filsafat ilmu fix

23
BAB 1 PENDAHULUAN Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Harold H. Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan ringkas mengenai hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat, disamping dikalangan ilmuwan sendiri terdapat perbedaan pandangan dalam hal sifat dan keterbatasan ilmu, dimikian juga dikalangan filsuf terdapat perbedaan pandangan dalam memberikan makna dan tugas filsafat. 1 Adapaun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan berfikir reflektif dalam upaya menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berfikiran terbuka serta sangat 1

Upload: maulidaangraini

Post on 17-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

referat filsafat

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Harold H. Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan ringkas mengenai hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat, disamping dikalangan ilmuwan sendiri terdapat perbedaan pandangan dalam hal sifat dan keterbatasan ilmu, dimikian juga dikalangan filsuf terdapat perbedaan pandangan dalam memberikan makna dan tugas filsafat. 1 Adapaun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan berfikir reflektif dalam upaya menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berfikiran terbuka serta sangat konsern pada kebenaran, disamping perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisisr dan sistematis. 1 Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia. 1 Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembangannya tergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu, oleh karena itu pemahaman bidang filsafat dan pemahaman ilmu menjadi sangat penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik, meski dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin yang tersendiri dan otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya. 1

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Filsafat Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah atau berarti. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala ilmu pengetahuan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta philosophy (Inggris). Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (menjadi kata sifat) bisa berarti teman kebijaksanaan (kata benda) atau induk dari segala ilmu pengetahuan. 2 Phytagoras (572-497 SM) dipercaya sebagai orang pertama yang memakai kata philosopia yang berarti pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom) bukan kebijaksanaan itu sendiri. Plato (427-347 SM) mengartikannya sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang hakiki lewat dialektika. Aristoteles (382322 SM) mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang kebenaran. Al-Farabi (870950) mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan hakekat alam yang sebenarnya. Descartes (15901650) mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentang Tuhan, alam dan manusia. Immanuel Kant (1724 1804) mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan. Menurut Kant ada empat hal yang dikaji dalam filsafat yaitu: apa yang dapat manusia ketahui (metafisika), apa yang seharusnya diketahui manusia (etika), sampai dimana harapan manusia (agama) dan apakah manusia itu (antropologi). 22.2 Ciri Berfikir Filsafat Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Ciri berfikir filsafat adalah: a. Radikal: berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar permasalahannya. b. Sistematik, berfikir yang logis, sesuai aturan, langkah demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh tanggung jawab. c. Universal, berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu tetapi mencakup seluruh aspek. d. Spekulatif, berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan bukti kebenaran yang difikirkannya. 22.3 Cabang Filsafat Filsafat mengkaji lima cabang utama yaitu: 1. Logika (hal yang benar dan salah) 2. Etika (hal yang baik dan buruk) 3. Estetika (hal yang indah dan jelek) 4. Metafisika (hakekat keberadaan zat, pikiran, dan kaitannya) 5. Politik (organisasi pemerintahan yang ideal) Kelima cabang ini berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang lebih spesifik. 22.4 Pengertian Filsafat Ilmu Filsafat Ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengtahuan ilmiah). Ilmu berasal dari bahasa Arab: alima, yalamu, ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata scientia (pengetahuan) atau scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu. 22.4 Definisi Pengetahuan dan Kebenaran Dalam Encyclopedia of Philosophy, pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui. Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf, mengerti, benar dan pandai. Pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar maka bukan pengetahuan tetapi kekeliruan atau kontradiksi. Pengetahuan merupakan hasil suatu proses atau pengalaman yang sadar. Pengetahuan (knowledge) merupakan terminologi yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Dengan demikian pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupannya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan. 2Tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah: 1. Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup. 2. Mengembangkan arti kehidupan. 3. Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri. 4. Mencapai tujuan hidup. Binatang pun mempunyai pengetahuan, tetapi hanya sekedar atau terbatas untuk melangsungkan hidup (tujuan survival). 2Pengetahuan ilmiah atau Ilmu, adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara khusus, bukan hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam dan luas mengetahui kebenarannya, tetapi masih berkisar pada pengalaman. Pada suatu saat, manusia ingin mengetahui sesuatu tentang dirinya, dunia sekitarnya, orang lain, yang baik dan yang buruk, yang indah dan jelek, dan macam-macam lagi. Jika ingin mengetahui sesuatu, tentu ada suatu dorongan dari dalam diri manusia yang mengajukan pertanyaan yang perlu jawaban yang memuaskan keingintahuannya. Dorongan itu disebut rasa ingin mengetahui. Sesuatu yang diketahui manusia disebut pengetahuan. Pengetahuan yang memuaskan manusia adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang tidak benar adalah kekeliruan. Keliru sering kali lebih jelek dari pada tidak tahu. Pengetahuan yang keliru dijadikan tindakan/perbuatan akan menghasilkan kekeliruan, kesalahan dan malapetaka. Sasaran atau objek yang ingin diketahui adalah sesuatu yang ada, yang mungkin ada, yang pernah ada dan sesuatu yang mengadakan. Dengan demikian manusia dirangsang keingintahuannya oleh alam sekitarnya melalui indranya dan pengalamannya. Hasil gejala mengetahui adalah manusia mengetahui secara sadar bahwa dia telah mengetahui. 2Pengetahuan Ilmiah atau Ilmu (science) pada dasarnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan sehari-hari yang dilanjutkan dengan suatu pemikiran cermat dan seksama dengan menggunakan berbagai metode. Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif yang bertujuan untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap gejala dan fakta melalui observasi, eksperimen dan klasifikasi. Ilmu harus bersifat objektif, karena dimulai dari fakta, menyampingkan sifat kedirian, mengutamakan pemikiran logik dan netral. Berbagai Pengertian Ilmu dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis. Paul Freedman dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan cermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dan mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri. S. Hornby mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta. Poincare, menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam arti definisi yang tersembunyi. 2Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau kriteria kebenaran. Ada tiga jenis kebenaran yaitu: kebenaran epistemology (berkaitan dengan pengetahuan), kebenaran ontologism (berkaitan dengan sesuatu yang ada atau diadakan), dan kebenaran semantic (berkaitan dengan bahasa dan tuturkata) Ada 4 teori kebenaran: yaitu teori Korespondensi, Teori Koherensi, Teori Pragmatisme, dan Teori Kebenaran Illahiah atau agama. Ketiga teori pertama mempunyai perbedaan paradigma. Teori koherensi mendasarkan diri pada kebenaran rasio, teori korespondensi pada kebenaran faktual, dan teori fragmatisme fungsional pada fungsi dan kegunaan kebenaran itu sendiri. 2 Tetapi ketiganya memiliki persamaan. Yaitu pertama, seluruh teori melibatkan logika, baik logika formal maupun material (deduktif dan induktif), kedua melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu, dan ketiga menggunakan pengalaman untuk mengetahui kebenaran itu. 1. Teori Korespondensi (Correspondence Theory of Truth) menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan/pendapat dengan objek yang dituju oleh pernyataan/pendapat tersebut. Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi aktual. Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu pernyataan (statement), persesuaian (agreement), situasi (situation), kenyataan (reality) dan putusan (judgement). Kebenaran adalah fidelity to objective reality. Atau dengan bahasa latinnya: edaequatio intelectus et rei (kesesesuaian pikiran dengan kenyataan). Teori ini dianut oleh aliran realis. Pelopornya Plato, Aristoteles dan Moore. Dikembangkan lebih lanjut oleh Ibnu Sina, Thomas Aquinas diabad skolastik, serta oleh Bertrand Russel pada abad Modern. Cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespondensi ini. 22.Teori Koherensi (The Coherence Theory of Truth) menganggap suatu pernyataan benar bila didalamnya tidak ada pertentangan, bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar. Dengan demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan itu dilaksanakan atas petimbangan yang konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya. Rumusan kebenaran adalah, truth is a systematic coherence, dan truth is consistency. Jika A = B dan B = C, maka A = C. Logika matematik yang deduktif memakai teori kebenaran koherensi ini. 2Logika ini menjelaskan bahwa kesimpulan akan benar, jika premis-premis yang digunakan juga benar. Teori ini digunakan oleh aliran metafisikus-rasionalis dan idealis. Teori ini sudah ada sejak pra Socrates, kemudian dikembangkan oleh Benedictus Spinoza dan George Hegel. Suatu teori dianggap benar apabila telah dibuktikan (justifikasi) benar dan tahan uji (testable). Kalau teori ini bertentangan dengan data terbaru yang benar atau dengan teori lama yang benar, maka teori itu akan gugur atau batal dengan sendirinya. 