ke arah sebuah elektroda di permukaan, elektroda itu akan merekam defleksi
positif (elektroda A). Bila gelombang depolarisasi itu bergerak menjauhi elektroda, elektroda itu
akan merekam defleksi negatif (elektroda B). Biasanya elektroda ditempatkan pada lengan
tangan dan kaki. Karena pada bagian-bagian ini, pulsa tegangan menggambarkan kerja denyut
jantung mendekati keadaan sebenarnya. Elektroda ini diperlukan untuk mengubah energi ionis
dari sinyal jantung menjadi energi elektris. Dan elektroda ini dapat digunakan melalui dua cara
yaitu dengan cara dimasukan ke tubuh (invasif) dan ditempelkan pada permukaan tubuh (non
2
invasif). Untuk kenyamanan pasien, biasanya yang sering digunakan adalah cara non invasif.
Elektroda yang digunakan pada cara ini berupa lempengan bahan logam yang dilapisi larutan
elektrolit.
Untuk memperbesar amplitudo sinyal diperlukan Penguat, karena agar dapat diolah sound
card maka sinyal EKG dari tubuh harus diperkuat sehingga amplitudo sinyal akan menjadi
maksimal 3 volt. Dengan demikian penguatan yang harus diberikan adalah sebesar 1000 kali.
Setelah itu sinyal diolah oleh PC. Sinyal yang masuk ke sound card kemudian akan diubah
menjadi sinyal digital yang diubah oleh software dalam bentuk bilangan. Selanjutnya bilangan
tersebut akan diolah sehingga dapat ditampilkan oleh monitor dan dicetak oleh printer.
Karena adanya aktivitas listrik yang dapat memicu aktivitas secara mekanis ini, sehingga
menyebabkan EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang
abnormal, gangguan irama jantung, serta kerusakan otot jantung. Oleh karena itu, apabila terjadi
kelainan pola listrik, maka biasanya juga akan disertai adanya kelainan mekanis atau otot jantung
manusia. Dan apabila jantung normal akan menghasilkan sinyal gelombang seperti dibawah ini
B. Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat, yakni:
a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
Satu kabel untuk listrik (power)
3
Satu kabel untuk bumi (ground)
Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna.
b. Plat elektrode yaitu
4 buah elektrode extremitas dan manset
6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap.
c. Jelly elektrode / kapas alcohol
d. Kertas EKG
e. Kertas tissue/kasa
2. Persiapan oleh pasien
a. memberitahu kepada pasien tentang tujuan perekaman EKG
b. membuka pakaian pasien
c. membaringkan pasien secara terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
3. Menempatkan Elektrode
Sebelumnya kulit pasien dibersihkan di sekitar pemasangan manset,kemudian diberi jelly dan
setelah itu kabel elektrode dihubungkan dengan pasien.
Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah
dengan telapak tangan.
Pada extremitas bawah dipasang pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
Posisi pada pengelangan bila diperlukan dapat dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan
pangkal paha kiri dan kanan. Kemudian kabel-kabel dihubungkan : Merah (RA / R) lengan
kanan, kuning (LA/ L) lengan kiri hijau (LF / F ) tungkai kiri, dan (RF / N) tungkai kanan-hitam.
Kemudian dari hasil pemasangan tersebut terbentuk 2 sandapan (lead), yaitu :
1) Sandapan bipolar (sandapan standar) yang ditandai dengan angka romawi I, II, III
2) Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol
aVR, aVL, aVF.
3) Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial) yang ditandai dengan huruf
V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium
4. Merekam EKG
1) Mengidupkan mesin EKG dan ditunggu untuk pemanasan.
2) Standarisasi EKG diperiksa kembali, antara lain kalibrasi 1 mv (10 mm) dan kecepatan
25 mm/detik
4
3) Melakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak,
tombol kalibrasi ditekan 2 -3 kali berturut-turut
4) Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-
turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah
pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali, setelah itu
mesin EKG dimatikan.
5) Alat-alat EKG dibersihkan dengan kasa atau tissue
6) Mencatat identitas pasien di kertas ekg bagian atas, yang berupa nama, umur,
tanggal/Jam, dan dokter yang merawat; serta yang membuat perekaman pada kiri bawah
KEGUNAAN
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Untuk mengetahui kelainan-kelainan otot jantung
3. Untuk mengetahui pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Membantu menemukan gangguan elektrolit (misalnya:hiperkalemia dan hipokalemia)
5. Untuk mengetahui adanya perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut
8. Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (misalnya: blok cabang berkas kanan dan
kiri)
9. Sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
10. Untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (misalnya:emboli paru atau hipotermia)
DAFTAR PUSTAKA
5
anonim. 2013. Elektrokardiogram. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 6 Desember
2013
Fitria, Nova. 2012. Elektrokardiogram. http://nersnova.blogspot.com. Diakses pada tanggal 6
Desember 2013
6