bab 3 metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00502-mc 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
42
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Sejarah dan Perkembangan Drama Korea
Drama Korea berasal dari berbagai upacara keagamaan prasejarah, sedangkan
musik dan tarian memainkan peranan penting dalam semua penampilan teater
tradisional. Contoh bentuk teater klasik yang baik adlah tarian openg yang diberi
nama sandaenori atau talchum, percampuran antara tarian, lagu, dan narasi yang
diselingi satir dan humor. Teater tersebut masing-masing sedikit berbeda dari
satu daerah ke daerah lain dalam hal gaya, dialog, dan busana, dan sangat
populer dikalangan masyarakat pedesaan sampai dengan awal abad ke-20.
Pansori, lagu bernarasi panjang berdasarkan berbagai kisah populer, dan
kkokdugaksinoreum atau pertuunjukan boneka, yang ditampilkan oleh para
seniman pengembara, juga menarik perhatian banyak penonton. Ritual
pendukunan yang dikenal dengan sebagai gut juga merupakan bentuk lain dari
teater keagamaan yang menarik perhatian masyarakat banyak. Semua
pertunjukan tersebut juga masih ditampilkan sampai saat ini, walaupun tidak
sangat sering.
Ada sejumlah kecil lembaga yang menawarkan bebagai pertunjukan seni
disuatu tempat, contohnya adalah teater Chongdong di pusat Seoul, yang
menampilkan serangkaian pertunjukan seni tradisional, drama, dan musik.
Pertunjukan pertama sin-geuk (drama baru), bentuk baru dari tarian topeng dan
43
bentuk drama tradisional lainnya, dipentaskan bulan desember 1902. Namun,
drama modern mulai menancapkan karirnya pada tahun 1910-an setelah teater
bergaya barat pertama ditampilkan di Seoul, tahun 1908. Teater bernama
Wongaksa beroperasi sampai dengan bulan november 1909.
Kelompok-kelompok teater ”Hyeoksinidan” dan ’Munsuseong” juga
diatur oleh mereka yang belajar di Jepang dan mementaskan drama sinpa (aliran
baru). Sinpa gupa (aliran lama), artinya kabuki dalam bahasa Jepang. Drama-
drama sinpa mulainya berurusan dengan tema politik dan militer, dan kemudian
berkembang menjadi cerita detektif, opera sabun, dan tragedi.
Jika drama sinpa hanyalah kecendrungan sesaat, aliran drama yang
benar-benar baru modern. Tahun 1992, Towolhoe, kumpulan tokoh teater,
dibentuk dan organisasi ini memimpin gerakan drama ke seluruh negeri,
mementaskan sebanyak 87 pertunjukan. Drama masih populer sampai dengan
tahun 1930-an, tetapi kemudian tersingkir pada masa sosio-politik yang kacau
tahun 1940-an dan 50-an. Pada dekade berikutnya, drama semakin melemah
dengan munculnya film dan televisi.
Tahun 1970-an, sejumlah seniman muda mulai mempelajari dan
mengambil gaya dan tema karya teater tradisional, seperti drama tarian topeng,
ritual dukun, dan pansori. Yayasan Budaya dan Seni Korea mensponsori festifal
drama tahunan untuk mendukung penampilan teater lokal. Saat ini, sejumlah
besar kelompok teater tampil aktif sepanjang tahun, menampilkan semua aliran,
dari komedi sampai epik sejarah, di berbagai teater kecil disepanjang jalan
44
Daehango di pusat kota Seoul. Beberapa pertunjukan taeater masih meraih
kesuksesan dan masa mereka diperpanjang.
Drama buatan Korea pertama dipertontonkan secara umum tahun 1919.
Drama yang berjudul Righteous revenge dinamakan drama-kuno, dibuat buntuk
digabungkan dengan pertunjukan drama. Drama fitur pertama yang berjudul
Oath Under the Moon dipertontonkan tahun 1923. Tahun 1926, sutradara-aktor
karismatik Na Un-gyu mendapat perhatian measyarakat dengan memproduksi
Arirang sebuah drama bertema protes terhadap penindasan Jepang.
Setelah Perang Korea tahun 1953, industri lokal perlahan-lahan tumbuh
dan bisnisnya meledak selama satu dekade. Tetapi dua dekade berikutnya
pertumbuhannya mengalami kemacetan akibat pesatnya kemajuan televisi.
Namun, sejak awal 1980-an, industri hiburan Korea bangkit kembali berkat jasa
sejumlah kecil sutradara yang berani menyingkirkan stereotip kuno dalam
pembuatan drama dan film korea.
Berbagai usaha mereka berhasil dan mendapat sambutan baik di beberapa
penghargaan. Kecendrungan positif ini meningkat cepat tahun 1990-an dengan
semakin banyaknya sutradara Korea yang menghasilkan drama dan film yang
menyentuh hati warga dunia, dengan menuturkan pengalaman dan perasaan khas
orang Korea.
Tahun 2000, Chunhyangjeon (kisah Chunhyang), yang disutradarai oleh
Im Kwon-taek, menjadi drama Korea pertama yang bersaing di berbagai festival
di korea.
