fenomena pemberitaan hoax pada media whatsapp …

21
17 FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP TENTANG BERITA TERLAMBAT DARI BANDUNG (Pemikiran Hermeneutika Paul Riceour) Agus Budiana Universitas Satya Negara Indonesia Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. No. 11 Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Prodi Ilmu Komunikasi ABSTRAK Tulisan ini merupakan hasil penelitian teks media dan lapangan didalam mensikapi dan mencermati pemberitaan hoax. Merebaknya pemberitaan Hoax pada media sosial merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan semua orang, karena efeknya sangat luar biasa dapat menimbulkan berbagai kegaduhan, keributan bahkan peperangan sekalipun. Permasalahan dalam penelitian ini adalah tulisan pemberitaan Whatsapp dengan judul : Berita Terlambat dari Bandung, secara khusus menyangkut pembelian PT Dirgantara Indonesia oleh negara Cina. Dalam tulisan tersebut memuat singgungan hal-hal yang sensitif, menyangkut Ras Cina. Upaya penguatan dapat dilakukan dengan melihat pemikiran Hermeneutika Paul Riceour.Pemikiran ini memberikan pemahaman bahwa tidak semua manusia dapat dipengaruhi oleh penulis teks, siapapun yang membaca tulisan berita / teks dapat dikondisikan secara sederajat oleh manusia dengan melihat latar belakang yang dimiliki. Pengalaman, wawasan, pengetahuan, ilmu maupun referensi.adalah pembeda utama yang dimiliki oleh manusia untuk senantiasa aktif didalam memaknai tulisan-tulisan berita / teks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Semiotika Sosial Max Halliday, aspek instrument yang digunakan meliputi tiga aspek : Medan wacana, Sarana wacana dan Pelibat wacana dengan menggunakan kombinasi Focus GroupDiscusion dengan tujuan disatu sisi untuk memperolah latar belakang pembuat pesan dan di sisi lain untuk melihat kognisi kelompok masyarakat yang membaca pemberitaan tersebut. Hasil analisis dari penelitian ini diperoleh : Bahwa Penulis berita dalam berita hoax Whatsapp lebih cenderung menggunakan kepentingan-kepentingan sesaat yang mengiinginkan suasana gaduh, heboh dan terkesan menciptakan chaos baik didalam masyarakat maupun dalam tingkat pemerintah. Pemberitaan Hoax Whatsapp : Berita terlambat dari Bandung, diagendakan secara tertentu oleh sipenulis untuk menciptakan suasana gaduh, namun pembaca mempunyai potensi internal yang melekat dalam dirinya, berupa nilai-nilai yang merupakan prinsip hidup serta kebiasaan- kebiasaan selalu skeptis terhadap berbagai informasi berita apapun. Dari 10 informan yang terlibat dalam Focus Group Disscussion, 7 informan berpendapat berita tersebut Hoax, 3 informan berpendapat berita faktual objektif. Kata kunci :Berita, Hoax, Hermeneutika ABSTRACT This paper is the result of media and field text research in give an attitude and look at hoax news. Widespread news of Hoax on social media is a very worrying thing for everyone, because the effect is extraordinary can cause various noise, commotion and even war. The problem in this research is whatsapp's report entitled: Late News from Bandung, specifically concerning the purchase of PT Dirgantara Indonesia by the Chinese state. In the article contains allusions that are sensitive, concerning the Chinese race. Reinforcement efforts can be done by looking at the thought of Hermeneutika Paul Riceour. This thought provides an understanding that not all humans can be influenced by the author of the text, anyone who reads news / texts can be conditioned equally by humans by looking at the background possessed.Experience, insight, , science and references. is the

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

17

FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP

TENTANG BERITA TERLAMBAT DARI BANDUNG

(Pemikiran Hermeneutika Paul Riceour)

Agus Budiana

Universitas Satya Negara Indonesia

Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. No. 11

Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Prodi Ilmu Komunikasi

ABSTRAK

Tulisan ini merupakan hasil penelitian teks media dan lapangan didalam mensikapi dan

mencermati pemberitaan hoax. Merebaknya pemberitaan Hoax pada media sosial merupakan hal yang

sangat mengkhawatirkan semua orang, karena efeknya sangat luar biasa dapat menimbulkan berbagai kegaduhan, keributan bahkan peperangan sekalipun. Permasalahan dalam penelitian ini adalah tulisan

pemberitaan Whatsapp dengan judul : Berita Terlambat dari Bandung, secara khusus menyangkut

pembelian PT Dirgantara Indonesia oleh negara Cina. Dalam tulisan tersebut memuat singgungan hal-hal yang sensitif, menyangkut Ras Cina. Upaya penguatan dapat dilakukan dengan melihat

pemikiran Hermeneutika Paul Riceour.Pemikiran ini memberikan pemahaman bahwa tidak semua

manusia dapat dipengaruhi oleh penulis teks, siapapun yang membaca tulisan berita / teks dapat dikondisikan secara sederajat oleh manusia dengan melihat latar belakang yang dimiliki. Pengalaman,

wawasan, pengetahuan, ilmu maupun referensi.adalah pembeda utama yang dimiliki oleh manusia

untuk senantiasa aktif didalam memaknai tulisan-tulisan berita / teks. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode Semiotika Sosial Max Halliday, aspek instrument yang digunakan meliputi tiga aspek : Medan wacana, Sarana wacana dan Pelibat wacana dengan menggunakan

kombinasi Focus GroupDiscusion dengan tujuan disatu sisi untuk memperolah latar belakang

pembuat pesan dan di sisi lain untuk melihat kognisi kelompok masyarakat yang membaca pemberitaan tersebut. Hasil analisis dari penelitian ini diperoleh : Bahwa Penulis berita dalam berita

hoax Whatsapp lebih cenderung menggunakan kepentingan-kepentingan sesaat yang mengiinginkan

suasana gaduh, heboh dan terkesan menciptakan chaos baik didalam masyarakat maupun dalam

tingkat pemerintah. Pemberitaan Hoax Whatsapp : Berita terlambat dari Bandung, diagendakan secara tertentu oleh sipenulis untuk menciptakan suasana gaduh, namun pembaca mempunyai potensi

internal yang melekat dalam dirinya, berupa nilai-nilai yang merupakan prinsip hidup serta kebiasaan-

kebiasaan selalu skeptis terhadap berbagai informasi berita apapun. Dari 10 informan yang terlibat dalam Focus Group Disscussion, 7 informan berpendapat berita tersebut Hoax, 3 informan

berpendapat berita faktual objektif.

Kata kunci :Berita, Hoax, Hermeneutika

ABSTRACT

This paper is the result of media and field text research in give an attitude and look at hoax

news. Widespread news of Hoax on social media is a very worrying thing for everyone, because the

effect is extraordinary can cause various noise, commotion and even war. The problem in this research is whatsapp's report entitled: Late News from Bandung, specifically concerning the

purchase of PT Dirgantara Indonesia by the Chinese state. In the article contains allusions that are

sensitive, concerning the Chinese race. Reinforcement efforts can be done by looking at the thought of Hermeneutika Paul Riceour. This thought provides an understanding that not all humans can be

influenced by the author of the text, anyone who reads news / texts can be conditioned equally by

humans by looking at the background possessed.Experience, insight, , science and references. is the

Page 2: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

18

main differentiator that is owned by man to always active in interpreting the writings of news / text.

The method used in this research is the method of Social Semiotics Max Halliday, aspects of the instrument used includes three aspects: Discourse field, Discourse and Discourse discourse by using

a combination of Focus GroupDiscusion with the aim of one side to get the background of the

message maker and on the other hand to see the cognition of community groups who read the news.

