festifal budaya

5
Analisa Data : Tercatat puluhan siswa SMA menghadiri acara Pameran Budaya yang dihelat di salah satu gedung Pusat Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh September Surabaya (ITS). Para siswa tersebut berkerumun dan ada juga yang saling berkeliling mengelilingi stan-stan yang ada di gedung tersebut. Ada lima stan yang disuguhkan di gedung tersebut. Setiap stan mewakili tiap negara. Hanya negara-negara tertentu saja seperti Jepang, Jerman, Prancis, Belanda, dan Yaman. Setiap stan memperkenalkan salah satu budaya yang ada di negara tersebut. Menurut saya, dengan adanya Pameran Budaya seperti ini mampu memperkenalkan budaya-budaya yang belum pernah atau jarang dipublikasikan di masyarakat. Pengunjung yang hadirpun disuguhkan bukan hanya pengenalan budaya-budaya dari berbagai negara tersebut, namun para pengunjung bisa menikmati barang- barang yang ada di setiap stan. Bahkan pengunjung pun bisa memesan barang sesuai yang diminati. Salah satu contoh di stan Jepang menyajikan kaligrafi Tiongkok. Banyak peminat mengaku kaligrafi Tiongkok mempunyai daya keunikan tersendiri. Tak sedikit dari berbagai pengunjung yang berebut untuk memesan tulisan kaligrafi Tiongkok sesuai dengan namanya. Bukan hanya kaligrafi Tiongkok dari stan Jepang saja yang banyak diminati. Masih ada beberapa budaya lain yang mampu

Upload: renthaandinataii

Post on 07-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

bcgr

TRANSCRIPT

Page 1: Festifal budaya

Analisa Data :

Tercatat puluhan siswa SMA menghadiri acara Pameran Budaya yang dihelat di salah

satu gedung Pusat Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh September Surabaya (ITS).

Para siswa tersebut berkerumun dan ada juga yang saling berkeliling mengelilingi stan-stan

yang ada di gedung tersebut.

Ada lima stan yang disuguhkan di gedung tersebut. Setiap stan mewakili tiap negara.

Hanya negara-negara tertentu saja seperti Jepang, Jerman, Prancis, Belanda, dan Yaman.

Setiap stan memperkenalkan salah satu budaya yang ada di negara tersebut.

Menurut saya, dengan adanya Pameran Budaya seperti ini mampu memperkenalkan

budaya-budaya yang belum pernah atau jarang dipublikasikan di masyarakat. Pengunjung

yang hadirpun disuguhkan bukan hanya pengenalan budaya-budaya dari berbagai negara

tersebut, namun para pengunjung bisa menikmati barang-barang yang ada di setiap stan.

Bahkan pengunjung pun bisa memesan barang sesuai yang diminati.

Salah satu contoh di stan Jepang menyajikan kaligrafi Tiongkok. Banyak peminat

mengaku kaligrafi Tiongkok mempunyai daya keunikan tersendiri. Tak sedikit dari berbagai

pengunjung yang berebut untuk memesan tulisan kaligrafi Tiongkok sesuai dengan

namanya.

Bukan hanya kaligrafi Tiongkok dari stan Jepang saja yang banyak diminati. Masih

ada beberapa budaya lain yang mampu memikat hati pengunjung. Seperti yang ada di stan

Jerman. Di stan ini menyuguhkan pertunjukkan teater yang menarik. Tak sedikit para siswa

yang melihat berdecak kagum melihatnya. Dari teater inilah para mahasiswa/penyelenggara

di stan Jerman berharap bisa menggugah selera para siswa untuk lebih meminati

kebudayaan yang ada di Jerman. Mereka berharap ada rasa ketertarikan untuk mengambil

jurusan sastra Jerman kelak bila menduduki bangku perkuliahan. Bukan hanya itu saja yang

disajikan di stan ini, ada seni rupa dan lukisan dengan koleksi serba aneka yang menyerupai

aslinya. Seni lukis muda juga sangat hidup disini. Bila pengunjung berminat, ada sketsa

wajah yang bisa langsung jadi.

Bukan hanya itu saja, di stan ini ada beberapa buku yang memperkenalkan budaya

Jerman lainnya. Pengunjung pun disuguhkan foto-foto lokasi tempat-tempat wisata serta

Page 2: Festifal budaya

makanan kuliner yang wajib didatangi serta dicicipi bila singgah kesana. Disinipun ada

beberapa koleksi pernak-pernik barang ala Jerman yang sayang bila tak membeli. Harga

yang ditawarkan pun tak terlalu mahal. Sesuai dengan standart harga barang lokal yang ada

di Indonesia.

Di stan Prancis pun tak kalah menariknya. Mereka menyajikan Pameran Tekstil

bertajuk “Futurotextiles : Surpising Textiles, Design and Art”. Kegiatan ini mendapat

dukungan penuh oleh pusat Kebudayaan Prancis di Jakarta. Pameran Textile “Futurotextiles”

ini merupakan pameran ilmu pengetahuan dan teknologi keliling yang menggabungkan

unsur textil dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Pameran ini menampilkan visi konkrit dari tekstil masa depan yang mengubah

hubungan kita dengan dunia., terhadap lingkungan dan diri kita sendiri. Melalui skenografi

yang unik, pengunjung dapat menjelajahi dunia tekstil, mengenai keanekaragamannya yang

luar biasa. Dari serat kain hingga proses penenuan dan perajutan pun tak sarat terlewati.