45
Menyusul drama-drama tersebut, tahun 2001 Joint Security Area terpilih
untuk bersaing dalam Festival Film Internasional Berlin dan drama Kim Ki-duk
lainnya, Address Unknown, masuk dalam seksi kompetisi Festival International.
Minat masyarakat terhadap drama korea semakin meningkat dan
beberapa festival mengenai perfilman dan drama korea telah diadakan oleh
pemerintah daerah atau organisasi swasta Korea. Festival ini termasuk Festival
Internasional Busan dan Festival Fantastik Internasional Bucheon, Festival
Internasional Jeonju, dan Festival Perempuan di Seoul. Festival-festival tersebut
tidak hanya mengadirkan drama dan film korea saja tetapi juga seluruh dunia.
( Fakta tentang korea : 141-146 )
3.1.1 Perkembangan Drama Korea Di Indonesia
Drama Asia baik yang berasal dari Jepang, Korea atau Taiwan, mulai
bermunculan dan ‘memperkenalkan diri’ di Indonesia. Diawali dari Meteor
Garden, drama Taiwan yang mengadaptasi cerita dari komik Jepang yang
berjudul Hana Yori Dango, yang berhasil menarik perhatian para penggemarnya
hampir di seluruh Asia, termasuk Indonesia. Kesuksesan drama Taiwan ini,
membuat beberapa stasiun televisi swasta Indonesia mulai menyiarkan drama-
drama Asia lainnya.
Diantara ketiga drama Asia tersebut, drama Korea, terutama Korea
Selatan, adalah drama yang paling banyak memiliki penggemar di Indonesia.
Salah satu yang menjadi daya tarik drama korea adalah kebudayaan korea yang
46
menarik dan unik. Korea memang sangat menjunjung tinggi kebudayaan mereka.
Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa drama korea yang kerap kali menunjukan
sisi dari kebudayaan mereka. Salah satunya adalah bagaiman mereka
mengucapkan salam yang harus membungkukkan badan hingga 90 derajat jika
bertemu dengan orang yang dihormati atau yang lebih tua, menunjukan
bagaimana kebudayan mereka melalui busana khas mereka, rumah tradisional
mereka dan juga makanan tradisional mereka yang sering kali di tunjukan dalam
drama korea.selain budaya faktor bahasa serta wajah masyarakat korea yang
putih bersih serta tampan. (http://www.koreandrama.org diakses pada 5 mei 2011
pukul 23.40 )
Drama Korea sendiri, saat ini lebih memiliki pengertian sebagai drama
mini seri yang di format khusus untuk televisi yang diproduksi menggunakan
Bahasa Korea. Korean drama ini sudah banyak dikenal oleh public bahkan
melebihi Asia. Hal ini pun dapat mempengaruhi perkembangan kebudayaan
Korea sendiri dalam beberapa negara, atau bisa disebut dengan Korean Wave
ataupun Hallyu. Korean drama yang termasuk populer pun sudah mulai
merambah Amerika Latin dan beberapa daerah Asia termasuk Indonesia. drama
korea pertama kali disiarkan pada tahun 2000 di stasiun televisi SCTV yang
menanyangkan drama korea Winter Sonata. Sejak saat itu, drama korea mulai
sering menghiasi layar kaca indonesia. Sebut saja beberapa judul drama korea
yang sudah pernah diputar di televisi, Dae Jang Geum, Full House, Stairway to
Heaven, My Girl, Love Story in Harvard, Autumn in My Heart, My Lovely Sam
Soon, Delightful Girl Choon-hyang, Yi San, Boys Over Flowers, You're
47
Beautiful, Brilliant Legacy, Queen Seondeok, The 1st Shop of Coffee Prince,
King of Baking, Personal Preference. Diantara banyaknya drama korea yang
sudah di putar di Indonesia, drama Korea Full House, Princess Hours dan Boys
Before Flowers lah yang sangat disukai oleh masyarakat dan menjadi salah satu
awal berkembanganya drama Korea di Indonesia.
Hingga Saat ini, sudah ada beberapa stasiun televisi yang menayangkan
program Tayangan ”Drama Korea” di antaranya adalah :
1. Indosiar
Indosiar merupakan stasiun televisi yang rutin menayangkan program
drama korea. Indosiar bisa dikatakan sebagai salah satu yang konsisten dalam
menayangkan program drama asia, khususnya Korea. Saat ini Program drama
korea di indosiar disiarkan Setiap Hari Senin-Jumat Pukul 12.00 – 13.00,
14.00-15.00, 16-17.00.
Gambar 3.1 Logo indosiar
48
2. O channel
Selain indosiar, O channel juga mulai tertarik untuk menayangkan drama
korea sejak tahun 2010 lalu. saat ini program ”drama korea” di O channel
tayang setiap senin- kamis pukul 20.00 – 21.00
Gambar 3.2 Logo O channel
3. Jak TV
Melihat perkembangan drama korea yang sedang meningkat, jak tv juga
mulai mengikuti beberapa stasiun televisi untuk menyiarkan drama korea. jak
tv mulai menayangkan tayangan drama korea tahun 2010 lalu.
Gambar 3.3 Logo Jaktv
49
4. Jaringan TV kabel
Jaringan tv kabel memiliki beberapa saluran tv korea, yang
memungkinkan para audience melihat langsung dari channel korea. beberapa
channel korea di jaringan tv kabel adalah KBS, ARIRANG, KTV.