The results of the analysis of this study obtained: That the authors news in hoax news Whatsapp is more likely to use the interests of momentary who want to rowdy atmosphere, excited and impressed

to create chaos both within the community and within the government level. Newsletters Hoax

Whatsapp: The late news from Bandung, scheduled for certain by the author to create a rowdy atmosphere, but the reader has internal potential inherent in him, in the form of values that are the

principles of life and habits are always skeptical of any news information. Of the 10 informants

involved in the Focus Group Disscussion, 7 informants argue the news Hoax, 3 informants argue

objective factual news.

Keywords: News, Hoax, Hermeneutics

Page 3: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

19

I. PENDAHULUAN

Berita secara ideal adalah

merupakan proses penyampaian informasi

berupa fakta mengenai suatu peristiwa

yang terjadi, secara objektif, berimbang

dan imparsialitas. Tuntutan pemberitaan

yang baik dan professional tentunya

berbicara mengenai konsep jurnalisme

yaitu keberadaan suatu berita dalam

tataran ideal dan normatif.Semua peristiwa

disajikan pada masyarakat dengan

berbagai data, fakta maupun sumber berita

yang ditampilkan. Jurnalisme juga

membahas tentang interaksi antara berita

dan masyarakat merupakan harapan bagi

semua pihak dalam rangka menumbuhkan

dan membangun suatu kelindan yang

saling mengisi dan menguatkan dalam

siklus kehidupan sosial, agar terciptanya

suatu peradaban kehidupan manusia

kearah yang lebih baik. Bill Kovach dan

Tom Rosentiel (2001:16) jurnalisme

adalah pengetahuan tentang sesuatu

memberi rasa aman, membuat mereka bisa

merencanakan dan mengatur hidup

mereka.Kekuatan berita dalam

sistempolitikpun, hendaknya menjadi

bandul penyeimbang diantara para pihak

yang menempati dan mengisi didalamnya,

baik pemerintah, kelompok kepentingan

maupun masyarakat.

Hal menarik adalah munculnya kekuatan

baru yang sedikitnya mampu menggeser

peran media-media mainstream.

Perkembangan teknologi komunikasi telah

memunculkan perkembangan media sosial

yang sanga luar biasa, Dengan fasilitas

teknologi yang difasilitasi oleh internet

media-media social lin imampu berperan

sangat signifikan didalam lalulintas

informasi maupun dinamika komunikasi

dalam kehidupan sosial. Andi dan Zulmi

Savitri (2015:101) Sosial media mengajak

siapa saja yang tertarik untuk

berpartisipasi dengan memberi kontribusi

dan feed back secara terbuka, memberi

komentar, serta membagi informasi dalam

waktu yang cepat dan tak terbatas. Hanya

dengan hitungan menit bahkan detik

peristiwa dapat langsung diakses dan

diterima oleh masyarakat, hal dasar yang

membedakan media socialdengan media

mainstream adalah dalam aspek kecepatan.

Media-media social dimaksud adalah

:Facebook, tweeter, path, media on line

dsb. Informasi media social yang kita

terima tampil dalam beragam bentuk

tulisan, audio visual, semuanya dikemas

dengan sangat menarik yang membuat

pandangan mata masyarakat tidak akan

pernah bosan untuk menkonsumsinya

sebagai media rujukan informasi

dibanding media-media mainstream

lainnya yang sudah lama eksis.Dari

tampilan informasi-informasi yang

disampaikan pada masyarakat ada

Page 4: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

20

sejumlah lainnya yang memposisikan

sebagai informasi berita dan melakukan

fungsi layaknya suatu media berita. Secara

wajar seperti media-media mainstream,

namun secara hakikat kaidah jurnalistik

dan norma-norma berita tidak ditampilkan

secara objektif, berimbang dan

imparsialitas, tidak jelas pencantuman

sumber beritanya. Bahkan penyampaian

berita keberita sudah tidak terarah,

darimana sumber data utamanya, konsep

media sebagai pengelola beritapun untuk

saat ini tidak jelas. Adapula perorangan

yang mempunyai media social berupa

akun bahkan media on line sekalipun,

isinya informasi berita secara intens.

Memang secara konsep berita apabila

ditilik telaah jelas seperti berita karena

nilai-nilai yang terkandung dalam

penyampaian informasinya masuk pada

kategori orisinal nilai berita. Namun berita

yang disampaikan cenderung tendensius,

tidak jelas bahkan menyerang para pihak

manasaja, sehingga membuat suasana

gaduh dan tidak kondusif baik secara

system social maupun system politik.Hal

ini terjadi karena bebasnya system

demokrasi yang dianut oleh negara

Indonesia semenjak bergulirnya reformasi

tahun 1998. Dampaknya pada kebebasan

individu dalam berekpresi melalui media.

Tentunya dengan kondisi tersebut begitu

kentalnya nilai-nilai yang dianut oleh para

pemilik akun media didalam penggunaan

media sosia, sehingga tipis batasan antara

media-media sosial dengan media

mainstream didalam menjalankan

fungsinya sebagai media penyampai

informasi berita.

Selain nilai-nilai dominan yang

berpengaruh, hal lain yang tidak kalah

pentingnya adalah adanya kesamaan

ideologi, maupun orientasi hidup pada

suatu kelompok maupun individu yang

dirajut dalam suatu kepentingan yang

sama. Hal-hal inilah yang akan

membentuk tampilan seseorang dalam

bersikap. Semuanya akan berdampak pada

tampilan isi dari media yang ada.Udi

Rusadi (2015:82) Ideologi media

mengandung pengertian ideologi yang

dimiliki atau yang menjadi landasan hidup

mereka. Tentunya akan menimbulkan

kebingungan bagi masyarakat yang

mengkonsumsi atas apa yang mereka baca

terhadap media. Substansi kebenaran isi

informasi berita sebagai sumber kebenaran

informasi akan mengalami gradasi yang

sangat tergadaikan, ketika pemberitaan-

pemberitaan yang muncul setiap hari

adalah pemberitaan agenda setiap orang

ataupun kelompok dengan tujuan-tujuan

tertentu. Kondisi yang ada tentunya tidak

akan jauh bahkan selalu dalam suasana

kegaduhan publik. Tidak jelas siapa

sumbernya, apakah peristiwanya benar-

Page 5: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

21

benar fakta atau fiksi yang penting

informasi berita sampai pada sasaran dan

dampak apa adanya yang diharapkan

tumbuh dan muncul dari masyarakat.

berita –berita sepert ini dikenal dengan

istilah Hoax atau berita bohong, provokasi

dll.

Fenomena pemberitaan hoax telah

memunculkan persoalan baru dalam

masyarakat, siapapun dapat menjadi objek

sasaran tembak. Apabila yang menjadi

sasaran tembak adalah seorang public

figure (artis, politisi, aparat pemerintah)

berbagai ruang posisi dapat dijadikan

bahan pemberitaan hoax. Kekhawatiran

semuapihak terkait dengan pemberitaan

hoax adalah akan memunculkan kondisi

yang tidak kondusif, serba muncul

kecurigaan selalu berpandangan negative

apabila masuk pada tataran politik tidak

menutup kemungkinan akan menimbulkan

disintergarsi bangsa. Hal lain yang tidak

kalah penting munculnya fenomena

pemberitaan hoax adalah adanya andil

teknologi komunikasi yang dimediasi oleh

internet didalam memproses suatu

infomasi yang dapat dihitung dalam

kecepatan detik. Masih dalam konteks

kemajuan teknologi komunikasi semua

orang dapat dengan bebas menukar posisi

secara bersamaan baik sebagai pembuat

teks maupun sebagai penerima teks.

