fey /;?si /p -...

156
fey /;?SI /p GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP DEWASA MUDA PENGHUNI APAR.TEMEN Disusun Oleh : Rahma Wulan Shafrini 103070029113 Skripsi yang Ditulis untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1429 H / 2008 M

Upload: hoangque

Post on 03-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

fey /;?SI /p

GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP

DEWASA MUDA PENGHUNI APAR.TEMEN

Disusun Oleh :

Rahma Wulan Shafrini

103070029113

Skripsi yang Ditulis untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKJ~RTA 1429 H / 2008 M

Page 2: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP DEWASA MUDAPENGHUNIAPARTEMEN

Skripsi diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh:

RAHMA WULAN SHAFRINI

NIM: 103070029113

Di bawah Bimbingan

Pembimbing II

DR. Lily Surayya E.P., M.Env.Stud. NIP.150375182

~~v )/7'26 Gazi Saloom. M.Si.

FAKUL TAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HllDAYATULLAH

JAKARTA 1428 HI 2007

II

Page 3: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP

DEWASA MUDA PENGHUNI APARTEMEN telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, pada tanggal 22 Januari 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 22 Januari 2008

Sidang Munaqasyah

gkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota

(

M.Si Dra. Zahrdm

Anggota:

Penguji II Poogoji n i-{f

~.?--~~-

Neneng Tati Sumiati. M.Si.Psi NIP. 150300679

Pembimbing I

DR. Lily Surayya E.P., M.Env.Stud. NIP. 150375182

lkhwan Lutfi, M. Si

Pembimbin9 II

iii

Page 4: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

MOTTO

I\izb1Zrha$i1an dan k!lgagalan dalam hidup tide,k tllrgantung

pada siapa diri kita t(ltapi t!lrgantung bagaimana kita

m!lnghargai diri kita.

flo onJZ ean makJZ goa jnfJZrjor wjfhoat goarpJZrmh;a;jon

(tidak ada s(lorang pun yang m1Zmbuat anda m1Zrasa r1Zndah

diri tanpa PllfS!ltujuan anda).

Jlwaja ini al1u peMendialiflan Ufltuli

C4fa/i, ili.u, adili-adililiu, milaft fw!Umg, milaft utt, dmt <!aSu3w ...

Page 5: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

(A) Fakultas Psikologi (B) Desember 2007 (C) Rahma Wulan Shafrini

ABSTRAK

(D) Gamba ran Self-esteem dan Ga ya Hid up Dewasa Muda Penghuni Apartemen

(E) iv+138 (F) Dewasa muda yang baru memasuki dunia perkuliahan mungkin merasa lebih dewasa, lebih banyak pelajaran yang dapat dipilih, lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama teman-teman sebaya, lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup, menikmati kemandirian yang lebih luas dari pengawasan orang tua dan tantangan intelektual oleh tugas akademik (kuliah). Orang dewasa muda yang melanjutkan pendidikan universitasnya, memilih untuk tinggal jauh dari orang tua, dan salah satu pilihannya memilih apartemen sebagai tempat tinggalnya juga mengandung penghargaan terhadap diri sendiri. Salah satu keuntungan apartemen adalah menawarkan berbagai kenyamanan yang juga mengutamakan kemudahan seperti akses ke lokasi yang mudah dijangkau, baik ke pusat bisnis, hiburan, olahraga, perbelanjaan, pendidikan, hingga klinik

Self-esteem adalah suatu perasaan di mana seseoran(J merasa dirinya berharga dan merasa bangga terhadap dirinya. Orang yang memiliki self­esteem yang positif mempunyai pandangan yang jelas mengenai tujuan hidup dan jati diri mereka. Self-esteem seseoran!~ akan sangat mempengaruhi seluruh aspek dalam hidupnya. Begitu pula dengan gaya hidup yang dimiliki oleh para subjek. Gaya hidup dipahami sebagai cara dari masing-masing subjek menjalankan kehidupannya untuk dipersepsikan oleh orang lain. Self-esteem memiliki enam aspek, yaitu Menj<:1lani hidup penuh kesadaran, Penerimaan diri, Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, Bertindak tegas, Menjalani hidup penuh tujuan, lntegritas personal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap self-esteem dan gaya hidup yang dimiliki oleh mahasiswa penghuni apartemen berusia dewasa muda.

Penelitian ini dilakukan melalui proses wawancara dan observasi yang dilakukan paling sedikit dua kali. Wawancara dilakukan dengan metode deep interview yang bertujuan untuk mengungkap segala hal yang sedang diteliti. Pertanyaan dibuat sejumlah 68 dengan teknik probbing atau penggalian

\I

Page 6: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

lanjutan bila diperlukan saat wawancara berlangsung. Observasi dilakukan sebagai kegiatan wawancara.

Subjek penelitian ini adalah empat orang mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) berusia antara 18 sampai 25 tahun dan sudah menghuni apartemen minimal 1 tahun. Pengambilan subjek dilakukan secara snowball sampling. Keempat subjek memiliki jurusan kuliah yang berbeda-beda. Alasan tinggal di apartemen yang mereka kemukakan juga bervariasi.

Hasil yang didapat oleh penulis bahwa self-esteem orang dewasa muda penghuni apartemen mengalami perubahan. Hal tersebut mereka rasakan bukan karena di mana mereka tinggal namun lebih banyak dikarenakan oleh lingkungan dan pergaulan dengan teman sehari-hari. Alasan mereka memilih untuk tinggal di apartemen sebagai tempat kos karena letal< apartemen yang bersebelahan dengan kampus dan bersebrangan dengan pusat perbelanjaan.

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan. Untuk itu disarankan agar pada penelitian selanjutnya waktu yang digunakan lebih lama dan pertanyaan­pertanyaan yang diajukan lebih mendalam.

(G) Bahan bacaan : 40 (1973-2007) + Situs internet : 3

Page 7: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil'alamin, tiada rasa syukur yang lebih tinggi dan lebih layak penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kesehatan, serta kasih sayangNya yang tak terhingga kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat ters•elesaikan dengan baik. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari doron~1an dan bantuan berbagai pihak yang telah membantu kelancaran selama proses penulisan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut. Penulis mengucapkan terima kasih secara khusus kepada: 1. Dra. Netty Hartati, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. DR. Lily Surayya Ekaputri P., M.Env.Stud., Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran, dorongan, dan kemudahan lainnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Gazi Saloom, M.Si., Pembimbing II yang telah membenkan saran-saran, pengarahan, dorongan semangat serta kemudahan lainnya sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis begitu banyak ilmu sebagai dasar dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ayah dan lbu, Zulkifli Umar & Agustina Rahayu, orang tua yang sangat hebat, yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, dukungan materi, dan menjadi inspirasi penulis untuk terus maju.

6. Para petugas perpustakaan-perpustakaan yang telah banyak membantu. 7. !bu lntan dan !bu Arianti Patria selaku Tenant Relc:1tion Officer dan

General Affair dari Apartemen Golf Karawaci Tangerang yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian di Apartemen Golf Karawaci, sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lancar.

8. Untuk Mieke, Fery, dan Surya. Terima kasih atas bantuannya yang telah menjadi penghubung penulis dengan para subjek penelitian.

9. HL, JN, KT, dan JM yang telah menjadi subjek penelitian, terima kasih alas wal<tu dan bantuannya sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian.

\/ii

Page 8: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

10. Frau Han, terima kasih telah membantu dalam memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi.

11. Mbah Kakung dan Mbah Uti, serta adik-adikku Agam dan Kiki terima kasih telah menghadirkan canda dan tawa dalam keluarga.

12.CaSuKu, Mas Ronggo Permono, yang telah banyak memberiku l<asih sayang, perhatian, do'a, keikhlasan, dan dukungan dari segala macam segi. Semoga semuanya tetap selalu ada dan kita bisa membangun impian bersama.

13. Ina, Fanny, Nia, Lietha, Zora, Andien, Ajeng, Dwi lndriastuti, kalian adalah sahabat-sahabat terbaikku, tempat berbagi segala suka dan duka. I love you all.

14. Teman-teman seperjuangan, kelas C angkatan 2003, lntan, lka, lrin, Fira, Alq, Ridwan "Joni", Dedi, lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi, Yoga, Adang, juga Ashry Rizqan. Terima kasih atas dorongan semangat dan do'anya.

15. Keluarga Bp. M. Kabul, terima kasih atas pemberian dukungan dan do'anya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masil1 terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis menerima kritikan maupun saran-saran yang dapat membangun.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembacanya, dan dunia psikologi sesuai dengan tujuan penulisan.

Jakarta, Desember 2007

Penulis

Page 9: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

DAFTAR ISi

Halaman Judul. ............................................................................ i Halaman Persetujuan ..................................................................... ii Halaman Pengesahan .................................................................... iii Motto .......................................................................................... iv Lembar Persembahan .................................................................... v Abstrak ....................................................................................... vi Kata Pengantar ............................................................................. vii Daftar lsi....... ... . .. . .. . .. . ... .. . ... . . .... .. . .. .... .. . ... .. . ... .. . .. ... . ... .. . .. ... . .. .... .. ix Daftar T abel................................................................................. xi DaftarBagan ................................................................................ xii Daftar Lampiran ............................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................... 1 1.1 LatarBelakang Masalah ........................................... 1 1 .2 ldentifikasi Masalah ................................................. 6 1.3 Pembatasan dan Perumasan Masalah ........................ 7 ·1.4 Tujuan Penelitian ................................................... 11 1.5 Sistematika Penulisan .............................................. 12

BAB 2 LANDASAN TEORI. ..................................................... 14 2. 1 Self-Esteem ........................................................... 14

2.1.1 Definisi Self-Esteem ......................................... 14 2.1.2 Aspek-aspek dalam Self-Esteem ......................... 24 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self-Esteem ...... 26

2.2 Dewasa Muda ....................................................... 29 2.2.1 Definisi Dewasa Muda ...................................... 29 2.2.2 Rentang Usia Dewasa Muda .............................. 31 2.2.3 Ciri-ciri Dewasa Muda ....................................... 31 2.2.4 Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Muda .......... 34

2.3 Apartemen ............................................................. 35 2.3.1 Definisi Apartemen ........................................... 35

2.4 Gaya Hidup ........................................................... 37 2.4.1 Definisi Gaya Hidup ......................................... 37 2.4.2 Pengukuran Gaya Hidup ................................... 39 2.4.3 Segmentasi Gaya Hidup .................................... 42

2.5 Kerangka Berpikir ................................................... 44

Page 10: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Kategorisasi Gaya Hid up AIO ....................................................... 41 2. Blue print wawancara gambaran self-esteem ................................... 52 3. Blue print wawancara segmentasi gaya hidup .................................. 53 4. Gamba ran um um subjek........................................................... .. 56 5. Gamba ran subjek berdasarkan jenis kelamin ................................... 57 6. Gambaran subjek berdasarkan usia ............................................... 58 7. Persentase gaya hidup ................................................................ 58 8. Faktor-faktor self-esteem ............................................................. 59 9. Perbandinga antar subjek ............................................................ 131

Page 11: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

DAFT AR BAGAN

Bagan

1. Self-seteem dan gaya hid up dewasa muda penghuni apartemen .......... 46 2. Alur gambaran self-esteem dan gaya hidup HL ................................. 74 3. Alur gambaran self-esteem dan gaya hidup JN ................................. 93 4. Alur gambaran self-esteem dan gaya hid up KT ................................. 107 5. Alur gambaran self-esteem dan gaya hid up JM ................................ 126

Page 12: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

OAFTAR LAMPIRAN

Lampi ran

1. Pernyataan kesediaan ............................................................... 142 2. Lembar Observasi. ................................................................... 143 3. Surat izin penelitian .................................................................. 144 4. Surat bukti penelitian ................................................................ 145

Page 13: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

1.1 Latar Belakang

BAB 1

PENDAHULUAN

Setiap individu memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda.

Perbedaan inilah yang menjadikan setiap individu juga memiliki dan

mengembangkan gaya hid up yang berbeda-beda. Gaya hidup juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berfungsi sebagai karakteristik, di

mana secara individu melekat yang dibentuk dan terbentuk melalui interaksi

sosial, selama individu tersebut mengalami perpindahan siklus hidup seperti

emosi, motivasi, persepsi, pembelajaran, aktivitas pemasairan, budaya, nilai,

demografi, status sosial, dan kelompok.

Kenniston (1970) dalam Santrock (1995) berpendapat bahwa kaum muda

tidak menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya suatu saat akan

menentukan masa dewasanya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

berhubungan dengan mayarakat, pekerjaan dan peran sosial, serta gaya

hidup. f<aum dewasa muda berbeda dengan remaja, karena adanya

perjuangan antara membangun pribadi yang mandiri dan rnenjadi terlibat

Page 14: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

secara sosial. Hal ini berlawanan dengan perjuangan remaja untuk

menclefinisikan dirinya.

2

Bagi mereka yang menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas atau

sederajatnya , pindah dari rumah dan mendapatkan karir, masa transisi

menuju masa dewasa nampak telah terjadi. Kemampuan untuk membuat

keputusan adalah salah satu ciri lain yang tidak sepenuhnya terbangun pada

dewasa muda. Yang dimaksudkan adalah membuat keputusan tentang karir,

nilai-nilai, relationship, dan tentang gaya hidup.

Pada waktu muda, seseorang mungkin mencoba banyak peran yang

berbeda, berpikir tentang berbagai gaya hidup dan mempertimbangkan

berbagai hubungan yang ada. lndividu yang beranjak dewasa biasanya

membuat keputusan tentang hal-hal tersebut, terutama dalam bidang gaya

hidup dan karir. Dewasa muda yang baru memasuki dunia perkuliahan

mungkin merasa lebih dewasa, lebih banyak pelajaran yang dapat dipilih,

lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama teman-teman sebaya, lebih

banyak kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai gaya l1idup, menikmati

kemandirian yang lebih luas dari pengawasan orang tua dan tantangan

intelektual oleh tugas akademik (kuliah). Orang dewasa muda yang tinggal

jauh dari orang tua memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah

waktu untuk mengambil keputusan secara mandiri, mengatur jadwal dan

Page 15: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

kepentingan sendiri, kesempatan untuk mengeksplorasi tempat baru,

mencoba hal-hal baru, dan adanya privasi (Santrock, 1905).

Usia dewasa muda memiliki ciri yang menonjol nampak clalam adanya

peletakkan dasar dalam banyak aspek kehidupannya, melonjaknya

persoalan hidup yang dihadapi dibandingkan dengan remaja akhir dan

terdapatnya ketegangan emosi. Namun demikian, hal penyesuaian diri

merupakan hal yang utama dalam usia dewasa muda. H.S. Becker, dalam

Personal Changes in Adult Life menyatakan bahwa dewasa muda

merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang

baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Manusia dewasa muda

diharapkan memainkan peranan-peranan baru, serta mengembangkan

sikap-sikap, minat-minat dan nilai-nilai dalam memelihara peranan­

peranannya yang baru tersebut (Mappiare, 1983).

Pendapat yang sama dinyatakan oleh Santrock (1995), bahwa seseorang

yang memasuki usia dewasa muda dalam tahap perkembangannya sedang

mengalami krisis mengenai penetapan masa depannya. lni berhubungan

dengan orang dewasa muda menghadapi tantangan intelektual oleh tugas­

tugas akademik.

3

Page 16: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

4

Orang dewasa muda yang melanjutkan pendidikan universitasnya, memilih

untuk tinggal jauh dari orang tua, dan salah satu pilihannya memilih

apartemen sebagai tempat tinggalnya mengandung penghargaan terhadap

diri sendiri. Salah satu keuntungan apartemen adalah meriawarkan berbagai

kenyamanan yang juga mengutamakan kemudahan seperti akses ke lokasi

yang mudah dijangkau, baik ke pusat bisnis, hiburan, olat1raga,

perbelanjaan, pendidikan, hingga klinik (2006,

http://www.republika.eo.id/koran). Namun, tinggal di apartemen kita harus

melakukan segala sesuatunya secara mandiri dan sadar bahwa kita juga

harus selalu menghargai privasi orang lain (tetangganya).

Dalam masyarakat tedapat opini bahwa bila seseorang tinggal di apartemen

merupakan orang yang berasal dari kelas sosial menengah ke atas. Selain

itu masyarakatjuga menilai bahwa kehidupan di apartemen sangat

metropolis dan jauh dari kesederhanaan. Gaya hidup yang metropolis ini

didukung dengan lingkungan sosial di sekitar apa1iemen itu sendiri. Merujuk

kepada pengertiannya, apartemen dibangun dengan segala fasilitas yang

sangat memadai, memiliki nilai privasi bagi penghuninya, dan apartemen

juga merupakan salah satu bentuk dari gaya hidup. Tinggal di apartemen

sangat mempengaruhi self-esteem serta gaya hidup dari penghuninya. Sifat

kebebasan dan kemandirian yang dimiliki oleh orang dewasa muda yang

tinggal jauh dari orang tua dengan bagaimana ia dapat menghargai dirinya

Page 17: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

sebagai seorang individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, sukses,

bahagia, berharga, layak berpikir, dan menghadapi tuntur.an hidup dengan

tinggal di apartemen yang dapat dengan bebas melakukan semua ha! yang

diinginkannya.

5

Oleh karena itu, menurut Goble (1987), self-esteem atau dalam Bahasa

Indonesia diartil<an sebagai harga diri, meliputi kebutuhan akan kepercayaan

diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan,

dan kebebasan. Seseorang yang memiliki cukup harga diri akan lebih

percaya diri serta lebih mampu, maka ia juga lebih produktif. Sebaliknya bila

harga dirinya kurang maka ia akan diliputi rasa rendah diri serta rasa tidal<

berdaya yang selanjutnya dapat menimbulkan rasa putus asa. Menurutnya

juga, harga diri yang paling stabil adalah harga diri yang paling sehat,

tumbuh dari penghargaan yang wajar dari orang-orang lain, bukan karena

nama, kemahsyuran, serta sanjungan kosong. Hal senada diungkapkan oleh

Coopersmith (1967) bahwa individu yang mempunyai self-esteem positif

yaitu individu yang memiliki sifat-sifat mandiri, kreatif, yakin pada penilaian

serta gagasan-gagasannya sendiri, berani, berani menentukan sesuatu

sendiri, memiliki kestabilan psikologis, tidak cemas dan leb.ih berorientasi

pada l<eberhasilan. lndividu semacam ini memandang dirinya kompeten dan

memiliki harapan besar di masa depan yang biasanya lalu menumbuhkan

motivasi yang tinggi. Penghargaan terhadap diri sendiri pada orang dewasa

Page 18: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

6

muda yang hidup sendiri atau jauh dari orang tua, mengambil keputusan

secara mandiri, mengatur jadwal dan kepentingan sendiri, kesempatan untuk

mengeksplorasi tempat baru, mencoba hal-hal baru, dan adanya privasi

menambah sifat khas tersendiri dari setiap individu, termasuk di antaranya

memilih tempat tinggal.

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di alas, penulis mengicientifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana self-esteem dan gaya hidup dewasa muda penghuni

apartemen?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi self-esteem dan gaya hidup

orang dewasa muda penghuni apartemen?

3. Mengapa mahasiswa dewasa muda memilih apartemen sebagai salah

satu dari gaya hidupnya?

4. Gaya hidup apa yang dipilih dan dikembangkan oleh orang dewasa muda

penghuni apartemen?

5. Apa yang mempengaruhi orang dewasa muda penghuni apartemen

dalam pemilihan gaya hidupnya?

Page 19: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

1.3. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya dan terarahnya penelitian rnengenai self­

esteem dan gaya hidup orang dewasa muda penghuni apartemen maka

penulis perlu melakukan pembatasan masalah.

7

Berdasarkan pendapat dari Coopersmith (1967) bahwa individu yang

mempunyai self-esteem positif yaitu individu yang memiliki sifat-sifat mandiri,

kreatif, yakin pada penilaian serta gagasan-gagasannya sendiri, berani,

bersikap berdikari secara sosial (berani menentukan sesuatu sendiri),

memiliki kestabilan psikologis, tidak cemas dan lebih bero1·ientasi pada

keberhasilan. lndividu semacam ini memandang dirinya kompeten dan

memiliki harapan besar di masa depan yang biasanya lalu menumbuhkan

motivasi yang tinggi.

Sedangkan orang-orang yang memiliki self-esteem yang ni9gatif adalah

mereka yang kurang percaya pada diri mereka sendiri dan lebih segan­

segan dalam menyatakan diri mereka dalam suatu kelompok, khususnya jika

mereka memiliki gagasan-gagasan baru atau ide-ide kreatil'. Mereka

cenderung mendengarkan daripada berpartisipasi, mereka sangat peka dan

sibuk dengan pikiran dan perasaan mereka sendiri. Orang yang memiliki self-

Page 20: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

8

esteem yang negatif kurang stabil dalam menjalin hubun!~an-hubungan antar

pribadi dan sering kurang aktif dalam masalah-masalah kemasyarakatan

(Goble, 1987).

Menurut Menurut Susianto (1993), gaya hidup adalah perilaku seseorang

yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat, dan opini khususnya yang berkaitan

dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Ga.ya hidup adalah

frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingl<ah laku dan

konsekuensinya akan membentuk pola perilal<u tertentu. Terutama

bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup

sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentul< image1 di mata orang

lain, berkaitan dengan status sosial yang diproyeksikannya. Untuk

merefleksil<an image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang

sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.

Oleh karena itu, Susianto (1993) membagi 6 segmentasi gaya hidup.

Segmentasi tersebut adalah sebagai berikut:

Segmen 1: Hura-hura

Tipe orang pada kelompok ini adalah mereka lebih menyukai kegiatan yang

sifatnya "hura-hura" dibandingkan dengan kegiatan sosial yang sifatnya

membantu orang lain. Dalam mengikuti suatu kegiatan mereka tidak ingin

serius terlibat. Mereka senang dengan l<eramaian lwta.

Page 21: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

Segmen 2: Hedonis

Subjek dalam segmen ini adalah orang-orang yang seba·;;iian besar

perhatiannya ditujukan pada lingkungan di luar rumah. Mereka tidak punya

minat pada sanak saudara ataupun keadaan rumah. Jika ada sedikit

masalah, subjek tersebut langsung keluar rumah. Mereka ingin menjadi

pusat perhatian. Oleh karena itu mereka tidak segan-segan untuk membeli

barang yang mahal dan wal<tu luangnya mereka gunakan untuk 'main''.

Mereka berasal dari keluarga yang sangat mampu dan mereka mendapat

uang saku dan fasilitas yang serba kecukupan.

Segmen 3: Rumahan

Pada kelompok ini adalah individu yang banyak menghabiskan waktu di

rumah. Penuh perhatian pada keluarga dan lingkungan rumah, kurang aktif

dalam bergaul. Biasanya banyak menghabiskan waktu luangnya untuk

membaca. Waktu luangnya atau pada saat liburan banyak digunakan

bersama keluarga mencari ketenangan yang jauh dari keramaian kota.

lndividu tersebut penuh perhitungan dalam membelanjakan uangnya.

Segmen 4: Sportif

9

Tipe orang dalam segmen ini adalah tipe orang yang senang berolahraga.

Mereka menyediakan waktu khusus dan berusaha mendapat prestasi dalam

berolahraga, berusaha untuk tampil mandiri, tidak teralu mementingkan

penampilannya.

Page 22: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

10

Segmen 5: Kebanyakan

Tipe orang pada segmen ini adalah orang-orang yang cenderung hati-hati

dalam bertingkah laku. Mereka adalah orang-orang yang cenderung tidak

ingin bertentangan dengan mayoritas, sehingga mereka l<Urang berani untuk

menjadi inisiator.

Segmen 6: Sosial

Subjek dalam kelompok ini adalah orang-orang yang peka terhadap

kebutuhan orang lain. Banyak melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan yang

sifatnya sosial. Mereka adalah orang-orang yang produktif, sampai waktu

luangpun dipakai untuk kegiatan yang bermanfaat.

Mahasiswa dewasa muda, berusia antara 18-25 tahun dengan alasan yang

diungkapkan oleh Jeffrey Arnett (2000) dalam Santrock (2002), rentang usia

18-25 tahun dapat dikatakan usia keluar dari remaja, individu sudah

meninggalkan ketergantungannya sebagai anak-anak tetapi belum

sepenuhnya bertanggung jawab sebagai seorang dewasa. Mereka memilil<i

peranan dalam mengeksplorasi apa yang ingin mereka lakukan dalam

hidupnya, terutama dalam hal pel<erjaan dan cinta.

Page 23: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

11

1.3.2. Perumusan Masalah

Dalam perumusan masalah penulis ingin melihat:

1. Bagaimana gambaran self-esteem dan gaya hidup mahasiswa penghuni

apartemen?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi self-esteem dan gaya hidup

mahasiswa penghuni apartemen?

3. Mengapa mahasiswa dewasa muda memilih apartemen sebagai salah

satu dari gaya hidupnya?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu kepada latar belakang dan perumusan masalah maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor

dari self-esteem dan gaya hidup mahasiswa dewasa muda penghuni

apartemen.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat teorotis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai harga diri dan faktor­

faktor yang mempengaruhi harga diri.

Page 24: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

12

Adapun manfaat praktis yang dapat diambil adalah dapat memberikan

informasi dan masukan bagi penghuni apartemen mengenai self-esteem dan

gaya hidup orang dewasa muda khususnya penghuni apartemen, selain itu

mahasiswa dewasa muda dapat mengembangkan self-esteem yang positif.

Serta sebagai bahan pertimbangan bagi orang dewasa rnuda, khususnya

mahasiswa, untuk membuat keputusan dalam pemilihan 9aya hidup.