Drama-drama tersebut memiliki genre yang berbeda- beda. Dalam drama
korea terdapat beberapa genre, yaitu :
- Drama Romantis
- Drama Komedi Romantis
- Drama Keluarga
- Drama Sae guk ( Drama Sejarah )
Dari semua genre drama, menurut buku fakta tentang korea genre drama
Romantic, Romantic Comedy, dan historical merupakan 3 genre yang selalu
memiliki rating yang tinggi dari Korean drama. (Rating Drama korea terlampir )
Historical drama atau drama sejarah memiliki popularitas tinggi, hal ini
dipengaruhi karena nada yang digunakan dalam pelakonan mereka.selain itu,
Setting dari sebuah drama menjadi penilaian yang diperhatikan dari banyak
penonton. Jika pemilihan setting tepat dan terlihat modern maka akan menjadi
penyeimbang untuk penilaian drama tersebut.
Kesuksesan drama Korea yang memiliki jumlah penggemar yang besar
di Indonesia, terletak dari segi cerita yang sederhana namun bermakna,. tidak
seperti drama Jepang yang kadang terlihat agak kaku dengan alur ceritanya.
Meskipun memiliki genre yang sama dengan kebanyakan drama Asia lainnya,
50
yaitu percintaan, namun drama Korea menawarkan kisah cerita yang segar
dibandingkan drama Asia lainnya. ( http://www.visitkorea.or.kr/intro.html
diakses pada 3 mei 2011 pukul 19.20 )
3.2 Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pendekatan ini
adalah pendekatan dengan pengukuran terhadap fenomena sosial yang dijabarkan
kedalam komponen masalah,variabel dan indikator. Tujuan utama dari
pendekatan kuantitatif adalah melakukan generalisasi,suatu pertanyaan
kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang
diperkirakan akan berlaku pada populasi tertentu.
Seperti diketahui bahwa penelitian kuantitatif yang pada prinsipnya
adalah untuk menjawab masalah. Proses penelitiannya bersifat linier,dengan
langkah-langkah yang jelas, mulai dari perumusan masalah,tujuan
penelitian,konsep atau landasan teoretis, hipotesis, metode penelitian yang
dipergunakan,teknik mengumpulkan data,analisis data,serta menarik
kesimpulan,dan saran-saran yang diajukan penelitian.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif, yang bermaksud untuk
menjelaskan hubungan yang kausal antar variabel melalui ujian hipotesa. Sedang
menurut Rakhmat, metode korelasional bertujuan meneliti hubungan–hubungan
51
diantara variabel–variabel dengan menguji hipotesis. Metode korelasional
bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi
pada faktor lain. (Singarimbun, 1989: 8)
Dengan menggunakan penelitian eksplanatif, maka penelitian ini berusaha
menjelaskan hubungan antara tayangan ”Drama korea” (sebagai variabel X)
dengan minat mahasiswa mempelajari budaya dan bahasa korea (sebagai variabel
Y).
3.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode
survei adalah metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun,
1989: 3). Tujuan utama survei adalah represensitivitas (Unarajan, 2000: 225).
Selain itu survei digunakan untuk melakukan analisis yang biasanya merupakan
data kuantitatif dan analisisnya menggunakan teknik statistik yang sesuai.
Dalam penelitian ini, metode survei diterapkan dengan penggunaan angket
sebagai alat pengumpul data yang disebarkan kepada 80 responden.
3.5 Populasi Dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiridari
manusia, hewan, benda, tumbuhan-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, peristiwa
52
mengenai sumber data yang memeiliki karakteristik tertentu dalam suatu
penelitian. ( Nawawi, 2001 : 141 )
Populasi dalam peneitian ini adalah mahasiswa aktif universitas bina
nusantara jurusan Marketing komunikasi binusian 2013. Berdasarkan data yang
diperoleh pada saat pra penelitian, jumlah mahasiswa jurusan Marketing
komunikasi Binus University angkatan 2009 yang masih aktif kuliah yaitu
sebanyak 400 mahasiswa.
Tabel 3.1
Populasi Mahasiswa Marketing Komunikasi Binus University Angkatan
2009
JURUSAN POPULASI
Marketing
Komunikasi
400
Jumlah 400
Sumber Data : Bagian Akademis Binus University
3.5.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang di
anggap dapat menggambarkan populasi. Berdasarkan data yag diperoleh maka
peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % dengan tingkat
kepercayaan 90 % ( bungin, 2005 : 105 ), yakni sebagai berikut :
N n =
Nd2 + 1
53
Keterangan :
N : Jumlah Populasi
n : Sampel
d2 : Presisi ( digunakan 10 % atau 0,1 )
Berdasarkan data yang ada maka penelitian ini memerlukan sampel
sebanyak :
400 n = 400 ( 0,1)2 + 1
400 n = 4 + 1
n = 80
Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 80
orang.
3.6 Teknik Penarikan Sampel
3.6.1 Purposive Sampling
Pengambilan sampling dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan
penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria
tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan dari penelitian ( krisyantono,
2007 :154 ). Adapun kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah :
1. Mahasiswa Binus University Jurusan Marketing Komunikasi Angkatan 2013
2. Pernah menonton Tayangan drama korea di televisi , minimal 2 kali.
54
3.6.2 Accidental Sampling
Teknik ini adalah memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk
dijadikan sampel. Tekhnik ini digunakan jika peneliti merasa kesuliatan untuk
menemui responden atau karean topik yang dieliti adalah persoalan umum
dimana semua orang mengetahuinya ( krisyantono, 2007 :156 )
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan.
