filsafat ilmu (4)

59
FILSAFAT ILMU (4) EPISTEMOLOGI FILSAFAT BARAT BAGIAN 2 Asep Zaenal Ausop

Upload: ryukenakuma1

Post on 14-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Filsafat

TRANSCRIPT

FILSAFAT ILMU (4) EPISTEMOLOGI FILSAFAT BARAT BAGIAN KEDUA

FILSAFAT ILMU (4)EPISTEMOLOGI FILSAFAT BARAT BAGIAN 2Asep Zaenal AusopNEOPOSITIVISMENeopostivime disebut juga Positivime Logis, atau Empirisme Logis; ialah suatu gerakan pemikiran filosofi untuk memperluas Positivisme Klasik dari Aguste Comte.Neopositivisme digagas oleh kelompok lingkaran Wina (Wiener Kreis, Vienna Circle), yang terdiri dari ahli-ahli ilmu pasti.Mesiu yang diperoleh Neopostivisme berasal dari tiga sumber, yakni (1). Pemikian Empirisme dan Positivisme dari David Hume, Mill, dan Ernest Mach. (2). Metode ilmu Empiris dari para saintis seperti Einstein (3). Logika simbolis dan analisis logis yang dikembangkan oleh Frege, Whitehead, Russel dan Wittgeinstein.

PANDANGAN FILS. NEOPOSITIVISMEHanya ada satu sumber pengetahuan, yakni pengalaman.Pengalaman adalah mengenal data melalui indera.Selain pengalaman, ada dalil-dalil logika dan matematika yang tidak dihasilkan melalui pengalaman.Dalil-dalil logika dan matematika tersebut berguna untuk mengolah data pengalaman inderawi sehingga menjadi suatu keseluruhan yang meliputi segala data.RAGAM PERNYATAN DALAM PANDANGAN NEOPOSITIVISMEDalam menentukan kebenaran perlu VERIFIKASI yakni pengukuhan oleh pengamatan empiris.Bagaimana memferifikasi pernyataan/ tanggapan? Pernyataan atau tanggapan terbagi dua:Pertama, Pernyataan bermakna (meaningful) ialah pernyataan yang bisa diverifiksi, dapat dikukuhkan dengan fakta-fakta.Kedua, Pernyataan tidak bermakna (meaningfuless) ialah pernyataan yang tidak dapat diverifikasi, seperti pernyataan pernyataan metafisika dan agama. Pernyataan tidak bermakna ini tidak bisa dibenarkan tetapi tak dapat juga disalahkan. Suatu pernyataan dikatagorikan benar jika didukung fakta-fakta. Sebaliknya suatu pernyataan dikatagorikan salah, jika bertentangan dengan fakta-fakta.VERIFIKASI SEBAGAI GARIS DEMARKASIPernyataan yang dianggap mengandung kepastian mutlak seperti pernyataan :kebenaran mutlak, Kepastian yang tak dapat diragukan, Ini adalah Kenyataan, semua itu merupakan pernyataan yang tidak bermakna. Itu semua merupakan sisa-sisa ungkapan metafisika yang harus dibuang.Garis demarkasi yang membedakan pernyataan bermakna (meaningful) dengan pernyataan yang tidak bermakna (meanigfulless) adalah bisa tidaknya pernyataan itu dierifikasi.Dampak positive pemikiran neopostivisme adalah, para ahli metafisika lebih berhati-hati dalam pemakaian bahasa mereka untuk mengungkapkan pernyataan-pernyataan.

