fikih shalat kusuf dan khusuf

14
FIKIH SHALAT KUSUF DAN KHUSUF A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf ( وف س خ لا) dan jugakusuf ( وف س لكا) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Shalat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga khusuf sekaligus. Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari. [1] 1. Kusuf Kusuf ( وف س ك)adalah peristiwa dimana sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari. 2. Khusuf Khusuf ( وف س خ) adalah peristiwa dimana cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi karena posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari. B. Pensyariatan Shalat Gerhana Shalat gerhana adalah shalat sunnah muakkadah yang ditetapkan dalam syariat Islam sebagaimana para ulama telah menyepakatinya. 1. Al-Quran Dalilnya adalah firman Allah SWT : ْ نِ مَ وِ هِ اتَ ي اُ لْ يَ ّ ل ل اُ ارَ هَ ّ لن اَ وُ سْ مَ ّ ) ش ل اَ وُ رَ مَ قْ ل اَ و لا واُ دُ 2 جْ سَ تِ سْ مَ ّ ) ش لِ ل لاَ وِ رَ مَ قْ لِ ل واُ دُ 2 جْ س اَ وِ َ ّ ِ يِ دَ ّ الَ ّ نُ هَ قَ لَ خ نِ ? اْ مُ ت نُ كُ اهَ ّ يِ ? اَ ونُ دُ 2 يْ عَ ت

Upload: arga

Post on 30-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fikih sholat khusuf dan khusuf

TRANSCRIPT

Page 1: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

FIKIH SHALAT KUSUF DAN KHUSUF

A. Pengertian

Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf ( sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu (الكسوف) dan jugakusuf (الخسوفsebenarnya punya makna yang sama. Shalat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga khusuf sekaligus.

Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari. [1]

1. Kusuf

Kusuf (كسوف)adalah peristiwa dimana sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari.

2. Khusuf

Khusuf (خسوف) adalah peristiwa dimana cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi karena posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari.

B. Pensyariatan Shalat Gerhana

Shalat gerhana adalah shalat sunnah muakkadah yang ditetapkan dalam syariat Islam sebagaimana para ulama telah menyepakatinya.

1. Al-Quran

Dalilnya adalah firman Allah SWT :

5ه5 و7م5ن3 7ات 3ل< آي Aي Aه7ار< الل م3س< و7الن A3ق7م7ر< و7الش ج<د<وا ال و7ال 7س3 م3س5 ت A5لش 3ق7م7ر5 و7ال ل 5ل ج<د<وا ل Aه5 و7اس3 5ل Aذ5ي ل 7ق7ه<نA ال ل خ7 5ن <م3 إ <نت Aاه< ك 5ي <د<ون7 إ 7ع3ب ت

Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganla kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya. (QS. Fushshilat : 37)

Maksud dari perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Yang Menciptakan matahari dan bulan adalah perintah untuk mengerjakan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan.

2. As-Sunnah

Page 2: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

Selain itu juga Rasulullah SAW bersabda :

A5ن م3س7 إ A3ق7م7ر7 الش 7ان5 و7ال 7ت 7ات5 م5ن3 آي Aه5 آي 7 الل ف7ان5 ال 7س5 3ك 7ن 5م7و3ت5 ي 7ح7دa ل 7 أ 5ه5 و7ال 7ات ي 5ح7 5ذ7ا ل <م<وه<م7ا ف7إ 3ت 7ي أ ف7اد3ع<وا ر7 Aه7 kوا الل Aى و7ص7ل ل5ي7 ح7ت 3ج7 7ن ي

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.(HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Selain itu juga ada hadits lainnya :

7مAا ف7ت5 ل 7س7 م3س< ك Aس<ول ع7ه3د5 ع7ل7ى الش Aه5 ر7 <ود5ي7  الل 5نA : ن 7ة7 إ ج7ام5ع7ةw الصAال

Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu jamiah". (HR. Bukhari).

Shalat gerhana disyariatkan kepada siapa saja, baik dalam keadaan muqim di negerinya atau dalam keadaan safar, baik untuk laki-laki atau untuk perempuan. Atau diperintahkan kepada orang-orang yang wajib melakukan shalat Jumat.