1.5. Sistematika Penulisan

Pada penulisan ini penulis menggunakan APA (American Psychological

Association) Style sesuai dengan acuan pedoman dan penyusunan skripsi

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2004. Hasil penelitian

ditulis dan disusun menjadi lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam penulisan bab ini, penulis melakukan pembahasan mengenai latar

belakang penelitian yang di dalamnya mencantumkan identifikasi masalah,

pembatasan masalah, selanjutnya masalah tersebut dirumuskan dalam

perumusan masalah dan terakhir dijelaskan tujuan peneliti;:in, manfaat

penelitian serta sistematika penulisan pada penelitian ini.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Page 25: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

13

Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengertian self-esteem, faktor-faktor

yang mempengaruhi self-esteem dan enam pilar self-esteem, pengertian

dewasa muda, ciri-ciri dewasa muda dan tugas-tugas perkembangannya,

pengertian gaya hidup dan segmentasi gaya hidup, serta pengertian dari

apartemen.

BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah yang diambil delam

penelitian meliputi pendekatan penelitian, metode penelitian, populasi,

pengambilan sampel dan teknik pengambilan sampel, metode dan instrumen

pengumpulan data.

BAB 4: ANALISIS DATA

Membahas gambaran umum dan hasil penelitian, yaitu dengan menyajikan

data yang diperoleh, analisis, dan interpretasi data.

BAB 5 : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dan

saran-saran yang dianjurkan demi keperluan penelitian selanjutnya.

Page 26: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

BAB2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan. Pertama yang akan dibahas mengenai definisi self-esteem,

aspek-aspek self-esteem, dan faktor-faktor yang mempen!Jaruhi self-esteem.

Selanjutnya diuraikan secara singkat mengenai definisi dewasa muda,

pembagian usia dewasa muda, ciri-ciri, serta tugas-tugas perkembangan

dewasa muda, serta definisi apartemen.

Dijelaskan pula definisi gaya hidup dan segmentasinya. Pada bagian akhir

akan dirumuskan kerangka berpikir dari penulis mengenai self-esteem

dewasa muda penghuni apartemen berdasarkan gaya hidup.

2.1. Self-Esteem

2.1.2. Definisi Self-Esteem

Dari beberapa buku didapat beberapa definisi self-esteem yang dirumuskan

para ahli, di antaranya sebagai berikut:

Santrock (1995) mendefinisikan self-esteem atau harga diri adalah dimensi

evaluatif global dari diri. Harga diri juga diacu sebagai nilai cliri atau citra diri.

Page 27: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

Seorang individu dapat merasa bahwa ia tidak hanya sebagai seorang

manusia tetapi juga sebagai seorang manusia yang berharga.

Frey clan Carlock (1984) mengungkapkan mengenai self-e~steem:

15

"Self-esteem ada/ah suatu pengevaluasian, mengacu pada ha!

negatif, ha/ positif, ha/ netral, penilaian ambigu yan9 mana self-esteem

merupakan bagian dari self-concept."

Sedangkan Johnson dan Swindley (1999) secara singkat menjelaskan

bahwa:

"Self-esteem adalah perasaan berharga mengenai diri sendiri; nilai

yang ada di dalam diri."

Hal senada juga diungkapkan oleh Minchinton (1993),

"Self-esteem adalah nilai yang ada pada diri kita. Self-esteem

merupakan penilaian dari keberhargaan diri sebagai manusia,

berdasarkan pada setuju atau tidak setuju dari diri kita dan peri/aku

kita."

Terlihat bahwa secara umum konsep self-esteem berkaitan era! dengan

unsur penilaian. Berne dan Savary (1988) menambahkan lebih Janjut bahwa

harga diri merupakan suatu penilaian seseorang terhadap dirinya sendirj, bisa

Page 28: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

16

menimbulkan perasaan percaya diri tetapi juga bisa menyebabkan perasaan

rendah diri.

Goble (1987), menjelaskan bahwa harga diri meliputi kebutuhan akan

kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,

ketidaktergantungan, dan kebebasan.

Konsep self-esteem seperti yang sudah dijelaskan sebelurnnya oleh Frey dan

Carlock berkaitan juga dengan konsep diri. Hal ini sejalan dengan pendapat

Hurlock (1980), self-esteem merupakan salah satu komponen konsep diri,

tepatnya komponen sikap individu terhadap dirinya sendiri. Jadi self-esteem

merupakan bagian dari konsep diri seseorang.

Misalnya, dua orang mungkin sama-sama memiliki konsep diri bahwa

wajahnya berjerawat dan bertubuh gendut. Namun yang satu dapat

menganggap hal itu sebagai sesuatu yang biasa saja, sementara yang

satunya lagi merasa tidak senang dengan keadaannya tersebut. Hal ini jelas

menunjukkan bahwa adanya penilaian yang berbeda-beda pada setiap

individu walaupun keadaannya relatif sama. Perasaan berharga atau tidak

berharga, suka atau tidak suka yang ditimbulkan dari penilaian itulah yang

disebut self-esteem. Coopersmith (1967) dalam Gilmore (1 Gl74)

mengemukakan bahwa:

Page 29: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

17

"By self-esteem we refer to the evaluation which the individual makes and customarily maintains with regard to himself; it expresses an attitude of approval or disapproval, and indicates the extent to which the individual believes himself to be capable, significant, successful, and worthy. In short, self-esteem is a personal judgment of worthiness that is expressed in the attitudes the individual hold toward himself. It is subjective experience which the individual conveys to others by verbal reports and other overt expressive behavior."

Dari uraian di alas terlihat bahwa self-esteem mengindikagi pada diri individu

menilai seberapa jauh ia meyakini bahwa dirinya mampu, bermakna, berhasil,

dan bermanfaat. Self-esteem juga merupakan pengalaman subjektif yang

disarnpaikan kepada orang lain dalarn bentuk kata-kata maupun perilaku

ekspresif lainnya.

Untuk menerangkan self-esteem seseorang, menurut Branden (2001), harga

diri merupakan perpaduan antara kepercayaan diri (self-confidence) dan

penghormatan diri (se/f-respecQ. Harga diri menggarnbarkan keputusan

seseorang secara implisit atas kemampuannya dalam mengatasi tantangan-

tantangan kehidupan dan hak-haknya untuk menikmati kebahagiaan.

Dari definisi-definisi self-esteem yang sudah diutarakan di atas maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa self-esteem adalah pandangan atau penilaian

seseorang mengenai dirinya sendiri, dapat berupa penilaian positif ataupun

negatif, yang ditandai dengan menghormati diri, menikmati tantangan dan

perubahan, bertanggung jawab, bersikap tegas, bersikap efisien, mempunyai

Page 30: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

rasa memiliki, sebagai penentu perilaku dan perasaan berharga dalam

hubungan kemanusiaan.

18

Seseorang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri serta lebih

mampu, maka ia juga lebih produktif. Harga diri yang stabil, karenanya juga

yang paling sehat, tumbuh dari penghargaan yang wajar dari orang-orang

lain, bukan karena nama, kemahsyuran, serta sanjungan kosong (Goble,

1987). Branden (2007) dalam bukunya yang berjudul "Enam Pilar

Penghargaan Diri" (terj) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif

antara harga diri yang sehat dengan karakter orang lain yang secara

langsung mendukung pencapaian dan kebahagiaan seseorang. Harga diri

yang sehat jug a berhubungan dengan rasionalitas, realistis., intuitif, kreatif,

mandiri, fleksibel, kemampuan untuk mengelola perubahan, keinginan untuk

mengakui kesalahan, kebaikan dan sikap kooperatif. Sedangkan harga diri

yang tidak sehat berhubungan dengan ketidakrasionalan, tidak realistis, keras

kepala, takut terhadap sesuatu yang baru, memberontak, mengeluh

berlebihan, atau memusuhi orang lain.

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan (BPPSDMK) dalam situs internet

(http://www.bopsdmk.depkes.go.id/?show=detailnews) menulis bahwa self­

esteem ditinjau dari kondisinya dibedakan dalam dua kondisi, yaitu strong

Page 31: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

19

(kuat) dan weak (lemah). Orang yang mempunyai self-es.teem yang kuat

akan mampu membina relasi yang baik dan sehat dengan orang lain,

bersikap sopan dan menjadikan dirinya menjadi orang yang berhasil. Ciri-cini

orang yang memiliki self-esteem yang kuat adalah:

1. Self Confidence (percaya diri),

yaitu menghadapi segala sesuatu dengan penuh percaya diri dan tidak

mudah putus asa.

2. Goal Oriented (mengacu has ii akhir),

yaitu ketika ingin melaksanakan sesuatu selalu memikirkan langkah­

langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuanny,9 itu dengan

memikirkan segala konsekuensi yang diperkirakan akan muncul serta

memikirkan alternatif lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Apreciative (menghargai),

yaitu merasa cukup dan selalu bisa menghargai yang ada disekelilingnya

serta dapat membagi kesenangannya dengan orang lain.

4. Contented (puas/ senang),

yaitu bisa menerima dirinya apa adanya dengan segala kelemahan dan

kelebihannya serta mempunyai toleransi yang tinggi atas kelemahan

orang lain dan mau belajar dari orang lain.

Sebaliknya individu yang memiliki self-esteem yang lemah memiliki citra diri

negatif dan konsep diri yang buruk. Semuanya akan menjadi penghalang

Page 32: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

20

kemampuannya sendiri dalam membentuk satu l1ubungan antar individu agar

nyaman dan baik untuk dirinya. Bahkan seringkali menghukum dirinya sendiri

atas ketidakmampuannya dan terlarut dalam penyesalan. Sikap yang tidak

tegas dalam melakukan berbagai tindakan akibat adanya rasa takut membuat

orang lain tersinggung, merasa diperintah atau digurui yang membuat diri

menjadi benci dan merasa dikucilkan.

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki self-esteem yang lemah, adalah:

1. Critical (selalu mencela), yaitu biasanya selalu mencela orang lain,

banyak keinginannya dan seringkali tidak terpenuhi, senang memperbesar

masalah-masalah kecil dan seringkali tidak mau mengakui

kekurangannya.

2. Self centered (mementingkan diri sendiri), yaitu biasanya egois, tidak

peduli dengan kebutuhan orang lain atau perasaan orang lain, segala

sesuatunya berpusat pada dirinya sendiri, tidak ada tenggang rasa

dengan lainnya yang akhirnya berakibat bisa menjadi frustasi. Perilaku ini

akan menjauhkan dirinya dan orang-orang disekelilingnya.

3. Cynical (sinis/suka mengolok-olok), yaitu senang meledek orang lain

dengan omongan yang sinis, sering menyalahartikan pemikiran, kegiatan,

kebaikan serta niat baik orang lain sehingga orang lain juga tidak senang

padanya.

Page 33: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

21

4. Diffident (malu-malu), yaitu menyangkal atas semua kelemahannya, tidak

pernah bisa membuktikan kelebihannya dan seringkali gaga! dalarn

melakukan sesuatu. Hal-hal serta kesalahan kecil seringkali

diperhitungkan terlalu serius dan dilihat sebagai bukti fcetidakmarnpuan

dirinya. Walaupun rnemiliki bakat dan kemampuan seperti orang lain, tapi

gaga! untuk bisa mernperlihatkan tanggung jawabnya dan juga gaga!

dalam memanfaatkan kelebihannya karena sudah mernbayangkan

kegagalan yang ada dihadapannya.

Menurut Darmawangsa (2007), self-esteem dapat diartikan sebagai suatu

perasaan dimana seseorang merasa dirinya berharga dan merasa bangga

terhadap dirinya. Orang yang rnemiliki self-esteem yang tinggi mempunyai

pandangan yang sangat jelas mengenai tujuan hid up dan jati diri mereka.

Tingkat self-esteem seseorang akan sangat mempengaruhi seluruh aspek

dalam l1idupnya. Seorang yang memiliki self-esteem yang rendah akan

mempunyai harapan yang rendah pula terhadap pencapaian suksesnya. Jika

seseorang memiliki self-esteem yang rendah dan mengataf(an, "Saya tidak

senang dengan diri saya," atau "Saya adalah seorang pecundang", orang lain

akan menangkap sinyal tersebut dan memperlakukannya s1~perti yang ia

inginkan. Hal yang sama berlaku jika seseorang memiliki se·lf-esteem yang

tinggi, individu tersebut akan merasa bahwa dia adalah seorang yang dapat

rnencapai kesuksesan yang ia inginkan dan secara tidak langsung orang lain

Page 34: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

pun akan melihat dan memberilcan perlakuan yang sama seperti yang

diinginkannya.

22

Coopersmith (1967) menemukan bahwa individu yang mempunyai self­

esteem yang tinggi memiliki sifat-sifat mandiri, kreatif, yakin pada penilaian

serta gagasan-gagasannya sendiri, berani, berdikari secara sosial (berani

menentukan sesuatu sendiri), memiliki kestabilan psikologis, tidak cemas dan

lebih berorientasi pada keberhasilan. lndividu semacam ini memandang

dirinya kompeten dan memiliki harapan besar di masa depan yang biasanya

lalu menumbuhkan motivasi yang lebih tinggi. Orang-orang yang memiliki

self-esteem tinggi biasanya /ebih bahagia dan lebih efektif dalam kehidupan

sehari-l1ari (dalam Goble, 1987).

Seseorang memiliki self-esteem atau harga diri yang sehat, individu tersebut

mengenal dan dapat menerima dirinya sendiri dengan segala

keterbatasannya, dangan kata lain individu tersebut tidak merasa malu

dengan keterbatasannya, tetapl tidak mudah baginya memandang dirinya

sebagai bagian realitas. Harga diri yang sehat adalah kemampuan untuk

melihat diri sendiri berharga, berkemampuan penuh kasih sayang dan

menarik, memiliki bakat-bakat pribadi yang khas serta kepribadian yang

berharga dalam hubungan. Orang yang memiliki rasa harga diri biasanya

juga memiliki rasa percaya diri, mereka dapat membina hubungan yang sehat

Page 35: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

23

dengan orang lain, melihat diri mereka sebagai orang yang berhasil. Rasa

harga dirl seseorang akan berkembang apabila ia mengetahul bahwa orang

lain menghargainya dan suka berbagi pengalaman dengannya (Berne, 1988).

Sebaliknya, seseorang yang memiliki self-esteem yang rendah menurut

Berne (1988) adalah individu yang bersikap inferioritas, canggung, lemah,

pasif, dan tergantung pad a orang lain. Penilaian diri yang negatif akan

menimbulkan rasa putus asa, perasaan sia-sia atau gaga/ dan perasaan

rendah diri dalam menghadapi orang lain. Selanjutnya dijelaskan bahwa

orang yang memiliki harga diri yang rendah kurang percaya pada dirinya

sendiri dan lebih segan-segan menyatakan diri mereka dalam suatu

kelompok, khususnya jika mereka memiliki gagasan-gagasan baru atau ide­

ide kreatif. Mereka cenderung mendengarkan daripada berpartisipasi, mereka

sangat peka dan sibuk dengan pikiran dan perasaan mereka sendiri. Mereka

kurang berhasil dalam menjalin hubungan-hubungan antar pribadi dan sering

kurang aktif dalam masa/ah-masalah kemasyarakatan (Goble, 1987).

Menu rut Branden (2001 ), self-esteem hanya dapat dimiliki jika ada

penerimaan diri atau self-acceptance. Artinya, individu dapcit meni/ai dirinya

secara positif setelah ia dapat menerima dirinya dengan seuala kekurangan

dan kelebihannya.

Page 36: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

2.1.2. Aspek-aspek dalarn Self-Esteem

Minchinton (1993) dalam bukunya yang berjudul Maximun Self-esteem

menguraikan tiga aspek dari self-esteem, yaitu:

1. Perasaan tentang diri sendiri

Seorang individu menerima apapun yang ada pada dirinya, merasa

nyaman dengan dirinya, apapun keadaannya. Self-est13em yang tinggi

digambarkan dengan penerimaan diri oleh individu tersebut dan

mengapresiasikan nilai-nilai sebagai manusia seutuhnya. Self-esteem

yang rendah terbentuk dari keyakinannya bahwa dirinya memiliki

keberhargaan diri yang kecil, sehingga rnembuat individu tersebut takut

untuk mencoba suatu ha!.

2. Perasaan tentang kehidupan

24

Self-esteem tinggi dinyatakan dengan menerima tanggung jawab dan

memiliki perasaan untuk mengontrol setiap bagian dari kehidupan.

Seseorang tidak menyalahkan dirinya sendiri atas semua permasalahan.

lndividu tersebut membuat harapan yang realistis dan tujuan yang dapat

diraih. Self-esteem yang rendah terwujud dari kehidupan dan apa yang

ada di dalarnnya sering di luar kendali. Seseorang dengan self-esteem

yang rendah selalu rnerasa tidak berdaya dan lemah.

3. Hubungan dengan orang lain

lndividu dengan self-esteem tinggi rnemiliki toleransi dan menghonnati

setiap orang. Tidak memaksa mananamkan keyakinan-keyakinan atau

Page 37: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

nilai-nilai yang ia miliki pada orang lain karena ia tidak membutuhkan

penerimaan dari orang lain untuk membuatnya merasa berguna. Self­

esteem rendah mencerminkan kekurangan kehormatan yang mendasar

untuk orang lain. Tidak bertoleransi kepada orang lain dan yakin orang

lain akan mengikuti kemauannya.

25

Branden (2007), menggunakan istilah 6 Pilar Self-Esteem dalam menjelaskan

aspek-aspek dari self-esteem. Enam pilar tersebut, yaitu:

1. Menjalani hidup penuh kesadaran.

Secara sadar dan peka terhapdap segala sesuatu yang menjadi bagian

dari tingkah laku, tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan sasararan hidup sebaik

mungkin apapun dengan kemampuan yang dimiliki oleh kita sesuai

dengan apa yang kita lihat dan ketahui.

2. Penerimaan diri.

Penolakan terhadap hubungan yang tidak menguntungk:an bagi diri

individu, yaitu dengan menerima, berprihatin dengan tidak mendorong

perilaku yang tidak diinginkan tetapi mengurangi terjadinya pengulangan.

3. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Bertangggung jawab agar tercapainya keinginan, pilihan-pilihan,

perbuatan, tingkah laku, kebahagiaan diri, menerima pili11an nilai-nilai

yang dianut seseorang, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Page 38: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

4. Bertindak tegas.

Kesediaan l.!ntuk tegas terhadap prinsip diri sendiri, m1:mjadi diri sendiri

secara terbuka, dan membawa diri dengan penuh menghargai terhadap

hubungan antar manusia.

5. Menjalani hidup penuh makna atau tujuan.

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk pencapaian sasaran hidup

yang sudah dipilih; sasaran belajar, menghidupi keluarga, bekerja,

memulai usaha baru, menyelesaikan masalah, menjaga hubungan

keharmonisan.

6. lntegritas personal.

26

lntegritas dari harapan-harapan kita sendiri, kepercayaan, kualitas hidup,

keyakinan, dan perilaku.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Esteem

Pernyataan Coopersmith dalam Goble (1987) memberikan penjelasan bahwa

self-esteem berkaitan juga dengan harapan-harapan seseorang. Sejumlah

orang memiliki harapan yang teralu tinggi dibandingkan dengan kemampuan

nyata mereka, dan walaupun penampilan mereka itu baik di mata orang­

orang lain, nam1,m kurang memuaskan di mata mereka senclirL Tidak teralu

mengherankan bahwa individu yang memiliki self-esteem tinggi biasanya

berasal dari orang tua yang juga memiliki self-esteem tinggi, lialliun

menurutnya juga hubungan ini·tidak bisa·teralu ·drpastikan.

Page 39: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

27

Menurut Brecht (2000), Faktor-faktor yang mempengaruhi self-esteem adalah

sebagai berikut:

1. Orang tua

Orang tua adalah sumber yang sangat mempengaruhi kualitas self­

esteem anak-anaknya. Dengan maksud-maksud yang baik, banyak orang

tua yang penuh perhatian dan kasih sayang sebenarnya justru merusak

self-esteem anak-anak mereka tanpa mereka sadari.

Menurut Coopersmith dalam Goble (1987), keluarga-keluarga mandiri

mengungkapkan perbedaan-perbedaan pendapat ataupun

l<etidaksetujuan secara terbuka cenderung memiliki keyakinan-keyal<inan

yang teguh, tetapi juga mempu dan tegas dalam memirnpin. Mereka tidak

akan pernah menoleransikan perlakukan-perlakuan yang sembrono atau

tidak sopan.

2. Tingkah laku sosial

Dengan siapa seorang individu bergaul dapat sangat mi;mpengaruhi self­

esteem. Self-esteem dapat ditingkatkan melalui kelompok, teman-teman,

yang menerima diri kita apa adanya (Brecht, 2000).

3. Budaya

Myers (1999) menggarisbawahi ada peran budaya dalam pembentukkan

pandangan individu terhadap dirinya. Budaya kolektivisme, dalam hal ini

di Indonesia di mana budaya menangis hanya dimiliki oleh kaum

Page 40: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

28

perempuan dibandingkan kaum laki-laki sangat mempengaruhi

pandangan seseorang tentang dirinya.

4. Prestasi

jika seorang individu telah mengembangkan suatu poia tertentu untuk

berprestasi dalam sejumlali bidang, maka ia cenderung akan percaya

bahvva dirinya mampu, bisa, dan akan merasa senang dengan dirinya.

Kemampuan untuk menetapkan tujuan yang rea!istis dan penghargaan

terhadap diri sendiri apa setiap langkah pencapaiannya juga merupakan

pendorong meningkatnya self-esteem.

5. Diri sendiri

Sumber paling penting yang mempengaruhi self-esteem adalah diri

sendiri. Seorang individu dapat meningl<atkan atau menurunkan harga

dirinya kapanpun ia inginkan (Brecht, 2000). Hal ini sajalan dengan

pendapat yang diungkapkan o!eh Branden (2001), jika harga diri

merupakan penilaian bahwa, suatu pikiran yang meyakini dirinya sendiri -

" maka tidak seorang pun yang dapat membangkitkan pengalaman seperti

ini kecuali diriku sendiri."

1-.. ~~·-·················-········1 l iJIN • ., .. ,.;"' i•llff! 1;i·~r1·1 -_ _,., uJ11\\ri , f,'l

---····----·-·-·-·~-~~·-~~""··~·~·~--~-~-

Page 41: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

29

2.2. Dewasa Muda

2.2.1. Definisi Dewasa Muda

H.S. Becker, dalam Personal Changes in Adult Life menyatakan bahwa

dewasa muda merupakan suatu masa penyesuaian terhadap po/a-po/a

kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Manusia

dewasa muda diharapkan memainl<an peranan-peranan baru, serta

mengembangkan sikap-sikap, minat-minat dan nilai-nilai dalam memelihara

peranan-peranannya yang baru tersebut (Mappiare, 1983).

Pengertian dewasa muda dalam beberapa buku psikologi perkembangan

menggunakan istilah adulthood. Hurlock (1980) menggunakan istilah adult

yang berasal dari kata kerja latin yang berarti "tumbuh menjadi kedewasaan."

Oleh karena itu orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan

pertumbuhan dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama

dengan orang dewasa lainnya.

Kemudian Hurlock (1980) mendefinisikan masa dewasa muda atau dewasa

dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru

dan dan harapan-harapan sosial baru. Orang-orang dewasa muda

diharapkan memainkan peran baru seperti peran suami atau isteri, orang tua;

Page 42: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

30

pencari nafkah, dan rnengernbangkan sikap-sikap baru, k1ainginanan-

keinginan, dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru.

Hal senada juga diungkapkan oleh Mappiare (1983) bahwa dewasa boleh

dikenakan kepada individu-individu yang telah rnerniliki kekuatan tubuh

secara rnaksirnal dan siap bereproduksi dan telah diharapl<an, rnerniliki

kesiapan kognitif, afektif, dan psikornotor, serta dapat diharapkan rnernainkan

peranannya bersarna dengan individu lain dalarn rnasyaral<at.

Santrock (1995) dalarn bul<unya yang berjudul Life-Span Development

rnenjelaskan bahwa kaurn rnuda (dewasa rnuda) rnerniliki pribadi yang

rnandiri dan terlibat secara sosial. Sefain itu, kaurn rnuda sudah dapat

mernbuat keputusan mengenai karir, nilai-nilai, keluarga, dan hubungan.

Menurut Papalia dan Olds (1986) rnendefinisikan dewasa rnuda sebagai

berikut:

" ... mereka membuat ban yak keputusan yang akan mempengaruhi sisa hidup mereka, mengenai kesehatan mereka, kebahagiaan mereka, dan kesuksesan mereka. Orang-Orang kebanyakan meningga/kan rumah orangtua mereka, memiliki pekerjaan yang pertama, menikah, mempunyai dan mengasuh anak-anak. Semuanya itu adalah transisi yang utama."

Selanjutnya Feldman ( 1996) rnenjelaskan secara sederhana bahwa

seseorang dapat dikatakan dewasa apabila ia telah sernpurna perturnbuhan

Page 43: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

fisiknya dan mencapai kematangan psikologis sehingga mampu hidup dan

berperan bersama-sama orang dewasa lainnya. Umumnya psikolog

menetapkan usia sekitar 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan

berlangsung sampai sekitar usia 40-45 tahun (dalam Mubin dan Cahyadi,

2006).

31

Penyesuaian diri dalam masa dewasa muda biasanya menemui banyak

kesulitan dan mengapa banyak anak muda dalam kategori ini merasakan

tahun-tahun awal masa dewasa sedemikian sulit, sehingga mereka mencoba

memperpanjang ketergantungan mereka dengan mempertahankan status

siswa atau mahasiswa (Hurlock, 1980).

2.2.2. Rentang Usia Dewasa Muda

Jeffrey Arnett (2000) mengungkapkan bahwa usia 18-25 tal1un dapat

dikatakan usia keluar dari remaja, dengan kata lain individu tersebut sudah

dapat disebut sebagai usia dewasa muda (dalam Santrock, 2002).

2.2.3. Ciri-ciri Dewasa Muda

Usia dewasa muda memiliki ciri yang menonjol nampak dalam adanya

peletakan dasar dalam banyak aspek kehidupannya, melonjaknya persoalan

hidup yang dihadapi dibandingkan dengan remaja akhir dan terdapatnya

Page 44: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

ketegangan emosi. Namun demikian, hal penyesuaian diri merupakan hal

yang utama dalam usia dewasa muda.