FENOMENOLOGIFilsafat fenomenologi muncul awal abad 20. Penggagas dasarnya adalah EDMUND HUSSERL (1859-1938) seorang filosouf Jerman.Dasar filsafat Fenomenologi berasal dari (1). Pembedaan antara Noumena (alam yang sesunggunya) dan Fenomena (alam yang nampak terlihat) dari Immanuel Kant (2). Pengembangan Phenomenology of Spirit-nya Hegel.Tujuan Husserl adalah memberikan landasan pemikiran falsafati pada persoalan-persoalan teoritis demi mencapai kebenaran. Menurut Husserl : Dalam filsafat tidak ada kesepakatan karena tidak ada metode yang tepat sebagai pegangan yang dapat diandalkan sehingga perlu menciptakan FENOMENA yang menampakkan diri dengan realitas yang sesungguhnnya tanpa memanipulasinya.Untuk mengembangkan metode Fenomenologi itu seorang filosouf harus memusatkan perhatiannya kepada fenomena itu tanpa praduga apapun (Zu den sachen selbst = terarah pada benda itu). Biarkanlah benda itu sendiri yang mengungkapkan hakikat dirinya sendiri.Husserl : Konstitusi adalah proses tampaknya fenomena pada kesadaran. Konstitusi adalah aktivitas kesadaran yang memungkinkan tampaknya realitas.Contoh : melihat gunung tergantung dari perspektif mana melihatnya, dari sebelah timur atau barat, dari utara, selatan atau dari atas. Deskripsi tentang gunung akan berbeda tergantung dari persepktif yang melihatnya.Bagi persepsi, gunung adalah sintesis semua perspektif karena dalam persepsi, objek gunung telah dikonstitusi.Hakikat fenomena yang sesungguhnya berada di balik yang menampakkan diri itu. Pengamatan pertama (first Look) belum sanggup membuat fenomena itu mengungkapkan hakikat dirinya sendiri. Oleh karena itu diperlukan pengamatan kedua (second look) yang disebut pengamatan intuisi.Seorang filosouf harus dapat menyingkirkan subjektifitas yang akan menghambat bagi fenomena itu untuk mengungungkapkan hakikat dirinya sendiri.Dalam menganalisis fenomena, perhatian pengamat harus senantiasa terarah kepada sisi yang paling fundamental dan segala sesuatu yang bersifat paling hakiki.EKSISTENSIALISMEEksistensialisme adalah filsafat keberadaan, yakni filsafat yang :a). menolak pemutlakan akal budi dan menolak rasionalisasi pemikiran yang abstrak tentang kebenaran.b). Berusaha memahami eksistensi (keberadaan) manusia dalam dunia dan dalam situasi yang khusus dan unik.c). Titik berat pemikirannya adalah harkat individu sejati.d). Metode yang dipakainya disebut metode eksistensial, yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran KIERKEGAARD (1813-1855) yang diwarnai pemikiran teologi.

Eksistensialisme muncul sebagai reaksi atas perilaku manusia modern yang sibuk mengejar materi dengan mengesampingkan nilai-nilai eksistensial kemanusiaan.Menurut Kierkegaard: Setiap manusia membawa kepenuhan eksistensi manusiawinya. Kepenuhan eksistensi kemanusiaan itu terwujud pada keputusan bebas manusia. Manusia bebas menentukan langkahnya sendiri dalam hadirat Tuhan.Eksistensialisme berpendapat bahwa kebenaran subjektif jauh lebih penting dari pada kebenaran ilmiah objektif. Kebenaran harus bersifat personal dan tidak semata-mata proporsional.Siapapun tidak dapat memperoleh kebenaran hanya dengan menonton atau melakukan observasi tanpa berperan serta dalam kehidupan itu sendiri.Fakta yang dihasilkan dengan percobaan di dalam tabung itu penting, tetapi jauh lebih penting eksistensi manusia yang melakukaan percobaan itu.Bagi eksistensialisme, nilai lebih penting daripada fakta.Dapat dikatakan bahwa metode eksistensialisme adalah kebalikan dari metode ilmiah tradisional yang mengosentrasikan pandangannya kepada apa yang terjadi pada tabung percobaan, sedangkan eksistensialisme mengonsentrasikan pandangannya kepada manusia yang melakukan percobaan itu.EKSISTENSIALISME SEBAGAIPARADIGMA BARUParadigma :an entire constellation of belief, value, and techniques, and so on, shared by the member of a given community.Paradigma adalah grundmodel (model dasar) yang digunakan untuk memandang dan merancang sesuatu.Paradigma tampak sebagai hasil koreksi atau revisi atas suatu tradisi yang sedang berlangsung.Eksistensialisme sebagai paradigma baru, lahir sebagai hasil koreksi dan revisi atas filsafat tradisional Barat yang lebih mementingkan pengetahuan objektif ilmiah daripada eksistensi manusianya. Juga reaksi atas masyarakat modern yang berwatak teknologi serta totalitarianisme yang impersonal (mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan).Perenungan eksistensialisme adalah manusia konkret dan lokal, bukan manusia yang abstrak, konseptual dan universal sebagaimana filsafat abad-abad silam.Jika Descartes mengatakan :Saya berpikir maka saya ada dibalikan oleh eksistensialisme menjadi Saya ada, maka saya berpikirEksistenislisme terbagi dua, eksistensialisme yang theistik dan eksistensialisme yang atheistik.EKSISTENSIALISME THEISTIKEksistensialisme Theistik dirintis oleh SOREN A. KIERKEGAARD. Menurutnya, perjalanan manusia dalam mencari eksistensi dirinya akan merasa hampa karena tidak bisa menemukan makna hidupnya. Menurutnya, manusia itu mengalami tiga tahapan hidup, yakni atheistik, theistik dan religious.Menurut KARL JASPERS : Dalam gerak memenuhi eksistensinya manusia sadar bahwa ia memiliki keterbatasan, serta tidak mampu mengatasi keterbatasan tersebut terutama dalam fenomena kematian. Selanjutnya, manusia menyadari bahwa ada sesuatu yang mendasari hidupnya, yaitu being yang transenden, yakni Tuhan.