Merujuk pada pemikiran Paul

Riceour dalam kajian interpretasi teks,

secara esensi menegaskan bahwa

pemahaman interpretasi teks dilihat secara

utuh, teks yang muncul diproduksi oleh

pembuat teks yang diawali dalam proses

pergulatan pemikirannya dan nilai-nilai

yang dimilikinya secara internal dalam

dirinya dikaitkan dengan relasi

kepentingan dengan kelompok-kelompok

maupun individu yang mempunyai

kesamaan kepentingan dalam (ideologi,

orientasi) teks yang muncul adalah teks

yang tidak murni berdasarkan kondisi

factual namunteks yang sudah dikonstruksi

sebelumnya. Selanjutnya teks Itu sendiri

akan melepaskan diri dari pembuat teks

dan mengalami dekontekstualisasi teks dan

akan mengalami proses rekontekstualisasi

ketika media sudah sampai pada sasaran

khalayak. Pierre Bourdieu dalam Fauzi

Fashri (2014:25) Kegiatan

Dekontekstualisasi memiliki arti bahwa

materi teks melepaskan diri dari konteks

pengarang untuk masuk ke konteks

pembaca yang lebih luas lagi

rekontekstalisasi adanya kesejajaran antara

pembuat teksdan pembaca, artinya bahwa

apa yang dimaksudkan oleh pembuat teks

terhadap tulisannya belum tentu dapat di

maknai oleh pembaca secara sama dengan

apa yang diingikan oleh pembuat teks.

Namun posisi pembaca mempunyai

Page 6: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

22

otoritas penuh untuk memahaminya

berdasarkan sudut pandang pembaca. Pada

titik inilah akan terjadi suatu perbedaan

yang sangat krusial dalam melihat dan

membaca suatu teks.

Tugas pembuat teks hanyalah membuat

teks berdasarkan maksud dan

keinginannya, harapannya apa yang dibaca

oleh pembaca sesuai dengan keinginannya,

namun berdasarkan pemikiran Ricouer

tidak akan selamanya kondisi seperti itu,

teks sendiri secara proses akan membuat

jarak (Distanciation) Ricouer (2014:37)

pada kondisi ini akan menimbulkan

konsekuensi hermeneutik dimana tulisan

menjadi teks otonom dari jangkauan

maksud pengarang, di sisi lain, tulisan

menciptakan teks yang terbuka pada

beragam pembacaan dengan konteks

sosio-budaya yang berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Berita sebagai produk media massa

Media massa didalam menjalankan

fungsinya tidak terlepas dari produk–

produk yang dijadikan andalannya untuk

disampaikan pada masyarakat. Diantara

beberapa produk yang ada, salah satunya

aadalah berita. Berita adalah salah satu

produk media yang senantiasa identik

dengan media massa. Walaupun

sebenarnya ada produk-produk lainnya

yang melekat :Iklan, hiburan, olahraga dll.

Namun berita tetap merupakan produk

utama yang dijadikan jualan oleh media

massa dan senantiasa dinantikan

kehadirannya oleh masyarakat.Yang

membedakan berita dengan produk lainnya

dalam suatu produk media massa adalah

informasi yang disampaikan substansinya

merupakan semua peristiwa / kejadian

yang berdasarkan fakta dan terkait dengan

kepentingan-kepentingan nyata yang

dirasakan oleh masyarakat. Hal lain adalah

fakta-fakta yang disampaikan dalam

beragam kehidupan yang dialami manusia

tersaji dalam aspek ideologi, sosial,

politik, ekonomi, budaya, Hankam dan

terkait dengan kehidupan sehari-hari yang

dirasakan oleh

masyarakatsehinggaberitaadalahsalahsatup

roduk yang menempatipreferensiutama

olehmasyarakat.

Salah satu kelebihan berita adalah

adalah memotret realitas hidup yang

berada dalam titik terdekat dalam

kehidupan masyarakat dari hal-hal kecil

sampai terbesar setidaknya hal ini

menjadis uatua spek penting dalam

kehidupan manusia yang terus berubah dan

berdinamika. Untuk mendapatkan suatu

berita yang baik dan berkualitas tentunya

ada orang-orang dibalik media yang

mempunyaiperanstrategisdanmenentukand

idalammembawaarahperjalanan bangsa :

wartawan, redaktur, produser dll, tanpa

kehadiran mereka suatu berita tidak akan

Page 7: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

23

pernah ada dan media massa tidak akan

pernah eksis. Kalaupun masyarakat

mendapat informasi dari sumber, tentunya

sumber yang didapat belum tentu baik

dengan apa yang didapat selama ini

sebagai suatu rujukan informasi berita.

Namun layaknya buah simalakama secara

real faktual semua orang membutuhkan

berita untuk mendapat segala hal tentang

informasi peristiwa yang terjadi, namun

pada sisi lain berita juga terkadang

membuat suatu kondisi menjadi riuh penuh

dinamika. Terlepas dari kelebihan dan

kekurangan yang ada berita dalam suatu

media massa sangatlah dibutuhkan dalam

konteks kekinian, bangunan informasi

berita yang diterima masyarakat

diharapkan mampu mengangkat

persamaan derajat manusia untuk lebih

setara dalam berbagai hal karena adanya

adanya asupan informasi berita yang

senantiasa memberikan arah dan jalan

yang baik untuk mengetahui berbagai hal

informasi, maupun menjawab terhadap

segala persoalan yang ada.

Hal ini menjadikan berita dalam

media massa menempati posisi penting,

selain sebagai pengisi content utama,

berita juga mampu menempatkan media

dalam positioning tertentu baik dalam

kehidupan masyarakat maupun sesama

media dalam konteks kompetisi.

Keberadaannya itulah berita mampu

menjadikan suatu media menjadi rujukan

oleh masyarakat, ditambah dengan

dukungan sistem politik yang kondusif

semenjak bergulirnya reformasi pada

tahun 1998, semakin menambah daya

ruang buat media massa didalam

menjalankan setiap fungsi-fungsinya.

Kebebasan berekpresi yang dijamin oleh

undang-undang mengkondisikan semua

pemberitaan pada setiap massa menjadi

strategis dan menentukan didalam

mengarahkan perjalanan hidup bangsa

Indonesia. Jelasnya pemerintah secara

kongkrit memberikan dukungannya

dengan cara memberikan payung hukum

dalam sistem pemberitaan yaitu Undang-

undang no 40 tahun 1999 tentang Pers dan

undang-undang no 32 tahun 2002

penyiaran, dimana didalam kedua regulasi

tersebut memberikan penguatan bagi para

insan jurnalis didalam menjalankan

fungsinya dalam koridor yang

proporsional secara hukum.

Pemberitaan Hoax dalam Media Sosial

Dengan bergantinya sistem politik

di Indonesia, di penghujung tahun 90-an,

tepatnya tahun 1998. Tercatat dalam

sejarah Negara Indonesia masuk pada fase

demokrasi yang substansial, karena selama

32 tahun sebelumnya dibawah rezim orde

baru, selama itu diklaim oleh mereka

sebagai sistem yang senantiasa

mengutamakan kepentingan rakyat dalam

Page 8: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

24

hidup berbangsa dan bernegara,dengan

jargon-jargon tertentu sebagai ciri khasnya

mereka memperlihatkan secara manifest

bahwa rakyat senantiasa dibawa kearah

kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran.

Namun fakta lain yang menjadi

kekurangannya adalah keinginan hak-hak

rakyat untuk berekpresi berpendapat,

bersuara di beri pembatas yang sangat

kaku dan ketat. Banyak media-media cetak

yang tidak searah dengan kemauan rezim

penguasa akan diakhiri dengan pencabutan

SIUP untuk dibredel. Konsekuensinya

dalam kurun waktu tersebut pemberitaan

yang ada diawasi dan dikontrol semuanya

dikondisikan untuk seragam didalam

penyampaian content-content beritanya.

Akhirnya jarang sekali media surat kabar

yang memberitakan hal-hal yang sifatnya

kritis untuk memberikan penyadaran pada

masyarakat tentang segala hal yang

berkaitan dengan ketidak laziman,

pelanggaran, pemasungan yang dilakukan

oleh rezim penguasa.Pencitraandidalam

kondisi pemandulan daya kritis inilah yang

di harapkan oleh rezim penguasa, di bawah

kepemimpinan presiden Soeharto.