Sebagai kelanjutan dari masa remaja, masa dewasa muda memiliki ciri-ciri

sebagai berikut: (Mappiare, 1983)

1. Usia produktif

32

Menjadi orang tua sebagai ayah atau ibu merupakan satu di antara

peranan yang sangat penting dalam hidupnya. Apabila seseorang telah

mulai memasuki hidup berumah tangga dalam akhir masa remaja, maka

orang dewasa yang bersangkutan mempersiapkan diri mengambil

peranannya sebagai orang dewasa sejak usia dua puluhan sampai akhir

tiga puluhan.

2. Usia memantapkan letak kedudukan

Masa dewasa muda merupakan usia pemantapan letak kedudukan.

Hurlock mengatakannya sebagai periode "pengaturan" (settle down).

Dengan pemantapan kedudukannya seseorang berkembang pola

hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang

sampai akhir hayat.

3. Usia banyak masalah

Dalam masa dewasa muda banyak persoalan yang baru dimulai.

Persoalan-persoalan pokok yang terjadi dalam masa dewasa muda dapat

berupa permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan dan jabatan,

Page 45: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

permasalahan yang berhubungan dengan pemilihan teman hidup,

permasalahan yang berhubungan dengan hal-hal keuangan.

4. Tegang dalam hal emosi

Ketegangan-ketegangan emosi yang terjadi pada masa dewasa muda

adalah ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan­

persoalan yang dialaminya seperti persoalan pernikahan, jabatan,

keuangan, dan sebagainya. Ketegangan emosi terseb11t muncul secara

be1iingkat, selaras dengan intensitas persoalan yang dihadapinya dan

sejauh mana seseorang dapat mengatasi masalah-ma1:.alah yang

dihadapinya tersebut.

33

Dari uraian mengenai ciri-ciri dewasa muda yang diungkapkan oleh Mappiare

di alas, Hurlock (1980) menambahkan ciri-ciri dewasa muda, yaitu: masa

keterasingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan

nilai, penyesuaian diri dengan cara hidup baru, dan masa k.reatif.

Seseorang yang matang menurut Anderson memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(dalam Mubin dan Cahyadi, 2006)

1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego.

2. Mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja

yang efisien.

3. Dapat mengendalikan perasaan pribadinya.

Page 46: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

34

4. Mempunyai sikap yang objektif.

5. Menerima kritik dan saran.

6. Bertanggung jawab.

7. Dapat menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan yang realistis dan

baru.

2.2.4. Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Muda

Tugas-tugas perkembangan dewasa muda dipusatkan pada harapan­

harapan masyarakat dan mencakup mendapatkan suatu pekerjaan, memilih

seorang teman hidup, belajar hidup bersama dengan suami atau isteri,

membentuk suatu keluarga, membesarkan anak-anak, mengelola rumah

tangga, menerima tanggung jawab sebagai warga negara, dan bergabung

dalam suatu kelompok sosial yang cocok (Hurlock, 1980).

Sependapat dengan Hurlock, R. J. Havinghurst (1953) dalam Mappiare

(1983), menemukan rumusan tugas-tugas perkembangan clalam masa

dewasa muda, sebagai berikut:

1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau isteri).

2. Belajar hidup bersama dangan suami atau isteri.

3. Mulai hid up dalam keluarga atau hidup berkeluarga.

4. Belajar mengasuh anak.

5. Mengelola rumah tangga.

Page 47: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

6. Mulai bekerja dalam suatu jabatan.

7. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak.

8. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilaii-nilai pahamnya.

Dari rumusan mengenai tugas-tugas perkembangan dewasa muda di atas,

penulis memilih beberapa dari tugas-tugas perkembangan tersebut yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu memilih teman

bergaul sebagai calon pasangan hidup, mulai hidup dalam keluarga atau

berkeluarga, bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak, dan

memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya.

2.3. Apartemen

2.3.1. Definisi Apartemen

Di Indonesia apartemen, kondominium, flat dikenal dengan istilah rumah

susun. Berdasarkan Undang-undang No. 16 Tahun 1985 pasal 1 ayat 1:

35

"Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi da/am bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama."

Mengacu pada Undang-undang No. 16 Tahun 1985 pasal 1 ayat 1 tesebut,

Soebagjo (1993) mengartikan rumah susun sebagai suatu pengertian yang

Page 48: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

juridis dari bangunan gedung bertingkat, yang mengandung sistem

kepemilikan perseorangan dan hak bersama, yang digunakan untuk hunian

atau bukan hunian, secara mandiri ataupun secara terpadu sebagai satu

kesatuan sistem pembangunan.

36

Menurut Sidharta, Djamali, Sabarini, Parthiana, dan Gunawan (1980), rumah

susun adalah bangunan bertingkat yang dibagi dalam bagian-bagian di mana

setiap bagian distrukturkan sedemikian rupa hingga masing-masing bagian

itu secara fungsional mewujudkan suatu kesatuan yang berdiri sendiri

sebagai suatu perumahan yang lengkap.

Dari pengertian rumah susun yang diutarakan kemudian muncul istilah

apartemen yang menurut Soebagjo (1993) pada dasarnya adalah suatu

sistem yang terdiri dari kepemilikan yang terpisah-pisah atati unit-unit

individual dalam bangunan berunit majemuk.

Menurut Komarudin (1997), saat ini di Indonesia dikenal dengan beberapa

tipe rumah susun, antara lain:

1. Rumah susun mewah yang penghuninya sebagian besar tenaga kerja

asing.

2. Rumah susun golongan menengah yang dihuni oleh masyarakat

berpenghasilan menengah ke alas.

Page 49: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

3. Rumah susun sederhana yang dihuni oleh masyarakat golongan

berpenghasilan menengah ke bawah.

37

4. Rumah susun murah yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah

ke bawah.

Jadi, pada prinsipnya apartemen, kondominium, flat pada dasarnya adalah

rumah susun mewah.

2.4. Gaya Hidup

2.4.1. Definisi Gaya Hidup

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995):

"Lifestyle adalah suatu ringkasan membangun po/a teladan dalam

hidup yang digambarkan o/eh individu dalam meluangkan waktu dan

uangnya. Gaya hidup mencerminkan aktivitas, mine.if, dan pendapat

seseorang."

Hal ini hampir sama dengan definisi yang diungkapkan oleh Mowen (1998):

"Lifestyle menandakan bagaimana seorang individu hidup, bagaimana

mereka membelanjakan uang mereka, dan bagaimana mereka

menga/okasikan waktu mereka."

Page 50: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

Alfred Adler menemukan istilah lifestyle pada 50 tahun yang lalu untuk

menunjukkan seseorang membentuk dirinya dan jalan yang diambil untuk

meraihnya. Selanjutnya Loudon dan Bitta (1993) mendefinisikan lifestyle:

" .... suatu po/a teladan yang unik dari hidup seseorang yang

mempengaruhi dan cerminan perilaku konsumsi se.seorang."

38

Menurut Susanto (2006), gaya hidup adalah perilaku sesef)rang yang

ditunjukkan dalam aktivitas, minat, dan opini khususnya yang berkaitan

dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup adalah

frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan

konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. T1~rutama

bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehing~1a gaya hidup

sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain,

berkaitan dengan status sosial yang diproyeksikannya. Untuk merefleksikan

image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yan(I sangat berperan

dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.

Kajian tentang gaya hidup banyak dilakukan oleh berbagai bidang ilmu. llmu

psikologi konsumen menggunakan analisis gaya hidup untuk mendapatkan

gambaran kepribadian yang dapat diterapkan dalam penentuan strategi

pemasaran dan promosi. Dalam psikologi, gaya hidup umumnya dipahami

sebagai tata cara atau kebiasaan pribadi dan unik dari individu.

Page 51: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

Takwin (2006) berpendapat bahwa gaya hidup dipahami gebagai adaptasi

aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan

untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Kepribadian dianggap

sebagai penentu gaya hidup. Oleh karena itu, kepribadian setiap manusia

adalah unik, begitu pula dengan gaya hidup. Gaya hidup clipahami sebagai

tata cara yang mencerminkan sikap-sikap dan nilai dari seseorang (clalam

Alfathri Adlin, 2006).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan gaya hidup adalah pola tingkah laku individu yang unik yang

berkaitan dengan penggunaan waktu dan uang yang merupakan cara

individu menjalani hidupnya, berkaitan dengan citra diri seseorang, dan

bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain.

2.4.2. Pengukuran Gaya Hidup

39

Dengan mengukur gaya hidup peneliti bidang pemasaran clapat lebih

mengkhususkan segmen targetnya. Gaya hidup digunakan untuk segmentasi

pasar karena memberikan pandangan luas dan kehidupan sehari-hari tentang

konsumen. Segmentasi gaya hidup mulai mengelompokkan orang-orang

terhadap produk, mengklasifikasikan mereka kedalam tipe !Jaya hidup yang

berbeda-beda.

Page 52: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

40

Menurut Engel dkk (1995), pendekatan yang digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada konsumen dengan

mengukur gaya hidupnya adalah sebagai berikut:

1. Analisis Psikografis

Psikografis adalah teknik utama yang digunakan oleh peneliti perilaku

konsumen sebagai ukuran operasional dari gaya hidup. Engel dkk (1995)

mendefinisikan psychographics adalah suatu istilah yang sering

digunakan sebagai pengganti pengukuran AIO, atau pernyataan untuk

menguraikan aktivitas, minat, dan opini dari konsumen.

2. AIO (activities, interests, and opinions)

Beberapa peneliti menggunakan 'A' untuk mengartikan Attitudes, tetapi

aktifitas merupakan pengukuran gaya hidup yang lebih baik karena

aktifitas mengukur apa yang dilakukan oleh individu.

Komponen AIO didefinisikan oleh Reynolds dan Darden (dalam Engel

dkk, 1995) sebagai berikut:

"An activity is a manifest action such as viewing a medium, shopping in a store, or telling a neighbor about a new service. Although these acts are usually observable, the reasons for the actions are seldom subject to direct measurement. An interest in some object, event, or topic is the degree of excitement that accompanies both special and continuing attention to it. An opinion is a spoken or written "answer" that a person gives in response to stimulus situations in which some "question" is raised. It is used to describe interpretations of other people, anticipations concerning future events, and appraisals of the rewarding or punishing concequences of alternative course of action."

Page 53: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

41

Dari uraian di atas terlihat bahwa aktifitas sebagai tindakan nyata seseorang

walaupun aktifitas ini biasanya dapat diamati, alasan untu~: aktifitas tersebut

jarang dapat diukur secara langsung. Interest atau minat adalah tingkat

kesenangan akan topik yang menyertai perhatian khusus rnaupun terus-

menerus pada seseorang. Opini adalah jawaban lisan atau tertulis yang

diberikan individu sebagai respon terhadap stimulus sema<:am pertanyaan

yang diajukan, juga digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan,

dan evaluasi serta kepercayaan dari mengenal maksud orang lain.

Tabel 2.1. Kategori Gaya Hid up AIO (Engel dkk, 19!~5, ha! 453)

AKTIFITAS MINAT OPINI

Pekerjaan Keluarga Diri pribadi

Ho bi Rumah lsu sosial

Kegiatan sosial Pekerjaan Politik

Liburan Komunitas Bisnis

Hi bu ran Rekreasi Ekonomi

Keanggotaan klub Mode Pendidikan

Komunitas Makanan Prociuk

Berbelanja Media Masa depan

Olahraga Prestasi Kebudayaan " Sumber: Joseph T. Plummer, ·rhe Concept and Appftcation of Life Style Segmentatron, Journal of Merketing 38

{January 1974), 34. Reprinted from The Journal of Marketing Published by The American Marketing Association.

Page 54: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

2.4.3 Segmentasi Gaya Hidup

Susianto (1993) membuat segmentasi atau pengelompokkan gaya hidup

berdasarkan 6 segmen. Segmentasi tersebut adalah sebagai berikut:

Segmen 1: Hura-hura

Tipe orang pada kelompok ini adalah mereka yang selalu terlibat dengan

orang lain. Mereka lebih menyukai kegiatan yang sifatnya "hura-hura"

dibandingkan dengan kegiatan sosial yang sifatnya membantu orang lain.

Dalam mengikuti suatu kegiatan mereka tidak ingin serius terlibat. Mereka

senang dengan keramaian kota.

Segmen 2: Hedonis

42

Subjek dalam segmen ini adalah orang-orang yang mengarahkan

aktivitasnya untuk mencapai kenikmatan hidup. Sebagian besar perhatiannya

ditujukan pada Jingkungan di Juar rumah. Jika ada sedikit rnasalah, subjek

tersebut langsung keluar rumah. Mereka mudah rnendapatkan teman tetapi

masih "memilih-millh" dalam berteman, ingin menjadi pusat perhatian. Oleh

karena itu mereka tidak segan-segan untuk membeli barang yang mahal dan

waktu luangnya mereka gunakan untuk "main". Mereka dai'i keluarga yang

sangat mampu dan mereka mendapat uang saku dan fasilitas yang serba

kecukupan.

Segmen 3: Rumahan

Pada kelompok ini adalah individu yang banyak menghabis.kan waktu di

rumah. Penuh perhatian pada keluarga dan lingkungan rurnah, kurang aktif

Page 55: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

43

dalam bergaul. Biasanya banyak menghabiskan waktu luangnya untuk

membaca. Waktu luangnya atau pada saat liburan banyak digunakan

bersama keluarga mencari ketenangan dari keramaian kola. lndividu tersebut

pernuh perhitungan dalam membelanjakan uangnya.

Segmen 4: Sportif

Tipe orang dalam segmen ini adalah tipe orang yang senang berolahraga.

Mereka menyediakan waktu khusus dan berusaha mendapat prestasi dalam

berolal1raga, berusaha untuk tampil mandiri, tidak teralu mementingkan

penampilannya. Mereka juga terbuka terhadap kritikan dan cukup punya

perhatian pada keadaan rumah.

Segmen 5: Orang Kebanyakan

Tipe orang pada segmen ini adalah orang-orang yang bertipe cenderung hati­

hati dalam bertingkah laku. Mereka adalah orang-orang yang cenderung tidak

ingin bertentangan dengan mayoritas, sehingga mereka kurang berani untuk

menjadi inisiator.

Segmen 6: Sosial

Subjek dalam kelompok ini adalah orang-orang yang peka terhadap

kebutuhan orang lain. Banyak melibatkan diri pada l<egiatan-kegiatan yang

sifatnya sosial. Mereka adalah orang-orang yang produktif, sampai waktu

luangpun dipakai untuk kegiatan yang bermanfaat.

Page 56: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

44

2.5. Kerangka Berpikir

Setiap individu memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda.

Perbedaan inilah yang menjadikan setiap individu juga meimiliki penghargaan

alas dirinya sendiri dan mengembangkan gaya hidup yanu berbeda-beda.

Penghargaan diri orang dewasa muda yang memilih tinggal jauh dari orang

tua, mereka dapat mengambil keputusan secara mandiri, mengatur jadwal

dan kepentingan sendiri, kesempatan untuk mengeksplorasi tempat baru,

mencoba hal-hal baru, dan adanya privasi menambah sifat khas tersendiri

dari setiap individu, termasuk di antaranya memilih aparternen sebagai

ternpat tinggal.

Konsep penghargaan terhdap diri sendiri ini mengacu pada teori yang

dikemukakan oleh Goble (1987), menjelaskan bahwa harga diri meliputi

kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan,

prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan.

Menurut Minchinton (1993) salah satu aspek dalam self-esteem adalah

hubungan dengan orang lain, dengan kata lain individu melakukan sosialisasi

dengan orang lain. Takwin (2006) memahami gaya hidup s13bagai adaptasi

aktif individu terhadap kondisi sosial untuk memenuhi kebutuhan

bersosialisasi dengan orang lain.

Page 57: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

45

Oleh karena itu, pemilihan gaya hidup seorang individu beirkaitan dengan

penghargaan diri yang dimiliki oleh setiap individu. Bagaimana seorang

individu menghargai dirinya sendiri berdasarkan gaya hidup yang ia pilih dan

ia jalani. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi self-e•steem dan gaya

hidup orang dewasa muda penghuni apartemen, serta mengapa mahasiswa

dewasa muda memilih apartemen sebagai salah satu dari gaya hidupnya.

Dari gambaran di atas tampak cukup jelas bahwa pemilihan gaya hidup akan

memberikan beberapa pengaruh terhadap self-esteem pacla dewasa muda,

seperti meningkatnya rasa percaya diri, kemandirian, yakin pada penilaian

dan gagasan-gagasannya, membina hubungan yang sehat dengan orang

lain, serta berani menentukan sesuatu sendiri, sehingga individu tersebut

memandang dirinya sebagai manusia yang berkompeten dan merasa dirinya

sebagai manusia yang berharga.

Pemilihan gaya hidup ditambah dengan faktor lingkungan, teman-teman,

kegiatan sehari-hari memiliki pengaruh terhadap self-esteem dewasa muda

penghuni apartemen. Untuk meringkas uraian dari kerangka berpikir di atas

dapat dilihat pada bagan 2.1 di bawah ini.

Page 58: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

46

Bagan 2.1 Self-Esteem dan Gaya Hidup Dewasa Muda Penghuni Apartemen

DEWASA DNGGALDI MUDA 'ARTE MEN

SELF-ESTEEM

' '

SELF-ESTEEM ~F-ESTEEM POSIT IF NEGATIF

- Percaya diri - Rendall diri - Merasa berharga - Merasa tidak berharga - Memiliki kebanggaan - Tidak memiliki

kebanggaan

• Hura-hura • Hedonis

GAYA • Rumar1an HIDUP • Sportif

• Orang kebanyakan • Sosial

Page 59: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

BAB3

METODOLOGI PENELITIAl\I

Pembahasan dalam bab ini meliputi penjabaran mengenar jenis penelitian.

metode pengumpulan data, subjek penelitian, dan prosedur pengumpulan

data. Di mana data yang diperoleh dalam penelitian ini akan menjawab

pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana gambaran self-esteem dan gaya

hidup orang dewasa muda penghuni apartemen.

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Data yang ingin dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tentang gambaran

self-esteem dan gaya hidup orang dewasa muda penghuni apartemen. Dari

ungkapan tersebut jelas bahwa yang dikehendaki adalah suatu informasi

dalam bentuk deskripsi. Karena informasi tersebut dalam bentuk deskripsi,

maka penulis berusaha untuk menemukan makna yang berada dalam konsep

tersebut, sehingga penelitian ini lebih sesuai jika menggunakan pendekatan

kualitatif.

Page 60: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

48

3.1.2. Metode Penelitian

Self-esteem dan gaya hidup yang dimiliki oleh orang dewasa muda penghuni

apartemen yang terjadi pada individu biasanya sangat bersifat subjektif, maka

dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian eksploratif dengan

menggunakan metode studi kasus yang merupakan salah satu bagian dari

penelitian kualitatif. Di dalam studi kasus, data atau hasilnya tidak disajikan

menggunakan angka-angka atau data statistik, melainkan mengolah dan

menghasilkan data yang sifatnya deskriptif.

Studi kasus sangat bermanfaat ketika penulis merasa perlu memahami suatu

kasus spesifik, orang-orang tertentu, kelompok dengan karakteristik tertentu,

ataupun situasi-situasi unik secara mendalam, dan dapat rnenggambarkan

secara lengkap berbagai gejala dan proses prilaku manusia serta peristiwa­

peristiwa khusus.

Metode studi kasus memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari

pendekatan studi kasus ini dapat diperoleh pemahaman secara menyeluruh

dan mendalam tentang fenomena yang akan diteliti. Dengan menggali lebih

dalam mengenai kepribadian seseorang, yaitu dengan mernperhatikan

keadaannya sekarang, pengalamannya di masa lalu, latar belakang dan

lingkungannya, kita dapat mengetahui mengapa seseorang bertingkah laku

Page 61: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

49

seperti itu (Sevilla, 1993). Kekurangannya adalah penelitian ini memerlukan

waktu yang agak lama dan menggunakan sumber-sumber yang lebih luas.

3.1.3. Definisi Operasional dan lndikator

Berdasarkan landasan teori yang ada maka yang menjadi variabel dalam

penelitian ini adalah self-esteem dan gaya hidup.

Berdasarkan konsep-konsep teori pada bab sebelumnya maka penulis

merumuskan definisi operasional yang merupakan pengert.ian secara

operasional mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Self-Esteem atau harga diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya

sendiri, yang ditandai dengan menghormati diri sendiri, bertanggung

jawab, bersikap tegas, dan perasaan berharga yang melnjadi penentu

perilaku.

Aspek yang menjadi definisi self-esteem berasal dari Branden (2007).

yaitu menjalani hidup penuh kesadaran (sadarterhadap tujuan, tingkah

laku, dan nilai hidup), penerimaan diri (menerima diri apa adanya),

bertanggung jawab terhadap diri sendiri, bertindak tegas (tegas terhadap

prinsip sendiri secara terbuka), menjalani hidup penuh tujuan, dan

integritas personal (harapan-harapan diri, kepercayaan, dan perilaku).

Page 62: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

50

2. Gaya hidup adalah pola tingkah laku individu yang unik, berkaitan dengan

penggunaan waktu dan uangnya, serta citra diri seseorang yang ingin

dipersepsikan oleh orang lain.

Berdasarkan pendapat dari Susianto (1993), teradapat 6 segmen gaya

hidup, yaitu: hura-hura, hedonis, rumahan, sportif, orang kebanyakan, dan

sosial.

3.2. Pengambilan Subjek

Penulis menggunakan 4 orang untuk dijadikan subjek pene,Jitian.

Pengambilan subjek pada penelitian ini dilakukan secara non-probability

sampling, dilakukan dengan sistem bola salju atau berantai (snowball

sampling). Pada teknik bola salju ini pengambilan sampel dilakukan secara

berantai dengan meminta informasi tentang calon subjek penelitian pada

orang yang sudah diwawancara atau dihubungi sebelumnya, demikian

seterusnya (Nasution, 1995).

Dalam pelaksanaannya penulis melakukan contact person pada salah satu

penghuni apartemen. Melalui contact person penulis dihubungkan dengan

para calon subjek penelitian, setelah itu baru dilakukan proses wawancara

terhadap para subjek tersebut.

Page 63: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

51

Subjek yang diambil mempunyai ciri-ciri karakteristik yan9 sudah ditentukan,

kriteria tesebut sebagai berikut:

1. Mahasiswa pribumi berusia 18-25 tahun

2. Tinggal jauh dari orang tua

3. Belum menikah

4. Sudah menghuni apartemen selama 1 tahun.

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini ingin mengetahui self-esteem dan gaya hidup para subjek,

maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, yaitu

wawancara yang menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara

tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan opened-closed-probing, bertujuan

untuk menjaga agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian

(Suharsimi, 2002). Wawancara tersebut bersifat fleksibel, banyak mengupas

informasi, dan dapat diadaptasi dengan situasi individual. Semua hal tersebut

merupakan kelebihan dari wawancara.

Selain menggunakan wawancara, penulis juga menggunakan metode

observasi atau pengamatan sebagai penunjang. Observasi memungkinkan

penulis memperoleh data tentang hal-hal yang dengan berbagai sebab tidak

Page 64: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

52

dapat diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam proses

wawancara.

Hal yang diobservasi dalam penelitian ini adalah penampilan fisik subjek,

sikap terhadap pewawancara, ekspresi verbal, serta ekspresi non-verbal.

3.3.2. lnstrumen Pengumpulan Data

Arikunto Suharsimi (2002) menjelaskan bahwa lnstrumen penelitian adalah

ala! atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam men!Jumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Untuk

mempermudah penulis dalam pengumpulan data, maka pe•nulis

menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data, yaitu pedoman

wawancara, lembar observasi, dan tape recorder.

Berikut adalah blue print tentang gambaran self-esteem:

Tabel 3.1 Blue print wawancara gambaran se/f-13steem

No. Komponen lndikator 1. Menjalani hidup penuh a. Menyadari dan menghargai fakta-fakta

kesadaran realistis. b. Menyadari kelebihan clan kekurangan

diri. c. Menyadari kesalahan-kesalahan dan

berusaha untuk memeerbaikinva.

Page 65: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

53

d. Membuka diri atas kritikan dari orang lain -- ·--

2. Penerimaan diri. a. Menerima fakta-fakta diri sendiri b. Memaafkan dan menghargai diri

sendiri. d. Menilai dan mencintai diri sendiri. --e. Memegang kendali atas emosi diri.

3. Bertanggung jawab a. Bertanggung jawab atas terhadap diri sendiri. memprioritaskan waktu.

b. Bertanggung jawab atas perbuatan dan tinal<ah laku. c. Bertanggung jawab atas pilihan nilai-nilai. --

4. Bertindak tegas. a. Tegas terhadap prinsip diri sendiri. b. Bebas mengungka12kan 12endaQat. d. Membawa diri dengan menghargai hubungan antar manusia.

5. Menjalani hidup penuh a. Memiliki produktivitas (berkompetisi,

_J_tujuan. prestasi, bekeria, membuka usaha). b. Pencapaian sasaran belaiar (cita-cita). c. Disiolin diri.

6. 11ntegrasi personal. a. Haraoan-haraoan diri vana realistis.

I b. Kepercavaan diri. --c. Keberhargaan dalam l1idup.

Untuk memperoleh data mengenai segmentasi gaya hidup, penulis

menggunakan pedoman wawancara mengenai segmentasi gaya hidup.

Adapun blue printwawancara segmentasi gaya hidup adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Blue print wawancara segmentasi gaya hidup

No ·--"'' -----···-----~-----·- -·--- inctikator-----~, Komponen

1. Aktivitas sehari-hari a. Selalu terlibat dengan orang lain. b. Senang pada keramaian kota. d. Perhatian lebih besar pada lingkungan I di luar rumah.