23. Teori Pragmatisme Teori pragmatism (the pragmatic theory of truth) menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia. Kaum pragmatis menggunakan kriteria kebenarannya dengan kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), dan akibat yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutlak/tetap, kebenarannya tergantung pada kerja, manfaat dan akibatnya. 2Akibat/hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah: 1. Sesuai dengan keinginan dan tujuan. 2. Sesuai dan teruji dengan suatu eksperimen. 3. Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada). Teori ini merupakan sumbangan paling nyata dari para filsuf Amerika. Tokohnya adalah Charles S. Pierce (18391914) dan diikuti oleh William James dan John Dewey (18591952). 24.Agama sebagai teori kebenaran. Ketiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan akal, budi, fakta, realitas dan kegunaan sebagai landasannya. Dalam teori kebenaran agama digunakan wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sebagai makluk pencari kebenaran, manusia dapat mencari dan menemukan kebenaran melalui agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Agama dengan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala persoalan manusia, termasuk kebenaran. 22.5 Filsafat Kedokteran Kedokteran (bahasa Inggris: Medicine) adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Dokter (dari bahasa latin yang berarti guru) adalah seorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit dapat disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran. Dengan begitu kata kedokteran berhubungan dengan penyembuhan. 3 Hakikat dari profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan jiwa untuk mengabdikan diri pada manusia berlandaskan moralitas yang kental, prinsip kejujuran, keadilan, empati keikhlasan, dan kepedulian sesama manusia. 3 Ilmu kedokteran secara bertahap berkembang di berbagai tempat terpisah. Pada umumnya masyarakat mempunyai keyakinan bahwa seorang yang terkena musibah dan sakit tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia memerlukan pertolongan dari orang lain setidaknya dari keluarganya atau dari orang yang dianggap mampu memberikan perawatan serta penyembuhan. Dokter di masa dulu, apapun sebutannya, merupakan profesi yang mempunyai kedudukan tinggi di masyarakat. Dengan filosofi semacam itu pula masyarakat modern masih melihat keberadaan dokter sebagai profesi yang mulia dan terhormat di jajaran sosialnya. 3 Ketika ilmu kedokteran semakin berkembang, dokter melakukan profesinya tidak lagi sendiri, dan semakin dilengkapi dengan berbagai peralatan termasuk sarana rumah sakit. Tugas dokter sesuai filosofinya adalah menjaga kesehatan serta mencegah penyakit lebih penting daripada sekedar menyembuhkan penyakit dengan cara berpikir yang sistematis: menjaga kualitas hidup pasien, menyembuhkan pasien, mengurangi dan menghilangkan penderitaan pasien, mengantarkan pasein ke dalam fase terakhir hidupnya (menghadap Tuhan). 3 Filosofi ilmu dan profesi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari tentang tubuh manusia secara utuh dalam keadaan sehat dan sakit serta upaya penyembuhannya. 3 Sifat yang penting dari seorang dokter adalah adanya belas kasihan dan cinta sesama manusia. Hanya orang yang baik dapat menjadi dokter yang baik. Dasar medicina adalah simpati dan keinginan untuk menolong orang lain dan apapun yang dilakukan dengan tujuan ini harus disebut medicine. Pada seorang dokter tidak hanya harus ada perasaan simpati yang ditujukan kepada seseorang, tetapi juga perasaan sosial yang ditujukan kepada masyarakat. 3 Seorang dokter harus dapat dengan tenang melakukan pekerjaannya dan harus mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri. Ia harus tangkas, harus mempunyai kepribadian yang kuat, sehingga dapat melakukan pekerjaan di dalam keadaan yang serba sulit. seorang pemikir dan mampu berpikir sendiri dan tidak hanya memakai hasil pikiran orang lain. Untuk berpikir secara ilmiah perlu sikap kritis. 3 Ia juga menasehatkan penderita, bagaimana caranya untuk mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Ia meyakinkan orang, bahwa mempertahankan kesehatan hanya mungkin dengan usaha sendiri, dan adanya kesediaan dan kemampuan melakukan usaha-usaha yang diperlukan. Untuk itu tidak hanya perlu pengetahuan tetapi juga kemauan. Juga orang harus mengetahui gunanya mempertahankan kesehatan dan yakin tentang kegunaan itu. 3