Namun meski demikian, kedudukan shalat ini tidak sampai kepada derajat wajib, sebab dalam hadits lain disebutkan bahwa tidak ada kewajiban selain shalat 5 waktu semata.

C. Hukum Shalat Gerhana

Para ulama membedakan antara hukum shalat gerhana matahari dan gerhana bulan.

1. Gerhana Matahari

Para ulama umumnya sepakat mengatakan bahwa shalat gerhana matahari hukumnya sunnah muakkadah, kecuali mazbah Al-Hanafiyah yang mengatakan hukumnya wajib.

a. Sunnah Muakkadah

Jumhur ulama yaitu Mazhab Al-Malikiyah, As-Syafi'iyah dan Al-Malikiyah berketetapan bahwa hukum shalat gerhana matahari adalah sunnah muakkad.

b. Wajib

Sedangkan Mazhab Al-Hanafiyah berpendapat bahwa shalat gerhana matahari hukumnya wajib.

2. Gerhana Bulan

Page 3: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

Sedangkan dalam hukum shalat gerhana bulan, pendapat para ulama terpecah menjadi tiga macam, antara yang mengatakan hukunya hasanah, mandubah dan sunnah muakkadah.

a. Hasanah

Mazhab Al-Hanafiyah memandang bahwa shalat gerhana bulan hukumnya hasanah.

b. Mandubah

Mazhab Al-Malikiyah berpendapat bahwa hukum shalat gerhana bulan adalah mandubah.

c. Sunnah Muakkadah

Mazhab As-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah berpendapat bahwa hukum shalat gerhana bulan adalah sunnah muakkadah.

D. Pelaksanaan Shalat Gerhana 

1. Berjamaah

Shalat gerhana matahari dan bulan dikerjakan dengan cara berjamaah, sebab dahulu Rasulullah SAW mengerjakannya dengan berjamaah di masjid. Shalat gerhana secara berjamaah dilandasi oleh hadits Aisyah radhiyallahu 'anha.

2. Tanpa Adzan dan Iqamat

Shalat gerhana dilakukan tanpa didahului dengan azan atau iqamat. Yang disunnahkan hanyalah panggilan shalat dengan lafaz "As-Shalatu Jamiah". Dalilnya adalah hadits berikut :

7مAا ف7ت5 ل 7س7 م3س< ك Aس<ول ع7ه3د5 ع7ل7ى الش Aه5 ر7 <ود5ي7  الل 5نA : ن 7ة7 إ ج7ام5ع7ةw الصAال

Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu jamiah". (HR. Bukhari).

3. Sirr dan Jahr

Namun shalat ini boleh juga dilakukan dengan sirr (merendahkan suara) maupun dengan jahr (mengeraskannya).

4. Mandi

Juga disunnahkan untuk mandi sunnah sebelum melakukan shalat gerhana, sebab shalat ini disunnahkan untuk dikerjakan dengan berjamaah

Page 4: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

5. Khutbah

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum khutbah pada shalat gerhana.

1. Disyariatkan Khutbah

Menurut pendapat As-Syafi'iyah, dalam shalat gerhana disyariatkan untuk disampaikan khutbah di dalamnya. Khutbahnya seperti layaknya khutbah Idul Fithri dan Idul Adha dan juga khutbah Jumat.

Dalilnya adalah hadits Aisyah ra berikut ini :

A7ن 5يA أ Aب 7مAا  الن غ7 ل 7ة5 م5ن7 ف7ر7 Aاس7 و7خ7ط7ب7 ق7ام7 الصAال Aه7 ف7ح7م5د7 الن 7ى الل 3ن 7ث 3ه5 و7أ 7ي <مA ع7ل 5نA : ق7ال ث م3س7 إ Aالش 3ق7م7ر7 7ان5 و7ال 7ت 7ات5 م5ن3 آي Aه5 آي 7 و7ج7ل ع7زA الل ف7ان5 ال <خ3س7 5م7و3ت5 ي 7ح7دa ل 7 أ 5ه5 و7ال 7ات ي 5ح7 5ذ7ا ل <م3 ف7إ 3ت 7ي أ 5ك7 ر7 Aه7 ف7اد3ع<وا ذ7ل الل وا �ر< 7ب kوا و7ك 7ص7دAق<وا و7ص7ل و7ت

Dari Aisyah ra berkata,"Sesungguhnya ketika Nabi SAW selesai dari shalatnya, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan manusia dengan memuji Allah, kemudian bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah. (HR. Bukhari Muslim)

Dalam khutbah itu Rasulullah SAW menganjurkan untuk bertaubat dari dosa serta untuk mengerjakan kebajikan dengan bersedekah, doa dan istighfar (minta ampun).

