film dokumenter 'the muslim premier league' dalam
TRANSCRIPT
FILM DOKUMENTER ‘THE MUSLIM PREMIER LEAGUE’
DALAM PERSPEKTIF ANALISIS NARASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh:
WAHYU EKO WIBOWO
NIM: 109051000127
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini Saya Menyatakan Bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyalatan memperoleh gelar Strata Satu (S. Kom. I) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. "rika di kemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatuilah Jakafta
WahW Eko Wibowo
iii
ABSTRAK Film Dokumenter ‘The Muslim Premier League’
Dalam Perspektif Analisis Narasi
Kehadiran pesepakbola muslim di Inggris terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Selain menjadi pemain penting bagi setiap klub yang diperkuat,
sikap pesepakbola muslim yang menolak mengonsumsi alkohol, tetap puasa
ketika bertanding, hingga melakukan aksi simpatik kemanusiaan, telah menjadi
wacana di Inggris. Oleh karenanya, kantor berita yang berbasis di London, BBC,
membuat liputan khusus mengenai sepak terjang pesepakbola muslim.
Berdasarkan latar belakang di atas, muncul pertanyaan mayor: bagaimana
analisis narasi atas film dokumenter The Muslim Premier League? Adapun
pertanyaan minornya: Seperti apa alur narasi menurut awal, tengah, dan akhir
cerita film dokumenter The Muslim Premier League? Lalu sifat-sifat berlawanan
apa saja yang terdapat dalam film dokumenter tersebut? Serta, adakah unsur-unsur
mitos dan simbol dalam film dokumenter itu?
Film dokumenter The Muslim Premier League sendiri adalah liputan yang
khusus diproduksi oleh BBC dalam rangka menyambut bulan Ramadhan tahun
2013. Dalam film ini, diterangkan bahwa pesepakbola muslim menjadi diaspora
dalam merepresentasikan Islam yang ramah, toleran, dan mampu beradaptasi
dengan kultur Eropa yang sekuler. Meski dari segi jumlah belum sebanding
dengan pesepakbola yang beragama lain, namun dampaknya tidak bisa diabaikan.
Adapun untuk menjawab rumusan masalah di atas, penulis menggunakan
analisis naratif untuk menjabarkannya. Analisis naratif adalah sebuah cara untuk
memahami perangkat dan konvensi yang mengatur sebuah cerita. Cerita tersebut
bisa berbentuk fiksi maupun non fiksi yang telah disusun secara berurutan.
Dengan demikian, hal ini memungkinkan penonton untuk terlibat dan masuk ke
dalam cerita (Branston dan Stafford, 2003: 31).
Kemudian, untuk mempertajam analisis, penulis menggunakan metode
analisis dengan pendekatan naratif milik Tzvetan Todorov, Claude Levi-Strauss,
dan Joseph Campbell. Para tokoh tersebut melakukan analisis berdasarkan alur
cerita, oposisi biner atau sifat-sifat yang berlawanan, hingga menggunakan mitos
dan simbol yang ditemukan dalam film (Branston dan Stafford, 2003: 31-40).
Dengan menganalisis film dokumenter ini, penulis mendapati bahwa
kehadiran pesepakbola muslim telah mengubah beberapa paradigma di Liga
Inggris serta membawa efek di luar kompetisi. Klub maupun pengelola kompetisi
„dipaksa‟ untuk melakukan kompromi untuk menghindari benturan-benturan yang
dikhawatirkan bisa terjadi dengan pesepakbola muslim.
Namun demikian, hingga kini belum ada satupun pesepakbola muslim yang
memperkuat tim nasional Inggris. Hal ini disebabkan oleh mayoritas pesepakbola
muslim yang berkarir di Liga Primer, merupakan pendatang dari Timur Tengah,
Afrika, maupun negara Eropa lainnya. Karenanya, ketika hal itu terjadi, sepakbola
Inggris akan berada dalam level tertinggi. Level di sini bukan diukur dari prestasi
timnas semata, tapi lebih kepada kemampuan Inggris dalam mengoptimalkan
seluruh potensi yang ada untuk dipersatukan menjadi sebuah kesebelasan.
Keyword: Pesepakbola Muslim, Film Dokumenter, Inggris, Analisis Narasi.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmanirrahim
Sebuah karya tidak mungkin lahir dari kerja soliter. Interaksi dan sinergi
dengan banyak pihak menjadi kerja kolektif yang sangat penulis syukuri dan
nikmati, Tak ubahnya puzzle, keping demi keping disusun sehingga mewujud satu
gambar utuh. Dan inilah gambar utuh tersebut, dengan segala kekurangan dan
kelebihannya. Sehingga, dengan keikhlasan yang masih belajar untuk tulus, saya
ucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan serta mengabulkan doa-doa sehingga skripsi berjudul “Film Dokumenter
The Muslim Premier League dalam Perspektif Analisis Narasi” dapat selesai tanpa
kendala berarti.
Lebih lanjut, menjadi umat seorang Nabi Agung seperti Muhammad SAW
adalah suatu tanggung jawab besar agar senantiasa bisa menjadi umat pilihan
dalam meneruskan dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan kerendahan
hati, saya sanjungkan shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah
selaku pemimpin revolusi agung sepanjang masa dan kepada seluruh keluarga,
para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat kelak.
Selain itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Khususnya kepada orang tua
tercinta, Bapak Maryanto dan Ibu Rukmini, serta adik Aji Dwi Kurniawan yang
tidak pernah bosan memberikan nasihat, semangat, dan selalu mendoakan yang
v
terbaik bagi penulis. Dengan segala ketulusan dan kerendahan, penulis juga ingin
menghaturkan terima kasih dan takzim kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi,
Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wadek I, Dr. Roudhonah, M.A selaku Wadek
II, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wadek III.
2. Drs. Masran, M.Ag dan Fita Faturrokhmah, M.Si selaku Ketua Jurusan dan
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, M.A selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan pengarahan pada
penulisan skripsi ini. Seorang guru besar yang sangat cerdas, tekun, dan sabar
untuk membimbing penulis. Semoga profesor selalu diberikan limpahan
karunia, nikmat, dan senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT.
4. Zakaria, M.Ag selaku Penasihat Akademik yang telah bersedia meluangkan
waktunya kepada penulis untuk berdiskusi.
5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta yang telah
mewariskan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu
diberikan menjadi amal shaleh yang akan terus mengalir tanpa putus.
6. Fajar Junaedi, M.S dan Luzman Rifqi Karami, S.Kom yang telah memberi
inspirasi, masukan, dorongan, dan ilmu kepada penulis.
7. Sahabat-sahabat di KPI 2009, PMII Komfakda, KKN Sersan, Inter Club
Indonesia, 23 Unity, Mexicana, dan Teras KPI. Terima kasih banyak.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, segala kritik dan saran sangat diperlukan untuk kemajuan yang lebih
baik. Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca
sebagai bahan memperkaya ilmu pengetahuan.
Jakarta, 29 Mei 2016
Wahyu Eko Wibowo
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
2. Batasan Masalah................................................................................. 6
3. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
2. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
3. Pernyataan Penelitian ......................................................................... 7
D. Bagan Teoritis ........................................................................................... 8
E. Bingkai Metodologis
1. Metode Penelitian............................................................................... 9
2. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 10
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 10
4. Teknik Analisis Data ........................................................................ 10
F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Narasi
1. Pengertian Narasi ............................................................................... 14
viii
2. Teori Analisis Narasi
a. Tzvetan Todorov .......................................................................... 15
b. Vladimir Propp ............................................................................. 17
c. Joseph Campbell .......................................................................... 18
d. Claude Levi-Strauss ..................................................................... 19
B. Tinjauan Umum Film
1. Pengertian Film .................................................................................. 20
2. Jenis-Jenis Film
a. Film Fiksi ..................................................................................... 21
b. Film Dokumenter ......................................................................... 22
c. Film Eksperimental ...................................................................... 22
3. Pengertian Film Dokumenter ............................................................. 23
C. Tinjauan Umum Sepakbola
1. Pengertian Sepakbola ......................................................................... 24
2. Perspektif Islam tentang Sepakbola ................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Film Dokumenter The Muslim Premier LEague ...................................... 36
B. Pesepakbola Muslim di Inggris ................................................................ 37
C. Relasi Islam dengan Eropa ....................................................................... 44
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Analisis Alur Cerita Film Dokumenter The Muslim Premier League
1. Alur Awal ........................................................................................... 52
2. Alur Tengah ...................................................................................... 54
3. Alur Akhir .......................................................................................... 71
B. Analisis Oposisi Biner Film Dokumenter The Muslim Premier League
1. Adegan Pembuka ............................................................................... 73
2. Adegan Pertama ................................................................................ 74
3. Adegan Ketiga .................................................................................... 75
4. Adegan Keempat ............................................................................... 76
ix
5. Adegan Kelima................................................................................... 77
6. Adegan Keenam ................................................................................. 80
7. Adegan Ketujuh ................................................................................. 81
8. Adegan Kedelapan ............................................................................. 82
9. Adegan Penutup ................................................................................. 83
C. Analisis Mitos dan Simbol Film Dokumenter The Muslim
Premier League ........................................................................................ 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 93
B. Saran .......................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 103
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Potongan video pembuka ................................................................... 53
Gambar 2. Zafar Iqbal saat menjelaskan tentang kebijakan
makanan halal klub Liverpool ............................................................ 57
Gambar 3. James Milner menerima hadiah botol sampanye ............................... 62
Gambar 4. Ekspresi kekecewaan pendukung Ali Al-Habsy................................ 68
Gambar 5. Pemain muda Inggris tengah beribadah di sebuah lapangan
sepakbola tempat mereka berlatih ..................................................... 72
Gambar 6. Abou Diaby ketika mengikuti kegiatan sosial ................................... 78
Gambar 7. Suporter Wigan dan rombongan dari Oman bernyanyi
bersama mendukung klub jagoannya ................................................. 83
Gambar 8. Lirik lagu pujaan atau chant untuk Demba Ba .................................. 86
Gambar 9. Demba Ba dan Papis Cisse meluapkan kegembiraannya
dengan sujud syukur ........................................................................... 91
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi
Lampiran 2. Transkip dialog film dokumenter The Muslim Premier League
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehadiran pesepakbola muslim di Eropa terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Selain menjadi pemain penting bagi setiap klub yang diperkuat,
hadirnya pesepakbola muslim juga menjadi fenomena tersendiri bagi dinamika
tim-tim elit Eropa. Mereka banyak membawa perubahan terhadap arus
modernisasi dan industrialisasi sepak bola di kawasan tersebut. Perubahan
tersebut adalah masuknya nilai-nilai Islam dalam sepakbola Eropa, benua yang
mengalami pasang surut relasi dengan dunia Islam.1
Seperti diketahui, umat muslim dilarang berjudi, meminum khamr, serta
pergaulan bebas. Mereka juga memiliki rutinitas ibadah yang tinggi, seperti shalat
dan puasa Ramadhan. Hal itu terlihat asing di sepakbola Eropa yang terbiasa
menggunakan sampanye dalam melakukan selebrasi, memanfaatkan perusahaan
judi sebagai sumber pemasukan, dan tetap bertanding meski bertepatan dengan
bulan Ramadhan. Namun, semakin banyaknya pesepakbola muslim yang
memperkuat klub-klub Eropa, mau tidak mau membuat klub atau pengelola
kompetisi sepakbola Eropa melakukan kompromi. Salah satu di antaranya adalah
Liga Primer Inggris, kompetisi sepakbola yang disebut-sebut terbaik di dunia
karena sangat kompetitif.2
1 Agus Aha, Legiun Muslim di Kancah Eropa (Bandung: PT Mizan Publika, 2008), h. ix.
2 Luzman Rifqi Karami, Sepakbola dan Dakwah Islam (Jakarta: Kumaha Anjeun Publisher,
2011), h. 12.
2
Ketika format baru Liga Primer Inggris pertama kali dicetuskan pada 1992,
hanya ada satu pesepakbola yang muslim, yakni gelandang asal Spanyol,
Mohammed Ali Amar. Pemain kelahiran 5 November 1966 itu lima tahun
memperkuat Tottenham Hotspurs sebelum kembali ke negaranya. Namun, saat ini
terdapat lebih dari 50 pesepakbola muslim di kasta tertinggi sepakbola Inggris.
Jumlah tersebut belum termasuk pesepakbola muslim yang memperkuat klub-klub
di empat divisi lainnya. Ini membuat Liga Inggris dihuni oleh berbagai macam
ras, etnis, dan juga keyakinan yang beragam, termasuk pemeluk agama Islam.3
Bagi penggemar sepak bola dunia, tentu sudah tidak asing dengan nama-
nama seperti Samir Nasri (lahir 1987), Yaya Toure (l. 1983), Edin Dzeko (l.
1986), Bacary Sagna (l. 1983), dan Gael Clichy (l. 1985). Pada musim kompetisi
2013/2014, mereka bahu-membahu membawa Manchester City menjuarai Liga
Inggris dan Piala Capital One. Dua tahun sebelumnya, mereka juga sukses
mengantarkan klub milik milyuner Timur Tengah, Syeikh Mansour (l. 1970)
tersebut meraih trofi Liga Primer Inggris pertamanya sejak 44 tahun, sekaligus
menghentikan dominasi tim sekotanya, Manchester United.4
Selain di Manchester City, pemain muslim dapat ditemui di klub besar
Inggris lainnya. Di Liverpool, terdapat tiga pesepak bola Muslim, yakni Kolo
Toure (l. 1981), Emre Can (l. 1994), dan Mamadou Sakho (l. 1990). Di Chelsea,
juga terdapat tiga pesepak bola Muslim yang terkenal taat terhadap ajaran agama,
yaitu Kurt Zouma (l. 1994), Baba Rahman (l. 1994), dan Asmir Begovic (l. 1987).
Sementara di Manchester United terdapat gelandang tangguh keturunan Maroko,
3 Rob Cowling, “Pemain Muslim ikut mengubah Liga Primer,” artikel diakses pada 28 Mei
2014 dari http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/2013/07/130705_muslim_liga_inggris. 4 Sri Wahyuti, Kisah Seru Bintang Sepakbola Muslim (Jakarta: Adi Bintang, 2013), h. 126.
3
Maruone Fellaini (l. 1987), dan bintang masa depan kelahiran Kosovo, Adnan
Januzaj (l. 1995). Begitu pula Arsenal yang memiliki tiga pesepakbola Muslim,
yaitu Ismael Bennacer (l. 1997), Mesut Oezil (l. 1988) dan Mohammed El Neny
(l. 1992).5
Kehadiran pesepakbola muslim di Inggris, menjadi bukti bahwa sepakbola
tidak lagi mengenal sekat-sekat agama, kultural, negara, dan sebagainya. Kiprah
pesepakbola muslim tidak hanya didominasi oleh pendatang asal Afrika. Mereka
juga muncul dari tanah Eropa sendiri, baik dari keturunan para imigran hingga
para mualaf. Para pesepakbola muslim, mungkin telah menemukan kekayaan dan
ketenaran dengan bermain untuk klub Inggris, namun banyak di antara mereka
yang konsisten dengan ajaran Islam bahkan bangga memperlihatkan identitasnya
sebagai muslim, seperti Demba Ba (l. 1985).6
Pada 5 Februari 2012, Newcastle United menjamu Aston Villa di Stadion
Sports Direct Arena. Saat itu terdapat sebuah momen yang menjadi „pembuka‟
bagi pesepakbola muslim untuk menunjukkan jatidirinya. Ketika pertandingan
memasuki menit ke-30, Demba Ba mencetak gol ke gawang yang dijaga Shay
Given. Alih-alih merayakan gol kemenangan dengan penuh kebanggaan dan
kesombongan, Demba Ba justru melakukan selebrasi unik yang mengagetkan
publik sepak bola Inggris. Bersama rekan setim yang juga kompatriotnya di
timnas Senegal, Pappis Cisse (l. 1987), mereka berlari menuju sudut lapangan
kemudian berlutut laiknya gerakan sujud saat shalat. Hingga sekarang, di
5 Sri Wahyuti, Kisah Seru Bintang Sepak Bola Muslim, h. 90.
6 Ubaidillah Nugraha, Republik Gila Bola (Jakarta: Ufuk Press, 2008), h. 186.
4
kompetisi Eropa sering sekali dijumpai selebrasi serupa yang dilakukan
pesepakbola muslim.
Kemudian, momen lain yang tak kalah menarik adalah ketika bintang
Manchester City, Yaya Toure menolak untuk minum alkohol ketika terpilih
menjadi pemain terbaik atau man of the match. Sesuai tradisi klub, bintang
pertandingan mendapat kehormatan membuka botol besar sampanye. Namun,
secara halus pemain kelahiran Pantai Gading ini menolak pesta kemenangan
bersama dengan minuman keras. Oleh penyelenggara sepakbola di Inggris atau
FA, sikap Yaya Toure ini kemudian disikapi dengan cara terbaik, yakni mengubah
regulasi yang ada. Bagi pemain terbaik setiap pertandingan, FA tidak lagi
memberikan botol berisi sampanye melainkan diganti dengan piala mungil.7
Selain itu, publik sepakbola Inggris juga dikejutkan dengan keputusan
pesepakbola muslim yang tetap berpuasa Ramadhan, meski tengah bertanding.
Aktivitas tanpa makan dan minum hampir 19 jam membuat pelatih dan
manajemen klub khawatir terhadap penurunan performa pemainnya. Banyak yang
mempertanyakan kekuatan fisik mereka yang tetap menjalankan ibadah puasa,
sementara pihak klub tidak punya wewenang untuk melarang pemainnya untuk
melaksanakan ritual keagamaan. Untuk menyiasatinya, jajaran pelatih, khususnya
pelatih fisik dan dokter tim memberikan suplemen dan vitamin agar pemain bisa
beraktivitas seperti biasanya. Sebuah kompromi dan penyesuaian diri dari sebuah
klub kepada pemainnya yang sebenarnya minoritas.8
7 Sri Wahyuti, Kisah Seru Bintang Sepak Bola Muslim, h. 127.
8 Arief Natakusumah, Drama itu Bernama Sepak Bola (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2008), h. 37.
5
Atas dasar inilah, kantor berita BBC, membuat liputan khusus berbentuk
video dokumenter mengenai sepak terjang pemain muslim yang mengubah wajah
sepakbola Inggris. Dalam liputan berdurasi 30 menit 27 detik itu, dijelaskan
bahwa jumlah pesepakbola muslim terus meningkat setiap tahun. Meski dari segi
jumlah belum sebanding dengan pesepakbola non-muslim, namun dampaknya
tidak bisa diabaikan. Kehadiran pesepakbola muslim disebut telah mengubah
paradigma di Liga Inggris serta membawa efek di luar kompetisi.9 Oleh
karenanya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terhadap
liputan yang dibuat BBC tahun 2013 tersebut. Kajian ini akan diangkat ke dalam
sebuah judul penelitian: “Film Dokumenter The Muslim Premier League dalam
Perspektif Analisis Narasi.”
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Di tengah prasangka buruk akibat citra terorisme global yang kerap
dialamatkan kepada umat Islam, kehadiran pesepakbola muslim sangat berarti
untuk mengembalikan citra Islam yang belum hilang dari sorotan dunia.
Sebagai minoritas di Inggris, umat Islam acapkali menjadi sasaran prasangka
budaya (prejudice), terutama dari kaum ekstrim konservatif kanan, sebuah
gerakan politik yang fundamentalis bahkan radikal dalam bernegara. Namun,
hal itu tidak berlaku bagi industri sepakbola Inggris. Para pesepakbola muslim
diberikan tempat untuk berkarir dan mengembangkan potensinya. Mereka
9 Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. 30 menit.
6
bahkan mendapat perlakuan khusus dari klub terkait kehalalan makanan hingga
keleluasaan untuk beribadah. Hal tersebut didokumentasikan oleh kantor berita
BBC dalam film The Muslim Premier League dan membuat penulis tertarik
untuk membahasnya.
2. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak melebar dan meluas, maka
penulis membatasi masalah pada analisis narasi dalam film dokumenter The
Muslim Premier League dengan menggunakan klasifikasi narasi menurut
Tzvetan Todorov, Claude Levi-Strauss, dan Joseph Campbell.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah utama
dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis narasi atas film dokumenter The
Muslim Premier League? Adapun pertanyaan turunannya adalah sebagai
berikut:
a. Seperti apa alur narasi menurut awal, tengah, dan akhir cerita film
dokumenter The Muslim Premier League?
b. Sifat-sifat berlawanan apa saja yang terdapat dalam film dokumenter ini?
c. Adakah unsur-unsur mitos dan simbol dalam film dokumenter ini?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara detil
nilai-nilai Islam yang masuk dalam kultur sepakbola Inggris, dinarasikan
7
menurut alur cerita, sifat-sifat berlawanan, serta unsur-unsur mitos dan simbol
dalam film dokumenter The Muslim Premier League.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis dan
praktis, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penulisan ini dapat menambah daftar referensi bagi
pengembangan ilmu komunikasi antarbudaya, terutama bagi jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi dokumen
ilmiah serta sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam menangkap
makna-makna yang dinarasikan dalam suatu film dokumenter.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi
akademisi, praktisi, khususnya mahasiswa yang bergerak di bidang
komunikasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh
lapisan masyarakat yang ingin mengetahui bagaimana nilai-nilai Islam bisa
masuk dan mengubah kultur sepakbola Eropa, khususnya di Inggris.
3. Pernyataan Penelitian
Film dokumenter The Muslim Premier League adalah sebuah liputan
yang khusus disajikan kantor berita BBC dalam rangka menyambut bulan
Ramadhan tahun 2013. Dalam film ini, diterangkan bahwa pesepakbola
muslim menjadi terdiaspora dalam merepresentasikan Islam yang ramah,
8
toleran, dan mampu beradaptasi dengan kultur Eropa yang sekuler. Sikap
pesepakbola yang tetap menjalankan ibadah shalat, menolak judi, tidak minum
alkohol, hingga melakukan aksi simpatik untuk kegiatan kemanusiaan, telah
menjadi wacana dan mengubah kultur sepakbola Inggris. Inilah aspek
komunikasi antar budaya yang ditampilkan film tersebut.
D. Bagan Teoritis
Bagan 0.1. Bingkai Teoritis
Berdasarkan bagan teoritis di atas, skripsi ini akan meneliti liputan khusus
BBC mengenai The Muslim Premier League. Dalam proses analisis, penulis
menggunakan teori Tzvetan Todorov yang membagi narasi menjadi alur awal,
alur tengah, dan alur akhir. Kemudian, penulis juga menggunakan teori naratif
milik Claude Levi-Srauss yang mengungkap struktur cerita menggunakan oposisi
9
biner atau sifat-sifat yang berlawanan. Sedangkan teori terakhir yang digunakan
adalah model teori Joseph Campbell yang memfokuskan pada mitos dan simbol-
simbol untuk mengetahui esensi dalam sebuah narasi.10
Ketiga teori tersebut
digunakan untuk menggambarkan dengan sejelas-jelasnya perubahan yang terjadi
dalam kultur sepakbola Inggris.
E. Bingkai Metodologis
Kata „metode‟ dan „metodologi‟ sering disamakan, padahal keduanya
memiliki arti yang berbeda. Metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
methodologhia yang secara harfiah bermakna teknik atau cara. Secara garis besar
metodologi dapat diartikan sebagai general logic atau pemikiran umum serta
dapat diartikan pula dengan theoretic perspective atau gagasan teoritis. Sementara
metode, menunjuk pada teknik yang digunakan dalam sebuah penelitian seperti
wawancara dan observasi. Jelasnya, metodologi bersifat umum dan metode
bersifat khusus. 11
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif
dengan pendekatan analisis narasi deskriptif. Metode ini dipilih lantaran lebih
memenuhi kebutuhan analisa struktur pesan dalam komunikasi. Melalui
analisis narasi, tidak hanya diketahui pesan apa saja yang terkandung dalam
10
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003), h.
36. 11
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Janis, Karakter dan Keunggulannya (Jakarta: PT
Grasindo, 2010), h. 1.
10
cerita, namun bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa dalam
bentuk cerita.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek yang diamati adalah liputan khusus BBC
berjudul The Muslim Premier League, dengan objek yang diteliti potongan
adegan visual maupun narasi dialog dalam liputan berbentuk film dokumenter
tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Data primer, berupa data yang diperoleh dari rekaman film dokumenter
The Muslim Premier League. Rekaman yang berasal dari Youtube tersebut,
kemudian dibagi per-scene untuk dipilih adegan-adegan yang sesuai
dengan rumusan masalah.
b. Data sekunder, berupa data yang diperoleh dari dokumen atau literatur-
literatur yang mendukung data primer seperti buku-buku, majalah, dan
surat kabar yang membahas tentang pesepakbola muslim maupun analisis
narasi itu sendiri.
4. Teknik Analisis Data
Setelah seluruh data terkumpul, maka data primer dan sekunder
diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian, untuk kemudian
dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun metode yang digunakan dalam
menganalisa data adalah dengan teknik analisis narasi menurut Tzvetan
Todorov yang berdasarkan alur cerita, Claude Levi-Strauss yang menekankan
11
pada oposisi biner atau sifat-sifat yang berlawanan, dan Joseph Campbell yang
memfokuskan pada mitos maupun simbol-simbol dalam cerita.
F. Tinjauan Pustaka
Untuk menentukan judul skripsi ini, penulis melakukan tinjauan pustaka di
perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom) UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta. Setelah melakukan studi kepustakaan penulis menemukan
skripsi yang hampir berkaitan dengan penelitian ini, yakni “Analisis Narasi Film
99 Cahaya di Langit Eropa” karya Atik Sukriyati Rahmah. Persamaan dalam
penelitian ini adalah menggunakan model naratif Tzvetan Todorov. Sebaliknya,
perbedaan dari penelitian ini adalah objek penelitiannya. Jika Atik membahas film
99 Cahaya di Langit Eropa yang memfokuskan penelitiannya pada perspektif
KAB, sementara penulis membahas film dokumenter The Muslim Premier League
yang menekankan pada perubahan dalam kultur sepakbola Inggris setelah
masuknya nilai-nilai Islam.12
Selain skripsi tersebut, penulis juga meninjau penelitian yang berjudul
“Analisis Narasi Film My Name Is Khan dalam Perspektif Komunikasi
Antaragama dan Budaya” karya Mega Nur Fitriana. Skripsi tersebut memiliki
persamaan dengan penelitian ini dalam hal analisis narasi. Namun, berbeda pada
fokus yang diteliti. Bila Mega memfokuskan penelitiannya pada analisis alur
cerita menurut Tzvetan Todorov yang dikaitkan dengan teori KAB, maka penulis
membahas narasi dari tiga model analisis menurut Claude Levi-Strauss, Joseph
12
Atik Sukriyati Rahmah, Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif
Hidayatullah, 2014).
12
Campbell, dan Tzvetan Todorov itu sendiri. Setelahnya, penulis baru menjelaskan
refleksi komunikasi antar budaya yang terdapat dalam film dokumenter The
Muslim Premier League.13
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah, maka peneliti membagi
pembahasannya ke dalam lima bab, yang dibagi dalam sub bab sebagai berikut:
Pada bab pendahuluan, peneliti menguraikan alasan pemilihan judul,
identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah; tujuan, manfaat, dan penyataan
penelitian; bagan teoritis dan metode penelitian; subjek dan objek penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data; tinjauan pustaka serta sistematika
penulisan.
Kemudian pada bab kedua, penulis akan membahas tentang pengertian
analisis narasi dan empat teori analisis narasi. Lalu terdapat tinjauan tentang film,
jenis-jenis film, dan pengertian film dokumenter. Terakhir, bab ini memuat
pengertian sepakbola dan perspektif Islam terhadap sepakbola.
