fenol asam sulfat

Upload: anto-suryanto

Post on 09-Jan-2016

109 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Analisis Bahan Makanan Metode Fenol Asam Sulfat

TRANSCRIPT

PENETAPAN KADAR GULA TOTAL PADA MINUMAN(METODE FENOL-ASAM SULFAT)LAPORAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah-Satu Tugas mata Kuliah Praktikum AKBM

Disusun Oleh: Kelompok V

1. Nurul Aini(31112152)2. Bellasyana Novismara S(311121)3. Riana Fitry Fauziah(31112156)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADATASIKMALAYA20151. TUJUAN PRAKTIKUMDengan adanya praktikum ini diharapkan:1. Mampu memahami prinsip kerja dari penetapan kadar gula total dengan menggunakan metode Fenol-Asam Sulfat,2. Mampu memahami mekanisme kerja dan reaksi hidrolisis gula,3. Mampu menetapkan kadar gula total pada minuman,4. Mampu menganalisa mutu standar dari minuman yang dianalisis.2. PRINSIP KERJAMetode ini disebut juga dengan metode Total Sugar yang digunakan untuk mengukur total gula. Metode ini dapat mengukur dua molekul gula pereduksi. Gula sederhana, oligosakarida, dan turunannya dapat dideteksi dengan fenol dalam asam sulfat pekat yang akan menghasilkan warna jingga kekuningan yang stabil.3. DASAR TEORIKarbohidrat merupakan sumber energi utama dalam kebanyakan makanan kita. Sumber karbohidrat yang utama berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti padi, sagu, jagung dan umbi-umbian. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari. Karbohidrat dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terbentuk diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbon dioksida dan air disebut proses fotosintesis (Rohmaningsih.2008).Glukosa merupakan salah satu tipe monosakarida dengan rumus molekul C6H12O6; padatan kristal berwarna putih, berasa manis 75% dari kemanisan gula pasir (sukrosa) tetapi nilai kalornya sama]. Merupakan gula yang banyak ditemukan di alam terutama dalam buah anggur (karenanya disebut gula anggur). Glukosa juga disebut dekstrosa karena strukturnya sebagian besar berada dalam bentuk D- yakni D-glukosa. Glukosa merupakan monomer yang ditemukan di alam sebagai dimer sampai polimer. Karbohidrat yang dikonsumsi tubuh umumnya diubah menjadi glukosa dan mengalami sirkulasi dalam tubuh (dalam darah mengandung 0,08% sedangkan dalam urine 0,2% glukosa) (Anonim.2010).Glukosa biasanya tersedia dalam bentuk zat berwarna putih atau kristal padat. Glukosa diproduksi secara komersil melalui hidrolisis pati dengan bantuan enzim. Glukosa dapat di reduksi menjadi sorbitol, yang biasanya dikenal sebagai glusitol. Dimana gugus aldehida pada glukosa diganti menjadi gugus alkohol dengan adanya penambahan gas hidrogen (http://en.wapedia.org/wiki/glucose).Glukosa mudah teroksidasi oleh perak atau ion tembaga. Bila ditambahkandengan larutan perak nitrat amoniak akan terjadi cermin perak. Mereduksi larutanlarutan Fehling yaitu dengan timbulnya endapan kupro oksida. Larutan Fehling terdiri atas larutan Fehling A: larutan CuSO4, dan larutan Fehling B: larutan dari Na-K-tartrat (Anonim.2010).Suatu gugus aldehida sangat mudah dioksidasi menjadi suatu gugus karboksil. Uji kimiawi untuk aldehida tergantung pada mudahnya oksidasi ini. Gula yang dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut seperti reagensia Tollens, suatu larutan basa dan Ag(NH3)2 +, disebut gula pereduksi (karena zat pengoksidasi anorganik direduksi dalam reaksi itu) (Fessenden et al, 1986).Hidrolisis asam konsentrasi rendah pada bahan yang mengandung pati dan serat dilakukan secara bertahap yaitu tahap pertama untuk menghidrolisis pati, dan tahap kedua untuk menghidrolisis serat. Hidrolisis asam dapat memecah hemiselulosa dengan efektif menjadi monomer-monomer gula (arabinosa, galaktosa, glukosa, manosa dan xilosa) dan larutan oligomer yang dapat meningkatkan konversi selulosa. Suhu, waktu dan konsentrasi asam yang digunakan selama proses hidrolisis sangat mempengaruhi proses terbentuknya komponen-komponen produk samping dan inhibitor fermentasi, berupa senyawa-senyawa turunan furan (furfural dan HMF), asam-asam lemah dan senyawa-senyawa fenol. Konsentrasi asam, suhu dan waktu yang tinggi dalam proses hidrolisis akan menghasilkan konsentrasi gula sederhana yang tinggi. Pada tahap hidrolisis menggunakan asam sebagai katalisator didalamnya terjadi pemutusan rantai polisakarida di bagian ujung-ujungnya, sedangkan pada rantai polisakarida panjang hanya mengembangkan molekul-molekulnya saja. Pada proses hidrolisis dengan kondisi tersebut sebagian besar yang terkonversi menjadi gula hanya fraksi pati saja, sedangkan hemiselulosa sangat sedikit terjadi dan selulosa tidak mungkin terjadi. Nilai total gula dan gula pereduksi yang dihasilkan selama proses hidrolisis tahap pertama sangat dipengaruhi oleh konsentrasi asam dan waktu proses yang digunakan. Semakin tinggi konsentrasi asam dan waktu yang digunakan akan semakin tinggi gula pereduksi yang diperoleh. Parameter hidrolisis meliputi total gula yang dianalisis menggunakan metode fenol asam sulfat (Susmiati.2011).Metode fenol-asam sulfat merupakan salah satu uji kuantitatif yang digunakan untuk mengukur total gula. Metode ini dapat mengukur dua molekul gula pereduksi. Gula sederhana, oligosakarida, dan turunannya dapat dideteksi dengan fenol dalam asam sulfat pekat yang akan menghasilkan warna jingga kekuningan yang stabil. Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam sulfat pekat menjadi fulfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi Molisch yang terdiri atas -naftol dalam alcohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebgai Cu2O berwarna merah bata (Bahri.Saeful.2013).