Kondisi yang sangat berbeda

dengan saat ini, dimana semua media

diberi ruang kebebasan yang sangat

signifikan oleh rezim pemerintah yang

berkuasa, semua media bagaikan jamur

yang tumbuh dimusim penghujan, semua

beramai-ramai mendirikan usaha

penerbitan, yang hampir rata-rata

diantaranya berkiprah dalam pemberitaan.

Begitu pula dengan merasuknya teknologi

komunikasi yang mewabah pada tingkat

global, semua orang-orangpun berlomba

untuk menciptakan dan membuat media

dengan kecepatan yang dibantu dalam

sistem internet. Seperti wabah penyakit

yang menyebar dengan cepat, dalam

kemajuan teknologi komunikasi inipun

orang-orang baik secara kelompok

maupun perorangan berusaha membuat

dan menyampaikan suatu informasi

seolah-olah seperti layaknya pemberitaan

yang biasa dilakukan oleh media-media

mainstream. Ignatius Haryanto (2014:3)

Banyak orang kagum dan menikmati

kecepatan penyampaian informasi.

Perlahan-lahan aneka situs berita mematri

dirinya untuk menjadi sarana penyampai

berita yang tak kalah dengan media cetak

dan media elektronik.

Media-media yang kita kenal

sebagai media paling interaktif di abad ini,

yaitu media sosial(facebook, tweeter,

Waschtap, Instagram) dijadikan sarana

sebagai media yang layaknya media

pemberitaan pada umumnya.Perkara

objektif tidaknya menyisakan banyak

pertanyaan yang menjadi persoalan

penting dan krusial bagi semua para

pemangku kepentingan baik pemerintah,

Page 9: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

25

masyarakat maupun insan-insan yang

terlibat didalam dinamika pemberitaan.

Konsekuensi yang ada adalah banyaknya

kegaduhan, keriuhan didalam masyarakat

terkait dengan tumbuh kembangnya

pemberitaan yang mengarah pada

pemberitaan bohong.Tidak jarang masih

banyak terjadi kesalapahaman dan

cenderung terjadi fenomena chaos diantara

sesama masyarakat, sebagai akibat

maraknya pemberitaan yang selama ini

dikategorikan berita abal-abal, bohong,

dan tidak jelas secara kaidah-kaidah

jurnalistik layaknya suatu pemberitaan.

Fenomena pemberitaan bohong pada saat

ini kita kenal sebagai berita

hoax.Pemberitaan ini terjadi hampir setiap

saat mengingat fasilitas teknologi

komunikasi yang dapat digunakan oleh

siapapun dengan mudah. Apapun yang

sedang terjadi semuanya akan tersaji

didalam berita yang sifatnya Hoax,

trending pemberitaan Hoax biasanya

terdapat didalam media-media sosial,

peristiwa, kejadian, konflik kalangan

politisi, artis, bahkan sampai level

internasional yang menyangkut seorang

presiden Donald Trump pun tak luput dari

sasaran berita hoax. Adapun beberapa

media sosial yang sering digunakan

sebagai medianya berita hoax diantaranya

Facebook, Watschap.Black Barry sampai

youtube.

Ke-empat media sosial ini paling

banyak dan favorit digunakan oleh semua

orang, karena mudah digunakan, baik

secara verbal dan visual juga jaringan

linknya dapat mencapai ribuan bahkan

jutaan yang saling ter-interkoneksi satu

bahkan beberapa dengan yang

lainnya.Tidak dapat dipungkiri Facebook,

Watschap, Black Barry dan Youtube

setiap hari baik dari kalangan remaja,

dewasa sampai orang tua (orang tua yang

melek IT) dapat kita temui hampir setiap

saat bahkan setiap detik kalangan mereka

yang disebutkan diatas, Preston dalam

Rahma (2014:89-90) berkembangnya

beberapa teknologi komunikasi seperti

internet, mobile phone yang didukung

dengan luasnya jaringan telekomunikasi

diseluruh permukaan bumi telah

menciptakan sebuah dunia yang lebih

sempit, dimana orang dapat dengan mudah

berkomunikasi dengan siapa saja, kapan

saja tanpa harus terkendala oleh faktor

jarak dan waktu. adalah merupakan

kalangan yang tidak pernah jauh

menggunakan media sosial diatas terlepas

dari alasan masing-masing, ternyata

penggunaan Facebook dan Watschap,

Black Barry dan Youtube bagi mereka

adalah merupakan kebutuhan komunikasi

yang sangat utama, ke-empat media sosial

ini dapat digunakan baik secara resmi,

setengah resmi sampai tidak resmi

Page 10: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

26

sekalipun. Dengan ke-empat media sosial

tersebut mereka dapat membentuk

komunitas yang berlandaskan karena

kebutuhan atau kepentingan yang sama,

selain itu pula masih dari ke-empat media

sosial tersebut, dapat digunakan untuk

media promosi, pencitraan bahkan untuk

dukungan sekalipun kampanye dalam aras

dunia politik yang lebih serius, saking

intensnya komunikasi diantara mereka,

informasi-informasi yang masuk dalam

kategori resmi, tidak resmi dan setengah

resmi terkadang diforward diantara

sesamanya untuk dijadikan informasi yang

mengarah pada suatu berita. Saling-Silang

informasi yang berdinamika dan

berkelindan itu akhirnya ada suatu

konsesus secara resmi diantara mereka

untuk menganggap bahwa informasi yang

diterima dan sifatnya serius dianggap

berita.Persoalannya adalah informasi-

informasi yang saling kirim dan terima itu

pada akhirnya menimbulkan dampak yang

luar biasa bagi masyarakat ketika

masyarakat menerimanya, ekses yang

terjadi ternyata lebih condong kepada hal

yang sifatnya negatif.Persoalan-persoalan

inilah yang akhirnya memunculkan istilah

Hoax.

Semua orang pasti percaya dengan

keberadaan berita hoax, apalagi yang

mengirim berita-berita hoax tersebut dari

teman-temannya yang dipercaya. Sehingga

kemampuan kapasitas kognisi setiap orang

yang selama ini menggunakan kemampuan

nalar dan sistem berpikir logika, lama-

kelamaan terdesak dengan jejalitas

informasi berita hoax, yang akhirmya

orang-orang yang tertepa berita hoak akan

bersikap dalam ekpresinya dalam dunia

sosial berdasarkan rujukan-rujukan berita-

berita hoax. Bahkan yang lebih parahnya

lagi istilah “meneruskan atau Forward”

suatu informasi apakah itu informasi biasa

ataukah berita-berita biasa dalam media

sosial diterima oleh media mainstream

sebagai rujukan sumber berita yang dapat

dipercaya, untuk selanjutnya dijadikan

berita aktual, sungguh sangat

unrasional.(ada diantaranya kasus-kasus

yang terjadi seperti itu).

Namun secara substansi

pemberitaan, ada beberapa hal yang

membedakan suatu berita Hoax dengan

berita mainstream yang biasa digunakan

oleh media-media mainstream.Hal yang

sangat kerusial dan signifikan sebagai

pembeda antara berita hoax dan berita

mainstream, didalam berita mainstream

jelas ada penanggung jawab berita,

berbadan hukum dan alamat redaksi,

artinya ketika suatu berita muncul sudah

sangat jelas sumber beritanya dicantumkan

dan apabila masih penasaran dengan

sumber berita, setiap orang dapat meminta

klarifikasi pada penanggung jawab berita,

Page 11: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

27

suatu kondisi sebaliknya dengan berita

hoax, terkondisikan tidak ada penanggung

jawabnya, badan hukum bahkan alamat

redaksinyapun tidak ada sama sekali.