EKSISTENSIALISME ATHEISTIKJEAN PAUL SARTRE, mengingkari Tuhan mengikuti jalan pikiran NIETZCHE.Menurut Sartre, manusia memiliki kebebasan untuk membentuk diri dan masyarakat dengan kemauan dan tindakannya, karena manusia memiliki akal budi dan keberanian. Manusia tidak memiliki sandaran keagamaan dan tidak boleh mengandalkan kekuatan di luar dirinya.KARAKTERISTIK EKSISTENSIALISME :REVISI ATAS METERIALISME DAN IDEALISMEEksistensialisme merupakan revisi kritis terhadap materalisme. Materealisme memandang manusia sebagai tidak berbeda dengan benda-benda lain, tak lebih dari sekedar materi yang merupakan akibat proses unsur-unsur kimia.Eksistensialisme menyangkalnya, menurutnya, jasad manusia hanyalah aspek bukan keseluruhan. Merealisme telah menolak manusia sebagai suatu keseluruhan, berarti materalisme telah melakukan detotalisationEksistensialisme merupakan revisi kritis terhadap idealisme. Descartes sebagai tokoh idealisme berpendapat bahwa manusia itu adalah semata-mata kesadarannya. Kesadaran itu tidak berhubungan dengan alam jasmani. Dalam kesadaran itulah terdapat ide-ide. Idealisme menegaskan bahwa setiap pikiran tentang dunia luar pada hakikatnya hanya nonsens belaka.Eksistensilisme menyangkalnya. Menurutnya, betul manusia sebagai subjek tetapi ia tidak bermakna ketika tidak berhubungan dengan objek. Jadi manusia itu merupakan subjek sekaligus objek bukan salah satu dari keduanya.KARAKTERISTIK EKSISTENSIALISME : MENEKANKAN ORSINALITAS INDIVIDUEksistensialisme menekankan orsinilitas individu. Dalam pandangan eksistensialisme eksistensi individu merupakan sesuatu yang unik dan orisinal. Eksistensialisme mengritik Hegel. Dalam pandangan Hegel, realitas yang benar adalah realitas rasional sebagai keseluruhan atau totalitas, oleh karena itu unsur atau bagian yang membentuk keseluruhan itu tidak penting, karena telah diserap habis oleh totalitas. Jadi, tidak ada tempat bagi manusia individual. Hal ini ditentang oleh eksistensialime.Menurut Eksistensialisme, dialektika rasional Hegel itu telah menghancurkan unsur-unsur individual dengan meniadakan perbedaan individu. Bagi eksistensialisme, keakuan individu itu tidak lebur dalam kesatuan rasional, tetapi setiap pribadi tampil dalam orsinalitas dan keunikannya masing-masing. Orsinalitas dan keunikan individu ini merupakan eksistensi manusia yang hakiki .Ke-Aku-an yang menjadi ciri orsinalitas individu adalah kebebasan mutlak untuk memilih dan memutuskan, tanpa harus tunduk dan di atur oleh sesuatu yang lain.Manusia tidak memiliki kodrat atau hakikat yang sudah jadi tetapi selalu dengan bebas menjadikan dirinya sendiri. Manusia akan bermakna ketika merealisasikan eksistensinya.