4. ALAT DAN BAHAN1. Alat yang digunakan meliputi:a. Spektrofotometer UV-Visb. Kuvetc. Corong Pisahd. Statif dan Kleme. Erlenmeyerf. Gelas Ukurg. Pipet Tetesh. Labu Ukur 50 mli. Penangas airj. Indikator Universal2. Bahan yang digunakan meliputi:a. Sampel Minuman The Fressob. Aquadestc. Asam Kloridad. Kloroforme. Asam Sulfatf. Fenol 5%

5. PROSEDUR KERJA1. Preparasi sampel

6. HASIL PENGAMATAN1. Hasil Absorbansi Standar GulaNoKonsentrasi (ppm)Absorbansi

17000,344

28000,397

39000,429

410000,440

511000,159

612000,576

Diketahui : Berat sampel= 50 ml (hasil hidrolisis) di ad 50 ml Absorbansi sampel= 0,079

2. Perhitungana. Nilai Persamaan

ppm/lb. Bobot Analit (Mg)

c. Persentase Analit / Kadar sampel

7. PEMBAHASANPada minggu ini kami menganalisis glukosa dengan metode fenol asam sulfat. Metode fenol asam sulfat ini mrupakan salah satu metode yang digunakan sebagai salah satu metode untuk menentukan kadar gula total yang berada dalam suatu karbohidrat. Metode ini dapat mengukur gula pereduksi baik oligosakarida dan monosakarida dimana sampel yang memiliki suatu glukosa ditambahkan dengan asam sulfat yang mana akan terjadi reaksi dehidrasi yang akan menghasilkan senyawa furfural, dimana senyawa furfural yang terbentuk antara glukosa dengan asam sulfat ini akan bereaksi dengan fenol menghasilkan suatu warna jingga kekuningan yang stabil. Senyawa furfural yang terbentuk itu terbentuk baik pada gula oligosakarida maupun monosakarida karena aldehid dan keton yang terkandung dalam gugus gula tersebut, dan gula dengan gugus aldehid akan lebih cepat membentuk suatu senyawa furfural karena adanya gugus alfa pada aldehid tersebut.Sampel yang digunakan pada kali ini adalah Teh Freso dimana komposisi dalam teh freso ini tidak dicantumkan secara mendetail kandungan dari setiap bahan nya berapa persen. Berikut komposisi dari teh freso: air, gula, teh melati, perisa identik alami melati, pengawet kalium sorbat dan natrium benzoat.Pertama-tama perlakuan pada sampel adalah sampel yang dibawa sekitar 50 ml di hidrolisis dengan asam klorida, hidrolisis asam yang digunakan yang berkonsentrasi rendah yaitu 3% karena efektif menghasilkan gula tinggi dan sekaligus mampu menghidrolisis serat (selulosa dan hemiselulosa). Hidrolisis asam dapat memecah hemiselulosa dengan efektif menjadi monomer-monomer gula (arabinosa, galaktosa, glukosa, manosa dan xilosa) dan larutan oligomer yang dapat meningkatkan konversi selulosa (Sun dan Cheng, 2005). Suhu, waktu dan konsentrasi asam yang digunakan selama proses hidrolisis sangat mempengaruhi proses terbentuknya komponen-komponen produk samping, berupa senyawa-senyawa turunan furan (furfural dan HMF), asam-asam lemah dan senyawa-senyawa fenol. Dilakukan hidrolisis selama 30 menit lalu saring.Setelah dihidrolisis, selain untuk menghasilkan gula tinggi hidrolisis dengan asam klorida ini agar pengawet yang terkandung dalam teh ini terurai menjadi asam bebas nya sehingga dapat di ECC dengan klorofom yang mana sampel akan tetap berada pada fase air dan pengawet kalium sorbat dan natrium benzoat akan tertarik oleh fasa klorofom, setelah itu pisahkan.Setelah di ECC, dipisahkan dan direaksikan dengan H2SO4 3% dan fenol 5%, panaskan hingga berwarna merah jingga 15 menit. Setelah itu dilakukan penetapan kadar sampel dengan melihat absorbansi yang dihasilkan sampel pada spektrofotometri Visible karena sampel larutan yang digunakan berwarna dan untuk absorbansi yang didapat sesuai dengan prosedur yang telah dilakukan adalah Abs 0,079 , dengan Bobot glukosa adalah 14,075 mg sehingga dapat ditentukan kadar glukosa dalam minuman teh freso adalah 28,15%

8. KESIMPULANNilai glukosa pada teh freso yang didapat adalah Abs 0,079 , dengan Bobot glukosa adalah 14,075 mg sehingga dapat ditentukan kadar glukosa dalam minuman teh freso adalah 28,15%.

9. DAFTAR PUSTAKARohmaningsih.2008. Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Kadar Gula Reduksi Pada Sale Pisang.Yogyakarta: Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Susmiati.Yuana.2011. Rekayasa Proses Hidrolisis Pati Dan Serat Ubi Kayu (Manihot Utilissima) Untuk Produksi Bioetanol.Bandung: Instituut Pertanian Bogor.

Bahri.Saeful dan Nurhaeni.2013.Penuntun Ilmu Kimia.Palu:Universitas Tadulako.