fisika

23

Click here to load reader

Upload: aldora-oktaviana

Post on 06-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan faal

TRANSCRIPT

Page 1: fisika

HUKUM POISEUILLE

1. Tujuan Percobaan1. Memahami karakteristik aliran fluida2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter serta variabel yang

berbeda-beda.

2. Alat-alat percobaan1. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm2. Statif untuk menjepit tabung agar berdiri vertikal3. Gelas ukur4. Stopwatch5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm3

6. Pipa karet7. Spuit (alat suntik)8. Larutan NaCl

3. Teori Dasar

Mengingat sifat umum efek kekentalan, bahwa kecepatan fliuda kental yang mengalir melalui pipa tidak sama di seluruh titik penampang lintangnya. Lapisan paling luar fliuda melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa “menahan” gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan ini menahan pula lapisan berikutnya, begitu seterusnya. Asal kecepatan tidak terlalu besar, aliran akan laminer, dengan kecepatan paling besar di bagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai menjadi nol pada dinding pipa.

Misalkan dalam sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir fluida yang pada viskositasnya secara laminer. Sebuah silinder kecil beradius r berada dalam keseimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan gaya dorong yang timbul akibat perbedaan tekanan antara ujung-ujung silinder itu serta gaya kekentalan yang menahan pada permukaan luar. Gaya dorong ini adalah

(1-2)r2 (1)

Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka gaya kekentalan adalah

(1-2)r2 = - X 2rL X (dv/dr) (2)

dimana dv/dr ialah gradient kecepatan pada jarak radial r dari sumbu. Tanda (-) negative diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkan gaya-gaya dan mengintegrasikannya akan diperoleh persamaan ini. Panjang anak-anak panah sebanding dengan kecepatan di posisi masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk r sembarang merupakan kemiringan garis lengkung ini yang diukur terhadap sebuah sumbu vertikal. Kita katakana bahwa aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.

1

Page 2: fisika

Ket : Menghitung debit aliran Q melalui rumus Poiseuille dengan:

a. Panjang pipa sama, tekanan berbedab. Panjang pipa sama, viskositas berbedac. Panjang pipa sama, diameter berbedad. Panjang pipa berbeda, tekanan sama

Untuk menghitung debit aliran Q, atau volume fluida yang melewati sembarang penampang pipa per satuan waktu. Volume fluida dV yang melewati ujung-ujung unsure ini waktu dt ialah v dA dt, dimana v adalah kecepatan pada radius r dan dA ialah luas yang diarsir sama dengan 2πrdr. Dengan mengambil rumusan v dari persamaan (2) kemudian mengintegrasikan seluruh elemen antara r = 0 dan r = R, dan membagi dengan dt, maka diperoleh debit aliran Q sebagai berikut :

Q= π(p1-p2) ∫0

R

¿¿2-r2) rdr = (p1-p2)( π8 )( 1

η )( R 4L ) (3)

2πL

Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hukum Poiseuille kecepatan aliran volum atau debit aliran berbanding luus dengan radius pipa pangkat empat.

Apabila kecepatan suatu fluida yang mengalir dalam sebuah pipa melampaui harga kritis tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada radius pipa), maka sifat aliran menjadi sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang bersebelahan dengan dinding pipa, disebut lapisan batas, alirannya masih laminer. Kecepatan aliran di

2

a b

c d

pressure

Length

viscosity

Radius

ff

f f

16f

2f2f

2f

Page 3: fisika

dalam lapisan batas pada dinding pipa adalah nol dn semakin bertanda besar secara uniform di dalam lapisan itu. Sifat-sifat lapisan batas sangat penting sekali dalam menentukan tahanan terhadap aliran, dan dalam menentukan perpindahan panas ke atau fluida yang sedang bergerak itu.