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu suatu cara pengambilan data
yang dilakukan melalui keputusan dengan membaca buku-buku literature serta
tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data dari responden
melalui:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-
indikator dari variabel penelitian yang harus diisi responden. Kuesioner
disini berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang
disusun secara sistematik dan dirumuskan dengan cermat sehingga
jawaban yang dihasilkan oleh responden merupakan isi atau jawaban dari
rumusan masalah penelitian. Penyebaran kuosioner dilakukan secara
55
langsung dan diberikan kepada Mahasiswa Bina nusantara jurusan
marketing komunikasi binusian 2013.
Kuesioner yang diberikan berupa pertanyaan yang tertutup dengan
memilih satu dari beberapa pilihan yang telah ditetapkan, maka penulisan,
pengukuran dan penampilan fisik dari kuesioner harus dapat di mengerti
oleh responden agar mereka dapat mengisinya dengan benar.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik yang dipergunakan dalam menganalisa data adalah teknik analisa
kuantitatif melalui metode statistik,dimana data-data yang bersifat bukan angka
dinyatakan dengan angka. Proses penelitian kuantitatif mengikuti proses
deduktif-induktif,yang dimulai dari umum kemudian ke khusus kemudian
keumum lagi. Responden atau obyek penelitian terdiri dari banyak obyek.
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Selain itu, tujuan penelitian
kuantitatif yaitu sebagai bahan konfirmasi.
Sedangkan penggunaan statistik disini dimaksudkan untuk mendapatkan
kesimpulan yang lebih meyakinkan. Pada penelitian ini, sifat data yang diperoleh
adalah berupa interval nilai. Skala interval adalah skala yang jarak antara satu
dengan data lainnya sama tetapi tidak mempunyai nilai/nol (0) absolut.
3.8.1 Analisis Univariat
Data univariat disampaikan melalui tabel distribusi frekuensi yang
memperlihatkan sebaran jawaban dari tiap-tiap indikator.
56
3.8.2 Analisis Bivariat
a. Korelasi
Penelitian korelasi adalah penelitian yang melihat hubungan antara
variabel. Dua atau lebih variabel diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi
diantara mereka tanpa coba untuk merubah atau mengadakan perlakuan
terhadap variabel-variabel tersebut
Teknik yang digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis dua variabel atau lebih,menggunakan teknik pearson product moment
correlation atau disingkat perason r. Teknik tersebut digunakan karena variabel-
variabel yang dianalisis terukur dalam skala interval likert. Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabrkan menjadi komponen-komponen yang
dapat diukur sebagai titik tolak untuk menyusun instrumen yang dapat berupa
pertanyaan yang kemudian dijawab responden.
Untuk mengukur kuat tidaknya sebuah hubungan dua buah variabel yang
dinyatakan dalam fungsi linear (paling tidak mendekati) diperlukan suatu nilai
koefisien yang disebut koefisien korelasi, di mana besar nilai koefisien korelasi
itu adalah antara -1 samapai dengan 1. Jadi, jika r = koefisen korelasi maka r
dapat dinyatakan sebagai berikut : -1 ≤ r ≤ 1
Pada hakikatnya koefisien korelasi r dapat bernilai dari nol (0 =
menunjukkan tidak ada korelasi ) sampai satu ( 1 = menunjukkan adanya
korelasi), dengan ketentuan :
57
1. Bila r = 0 , maka tidak ada korelasi variabel independen terhadap variabel
dependen.
2. Bila r > 0, maka variabel independen terhadap variabel dependen
berkorelasi positif.
3. Bila r < 0, maka variabel independen terhadap variabel independen
berkolerasi negatUntuk mendapat memberi interprestasi seberapa kuat
hubungan antara vaariabel independen.
Untuk dapat memberi interprestasi seberapa kuat hubungan antara
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), dengan mempergunakan
hasil perhitungan korelasi antar variabel itu digambarkan dengan tabel dibawah
ini :
Tabel 3.2
Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi Sederhana
Interval Koefisen Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat lemah
0,20 - 0,399 Lemah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
58
b. Regresi
Kegunaan Regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk
meramalkan atau meramalkan atau memprediksi variabel terkait (Y) apabila
variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena
didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal)
variabel bebas (X) terhadap variabel terkait (Y). Karena ada perbedaan
yang mendasar dari analisis korelasi dan analisis regresi. Pada dasarnya
analisis regresi dan analisis korelasi keduanya punya hubungan yang sangat
kuat dan mempunyai keeratan. Setiap analisis regresi otomatis ada analisis
korelasinya, tetapi sebaliknya analisis korelasi belum tentu diuji regresi atau
diteruskan dengan analisis regresi.
Penghitungan kuat lemahnya pengaruh dari variabel independen
terhadap varabel dependen dilihat dari nilai regresinya yaitu nilai R² dimana
nilai tersebut harus > 0,5 baru disebut pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dianggap kuat.