Selanjutnya, pada bab ketiga dijelaskan secara umum gambaran film
dokumenter The Muslim Premier League. Selain itu, bagian ini memaparkan
tentang pesepakbola muslim yang tersebar di klub-klub Inggris. Tidak kalah
penting, relasi Eropa dengan Islam juga dimasukkan pada bab ini.
Adapun pada bab keempat, setelah mengelaborasi teori dan gambaran umum
objek penelitian, maka penulis akan mengemukakan hasil penelitian dari film
13
Mega Nur Fitriana, Analisis Narasi Film ‘My Name Is Khan’ dalam Perspektif Komunikasi
Antaragama dan Budaya (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
13
dokumenter The Muslim Premier League tentang penarasian. Kemudian, penulis
menjelaskan refleksi komunikasi antar budaya yang terdapat dalam film tersebut.
Pada akhirnya, penulis merangkum penelitian skripsi ini pada bab penutup.
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran. Sebagai referensi skripsi,
peneliti menyajikan daftar pustaka yang menjai rujukan dalam penelitian skripsi
ini, berikut lampiran-lampiran yang terkait.
14
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Tinjauan Umum Narasi
1. Pengertian Narasi
Narasi berasal dari bahasa Latin narre, yang artinya membuat tahu.
Dengan kata lain, narasi berhubungan dengan usaha untuk memberitahu
sesuatu atau peristiwa.1 Edward Branigan mendefinisikan narasi sebagai cara
untuk mengelola data spasial dan temporal menjadi penyebab dan
memunculkan efek keterkaitannya sebuah peristiwa dari awal, tengah, dan
akhir cerita yang akan menimbulkan sifat cerita itu.2
Sementara menurut Onong Uchjana Effendy, narasi berisi penjelasan
bagaimana cerita disampaikan, bagaimana materi dari suatu cerita dipilih, dan
disusun untuk mencapai efek tertentu kepada khalayak.3 Sedangkan Gorys
Keraf menyebut narasi sebagai bentuk wacana yang berusaha menggambarkan
dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Narasi berusaha menjawab pertanyaan „apa yang telah terjadi?‟4
“Narasi sendiri memiliki tiga karakteristik. Pertama, narasi harus terdiri
atas beberapa peristiwa yang kemudian dirangkai. Kedua, rangkaian
peristiwa tersebut disusun secara beraturan, tidak acak, dan menghasilkan
makna tertentu. Ketiga, terdapat pemilihan peristiwa yang dirangkai.
Pada karakteristik ini, keputusan mengenai bagian mana yang diangkat
1 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2013), h. 1. 2 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003), h.
33. 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2007), h. 214. 4 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1986), h. 146.
15
dan bagian mana yang dibuang, sangat berkaitan dengan makna yang
ingin disampaikan oleh pembuat narasi.”5
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa narasi adalah cara
yang digunakan untuk memberitahu atau mengelola struktur sebuah cerita, baik
cerita fiksi maupun fakta, yang di dalamnya terdapat alur, tokoh, karakter,
sudut penggambaran, dan rangkaian peristiwa yang diatur secara berurutan.
2. Teori Narasi Branston dan Stafford
Menurut Branston dan Stafford, teori narasi mencoba memahami tanda
dan hubungan yang mengatur bagaimana cerita dibentuk secara berurutan. Hal
ini memungkinkan khalayak untuk terlibat dan masuk ke dalam cerita
tersebut.6 Teori ini memunculkan pendapat empat orang tokoh yang mengkaji
mengenai narasi, yakni: Tzvetan Todorov, Vladimir Propp, Joseph Campbell,
dan Claude Levi-Strauss.
a. Tzvetan Todorov
Tzvetan Todorov merupakan seorang ahli sastra dan budaya dari
Bulgaria yang memiliki gagasan tentang struktur dari narasi. Teorinya dapat
atau kerap kali digunakan dalam bidang komunikasi dan media. Ia melihat
bahwa pada teks terdapat struktur tertentu. Menurutnya, pembuat teks dalam
menyusun narasi belum tentu secara sadar membentuk struktur seperti itu.
Nasrasi dalam pandangan Todorov ialah apa yang dikatakan, maka dari itu
narasi memiliki urutan kronologis motif dan plot, serta adanya hubungan
5 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, h. 2. 6 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 32.
16
sebab akibat dari suatu peristiwa. Ada bagian yang mengawali narasi, ada
bagian yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari situasi awal, dan
ada bagian yang mengakhiri narasi tersebut. Alurlah yang menandai kapan
sebuah narasi itu dimulai dan kapan berakhir.7
Menurut Todorov, pada bagian awal terdapat interaksi situasi dasar,
kemudian bagian tengah terdapat konflik, dan pada bagian akhir terdapat
penyelesaian yang biasanya berakhir bahagia. Berikut rincian dari ketiga
bagian tersebut:
1. Alur Cerita Awal
Suatu peristiwa tidak muncul begitu saja dari kekosongan.
Peristiwa lahir dari suatu situasi yang mengandung sistem-sistem yang
mudah meledak. Situasi tersebut harus menghasilkan suatu perubahan
yang dapat membawa akibat atau perkembangan lebih lanjut. Jadi, bagian
pendahuluan menyajikan situasi dasar yang harus memungkinkan
khalayak memahami adegan-adegan selanjutnya.8
2. Alur Tengah Cerita
Bagian ini merupakan batang tubuh yang utama dari seluruh
tindak-tanduk para tokoh, dan merupakan rangkaian dari tahap-tahap
yang membentuk seluruh proses narasi. Bagian perkembangan mencakup
adegan-adegan yang berusaha meningkatkan ketegangan, atau
menggawatkan peristiwa yang berkembang dari situasi asli.9 Jelasnya,
7 Tzvetan Todorov, The Poetics of Prose (Oxford: Blackwell, 1977), h. 127.
8 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 56.
9 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 153.
17
bagian ini sudah melepaskan dirinya dari situasi awal dan mulai
memasuki tahap konkritasi.
3. Alur Akhir Cerita
Pada bagian akhir atau biasa disebut bagian peleraian
(denouement), konflik yang terjadi dapat diatasi dan diselesaikan. Bagian
ini merupakan titik di mana khalayak terangsang untuk melihat seluruh
makna cerita.10
Oleh karenanya, bila seseorang ingin membuat sebuah
cerita, ia harus menjadikan bagian akhir cerita sebagai titik di mana
perbuatan dan tindak-tanduk dalam seluruh narasi, memperoleh
maknanya secara penuh.11
b. Vladimir Propp
Vladimir Propp merupakan seorang ahli sastra asal Rusia yang fokus
meneliti mitos, novel, dan cerita rakyat. Narasi menurut Propp, sebagaimana
analisisnya terhadap dongeng, yang lebih menekankan kepada struktur atau
anatomi cerita dan pada karakter tokoh di dalam cerita. Ia menjelaskan
bahwa suatu fungsi dipahami sebagai tindakan seorang tokoh yang dibatasi
dari maknanya demi berlangsungnya suatu tindakan. Dengan pendekatan
yang menekankan pada analisis karakter tokoh ini, akan memudahkan
khalayak untuk menemukan lompatan-lompatan baru atau kejutan narasi.12
Berikut pembagian tokoh menurut Propp:
1. The hero, yakni tokoh pahlawan yang ditonjolkan untuk selalu benar.
10
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 155. 11
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 56. 12
Vladimir Propp, The Morphology of the Folk Tale (Austin: University of Texas Press,
1975), h. 33.
18
2. The villain, yakni tokoh penjahat yang selalu bertikai dengan pahlawan.
3. The donor, yakni tokoh yang menyediakan objek berupa properti atau
senjata kepada pahlawan.
4. The helper, yakni tokoh penolong atau yang memberikan bantuan
maupun dukungan kepada pahlawan.
5. The dispatcher, yakni tokoh yang menyuruh, menginstruksikan, atau
memberi petunjuk kepada pahlawan.
6. The father, yakni tokoh yang memberikan penghargaan kepada pahlawan
dan biasanya mempunyai seorang putri.
7. The princess, yakni tokoh yang menjadi pendamping pahlawan sebagai
penghargaan karena telah melindungi dari kejahatan musuh.
8. The false hero, yakni tokoh yang awalnya diasumsikan menjadi seorang
pahlawan, namun gagal.13
c. Joseph Campbell
Joseph Campbell adalah seorang penulis Amerika yang pemikirannya
mengenai analisis narasi dipengaruhi oleh Carl G. Jung. Mengenai teori
narasi, Campbell berpendapat bahwa mitos dan simbol-simbol tertentu
merupakan pola dasar yang telah menjadi pusat keberadaan manusia.14
“Campbell menyatakan bahwa terdapat empat manfaat mitos bagi
manusia. Pertama, mitos berfungsi untuk menghubungkan nurani
manusia dengan misteri alam semesta. Dengan mitos, manusia
mengekspresikan perasaan kagum yang tak tergambarkan. Kedua,
mitos memiliki fungsi intepretatif atau menafsikan. Dengan mitos,
manusia berusaha memahami dan mengharmonikan alam dan
gejalnya. Ketiga, mitos memiliki fungsi etis, yakni mempertahankan
13
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 34. 14
Joseph Campbell, The Hero with a Thousand Faces (California: New World Library,
1949), h. 53.
19
peraturan sosial dan tempat seseorang dalam kelompok masyarakat.
Keempat, mitos memiliki fungsi yang berkaitan dengan pertumbuhan
pribadi dan individu, yakni berusaha menempatkan kita ke dalam alam
semesta dan ke dalam diri sendiri.”15
Oleh karenanya, analisis narasi yang digunakan Campbell sangat
memfokuskan pada simbol-simbol yang dimunculkan pada suatu kisah
untuk mengetahui esensi tentang keberadaan tokoh dalam cerita tersebut.
Biasanya teori Campbell lebih cocok digunakan untuk film horor atau
misteri. Namun untuk film dokumenter, penggunaan teori ini tergantung
dengan cerita maupun kejadian yang diangkat. Apakah terdapat unsur-unsur
mitos dan simbol di dalamnya.
d. Claude Levi-Strauss
Claude Levi-Strauss adalah ahli antropologi dan etnografi asal
Perancis. Dalam memahami narasi, Levi-Strauss berpendapat bahwa
struktur pembuatan makna tidak hanya mitos, alur, dan peran, melainkan
terikat dengan oposisi biner. Oposisi biner adalah kumpulan nilai yang
berlawanan, misalnya barat-timur, atas-bawah, kaya-miskin, langit-bumi,
dan air-api. Bagi Levi-Strauss, oposisi biner adalah „the essense of sense
making’ atau struktur yang mengatur sistem pemaknaan, terhadap budaya
dan dunia tempat kita hidup.16
Pandangan Levi-Strauss ini berpegangan pada pandangan linguistik
struktural yang mengungkapkan bahwa inti dari fenomena pada dasarnya
adalah relasi-relasi yang membuat relasi tersebut menjadi fokus utama.
15
Kevin O‟Donnell, Sejarah Ide-Ide (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 20-25. 16
Claude Levi-Strauss, The Structural Study of Myth (New York: Doubleday Anchor
1972), h. 135.
20
Kendati kajian tersebut tidak secara eksplisit menggiring pada pemahaman
makna karya, namun melalui oposisi biner atau konflik antara dua sifat yang
berlawanan, makna sebuah karya sastra juga akan tergambar.17
Dari keempat teori narasi yang telah dipaparkan, penulis hanya akan
menggunakan model analisis menurut Tzvetan Todorov, Claude Levi-Strauss,
dan Joseph Campbell. Sedangkan pendekatan narasi milik Vladimir Propp
tidak penulis gunakan lantaran film dokumenter The Muslim Premier League
tidak terdapat peran atau karakter yang jelas, seperti halnya film fiksi.
B. Tinjauan Umum Film
1. Pengertian Film
Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar bergerak lewat
layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk yang
disiarkan televisi. Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung
audio, sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan
dan penyuluhan.18
Seperti halnya siaran televisi, tujuan khalayak menonton
film adalah untuk memperoleh hiburan. Akan tetapi, dalam film dapat
mengandung fungsi informatif, edukatif, bahkan persuasif.19
“Dalam pengertian lain, film adalah teknik audio-visual yang sangat
efektif dalam mempengaruhi penonton. Berbeda dengan foto atau
lukisan, film bisa menghadirkan unsur dinamis dari obyek yang
ditampilkanya. Sebagai media audio visual, film juga merupakan
kombinasi dari drama dengan paduan suara dan musik, serta drama
17
Heddy Shri Ahimsa Putra, Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra
(Yogyakarta: Galang Press, 2001), h. 107. 18
Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 137. 19
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdijaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 134.
21
dengan paduan dari tingkah laku dan emosi. Sehingga dapat dinikmati
benar-benar oleh penonton dengan mata, telinga, dan di ruang yang
remang-remang antara gelap dan terang.”20
Sementara menurut Bordwell dan Kristin, film merupakan karya seni
yang diproduksi secara kreatif dan mengandung suatu nilai, baik positif
maupun negatif, sehingga mengandung suatu makna yang sempurna. Namun,
terkadang makna yang terkandung dalam film tersebut kurang disadari oleh
penonton pada umumnya.21
Sedangkan Kurniawan, mendefiniskan film
sebagai bayangan yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami dalam
kehidupan sehari-hari, yang menyebabkan selalu ada lakon untuk mencari
relevansinya dengan realitas kehidupan.22
2. Jenis-Jenis Film
Secara umum, pembagian jenis film didasarkan atas cara bertuturnya,
yakni naratif (cerita) seperti film fiksi dan non-naratif seperti film
eksperimental dan film dokumenter. Adapun definisi dari jenis film menurut
Himawan Pratista adalah sebagai berikut:23
a. Film Fiksi
Film ini merupakan jenis film yang menggunakan cerita rekaan di luar
kejadian nyata, terkait dengan plot, dan memiliki konsep pengadeganan
yang telah dirancang sejak awal. Struktur cerita film juga terkait hukum
20
H.A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h. 84. 21
Sumarno Marseli, Dasar-Dasar Apresiasi Film (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2005),
h. 48. 22
Aep Kurniawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam (Bandung: Benang Merah Press,
2004), h. 95. 23
Himawan Prastita, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 4-8
22
kausalitas atau hubungan sebab-akibat. Namun demikian, film fiksi juga
sering diangkat dari kejadian nyata dengan beberapa cuplikan rekaman
gambar dari peristiwa aslinya.
b. Film Dokumenter
Film ini biasanya berhubungan dengan orang-orang, peristiwa, maupun
kejadian tertentu. Film dokumenter ini tidak menciptakan suatu peristiwa,
melainkan merekamnya. Struktur bertutur dari film dokumenter umunya
sederhana dengan tujuan agar penonton dapat memahami dan percaya atas
fakta-fakta yang disajikan. Film jenis ini dapat digunakan untuk berbagai
tujuan di antaranya sebagai informasi, berita, biografi, pengetahuan,
pendidikan, sosial, dan politik.
c. Film Eksperimental
Jenis film ini berbeda dengan dua jenis film lainnya. Film ini tidak
terikat plot, tetapi tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi
oleh insting subjektif sineas seperti gagasan, ide emosi, serta pengalaman
batin mereka. Film ini umumnya tidak bercerita tentang apapun dan semua
adegannya menentang logika sebab-akibat. Selain itu, film ini tidak mudah
dipahami lantaran menggunakan simbol personal yang diciptakan sendiri.
Dari perbedaan jenis film di atas, dapat dibagi lagi menjadi berbagai
genre film yang diklasifikasikan sesuai dengan spesifikasinya, baik
berdasarkan setting, isi, maupun latar cerita. Alhasil, kini muncul banyak film
dengan genre yang beragam, seperti film aksi, petualangan, drama, komedi,
misteri, dan percintaan. Selain itu, terdapat karya yang mengkombinasikan
23
beberapa genre menjadi satu, misalnya film drama aksi komedi. Namun begitu,
biasanya sebuah film tetap memiliki satu atau dua genre yang dominan.24
3. Pengertian Film Dokumenter
Film dokumenter atau yang sering disebut sebagai film non-fiksi,
merupakan sebuah karya film yang dihasilkan dari realita atau fakta yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Baik berdasarkan pengalaman hidup
seseorang maupun peristiwa yang terjadi.25
Film dokumenter dibuat dari
kenyataan-kenyataan atau realitas objektif, yang mana kenyataan itu dibangun
dengan interpretasi pembuatnya.26
Namun demikian, istilah dokumenter pertama kali digunakan untuk
menyebut film buatan Auguste dan Louis Lumiere pada tahun 1890-an, yang
berkisah tentang perjalanan (travelogues). Tiga puluh tahun kemudian, istilah
dokumenter kembali digunakan oleh pembuat dan kritikus film asal Inggris,
John Grierson, untuk film „Moana‟ pada tahun 1926. Grierson menyebut karya
dokumenter sebagai cara kreatif dalam mempresentasikan realitas.27
Adapun Dzinga Vetrov, mendefinisikan film dokumenter sebagai film
yang memuat fakta-fakta yang tersusun rapi dan tertata, sehingga penonton
dapat mencerna apa yang disampaikan oleh film tersebut. Film dokumenter
24
Himawan Prastita, Memahami Film, h. 11. 25
Garzon R. Ayawaila, Dokumenter dari Ide sampai Produksi (Jakarta: FFTV IKJ Press,
2008), h. 35. 26
D. A. Peransi, Film/Media/Seni (Jakarta: FFTV IKJ Press, 2006), h. 46. 27
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2003), h. 214.
24
merupakan karya yang lahir dari semangat jurnalisme.28
Film ini bukan
merupakan pengulangan suatu kejadian, atau dibuat seperti film-film fiksi.
Tetapi, menggunakan masyarakat dan kondisi yang nyata.29
“Atas dasar itulah, film dokumenter sangat erat kaitannya dengan
jurnalisme. Selain karena dibangun dari sebuah realitas atau fakta yang
sebenarnya, film dokumenter juga menggunakan kaidah-kaidah yang ada
dalam karya jurnalistik, seperti 5W+1H dan proses wawancara. Namun,
karya jurnalistik lebih menekankan pada sebuah informasi atau berita
yang aktual. Sementara film dokumenter lebih kepada gagasan apa yang
ingin disampaikan kepada penonton.”30
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa film
dokumenter adalah film yang menyajikan fakta, lantaran berhubungan dengan
tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak memiliki plot
atau rangkaian peristiwa yang disajikan pada penonton secara visual dan audio,
namun memiliki struktur yang umumnya didasarkan oleh tema dan
subjektivitas dari pembuatnya. Oleh sebabnya, penulis memilih film The
Muslim Premier League sebagai objek yang diteliti. Selain karena jenisnya
yang termasuk dokumenter, film yang diproduksi BBC itu tidak menciptakan
suatu peristiwa atau kejadian, namun merekam peristiwa yang benar terjadi.
C. Tinjauan Umum Sepakbola
1. Pengertian Sepakbola
Sepakbola adalah bahasa universal. Permainan ini dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat tanpa perlu penjelasan yang rumit. Strata sosial dan
28
Dzinga Vetrov, Defining Documentary Film (New York: LB Tuoris, 2007), h. 8. 29
Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h. 92. 30
Suhaimi dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009), h. 28.
25
ekonomi hingga perbedaan warna kulit berada pada pola pikir yang sama saat
memainkan maupun menonton sepakbola. Namun, menyoal kapan pertama kali
permainan ini muncul, para ahli memiliki pendapatnya masing-masing. Meski
begitu, sepak bola diperkirakan sudah muncul jauh sebelum Masehi.31
“Catatan tertua tentang permainan yang menyerupai sepakbola
ditemukan di Cina pada masa Dinasti Tsin (255-206 sebelum Masehi).
Permainan yang dikenal dengan nama Tsuchu atau „menendang bola‟ ini
awalnya digunakan untuk melatih fisik para prajurit. Permainan ini
mengharuskan para pemain yang terbagi menjadi dua tim untuk
memasukan bola kulit ke dalam jaring berdiameter 40 cm yang dikaitkan
pada beberapa batang bambu panjang. Pemain boleh menggunakan kaki,
kepala, dada, punggung, serta bahu untuk mengolah bola sambil berusaha
menahan serangan dari lawan. Tim yang menang adalah tim yang paling
banyak memasukkan bola ke dalam jaring. Untuk mengantisipasi
terjadinya kecurangan di lapangan, permainan ini sudah mengenal wasit
sebagai pemimpin dan pengadil pertandingan. Seiring berjalannya waktu,
permainan ini kemudian menyebar ke seluruh rakyat Cina dan pada masa
Dinasti Han (206-200 SM) ketenaran Tsuchu mencapai puncaknya.”32
Sementara itu, pada tahun 300-600 M masyarakat Jepang juga telah
mengenal permainan semacam sepakbola yang dikenal dengan Kemari.
Permainan ini terinspirasi dari Tsuchu namun dimainkan lebih halus dan
bersifat ritual keagamaan. Kemari disebarkan oleh pedagang dan pelajar
Jepang yang berkunjung di Cina. Cara memainkannya pun cukup unik, karena
para pemain hanya menjaga bola agar tidak jatuh ke tanah (jugling) lalu
memberikan kepada rekan yang lain dengan menggunakan kaki. Dalam
Kemari, bola dilambangkan sebagai matahari sehingga jika bola sampai jatuh
maka dipercaya akan terjadi bencana kegelapan. Bola yang digunakan terbuat
dari kulit binatang dengan diameter 8-10 inci, yang disebut Mari. Lapangan
31
Elison Eddy, PSSI Alat Perjuangan Bangsa (Jakarta: PSSI, 2005), h. 1. 32
Husni Agusta, dkk, ed Buku Pintar Olahraga (Jakarta: Mawar Gempita, 1990), h. 22.
26
permainan disebut Kikutsubo, berbentuk persegi dengan pohon yang ditanam
sejajar pada masing-masing sudutnya sebagai batas lapangan. Menariknya lagi,
para pemain Kemari diharuskan mengenakan kostum tradisional Jepang yang
berlengan panjang berwarna-warni yang disebut Kariginu.33
“Kemudian, di Yunani Kuno permainan serupa disebut dengan Epyskyros
atau Phaininda. Banyak relief yang menggambarkan rakyat Yunani
sedang memainkan bola dengan menggunakan pahanya. Dalam
permainan Epyskyros, satu tim terdiri dari 12 pemain dan luas lapangan
yang digunakan hampir sama dengan lapangan sepak bola sekarang. Bola
yang digunakan terbuat dari spons yang dibungkus kain dan benang
sehingga dapat memantul dengan baik. Namun demikian, ketika Yunani
dikuasai pasukan Romawi pada tahun 146 SM, Epyskyros mengalami
perubahan pada jumlah pemain, bola yang digunakan, hingga aturan dari
permainan itu sendiri. Permainan Harpastum, begitu orang Romawi
menyebutnya, biasanya dimainkan oleh lima sampai 12 pemain. Tapi,
suatu kali Harpastum pernah dimainkan oleh 100 orang di atas lapangan
yang telah disesuaikan dengan jumlah pemainnya. Bola yang digunakan
pada permainan Harpastum lebih kecil, padat, dan keras dibandingkan
dengan bola yang dipakai pada permainan Epyskyros. Lapangan yang
digunakan berbentuk segi empat dan dibagi menjadi tiga bagian. Tujuan
permainan ini adalah menggiring bola hingga melewati garis batas lawan.
Selain itu, sebagai penggemar Hatpastum, Kaisar Romawi, Julio Cesar
menjadikan permainan ini sebagai salah satu latihan fisik bagi para
prajuritnya.”34
Dari beberapa permainan kuno tersebut, dapat diketahui bahwa sepakbola
telah ada jauh sebelum Inggris memperkenalkan sepakbola modern pada abad
19. Namun, sebelum tahun 1863, sepak bola dimainkan dengan bermacam-
macam cara sesuai konvensi di daerah sepak bola itu dimainkan. Kelahiran
sepakbola modern sendiri terjadi di Freemasons Tavern pada 26 Oktober 1863
ketika sejumlah mahasiswa beserta klub-klub sepakbola yang ada di London
dan Cambridge, berkumpul untuk mengadakan konvensi dan membentuk
33
Desi Saraswati dan Juanda, Fakta Sepak Bola Dunia (Jakarta: Be Champion, 2013), h. 8. 34
Sindhunata, Bola di Balik Bulan (Jakarta: Kompas, 2002), h. 2.
27
Football Association (FA) yang pertama. Selang dua bulan, tepatnya pada
tanggal 8 Desember 1863, FA kembali mengadakan pertemuan guna
membahas masalah peraturan baku sepakbola modern dan berhasil
merumuskan Laws of Football yang kelak memberi pengaruh besar terhadap
perkembangan sepak bola seperti sekarang.35
Pada tahun 1885, permainan sepak bola di Eropa, terutama di Inggris,
mulai dianggap sebagai sebuah industri, bisnis, dan untuk mengangkat status
sosial. Pada saat itu, mulai dikenal adanya pemain bayaran atau disebut juga
pemain profesional. Kompetisi liga antar klub dalam satu negara, pertama kali
diselenggarakan di Inggris pada tahun 1888. Kompetisi inilah yang mendorong
perkembangan sepakbola profesional di dunia. Hingga sekarang perkembangan
sepakbola telah mengalami transformasi. Dari sebuah permainan yang
dilakukan oleh sekolah-sekolah umum di Inggris abad ke-19 menjadi sebuah
industri beraset ribuan triliun pertahun. Sepakbola tidak hanya menjadi sebuah
rutinitas dan hak asasi warga negara dalam berolahraga sehari-hari, tetapi
sepakbola sudah menjadi sebuah industri yang mengglobal. 36
“Industrialisasi sepakbola menjanjikan terjadinya perputaran ekonomi
mulai dari masyarakat bawah sampai dengan masyarakat atas dalam
bentuk sistem bisnis industri entertainment, industri olahraga, dan
industri sepakbola itu sendiri. Artinya, sepakbola sebagai sebuah indutri
dapat dicermati dari tiga industri yang saling berkaitan. Pertama,
sepakbola sebagai bagaian dari industri entertainment karena melibatkan
pihak ketiga di luar pelaku dan pengelola sepakbola seperti artis, media
televisi, periklanan, sponsor, dan lain-lain. Kedua, sepakbola sebagai
bagian dari industri olahraga, misalnya di Olimpiade sebagai
penyelenggara multievent olahraga dimana cabang sepak bola menjadi
salah satu yang dipertandingkan. Ketiga, sepakbola sebagai industri
35
M. Daud Darmawan, Menelusuri Jejak-jejak Sejarah Kuno Sepak Bola Dunia
(Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), h. 56. 36
Eddy, PSSI Alat Perjuangan Bangsa, h. 18.
28
sepakbola itu sendiri seperti besarnya uang yang beredar untuk gaji
pemain, pelatih, nilai transfer, dan lain-lain.”37
Sepak bola yang awalnya hanya sebuah permainan tradisional, telah
berevolusi menjadi sebuah permainan modern yang ditandai dengan aturan
main yang jelas dan tegas. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas
antara olahraga rugby dengan sepakbola (soccer). Sepakbola hanya boleh
dimainkan dengan cara menendang sebuah bola terbuat dari kulit berukuran
27-28 inci. Selain kiper tidak ada pemain lain yang boleh menyentuh bola
dengan tangannya. Dalam suatu pertandingan, sepakbola dimainkan oleh dua
kelompok berlawanan yang masing-masing terdiri dari sebelas pemain. Tujuan
dari sepakbola adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang
lawan dan berusaha menjaga gawangnya agar tidak kemasukan.38
Sepakbola biasa dilangsungkan pada lapangan rumput berbentuk persegi
empat dengan panjang 100-110 meter dan lebar 64-75 meter. Pada kedua sisi
yang lebih pendek, terdapat gawang sebesar 24x8 kaki, atau 7,32x2,44 meter.
