filosofi manajemen sumberdaya manusia dan keunggulan kompetitif

14
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 1 FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF : SUMBERDAYA MANUSIA PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES DAPAT MENDUKUNG KEUNGGULAN KOMPETITIF Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang ABSTRACT This article explains human resource management philosophy can support competitive advantage. Based human resource management model, human resource management philosophy is to make human resource of professional, welfare, high performance, and success career. This article can know that human resource management philosophy is to make human resource of professional, welfare, high performance, and success career can support competitive advantage. Keywords : human resource management philosophy and competitive advantage I. TEORI MANAJEMEN STRATEGIK DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF (COMPETITIVE ADVANTAGE) Teori relativitas Albert Einstein membantu ahli fisika mengelola (me- management) atom. Teori manajemen membantu manajer mengelola (me- management) organisasi. Teori manajemen strategik membantu manajer strategik mengelola (me-management) strategi organisasi. Apakah pengertian manajer strategik ?. Manajer strategik adalah manajer yang bekerja pada bidang manajemen strategik. Manajer strategik yang paling penting dan paling kelihatan adalah manajer puncak. Manajer puncak (manajer eksekutif) ialah manajer tingkatan paling tinggi dalam organisasi yang bertanggung jawab mengelola (me-management) seluruh pekerjaan organisasi. Manajer strategik memiliki banyak nama spesifik (nama khas) yaitu presiden direktur, direktur utama, dan chief executive officer (CEO).

Upload: ryojamun

Post on 17-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Manajemen Sumber Daya Manusia

TRANSCRIPT

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    1

    FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA DAN

    KEUNGGULAN KOMPETITIF : SUMBERDAYA MANUSIA

    PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN

    KARIER SUKSES DAPAT MENDUKUNG KEUNGGULAN

    KOMPETITIF

    Oleh : Drs. Arrizal, M.Si

    Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang

    ABSTRACT

    This article explains human resource management philosophy can

    support competitive advantage. Based human resource management model,

    human resource management philosophy is to make human resource of

    professional, welfare, high performance, and success career. This article can

    know that human resource management philosophy is to make human resource

    of professional, welfare, high performance, and success career can support

    competitive advantage.

    Keywords : human resource management philosophy and competitive advantage

    I. TEORI MANAJEMEN STRATEGIK DAN KEUNGGULAN

    KOMPETITIF (COMPETITIVE ADVANTAGE)

    Teori relativitas Albert Einstein membantu ahli fisika mengelola (me-

    management) atom. Teori manajemen membantu manajer mengelola (me-

    management) organisasi. Teori manajemen strategik membantu manajer

    strategik mengelola (me-management) strategi organisasi. Apakah pengertian

    manajer strategik ?. Manajer strategik adalah manajer yang bekerja pada bidang

    manajemen strategik. Manajer strategik yang paling penting dan paling kelihatan

    adalah manajer puncak. Manajer puncak (manajer eksekutif) ialah manajer

    tingkatan paling tinggi dalam organisasi yang bertanggung jawab mengelola

    (me-management) seluruh pekerjaan organisasi. Manajer strategik memiliki

    banyak nama spesifik (nama khas) yaitu presiden direktur, direktur utama, dan

    chief executive officer (CEO).

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    2

    Apakah pekerjaan manajer strategik ?. Ada tiga pendapat tentang

    pekerjaan manajer strategik. Pertama, secara sederhana, pekerjaan manajer

    strategik adalah manajemen strategik. Secara sederhana pula, manajemen

    strategik adalah pekerjaan manajer strategik. Kedua, pekerjaan manajer strategik

    adalah manajemen strategik, yang terdiri dari empat pekerjaan yaitu merencana

    strategi, mengorganisasi strategi, memimpin strategi, dan mengawas strategi

    (Robbins dan Coulter, 2002 : 198). Ketiga, pekerjaan manajer strategik adalah

    manajemen strategik, yang terdiri dari tiga pekerjaan yaitu merumuskan strategi,

    mengimplementasikan strategi, dan mengevaluasi strategi (David, 2002 : 5)

    Apakah pengertian manajemen strategik ?. Ada tiga pengertian

    manajemen strategik. Pertama, secara sederhana, manajemen strategik adalah

    pekerjaan manajer strategik. Secara sederhana pula, pekerjaan manajer strategik

    adalah manajemen strategik. Kedua, manajemen strategik adalah sekelompok

    keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang

    organisasi (Robbins dan Coulter, 2002 : 198). Ketiga, manajemen strategik ialah

    seni dan ilmu untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi

    keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai

    tujuannya (David, 2002 : 5).