Untuk hal-hal yang seperti ini, masyarakat

seharusnya berhati-hati dan jangan

terbawa secara terlena oleh semua berita-

berita yang tidak jelas juntrungannya.

Lebih baik diabaikan saja informasi berita

yang menerpanya.Selain itu dalam kaidah-

kaidah jurnalistik jelas sudah diatur dalam

proses penulisannya mendasarkan diri

pada ketentuan baku, sifatnya harus

objektif, faktual, cover both side dan

imparsialitas.Aspek-aspek inilah yang

tidak ada didalam berita hoax, memang

secara kuantitas berita-beritanya banyak

namun secara kualitas dan sistem

pemberitaan Jurnalistiknya sangat minim

bahkan terkesan berita provokasi.

Hermeneutika Paul Riceour

Pemberitaan dalam tataran

normatif adalah bagaimana suatu pesan

berita yang dapat diterima oleh semua

lapisan masyarakat dengan fungsi-fungsi

yang melekat didalamnya, dan apabila

kaidah jurnalistiknya terpenuhi secara

konsisten dan taat azas, maka masyarakat

pada akhirnya akan mendukung seluruh

program-program pembangunan yang di

rencanakan oleh pemerintah, dalam bentuk

sikap partisipasi turut serta melaksanakan

program pembangunan yang ada di

lingkungan sekitar masyarakat bahkan

lingkungan nasional sekalipun atau

masyarakat akan bersikap terhadap suatu

peristiwa sesuai dengan apa yang

disampaikan oleh media dalam content-

content yang dikirimkannya. Semuanya

sebagai akibat adanya andil berita dalam

suatu media massa yang di tampilkan. Isi

berita yang ada didalam media massa

sebenarnya adalah merupakan beragam

teks dimana setiap teks terdiri dari

rangkaian kalimat yang tersusun dalam

suatu sistem linguistik. Idealnya yang

menentukan suatu isi berita adalah

bagaimana teks itu disusun oleh pembuat

berita agar pembaca yang menjadi sasaran

berita dapat berubah sikap sesuai dengan

apa yang diinginkan oleh pembuat berita.

Biasanya hal itu akan terjadi apabila

pembuat berita mempunyai tujuan dan

maksud-maksud tertentu yang dipengaruhi

oleh nilai-nilai yang menjadi rujukan

dalam hidupnya, teks yang dibuat

diarahkan secara halus pada

kepentingannya yang selama ini terbangun

dan terikat dalam kesamaan nilai dengan

sasaran yang menjadi objek komunikasi.

Idealnya semua tergambarkan

dalam proses seperti dipaparkan diatas,

namun dalam situasi dan kondisi tertentu

suatu teks yang di produksi oleh pembuat

teks belum tentu akan disikapi sama oleh

pembaca teks. Teks dalam suatu media

Page 12: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

28

bisa jadi akan melepaskan diri dari

pembuat teks dan teks akan membuat jarak

dengan pembaca, dan teks siap untuk

dibentuk oleh pembaca dalam proses ini

teks memberi ruang luas pada pembaca

untuk di intepretasi secara bebas sesuai

dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh

pembaca. Selanjutnya teks akan

memproyeksikan rujukan nyata dirinya ke

dalam ruang pembaca, begitu pula

pembaca memproyeksikan model teoritik

ke dunia teks. Pada proses ini akan

menciptakan kesetaraan posisi antara

pembuat teks dan pembaca, karena

pembaca dapat mengkondisikan teks

sesuai dengan apa yang diinginkannya

berdasarkan nilai-nilai budaya yang ada

dalam diri pembaca.

Berbagai teks yang hadir dalam

kehidupan, senantiasa tidak terlepas dari

nilai-nilai yang berpengaruh dan saling

bersinggungnan diantara kehidupan sosial

yang saling berinteraksi secara intens

dalam keseharian.Dinamika interaksi

dalam kehidupan sosial inilah yang sangat

berpengaruh terhadap keberadaan suatu

teks.Teks apapun yang muncul adalah teks

yang terkait dengan nilai-nilai yang

dimiliki oleh seseorang dikaitkan dengan

pemikiran seorang.Ricoeur berpendapat

bahwa setiap teks yang hadir dihadapan

kita selalu berhubungan dengan

masyarakat, tradisi maupun aliran yang

hidup dari macam-macam gagasan.

(Sumaryono, 1999,108) Hal ini

menegaskan bahwa suatu teks tidak hadir

dalam ruang hampa akan tetapi teks

muncul karena berbagai hal yang melatar

belakanginya, terutama adanya singgungan

dengan berbagai nilai-nilai kehidupan

yang ada didalam kehidupan sosial yang

berkonteks dengan situasi dan kondisi

tertentu.

Hidup menurut paul Ricoeur

adalah makna-makna yang terdapat

didalam realitas, makna akan muncul

apabila realitas yang dihadapi begitu

kompleks termasuk didalam hal naskah-

naskah tulisan berita, yang tentunya

memerlukan berbagai upaya dalam proses

intepretasi, intepretasi yang dimaksud

adalah dengan menggunakan bahasa

sebagai proses komunikasi teks, disinilah

peran bahasa mampu memberikan ruang

didalam proses intepretasi dalam suatu

teks.Peran bahasa dalam interpretasi

sangatlah penting, karena pengungkapan

gagasan, emosi, kesusastraan dan filsafat

semua melalui bahasa, bahkan Ricoeur

berpendapat bahwa manusia adalah bahasa

dan bahasa merupakan syarat utama bagi

semua pengalaman manusia. Sumaryono

(1999,107-108) Bahasa menempati posisi

krusial dalam proses pemaknaan yang ada

didalam teks, bahasa mampu menembus

ruang-ruang keajegan teks yang sudah

Page 13: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

29

diformat maupun terformat oleh si

pembuat berita. Bahasa dapat pula menjadi

jembatan antara teks yang diproduksi

dengan teks yang di maknai oleh

pembaca.Dengan bahasa pula posisi antara

pembuat teks dan pemakna teks akan

berada dalam posisi setara, dua posisi yang

selama ini oleh peran bahasa selalu dalam

posisi saling terhubung dan terelasi dalam

konteks sistem makna.

Kajian Hermeunetika menurut

Riceour adalah merupakan kajian yang

dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu

hermeneutika sebagai jalan panjang dan

sebagai persoalan utama, yaitu adanya

hubungan bahasa lisan dengan metafora

dan bahasa tulisan dengan teks disisi lain.

Sebagai jalan panjang bahwa

hermeneutika adalah merupakan kajian

Filsafat yang telah berproses dalam

rentang waktu lama dari tradisi filsafat

yunani sampai dengan pemikiran teologi

abad pertengahan,dalam hal ini

menegaskan bahwa hermeneutika

merupakan proses yang berevolusi dari

waktu ke waktu sesuai dengan apa yang

dikaji oleh para pemikir yang terlibat

dalam kajian Hermeneutika. Gadamer

dalam Martinho da Silva Gusmao

(2013:159) Ricoeur mengajukan tesis

bahwa filsafat menemukan semacam

“pathetique de la misère” dihadapan

penderitaan dan kemiskinan manusia

memiliki pearsaan yang sama. Pengertian

pra filosofis dan filosofis tidak terlepas

dari nasib. Melalui kesadaran akan nasib

inilah, maka filsafat mengembangkan

kontemplasi tentang kebahagiaan. Adapun

hermeneutika sebagai persoalan utama

adalah bahwa hermeneutika terkait dengan

beragam fenomena yang ada dan hadir

dalam kehidupan manusia, yang

terformatkan dalam suatu teks dimana

berbagai fenomena yang ada tersebut,

hendaknya dicari metodologis dalam

konteks pengetahuan.