2. Tidak Disyariatkan Khutbah

Sedangkan Al-Malikiyah mengatakan bahwa dalam shalat ini disunnahkan untuk diberikan peringatan (al-wa'zh) kepada para jamaah yang hadir setelah shalat, namun bukan berbentuk khutbah formal di mimbar.

Al-Hanafiyah dan Al-Hanabilah juga tidak mengatakan bahwa dalam shalat gerhana ada khutbah, sebab pembicaraan Nabi SAW setelah shalat dianggap oleh mereka sekedar memberikan penjelasan tentang hal itu.

Dasar pendapat mereka adalah sabda Nabi SAW :

5ذ7ا <م3 ف7إ 3ت 7ي أ 5ك7 ر7 Aه7 ف7اد3ع<وا ذ7ل وا الل �ر< 7ب kوا و7ك 7ص7دAق<وا و7ص7ل و7ت

Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah. (HR. Bukhari Muslim)

Dalam hadits ini Nabi SAW tidak memerintahkan untuk disampaikannya khutbah secara khusus. Perintah beliau hanya untuk shalat saja tanpa menyebut khutbah.

Page 5: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

6. Banyak Berdoa, Dzikir, Takbir dan Sedekah

Disunnahkan apabila datang gerhana untuk memperbanyak doa, dzikir, takbir dan sedekah, selain shalat gerhana itu sendiri.

5ذ7ا <م3 ف7إ 3ت 7ي أ 5ك7 ر7 Aه7 ف7اد3ع<وا ذ7ل وا الل �ر< 7ب kوا و7ك 7ص7دAق<وا و7ص7ل و7ت

Apabila kamu menyaksikannya maka berdoalah kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah. (HR. Bukhari dan Muslim)

E. Tata Cara Teknis Shalat Gerhana

Ada pun bagaimana bentuk teknis dari shalat gerhana, para ulama menerangkan berdasarkan nash-nash syar'i sebagai berikut :

1. Dua Rakaat

Shalat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat. Masing-masing rakaat dilakukan dengan 2 kali berdiri, 2 kali membaca qiraah surat Al-Quran, 2 ruku' dan 2 sujud. Dalil yang melandasi hal tersebut adalah :

Dari Abdullah bin Amru berkata,"Tatkala terjadi gerhana matahari pada masa Nabi SAW, orang-orang diserukan untuk shalat "As-shalatu jamiah". Nabi melakukan 2 ruku' dalam satu rakaat kemudian berdiri dan kembali melakukan 2 ruku' untuk rakaat yang kedua. Kemudian matahari kembali nampak. Aisyah ra berkata,"Belum pernah aku sujud dan ruku' yang lebih panjang dari ini. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Bacaan Al-Quran

Shalat gerhana termasuk jenis shalat sunnah yang panjang dan lama durasinya. Di dalam hadits shahih disebutkan tentang betapa lama dan panjang shalat yang dilakukan oleh Rasulullah SAW itu :

3ن< Aاسa اب ض5ي7 - ع7ب Aه< ر7 3ه<م7ا الل ف7ت5 : ق7ال - ع7ن 7س7 م3س< ك Aس<ول ع7ه3د5 ع7ل7ى الش Aه5 ر7 س<ول ف7ص7لAى  الل Aالر  Aاس< 7ام�ا ف7ق7ام7 م7ع7ه< و7الن � ق5ي 7ح3و�ا ط7و5يال ة5 م5ن3 ن ة5 س<ور7 7ق7ر7 3ب <مA ال 7ع7 ث ك <وع�ا ر7 ك � ر< <مA ط7و5يال 7ام�ا ق7ام7 ث � ق5ي و7ه<و7 ط7و5يال

5 د<ون7 7ام 3ق5ي وAل ال3 <مA األ 7ع7 ث ك <وع�ا ر7 ك � ر< <وع5 د<ون7 و7ه<و7 ط7و5يال ك kل الرAو

