fast food

1
Makanan siap saji menurut pandangan islam Makanan siap saji merupakanan makanan yang mudah dijumpai di berbagai tempat, makanan siap saji juga sering menjadi pilihan setiap orang karena makanan ini mudah diolah dan tidak memerlukan banyak waktu untuk membuatnya, sebagai konsumen yang ingin serba instan terkadang kurang cermat melihat atau mencari kandungan bahan yang terdapat dalam makanan siap saji, hal ini menyebabkan kosumen tidak mengetahui kandungan dalam makanan tersebut apakah halal atau tidak. Dalam syari‟at Islam, Allah Subhanahu wa Ta’a la menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan -setelah hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Karenanya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda: “Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”. Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis: haram, seperti: bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan selainnya. dengan dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam acara-acara yang bid’ah, dan lain sebagainya.

Upload: aulia-ariesta-kusuma-putri

Post on 11-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

food

TRANSCRIPT

Page 1: fast food

Makanan siap saji menurut pandangan islam

Makanan siap saji merupakanan makanan yang mudah dijumpai di berbagai tempat, makanan siap saji juga sering menjadi pilihan setiap orang karena makanan ini mudah diolah dan tidak memerlukan banyak waktu untuk membuatnya, sebagai konsumen yang ingin serba instan terkadang kurang cermat melihat atau mencari kandungan bahan yang terdapat dalam makanan siap saji, hal ini menyebabkan kosumen tidak mengetahui kandungan dalam makanan tersebut apakah halal atau tidak. Dalam syari‟at Islam, Allah Subhanahu wa Ta’a la menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat.

Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan -setelah hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Karenanya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda: “Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”.

Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis: haram, seperti: bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan selainnya. dengan dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam acara-acara yang bid’ah, dan lain sebagainya.