Metode yang di ungkapkan oleh Paul

Riceor dalam kajian hermeneutika terdiri

dari 3 tahapan yang harus dilalui :

Pertama, level semantik. Yaitu bahwa

bahasa merupakan wahana utama bagi

ekspresi ontologi. Oleh karena itu, poros

yang tidak dapat ditinggalkan adalah

kajian terhadap struktur bahasa dan

kebahasaan yang mencakup keseluruhan

sistem simbol sebagai hakikat dari

berbahasa. Kebahasaan ini dalam tatanan

normal akan tercakup dalam kajian

simbolisme sebagai kajian tehadap segala

sistem bahasa. Selanjutnya, Ricoeur

berpendapat bahwa level semantik ini

memiliki peran fundamental dalam

menjaga hubungan antara hermeneutika

dengan metode di satu sisi dan ontologi di

sisi lain. Hermeneutika sebagai metode,

sebagai praktik yang dijalankan, akan

Page 14: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

30

menjaganya terhindar dari langkah untuk

memisahkan konsep metode dan konsep

kebenaran.15 Kedua, level refleksi, yaitu

validasi dari model struktural, berarti

bahwa level ini mengangkat lebih tinggi

lagi posisi hermeneutika pada level

filosofis. Level semantik memungkinkan

hermeneutika memijakkan kakinya pada

tingkat teknik aplikatif kebahasaan.

Sedangkan level refleksi ini hermeneutika

harus melalui tahap yang lebih tinggi

untuk memperoleh posisi sebagai sebuah

filsafat. Posisi ini akan teraih dengan

melalui proses ulang-balik antara

pemahaman teks dengan pemahaman diri.

Proses ini berlangsung mirip dengan

lingkaran hermeneutika Schleiermacher, di

mana yang satu menghasilkan yang lain,

dan keduanya dilaksanakan secara

bersama.16 Ketiga, level eksistensial atau

pada tahap pemahaman yang mendalam.

Menurut Ricoeur, tahapan ini

hermeneutika memasuki tahapan paling

kompleks yaitu tahapan ontologi, yaitu

membeberkan hakekat dari pemahaman,

ontologi of understanding melalui

methodology of interpretation. Pada tahap

ini akan tersingkap bahwa pemahaman dan

makna, bagi manusia, ternyata berakar

pada dorongan-dorongan yang lebih

mendasar yang bersifat instingtif

(berdasarkan hasrat).

III. PEMBAHASAN

Eksistensi tulisan berita sebagai prinsip

Jurnalisme

Tulisan apapun yang terpapar

dihadapan semua orang adalah merupakan

produk manusia itu sendiri yang berasal

dari suatu peristiwa yang terjadi dalam

keseharian. Semuanya tertangkap melalui

persepsi indera yang bersinggungan

dengan persitiwa tersebut, selanjutnya

menjadi sebuah tuturan diantara berbagai

masyarakat sehingga menjadi wacana yang

menjadi perbincangan aktual. Peristiwa

inilah sesuai dengan dinamika manusia

dalam interaksi sosial yang senantiasa

berlangsung.Untuk selalu diketahui oleh

satu dengan yang lainnya atau beberapa

dengan yang lainnya sehingga merupakan

peristiwa yang diproses dalam suatu

catatan. Catatan ini merupakan suatu

hakikat bahwa segala sesuatu hal yang

terjadi dalam kehidupan manusia

senantiasa terdokumentasikan dalam

bentuk tulisan-tulisan yang lebih terbuka

dan terlihat yang dapat diketahui oleh

semua orang.tentunya tulisan-tulisan yang

tersajikan hendaknya merupakan tulisan

yang berasal dari fakta-fakta aktual yang

terjadi dalam kehidupan nyata

dimasyarakat. Sehingga apapun yang

didapatkan manusia semuanya dapat

dipertanggung jawabkan dengan baik,

Page 15: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

31

semuanya dalam konteks obyektifitas

peristiwa.

Namun tidak jarang tulisan berita

bahkan hampir dominan dalam kondisi

saat ini semuanya tersaji dalam konteks

kepentingan sesaat, untuk kalangan

tertentu, golongan tertentu dengan tujuan-

tujuan yang tidak jelas secara kasat mata,

yang penting semua yang ditulis bajunya

mirip berita namun substansinya tidak

lebih dari tulisan-tulisan yang sifatnya cari

sensasi adapula diantaranya yang

mengarah pada provokasi. Hal ini dapat

terjadi ketika manusia sudah tidak jelas

dalam orientasi hidupnya ada juga

diantaranya yang lebih nyaman dengan

suasana disharmoni hidup dengan

caramemaksakan nilai-nilai keyakinan

hidupnya pada orang lain secara

sepihak.Kondisi inilah yang melahirkan

suasana tidak jelas dan mengganggu

harmoni kehidupan masyarakat yang

selama ini terjalin dengan baik. Apabila

tulisan-tulisan berita yang seperti

dituliskan diatas, intens dengan daya paksa

perlahan pada masyarakat dikhawatirkan

akan terjadi disorientasi berita. Orientasi

normatif hendaknya menjadi prioritas

utama didalam membuat suatu tulisan

berita. Disinilah keajegan tulisan berita

yang baik dan benar harus dapat menjaga

marwahnya sesuai dengan prinsip-prinsip

jurnalisme yang baik dan sesuai pula

dengan berbagai regulasi yang

mengaturnya. Tulisan berita harus mampu

mengarahkan nilai-nilai keadaban manusia

kearah yang lebih baik. Dimana proses

kehidupan manusia dapat dilihat secara

hakiki berdasarkan kemanusiaan dalam

balutan pondasi nilai-nilai kebenaran.

Pemberitaan : Berita Terlambat dari

Bandung dalam Instrument Analisis

Semiotika Sosial Max Halliday

Kajian metode semiotika sosial Mak

Halliday, adalah suatu telahaan makna

pada aspek teks yang dibaca sebagai

bahasa terkait dengan konteks tertentu.

(Mak Halliday dalam Agus Sudibyo,Ibnu

Hamaddan Muhammad Qodari 2001;22)

Menurut mereka teks bukanlah sekedar

terdiri dari kata-kata dan kalimat-kalimat

namun sesungguhnya terdiri dari makna-

makna. Teks adalah hasil proses pemilihan

makna yang terus menerus. Dalam

semiotika sosial, ada tiga unsur yang

menjadi pusat perhatian oenafsiaran teks

secara kontekstual :

1. Medan Wacana : menunjuk pada

hal yang terjadi. Dan mengenai

suatu yang terjadi dilapangan

peristiwa.

2. Pelibat Wacana : menunjuk pada

orang-orang yang dicantumkan

dalam teks (berita) yang meliputi :

sifat, kedudukan dan peranan

mereka.

Page 16: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

32

3. Sarana Wacana : menunjuk pada

bagian yang diperankan oleh

bahasa, bagaimana komunikator

(media massa) menggunakan gaya

bahasa untuk menggambarkan

medan dan pelibat.

Dari analis data yang dilakukan terdapat

hal-hal yang dapat ditelaah dan dianalisis

dalam pemberitaan Hoax whatsapp

mengenai pemberitaan : Berita Terlambat

Dari Bandung.

Medan Wacana :

Persoalan yang dimuncuklkan dalam

tulisan berita tersebut sengaja

memumculkan hal-hal yang terkait dengan

kepentingan nasional yang tertuju pada

salah satu perusahaan BUMN strategis

milik Negara dikaitkan dengan rasa

kebanggan nasionalisme sebagai bangsa

Indonesia, yaitu industri penerbangan PT

Dirgantara Indonesia sebuah BUMN yang

memproduksi pesawat-pesawat terbang

andalan bangasa dan negara Indonesia.