3 األ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, dia berkata bahwa telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW melakukan shalat bersama-sama dengan orang banyak. Beliau berdiri cukup lama sekira panjang surat Al-Baqarah, kemudian beliau SAW ruku' cukup lama, kemudian bangun cukup lama, namun tidak selama berdirinya yang pertama. Kemudian beliau ruku' lagi dengan cukup lama tetapi tidak selama ruku' yang pertama. (HR. Bukhari dan Muslim)

Lebih utama bila pada rakaat pertama pada berdiri yang pertama setelah Al-Fatihah dibaca surat seperti Al-Baqarah dalam panjangnya.

Page 6: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

Sedangkan berdiri yang kedua masih pada rakaat pertama dibaca surat dengan kadar sekitar 200-an ayat, seperti Ali Imran.

Sedangkan pada rakaat kedua pada berdiri yang pertama dibaca surat yang panjangnya sekitar 250-an ayat, seperti An-Nisa. Dan pada berdiri yang kedua dianjurkan membaca ayat yang panjangnya sekitar 150-an ayat seperti Al-Maidah.

3. Memperlama Ruku' dan Sujud

Disunnahkan untuk memanjangkan ruku' dan sujud dengan bertasbih kepada Allah SWT, baik pada 2 ruku' dan sujud rakaat pertama maupun pada 2 ruku' dan sujud pada rakaat kedua.

Yang dimaksud dengan panjang disini memang sangat panjang, sebab bila dikadarkan dengan ukuran bacaan ayat Al-Quran, bisa dibandingkan dengan membaca 100, 80, 70 dan 50 ayat surat Al-Baqarah.

Panjang ruku' dan sujud pertama pada rakaat pertama seputar 100 ayat surat Al-Baqarah, pada ruku' dan sujud kedua dari rakaat pertama seputar 80 ayat surat Al-Baqarah. Dan seputar 70 ayat untuk rukuk dan sujud pertama dari rakaat kedua. Dan sujud dan rukuk terakhir sekadar 50 ayat.

Dalilnya adalah hadits shahih yang keshahihannya telah disepakati oleh para ulama hadits.

ف7ت5 7س7 م3س< ك Aس<ول ع7ه3د5 ع7ل7ى الش Aه5 ر7 س<ول ف7ص7لAى  الل Aاس<  الرA 7ام�ا ف7ق7ام7 م7ع7ه< و7الن � ق5ي 7ح3و�ا ط7و5يال م5ن3 ن ة5 ة5 س<ور7 7ق7ر7 3ب <مA ال 7ع7 ث ك <وع�ا ر7 ك � ر< <مA ط7و5يال 7ام�ا ق7ام7 ث � ق5ي 5 د<ون7 و7ه<و7 ط7و5يال 7ام 3ق5ي وAل ال

3 <مA األ 7ع7 ث ك <وع�ا ر7 ك � ر< ط7و5يال <وع5 د<ون7 و7ه<و7 ك kل الرAو

3 األ

Dari Ibnu Abbas ra berkata,"Terjadi gerhana matahari dan Rasulullah SAW melakukan shalat gerhana. Beliau beridri sangat panjang sekira membaca surat Al-Baqarah. Kemudian beliau ruku' sangat panjang lalu berdiri lagi dengan sangat panjang namun sedikit lebih pendek dari yang pertama. Lalu ruku' lagi tapi sedikit lebih pendek dari ruku' yang pertama. Kemudian beliau sujud. Lalu beliau berdiri lagi dengan sangat panjang namun sidikit lebih pendek dari yang pertama, kemudian ruku' panjang namun sedikit lebih pendek dari sebelumnya.(HR. Bukhari dan Muslim

Shalat Khauf

Shalat khauf adalah shalat dalam keadaan bahaya atau takut (suasana perang). Shalat wajib dilakukan dalam keadaan apapun termasuk dalam keadaan bahaya (perang). Shalat dalam keadaan bahaya dilakukan diwaktu perang melawan musuh dan segala bentuk perang yang tidak haram seperti pertempuran melawan pemberontak atau orang orang yang melawan

Page 7: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

pemerintahan yang sah atau melawan perampok, penjahat dan teroris yang semuanya dibolehkan dalam islam, sesuai dengan firman Allah:

 إ>ذ:ا مC كAنت: و: مCت: ف>يه> أ:ق: مA ف: Aال:ة: ل:ه Nالص Cم Aت:قCل ةS ف: مC ط:آئ>ف: AهCن Yع:ك: م Nم CواAذ AخCي:أCل مC و: Aت:ه ل>ح: Cس

أ:إ>ذ:ا دAواC ف: ج: لCي:كAونAواC س: آئ>كAمC م>ن ف: لCت:أCت> و:ر: ةS و: ى ط:آئ>ف: ر: CخAأ Cل:م Cواnل لnواC يAص: لCيAص: ع:ك: ف: م:

C ذAوا AخCي:أCل هAمC و: ذCر: مC ح> Aت:ه ل>ح: Cسأ: دN و: واC الNذ>ين: و: Aر لAون: ل:وC ك:ف: AفCت:غ Cع:ن CمAت>ك ل>ح: Cس

ت>ع:ت>كAمC أ: Cمأ: و:

يلAون: ي:م> يCل:ةw ع:ل:يCكAمC ف: Nم wد:ة ن:اح: و:ال: و:اح> Aج CمAكCك:ان: إ>ن ع:ل:ي CمAى ب>كwن أ:ذYط:ر{ مNم Cو كAنتAمC أ:

ض:ى CرNأ:ن م CواAع ت:كAمC ت:ض: ل>ح: CسذAواC أ: Aو:خ CمAك ذCر: ر>ين: أ:ع:دN اللNه: إ>نN ح> يناw ع:ذ:اباw ل>لCك:اف> ه> nالنساء–  م

﴿١٠٢﴾ 

Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus.  Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.”. (Qs an-nissa’ ayat: 102)

Cara Shalat Khauf Cara Pertama:

Jika musuh berada di arah kiblat, petama-tama imam mengatur pasukan menjadi dua shaf, shaf pertama dan shaf kedua. Kemudian imam melakukan shalat bersama shaf pertama dan shaf kedua. Mereka bertakbir dan ruku’ bersama. Kemudian imam dan shof pertama melakukan sujud sedang shaf kedua menjaga. Setelah imam dan shaf pertama bangun dari sujudnya, shaf kedua sujud dan iman dan shaf pertama menjaga. Demikain seterusnya mereka saling bergantian menjaga musuh. Kemudian shalat diakhiri dengan memberi salam bersama sama.

Cara Ini sesuai dengan yang dilakukan Rasulallah saw dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata:

Page 8: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

5ر5 ع7ن3 اب 3ن5 ج7 3د5 ب Aه5 ع7ب ه5د3ت< : ق7ال7 عنهما الله رضي الل س<ول5 م7ع7 ش7 Aه5 ر7 Aه< ص7لAى الل 3ه5 الل 7ي Aم7 ع7ل ل ة7 و7س7 ص7ال7

3خ7و3ف5 7ا ، ال 3ن5 ف7ص7فAن س<ول5 خ7ل3ف7 ص7ف¤ : ص7فAي Aه5 ر7 Aه< ص7لAى الل 3ه5 الل 7ي Aم7 ع7ل ل 3ع7د<وk ، و7س7 7ا و7ال 7ن 3ن 7ي 3ن7 ب 7ي 7ة5 و7ب 3ل 3ق5ب ، ال

Aر7 7ب 5يk ف7ك Aب Aه< ص7لAى الن 3ه5 الل 7ي Aم7 ع7ل ل 7ا و7س7 ن Aر3 7ب <مA ، ج7م5يع�ا و7ك 7ع7 ث ك 7ا ر7 7ع3ن ك <مA ، ج7م5يع�ا و7ر7 ف7ع7 ث ه< ر7 س73 أ <وع5 م5ن3 ر7 ك kالر

7ا ف7ع3ن <مA ، ج7م5يع�ا و7ر7 3ح7د7ر7 ث 5السkج<ود5 ان Aذ5ي و7الصAفk ب 5يه5 ال 7ل 3م<ؤ7خAر< الصAفk و7ق7ام7 ، ي 7ح3ر5 ف5ي ال 3ع7د<و� ن 7مAا ، ال ف7ل5يk ق7ض7ى Aب Aه< ص7لAى الن 3ه5 الل 7ي Aم7 ع7ل ل Aذ5ي الصAفk و7ق7ام7 السkج<ود7 و7س7 5يه5 ال 7ل 3ح7د7ر7 ي 3م<ؤ7خAر< الصAفk ان 5السkج<ود5 ال ب