EKSISTENSIALISME;FENOMENOLOGI SBG METODA DAN ONTOLOGIFenomenologi sebagai metoda, karena digunakan untuk menganalisis eksistensi.Fenomenologi sebagai ontologi, karena eksistensialisme menafsikan yang ada (being).MENGENAL MARTIN HEIDEGGERMartin Heidegger, lahir di Messkirch Baden, Jerman 26 Sept. 1889. Ia sempat berkenalan dan berhubungan langsung dengan Husserl.Pada akhir abad 19 terjadi pergulatan antara positivisme dengan materalisme. Banyak orang ingin melepaskan diri dari pergulatan itu dan mencari hal yang baru. Mereka menemukannya pada ajaran Thomas dan Immanuel Kant.Lahirlah Neokantianisme dengan tokoh Hermann Cohn, Wilhelm Windelband, Heinrich Rickert, Paul Naptorp, Ernest Cassiner. Dalam hal ini Heidegger banyak terinspirasi oleh Heinrich Rickert,

Heidegger : Bertemu Husserl, lalu mendalami fenomenologi.Berdialog dengan Kierkegaard, ia banyak mendalami fenomenologi. Ia banyak mengumpulkan dan mempelajari karya Dilthey, sehingga mendalami Hermeunetika.Pemikiran Heidegger bercorak ontologis Humanis yang memusatkan perhatian pada eksistensi manusia.

MADZHAB FRANKFURT dan MARXISMEMadzhab Frankfurt adalah sekelompok ahli yang berkerja pada lembaga penelitian sosial di Frankfurt Jerman. Sebagian ahlinya bersimpati kepada marxisme bahkan sebagian lagi menjadi anggota komunis Jerman.Marx Horkheimer, direktur lembaga tersebut (1930) dan beberapa temannya merevisi teori kritik Kant. Selanjutnya teori madzhab Frankfurt inilah yang menjadi dasar pengembangan teori kritis JURGEN HEBERMAS (lahir tahun 1929, di Gummeresbach, Jerman).

Jurgen Hebermas banyak aktif dalam gerakan mahasiswa kiri di universitas Frankfurt, walaupun hanya sebagai pemikir kritis. Ia mengecam gerakan mahasiswa sebagai gerakan picik sehingga secara langsung dan dramaris konflik dengan mahasiswa.Para filosouf praktis menolak menjadi guru termasuk Hebermas sehingga mahasiswa kecewa karena mahasiswa sedang mencari ideologi yang mendukung gerakan perlawanan terhadap sistem masyarakat kapitalismne tua.

Lantas ia pindah ke institut Max plank. Di sini ia banyak menulis soal marxisme dengan isi, jalan, gaya, dan prinsip yang berbeda dengan pendahulunya. Filsafat Kritis Hebermas didasari oleh kritik Marx. Filsafat Kritis Hebermas bersifat praktis, dalam arti sebagai komunikasi yang mewujudkan kehidupan nyata masyarakat.Hebermas mengintegrasikan linguistic analysis dalam teori Kritis. Tahun 1980 karyanya The Theory of Communicative Action, adalah usaha untuk mendialogkan teori kritisnya yang disebut TEORI TINDAKAN KOMUNIKATIFFILSAFAT KRITIS JURGEN HEBERMASHampir semua filosouf menulis etika. Etika yang dikembangkan oleh Aristotels dikatagorikan teleologis, sedangkan etika yang dikembangkan Kant disebut deontologis. Pandangan etika Hebermas bersifat distingtif.Teori Kritik Hebermas didasarkan kepada kritik Marx yang menekankan emansipatoris untuk merekonstruksi teori kritik madzhab Frankfurt yang sempat macet. Rumusan etika Hebermas berpijak pada landasan yang dibangun Kant sehingga oleh Grace Clament dianggap sebagai Neokantian.Pemikiran Kritis madzhab Frankfurt terbagi dua gelombang; Gel. I dipelopori oleh Horkheimer, Adomo, Marcuce, Lowenthal, dan Polloc. Gel II dipelopori oleh Hebermas. Hebermas adalah pembaharu teori kritis madzhab Frankfurt.