Namun dalam tulisan tersebut dikonstruksi

sedemikian rupa dengan adanya upaya

dengan sengaja mengkaitkan

ketersinggungan SARA yang sengaja

dihembuskan mengenai negara cina yang

akan membeli dan menguasai PT DI, agar

terciptanya penguatan makna negatif pada

masyarakat secara menyeluruh.

Pelibat wacana

Subjek yang dilibatkan dalam pemberitaan

penelitian ini, sengaja disinggung para

pendiri sejarah pendirian PT DI, mulai dari

presiden RI yang ke-2 Soeharto, BJ

Habiebie sebagai pencipta, perancang

sekaligus sebagai pengelola PT DI dengan

maksud menciptakan penegasan makna

bahwa kedua subjek tersebut sengaja di

tampilkan, agar masyarakat tidak lupa

dengan sejarah pendirian PT DI. Pada sisi

lain secara sengaja digunakan kata-kata

istilah negara cina dengan nama seseorang

tertentu “Aseng” sebagai pembeli PT DI,

hal ini dilakukan secara sengaja untuk

memperkuat makna sinis bahwa cina

adalah salah satu ras di Indonesia yang

memang secara serius harus senantiasa

menjadi perhatian oleh masyarakat

maupun bangsa Indonesia.

Sarana wacana

Pembuat pesan tulisan berita dalam

penelitian ini mengkombinasikan

menggunakan gaya bahasa denotatif,

konotatif, hiperbola. Hal ini terlihat pada

tulisan-tulisan dalam agama islam

Innalillah wainnalilahi rojiun, kezholiman,

penista agama, Cinkollim, setelah ini

apalagi yang akan dijual oleh rezim

Indonesia?, setelah harga diri dan

kebanggaan Bangsa ini , dijual oleh rezim

Jokowi kepada Cina..?? Semua gaya

bahasa digunakan oleh pembuat pesan agar

Page 17: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

33

terkondisikan pada aspek kognisi

masyarakat Indonesia bagaimana makna-

makna kiasan maupun makna

sesungguhnya juga pelebihan makna

tertentu dapat masuk pada sistem berpikir

masyarakat yang akan bermuara pada

makna-makna tertentu.

Telaah Pemikiran Hermeneutika Paul

Riceour dalam pemberitaan Berita

Terlambat Dari Bandung

Maraknya pemberitaan Hoax pada

saat ini, membuat suatu situasi menjadi

gaduh, heboh dan geger. Bahkan tidak

jarang semua pihak yang terlibat terjadi

suatu keributan, bentrokan tidak jarang

pula membuat semua pihak menjadi

bagian dari suatu masalah karena hanyalah

sebuah berita Hoax. Persoalan-persoalan

berita Hoax sudah menjadi bagian dalam

kehidupan manusia dalam konteks

kekinian, yang lebih serunya lagi biasanya

berita-berita Hoax terdapat pada media-

media sosial, dengan harapan seolah-olah

merupakan suatu berita dan banyak dibaca

oleh semua masyarakat.

Pemberitaan pada salah satu media

sosial Whatsapp dalam penelitian ini,

pembuat pesan mempunyai maksud agar

semua apa yang ditulisnya dapat

membentuk sistem berpikir masyarakat,

supaya senantiasa melihat dan memaknai

dan mensikapi secara tertentu terkait

dengan penjualan PT DI pada pemerintah

Republik rakyat Cina. Dan secara tertentu

pula untuk menciptakan rasa sinisme pada

Cina, terkait dengan ketidaksukaannya

pada ras Cina.

Pemberitaan Hoax ini, ditulis

secara sengaja seolah-olah informasi

seperti berita disusun secara naratif dan

ditulis secara jaring sosial, dengan maksud

agar dibaca oleh semua orang tanpa

kecuali. Sehingga memudahkan setiap

orang untuk mengolah, meramu sampai

pada tahap interpretasi kemudian

menyebarkan kembali materi tersebut

secara langsung dan serempak. Hal ini

akan memunculkan padatnya informasi

menjurus berita yang diterima oleh setiap

orang. Padatnya seluruh berita yang

menerpa masyarakat termasuk dalam hal

ini pemberitaan Hoax dipastikan akan

menumbuhkan pemahaman interpretasi

yang sama secara sepintas, untuk diambil

suatu sikap terhadap isi berita yang

diterimanya. Dikhawatirkan hal ini tidak

akan mampu membuat semua orang akan

membaca suatu berita secara utuh dan

hanya dibaca secara parsial, sehingga

pemahaman makna yang ada tidak

terwujud secara utuh dan integral, namun

sebaliknya akan memunculkan benih-

benih pemaknaan yang berpotensi memicu

pada kondisi yang tidak kondusif.

Penolakan tidak mungkin dilakukan

mengingat hampir semua orang

Page 18: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

34

mempunyai smartphone sebagai alat

komunikasi yang digunakan secara multi

fungsional.

Biasanya tulisan informasi

berita yang dibuat oleh penulis pesan

diharapkan tujuannya adalah sebagai

informasi utama yang akan dibaca oleh

masyarakat, namun secara sadar pula

sebagai informasi berita pilihan diantara

sekian ribu informasi berita yang padat

setiap harinya. Dengan kondisi seperti itu

penulis pesan tetap berusaha untuk

mencari ruang agar tulisannya dapat

dibaca oleh masyarakat. Mengingat tingkat

meleklitas masyarakat Indonesia yang

masih di bawah standar dan kalau

membaca tidak pernah utuh hanya selintas-

selintas ditambah dengan tingkat

pendidikan nya yang belum merata.

Kondisi ruang ini dimanfaatkan oleh

penulis pesan untuk menulis dengan

permainan kata-kata teks dalam beragam

gaya bahasa. Terlihat dalam berita

penelitian ini ada unsur-unsur kata-kata

teks tertentu yang di masukan secara fokus

tertentu, agar dapat dibaca secara jelas

oleh masyarakat: Innalillah wainnalilahi

rojiun, kezholiman, penista agama,

Cinkollim, setelah ini apalagi yang akan

dijual oleh rezim Indonesia?, setelah harga

diri dan kebanggaan Bangsa ini , dijual

oleh rezim Jokowi kepada Cina..?? Semua

gaya bahasa digunakan oleh pembuat

pesan secara sengaja dan dikondisikan.

Proses membaca merupakan fase

dimana manusia melakukan proses

kontruksi berpikirnya didalam melihat,

mencerna maupun menelaah ragam tulisan

yang ada dihadapannya untuk dilihat

sebagai suatu fenomena yang terjadi. Pada

proses ini yang terjadi pada manusia tidak

sedikitpun ada tekanan ataupun pengaruh

dari pihak manapun untuk memaknai

semua informasi berita yang konteks ini

ruang bebas dimiliki oleh semua

masyarakat didalam melakukan proses

membaca, dibacanya.

Berdasarkan Focus Group

Discussion dengan masyarakat desa

waringin jaya kecamatan Bojonggede

yang dilakukan selama 3 x di ruangan

balai desa. Penulis mengambil sumber data

sebagai pembaca dalam Focus Group

Discussion sejumlah 10 orang, dengan

kesamaan latar belakang dan profesi .

Profesi sama semuanya adalah karyawan

yang bekerja dikantoran, tingkat

pendidikannya adalah S1 (Strata 1).

Hasil Focus Group Disscussion : 7 orang

berpendapat bahwa berita tersebut Hoax, 3

orang berpendapat berita nyata

berdasarkan fakta. Untuk yang 7 orang

adalah pengguna aktif Whatsapp dan

sering melakukan telahaan mengenai

informasi apapun. Yang 3 orang pengguna

Page 19: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

35

aktif, namun digunakan hanyalah sebagai

pengisi waktu luang (refreshing).