Normalnya, pertandingan sepakbola berlangsung selama 2 x 45 menit, dengan
waktu istirahat 15 menit. Pada pertandingan yang menentukan, misalnya pada
pertandingan final, apabila terjadi skor imbang, maka akan dilanjutkan pada
babak tambahan waktu selama 2x15 menit tanpa istirahat di ruang ganti. Jika
pada babak tambahan skor masih sama, maka dilanjutkan dengan tendangan
pinalti untuk menentukan pemenang. Selain beberapa aturan dasar tersebut,
37
Hinca Pandjaitan, Kedaulatan Negara Versus Kedaulatan FIFA dalam Kompetisi
Sepakbola Profesional Untuk Memajukan Kesejahteraan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2011), h. 183. 38
Herwin, “Latihan Fisik Untuk Pemain Usia Muda” Jurnal Prestasi, Volume 2, Nomor 1,
Januari 2006, h. 78.
29
federasi induk tertinggi sepakbola internasional, Federation Internastionale de
Football Association (FIFA), juga kerap membuat berbagai regulasi untuk
menjadikan sepakbola sebagai olahraga yang menarik ditonton namun tetap
menghormati semangat sportivitas. Regulasi paling anyar adalah menambah
jumlah asisten wasit di lapangan yang awalnya dua menjadi empat orang,
penggunaan teknologi garis gawang, dan penggunaan cairan penyemprot
sebagai penanda tempat bola diletakkan ketika terjadi tendangan bebas.39
Seiring dengan terjadinya berbagai penyempurnaan dalam sepakbola,
kini olah raga ini bukan lagi sekedar jogo bonito atau permainan indah dari
para aktornya untuk menciptakan gol dan meraih kemenangan. Daya magis
sepakbola telah banyak membawa perubahan. Pengaruhnya yang kuat,
membuat manusia menemukan hidupnya. Jutaan warga Afrika keluar dari
kemiskinan karena beruntung memilih sepakbola sebagai mata pencaharian.
Zinedine Zidane, imigran asal Aljazair, yang masa kecilnya dihabiskan di
lingkugan kumuh, telah menjadi inspirator bagi kaum imigran di berbagai
belahan dunia untuk bagaimana menjadi warga kelas satu di tanah perantauan.
Pengaruh sepakbola juga telah mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa.
Negara yang porak poranda, Irak berhasil juara Piala Asia 2007 dan menjadi
salah satu kekuatan sepakbola Asia, Brasil menjadi negara yang disegani di
dunia karena kemampuannya melahirkan pemain-pemain sepakbola berbakat,
dan puluhan ribu pendukung sepak bola Indonesia yang masih bisa tersenyum
riang di tengah himpitan ekonomi yang maskin mencekik masyarakat kecil
39
Sucipto, dkk. Sepakbola (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2000), h. 7.
30
setiap hari. Pengaruh yang kuat dari sepakbola menjadikannya sebagai
olahraga paling popular di dunia. Populer karena dikenal, dimainkan, ditonton,
dan digemari orang hampir di seluruh penjuru dunia.40
“Popularitas olahraga ini nyaris berlaku di setiap negara, dengan
pengecualian beberapa negara, seperti di Amerika Serikat di mana
football Amerika dan bola basket lebih popular dibandingkan dengan
sepakbola. Kemudian di India dan Pakistan yang mana olahraga kriket
menjadi olahraga yang paling banyak di gandrungi pendukungnya.
Namun, di negara-negara tersebut bukan berarti sepakbola telah
kehilangan ruh untuk menjadi olahraga nomor satu. Buktinya, ketika
Piala Dunia 1994 berlangsung di Amerika Serikat, hajatan sepak bola
terbesar empat tahunan itu menjadi Piala Dunia tersukses, bila diukur
dari jumlah penonton yang hadir ke stadion. Rata-rata kehadiran
penonton ke stadion hampir mencapai 70.000 orang per pertandingan
(tepatnya 68.991,12 orang tiap laga) dengan total kehadiran penonton
melebihi angka 3,5 juta orang. Turnamen ini pun menjadi kompetisi
olahraga yang paling banyak ditonton dalam sejarah Amerika Serikat.”41
Dengan demikian, sepakbola hadir sebagai ‘a solidarity-making cultural
event’ yang mampu mengumpulkan orang-orang untuk mendukung tim
favoritnya. Selain itu, ketika membahas sepakbola, bukan berarti hanya bicara
tentang apa yang terjadi dengan bola yang diperebutkan oleh kedua
kesebelasan yang sedang bertanding di atau lapangan hijau, namun bicara
tentang kultur, bahasa, mata pencaharian, hiburan, penyatu kelas, kebahagiaan,
sebuah pelarian dari kenyataan hidup yang pahit, bahkan menjadi sebuah
agama baru bagi sebagian orang. Karenanya, sepakbola tidak dapat dilihat
hanya dari sudut pandang yang sempit. Sepakbola adalah persoalan umum, ada
pesona yang dapat dilukiskan dari segala sisi tanpa perlu menuntut presisi.42
40
Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas: City of Tolerance (Yogyakarta: Kanisius,
2008), h. 24. 41
Fajar Junaedi, Merayakan Sepak Bola: Fans, Identitas, dan Media (Yogyakarta: Buku
Litera, 2014), h. 15. 42
Ubaidillah Nugraha, Republik Gila Bola (Jakarta: Ufuk Press, 2008), h. 5.
31
2. Perspektif Islam tentang Sepak Bola
Sepakbola merupakan olahraga yang sangat terkenal di dunia. Hampir
semua orang mengenal permainan yang telah ada jauh sebelum Inggris
memperkenalkan sepakbola modern pada abad 19. Selain menyenangkan,
olahraga ini juga mudah dimainkan. Hanya bermodalkan sebuah bola sepak
dan dua buah gawang, seseorang bisa memainkan sepakbola. Tidak sedikit
orang yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain sepakbola
karena mempunyai efek yang boleh dipertimbangkan seperti membuat tubuh
bugar, menghilangkan rasa bosan, dan meningkatkan stamina tubuh. Namun,
dibalik kepopuleran sepakbola, seseorang bisa melalaikan kewajibannya dalam
beribadah. Apalagi bila dikaitkan dengan pertandingan sepak bola Eropa yang
banyak disiarkan stasiun televisi nasional dan berlangsung pada malam hingga
dini hari. Banyak diantara penggemar sepakbola yang rela untuk bangun
malam hari untuk menonton bola, sedangkan untuk mendekatkan diri dengan
Tuhan terasa berat. Lalu, bagaimana hukum sepakbola menurut perspektif
Islam? Berikut beberapa pandangan mengenai sepakbola.
“Dalam Islam, terdapat perbedaan pendapat mengenai sepakbola. Ada
pihak yang pro dan ada yang kontra. Bagi yang menolak, sepakbola
disebut lebih banyak mendatangkan keburukan daripada manfaatnya,
seperti kostum pesepakbola yang tidak menutup aurat, banyak terjadi
kecurangan dan tipu daya dalam pertandingan sepakbola, menjamurnya
praktek judi bola, penghamburan uang semata, dan menjadikan lupa
segalanya saat menonton sepakbola. Bahkan ada yang berpendapat
bahwa sejarah sepakbola berasal dari kepala paman Nabi, Hamzah, yang
dipotong ketika umat Muslim kalah dalam perang Uhud kemudian kepala
tersebut ditendang kesana kemari oleh orang-orang kafir. Namun, ada
juga riwayat yang mengatakan bahwa kejadian tersebut tidak benar.
32
Lantaran kejadian yang sebenarnya adalah Sayyidina Hamzah mati
syahid ditombak oleh Wahsyi.”43
Kemudian, jika memang kepala Sayyidina Hamzah benar digunakan
untuk bermain sepakbola oleh kaum kafir, hal tersebut tidak bisa dijadikan
dasar hukum dalam bermain sepakbola. Pasalnya, seperti yang diketahui,
dewasa ini yang digunakan untuk bermain sepakbola bukanlah dari kepala
manusia, tetapi bola yang terbuat dari bahan sintetis. Selain itu, sejarah
sepakbola juga bukan semata-mata dari kejadian tersebut melainkan berasal
dari Cina. Induk organisasi sepakbola tertinggi dunia, FIFA, di ulang tahunnya
ke-100 pada 20 Mei 2004 pun telah mengkonfirmasi hal tersebut. FIFA
menyebut olahraga ini pertama kali ditemukan pada jaman Dinasti Tsin pada
255 SM dan bernama Tsu Chu. Permainan ini dahulu digunakan untuk melatih
fisik para prajurit.44
Sementara bagi yang membolehkan, mereka menganggap sepakbola
sebagai olahraga yang menghibur dan masih banyak sisi positif lainnya.
Sepakbola merupakan olahraga yang menyehatkan badan. Sepakbola juga
dapat mempererat tali silaturahmi dan sebagai media untuk berdakwah,
tergantung bagaimana olahraga ini diaplikasikan. Karena dalam Islam sendiri,
meski tidak ada ketentuan hukum dalam Al Qur‟an, hadits, dan literatur hukum
Islam yang membicarakan secara langsung mengenai masalah olahraga, namun
sebagian besar kalangan memperbolehkan setiap umat muslim untuk
berolahraga. Hal ini didasarkan pada asas hukum Islam yang memiliki asas
43
Luzman Rifqi Karami, Sepak Bola dan Dakwah Islam (Jakarta: Kumaha Anjeun
Publisher, 2011), h. 13. 44
Fajar Junaedi, Merayakan Sepak Bola: Fans, Identitas, dan Media, h. 45.
33
untung rugi. Setiap masalah baru yang muncul dalam masyarakat atau setiap
kegiatan sosial termasuk olahraga, hukumnya boleh asalkan banyak
mendatangkan keuntungan bagi kehidupan manusia, baik secara individual
maupun kolektif. Dengan demikian, boleh tidaknya sepakbola ditentukan oleh
seberapa besar keuntungan dan kerugian yang ditimbulkannya.45
“Dalam kitab Bughyatul Musytaq fil Hukmil lahwi wal la’bi was sibaq,
disebutkan bahwa mayoritas ulama Syafiiyah memperbolehkan umat
Islam bermain sepak bola jika dilakukan tanpa taruhan atau judi. Namun,
bila dalam permainan tersebut terselip unsur taruhan, maka sepak bola
yang dimainkan hukumnya haram. Dengan demikian, hukum bermain
sepak bola dan yang serupa dengannya adalah boleh, jika dilakukan tanpa
taruhan atau judi. Sedangkan, As-Sayyid Ali Al-Maliki dalam kitabnya
Bulughul Umniyah halaman 224 menjelaskan bahwa hukum bermain
sepak bola dalam pandangan syariat, secara umum adalah boleh dengan
dua syarat. Pertama, sepak bola harus bebas dari unsur taruhan. Kedua,
permainan sepak bola diniatkan sebagai latihan ketahanan fisik dan daya
tahan tubuh sehingga si pemain dapat melaksanakan perintah sang khalik
(ibadah) dengan baik dan sempurna.”46
Sedangkan, menurut Syekh Abu Bakar Al-Jazairi dalam karyanya
Minhajul Muslim, bahwa bermain sepak bola boleh dilakukan dengan syarat
meniatkannya untuk menjaga kesehatan maupun meningkatkan daya tahan
tubuh. Pemain sepak bola juga tidak diperkenankan untuk membuka aurat,
serta tidak menjadikan sepak bola sebagai alasan untuk menunda-nunda
kewajiban shalat. Selain itu, permainan tersebut harus bersih dari gaya hidup
hedonis yang senantiasa berlebihan, melancarkan perkataan buruk dan ucapan
sia-sia, seperti celaan, cacian, dan sebagainya. Apabila semua larangan tersebut
dapat dipenuhi, maka sepak bola boleh untuk dimainkan.47
45
Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam (Yogyakarta: UII Press, 2003), h. 74-75. 46
Luzman Rifqi Karami, Sepak Bola dan Dakwah Islam, h. 16. 47
Syekh Abu Bakar Jabir al-Jaza‟iri, Minhajul Muslim, terj. Musthofa Aini, dkk. (Jakarta:
Darul Haq, 2006), h. 449.
34
Lebih lanjut, berkaca pada kebolehan bermain sepak bola, hukum bagi
yang menonton atau menyaksikan sepak bola juga diperbolehkan. Tentu saja
ada syarat-syarat yang harus terpenuhi, di antaranya: dalam menyaksikan sepak
bola tidak disertai atau bersih dari segala bentuk perjudian, tidak membuka
aurat, tidak ber-ikhtilat atau campur-baur antara laki-laki dan perempuan, tidak
diiringi dengan minuman keras, dan tidak melanggar norma-norma agama
lainnya. Dengan demikian, dari beberapa pandangan ulama tersebut, dapat
disimpulkan bahwa olahraga sepak bola, baik saat dimainkan atau hanya
menyaksikan, hukumnya diperbolehkan dalam Islam, asalkan memenuhi
beberapa syarat, yaitu:48
a. Para pemain sepakbola wajib menutup aurat. Aurat laki-laki adalah dari
pusar sampai ke lutut, sementara aurat perempuan adalah seluruh badan
kecuali muka dan dua telapak tangan di bagian atas dan bagian bawahnya.
b. Tidak meninggalkan kewajiban untuk shalat fardhu di masjid. Jika
seseorang ingin bermain sepak bola sore hari, maka dianjurkan shalat Ashar
berjama‟ah di masjid terlebih dahulu, kemudian bermain sepak bola.
c. Tidak mengeluarkan atau mengucapkan kata-kata kotor atau kata-kata yang
dapat menyakiti hati seseorang, sekalipun dengan maksud bercanda.
d. Sepak bola tidak dijadikan sebagai rutinitas yang dilakukan setiap hari. Hal
ini dimaksudkan agar umat Islam tidak menganggap seolah-olah tidak ada
kegiatan lain selain sepak bola.
48
Redaksi Abatasa, “Sekilas, Sepakbola dalam Islam” artikel diakses pada 7 September
2014 dari http://m.pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/hikmah/allsub/1021/sekilas-sepakbola-
dalam-islam.html
35
e. Tidak melanggar perkara-perkara syari‟at lainnya. Misalnya, menjadi sarana
untuk berjudi atau taruhan, menjadi sarana untuk pacaran, dan
menggunakan jimat atau jampi-jampinya agar tendangannya tepat, dan
sebagainya.
Dengan demikian, jelaslah hukum dari permainan sepak bola dan hukum
menonton pertandingan sepak bola. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran agama
Islam telah mengatur segala bentuk kehidupan umat manusia, termasuk dalam
hal berolahraga. Wallahu a’lam.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Film Dokumenter The Muslim Premier League
The Muslim Premier League adalah film dokumenter yang diproduksi oleh
British Broadcasting Corporation (BBC) untuk menyambut bulan Ramadhan
2013. BBC sendiri merupakan stasiun televisi, radio, dan kantor berita online
yang berpusat di London, Inggris. Layanan televisi BBC di Britania Raya
mencakup BBC One, BBC Two, BBC Three, BBC Four, saluran berita BBC
News, dan saluran anak BBC Kids. Sementara saluran internasionalnya meliputi
BBC World News, BBC Entertainment, BBC America, BBC Canada, BBC Arab,
BBC Japan, dan BBC Indonesia. Dengan slogan innovatieve, progressive, and
pionerring, BBC menjadi perusahaan media terbesar di dunia.1 Adapun film
dokumenter The Muslim Premier League bercerita tentang masuknya unsur-unsur
Islam dalam kultur sepakbola Inggris.
Nilai-nilai Islam tersebut berupa selebrasi sujud syukur yang dipopulerkan
oleh Demba Ba (l. 1985). Alih-alih merayakan gol dengan diiringi kesombongan
dan narsisme, pemain Newcastle United itu justru merayakan gol dengan
kerendahan hati melalui sujud syukur di atas lapangan hijau. Sontak, selebrasi itu
menjadi kejutan bagi publik sepakbola Eropa. Lebih lanjut, ketaatan pesepakbola
muslim dalam menjalankan perintah agamanya dengan tetap berpuasa Ramadhan
1 M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing (Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2009), h. 336.
37
meski tengah bertanding, menolak mengkonsumsi makanan atau minuman haram,
menolak menggunakan seragam yang tertera sponsor judi, hingga melakukan aksi
simpatik kemanusiaan menjadi fokus dalam film dokumenter yang dikepalai oleh
salah satu penyiar favorit Inggris, Mike Smith, tersebut.
Kemudian, film berdurasi 30 menit 27 detik ini juga membahas tentang
pesepakbola muslim yang mengubah paradigma Liga Inggris. Misalnya, soal
sampanye yang biasa diberikan kepada pemain terbaik setiap bulannya. Tradisi ini
berubah ketika gelandang Manchester City, Yaya Toure (l. 1983), dengan sopan
menolak hadiah tersebut lantaran minuman keras dilarang dalam Islam. Berawal
dari penolakan Yaya Toure ini, penyelenggara Liga Primer mengganti sampanye
menjadi piala berukuran kecil kepada pemain terbaik setiap bulannya. Selain itu,
film dokumenter yang dinaratori oleh presenter kawakan Collin Murray ini,
semakin menarik lantaran menampilkan beberapa pesepakbola dan pelatih
terkemuka untuk memberikan pandangannya terhadap fenomena yang terjadi.
B. Pesepakbola Muslim di Inggris
Sepakbola bukan lagi sekadar permainan indah dari para aktornya untuk
menciptakan gol dan meraih kemenangan. Sepakbola juga bukan lagi sekedar
pertandingan 2x45 menit (plus babak tambahan dan adu pinalti), namun sepakbola
merupakan bahasa universal yang telah memberi pelajaran terhadap refleksi
kemanusiaan seseorang, salah satunya tentang multikulturalisme. Sepakbola
38
menjadi cabang olahraga paling plural di antara cabang olahraga lainnya.
Sepakbola sukses mengubah sekat sosial, kultural, etnis, agama, dan ideologi.2
Kehadiran pesepakbola muslim di Eropa menjadi bukti bahwa sepakbola
tidak lagi mengenal sekat-sekat agama, kultural, negara, dan sebagainya. Namun
begitu, hidup di tengah-tengah industri sepakbola yang banyak akan godaan,
seorang pesepakbola muslim di Eropa akan diuji ketetapan hatinya untuk hidup
sesuai dengan ajaran Islam. Bagi seorang muslim tentu mengerti jika agama Islam
melarang untuk berdekatan dengan dunia judi hingga menenggak minuman
beralkohol. Selain itu, mereka juga diwajibkan untuk beribadah, seperti shalat
hingga puasa di bulan Ramadhan. Hal-hal tersebut tentu terlihat asing di
sepakbola Eropa yang lazim menggunakan sampanye dalam melakukan selebrasi,
mengikat perusahaan judi sebagai sponsor, hingga tetap menggelar latihan bahkan
bertanding di saat pesepak bola muslim berpuasa Ramadhan.3
Terlepas dari berbagai godaan tersebut, faktanya tidak sedikit pesepakbola
muslim yang konsisten dengan ajaran Islam dan tidak sungkan memperlihatkan
identitasnya sebagai muslim. Mereka mengaku menemukan ketenangan dalam
hidup, sumber kekuatan, dan kedamaian dalam Islam. Beberapa dari mereka
bahkan menganggap Islam telah membuat permainannya cenderung stabil dan
mampu menjaga emosi mereka di lapangan. Belakangan, para pemain yang
sebagian besar berasal dari keluarga imigran ini mendulang pujian karena
2 Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas: City of Tolerance (Yogyakarta: Kanisius,
2008), h. 19. 3 Arief Natakusumah, Drama Itu Bernama Sepak Bola (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2008), h. 39.
39
prestasinya di dalam dan di luar lapangan. Jumlah mereka pun semakin bertambah
tiap tahunnya.4
Sebagai rule model sepakbola dunia, Liga Inggris menjadi salah satu tempat
di mana banyak pesepakbola muslim berkarir. Semakin ketatnya persaingan di
Liga Inggris membuat klub-klub menjelajah seluruh pelosok dunia, termasuk dari
bagian-bagian daerah Afrika ataupun daerah kumuh di Prancis untuk menemukan
talenta baru. Ketika format baru Liga Primer Inggris pertama kali dicetuskan pada
1992, hanya ada satu pesepakbola yang muslim, yakni gelandang Tottenham asal
Spanyol, Mohammed Ali Amar (l. 1966) atau biasa disebut Nayim. Kini, terdapat
55 pemain muslim di kasta tertinggi sepakbola Inggris tersebut.5
Bagi penggemar sepakbola dunia, tentu sudah tidak asing dengan nama-nama
seperti Edin Dzeko (l. 1986), Samir Nasri (l. 1987), dan Yaya Toure (l. 1983). Di
musim kompetisi 2012/2013, mereka bahu-membahu mencetak sejarah untuk
Manchester City yang hampir setengah abad tidak meraih gelar. Ketiga pemain
tersebut, berhasil membawa klub milik milyuner Timur Tengah, Syeikh Mansour
(l. 1970), menggenggam trofi Liga Inggris pertamanya sejak 44 tahun, sekaligus
menghentikan dominasi tim sekotanya, Manchester United. Tidak sampai disitu,
klub yang menambah dua pesepakbola muslim lagi, Bacary Sagna (l. 1983) dan
Gael Clichy (l. 1985), musim ini tetap menjadi salah satu kandidat kuat dalam
perebutan juara Liga Primer Inggris 2015/2016.6
4 Ubaidillah Nugraha, Republik Gila Bola (Jakarta: Ufuk Press, 2008), h. 186.
5 Rob Cowling, “Pemain Muslim ikut mengubah Liga Primer,” artikel diakses pada 28 Mei
2014 dari http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/2013/07/130705_muslim_liga_inggris. 6 Sri Wahyuti, Kisah Seru Bintang Sepakbola Muslim (Jakarta: Adi Bintang, 2013), h. 126.
40
Selain di Manchester City, pemain muslim juga dapat ditemui di klub besar
Inggris lainnya. Di Liverpool, terdapat tiga pesepak bola Muslim, yakni Kolo
Toure (l. 1981), Mamadou Sakho (l. 1990), dan Emre Can (l. 1994). Di Chelsea,
juga terdapat tiga pesepak bola Muslim yang terkenal taat terhadap ajaran agama,
yaitu Kurt Zouma (l. 1994), Abdul Rahman Baba (l. 1994), dan Asmir Begovic (l.
1987). Sementara di Manchester United terdapat gelandang tangguh keturunan
Maroko, Maruone Fellaini (l. 1987), dan bintang masa depan kelahiran Kosovo,
Adnan Januzaj (l. 1995). Begitu pula di Arsenal. Klub yang terletak di London
Utara ini memiliki Ismael Bennacer (l. 1997), Muhammad El Neny (l. 1992), dan
bintang asal Jerman, Mesut Oezil (l. 1988), yang dikenal memiliki kebiasaan
membaca Al Quran setiap akan turun bertanding.7
Lebih lanjut, di Tottenham Hotspurs terdapat Moussa Dembele (l. 1987),
Nacer Chadli (l. 1989), Nabil Bentaleb (l. 1994), dan Dele Alli (l. 1996) yang
beragama Islam. Untuk nama terakhir, pemuda berusia 20 tahun ini menjadi
sorotan lantaran mampu menjadi pemain regular di Tottenham. Alhasil, ia pun
mendapat panggilan untuk memperkuat tim nasional Inggris yang tengah bersiap
tampil di Piala Eropa 2016. Sementara di Leicester City, selain memiliki
gelandang asal Swiss, Gokhan Inler (l. 1984), klub non-unggulan yang sukses
membuat sejarah dengan merebut gelar Liga Primer musim 2015/2016 ini juga
mempunyai pesepakbola muslim Aljazair dalam diri Riyad Marhez (l. 1986).
Berkat penampilan impresifnya bersama The Foxes, penyerang sayap berusia 25
tahun itu menjadi incaran klub-klub besar Eropa. Selain nama-nama terkenal
7 Syahruddin El-Fikri dan Nidia Zuraya, Olahragawan Muslim Top Dunia (Jakarta:
Republika Penerbit, 2010), h. 63.
41
tersebut, masih ada beberapa pesepakbola muslim yang memperkuat klub-klub
Liga Primer Inggris lainnya. Berikut daftar lengkapnya:8
Arsenal
1. Mohamed Elneny – Gelandang – Mesir
2. Mesut Özil – Gelandang – Jerman
3. Ismael Bennacer – Gelandang – Perancis
Aston Villa F.C
1. Easah Suliman – Bek – Inggris
2. Aly Cissokho – Bek – Perancis
3. Jordan Ayew – Penyerang – Ghana
4. Adama Traoré Diarra – Penyerang – Spanyol
5. Rudy Gestede – Penyerang – Inggris
A.F.C Bournemouth
1. Lewis Grabban – Penyerang – Inggris
Chelsea F.C
1. Asmir Begovic – Kiper – Bosnia
2. Kurt Zouma – Bek – Perancis
3. Abdul Rahman Baba – Bek – Ghana
Crystal Palace F.C
1. Marouane Chamakh – Penyerang – Perancis
2. Emmanuel Adebayor – Penyerang – Togo
3. Bakary Sako – Gelandang – Mali
8 Abu Zainab, “New Season‟s Muslim Footballers 2015-16,” artikel diakses pada 23
Februari 2016 dari http://topislamic.com/new-seasons-muslim-footballers-2015-16/
42
Everton F.C
1. Arouna Kone – Penyerang – Pantai Gading
2. Oumar Niasse – Penyerang – Senegal
3. Muhamed Bešić – Gelandang – Bosnia
Leicester City F.C
1. Riyad Mahrez – Penyerang – Aljazair
2. Gokhan Inler – Gelandang – Swiss
Liverpool F.C
1. Mamadou Sakho – Bek – Perancis
2. Kolo Toure – Bek – Pantai Gading
3. Emre Can – Gelandang – German
Manchester City F.C
1. Bacari Sagna – Bek – Perancis
2. Samir Nasri – Gelandang – Perancis
3. Yaya Toure – Midfielder – Pantai Gading
Manchester United F.C
1. Marouane Fellaini – Gelandang – Belgia
2. Adnan Januzaj – Gelandang – Albania
Newcastle United F.C
1. Massadio Haidara – Bek – Senegal
2. Ismael Cheik Tioté – Gelandang – Pantai Gading
3. Moussa Sissoko – Gelandang – Perancis
4. Papiss Cisse – Penyerang – Senegal
43
5. Seydou Doumbia – Penyerang – Pantai Gading
Norwich City F.C
1. Youssouf Mulumbu – Gelandang – Kongo
Southampton F.C
1. Sadio Mané – Gelandang – Senegal
Stoke City F.C
1. Ibrahim Afellay – Gelandang – Belanda
2. Xherdan Shaqiri – Gelandang – Swiss
3. Mohamed El Ouriachi – Gelandang – Maroko
4. Mama Biram Diouf – Penyerang – Senegal
Sunderland F.C
1. Younes Kaboul – Bek – Perancis
2. Wahbi Khazri – Bek – Tunisia
3. Lamine Koné – Bek – Pantai Gading
Swansea City F.C
1. André Ayew – Gelandang – Ghana
Tottenham Hotspur F.C
1. Nacer Chadli – Penyerang – Belgia
2. Moussa Dembele – Gelandang – Belgia
3. Nabil Bentaleb – Gelandang – Aljazair
4. Dele Alli – Gelandang – Inggris
Watford F.C
1. Essaid Belkalem – Bek – Aljazair
44
2. Abdoulaye Doucouré – Gelandang – Perancis
3. Adlene Guédioura – Gelandang – Aljazair
4. Nordin Amrabat – Gelandang – Maroko
West Ham United
1. Cheikhou Kouyate – Gelandang – Senegal
C. Relasi Islam dengan Eropa
Bangsa Eropa memiliki hubungan pasang surut dengan Islam. Interaksi
Eropa dengan Islam dimulai saat penaklukan Andalusia (Spanyol) oleh pasukan
muslim pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara di bawah pimpinan Tariq bin
Ziyad. Delapan abad menguasai Spanyol, kebudayaan Islam di negeri ini
mengalami puncak peradaban. Pada periode ini, perilaku manusiawi dan keadaan
jauh dari kekerasan yang ditunjukkan umat muslim terhadap bangsa Eropa telah
membuka pintu gerbang ilmu dan seni. Keadaan bangsa Eropa sendiri sebelum itu
terkungkung dalam kegelapan dan kebodohan selama 10 abad.9
“Melalui peradaban Islam di Spanyol, bangsa Eropa berkenalan dengan
keilmuan zaman Romawi dan Yunani kuno. Ketika Islam mencapai masa
keemasannya, kota Cordoba dan Granada di Spanyol merupakan pusat-pusat
peradaban Islam yang sangat penting saat itu dan dianggap menyaingi
Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen, Katolik maupun
Yahudi dari berbagai wilayah dan negara banyak belajar di perguruan-
perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa. Di
sini pula mereka dapat hidup dengan aman penuh dengan kedamaian dan
toleransi yang tinggi, kebebasan untuk berimajinasi dan adanya ruang untuk
mengekspresikan seni dan sastra.”10
9 Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa, dan Logika (Yogyakarta: Niaga Swadaya, 2008),
h. 21. 10
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Rajawali Pers,
2004), h. 87.