    Teori manajemen strategik membantu manajer strategik mengelola (me-

    management) strategi organisasi. Ada tiga jenis strategi organisasi. Pertama,

    strategi tingkatan korporasi (corporate-level strategy) (grand strategy) ialah

    strategi organisasi yang menentukan bisnis perusahaan (businesses a company)

    yang seharusnya dimasuki atau ingin dimasuki. Ada empat jenis strategi

    tingkatan korporasi (corporate-level strategy) (grand strategy) yaitu strategi

    ekspansi (expansion strategy), strategi stabilitas (stability strategy), strategi

    defensif (defensive strategy), dan strategi diversifikasi (diversification strategy).

    Kedua, strategi tingkatan perusahaan (business-level strategy) ialah strategi

    organisasi yang menentukan strategi kompetitif (competitive strategy) tiap

    perusahaan (each of business). Strategi kompetitif (competitive strategy)

    bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage).

    Ada tiga jenis strategi tingkatan perusahaan (business-level strategy) yaitu

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    3

    strategi kepemimpinan biaya (cost leadership strategy), strategi diferensiasi

    (differentiation strategy), dan strategi focus (focus strategy). Ketiga strategi

    tingkatan fungsional (functional-level strategy) ialah strategi organisasi yang

    menentukan strategi mendukung (support strategy) terhadap strategi tingkatan

    perusahaan (business-level strategy) atau strategi kompetitif (competitive

    strategy). Strategi tingkatan fungsional (functional-level strategy) harus

    mendukung (support) strategi tingkatan perusahaan (business-level strategy)

    atau strategi kompetitif (competitive strategy). Ada lima jenis strategi tingkatan

    fungsional (functional-level strategy) yaitu strategi manajemen produksi, strategi

    manajemen pemasaran, strategi manajemen keuangan, strategi manajemen

    sumberdaya manusia, dan strategi manajemen riset dan pengembangan (Robbins

    dan Coulter, 2002 : 206 - 216).

    Strategi tingkatan perusahaan (business-level strategy) ialah strategi

    organisasi yang menentukan strategi kompetitif (competitive strategy) tiap

    perusahaan (each of business). Strategi kompetitif (competitive strategy)

    bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage).

    Ada tiga pengertian keunggulan kompetitif (competitive advantage). Pertama,

    keunggulan kompetitif (competitive advantage) ialah sisi khas (distinct edge)

    organisasi yang datang dari kompetensi inti dan kecakapan proses bisnis

    organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain

    (Robbins dan Coulter, 2002 : 206 216 ; Kotler, 2002 : 49 - 50). Kompetensi

    inti organisasi adalah organisasi melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan

    organisasi lain, atau melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan organisasi lain,

    atau organisasi memiliki asset dan sumberdaya yang tidak dimiliki organisasi

    lain. Kompetensi inti organisasi biasanya merupakan keunggulan (advantage)

    dalam bidang manajemen produksi dan teknologi produksi (Robbins dan

    Coulter, 2002 : 206 216. Kecakapan proses bisnis adalah biasanya merupakan

    keunggulan (advantage) dalam bidang manajemen bisnis (Kotler, 2002 : 49 -

    50). Kompetensi inti organisasi dan kecakapan proses bisnis dapat menciptakan

    keunggulan kompetitif (competitive advantage) organisasi (Robbins dan Coulter,

    2002 : 206 216 ; Kotler, 2002 : 49 - 50). Kedua, keunggulan kompetitif

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    4

    (competitive advantage) ialah faktor apa saja yang dapat membedakan produk

    dan jasa suatu organisasi dengan produk dan jasa organisasi pesaing untuk

    mencapai tujuan jangka panjang (David, 2002). Ketiga, keunggulan kompetitif

    (competitive advantage) ialah segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik

    oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya (David,

    2006 : 11)