Page 66: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

54

,-;:; Ho bi a. Beraktivitas untuk mencapai 12. kenikmatan hidUQ. --b. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan sosial. c. Mengikuti organisasi cli dalam maupun di luar kami::ius. d. Senang dan menyediakan waktu

----~-·-

khusus untuk berolah ra1ia. 3. Peran teman dan a. Banyak menghabiskan waktu di rumah

keluarga (apartemen)

b. Memiliki kedekatan emosional dengan teman dekat atau sahabat. c. Penuh perhatian pada keluarga dan memiliki kedekatan emo8ional dengan anggota l<eluarga.

4. Waktu luang a. Meluangkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat. b. Berkegiatan di akhir pekan bersama teman atau keluarga. c. Melakukan perawatan tubuh secara khusus.

5. Menggunakan uang a. Penuh perhitungan dalam menaaunakan uang b. Tidak segan membeli barang mahal dan bermerk agar menjacli pusat perhatian. c. Mengalokasikan dana tertentu untuk perawatan tubuh secara ~:husus.

Pedoman wawancara berlaku sebagai acuan dalam proses wawancara agar

tidak menyimpang dari tujuan penelitian, mengingatkan kernbali pada aspek-

aspek yang perlu digali dari subjek, serta memudahkan penulis untuk

mengelompokkan dalam melakukan analisis data. Pedoman wawancara ini

disusun berdasarkan konsep-konsep teoritis yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan diteliti.

Page 67: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

55

Lembar observasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting,

menerangkan lebih lanjut data yang berpengaruh dalam proses wawancara.

Hal-hal yang dicatat dalam lembar observasi adalah identitas subjek, tempat

berlangsungnya wawancara, lamanya wawancarci berlangsung hal-hal yang

terjadi selama wawancara yang mungkin berpengaruh kepada hasil

wawancara, penampilan subjek secara keseluruhan, respon-respon subjek

dalam menyampaikan informasi atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan,

serta sikap subjek terhadap pewawancara.

Alat perekam digunakan untuk memudahkan penulis mengulang kembali

hasil wawancara agar memungkinkan memperoleh data yc:1ng utuh sesuai

dengan yang disampaikan oleh subjek dalam wawancara.

Page 68: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

BAB4

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Umum Subjek

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek

I Karakteristik I Subjek

Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek4

! Nama HL JN KT JM ' I r-··------- - ..

! Usia 19 tahun 20 tahun 20 tahun 22 tahun i

i Anak Anak ke 3 Anak ke 2 Anak ke 2 Anak ke 3 I ke .... dari. ... dari 3 dari 2 dari 4 dari 3 '1 bersaudara --i: Agama Kristen Islam Kristen Kristen

i i Jenis kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki

" ...

! Jurusan Akutansi Jurnalistik Design Design ' Interior Interior i i Semester 5 3 7 7 i ~

: Tempat Denpasar Sukabumi Pontianak Bog or 1 tinggal asal · Alasan Dekat Dekat Dekat Tidak sengaja tinggal di dengan dengan dengan apartemen kampus kampus kampus

i Lama tinggal 2 tahun 1 tahun 3 tahun 3 tahun ' c_.__ ______ - --

Page 69: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

57

Dari tabel di atas dilihat bahwa dari keempat subjek penelitian berasal luar

Kota Jakarta. Selain itu terdapat 2 orang yang sedang menjalankan kuliahnya

pada semester VII serta berasal dari fakultas dan jurusan yang sama. Secara

keseluruhan terdapat 3 orang subjek memiliki alasan memilih dan tinggal di

apartemen berdasarkan letak yang startegis (dekat dengan kampus) dan 1

orang memiliki alasan memilih dan tinggal di apa1iemen atas

ketidaksengajaan.

1. Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 1

2. Perempuan 3 -·----

Total 4

Dari tabel di atas dilihat bahwa berdasarkan jenis kelaminnya, secara

keseluruhan subjek penelitian ini didominasi oleh perempu.an sebanyak 3

orang, sedangkan untuk laki-laki sebanyak 1 orang dengan persentase.

Page 70: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

2. Subjek Berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Gambaran subjek berdasarkan usia

No. Usia Jumlah --

1. 18-21 tahun 3

2. 21-25 tahun 1 ---··--- ----·-~-----~

Total 4

Dari tabel di atas dilihat bahwa berdasarkan usia subjek penelitian, secara

keseluruhan subjek penelitian ini didominasi oleh usia 18 s;ampai 21 tahun

sebanyak 3 orang, sedangkan untuk usia 21 sampai 25 tallun sebanyak 1

orang.

4.2. Presentasi Data

1. Persentase Segmentasi Gaya Hidup dan Self-Esteem

Tabel 4.4 Persentase Gaya Hidup

No_ Segmentase Jumlah 1. Hura-hura 1 2. Hedon is 1 3. Rumahan 2 4_ Sportif 0 5. Orang kebanvakan 0 6. Orang untuk orang lain 0

Total 4

Dari bagan tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup yang diperoleh dari

subjek penelitian adalah gaya hidup rumahan sebanyak 2 orang dan gaya

58

Page 71: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

59

hidup yang persentasenya rendah adalah gaya hidup hura-hura dan hedonis

(masing-masing satu orang).

Tabel 4.5 Faktor-faktor Self-Esteem

No. Faktor HL JN KT JM 1. Orang tua (keluarga) - v - v

2. Tingkah laku sosial v v v v

3. Budaya - - - -4. Prestasi v - - -5. Diri sendiri - - v -

Dari bagan tersebut menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan

mempengaruhi self-esteem adalah faktor tingkah laku sosial, dalam hal ini

mencakup lingkungan sekitar, kelompok, teman-teman sepergaulan, dan

kegiatan pertemanan yang dilakukan subjek, serta faktor dominan

selanjutnya yang mempengaruhi self-esteem adalah faktor orang tua atau

keluarga.

4.3. Analisis Subjek

4.3.1. Analisis Subjek 1

Matahari pagi bersinar sangat cerah pada Hari Sabtu pukul 10. Hari itu

penulis melakukan wawancara dengan seorang gadis berinisial HL. Penulis

melakukan wawancara di apartemen HL yang berada di Richmond Tower.

Gadis ini langsung menyambut penulis sambil berkata, "Aduh ... sori

Page 72: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

yaa .... hehehehe .... Aku baru bangun niy pas ditelpon tadi. Yuk ... masuk.

Duduk dulu yaa ... " la masuk kembali ke kamarnya untuk beberapa men it.

Sambil menunggu HL keluar kamar, penulis sedikit mengamati keadaan

ruang tamu di apartemen HL. Ruang tamu tersebut menyatu dengan ruang

makan dan di sisi sebelah kiri dari pintu masuk terdapat dapur dan kamar

mandi yang bersebelahan. Unit apartemen yang dihuni oleh HL terdapat 3

kamar tidur dengan ukuran yang berbeda-beda. Secara keiseluruhan

apartemen yang ditempati oleh HL terlihat terawat dengan sangat baik,

tergambar dari ruang tamu yang bersih, tenang, rapi, dan nyaman.

4.3.1.1. Gambaran Kehidupan Subjek

60

HL adalah seorang mahasiswi semester 5 Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi dari Universitas Pelita Harapan (UPH). Sehari-harinya ia

menjalankan kegiatan kuliah dari Hari Senin hingga Hari Kamis. Anak ke 3

dari tiga bersaudara ini dari kecil hingga ia SMA tinggal bersama orang tua

dan kakak-kakaknya yang berada di Pulau Bali. Namun sekarang HL menjadi

seorang mahasisiwi yang mengharuskannya tinggal jauh dari keluarga,

khususnya orang tua, dan sahabat-sahabatnya semasa SIVIA. Dari awal ia

menjadi seorang mahasiswi, HL memilih untuk tinggal di apartemen

sederhana yang berada tepat di sebelah gedung kampus UPH dan sudah

menempati apartemen tersebut selama 2 tahun 3 bulan. Kegiatan sehari­

harinya HL lalui bersama teman-teman atau kekasihnya. Jadwal kuliah yang

Page 73: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

61

tidal< teralu padat juga membuat HL cukup banyak memiliki waktu luang.

Karena cukup memiliki waktu luang sehari-hari dan akhir pekan kegiatan

perkuliahan pun juga libur maka HL tidak jarang menghabiskan waktu luang

tersebut untuk berjalan-jalan di mall atau hanya sekedar rnengajak teman-

temannya datang ke unit apartemen yang ia sewa untuk rnenonton film

kesukaan mereka atau sekedar beristirahat dari segala kegiatannya selama

satu minggu di apartemennya.

"Alw kalo ke mall pa/ingan cuma nonton aja sama temen2. tapi sebenernya aku lebih seneng diem di aparlemen aja." (22 September 2007)

Selain pergi ke mall untuk berakhir pekan, HL juga memiliki tempat favorit

yang menjdi pilihannya untuk ia kunjingi bersama teman-teman. Tempat

favorit HL untuk berkumpul di dekat lingkungan apartemennya, yaitu di

Benton atau di Taman Sari hanya sekedar untuk menyaksikan life music atau

ngobrol-ngobrol, biasanya ia lalui bersama teman atau kekasihnya.

Ke rind uannya pada orang tua dan sahabat-sahabatnya semasa SMA jug a

membuat HL terkadang merencanakan untuk pulang ke Bali melepas rindu,

berkumpul bersama keluarga, dan meluangkan waktu bersama teman-taman

lamanya.

Page 74: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

62

4.3.1.2. Hobi

HL memiliki kemahiran dalam memainkan alat musik piano. Kemahirannya

berawal dari hobi yang tidak sengaja ditularkan oleh ibunclanya sewaktu HL

masih anak-anak. lbunda HL yang seorang guru piano memgajarkan HL

bermain piano dan HL pun akhirnya memiliki hobi yang sama. Seketika HL

langsung menanggapi bahwa ia pernah menjadi salah satu peserta

pendukung konser piano pada saat ia masih kanak-kanak. lni menjadi suatu

prestasi tersendiri bagi HL dalam bidang musik. Namun keterbatasan waktu

dan fasilitas yang kurang mendukung HL untuk terus mengasah kemampuan

dari hobinya tersebut, sekarang ini HL tidal< lagi bermain piano seperti dulu

dan ia pun meragukan kemampuannya bermain piano tidal< sebagus pada

saat ia masih kecil.

4.3.1.3. Peran Teman dan Keluarga

Dalam berkegiatan sehari-hari HL biasa melaluinya bersama teman-teman

terdekatnya. Namun ia menyatakan,

"Walaupun aku pun ya temen deket ta pi aku ga punya sahabat di sini. Sahabatku yaaa .... temen-temen aku waktu di Bali." (22 September 2007)

HL memiliki kriteria untuk memilih teman baik. Baginya teman yang baik itu

adalah teman yang memiliki ketulusan hati untuk berteman, bukan teman

Page 75: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

yang l1anya sekedar mengambil keuntungan tetapi baginya teman juga

tempat berkeluh kesah.

"Kriterianya, yaa itu ... aku cari temen yang pure, bener-bener pengen temenan sama aku. Bukan cuma kalo lagi butuh aja baru cari aku, yang kaya gitu aku ga mau." (22 September 2007)

Hubungan HL dengan teman-teman satu unit apartemen cukup individual,

63

dalam arti jika mereka sudah kembali ke apartemen mereka langsung masuk

ke kamar masing-masing.

Di antara anggota keluarga HL memiliki hubungan yang sangat dekat dengan

mamanya, begitu ia memanggil ibunya dengan sebutan mama. HL bisa

sangat terbuka dengan ibunya mengenai banyak hal. HL pun tidak segan-

segan untuk curhat mengenai hubungan dengan kekasihnya.

4.3.1.4. Menggunakan Uang

Setiap bulannya HL menerima kiriman uang saku bulanan dari orang tuanya.

Uang saku tersebut ia gunakan untuk membayar uang sewa bulanan

apartemen, membayar listrik dan gaji pembantu, membeli makanan sehari-

hari, serta membeli kebutuhan pribadi. Adapun kebutuhan pribadi yang ia beli

adalah kebutuhan seperti perlengkapan mandi, buku-buku f(uiiah, sampai

l<epada kebutuhannya membeli barang-barang fashion.

Page 76: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

64

4.3.1.5. Alasan Tinggal Di Apartemen

Tinggal di apartemen bagi HL merupakan suatu hal yang IJaru karena

sebelumnya ia belum pernah tinggal jauh dari keluarganya. HL pun menyikapi

lingkungan barunya dengan senang hati. Dari awal tinggal di apartemen ia

bertemu dengan teman satu unit apartemen yang menyenangkan dan tidak

membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan lingkungan

barunya tersebut.

Image apartemen yang bebas sempat membuat orang tua HL sedikit

khawatir. Kedua orang tua HL melihat keamanan apartemEm sifatnya hanya

menyeluruh, maksudnya satuan pengamanan dari apartemen bertugas hanya

mengawasi kendaraan yang masuk dan keluar dari komple~ks apartemen.

Karena sifat apartemen yang individual membuat petugas l{eamanan juga

harus menghargai privasi dari masing-masing penghuni apartemen. Menurut

HL rumah kos yang ada di perumahan pun sebenarnya tidak berbeda jauh

dengan apartemen hanya saja bentuk dan lingkungannya yang berbeda.

"Kato rumah kosan dibilang gak bebas .. .juga gak ... Menurut aku bebas itu tergantung dari orangnya masing-masing." (22 SEiptember 2007)

Alasan HL memilih apartemen daripada rumah kos adalah pertimbangan efisiensi dan efektifitas waktu, sangat dekat dengan kampus.

"Du/u dah mau ngekos di perumahan tapi ka/o di sana aku harus naik bis du/u kalo mau ke kampus, repotjadinya. Yaudah aku pilih di apartemen aja. Kato di apartemen kan deket ke mana-mana. Kato mau

Page 77: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

65

ke kampus tingga/ ja/an aja, gak musti repot-repot harus naik bis." (22 September 2007)

Dengan tinggal di apartemen HL mengakui bahwa ia merniliki kebebasan

tersendiri. Kebebasannya ia utarakan dalam contoh yang ia alami selama ia

menempati apartemen. Petugas keamanan yang berjaga tidak memberikan

tanda khusus bagi orang yang bukan penghuni apartemen. Namun bagi HL

kebebasan tersebut dapat dilakukan dalam berbagai ha! tergantung dari

individu masing-masing bagaimana ia manggunal<an kebebasannya.

"lya ... di sini emang bebas. Tapi ka/o aku bilang sih ... kita dah bayar mahal untuk tinggal di apartemen masa setiap orang yang dateng masih juga diawasin sampe ke dalem apartemen ... yang ada nanti orang-orang pada males dateng ke apartemen karena itu kan salah satu bentuk privasi." (22 September 2007)

4.3.1.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup

HL mengartikan gaya hidup sebagai cara seseorang menjalani hidupnya.

"Ga ya hidup itu .... apa ya ... ?? menurut aku sih gaya hid up itu cara hid up kita yang kita jalanin. Gimana kita ngelaksanainnya sehari-hari." (22 September 2007)

HL juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup, yaitu

faktor lingkungan dan pertemanan. Namun bagi HL faktor yang sangat

mempengaruhi gaya hidupnya adalah teman. Dengan siapa ia berteman

maka HL cenderung mengikutinya. Contohnya, HL pernah memiliki teman

yang senang mengajaknya pergi ketempat-tempat hiburan di Jakarta, salah

satunya ke tempat karaoke. Namun pertemanan mereka tidak berlangsung

Page 78: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

66

lama. Ada kejadian tertentu yang membuat mereka tidak lagi berteman dekat.

Setelah mereka tidak lagi berteman dekat, HL menyadari bahwa

menghabiskan waktu luangnya hanya di apartemen ternyata membuatnya

lebih nyaman.

Selama HL menjadi seorang mahasiswi ada perubahan gaya hidup yang ia

jalani. HL merasa lebih individual dibandingkan dengan dulu ketika ia masih

SMA. Dalam menyikapi hidup HL menjadi sedikit dewasa /<arena semakin

beragam teman-teman yang ia temui di lingkungan apartemen ataupun di

kampus.

4.3.1.7. Menjalani Hidup Penuh Kesadaran

Ke/ebihannya da/am bidang non-akademik adalah kemampuannya bermain

piano namun kemampuannya itu tidak ia kembangkan lebih lanjut. Kelebihan

da/am bidang akademik HL pun tidak menjelaskan secara rinci karena ia

berpikir bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan dalam ha/ akademik. HL

cukup manga/ami kesulitan dalam menjawab ketika ia ditanya apa yang

menjadi kekurangannya. Butuh waktu sekitar satu menit untuk HL

mendapatkan kata-kata yang pas untuk mengutarakan kek1Jrangannya. la

menuturkan yang menjadi kekurangannya adalah sikap plin-p/an atau mudah

dipengaruhi o/eh teman-temannya.

Page 79: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

67

Tak jarang pula HL mendapat kritikan dari orang tua dan temen-temannya.

Dalam menerima kritikan tersebut ia sikapi dengan sangat terbuka. Menurut

HL kritikan adalah sebuah masukan untuk ia menjadi orang yang lebih baik

lagi walaupun terkadang kritikan itu terasakan "pedas" dan menyakitkan hati,

HL tetap akan menunjukkan bahwa dirinya dapat berubah menjadi individu

yang lebih baik lagi.

4.3.1.8. Bertindak Tegas

Dalam kehidupan pertemanannya ia mengalami beberapa kejadian yang

membuatnya belajar untuk membuat ketegasan dalam diri. Pada awal ia

menjadi mahasiswi ia berteman dekat dengan salah satu teman sekelasnya.

HL menilai bahwa temannya ini seru untuk diajak ngobrol. Lambat laun teman

dekatnya mulai menunjukkan sifat yang suka semena-mena pada HL.

Berteman dengannya membuat HL tidak lagi memiliki waktu luang yang

dapat ia gunakan sekedar untuk beristirahat di apartemennya. Kerenggangan

hubungan pertemanan mereka dimanfaatkan HL untuk membangun

ketegasan dalam dirinya. la belajar untuk berkata "tidak" bi!a teman dekatnya

mengajak HL untuk pergi disaat ia membutuhkan waktu untuk sendiri.

Permasalahan dengan teman dekatnya ini sempat membuat HL merasa

down. Namun ia cepat bangkit dari kesedihannya itu dan mencoba untuk

bercerita pada teman yang lain. Teman-temannya yang lain memberikan

Page 80: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

68

masukan untuk mencari teman yang bisa menghargai pendapat dan privasi

pada diri HL.

4.3.1.9. Penerimaan Diri

Setelah kejadian itu, HL termasuk orang yang tidak teralu memikirkan

masalah teralu lama. Setiap ia menghadapi suatu masalah, hal pertama yang

ia rasakan adalah cuek. la tidak ingin lagi terbebani dengan kesedihan dan

terus memikirkan masalahnya.

"Aku sebenernya termasuk orang yang sabar. hehehe ... tapi fiat-fiat juga sih kondisinya. Aku jadi emosi, ga sabaran kalo ada orang yang le/et, nunggu orang kelamaan. Jadi kalo aku /agi emosi aku jangan ditanya-tanya, nanti juga reda sendiri emosinya." (2:2 September 2007)

Penulis menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan sikapnya jika ia

melakukan kesalahan. HL menjelaskan bahwa ketika ia melakukan suatu

kesalahan baik kesalahan kecil ataupun kesalahan yang dianggapnya besar,

HL cenderung untuk meyalahkan dirinya sendiri. Bentuk dari menyalahkan

diri sendiri HL berkata dalam hati pada dirinya sendiri atau HL

mengungkapkannya dengan menangis.

Sekarang ini HL menilai dirinya sendiri sebagai orang yang kurang memiliki

l<epercayaan diri. Bersama teman-teman SMA subjek HL merasakan

kepercayaan diri yang tinggi, berbeda ketika ia sudah menjadi seorang

Page 81: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

mahasiswi dan memiliki teman-teman dekat yang baru. HL menuturkan

bahwa kehidupan pertemanannya sekarang lebih individual.

69

Pada dasarnya HL adalah orang menerima diri apa adanya ia menerima

dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ia miliki. la bersyukur pada

Tuhan atas apa yang sudah ia miliki selama ini. Gadis perpotongan rambut

pendek ini juga mengatakan bahwa ia mencintai dirinya. HL mencintai dirinya

dengan cara menjaga sikap di depan orang lain.

Secara tidak langsung dari pernyataannya mengenai perteimanan

mengungkapkan bahwa HL memiliki ketakutan untuk dijauhi dan ditinggalkan

oleh teman-temannya. Pernyataan tersebut diperkuat dengan ungkapannya

yang menuturkan bahwa HL merasa berharga bila ia dapat melakukan sendiri

kegiatan sehari-harinya dan tidak mengikuti temannya-temannya. HL

beranggapan bila ia sedikit menjauh dari teman-temannya maka teman­

teman HL akan merasa sedikit kehilagan dirinya dan menganggap bahwa HL

sudah bisa mandiri.

4.3.1.10. Bertanggung Jawab Pada Diri Sendiri

Selama 2 tahun tinggal di apartemen, HL memang melalui l<egiatannya tanpa

pengawasan langsung dari orang tuanya. Oleh karena itu, bagi HL ia

bertanggung jawab penuh atas semua kegiatan dan sikap yang ia lakukan di

Page 82: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

70

luar ataupun di dalam apartemen. HL mendapatkan kepercayaan penuh dari

orang tuanya untuk tinggal mandiri guna menyelesaikan pendidikan tingginya

sehingga HL tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya.

4.3.1.11. Menjalani Hidup Penuh Tujuan

Ketika ditanya mengenai prestasi-prestasi apa saja yang sudah ia raih

selama ini, HL sempat berpikir sambil menutupi mulutnya dengan beberapa

jari dan mengalihkan pandangan matanya ke arah langit-langit apartemen.

Hanya beberapa detik HL berpikir untuk menjawab. HL mengakui bahwa

dirinya tidak memiliki prestasi dalam bidang akademik namun dengan

kemahirannya bermain piano penulis membantunya mengingat kembali

dengan mengungkapkan kemampuannya bermain piano. Mungkin saja ia

mengukir prestasi melalui kemampuannya tersebut dengan mengikuti

perlombaan. Seketika HL menanggapi bahwa pernah menjadi salah satu

peserta pandukung konser piano pada saat ia masih kanak .. kanak.

Dalam menentukan cita-citanya, HL bukan orang yang memiliki cita-cita

khusus. la hanya ingin suatu kelak nanti ia memiliki pekerjaan yang dapat

menghasilkan uang banyak. Di benaknnya terpikirkan untuk meneruskan

usaha orang tuanya yang bergerak dibidang penjualan peralatan butik, salon,

atau supermarket. Dua orang kakanya juga sudah bekerja dan mengikuti

jejak orang tuanya. Namun sebelum ia meneruskan usaha orang tuanya

Page 83: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

tersebut ada keinginan dalam diri HL untul< melanjutkan pendidikan di luar

negeri bila ia sudah mendapatkan gelar 81 nya nanti.

71

Pada saat HL menjawab pertanyaan mengenai prestasi al<ademik, ada salah

satu teman satu apartemen HL yang keluar kamar. Temannya ini seorang

perempuan yang memiliki tinggi badan tidak teralu tinggi dan postur tubuh

yang kecil. Gadis ini memiliki mata yang besar, berambut panjang terurai,

beralis mata tebal, dan berhidung mancung. Saat itu ia me:ngenakan busana

tidur tidak berlengan berwarna ungu tua dan beraksen tunik di bagian depan.

Kesan pertama yang muncul di benal< penulis adalah gadi:s ini berparas

cantik dan sepertinya menarik bila ia dijadikan subjek penHlitian oleh penulis.

4.3.1.12. lntegritas Personal

HL mengutarakan pendapatnya mengenai harga diri. HL membutuhkan

beberapa detil< untuk berpikir. Akhirnya ia mengatakan bahwa harga diri

adalah bagaimana pandangan orang lain terhadap kita, sel'.)erapa besar kita

dipandang oleh orang lain. HL juga menjelaskan contoh dari harga diri dan

kembali lagi ia berbikir beberapa detik. la bertopang dagu sepertinya ia

berpikir untuk mencari kata-kata yang tepat untuk mengun~1kapkannya.

Selama ia tinggal di apartemen HL tidal< merasakan adanya perubahan harga

diri dalam dirinya. Hanya saja lingkungan yang berbeda dengan semasa ia

Page 84: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

72

SMA. Selama ia tinggal di apartemen dan berkuliah sekarang HL merasakan

lingkungan yang sangat individual.

"Hhmmmm .... aku gak ngerasa ada perubahan harga diri. Biasa aja tuh ... sekarang kebanyakan individual, jarang juga yang kumpul-kumpul sama orang." (22 September 2007)

Letak kepercayaan diri HL berada pada saat HL dimintai pertolongan oleh

teman-temannya untuk membantu mereka menerjemahkan tugas Bahasa

lnggris. Teman-teman HL menganggap bahwa kemampuan Bahasa

lnggrisnya paling baik di antara lingkungan pertemanan mt~reka. HL merasa

bahwa ia dianggap memiliki kemampuan dan dibutuhkan oleh teman-teman

walaupun HL sendiri mengakui kemampuan Bahasa lnggrisnya tidak teralu

baik.

Sebaliknya, bentuk dari ketidakpercayaan dirinya yaitu segala sesuatu yang

berhubungan dengan penampilannya. HL memiliki teman-t1~man yang pintar

bersolek ketika mereka ke kampus ataupun pergi jalan-jalan ke mall. Namun

HL kurang memiliki kemampuan bersolek seperti teman-ternannya. Oleh

karena itu, ia bisa merasa tidak percaya diri seharian bila ada teman yang

mengritik penampilan dirinya ketika ia ke kampus ataupun sedang berjalan

beriringan dengan teman-temannya yang berpenampilan sangat cantik dan

menarik.