45
Meski begitu, ketika Islam telah banyak menyumbang bagi perkembangan
peradaban dunia, balasan yang diterima Islam justru sebaliknya. Islam acapkali
menjadi sasaran prasangka budaya (prejudice), terutama dari kaum ekstrim
konservatif kanan. Berbagai kecaman dan tuduhan sinis kerap bersarang di tubuh
umat muslim. Islam mereka hasut sebagai agama kekerasan dan identik dengan
kasus terorisme. Tujuan mereka tidak lain untuk menghembuskan rasa kebencian
dan permusuhan terhadap Islam. Alhasil, berbagai kasus pelecehan terhadap Islam
marak terjadi. Mulai dari gambar karikatur Nabi Muhammad, pelecehan kitab suci
Al Qur‟an, diskriminasi terhadap umat Islam, hingga tuduhan terorisme.11
Selain itu, sejak awal orang Eropa memang telah memerlihatkan sikap
bermusuhan terhadap Islam, baik Islam sebagai agama ataupun sebagai kesatuan
masyarakat yang memiliki kebudayaan dan peradaban berbeda dari mereka.
Literatur-literatur tentang Islam, khususnya sebelum Krusada pada umumnya
berisi pencemaran agama Islam. Dikatakan misalnya bahwa agama Islam tidak
lebih dari aliran sesat dan bentuk kemurtadan yang timbul dari agama Kristen.
Nabi Muhammad, menurut penilaian dunia Kristen merupakan nabi palsu yang
memperoleh pengetahuan agama dari seorang rahib bernama Bahira.12
Sementara
dalam pandangan Islam, Bahira adalah pendeta Nasrani keturunan Yahudi yang
melihat tanda-tanda kenabian Muhammad saat ikut pamannya berniaga ke Syam.
Jalannya sejarah, terutama cepatnya ekspansi Islam sejak pertama kali lahir
membuat getir umat Kristen Eropa. Pada tahun 635 M, Syria direbut tentara
muslim. Empat tahun kemudian Jerussalem ditundukkan dan setahun setelah itu
11
Lathifah Ibrahim Khadhar, Ketika Barat Memfitnah Islam (Jakarta: Gema Insani, 2005),
h. 60. 12
Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 48.
46
(640 M) Mesir jatuh ke pangkuan Islam. Selanjutnya tidak berhenti di sini, karena
tentara Muslim melancarkan ekspansinya ke Afrika Utara. Pada tahun 710 M
Spanyol diserbu dan berhasil ditakukan pada tahun 732 M. Pada belahan Timur,
tentara Islam masuk jauh sampai perbatasan India. Selanjutnya, ibukota
Byzantium Kristen, Konstantinopel juga tidak luput dari serbuan pasukan Islam
dan terkepung selama setahun, antara tahun 716-717 M. Di benua Eropa, selain
Spanyol yang berhasil diperintah selama tujuh abad, Islam menjalar ke Sisilia,
Italia Selatan, dan mampu menguasai daerah tersebut selama dua abad. Di
samping itu, beberapa daerah di Yunani juga berhasil ditaklukan. Bahkan
andaikata ekspedisi militernya tidak terbendung di Tours (Portiers) Perancis,
mungkin sekali Islam akan melanjutkan ekspansinya ke daerah utara Eropa.13
“Pada era yang lebih maju, keadaan hampir serupa juga terjadi di Turki.
Setelah tentara muslim merebut Konstantinopel tahun 1453 M, Turki
menjadi sebuah negara besar yang terorganisasi, hirarkis dan efisien, yang
kemakmurannya menyaingi Abbasiyah. Kombinasi dari pejabat yang
berkualitas tinggi serta angkatan perang yang terlatih dan disiplin, Turki
berhasil menguasai wilayah yang terbentang dari Donau sampai ke Teluk
Persia, dan dari padang rumput Ukraina sampai ke garis di balik utara Mesir
hulu. Termasuk kekuasaan Turki, wilayah sepanjang rute penting dalam
perdagangan laut, yang meliputi Medierania, Laut Hitam, Laut Merah, dan
bagian-bagian Samudera Hindia.14
Bahkan pada abad ke-18 dan 19 M,
ketika kekuasaan kolonial Eropa telah mencengkeram banyak negara dunia,
termasuk wilayah kaum Muslimin yang luas, sekali lagi pasukan Turki
Usmani yang perkasa menusuk jantung Eropa dan memporak-porandakan
kota-kota mereka. Mereka hampir saja menguasai Hongaria dan Austria,
pintu masuk ke Eropa Barat dan Skandinavia.”15
Ekspansi secara besar-besaran yang dapat digambarkan bagaikan „amukan
api‟ tersebut cukup menimbulkan perasaan gusar dan permusuhan dari pihak
13
Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat, h. 44. 14
George Lenczonwski, Timur Tengah di Kancah Dunia, terj. Asgar Bixby (Bandung:
Sinar Baru Agesindo, 1993), h. 1-3. 15
Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa, dan Logika, h. 58.
47
Kristen. Islam dianggap sebagai musuh utama yang mengancam eksistensi
mereka. Kenyataan sejarah inilah yang melahirkan citra Islam di dunia Kristen
sebagai „agama pedang‟ yang melembagakan kekerasan. Meski begitu, ancaman
terhadap esistensi dunia Kristen tidak hanya datang melalui ekspansi teritorial,
melainkan juga berasal dari semakin meluasnya pengaruh dan gugatan Islam
terhadap doktrin Kristen, yang mereka nilai menyimpang dari ajaran Yesus.16
Doktrin trinitas yang umat Kristen Eropa agung-agungkan digugat habis
oleh ajaran tauhid Islam. Yesus Kristus yang mereka yakini sebagai putra Tuhan,
dianggap hanya sebagai nabi seperti halnya nabi-nabi lain sebelum Isa. Islam juga
menolak anggapan bahwa yang mati di palang salib adalah Yesus Kristus untuk
menebus dosa umat manusia. Bagi Islam yang mati di palang salib adalah orang
lain yang rupanya mirip Nabi Isa. Adapun Nabi Isa sendiri sudah diangkat ke
surga berkat pertolongan Tuhan. Lebih lanjut, umat Muslim juga meyakini jika
Injil yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi pegangan umat
Nasrani, bukanlah kitab Injil yang pernah diwahyukan kepada Nabi Isa dalam
bahasa Suryani (Syria Kuna).17
“Kenyataan ini semakin memperkuat anggapan Barat bahwa Islam
merupakan ancaman besar bagi peradaban Eropa. Karena Islam datang
setelah agama Kristen mapan, maka Islam dianggap berada pada posisi yang
lebih diuntungkan terutama dalam memberikan penilaian terhadap agama-
agama yang datang sebelumnya, termasuk Kristen. Menjadi sangat masuk
akal bagi dunia Kristen Eropa untuk menolak agama lain yang mengklaim
atas kebenaran agama setelah Nabi Isa. Bagi umat Kristen, ajaran merekalah
yang terakhir dan yang membawa kebenaran abadi. Kehadiran Islam yang
mengaku diri sebagai penerus dan pelengkap agama dibawa oleh Nabi Musa
dan Nabi Isa, merupakan suatu yang bertentangan dengan kepercayaan
mereka. Dengan demikian, untuk membendungnya merupakan kewajiban
16
Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat, h. 45-46. 17
Syarifah Salwasalsabila, Islam, Eropa, dan Logika, h. 57.
48
bangsa Eropa, sebab kalau dibiarkan tatanan dunia mereka anggap akan
porak poranda disebabkan hadirnya agama yang lahir di padang pasir
Arabia yang tandus itu.”18
Hingga kini, rentang sejarah permusuhan Islam dan Barat masih melekat
kuat di dalam benak masyarakat Kristen Eropa. Keberadaan Islam di Eropa masih
menghadapi tekanan berat berupa propaganda media, sentimen, dan teror dari
kelompok-kelompok ekstrem di Jerman, Prancis, dan berbagai kelompok ekstrem
lainnya di Eropa. Tekanan ini tidak hanya ditujukan pada umat muslim sebagai
individu, namun juga pada Islam sebagai agama yang tidak disukai. Karenanya,
tidak perlu heran jika menemukan propaganda-propaganda masif melawan Islam
dan kaum muslimin di Eropa. Propaganda yang menunjukkan betapa dalam
apriori terhadap Islam yang mengakar di pikiran bawah sadar masyarakat Eropa.
Tentu, siapapun akan terkejut ketika melihat bahwa agama lain diluar agama
Samawi mendapatkan pengakuan dan perlakuan bersahabat dari masyarakat Eropa
yang terbuka dan toleran. Hanya Islam, agama yang selalu diserang, diperlakukan
dengan buruk, dan kerap dituduh dengan dakwaan-dakwaan negatif.19
Sikap Eropa yang kurang bersahabat terhadap umat muslim dapat dilihat
dari masih banyaknya sentimen anti-muslim. Di Belanda misalnya, sentimen
negatif terhadap Islam terlihat dari kehadiran Pim Fortuyn, seorang politikus yang
menganggap Islam secara sosial terlalu konservatif untuk berintegrasi dengan
budaya Belanda yang secara tradisional liberal. Walaupun Fortuyn kemudian
dibunuh oleh seorang aktivis pembela hak binatang yang bukan penganut Islam,
18
John L. Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?, terj. Alwiyah Abdurrahman
(Bandung: Mizan, 1995), h. 54. 19
Mahmud Hamdi Zagzug, Reposisi Islam di Era Globalisasi, terj. Abdullah Hakam Syah
(Yogyakarta: LkiS, 2004), h. 47.
49
namum sentimen anti-Muslim yang ditumbuhkannya kemudian mendorong pada
terjadinya diskriminasi massal sampai terjadinya pembunuhan atas Theo Van
Gogh, seorang sutradara yang kerap membuat film provokatif tentang Islam, pada
tahun 2004. Sebelum terjadi pembunuhan, Van Gogh membuat film berjudul
„Submission’ yang mengisahkan pelecehan terhadap kaum wanita di masyarakat
Islam tradisional. Film itu kemudian menjadi kontroversial karena salah satu
adegannya menampilkan seorang wanita setengah telanjang dengan tubuh penuh
bekas pukulan dan ayat-ayat Al Qur‟an.20
Berbagai tuduhan simplistik lainnya tentang pertentangan antara peradaban
Islam dan Barat juga muncul dari penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh
surat kabar Denmark, Jylland-Posten. Pada tahun 2006, surat kabar itu
menggambarkan sosok Nabi sedang memakai sorban berbentuk bom yang siap
meledak dan berhiaskan dua kalimat syahadat. Belum lagi kontroversi
menyangkut kartun itu reda, seorang parlemen Belanda pada tahun 2008 kembali
merilis sebuah film berjudul Fitna. Sesuai dengan nama judulnya, film ini berisi
firnah kepada dunia Islam. Film ini menggambarkan tentang bagaimana kekerasan
dan kasus terorisme yang terjadi di dunia, erat kaitannya dengan ajaran Islam dan
merupakan implementasi dari ayat-ayat Al Qur‟an.21
“Penggambaran yang tidak akurat dari beberapa kasus di atas, secara tidak
langsung merupakan upaya untuk memupuk stigma negatif terhadap Islam
yang kemudian berkembang menjadi ketakutan bahkan kebencian terhadap
Islam atau lebih dikenal dengan istilah Islamophobia. Lebih lanjut,
Islamophobia diperkuat dengan kejadian-kejadian teror yang menyita
perhatian dunia yang sebagian besar ditengarai dilakukan oleh kelompok
20
Abdullahi Ahmed An-Na'im, Muslim & Keadilan Global, terj. Jawahir Thontowi
(Cianjur: IMR Press, 2013), h. 413. 21
Pradana Boy, Fikih Jalan Tengah: Dialektika Hukum Islam dan Masalah-Masalah
Masyarakat Modern (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 143-144.
50
Islam fundamentalis. Pasca serangan 11 September 2001 di menara kembar
yang menjadi pusat perdagangan internasional di New York, Amerika
Serikat, tren Islamophobia meningkat drastis dan membuat orang-orang
Islam yang konsisten dalam agamanya, dianggap layak atau patut dicurigai
sebagai teroris.”22
Efek yang terjadi adalah banyaknya kegiatan yang bersifat oppressive,
seperti larangan penggunaan simbol-simbol keagamaan, seperti hijab maupun
burka (cadar penutup muka) bagi muslimah di Prancis, diskriminasi terhadap
pelaksaan ibadah umat Muslim, termasuk pendirian tempat ibadah umat Muslim
di Belanda, serta pemeriksaan ekstra ketat di setiap kantor imigrasi terhadap
mereka yang beragama Islam atau mereka yang berasal dari negara yang
mayoritas penduduknya muslim.23
Sekalipun masih banyak kebencian terhadap Islam di Eropa, namun jumlah
umat muslim Eropa terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Keberadaan
umat Muslim dan keturunannya, bersama dengan orang Eropa asli yang menjadi
muallaf, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di Eropa. Meski
demikian, tidak ada data pasti mengenai jumlah umat muslim Eropa, lantaran
sensus di negara-negara Barat yang tidak memasukkan kategori agama.
Diperkirakan terdapat 56 juta Muslim tinggal di Eropa saat ini. Federasi Rusia
menjadi negara dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia dengan 27 juta
jiwa. Di Perancis dan Jerman masing-masing mempunyai enam dan empat juta
penduduk muslim, Sementara di Inggris, ketika agama Kristen tetap merupakan
bagian integral dari sejarah agama Inggris, Islam telah tumbuh dan menjadi
pesaing yang kuat selama dekade terakhir. Setiap tahun ada ribuan warga Inggris
22
Wisnu Sasongko, Armageddon 2: Antara Petaka dan Rahmat (Jakarta: Gema Insani,
2008), h. 185. 23
Abdullahi Ahmed An-Na'im, Muslim & Keadilan Global, h. 405.
51
yang jadi muallaf. Muslim Inggris membentuk sekitar 4,6 persen dari populasi
pada 2011 atau sekitar 3 juta jiwa. Seperti halnya di Rusia, Islam juga menjadi
agama terbesar kedua di Inggris dan Perancis sejak tahun 1970-an.24
Menurut Adam Lebor, konversi ke Islam dapat dipahami sebagai
manifestasi dari keinginan masyarakat Inggris, terhadap bimbingan rohani.
Perluasan beberapa masjid di Inggris merupakan hasil dari perkembangan umat
Islam yang semakin pesat selama dekade terakhir. Sebagai perbandingan, pada
1961 hanya ada tujuh masjid di Inggris. Pada 1990 jumlah masjid menjadi sekitar
400. Sementara kini, jumlah masjid di seluruh Inggris berlipat menjadi tak kurang
dari 1700 bangunan. Walau demikian, seperti Islam di mana-mana, Islam Inggris
adalah mozaik, pola rumit dari berbagai komponen. Masih banyak tindakan-
tindakan kurang menyenangkan yang ditujukan kepada pemeluk muslim, begitu
pula dengan prasangka yang disertainya.25
Di sisi lain, tidak dapat dipungkiri pula
bila ada masyarakat Eropa yang yang sangat terbuka dan toleran terhadap umat
Muslim. Tidak sedikit sarjana Barat yang berusaha memberikan pemahaman yang
simpatik terhadap agama Islam dan kaum muslimin, mulai dari Goethe hingga
Esposito. Begitu juga dengan Konsili Vatikan kedua tahun 1962 yang
menyerukan agar umat Kristiani lebih meningkatkan toleransinya kepada kaum
muslimin.
24
Amin Mudzakkkir, 2013, “Sekularisme dan Identitas Muslim Eropa” Jurnal Kajian
Wilayah Eropa, Vol. IV, No. 1, 2013, h. 99. 25
Adam Lebor, Pergulatan Muslim di Barat (Bandung: Mizan Pustaka, 2009), h. 163
52
BAB IV
ANALISIS NARASI FILM DOKUMENTER
‘THE MUSLIM PREMIER LEAGUE’
A. Alur Cerita
Pada bagian ini, penulis akan menggunakan analisis narasi Tzvetan Todorov
untuk menganalisis seperti apa alur cerita film dokumenter The Muslim Premier
League. Dalam model analisis narasi ini, film terbagi menjadi tiga bagian, yakni:
alur awal, alur tengah, dan alur akhir, yang semuanya saling berhubungan dan
saling melengkapi.1
1. Alur Awal
Alur awal adalah bagian pendahuluan dari sebuah film yang
mengantarkan penonton untuk mengikuti alur-alur berikutnya. Oleh karenanya,
bagian ini harus berisi cerita yang menarik agar penonton berminat untuk
menyaksikan film hingga akhir. Berikut adalah penjelasan dari alur awal film
The Muslim Premier League.
Adegan Pertama
Dua dasawarsa yang lalu, ketika format Liga Primer pertama kali
dicetuskan, hanya ada satu pesepakbola muslim di Inggris. Namun, semua itu
berubah ketika seorang imigran dari Afrika mencetak gol ke gawang Aston
Villa. Alih-alih merayakan gol dengan kesombongan dan narsisme, pemain
1 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003), h.
36.
53
yang karib dipanggil Demba Ba (l. 1985) itu justru merayakan gol dengan
kerendahan hati melalui sujud syukur di atas lapangan hijau. Selebrasi tersebut
menjadi kejutan bagi publik sepakbola Eropa, dan saat itulah terdapat sebuah
momen di mana pesepakbola muslim menunjukkan jati dirinya. Kini, terdapat
40 pesepakbola muslim yang bermain di kasta tertinggi sepakbola Inggris.
Narator: “Twenty years ago, there were no Muslim players in the English
Premier League. But last year, here at Newcastle's St James' Park, no-one
was left in any doubt that they had arrived.”
Gambar 1. Potongan video pembuka.
2
Adapun bagi Demba Ba, selebrasi sujud memberikan makna yang
mendalam dan berpengaruh besar pada kehidupannya. Menurutnya, selebrasi
sujud merupakan suatu bentuk penyerahan diri dan kepatuhan kepada Sang
Pencipta, bukan kepada yang lainnya. “My religion is the most important thing
2 Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 00:04.
54
to me. It's even more important than the football,” ungkap pemain berdarah
Senegal tersebut.
Adegan Kedua
Kehadiran pesepakbola muslim yang terus mengalami peningkatan tiap
tahun, turut membawa pengaruh bagi kultur sepakbola Inggris yang lazim
menggunakan sampanye dalam melakukan perayaan dan mengikat perusahaan
judi sebagai sponsor. Selain itu, kehidupan pesepakbola di Inggris juga erat
kaitannya dengan dunia malam, alkohol, dan bermewah-mewahan. Sementara,
Islam sendiri melarang umatnya untuk melakukan hal-hal seperti demikian.
Oleh karenanya, guna menghindari benturan-benturan yang dikhawatirkan bisa
terjadi, klub maupun pengelola kompetisi „dipaksa‟ untuk melakukan semacam
kompromi. Bagian ini pun ditutup dengan sebuah pertanyaan “Could English
football offer up a surprising model for the future?”
2. Alur Tengah
Alur tengah atau bagian perkembangan merupakan rangkaian dari
tahapan-tahapan yang membentuk seluruh proses narasi. Pada bagian ini mulai
muncul konflik, yang merupakan pengembangan dari situasi awal di bagian
pendahuluan. Kisah yang terdapat pada alur tengah adalah fokus dari sebuah
film dokumenter, berikut penjelasannya.
Adegan Pertama
Bulan Mei 2013, ketika kompetisi Liga Primer Inggris memasuki pekan-
pekan krusial, Wigan Athletic meningkatkan intensitas latihannya untuk
55
terhindar dari zona degradasi. Dalam klub yang bermarkas di Wigan tersebut,
terdapat seorang pesepakbola muslim yang berposisi sebagai kiper. Empat kali
seminggu, Ali Al-Habsi (l. 1981) gunakan waktunya untuk berlatih bersama
klub. Namun, ada komitmen lain dalam hidupnya yang harus ia tunaikan.
Sebagai seorang muslim, ia diwajibkan shalat lima waktu dalam sehari.
Diakui oleh Ali Al-Habsi, berkarir sebagai pesepakbola memiliki tekanan
yang besar setiap pertandingan. Setiap pesepakbola juga pasti akan menemui
periode atau masa-masa yang sulit. Namun, ketika seseorang percaya terhadap
keyakinannya, maka ia akan berpikir bahwa setiap peristiwa tidak terjadi
begitu saja, melainkan tersimpan hikmah di dalamnya. Oleh karenanya, ketika
Al-Habsi telah menggapai impiannya dengan bermain di Liga Primer Inggris,
pesepakbola yang 11 tahun lalu berprofesi sebagai pemadam kebakaran di
Oman itu tidak lupa bersyukur kepada Allah. Caranya dengan menjalankan
semua perintahnya, salah satunya shalat lima waktu.
Lebih lanjut, praktek peribadatan yang dilakukan pesepakbola muslim
turut mendapat perhatian dari pesepakbola yang berlainan agama. Hal ini
diakui oleh gelandang Liverpool, Lucas Leiva, yang menyebut umat Islam
memiliki praktek peribadatan berbeda dari Katolik. Tak ayal, banyak yang
tergelitik untuk bertanya kepada pesepakbola muslim, mengapa mereka
melakukannya dan apa tujuannya. Di Liverpool sendiri, terdapat tiga
pesepakbola muslim pada diri Emre Can (l. 1994), Kolo Toure (l. 1981), dan
Mahamadou Sakho (l. 1990).
56
Sementara itu, mantan pelatih Ali Al-Habsi saat di Bolton Wanderers,
Sam Allardyce, menyatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan
keputusan sejumlah pesepakbola muslim yang selalu meluangkan waktunya
untuk berdoa kepada Tuhan sebelum bertanding. “They won't go out on the
pitch without doing some of the certain routines that they do. They feel God
and their religion plays a huge part in how they perform on the field,” ungkap
pelatih sering mengantar Al-Habsi untuk melakukan ibadah shalat di mesjid.
Dengan demikian, masalah Islamophobia hanya populer dalam tataran
sosial masyarakat Inggris. Sedangkan dalam kultur sepakbola Inggris, belum
ada kejadian atau peristiwa kurang menyenangkan yang mengatasnamakan
kebencian terhadap Islam. Hal ini senada dengan pernyataan Henry Winter
bahwa kebanyakan pesepakbola profesional lebih mengenal Islam daripada
orang-orang di luar, sehingga mereka dapat memahami bagaimana wajah umat
muslim yang sebenarnya.
“I think the average professional in a Premier League dressing room
knows far more about Islam than the person on the street. So actually,
Islamophobia is an issue, but I think it's more an issue in English society than
in English football,” terang Henry Winter.
Adegan Kedua
Ketika seorang pesepakbola muslim menyatakan ia serius tentang
agamanya, beberapa mungkin berpendapat bahwa klub tidak akan memberikan
perlakuan istimewa. Namun, di Liga Inggris hal tersebut justru memantik
57
pengakuan dari pelatih dan manajemen klub untuk memahami kebutuhan
pesepakbola muslim dalam menjalankan ajaran agamanya, dalam hal ini terkait
dengan kehalalan makanan yang dikonsumsi.
Adalah Dokter Tim Utama Liverpool, Zafar Iqbal yang menjelaskan
bahwa klubnya sangat akomodatif terhadap pesepakbola muslim. Para
pesepakbola muslim diberi asupan makanan yang dijamin kehalalannya.
Manajemen Liverpool hanya menyediakan ayam halal, sehingga setiap pemain
dapat mengkonsumsinya. “For example, in the canteen, the chicken is all halal.
So the rest of the players, it doesn't really make a difference for them. I'm not
asking for any preferential treatment. All it is, is just a little bit of awareness,”
ujar Dokter Zaf, panggilan untuk Zafar Iqbal.
Gambar 2. Zafar Iqbal saat menjelaskan tentang kebijakan
makanan halal klub Liverpool.3
Hal senada diungkapkan oleh pelatih Arsenal, Arsene Wenger, bahwa
sangat penting untuk memastikan semua pesepakbola dapat terintegrasi dalam
3 Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 06:12.
58
klub. Menurutnya setiap pesepakbola bebas untuk menjalankan ritual
keagamaannya, namun tidak ketika tengah berada dalam sebuah pertandingan.
“For the rest, everybody's free to believe what he wants and have the religion
he wants. We respect that,” kata Wenger.
Oleh karenanya, ketika klub menyadari bahwa setiap pemain, staf,
maupun pelatih merupakan aset penting, maka klub akan mengakomodasi atau
memberikan konsesinya agar mereka bisa semaksimal mungkin dalam
menjalankan kewajibannya. Toh, ketika seorang pesepakbola merasa nyaman
bermain di sebuah klub, tanpa ada diskriminasi maupun larangan-larangan
yang mengekang keyakinannya, maka pemain itu akan dapat menampilkan
kemampuan terbaiknya di lapangan, dan klub juga yang akan meraih
keuntungan.
Adegan Ketiga
Pesepakbola muslim yang memperkuat Stoke City, Mamady Sidibe,
berasal dari jalanan kota Paris, tempat yang sama ketika Didier Drogba dan
Thierry Henry ditemukan oleh pencari bakat. Pemain yang berposisi sebagai
penyerang ini, ingat sekali golnya ke gawang Aston Villa pada 23 Agustus
2008. Satu golnya itu membantu Stoke City meraih kemenangan pertama
mereka di Liga Primer. Namun, bukan itu yang akan dibahas pada bagian ini,
melainkan komitmen Mamady Sidibe pada Islam yang berhubungan dengan
kebiasaan di ruang ganti klub, yakni berjudi.
59
Dalam film dokumenter ini, pemain berusia 36 tahun itu mengaku tidak
pernah berjudi lantaran agama Islam melarang segala bentuk perjudian.
Baginya, berjudi hanya akan menghabiskan penghasilannya dan membawa
lebih banyak masalah bagi kehidupan keluarganya. Meskipun harus diakui pula
bahwa banyak yang memperoleh kekayaan lewat berjudi. Lebih lanjut, pemain
berdarah Senegal ini tidak ragu untuk berkata, “And I can live without
gambling.”
