final consumer and their buying behavior.docx
TRANSCRIPT
FINAL CONSUMER AND THEIR BUYING BEHAVIOR (CHAPTER 5)
Konsumen akhir memiliki kebiasaan untuk memutuskan membeli atau tidaknya suatu
barang dan jasa yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan ekonomi, kondisi psikologi,
pengaruh sosial dan situasi saat bertransaksi.
1. Kebutuhan ekonomi
Faktor kebutuhan ekonomi adalah faktor utama yang menjadi landasan atau
alasan seorang konsumen memutuskan untuk membeli suatu barang dan jasa.
Sebagian konsumen mencari harga terendah, ada juga yang mau membayar mahal
untuk mutu, bahkan menimbang antara harga dan kualitas untuk mendapatkan
barang terbaik.
Namun demikian tingkat pendapatan dan tingkat kepercayaan konsumen akan
keberlangsungan penghasilannya (pekerjaannya) seringkali menjadi tolak ukur
untuk memutuskan jadi tidaknya membeli barang.
2. Kondisi Psikologi
Kondisi psikologi juga mempengaruhi konsumen akhir dalam memutuskan
untuk membeli suatu barang. Apakah membeli karena kebutuhan atau sekedar
keinginan. Konsumen seringkali menandingkan antara manfaat yang diperoleh
dengan tingkat kebutuhannya. Bahkan ada yang menganggap beberapa kebutuhan
harus dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Kebutuhan itu meliputi kebutuhan
fisik/dasar (makanan, seks, cairan, istirahat), kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan social dan kebutuhan personal/aktualisasi diri.
Selain itu persepsi menentukan apa yang konsumen lihat dan rasakan, karena
secara konstan dibombardir dengan berbagai stimulus informasi secara otomatis
otak melakukan seleksi, yakni seleksi eksposur (melihat hanya yang menarik),
seleksi persepsi (sesuatu yang bertentangan dengan kebiasaan) dan seleksi retensi
(mengingat hanya yang ingin diingat).
Kondisi psikologis lain yang turut serta mempengaruhi keputusan konsumen
adalah proses pembelajaran, kebutuhan karena budaya, sikap, kecintaan akan
lingkungan, etika, ekspektasi, dan kepercayaan konsumen.
3. Pengaruh Sosial
Pengaruh sosial di sini meliputi kondisi keluarga, kelas sosial, kelompok yang
menjadi panutan, budaya, dan etnis. Seiring dengan berjalannya siklus keluarga
akan turut pula mempengaruhi pilihan prioritas dalam memenuhi kebutuhan.
Begitupun dengan orang-orang muda yang cenderung menerima ide baru dan suka
coba-coba. Kelas social juga menentukan kebutuhannya sesuai selera di kelasnya.
Pandangan seorang yang bisa dijadikan tujukan juga mempengaruhi pilihan
konsumen.
4. Situasi saat transaksi beli
Saat seorang konsumen akan membeli suatu barang/ memanfaatkan jasa
memerlukan alasan yang jelas dan logis kenapa dia harus membeli barang/jasa
tersebut. Begitupun dengan saat pembelian apakah ada diskon atau tidak. Faktor
lainnya adalah kondisi di sekitar yang menimbulkan rasa antusias untuk membeli
barang/jasa.
Proses Keputusan Konsumen
Selain dipengaruhi oleh kebiasaan, konsumen memutuskan untuk membeli atau
tidaknya suatu barang melalui suatu proses, yaitu
a. Mengidentifikasi apa yang dibutuhkan. Apabila tidak ditemukan solusi atau
tidak tersedia barang/jasa yang dapat memuaskan kebutuhan ini akan timbul
masalah. Dengan adanya masalah ini seorang konsumen akan menggunakan
berbagai cara untuk memecahkannya, mulai dari mencari informasi tambahan,
engidentifikasi alternative pemecahan masalah, menetapkan criteria dan
mengevaluasi alternative pilihan yang disesuaikan dengan criteria sehingga
dapat memenuhi hasrat dan kebutuhannya.
b. Membeli tidak harus selalu rasional, jika sebelumnya untuk memutuskan
konsumen dihadapkan pada pilihan keputusan yang rasional, maka apabila
memiliki sumberdaya yang lebih mereka akan mengikuti hasrat untuk
memiliki barang dan jasa walaupun tidak dibutuhkan.
c. Konsumen selalu memiliki kesan setelah menggunakan barang atau jasa yang
dibelinya, sehingga sangat penting untuk mengetahui kepuasan konsumen.
Dengan mengetahuiny produsen akan mengerti apakah barang yang
dihasilkannya memenuhi ekspektasi konsumen atau tidak. Jika memenuhi
keberlangsungan usahanya akan terjaga. Jika konsumen puas akan hasil yang
didapat, maka dia akan menyebarkannya dan merekomendasikan kepada
keluarga, teman, dan orang lain untuk memakai produk yang serupa.
d. Konsep baru memerlukan proses adaptasi. Maksudnya adalah apabila ada
produk baru yang ditawarkan akan memerlukan waktu untuk konsumen dapat
beradaptasi dan mau menerima produk tersebut. Dalam proses adaptasi
seorang individu (konsumen) akan melewati tahap awareness (peduli), tertarik,
menimbang/mengevaluasi, mencoba, memutuskan dan mengkonfirmasi.