Terkait dengan pemaknaan pemberitaan

Whatsapp : Berita Terlambat Dari

Bandung Dalam aspek ideal juga merujuk

pada pemikiran Paul Riceour, manusia

mempunyai kebebasan untuk membaca

sekaligus memaknai suatu tulisan

beradasarkan nilai-nilai yang dianut dan

dimilikinya selama ini, mengingat semua

latar hidup manusia, tidak ada yang sama.

Semua berangkat dari latar yang berbeda

baik dari status, pendidikan, pengalaman

hidup maupun referensi wawasan yang

selama ini melingkupi hidupnya dalam

keseharian, selain itu pula bisa jadi latar

belakangnya sama, namun ada kebiasaan

yang berbeda didalam memaknai suatu

realitas berdasarkan sikap skeptisme, ragu,

tidak langsung percaya untuk senantiasa

menelaah, mengkaji apapun informasi

yang berkelindan dalam kehidupannya

sehari-hari. Hal ini menjadi potensi yang

utama yang dimiliki oleh masing-masing

manusia. Sehingga tulisan-tulisan yang

tersaji dihadapan manusia akan dibawa

pada masing-masing pemahamannya.

Kalaupun terjadi suatu tulisan

pemberitaan yang sifatnya hoax, apabila

kapasitas manusia dikembalikan pada

kemampuan natural potensi dasarnya

dalam memaknai semua tulisan berita,

maka tidak semua tulisan tersebut dapat

mempengaruhi manusia didalam

memaknai tulisan-tulisan yang ada.

Terjadi kemungkinan akan tercipta kondisi

saling berhadapan antara maksud pembuat

berita dengan masyarakat sebagai

pembaca. Sehingga kecenderungan arah

pemberitaan yang mengarah pada hal-hal

yang sifatnya chaos, secara minimal

dapat terhindarkan karena proses kontruksi

pemaknaan yang dilakukan oleh

masyarakat.Kekuatan inilah yang mampu

menempatkan manusia pada posisi yang

sebenarnya, dimana didalam dirinya sudah

tertanam nilai-nilai keyakinan hidup yang

telah dimilikinya selama dalam

hidupnya.Hal inilah yang membedakan

pada tampilan antara manusia yang satu

dengan yang lainnya. Sehebat apapun

kekuatan eksternal nilai-nilai lain yang

akan mempengaruhi pada setiap manusia,

namun selama proses kristalisasi yang

menguat pada diri manusia, dalam jangka

waktu lama pada saat itulah, nilai-nilai

yang melekat selama ini akan konsisten

untuk tampil dan mempunyai dominasi

pengaruh kuat pada manusia.

IV. KESIMPULAN

Pemberitaan hoax adalah suatu fenomena

tulisan-tulisan yang tersebar dengan cepat

didalam media sosial, arah tulisan berita

hoax lebih condong pada hal-hal yang

tidak jelas, bohong, abal-abal bahkan

terkesan secara nyata memprovokasi.

Page 20: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

36

Biasanya berita hoax lebih mengarah pada

ilegaliitas berita karena pengelola maupun

pembuat berita yang seharusnya jelas dan

tercantum dalam berita hoax lebih kearah

anonim dan unresponsible.

Penulis berita dalam berita hoax lebih

cenderung menggunakan kepentingan-

kepentingan sesaat yang mengiinginkan

suasana gaduh, heboh dan terkesan

menciptakan chaos baik didalam

masyarakat maupun dalam tingkat

pemerintah.Harapan utama para pembuat

berita hoax adalah terciptanya disharmoni

dalam kehidupan masyarakat.

Pembaca menurut Paul Riceour adalah

pembaca yang mempunyai potensi

didalam memaknai semua tulisan berita,

termasuk dalam hal ini adalah berita hoax.

Pembaca mempunyai nilai-nillai hidup

yang patut untuk diyakini dan kebiasaan-

kebiasaan yang selalu menelaah, mengkaji

dan menganalisa bentuk apapun informasi

sebagai rujukan dalam kehidupannya,

Nilai-nilai dan kebiasaan ini merupakan

proses hidup yang selama ini melingkupi

dalam keseharian hidupnya Nilai-nilai ini

berupa : pengalaman, wawasan,

pengetahuan, ilmu maupun referensi.

Kebiasaan berupa : sikap skeptis, tidak

langsung percaya Posisi antara penulis

berita dan pembaca tidak berlaku dimana

penulis mempunyai dominasi dalam

mempengaruhi pembaca, agar pembaca

mengikuti dengan apa yang dilakukan oleh

penulis, namun pembaca mempunyai

kekuatan yang sederajat dengan penulis,

dimana dalam hal ini pembaca mampu

menjadi pemakna tulisan berita yang

otoritatif dan independen.

Berdasarkan pemikiran Hermeneutika Paul

Riceour, tidak semua tulisan-tulisan berita

hoax dapat dimaknai secara bulat oleh

pembaca, pembaca mempunyai kekuatan

potensi dan aktif didalam memaknai

tulisan-tulisan berita hoax, dan mampu

membendung tulisan berita hoax sehingga

dapat dinetralisir secara proporsional. Hal

ini terlihat dalam proses Focus Group

Discussion dari 10 informan yang

berpartisipasi, 7 orang berpandangan

tulisan berita tentang : Berita Terlambat

dari Bandung adalah berita Hoax, 3

lainnya mengatakan berita tersebut adalah

berita objektif sesuai fakta. Pemikiran Paul

Riceour dapat dijadikan sebagai salah satu

upaya penguatan pada pembaca didalam

mencegah situasi dan kondisi yang tidak

diinginkan dalam harmoni kehidupan

sosial, sebagai akibat adanya pemberitaan

hoax.

Siapapun dapat membuat memproduksi

teks atau tulisan berita dengan agenda

tertentu seperti keinginan penulis, namun

hal yang tidak dapat kita abaikan, bahwa

manusia mempunyai potensi internal yang

sudah melekat dalam dirinya berupa nilai-

Page 21: FENOMENA PEMBERITAAN HOAX PADA MEDIA WHATSAPP …

37

nilai kepercayaan yang selama ini. Potensi

ini merupakan kekuatan luar biasa manusia

didalam mensikapi nilai-nilai luar yang

senantiasa mendesak untuk dipatuhi, hanya

untuk kepentingan sesaat yang dapat

merugikan semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Bill Kovach dan Tom Rosentiel. 2001.

Sembilan Elemen

Jurnalisme.Pantau. Jakarta

Bachtiar. Andi Youna dan Zulmi Savitri.

2015. Propaganda Media Teori

dan Studi Kasus Aktual. Mitra

Wacana Media. Jakarta.

Fashri.Fauzi.2014. Pierre

Bourdieu.Menyingkap Kuasa

Simbol.Jalasutra. Jogyakarta

Haryanto. Ignatius. 2014. Jurnalisme Era

Digital.Tantangan Industri Media

Abad 21. Kompas Jakarta.

Paul Riceour, 2014. Teori Intepretasi.

Membelah Makna dalam Anatomi

Teks.Ircisod. Jogyakarta

Rusadi.Udi. 2015. Kajian Media Isu

Ideologis dalam Perspektif , Teori

dan Metode. Rajagrafindo Persada.

Jakarta.

Sugiharti. Rahma. 2014. Perkembangan

Masyarakat Informasi dan Teori

Sosial Kontemporer. Kencana

Prenada Media Grup. Jakarta

Sumaryono. 1999. Hermeneutik. Sebuah

Metode Filsafat. Kanisius.

Jogyakarta.

Silva Gusmao.Martinho. 2013. Hans–

Georg Gadamer. Penggagas

Filsafat Hermeneutik Modernyang

Mengagungkan

Tradisi.Kanisius.Jogyakarta.

Sudibyo, Agus, Ibnu Hamad, Muhammad

Qodari, 2001. Kabar-Kabar

Kebencian Prasangka Agama di

Media Massa. Institut Studi Arus

Informasi, Jakarta