Meski begitu, ada sumber ketegangan lain bagi pesepakbola muslim. Hal
ini terkait dengan klub yang menggunakan rumah judi dan perusahaan
pinjaman kredit sebagai sponsor. Seperti diketahui, sponsor berhak menaruh
logo maupun nama produk mereka dalam seragam klub, dan ini membuat
pesepakbola muslim berada dalam posisi sulit. Ketika pesepakbola muslim
menggunakan seragam yang terpampang logo perusahaan judi dan riba, mereka
secara tidak langsung disebut ikut mempromosikan hal-hal yang bertentangan
dengan ajaran Islam.
Papiss Cisse (l. 1985) dan Cheick Tiote (l. 1986) sempat menolak
mengenakan seragam Newcastle United dengan logo „Wonga‟ karena khawatir
dengan keyakinannya. Wonga sendiri adalah perusahaan pemberi pinjaman
kredit yang menawarkan pinjaman jangka pendek dengan bunga yang sangat
tinggi. Bahkan, Papiss Cisse sempat berlatih terpisah dan absen dalam tur
pramusim klub. Namun, setelah melalui negosiasi panjang yang melibatkan
spesialis hukum Islam dan Asosiasi Pesepakbola Profesional, ia pun bersedia
untuk mengenakan seragam dengan sponsor perusahaan kredit tersebut.
60
Sementara penyerang Crewe United, Nathan Ellington (l. 1981),
berpandangan bahwa ia tidak dapat mempengaruhi sponsor yang dipilih klub
lantaran berada di luar kendali pemain. Pesepakbola muslim asal Inggris ini
mengatakan, “I think that's usually out of the hands of the Muslim. Although
he's not allowed to obviously gamble, I think that's something which is
definitely out of the way, something that you cannot affect really.”
Pandangan tersebut, turut diamini oleh kiper Wigan, Ali Al Habsi.
Menurutnya, pesepakbola muslim hanyalah pemain dan hal-hal seperti
demikian merupakan keputusan klub. “We can't do about it anything because
we go there, we do our job," kata Al-Habsi.
Namun, terlepas dari itu semua, yang terpenting adalah bagaimana
pesepakbola muslim dapat mengontrol hawa nafsu dalam menggunakan
kekayaan yang mereka miliki. Salah satu contoh terbaik adalah Abou Diaby
(l. 1986), yang sering berpartisipasi dalam acara sosial. Selain itu, pesepakbola
muslim asal Perancis ini juga memiliki sebuah lembaga amal bernama
Development Trust yang berpusat di London, Inggris.
Abou Diaby: “We live in a society, and everybody are different. But the
differences have to bring people together. By doing charity activities to help
people, I think is a very good thing to live together.”
Lebih lanjut, apa yang dilakukan oleh Abou Diaby bukan sekedar untuk
mengikuti pesepakbola lain yang juga memiliki yayasan amal sendiri. Namun
bagi umat Islam, amal adalah salah satu fondasi dalam kepercayaan mereka.
“When you become famous and you've got the money, you know what you have
61
to do, because as a Muslim you have to give 2.5% of your money away, like,
every year,” terang pesepakbola muslim Stoke City, Mamady Sidibe.
Adapun dalam perspektif komunikasi antar agama dan budaya, hal
tersebut sesuai dengan salah satu dari teori dua puluh (KAAB) yang
dikemukakan oleh Andi Faisal Bakti. Teori yang dimaksud adalah
interdependency, yakni pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi,
adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaaan
yang mengutamakan saling tolong menolong dan bantu membantu. Lawan dari
teori ini adalah Egoisme, yang diartikan sebagai pemikiran KAAB yang terdiri
atas nilai-nilai, persepsi, adat-istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan,
pola pikir, dan perasaan yang cenderung kepada orang atau bangsa yang
mampu dan egois akan tetapi sangat bergantung kepada orang lain. Dalam
Islam kedua teori ini disebut dengan Al-Ta’awun.4
Adegan Keempat
Kembali ke Wigan Athletic, tim yang diperkuat oleh Ali Al-Habsi itu,
untuk kali pertama melenggang ke final Piala FA. Sekitar 23 ribu tiket telah
diborong pendukung Wigan untuk menyaksikan pertandingan final yang
berlangsung di Stadion Wembley. Final Piala FA sendiri, disponsori oleh
perusahaan bir yang telah lama menjadi bagian dari sejarah, bahkan menjadi
kultur sepakbola Inggris. Sedangkan Islam melarang umatnya mengkonsumsi
minuman beralkohol.
4 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden: INIS, 2004), h. 128.
62
Zafar Iqbal: “As a Muslim, we don't drink alcohol because of the effects it
can have on the body. Ultimately, we're meant to be in control of our own
actions, so alcohol can influence that.”
Meski terdapat perbedaan pandangan terkait masalah alkohol antara
kultur sepakbola Inggris dengan ajaran Islam, namun Zafar Iqbal yang juga
merupakan dokter tim utama Liverpool, tidak khawatir akan terganggu
keimanannya. Pasalnya, ketika Liverpool memenangi final Piala Liga pada
tahun 2012, perayaan kemenangan di ruang ganti, lengkap dengan semburan
sampanye, dilakukan setelah pakaian para staf maupun pemain muslim
disingkirkan terlebih dahulu supaya tidak terkena percikan minuman
beralkohol itu. “So it's that kind of understanding and acceptance which, for
me, was very touching and made me feel accepted,” ungkap Dokter Zaf.
Gambar 3. James Milner menerima hadiah botol sampanye.
5
5 Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 04:02.
63
Contoh lain, adalah dalam bentuk apresiasi terhadap pemain yang meraih
predikat Man of the Match. Jika sebelumnya, pemain yang mendapat predikat
tersebut akan diberi hadiah sebotol sampanye. Namun, tradisi tersebut berubah
ketika gelandang Manchester City, Yaya Toure (l. 1983) dengan sopan
menolak untuk menerima penghargaan tersebut dengan mengatakan dirinya
muslim dan tidak minum alkohol. Sialnya, pemain sekaliber Yaya Toure sering
menjadi Man of the Match, begitupun dengan beberapa pesepakbola muslim
lainnya. Oleh karenanya, kini penyelenggara kompetisi mengganti botol berisi
sampanye dengan trofi kecil kepada pemain yang mendapat predikat pemain
terbaik.
“I think it was at some point after that, that Barclays realised actually
Yaya is winning so many Man of the Matches and other Muslim players are
doing so well and winning Man of the Match, we won't have champagne any
more, we'll just have a sort of vase, bauble, trophy number,” demikian kata
pengamat sepakbola Inggris, Henry Winter, menutup adegan ini.
Sementara dalam pandangan komunikasi antar agama dan budaya, apa
yang ditunjukkan oleh pengelola Liga Inggris di atas, merupakan hasil dari
sikap tunduk dan patuh Yaya Toure terhadap ajaran Islam. Hal ini sesuai
dengan teori submission, yakni sekelompok masyarakat, agama, dan budaya
yang hanya tunduk kepada budayanya sendiri dan tidak terpengaruh dengan
ajaran lain yang bertentangan dengan budayanya sendiri. Lawan dari teori ini
adalah Egalitarian, yang diartikan sebagai sekelompok masyarakat, agama,
dan budaya yang mengikuti aturan-aturan lain dan bersikap egaliter atau
64
tunduk serta ingin bebas dari cengkeraman yang sudah ada. Dalam Islam kedua
teori ini sejalan dengan Al-Islam.6 Selain itu, sikap Mamady Sidibe yang
enggan mengikuti rekannya yang gemar berjudi, serta penolakan Cheick Tiote
dan Papiss Cisse untuk mengenakan seragam dengan sponsor perusahaan riba,
juga termasuk dalam teori submission Andi Faisal Bakti.
Adegan Kelima
Ini adalah hari yang dinantikan oleh suporter Wigan Athletic. Mereka
berbondong-bondong menuju Stadion Wembley untuk mendukung tim
pujaannya melawan Manchester City dalam Final Piala FA. Selain dari Inggris,
suporter Wigan juga datang dari Oman, negara kelahiran Ali Al-Habsi. Di
Oman sendiri, pesepakbola berusia 34 tahun itu mempunyai banyak pengagum
lantaran prestasinya yang mampu memperkuat klub-klub di Liga Primer.
Bahkan, kepopulerannya mampu menandingi David Beckham dan Wayne
Rooney. Selain itu, ia disebut sebagai representasi Islam yang tidak melulu
terkait dengan kegiatan ekstremisme.
Sementara itu, dalam sebuah bus terdengar nyanyian pujian untuk Wigan
dengan bahasa yang sangat berbeda. Mereka adalah keluarga dan kerabat Ali
Al-Habsi yang terbang jauh ke London untuk mendukung jagoannya secara
langsung. Sebelum mencapai stadion mereka berhenti sejenak di sebuah
restoran Timur Tengah untuk istirahat dan shalat. Tidak ketinggalan, mereka
pun menyantap hidangan nasi khas Yaman yang disebut „mandi‟. Seperti
6 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden: INIS, 2004), h. 128.
65
halnya nasi kebuli, „mandi‟ dihidangkan dalam sebuah wadah besar untuk
dikonsumsi bersama. “There's quite a lot for three people on there. I'll never be
starved, put it that way,” kata Dave, suporter Wigan lokal yang menjadi
pemandu rombongan.
Namun, di balik kelezatan nasi „mandi‟, makanan bisa menjadi sumber
konflik bagi karir pesepakbola muslim. Hal ini terkait dengan kegiatan
pesepakbola muslim di bulan Ramadhan, di mana aktivitas tanpa makan dan
minum hampir 19 jam membuat pelatih dan manajemen klub khawatir terhadap
penurunan performa pemainnya. Banyak yang mempertanyakan kekuatan fisik
mereka yang tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan, terutama yang
bergelut di pentas sepak bola profesional. “They're so starved of nutrition and
fluid, they could quickly be fatigue and quickly feel faint and disorientated,”
ujar Sam Allardyce, pelatih Sunderland.
Sehubungan dengan hal tersebut, Riz Rehman (l. 1970) membuat
terobosan dengan mengadakan kursus bagi para calon pelatih untuk memahami
ritual seperti puasa dan sholat yang harus dijalani pemain muslim. Tujuannya
tidak lain untuk mengurangi potensi konflik dan keseimbangan yang
mutualistis bisa dicapai, dan harus diakui hal tersebut tidaklah mudah. Riz
Rehman sendiri adalah mantan pesepakbola yang kini menjadi anggota
Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris.
Demba Ba: “Every time I had a manager who was not happy with it, I just
tell him, Listen, I do it. If my performance is still good, then I keep playing.
If it's bad, then you drop me on the bench’, and that's it.”
66
Namun begitu, ada pula klub yang mengerti atas keputusan pesepakbola
muslim untuk tetap berpuasa. Abou Diaby misalnya, yang mendapatkan
keistimewaan dari Arsenal. Jajaran pelatih, khususnya pelatih fisik dan dokter
tim memberikan suplemen dan vitamin agar pemain bisa beraktivitas seperti
biasanya. “They would prefer me to not fast but they understand it's a special
moment for me and again, they try to accommodate things to make me better,”
terang pesepakbola muslim asal Perancis tersebut.
Adapun sehubungan dengan praktik ibadah puasa yang dilakukan
pesepakbola muslim, berdasarkan perspektif komunikasi antar agama dan
budaya, hal ini termasuk dalam teori flexibility, yakni pemikiran KAAB yang
terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat-istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi,
kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang menyampaikan ajaran secara elastis
atau lentur. Lawan dari teori ini adalah Parochialism, yang diartikan sebagai
pemikiran KAAB yang terdiri atas adat-istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi,
kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang menyampaikan ajaran secara kaku.
Dalam Islam kedua teori ini sejalan dengan Al Tasamuh.7
Teori ini dibuktikan dengan keputusan beberapa pesepakbola muslim
yang tidak memaksakan diri untuk berpuasa ketika bertanding, seperti yang
dilakukan Mamady Sidibe. Menurutnya, pesepakbola yang harus melakoni
pertandingan berat di cuaca ekstrim, mendapat pengecualian untuk tidak
berpuasa. Ia khawatir, siang hari yang panjang pada musim panas dapat
7 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden: INIS, 2004), h. 128.
67
mengganggu performa dan membahayakan kesehatannya. Namun demikian, ia
mengaku akan mengganti puasa yang ditinggalkan pada hari yang lain.
Terakhir, adegan ini ditutup oleh penghargaan suporter Newcastle United
kepada Demba Ba terkait kemampuannya mencetak gol setelah Ramadhan.
Ketika manajer Newcastle, Alan Pardew sempat mengkritik Demba Ba karena
sang pemain dinilai terlambat panas pada awal kompetisi musim 2011-12,
bulan Ramadhan diklaim Pardew, sebagai penyebabnya. Namun, suporter
Newcastle justru menyatakan dukungannya lewat chant yang dipersembahkan
untuk Demba Ba. Chant tersebut menggambarkan gol yang dicetak Demba Ba
setelah Ramadhan dengan judul „Just Can’t Get Enough‟. Demba Ba sendiri
mengakhiri musim tersebut dengan 16 gol di pentas Liga Primer Inggris, raihan
terbaik sepanjang kariernya.
Adegan Keenam
Kembali ke Wembley, suporter Wigan telah memenuhi area stadion
tempat final Piala FA berlangsung. Mereka bersorak dan bernyanyi seakan
timnya telah memenangi pertandingan. Sementara itu, rombongan suporter dari
Oman harus menelan pil pahit. Di tengah perjalanan, mereka menerima kabar
bahwa Ali Al-Habsi tidak dimainkan oleh Roberto Martinez, pelatih Wigan.
Sontak, hal ini membuat seisi bus kecewa. Namun, mereka berusaha
menghormati keputusan Roberto Martinez yang mencadangkan Al-Habsi, dan
menerima kenyataan ini sebagai takdir yang telah digariskan Tuhan.
68
Gambar 4. Ekspresi kekecewaan pendukung Ali Al-Habsi.
8
Adapun bagi pesepakbola, masa-masa sulit dalam berkarir adalah sebuah
keniscayaan. Baik itu karena cedera yang berkepanjangan, jadwal kompetisi
yang menguras tenaga, maupun tekanan dari suporter yang kadang membuat
mereka merasa frustasi. Namun, semua rintangan dan cobaan tersebut akan
terasa lebih mudah jika mereka memiliki keyakinan kepada Tuhan. “If you've
got a faith, I think that's what its main object is, to help you through life's trials
and tribulations,” ujar Sam Allardyce, pelatih kawakan Inggris.
Hal senada disampaikan Demba Ba, bahwa agama mempunyai peran
sangat penting bagi kehidupannya. Keyakinan pemain kebangsaan Senegal ini
kepada Allah, telah menuntunnya hingga menjadi pesepakbola profesional
seperti saat ini. “My faith really guides my life, in everything I do, in everything
I do every day. It gives me as well a lot of confidence,” ungkapnya. Begitu pun
dengan Al-Habsi, yang yakin bahwa Tuhan selalu bersama umat-Nya.
8 Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 24:07.
69
“Sometimes you get very, very hard time with injury, or maybe you don't start
the games or a competition. But when you have the belief for yourself from
God, you come in really stronger,” terangnya.
Adegan Ketujuh
Bis yang ditumpangi oleh rombongan suporter dari Oman tiba di Stadion
Wembley. Meski Ali Al-Habsi dicadangkan, mereka tetap antusias menyambut
Final Piala FA. Mereka pun bisa langsung berbaur dengan suporter Wigan
lainnya. Tidak ada perbedaan warna kulit, suku, maupun agama di sini. Semua
bernyanyi, semua menari, untuk menyatakan dukungannya kepada Ali Al-
Habsi dan Wigan. “Look at the people, look how much they like Ali. You know,
how much Ali also likes those people. So we are happy at the end now,” kata
Khalid, salah seorang suporter asal Oman.
Adapun berdasarkan perspektif komunikasi antar agama dan budaya, apa
yang ditunjukkan oleh suporter Wigan dengan kerabat Ali Al-Habsy, sudah
sesuai dengan teori universalism, yakni pemikiran KAAB yang terdiri atas
nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola
pikir, dan perasaan yang sangat mengutamakan universal. Dalam arti tanpa
sekat-sekat. Lawan dari teori ini adalah nationalism, yakni pemikiran KAAB
yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi,
70
kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang sangat menekankan nasionalisme
atau kesukuan. Dalam Islam kedua teori ini sejalan dengan Al Ta’aruf.9
Sedangkan menurut Sam Allardyce, yang terjadi di Stadion Wembley
adalah bukti bahwa sepakbola merupakan produk multikultural yang tidak
lepas dari masalah dan konflik. Salah satu yang mungkin paling sering
didengar adalah isu rasisme. Namun, sepakbola juga bisa menjadi media untuk
meluruskan ajaran Islam yang selama ini keliru dalam dunia Barat. “When the
players come in more in the Premier League, I think the people will understand
more about Islam. When they see some Muslim players in big clubs or Premier
Leagues, they start reading about this Islam and everything and you get more
understanding how we are like normal people. We like to be with everyone,”
tutur Ali Al-Habsi.
Sementara itu, setelah berjuang habis-habisan selama 90 menit, Wigan
Athletic akhirnya sukses meraih gelar juara di FA Cup usai mengalahkan
Manchester City dengan skor 1-0. Kemenangan The Latics sendiri
dipersembahkan lewat gol dari Ben Watson. Gelar ini menjadi yang pertama
bagi klub yang berdiri sejak tahun 1932. Adapun bagi Al-Habsi, meski tidak
diturunkan pada pertandingan ini, kiper berusia 34 tahun ini merasa senang
bendera Oman bisa berkibar di tengah perayaan kemenangan. Ia pun bangga
menjadi bagian dari sejarah klub. “You can see all the flags in the stadium here
in Wembley and you know, I'm so, so happy,” ujarnya.
9 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden: INIS, 2004), h. 128.
71
Sedangkan bagi Dave, menjadi pemandu kelompok suporter dari Oman
adalah sebuah pengalaman tersendiri. Ia tidak merasa terisolasi meski hampir
seharian bersama kelompok yang berbeda latar belakang tersebut. Ia justru bisa
lebih mengenal budaya, makanan, dan ajaran Islam itu sendiri. “It just shows
you can go to a game and not drink alcohol and have a better time. Absolutely
overwhelmed by this and I've waited all my life,” katanya.
3. Alur Akhir
Alur akhir adalah bagian penutup, di mana sebuah narasi akan selesai
pada alur ini. Konflik-konflik yang telah muncul pada bagian perkembangan,
biasannya diselesaikan. Tetapi, bagian ini bisa juga diberikan sebuah akhir
yang menggantung. Hal ini dilakukan jika pembuat film menginginkan
kelanjutan (sekuel) dari karyanya tersebut. Namun, Rob Cowling selaku
director sekaligus producer film dokumenter The Muslim Premier League
tidak memberikan akhir yang menggantung, melainkan sebuah penyelesaian.
Penutup
Pesepakbola muslim seperti Ali Al-Habsi semakin bermunculan di Liga
Primer. Namun, belum ada muslim asli Britania Raya yang berjalan keluar dari
lorong stadion Wembley untuk membela tim nasional Inggris. Begitu pun
dengan negara-negara persemakmuran seperti Skotlandia, Wales, dan Irlandia
Utara yang belum mempunyai pesepakbola muslim dalam tim nasional mereka.
Namun demikian, Zesh Rehman percaya, bahwa suatu hari umat muslim
Inggris akan melangkah lebih jauh dan bermain untuk negaranya.
72
“When the day comes, when a British Asian kid plays for England, it will
be massive in terms of integration and opening up the mindsets of people a lot
more because, if one thing can help to create harmony, it's football. If that day
comes, it'll be a monumental occasion,” ujar Zesh Rehman, mantan pemain
Fulham yang kini melatih muslim muda Inggris bermain sepakbola.
Gambar 5. Pemain muda Inggris tengah beribadah di sebuah
lapangan sepakbola tempat mereka berlatih.10
Hal senada diungkapkan oleh pengamat sepakbola Inggris, Henry Winter
yang berkata, “It's very disappointing that there aren't more home-grown
Muslim footballers, but it also took time for black players to come through and
represent England. It will happen. The door is open for them to get in.”
Oleh sebabnya, akan menjadi peristiwa yang luar biasa ketika ada
pesepakbola muslim Inggris yang mengenakan seragam dengan lambang tiga
singa di dadanya. Ketika itu terjadi, sepakbola Inggris akan berada dalam level
tertinggi, lantaran telah mampu menyentuh kekuatan terbesar dari sepakbola itu
10
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 28:39.
73
sendiri. “It celebrates raw talent, no matter where you're from or what you
believe,” kata Collin Murray, narator dalam film ini.
Terakhir, Murray memungkasi adegan ini dengan berkata, “This is the
English game, in all its unexpected and unlikely glory. To paraphrase Jimmy
Greaves, it's a funny old game.”
B. Oposisi Biner atau Sifat-Sifat Berlawanan
Pada bagian ini, penulis akan menganalisis film dokumenter The Muslim
Premier League dengan menggunakan model analisis menurut Claude Levi-
Strauss. Dalam memahami narasi, Levi-Strauss berpendapat bahwa struktur
pembuatan makna tidak hanya mitos, alur, dan peran, melainkan terikat dengan
oposisi biner atau sifat-sifat yang saling berlawanan.11
Adapun pembagian analisis
ini didasarkan pada pemisahan berdasarkan adegan.
1. Analisis Adegan Pembuka
Dari hasil analisis, pada bagian pembuka film, penulis menemukan dua
oposisi biner sebagai berikut:
Banyak – Sedikit
Oposisi biner ini menunjukkan perbedaan dari segi jumlah pesepakbola
muslim di Inggris. Sebagai perbandingan, ketika format Liga Primer Inggris
pertama kali dicetuskan pada 1992, hanya ada satu pesepakbola muslim.
Pemain tersebut adalah Mohammed Ali Amar atau biasa disebut Nayim yang
bermain untuk tim asal London, Tottenham Hotspurs. Namun, ketika film ini
11
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003),
h. 37.
74
dibuat tahun 2013, jumlah pesepakbola muslim melonjak drastis. Dalam film
disebutkan terdapat lebih dari 40 pesepakbola muslim yang tersebar di klub-
klub Liga Primer. Jumlah itu belum termasuk dengan pesepakbola muslim lain
yang bermain pada tujuh level kompetisi di bawahnya.
Arogan – Santun
Bersembunyi – Menampakkan Diri
Jika seorang pesepakbola mencetak gol, biasanya ia akan merayakan
keberhasilan tersebut dengan cara „jejingkrakan‟ dengan penuh kesombongan
dan narsisme. Namun, pemandangan berbeda ditunjukkan oleh Demba Ba yang
memilih cara lain. Pemain Newcastle United tersebut malah melakukan
selebrasi sujud syukur di pinggir lapangan. Selebrasi yang awalnya dianggap
aneh oleh publik Inggris ini, kemudian kemudian diterima dan menyebar ke
seluruh dunia. kemudian diterima dan menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya
pesepakbola muslim, pesepakbola yang beragama lain juga ada meniru
selebrasi serupa. Lebih lanjut, selebrasi ini disebut sebagai momen di mana
pesepakbola muslim mulai menunjukkan jati dirinya di Liga Primer Inggris.
2. Analisis Adegan Pertama
Pada adegan yang masih termasuk dalam bagian pendahulan film ini,
penulis hanya menemukan satu sifat. Oposisi biner tersebut yaitu:
Sekular – Islami
Seorang muslim tentu mengerti jika agama Islam melarang untuk
berdekatan dengan dunia judi hingga menenggak minuman beralkohol. Selain
75
itu juga diwajibkan untuk beribadah, seperti shalat lima waktu dan puasa
Ramadhan. Tentu, hal ini terasa asing bagi kultur sepakbola Inggris yang lazim
menggunakan sampanye saat melakukan perayaan kemenangan, mengikat
perusahaan judi sebagai sponsor, dan tetap berkompetisi saat bulan Ramadhan.
Namun, seiring bertambahnya pesepakbola yang beragama Islam di Inggris,
membuat klub dan pengelola kompetisi melakukan kompromi. Tujuannya tidak
lain untuk meminimalisir konflik yang bisa saja terjadi.
3. Analisis Adegan Kedua
Adegan ini merupakan awal dari inti cerita tentang praktik ibadah shalat
pesepakbola muslim. Dari sini beberapa oposisi biner muncul:
Kafir – Muslim
Tahu – Tidak Tahu
Di tengah rutinitasnya sebagai pesepakbola profesional, yakni berlatih
empat hari dalam seminggu, dan dituntut mengeluarkan kemampuan
terbaiknya tiap bertanding, Ali Al-Habsi juga memiliki kewajiban yang tidak
boleh ditinggalkan. Sebagai pemeluk agama Islam, Ali Al-Habsi dan umat
muslim lainnya, setiap hari diharuskan menunaikan shalat lima waktu, apapun
kondisinya. Sebuah komitmen yang menunjukkan berapa besar ketaatan
seorang hamba terhadap Tuhannya.
Lebih lanjut, praktik ibadah yang dilakukan pesepakbola muslim turut
mendapat perhatian dari rekan seprofesi pemeluk agama lain. Hal ini diakui
oleh Lucas Leiva, yang kerap bertanya kepada rekannya di Liverpool, mengapa
76
melakukan shalat dan apa tujuannya. Dari pertanyaan-pertanyaan itu, mereka
yang awalnya tidak mengerti, jadi paham bagaimana ajaran Islam yang
sebenarnya. Oleh karenanya, dalam dunia sepakbola jarang ditemukan insiden
yang didasari kebencian terhadap Islam. Adapun, masalah islamophobia terjadi
karena kurangnya pemahaman terhadap Islam.
4. Analisis Adegan Ketiga
Adegan ini membahas tentang pesepakbola muslim yang mulai menemui
beberapa masalah dalam karirnya di Inggris. Salah satunya mengenai kehalalan
makanan yang kerap diabaikan dalam budaya Barat. Berikut sifat-sifat
berlawanan yang muncul:
Halal – Haram
Minoritas – Mayoritas
Menjadi minoritas bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi jika itu terkait
keyakinan. Dibutuhkan ketahanan mental dan keyakinan kuat untuk tetap eksis.
Sebagai minoritas di Eropa, pesepakbola muslim juga harus menyesuaikan diri
untuk mengkonsumsi makanan dan minuman halal. Beberapa pemain muslim
yang kebanyakan pendatang dari Afrika dan Timur Tengah meminta klubnya
untuk menyediakan makanan halal. Untungnya, permintaan ini mendapat
persetujuan dari manajemen klub. Liverpool contohnya, yang hanya
menyajikan ayam halal untuk dikonsumsi para pemain di musim latihan,
karena baik yang muslim maupun bukan, sama-sama bisa mengonsumsinya.
77
Apa yang dilakukan Liverpool adalah bukti bahwa pesepakbola muslim
telah menjadi bagian dari klub tersebut. Begitupun dengan Arsenal yang
memberikan konsesinya kepada pesepakbola muslim agar bisa semaksimal
mungkin dalam menjalankan kewajiban shalat. Selain itu, Arsenal juga
memberikan pilihan kepada pesepakbola muslim untuk mandi terpisah dengan
rekan setim. Dengan demikian, meski jumlah pesepakbola muslim masih
sedikit, namun mereka tetap terintegrasi dalam klub. Mereka mendapatkan
perlakuan yang sama dan tidak dianggap sebagai „kelompok lain‟ lantaran
mempunyai budaya dan praktik ibadah yang berbeda. Ada niat tulus dari pihak
klub untuk memahami dan mengakomodasi kebutuhan religius para pemain.
Karena pada prinsipnya, kalau pemain senang, maka kinerja mereka di
lapangan akan maksimal, dan klub juga yang akan meraih keuntungan.