<مA ، و7ق7ام<وا 7ق7دAم7 ث 3م<ؤ7خAر< الصAفk ت 7خAر7 ال 7أ 3م<ق7دAم< الصAفk و7ت <مA ، ال 7ع7 ث ك 5يk ر7 Aب Aه< ص7لAى الن 3ه5 الل 7ي Aم7 ع7ل ل 7ا و7س7 7ع3ن ك و7ر7<مA ، ج7م5يع�ا ف7ع7 ث ه< ر7 س7

3 أ <وع5 م5ن3 ر7 ك k7ا الر ف7ع3ن <مA ، ج7م5يع�ا و7ر7 3ح7د7ر7 ث 5السkج<ود5 ان Aذ5ي و7الصAفk ب 5يه5 ال 7ل Aذ5ي ي 7ان7 ال كا 3ع7ة5 ف5ي م<ؤ7خAر� ك Aول7ى الر> 3م<ؤ7خAر< الصAفk و7ق7ام7 ، األ <ح<ور5 ف5ي ال 3ع7د<و� ن 7مAا ، ال 5يk ق7ض7ى ف7ل Aب Aه< ص7لAى الن 3ه5 الل 7ي ع7ل

Aم7 ل Aذ5ي و7الصAفk السkج<ود7 و7س7 5يه5 ال 7ل 3ح7د7ر7 ي 3م<ؤ7خAر< الصAفk ان 5السkج<ود5 ال ج7د<وا ، ب <مA ، ف7س7 Aم7 ث ل 5يk س7 Aب ص7لAى الن

Aه< 3ه5 الل 7ي Aم7 ع7ل ل 7ا و7س7 Aم3ن ل )مسلم رواه (ج7م5يع�ا و7س7

Suatu ketika aku turut melakukan salat khauf bersama Rasulullah saw. Beliau membagi kami menjadi dua barisan, satu barisan berada di belakang Rasulullah saw. sedang musuh berada di antara kami dan kiblat. Ketika Nabi saw takbir kami semua ikut takbir. Kemudian beliau ruku’, kami semua ikut ruku’. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari ruku’, kami semua melakukan hal yang sama. Kemudian beliau turun untuk sujud bersama barisan yang berada langsung di belakang beliau. Sementara itu barisan yang terakhir tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi saw. selesai sujud, dan barisan yang di belakangnya berdiri, maka barisan yang terakhir tadi turun untuk melakukan sujud lalu mereka berdiri. Lalu barisan yang di belakang maju, dan barisan yang di depan mundur. Kemudian Nabi saw. ruku dan kami semua ikut ruku. Kemudian Nabi mengangkat kepalanya, kami pun mengikutinya. Sementara barisan yang tadi berada di belakang ikut turun sujud bersama beliau, barisan yang satunya lagi tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi saw. selesai sujud bersama barisan yang tepat di belakangnya, maka barisan yang di terakhir turun untuk sujud. Setelah mereka selesai sujud, Nabi saw. mengucapkan salam dan kami semua ikut salam. Jabir berkata: Seperti yang biasa dilakukan oleh para pasukan pengawal terhadap para pemimpin mereka. (HR. Muslim)

.

Cara Kedua:

Jika musuh berada tidak di arah kiblat, Imam mengatur pasukan dan membagi menjadi dua barisan, satu barisan bersholat bersama imam dan satu barisan lagi menjaga musuh. Setelah barisan pertama selesai shalat maka barisan kedua melakukan shalatnya bersama imam. dan penjagaan dilakukan oleh barisan kedua yang telah selesai shalat. Jadi dalam hal ini imam bershalat dua kali, shalat pertama dengan barisan pertama dan shalat kedua dengan barisan kedua.