KRITIK HEBERMAS TERHADAP TEORI KRITIK MARXBerpikir dialektis berarti berpikir dalam kerangka kesatuan teori dan praktik.Hebermas mengkritik teori kritik Marx. Menurutnya, Kaum ploletar yang terasing dan cacat secara sosial tidak dapat diharapkan membuat komuniktas yang sejati. Menurut Marx, negara akan lenyap jika masyarakat komunis bisa direalisasikan. Hebermas menolak teori ini. Menurutnya, negara tak dapat dipisahkan dari masyarakat, karena negara adalah produk masyarakat demikian pula sebaliknya.Walaupun Hebermas mengkritik Marx tetapi ia tetap ingin mendasarkan teori kritiknya kepada kritik Marx.KRITIK HEBERMAS TERHADAP IDEOLOGI FREUDMetode Psikoanalisis Hebermas mengambil inspirasi dari Pasikoanalisis Freud. Hebermas menyebut psikoanalisisnya sebagai Refleksi diri Metodis atau refleksi dalam yakni berupa kegiatan membongkar kepentingan/pamrih yang ada dalam diri. Membuang dominasi dan represi dari subjek sehingga ia dapat berpikir secara bebas dan rasional.

KRITIK MADZHAB FRANKFURT

Madzhab Frankfurt bertitik tolak dari semangat Aufkrarung bermaksud mengembangkan teori kritis agar masyarakat benar-benar terhindar dari irrasionalisme.Menurut madzhab Frankfurt:(1). Ilmu-ilmu sosial itu bebas nilai.(2). Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan ilmiah, pengetahuan itu hanya bisa diperoleh dengan metode-metode ilmu alam. (3). Objektivitas filsafat dan ilmu-ilmu sosial adalah semu karena di belakangnya tersembunyi kepentingan penguasa yang tidak boleh diganggu.EMPAT CIRI FILS.KRITIS MADZHAB FRANKFURTFungsi teori kritis madzhab Frankfurt adalah emansipatoris (keterlibatan) dengan empat ciri :Pertama, Teori Kritis bersifat historis. Artinya berpijak pada kenyataan situasi masyarakat yang konkret yang tidak manusiawi.Kedua, ada keterlibatan historis para pemikirnya.Ketiga, Memiliki kecurigaan kritis terhadap masyarakat aktual. Maksudnya mengkritik keadaan masyarakat yang menutup-nutupi kedok manipulasi dan ketimpangan.Keempat, bermaksud praktis, yakni untuk mendorong tarnsformasi masyarakat.Dengan demikian teori Kritis Madzhab Frankfurt ini tidak netral.KRITIK HEBERMASTERHADAP MARXISMEHebermas merekonstruksi pandangan-pandangan Hegelian Marxist. Marx telah mereduksi manusia kepada makhluk kerja. Menurut Hebermas, kerja saja tidak cukup tetapi perlu komunikasi. Kerja berhubungan dengan produksi, sedangkan komunikasi berhubungan dengan sesama manusia. Hipotesis antropologis Hebermas kerja dan komunkasi adalah syarat-syarat masyarakat yang tak dapat direduksi.Lahirlah teori komunikasi dan etika Hebermas yang didasarkan kepada rasionalitas komunikatif untuk mengatasi ketimpangan rasionalitas instrumentalis.

TEORI KOMUNIKASIHEBERMASTeori Komunikasi Hebermas berupaya mengatasi ketimpangan konsep rasionalitas teknis dari kaum positivisme yang membatasi pengetahuan kepada yang sangat bersifat scientifistis.Teori komunikasi Hebermas menekankan komunikasi secara inhern untuk tercapainya saling pengertian, selanjutnya tercapainya konsensus nasional.Bagi Hebermas, komunikasi memiliki dimensi edukatif dan etis.DIMENSI EDUKATIF DAN ETISDALAM KOMUNIKASIDalam pandangan Jurgen Hebermas, ada beberapa point yang menjadi dimensi edukatif dan etis dalam komunikasi yaitu :