    Berdasarkan tiga jenis strategi organisasi di atas (Robbins dan Coulter,

    2002 : 206 - 216), maka dapat diketahui bahwa strategi manajemen sumberdaya

    manusia (human resource management strategy) merupakan salah satu strategi

    tingkatan fungsional (functional-level strategy) yang mendukung (support)

    strategi tingkatan perusahaan (business-level strategy) atau strategi kompetitif

    (competitive strategy). Strategi kompetitif (competitive strategy) bertujuan untuk

    menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage) (Robbins dan

    Coulter, 2002 : 206 - 216). Pekerjaan pertama manajer sumberdaya manusia

    dalam mengelola (me-management) strategi manajemen sumberdaya manusia

    adalah membuat visi atau filosofi atau cita-cita manajemen sumberdaya manusia

    (David, 2002 : 5). Visi atau filosofi atau cita-cita manajemen sumberdaya

    manusia adalah manajer sumberdaya manusia perlu menciptakan pegawai yang

    bermotivasi kerja tinggi (Dessler, 1986 : 17 22). Motivasi adalah kesediaan

    (willingness) melakukan usaha tingkat tinggi (high levels of effort) guna

    mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut

    memuaskan (satisfy) kebutuhan (need) sejumlah individu (Robbins dan Coulter,

    2002 : 424 - 425). Dengan kalimat lain, visi (filosofi) manajemen sumberdaya

    manusia adalah manajer sumberdaya manusia perlu menciptakan pegawai yang

    profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan karier sukses. Dengan demikian

    strategi manajemen sumberdaya manusia (human resource management

    strategy) dan filosofi manajemen sumberdaya manusia (human resource

    management philosophy) dapat mendukung (support) strategi kompetitif

    (competitive strategy) untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive

    advantage).

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    5

    II. TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA DAN STRATEGI

    MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

    Teori relativitas Albert Einstein membantu ahli fisika mengelola (me-

    management) atom. Teori manajemen membantu manajer mengelola (me-

    management) organisasi. Teori manajemen sumberdaya manusia membantu

    manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya

    manusia organisasi. Apakah pengertian manajer sumberdaya manusia ?. Ada dua

    pengertian manajer sumberdaya manusia. Pertama, manajer sumberdaya

    manusia adalah manajer yang bekerja pada bidang manajemen sumberdaya

    manusia. Kedua, manajer sumberdaya manusia adalah manajer yang mengelola

    (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange

    process) (Yukl, 2002 : 241). Proses pertukaran (exchange process) adalah

    pertukaran (exchange) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau

    pertukaran (exchange) antara profesionalisme dengan imbalan kerja

    (kompensasi) (kesejahteraan) (Yukl, 2005 : 241). Manajer sumberdaya manusia

    memiliki banyak nama spesifik (nama khas) yaitu kepala kepegawaian, kepala

    personalia, direktur sumberdaya manusia, kepala departemen sumberdaya

    manusia, menteri pendayagunaan aparatur negara, dan kepala badan

    kepegawaian daerah.

    Apakah pekerjaan manajer sumberdaya manusia ?. Pertama, secara

    sederhana, pekerjaan manajer sumberdaya manusia adalah manajemen

    sumberdaya manusia. Secara sederhana pula, manajemen sumberdaya manusia

    adalah pekerjaan manajer sumberdaya manusia. Kedua, pekerjaan manajer

    sumberdaya manusia adalah manajemen sumberdaya manusia, yang terdiri dari

    12 pekerjaan yaitu analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai,

    seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji,

    pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas

    kehidupan kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai untuk

    mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 2 3).

    Apakah pengertian manajemen sumberdaya manusia ?. Ada dua

    pengertian manajemen sumberdaya manusia. Pertama, secara sederhana,

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    6

    manajemen sumberdaya manusia adalah pekerjaan manajer sumberdaya

    manusia. Secara sederhana pula, pekerjaan manajer sumberdaya manusia adalah

    manajemen sumberdaya manusia. Kedua, manajemen sumberdaya manusia

    adalah aktifitas organisasi dalam menerapkan konsep-konsep dan teknik-teknik

    analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai,

    orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif

    finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian

    prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai untuk mencapai tujuan organisasi

    (Dessler, 1986 : 2 3).