5. Analisis Adegan Keempat
Adegan ini mengisahkan tentang keresahan sebagian pesepakbola
muslim terhadap sumber penghasilan yang mereka dapat. Selain itu,
diceritakan pula bagaimana pesepakbola muslim mengelola kekayaannya.
Berikut ini adalah beberapa oposisi biner yang ada:
Pemain – Klub
Bersih – Kotor
Kaya – Miskin
Kesepakatan sponsor telah menjadi sumber ketegangan baru. Tim yang
mengiklankan perjudian dan perusahaan pinjaman kredit di baju mereka
78
menempatkan pemain Muslim mereka dalam posisi yang sulit. Papiss Cisse
dan Cheick Tiote sempat menolak mengenakan seragam Newcastle dengan
sponsor baru klub, Wonga. Mereka khawatir hal itu bertentangan dengan ajaran
Islam yang menolak praktik riba. Adapun, Wonga sendiri dikenal sebagai
perusahaan pemberi pinjaman kredit yang terkenal dengan bunga yang tinggi.
Sementara itu, bila sponsor judi dan perusahaan riba masih menjadi
perdebatan bagi pesepakbola muslim, Islam justru sudah memberikan jalan
keluar bagi umatnya yang ingin membersihkan hartanya dengan berzakat.
Setiap tahun pesepakbola muslim diwajibkan menyisihkan 2,5% dari total
penghasilannya untuk disumbangkan. Selain itu, kebiasaan Abou Diaby yang
sering berpartisipasi dalam acara sosial juga mendapat sorotan.
Gambar 6. Abou Diaby ketika mengikuti kegiatan sosial
12
Seperti diketahui, meski telah hidup kerkecukupan dan bergelimang harta,
pemain asal Perancis ini ternyata tidak pernah melupakan rakyat kecil.
12
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 10:09.
79
Bersama pesepakbola muslim asal Mali, Frederic Kanoute, Diaby juga
mempunyai sebuah lembaga bernama Development Trust yang berpusat di
London, Inggris. Tujuan utama dari Development Trust adalah untuk
mengentaskan kemiskinan melalui proyek-proyek pemberdayaan masyarakat,
menciptakan lapangan kerja, dan peluang usaha. Dengan tersedianya
pekerjaan, rakyat miskin diharap dapat terangkat martabatnya dan bukan lagi
menjadi obyek, melainkan sebagai subyek dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Kemudian, pada tahun 2012, ia pernah melelang kostum Arsenal
miliknya untuk muslim Rohingya, dan terjual sebesar 1600 poundsterling.
6. Analisis Adegan Kelima
Adegan ini membahas tentang industri sepakbola Inggris yang erat
kaitannya dengan minuman beralkohol. Sementara Islam melarang umatnya
mengkonsumsi minuman beralkohol. Dari sini ditemukan oposisi biner, yakni:
Suci – Najis
Alkohol – Non Alkohol
Sepakbola Inggris dan alkohol adalah suatu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan. Dalam tradisi Inggris, pemain terbaik dalam sebuah pertandingan
berhak mendapat kehormatan membuka botol besar sampanye. Namun, hal
tersebut berubah ketika Yaya Toure didaulat sebagai Man of the Match pada
laga Manchester City kontra Newcastle United, 2013 silam. Sebagai muslim
yang taat, Yaya Toure dengan sopan menolak menerima botol sampanye
tersebut dan menyerahkannya pada Joleon Lescott, rekan setimnya. Sikap Yaya
80
Toure ini kemudian disikapi oleh oleh penyelenggara Liga Inggris dengan
mengganti tradisi botol sampanye, dengan trofi kecil kepada pemain terbaik.
Kemudian, dalam tradisi Liga Primer Inggris, alkohol juga sering dijumpai
dalam setiap perayaan kemenangan. Ketika Liverpool menjuarai Piala Liga
tahun 2012, para pemain merayakannya dengan saling menyemburkan bir
kepada seluruh anggota klub. Namun, hal tersebut tidak dilakukan kepada
dokter tim, Zafar Iqbal, lantaran mereka paham bahwa alkohol dilarang dalam
agama Islam. Selain itu, ketika memasuki ruang ganti, para pemain Liverpool
yang masih ingin „berpesta‟ dengan bir, terlebih dahulu memindahkan pakaian
sang dokter ke tempat yang aman. Tujuannya agar pakaian tersebut tidak
terkena percikan minuman beralkohol tersebut.
7. Analisis Adegan Keenam
Adegan ini berfokus pada puasa Ramadhan yang dilakukan oleh
pesepakbola muslim, meski di saat yang bersamaan tengah berada dalam
sebuah kompetisi. Berikut oposisi biner yang mucul:
Pemain – Pelatih
Puasa – Tidak Puasa
Berbeda dengan kompetisi di negara-negara dengan penduduk mayoritas
Islam, Liga Primer Inggris tidak menghentikan kompetisinya ketika bulan
Ramadhan. Bahkan beberapa pertandingan tetap digelar siang hari, ketika
pesepakbola muslim menjalankan ibadah puasa. Karenanya, banyak yang
mempertanyakan kekuatan fisik mereka. Begitu pula dengan pelatih dan
81
manajemen klub yang khawatir terhadap penurunan performa pemainnya. Tak
jarang, terdapat pelatih yang lebih suka jika pemainnya tidak berpuasa ketika
bertanding, seperti yang dialami oleh Demba Ba dan Abou Diaby.
Namun demikian, sejak asosiasi tertinggi sepakbola Inggris, FA,
memasukkan puasa Ramadhan sebagai salah satu programnya, kini klub-klub
mulai melunak kepada kegiatan pemainnya. Klub-klub memperbolehkan
pemainnya untuk berpuasa. Bahkan, pemain yang berpuasa mendapatkan
keistimewaan tersendiri dari klub. Jajaran pelatih, terutama pelatih fisik dan
dokter tim memberikan suplemen dan vitamin agar pemain bisa beraktivitas
seperti biasa. Hasilnya pun cukup memuaskan. Demba Ba yang diawal musim
terlambat panas, justru mampu membuka „keran‟ golnya ketika bulan
Ramadhan. Total enam gol yang ia lesakkan pada bulan suci umat Islam itu.
8. Analisis Adegan Ketujuh
Adegan ini menceritakan tentang kekecewaan rombongan suporter dari
Oman setelah mengetahui pemain pujaannya, Ali Al-Habsi, tidak diturunkan
pada partai Final Piala FA. Dan berikut adalah oposisi biner yang muncul:
Pemain Inti – Pemain Cadangan
Kegembiraan – Kesedihan
Keluarga dan kerabat Ali Al-Habsi dengan penuh semangat terbang dari
Oman menuju London untuk mendukung secara langsung pemain pujaannya
pada partai Final Piala FA. Namun, semangat itu luntur ketika mengetahui
bahwa pelatih Wigan, Roberto Martinez, tidak menurunkan kiper berusia 34
82
tahun tersebut. Adapun bagi Ali Al-Habsi, duduk di bangku cadangan jelas
membuatnya kecewa. Tetapi, yang terpenting adalah bagaimana ia mengambil
hikmah dari setiap kejadian dan tetap yakin dengan rencana Tuhan. Karena
menurutnya, hanya dengan cara itu ia bisa melewati periode yang tidak
mengenakkan dalam karir sepakbolanya.
9. Analisis Adegan Kedelapan
Pada adegan ini, rombongan suporter dari Oman tetap memberikan
dukungannya kepada Wigan Athletic, meski telah mengetahui jika Ali Al-
Habsi tidak dimainkan. Dari sini muncul oposisi biner sebagai berikut:
Menang – Kalah
Timur – Barat
Sepakbola bukan lagi sekadar permainan indah dari para aktornya untuk
menciptakan gol dan meraih kemenangan.. Tetapi sepakbola merupakan bahasa
universal yang telah memberi pelajaran terhadap refleksi kemanusiaan
seseorang. Salah satunya tentang multikulturalisme. Hal ini tercermin dari
bergabungnya suporter dari belahan dunia timur, Oman, dengan suporter lokal
Wigan Athletic yang notabene berasal dari negara Barat. Mereka bersatu
membentuk barisan untuk bersorak, bernyanyi, dan memberikan semangat
kepada klub yang bermarkas di County Greater Manchester, Inggris tesebut.
83
Gambar 7. Suporter Wigan dan rombongan dari Oman bernyanyi
bersama mendukung klub jagoannya.13
Sementara itu, berkat dukungan dari puluhan ribu suporternya, Wigan
Athletic sukses memenangkan Final Piala FA 2013 lewat gol tunggal Ben
Watson pada penghujung babak kedua. Raihan ini menjadi yang pertama bagi
klub yang berdiri sejak tahun 1932. Namun, prestasi ini tidak menjalar ke
performa The Latics di pentas Liga Primer Inggris. Klub yang dilatih Roberto
Martinez itu harus terdegradasi ke divisi Championship. Wigan hanya mampu
finis di urutan ke-17 pada akhir klasemen setelah hanya mampu meraih 36 poin
hasil dari sembilan kemenangan dan sembilan imbang. Ironisnya, Wigan
dipastikan terdegradasi selang beberapa hari setelah meraih trofi Piala FA.
10. Analisis Adegan Penutup
Sebagai penutup, film dokumenter ini menyampaikan harapannya agar
suatu saat ada pesepakbola muslim yang mengenakan seragam tim nasional
13
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 25:53.
84
Inggris, serta menyanyikan lagu kebangsaan Inggris “God Save The Queen di
tengah puluhan ribu hooligan yang memadati Stadion Wembley. Berikut
adalah oposisi biner yang ditemukan:
Sekarang – Mendatang
Skuat Muslim – Skuat Non Muslim
Meski jumlah pesepakbola muslim yang berkarir di Liga Primer Inggris
terus meningkat tiap tahunnya. Namun, belum ada satupun pemain muslim
yang dipanggil untuk memperkuat tim nasional Inggris. Hal ini tidak lepas dari
asal pemain muslim itu sendiri, yang mayoritas merupakan pendatang dari luar
Britania Raya. Meski demikian, Zesh Rehman yakin suatu saat bakal ada
pesepakbola muslim yang mengenakan seragam dengan lambang tiga singa di
dadanya. Zesh Rehman sendiri adalah pesepakbola muslim keturunan Pakistan
yang mempunyai kewarganegaraan Inggris. Di sela-sela kesibukannya, ia kerap
melatih anak-anak muslim Inggris bermain sepakbola.
Oleh karenanya, ketika hal tersebut terjadi, sepakbola Inggris akan
berada dalam level tertinggi. Level di sini bukan diukur dari prestasi timnas
semata, namun lebih kepada kemampuan Inggris dalam mengoptimalkan
seluruh potensi yang ada untuk dipersatukan menjadi sebuah kesebelasan.
Ketika Inggris mampu merangkul segala perbedaan di negaranya dan
mentransformasikan hal tersebut menjadi kekuatan hebat, bukan tidak mungkin
timnas Inggris akan mengikuti jejak Perancis di Piala Dunia 1998 dan Jerman
di Piala Dunia 2014. Kedua negara tersebut sukses menjadi juara dunia dengan
skuad multikulturalnya.
85
C. Mitos dan Simbol-Simbol
Pada bagian ini, penulis akan menggunakan model analisis narasi menurut
Joseph Campbell. Dalam memahami narasi, Campbell memfokuskan pada mitos
dan simbol-simbol yang dimunculkan pada suatu kisah untuk mengetahui esensi
tentang keberadaan tokoh dalam cerita tersebut.14
Meski model analisis ini lebih
cocok digunakan untuk film horor dan misteri, namun penulis menemukan
beberapa simbol maupun mitos yang relevan dalam film dokumenter The Muslim
Premier League, dan berikut penjelasannya.
1. Olahraga Sebagai Mitos
Michael Real dalam tulisannya berjudul Sport and Spectacle yang
termuat dalam buku Questioning the Media: A Critical Introduction,
menyebutkan bahwa apa yang disebut sebagai olahraga telah hadir sebagai
mitos dalam kehidupan masyarakat modern. Mitos dalam masyarakat
tradisional adalah sesuatu yang diangggap suci, sakral dan dihormati.15
Apa yang dinyatakan oleh Michael Real ini menemukan artikulasinya
dalam sepakbola. Bagi suporter sepak bola, bentuk komunikasi yang dianggap
menyinggung klub yang didukungnya akan dianggap sebagai pelecehan atas
mitos dan identitas kediriannya. Begitupun sebaliknya, ketika ada pemain yang
dianggap berjasa bagi klubnya, maka suporter tidak segan untuk menyanjung,
menjadikan sebagai panutan, bahkan membuatkan persembahan khusus untuk
pemain tersebut. Misalnya pendukung Newcastle United, yang memiliki chant
14
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London: Routledge, 2003),
h. 33. 15
John Downing, dkk., Questioning the Media: A Critical Introduction (New York: SAGE
Publications, 1995), h. 412.
86
atau lagu pujaan untuk pemain idola mereka, Demba Ba. Lagu itu sendiri
mengaitkan kemampuan mencetak gol Demba Ba dengan bulan Ramadhan.
Gambar 8. Lirik lagu pujaan atau chant untuk Demba Ba.
16
Seperti diketahui, Demba Ba dikenal sebagai salah satu pesepakbola
muslim yang taat dengan perintah Tuhan. Saat memasuki bulan Ramadhan, ia
selalu berpuasa, tidak peduli apakah itu hari latihan maupun hari pertandingan.
Dengan demikian, chant atau lagu pujaan tersebut secara tidak langsung
membuat pendukung Newcastle, yang awalnya tidak mengerti sama sekali
tentang Islam, menjadi sedikitnya tahu tentang apa yang terjadi selama
Ramadhan. Minimal mereka mengerti bahwa terdapat satu bulan yang
istimewa dalam dunia Islam, dan bisa lebih menghargainya.
2. Mitos yang Keliru Seputar Puasa Ramadhan
Puasa di bulan Ramadhan adalah rukun Islam ketiga bagi umat Islam.
Para pesepakbola muslim di seluruh penjuru dunia pun ikut menjalankannya.
Namun, kewajiban menjalankan ibadah puasa tersebut, juga ikut memengaruhi
16
http://fanchants.co.uk/football-songs/newcastle_united-chants/demba-ba-ramadan/
87
rutinitas mereka. Beberapa dari mereka tetap menjalankan ibadah selama
sebulan penuh, termasuk di hari ketika mereka memiliki kewajiban berlatih dan
bermain. Tapi, tak sedikit pesepakbola yang mencari dispensasi karena alasan
berpuasa dan mencari hari pengganti untuk menunaikan kewajiban mereka itu.
Di Inggris sendiri, puasa menjadi ujian tersendiri. Untuk tidak makan dan
minum saja, Muslim harus melakoninya mulai pukul 02.00 pagi hingga 21.00
malam. Itu artinya umat muslim di Eropa harus berpuasa hingga 19 jam. Oleh
karenanya, banyak yang mempertanyakan kekuatan fisik mereka yang tetap
menjalankan ibadah puasa Ramadhan, terutama yang bergelut di pentas
sepakbola profesional. Padahal hampir semua klub di Liga Inggris terdapat
pesepakbola muslim, beberapa di antaranya adalah pemain penting. Hal ini
juga diperkuat dengan mitos yang menyebut bahwa selama berpuasa, seseorang
tidak boleh berolahraga karena hanya akan membuat tubuh lemas.
Namun, mitos tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena faktanya, jika
selama berpuasa hanya berdiam diri dan tidak beraktivitas, maka kadar gula
darah lebih cepat turun. Akibatnya, oksigen tidak masuk ke sel-sel tubuh
sehingga tubuh lemas dan tidak bertenanga. Kemudian bagi pesepakbola,
apakah puasa akan memberatkan atau malah meringankan, semua tergantung
pada fokus individu itu sendiri. Karena keyakinan seorang muslim menjadi
dasar dari kehidupan mereka di waktu yang penting. Keyakinan mereka
menjadi yang utama dibanding sepakbola. Lebih lanjut, untuk bisa tetap kuat
berpuasa, pesepakbola muslim harus menjaga mengkonsumsi air dan nutrisi
yang cukup saat malam hari. Jajaran pelatih, khususnya pelatih fisik dan dokter
88
tim juga banyak yang memberikan suplemen dan vitamin agar pemainnya tidak
dehidrasi, seperti yang dilakukan oleh manajemen klub Arsenal, Liverpool,
Newcastle United, dan Manchester City.
3. Mitos Terkait Makanan Bagi Pesepakbola
Sebagian pesepakbola percaya bahwa performa pada pertandingan tidak
tergantung dari makanan apa yang dikonsumsi. Mereka menganggap hal ini
sebagai fakta yang berasal dari literatur-literatur sains. Namun, mitos tersebut
tidaklah benar karena seorang pesepakbola harus memperhatikan kebutuhan
dan batas nutrisi dari makanan mereka. Secara umum diet nutrisi yang
dibutuhkan oleh pemain sepakbola adalah sekitar 40% karbohidrat, 40%
lemak, dan 20% protein. Kajian ilmiah menunjukkan bahwa diet makanan yang
kaya akan karbohidrat dapat meningkatkan performa berlari pesepakbola.
Semakin banyak karbohidrat maka akan semakin cepat bisa berlari, terutama
pada akhir-akhir pertandingan.
Oleh karenanya, beberapa klub di Liga Primer Inggris sangat ketat dalam
mengatur pola makan pemainnya. Arsenal misalnya yang mewajibkan
pemainnya untuk memakan dua buah pisang sebelum berlatih. Ini dilakukan
agar stamina pemain meningkat daya tidak mudah lelah. Sementara Newcastle
United, sengaja menyediakan „energy bar‟ dengan komposisi madu dan
gandum untuk dikonsumsi pemainnya jelang pertandingan. Begitupun dengan
dokter tim Liverpool yang hanya menyediakan ayam halal bagi pemainnya.
Selain dapat dikonsumsi oleh pesepakbola dari agama apapun, daging ayam
89
merupakan bahan makanan yang memiliki protein paling tinggi, vitamin, dan
mineral. Mengkonsumsi daging ayam juga dapat membantu menurunkan berat
badan karena rendah lemak, mengontrol kadar kolesterol dan tekanan darah,
serta mengurangi risiko serangan jantung dan kanker.
4. Sampanye Diganti dengan Simbol Piala
Dalam tradisi Liga Primer, man of the match atau bintang pertandingan
mendapat kehormatan untuk membuka botol besar sampanye. Namun, tradisi
tersebut berubah ketika Yaya Toure didaulat menjadi pemain terbaik pada laga
Manchester City kontra Newcastle United, 2012 silam. Pada laga itu,
pesepakbola berusia 32 tahun ini mencetak dua gol sekaligus mengantar timnya
meraih kemenangan. Sebagaimana kebiasaan di Inggris, Yaya Toure harus
merayakannya dengan meminum sebotol sampanye yang disediakan panitia.
Namun, sebagai muslim yang taat, pemain kebangsaan Pantai Gading itu
menolak dan menyerahkan botol sampanye tersebut kepada Joleon Lescott,
rekan satu timnya. Dan menariknya, pemain sekaliber Yaya Toure sering
menjadi pemain terbaik. Begitupun dengan beberapa pesepakbola muslim lain.
Oleh karenanya, agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari,
penyelenggara Liga Inggris tidak lagi memberikan botol berisi sampanye bagi
mereka yang dipilih menjadi pemain terbaik. Kini, mereka mendapatkan trofi
atau piala kecil sebagai simbol pemain terbaik, karena pemain non-muslim
juga tak keberatan sama sekali dengan pergantian itu.
90
Selain itu, klub-klub di Liga Primer Inggris juga makin sadar tentang
persoalan yang bisa timbul dari sampanye, minuman yang biasanya hadir
dalam acara-acara perayaan. Ketika Liverpool menjuarai Piala Liga pada 2012,
perayaan yang melibatkan sampanye di ruang ganti dilakukan sedemikian rupa,
sehingga minuman ini tidak mengenai pakaian milik dokter tim Liverpool,
Zafar Iqbal, yang dikenal sebagai pemeluk Islam yang taat. Caranya adalah
semua pakaian dan seragam milik dokter dipindahkan dari ruang ganti tim.
Dalam Islam sendiri, minuman yang memabukkan disebut dengan khamr.
Setiap minuman yang sifatnya memabukkan, meski memiliki nama yang
berbeda-beda, pada hakekatnya diharamkan. Karenanya, pesepakbola muslim
sangat berhati-hati terkait minuman yang memabukkan. Selain sebagai bentuk
kepatuhan kepada Allah, sengan tidak meminum khamr mereka ingin
menunjukkan profesionalismenya sebagai pesepak bola yang dituntut selalu
menampilkan performa gemilang di setiap pertandingan. Dengan demikian,
pelarangan Islam terhadap minuman memabukkan terjadi bukan tanpa sebab.
Melainkan Islam mengatur penganutnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
5. Simbol Islam dalam Selebrasi Sujud Syukur
Simbol-simbol Islam yang dimaksud adalah selebrasi gol dengan cara
sujud syukur. Selebrasi yang dipopulerkan oleh Demba Ba dan Pappis Cisse di
Newcastle United tersebut, menjadi kejutan bagi publik sepak bola Eropa.
Alih-alih merayakan gol dengan diiringi kesombongan dan narsisme, mantan
pemain Newcastle United itu justru merayakan gol dengan kerendahan hati
91
melalui sujud syukur di atas lapangan hijau. Selebrasi yang awalnya aneh bagi
publik Eropa ini, kemudian diterima dan menyebar ke seluruh dunia. Tidak
hanya pesepak bola yang beragama Islam saja, pesepak bola non Muslim
seperti Fernando Torres dan Enrique García Martínez beberapa kali melakukan
selebrasi serupa.
Gambar 9. Demba Ba dan Papis Cisse meluapkan
kegembiraannya dengan sujud syukur.17
Ketika pesepakbola muslim melakukan selebrasi sujud syukur, terdapat
nilai ibadah yang hendak disampaikan kepada publik Eropa. Saat sujud, posisi
kepala sejajar dengan kaki. Kepala yang disimbolkan sebagai keagungan dan
keistimewaan sama rendahnya dengan kaki sebagai simbolisasi kerendahan dan
kelemahan manusia. Sekiranya jelas bahwa segala perilaku egois, sombong,
arogan, munafik, dan masih banyak lagi, tak lebih mulia dari kaki yang
merupakan simbolisasi dari serendah-rendahnya eksistensi manusia di dunia.
Dengan demikian, ketika pesepak bola muslim melakukan sujud syukur usai
17
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. Menit 00:47.
92
mencetak gol, mereka tidak sekedar mengekspresikan ungkapan terima
kasihnya kepada Allah, melainkan untuk menjaga dirinya untuk selalu tawadhu
dan tidak menilai orang lain lebih rendah dari dirinya.
Lebih lanjut, dua pesepakbola muslim itu juga membawa pengaruh
terhadap anak-anak pendukung Newcastle. Banyak di antara mereka yang
meniru perayaan gol dengan cara sujud syukur di atas lapangan tersebut. Anak-
anak itu tentu tidak paham sama sekali mengapa mereka melakukannya.
Tetapi, hal tersebut merupakan tanda bahwa ada dimensi kehidupan lain yang
mulai menyusup tanpa disadari bahkan sejak kanak-kanak. Praktek atau
simbol-simbol yang umat muslim lakukan telah menjadi bagian yang lebih
akrab bagi budaya populer Eropa.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan, secara garis besar film dokumenter The
Muslim Premier League menceritakan tentang peningkatan jumlah pesepakbola
muslim yang turut membawa pengaruh bagi kultur sepakbola Inggris. Meski dari
segi jumlah belum sebanding dengan pesepakbola yang beragama lain, namun
dampak yang ditimbulkan oleh pesepakbola muslim tidak bisa dihiraukan. Secara
rinci, film ini menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Sesuai dengan teori narasi Tzvetan Todorov, film ini terbagi menjadi tiga alur,
di mana alur awal merupakan bagian cerita yang mengantarkan penonton untuk
mengikuti alur-alur berikutnya. Bagian pendahuluan dari film ini, menceritakan
tentang awal mula pesepakbola muslim yang menunjukkan jati dirinya dalam
belantika sepakbola Inggris. Hal ini ditandai dengan simbol-simbol Islam yang
ditampilkan Demba Ba, melalui selebrasi sujud syukurnya.
Kemudian, alur tengah atau bagian perkembangan merupakan rangkaian
dari tahapan-tahapan yang membentuk seluruh proses narasi. Pada bagian ini
sudah muncul konflik, yang merupakan pengembangan dari situasi awal di
bagian pendahuluan. Dalam film ini sendiri, para pesepakbola muslim
diceritakan mulai menemui sejumlah masalah terkait karirnya. Hal ini terkait
dengan kultur sepakbola Inggris yang kerap bersinggungan alkohol dalam
pesta perayaan, menggunakan perusahaan judi dan riba sebagai sponsor, tetap
94
berkompetisi meski memasuki bulan Ramadhan, hingga dekat dengan dunia
malam yang lebih banyak mudharat-nya.
Sementara alur akhir adalah bagian penutup, di mana sebuah narasi akan
selesai pada alur ini. Konflik-konflik yang telah muncul pada bagian
perkembangan, biasannya diselesaikan. Pada bagian penutup ini, film lebih
memfokuskan pada harapan agar suatu saat terdapat pesepakbola muslim
Inggris yang bisa mengenakan seragam dengan lambang tiga singa di dada.
Karena bila dibandingkan dengan Jerman, Belanda, Belgia maupun Perancis,
belum ada satupun pesepakbola muslim Britania yang memperkuat tim
nasional Inggris.
2. Dari hasil analisis per adegan yang telah dilakukan sebelumnya, muncul
beberapa sifat berlawanan yang mewakili semua sifat berlawanan yang ada.
Diharapkan oposisi biner berikut dapat menarasikan keseluruhan cerita, di
antaranya:
Mayoritas – Minoritas
Kafir – Muslim
Haram – Halal
Klub – Pemain
Kotor – Bersih
Alkohol – Non Alkohol
Puasa – Tidak Puasa
Pemain Inti – Pemain Cadangan
Kegembiraan – Kesedihan
95
Menang – Kalah
Barat – Timur
Sekarang – Mendatang
Oposisi biner tersebut menunjukkan bahwa kata yang berada di sebelah
kanan merupakan representasi dari pesepakbola muslim, bersanding dengan
kultur sepakbola Inggris di sebelah kiri. Dari oposisi tersebut jelas terdapat
pertentangan antara ajaran Islam yang dianut pesepakbola muslim dengan
situasi di Inggris yang kurang Islami. Namun demikian, perbedaan yang ada
bukan menjadi sumber konflik antara pihak-pihak yang bertentangan ini.
Kultur sepakbola Inggris yang diwakili oleh pengelola kompetisi, manajemen
klub, pelatih, hingga suporter justru memberikan „komprominya‟ kepada
pesepakbola muslim. Kompromi tersebut berupa keistimewaan kepada
pesepakbola muslim untuk memilih makanan halal, diberikan kebebasan
beribadah, hingga mendapat asupan gizi sebagai pengganti nutrisi yang hilang
ketika puasa Ramadhan. Oleh karenanya, ketika Islam menginspirasi untuk
membentuk suatu model budaya baru dari budaya lokal yang sudah ada, maka
akan terbentuk apa yang disebut kulturasi budaya. Sehingga, sekalipun kultur
sepakbola itu tunggal, namun wujudnya dapat bermacam-macam. Setidaknya
lebih multikultural.