Di luar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Di dalam fluida timbul arus pusar setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam ini diebut aliran yang turbulen. Percobaan menunjukkan bahwa ada kombinasi empat yang menentukan apakah aliran fluida melalui pipa bersifat laminer atau turbulen. Kombinasi ini dikenal sebagai bilangan Reynold, NR, dan didefinisikan sebagai :

NR = ρѵD (4) η

Dimana ρ ialah rapat massa fluida ѵ ialah kecepatan aliran rata-rata, η ialah viskositas, dan D ialah diameter pipa. Keepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui penampang lintang yang menimbulkan kecepatan pengosongan yang sama. Bilangan Reynold ialah besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya adalah sama dalam setiap system satuan tertentu. Tiap percobaan menunjukkanbahwa apabila bilangan Reynold lebih kecil dari kira-kira 2000, aliran akan laminer, dan jika lebih dari kira-kira 3000, aliran akan turbulen. dalam daerah transisi diantara 2000 dn 3000, aliran tidak stabil dan dapat berubah dari laminer menjadi turbulen atau sebaliknya.

4. Prosedur percobaan

A. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda.1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara

vertikal pada statif yang tersedia.2. Tutuplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda

kemudian isilah air sampai batas yang ditentukan.3. Taruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untuk menampung air yang keluar.4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 15

detik secara serentak dan bersama-sama.5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut.6. Ulangi percobaan no.4 dan 5 sebanyak 5 kali.

B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda.1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara

vertikal pada statif yang tersedia.2. Buatlah larutan NaCl (dianggap kosentrasinya 100%). Ukurlah massa jenisnya ρ

dengan aerometer dan isikan pada tabel data.3. Isilah larutan NaCl 100% ke dalam tabung sampai batas yang ditentukan.4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar.5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selama 15 detik secara serentak

dan bersama-sama.6. Hitunglah volume air yang ditampung dalam gelas ukur tersebut.7. Ulangi percobaan untuk larutan NaCl 100% sebanyak 3 kali.8. Ulangi percobaan 2 smapai 7 untuk larutan NaCl 50%.

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radius/jari-jari yang berbeda, caranya sama dengan bagia (A).

3

Page 4: fisika

5. Tugas pada Laporan Akhir1. Bandingkan debit aliran pada pipa I dan pipa II. Apa yang dapat saudara simpulkan?2. Hitunglah galat debit aliran pipa I dan pipa II untuk masing-masing percobaan.3. Hitunglah bilangan Reynold (NR) pada masing-masing percobaan4. Buatlah grafik hubungan antara debit aliran terhadap tekanan.

4

Page 5: fisika

Data Percobaan K-1 Hukum Poiseuille

Densitas aquadest ρaq = 1 kg/m3

Densitas NaCl 100% ρaq = 1,12 kg/m3

A. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda

No Waktu (s)Volume (ml) Debit aliran (ml/s)

Pipa I Pipa II Pipa I Pipa II1 15 280 380 18,6 25.32 15 260 360 17,3 243 15 220 320 14,6 21,34 15 200 300 13,3 205 15 250 350 16,6 23,3

B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda(i) Konsentrasi NaCl 100%

No Waktu (s) Volume (ml)Debit aliran (ml/s)

1 15 100 6,62 15 120 83 15 130 8,64 15 120 85 15 130 8,6

(ii) Konsentrasi kecap 50%

No Waktu (s) Volume (ml)Debit aliran (ml/s)

1 15 250 16,62 15 250 16,63 15 230 15,34 15 240 165 15 240 16

5

Page 6: fisika

Kesimpulan

Berdasarkan hukum Poiseuille, maka kecepatan aliran volume atau debit aliran (mL/s) berbanding terbalik dengan viskositas (η) , dan berbanding lurus dengan radius pipa pangkat empat (R4)

A. Efek Tekanan Terhadap DebitApabila tekanan zat cair/darah pada salah satu ujung pipa tinggi dari ujung lainnya, maka zat cair/darah akan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Dengan demikian aliran zat cair/darah berbanding langsung terhadap perbedaan tekanan.

B. Efek Kekentalan Terhadap DebitD\engan semakin kentalnya zat cair yang melewati pipa, semakin besar gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai konsekuensinya,diperoleh tahanan semakin besar sehingga debit zat cair akan lebih besar pada zat cair dengan viskositas rendah.

C. Efek Panjang Pembuluh Terhadap DebitMakin penjang pipa, sedangkan diameter pipa sama, zat cair yang mengalir lewat pipa tersebut akan memperoleh tahanan semakin besar dan konsekuensi terhadap besar tahanan tersebut, debit zat cair akan lebih besar pada pipa yang pendek.