Page 9: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

5ي ع7ن3 ب7 3ر أ 7ك ض5ي7 ب 3ه< الله< ر7 7نA ع7ن 5يA أ 7ب 3ه5 الله< ص7لAى الن 7ي 5ه5 ع7ل Aم7 و7آل ل 7ة7 ص7لAى و7س7 3ن7 الخ7و3ف5 ص7ال Aذ5ي 5ال م7ع7ه< ب

3ن5 7ي 3ع7ت ك 3ن7 ر7 Aذ5ي 5ال 3ن5 ج7اؤ<ا و7ب 7ي 3ع7ت ك ر7

7ت3 7ان 5ي� ف7ك Aب 5لن 3ه5 الله< ص7لAى ل 7ي 5ه5 ع7ل Aم7 و7آل ل 7ع�ا و7س7 ب ر37 3ن7 أ Aذ5ي 5ل 3ن5 ج7اؤ<ا و7ل 7ي 3ع7ت ك )صحيح بإسناد داود أبو (ر7

Hal ini sesuai dengan hadist dari Abu Bakar ra sesungguhnya Rasulallah saw melakukan shalat khauf  dua rakaat bersama satu kelompok. Lalu beliau melakukan shalat dua rakaat lagi bersama kelompok lainnya. Jadi Rasulullah saw. melakukan salat empat rakaat, sementara para sahabat hanya dua rakaat. (HR. Abu dawud dengan isnad shahih)

Cara ketiga:

Jika musuh berada tidak di arah kiblat, Imam mengatur pasukan dan membagi menjadi dua barisan, satu barisan menjaga musuh dan satu barisan lagi sholat bersama imam satu raka’at. Jika imam berdiri untuk raka’at yang kedua, maka barisan yang pertama niat memutuskan shalat jama’ah bersama imam. Mereka melanjutkan raka’at kedua tanpa imam (shalat sendiri-sendiri) sampai selesai shalat dan salam. Lalu mereka pergi ke tempat dimana ada musuh. Kemudian barisan kedua berihram dan shalat bersama imam yang pada saat itu berada pada raka’at kedua dan ketika imam duduk untuk tasyahhud akhir, barisan kedua bangun melanjutkan raka’at kedua dan imam menunggu sampai mereka selesai melakukan raka’at kedua dan duduk bertasyahhud bersama sama imam kemudian salam.

5ح5 ع7ن3 3ن5 ص7ال ض5ي7 خ7وAاتa ب 3ه< الله< ر7 ه5د7 ع7مAن3, ع7ن س<ول7 ش7 Aه5 ر7 Aه< ص7لAى الل 3ه5 الل 7ي Aم7 ع7ل ل 7و3م7 و7س7 ذ7ات5 ي

ق7اع5 ة7 ص7لAى : الر� 3خ7و3ف5 ص7ال7 7نA ال 5ف7ة� أ 5ف7ةw , م7ع7ه< ص7فAت3 ط7ائ 3ع7د<و� و5ج7اه7 و7ط7ائ 5ي ف7ص7لAى , ال Aت 5ال 3ع7ة� م7ع7ه< ب ك ر7

Aم> 7ت7 ث 7ب 5م�ا ث 7مkوا ق7ائ ت7 ه5م3 و7أ 3ف<س5 7ن <مA , أل5 ف<وا ث 3ص7ر7 3ع7د<و� و5ج7اه7 ف7ص7فkوا ان 5ف7ة< و7ج7اء7ت5 , ال ى الطAائ <خ3ر7 ف7ص7لAى األ3

5ه5م< 3ع7ة7 ب ك A5ي الر Aت 7ت3 ال 7ق5ي 5ه5 م5ن3 ب ت <مA , ص7ال7 7ت7 ث 7ب ا ث ال5س� 7مkوا ج7 ت7 ه5م3 و7أ 3ف<س5 7ن <مA أل5 Aم7 ث ل 5ه5م3 س7 )الشيخان (ب

Dari Shalih bin Khawwat ra, dari orang yang pernah melaksanakan shalat (khauf) bersama Nabi saw ketika hari (peperangan) Dzata riqa, yaitu: Sekolompok membikin shaf bersama Rasulullah saw, sedangkan kelompok yang lain bersiaga untuk menghadapi musuh. Kemudaian beliau shalat dengan kelompok yang bersamanya satu raka’at. Kemudian beliau tetap berdiri dan shaf pertama tadi menyempurnakan shalat tersebut secara sendiri-sendiri, kemudian beralih dan membuat shaf menghadapi musuh,. Lalu datang kelompok yang lain (yang belum shalat), kemudian beliau shalat dengan mereka satu raka’at yang tersisa. Beliau tetap duduk, sedangkan mereka menyempurnakan shalatnya masing-masing, kemudian beliau melaksanakan salam dengan mereka. (HR Muttafaqun ‘alaih).