3. Berdasarkan teori narasi Joseph Campbell yang menekankan pada mitos dan
simbol-simbol, film dokumenter ini memunculkan bahwa apa yang disebut
sebagai olahraga telah hadir sebagai mitos dalam kehidupan masyarakat
modern itu sendiri. Mitos dalam masyarakat tradisional adalah sesuatu yang
96
diangggap suci, sakral dan dihormati. Bagi suporter sepak bola, bentuk
komunikasi yang dianggap menyinggung klub yang didukungnya akan
dianggap sebagai pelecehan atas mitos dan identitas kediriannya. Begitupun
sebaliknya, ketika ada pemain yang dianggap berjasa bagi klubnya, maka
suporter tidak segan untuk menyanjung, menjadikan sebagai panutan, bahkan
membuatkan persembahan khusus untuk pemain tersebut. Selain itu, juga
terdapat mitos yang keliru tentang Ramadhan dan makanan bagi pesepakbola.
Sementara dari segi simbol-simbol yang ditampilkan, film ini hanya
membahas simbol Islam dalam selebrasi sujud syukur yang dipopulerkan oleh
Demba Ba. Ketika pesepakbola muslim melakukan selebrasi sujud syukur,
terdapat nilai ibadah yang hendak disampaikan kepada publik Eropa. Saat
sujud, posisi kepala sejajar dengan kaki. Kepala yang disimbolkan sebagai
keagungan dan keistimewaan sama rendahnya dengan kaki sebagai simbolisasi
kerendahan dan kelemahan manusia. Sekiranya jelas bahwa segala perilaku
egois, sombong, arogan, munafik, dan masih banyak lagi, tak lebih mulia dari
kaki yang merupakan simbolisasi dari serendah-rendahnya eksistensi manusia
di dunia. Kemudian, terdapat pula simbolisasi sampanye kepada pemain
terbaik yang diganti dengan piala kecil oleh penyelenggara kompetisi agar
tidak memicu konflik dengan pesepakbola muslim yang dilarang berhubungan
dengan alkohol.
97
B. Saran
Secara garis besar film dokumenter ini mampu menjelaskan tentang
fenomena mulai membanjirnya pesepakbola muslim di Liga Primer Inggris.
Apalagi alur film ini yang memang berdasarkan fakta yang ada. Namun, film ini
tidak menampilkan statistik jumlah pesepakbola muslim sehingga penonton harus
menerka-nerka atau mencari sendiri jumlah yang sebenarnya. Selain itu, terdapat
beberapa adegan yang diawali dengan pernyataan dari narasumber tanpa dimulai
dengan latar belakang cerita. Hal ini membuat penulis kerap mengalami kesulitan
dalam menarasikannya. Untuk mengatasinya, penulis harus menonton adegan
tersebut hingga selesai sebelum mengubahnya menjadi kata-kata.
Sebagai penutup, penulis berharap penelitian ini dapat terus berlanjut ke
depannya. Semoga penelitian ini bisa digunakan untuk memperkuat keimanan kita
kepada Allah SWT. Bila pesepakbola muslim yang hidup di negara dengan
minoritas Islam saja bisa mempertahankan aqidahnya, kenapa kita yang hidup di
negara dengan umat Islam terbesar di dunia tidak bisa? Mari kita tiru teladan yang
ditampilkan pesepakbola muslim di Eropa, khusunya di Inggris.
98
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Aha, Agus. Legiun Muslim di Kancah Eropa. Bandung: PT Mizan Publika, 2008.
Agusta, Husni. Buku Pintar Olahraga. Jakarta: Mawar Gempita, 1990.
Al-Jaza‟iri, Syekh Abu Bakar Jabir. Minhajul Muslim. Terj. Musthofa Aini, dkk.
Jakarta: Darul Haq, 2006.
Al-Qardhawy, Yusuf. Pengantar Kajian Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003.
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad 20.
Jakarta: Akbar Media, 2010.
Ardianto, Elvinaro dan Erdijaya, Lukiati Komala. Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Ayawaila, Garzon R. Dokumenter dari Ide sampai Produksi. Jakarta: FFTV IKJ
Press, 2008.
Bakti, Andi Faisal. Communication and Family Planning in Islam in Indonesia:
South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program.
Leiden: INIS, 2004.
Boy, Pradana. Fikih Jalan Tengah: Dialektika Hukum Islam dan Masalah-
Masalah Masyarakat Modern. Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008.
Branston, Gill dan Stafford, Roy. The Media Student’s Book. London: Routledge,
2003.
Campbell, Joseph. The Hero with a Thousand Faces. California: New World
Library, 1949.
Cangara, Hafid. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press, 2008.
Cesari. When Islam and Democracy Meet: Muslims in Europe and in the United
States. New York: Parlgrave Macmillan, 2004.
Creswell. John W. Reseach Design Qualitative and Quantitative Approaches.
United Kingdom: Sage Publications, 1994.
Darmawan, M. Daud. Menelusuri Jejak-jejak Sejarah Kuno Sepak Bola Dunia.
Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007.
99
D. A. Peransi. Film/Media/Seni. Jakarta: FFTV IKJ Press, 2006.
Eddy, Elison. PSSI Alat Perjuangan Bangsa. Jakarta: PSSI, 2005.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2003.
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks
Berita Media. Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2013.
Esposito, John L. Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?. Terj. Alwiyah
Abdurrahman. Bandung: Mizan, 1995.
Ferguson, Alex. Leading. London: Hachette, 2015.
Fikri, Syahruddin El. Olahragawan Muslim Top Dunia. Jakarta: Republika
Penerbit, 2010.
Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
Handoko, Anung. Sepak Bola Tanpa Batas: City of Tolerance. Yogyakarta:
Kanisius, 2008.
Himayah, Ahmad Mahmud. Kebangkitan Islam di Andalusia. Jakarta: Gema
Insani, 2004.
Junaedi, Fajar. Merayakan Sepak Bola: Fans, Identitas, dan Media. Yogyakarta:
Buku Litera, 2014.
Karami, Luzman Rifqi. Sepak Bola dan Dakwah Islam. Jakarta: Kumaha Anjeun
Publisher, 2011.
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1986.
Khadhar, Lathifah Ibrahim. Ketika Barat Memfitnah Islam. Jakarta: Gema Insani,
2005.
Kurniawan, Aep. Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah
Press, 2004.
Lenczonwski, George. Timur Tengah di Kancah Dunia. Terj. Asgar Bixby.
Bandung: Sinar Baru Agesindo, 1993.
Levi-Strauss, Claude. The Structural Study of Myth. New York: Doubleday
Anchor, 1972.
100
Lewis, Bernard. Muslim Menemukan Eropa. Terj. Ahmad Niamullah Muiz.
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1998.
Marhaendra, Andy. Dari Sihir Afrika Hingga Gereja Maradona. Yogyakarta:
Penerbit B-First, 2010
Marseli, Sumarno. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: Gramedia Widiasarana,
2005.
Mas‟oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.
Jakarta: LP3ES, 1990.
M. Suyanto. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009.
Natakusumah, Arief. Drama Itu Bernama Sepakbola. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2008.
Nugraha, Ubaidillah. Republik Gila Bola. Jakarta: Ufuk Press, 2008.
O‟Donnell, Kevin. Sejarah Ide-Ide. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Pandjaitan, Hinca. Kedaulatan Negara Versus Kedaulatan FIFA dalam Kompetisi
Sepakbola Profesional Untuk Memajukan Kesejahteraan Umum. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Pradana, Mahir. Home and Away. Jakarta: Gagas Media, 2014.
Prastita, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.
Propp, Vladimir. The Morphology of the Folk Tale. Austin: University of Texas
Press, 1975.
Putra, Heddy Shri Ahimsa. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra.
Yogyakarta: Galang Press, 2001.
Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif Janis, Karakter dan Keunggulannya. PT
Grasindo, 2010.
Ramadan, Tariq. Teologi Dialog Islam-Barat: Pergumulan Muslim Eropa. Terj.
Abdullah Ali. Bandung: Mizan, 2002.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers, 2008.
101
Salwasalsabila, Syarifah. Islam, Eropa, dan Logika. Yogyakarta: Niaga Swadaya,
2008.
Saraswati, Desi dan Juanda, Jho. Fakta Sepak Bola Dunia. Jakarta: Be Champion,
2013.
Sasongko, Wisnu. Armageddon 2: Antara Petaka dan Rahmat. Jakarta: Gema
Insani, 2008.
Satori, Djam‟an dan Komariah, Aan. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2010.
Shihab, Alwi. Membedah Islam di Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2004.
Sindhunata, Bola di Balik Bulan. Jakarta: Kompas, 2002.
Sucipto, dkk. Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
2000.
Suhaimi dan Nasrullah, Rulli. Bahasa Jurnalistik. Ciputat: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta, 2009.
Tasmara, Toto. Menuju Muslim Kaffah: Menggali Potensi Diri. Jakarta: Gema
Insani, 2000.
Tebba, Sudirman. Sosiologi Hukum Islam. Yogyakarta: UII Press, 2003.
Thörner, Cordula. Sepak Bola. Bandung: Mizan, 2010.
Todorov, Tzvetan. The Poetics of Prose. Oxford: Blackwell, 1977.
Vetrov, Dzinga. Defining Documentary Film. New York: LB Tuoris, 2007.
Wahyuti, Sri. Kisah Seru Bintang Sepak Bola Muslim. Jakarta: Adi Bintang, 2013.
Watt, William Montgomery. Muslim-Christian Encounters: Perceptions and
Misperceptions. London: Routledge, 1991.
Widjaya, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Rajawali
Pers, 2004.
102
Zagzug, Mahmud Hamdi. Reposisi Islam di Era Globalisasi. Terj. Abdullah
Hakam Syah. Yogyakarta: LkiS, 2004.
Jurnal:
Herwin, “Latihan Fisik Untuk Pemain Usia Muda”, Jurnal Prestasi, Volume 2,
Nomor 1, Januari 2006.
Amin Mudzakkkir, 2013, “Sekularisme dan Identitas Muslim Eropa”, Jurnal
Kajian Wilayah Eropa, Vol. IV, No. 1, 2013.
Mochamad Faisal Karim, Proses Munculnya Euro-Islam sebagai Transnational
Norms di kalangan Muslim Eropa, Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 1, No. 1,
2010.
Skripsi:
Atik Sukriyati Rahmah, “Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa.”
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
Mega Nur Fitriana, “Analisis Narasi Film „My Name Is Khan‟ dalam Perspektif
Komunikasi Antaragama dan Budaya.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. UIN Syarif
Hidayatullah, 2014.
Situs:
Rob Cowling, “Pemain Muslim ikut mengubah Liga Primer,” artikel diakses pada
28 Mei 2015 dari http://www.bbc.com/indonesia/olahraga/2013/07/130705
Abu Zainab, “New Season‟s Muslim Footballers 2015-16,” artikel diakses pada
23 Februari 2016 dari http://topislamic.com/new-seasons-muslim-
footballers-2015-16/
http://fanchants.co.uk/football-songs/newcastle_united-chants/demba-ba-ramadan/
Film Dokumenter:
Mike Smith, 2013. The Muslim Premier League, BBC One, London, Inggris. 30
menit.
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
51
Transkrip Film Dokumenter The Muslim Premier League
1
00:00:02,000 --> 00:00:04,160
20 years ago, there were no Muslim
players
2
00:00:04,160 --> 00:00:06,360
in the English Premier League.
3
00:00:06,360 --> 00:00:09,360
But last year, here at Newcastle's
St James' Park,
4
00:00:09,360 --> 00:00:13,280
no-one was left in any doubt that
they had arrived.
5
00:00:13,280 --> 00:00:15,680
COMMENTATOR: Comes off Dunne, it's
Taylor.
6
00:00:15,680 --> 00:00:19,200
Now Demba Ba. Newcastle 1-0.
7
00:00:19,200 --> 00:00:23,600
Demba Ba and Papiss Cisse
celebrated a goal with a Muslim
prayer.
8
00:00:25,000 --> 00:00:27,320
I'm a striker. I love scoring
goals,
9
00:00:27,320 --> 00:00:30,440
and every time I score one goal
then I'm more than happy.
10
00:00:30,440 --> 00:00:33,640
That's why I prostrate.
11
00:00:33,640 --> 00:00:40,640
It's a kind of submission, not to
anyone but to your creator.
12
00:00:40,640 --> 00:00:42,840
My religion is the most important
thing to me.
13
00:00:42,840 --> 00:00:45,000
It's even more important than the
football.
14
00:00:47,720 --> 00:00:51,600
The Premier League now has nearly
40 Muslim players.
15
00:00:51,600 --> 00:00:54,040
Enough for three football teams.
16
00:00:54,040 --> 00:00:57,120
In this programme, we'll talk to
players and managers
17
00:00:57,120 --> 00:01:02,720
and find out what impact Muslims
are having on the English game.
18
00:01:02,720 --> 00:01:06,680
It's important to understand the
basics of every religion.
19
00:01:06,680 --> 00:01:09,080
COMMENTATOR: What an absolute
screamer!
20
00:01:09,080 --> 00:01:14,760
You find England is a very good
place for practising the religion.
21
00:01:14,760 --> 00:01:16,840
COMMENTATOR: Mamady Sidibe!
22
00:01:16,840 --> 00:01:18,400
Everything I does, I does for God.
23
00:01:18,400 --> 00:01:20,680
And if God is happy with me, I am
happy.
24
00:01:22,680 --> 00:01:25,520
But how has a profession with a
reputation
25
00:01:25,520 --> 00:01:28,400
for nightclub brawls, boozing and
excess
26
00:01:28,400 --> 00:01:33,840
dealt with teetotal players who
value prayer and fasting?
27
00:01:33,840 --> 00:01:35,760
They still go to the nightclubs.
28
00:01:35,760 --> 00:01:38,280
Don't worry about that!
29
00:01:38,280 --> 00:01:39,760
And we'll find out
30
00:01:39,760 --> 00:01:45,160
what inspired 40,000 Newcastle fans
to start chanting about Ramadan.
31
00:01:45,160 --> 00:01:48,960
To have a chant like that, in the
corner at Newcastle United,
32
00:01:48,960 --> 00:01:50,600
has got to be acceptance.
33
00:01:50,600 --> 00:01:54,760
And follow Wigan Athletic
goalkeeper, Ali Al-Habsi,
34
00:01:54,760 --> 00:01:56,880
as his team triumphs in the FA Cup.
35
00:01:58,440 --> 00:02:02,280
When it comes to Islam, some might
say British society needs
36
00:02:02,280 --> 00:02:05,960
positive messages of integration
more than ever.
37
00:02:05,960 --> 00:02:10,360
Could English football offer up a
surprising model for the future?
38
00:02:10,360 --> 00:02:14,640
# Championes, Championes... #
39
00:02:34,280 --> 00:02:38,720
It's May, almost the end of the
English Premier League season,
40
00:02:38,720 --> 00:02:42,640
and not for the first time, Wigan
Athletic are battling relegation.
41
00:02:47,920 --> 00:02:52,000
Goalkeeper Ali Al-Habsi trains four
times a week.
42
00:02:52,000 --> 00:02:56,320
But there are other commitments in
his life which rank much higher.
43
00:02:56,320 --> 00:03:00,840
As a practising Muslim, Ali must
pray five times a day.
44
00:03:06,520 --> 00:03:09,960
Sometimes in the football you have
a lot of pressure.
45
00:03:09,960 --> 00:03:12,240
You have a really hard time in
football.
46
00:03:12,240 --> 00:03:16,880
But when you're a Muslim, when you
believe in your faith,
47
00:03:16,880 --> 00:03:21,160
I think everything happen
because...with a reason.
48
00:03:25,440 --> 00:03:30,040
When I left Oman 11 years ago, I
was a fireman.
49
00:03:30,040 --> 00:03:33,600
And today, I reach the highest
level of football
50
00:03:33,600 --> 00:03:35,880
in the most strongest league in the
world.
51
00:03:35,880 --> 00:03:38,040
This is one of my dreams.
52
00:03:38,040 --> 00:03:41,920
When you have such a life like
this, you have to thanks God.
53
00:03:46,960 --> 00:03:48,760
When he used to play for Bolton
Wanderers,
54
00:03:48,760 --> 00:03:51,440
he used to come here with Sam
Allardyce
55
00:03:51,440 --> 00:03:53,920
and the rest of the players, and we
quite enjoyed it.
56
00:03:53,920 --> 00:03:57,040
Sam Allardyce, when he came, he
stood outside the door and said,
57
00:03:57,040 --> 00:03:59,400
"I've only got five minutes. I've
not got much time."
58
00:03:59,400 --> 00:04:01,240
And you'll never guess what time he
left.
59
00:04:01,240 --> 00:04:02,600
After one-and-a-half hours.
60
00:04:05,080 --> 00:04:08,560
Some players take a huge amount of
time before a game,
61
00:04:08,560 --> 00:04:11,760
praying to their particular God.
62
00:04:11,760 --> 00:04:15,720
They won't go out on the pitch
63
00:04:15,720 --> 00:04:19,200
without doing some of the certain
routines that they do.
64
00:04:19,200 --> 00:04:23,000
They feel God and their religion
plays a huge part
65
00:04:23,000 --> 00:04:26,080
in how they perform on the field.
66
00:04:26,080 --> 00:04:29,360
When I start praying before the
game, everyone respect what I do.
67
00:04:29,360 --> 00:04:30,960
And this is great.
68
00:04:30,960 --> 00:04:33,920
And they ask me a lot of questions.
69
00:04:33,920 --> 00:04:38,280
I feel very happy to have more
questions about Islam and religion.
70
00:04:41,320 --> 00:04:43,400
We are sometimes curious
71
00:04:43,400 --> 00:04:46,120
to know how it works
72
00:04:46,120 --> 00:04:50,640
because it's different, it's just
different with the other religions.
73
00:04:50,640 --> 00:04:52,400
Especially for the Muslims.
74
00:04:52,400 --> 00:04:55,880
They have a lot of different things
from the Catholics,
75
00:04:55,880 --> 00:05:00,320
so it's always interesting to ask
them why they do it.
76
00:05:03,880 --> 00:05:07,920
I think the average professional in
a Premier League dressing room
77
00:05:07,920 --> 00:05:11,040
knows far more about Islam than the
person on the street.
78
00:05:11,040 --> 00:05:14,600
So actually, Islamophobia is an
issue,
79
00:05:14,600 --> 00:05:16,680
but I think it's more an issue in
English society
80
00:05:16,680 --> 00:05:17,880
than in English football.
81
00:05:21,440 --> 00:05:23,320
When it comes to accepting Islam,
82
00:05:23,320 --> 00:05:27,120
Premier League players are ahead of
the game.
83
00:05:27,120 --> 00:05:31,000
But have the clubs adapted to
Muslim players?
84
00:05:31,000 --> 00:05:33,160
Here at Liverpool's training
ground,
85
00:05:33,160 --> 00:05:37,080
team doctor, Zafar Iqbal, looks
after the physical well-being
86
00:05:37,080 --> 00:05:39,760
of some of the Premier League's
biggest stars.
87
00:05:41,720 --> 00:05:44,560
All the players know that I'm
Muslim. And they'll joke about it.
88
00:05:44,560 --> 00:05:50,280
And so for me, I'd much prefer that
and that they at least understand
89
00:05:50,280 --> 00:05:53,600
what my way of living is and it's
not hidden.
90
00:05:54,920 --> 00:05:58,560
The club itself have catered and
been very accommodating.
91
00:05:58,560 --> 00:06:02,000
For example, in the canteen, the
chicken is all halal.
92
00:06:02,000 --> 00:06:03,240
So the rest of the players,
93
00:06:03,240 --> 00:06:05,360
it doesn't really make a difference
for them.
94
00:06:05,360 --> 00:06:07,600
I'm not asking for any preferential
treatment.
95
00:06:07,600 --> 00:06:11,160
All it is, is just a little bit of
awareness.
96
00:06:11,160 --> 00:06:12,480
You've got to be aware of it
97
00:06:12,480 --> 00:06:14,280
making sure you've got a prayer
room,
98
00:06:14,280 --> 00:06:18,360
making sure you've got halal meat
if you need it for the lads
99
00:06:18,360 --> 00:06:21,200
who have to have that type of food.
100
00:06:21,200 --> 00:06:24,240
And that's always very important
for you, to make sure
101
00:06:24,240 --> 00:06:26,840
everybody's integrated into the
club.
102
00:06:26,840 --> 00:06:30,160
We let everybody free to pray when
you want.
103
00:06:30,160 --> 00:06:33,400
But, of course, it cannot be in the
middle of a training session,
104
00:06:33,400 --> 00:06:36,720
it cannot be in the middle of a
game.
105
00:06:36,720 --> 00:06:40,320
For the rest, everybody's free to
believe what he wants
106
00:06:40,320 --> 00:06:43,400
and have the religion he wants. We
respect that.
107
00:06:45,080 --> 00:06:49,000
It's quite simple. Clubs have
realised that players, staff,
108
00:06:49,000 --> 00:06:51,880
are important assets and if you can
get them on side,
109
00:06:51,880 --> 00:06:54,640
then you've got a better chance of
them working harder for you.
110
00:06:54,640 --> 00:06:56,120
Come on, speed on the pass.
111
00:06:56,120 --> 00:06:59,200
Keeping players on side? Always a
good idea.
112
00:07:00,720 --> 00:07:03,520
However, the business side of the
Premier League
113
00:07:03,520 --> 00:07:05,840
can pose challenges for Muslims.
114
00:07:10,000 --> 00:07:13,800
Mamady Sidibe comes from the same
mean streets of Paris
115
00:07:13,800 --> 00:07:17,120
that produced Didier Drogba and
Thierry Henry.
116
00:07:17,120 --> 00:07:20,880
My first goal in the Premier
League,
117
00:07:20,880 --> 00:07:23,920
our first win in the Premier
League.
118
00:07:23,920 --> 00:07:27,600
It was a throw in from Rory Delap.
119
00:07:27,600 --> 00:07:33,120
He threw into the box. It was many
Aston Villa defence here.
120
00:07:33,120 --> 00:07:35,680
And just touched the ball and it
went in.
121
00:07:38,720 --> 00:07:40,480
Let's see that for real, shall we?
122
00:07:40,480 --> 00:07:43,880
'It's Delap, up went Larsson to try
to clear.
123
00:07:43,880 --> 00:07:46,480
'Mamady Sidibe!
124
00:07:46,480 --> 00:07:48,720
'It's Big Mama.'
125
00:07:48,720 --> 00:07:50,840
But Mamady's commitment to Islam
126
00:07:50,840 --> 00:07:54,280
means there are some dressing room
rituals, like gambling,
127
00:07:54,280 --> 00:07:55,720
that he has to pass on.
128
00:07:55,720 --> 00:07:57,840
Gamble, I never gamble.
129
00:07:57,840 --> 00:08:01,960
In my religion it's forbidden. I
can't gamble.
130
00:08:01,960 --> 00:08:04,800
Somes going to make money but I
think you lose more money
131
00:08:04,800 --> 00:08:08,840
than anything else. It brings more
problems into your family.
132
00:08:08,840 --> 00:08:13,160
And I can live without gambling.
133
00:08:13,160 --> 00:08:17,160
But for Muslim players, who wear
their faith on their sleeve,
134
00:08:17,160 --> 00:08:21,280
wearing a betting company's logo on
their shirt can be uncomfortable.
135
00:08:22,680 --> 00:08:26,280
I think that's usually out of the
hands of the Muslim.
136
00:08:26,280 --> 00:08:29,000
Although he's not allowed to
obviously gamble,
137
00:08:29,000 --> 00:08:32,680
I think that's something which is
definitely out of the way,
138
00:08:32,680 --> 00:08:34,840
something that you cannot affect
really.
139
00:08:34,840 --> 00:08:36,360
We are the players
140
00:08:36,360 --> 00:08:39,560
and all these things is coming from
the football club.
141
00:08:39,560 --> 00:08:44,000
It's not about... We can't do about
it anything because we go there,
142
00:08:44,000 --> 00:08:45,040
we do our job.
143
00:08:46,360 --> 00:08:49,240
But one thing Muslim players can
control
144
00:08:49,240 --> 00:08:51,680
is how they use their wealth.
145
00:08:51,680 --> 00:08:54,960
Arsenal player Abou Diaby has his
own charity,
146
00:08:54,960 --> 00:08:58,240
and supports other good causes like
this one in London.
147
00:08:58,240 --> 00:09:01,800
- 14.
- You're 14? You sure?
148
00:09:01,800 --> 00:09:03,320
THEY LAUGH
149
00:09:03,320 --> 00:09:07,560
We live in a society, and if you
like...
150
00:09:07,560 --> 00:09:10,520
everybody are different.
151
00:09:10,520 --> 00:09:15,160
But the differences has to bring
people together.
152
00:09:15,160 --> 00:09:20,640
By doing charity activities to help
people, I think is a very good
thing
153
00:09:20,640 --> 00:09:22,600
to live together.
154
00:09:22,600 --> 00:09:24,000
I have one question,
155
00:09:24,000 --> 00:09:27,440
when are you going to sign for
Tottenham Hotspur?
156
00:09:28,880 --> 00:09:31,200
It's a good one!
157
00:09:31,200 --> 00:09:35,320
Lots of Premier League players have
their own charitable foundations.
158
00:09:35,320 --> 00:09:39,120
But for Muslims, charity is one of
the foundations of their faith.
159
00:09:40,320 --> 00:09:42,000
When you become famous
160
00:09:42,000 --> 00:09:45,200
and you've got the money, you know
what you have to do, because as
161
00:09:45,200 --> 00:09:48,800
a Muslim you have to give 2.5%
162
00:09:48,800 --> 00:09:54,440
of your money away, like, every
year.
163
00:09:54,440 --> 00:09:57,000
So, does he give away 2.5%?
164
00:09:57,000 --> 00:09:59,080
Yeah, I am a Muslim, I have to.
165
00:09:59,080 --> 00:10:01,600
2.5% off the pitch,
166
00:10:01,600 --> 00:10:03,840
110% on it!
167
00:10:07,360 --> 00:10:10,760
Back in Wigan, Ali Al-Habsi has
helped his team get through
168
00:10:10,760 --> 00:10:13,280
to their first ever FA Cup Final.
169
00:10:16,840 --> 00:10:19,840
As the squad heads down to Wembley
for the big match,
170
00:10:19,840 --> 00:10:23,600
some unlikely Wigan fans have
already arrived.
171
00:10:23,600 --> 00:10:28,760
It's a beautiful set. Imagine when
it's full.
172
00:10:28,760 --> 00:10:31,920
This is the Omani FA.
173
00:10:31,920 --> 00:10:34,640
They've flown over to support Ali
Al-Habsi,
174
00:10:34,640 --> 00:10:37,680
as he's the captain of their
national team.
175
00:10:37,680 --> 00:10:39,440
Because of Ali Al-Habsi,
176
00:10:39,440 --> 00:10:42,360
every single person in Oman will be
177
00:10:42,360 --> 00:10:46,360
following this game and hoping that
Wigan will win this game.
178
00:10:46,360 --> 00:10:49,680
In recent years, Wigan may have
been one of the smallest clubs
179
00:10:49,680 --> 00:10:50,880
in the Premier League,
180
00:10:50,880 --> 00:10:53,640
but they now have a massive
following in the Middle East.
181
00:10:53,640 --> 00:10:56,840
Wigan have got a quarter of their
population coming, 23,000 tickets.
182
00:10:56,840 --> 00:10:59,920
The town only has a population of
80,000 people.
183
00:10:59,920 --> 00:11:02,840
There's probably about 15,000
Omanis as well!
184
00:11:04,480 --> 00:11:09,040
Wembley hasn't seen that many
Omanis since the 1996 final,
185
00:11:09,040 --> 00:11:12,640
when the Liverpool squad wore those
awful white suits.
186
00:11:12,640 --> 00:11:15,600
Ah, no, those were Armanis!
187
00:11:17,800 --> 00:11:21,040
The game here tomorrow is sponsored
by a beer company.
188
00:11:21,040 --> 00:11:24,120
The English game has a love affair
with booze.
189
00:11:24,120 --> 00:11:27,040
Yet for Muslims, alcohol is
forbidden.