Page 85: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

73

Situasi yang dapat membuat HL merasa rendah diri adalal1 situasi ketika HL

merasa tertinggal pelajaran dibandingkan teman-temannya. HL menyesali

mengapa ia tidak belajar untuk menyusul pelajaran yang t1~rtinggal. Selain itu,

HL juga merasakan rendah diri pada situasi yang berbeda. la menjadi sangat

minder dibandingkan dengan teman-temannya dalam masalah tinggi badan.

HL memiliki tinggi badan sekitar 158 cm lebih pendek dibandingkan dengan

teman-teman lainnya yang memiliki tinggi badan di atas 160 cm sehingga bila

HL berjalan berdampingan dengan teman-teman lainnya HL merasa bahwa ia

memiliki tinggi badan terpendek. Beda halnya ketika HL masih bersekolah di

Bali. Teman-teman SMAnya terdahulu memiliki tinggi badan yang hampir

sama dengannya.

Selama dua tahun lebih HL tinggal di apartemen tidak membuatnya merasa

bangga atau merasa lebih percaya diri. la menuturkan bahwa yang

membuatnya bangga adalah ia berasal dari Bali yang semua orang bahkan

sampai ke luar negeri terkenalnya.

4.3.1.13. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self-Esteem

Menurut HL yang mempengaruhi harga dirinya adalah teman dan kegiatan

pertemanannya. Hal ini terungkap dari pernyataannya demikian,

"Misa/nya aku tahu temen aku gak menghargai aku, .saat itu aku juga harus bisa mikir, ihhh .... kenapa ya dia gak menghargai aku. Aku harus

Page 86: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

74

gimana biar aku dihargain dia berarti aku harus mangubah sikap biar dihargai sama dia." (22 September 2007)

Bagan 4.1 Alur Gambaran Self-Esteem dan Gaya Hidup HL

DEWASA o\JGGALD/ MUDA ARTEMEN

SELF-ESTEEM

SELF-ESTEEM 13F-ESTEEM POS!TIF EGATIF

- Percaya diri ketika - Rendah diri dimintai tolong oleh - Merasa tidak bernarga teman-temannya. - Tidak memiliki

- Memiliki kebanggaan kebang9aan yang terletak pada asal daerahnya.

GAYA HIDUP " ~[ • Rumah:=J

Page 87: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

4.3.2. Analisis Subjek 2

Kali ini subjek yang penulis wawancarai adalah teman satu apartemen dari

subjak HL. Pada akhir wawancara penulis dengan HL, penulis berkenalan

dengan teman satu apartemen HL, JN inisialnya.

75

Beberapa menit kemudian JN keluar dari kamarnya dan langsung

menghampiri penulis dan berjabat tangan, "Aduh mba' ... sori banget nih ... aku

baru bangun .... Duduk dulu ya ... aku sarapan du/u. Maaf ni/1 mba' ... aku /agi

gak puasa. Hehehehe .... "

Siang itu jam dinding berwarna biru tua menunjukkan pukul 11 .45 WIB.

Sepuluh menit penulis menunggunya sarapan tiba-tiba dari arah salah satu

kamar terdengar dering telepon dan disambut dengan teriakan suara seorang

pria. Pria itu sambil membuka sedikit pintu agar suaranya t,isa terdengar

sampai keluar, "HL. . .!!! ada telepon nih. .. " Dari arah ruang rnakan HL lari

terburu-buru menuju kamarnya dan segera masuk ke dalarn kamar dan

dengan cepat HL menutup pintu kamarnya. Tidak lama seh:llah itu HL dan

pria tersebut keluar dari kamar dan langsung menu ju ruang makan.

Tepat pukul 12.00 peneliti dan JN melakukan wawancara. Begitu ia duduk,

JN dengan spontan menyilangkan kedua kakinya ke atas sofa. Di tangan

kirinya ia menggenggam segelas air minum dan di tangan kanannya

Page 88: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

menggenggam sebungkus rokok beserta pemantik api. Di atas meja sudah

terdapat sebuah asbak berbentuk dadu berwarna kuning.

4.3.2.1. Gambaran Kehidupan Subjek

JN adalah seorang mahasiswi semester 3 jurusan Jurnalistik pada

76

Universitas Pelita Hara pan (UPH). la sudah menempati salah satu kamar di

apartemen selama 1 tahun 2 bulan. Anak kedua dari dua bersaudara ini

dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sudah terbiasa berpindah-pindah

tempat tinggal. Ayahnya bekerja pada perusahaan minyak. yang

mengharuskannya bertugas dan tinggal di beberapa negara yang ditunjuk

sehingga membuat JN terbiasa hid up dan tinggal di aparte,men. Semasa

SMAnya JN juga sempat tinggal jauh dari orang tuanya karena ia bersekolah

di salah satu sekolah swasta islam yang ada di daerah Karawaci sehingga

membuat JN juga tidak asing lagi dengan lingkungan di daerah tersebut.

Statusnya sebagai mahasiswi, membuat JN menyusun jadwal k.uliah dan

menentukan jumlah SKS-nya sendiri. Dalam seminggu jadwal kuliahnya, JN

memiliki satu hari yang pada hari itu terdapatjeda waktu kuliah sekitar 4 jam.

JN memiliki sekitar 20 orang teman dekat yang berada satu kampus

dengannya sehingga jeda waktu kuliah yang panjang terselJut ia gunakan

untuk duduk-duduk di kantin, mengobrol, atau makan bersama dengan

teman-teman di kampus ataupun mereka mencari tempat lain di luar kampus.

Page 89: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

IWi

Kegiatan JN setelah kegiatan perkuliahan selesai ia gunal<an untuk

mengobrol bersama teman-teman sebelum ia kembali ke apartemennya.

Setelah di apartemennya JN meluangkan wal<tu untuk menonton film,

menegerjakan tugas kuliahnya, atau pergi mencari makan.

Waktu luang ketika akhir pekan biasa JN gunakan untuk berjalan-jalan

bersama teman-temannya di mall atau sekedar minum kopi di cafe.

"Weekend biasanya pergi ke Jakarta. Kalo keluar P<~lingan kumpul bareng sama temen-temen, jalan bareng, ngopi-ngopi, ngobrol­ngobrol. Trus kalo ketemu sama temen biasanya ke PIM, Seney, ke Kemang, a tau gak ke rumah temen." (23 September 2007)

4.3.2.2. Hobi

77

Kegemarannya mencari makanan-makanan yang unik dan enak membuat JN

memiliki hobi berjalan-jalan mencari tempat-tempat yang menjajakan

makanan yang ia lakukan bersama keluarga ataupun teman-temannya. Tidak

heran setiap JN memiliki waktu luang pasti ia gunakan untuk memuaskan

hobinya tersebut.

4.3.2.3. Peran Teman dan Keluarga

Dari 20 orang teman dekatnya, ada 4 orang yang memiliki tiubungan yang

lebih dekat dengan JN. Dalam pertemanan JN memiliki kriteria tersendiri.

Page 90: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

78

Baginya kriteria teman yang cocok bila orang tersebut tidak memiliki sifat

yang "aneh-aneh".

"Maksudnya yang sejalan sama aku mikirnya. Karena jujur aja .... aku orangnya suka main-main tapi aku tau kapan aku harus serius dan aku tau di mana batasan-batasan aku." (23 September 2007)

Bagi JN teman memiliki arti yang sangat besar. JN tinggal jauh dari keluarga

karena semua keluarganya bertempat tinggal di daerah Sukabumi, Jawa

Baral. Oleh karena itu JN menjadikan teman-temannya sebagai pengganti

keluarga selama ia berkuliah di universitas yang berada di wilayah Karawaci.

JN memilki hubungan yang sangat dekat dengan teman-temannya. Setiap

hari JN selalu melalui kegiatan bersama dengan 20 orang teman dekatnya.

Walaupun beberapa kali mereka memiliki permasalahan tetapi mereka

menyikapinya dengan dewasa. Kehidupannya yang santai dan selalu

dikelilingi oleh teman-teman yang banyak dan perl1atian padanya tercermin

dari pengalamannya yang mendapatkan kejutan dihari ulang tahunnya yang

ke 19 tahun. la pun lidak menyangka bahwa teman-teman sangat menyangi

dirinya.

Anak ke 2 dari 2 bersaudara ini memiliki hubungan yang dekat satu sama lain

dengan anggota keluarga lainnya. Namun hubungan dekatnya memiliki arti

yang berbeda-beda. Hubungan dekat yang terjalin antara JN dan ibundanya

sebatas sejauh mana JN memberikan perkembangan men9enai kesehatan

Page 91: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

dan kebutuhan sehari-harinya. Dengan kakak perempuannya JN sangat

dekat sehingga membuat JN dapat terbuka menceritakan apa saja yang

sedang ia alami dan rasakan. Kedekatan JN dengan ayahandanya terletak

pada dunia pendidikan yang sedang dijalani oleh JN.

79

Setiap anggota keluarga JN memiliki aktifitas yang berbeda-beda dan mereka

berjauhan satu sama lain. Ayahnya yang tugas di luar negeri, lbu yang tinggal

di Sukabumi, kakak perempuannya juga tinggal dan bekerja di Sidney,

Australia, dan JN sendiri berkuliah di Karawaci. Bila ada kesempatan liburan

yang berbarengan waktunya seperti lebaran mereka gunakan untuk

mengobrol, bercerita tentang bagaimana kegiatan masing-masing dalam

pekerjaan atau perkuliahan.

4.3.2.4. Menggunakan Uang

Penulis memperhatikan tubuh JN nampak sangat terawat. l\ilulai dari ram but

hitam yang tebal, kulit secara keseluruhan khususnya kulit wajah yang bersih

dan mulus, kuku-kuku jari tangan yang terawat dan terselimuti dengan cat

kuku transparan. Hal ini menandakan bahwa JN termasuk orang yang

memperhatikan perawatan tubuhnya. Penampilan tubuhnya yang terawat

dengan baik ini memang didukung oleh kebiasaannya untuk merawat diri di

salon dan JN juga melakukan perawatan tubuhnya sendiri.

Page 92: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

80

"Kadang-kadang aku suka ke salon. Jaman aku masih SMA aku seminggu bisa 3 kali ke salon, asal punya duit sedikit aku pergi nyalon, memanjakan diri. Pa/ingan kalo sekarang ke salon cuma untuk potong ram but a tau gak krimbat doang." (23 September 2007)

Ketika ditanya mengenai uang saku bulanannya ia habiskan untuk apa, JN

menjawab dengan tersipu-sipu dan sedikit mengembangkan senyum kecil di

sudut bibirnya bahwa ia gunakan untuk membeli rokok. JN juga menuturkan

bahwa satu bungkus rokok isi 16 batang habis dalam satu atau dua hari.

Kebiasaan merokok JN sudah dijalaninya sejak ia masih SMA. JN

menceritakan mengapa ia menjadi seorang perokok bahwa pengaruh

terbesar bagi dirinya datang dari kakak perempuannya yang merokok dan

pada saat itu sudah berkuliah. Bermula dari rasa penasaran yang dirasakan

oleh JN ditambah lagi dengan pengaruh yang kuat dari kakaknya, JN

memberanikan diri untuk mencoba menghisap batang rokok pertamanya.

Lambat laun merokok menjadi kebiasaannya sampai sekarang dan sudah

diketahui oleh ibundanya. Namun JN tetap merahasiakan clari ayahnya.

Sungguh mengejutkan bahwa ibunda JN tidak melarang JN untuk merokok.

Namun ibunda JN memperingatkannya untuk mengurangi jumlah batang

yang JN hisap setiap hari. Gadis bertubuh mungil ini juga mengatakan bahwa

ibundanya juga seorang perokok.

Page 93: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

81

Selain untuk membeli rokok, uang saku yang JN dapat dari orang tua ia

gunakan untuk membeli keperluan pribadinya, seperti me111bayar uang sewa

apartemen, listirk bulanan, gaji pembantu, membeli perlengkapan kuliah,

makanan, susu, vitamin, produk perawatan tubuh,dan membeli pulsa

hand phone.

Uang saku bulanannya juga ia gunakan untuk berbelanja perlengkapan

make-up, membeli baju, tas, dan sepatu. Dalam membeli produk fashion

yang ia pakai sehari JN tidak mementingkan merk dari barang yang akan ia

beli. JN mengaku bahwa ia bukan individu yang harus berbelanja dan

mengenakan produk-produk fashion yang bermerk terkenal dan berharga

mahal. la juga tidak sungkan untuk memberitahu penulis bahwa ia juga sering

pergi ke pasar yang menjual barang-barang bekas seperti di Pasar Senen

dan Pasar Baru. JN juga tidak sungkan dan merasa gengsi bila ia

mengenakan baju yang ia beli dari pasar tersebut. Bahkan JN merasa

bangga bila ia mengenakan baju bekas dan mendapat respon yang baik dari

teman-temannya. Baginya menemukan dan meml?eli barang-barang unik

walaupun bekas memiliki kepuasan tersendiri.

Walaupun ia tidak merasa gengsi memiliki baju-baju bekas dan ia kenakan

sehari-hari, JN tetap menilai penampilan adalah bagian dari dirinya yang

harus ia perhatikan. Dengan kata Jain, bagi JN penampilan itu penting. Gadis

Page 94: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

82

ini menjelaskan pendapatnya lebih lanjut bahwa penampilannya sehari-hari

harus dapat membuatnya nyaman untuk beraktifitas dan £Jaya

berpenampilannya dipengaruhi oleh lingkungan. Kebiasaannya untul<

bepergian atau berakhir pekan bersama teman-teman menjadikan JN enggan

mengenakan baju yang sama dalam satu atau dua minggu. ia juga

memisahkan pakaian-pakaian mana yang ia pakai ke kampus dan bepergian

bersama teman-temannya.

Kebiasaan JN untuk bepergian atau berakhir pekan bersarna teman-teman

terungkap bahwa ia juga tidak jarang mengunjungi tempaHempat disko yang

berada di Kota Jakarta. JN mengatakan bahwa dirinya dan teman-teman

pergi ke tempat disko dua kali dalam satu minggu atau bila ada acara-acara

tertentu namun pada saat bulan puasa ia mengunjungi ternpat disko satu kali

dalam dua minggu.

"Aku juga pisah-pisahin baju, oh .. .ini baju buat dipake ke kampus, ini baju untuk pergi ke ma/em minggu, ini baju buat ke cafe, sama ini buat pergi ke disko ..... hahahahaha ..... !!!" (23 September 2007)

Dalam memanjakan tubuhnya JN melakukan lulur untuk tubuh tiga kali dalam

satu minggu. Dan yang paling menjadi andalannya dalam berpenampilan

adalah bagian wajah dan rambut panjangnya yang hitam dan lebat. Oleh

karena itu, JN selalu menggunakan make-up dan mencatok rambutnya

sebelum ia pergi ke kampus ataupun pergi bersarna teman-temannya.

Page 95: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

83

4.3.2.5. Alasan Tinggal Di Apartemen

Orang tua JN yang sering bertugas l<e luar negeri membuatnya beberapa kali

merasakan tinggal di apartemen. Pada saat JN kelas 1 SMA ia beserta

keluarganya pernah tinggal di Malaysia karena ayahnya SE>dang ditugaskan di

Malaysia. Mereka tinggal dalam satu apartemen yang sed13rhana.

Tinggal di apartemen memang bukan menjadi hal baru bagi JN namun tinggal

di apartemen sendiri tanpa keluarga itulah yang menjadi hal baru bagi JN. la

harus berbagi apartemen dengan beberapa orang yang baru kenal, ia juga

banyak belajar bagaimana menghadapi sifat-sifat orang yang berbeda-beda.

Karena bagi JN semakin sering ia bertemu dengan orang lain maka semakin

besar kemungkinannya mereka memiliki masalah.

JN menceritakan mengenai kebiasaan dan gaya hidup orang-orang yang

tinggal di apartemen. Kebanyakan dari mereka termasuk JN memilih tinggal

di apartemen, yaitu pertama, lokasi yang sangat dekat den1~an kampus

tempat mereka berkuliah; Kedua, mereka tidak perlu lagi repot-repot dan

berlama-lama menunggu bis untuk pulang atau sekedar memcari makan

malam mereka; Ketiga, kehidupan apartemen yang sangat individual;

Keempat, tinggal di apartemen membuat mereka merasa tidak diawasi

secara langsung oleh keluarga maupun pemilik apartemen (bagi yang

Page 96: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

84

menyewa) dan pihak keamanan maupun management apartemen sehingga

mereka merasa bebas keluar masuk pada jam berapapun.

Selain keefektifan waktu dan lebih dekat dengan kampusnya, tinggal di

apartemen bagi JN juga merupakan salah satu bentuk dari gaya hidupnya.

"Mungkin kalo aku gak tinggal di apartemen, aku gc:1k bisa ngelakuin apa aja yang mau fakuin. Ada keterbatasan-keterbatasan aja." (23 September 2007)

4.3.2.6. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Pengertiannya mengenai gaya hidup adalah bagaimana setiap orang

menjalankan hidupnya dengan caranya masing-masing. Faktor-faktor yang

mempengaruhi gaya hidup JN adalah lingkungan, teman-tE~man, dirinya

sendiri, dan ayahandanya. JN menjelaskan mengapa ia menjadikan ayahnya

sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidupnya adalah

ketakutan JN jika ia mengecewakan ayahandanya.

JN menjelaskan bahwa ia mengalami perubahan gaya hidup dari sebelum ia

tinggal di apartemen dan akhirnya ia tinggal di apartemen t;anpa keluarganya.

Perubahan yang ia rasakan adalah perubahan mengenai k13bebasan waktu

yang ia miliki.

"Bisa dibilang ... aku kaya kuda Jepas dari kandang, /-lehehehe ..... walaupun ada kebebasan yang aku rasain sekarang,. aku tetep ngebatasin diri aku ... tapi aku bebas." (23 September 2007)

Page 97: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

85

4.3.2.7. Menjalani Hidup Penuh Kesadaran

Suatu bakat yang diberikan Allah swr pada dirinya membuat JN memiliki

istilah sendiri dalam mengungkapkan kelebihannya. Kesenangannya menulis

puisi, karangan, atau cerita pendek menginspirasi JN mernilih jurusan

jurnalistik guna menyelesaikan pendidikan tingginya. Terbersit dalam diri JN

untuk mengirim tulisannya ke media cetak namun ia kurang memiliki

kepercayaan diri untuk itu sehingga tulisan-tulisan yang ia buat hanya

menjadi koleksi pribadinya. Sebaliknya, JN menuturkan kekurangannya

adalah ia termasuk orang yang moody dalarn bersikap. Sifat moody tersebut

dapat rnernpengaruhi dirinya mengawali aktifitasnya sehari-hari. Tidak jarang

pula ia rnendapatkan kritikan dari ternan-ternannya mengenai sikapnya yang

dipengaruhi oleh mood.

JN cukup rnerniliki penilaian yang teguh tentang dirinya. Ql,eh karena itu, JN

mengatakan bahwa dirinya sulit menerirna kritikan dari orang lain. la

berusaha untuk tetap mempertahankan pendapat mengenai dirinya sendiri

walaupun banyak kritikan yang ia dapatkan. Tetapi pada situasi lain, JN

rnernikirkan kritikan-kritikan yang datang pada dirinya. Pada akhirnya JN

rnenilai bahwa kritikan adalah salah satu bentuk dari proses pembelajaran.

Page 98: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

86

4.3.2.8. Bertindak Tegas

Berhubungan dengan dirinya yang cukup sulit menerima kritikan dari orang

lain sehingga membuat JN bertahan pada pendapatnya mengenai dirinya

sendiri. Ada kalanya JN juga bersikap tegas untuk hal-hal tertentu.

Kesenangannya berjalan-jalan bersama teman-teman ke pusat perbelanjaan,

cafe, dan lainnya membuat JN mampu bersikap tegas pada dirinya untuk

tidak mengikuti kesenangannya. Hal tersebut disebabkan !<arena didukung

oleh rasa tanggung jawab yang besar terhadap kedua orang tuanya untuk

menjalankan kuliah dan mendapatkan prestasi yang tidak mengecewakan

orang tuanya.

4.3.2.9. Penerimaan Diri

Pada saat penulis menanyakan pertanyaan mengenai bagaimana ia menilai

dirinya sendiri. JN terdiam beberapa detil< seraya berpikir dan mencari kata­

kata yang tepat untuk diungkapkan. Dengan singkat JN menilai dirinya

sebagai individu yang menyenangkan dan dewasa sebelurn waktunya. JN

menuturkan bahwa di mana pun dirinya berada, ia selalu dapat membuat

orang Jain senang berada di dekatnya.

Dari keseluruhan mengenai pandangannya tentang dirinya :sendiri, JN

mengakui bahwa ia menerima segala kelebihan dan kekurangannya.

Page 99: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

87

"/ya. Aku terima kalo aku moody, aku terima diri aku apa adanya. Dan itu pun jadi salah satu opini aku, 'Ka/o misalnya gue kaya gini yaudah gue emang kaya gini,' gitu. Kalo orang ada yang gak terima dan gak suka, yaa .. . terserah ... Mungkin itu salah satu dari ke/wrangan aku juga sih." (24 September 2007)

JN merasakan berharga dan memiliki kebanggaan dalam hidupnya ketika ia

melakukan sesuatu yang baik dan membuktikan bahwa dirinya mampu

memegang kepercayaan yang diberikan oleh orang tuanya untuk kegiatan

yang baik dan mandiri dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya sehingga

dirinya juga dihargai oleh orang lain.

Kebanggaannya dalam pertemanan terletak pada banyaknya jumlah teman

yang ia miliki. Hal ini menjelaskan dirinya dapat membuktikan bahwa JN

memang orang yang menyenangkan. Kebanggannya yang lain terletak pada

dirinya yang berasal dari daerah luar kota Jakarta yang memiliki pemikiran

yang maju, banyak mengetahui kehidupan perkotaan. Dirinya juga bangga

memiliki keluarga yang saling menjaga hubungan dekat walaupun mereka

saling berjauhan tempat tinggalnya.

Ada kalanya ketika JN mengahadapi masalah ia menyalahflan dirinya sendiri.

Baginya masalah akan menjadi hambatan jika ia menganggap hal tersebut

masalah besar. Namun beda halnya ketika ia menghadapi masalah yang

Page 100: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

88

baginya itu adalah masalah kecil, sehingga masalah tersebut tidak teralu

menghambat dirinya.

JN termenung sambil mengembangkan senyum kecil di sudut bibirnya yang

mungil seraya ia berkata,

"Aduh ... Aku mau aku ngomong ini tapi off the record ya Kak ... " (24 September 2007)

JN merasa keberatan bila pembicaraan mengenai permasalahannya direl<am.

Untuk menjaga kerahasiaan dan kepercayaan dari subjek kepada penulis,

maka penulis menyetujui untuk tidak merekam pembicaraan pada saat itu.

4.3.2.10. Bertanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Dengan kesadaran yang penuh mengenai tugasnya menjadi seorang anak

yang harus menyelesaikan kuliahnya tepat waktu membuat JN memiliki

tanggung jawab terhadap orang tuanya. Selain itu JN juga menuturkan

bahwa tinggal jauh dari orang tua membuatnya memikul tanggung jawab atas

segala sesuatu yang ia lakukan tanpa pengawasan kedua orang tuanya.

4.3.2.11. Menjalani Hidup Penuh Tujuan

Secara akademis JN mengakui bahwa ia bukan mahasiswi yang menonjol di

kelasnya. Namun dari hasil indeks prestasi yang ia miliki untuk semester 3 ini

Page 101: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

89

ia meraih IP sebesar 3,27. JN menuturkan bahwa dirinya bukan orang yang

meraih prestasi dalam bidang non-akademis.

Pada dasarnya JN tidak memberi patokan untuk cita-cita ataupun pekerjaan

apa yang akan ia geluti nanti. la berpendapat bahwa peke1·jaan apapun yang

akan menjadi profesinya kelak, JN tidak mempermasalahkannya. Asalkan ia

menjalankannya dengan baik dan senang di bidang pekerjaan tersebut.

4.3.2.12. lntegritas Personal

Pemahamannya tentang harga diri, ia menjawab bahwa harga diri itu

priceless. Yang ia maksud dengan istilah priceless adalah harga diri

merupakan prinsip yang harus dimiliki oleh setiap orang dan tidak dapat

dibandingkan dengan nilai apapun.

"Mama pernah bilang sama aku, 'Jangan pernah meminta apapun dari orang lain.' Menurut aku itu salah satu wujud dari harga diri aku." (24 September 2007)

Ketika penulis melontarkan pertanyaan mengenai situasi apa yang dapat

membuat harga diri JN meninggi, ia sempat kebingungan untuk

menjawabnya. Namun pada akhirnya JN menjawab bahwa situasi yang

membuat harga dirinya meninggi adalah pada saat kelebihannya diakui oleh

orang lain. Selain kelebihan yang ia sadari dengan sendirinya, JN merasa

berharga ketika kelebihannya yang tidak disadari diakui oleh orang lain.

Page 102: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

90

Sebaliknya, situasi yang membuat JN merasa sangat tidak berharga pada

saat ia dimanfaatkan oleh orang lain untuk kepentingan yang sangat tidak

dapat ia tolerir.

"Oulu ada cowok yang ngedeketin aku. Eh .. .pas aku dah suka, dia ma/ah tiba-tiba menjauh dari aku. Nah ... saat itu aku ngerasa disakitin dan dibego-begoin sama dia. 'Wah ... rese banget tuh cowok! Coba kalo gue gak pemah ken al dia, kalo gue gak pemah jalan bareng sama dia ... gue gak bakal keliatan suka sama dia.' Gitu .... " (24 September 2007)

Situasi yang menjadi pemicu JN menjadi percaya diri bahkan bisa sangat

percaya diri adalah situasi baru di mana JN bertemu dengan orang-orang

baru dan juga situasi yang sifatnya kompetitif. Sebaliknya, situasi-situasi yang

dapat membuat JN merasa tidak percaya diri adalah situa~;i di mana JN

dalam mengerjakan sesuatu tidak maksimal sehingga membuatnya tidak

yakin. la merasa takutjika hasil pekerjaannya dibandingkan dengan hasil

pekerjaan orang lain yang lebih baik dari hasil kerjanya. Scitu hal lagi yang

dapat membuat JN merasa tidak percaya diri pada saat "I don't look good

and I don't feel good." Semboyan yang JN berlakukan pada dirinya ini

berkaitan dengan penampilannya bila ia pergi ke kampus maupun pergi

berjalan-jalan.