    Strategi manajemen sumberdaya manusia (human resource management

    strategy) merupakan salah satu strategi tingkatan fungsional (functional-level

    strategy) yang mendukung (support) strategi tingkatan perusahaan (business-

    level strategy) atau strategi kompetitif (competitive strategy) untuk menciptakan

    keunggulan kompetitif (competitive advantage). Strategi kompetitif (competitive

    strategy) bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive

    advantage) (Robbins dan Coulter, 2002 : 206 - 216). Apakah strategi

    manajemen sumberdaya manusia ?. Ada 12 strategi manajemen sumberdaya

    manusia yaitu strategi analisis jabatan, strategi perencanaan pegawai, strategi

    perekrutan pegawai, strategi seleksi pegawai, strategi orientasi pegawai, strategi

    pelatihan pegawai, strategi pemberian gaji, strategi pemberian insentif finansial,

    strategi pemberian tunjangan, strategi pemberian kualitas kehidupan kerja,

    strategi penilaian prestasi kerja, dan strategi manajemen karier pegawai (Dessler,

    1986 : 2 3 ; Robbins, 1996 : 244 - 275).

    Teori manajemen sumberdaya manusia dan strategi manajemen

    sumberdaya manusia bersifat netral (Dessler, 1986 : 1 - 25). Dengan kalimat

    lain, 12 konsep dan teknik manajemen sumberdaya manusia dan 12 strategi

    manajemen sumberdaya manusia besifat netral (Dessler, 1986 : 1 - 25). Apakah

    tujuan teori manajemen sumberdaya manusia dan 12 strategi manajemen

    sumberdaya manusia itu ?. Itu tergantung filosofi atau visi atau cita-cita manajer

    sumberdaya manusia. Filosofi atau visi atau cita-cita manajer sumberdaya

    manusia yang akan menentukan tujuan menerapkan teori manajemen

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    7

    sumberdaya manusia dan strategi manajemen sumberdaya manusia bersifat

    netral itu (Dessler, 1986 : 1 - 25). Filosofi atau visi (vision) atau cita-cita

    menjawab pertanyaan, kita ingin menjadi seperti apa ? (David : 2002 : 83).

    Filosofi atau visi (vision) atau cita-cita manajemen sumberdaya manusia

    menjawab pertanyaan, Sumberdaya manusia kita ingin menjadi seperti apa ?.

    Filosofi manajemen sumberdaya manusia memberikan pedoman bagi manajer

    sumberdaya manusia dalam mengambil keputusan strategi manajemen

    sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management) sumberdaya manusia.

    III. MODEL MOTIVASI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

    Apakah visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia ?. Visi (filosofi)

    manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia perlu

    menciptakan pegawai yang bermotivasi kerja tinggi (Dessler, 1986 : 17 22).

    Motivasi adalah kesediaan (willingness) melakukan usaha tingkat tinggi (high

    levels of effort) guna mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh

    kemampuan usaha tersebut memuaskan (satisfy) kebutuhan (need) sejumlah

    individu (Robbins dan Coulter, 2002 : 424 - 425). Dengan kalimat lain, visi

    (filosofi) manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia

    perlu menciptakan pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan

    karier sukses.

    Visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia dapat dijelaskan dengan

    menggunakan model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 :

    17 22). Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 17

    22) yang dimodifikasi dapat dilihat pada gambar 1. Model motivasi manajemen

    sumberdaya manusia yang dimodifikasi pada gambar 1 merupakan modifikasi

    yang penulis (Arrizal, 2011) lakukan terhadap model motivasi manajemen

    sumberdaya manusia yang dikemukakan Dessler (1986 : 17 22). Model

    motivasi manajemen sumberdaya manusia pada hakekatnya menerapkan hukum

    motivasi (Dessler, 1986 : 20).

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    8

    Gambar 1: Model Motivasi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Sumber : Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga.

    Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga. 17 22 ;

    Dan kemudian Penulis Arrizal (2011) memodifikasi model motivasi manajemen

    sumberdaya manusia yang dikemukakan Dessler (1986 : 17 22).

    Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 20)

    pada hakekatnya menerapkan hukum motivasi (Dessler, 1986 : 20). Hukum

    motivasi berbunyi, Orang-orang biasanya termotivasi atau terdorong untuk

    berperilaku dalam suatu cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada

    perolehan imbalan (Vroom, 1964 : 183 ; Dessler, 1986 : 20). Banyak ahli

    manajemen mendukung hukum motivasi ini (Pritchard, Deleo, dan Bergen, 1976

    ; Ranupandojo dan Husnan, 1985 : 212 ; Flippo, 1989 : 115 ; Dessler, 1986 : 20 ;

    Motivasi

    Kerja

    Kemampuan Kerja

    (Profesionalisme)

    Koreksi Motivasi Kerja

    (Koreksi Kemampuan

    Kerja dan Kemauan Kerja)

    Kemauan Kerja

    (Imbalan Kerja)

    (Kesejahteraan)

    Analisis Jabatan

    Perencanaan Pegawai

    Perekrutan Pegawai

    Seleksi Pegawai

    Orientasi Pegawai

    Pelatihan Pegawai

    Pemberian Gaji

    Pemberian Insentif Finansial

    Pemberian Tunjangan

    Kualitas Kehidupan Kerja

    Penilaian Prestasi Kerja

    Manajemen Karier

    Pengadaan Pegawai

    Pengembangan Pegawai

    Kompensasi

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    9

    Vroom, 1964 : 183). Dengan menerapkan hukum motivasi ini, maka manajer

    sumberdaya manusia untuk mengelola (me-management) dan memotivasi kerja

    pegawai memerlukan dua syarat mutlak yaitu kemampuan kerja dan kemauan

    kerja (Dessler, 1986 : 20 - 22). Pertama, kemampuan kerja (profesionalisme).

    Manajer sumberdaya manusia berusaha agar pegawai merasakan bahwa

    pekerjaan yang akan dikerjakannya akan dapat memperoleh imbalan. Kedua,

    kemauan kerja (imbalan kerja) (kompensasi) (kesejahteraan). Manajer

    sumberdaya manusia berusaha mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang

    diinginkan pegawai dan kemudian menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu

    sebagai imbalan. Contohnya, direktur utama suatu perusahaan meminta

    kesediaan seorang pegawai bahwa pegawai itu akan dipromosikan menjadi

    manajer pemasaran dengan syarat pendapatan penjualan dapat mencapai satu

    miliar rupiah tiap bulan. Apakah yang terjadi ?. Pegawai itu tidak termotivasi

    menjadi manajer pemasaran karena pegawai itu merasakan tidak memiliki

    kemampuan kerja mencapai pendapatan penjualan sebesar satu miliar rupiah tiap

    bulan, meskipun pegawai itu menginginkan imbalan dan memiliki kemauan

    kerja menjadi manajer pemasaran. Dengan demikian manajer sumberdaya

    manusia untuk mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai

    memerlukan secara sekaligus kemampuan kerja dan kemauan kerja.

    Manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya

    manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) yaitu

    melalui proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan

    kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme

    dengan imbalan kerja (kompensasi) (kesejahteraan) (Dessler, 1986 : 20 - 22).

    Ciri manajer sumberdaya manusia yaitu mengelola (me-management)

    sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002

    : 241). Pada hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses

    pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja

    atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan

    imbalan kerja (kompensasi) (kesejahteraan) itulah inti pokok mengelola (me-

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    10

    management) dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi

    (Dessler, 1986 : 20 22).

    Manajer sumberdaya manusia dapat menggunakan teori manajemen

    sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management) dan memotivasi kerja

    sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process). Dengan

    kalimat lain, teori manajemen sumberdaya manusia dapat membantu manajer

    sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui

    proses pertukaran (exchange process). Dengan demikian teori manajemen

    sumberdaya manusia berkorelasi kuat dengan manajer sumberdaya manusia

    dalam mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses

    pertukaran (exchange process) untuk mencapai tujuan organisasi.

    Manajer sumberdaya manusia dapat menggunakan teori manajemen

    sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management) dan memotivasi kerja

    sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process). Pada

    hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange

    process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran

    (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi)

    (kesejahteraan) itulah inti pokok mengelola (me-management) dan memotivasi

    kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 20 22).