190
00:11:30,280 --> 00:11:32,440
As a Muslim, we don't drink alcohol
191
00:11:32,440 --> 00:11:35,160
because of the effects it can have
on the body.
192
00:11:35,160 --> 00:11:38,440
Ultimately, we're meant to be in
control of our own actions,
193
00:11:38,440 --> 00:11:40,280
so alcohol can influence that.
194
00:11:41,640 --> 00:11:43,880
Greater professionalism in football
195
00:11:43,880 --> 00:11:47,440
has meant that the game is
gradually sobering up.
196
00:11:47,440 --> 00:11:50,640
20 years ago you would have players
who, after the match,
197
00:11:50,640 --> 00:11:53,400
their idea of refuelling would be
ten pints of Guinness.
198
00:11:53,400 --> 00:11:55,760
Now their idea of refuelling
199
00:11:55,760 --> 00:11:59,880
is carefully calibrated bottles of
isotonic drinks.
200
00:11:59,880 --> 00:12:03,400
And it's interesting talking to
some managers, they think it's
great
201
00:12:03,400 --> 00:12:06,720
having Muslim players in because
they don't drink.
202
00:12:06,720 --> 00:12:10,040
They still go to the nightclubs,
don't worry about that!
203
00:12:10,040 --> 00:12:14,640
So, er, I think generally they
drink fruit juices and stuff like
that,
204
00:12:14,640 --> 00:12:17,000
so they are capable of training
205
00:12:17,000 --> 00:12:20,440
without having intoxicated their
body with alcohol.
206
00:12:22,200 --> 00:12:26,520
Dr Zafar Iqbal has found that, even
in the mayhem of victory,
207
00:12:26,520 --> 00:12:30,280
players have been careful to keep
alcohol away from him.
208
00:12:30,280 --> 00:12:33,880
We were playing in the Carling Cup
Final and after the game,
209
00:12:33,880 --> 00:12:37,000
the players were obviously going to
be spraying champagne about,
210
00:12:37,000 --> 00:12:40,720
and they made sure I wasn't in the
dressing room, kept me out of it.
211
00:12:40,720 --> 00:12:43,480
And they even went to the extent of
removing my clothes
212
00:12:43,480 --> 00:12:45,480
from the dressing room as well.
213
00:12:45,480 --> 00:12:48,920
So it's that kind of understanding
and acceptance which, for me,
214
00:12:48,920 --> 00:12:52,320
was very touching and made me feel
accepted.
215
00:12:53,920 --> 00:12:57,880
But has the football establishment
in England moved with the times?
216
00:13:01,360 --> 00:13:04,600
At Wembley, the Omani FA are
collecting a new cup
217
00:13:04,600 --> 00:13:06,720
for their own domestic competition.
218
00:13:10,480 --> 00:13:13,720
But, due to the influx of top
Muslim players,
219
00:13:13,720 --> 00:13:17,120
they're not the only ones getting a
new trophy.
220
00:13:17,120 --> 00:13:20,040
Traditionally, British football
awards champagne
221
00:13:20,040 --> 00:13:22,360
to the Man of the Match.
222
00:13:22,360 --> 00:13:23,720
I was Man of the Match,
223
00:13:23,720 --> 00:13:26,280
but they say to me, we know that
you are Muslim
224
00:13:26,280 --> 00:13:29,520
and you don't take alcoholic
bottles.
225
00:13:29,520 --> 00:13:31,600
So what did they give him?
226
00:13:31,600 --> 00:13:33,440
Nothing!
227
00:13:33,440 --> 00:13:34,480
Nice(!)
228
00:13:34,480 --> 00:13:38,200
They had the champagne, but when I
take them,
229
00:13:38,200 --> 00:13:42,880
I always throw them out because if
it's forbidden for me,
230
00:13:42,880 --> 00:13:46,800
I can't also give the champagne to
someone else!
231
00:13:46,800 --> 00:13:49,000
There was a famous incident when
Yaya Toure
232
00:13:49,000 --> 00:13:52,080
won the Barclays champagne bottle
as Man of the Match.
233
00:13:52,080 --> 00:13:55,880
Yaya very politely said, I'm
Muslim, I don't drink
234
00:13:55,880 --> 00:13:59,920
and I think it was at some point
after that, that Barclays realised
235
00:13:59,920 --> 00:14:02,560
actually Yaya is winning so many
Man of the Matches and other
236
00:14:02,560 --> 00:14:05,680
Muslim players are doing so well
and winning Man of the Match,
237
00:14:05,680 --> 00:14:07,480
we won't have champagne any more,
238
00:14:07,480 --> 00:14:10,800
we'll just have a sort of vase,
bauble, trophy number.
239
00:14:14,680 --> 00:14:20,080
It's the day of the FA Cup Final,
between Wigan and Man City.
240
00:14:20,080 --> 00:14:22,640
Wigan are massive underdogs.
241
00:14:22,640 --> 00:14:27,040
Fans arriving at the stadium have
come more in hope than expectation.
242
00:14:27,040 --> 00:14:31,160
- We love Ali, we love him!
- We love him.
- He's a Wiganer.
243
00:14:31,160 --> 00:14:32,840
Come on, Wigan!
244
00:14:32,840 --> 00:14:34,600
Yeah, he prays at the start of the
game.
245
00:14:34,600 --> 00:14:36,680
As a Wigan fan, everybody looks to
the sky anyway
246
00:14:36,680 --> 00:14:38,560
to try and keep out the goals!
247
00:14:38,560 --> 00:14:40,280
He's a good player.
248
00:14:40,280 --> 00:14:44,960
He's got potential for the near
future, so...
249
00:14:44,960 --> 00:14:48,200
We got 100% faith in him. The guy's
a god.
250
00:14:51,080 --> 00:14:53,520
Meanwhile, on the M6,
251
00:14:53,520 --> 00:14:57,000
a bus is bringing the family and
friends of Wigan goalkeeper,
252
00:14:57,000 --> 00:14:58,440
Ali Al-Habsi.
253
00:14:58,440 --> 00:15:04,160
It seems that, even in Oman, the
British summer is notorious.
254
00:15:04,160 --> 00:15:06,880
THEY SING:
255
00:15:12,520 --> 00:15:14,520
See? Happy! We're going to win it!
256
00:15:15,680 --> 00:15:19,320
It's a big day for Wigan, but it's
just as big back in Oman.
257
00:15:22,400 --> 00:15:27,080
Ali in Oman is like David Beckham
over here or Wayne Rooney here,
258
00:15:27,080 --> 00:15:28,160
Ali is over there.
259
00:15:28,160 --> 00:15:30,520
The majority of Muslim people
around the world
260
00:15:30,520 --> 00:15:32,320
are very proud of Al-Habsi.
261
00:15:32,320 --> 00:15:34,720
I'm a fan of Arsenal, to be honest
with you.
262
00:15:35,880 --> 00:15:39,120
People portray Islam as being
extremism
263
00:15:39,120 --> 00:15:41,440
and I think this today shows
264
00:15:41,440 --> 00:15:45,560
that Islam distances itself from
all this bad publicity.
265
00:15:46,960 --> 00:15:49,960
Coming off now the M6, junction 38,
266
00:15:49,960 --> 00:15:52,920
we are heading to a nice Arabic
restaurant,
267
00:15:52,920 --> 00:15:55,960
for maximum one hour 15 minutes.
268
00:15:57,560 --> 00:16:00,680
Joining them on the bus is Ali's
friend, Dave.
269
00:16:00,680 --> 00:16:02,720
He's Wigan through and through.
270
00:16:02,720 --> 00:16:05,520
All Wiganers are known as pie-
eaters,
271
00:16:05,520 --> 00:16:09,320
but today Dave's getting a taste
for something entirely different
272
00:16:09,320 --> 00:16:13,240
a rice dish from Yemen called
Mandi.
273
00:16:13,240 --> 00:16:16,040
Only thing I need to learn is the
words to the songs!
274
00:16:16,040 --> 00:16:18,520
I'm a bit stuck on that, no
disrespect.
275
00:16:18,520 --> 00:16:19,840
But it's been fantastic
276
00:16:19,840 --> 00:16:23,440
and now I'm going to have my first
ever taste of Arabic food.
277
00:16:23,440 --> 00:16:25,640
There's quite a lot for three
people on there.
278
00:16:25,640 --> 00:16:27,320
I'll never starve, put it that way.
279
00:16:28,600 --> 00:16:30,720
I doubt Dave will ever go hungry.
280
00:16:32,360 --> 00:16:36,360
But for Muslim players, food is at
the centre of a conflict
281
00:16:36,360 --> 00:16:38,680
between their football and their
faith.
282
00:16:40,960 --> 00:16:42,520
Ramadan.
283
00:16:42,520 --> 00:16:46,920
It's a 30-day period that can come
at any time of the year
284
00:16:46,920 --> 00:16:49,200
and any time of the season.
285
00:16:49,200 --> 00:16:50,720
Come on, guys, let's pray.
286
00:16:53,480 --> 00:16:56,880
The aim is to get closer to God and
to do this,
287
00:16:56,880 --> 00:17:01,880
Muslims don't eat, or even drink,
for up to 18 hours a day.
288
00:17:01,880 --> 00:17:04,840
The only issue I've got with
regards to religion and football
289
00:17:04,840 --> 00:17:08,960
is when some of the players are
obviously fasting through Ramadan
290
00:17:08,960 --> 00:17:11,400
and they're not the player that
they could be.
291
00:17:14,360 --> 00:17:17,600
We just hope that it doesn't affect
their performance
292
00:17:17,600 --> 00:17:20,280
because if it affects the
performance,
293
00:17:20,280 --> 00:17:23,400
it will affect the team and will
affect themselves as well.
294
00:17:23,400 --> 00:17:29,160
They're so starved of nutrition and
fluids, they could quickly fatigue
295
00:17:29,160 --> 00:17:31,920
and quickly feel faint and
disorientated.
296
00:17:35,520 --> 00:17:39,960
You don't want to upset your
manager or your team or your club
297
00:17:39,960 --> 00:17:41,720
and also God on the other side.
298
00:17:43,160 --> 00:17:47,320
The controversy surrounding Ramadan
is one reason why Riz Rehman
299
00:17:47,320 --> 00:17:49,880
wants to educate the managers of
the future.
300
00:17:51,760 --> 00:17:53,280
You never ever know when,
301
00:17:53,280 --> 00:17:55,560
the situation they're going to find
themselves in.
302
00:17:55,560 --> 00:17:58,960
As an example, if Alan Pardew at
Newcastle gets the sack next week,
303
00:17:58,960 --> 00:18:01,400
Mark Viduka goes into position
304
00:18:01,400 --> 00:18:04,520
and he could inherit a squad with
nearly 40% Muslim players.
305
00:18:04,520 --> 00:18:06,720
So if he's had that training and
that awareness,
306
00:18:06,720 --> 00:18:09,200
they're better equipped to deal
with them.
307
00:18:10,960 --> 00:18:15,120
- Anyone know what Ramadan is?
- Fasting, isn't it?
308
00:18:15,120 --> 00:18:20,560
Yeah, fasting. In the summer now,
it's going to be 18 hours. 18
hours.
309
00:18:20,560 --> 00:18:22,960
- For how many days?
- 30 days.
310
00:18:22,960 --> 00:18:26,320
Nathan Ellington, he says it
doesn't affect him.
311
00:18:26,320 --> 00:18:28,440
But when he was playing for one
certain manager,
312
00:18:28,440 --> 00:18:31,000
the manager dropped him as the
manager had made his mind up
313
00:18:31,000 --> 00:18:33,840
that cos he's a Muslim, it's going
to affect him,
314
00:18:33,840 --> 00:18:35,920
so I'm not going to pick him.
315
00:18:35,920 --> 00:18:38,680
Do you think that's fair? Right or
wrong?
316
00:18:38,680 --> 00:18:41,840
It doesn't matter what he's saying,
I know that his body wouldn't do
it.
317
00:18:41,840 --> 00:18:45,080
I think if I was the manager, I
would probably put him on the
bench,
318
00:18:45,080 --> 00:18:47,320
play him in the last 30 minutes or
something.
319
00:18:47,320 --> 00:18:51,280
You're right. Yeah, of course it's
going to affect their play.
320
00:18:51,280 --> 00:18:54,400
I'm not saying they're not human
cos they are.
321
00:18:54,400 --> 00:18:56,200
But at least first do talk to him
322
00:18:56,200 --> 00:18:58,760
and if all the tests mean he can
run just as much
323
00:18:58,760 --> 00:19:01,640
as someone who is drinking or who
is eating as much,
324
00:19:01,640 --> 00:19:03,600
then why put him on the bench?
325
00:19:03,600 --> 00:19:05,640
We had a Muslim and in Ramadan
326
00:19:05,640 --> 00:19:08,040
he used to have to have the morning
off.
327
00:19:08,040 --> 00:19:09,800
None of the boys cared.
328
00:19:09,800 --> 00:19:12,520
Even half an hour before the match,
he'd be nowhere to be seen
329
00:19:12,520 --> 00:19:14,120
because he'd be in the mosque,
330
00:19:14,120 --> 00:19:16,840
or he'd be outside in the coach
service station.
331
00:19:16,840 --> 00:19:18,640
We'd stop, we didn't why we'd
stopped,
332
00:19:18,640 --> 00:19:21,840
and we'd see him out on his mat in
the middle of the car park,
praying.
333
00:19:21,840 --> 00:19:23,440
No-one really cared, you know.
334
00:19:23,440 --> 00:19:26,520
The dilemma for a player during
Ramadan is that they have to
335
00:19:26,520 --> 00:19:28,640
be in peak physical condition,
336
00:19:28,640 --> 00:19:31,960
and if they are fasting throughout
the day
337
00:19:31,960 --> 00:19:34,120
and it's maybe an evening kick-off
338
00:19:34,120 --> 00:19:37,480
and they've had 12 hours without
taking in fluids or foods,
339
00:19:37,480 --> 00:19:39,040
then that is an issue.
340
00:19:39,040 --> 00:19:42,120
Balancing the physical demands of
the game
341
00:19:42,120 --> 00:19:46,400
with the religious requirements of
Ramadan isn't always easy.
342
00:19:46,400 --> 00:19:49,440
Both players and managers have to
make compromises.
343
00:19:50,760 --> 00:19:54,880
Every time I had a manager who was
not happy with it, I just tell him,
344
00:19:54,880 --> 00:19:57,120
"Listen, I do it.
345
00:19:57,120 --> 00:19:59,960
"If my performance is still good,
then I keep playing.
346
00:19:59,960 --> 00:20:02,800
"If it's bad, then you drop me on
the bench and that's it."
347
00:20:02,800 --> 00:20:04,560
They would prefer me to not fast
348
00:20:04,560 --> 00:20:09,520
but they understand it's a special
moment for me
349
00:20:09,520 --> 00:20:17,080
and again, they try to accommodate
things to make me better.
350
00:20:17,080 --> 00:20:21,640
I make sure, like, on Saturday, on
the match day, I'm not fasting.
351
00:20:21,640 --> 00:20:25,200
Also, probably to not give excuses
to people
352
00:20:25,200 --> 00:20:28,240
to say, "Look, he's fasting, that's
why he's not been good."
353
00:20:28,240 --> 00:20:32,800
But it's nothing to do with that
because you have some players
354
00:20:32,800 --> 00:20:35,000
who fast on match days and they are
doing very well,
355
00:20:35,000 --> 00:20:37,280
they're playing very well. It's no
problem.
356
00:20:39,200 --> 00:20:43,400
Two years ago, Ramadan became part
of football folklore.
357
00:20:43,400 --> 00:20:45,760
When Newcastle signed Demba Ba,
358
00:20:45,760 --> 00:20:50,240
the fans got a hungrier striker
than they'd bargained for.
359
00:20:50,240 --> 00:20:53,560
However, a lack of goals put a
spotlight on his fasting.
360
00:20:54,920 --> 00:20:57,240
People say it's because of Ramadan.
361
00:20:57,240 --> 00:21:02,280
I just said it's because of getting
a new team and stuff like this.
362
00:21:02,280 --> 00:21:05,720
I start scoring goals just after
Ramadan,
363
00:21:05,720 --> 00:21:12,880
so supporters, fans in England are
very good at finding songs.
364
00:21:12,880 --> 00:21:16,880
Newcastle fans affectionately
reworked the Depeche Mode song
365
00:21:16,880 --> 00:21:19,440
Just Can't Get Enough into a
jubilant chant.
366
00:21:20,680 --> 00:21:23,280
THEY CHANT:
367
00:21:28,040 --> 00:21:30,840
The Ramadan song is absolutely
fantastic.
368
00:21:30,840 --> 00:21:34,640
"He scored so many since Ramadan,"
and to have a chant like that
369
00:21:34,640 --> 00:21:38,320
in the corner at Newcastle United
has got to be acceptance.
370
00:21:38,320 --> 00:21:41,280
To be accepted to that level, to
me, is fantastic.
371
00:21:41,280 --> 00:21:46,480
The song was chanted all season,
outside and inside stadiums.
372
00:21:57,960 --> 00:22:01,160
He scored 17 goals, so it was a
bloody long song at the end
373
00:22:01,160 --> 00:22:04,800
because you had to sing every one
of those verses 17 times!
374
00:22:10,640 --> 00:22:13,400
Back at Wembley, the mist may not
have descended,
375
00:22:13,400 --> 00:22:15,200
but the heavens have opened.
376
00:22:15,200 --> 00:22:17,480
# You'll never notice how much I
love you
377
00:22:17,480 --> 00:22:20,240
# So please don't take my sunshine
away... #
378
00:22:20,240 --> 00:22:21,960
All together now!
379
00:22:21,960 --> 00:22:25,200
# You are my sunshine... #
380
00:22:25,200 --> 00:22:28,560
Meanwhile, on the bus, the Omani
weather forecasters
381
00:22:28,560 --> 00:22:33,000
are about to get some news they
hadn't predicted.
382
00:22:33,000 --> 00:22:37,000
# We're going to Wembley Que sera,
sera... #
383
00:22:37,000 --> 00:22:39,720
Is it...?
384
00:22:39,720 --> 00:22:43,680
You're joking? He's on the bench?
385
00:22:43,680 --> 00:22:45,880
Ali's not been chosen to play.
386
00:22:45,880 --> 00:22:48,480
He'll sit on the bench as a
substitute.
387
00:22:54,360 --> 00:22:56,960
We are so disappointed because we
were looking forward
388
00:22:56,960 --> 00:23:00,000
to seeing Ali playing and it's not
to be,
389
00:23:00,000 --> 00:23:03,480
but it's the manager's decision, so
you have to respect it.
390
00:23:06,160 --> 00:23:09,120
Because of the shocking news we
just had,
391
00:23:09,120 --> 00:23:12,080
I don't even feel that I want to go
to the game really.
392
00:23:15,720 --> 00:23:19,040
If you've got a faith, I think
that's what its main object is,
393
00:23:19,040 --> 00:23:22,960
to help you through life's trials
and tribulations.
394
00:23:25,640 --> 00:23:28,480
My faith really guides my life, in
everything I do,
395
00:23:28,480 --> 00:23:30,640
in everything I do every day.
396
00:23:30,640 --> 00:23:32,760
It gives me as well a lot of
confidence.
397
00:23:37,120 --> 00:23:39,480
'I think faith is important for
life.'
398
00:23:39,480 --> 00:23:44,360
If you don't have faith, I think
you feel alone really.
399
00:23:47,400 --> 00:23:50,880
Sometimes you get very, very hard
time with injury,
400
00:23:50,880 --> 00:23:54,640
or maybe you don't start the games
or a competition,
401
00:23:54,640 --> 00:23:57,920
but when you have the belief for
yourself from God,
402
00:23:57,920 --> 00:23:59,560
you come in really stronger.
403
00:24:03,040 --> 00:24:06,160
Arriving at the stadium lifts
everybody's spirits.
404
00:24:07,200 --> 00:24:10,440
We did the big journey. Now it's
the time to enjoy it.
405
00:24:12,040 --> 00:24:13,400
Come on, Wigan!
406
00:24:13,400 --> 00:24:16,160
CHEERING AND CHANTING
407
00:24:17,760 --> 00:24:19,880
THEY CHANT:
408
00:24:32,800 --> 00:24:36,840
'I think we live in a multicultural
society full stop today.'
409
00:24:36,840 --> 00:24:39,680
While you'll never get rid of some
of the problems that occur,
410
00:24:39,680 --> 00:24:43,600
I think generally in football, we
are all blessed to be footballers
411
00:24:43,600 --> 00:24:45,760
and we're all blessed to be
together.
412
00:24:45,760 --> 00:24:49,280
# Ali Habsi is a Blue He hates
Bolton! #
413
00:24:49,280 --> 00:24:53,280
Look at the people, look how much
they like Ali.
414
00:24:53,280 --> 00:24:56,560
You know, how much Ali also likes
those people.
415
00:24:56,560 --> 00:24:59,040
So we are happy at the end now.
416
00:24:59,040 --> 00:25:01,560
Ali! Ali! Ali!
417
00:25:01,560 --> 00:25:03,840
People occasionally criticise
English football
418
00:25:03,840 --> 00:25:06,840
as being behind the times, but
actually it's way ahead of the
time,
419
00:25:06,840 --> 00:25:09,120
it's maybe how society really
should be.
420
00:25:09,120 --> 00:25:12,080
I'm from Oman! I'm not a Wiganer
any more!
421
00:25:12,080 --> 00:25:15,040
Here's my new family!
422
00:25:15,040 --> 00:25:17,920
'When the players come in more in
the Premier League,
423
00:25:17,920 --> 00:25:21,560
'I think the people will understand
more about Islam.'
424
00:25:21,560 --> 00:25:26,440
Especially with...even with the
fans, because the fans, you know,
425
00:25:26,440 --> 00:25:31,480
when they see some Muslim players
in big clubs or Premier Leagues,
426
00:25:31,480 --> 00:25:35,760
they start reading about this Islam
and everything
427
00:25:35,760 --> 00:25:41,520
and you get more understanding how
we are like normal people.
428
00:25:41,520 --> 00:25:44,120
We like to be with everyone.
429
00:25:44,120 --> 00:25:46,520
Inside Wembley, Wigan pull off
430
00:25:46,520 --> 00:25:49,840
one of the biggest FA Cup Final
upsets ever.
431
00:25:49,840 --> 00:25:52,760
COMMENTATOR: Added time, three
minutes.
432
00:25:52,760 --> 00:25:55,400
There's a corner in towards WATSON!
433
00:25:55,400 --> 00:25:58,360
There is a new name on the old
trophy!
434
00:25:58,360 --> 00:26:01,840
And that name is Wigan Athletic!
435
00:26:01,840 --> 00:26:04,760
We won! We won! We won! We won!
Come on, Wigan!
436
00:26:04,760 --> 00:26:07,720
I told you we were going to win and
we win it - yes!
437
00:26:07,720 --> 00:26:10,680
We went crazy. We were jumping like
crazy.
438
00:26:10,680 --> 00:26:15,200
So how does Ali think the people of
Oman will be feeling right now?
439
00:26:15,200 --> 00:26:18,600
You can see all the flags in the
stadium here in Wembley
440
00:26:18,600 --> 00:26:21,160
and, you know, I'm so, so happy.
441
00:26:21,160 --> 00:26:23,440
CROWD CHEERS
442
00:26:23,440 --> 00:26:27,080
My friends said to me, "You're
going on the coach, would you not
feel isolated?
443
00:26:27,080 --> 00:26:29,560
"It's a bit strange for you, the
only white person."
444
00:26:29,560 --> 00:26:31,160
It doesn't matter.
445
00:26:31,160 --> 00:26:34,800
It just shows you can go to a game
and not drink alcohol
446
00:26:34,800 --> 00:26:36,480
and have a better time.
447
00:26:36,480 --> 00:26:39,840
Absolutely overwhelmed by this and
I've waited all my life.
448
00:26:42,600 --> 00:26:45,080
Muslim players from abroad like Ali
449
00:26:45,080 --> 00:26:47,960
have thrived in the English Premier
League.
450
00:26:47,960 --> 00:26:52,400
But, as yet, no British Muslim has
ever walked out on the Wembley turf
451
00:26:52,400 --> 00:26:54,640
as an England player.
452
00:26:54,640 --> 00:26:56,800
Scotland, Wales and Northern
Ireland
453
00:26:56,800 --> 00:27:00,720
also haven't fielded a Muslim
footballer.
454
00:27:00,720 --> 00:27:04,160
Zesh Rehman is one of the few
British Muslims
455
00:27:04,160 --> 00:27:06,800
to have broken through to the
Premier League.
456
00:27:06,800 --> 00:27:08,880
He believes that, one day,
457
00:27:08,880 --> 00:27:13,360
a British Muslim WILL go one step
further and play for England.
458
00:27:13,360 --> 00:27:16,120
When the day comes, when a British
Asian kid plays for England,
459
00:27:16,120 --> 00:27:18,840
it will be massive in terms of
integration
460
00:27:18,840 --> 00:27:21,560
and opening up the mindsets of
people a lot more
461
00:27:21,560 --> 00:27:26,120
because, if one thing can help to
create harmony, it's football.
462
00:27:26,120 --> 00:27:28,440
If that day comes, it'll be a
monumental occasion.
463
00:27:28,440 --> 00:27:31,840
MAN LEADS PRAYER
464
00:27:33,440 --> 00:27:37,960
These sessions, where young Muslim
players can both play and pray,
465
00:27:37,960 --> 00:27:41,080
are one way of encouraging the
Muslim stars of the future.
466
00:27:42,520 --> 00:27:43,720
It's very disappointing
467
00:27:43,720 --> 00:27:46,400
that there aren't more home-grown
Muslim footballers,
468
00:27:46,400 --> 00:27:49,960
but it also took time for black
players to come through
469
00:27:49,960 --> 00:27:51,600
and represent England.
470
00:27:51,600 --> 00:27:55,200
It will happen. The door is open
for them to get in.
471
00:27:55,200 --> 00:28:01,040
To have a Muslim lad wearing this
would be a remarkable achievement
472
00:28:01,040 --> 00:28:04,960
for someone, and I'd invite them
down to my house for some coffee.
473
00:28:04,960 --> 00:28:07,240
There's no doubt that, one day,
474
00:28:07,240 --> 00:28:10,280
a British Muslim will wear the
three lions on his shirt
475
00:28:10,280 --> 00:28:13,160
because that is football's greatest
strength -
476
00:28:13,160 --> 00:28:16,000
it celebrates raw talent, no matter
where you're from
477
00:28:16,000 --> 00:28:18,160
or what you believe.
478
00:28:18,160 --> 00:28:21,280
It doesn't matter about religion,
it's football, it's just a game.
479
00:28:25,440 --> 00:28:29,200
There is something heartening about
a Muslim fireman from Oman
480
00:28:29,200 --> 00:28:32,000
becoming a hero to a town of
Northern pie-eaters.
481
00:28:32,000 --> 00:28:34,400
# Championes! Championes! #
482
00:28:34,400 --> 00:28:39,400
This is the English game, in all
its unexpected and unlikely glory.
483
00:28:39,400 --> 00:28:42,560
To paraphrase Jimmy Greaves, it's a
funny old game.
484
00:28:48,680 --> 00:28:50,360
During fasting, Luis Suarez,
485
00:28:50,360 --> 00:28:54,240
he'd come to me at sunset and say,
"Doc, it's time to eat,"
486
00:28:54,240 --> 00:28:55,920
just like I'd forgotten.
487
00:28:57,280 --> 00:28:59,960
What do you call that Everton
player?
488
00:28:59,960 --> 00:29:02,640
Fellaini!
489
00:29:02,640 --> 00:29:04,280
Fellaini. He came here and loved
it.
Subtitles by Red Bee Media Ltd