BUSINESS AND ORGANIZATIONAL CUSTOMERS AND THEIR BUYING
BEHAVIOR (CHAPTER 6)
Konsumen organisasi dan entitas bisnis adalah konsumen yang membeli barang untuk
dijual kembali atau untuk memproduksi barang dan jasa. Organisasi dan entitas bisnis ini
dapat dibedakan menjadi empat kelompok besar yaitu
a. Produsen Barang dan Jasa, meliputi manufaktur, petani, pengembang, hotel,
bank.
b. Intermeditari, meliputi agen penjualan, distributor, pedagang besar dan
pengecer.
c. Instansi Pemerintah yaitu kementerian, lembaga negara, badan dan komisi
pemerintahan.
d. Organisasi nirlaba seperti LSM, PMI, dll.
Perilaku konsumen yang berupa organisasi dan entitas bisnis sangat berbeda dengan
perilaku konsumen akhir (individu). Organisasi dan entitas bisnis membeli barang dan
jasa hanya untuk memenuhi kebutuhan yang mendasar. Kebutuhan dasar tersebut harus
diperoleh dengan cukup ekonomis, bahkan perbedaan harga yang sangat kecil menjadi
penting karena kebutuhan mereka jika dilihat dari kuantitas jumlahnya sangat besar. Oleh
karena itu besaran harga sangar sensitive, begitu juga perilaku di pasar internasional.
Salah satu ciri pokok konsumen tipe ini sebelum mengambil keputusan adalah
menjelaskan spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan dan sertifikat kualitas.
Dalam mengambil keputusan banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang berbeda,
oleh sebab itu diperlukan manajer pembelian yang dikhususkan untuk menangani urusan
pembelian barang/jasa. Orang – orang yang berpengaruh untuk pengambilan keputusan
antara lain pengguna, influencer, pembeli, pengambil kebijakan dan pengawas. Oleh
sebab itu dalam suatu entias bisnis dan organisasi diperlukan koordinasi antar bagian agar
kebutuhan tiap bagian dapat tetap terpenuhi dengan anggaran yang terbatas.
Penentuan kepada siapa akan membeli juga sangat krusial. Organisasi dan entitas bisnis
ini biasanya akan melakukan analisis terhadap vendor terlebih dahulu, agar mengetahui
kualitas produk yang ditawarkan dan dapat membandingkan harga dengan vendor lain
serta kesesuaian dengan spesifikasi produk yang diinginkan. Konflik secara etika bahkan
seringkali timbul dalam proses ini, sehingga pembelian biasanya dilakukan secara
terpusat.
Organisasi dan Entitas Bisnis sebagai Konsumen
Organisasi dan entitas bisnis yang berperan menjadi konsumen biasanya melakukan
pembelian dengan tiga pola, yakni pembelian baru/yang pertama kali dilakukan,
pembelian sesuai dengan spesifikasi dimasa laud an pembelian kembali produk yang
sama dengan beberapa modifikasi pada spesifikasi akan barang yang diinginkan.
Hubungan antara Penjual dan Pembeli dalam Pasar
Hubungan antara penjulan dan pembeli di pasar ini bisa dalam bentuk hubungan yang
cukup dekat sehingga memberikan efek mutual yang baik, dapat juga hubungan yang
yang baik seperti penjual dan pembeli umumnya, hubungan yang biasa saja atau ada juga
hubungan yang tidak terlalu berarti. Hubungan ini menggambarkan kedekatan antara
penjual dan pembeli bahkan bisa juga mempengaruhi volume barang yang dotransaksikan
dan besaran rupiah transaksi itu sendiri.
1. Manufaktur
Manufaktur adalah customer yang penting, karena biasanya manufaktur
banyak menyerap barang dan jasa. Tidak ada yang benar-benar besar dan harus
diutamakan karena manufaktur melakukan pembelian berdasarkan analisis
kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan untuk proses produksi. Sebagai tambahan
pengelompokan secara geografis akan sangat membantu dalam melayani
pelanggan seperti ini karena akan memudahkan proses ditribusi dan penyediaan
barang yang mereka butuhkan. Perlu diingat bahwa berhadapan dengan pihak
manufaktur, mereka sangat menjaga kerahasiaan perusahaan yang berkaitan
dengan persaingan usaha dan alasan lain. Oleh sebab itu sebagai mitra bisnis juga
berkewajiban menjaganya karena terkait dengan kepercayaan pelanggan.
2. Penyedia jasa
Konsumen yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa biasanya melakukan
pembelian tidak harus diformalkan. Artinya hubungan antara penjual dan pembeli
tidak terlalu terikat kontrak sebagaimana yang lazim jika bertransaksi dengan
manufaktur.
3. Pengecer dan Pedagang Besar
Pengecer dan pedagang besar dalam melakukan kegiatan pembeliannya
biasanya dipengaruhi kedekatan personal diantara para pegawai dibagian
marketing. Pembeli sangat perhatian dengan pengeluarannya (out put its
inventory). Hal ini terkait dengan sirkulasi barang dan tingkat ketersediaan barang
di gudang. Sehingga bisa saja sewaktu-waktu pesanan pembelian akan dilakukan
apabila jumlah barang yang ada digudang pengecer / pedagang besar sudah
menipis dan dirasa kurang untuk memenuhi permintaan konsumen relasinya
dalam waktu dekat.
4. Pemerintah
Pemerintah, untuk di Indonesia, merupakan prioritas dalam kegiatan bisnis
bagi sebagian produsen. Belanja pemerintah memiliki anggaran yang berlimpah.
Barang yang dibutuhkan pun beragam dan dalam jumlah yang besar. Kompetisi
diantara para pemasok biasanya diatur dalam aturan yang jelas, seperti harus
melewati serangkaian proses tender, pengajuan proposal penawaran, evaluasi dan
pengumuman pemenang tender. Apabila ingin bertransaksi dengan pemerintah di
Negara lain diperlukan persetujuan dan pendampingan dari pemerintah di Negara
tempat kedudukan berada. Sebab sudah masuk dalam ranah G to G, bukan lagi B
to B atau B to G.