"Aku ngerasa gak PD banget pada saat aku lagi gak mood. Dah gitu ... aku juga ngerasa gak PD kalo aku ketemu man tan pacar aku dan pada saat itu aku bawa 'gandengan' yang tidak lebih oke dari mantan pacar, nah .... !tu juga bisa bikin aku minder. Perasaannya ciut aja depan man tan. Jadi .... I look good, I feel good, and I bring someone cute. Hehehehehe ...... " (24 September 2007)

Page 103: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

4.3.2.13. Faktor-faktor yang Mempengaruhi SE1lf-Esteem

Berdasarkan pernyataan-pernyataannya yang menjelaskan mengenai

penilaian dirinya JN menyimpulkan bahwa yang menjadi faktor-faktor yang

mempengaruhi harga dirinya adalah kelebihan, lingkungan, keluarga, dan

teman-temannya. Sehingga JN memiliki harapan-harapan pada dirinya.

Harapan tersebut ia jabarkan dalam pernyataannya sebagai berikut,

91

"Harapan-harapan aku .. .. . Aku bisa jadi anak perempuan kebanggaan orang tua dan ke/uarga aku. Harapan aku se/ama ini aku bisa gak ngecewain orang tua aku. Harapan aku ... aku bisa tau kapan aku harus serius dan kapan aku gak perlu serius. Aku bisa ngebuktiin prestasi akademis aku. Aku bisa .... hmmmm .... ngejr;i/anin semuanya sesuai dengan yang seharusnya aku jalanin." (24 September 2007)

Di penghujung wawancara yang dilakukan penulis dan subjek JN, penulis

menanyakan pendapatnya mengenai mahasiswa yang tinggal di apartemen.

la pun menjawab dengan sudut pandangnya yang dewasa. Menurutnya

eksklusifitas itu bukan segala atribut yang ada pada orang yang tinggal di

aparternen. Seseorang tidak dinilai dari penampilan, harta benda, ataupun

status sosial ekonominya tetapi yang menjadi seseorang terlihat eksklusif

karena orang tersebut memiliki pembawaan yang baik dan dapat

menempatkan diri sesuai dengan lingkungan di mana ia berada.

Dengan tinggal di apartemen selama satu tahun lebih membuat JN mengakui

bahwa hal tersebut meningkatkan harga dirinya. Yang dimaksud JN dalam

Page 104: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

92

hal ini adalah dirinya merasa bangga karena dapat membuktikan pada orang

tuanya dan orang lain bahwa ia mampu untuk mandiri walau ia tinggal jauh

dari orang tua. JN bangga menunjukkan diri pada orang tuanya bahwa ia

mampu untuk mengatur segala kegiatan kuliah, berbelanja bulanan dengan

jatah uang saku yang sudah ditentukan, menunjukkan batlwa dirinya masih

dapat bersenang-senang dengan teman-temannya tanpa mengganggu

kegiatan kuliah, tugas kuliah, dan prestasi akademiknya.

Page 105: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

93

Bagan 4.2 Alur Gambaran Self-Esteem dan Gaya Hidup JN

DEWASA DNGGALDI MUDA PARTEMEN

SELF-ESTEEM

SELF-ESTEEM [3F-ESTEEM POSIT IF l\IEGATJF

• - Percaya diri - Rendal1 diri - Memiliki kelebihan - Merasa tidak berharga

dalam menulis - Tidak memiliki karangan kebanggaan

- Bangga memiliki teman banyak dan keluarga yang harmonis

GAYA I• Hura-h~ HIDUP

Page 106: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

94

4.3.3. Analisis Subjek 3

Hari Kamis tepat pukul 14.00 WIB penulis melakukan wawancara dengan

seorang gadis berinisial KT. Subjek KT seorang mahasiswi Jurusan Design

Interior semester 7. la berasal dari salah satu sekolah swasta Kristen di

Pontianak, Kalimantan Bara!. Siang itu KT mengenakan k;aos berlengan

pendek berwarna putih, bergambar karakter kartun, dan mengenakan celana

jeans berwarna hijau tua. Rambut panjangnya ia tata dengan menguncir

setegah bagian dari rambutnya dan sisanya ia biarkan ter~rerai untuk

melihatkan bagian bawah rambutnya bergelombang. Saa! itu wawancara

kami lakukan di salah satu restaurant yang terletak di kompleks cafe dan

resto tepat berada di depan gedung apartemen tempat KT tinggal. KT dan

JM, mereka adalah teman satu kelas.

4.3.3.1. Gambaran Kehidupan Subjek

Subjek KT seorang mahasiswi Jurusan Design Interior semester 7. la berasal

dari salah satu sekolah swasta Kristen di Pontianak, Kalimantan Bara!. Gadis

berambut panjang ini menjabarkan bahwa ia memiliki jadwal kuliah dari Hari

Senin sampai Jumat. Kegiatannya itu sebagian besar adalc:1h kegiatan

perkuliahan. Pada semester ini KT sedang melaksanakan Kerja Praktek (KP)

di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur dan design

interior. Perusahaan tempat KT melaksanakan KP berada cli wilayah Tanjung

Duren, Jakarta Barat. Karena dirasakannya teralu jauh jaral< antara

Page 107: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

apartemennya dengan kantor ia melaksakan KP maka ia pindah kos untuk

beberapa bu Ian selama ia KP.

95

Dalam berkegiatan sehari-hari KT membiasakan diri untuk melakukan semua

kegiatannya sendiri, misalnya ia ingin membeli makan siang atau ada

keinginan untuk pergi ke mall. Namun KT dan teman-teman satu

apartemennya secara kebetulan memiliki rutinitas yang hampir bersamaan

waktunya sehingga membuat mereka tidak jarang melakukan kegiatan

bersama-sama.

KT menuturkan bahwa dirinya tipe orang yang lebih senang berada di rumah.

Jika kegiatan kuliahnya dalam satu hari sudah selesai, KT langsung pulang

ke apartemennya yang berada tepat di sebelah kampus tempat ia berkuliah.

4.3.3.2. Hobi

Anak kedua dari empat bersaudara ini memiliki hobi yang berbeda dari subjek

penelitian lainnya. KT menyenangi dan menikmati kegiatan sendiri.

Maksudnya ia senang pergi berjalan-jalan ke mall sendiri tanpa harus

ditemani oleh temannya. Hobi lainnya yaitu KT senang membaca buku-buku

yang memiliki titel Best Seller atau Based on True Story. Dan hobinya bila

sedang berada di apartemen adalah menonton koleksi film DVD yang

sebagian besar ceritanya mengisahkan kehidupan yang bersifat duaniawi.

Page 108: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

96

Waktu luang pada saat ada jeda kuliah KT menggunakannya untuk

berkumpul dan mengobrol bersama teman-temannya di pusat perbelanjaan

yang berada tepat di depan kampus, menonton TV atau film DVD di

apartemennya, atau hanya sekedar mengobrol di taman kampus.

4.3.3.3. Peran Teman dan Keluarga

KT memiliki kedekatan dengan teman satu unit apartemennya karena mereka

berasal dari daerah yang sama, yaitu Pontianak. KT mengutarakan bahwa ia

memiliki sahabat dan teman deket yang berbeda. la memiliki batasan tertentu

dengan teman dekatnya. Berbeda hubungan KT dengan sahabatnya, ia tidak

merasa sungkan dan dapat terbuka mengenai seluruh kehfdupan dan

masalah yang sedang ia alami.

KT menuturkan bahwa ia termasuk orang yang sulit menemukan teman dekat

dan sahabat baru. la sangat konsisten berhubungan dengan sahabatnya, KT

juga bercerita bahwa ia memiliki sahabat dari ia masih bersekolah di tingkat

SMA dan KT tidak ingin mencari sahabat baru di linkungan kuliahnya

sekarang. la sudah merasa sangat cocok dengan teman yang menjadi

sahabatnya dari SMA tersebut.

Page 109: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

97

Sahabat memiliki peran penting dalam kehidupan KT. la rnengaku dapat

sangat terbuka dengan sahabatnya dibanding dengan orang tuanya sendiri.

Kapan saja KT memiliki masalah, ia pasti menceritakan masalahnya pada

sahabat.

Kedudukan keluarga dalam hidup KT berada pada tingkatan yang sangat

penting. Dalam satu hari KT dan keluarganya selalu memberitahukan kabar

masing-masing dengan menghubungi melalui telepon genggam atau saling

mengirim pesan singkat. Kedua orang tuanya yang sibuk bekerja membuat

KT memiliki kedekatan emosional yang sangat dekat dengan salah satu

adiknya.

4.3.3.4. Menggunakan Uang

Dalam mengisi waktu liburannya, KT biasa pulang ke kola kelahirannya di

Pontianak atau bila ada teman yang mengajaknya berlibur bersama, ia

menghabiskan liburan bersama dengan teman-ternannya.

la juga menjelaskan bahwa dirinya senang pergi ke salon dengan intensi

seminggu dua kali untuk melakukan perawatan rambutnya yang rusak karena

pelurusan rambut dan seringnya ia menggunakan pewarna rambut.

Setiap bulannya KT menerima kiriman uang saku dari oran!l tuanya yang ia

gunakan untuk membayar uang sewa apartemen, listrik apartemen, membeli

Page 110: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

98

perlengkapan kuliah, dan berbelanja kebutuhan pribadinya seperti berbelanja

makanan kecil, produk perawatan tubuh, dan berbelanja untuk menambah

koleksi pakaiannya.

Dalam berbelanja baju, KT pada awalnya ia mementingka11 harga yang

murah namun menyampingkan kualitas dari produk yang ia beli. Lambat laun

ia beralih membeli produk berdasarkan kualitas walaupun i::lengan harga yang

tidak murah.

"Oulu gue suka betanja baju-baju murah kaya di Mangga Dua tuh ... tapi ternyata kualitasnyajuga gak bagus dan gak nyaman dipakenya. Jadinya sekarang kalo betanja baju cari yang bagus sekalian, gak papa deh mahal tapi bagus, nyaman dipake, dan awet gak cepet metar." (30 September 2007)

4.3.3.5. Alasan Tinggal Di Apartemen

Mahasiswi yang sudah tinggal di apartemen selama 3 tahun ini tidak menilai

bahwa tinggal di apartemen adalah salah satu bentuk dari ~1aya hidupnya.

Alasannya untuk tinggal di apartemen adalah letak apartemen yang

bersebelahan dengan gedung kampus dan berhadapan dengan pusat

perbelanjaan sehingga sangat memudahkannya untuk berkegiatan. Kerena

KT tinggal jauh dari orang tua dan sekarang tinggal di apartiemen

membuatnya lebih mandiri dari sebelum ia tinggal di aparternen.

Page 111: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

99

Sejak awal ia menjadi mahasiswi, KT langsung menjatuhkan pilihan tempat

tinggal di apartemen. Alasan KT memilih untuk tinggal di apartemen adalah

karena letaknya bersebelahan dengan kampus yang sangat memudahkan

dirinya menjalankan kegiatan kuliah. Alasan lainnya adalah faktor keamanan

apartemen yang bersifat 24 jam setiap hari.

4.3.3.6. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hid up

Dengan gaya dan bahasanya yang khas, KT menyimpulkan pengertian gaya

hidup menurut pemahamannya. Baginya gaya hidup adalal1 bagaimana

seseorang memposisikan dirinya sendiri di masyarakat, bagaimana individu

tersebut melihat, menilai, dan menampill<an dirinya. KT memberil<an contoh

berdasarl<an pemahamannya tersebut,

"Kato orang itu lagi pengen menampilkan gaya yang casual, yaa ... dia menampilkannya. Kato misalnya dia nyaman dengan penilaian orang yang bilang bahwa dia adalah orang yang borjuis m<1ka mungkin saja dia bergaya hidup yang brand minded. Gitu ... " (30 September 2007)

Pemahamannya mengenai gaya hidup membuatnya memilil<i l<esimpulan

bahwa gaya hidup dipengaruhi oleh fal<tor didil<an dari orang tuanya yang

selalu mengajarkan dirinya untuk selalu menghargai setiap rupiah yang

dihasill<an orang tuanya buah hasil dari l<erja l<eras dalam menjalankan

usaha. Hal ini membuatnya berpikir bila KT ingin membeli si:suatu ia harus

memprioritaskan barang yang memang harus dan penting untuk dibeli. Selain

Page 112: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

100

faktor didikan orang tua, faktor lainnya adalah teman-teman. Baginya teman-

teman sedikit banyak mempengaruhi gayanya dalam berpenampilan.

"Kalo temen-temen kita penampilannya modis otomatis kita kepengen juga berpenampilan modis kaya dia. Kadang-kadang ada juga pengaruh dari majalah. Gue suka liat-liat rubrik fas/1ionnya trus suka ada keinginan beli tas a tau baju yang kaya di majalah punya." (30 September 2007)

Apartemen adalah suasana baru bagi JN dan selama ia tinggal diapartemen

JN merasakan adanya perubahan gaya hidup yang ia jalani. KT adalah

seorang anak daerah yang datang ke Jakarta untuk meny1~fesaikan jenjang

pendidikan perguruan tinggi. Selama 3 tahun KT tinggal di apartemen, ia

merasakan adanya perubahan gaya hidup pada dirinya. Perubahan gaya

hidup tersebut terjadi karena pengaruh dari teman, pergaulan, dan

lingkungan baru yang berbeda dari sebelumnya. Teman dan lingkungan baru

yang ia alami membuat dirinya merasa sedikit ada kebeba:san dalam

mengatur waktu dan bentuk kegiatannya.

"Seka rang gak ada Jagi jam ma/em jadinya gue lebi/1 sering pergi trus pulangnya ma/em karena dulu gue kalo di rumah ao'a jam ma/em. Dah gitu, di apartemen susananya hening dan tenang b<mget. Bikin ngerasa nyaman." (30 September 2007)

Sifat apartemen yang individual memang benar adanya dan dirasakan juga

oleh gadis yang memiliki tubuh sintal ini. KT cukup selektif dalam menilai

orang lain. la mengatakan bahwa dalam menentukan teman dekat di dalam

apartemen, KT menilai teman satu unit apartemennya melalui kesan pertama

Page 113: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

101

yang muncul dari sikap dan gaya berbicara orang tersebut. Bila ia merasakan

nyaman pada kesan pertama maka KT menilai bahwa dirinya akan dapat

berteman dekat dengan orang tersebut.

Apartemen adalah lingkungan baru bagi KT sehingga pada mulanya ia

mengira bahwa seluruh mahasiswa yang berkuliah di UPH memang tinggal

dalam satu gedung yang sama, ternyata anggapannya itu salah. Apartemen

seperti layaknya rumah kos namun bentuk, fasilitas, dan lingkungannya yang

berbeda. Sudah tiga tahun KT merasakan tinggal di apartE!men dan ia juga

tidak memungkiri bahwa memang ada nilai prestis bagi penghuninya

4.3.3.7'. Menjalani Hidup Penuh Kesadaran

Pengalaman dan kebiasaanya menilai orang dari kesan pertama dan ia

buktikan bahwa penilainnya itu adalah benar membuat KT merasa memiliki

kelebihan dalam menialai orang lain. la menjelaskan dengan penuh

keyakinan mengenai kelebihannya itu.

"Kelebihan gue, gue bisa menilai orang. Cieeee ..... hehehehe ..... maksudnya, ya itu dia kebanyakan gue meni/ai orang lain dari kesan pertama dan pada kenyataannya penilaian gue tentang orang itu sama dengan sifatnya, ditambah lagi informasi yang gue a'apetin dari temen­temen yang lain tentang orang tersebut." (2 Oktober 2007)

Page 114: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

102

Gema tawa terdengar di salah sudut restaurant pada siang itu. Penjelasan KT

yang menyatakan kelebihannya menunjukkan bahwa ia adalah orang yang

percaya diri.

4.3.3.8. Bertindak Tegas

KT merasa tidak memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan pendapatnya

pada teman-teman ataupun orang tuanya. Mahasiswi design interior ini

menuturkan bahwa selama ia tinggal jauh dari orang tua, dirinya belajar untuk

tidak menyimpan sesuatu yang menyakitkan hati atau jika dirinya memiliki

pendapat maka ia langsung mengutarakan pendapatnya.

Kegemarannya membaca buku dan majalah membuat KT memiliki

pengetahuan lebih mengenai pengendalian emosi amarah. Bila emosi

amarahnya timbul, KT meredakan amarah dengan menghitung satu sampai

sepuluh dalam hati dibarengi dengan pengaturan nafas yang seimbang.

Mengapa ia berlaku demikian? KT mengatakan bahwa dirinya sering

mengalami penyesalan setelah ia meluapkan emosi marahnya dengan

membanting barang-barang yang ia miliki. Setelah melakukannya, KT

mengaku bahwa emosinya mereda, dan ia berprilaku yang sama bila emosi

amarahnya muncul.

Page 115: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

4.3.3.9. Penerimaan Diri

---- ~' -·

UlMVUi ··1 I

··"'·•.Ni f11r1•;ctyr 1 ~, n,\fl.-i 1rt I

'"-'''"~"-.. ," "-•~»--.~-"~'"""'"·-.J,

103

Dalam mengutarakan penilaian akan dirinya sendiri, KT butuh beberapa detik

meyimpulkan dirinya dalam pernyataan. Sambil memandang ke arah meja

yang terletak majalah bisnis di atasnya KT menjawab sambil menopang dagu

dengan tangan kanannya di atas meja. Gadis ini menyimpulkan bahwa

dirinya adalah seorang yang pesimis, panikan, dan mudah emosi.

Mahasiswi yang memiliki hobi membaca ini mengaku panil< bila setiap kali ia

menemukan masalah. Rasa panik tersebut mengakibatkan dirinya menjadi

menilai masalah sebagai suatu hal yang buru, KT merasa putus asa, dan sulit

untuk berpikir mencari solusi yang tepat. Kepercayaan diri dari KT terpancar

ketika ia mengungkapkan pendapat mengenai penilaiannya terhadap

masalah yang ia miliki. la berpendapat bahwa masalah merupakan tantangan

yang dijalani dan diselesaikan. KT memiliki prinsip bahwa segala sesuatu

yang terjadi karena ada suatu alasan sehingga mempengaruhi

pandangannya terhadap masalah. la menilai bahwa di balik masalah ada sisi

baiknya. Rasa menyesal pada diri sendiri juga terjadi bila ia melakukan

kesalahan. Kepanikan yang ia rasakan ketika melal<ukan kesalahan

membuatnya berpikir negatif dan akhirnya berubah menjadi menyalahkan diri

sendiri bila ia melakukan kesalahan tersebut. Dari keseluruhan perasaan dan

penilaian tentang dirinya, KT mengaku menerima segala seHuatu yang ada

pada diri apa adanya.

Page 116: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

104

4.3.3.10. Bertanggung Jawab Terhadap Diri Stmdiri

Bagi l<T yang menjadi tanggung jawab pada dirinya adalah dengan tinggal

jauh dari pengawasan kedua orang tuanya, KT bertanggung jawab atas

segala sikap, tindakan, dan prilaku yang ia lakukan. Temain-teman dan

kepercayaan yang diberikan kedua orang tuanya untuk tinggal terpisah dan

meyelesaikan pendidikan tingginya yang mendorong KT bertanggung jawab

pada diri sendiri.

4.3.3.11. Menjalani Hidup Penuh Tujuan

Berbicara mengenai cita-cita KT, ia menuturkan bahwa dirinya tidak memiliki

patokan dalam menentukan cita-citanya.

"Jalani yang terbaik, yang jelas ngelakuin sesuatu yang disuka." (2 Oktober 2007)

Namun ia memiliki harapan-harapan pada dirinya. KT men9atakan bahwa ia

berharap dapat melakukan sesuatu yang berarti, bersifat sosial, dan

membantu orang lain.

4.3.3.12. lntegritas Personal

KT nampak kesulitan menjawab pertanyaan mengenai pemahaman harga diri

menurut dirinya sendiri. la terlihat bingung mencari kata-kata untuk

menjelaskan harga diri. Dengan tersenyum dan tawa kecil t·erlontar dari bibir

mungilnya,

Page 117: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

"Harga diri ... ? Prinsip ka/i ya ... aduh gue gak tau. 1-fehehe .... " (2 Oktober 2007)

Kesulitannya menemukan rangkaian kata menjadi kalimat yang

105

mengungkapkan pemahamannya tentang harga diri kembali terjadi ketika ia

menjelaskan situasi apa yang membuat dirinya merasa beirharga. KT berpikir

beberapa detik sambil melihat ke arah mesin kasir yang berada tepat di

belakang penulis. Akhirnya ia mengutarakan bahwa situas.i yang

membuatnya merasa berharga adalah ketika ia dapat melakukan sesuatu

untuk orang lain. KT memberikan contoh dari pengalamannya, yaitu ketika ia

memberikan sesuatu pada pengemis yang ia temui di jalan.

Kepercayaan diri bagi KT adalah salah satu bagian dari harga dirinya. Situasi

yang dapat membuatnya percaya diri adalah situasi di mana KT

menghasilkan sesuatu dan mendapat nilai bagus. Namun sebaliknya, bila KT

menghasilkan sesuatu dan mendapat yang nilai tidak sesuai dengan

keinginannya maka KT merasa rendah diri.

"Ketika gue menghasilkan sesuatu dan dapet nilai bag us. /tu bisa jadi pemicu gue untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bagus lagi. Tapi sebaliknya kalo gue menghasilkan sesuatu dan dap.et nilaijelek, gue ngerasa down banget. "(2 Oktober 2007)

KT juga pernah mengalami merasakan harga dirinya menurun. la

mengutarakan situasi yang membuat harga dirinya menurun ketika orang lain

menyinggung kelemahannya yang bersifat fisik. Berdasarkan pengalamannya

Page 118: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

tersebut membuat pendapat KT mengenai penampilan itu penting, paling

tidak dirinya berpenampilan bersih dan rapi. Menurutnya penampilan rapi

bukan berarti mengenakan pakaian yang bermerk terkenal dan berharga

mah al.

106

Perasaan berharga bila KT memberikan sedikit bantuan untuk orang lain juga

merupakan bagian dari rasa bangga pada dirinya sendiri. Secara eksplisit ia

menjelaskan bahwa kebanggaannya terletak pada sifat rela berkorban untuk

orang lain.

4.3.3.13. Faktor yang Mempengaruhi Self-Esteem

Berdasakran pernyataannya mengenai harga diri, bagaimana KT menilai

dirinya, penerimaan diri, dan lainnya KT menyimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi self-esteem baginya adalah lingkungan dan dirinya sendiri.

Hal ini terungkap dari pernyataannya yang menjelaskan bahwa ia merasa

sangat berharga ketika ia memberikan pertolongan dalam llentuk

memberikan beberapa ribu rupiah dari uangnya kepada pengemis yang

meminta-minta di jalanan. Dapat dikatakan KT cukup memiliki sense of social

pada orang lain.

Page 119: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

107

Bagan 4.3 Alur Gambaran Self-Esteem dan Gaya Hidup KT

DEWASA o~GGALDI MUDA "-RTEMEN

SELF-ESTEEM

SELF-ESTEEM ~-ESTEEM POSITIF EGATJF

- Percaya diri - Rendat1 dili - Merasa berharga - Merasa tidak berharga

ketika dapat - Tidak memiliki memberikan sedikit kebanggaan dari uangnya untuk pengemis jalanan.

- Memiliki kebanggaan

' GAYA .. ~1 • Rumah~ HIDUP

Page 120: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

108

4.3.4. Analisis Subjek 4

Hari Kamis tepat pukul 11.00 WIB penulis melakukan wawancara dengan

subjek berinisial JM. la seorang mahasiswa Jurusan Desi11n Interior semester

7. Siang itu JM mengenakan kaos berlengan pendek berwarna merah bata

dan mengenakan celanajeans berwarna biru tua. Rambut lurusnya ia tata

dengan gaya belah tengah dan ia membiarkan beberapa helai rambutnya

menjuntai ke depan menutupi sedikit alisnya. Saat itu wawancara dilakukan di

salah satu restaurant yang terletak di kompleks c<1fe dan n~sto tepat berada di

depan gedung apartemen tempat JM tinggal. Nampaknya sebelum penulis

tiba di lokasi wawancara, JM sedang menyantap makan siangnya. Penulis

mendapati satu piring makan yang di atasnya tersaji potongan daging

panggang dan beberapa iris kentang goreng. JM menyudahi santapan makan

siangnya ketika penulis datang.

4.3.4.1 Gambaran Kehldupan Subjek

JM adalah seorang mahasiswa semester 7 jurusan design interior pada

Universitas Pelita Harapan (UPH). JM adalah teman satu k•elas KT yang

sama-sama juga tinggal di salah datu unit apartemen yang berada

bersebelahan dengan Kampus UPH. Penulis menjadikan JM subjek

penelitian berdasarkan rekomendasi subjek KT. Semasa SMA, JM adalah

salah satu siswa sekolah swasta Kristen di Bogar, Jawa Barat. Pria berkaca

mata ini menjabarkan bahwa ia memiliki jadwal kuliah dari Hari Sen in sampai

Page 121: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

109

Jum'at. Kegiatannya itu sebagian besar adalah kegiatan perkuliahan. Pada

saat ini JM sedang melaksanakan Kerja Praktek (KP) di salah satu

perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur dan design interior.

Perusahaan tempat JM melaksanakan KP berada di wilayah Tanjung Duren,

Jakarta Barat. Karena dirasakannya teralu jauh jarak antara apartemen

dengan kantor tempat ia melaksakan KP maka ia pindah kos sementara

untuk beberapa bulan selama ia KP. Sebelum ia pindah kosan di Tanjung

Duren, JM sudah tidak asing lagi dengan daerah tersebut r~arena banyak dari

teman-teman JM yang tinggal atau kos di wilayah tersebut yang mana JM

hampir setiap akhir pekan ia habiskan untuk hang-out bersama teman­

temannya.