Bahkan di skenigrafi ini ditampilkan pula bahan campuran yang tanpa jahitan. Tujuannya

adalah untuk memperlihatkan tekstil yang kini memiliki sisi teknis, inovatif, cerdas.

Di depan stan tersebut digelar instalasi kuliner. Sebuah buffet sederhana dan unik

dalam bentuk instalasi yang akan menghias hidangan tersebut merupakan hasil karya

beberapa siswa SMKN se-kota Surabaya. Tak luput, untuk menghindari hal-hal yang tak

diinginkan pihak penyelenggara bekerjasama dengan ahli tata boga di salah satu chef di

hotel berbintang di Surabaya.

Di pihak stan Belanda bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia Belanda atau biasa disingkat YPKIB. Yayasan tersebut bertempat di Jalan

Cokroaminoto 12A Gedung ITS Lt. IV. Di stan ini menyelenggarakan sejumlah pameran

seperti foto dan karikatur yang bekerjasama dengan organisasi-organisasi setempat.

Pemutaran film Belanda juga menjadi salah satu dari sekian banyak cara untuk mengenalkan

Budaya Belanda pada masyarakat Surabaya khususnya para siswa yang sedang menghadiri

acara ini.

Tak mau kalah dengan stan-stan lainnya, di stan ini bahkan menawarkan kursus

Bahasa Belanda. Ada 2 jenis kursus, yaitu Kursus reguler dan kursus Khusus. Kursus Reguler

Page 3: Festifal budaya

dibagi menjadi 3 tingkat utama berdasarkan tingkat kemahiran berbahasa, yaitu : a). Tingkat

Dasar yang terdiri dari Dasar 1 s/d 4 yang masing-masing berlangsung 3 bulan. b). Tingkat

menengah (dari Tingkat Dasar boleh melanjutkan ke Tingkat ini). Ada 5 tingkatan yang

masing-masing juga berlangsung 3 bulan. c). Tingkat Mahir (tingkat tertinggi). d). Kelas

percakapan.

Selain kursus reguler juga ada kursus khusus yang ditujukan bagi peserta kursus

dengan tujuan belajar tertentu. Dalam hal ini ada 3 program yang ditawarkan, yaitu : 1).

Bahasa Belanda sebagai bahasa sumber. Program ini terdiri dari 3 jenis kursus, yaitu Bahasa

Belanda untuk Studi Hukum, Bahasa Belanda untuk Pariwisata dan Bahasa Belanda untuk

Studi Sejarah. 2). Kursus persiapan untuk menempuh ujian dasar pemasyarakatan

(Basisexamen Inburgering).

Kesemua kursus tersebut diperkenalkan untuk memikat hati para siswa agar lebih

tertarik untuk mempelajari serta mengenal budaya-budaya yang ada di negara Kincir Angin

ini.

Yang lebih menarik lagi, bagi para pengunjung yang masuk di stan budaya Belanda

dapat mengambil keju sesuka hati. Inilah yang paling diminati oleh sekumpulan siswa SMA,

terutama siswa perempuan. Bukan hanya memanjakan siswa perempuan saja, para siswa

laki-laki yang juga masuk di zona ini pun disuguhi secangkir kecil kopi. Yang mana kopi saat

ini merupakan bagian dari kebudayaan Belanda.

Stan Yaman berpartisipasi dalam pameran yang bekerja sama dengan OKI (organisasi

Konferensi Islam).mengingat Yaman merupakan negara yang berpendudukan mayoritas

muslim. Dalam pameran tersebut stan Yaman menampilkan sejumlah benda khas

kebudayaan Yaman termasuk gambar-gambar seluruh propinsi Yaman, dan model miniatur

arsitektur Yaman.

Bukan hanya itu saja, stan Yaman pun bekerja sama dengan Tim kesenian dari

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang mana pernah tampil di festival seni dan budaya

yang bertemakan “Islamic educational and cultural organization” di kota Tarim, Yaman.

Page 4: Festifal budaya

Disini suasana terasa seperti dikota Yaman. Maklum, di stan ini diputar lagu-lagu

arab populer, seperti Nawarte Ayyami (Kausari hari-hariku), YA Habibi (wahai kekasihku),

Nurul Shams (cahaya Matahari), Maghadir (Tak Berdaya) dan Ahwinus (Ingin Sekali) sebagai

penarik perhatian. Tak luput di depan pintu stan Yaman hadir 2 orang wanita yang memakai

pakaian khas Yaman. Membuat suasana semakin meriah.

Selain itu, di stan ini juga menyediakan ratusan buku yang mempromosikan wisata-

wisata serta resep makanan lengkap dengan foto dan lokasinya yang ada di Yaman. Semua

usaha tersebut sebagai perwujudan untuk menarik para pengunjung untuk lebih mendalami

budaya Yaman.