3.9 Keabsahan Penelitian
3.9.1 Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat poengukur
dipakai dua kali, untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang
diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Semakin kecil
59
kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar
kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
Uji realibilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sabagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat sipercaya atau
reliable, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kalipun diambil tetap
akan sama.
Semakin kecil kesalahan, semakin reliabel alat pengukur. Sebaliknya,
semakin besar kesalahan pengukur maka semakin tidak reliabel alat pengukur
tersebut. Untuk uji reliabel instrumen dalam kuesioner penelitian ini
menggunakan teknik alpha cronbach. Standar nilai alpha (α) yang digunakan
untuk menunjukkan bahwa alat ukur tersebut baik adalah >0,5. Jadi, semakin
besar nilai alpha (> 0,5), maka semakin reliabel alat ukur tersebut (Singarimbun,
1989).
Hasil uji reliabilitas dimensi pada variabel X Tayangan “ Drama Korea
“ adalah sebagai berikut :
60
Tabel 3.3
Reliabilitas Aktor/aktris ”Drama Korea”
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Saya Mengetahui nama Pemain “Drama Korea” yang saya tonton.
11.5875 5.435 .591 .671
Saya menonton “Tayangan drama korea” karena para pemainnya yang tampan dan cantik
11.7250 5.291 .528 .708
Saya menyukai ”Drama Korea” karena akting para pemain yang sangat bagus
11.6250 5.604 .475 .737
Para Pemain “Drama korea” berpenampilan sangat fashionable
11.4500 5.744 .621 .663
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,752, artinya indikator pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.752 4
61
tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau indikator
yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.4
Reliabilitas Alur Cerita
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.659 3
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Saya menonton “Drama korea”
karena alur ceritanya yang
menarik.
7.7750 2.658 .361 .720
Saya merasa alur cerita ”Drama
korea” selalu sangat mengibur.
7.8000 2.441 .551 .453
Alur cerita ”Drama korea ” dapat
meningkatkan daya khayal saya
7.6000 2.673 .517 .508
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbach’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,659, artinya indikator yang terdapat pada
dimensi pengalaman dapat dipercaya. Namun dari tabel Item Total
Statistic terlihat bahwa ada satu indicator yang jika dihilangkan akan
62
meningkatkan reliabilitas, yaitu indicator tentang Saya menonton “Drama
korea” karena alur ceritanya yang menarik. Untuk hal ini peneliti
memutuskan untuk tetap mengikut sertakan indikator tersebut dalam
penghitungan dan analisis selanjutnya.
Tabel 3.5
Reliabilitas Budaya
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.728 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlatio
n
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Saya merasa bahwa tayangan “Drama Korea ” selalu memasukan unsur budaya korea di dalamnya.
7.0700 4.066 .605 .581
Budaya yang di tampilkan dalam tayangan “Drama Korea” sangat menarik
7.2800 4.062 .521 .677
Saya sangat menyukai unsur budaya yang sering di tampilkan pada “Drama Korea” karena sangat menarik dan unik
7.0700 3.904 .531 .667
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha
63
diatas 0,5, yaitu sebesar 0,728, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total
Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau indikator yang digunakan harus
dihapus.
Tabel 3.6
Reliabilitas Lokasi/Setting
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Saya menyukai tempt-tempat yang dijadikan lokasi syuting ”Drama korea”
7.1875 3.091 .286 .564
Lokasi syuting ”drama korea” selalu membuat saya ingin pergi ke sana
7.4125 2.625 .325 .524
Saya merasa lokasi syuting ”Drama korea” sangat menarik
7.1250 2.744 .502 .253
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbach’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,552, artinya indikator yang terdapat pada
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.552 3
64
dimensi pengalaman dapat dipercaya. Namun dari tabel Item Total
Statistic terlihat bahwa ada satu indicator yang jika dihilangkan akan
meningkatkan reliabilitas, yaitu indicator tentang Saya menyukai tempt-
tempat yang dijadikan lokasi syuting ”Drama korea”. Untuk hal ini
peneliti memutuskan untuk tetap mengikut sertakan indikator tersebut
dalam penghitungan dan analisis selanjutnya.
Tabel 3.7
Reliabilitas Bahasa
Item-Total Statistics
Scale
Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Saya menyukai bahasa yang di gunakan dalam ” Drama korea” karena sangat unik dan menarik.
7.7375 2.778 .450 .614
Menurut saya pengucapan dan tulisan bahasa korea berbeda dengan bahasa lainny.
7.4250 2.121 .600 .397
Bahasa yang digunakan dalam ”Drama korea” membuat saya ingin mengetahui lebih dalam bahasa tersebut.
7.4875 3.038 .410 .662
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.669 3
65
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,669, artinya indikator pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari
tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau indikator
yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.8
Reliabilitas Lagu/ Musik
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.648 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Saya menyukai lagu yang menjadi soundtrack “Drama Korea”.
7.7125 2.916 .505 .486
Lagu yang diputar dalam “Drama korea” sangat sesuai dengan alur cerita.
7.5250 3.012 .377 .667
Lagu yang diputar dalam drama korea, membuat saya ingin mengetahui makna dari lagu tersebut.
7.8125 2.964 .500 .495
66
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,648, artinya indikator pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari
tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau indikator
yang digunakan harus dihapus.