JM sangat menjaga ruang lingkup privasinya. la menyatakan salah satu

bagian dari privasinya adalah kamar tidurnya di apartemen yang mana orang

lain tidak boleh mencampuri. Bila kegiatan kuliah dalam satu hari sudah

selesai dan ada beberapa teman JM yang ingin berkunjung ke

apartemennya, JM memberikan berbagai alasan agar teman-temannya

mengurungkan niat untuk datang.

Orang tua JM bertempat tinggal di Kota Bogor. Terkadang libur akhir

pekannya ia gunakan untuk pulang ke Bogor agar dapat berkumpul bersama

keluarganya. Namun JM menyatakan bahwa libur akhir pekannya lebih sering

Page 122: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

110

ia gunakan untuk berkumpul bersama teman-temannya yang berada di

Jakarta. Nampaknya JM lebih menikmati hubungan perternanan dengan

teman-temannya yang berbeda kampus dibanding dengan teman-teman satu

kampus dengannya. JM bisa menghabiskan waktu akhir pekannya sampai

larut malam bahkan sampai subuh hanya untuk mengobrol di sebuah cafe

atau club.

"Lebih sering spent time sama temen-temen di Jakarla, jarang juga stay di Karawaci ... jadinya gue yang nyamperin mEireka deh ... kalo gue dah jalan bareng sama mereka, kita suka nongkrong dari cafe to cafe, ngobrol .. . , cuap-cuap sampe subuh. Kadang pergi clubbing. Kadang-kadang !oh ... Hehehe .. .. "(4 Oktober 2007)

Kesenangannya menghabiskan libur akhir pekan bersama dengan teman-

teman yang berbeda kampus dengannya membuat JM memiliki tempat favorit

untuk dikunjungi. Ada beberapa tempat yang menjadi pilihan JM dan teman-

teman, yaitu restaurantdan cate yang buka 24 jam di daemh Jalan Sudirman,

Jakarta. Alasannya memilih cafe tersebut, JM mengatakan bahwa mereka

tidak perlu lagi berpindah-pindah cate karena batas waktu operasional yang

terbatas sampai jam tertentu. JM menjelaskan lebih lanjut bahwa ia menyukai

lingkungan yang ramai namun apabila ia berkumpul di tempat favoritnya

untuk menghabiskan malam akhir pekan bersama teman-te•mannya, JM tidak

suka dengan jumlah teman yang teralu banyak. JM Jebih sering bepergian

dengan teman-teman yang jumlahnya tidak lebih dari 5 orang.

Page 123: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

111

4.3.4.2. Hobi

JM memiliki hobi yang cukup unik. la memiliki peliharaan ikan karnivora

sejenis ikan arwana dan ikan karnivora lainnya. Baginya ada kesenangan dan

kepuasan tersendiri melihat ikan peliharaannya memakan umpan daging

yang diberikan atau memangsa ikan-ikan yang lebih kecil untuk dimakan.

"Gue seneng sama ikan tapi bukan ikan yang cantilr-cantik, gue suka ikan karnivora. Seneng aja dengan kebuasan ikan clan ngeliat ikan­ikan karnivor memangsa ikan-ikan lain. Huahahaha .... Tapijangan salah, biar gue suka pelihara ikan buas, gue ini sebenernya tipe orang yang melankolis." (4 Oktober 2007)

4.3.4.3. Peran Teman dan Keluarga

Wawancara sudah berlangsung sekitar 15 menit. JM men9atakan bahwa

dirinya merupakan pribadi yang tertutup. la menjelaskan bahwa ia sulit sekali

terbuka dalam berbagai hal dengan teman dekatnya. JM mengakui bahwa ia

tidak teralu mempunyai banyak teman. Dalam pertemanan, JM menganut

prinsip bahwa kualitas pertemanan yang lebih penting dibandingkan dengan

jumlah teman yang banyak namun hanya beberapa dari ternannya yang ia

merasa dekat. Dengan kata lain, ia lebih baik memiliki satu atau dua orang

teman dekat di mana dirinya dapat berbagi suka dan duka dibanding dengan

memiliki teman yang banyak tetapi ia tidak merasa dekat.

Hubungan pertemanan JM dengan teman-teman satu unit apartemennya

tidak dekat. Karena ia sangat menjaga privasi kamarnya, oheh karena itu JM

Page 124: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

112

sengaja membatasi dirinya dengan teman-temannya. JM berkomunikasi

dengan teman-teman satu apartemen hanya sebatas mennbicarakan

pembayaran listrik bulanan dan gaji untuk pembanntu.

JM sangat selektif dalam pemilihan teman dekat. Oleh karena itu ia memiliki

kriteria yang cukup unik untuk memilih teman dekatnya. Kriteria tersebut

adalah teman harus dapat benar-benar tulus berteman dengannya tan pa ada

maksud memanfaatkan kelebihan atau kelemahan yang dimiliki JM, teman

juga dapat menyesuaikan diri dengan kesederhanaan yan!~ ada pada diri JM.

Dengan kata lain JM menjelaskan bahwa teman yang baik tidak memiliki

sikap manja yang tidak ingin berpanas-panas dan tidak kel~eratan bila

menggunakan kendaraan umum bila bepergian.

"Jujur nih yaa ... gue itu orangnya paling gak bisa ng1~bohong, kalo mau ngebohong pasti aja ketauan. Dan gue itu gak enakan sama orang. Nah ... temen yang deket sama gue itu gak memanfaatkan kelemahan gue itu, mereka bisa diajak susah !ah, pergi naik anakot misa/nya." (4 Oktober 2007)

Kriteria unik dalam mencari teman dekat dan sahabat bagi JM bukan dari

latar belakang yang sama tetapi ia lebih memilih teman yang bisa diajak

berbagi dalam keadaan susah. lni tercermin dari penjelasannya yang

menyatakan bahwa ia adalah orang yang tidak ketergantungan jika ingin

bepergian harus dengan kendaraan pribadi atau dengan jaBa taksi. JM lebih

sering bepergian dengan angkutan umum daripada kendaraan pribadi. Jika

Page 125: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

113

ada teman dari latar belakang ekonomi yang lebih di bawahnya, JM juga tidak

menyukainya.

"Kadang mereka suka yang minta dibayarin ini itu kafo fagi jatan. Mereka memanfaatkan kefemahannya yang sulit meno/ak permintaan orang lain." (4 Oktober 2007)

Pada intinya JM memilih teman berdasarkan sifat dan sikap dari teman

tersebut yang dapat mengerti keadaannya, bisa berbagi sienang dan susah,

memiliki hati yang tulus, dan teman yang baik tidak menilai rendah orang lain.

Berdasarkan kriterianya mengenai teman yang baik, JM juga mengutarakan

arti dari teman baik. Baginya arti teman itu adalah tempat berbagi pada saat

ia merasa kesepian dan muncul perasaan kesendirian. Pa1ja saat seperti itu

JM benar-benar membutuhkan teman untuk berbagi.

Penulis menanyakan hubungan subjek dengan keluarganya. Anak terakhir

dari 3 bersaudara ini menuturkan bahwa orang tuanya bukan tipe orang tua

yang bisa diajak berbagi cerita mengenai permasalahan pribadi. Dalam

keluarga JM merasa paling dekat dengan ibundanya namun kedekatannya itu

bukan berarti JM tidak pernah berselisih pendapat dengan ibundanya. Yang

ia sayangkan dari ibundanya adalah sifat ceriwisnya yang s.ulit mengontrol

pembicaraannya. Tidak jarang ibunda JM menceritakan permasalahan JM

kepada anggota keluarga besarnya. Oleh karena itu, JM jU(Ja membatasi

Page 126: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

114

pembicaraan dengan ibundanya. la tidak menceritakan permasalahan pribadi

yang sedang ia alami kecuali mengenai finansialnya selama di apartemen.

JM memiliki 2 orang kakak laki-laki. Kakak yang pertama sudah bekerja dan

tinggal di Kola Bandung sedangkan kakaknya yang kedua memiliki

kekurangan dalam tingkat IQ. JM menuturkan bahwa ia memiliki masalah

dalam keluarga namun bagi JM permasalahan keluarga itu sangat pribadi

dan ia tidak ingin menceritakannya kepada penulis.

4.3.4.4. Menggunakan Uang

Setiap bulannya JM menerima kiriman uang saku dari oranfl tuanya yang ia

gunakan untuk membayar uang sewa dan listrik apartemen, membeli

perlengkapan kuliah, kebutuhan pribadi seperti makanan, vitamin, pulsa HP,

biaya berakhir pekan bersama teman-teman, dan jika ada lebih di akhir bulan

JM gunakan untuk berbelanja pakaian.

"Gue lebih memilih makan di restaurant karena se/ain tempatnya nyaman, makanannya udah jelas dan kebersihannya yang penting. Trus kalo masih ada sisanya juga, baru deh ... gue pake bu at belanja baju-baju." ( 4 Oktober 2007)

Dalam membeli suatu barang, JM memilih pada sifat efisiensi dari barang

tersebut. JM mengilustrasikan pernyataannya dengan pengalaman yang

sudah ia lakukan,

"Misalnya nih ... gue beli sepatu. Gue pake sepatu itu sampe rusak, baruuuu .. .. a bis itu gue beli lagi sepatu baru. Sela ma sepatu lama masih bisa dipake, gue be/om beli sepatu baru /agi." (4 Oktober 2007)

Page 127: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

115

Berdasarkan kegemarannya setiap akhir pekan pergi bersama teman-

temannya maka JM membeli barang-barang yang bermemk hanya untuk

dikenakan ke tempat-tempat tertentu.

Penampilannya yang rapi pada saat wawancara menunjuk:kan bahwa pria ini

memperhatikan kebersihan dan kerapiannya. Terlihat dari pilihan pakaian,

kuku jarinya yang terpangkas rapi, dan aroma tubuhnya yang wangi. JM

menjelaskan bagaimana ia menjaga penampilannya dengan gaya santai,

"Gue sih perawatan tubuh /ebih kepada kesehatan tubuh. Misalnya beli segala macem vitamin, mulai dari vitamin untuk mata, vitamin C, minyak kelapa VCO gitu ... trus beli susu kolostrum." (4 Oktober 2007)

Menurut mahasiswa jurusan design interior ini penampilan itu penting. Yang

dimaksud JM minimal dirinya harus bersih dan rapi. Tidak teralu penting

memakai pakaian yang bermerek terkenal atau baju dengan harga yang

mahal. Tetapi ia tidak memungkiri bahwa ia juga mengoleksi pakaian yang

bermerek terkenal dan koleksi pakaiannya itu hanya ia pakai pada waktu dan

tempat tertentu. Walaupun JM mengoleksi pakaian merek terkenal tetapi ia

juga tidak jarang membeli baju di pasar-pasar Kota Bandung dan Bogor yang

menjual baju-baju bekas.

"Jangan sa/ah ... gue juga suka beli baju bekas /oh ... Hehehe ... gak papa/ah ... yang penting modelnya bagus." (4 Oktober 2007)

Alokasi dana untuk berbelanja barang-barang fashion ia pis.ahkan sendiri dari

uang saku bulanannya.

Page 128: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

116

"Buat belanja baju gue masih yang pi/ih-pilih. Maksimal harga baju yang gue beli seratus ribu tapi kalo gue makanan ikan atau segala sesuatu yang ikan gue butuhin, gue gak mikir-mikir. Walaupun harganya /ima ratus ribu tetep gue beli. Hehehe .. .. " ( 4 Oktober 2007)

4.3.4.5. Alasan Tinggal Di Apartemen

Apartemen adalah hal baru bagi JM walau demikian ia tidak merasa ada

kebanggaan tinggal di apartemen. Tinggal di apartemen p;ada awalnya bul<an

karena keinginannya sendiri. Mulanya ia sudah menyewa satu rumah kos

bersama 4 orang temannya yang juga sama-sama dari Kata Bogar namun

JM merasa kesulitan dalam transportasi untuk pergi ke l<arnpus. Kebet1:Jlan

JM memiliki sepupu yang berkuliah di Universitas yang sarna dengannya

yang sedang menyusun tugas akhir. Sepupu JM tinggal di apartemen yang

tepat berada di samping kampus. Sepupunya meminta JM untuk meneruskan

uang sewa apartemen dan memintanya tinggal di apartemEm dengan

pertimbangan sangat dekat dengan kampus dan JM menyEitujuinya.

Alasan utamanya untuk tinggal di apartemen adalah karena letaknya yang

bersebalahan dengan kampus dan berhadapan dengan mall sehingga

memudahkannya beraktivitas. JM juga tidal< memungkiri sifat apartemen

yang individual dan bebas. Semua orang dapat dengan bebas keluar masuk

unit apartemen tanpa mengenakan tanda tamu. Hal ini diekspresil<an JM

dengan perkataan yang terlontar,

Page 129: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

117

"Apartemen emang bebas banget ya ... walaupun ada satpam, juga gak pernah nanya-nanya orang yang dateng dari /uar. <3ue sih gak heran kalo ada mahasiswa yang tinggal di apartemen ada yang ML, tapi itu sih ... tergantung sama masing-masing orang." (4 Oktober 2007)

Pada dasarnya JM lebih menyukai lingungan kos yang berupa rumah tinggal

karena suasana kos rumah tinggal di depannya banyak terdapat jajanan

tradisional. Tetapi ketika ia tinggal di wilayah Lippa Karawaci yang mana

semua pedagang keliling dilarang memasuki wilayah tersel~ut.

Kesibukkannya kerja praktek di daerah Tanjung Duren membuat ia tinggal di

kos rumah tinggal dan merasakan lingkungan yang tidak dapat ia temui jika ia

tinggal di apartemen.

"Hangat aja dengan suasana kosan yang rame. Kadang gue memang suka bimbang. Gue memang orang yang sangat menjaga privasi dan juga juga suasana yang rame dan bertetangga." (4 Oktober 2007)

4.3.4.6. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

JM menyimpulkan pengertian gaya hidup dengan bahasa dan suara

lembutnya namun tetap mencirikan suara seorang pria dewasa. la

mengatakan bahwa gaya hidup adalah bentuk adaptasi seseorang. JM

menjelaskan lebih lanjut bahwa gaya hidup itu dipengaruhi oleh lingkungan.

Pria kemayu ini memberikan contoh pengalaman yang terjadi pada seorang

temannya. Teman tersebut berada dalam lingkungan yang :>ebenarnya tidak

sesuai dengan kepribadiannya. Namun karena ada perasaan ingin memiliki

eksistensi di mata orang lain dan dianggap keberadaannya, ia berusaha

Page 130: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

118

untuk menyamakan diri dengan gaya hidup hura-hura yang dianut oleh

kelompoknya.

Penjelasannya mengenai gaya hidup tersirat bahwa ada faktor yang

mempengaruhi gaya hidup. F aktor tersebut adalah lingkungan, teman

sepergaulan, dan individu yang bersangkutan.

JM mengalami perbedaan gaya hidup sebelum dan sesudah ia menjadi

seorang mahasiswa. Pada saat SMA gaya hidupnya cendt>rung kepada hal-

hal yang bersifat penampilan fisik. Setelah ia menjadi mahasiswa ia

menuturkan bahwa tidak semua gaya hidup SMAnya berubah tetapi lebih

bersifat kesehatan tubuhnya.

JM juga menjelaskan bahwa ia juga mengalami perubahan gaya hidup

sebelum dan sesudah tinggal di apartemen. Setelah JM tinggal di apartemen,

ia merasa lebih tertutup dan sering pulang malam. Karena ia membatasi

kedekatannya dengan teman-teman satu unit apartemen, JM merasakan

bahwa tinggal di apartemen sangat individual.

"Gue jadi lebih tertutup sama suka balik ma/em bahkan suka baru balik subuh, hehehehe ... Pokoknya bebas bangetdeh ka/o di apartemen." ( 4 Oktober 2007)

Page 131: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

119

Selama 3 tahun JM tinggal di apartemen ia merasakan bahwa dirinya menjadi

lebih malas karena kemudahan dalam menjangkau tempat kuliah dan mall,

selain itu tersedianya layanan antar untuk pesanan makanan. Di sisi lain JM

merasa lebih mandiri karena di apartemennya tidak setiap hari pembantu

datang merapikan kamar dan mencuci pakaiannya. Terkadang ada saatnya

ia harus merapikan kamarnya sendiri.

Tinggal di apartemen yang sangat dekat dengan kampus tidak

mempengaruhi pola belajar yang sudah ia lakukan sewaktu SMA tetapi ia

merasakan adanya penurunan prestasi.

"Perubahan prestasi .. ? Ada sih .. .jadi menurun, hehehehe .... Gue sih ngerasa sama aja dengan waktu SMA du/u. Gue kan agak perfeksionis, tapi mungkin temen-temen kutiah sekarang /ebih banyak yang menonjol prestasinya jadi kesannya prestasi gue jadi menurun, padahal sih gue be/ajar seperti biasanya." (4 Oktobeir 2007)

4.3.4.7. Menjalani Hidup Penuh Kesadaran

Mahasiswa yang baru berulang tahun yang ke 20 pada Bulan Agustus ini

merasa tidak merasa memiliki kelebihan dalam dirinya. la selalu merasa

rendah diri, tidak memiliki keahlian tertentu.

"Kelebihan .. ? gak ada. Gue gak bisa apa-apa." (6 Olctober 2007)

Sebaliknya, ia mengakui bahwa ia banyak memiliki kelcurangan. la termasuk

orang yang sulit untulc mempercayai orang lain karena ia memiliki

Page 132: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

120

pengalarnan buruk dengan hal itu. la rnerasa kebaikannya dirnanfaatkan oleh

orang lain sehingga orang tersebut berlaku sernena-rnena terhadap dirinya.

4.3.4.8. Bertindak Tegas

la rnengatakan bahwa salah satu kelernahannya adalah rasa segannya

terhadap orang lain berpengaruh pada ketrbukaannya untuk rnengungkapkan

pendapatnya pada orang-orang tertentu yang ia anggap lebih tinggi

derajatnya dibandingkan dirinya.

"Gue gak enakan orangnya. Takutnya, misa/nya dalam satu geng ada orang-orang yang disegenin, gue anggep derajatnya /ebih tinggi dari gue kadang gue suka ngerasa gak enak kalo mau ngungkapin pendapat gue." (6 Oktober 2007)

JM rnenjelasakan lebih lanjut pernyataannya rnengenai derajat orang lain

lebih tinggi dari dirinya. la rnenguratakan rnaksudnya bahwa orang tersebut ia

pandang rnerniliki kesan wibawa sehingga rnembuatnya sulit berusaha untuk

menjadikannya teman dekat dan JM segan untuk mengutarakan

pendapatnya.

4.3.4.9. Penerimaan Diri

JM menilai masalah sebagai hambatan. Mengapa demikian? Oulu ia pernah

memiliki pengalaman yang buruk mengenai belajar menyetir mobil. JM

menabrak tiang listrik sehingga membuat mobil orang tuanya rusak parah

Page 133: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

121

setelah itu ia tidak ingin belajar menyetir mobil lagi. Dengan kata lain, JM

merasa trauma dengan permasalahannya pada saat itu.

Pria yang memiliki hobi memelihara ikan karnivora ini mengalami perubahan

dalam mengendalikan emosinya. Sekarang ini JM dapat menutupi emosinya.

Namun bila ia tidak tahan untuk menahannya ia langsung kembali ke

apartemennya dan meluapkannya dengan menangis.

Subjek JM mengatakan bahwa dirinya kerap kali bila melakukan kesalahan ia

lebih sering menyalahkan dirinya sendiri karena JIVI mengakuinya ada

hubungan dengan pikirannya yang selalu negatif.

"Hehehe .. ka/o gue bikin salah gue pasti menya/ahkan diri sendiri. Gak tau kenapa ... Mungkin karena guejuga ngerasa pesimisjadisuka ngerasa bodoh aja." (6 Oktober 2007)

Subjek JM memiliki penilaian mengenai dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia

menilai dirinya adalah seorang individu yang setia, jujur, perfeksionis, namun

ia juga menilai dirinya sebagai individu yang suka cemas, tidak memiliki

kepercayaan diri, berpikiran negatif, dan tidak mudah percaya pada orang

lain walaupun orang tersebut adalah ternan yang sudah ia lcenal sebelumnya.

Kesulitannya untuk percaya dengan orang lain dikarenakan pengalamannya

pada masa lalu yang ia merasa kelemahannya yang sering dimanfaatkan

Page 134: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

122

oleh teman yang sudah ia percaya. Pengalaman itu pada akhirnya yang

menjadikannya selalu membuatjarak dengan orang lain.

Pada dasarnya JM menerima diri apa adanya namun terkadang ia merasa

mempertanyakan pada dirinya sendiri mengapa ia memiliki kelebihan atau

kelemahan seperti yang sudah ia jelaskan.

"Gue sih terima-terima aja diri gue kaya gini tapi kadang suka ngerasa, 'kenapa sih ... kok gue kaya gini yaa ... ?' gitu ... " (6 Oktober 2007)

4.3.4.10. Bertanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Sebagai seorang anak, JM memiliki tanggung jawab yang llarus ia jalankan

yaitu menyelesaikan pendidikan tingkat tinggi jurusan desifTn interior dengan

hasil yang baik. Selain itu, JM juga memiliki tanggung jawab atas segala

sikap dan tindakannya selama tinggal jaull dari orang tuanya. JM

bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan oleh kedua orang

tuanya dan JM menggunakan kepercayaan tersebut dengan sebaik-baiknya.

4.3.4.11. Menjalani Hidup Penuh Tujuan

JM menuturkan bahwa ia tidak memiliki cita-cita khusus. la menganut prinsip

biarkan hidup yang akan membawa ke mana dirinya akan bekerja atau

menjadi seorang apa.

Page 135: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

123

Pria kemayu ini menuturkan bahwa ia memiliki harapan-hc:irapan pada

dirinya. JM menuturkan harapannya bahwa ia dapat merubah sisi negatif

dirinya, dapat lebih terbuka lagi dengan orang lain ataupun dengan

keluarganya. la menambahkan bahwa dirinya juga memilik:i harapan untuk

mempertahankan pemikirannya yang masih 'kuno'. JM menjelaskan

pemikiran kunonya itu dengan contoh bila ia memiliki seorang kekasih, ia

akan tetap setia selamanya.

4.3.4.12. lntegritas Personal

Walaupun JM mengaku tidak memiliki kepercayaan diri, ia tetap mengalami

situasi yang membuatnya merasakan kepercayaan diri yang tinggi. Rasa

percaya dirinya timbul pada saat ia sedang berkumpul dan jalan bersama­

sama dengan teman-temannya. Selain itu, JM juga mengalami situasi yang

berbeda yang dapat menimbulkan rasa percaya dirinya, yaitu ketika ia dipuji

oleh orang lain. Namun karena pikiran negatif dan rasa tidak percaya pada

orang lain timbul lebih kuat sehingga menjadikan pikiran pertama yang

muncul dibenaknya adalah orang tersebut memuji dirinya karena ada

kepentingan di balik pujiannya. Akibatnya JM tidak langsun9

mengekspresikan rasa percaya dirinya.

JM terlihat sedikit bingung dan butuh beberapa detik baginya menemukan

kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai harga

Page 136: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

124

diri. Pemahaman JM mengenai harga diri ia ungkapkan dengan bahasanya

sendiri yang menjelaskan bahwa harga diri itu merupakan gengsi yang

dimiliki seseorang, bagaimana cara orang tersebut memandang dirinya

sendiri, dan orang tersebut menilai baik atau buruk dirinya sendiri.

Dengan penjelasan yang jelas mencerminkan kepribadian dirinya yang

cenderung negatif, JM tetap merasa bahwa dirinya cukup loerharga dalam

hidup. Situasi yang membuat dirinya merasa berharga adalah ketika orang

lain menerima dirinya dan ia dapat membuat orang tersebut merasa senang.

Sebaliknya, situasi yang dapat menurunkan harga dirinya adalah ketika ia

membuat orang lain merasa kecewa. Apabila ada orang lain yang

menyinggung kekurangannya berdasarkan latar belakang yang ia miliki, JM

merasa sangat terhina. Satu hal lagi yang dapat menurunkan harga dirinya

adalah ketika ia tidak diakui di dalam suatu kelompok.

"Rasanya sedih aja kalo kita gak dianggep di dalam suatu kelompok." (6 Oktober 2007)

Selama wawancara JM beberapa kali menyatakan secara tidal< langsung

bahwa dirinya merasa kurang berharga dalam hidup. Tergambar dari

pernyataan-pernyataannya mengenai bagaimana ia menilai dirinya sendiri,

kelebihan dan kekurangan yang ia miliki. JM tidak pernah merasa bangga

pada diri sendiri karena menurutnya tidak ada yang pantas untuk

dibanggakan dari dirinya.

Page 137: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

"Gak. Gak ada yang bisa dibanggain dari diri gue. Hmmmm ..... apa ya .... Sebenernya ada sih yang gue banggain dari diri gue .... Gue bangga pun ya ekspresi wajah yang selalu terlihat te1rsenyum." (6 Oktober 2007)

4.3.4.13. Faktor-faktor Vang Mempengaruhi Self-Esteem

Berdasarkan pernyataan-pernyataannya mengenai penilaian diri selama

125

wawancara, JM mengungkapkan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi

harga dirinya adalah lingkungan kegiatan sehari-harinya dan teman-teman

sepergaulan. Hal ini jelas diungkapkan oleh JM bahwa ia merasa dianggap

kehadirannya, merasa berharga, dan percaya diri bila JM berada di tengah-

tengah teman dekatnya. JM menambahkan faktor yang me1mpangaruhi gaya

hidup pada dirinya adalah latar belakang keluarga dan kehidupan masa

lampaunya.