D. Efek Diameter Pembuluh Terhadap DebitZat cair yang melewati pembuluh akan dihambat oleh dinding pembuluh. Dengan alasan ini kecepatan aliran zat cair makin cepat pada pembuluh dengan diameter yang semakin besar.

6

Page 7: fisika

HUKUM STARLING

A. Tujuan :

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat:

1. Mempersiapkan jantung kura-kura untuk percobaan Hukum Starling

2. Melakukan percobaan untuk membuktikan kebenaran Hukum Starling pada jantung

kura-kura

B. Alat dan binatang percobaan yang diperlukan:

1. Kimograf + kertas + perekat + kura-kura

2. Benang yang telah diberi malam

3. Pipa kaca bengkok + pipa kaca lurus

4. Statip + klem buret + buret + waskom kecil + waskom besar

5.  2 pipa karet + penjepit karet + manometer Hg + semprit besar

C. Teori dasar

Terdapat hubungan linear antara ‘performance’ ventrikel dengan isi akhir diastolik ventrikel (EDV , end diastolic volume). Starling telah menunjukkan bahwa penggunaan energi untuk kontraksi sebanding dengan panjang awal serabut otot pada isi diastolik. Dan ini berarti bahwa energi mekanik yang dipergunakan dari saat istirahat sampai dengan keadaan kontraksi tergantung atas ‘keadaan aktif’ yang terjadipada serabut panjang miokardium. Jadi semakin teregang serabut otot jantung pada saat pengisian diastolik, maka semakin kuat kontraksi nya dan akibatnya isi sekuncup bertambah besar.

Banyak faktor yang mempengaruhi isi akhir diastolik meskipun tidak langsung, misalnya

1. Volume darah total2. Perubahan posisi tubuh3. Tekanan intrathorax4. Pompa otot5. Tekanan intrapericardium6. Tonus vena7. Tekanan intraventrikel8. Tekanan atrium9. Rangsangan simpatis dan epinefrin plasma pada jantung

7

Page 8: fisika

HUKUM FRANK STARLING 1. Makin besar isi jantung sewaktu diastol, semakin besar jumlah darah yang

dipompakan ke aorta. 2. dalam batas-batas fisiologis, jantung memompakan ke seluruh tubuh darah yang

kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena. 3. jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang

besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.

D. Tata kerja

 Pengaruh isi permulaan (diastolic) ventrikel pada kekuatan kerutan jantung

 1.    Pasanglah berbagai alat yang disediakan2.   Tutuplah klem pipa karet pada ujung buret dan isilah dan isilah buret dengan larutan

Ringer sehingga hampir penuh. Usahakan agar dalam pipa karet di ujung buret tidak terdapat gelembung udaraBagaimana cara menghindarikan adanya gelembung udara dalam pipa karet pada ujung buret tersebut?Menuangkan larutan Ringer secara perlahan paada dinding buret agar tidak terjadi gelembung udara.

3.    Dengan semprit besar isilah pipa manometer dengan larutan Ringer sesuai dengan keterangan dan gambar

4. Buatlah sedian kura-kura untuk percobaan jantung menurut petunjuk umum5.  Keluarkanlah jantungnya dengan memotong secara hati-hati berbagai pembuluh

darah yang besar, kemudian memasukkan jantung itu kedalam  waskom kecil yang berisi larutan Ringer sampai jantung bersih dari sisa-sisa darahDapatkan jantung kura-kura yang baru dikeluarkan dari tubuhnya tetap berkontraksi? Apa sebabnya?Dapat tetap berkontraksi, karena masih adanya rangsang potensial aksi yang menyebabkan kontaksi tetap ada.

6.    Keluarkanlah jantung dari waskom kecil  dan letakkanlah kedalam gelas arloji besar yang berisi larutan Ringer

7. Buatlah lubang kecil pada atrium dengan gunting dan memasukkan pipa kaca lurus kedalamnya sehingga ujungnya masuk kedalam rongga ventrikel

8.    Ikatlah pipa itu dengan erat ada batas atrium-ventrikel dengan benang yang diberi malamApa yang harus saudara perhatikan pada waktu memasukan dan mengikat pipa kaca lurus pada batas atrium ventrikel?Memasukkan dan mengikat pipa kaca perlahan agar tidah terjadi robek pada batas atrium ventrikel