Hasil uji reliabilitas dimensi pada variabel Y (Minat mempelajari budaya
dan bahasa korea ) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9
Reliabilitas Penerimaan
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Saya menyukai “Drama Korea “. 10.9375 7.604 .536 .751
Tayangan “ Drama korea” dapat menimbukan minat saya dalam belajar budaya dan Bahasa korea ”.
10.9750 6.759 .667 .684
Saya Sangat menikmati cerita yang di tayangan “ Drama korea”.
11.2375 6.437 .613 .713
Saya Sangat menyukai budaya dan bahasa yang sering di tampilkan dalam tayangan ”Drama korea”.
11.0625 7.249 .533 .753
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.780 4
67
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,780, artinya indikator pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari
tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau indikator
yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.10
Reliabilitas Tanggapan
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Tayangan “ Drama korea” sudah sesuai bagi saya yang menyukai drama
7.5625 3.414 .526 .732
Tayangan “Drama Korea”dapat menjadi salah satu referensi untuk belajar budaya dan bahasa korea.
7.5750 3.311 .623 .621
Tayangan ”Drama Korea” membuat saya berkeinginan untuk belajar budaya dan bahasa korea
7.6625 3.315 .594 .653
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.752 3
68
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,752, artinya indikator pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari
tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau indikator
yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.11
Reliabilitas Penilaian
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Tayangan “Drama Korea” menambah wawasan saya mengenai budaya dan bahasa korea.
7.4250 3.108 .650 .577
Cerita dan suasana dalam ”Drama korea” membantu saya dalam meningkatkan minat untuk mempelajri bahasa dan budaya korea.
7.4000 3.737 .545 .702
Tayangan ”Drama Korea” mampu mengajak saya untuk belajar bahasa dan budaya dengan hanya melihat drama tersebut.
7.4250 3.691 .542 .705
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.750 3
69
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,750, artinya indikator pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari
tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau indikator
yang digunakan harus dihapus.
Tabel 3.12
Reliabilitas Organisasi
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Tayangan ”Drama korea“ membuat minat saya semakin bertambah untuk belajar bahasa dan korea
7.3875 3.380 .402 .729
Tayangan”drama korea” dapat membantu saya bertemu dengan sesama pecinta korea.
7.3500 2.990 .631 .438
Melalui Tayangan ” Drama korea” saya jadi bisa saling bertukar informasi mengenai budaya dan bahasa korea
7.2625 3.183 .497 .607
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.690 3
70
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbach’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,690, artinya indikator yang terdapat pada
dimensi pengalaman dapat dipercaya. Namun dari tabel Item Total
Statistic terlihat bahwa ada satu indicator yang jika dihilangkan akan
meningkatkan reliabilitas, yaitu indikator tentang Tayangan ”Drama
korea“ membuat minat saya semakin bertambah untuk belajar bahasa dan
korea. Untuk hal ini peneliti memutuskan untuk tetap mengikut sertakan
indikator tersebut dalam penghitungan dan analisis selanjutnya.
Tabel 3.13
Reliabilitas Pencirian
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Tayangan “Drama Korea” menggunakan para pemain yang dapat berakting
7.7125 2.587 .703 .646
Para pemain dalam“Drama korea“ menggunakan unsur humor dalam aktingnya.
7.4000 3.104 .595 .764
Tayangan Drama korea selalu memasukan unsur budaya korea didalamnya.
7.6875 2.597 .621 .741
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.794 3
71
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi aktor/aktris
tayangan ”Drama Korea” reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s
alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,794, artinya indikator pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari
tabel Item Total Statistic terlihat bahwa tak ada pertanyaan atau indikator
yang digunakan harus dihapus.
3.9.2 Validitas
Validitas berasal dari kata ”validity” yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Validitas
merupakan kesesuaian antara definisi operasional dengan definisi konseptual.
Jadi semakin dekat definisi operasional dengan definisi konseptual maka
validitas perangkat ukur tersebut semakin tinggi (Nasution, 2000: ).
Uji validitas ini menggunakan teknik analisis faktor. Analisis faktor
adalah suatu teknik statistik untuk mengidentifikasikan jumlah faktor yang relatif
kecil yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara beberapa
variabel yang saling berhubungan. Analisis faktor menghasilkan suatu tabel
dimana baris adalah variabel indikator mentah yang diamati dan kolom adalah
faktor atau variabel tersembunyi yang menjelaskan sebanyak mungkin perbedaan
di dalam variabel ini.
Teknik analisis faktor ini digunakan untuk mengkonfirmasi
(confirmatory) penelitian yang bersifat eksplanatif. Dalam penelitian ini, masing-
masing dimensi diuji satu persatu dengan menggunakan teknik analisa faktor
sehingga akan diperoleh nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), yaitu uji statistik
72
yang digunakan untuk menunjukkan ketepatan analisis faktor terhadap variabel-
variabel yang diukur. Bila nilai KMO > 0,5 dengan nilai signifikansi < 0.005
maka variabel tersebut dapat diukur dengan menggunakan teknik faktor analisis
untuk mengertahui apakah indikator yang dibuat memang berada pada satu
kelompok dengan indikator lainnya yang masih dalam satu variabel.