Page 138: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

126

Bagan 4.4 Alur Gambaran Self-Esteem dan Gaya Hidup JM

DEWASA DJGGALDI MUDA ARTEMEN

'

SELF-ESTEEM

' • SELF-ESTEEM ~-ESTEEM

POSIT IF :::GATIF

' • - Percaya diri - Rendah diri - Merasa berharga - Merasa tidak memiliki - Memiliki kebanggaan kelebihan

- Tidak memiliki kebang9aan

GAYA : • Hedoni~ HIDUP

Page 139: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

127

4.4. Perbandingan Analisis Antar Subjek

Empat orang subjek penelitian yang penulis wawancarai memiliki beragam

jawaban dan alasan seputar harga diri, gaya hidup, dan ke1hidupan di

apartemen. Masing-masing subjek miliki alasan yang kuat atas pemilihan

gaya hidup dan penilaian tentang dirinya sendiri.

Untuk lama tinggal di apartemen, para subjek sudah menempati apartemen

lebih dari satu tahun. Dari empat subjek penelitian hanya ada satu subjek

penelitian yang pernah tinggal di apartemen sebelumnya dan ketiga subjek

lainnya tinggal di apartemen adalah pengalaman pertama lcali. Mereka

semua berasal dari berbagai daerah di luar Kota Jakarta namun pada subjek

kedua ia pernah bersekolah dan tinggal selama satu tahun di Jakarta.

Keempat subjek penelitian berasal dari kampus yang sama namun berbeda

jurusan.

Selama proses pengambilan data lapangan penulis mengalami beberapa

kesulitan dalam menemukan responden yang sesuai dengan karakteristik

yang sudah penulis tentukan. Kenyataan yang terjadi di lap;angan, penulis

menemukan dua subjek yang sedikit berbeda namun tetap :sesuai dengan

karakteristik subjek penelitian, mereka tinggal di apartemen yang berbeda

dengan empat subjek yang pertama. Dua subjek penelitian ini tinggal di

Page 140: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

128

apartemen bukan karena keinginan dan pilihannya sendiri namun

berdasarkan pilihan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak kampus.

Mengapa demikian? Karena responden tersebut adalah mahasiswa peserta

beasiswa yang diberikan oleh pihak kampus secara cuma··cuma. Beasiswa

tersebut diberikan pada sekolah-sekolah dan gereja-gereja yang berada di

luar Kota Jakarta. Pihak kampus ingin memberikan kesempatan bagi siswa­

siswa berprestasi untuk mendapatkan pendidikan guru yang profesional dan

menempatkan mereka dalam apartemen yang berkonsep asrama.

Dengan segala kenyamanan, kebebasan, dan keamanan yang dirasakan

oleh HL, JN, KT, dan JM mereka mengaku senang untuk tinggal di

apartemen. Faktor utamanya adalah kebebasan dan kemandirian yang

dimiliki oleh setiap penghuninya. Oleh karena itu, setiap penghuni apartemen

bebas melakukan apa saja yang diinginkan dan merasakan kemandirian

yang jelas terjadi dalam diri masing-masing. Mereka tinggal jauh dari orang

tua dan tidak adanya kendaraan pribadi yang menyertai mmeka. Subjek

kedua, JN, mengaku bangga tinggal di apartemen karena ia merasa bebas

dan mandiri. Dengan bahasanya sendiri JN menjelaskan bahwa ia mandiri

dan bebas melakukan kegiatan yang ingin ia lakukan. JN ingin membuktikan

dan menunjukkan sikap mandiri tersebut pada kedua orang tuanya. Berbeda

dengan kasus subjek JM, ia sama sekali tidak merasa bangga tinggal di

apartemen. Baginya tinggal di apartemen bukan suatu hal yang harus

Page 141: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

129

dibanggakan, ditambah lagi, menurut JM bentuk apartemein yang ia tempati

tidak teralu mencerminkan apartemen. Alasan lainnya JM tinggal di

apartemen bukan berdasarkan keputusannya dari awal m1rnjadi mahasiswa.

la lebih menyukai tinggal di kos perumahan karena ia menyenangi hangatnya

lingkungan bertetangga.

Bagi ke empat subjek penelitian yang tinggal di apartemen berdasarkan

pilihannya sendiri, mereka memliki alasan yang sama mengapa memilih

tinggal di apartemen. Alasan tersebut adalah letak apartemen yang strategis

dan banyak kendaraan umum yang lewat sehingga mudah dijangkau bila

tidak menggunakan kendaraan pribadi. Bila dilihat dari sudut pandang

efektifitas dan efisiensi, tinggal di apartemen memang mendukung mereka

untuk beraktifitas. Hanya dengan berjalan kaki mereka dapat menjangkau

lokasi kampus dan pusat perbelanjaan yang menjual banyak keperluannya

sehari-hari yang berhubungan dengan tugas kuliah ataupun kebutuhan

pribadi, seperti belanja bulanan sampai membeli produk-produk fashion.

Selain itu, dengan tinggal di apartemen, mereka menuturkan membuat hidup

lebih santai dibandingkan dengan tinggal di kos perumahan. Mereka

mendapatkan waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan diri di pagi

hari sebelum berangkat ke kampus. Mereka juga mengatak:an bahwa mereka

tidak perlu lagi berdesakkan dan berebut angkutan umum cli pagi hari untuk

pergi ke kampus.

Page 142: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

130

Perbedaan yang sangatjauh penulis temukan mengenai kebebasan,

kenyamanan dan kebiasaan yang dilakukan oleh para mahasiswa yang

tinggal di apartemen dengan biaya dan keinginannya sencliri dengan para

mahasiswa yang tinggal di apartemen yang sudah ditunjuk oleh pihak UPH

untuk menjadi pengganti asrama sementara bagi mahasiswa peserta

beasiswa. Perbedaan tersebut terlihat dari diberlakukannya jam malam di

apartemen untuk para mahasiswa peserta beasiswa, diberlakukannya sistem

kartu identitas tertentu dengan keamanan yang sangat ketat untuk para

mahasiswa membuka pintu menuju lift apartemen. Oleh karena itu tidak

semua orang dapat memasuki unit apartemen tan pa pengawasan dari pihak

keamanan apartemen yang sedang berjaga.

Perbedaan lainnya tergambar dari penjelasan salah satu rnsponden

mahasiswi beasiswa bahwa di dalam satu unit apartemen tempat tinggalnya

terdapat tidak kurang dari sepuluh mahasiswi peserta beasiswa tinggal

bersama dengan menerapkan sistem asrama. Kehidupan a:partemen yang

individual dan bebas yang dirasakan oleh responden yang lainnya tidak

dirasakan dan dialami oleh responden peserta beasiswa. Namun perbedaan

tersebut tidak mempengaruhi mahasiswa peserta beasiswa menjalankan

aktifitasnya sehari-hari.

Page 143: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

Tabel 4.6 Perbandingan Antar Subjek

No. Aspek Perbandingan Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4 1. Lama tinggal di 2 tahun I 1 tahun 3 lahun 3 tahun

apartemen 2. Alasan tinggal di a) Apartemen merupakan a) Dekat dengan kampus. a) Apartemen a) Tidak sengaja.

apartemen hal baru. merupakan hal baru.

b) Dekat dengan kampus. b) Tidak harus b) Dekat dengan b) Tempat yang menggunakan kendaraan kampus. startegis. umum bila ke kampus.

c) Efisiensi dan efektifilas c) Kehidupan apartemen c) Tidak perlu bangun c) Tldak per1u waktu. yang sangat individual. pagi-pagi untuk menggunakan

pergi ke kampus. angkutan umum bila pergi ke kampus atau berbelanja.

d) Merasa memiliki kebebasan.

3. Menjalani hidup penuh Memiliki kelebihan dalam Kelebihannya dalam menulis Menyadari memiliki Merasa tidak memitiki kesadaran bermain piano. Menyadari puisi, karangan atau cerita kelebihan dalam menilai kelebihan atau

kekurangannya; muldah pendek. Mood yang orang lain dali kesan keahlian tertentu. terpengaruh oleh teman- berubah-ubah menjadi pertama. Selalu merasa rendah teman (plin-plan). kekurangannya. diri.

4. Penerimaan diri I Subjek menerima diri apa Subjek menerima segala Subjek menerima diri Subjek menerima diri adanya. Cenderung kelebihan dan bahwa ia seorang yang apa adanya namun menyalahkan diri sendiri kekurangannya. pesimis, panikan, dan juga mernpsrtanya~.an bita melakukan kesalahan. I Menyalahkan diri sendiri bila mudah emosi. Masalah "mengapa?". Menilai Mengungkapkannya melakukan kesalahan. adalah suatu hal yang masalah sebagai dengan menangis. Masalah adalah hambatan. buruk. Timbul hambatan. Selalu

penyesalan ketika menyalahkan diri melakukan kesalahan. setiap melakukan

kesalahan. 5. Bertanggung jawab Menggunakan I Menggunakan kepercayaan Bertanggung atas segala Menyelesaikan

kepercayaan orang tua orang lua dengan baik. sikap dan perilaku yang kuliahnya dibidang dengan baik. Menyelesaikan kuliahnya ia lakukan. design interior. Menyelesaikan pendidikan I tepat waktu. Menyelesaikan Bertanggung jawab tim:iginya. pendidikan tinnninva. alas seQala sikap dan

Page 144: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

i prilaku yang I dilakukan.

6. Bertindak tegas I Ada rasa sungkan Sulit menerima kritikan dari Memiliki kebebasan sungkan untuk ternadap teman-temannya. orang lain. Mempertahankan dalam berpendapat. mengungkapkan

I Tidak dapat berkata "tidak" pendapatnya sendin. Konsisten dengan pendapatnya pada bila bertentangan dengan pendapatnya. orang lain. Sulit diri. menolak permintaan

atau ajakan dari teman.

7. Menjalani hidup penuh Tidak memiliki prestasi Tidak menonjol dalam Belum menentukan cita- Tidak memiliki ctta-tujuan dibidang akademik. bidang akademis maupun cita yang pasti. Bernarap cita khusus. Memiliki

Bercila-cita untuk non-akademis. Belum dapat melakukan harapan untuk meneruskan bisnis (usaha) menetapkan cita-citanya sesuatu yang berarti, mengubah sisi negatif orang tua. dengan pasti. membantu orang lain. dirinya dan dapat

lebih terbuka dengan orang lain.

8. lntegritas personal Ada kepercayaan diri yang Kepercayaan din muncul Kepercayaan din adalah Kepercayaan diri tinggi ketika dimintai tolong ketika ia bertemu dengan salah satu bentuk dari muncul kelika oleh teman-temannya. orang-orang baru dan harga dirinya. Harga berkumpul bersama Merasa minder dengan berkompetitif. Merasa tidak dirinya menurun ketika dengan teman-teman. penampilannya yang percaya diri ketika orang lain menyinggung Tidak pemah merasa dibandingkan dengan pekerjaannya dibandingkan kelemahannya yang bangga terhadap teman-temannya. dengan hasil orang lain bersifat fisik. dirinya sendiri.

Kebanggaannya tenetak pada ekspresi wajahnya yang selalu terlihat tersenyum.

9. Faktor-faktoryang Teman-teman dan Kelebihan yang dimiliki. Daoat memberikan Latar be!akang mempengaruhi self- lingkungan sekitar. lingkungan, keluarga, dan beberapa ribu rupiah keluarga dan esteem teman-teman dari uang sakunya untuk kehidupan masa

pengemis. Lingkungan lampaunya. dan dirinva sendiri.

10. Segmentase gaya hidup Lebih senang berada di Menghabiskan waktu Lebih senang berada di Tidak teralu berminat dalam apartemen. Memiliki luangnya dengan berkumpul apartemen untuk dengan kegiatan pernatian penuh pada bersama teman-teman dan sekedar menonton film keluarga. Akhir keluarga. Gaya hidup mengunjungi pusat hiburan bersama teman-teman. pekannya selalu ia rumahan. (mall. cafe. night club). Senang membaca buku. gunakan pergi ke I Sangat mementingkan Gaya hidup rumahan. tempat-tempat

penampilan. Gava hidup hiburan seperti cafe

Page 145: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

hura-hura. yang buka 24 jam bersa1na teman-temannya. Gaya hiduo heclonis.

11. Faktor-faktoryang Lingkungan dan pergaulan T eman-teman, dirinya Didikan orang tua, Lingkungan mempengaruhi gaya dengan teman-teman. sendiri, dan orang lua pergaulan dengan beraktifitas sehari-hari hidup (ayah). teman-teman, dan media dan teman-teman

cetak. seoemaulan. 12. Perubahan self-esteem Merasa lebih dewasa dan Lebih mandiri dan dewasa Tinggal di apartemen Lebih dapat

dan gaya hidup mandiri. Lingkungan kuliah dari sebelumnya. M emiflki membuatnya lebih mengendalikan emosi dan apartemen yang kebebasan dalam mandiri. Ada kebebasan amarahnya. Tingkat sangat individu. beraktivitas dan mengatur dalam mengaturwaktu prestasi yang

1 waktu. dan bentuk kegiatan menurun karena ada

I persaingan yang lebih beral di lingkungan

! oerkuliahan.

Page 146: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Subjek penelitian dari penghuni apartemen cenderung memiliki self­

esteem yang positif.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi self-esteem dan gaya hidup mahasiswa

dewasa muda penghuni apartemen adalah lingkungan tempat tinggal dan

lingkungan kampus, teman-teman sepergaulan, dan keluarga.

3. Alasan mereka memilih untuk tinggal di apartemen sebagai tempat kos

adalah berdasarkan letak apartemen yang strategis.

5.2. Diskusi

Dari hasil penelitian didapat bahwa self-esteem dan gaya hidup dewasa

muda penghuni apartemen mengalami perubahan. Perubal1an tersebut

disebabkan oleh faktor teman-teman, keluarga, lingkungan .. dan individu itu

sendiri.

Page 147: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

135

Dalam penelitian ini yang menjadi pengaruh individu memilih gaya hidup

tertentu dan memiliki self esteem positif atau negatif adalati lingkungan dan

pergaulan dengan teman-teman serta kebebasan yang dirasakan oleh

masing-masing subjek untuk melakukan semua hal yang diinginkan tanpa

ada interfensi dari orang lain. Sasaran penelitian adalah mahasiswa yang

tinggal jauh dari orang tua dan sudah menempati apartemein minimal satu

tahun. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana para mahasiswa menilai,

memandang, dan menghargai dirinya, dengan gaya hidup \rang ia pilih dan

kembangkan selama tinggal di apartemen.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelurnnya yang berjudul Gaya

Hidup Sebagai lndikator Kepercayaan Diri (Desy lsnaeni, 2004}. Hasil

penelitian ini mengungkapkan bahwa gaya hidup dipengaruhi kelompok

acuan. Perbedaan gaya hidup dengan kelompok acuan tertentu

menyebabkan seorang individu kesulitan menyesuaikan diri. Penyesuaian diri

. yang sulit pada seseorang akan mengakibatkan rendahnya kepercayaan diri,

serta terdapat perbedaan kepercayaan diri antara gaya hid up "gaul", "hura-

hura", "rumahan", "hedonis", "kebanyakan", dan "cuek".

Beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti adalah:

1. Kurangnya jumlah subjek yang diteliti sehingga penulis tidak dapat

menggeneralisasikan aspek self-esteem dan gaya hidup yang diteliti.

Page 148: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

2. Kurangnya variabel yang diteliti sehingga tidak dapat menggafi aspek

yang berhubungan dengan self-esteem dan gaya hidup.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan diskusi yang sudah diuraikan di atas maka

dikemukakan saran sebagai berikut:

5.3.1. Saran Teoritis

1. Kepada penefiti sefanjutnya sebaiknya mefakukan penggafian aspek­

aspek lain selain gaya hidup yang berhubungan dengan self-esteem.

136

2. Penelitian selanjutnya agar memperbanyak jumlah subjElk dan

menggunakan kombinasi metode kuantitatif dan kuafitatif untuk dapat

membandingkan dan menggeneralisasi aspek self-este1im dan gaya hidup

yang diteliti.

5.3.2. Saran Praktis

1. Kepada para mahasiswa hendaknya memifiki self-esteem yang positif,

yakin pada penilaian serta gagasan-gagasannya sendiri, berani

menentukan sesuatu sendiri, tidak cemas dan febih berorientasi pada

i<eberhasilan.

Page 149: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

137

2. Agar memudahkan mahasiswa UPH beraktivitas yang berhubungan

dengan perkuliahan dan membeli keperluan sehari-hari, tinggal di

apartemen adalah pilihan yang tepat karena letak apartemen yang sangat

strategis.

3. Bagi orang tua, keluarga adalah lingkungan pertama seorang individu.

Situasi keluarga yang tidak mendukung dapat mengha£,ilkan pribadi yang

memiliki harga diri yang kurang positif. Kebahagiaan dan dukungan dari

keluarga sangat dipengaruhi oleh adanya hubungan antar anggota

keluarga yang harmonis.

4. Bagi dewasa muda, banyak hal yang dapat meningkatki3n self-esteem

atau harga diri. Jika kita memiliki menilai positif terhadap diri kita maka

rendah diri itu tidak akan ada.

5. Kepada pihak pembangun, apartemen nampaknya suda1h menjadi pilihan

bagi mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua untuk menjadikan tempat

kos. Oleh karena !tu, lingkungan di sekitar kampus memiliki potensi besar

untuk dibangun apartemen sederhana guna memudahkan para

mahasiswa menjalankan aktivitasnya.

Page 150: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

DAFTAR PUSTAKA

Andi Mappiare. 1983. Psikologi Orang Dewasa: Bagi penyt,suaian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Bagus Takwin. 2006. Habitus: Perlengkapan dan Kerangka Panduan Gaya Hidup. Dalam Alfathri Adlin (ed). Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realitas (35-54). Yogyakarta: Jalasutra.

B. Arief Sidharta (et.al). 1980. Pedoman Pengaturan Rumah Susun. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.

Berne, Patricia H. & Savary, Louis M. 1988. Membangun Harga Diri Anak. Yogyakarta: Kanisius.

Borba, Michele. 1989. Esteem Builders. Rolling Hills Estate: Jalmar Press.

Branden, Nathaniel. How to Raise Your Self-Esteem, Kiat Jitu Meningkatkan Harga Diri, Hermes (terj). 2001. Jakarta: Delaprasta.

Branden, Nathaniel. The Six Pillars of Self-Esteem, 6 Pilar Penghargaan Diri, Kuswanto (terj). 2007. Semarang: Dahara Prize.

Brecht, Grant. 2000. Mengenal dan Mengembangkan Diri. .Jakarta: PT. Prenhallindo.

Darmadi Darmawangsa. 2007. Build Your Self Esteem. Pontianak: http://www.pontianakpost.com/berita/index

Desy lsnaeni. 2004. Gaya hidup Sebagai lndikator Kepercayaan Diri. Skripsi. Jakarta: http://www.psikologi-untar.com/psikologi/skripsi

Emi Yusmindar Yusoff & Yahaya Mahamood. 2005. Kemurungan dan Harga Diri di Kalangan Murid-murid Lutchkey Di Sekolah Kebangsaan Di Pantai Timur Semenanjung. Jurnal Anima Media Psikologi Indonesia vol.20 no.3. Surabaya: Laboratorium Psikologi Umum Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Engel, J.F, Blackwell, R.D, Miniard, P.W. 1995. Consumer Behavior. Philadelphia: Dryden Press.

Page 151: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

E. Kristi Poerwandari. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3.

139

Felix 0. Soebagjo. 1993. Rumah Susun Di Jakarta dan Beberapa Permasalahannya. Hasif Seminar Perumahan dan Pemukiman: Sorotan Khusus Apartemen dan Aspek-aspek Hukum. Jakarta: Penyelenggara kantor Hukum Chandra Motik Yusuf Djemat dan Associates.

Frey, Diane. & Carlock, C. Jesse. 1984. Enhancing Self Esteem. Indiana: Accelerated Development Inc.

Gilmore, John V. 1974. The Productive Psychology. San Fransisco: The Albion Publishing Co.

Goble, Frank G. 1987. Mazhab Ketiga: Psiko/ogi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius.

Gracia Damayanti. 2006. Gambaran Self-esteem Pada Wanita Usia Dewasa Awai Yang Mengalami Perceraian. Skripsi. Jakarta: Fcikultas Psikologi Universitas Indonesia.

Harry Susianto. 1993. Studi Gaya Hidup Sebagai Upaya M19ngenal Kebutuhan Anak Muda. Jurna/ Psikologi dan Masyarakat vol no Jakarta: Grasindo.

Hjelle, L.A & Ziegler, D.J. 1993. Personal Theories: Basic Assumption, Research, and Applications, Third Edition. Singapore: McGraw-Hill, Inc.

H. Mubin & Ani Cahyadi. 2006. Psikologi Perkembangan. Ciputat: PT. Ciputat Press Group.

Hurlock, Elizabeth B. Developmental Psychology: A Life-Span Approach, Fifth Edition. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi ke 5, lstiwidayanti & Soejarwo (terj). 1980. Jakarta: Erlangga.

Johanna Erly W & Yanuarita Puji Hastuti (ed). 2004. Apartemen, Jakarta: Serial Rumah Spesial.

Johnson, Rex. & Swindley, David. 1999. Creating Confidence: The Secrets of Self-Esteem. Dorset: Element Books Limited.

Page 152: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

140

Lexy J. Moleong. 1989. Metodologi Penelitian Kua/itatif. Bandung: Remadja Karya CV.

Loudon, David L. & Bitta, Albert J. Della. 1993. Consumer Behavior: Concepts and Applications, Fourth Edition. Singapore: McGraw-Hill, Inc.

M.A. Komarudin. 1997. Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Pemukiman. Jakarta: PT. Rakasindo.

Minchinton, Jerry. 1993. Maximum Self-Esteem: The Handbook for Reclaiming Your Sense of Self Worth. Kuala Lumpur: Golden Book Centre SON. BHD.

M. Noor HS. 1997. Himpunan lstilah Psikologi. Jakarta: Pedoman llmu Jaya.

Mowen, John.C, Minor, Michael. 1998. Consumer Behavior, Fifth Edition. New Jersey: Prentice-Hall.

Myers, David G. 1993. Social Psychology. United State of America: McGraw­J-lill, Inc.

Ongky Sukasah H. 1993.Undang-undang No.16 Tahun 1985 dan Undang­undang no.4 Tahun 1992 Ditinjau Dari Pengaturan Formalnya. Hasil Seminar Perumahan dan Pemukiman: Sorotan Khusus Apartemen dan Aspek-aspek Hukum. Jakarta: Penyelenggara kantor Hukum Chandra Motik Yusuf Djemat dan Associates.

Papalia, Diane E & Olds, Sally W. 2001. Human Development, Eighth Edition. New York City: McGraw-Hill, Inc.

Rafika Qatrunada. 2001. Self Esteem Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif J-lidayatullah.

Ratna Djuwita. 2000. Pemukiman Ideal Di Jakarta: Apartemen, Rumah Susun, atau Rumah Tunggal?. Jumal Psikologi Sosial vol 8 no 7. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Saifuddin Azwar. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pela jar.

Santrock, John W. Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Achmad & Juda (terj). 1995. Jakarta: Erlangga.

Page 153: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

141

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development, Eight Ea'ition. New York: McGraw-Hill Companies.

Sevilla, G. Consuello, et. al. 1993. Pengantar Metode Pencilitian. Jakarta: UI Press.

Smith & Sutton, Brian. 1973. Child Psychology. New York: Appleton Century Crofts.

S. Nasution. 1995. Metode Research (Penelitian llmiah). Jakarta: Bumi Al<sara.

Sutarno NS. 2006. Cermin & Citra Diri. Jakarta: Jala Permata.

Yeyen. 2006. Wahai Wanita, Hargailah Diri Sendiri! Jakartc:t: http://www.republika.eo.id/koran_detail

Page 154: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

Lampiran-l-amp1iran

Page 155: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

143

LEMBAR OBSERVASI

: 1 /2/3/4 Tanggal: ........ . Subjek Tern pat Jam : ...... sampai .... .

Catalan Lapangan: 1. Keadaan tempat wawancara, cuaca, dan kehadiran pihak lain di sekitar

tempat wawancara.

2. Gambaran fisik dan penampilan subjek.

3. Ringkasan awal dan akhir wawancara yang tidak terekam (apa saja yang dilakukan oleh interviewer dan subjek).

4. Sikap subjek selama proses wawancara (suara, intonasi, sikap tubuh, antusiasme, sikap terhadap interviewer, dan sebagainya).

5. Gangguan dan hambatan selama wawancara.

6. Catalan khusus subjek.

Page 156: fey /;?SI /p - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25117/1/RAHMA... · GAMBARAN SELF-ESTEEM DAN GAYA HIDUP ... lndah, Fiqih, Meda, Fatma, Titi,

PERIIIMPUNAN !'ENGH UNI I PEMILIK

· icl Scid nnGn flLVD 21'90 Lippa Karawzc1 ?800 rangerang 15811 Telp (021) 5461910 - 5461907 Fax (02_1) 5461370 -··-------··------·· - ·-. ------------·-·

SURAT KETERANGA~~ Ref. 4 /KGK/I/08

Kami 83dan Penge/o/a Kondominium Golf Karawaci, d1engan ini menerangkan

bahwa:

Noi11m: 1v•ahasiswa

Tempat/Tgl Lahir

Alar:1at

Rahma Wulan Shafrini

Jakarta, 26 Oktober 1984

Komi::lek Taman Kedaung blok A 7I11

Ciputat

Sehubungan dengan pen\'elesaian tugas akhir Skripsi yang berjudul "Self·

Esteem D11~w .: sa ~1uda Penghuni Apa1temeri Herdasarkan Gaya

Hid up". Mahasiswa tt1r seb Jt ben<ir tel ah melakukan penelitian di

/Condominium Golf Kar<1waci.

Demikian Surat Keterangan ini k2mi buat, untuk dapat dipergunakan

sebagairnana mestinya.

Karawaci, 16 Januari 2008

r~;;-Ariantil~@

GA