    Pertama, kemampuan kerja (profesionalisme). Manajer sumberdaya manusia

    harus memastikan bahwa pegawai memiliki kemampuan kerja untuk

    mengerjakan pekerjaan. Dengan kalimat lain, manajer sumberdaya manusia

    harus mengetahui pekerjaan yang dikerjakan pegawai akan memperoleh

    imbalan. Oleh karena itu, untuk memperoleh pegawai yang memiliki

    kemampuan kerja (profesionalisme) maka manajer sumberdaya manusia harus

    mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik analisis jabatan, perencanaan

    pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan

    pegawai. Kedua, kemauan kerja (imbalan kerja) (kompensasi) (kesejahteraan).

    Manajer sumberdaya manusia harus memastikan bahwa pegawai tersebut

    memiliki kemauan kerja untuk mengerjakan pekerjaan. Dengan kalimat lain,

    manajer sumberdaya manusia harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    11

    diinginkan pegawai dan kemudian menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu

    sebagai imbalan. Oleh karena itu, untuk memperoleh pegawai yang memiliki

    kemauan kerja (imbalan kerja) (kompensasi) (kesejahteraan) maka manajer

    sumberdaya manusia harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik

    pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, dan

    pemberian kualitas kehidupan kerja. Akhirnya ketiga, memeriksa kemampuan

    kerja (profesionalisme) dan kemauan kerja (imbalan kerja) (kompensasi)

    (kesejahteraan). Manajer sumberdaya manusia harus memeriksa hasil usaha

    dalam mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai (memeriksa

    kemampuan kerja dan kemauan kerja pegawai) dan berusaha mengambil strategi

    dan kebijakan manajemen sumberdaya manusia yang diperlukan untuk

    memperbaiki motivasi kerja pegawai atau memperbaiki kemampuan kerja dan

    kemauan kerja pegawai. Oleh karena itu, manajer sumberdaya manusia harus

    mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik penilaian prestasi kerja dan

    manajemen karier.

    Manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya

    manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) yaitu

    melalui proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan

    kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme

    dengan imbalan kerja (kompensasi) (kesejahteraan) (Dessler, 1986 : 20 - 22).

    Ciri manajer sumberdaya manusia yaitu mengelola (me-management)

    sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002

    : 241). Semua konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen sumberdaya

    manusia memberi kontribusi terhadap kemampuan kerja dan kemauan kerja serta

    pertukaran antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja (Dessler, 1986 : 20 -

    22). Konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia adalah

    analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai,

    orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif

    finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian

    prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai (Dessler, 1986 : 2 3). Pada

    hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    12

    process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran

    (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi)

    (kesejahteraan) itulah inti pokok mengelola (me-management) dan memotivasi

    kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 20 22).

    IV. KESIMPULAN

    Strategi manajemen sumberdaya manusia (human resource management

    strategy) merupakan salah satu strategi tingkatan fungsional (functional-level

    strategy) yang mendukung (support) strategi tingkatan perusahaan (business-

    level strategy) atau strategi kompetitif (competitive strategy) untuk menciptakan

    keunggulan kompetitif (competitive advantage). Strategi kompetitif (competitive

    strategy) bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive

    advantage) (Robbins dan Coulter, 2002 : 206 - 216). Apakah strategi

    manajemen sumberdaya manusia ?. Ada 12 strategi manajemen sumberdaya

    manusia yaitu strategi analisis jabatan, strategi perencanaan pegawai, strategi

    perekrutan pegawai, strategi seleksi pegawai, strategi orientasi pegawai, strategi

    pelatihan pegawai, strategi pemberian gaji, strategi pemberian insentif finansial,

    strategi pemberian tunjangan, strategi pemberian kualitas kehidupan kerja,

    strategi penilaian prestasi kerja, dan strategi manajemen karier pegawai (Dessler,

    1986 : 2 3 ; Robbins, 1996 : 244 - 275).