Beberapa analisis faktor yang digunakan untuk menguji validitas dalam
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14
Analisis Faktor
No.
Ukuran Validitas Nilai Disyaratkan
1.
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy KMO MSA adalah statistik yang
mengindikasikan proporsi variansi dalam
variabel yang merupakan variansi umum
(common variance), yakni variansi yang
disebabkan oleh faktor-faktor dalam
penelitian.
Nilai KMO diatas .500
menunjukkan bahwa factor
analisis dapat digunakan.
2.
Bartlett 's test of Sphericity Bartlett's test
Sphericity merupakan uji statistik untuk
melihat ada tidaknya korelasi antar variabel.
Nilai signifikansi adalah
hasil uji. Nilai yang
kurang dari .05
menunjukkan hubungan
yang signifikan antar
variabel, merupakan nilai
yang diharapkan.
73
3.
Anti-image Matrices Setiap nilai pada kolom
diagonal matriks korelasi anti image
menunjukkan Measure of Sampling Adequacy
dari masing-masing indikator.
Nilai diagonal
Anti-image correlation
matrix diatas .500
menunjukkan variabel
cocok/sesuai dengan
struktur variabel lainnya
didalam faktor tersebut.
4.
Total Variance Explained Nilai pada kolom
"Cumulative %" menunjukkan persentase
variansi yang disebabkan oleh keseluruhan
faktor.
Nilai "Cummulative %"
harus lebih besar dari 60%
5.
Component Matrix Nilai factor loading dari
variabel-variabel komponen faktor.
Nilai Factor Loading lebih
besar atau sama dengan .700
Sumber: Imam Ghozali, 2005: 45
Berikut ini adalah table interpretasi KMO MSA:
Tabel 3.15
Interpretasi KMO
Nilai KMO Tingkatan Varian
0.90-1.00 Marvellous (Sangat Bermanfaat)
0.80-0.89 Meritorius (Bermanfaat)
0.70-0.79 Middling (Cukup Bermanfaat)
0.60-0.69 Mediocre (Sedang)
0.50-0.59 Miserable (Tidak Bermanfaat)
0.00-0.49 Unacceptable (tidak bisa diterima)
Sumber: Kaiser, 1974
74
Hasil Uji Validitas Variabel X ( Tayangan Drama Korea ) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.16
Validitas Tayangan Drama Korea
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.823
Approx. Chi-Square 762.391
df 171
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO MSA menunjukkan hasil sebesar 0.823
yang artinya Meritorius (Bermanfaat). Yang artinya kumpulan variabel yang di
masukkan dapat diproses lebih lanjut. Demikian juga dengan nilai BTS (Bartlett’s
Test of Sphericity) sebesar 762.391 dengan signifikansi 0.000 < 0.005. Hal ini
menginformasikan bahwa indikator-indikator pada penelitian ini layak untuk
dilakukan analisis faktor, karena sudah memenuhi syarat nilai KMO yang harus lebih
dari 0,5 sampai dengan 1,0 ( 0,5<Nilai KMO<1 ) dan memenuhi syarat signifikansi
yakni dibwah 0,05.
75
Tabel 3.17
Hasil uji Validitas Variabel Y
( Minat Mempelajari Budaya dan Bahasa Korea )
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.819
Approx. Chi-Square 1217.249
Df 120
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO MSA menunjukkan hasil sebesar
0.819 yang artinya Meritorius (Bermanfaat). Yang artinya kumpulan variabel
yang di masukkan dapat diproses lebih lanjut. Demikian juga dengan nilai
BTS (Bartlett’s Test of Sphericity) sebesar 1217.249 dengan signifikansi
0.000 < 0.005. Hal ini menginformasikan bahwa indikator-indikator pada
penelitian ini layak untuk dilakukan analisis faktor, karena sudah memenuhi
syarat nilai KMO yang harus lebih dari 0,5 sampai dengan 1,0 ( 0,5<Nilai
KMO<1 ) dan memenuhi syarat signifikansi yakni dibwah 0,05
76
3.10 Definisi dan Operasionalisasi Konsep
Dalam Penelitian ini, terapat dua konsep yang digunakan yang
merupakan dua variable yang berbeda dan saling berhubungan sehingga dapat
memperlihatkan analisis dari penelitian ini, kedua variable ini adalah :
1. Variabel Indepeden
Di dalam penelitian ini merupakan variabel Tayangan drama korea yang
terdiri dari 6 dimensi, yaitu para pemain Drama korea ( aktris dan aktor drama
korea ), Alur Cerita, Budaya, setting lokasi, bahasa, dan musik ( lagu ).