1). Kepentingan (interest)2). Rasio dan rasionalitas3). Kebenaran dan kebenaran rasional4). Diskursus, dan 5). EmansipasiPertama, KEPENTINGAN (interest): Setiap orang tidak bisa terlepas dari kepentingan termasuk para partisipan dalam komunikasi. Demikian pula dalam penelitian ilmu empiris tetap tidak bebas nilai. Mengapa ? Karena dalam menjalankan penelitian itu, para ilmuwan sudah diarahkan oleh kepentingan teknis untuk menguasai proses-proses yang dianggap objektif.Ilmu Historis Hermeneutis yang berusaha memahami makna bukan menjelaskan fakta yang diobservasi, juga tidak bisa bebas nilai, karena para peneliti hermeneutis bisa diarahkan oleh kepentingan yang sifatnya praktis untuk mencapai saling pengetian dan konsensus antara dunia makna yang ditafsirkan dengan dunia makna saat ini. Demikian juga ilmu-ilmu kritis dalam khazanah ilmu pengetahuan, tidak bebas nilai, karena setiap kegiatan teoritis yang melibatkan pola subjek-objek selalu mengandung kepentingan tertentu.

Kedua, Rasio dan rasionalitas: Hebermas membagi rasionalitas menjadi tiga:Rasionalitas instrumental : Rasionalitas Marx menggunakan paradigma kerja. Rasionalitas demikian oleh Hebermas disebut rasio instrumental atau rasionalitas untuk menguasai alam.Rasionalitas bertujuan: Setiap tindakan manusia selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang paling masuk akal.Rasionalitas komunikatif : Manusia berinteraksi melalui simbol-simbol yang dipahami secara intersubjektif seperti bahasa. Rasionalitas komunikatif bukan hanya mengatasi pandangan subjektif yang berbeda, melainkan mempersatukan juga dunia objektif dan intersubjektif dunia kehidupan mareka. Rasionalitas komunikatif adalah tindakan yang diorientasikan kepada tiga hal yakni validiitas (keilmuan), moral dan estetika.Ketiga : Kebenaran rasional : Orang-orang yang berkomunikasi (berdialog) harus konsensus terlebih dahulu tentang validasi kebenaran rasional yang disepakati, baik melalui evidensi fakta maupun logika argumentasinya.Keempat : Diskursus: Dalam dialog, akan terjadi saling menguji validasi kebenaran dan memberi peluang kepada partisipan untuk mengkritik latarbelakang konsensus yang dituju pada sistem kepercayaan, norma, nilai atau ideologi, yang diterima selaku benar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, setiap partisipan harus mau menerima argumentasi lawan bicaranya karena tujuan dialog adalah untuk mencari kebenaran bukan untuk saling menjatuhkan.

Kelima : Emansipasi : Emansipasi adalah proses peralihan yang dialami seseorang dari ketidaktahuan menjadi tahu. Dalam dialog, harus terjadi proses pencerahan atas ketidaktahuan akibat dogmatisme. Jalan yang ditempuh untuk pembebasan dari dogmatisme adalah refleksi diri. ETIKA HEBERMASUNTUK PENCERAHAN PEMBANGUNANPola pembangunan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan harus didialogkan dan dikomunikasikan oleh para pengambil kebijakan dengan berbagai pihak termasuk teknokrat, LSM, kaum agama dan opini publik sehingga dapat terhindar dari ketegangan-ketegangan.Komunikasi ini berfungsi sebagai pencerahan, kontrol, evaluasi problem, serta mencari alternatif solusi. Dalam komunikasi itu, semua pihak dilatih berpikir kritis (bukan anarkis)

PENUTUPPada hakikatnya, filsafat ilmu adalah hasil pemikiran yang KRITIS. Pandangan demi pandangan dikritik dan dikritik lagi.Tesa disangkal melahirkan antitesa, disangkal lagi lahirlah sintesa, demikian seterusnya.Tidak ada hasil pemikiran manusia yang final apalagi sempurna, semuanya saling melengkapi.Tuhan hanya memberi ilmu kepada masing-masing orang sedikit saja. Jika ingin bertambah sedikit lagi, pelajari ilmu agama.TERIMA KASIH.FILSAFAT KRITIS HEBERMAS