BAB 3RINGKASAN

Dilihat dari segi katanya filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai filsafat yang berkaitan dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus, namun demikian untuk memahami secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu, maka diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan memberi makna khusus tentang istilah tersebut. 2 Berfikir filsafati berarti berfikir untuk menemukan kebenaran secara tuntas. Analisis filsafati tentang filsafat ilmu harus ditekankan pada upaya keilmuan dalam upaya mencari kebenaran. Kebenaran terkait erat dengan aspek-aspek moral, seperti kejujuran. Analisis filsafati ilmu tidak bolah berhenti pada upaya untuk meningkatkan penalaran keilmuan, tetapi sekaligus harus mencakuyp pendewasaan moral keilmuan. 4 Filsafat ilmu mempunyai wilayah lebih luas dan perhatian lebih transenden daripada ilmu-ilmu. Oleh karena itu, filsafatpun memp[unyai wilayah lebih luas daripada peyelidikan tentang cara kerja ilmu-ilmu. Filsafat ilmu bertugas meneliti hakekat ilmu. Diantaranya paham tentang kepastian, kebenaran dan objektifitas. 4 Filsafat ilmu harus merupakan pengetahuan tentang ilmu yang didekati secara filsafati dengan tujuan untuk lebih memfungsionalkan wujud keilmuan, baik secaa moral, intelektual, maupun sosial. Filsafat ilmu harus mencakup bukan saja pembahasan mengenai ilmu itu sendiri beserta segenap perangkatnya, melainkan sekaligus kaitan ilmu dengan beberapa aspek kehidupan, seperti pendideikan, kebudayaan, moral sosiasl, dan politik. Demikian juga pembahasan yang bersifat analitis dari tiap-tiap unsur bahasan harus diletakkan dalam kerangka berfikir secara keleseluruhan.Dengan menunjukkan sketsa umum hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan serta garis besar mengenai kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan yang pada gilirannya melahirkan suatu cabang filsafat ilmu kiranya menjadi jelas bahwa filsafat ilmu bukanlah sekedar metode atau tata-cara penulisan karya ilmiah ataupun penelitian. Filsafat ilmu adalah refleki filsafati yang tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang memang tidak pernah akan habis dipikirkan dan tidak pernah akan selesai diterangkan. Hakikat ilmu adalah sebab fundamental dan kebenaran universal yang implisit melekat di dalam dirinya. Dengan memahami Filsafat Ilmu, berarti memahami seluk-beluk ilmu yang paling mendasar sehingga dapat dipahami pula perspektif ilmu, kemungkinan perkembangannya, keterjalinan antar (cabang) ilmu yang satu dengan yang lain, simplifikasi dan artifisialitasnya. 4Seorang dokter harus dapat dengan tenang melakukan pekerjaannya dan harus mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri. Ia harus tangkas, harus mempunyai kepribadian yang kuat, sehingga dapat melakukan pekerjaan di dalam keadaan yang serba sulit. seorang pemikir dan mampu berpikir sendiri dan tidak hanya memakai hasil pikiran orang lain. Untuk berpikir secara ilmiah perlu sikap kritis. Ia juga menasehatkan penderita, bagaimana caranya untuk mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Ia meyakinkan orang, bahwa mempertahankan kesehatan hanya mungkin dengan usaha sendiri, dan adanya kesediaan dan kemampuan melakukan usaha-usaha yang diperlukan. Untuk itu tidak hanya perlu pengetahuan tetapi juga kemauan. Juga orang harus mengetahui gunanya mempertahankan kesehatan dan yakin tentang kegunaan itu. 4

DAFTAR PUSTAKA

1. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta: 2008.2. Ibrahim, Slamet. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Sekolah Farmasi ITB, Bandung: 2008.3. Ismaun. Catatan Kuliah Filsafat Ilmu (Jilid 1 dan 2), UPI, Bandung: 2000.4. Surajiyo. Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar. Bumi Aksara, Jakarta: 2005.16