    Strategi manajemen sumberdaya manusia (human resource management

    strategy) dan filosofi manajemen sumberdaya manusia (human resource

    management philosophy) dapat mendukung (support) strategi kompetitif

    (competitive strategy) untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive

    advantage). Apakah visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia ?. Visi

    (filosofi) manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia

    perlu menciptakan pegawai yang bermotivasi kerja tinggi (Dessler, 1986 : 17

    22). Motivasi adalah kesediaan (willingness) melakukan usaha tingkat tinggi

    (high levels of effort) guna mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh

    kemampuan usaha tersebut memuaskan (satisfy) kebutuhan (need) sejumlah

    individu (Robbins dan Coulter, 2002 : 424 - 425). Dengan kalimat lain, visi

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    13

    (filosofi) manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia

    perlu menciptakan pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan

    karier sukses. Dengan pembahasan ini akan dapat diketahui bahwa strategi

    manajemen sumberdaya manusia (human resource management strategy) dan

    filosofi manajemen sumberdaya manusia (human resource management

    philosophy) yaitu sumberdaya manusia profesional, sejahtera, prestasi kerja

    tinggi, dan karier sukses dapat mendukung (support) strategi kompetitif

    (competitive strategy) untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive

    advantage).

    Visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia dapat dijelaskan dengan

    menggunakan model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 :

    17 22). Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 20)

    pada hakekatnya menerapkan hukum motivasi (Dessler, 1986 : 20). Hukum

    motivasi berbunyi, Orang-orang biasanya termotivasi atau terdorong untuk

    berperilaku dalam suatu cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada

    perolehan imbalan (Vroom, 1964 : 183 ; Dessler, 1986 : 20). Dengan

    menerapkan hukum motivasi ini, maka manajer sumberdaya manusia untuk

    mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai memerlukan dua

    syarat mutlak yaitu kemampuan kerja dan kemauan kerja (Dessler, 1986 : 20 -

    22). Pertama, kemampuan kerja (profesionalisme). Manajer sumberdaya

    manusia berusaha agar pegawai merasakan bahwa pekerjaan yang akan

    dikerjakannya akan dapat memperoleh imbalan. Kedua, kemauan kerja (imbalan

    kerja) (kompensasi) (kesejahteraan). Manajer sumberdaya manusia berusaha

    mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pegawai dan kemudian

    menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu sebagai imbalan.

  • Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 - 5031

    Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

    14

    DAFTAR PUSTAKA

    David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis. Edisi Ketujuh. Versi Bahasa

    Indonesia. Diterjemahkan Oleh Alexander Sindoro. Jakarta : Penerbit PT

    Prenhallindo

    David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis. Edisi Kesepuluh. Diterjemahkan

    Oleh Ichsan Setiyo Budi. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

    Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh

    Agus Dharma. Jakarta : Penerbit Erlangga

    Flippo, Edwin B. 1989. Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Jilid 2.

    Diterjemahkan Oleh Moh Masud. Jakarta : Penerbit Erlangga

    Follett, Mary Parker dalam Stoner, James A. F. 1990. Manajemen.

    Diterjemahkan Alfonsus Sirait. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

    Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta : Pearson

    Education Asia Pte Ltd dan PT Prenhallindo

    Pritchard, Robert., Philip Deleo., and Clarence Van Bergen Jr. 1976. A Field

    Experiemental Test of Expectancy Valence Incentive Motivation

    Techniques. Organizational Behavior and Human Performance. Volume

    15 Nomor 12 April 1976

    Ranupandojo, Heidjrachman., dan Suad Husnan. 1985. Manajemen Personalia.

    Edisi Keenam. Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta

    Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 2002. Management. Seventh Edition.

    Upper Saddle River, New Jersey : Pearson Education, Inc

    Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi.

    Edisi Ketujuh. Edisi Bahasa Indonesia. Diterjemahkan Oleh Hadyana

    Pujaatmaka. Jakarta: PT Prenhallindo

    Vroom, Victor H. 1964. Work and Motivation. New York : John Wiley & Sons.

    Dalam Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga.

    Diterjemahkan Oleh Agus Dharma. Jakarta : Penerbit Erlangga

    Yukl, Gary. 2002. Leadership in Organizations. Fifth Edition. Upper Saddle

    River, New Jersey : Prentice-Hall, Inc