9.    Masukkanlah pipa kaca bengkok kedalam truncus arteriosus dan kaitkan erat-erat10.  Hubungkanlah pipa kaca lurus dengan kaca buret yang berisi larutan Ringer11.  Alirkanlah larutan Ringer dari buret untuk membersihkan ventrikel dari darah dan

gelembung udara, dan membiarkan larutan Ringer menetes dari ujung pipa kaca bengkok

8

Page 9: fisika

12.  Bukalah klem pipa karet manometer (B) dengan hati-hati sehingga larutan Ringer dalam manometer menetes dari ujung pipa karet tersebut

13.  Hubungkanlah pipa kaca bengkok dengan pipa karet manometerMengapa larutan Ringer dibiarkan menetes terus pada saat pipa bengkok dihubungkan dengan pipa karet manometer?Agar larutan Ringer yang mampu mempertahankan suhu jantung pada keadaan normal.

14.  Tutuplah klem pipa karet buret15.  Bukalah klem karet manometer (B) sebesar-besarnya16.  Bukalah klem karet di ujung pipa manometer (C) dan membiarkan jantung

berdenyut mengosongkan diri. Tepat pada saat puncak systole tutup dengan cepat klem (C) tersebut diatas. Bila jantung tidak berdenyut spontan rangsang jantung secara mekanik dengan sentuhan benda tumpul pada ventrikel

17.  Catatlah 5 kerutan jantung pada tromol yang berputar dengan kecepatan kira-kira ½ cm/detik, bila jantung tidak berdenyut sendiri, dengan memberi rangsangan pada jantung setiap 5 detik sekali

18.  Hentikanlah tromol dan mengalirkannya dari buret 0,2 – 0,5 cc Ringer ke dalam ventrikel, kemudian mencatat 5 kerutan jantung seperti diatas

19.  Ulangi pencatatan dengan setiap kali menambahkan dengan cepat sejumlah larutan Ringer yang sama banyaknya

20.  Lanjutkanlah penambahan larutan Ringer sampai tekanan diastolik yang terus bertambah menyebabkan penurunan tekanan sistolik yang nyata. Mencatat hasil percobaanBila ujung pencatata manometer naik setinggi 10 mm, berapakah kenaikan dalam vertikel yang menyebabkan penyimpanan tersebut?

 21.  Buatlah kurve hubungan antara isi diastolik ventrikel dan tekanan ventrikel dari hasil percobaan. Meneliti apakah hasil yang kami peroleh sesuai dengan teori

9

Page 10: fisika

URUTAN DENYUT KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG & DENYUT EKTOPIK

PADA JANTUNG KURA - KURA

A. Tujuan

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat

1. Membuat sediaan jantung kura sesuai dengan petunjuk umum2. Menetapkan urutan berbagai bagian jantung kura atas dasr pengamatan sendiri3. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura4. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus terbuka pada berbagai fase

Sistole Diastole Puncak sistole Akhir diastole

5. Membedakan peka rangsangan atrium dan ventrikel jantung pada berbagai fase kontraksi tersebut di atas

6. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut di atas

B. Alat dan Binatang Percobaan yang Diperlukan

1. Kura – kura + meja operasi + tali pengikat2. Kimograf rangkap + kapas kimograf + kertas + perekat3. Statif + klem4. 2 sinyal magnet : 1 untuk mencatat waktu dan 1 untuk mencatat tanda5. Kawat listrik6. Stimulator induksi + elektroda perangsang7. 2 pencatat jantung + penjepit jantung8. Batang kuningan berbentuk huruf L9. Benang + malam10. Botol plastik berisi larutab RL + pipet

C. Tata Kerja

Urutan kerutan berbagai bagian jantung

1. Ikatlah ke 4 kaki kura yang telah dirussak otaknya dan dibor perisai dadanya, ada meja operasi

2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah dibor dari jaringan dibawahhnya dengan menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak perdarahanBagaimana cara yang baik untuk menghindarkan perdarahan pada tindakan ini?

10

Page 11: fisika

Cara menghindari perdarahannya adalah dengan membor secara hati – hati perisai dada dari kura – kura dan hindari jangan sampai jaringan dibawahnya terkena. Jaringan dibawah dibuka menggunakan pinset dan skapel sehingga mengurangi pendarahan.