2. Variabel Dependen
Di dalam penelitian ini merupakan Minat Mempelajari budaya dan
Bahasa korea. Di dalam konsep Minat mempelajari Budaya dan Bahasa Korea,
peneliti terdapat 5 dimensi, yaitu Penerimaan ( receiving ), menanggapi
( responding ), Penilaian ( valuing ), Organisasi ( Organization ) dan pencirian
(characterization )
3.10.1 Operasional Konsep
Operasionalisasi adalah mengukur konsep yang abstrak menjadi konstruk
yang dapat diukur. ( Rakhmat,2004 :12 )
Operasionalisasi konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
77
Tabel 3.18 Operasional Konsep
Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran
1. Saya Mengetahui nama Pemain “Drama Korea” yang saya tonton
2. Saya menonton “Tayangan
drama korea” karena para pemainnya yang tampan dan cantik
3. Saya menyukai ”Drama
Korea” karena akting para pemain yang sangat bagus
Para Pemain Drama Korea (Aktor dan Aktris )
4. Para Pemain “Drama korea” berpenampilan sangat fashionable
5. Saya menonton “Drama
korea” karena alur ceritanya yang menarik
6. Saya merasa alur
cerita ”Drama korea” selalu sangat mengibur
Alur cerita
7. Alur cerita ”Drama korea ” dapat meningkatkan daya khayal saya
8. Saya merasa bahwa
tayangan “Drama korea ” selalu memasukan unsur budaya korea di dalamnya.
Tayangan drama korea
Budaya 9. Budaya yang di tampilkan
dalam tayangan “Drama Korea” sangat menarik
Skor : 5= Sangat Setuju 4= Setuju 3= Netral/Ragu-ragu 2= tidak Setuju 1= Sangat tidak setuju
78
10. Saya sangat menyukai unsur budaya yang sering di tampilkan pada “Drama korea” karena sangat menarik dan Unik
11. Saya menyukai tempt-
tempat yang dijadikan lokasi syuting ”Drama korea”
12. Lokasi syuting ”drama korea” selalu membuat saya ingin pergi ke sana
Seeting lokasi Drama korea
13. Saya merasa lokasi syuting ”Drama korea” sangat menarik
14. Saya menyukai bahasa yang di gunakan dalam ” Drama korea” karena sangat unik dan menarik
Bahasa
15. Menurut saya pengucapan dan tulisan bahasa korea berbeda dengan bahasa lainnya
16. Bahasa yang digunakan dalam ”Drama korea” membuat saya ingin mengetahui lebih dalam bahasa tersebut.
17. Saya menyukai lagu yang menjadi soundtrack “Drama Korea”
18. Lagu yang diputar dalam “Drama korea” sangat sesuai dengan alur cerita
Lagu/Musik
19. Lagu yang diputar dalam drama korea, membuat saya ingin mengentahui bahasa yang di guanakan.
20. Saya menyukai “Drama
Korea “
Receiving
Penerimaan
21. Tayangan “ Drama korea”
dapat menimbukan minat
skor : 5= Sangat Setuju 4= Setuju
79
saya dalam belajar budaya dan Bahasa korea ”
22. Saya Sangat menikmati
cerita yang di tayangan “ Drama korea”
23. Saya Sangat menyukai budaya dan bahasa yang sering di tampilkan dalam tayangan ”Drama korea”
24. Tayangan “ Drama korea” sudah sesuai bagi saya yang menyukai drama
25. Tayangan “Drama Korea”
dapat menjadi salah satu
referensi untuk belajar
budaya dan bahasa korea.
Responding
Tanggapan
26. Tayangan ”Drama Korea”
membuat saya
berkeinginan untuk belajar
budaya dan bahasa korea
27. Tayangan “Drama Korea”
menambah wawasan saya
mengenai budaya dan
bahasa korea
28. Cerita dan suasana
dalam ”Drama korea”
membantu saya dalam
meningkatkan minat untuk
mempelajri bahasa dan
budaya korea.
Minat mempelajari Budaya dan Bahasa Korea
Valuing Penilaian
29. Tayangan ”Drama Korea”
mampu mengajak saya
3= Netral/Ragu-ragu 2= tidak Setuju 1= Sangat tidak setuju
80
untuk belajar bahasa dan
budaya dengan hanya
melihat drama tersebut.
30. Tayangan ”Drama
korea“ membuat minat
saya semakin bertambah
untuk belajar bahasa dan
korea
31. Tayangan”drama korea”
dapat membantu saya
bertemu dengan sesama
pecinta korea.
Organization Organisasi
32. Melalui Tayangan ” Drama
korea” saya jadi bisa saling
bertukar informasi
mengenai budaya dan
bahasa korea
33. Tayangan “Drama Korea”
memenggunakan para
pemain yang dapat
berakting.
34. Para pemain dari
Tayngan ”drama korea”
selalu memasukan unsur
humor dalam berakting.
Characterization
Pencirian
35. Tayangan Drama korea
selalu menggunakan unsur
budaya didalamnya.
81
3.11 Keterbatasan Kelemahan Penelitian
1. Kemungkinan adanya perbedaan persepsi antara responden dan peneliti pada saat
pengisian kuesioner.
2. Adanya kemungkinan interpretasi yang kurang tepat oleh responden karena
pemilihan kata yang kurang tepat oleh peneliti pada saat menyusun instrumen
penelitian.
3. Ketidak jujuran responden dalam menjawab kuesioner yang diajukan peneliti.
4. Adanya kemungkinan salah dalam memilih responden karena begitu ramainya
kawasan tersebut pada saat itu.
5. Teknik pengambilan sample yang accidental karena peneliti menginginkan
mendapatkan responden yang benar-benar meononton tayangan “Drama Korea,
membuat penelitian ini sulit ditarik inferensinya (digeneralisasi) sehingga hasil
penelitian ini hanya berlaku bagi mahasiswa binusian 2013 yang melihat
tayangan “Drama Korea”.