Page 10: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

 

Cara keempat:

Jika dalam keadaan gawat

Jika dalam keadaan gawat dan imam tidak bisa mengatur, maka masing masing bisa melakukan shalat sebisa-bisanya, dalam keadaan berjalan kaki, berlari atau mengendarai kuda (tank), dengan menghadap atau tidak menghadap kiblat. Yang penting shalat harus dilakukan dan caranya bebas tanpa ikatan. Allah berfirman:

5ن3 <م3 ف7إ � خ5ف3ت و3 ف7ر5ج7اال7 �ا أ 7ان 3ب ك ﴾٢٣٩﴿ البقرة – ر<

Artinya: ”Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka salatlah sambil berjalan atau berkendaraan.” (Qs Al-Baqarah ayat: 239)

Dari Sunnah, sebagaimana Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Telah shahih shalat khauf dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam 5 atau 6 bentuk (cara) yang semuanya adalah dibolehkan”. 

Dan hal itu adalah telah disyariatkan pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan hal itu terus berlangsung hingga akhir zaman. 

Dalil ijma’, para sahabat dan seluruh imam telah ijma’ terhadap disyariatkannya shalat khauf, kecuali beberapa gelintir saja yang menyelisihinya yang tidak dianggap. 

Shalat khauf dilakukan ketika dibutuhkan, baik dalam kondisi safar atau mukim (tidak safar), apabila dikhawatirkan musuh menyerang kaum muslimin. Karena yang menyebabkan bolehnya shalat khauf itu adalah karena ada rasa takut bukan sebab safar, akan tetapi shalat khauf yang dilakukan ketika mukim adalah tanpa mengurangi jumlah rekaat dari yag telah ditentukan, hanya saja yang dikurangi dalam shalat tersebut adalah kaifiyah (tata cara) shalatnya. Dan shalat khauf dalam kondisi safar

Page 11: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf

dilakukan dengan mengqosor jumlah rokaat yang 4 rokaat, dan dikurangi pula kaifiyah shalatnya. 

Syarat-Syaratnya 

Shalat khauf disyariatkan dengan dua syarat: 

Hendaknya musuh yang diperangi adalah musuh yang halal (dibolehkan) untuk diperangi, seperti orang kafir harbi, pemberontak, dan para perampok atau yang lainnya. 

Dikhawatirkan penyerangan mereka terhadap kaum muslimin dilakukan pada waktu-waktu shalat.

Kaifiyah Shalat Khauf 

Ada beberapa cara shalat khauf, diantaranya adalah cara yang diajarkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits riwayat Sahl bin Abu Hatsmah Al-Anshari radhiallahu ‘anhu, yang mirip dengan tata cara yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 102. Yang di dalamnya hati-hati dalam shalat dan waspada dalam perang, di dalamnya juga siaga terhadap musuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melakukan shalat khauf dengan cara ini pada peperangan Dzatur Riqa’. 

Adapun tata caranya sebagaimana dalam riwayat Sahl bin Hatsmah, “Bahwa sekelompok pasukan membentuk shaf untuk berjama’ah bersama rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sekelompok pasukan lagi menghadap musuh, lalu beliau shalat bersama pasukan yang bersamanya satu rokaat, kemudian beliau tetap berdiri dan pasukan tersebut pun menyelesaikan shalat mereka sendiri-sendiri, kemudian mereka bergegas menuju menghadap musuh. Lalu kelompok (yang awalnya menghadap musuh) datang bergabung dengan shalat rasulullah, maka rasulullah shalat bersama mereka satu rekaat yang tersisa kemudian beliau tetap duduk, lalu pasukan tersebut menyempurnakan shalat masing-masing, kemudian rasulullah salam bersama mereka”. (HR Muslim no. 841) 

Page 12: Fikih Shalat Kusuf Dan Khusuf