3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat jantung berdenyut dengan jelas.Apa bada anatomi yang penting antara jantung kura-kura dengan jantung mamalia?Beda jantung kura – kura dengan jantung mamalia adalah jantung kura – kura hanya memiliki 1 ventrikel sedangkan mamalia 2 ventrikel.

4. Pelajari anatomi jantung kura-kura dengan bantuan petunjuk umum. Untuk mempelajari bagian dorsal angkatlah ventrikel ke atas dengan benda tumpul.Apa bahaya manipulasi yang terlalu sering dan kasar terhadap jantung?Jika terjadi manipulasi yang terlalu sering dan kasar maka mengakibatkan kerusakan jantung sampai henti jantung.

5. Nyatakan urutan kerutan berbagai bagian jantung.

Denyut ektopik atrium dan ventrikel

1. Pasanglah berbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :a. Mekanokardiogram atriumb. Mekanokardiogram ventrikelc. Tanda rangsangd. Tanda waktu

Usahakan supaya ke 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron yang terletak pada satu garis ventrikel.

1.1.Apa yang dimaksud dengan titik sinkron ?

Titik sinkron adalah jika denyut pada atrium, ventrikel dan waktu rangsangan berada pada suatu garis lurus yang terjadi pada ambang batas maksimum otot jantung dimana semua otot jantung telah berkontraksi

2. Tanpa menjalankan tromol kimograf, carilah kekuatan rangsang buka yang dapat menimbulkan denyut ektopik atrium.

2.1.Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium ?

Denyut ektopik atrium adalah suatu pemacu atau focus di luar sinus atau adanya denyutan di atrium yang berada di luar jalur konduksi listrik yang normal. Kompleks QRS yang dipacu dari sinus disebut kompleks sinus. Kompleks QRS yang dipacu dari focus ektopik disebut kompleks ektopik, biasa berupa kompleks atrial, kompleks penghubung –AV atau kompleks ventricular. Bila terdapat denyut ektopik di atrium pasti diikuti juga adanya denyut ektopik di ventrikel tetapi tidak sebaliknya. Karena di dalam jantung terdapat annulus fibrosus yaitu cincin yang mencegah listrik dari ventrikel balik lagi ke atrium.

2.2.pada saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk menghasilkan denyut ektopik ?

11

Page 12: fisika

Untuk menghasilkan denyut ektopik, peransangan sebaiknya diberikan pada saat 1/3 diastole sampai 2/3 diastole.

2.3.Apa yang dimaksud dengan interval AV dan bagaimana mengukurnya ?

Interval AV adalah waktu dari saat mulainya depolarisasi atrium sampai permulaan depolarisasi ventrikel. Waktu ini juga mencakup perlambatan penjalaran yang terjadi di nodus AV. Interval PR ini normalnya antara 0.12–0.2 detik.

Bentuk Gelombang ECG

Kontraksi irama jantung berawal dari aliran ion dalam membran sel-sel otot jantung. Membran sel dibagi menjadi ekstraselular dan intraselular yang masing-masing memiliki perbedaan konsentrasi ion. Ketika sel distimulasi secara elektrikal, permeabilitas membran berubah. Aliran ion dalam sel membran menghasilkan sinyal elektrik yang dikenal potensial aksi. Perambatan potensial aksi dari atrium dan ventrikle dalam suatu denyut jantung menghasilkan sekumpulan ciri berbeda dalam karakteristik bentuk gelombang ECG. Ciri-ciri ini menunjukkan depolarisasi (pelepasan ion) atau repolarisasi (pemulihan ion) sel-sel otot jantung dalam atrium dan vetrikle.

Gambar diatas menunjukkan bentuk gelombang ECG manusia dewasa normal. Standar ECG mempunyai gelombang P, kompleks QRS, gelombang T, dan gelombang U. Gelombang U yang mengikuti gelombang T tidak selalu dapat dilihat dikarenakan bentuknya yang kecil.

Gelombang P

Nilai normal :

12

Page 13: fisika

Lebar ≤ 0,12 detik

Tinggi ≤ 0,3 mV

Selalu (+) di lead II

Selau (-) di lead aVR

Interval PR

Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik.

Gelombang QRS (kompleks QRS)

Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.

Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS

Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.

Gelombang R

adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang dalamnya.

Gelombang T

Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR

Gelombang U

Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.

Interval PR

Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler

Segmen ST

Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi

13

Page 14: fisika

dari – 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi.

Interval ECG

Waktu antara awal suatu gelombang tertentu dan akhir suatu gelombang lainnya dikenal dengan istilah interval. Ukuran interval ECG merupakan hal penting karena dapat mengambarkan keadaan jantung dan dapat mengindikasikan kondisi jantung sesungguhnya.

Interval QT

Interval QT mencakup waktu dari permulaan depolarisasi ventrikel sampai pada akhir repolarisasi ventrikel. Oleh karena itu, interval QT meliputi seluruh peristiwa listrik yang terjadi pada ventrikel. Durasi interval QT sesuai dengan kecepatan denyut jantung. Semakin cepat denyut jantung, semakin cepat jantung berepolarisasi untuk mempersiapkan kontraksi berikutnya, dan akibatnya interval QT semakin pendek. Pada umumnya, interval QT terdiri atas hampir 40% dari siklus jantung normal bila diukur dari satu gelombang R ke gelombang R berikutnya.

Interval PR

Interval PR menggambarkan waktu dari saat mulainya depolarisasi atrium sampai permulaan depolarisasi ventrikel. Waktu ini juga mencakup perlambatan penjalaran yang terjadi di nodus AV. Interval PR ini normalnya antara 0.12–0.2 detik.

Durasi QRS

Kompleks QRS terdiri atas beberapa gelombang. Durasi QRS menunjukkan ukuran waktu terjadinya depolarisasi ventrikel pada setiap denyut jantung. Durasi kompleks QRS normal adalah 0.06 sampai 0.1 detik.

Cara menilai EKG

• Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak

• Tentukan irama jantung ( “Rhytm”)

• Tentukan frekwensi (“Heart rate”)

• Tentukan sumbu jantung (“Axis”)

• Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)

• Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)

14

Page 15: fisika

• Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang terpasang pacu jantung)

1. MENENTUKAN FREKUENSI JANTUNG

Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :

a. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’

b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’

c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5

2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG

Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut

- Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak

- Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)

- Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak

- Tentukan interval PR normal atau tidak

- Tentukan gelombang QRS normal atau tidak

Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)

Kriteria Irama Sinus adalah :

- Iramanya teratur

- frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit

- Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T

- Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)

- PR interval normal (0,12-0,20 detik)

Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas kemungkinan suatu kelainan

15

Page 16: fisika

Berlatihlah sebaik-baiknya dalam memberikan rangsangan dalam arus buka pada:

a. Sistole atriumb. Puncak systole atriumc. Diastolik atriumd. Akhir diastolic atrium

3. Jalankan trombol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanganlah atrium dengan kekuatan rangsang sub.2 pada:

a. Sistole atriumb. Puncak systole atriumc. Diastolik atriumd. Akhir diastolic atrium

Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali4. Tanpa menjalankan tromol carilah rangsangan buka yang dapat menimbulkan denyut

ektopik venteikel.4.8 Apa yang dimasuk dengan denyut ektopik ventrikel?4.9 Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic?4.10 Apakah denyut ektopik ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?4.11 Apa yang dimasuk dengan rehat kompensasi?4.12 Bila rehat kompensasi penuh dan tidak penuh?

5. Jalankan trombol dengan kecepatan yang tepat6. Catat 10 denyut normal sebagai control. Tanpa menghentikan trombol rangsangalah

ventrikel dengan keluhan rangsang sub.4 pada:a. Sistole atriumb. Puncak systole atriumc. Diastolik atriumd. Akhir diastolic atrium

Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali6.13 Apakah ada hubungan antara saat perangsangan dengan amplitude denyut

ektopik yang dihasilkannya?

16

Page 17: fisika

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, L. 2004. Human physiology from cells to system 5 th ed. Thompson Learning-Brooksdale Cole : New York

http://www.slideshare.net/NURRIJAL/homoistasis

www.kalbe.co.id/files/cdk/files/... pdf /10HipertensiStroke95.html

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH6fd2/d1350898.dir/doc.pdf

www.scribd.com/doc/23447287/Fisika-Kedokteran-1?Autodown=txt

17